TOPIK-1: Konsep PJJ - · PDF filePembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara ditentukan...

download TOPIK-1: Konsep PJJ - · PDF filePembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara ditentukan oleh ciri-ciri politik- ... kurangnya penyediaan pendidikan yang relevan ... jarak non

If you can't read please download the document

Transcript of TOPIK-1: Konsep PJJ - · PDF filePembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara ditentukan...

  • 1

    BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)

    TOPIK-1: Konsep PJJ

    SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA

    2012

  • 2

    Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep dasar PJJ, yang mencakup; alasan mengapa terjadi PJJ, definisi PJJ, teori dan filosofi dalam PJJ, karakteristik PJJ, prinsip PJJ, kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan dalam program PJJ dan Faktor keberhasilan dalam mengikuti PJJ. Pendidikan berperan sangat besar dalam pengembangan individu dan masyarakat dalam penciptaan kehidupan yang harmonis. Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan. Sistem PJJ telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan di abad ke-20 ini. Sistem PJJ telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe siswa di banyak negara. Dari awalnya sebagai pendidikan melalui korespondensi, suatu pendidikan alternatif yang dapat menyesuaikan dengan kendala fisik dan geografis siswa, sistem PJJ telah memasuki generasi ke-5, yaitu sistem PJJ yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi (TIK).

  • 3

    A. Mengapa PJJ Pembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara ditentukan oleh ciri-ciri politik-ekonomi-sosial-budaya bangsa yang bersangkutan. Sejarah membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian dan industri telah meningkatkan produktivitas nasional secara signifikan. Sejalan dengan alur berpikir itu pada umumnya semua kalangan, yaitu politisi, pemerintah, ahli ekonomi, pendidikan, dan lain-lain, sepakat bahwa pendidikan itu penting dan harus mendapat perhatian pokok dalam pembangunan. Akan tetapi, penempatan pendidikan sebagai prioritas dalam pembangunan tidak selalu mengambil bentuk dan porsi yang besar seperti yang digambarkan pada alam berpikir di atas, utamanya bila tiba pada pengalokasian dana. Pelaksanaan pendidikan di berbagai negara khususnya negara-negara berkembang menghadapi banyak masalah, seperti masalah, biaya, kendala anggaran, kekuarangan buku teks, dan penggunaan alat bantu dosen yang kurang memadai, sehingga menyebabkan berbagai dampak negatif seperti: pendidikan kurang berkualitas dan kurang efisien, kurangnya penyediaan pendidikan yang relevan dengan sasaran pembangunan, pembaharuan kurikulum, dan sulitnya jangkauan pendidikan yang baik bagi kelompok miskin pedesaan dan mereka yang kurang beruntung. Tuntutan pekembangan zaman serta perubahan pesat ditingkat global dalam berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik serta teknologi menghendaki kompetensi sumber daya manusia yang tinggi. Namun untuk mencapai hal tersebut tidak akan pernah terlepas dari kendala, terutama kendala tempat dan waktu, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan cukup luas selain itu waktu bagi guru yang akan mengikuti program PJJ yang ada tidaklah cukup, dikarenakan mereka harus mengabdikan dirinya sebagai tenaga dosen. Untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah metode PJJ yang dapat memberikan kesempatan bagi siap saja untuk meningkatkan kualitasnya, sambil tetap menjalankan tugas mereka sehari-hari. Smith (1986:2-3) menyebutkan tiga faktor yang mendorong penggunaan PJJ:

    1. Laju pertumbuhan yang sangat cepat dari teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, dan komputer.

    2. Karena perkembangan yang cepat dari ilmu pengetahuan sendiri, orang dewasa, baik demi alasan pekerjaan maupun minat, merasa perlu mencari bentuk pendidikan yang sesuai.

    3. Kenaikan biaya pendidikan meningkatkan penggunaan metode PJJ.

  • 4

    Secara lebih rinci dan lengkap, berikut ini dikemukakan berbagai faktor yang menyebabkan orang menggunakan PJJ dalam memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi.

    1. Daya tampung sistem pendidikan biasa selalu terbatas sesuai dengan kemampuan ruang kelas, begitupun jumlah peralatan yang digunakan, dan ketersediaan serta kemampuan tenaga dosen.

    2. Tempat tugas pegawai yang menjadi calon peserta didik tersebar di seluruh pelosok tanah air.

    3. Tenaga dosen yang baik belum tentu tersedia setiap diperlukan, sehingga pengelola pendidikan terpaksa menggantikannya dengan dosen yang kurang baik.

    Berdasarkan faktor di atas, maka PJJ dapat diterima oleh mereka secara historis. Perkembangan yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara lain:

    Generasi Pertama, Model korespondensi - Bahan Cetak

    Generasi Kedua, Model Multi Media

    - Cetak - Kaset - Video Rekaman - Pembelajaran berbasis komputer - Video Interaktif (VCD, DVD, dll )

    Generasi Ketiga , Model Pembelajaran Jarak Jauh - Telekonfrensi melalui audio - Konfrensi melalui video - Siaran Televisi/Radio Generasi Keempat , Model Pembelajaran Fleksibel

    - Multimedia interaktif - Akses internet - Komunikasi bermedia Komputer

    Generasi Kelima, Model E-Learning

    - Web-based courses (multimedia terintegrasi) - Komunikasi yang dimediasikan komputer

    Generasi keenam, Model Pembelajaran Bergerak (mobile)

    - Koneksi NIrkabel - Akses internet melalui www (World Wide Web) - Palm e-learning (sms, hp/komunikator, personal data assistant)

  • 5

    B. Pengertian PJJ Setelah kita tahu mengapa PJJ terjadi dan diperlukan, maka kita akan melihat definisinya. Berbagai ahli telah mencoba mendefinisikan PJJ menurut sudut pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang diberikan para ahli menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh adalah: 1. Suatu bentuk pembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis, dimana

    konseling, penyajian materi pembelajaran, dan penyeliaan serta pemantauan keberhasilan siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga dosen yang memiliki tanggung jawab yang saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media (Dohmen,1967).

    2. Suatu metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat komunikasi antar tenaga dosen dengan siswa, ditambah dengan adanya interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran (Mackenzie, Christensen, & Rigby, 1968).

    3. Sistem pendidikan yang tidak mempersyaratkan adanya tenaga dosen di tempat seseorang belajar, namun dimungkinkan adanya pertemuan-pertemuan antara tenaga dosen dan siswa pada waktu-waktu tertentu (French Law, 1971).

    4. Suatu metode untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikelola berdasarkan pada penerapan konsep ban berjalan (division of labor), prinsip-prinsip organisasi, dan pemanfaatan media sevata ekstensif terutama dalam reproduksi bahan ajar, sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada siswa dalam jumlah banyak pada saat bersamaan dimanapun mereka berada. Merupakan suatu bentuk industri dari belajar dan dosenan (Peters, 1973).

    5. Suatu metode pembelajaran dimana proses dosenan terjadi secara terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi antara tenaga dosen dan siswa harus difasilitasikan melalui bahan cetak, media elektronik, dan media-media lainnya (Moore, 1973).

    6. Suatu bentuk pendidikan yang meliputi beragam bentuk pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan yang terjadi tanpa adanya penyeliaan tutor secara langsung dan atau terus menerus terhadap siswa dalam lokasi yang sama, namun memerlukan proses perencanaan, pengorganisasian dan pemantauan dari suatu organisasi pendidikan, serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial, baik dalam bentuk langsung (real conversation) maupun simulasi (simulated conversation) (Holmberg, 1977).

    Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa PJJ adalah sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisahan dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut.

  • 6

    Keterpisahan kegiatan pengajar dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media. Dengan demikian PJJ diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan dosen yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini dosen dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.

  • 7

    C. Teori dan Filosofi dalam PJJ Teori model pembelajaran, tidak hanya dititikberatkan kepada penyampaian informasi kepada peserta didik, tapi juga bagaimana peserta didik dapat mencerna dan membangun pengetahuan baru dari informasi yang diperolehnya. Pandangan lama yang masih dipakai sampai saat ini, adalah pendekatan penyampaian informasi yang diibaratkan seperti kerja komputer. (Seamans,1990). Konsep ini menjelaskan bahwa pengajar memberikan gambaran nyata dari hal-hal yang abstrak dan menyampaikannya kepada peserta didik melalui sebuah media. Peserta didik kemudian menerima, merekam, dan menyimpan informasi tersebut. Kemudian Horton (1994) memodifikasi pendekatan ini dengan menambahkan dua faktor tambahan yakni:

    keadaan peserta didik (lingkungan, situasi, sensor penerimaan lainnya) dan

    pikiran (ingatan, emosi, keingintahuan, dan minat). Dengan konsep ini peserta didik akan mengembangkan gambarannya sendiri dan menggunakan informasi yang diperolehnya untuk membentuk pengalaman baru, sesuai dengan daya pikirnya. Pendekatan lainnya didasarkan kepada bagaimana membangun prinsip-prinsip, sehingga peserta didik secara aktif membangun kemampuan yang dimiliki denga