Topik 2 (Ak. Pemerintahan & Keuangan Negara)

download Topik 2 (Ak. Pemerintahan & Keuangan Negara)

of 20

description

Topik 2 (Ak. Pemerintahan & Keuangan Negara)

Transcript of Topik 2 (Ak. Pemerintahan & Keuangan Negara)

TUGAS AKUNTANSI PEMERINTAHANAKUNTANSI PEMERINTAH DAN KEUANGAN NEGARA

NAMA KELOMPOK V :1. NI WAYAN NINA RESNIARI(1215644034)2. I WAYAN YUDI WISNAYA NEGARA(1215644054)3. NI KADEK NOVIA AYU WIRYANI(1215644070)4. NI MADE SANTI MARDIANINGSIH(1215644098)5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA(1215644106)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIALJURUSAN AKUNTANSIPOLITEKNIK NEGERI BALI2015

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGNegara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarkat adil, makmur dan merata berdasrkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi terdiri atas daerah-daerah kabupaten kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkanj efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Pasal 18A ayat (2) UUD RI 1945 mengamanatkan agar hubungan keuangan,pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan UU.Dengan demikian, UUD 1945 menjadi landasan filosofis dan landasan konstitusional pembentukan UU tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menjadi acuan bagi pemerintah untuk mengatur dan menyelenggarakan program keuangan agar bisa dilaksanakan tepat sasaran yakni menyentuh kebutuhan rakyat.Kelemahan perundang-undangan dalam bidang keuangan negara menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara. Dalam upaya menghilangkan penyimpangan tersebut dan mewujudkan sistem pengelolaan fiskal yang berkesinambungan (sustainable) sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar dan asas-asas umum yang berlaku secara universal dalam penyelenggaraan pemerintahan negara diperlukan suatu undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan negara.Upaya untuk menyusun undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan negara telah dirintis sejak awal berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu, penyelesaian Undang-undang tentang Keuangan Negara merupakan kelanjutan dan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini dalam rangka memenuhi kewajiban.

B. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dari penulisan karya tulis ini, antara lain :1. Mengetahui tentang pengertian keuangan negara dan asas-asas keuangan negara.2. Mengetahui tentang hak, kewajiban, mekanisme pengelolaan negara, ruang lingkup keuangan negara, serta3. Mengetahui tentang hubungan akuntansi pemerintahan dan keuangan negara.C. MANFAAT PENULISANAdapun manfaat dari penulisan karya tulis ini, antara lain :1. Dapat menjelaskan tentang pengertian keuangan negara dan asas-asas keuangan negara.2. Dapat menjelaskan hak, kewajiban, mekanisme pengelolaan negara, ruang lingkup keuangan negara, serta3. Dapat menjelaskan hubungan akuntansi pemerintahan dan keuangan negara.

BAB IILANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN KEUANGAN NEGARADefinisi keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam penjelasan undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi seluruh subjek yang memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.Dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. Dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan demikian pengertian keuangan negara meliputi hal-hal sebagai berikut:1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman.2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintah negara dan membayar tagihan pihak ketiga.3. Penerimaan negara4. Pengeluaran negara 5. Penerimaan negara6. Pengeluaran daerah 7. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat di nilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan negara.8. Kekayaan pihak lain yang dkuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintah dan atau kepentingan umum.9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.Berdasarkan pengertian keuangan negara dengan pendekatan objek, terlihat bahwa hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang diperluas cakupannya, yaitu termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Dengan demikian, bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam:1. Subbidang pengelolaan fiskal,Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal meliputi kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (apbn) mulai dari penetapan arah dan kebijakan umum (aku), penetapan strategi dan prioritas pengelolaan apbn, penyusunan anggaran oleh pemerintah, pengesahan anggaran oleh dpr, pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran, penyusunan perhitungan anggaran negara (pan) sampai dengan pengesahan menjadi undang-undang. Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi enam fungsi, yaitu:a. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal ini meliputi penyusunan nota keuangan dan rapbn, serta perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal dalam rangka kerjasama internasional dan regional, penyusunan rencana pendapatan negara, hibah, belanja negara dan pembiayaan jangka menengah, penyusunan statistik, penelitian dan rekomendasi kebijakan di bidang fiskal, keuangan, dan ekonomi.b. Fungsi penganggaran. Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, serta perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang apbn.c. Fungsi administrasi perpajakan.d. Fungsi administrasi kepabeanan.e. Fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan meliputi perumusan kebijakan, standard, sistem dan prosedur di bidang pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah serta akuntansi pemerintah pusat dan daerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengelolaan kas negara dan perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang dalam negeri dan luar negeri, pengelolaan piutang, pengelolaan barang milik/kekayaan negara (bm/kn), penyelenggaraan akuntansi, pelaporan keuangan dan sistem informasi manajemen keuangan pemerintah.f. Fungsi pengawasan keuangan.2. Subbidang pengelolaan moneter,Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan moneter berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sector perbankan dan lalu lintas moneter baik dalam maupun luar negeri. Sementara itu, bidang moneter meliputi sistem pembayaran, sistem lalu lintas devisa, dan sistem nilai tukar. Adapun bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan meliputi pengelolaan perusahaan negara/daerah.3. Subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Pengelolaan keuangan negara subbidang kekayaan negara yang dipisahkan berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan di sektor badan usaha milik negara/daerah (bumn/bumd) yang orientasinya mencari keuntungan (profit motive). Berdasarkan uraian di atas, pengertian keuangan negara dapat dibedakan antara: pengertian keuangan negara dalam arti luas, dan pengertian keuangan negara dalam arti sempit. Pengertian keuangan negara dalam arti luas pendekatannya adalah dari sisi objek yang cakupannya sangat luas, dimana keuangan negara mencakup kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan pengertian keuangan negara dalam arti sempit hanya mencakup pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal saja. B. ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARADalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang dasar 1945. Aturan pokok keuangan negara telah dijabarkan ke dalamasas-asas umum, yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan keuangan negara. Penjelasan dari masing-masing asas tersebut adalah sebagai berikut:1. Asas tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran negara dibuat secara tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislatif (dpr).2. Asas universalitas (kelengkapan), memberikan batasan bahwa tidak diperkenankan terjadinya percampuran antara penerimaan negara dengan pengeluaran negara.3. Asas kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran merupakan anggaran bruto, dimana yang dibukukan dalam anggaran adalah jumlah brutonya.4. Asas spesialitas mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif artinya jumlah yang telah ditetapkan dalam mata anggaran tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui. Secara kualitatif berarti penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk mata anggaran yang telah ditentukan.5. Asas akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.6. Asas profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga yang profesional.7. Asas proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.8. Asas keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen.9. Asas pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada badan pemeriksa keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan independen. Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah. Dengan dianutnya asas-asas umum tersebut di dalam undang-undang tentang keuangan negara, pelaksanaan undang-undang ini selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di negara kesatuan republik indonesia. C. HAK HAK NEGARAHak Negara adalah segala hak atau usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengisi kas Negara. Hak-hak itu antara lain:1. Hak mencetak uangMencetak uang adalah salah satu hak pemerintah yang paling penting. Pelaksanaannya diselenggarakan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral. Sedangkan proses percetakan uangnya dilaksanakan oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).2. Hak mengadakan pinjamanHak pemerintah untuk mengadakan pinjaman meliputi pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri. Pinjaman dalam negeri dalam hal ini dapat dibedakan atas pinjaman jangka panjang dan pinjaman jangka pendek. Pinjaman jangka pendek diperoleh dengan mengambil uang muka pada Bank Indonesia. Sedangkan pinjaman jangka panjang dilakukan dengan menerbitkan kertas-kertas berharga seperti obligasi, dan menjualnya kepada masyarakat.3. Hak mengadakan pinjaman paksaYang dimaksud adalah melakukan potongan nilai uang atau sanering. Tindakan ini jarang dilakukan pemerintah, dan hanya dilakukan bila perekonomian berada dalam keadaan benar-benar sulit.4. Hak menarik pajakPenyelenggaraan Negara tidak bisa dipisahkan dari penarikan pajak. Sebab penyelenggaraan Negara, disamping membutuhkan biaya yang cukup besar, pemerintah sendiri membutuhkan dana untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada masyarakat. Sampai saat ini pajak masih merupakan sumber penerimaan terbesar bagi Negara.5. Hak menarik iuran dan pungutanBerbeda dengan pajak, yang tidak memiliki hubungan langsung dengan barang, atau jasa yang diterima masyarakat dari pemerintah, hak pemerintah menarik iuran dan pungutan ini memiliki kaitan langsung dengan barang atau jasa yang akan diserahkan pemerintah kepada masyarakat.D. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN NEGARAKewajiban-kewajiban Negara dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:1. Kewajiban menyelenggarakan tugas-tugas Negara, meliputi hal-hal sbb: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.2. Kewajiban membayar tagihan-tagihan yang datang dari pihak ketigaKewajiban membayar tagihan-tagihan yang datng dari pihak ketiga, pada umumnya berkaitan dengan adnya pekerjaan, barang atau jasa yang diterima pemerintah dari pihak ketiga yang bersangkutan.Dalam pelaksanaanya, pelaksanaan kewajiban pemerintah bentuk pertama ini, dapat dibedakan atas kewajiban-kewajiban pembangunan. Bila kewajiban-kewajiban rutin dan kewajiban-kewajiban berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari pemerintah, maka kewajiban-kewajiban pembangunan berkaitan dengan peranan pemerintah sebagai salah satu pelaksanaan pembangunan.E. MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARADari sisi obyek keuangan negara akan meliputi seluruh hal dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, di dalamnya termasuk sebagi kebijakn dan kegiatan yang terselengara dalam bidang fiskal,moneter dan atau pengelolaan kekayaan negara yang di pisahkan Dari sisi subyek, keuangan negara meliputi negara,dan pemerintah pusat,pemerintah daerah,perusahaan negara/daerah,dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.Keuangan negara dari sisi proses mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek diatas mulai dari proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.Keuangan negara juga meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut diatas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, pendekatan terakhir ini dilihat dari sisi tujuan.F. RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARADilihat dari pihak yang mengelolanya, keuangan Negara dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu:1. Pengelolaannya dipisahkanKomponen keuangan Negara yang pengeloalaannya dipisahkan adalah komponen keuangan Negara yang pengelolaannya diserahkan kepada BUMN dan Lembaga-lembaga Keuangan Milik Negara. Bentuk BUMN:a. Perusahaan Jawatan. Dengan ciri-ciri: Bersifat memberi pelayanan kepada masyarakat Statusnya berlainan dengan hukum public Modalnya merupakan bagian dari anggaran pendapatan dan belanja Negara yang dikelola oleh departemen yang membawahinya.b. Perusahaan Umum Negara, dengan ciri-ciri: Bersifat melayani kepentingan umum, namun juga diharapkan dapat memupuk keuntungan Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan ketentuan UU No. 19 Tahun 1969 Sampai tingkat tertentu menerima subsidi dari pemerintah Seluruh modalnya merupakan milik Negara yang diambil dari kekayaan Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi ke dalam bentuk saham-sahamc. Perusahaan Perseroan Negara, dengan ciri-ciri: Bersifat mengejar keuntungan Berstatus badan hukum dan berbentuk perseroan terbatas Tidak menerima subsidi dan fasilitas dari pemerintah Seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh pemerintah serta terbagi kedalam bentuk sahamSedangkan mengenai lembaga-lembaga keuangan Negara sebagai pelaksananya adalah: 1

2

Bank Indonesia BNI 46 BRI Bank Tabungan Negara Bank Bumi Daya Bank Dagang Negara Bank Ekspor Impor Indonesia Bank Pembangunan Indonesia

Saat ini kecuali Bank Indonesia, seluruh lebaga-lembaga keuangan Negara dialihkan bentuknya menjadi Persero dan masuk dalam kelompok BUMN.2. Dikelola langsung oleh NegaraKomponen keuangan Negara yang dikelola langsung oleh Negara terdiri dari 2 bagian yaitu:1. APBNPenyelenggaraan APBN ditetapkan setiap tahun berdasarkan UU dan kemudian diatur kembali dengan ketetapan Presiden. Sedangkan pelaksanaannya secara terperinci diatur oleh berbagai bentuk UU dan Peraturan lainnya.2. Barang-barang Milik NegaraMengenai barang-barang milik Negara, yang dimaksud dalam hal ini meliputi baik barang-barang tetap, barang-barang bergerak, hewan-hewan, maupun barang-barang dalam bentuk persediaan.G. HUBUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN KEUANGAN NEGARADapat disimpulkan bahwa pada dasarnya keuangan Negara terdiri dari tiga komponen sebagai berikut : Badan-badan Usaha Milik Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan barang-barang Milik Negara. Dari ketiga komponen keuangan Negara ini, Badan-badan Usaha Milik Negara, dikelola sebagaimana layaknya pengelolaan perusahaan-perusahaan swasta yang bertujuan mencari laba. Demikian pula akuntansinya. Dengan demikian hanya APBN dan Barang-barang Milik Negara sajalah yang benar-benar merupakan objek akuntansi pemerintahan. Adapun badan-badan Usaha Milik Negara dengan sendirinya merupakan objek dari akuntansi perusahaan.H. PENGAWASAN KEUANGAN NEGARA1. Pengertian Pengawasan Keuangan NegaraPengawasan menurut yang disepakati pada seminar UU Perbendaharaan Negara tanggal 30 Agustus 1970 adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan suatu pekerjaan atau kegiatan itu dilakukan sesuai dengan rencana, aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan.2. Tujuan Pengawasan Keuangan NegaraTujuan pengawasan pada dasarnya adalah untuk mengamati apa yang sungguh-sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi. Bila ternyata kemudian ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan, maka penyimpangan atau hambatan itu diharapkan dapat segera dikenali, agar dapat pula segera diambil tidakan koreksi. Melalui tindakan koreksi ini, maka pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan diharapkan masih dapat mencapai tujuannya secara maksimal. Maka tujuan pengawasan keuangan Negara pada dasarnya adalah: Untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan. Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelajaan pengeluaran Negara sesuai dengan anggaran yang telah digariskan. Untuk menjaga agar pelaksanakan APBN benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.Bila dilihat dari aspek pemeriksaannya maka pemeriksaan yang diterapkan terhadap hasil pelaksanaan APBN dapat dibedakan atas tiga bentuk pemeriksaan yaitu: Pemeriksaan ketaatan keuangan Pemeriksaan efisiensi operasi Pemeriksaan efektifitas program3. Landasan Kebijakan PengawasanLandasan kebijaksanaan pengawasan dalam organisasi pemerintah adalah TAP MPR No II/MPR/1988 tentang GBHN yang telah menggariskan pokok-pokok arah dan kebijakan pembangunan aparatur pemerintah sebagai berikut:a. Pembangunan aparatur pemerintah diarahkan untuk menciptakan aparatur yang efisien, efektif dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-sebaiknya dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian pada masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam hal ini kemampuan aparatur pemerintah untuk merencanakan, menguasai dan mengendalikan pembangunan perlu ditingkatkan.b. Kebijaksanaan dan langkah-langkah penertiban aparatur pemerintah perlu dilanjutkan dan semakin ditingkatkan terutama dalam rangka menanggulangi masalah korupsi, penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan penerobosan kekayaan dan keuangan Negara, pemungutan liar serta berbagai bentuk penyelewengan lainnya yang dapat mengahambat pelaksanaan pembangunan serta merusak citra dan wibawa aparatur pemerintah. Untuk itu perlu ditingkatkan secara lebih terpadu pengawasan dan langkah-langkah penindakanya serta dikembangkan kesetiakawanan social dan disiplin nasional.Disamping itu menurut pasal 1, lampiran instruksi Presiden No 15 th 1983, dalam merencanakan dan melaksanakan pengawasan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Terlaksananya tugas umum pemerintahan secara tertib didasarkan pada perundang-undangan yang berlaku serta didasarkan pada sendi-sendi kewajaran penyelenggaraan pemerintahan.2. Terlaksananya pembangunan sesuai dengan rencana serta peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran yang ditetapkan.3. Tercegahnya pemborosan, kebocoran dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang dan perlengkapan milik Negara, sehingga dapat terbina aparatur yang tertib, bersih, berwibawa, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

BAB IIIPENUTUPA. SIMPULANSistem informasi Keuangan secara nasional adalah sarana bagi pemerintah untuk mengolah, menyajikan dan mempublikasikan informasi dan laporan pengelolaan keuangan baik di daerah maupun di pusat sebagai sarana penunjang tercapainya tata pemerintahan yang baik melalui transparansi dan akuntabilitas.Pengelolaan yang efektif dan tetap sasaran menjadi kunci utama keberhasilan pemerintah dalam menyajikan keuangan bagi masyarakat agar kepercayaan masyarakat terhadap transparansi dan akuntabilitas pemerintah bisa bertahan lama.B. SARANDiharapkan bagi pemerintah, dalam pengelolaan keuangan tetaplah harus transparan kepada publik agar rakyat juga tahu bahwa dalam pengelolaan keuangan, bukan untuk kepentingan pemerintah saja yang dipenuhi, kepentingan rakyat juga harus ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad yani, s.h., m.m., ak., hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah di indonesia, divisi buku perguruan tinggi, pt raja grafindo persada, jakarta, cetakan kedua, april, 2004.Amin widjaja tunggal, drs., ak., mba., coso-based auditing, harvarindo, 2000Anwar sulaiman h., drs., manajemen aset daerah, stia-lan, 2000Dian puji n. Simatupang, s.h., m.h., determinasi kebijakan anggaran negara indonesia, studi yuridis, papas sinar sinanti, jakarta 2005.Badan pemeriksa keuangan,1976, petunjuk pelaksanaan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.Hapsoro Dody, 2001, AKUNTANSI PEMERINTAHAN. Penerbit Gunadarma, Yogyakarta.UU No. 17 Tahun 2003. Tentang Keuangan Negara.