Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

110
BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA

Transcript of Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Page 1: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA

Page 2: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

Page 3: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti KorupsiAKU

BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA

Page 4: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

Penyusun:Sarwedi OemarmadiBudihardjo HardjowiyonoHayie Muhammad

Editor:Kiki Bambang Kisworo

Design Cover:Iriawan Cahyadi

Layout & Setting:Ohan Soehrowandi

Diterbitkan oleh:Indonesia Procurement WatchJl. Tebet Raya No.3A Jakarta SelatanTelp/Fax : 021-8296452

Didukung oleh:USAID-LGSP

TOOLKIT ANTI KORUPSIBIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

BARANGSIAPA MENGCOPY, MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIPSELURUH ATAU SEBAGIAN BUKU INI, HARUS MENDAPAT IZIN DARI

INDONESIA PROCUREMENT WATCH

Page 5: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

KATA PENGANTAR

Korupsi adalah salah satu dari sekian banyak masalah besar yang sedang kita hadapi sekarang ini. Tidak ada cara mudahdan jalan pintas untuk memberantas korupsi. Korupsi, sampai tingkat tertentu akan selalu hadir di tengah-tengah kita.

Kita sadar bahwa korupsi, tidak saja mengancam sistem kenegaraan kita tetapi juga menghambat pembangunan danmenurunkan tingkat kesejahteraan jutaan orang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Korupsi telah menciptakanpemerintahan irasional, pemerintahan yang didorong oleh keserakahan, bukan oleh tekad untuk mensejahterakan masyarakat.

Salah satu lahan korupsi yang paling subur adalah pengadaan barang dan jasa. Pengadaan barang dan jasa pemerintahmelibatkan dana yang sangat besar. Hampir 40 % pengeluaran belanja negara digunakan untuk pengadaan barang danjasa. Angka tersebut tidak termasuk dana yang dikelola oleh BUMN, parastatal, kontraktor kemitraan dan belum mencakupanggaran pemerintah daerah. Hasil kajian Pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan Bank Dunia dan BankPembangunan Asia yang tertuang dalam “Country Procurement Assesment Report (CPAR)” tahun 2001, menyebutkan10% - 50% pengadaan barang dan jasa mengalami kebocoran. Kajian ini memperkuat dugaan bahwa pengadaan barangdan jasa adalah sasaran empuk para pelaku korupsi. Untuk itu tidak ada cara lain bahwa upaya pemberantasan korupsiharus dimulai dari pengadaan barang dan jasa. Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas maka disusunlah Toolkit AntiKorupsi di bidang pengadaan barang dan jasa ini.

Tujuan dari di susunnya Toolkit Anti Korupsi di bidang Pengadaan, dimaksudkan untuk menjadi ‘alat atau ‘instrumen’ darisegenap Iapisan dan kekuatan masyarakat di Indonesia, agar dapat secara aktif berperanserta mencegah merajalelanyapenyakit korupsi di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Masyarakat selanjutnya dapat melakukan fungsinyasebagai ‘peniup pluit’ (whistleblower) atau semacam “Watchdog”, yang akan segera memberikan alarm atau upayapencegahan dini yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan preventif maupun represifyang diperlukan.

iii

Page 6: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsiiv

Sementara itu, dengan Toolkit Anti Korupsi di bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, keseluruhan pihak sipil,dapat melakukan fungsi masing-masing dalam upaya praktek korupsi di bidang pengadaan, baik yang terjadi di tingkatnasional maupun regional dan lokal, baik yang tergolong ‘petty’ atau kecil-kecilan, maupun ‘grand’ yang tergolong besar-besaran. Melalui Toolkit ini diharapkan dapat memberikan ‘public awareness’ yang maksimal bagi masyarakat, disampingdapat pula memberikan pengetahuan praktis tentang ‘modus-modus operandi’ korupsi di bidang pengadaan barang danjasa pemerintah, yang pada saat ini masih sangat ‘kurang diperhatikan’ dibanding dengan bentuk-bentuk korupsi, kolusi,dan nepotisme di bidang lainnya, seperti halnya korupsi terjadi di perbankan, perpajakan dan perdagangan. Ilustrasi dibawah ini menjelaskan bahwa upaya diagnostik, menentukan symptom dan terapi terhadap proses pengadaan barang danjasa pemerintah di suatu unit kerja pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dapat dilakukan oleh pihak-pihakyang berkepentingan di sektor publik, bisnis maupun masyarakat sipil.

Akhirnya semoga buku kecil dan sederhana ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas dalam upaya pemberantasankorupsi, khususnya di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Selamat berjuang membasmi korupsi.

Indonesia Procurement Watch

Prof. Dr. Komaruddin HidayatKetua Dewan Pengurus

Page 7: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

PENGANTAR DARI USAID

USAID/lndonesia bersyukur atas prakarsa Indonesia Procurement Watch untuk membekali anggota masyarakat dan LSMyang peduli dengan informasi dan perangkat yang diperlukan untuk memerangi korupsi.

Upaya ini semakin besar artinya bila kita pertimbangkan betapa besar korupsi telah merugikan ekonomi negara ini dandampak kerugiannya terhadap kehidupan setiap warga. Kami di USAID bertekad membantu pemerintah dan wargaIndonesia dalam upaya memberantas korupsi.

USAID gembira dapat mendukung IPW dalam mengembangkan perangkat ini sehingga dapat digunakan oleh masyarakatdan LSM untuk membangun pemerintahan daerah yang bertanggungjawab. Melalui program Local Governance SupportProgram (LGSP), kami juga membantu pemerintah daerah dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan yangdiperlukan agar mereka semakin tanggap dan mampu dalam memberi pertanggungjawaban kepada warganya.

Bagi mereka yang akan memanfaatkan dokumen ini, saya ucapkan semoga berhasil!

William M. FrejUSAID/lndonesia Mission/Director

v

Page 8: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT, karena atas izin dan perkenanNya akhirnya buku “Toolkit Anti KorupsiBidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah” ini dapat kami terbitkan. Penerbitan buku ini sebenarnya telah lama IPWrencanakan, namun karena kesibukan dan kendala teknis baru sekarang buku ini dapat kami terbitkan.

Dengan terbitnya buku Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini, kiranya dapat menjadi peganganbagi para aktivis anti korupsi, mahasiswa, praktisi hukum dan siapa saja yang berminat dan peduli terhadap pemberantasankorupsi khususnya korupsi di bidang pengadaan barang dan jasa publik.

Dalam kesempatan ini IPW menyampaikan terima kasih kepada Bappenas dan ADB (Asian Development Bank), sehinggabuku ini dapat diketahui dan digunakan oleh masyarakat secara luas. Selain itu IPW juga menyampaikan ucapan terimakasihkepada USAID-LGSP sehingga memungkinkan penerbitan buku ini. Serta pihak-pihak yang telah banyak memberikandukungan dan dorongan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas penerbitan buku ini.

Semoga buku ini memberi manfaat dalam pelaksanaan good governance dan upaya-upaya pemberantasan korupsi diIndonesia.

Indonesia Procurement Watch

Budihardjo HardjowijonoDirektur Eksekutif

vi

Page 9: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

Kata Pengantar ....................................................................................................................................................................................... ii

Pengantar dari USAID .......................................................................................................................................................................... v

Ucapan Terima Kasih ............................................................................................................................................................................. vi

Daftar Isi .................................................................................................................................................................................................. vii

Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Menentang Korupsi ......................................................................................................... viii

1. Arti dan Pengertian Korupsi ......................................................................................................................................................... 1

2. Hakekat dari 10 Tindak Korupsi di Bidang Public Procurement ........................................................................................................ 3

3. Program Anti Korupsi di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Public Procurement) ..................................... 9a. Landasan Good Governance sebagai Platform Dasar Program Anti Korupsi di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah .................................................................................................................................................................. 9

b. Mempelajari Patologi di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah ...................................................................... 10

c. Tujuan dan Kegunaan dari Toolkit Anti Korupsi di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah ...................... 19

4. Patologi Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah ....................................................................................................... 21

5. Catatan .............................................................................................................................................................................................. 81

Lampiran .................................................................................................................................................................................................. 84

Profil Indonesia Procurement Watch ............................................................................................................................................... 91

DAFTAR ISI

vii

Page 10: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsiviii

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG KORUPSI

PEMBUKAAN

Para negara pihak pada konvensi ini,

Prihatin atas gawatnya masalah dan ancaman yang ditimbulkan oleh korupsi terhadap stabilitas dan keamananmasyarakat yang merusak lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai etika dan keadilan serta mengacaukanpembangunan yang berkesinambungan dan penegakan hukum,

Prihatin juga atas hubungan antara korupsi dan bentuk-bentuk lain kejahatan, khususnya kejahatan terorganisir dankejahatan ekonomi, termasuk pencucian uang.

Prihatin lebih lanjut atas kasus-kasus korupsi yang melibatkan jumlah aset yang besar yang boleh jadi merupakanbagian substansial dari sumber daya dari negara-negara, dan yang mengancam stabilitas politik dan pembangunan yangberkesinambungan negara-negara tersebut.

Yakin bahwa korupsi tidak lagi merupakan masalah lokal tetapi merupakan fenomena internasional yang mempengaruhiseluruh masyarakat dan ekonomi, yang menjadikan kerjasama internasional untuk mencegah dan mengendalikannyasangat penting,

Yakin juga bahwa suatu pendekatan yang komprehensif dan multidisipliner diperlukan untuk mencegah danmemberantas korupsi secara efektif.

Yakin selanjutnya bahwa keberadaan bantuan teknis dapat memainkan peranan yang penting dalam meningkatkankemampuan negara-negara, termasuk dengan memperkuat kapasitas dan dengan pembangunan lembaga untuk mencegahdan memberantas korupsi secara efektif.

Yakin bahwa perolehan yang tidak sah atas kekayaan pribadi dapat secara khusus merusak lembaga-lembaga demokrasi,ekonomi nasional dan penegakan hukum,

Berketetapan untuk mencegah, mendeteksi dan menghambat dengan cara yang lebih efektif pengalihan internasionalatas aset yang diperoleh secara tidak sah dan untuk memperkuat kerjasama internasional dalam pengembalian aset,

Page 11: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi

Mengakui prinsip-prinsip dasar proses hukum yang semestinya dalam proses pidana dan perdata atau prosesadministratif untuk mengadili hak-hak atas kekayaan,

Mengingat bahwa pencegahan dan pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab semua negara dan bahwamereka harus saling bekerjasama, dengan dukungan dan keterlibatan perorangan dan kelompok di luar sektor publik,seperti masyarakat madani, organisasi-organisasi non pemerintah, dan organisasi-organisasi berbasis masyarakat apabilaupaya-upaya mereka dalam bidang ini diharapkan efektif,

Mengingat juga prinsip-prinsip pengelolaan yang layak atas urusan-urusan publik dan kekayaan publik, kejujuran,tanggung jawab dan kesetaraan di muka hukum dan kebutuhan untuk menjaga integritas dan untuk memperkuat budayapenolakan terhadap korupsi,

Menghargai hasil kerja Komisi Pencegahan Kejahatan dan Pengadilan Pidana dan Dinas Perserikatan Bangsa-BangsaUntuk Obat Bius dan Kejahatan dalam mencegah dan memberantas korupsi.

Mengingat hasil kerja organisasi-organisasi internasional dan regional lainnya dalam bidang ini, termasuk kegiatan-kegiatan Uni Afrika, Dewan Eropa, Dewan Kerjasama Kepabeanan (juga dikenal sebagai Organisasi Kepabeanan Dunia),Uni Eropa, Liga Negara-Negara Arab, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan dan Organisasi Negara-negara Amerika,

Mencatat dengan perghargaan instrumen-instrumen multilateral untuk mencegah dan memberantas korupsi, termasukantara lain Konvensi Antar Amerika Terhadap Korupsi yang diputuskan Organisasi Negara-negara Amerika pada 29Maret 1996, Konvensi tentang Perlawanan terhadap Korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat Masyarakat Eropa dataPejabat-pejabat Negara-Negara Anggota Uni Eropa yang diputuskan oleh Dewan Uni Eropa pada 26 Mei 1997, Konvensitentang Memberantas Penyuapan Pejabat-pejabat Publik Asing dalam transaksi-transaksi Usaha Internasional yang diputuskanoleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan pada 21 November 1997, Konvensi Hukum Pidanantentang Korupsi, yang diputuskan oleh Komite Menteri-menteri Dewan Eropa pada 27 Januari 1999, Konvensi HukumPerdata tentang Korupsi, yang diputuskan oleh Komite Menteri-menteri Dewan Eropa pada 4 November 1999, danKonvensi Uni Afrika tentang Mencegah dan Memberantas Korupsi, yang diputuskan oleh Kepala-Kepala Negara danPemerintah Uni Afrika pada 12 Juli 2003.

ix

Page 12: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsix

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun. Setiap orang yang:

a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawainegeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangandengan kewajibannya; atau

b. memberi sesuatu kepada pengawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatuyang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dengan ayat(1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

(Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagai mana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001)

Page 13: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 1

Latar Belakang

1. Arti dan Pengertian Korupsi

Pengertian 'korupsi' dari segi kaidah hukum yang bersifat normatif, berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (pasal 2 ayat 1), adalah "setiap orang yang secara melawanhukum memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangannegara atau perekonomian negara". Dalam hal tentang pengertian yang merugikan keuangan negara atauperekonomian negara, maka secara implisit maupun eksplisit, terkandung pengertian tentang keuangan atau kekayaanmilik 'pemerintah' atau 'swasta', maupun 'masyarakat', baik secara keseluruhan maupun sebagian, sebagai unsurpokok atau elemen yang tidak terpisahkan dari pengertian 'negara' atau 'state'. Pengertian lain yang sering ditemuiadalah "abuse of power" atau penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan". Dalam praktek tindak pidanakorupsi, penyalahgunaan wewenang ini lebih sering ditemui, bahkan hampir 90% tindak pidana korupsi melibatkanpejabat publik yang memegang jabatan publik.

“...... dalam pemberantasan KKN diperlukan revitalisasi institusi hukum, seperti Kepolisian, Kejaksaan danKehakiman..”

“..... harus dipilih juga pejabat yang bebas KKN, penegak hukum yang berani, tegas dalam menindak pelanggaranhukum dan akan memberikan hukuman yang berat dan setimpal kepada koruptor..”(Susilo Bambang Yudhoyono - Presiden RI)

“..... Perlu ada pengawasan dan sistem yang kuat disertai shock therapy dan kontinuitas dalam tindakan. Untukkorupsi masa lalu, semua yang masih ada harus berjalan dan dibuka kembali. Pelakunya tetap diadili, siapapun dia..”(Jusuf Kalla - Wakil Presiden RI)

Page 14: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi2

Pada bulan Maret 2006 Pemerintah telah meratifikasi Konvensi PBB Menentang Korupsi tahun 2003, yang dikenaldengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Korupsi – UN ConventionAgainst Corruption. Dampak dari ratifikasi tersebut sudah jelas akan ada amandemen terhadap semua produkhukum yang terkait dengan tindak pidana korupsi. Amandemen harus dilakukan karena terdapat sekian banyakketentuan yang ada di dalam UNCAC yang tidak terdapat di dalam produk hukum tindak pidana korupsi di Indo-nesia.

Terkait dengan yang sebelumnya menurut hukum Indonesia bukan merupakan tindak pidana namun sebagai tindakpidana menurut UNCAC (kriminalisasi dijabarkan sebagai berikut):

“Konvensi ini berhasil menyepakati dan merumuskan pelbagai tindak pidana yang berkembang baik dalam kehidupannasional maupun internasional. Pelbagai tindak pidana baru tersebut antara lain berupa pengembangan tindak pidanautama (basic form) dari tindak pidana korupsi sebagai penyuapan (bribery) dan penggelapan (embezzlement) dana-dana publik, tetapi juga berkaitan dengan apa yang dinamakan “trading in influence:, “Illicit enrichment”, menyembunyikandan mencuci hasil-hasil korupsi. Di samping itu kriminalisasi juga mencakup perlbagai tindak pidana yang bersifatmendukung tindak pidana korupsi, termasuk : “money laundering” dan “obstructing justice” . Juga korupsi di sektorprivat (private sector corruption). Bentuk-bentuk tindak pidana penyuapan yang dikriminalisasikan tidak hanya meliputitindak pidana penyuapan terhadap pejabat publik domestik tetap juga penyuapan terhadap pejabat publik asing danpejabat publik pelbagai organisasi internasional.

Bentuk-bentuk tindak pidana penyuapan yang dikriminalisasikan tidak hanya meliputi tindak pidana penyuapanterhadap pejabat publik domestik tetap juga penyuapan terhadap pejabat publik asing dan pejabat publik pelbagaiorganisasi internasional. Dikriminalisasikan juga “bribery in the private sector” yang dilakukan dengan sengaja dalamkerangka aktivitas di bidang ekonomi, finansial dan perdagangan (commercial). Penyuapan di sektor privat ini dilakukanterhadap seseorang yang bekerja dalam suatu kapasitas, baik untuk kepentingan lembaga privat tersebut, untuk dirisendiri atau orang lain, dengan maksud agar dia berbuat atau tidak berbuat yang melanggar kewajibannya. Demikianjuga penggelapan di sektor privat yang dilakukan dalam kerangka aktivitas ekonomi, financial atau komersial.

Page 15: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 3

2. Hakekat dari 13 Tindak Korupsi di bidang Public Procurement

Konvensi PBB Anti Korupsi (UN Convention Against Corruption) telah di adopsi oleh Sidang Majelis Umum PerserikatanBang-Bangsa, dalam resolusinya Nomor 58/4 tanggal 31 Oktober 2003, dan terbuka untuk di tandatangani di MeridaMexico dari tanggal 9 Desember sampai tanggal 11 Desember 2003. Konvensi ini telah ditandatangani oleh 116 negaradan telah diratifikasi oleh lebih 25 negara. Indonesia meratifikasi Konvensi ini melalui UU No. 7 Tahun 2006 TentangPengesahan United Nations Convention Against Corruption, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSAANTI KORUPSI, 2003)

PENYUAPAN Pejabat Public Nasional(Bribery of National Public Officials)

Penyuapan Pejabat Publik Asing(Bribery of Foreign Public Officials)

Penggelapan(Emblezzlement)

Bagaimana & DarimanaUang - Barang - FasilitasHasil Korupsi Diperoleh

Memperdagangkan Pengaruh(Trading in Influenze)

Penyalahgunaan Fungsi(Abuse of Function)

Memperkaya Diri Secara Tidak Sah(Illicit Enrichment)

Penyuapan di Sektor Swasta(Bribery in the Private Sector)

Penggelapan di Sektor Swasta(Emblezzlement in the Private Sector)

Keikutsertaan dan Percobaan

Tanggung JawabBadan-Badan Hukum

Pencucian Hasil Kekayaan(Laundering of Proceeds of Crime)

Penghalangan Pengadilan(Obstructing Justice)

Penyembunyian(Concealment)

k

Page 16: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi4

Tindakan korupsi tersebut antara lain adalah, tindakan yang dapat digolongkan sebagai tingkah laku atau perbuatanyang dapat menimbulkan terjadinya kerugian bagi negara, atau perekonomian negara. Dari referensi yang terdapatdalam Toolkit Anti Korupsi tersebut di atas, maka pengertian dari setiap Tindak Korupsi dalam "The 13 Corruption",secara ringkas dapat diuraikan dan digambarkan dalam penjelasan berikut :

Tabel 1. Tiga Belas Tindak Pidana Korupsi Menurut UNCAC

1 Penyuapan Pejabat Publik Nasional (Bribery of nationalpublic officials)

Pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untukmelakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akanberakibat membawa untung terhadap diri sendiri atau pihak lain,yang berhubungan dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu.

2 Penyuapan Pejabat Publik Asing dan Pejabat Public Organi-sasi Internasional (Bribery of foreign public officials andofficials of public international organization)

Pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untukmelakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akanberakibat membawa untung terhadap diri sendiri atau pihak lain,yang berhubungan dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu.

No. BENTUK TINDAK KORUPSI VISUALISASI

Page 17: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 5

3 Penggelapan, Penyalahgunaan, atau Penyimpangan kekayaanoleh Pejabat Publik (Embezzlement, misappropriation or otherdiversion of property by a public official)

Perbuatan mengambil tanpa hak oleh seorang yang telah diberikewenangan, untuk mengawasi dan bertanggung jawab penuhterhadap barang milik negara, oleh pejabat publik maupunswasta.maupun orang lain.

4 Memperdagangkan Pengaruh (Trading in influence)

Melakukan transaksi publik menggunakan perusahaan milik pribadiatau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatanyang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah

5 Penyalahgunaan Fungsi (Abuse of Function)

Mempergunakan kewenangan yang dimiliki, untuk melakukan tindakanyang memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perorangan,sementara bersikap diskriminatif terhadap kelompok atauperorangan lainnya.

Page 18: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi6

6. Memperkaya Diri secara tidak Sah (Illicit enrichment)

Melakukan transaksi publik menggunakan perusahaan milik pribadiatau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatanyang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.

7. Penyuapan di Sektor Swasta (Bribery in the Private Sector)

Pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untukmelakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akanberakibat membawa untung terhadap diri sendiri atau pihak lain, yangberhubungan dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu.

8. Penggelapan Kekayaan di Sektor Swasta (Embeezlement ofproperty in the private sector)

Perbuatan mengambil tanpa hak oleh seorang yang telah diberikewenangan, untuk mengawasi dan bertanggung jawab penuh terhadapbarang milik negara, oleh pejabat publik maupun swasta.

Page 19: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 7

9. Pencucian Hasil Kekayaan (Laundering of proceeds of crime)

Suatu tindakan atau perilaku untuk mengelabui orang lain atauorganisasi untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupunorang lain.

10. Penyembunyian (Concealment)

Suatu tindakan atau perilaku untuk menyembunyikan kekayaan hasiltindak pidana korupsi, baik untuk organisasi, untuk keuntungan dankepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.

11. Penghalangan Pengadilan (Obstructing justice)

Suatu tindakan sendiri maupun bersama-sama melakukan upayamenghalangi atau mempersulit proses pengadilan.

Page 20: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi8

12 Tanggung Jawab Badan-badan Hukum

Korporasi dan badan hukum harus bertanggungjawab terhadap or-ang pribadi yang melakukan perbuatan yang menimbulkan tindak pidanakorupsi.

13 Keikutsertaan dan Percobaan

Melakukan transaksi publik menggunakan perusahaan milik pribadiatau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatanyang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.

Page 21: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 9

3. Program Anti Korupsi di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (PublicProcurement)

a. Landasan "Good Governance" atau "Pemerintahan yang Baik" sebagai Platform Dasar ProgramAnti Korupsi di bidang Pengadaan Barang Pemerintah

Berbagai 'penyakit' yang mungkin sudah dapat dideteksi dan di-diagnosis, perlu diidentifikasi untuk kemudian dicarikanterapi pengobatannya yang paling mujarab dan efektif. Harus diakui bahwa tidak ada birokrasi pemerintahan yangsama sekali bebas dari berbagai penyakit. Sebaliknya, tidak semua jajaran birokrasi pemerintah yang menderitapenyakit semacam ini. Dari analisis keadaan internal dan eksternal, dalam melakukan pendalaman tentang patologidi bidang pengadaan barang pemerintah, maka perlu terlebih dahulu dikemukakan beberapa fakta yang dapatdijadikan bahan masukan secara objektif dan proporsional, tentang praktik pengadaan barang dan jasa pemerintahyang belum berorientasi pada prinsip 'Good Procurement Governance' yang berbasis pada azas 'keterbukaan', 'akuntabilitaspublik', 'partisipasi masyarakat' dan 'supremasi hukum'.

Pada dasarnya pilar-pilar utama dari 'Good Governance' seperti halnya azas 'keterbukaan', 'akuntabilitas publik', 'partisipasimasyarakat' dan 'supremasi hukum' bukan lagi barang asing atau baru dalam tatanan kenegaraan dan kelembagaandi Indonesia. Mulai dari jiwa UUD 1945 beserta keseluruhan perangkat perundang-undangan dan peraturan yangberlaku di negeri ini, serta nilai-nilai etika dan moral yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, termasuk pula sistemmanajemen pengadaan barang pemerintah yang berdasarkan ilmu dan pengalaman yang secara rutin diselenggarakanoleh kelompok birokrat selama hampir empat puluh tahun yang lalu, seharusnya sangat kondusif dan akomodatifterhadap adopsi dari keempat prinsip dasar pemerintahan seperti tersebut di atas. Akan tetapi sebagaimana yangtelah menjadi kebiasaan dalam masyarakat, maka prinsip-prinsip yang baik, akan lebih mudah untuk diucapkandibanding dengan kewajiban untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang baik tersebut. Setidaknya dalam kaitan denganproses-proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, Keppres No.18 tahun 2000 yang diubah dalam Keppres No.80 Tahun 2003 dan seluruh perubahannya, telah memberikan acuan dasar dan petunjuk teknis tentang pengadaan

Page 22: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi10

..............barang dan jasa pemerintah secara lengkap dan rinci.

Permasalahan yang timbul kemudian adalah terjadinya berbagai bentuk 'praktik' pengadaan barang dan jasa pemerintahyang dilakukan banyak instansi pemerintah di tingkat pusat maupun daerah, yang di satu pihak kemasannya telahmemenuhi segala persyaratan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, akan tetapi apabila diamati secaracermat pada kenyataannya banyak terjadi 'praktik-praktik' yang merugikan keuangan negara dan kepentinganmasyarakat. Oleh karena tidak disadari oleh masyarakat, sebagai penerima manfaat terbesar dan terpenting dalamsistem pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, ternyata pada kenyataanya menerima 'hasil akhir' darisuatu proses pengadaan yang 'tidak sesuai' dilihat dari sudut 'mutu'-nya, 'jumlah'-nya, 'manfaat'-nya, 'sasaran'-nya,'waktu penyerahan'-nya, serta 'harga'-nya dari yang seharusnya. Sehingga pada akhirnya, masyarakatlah yang akanmenanggung segala kerugian, baik dari segi dana, waktu, serta kualitas pelayanan yang diterima dari pemerintah.

b. Mempelajari Patologi di Bidang Pengadaan Barang Pemerintah

Arti 'patologi' di bidang kedokteran adalah ilmu pengetahuan tentang penyakit. Pentingnya mempelajari patologiialah agar setiap pihak yang berkepentingan dengan penyakit manusia, mulai dari akademisi, para praktisi sepertidokter, ahli kesehatan masyarakat, sampai kepada orang-orang kebanyakan dapat mengetahui segala hal yangberhubungan dengan eksistensi berbagai penyakit yang pada umumnya diderita oleh manusia. Dengan demikianpihak-pihak yang berkaitan langsung dengan kesehatan manusia, atau siapa saja untuk dapat mempelajarinya, sertaselanjutnya dapat melakukan upaya-upaya pencegahan (preventif), pengobatan (represif) dan pemulihan keadaantubuh (recovery). Ilmu tentang penyakit atau 'patologi' di bidang kesehatan maupun kedokteran, dapat diaplikasikansecara 'analogi' bagi penyakit yang yang diderita oleh masyarakat, khususnya ihwal tentang penyakit masyarakatyang sering melanda birokrasi pemerintah. Salah satu kegiatan penting di lingkungan birokrasi pemerintah, khususnyadalam konteks 'pengadaan barang dan jasa' disebut dengan penyakit KKN. Penyakit ini sangat merugikan keuangannegara dan sekaligus dapat berakibat menurunnya atau berkurangnya mutu dan jumlah pelayanan yang seharusnyadiberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya kelangsungan

Page 23: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 11

hidup berbangsa dan bernegara.

Pentingnya menguasai patologi atau ilmu penyakit di bidang 'procurement' atau kegiatan pengadaan barang dan jasa dilingkungan pemerintah adalah agar birokrasi pemerintah dan segenap lapisan masyarakat yang terlibat secara langsungmaupun tidak langsung, mampu menghadapi ancaman dari bahaya penyakit yang mungkin timbul. Penyakit semacamini dapat melanda kalangan pejabat lapisan atas maupun bawah, secara berkelompok maupun sendiri-sendiri, baikyang sifatnya kronis maupun insidental. Penyakit semacam ini dapat tumbuh subur karena sudah dianggap menjadi'budaya' dan 'kebiasaan' yang sudah umum terjadi dari waktu ke waktu. Serta dengan latar belakang yang berbeda-beda sifat dan penyebabnya, mulai dari sosio-kultural, ekonomi maupun politik.

Mempelajari dan menguasai seluk beluk patologi atau penyakit KKN yang melanda kegiatan pengadaan barang danjasa pemerintah, maka pertama-tama harus mengetahui terlebih dahulu urutan dan pengertian dari keseluruhanproses atau segmentasi dari kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah, sebagaimana diatur dalam ketentuanKeputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Disampingpraktek pelaksanaan pengadaan barang pemerintah yang bersumber pada guidelines dari lembaga donor internasionalseperti World Bank dan ADB, serta lembaga bilateral seperti halnya JBIC (Jepang), USAID, (USA), AusAID (Austra-lia). Sebagai suatu ilustrasi tentang proses aktivitas pengadaan barang dan jasa pemerintah, maka berikut ini diuraikansecara deskriptif tata urutan dan segmentasi proses seperti tersebut di bawah ini:

Page 24: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi12

1. Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan adalah tahap awal dalam kegiatan pengadaanbarang dan jasa pemerintah yang bertujuan untuk membuat RencanaPengadaan (Procurement Plan) yang mempersiapkan dan mencantumkansecara rinci mengenai target, lingkup kerja, SDM, waktu, mutu, biaya,dan manfaat dari pengadaan barang dan jasa untuk keperluan peme-rintah, yang dibiayai dari dana APBN, APBD maupun BLN. RencanaPengadaan akan menjadi acuan utama dalam kegiatan pengadaan barangdan jasa pemerintah per paket pekerjaan.

2. Pembentukan Panitia Lelang

Panitia lelang adalah lembaga pelaksana pengadaan yang pertama-tamadibentuk dan ditunjuk oleh pemimpin proyek setelah seluruh persiapanadministrasi pelaksanaan proyek baku. Penunjukkan panitia sepatutnyabersandar pada prinsip profesionalisme, responsif, akuntabel, kredibeldan mandiri. Panitia lelang memiliki kewenangan antara lain: 1) menyu-sun dokumen tender; 2) menyusun dan menyeleksi peserta tender;3) melakukan kegiatan-kegiatan tender sampai dengan penetapanpemenang; dan 4) melaksanakan tugas secara profesional.

Tabel 2. 16 LANGKAH PROSEDURAL PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH(Berdasarkan Keppres 80/2003)

No. PROSES PENGADAAN BARANG VISUALISASI

Page 25: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 13

3. Prakualifikasi Perusahaan

Kegiatan prakualifikasi adalah penentuan syarat administratif, teknis, danpengalaman serta seleksi dari perusahaan (kontraktor/konsultan/dan sup-plier), yang diperkirakan mampu untuk melaksanakan pekerjaan yang akanditender atau dilelangkan. Prakualifikasi dilaksanakan sebelum tender dalamrangka menjaring calon yang sanggup melaksanakan pekerjaan. Dalam tahapini panitia menyusun kriteria kelulusan prakualifikasi dan mengumumkannyakepada masyarakat. Prioritas dalam prakualifikasi akan merujuk kepadasertifikasi, izin usaha, kemampuan keuangan, pengalaman yang sesuai, kepa-tuhan dalam perpajakan, pekerjaan yang sedang dikelola, serta kinerjaperusahaan. Sebagaimana tahap-tahap lainnya, pelaksanaan prakualifikasiharus mengacu pada prinsip keterbukaan, kejujuran, transparansi, keman-dirian, dan profesionalisme.

4. Penyusunan Dokumen Lelang

Penyusunan dokumen lelang adalah kegiatan yang bertujuan menentukansecara teknis dan rinci pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak penyediajasa, mulai dari lingkup pekerjaan, mutu, jumlah, ukuran, jenis, waktu pelak-sanaan, dan metode kerja dari keseluruhan pekerjaan yang akan dilelangkan.Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:1. Dokumen disusun secara sederhana oleh panitia agar mudah dipahami

dan menjadi pedoman baku bagi seluruh pihak.2. Dokumen tersebut meliputi petunjuk kepada peserta lelang, syarat

kontrak, syarat teknis, daftar pekerjaan yang akan dikontrakkan, usulanperjanjian, serta gambar-gambar dan referensi yang diperlukan olehpeserta tender.

Page 26: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi14

5. Pengumuman Lelang

Pengumuman lelang dimaksudkan agar masyarakat mengetahui akanadanya pekerjaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, oleh karenaitu pengumuman tersebut harus disebarluaskan melalui media massa.Pada dasarnya, pengumuman tersebut mewakili proses pendaftaranbagi perusahaan yang telah lulus kualifikasi untuk mengikuti tender.

6. Pengambilan Dokumen Lelang

Kegiatan penyediaan dokumen pelelangan oleh Panitia Lelang kepadapara peminat, secara lengkap dengan cuma-cuma maupun denganbiaya yang telah ditentukan, dalam waktu yang sesuai dengan jadwalyang telah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Untukmempermudah distribusi, dokumen lelang dapat dibagi menjadidokumen tetap dan tidak tetap. Isi dokumen adalah instruksi standaruntuk bidder, syarat-syarat umum kontrak, spesifikasi teknis umum,contoh-contoh dokumen yang umum diberlakukan seperti suratpenawaran, bid bond/guarantee, performance bond/guarantee, dan suratusulan ajudicator.

Page 27: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 15

7. Penentuan Harga Perkirakan Sendiri (HPS)

Harga Perkiraan Sendiri menentukan perkiraan besaran biaya peker-jaan yang akan dilelangkan berdasarkan: 1) harga pasaran yang berlaku;2) patokan jenis, ukuran volume, metode dan pekerjaan sesuai dengandisain atau rancang bangun pekerjaan dimaksud; 3) perhitungankenaikan harga dan waktu pelaksanaan pekerjaan; 4) Harga PerkiraanSendiri perlu dalam penyusunan anggaran, proses pengadaan, dan pe-laksanaan. Harga Perkiraan Sendiri berperan dalam penentuan pe-menang; 5) setiap peserta lelang memperoleh akses untuk menge-tahui Harga Perkiraan Sendiri; 6) penyusun Harga Perkiraan Sendiriharus mengkaji studi kelayakan, engineering design, data harga kontrakdi sekitar pekerjaan yang dilelangkan, harga pasar yang berlaku, danharga yang dikeluarkan oleh pemerintah/manufaktur atau perusahaanjasa.

8. Penjelasan Lelang

Aanwijzing adalah pertemuan penjelasan lisan dari pihak pemberi kerja,yang dalam hal ini diwakili oleh Panitia Pengadaan dihadap keseluruhancalon peserta pelelangan. Penjelasan dan tanya jawab dilakukan tentanghal teknis maupun administratif, agar tidak terjadi perbedaan persepsimaupun kekeliruan dalam pengajuan penawarannya. Kegiatannyameliputi antara lain: 1) kegiatan ini harus bersifat terbuka dan dibuatberita acaranya oleh panitia; 2) informasi yang diberikan dalam bentukaddendum dokumen lelang; 3) bila penjelasan lapangan diperlukan,panitia tidak diperkenankan memungut biaya untuk kegiatan tersebut.

Page 28: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi16

9. Penyerahan Penawaran Harga dan Pembukaan Penawaran

Penyerahan dokumen penawaran secara tepat waktu, lengkap danmemenuhi syarat administratif dan teknis, serta dialamatkan sepertiyang telah ditentukan. Penyerahan harus dapat dibuktikan dengan tandaterima dari petugas. Kegiatan ini antara lain meliputi: 1) penyampaianpenawaran oleh peserta dapat dilakukan segera setelah pesertamenerima addendum terakhir panitia; 2) penyampaian dokumen diluar batas waktu tidak akan diterima; 3) Pembukaan, pemberian tanda,penelitian dokumen utama disaksikan oleh peserta; 4) setelah beritaacara pembukaan, panitia tidak diperkenankan lagi menerima dokumenapapun; 5) tidak ada peserta yang gugur sebelum dilakukan evaluasiterhadap dokumen.

10. Evaluasi Penawaran

Kegiatan pemeriksaan, penelitian dan analisis dari keseluruhan usulanteknis dari peserta pelelangan, dalam rangka memperoleh validasiatau pembuktian terhadap harga penawaran yang benar, tidak terjadikekeliruan, sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditentukan.Adapun kegiatan itu adalah: 1) evaluasi penawaran meliputi evaluasiadministrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga; 2) evaluasi adminis-trasi perlu mempertimbangkan faktor redaksional, keabsahan, jaminanpenawaran, dan aritmatik; 3) setelah lulus evaluasi administrasi, pena-waran akan dikaji dari sisi teknis dimana perusahaan yang mengikutitender harus memiliki sertifikasi dari lembaga akreditas yang kredibel.

Page 29: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 17

11. Pengumuman Calon Pemenang

Kegiatan pengumuman urutan calon pemenang dilakukan setelah kese-luruhan hasil penelitian dirumuskan oleh panitia pelelangan dinyatakanselesai dan diusulkan atau dipertanggungjawabkan kepada penanggung-jawab alokasi dana atau pemilik proyek. Calon pemenang di urutanpertama akan disahkan sebagai pemenang pelelangan setelah masa sang-gah selesai, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) pengumuman dipasang dimedia massa dengan jangkauan yang luas sesuai besaran kontrak, pengu-muman ditempelkan pula di kantor proyek; 2) pengumuman harus jelasdan rinci, sehingga sanggahan menjadi berkurang; 3) dilaksanakan denganwaktu yang cukup; 4) pelaksanaannya on time dan tidak ditunda-tunda.

12. Sanggahan Peserta Lelang

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi parapeserta pelelangan yang minta penjelasan tentang keputusan panitiapelelangan tentang urutan calon pemenang, dengan kegiatan sebagaiberikut: 1) panitia harus terbuka, akomodatif, dan memproses setiapsanggahan dari masyarakat yang umumnya berkisar pada ketidakpuasanevaluasi, kurangnya transparansi, ketidakadilan, dan penggelapan datadari pemenang; 2) berdasarkan informasi tersebut, panitia harus segeramelakukan investigasi untuk membuktikan kebenaran sanggahan. Bilasanggahan tersebut tidak benar, maka panitia akan melanjutkan kepenandatanganan kontrak, sebaliknya bila sanggahan dari masyarakatbenar; 3) pemerintah harus memberikan sanksi administratif yaknipembatalan tender, mencoret nama pemenang, dan pembubaran panitia.

Page 30: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi18

13. Penunjukan Pemenang Lelang

Setelah masa 'sanggah' berakhir maka, kepala instansi/proyek wajib menge-luarkan secara resmi surat penetapan pemenang pelelangan, agar dapatdiproses dalam ikatan perjanjian kerja pelaksanaan pekerjaan atau KontrakKerja. Kegiatan tersebut meliputi: 1) berita acara yang telah selesai lengkapdengan tanda tangan seluruh anggota panitia; 2) catatan lengkap sanggahandan jawaban merupakan kelengkapan data yang diperlukan untuk penge-luaran surat tersebut; 3) catatan samping-side letter yang merupakan hasilkesepakatan antara panitia dan mitra calon pemenang pada pre-award meeting.

14. Penandatangan Kontrak Perjanjian

Kegiatan akhir dari proses pelelangan adalah penandatanganan perjanjiankontrak pelaksanaan pekerjaan. Perjanjian tentang nilai harga pekerjaan,hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaanyang ditentukan secara pasti.

15. Amandemen Kontrak

Amandemen Kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak.Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:a) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh

para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalamkontrak;

b) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahanpekerjaan;

Page 31: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 19

c. Tujuan dan Kegunaan Toolkit Anti Korupsi di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Melalui tinjauan secara parsial dari setiap segmentasi pengadaan barang dan jasa pemerintah, seperti telah diuraikandi atas, maka akan dapat dilakukan upaya untuk melakukan 'diagnosis' dari penyakit- penyakit KKN yang biasanyamelanda praktik pengadaan barang dan jasa publik di Indonesia. Dari upaya diagnosis, keseluruhan kekuatan masyarakat(publik, bisnis dan masyarakat madani), akan dapat ditengarai secara kasat mata maupun terselubung 'simtom' atauindikator-indikator dari penyakit yang sedang berjangkit. Tujuan dari diformulasikannya Toolkit Anti Korupsi dibidang Pengadaan, dimaksudkan untuk menjadi 'alat' atau 'instrumen' bagi segenap lapisan dan kekuatan masyarakat

c) perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan danperubahan pelaksanaan pekerjaan;

d) amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihakyang membuat kontrak tersebut.

16. Penyerahan Barang/Jasa kepada User

Penyerahan barang dan jasa dapat dilakukan secara bertahap ataumenyeluruh. Barang yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasiyang tertuang dalam dokumen lelang. Penyerahan final dilakukansetelah masa pemeliharaan selesai. Setelah penyerahan final selesai,tanggung jawab penyedia jasa masih belum berakhir. Penyerahanbarang dan jasa dianggap memenuhi aturan yang berlaku apabiladilaksanakan: 1) tepat waktu sesuai perjanjian; 2) tepat mutu sesuaiyang dipersyaratkan; 3) tepat volume sesuai yang dibutuhkan; dan 4)tepat biaya sesuai dalam isi kontrak.

Page 32: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi20

di Indonesia, agar dapat secara aktif berperan serta mencegah merajalelanya penyakit KKN di bidang pengadaanbarang dan jasa pemerintah. Masyarakat selanjutnya dapat melakukan fungsinya sebagai “peniup pluit”(whistleblower) atau semacam “watchdog", yang akan segera memberikan alarm atau upaya pencegahan diniyang ditujukan kepada pihak- pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan preventif maupun represif yangdiperlukan. Gambar ilustrasi di bawah ini menggambarkan bahwa tanpa adanya usaha pencegahan dan pemberantasanKKN di bidang pengadaan, akan terjadi lubang- lubang kebocoran sebesar 30% dari alokasi belanja barang dariAnggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) setiap tahunnya (alokasi anggaran untuk keperluan Belanja Barang dalamAPBN TA 2000 mencapai angka Rp. 70 triliun. Sementara itu, dengan Toolkit Anti Korupsi di bidang pengadaanbarang dan jasa pemerintah, keseluruhan pihak di sektor publik, swasta maupun masyarakat sipil, dapat melakukanfungsi masing- masing dalam upaya mencegah, mengurangi atau menghilangkan praktik KKN di bidang pengadaan,baik yang terjadi di tingkat nasional maupun regional dan lokal, KKN yang terjadi di tingkat makro maupun mikro,di tingkat akar rumput, baik yang tergolong 'petty' atau kecil-kecilan, maupun 'grand' yang tergolong besar-besaran.Melalui Toolkit ini diharapkan dapat memberikan 'public awareness' yang maksimal bagi masyarakat, di samping dapatpula memberikan pengetahuan praktis tentang 'modus-modus operandi' KKN di bidang pengadaan barang dan jasapemerintah, yang pada saat ini masih sangat 'kurang diperhatikan' dibanding dengan bentuk-bentuk korupsi, kolusidan nepotisme di bidang lainnya, seperti halnya KKN terjadi di wacana politik, perbankan, perpajakan dan perdagangan.Ilustrasi di bawah ini menjelaskan bahwa upaya diagnostik, menentukan simtom dan terapi terhadap proses pengadaanbarang dan jasa pemerintah di suatu unit kerja pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dapat dilakukanoleh pihak-pihak yang berkepentingan di sektor publik, bisnis maupun masyarakat sipil.

Page 33: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 21

P A T O L O G IBIDANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Enam Belas LangkahPengadaan Barang/Jasa

Pemerintah

P

Page 34: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi22

Perencanaan pengadaan adalah tahap awal dalam kegiatan pengadaan barang danjasa pemerintah yang peranannya sangat strategis dan menentukan. Kegiatan inibertujuan untuk mempersiapkan secara rinci mengenai target, waktu, mutu, biaya,dan manfaat dari paket-paket pengadaan barang dan jasa untuk keperluanpemerintah, yang dibiayai dari dana APBN maupun Bantuan Luar Negeri.KKN dalam kegiatan pengadaan pemerintah, pada umumnya dimulai dari segmenPerencanaan Pengadaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa 'asal muasal' dari penyakitKKN bermula dari kegiatan penyusunan Rencana Pengadaan, di antaranya adalah:

1. Penggelembungan Anggaran2. Rencana Pengadaan yang Diarahkan3. Penentuan Jadwal Waktu yang Tidak Realistis4. Pemaketan Pekerjaan yang Direkayasa

Penyakit 1APENGGELEMBUNGAN ANGGARAN

SIMTOMPenggelembungan rencana pengadaan, dapat terjadi pada berbagai aspek: biaya, kualitas, bahan, volume dansebagainya. Rencana yang dibuat tidak realistis dan biasanya berlebihan, jauh di atas kebutuhan yang sebenarnya.Akibatnya, terjadi pembengkakan jumlah anggaran APBN/APBD yang merupakan pemborosan dan memperbesarpeluang kebocoran.

1PERENCANAAN

PENGADAAN

Page 35: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 23

Penyakit 1BRENCANA PENGADAAN YANG DIARAHKAN

SIMTOMPenyusunan spesifikasi teknis dan kriterianya diarahkan untuk memperbesar peluang agar suatu produk danpengusaha tertentu dapat memenangkan tender. Bahkan ada yang sedemikian terfokus sehingga menutuppeluang pengusaha lain. Dengan demikian akan terbuka kemungkinan pada proses selanjutnya pihak perencana,panitia, pemimpin proyek, dan mitra kerja, dapat bekerja sama dengan berkolusi. Akibatnya kompetisi tidakterjadi dan peluang negara untuk memperoleh penawaran yang paling menguntungkan semakin kecil.

Penyakit 1CREKAYASA PEMAKETAN UNTUK KKN

SIMTOMPerencanaan pengadaan meliputi kegiatan pembagian dan pengaturan paket pengadaan menjadi beberapa paketproyek, atau sebaliknya, menggabungkan beberapa kegiatan menjadi satu paket proyek untuk alasan yangmenguntungkan diri sendiri atau kelompoknya. Pemaketan seharusnya dilaksanakan dengan mempertimbangkanaspek efisiensi dan efektifitas, namun pada praktiknya banyak yang direkayasa untuk kepentingan KKN. Contohnya,pemaketan dengan membagi proyek kepada beberapa pengusaha yang berasal dari kelompok tertentu dalamrangka 'tender arisan' atau 'proyek bagi-bagi untung'. Beberapa proyek dijadikan satu paket besar, sehinggapada kenyataannya hanya bisa dikerjakan oleh perusahaan besar dan kuat.

Page 36: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi24

Penyakit 1DMENGARAH DENGAN SENGAJA UNTUK PENUNJUKAN LANGSUNG

SIMTOMTahapan pengadaan dibuat lama dan berlarut-larut sehingga sampai batas waktu yang sempit dan mendesak.Ketika waktu mendesak dapat dijadikan alasan untuk melakukan penunjukan langsung. Penunjukan langsungdapat membuka peluang untuk memilih perusahan atau rekanan yang sudah ditentukan.

TERAPI• Rencana anggaran pengadaan dikaji ulang melalui program pengawasan ketat dan pengawasan masyarakat

yang diperkuat dengan peraturan dan undang-undang. Isu ini harus dibenahi secara total dan sistemikkarena kelemahan yang ada merupakan kelemahan sistem yang akan berulang. Melalui keterbukaan danpartisipasi masyarakat masalah ini akan mudah dibenahi.

• Spesifikasi teknis harus dikaji untuk melihat apakah spesifikasi itu mengarah pada produk tertentu. Bilaterbukti benar, dokumen harus dibatalkan. Disamping itu, kriteria evaluasi juga perlu diteliti kembalimelalui program waskat (pengawasan melekat) dan wasmas (pengawasan masyarakat).

• Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu kajian ulang melalui program keterbukaan (disclosure)yang memungkinkan masyarakat memberi masukan terhadap rencana pengadaan itu. Denganmemperhatikan pasal-pasal di atas, tender arisan jelas mengarah pada tindakan kolutif yang hanya dapatdieliminasi melalui program keterbukaan.

Page 37: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 25

Panitia lelang adalah lembaga pelaksana pengadaan yang pertama-tama dibentukdan ditunjuk oleh pemimpin proyek, setelah seluruh kegiatan persiapan administrasipelaksanaan proyek selesai. Penunjukkan keanggotaan panitia pelelangan idealnyaharus berlandaskan kepada kriteria profesionalisme, sehingga panitia lelang yangterbentuk di unit-unit kerja pemerintah akan memiliki kredibilitas dan kemandirianserta bekerja secara profesional. Hal tersebut sangat penting, karena kedudukanpanitia lelang akan sangat menentukan keberhasilan dan 'bersih' tidaknya suatuproses pengadaan dilaksanakan oleh unit organisasi yang bersangkutan. Panitia lelangpada prinsipnya memiliki beberapa kewenangan, di antaranya adalah:

1. Menyusun dokumen tender;2. Menyusun kriteria dan menyeleksi calon peserta tender;3. Melakukan kegiatan kegiatan tender sampai dengan penetapan pemenang;4. Melaksanakan tugas secara profesional.

Kegiatan pada segmentasi Pembentukan Panitia Lelang perlu diwaspadai sebagai hal yang dapat menjadi penyebabberkembangnya penyakit KKN dalam proses pengadaan pemerintah. Sebab tugas dan peranan panitia pengadaanakan sangat berpengaruh terhadap 'bersih' tidaknya proses pengadaan barang di suatu unit kerja pemerintah.Panitia lelang akan menentukan 'hitam' atau 'putih'nya suatu proses pengadaan pemerintah dari dimulai-nya awalkegiatan pengadaan sampai ditandatanganinya kontrak perjanjian kerja. Pada segmentasi ini terdapat awal berjangkinyapenyakit-penyakit KKN yang perlu diwaspadai, di antaranya dengan tersusun atau terbentuknya Panitia Lelang yangtidak dilandasi dengan kriteria kemampuan teknis, kredibilitas serta integritas yang memadai dari anggotanya.Akibatnya hasil kinerja dari panitia menjadi tidak maksimal, penuh dengan nuansa KKN, serta pemerintah tidakmemperoleh barang dan jasa seperti yang diharapkan, baik dalam ukuran kualitas, kuantitas, harga dan ketapatanwaktu. Kinerja panitia yang pada umumnya dapat menjadi sumber penyakit KKN, antara lain :

1. Panitia tidak memiliki integritas2. Panitia yang memihak3. Panitia yang tertutup dan tidak transparan

2PEMBENTUKKANPANITIA LELANG

Page 38: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi26

Penyakit 2A

PANITIA TIDAK TRANSPARAN

SIMTOMPanitia bekerja secara tertutup dan tidak memberi layanan atau penilaianyang sama di antara para peserta lelang. Pada umumnya hal seperti initerjadi karena adanya unsur suap atau sogok, dari pihak pengusaha yangingin memenangkan tender, atau adanya tekanan dan pengaruh dari pihakatasan langsung mereka yang mempunyai niatan untuk melakukan KKN.Panitia juga cenderung menghambat akses informasi dari pihak-pihakyang dianggap dapat menghalangi langkah-langkah mereka. Sikap tertutupini menyuburkan peluang terjadinya praktik penyimpangan lain dalamproses pengadaan.

Penyakit 2BINTEGRITAS PANITIA LEMAH

SIMTOMPada umumnya apabila nuansa KKN telah mewarnai cara kerja panitia, maka mereka cenderung menjadi tidakobjektif, tidak jujur, bekerja tanpa visi, tidak profesional, tidak transparan, dan tidak bertanggungjawab. Karenapertimbangan dan keputusan yang ditetapkan oleh panitia, hanya berdasarkan suap atau 'janji' untuk menerimasesuatu dari peserta calon pemenang yang dijagokan oleh suara terbanyak dari anggota panitia. Lemahnyaintegritas mental dan kompetensi panitia, membuat proses pengadaan selalu rentan terhadap ancaman penyakit-penyakit KKN.

Page 39: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 27

Penyakit 2C

PANITIA YANG 'MEMIHAK'

SIMTOMPanitia cenderung memberi keistimewaan pada kelompok tertentu. Putusan dari panitia selalu mengacu kepada'kesepakatan' atau 'aturan-aturan' pelelangan yang tidak tertulis. Tindakan dan kebijakan panitia lebih berpihakkepada kelompok tertentu yang telah 'memberikan janji' atau memberikan 'sesuatu' yang berharga, sehinggamereka bersedia untuk mengabaikan kehendak kelompok lainnya. Diupayakan - kelompok lain tidak lulusdalam proses. Panitia bekerja dengan subjektivitas yang tinggi, selalu mengacu pada kriteria yang tidak baku, danmuncul kelompok-kelompok yang memiliki kedekatan dengan pimpinan proyek sehingga kualitas produkpengadaan relatif rendah tetapi harganya tinggi, serta timbulnya kasus-kasus 'tender arisan' atau ' pelelanganyang telah diatur'.

Penyakit 2D

PANITIA TIDAK INDEPENDEN

SIMTOMPanitia dikendalikan atau dipengaruhi oleh keinginan dan kepentingan pihak tertentu. Dalam melaksanakantugas, panitia bekerja secara tidak akuntabel, profesional, dan lamban karena mereka selalu menunggu perintahatau petunjuk dari pihak atasan, yang sebenarnya tidak memiliki otoritas di bidang pengadaan. Panitia padaakhirnya ibarat robot yang tidak memiliki kebebasan dalam melakukan analisis maupun pertimbangan teknisyang diperlukan. Oleh karena kemudi telah sepenuhnya diambil alih oleh atasan atau pihak pendana "operasitender" calon pemenang lelang.

Page 40: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi28

Penyakit 2E

INTERVENSI ATASAN LANGSUNG

SIMTOMDalam banyak pengadaan, panitia sering tidak dapat menolak intervensi atasan langsung. Apabila panitia diintervensi atasan dapat dipastikan proses pengadaan berjalan tidak adil dan jujur. Kepentingan atasan menjadikanpanitia tidak dapat bekerja secara profesional.

TERAPI 2(1) Keanggotaan panitia pengadaan seharusnya disusun secara berhati-hati dan tidak asal tunjuk, perlu dipilihdari orang-orang yang 'bersih' tanpa 'cacat', berpengalaman di bidang pengadaan, menguasai pengetahuantentang prosedur dan teknis pengadaan. (2) Panitia yang telah ditunjuk seharusnya dapat menyediakan informasikepada semua pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat pemerhati agar mereka dapat memonitor,mengevaluasi, dan memberi masukan mengenai kinerja yang telah dan sedang berlangsung. (3) Aturan main,guideline atau juklak untuk panitia harus ditegakkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. (4) Demikianpula penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) harus dikembangkan dan dilaksanakan bagi merekayang telah berjasa atau melakukan kesalahan dalam tugasnya selaku anggota panitia, dan (5) Monitoringpelaksanaan tugas panitia harus diperketat dan laporan periodik tugas dilakukan secara seksama. Pimpinanproyek atau para atasan langsung hendaknya bertindak sebagai pengawas yang aktif. Untuk memperkuatupaya tersebut, masukan masyarakat mengenai rekomendasi panitia harus diperhatikan dan ditindaklanjuti.

Page 41: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 29

Kegiatan prakualifikasi adalah penentuan seleksi terhadap sejumlah perusahaan calonpeserta pelelangan, berdasarkan syarat administratif, teknis, dan pengalaman sertaseleksi dari perusahaan (kontraktor/konsultan/dan supplier), yang diperkirakanmampu melaksanakan pekerjaan yang akan ditender atau dilelangkan. Prakualifikasidilaksanakan sebelum tender dalam rangka menjaring calon yang sanggupmelaksanakan pekerjaan.

Penyakit KKN di bidang pengadaan, dapat pula dimulai dari segmen kegiatanPrakualifikasi Perusahaan. Melalui seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pengadaanatau Panitia Prakualifikasi, dapat dihasilkan sejumlah perusahaan yang dinilai berbobot,bonafid dan profesional. Lolosnya perusahaan yang ternyata tidak memenuhi syaratyang telah ditentukan, pada umumnya disebabkan oleh karena adanya unsur-unsurKKN yang dilakukan oleh anggota panitia agar perusahaan-perusahaan tertentu

saja yang lolos dari seleksi. Atau juga disebabkan oleh perusahaan yang tidak memenuhi syarat, melakukan upayarekayasa terhadap data, surat keterangan dan informasi yang 'palsu' atau 'asli tapi palsu'.

Penyakit 3A

DOKUMEN ADMINISTRATIF TIDAK MEMENUHI SYARAT

SIMTOMHal-hal yang sering dijumpai dalam praktik, ternyata seringkali dokumen mitra kerja tidak memenuhi syarat,karena tidak didukung oleh data yang benar, namun diluluskan oleh panitia. Data sertifikasi palsu, atau ada surattugas tanpa dokumen. Dengan dalih berbagai alasan dan rujukan, panitia meluluskan peserta lelang. Denganjurus tersebut azas pembuktian terbatas tidak diperlukan lagi. Bilamana perusahaan yang tidak 'memenuhi

3PRAKUALIFIKASI

PERUSAHAAN

Page 42: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi30

syarat' ternyata menang dalam tender, maka akibatnya penanganan fisik akan berkualitas rendah walaupunharganya tergolong tinggi. Apabila perusahaan semacam itu dapat lulus dengan menggunakan cara "kualifikasibayangan", yang dapat dijualbeli dan diperoleh dengan cara KKN, maka kualitas proyek yang dilaksanakan olehperusahaan yang seharusnya tidak 'berhak', pada akhirnya akan menghasilkan hasil akhir yang jauh dari memadai.

Penyakit 3B

DOKUMEN ADMINISTRATIF 'ASPAL'

SIMTOMDokumen sertifikasi mitra kerja asli, namun tidak didukung oleh status nyata dari perusahaan (karena memangtidak ada). Agar proses prakualifikasi ini berjalan lancar dipakailah azas "saling percaya". Akibatnya panitiadengan mudah meluluskan peserta tender yang memiliki dokumen 'aspal', walaupun pada proses informalnyatetap dipakai azas pembuktian tidak langsung yang bermuara pada suap.

Penyakit 3C

TIDAK DILAKUKAN LEGALISASI DOKUMEN

SIMTOMDokumen prakualifikasi tidak diperkuat oleh data yang otentik dan pengesahan dari pihak yang berwenang.Namun dokumen ini malah diluluskan karena praktik KKN.

Page 43: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 3126

Penyakit 3DEVALUASI TIDAK SESUAI KRITERIA

SIMTOMDokumen prakualifikasi tidak diperkuat oleh data yang otentik dan pengesahan dari pihak yang berwenang.Namun dokumen ini diluluskan karena praktik KKN.

Penyakit 3E

TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN LAPANGAN

SIMTOMPanitia tidak memeriksa kondisi perusahaan secara langsung ke lokasi perusahaan berada. Biasanya perusahaanyang tidak diperiksa adalah perusahaan yang akan dimenangkan. Jika dilakukan pemeriksaan lapangan hanyadilakukan secara proforma.

TERAPI 3

(1) Guidelines, Kriteria dan Cara Memberikan Penilaian untuk pegangan baku panitia harus disosialisasikansecara luas kepada semua pihak yang berkepentingan, (atasan, pengawas ekstern dan intern, perusahaanpeserta seleksi dan masyarakat)

Page 44: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi32 27

(2) Keputusan penentuan hasil seleksi oleh panitia harusakuntabel dan dapat diuji keabsahan dan kebenarannya,sehingga setiap upaya rekayasa, sanggahan dari pihak yangbersangkutan, dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan.

(3) Pengamatan dan masukan dari masyarakat juga sangatdiperlukan di kegiatan ini, informasi tentang perusahaanyang sudah 'cacat', pernah dimasukkan 'daftar hitam',melakukan tindakan sepihak yang merugikan pemberipekerjaan, sangat diperlukan untuk menentukan berhaktidaknya suatu perusahaan ikut dalam proses pelelanganselanjutnya.

Page 45: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 33

Penyusunan dokumen lelang adalah kegiatan yang bertujuan menentukan secarateknis dan rinci dari pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak perusahaanpemasok barang dan jasa, mulai dari lingkup pekerjaan, mutu, jumlah, ukuran, jenis,waktu pelaksanaan, dan metode kerja dari keseluruhan pekerjaan yang akandilelangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Dokumen disusun secara sederhana oleh panitia agar mudah dipahami dan menjadipedoman baku bagi seluruh pihak.

Dokumen Pelelangan meliputi petunjuk kepada peserta lelang, syarat kontrak, syaratteknis, daftar pekerjaan yang akan dikontrakkan, usulan perjanjian, serta gambar-gambar teknis dan referensi yang diperlukan oleh peserta tender. Agar informasiyang diterima seluruh pihak identik, maka perubahan apapun dalam dokumen lelangharus segera diumumkan/disampaikan pada pihak yang terlibat. Kegiatan pada tahap

ini, dapat dijadikan kesempatan untuk melakukan KKN, oleh karena spesifikasi teknis yang disyaratkan, kualitas dankuantitas barang, tempat penyerahan barang, tenggang waktu lamanya pekerjaan dan penyerahan barang, adalahhal-hal yang mengandung kesempatan untuk melakukan tawar menawar dengan produsen dan supplier barang, danpemilik barang, agar 'merek' barangnya yang dipakai, atau persediaan barangnya dapat cepat laku terjual di pasaran.

Vendor atau rekanan semacam itu akan berusaha mempengaruhi para pejabat atau anggota panitia lelang, untukmemasukkan persyaratan serta spesifikasi yang mengarah ke tipe, jenis, kemampuan dan kualitas dari barang yangdimiliki atau dijualnya. Oleh sebab itu beberapa penyakit KKN yang sering terjadi adalah:

1. Melakukan Rekayasa Kriteria Evaluasi2. Dokumen Lelang Non Standar3. Dokumen Lelang yang Tidak Lengkap2. Dokumen Lelang yang Mengarah atau Bias

4PENYUSUNAN

DOKUMEN LELANG

Page 46: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi34

Penyakit 4A

SPESIFIKASI YANG DIARAHKAN

SIMTOMSpesifikasi teknis yang direkayasa untuk mengarah pada suatu produk tertentu, atau membuat kriteria yangditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak tertentu, pada umumnya dimaksudkan untuk memperlancarupaya KKN.Kasus yang umum terjadi, adalah untuk paket pembelian peralatan atau mesin tertentu, agar barang yangditawarkan oleh pembuat atau supplier, dengan janji komisi yang menggiurkan dibeli atau dipakai oleh proyek.Maka spesifikasi teknis yang disusun oleh panitia untuk pembuatan dokumen tender diarahkan kepada produktersebut. Dengan maksud agar perusahaan pemasok barang akan mencari produk dimaksud, atau mencaridistributor barang yang bersangkutan. Di lain pihak jumlah perusahaan yang berminat untuk ikut dalam ten-der, dengan sendirinya berkurang dan hanya kelompok tertentu saja yang berpartisipasi dalam prosesselanjutnya. Kasus ini akan merugikan banyak pihak, termasuk pemerintah karena tidak dapat memperolehbarang dengan harga yang wajar. Termasuk kerugian dari produsen atau pabrikan lain yang tidak berkesempatanuntuk memasarkan produknya.

Penyakit 4B

REKAYASA KRITERIA EVALUASI

SIMTOMKriteria evaluasi dalam dokumen lelang diberikan penambahan persyaratan atau ketentuan yang tidak relevanatau dibutuhkan dengan maksud untuk mempermudah terjadinya KKN. Penambahan dilakukan untuk membatasi

Page 47: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 35

peserta di luar daerah kerja, kelompok, atau ketentuan teknis yang sulit dipenuhi oleh perusahaan yang tidakmemiliki akses atau persyaratan yang dimaksud. Banyak peserta pada akhirnya gagal akibat tidak mampumemenuhi kriteria evaluasi dan ternyata mereka yang mampu lulus evaluasi adalah kelompok eksklusif yangmelakukan praktik KKN.

Penyakit 4C

DOKUMEN LELANG NON-STANDAR

SIMTOMDokumen lelang dibuat dengan tidak mengikuti kaidah dokumen lelang. Misalnya instruksi kepada pesertalelang dibuat dengan menambah syarat yang sukar, persyaratan tentang penyusunan pendukung dokumenpenawaran yang seharusnya tidak diperlukan namun diminta dan kalau tidak dipenuhi dapat mematikan,persyaratan tentang prakualifikasi yang seharusnya tidak lagi dimuat namun menjadi persyaratan yangmematikan. Hanya kelompok tertentu yang akhirnya berhasil "berkat" praktik KKN dengan panitia lelangatau dengan kelompok yang lain.Hal ini berawal dari upaya kelompok tertentu agar menang tender melalui rekayasa dokumen sehinggamitra kerja yang gugur secara suka rela menerima dokumen rekayasa ini. Cacat dalam dokumen tersebuthanya dapat diungkap melalui suatu cermatan yang tajam terhadap apa yang seharusnya ditegakkan olehpanitia dalam menyusun Dokumen Pengadaan.

Page 48: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi36

Penyakit 4DDOKUMEN LELANG YANG TIDAK LENGKAP

SIMTOMKarena ketidakmampuan panitia dalam menyusun dokumen lelang dengan baik dan benar, hal tersebut akanmemperbesar peluang untuk berbuat KKN. Kekurangan dan kelebihan pada isi, makna, pengertian dokumenakan memberi kesempatan dan peluang bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk berperan dalamproses pengadaan barang dan jasa.

Dalam upaya mendalami isi dokumen lelang, mitra kerja yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa akanmengalami kebingungan dan kesimpangsiuran. Kelemahan seperti ini membuka peluang untuk pengusaha yangakan memanfaatkan kekurangan informasi sebagai upaya untuk menjatuhkan saingan mereka. Dalam kondisiseperti ini ada kelompok-kelompok tertentu yang memanfaatkan untuk melakukan kolusi antara pengusahadengan pihak panitia, untuk melakukan pengaturan tender dengan penyusunan dan pembuatan dokumentender yang 'bias' atau bermakna ganda, dengan maksud untuk membuat kebingungan, kesimpangsiuran dankekeliruan dalam membuat penawaran teknis dan harga, yang pada akhirnya penawar gagal untuk menyajikanpenawaran yang benar dan memenuhi syarat.

Page 49: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 37

Penyakit 4E

DOKUMEN LELANG ASPAL

SIMTOMUntuk mengelabui atau menyesatkan peserta lain yang bukan kelompok kolusi panitia, panitia sengaja membuatdokumen lelang Aspal, agar dalam mengikuti dan menyusun penawaran perusahaan tersebut salah, danakhirnya akan dikalahkan.

TERAPI 4(1) Dokumen lelang sebelum dipakai untuk tender harus dikaji ulang oleh pihak-pihak terkait, seperti

atasan langsung, bagian yang akan memakai barang (users), staf ahli dan pejabat lain. Dengan melakukankonsultasi kepada pihak-pihak yang berkaitan, maka apabila terdapat koreksi, masukan baru tambahandan pengurangan, segera dapat dikerjakan sebelum dokumen disebarluaskan ke pihak luar.

(2) Terapi lainnya adalah dengan meningkatkan kemampuan profesionalisme panitia dalam penyusunandokumen lelang.

(3) Dokumen lelang harus dibuat transparan sehingga dapat diakses oleh masyarakat. Bila terdapat keganjilankarena ada rekayasa KKN, masyarakat segera dapat memberi masukan sebelum dokumen tersebutdigunakan dalam tender. Masyarakat pemerhati harus diberi kesempatan untuk memonitor dan memberimasukan.

Page 50: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi38

Pengumuman lelang dimaksudkan agar masyarakat mengetahui secara luas akanadanya pelelangan pekerjaan yang akan diselenggarakan oleh pemerintah. Dengandemikian telah disyaratkan dalam aturan yang berlaku, bahwa pengumumanpelelangan barang dan jasa pemerintah harus disebarluaskan melalui media massa.Pada dasarnya, pengumuman tersebut mewakili proses pernyataan minat secaraformal bagi perusahaan yang telah lulus kualifikasi untuk mengikuti tender.

Kegiatan pengumuman pelelangan dapat menjadi sumber penyakit KKN, apabilapengumuman direkayasa bersama-sama antara anggota panitia dengan rekanan calonpemenang.Ini dilakukan dengan maksud untuk menutup kemungkinan ikutnya calon-calon pesertal dari luar lingkungan kelompoknya, yang kemungkinan akan menawarlebih rendah dari tawaran yang sudah direkayasa. Maka pada umumnya sering terjadi'pengumuman lelang' menjadi, antara lain :

1. Pengumuman Lelang Semu atau Fiktif2. Jangka Waktu Pengumuman yang Relatif Singkat3. Pengumuman yang Tidak Lengkap

5PENGUMUMAN

LELANG

Page 51: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 39

Penyakit 5A

PENGUMUMAN LELANG YANG SEMU ATAU FIKTIF

SIMTOMPengumuman lelang dibuat melalui media yang mempunyai jangkauan publik sangat terbatas. Misalnya padasurat kabar bertiras rendah atau kolusi dengan media tertentu untuk menerbitkan edisi 'khusus' yang sangatterbatas. Dengan pengumuman yang tidak dapat dipertanggungjawabkan berarti menghilangkan kesempatankompetisi yang sehat, tidak ada peminat dari pemasok barang dan jasa yang akan mengikuti proses pelelangan,dan pada akhirnya keluaran proses selanjutnya adalah pemenang yang KKN.

Penyakit 5B

PENGUMUMAN LELANG TIDAK LENGKAP

SIMTOMInformasi dalam pengumuman lelang dibuat tidak lengkap dan tidak memadai. Di balik itu, informasi yang 'tidakdiumumkan' diberikan khusus secara tersendiri kepada pengusaha yang diproyeksikan untuk memenangkanlelang dan dibuat selengkap mungkin. Hal ini mempersempit peluang pesaing lain untuk bertarung secara 'fair'dan gagal menyerahkan syarat-syarat secara lengkap dan tepat waktu.

Page 52: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi40

INSTRUKSI PRESIDEN NO. 5 TAHUN 2004TENTANG

PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Pasal 6:

“Melaksanakan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan JasaPemerintah secara konsisten untuk mencegah berbagai kebocoran dan pemborosan

penggunaan uang negara baik yang berasal dari APBN maupun APBD”

TERAPI 5(1) Pengumuman lelang pada waktunya nanti harus dilakukan secara transparan, selain melalui media massa

cetak atau radio, atau papan pengumuman juga dilakukan melalui website/internet, yang tidak dapatdirekayasa untuk kepentingan KKN. Dengan demikian pemerintah harus mempunyai data-base danwacana untuk menghimpun keseluruhan kegiatan pengumuman lelang secara sentral, selain yang dapatdilakukan oleh masing-masing unit kerja.

(2) Selain melalui internet, pengumuman lelang dapat dilakukan melalui 'buletin pengadaan barang dan jasapemerintah', sebagaimana telah dilakukan dengan berhasil di berbagai negara.

(3) Untuk mendukung kedua program di atas, perlu peraturan yang mewajibkan seluruh pengumumanpengadaan barang dan jasa pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, untuk disalurkan ke institusi ataubadan yang bertanggungjawab menyebarluaskan pengumuan tersebut melalui internet maupun buletin.

Page 53: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 41

Penyakit 6A

DOKUMEN LELANG YANG DISERAHKAN TIDAK SAMA (INKONSISTEN)

SIMTOMDalam proses penyempurnaan dokumen dijumpai dokumen konsep dan dokumen final. Untuk maksudmengalahkan peserta lain yang tidak ikut dalam kelompok kolusi, mereka diberi dokumen yang masih 'konsep'.Akibatnya banyak peserta gugur akibat tidak memenuhi kriteria evaluasi yang seharusnya. Peserta yang tidakgugur hanya kelompok tertentu (termasuk dalam kelompok KKN karena memiliki dokumen lengkap).

6PENGAMBILAN

DOKUMEN LELANG

Kegiatan penyediaan dokumen lelangkepada para peminat, harus di-berikan secara lengkap dengancuma-cuma maupun dengan biayayang telah ditentukan. Penyerahanini juga harus dalam waktu yangsesuai dengan jadwal yang telahditetapkan oleh panitia. SesuaiKeppres 80/2003, dokumenlelang diberikan secara gratis. Untuk mempermudah distribusi, dokumen lelang dapatdibagi menjadi dokumen tetap dan tidak tetap. Isi dokumen adalah instruksi standaruntuk bidder, syarat-syarat umum kontrak, spesifikasi teknis umum, contoh-contohdokumen yang umum diberlakukan seperti surat penawaran, bid bond/guarantee,

performance bond/guarantee, dan surat usulan ajudicator. Keterbukaan dalam penyelenggaraan tahap ini akan mengurangikorupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan secara keseluruhan.

Page 54: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi42

Penyakit 6BWAKTU PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN TERBATAS

SIMTOMHanya sedikit peserta yang memperoleh dokumen (kelompok KKN) dan terlihat adanya pengaturan dalamtender. Dalih yang digunakan untuk menjustifikasi perbuatan itu adalah keterbatasan waktu pelaksanaanpekerjaan atau musim hujan yang segera datang. Peserta yang masih "sempat" mengambil dokumen ialahmereka yang dekat dengan pimpinan proyek.

Penyakit 6CLOKASI PENGAMBILAN DOKUMEN SULIT DICARI

SIMTOMPenyampaian dokumen lelang ditentukan oleh panitia di tempat yang sukar ditemukan dan papan pengumumantidak dipasang. Termasuk juga upaya untuk memindahkan lokasi pengambilan dokumen dilakukan secaramendadak, hanya beberapa jam sebelum penutupan dan hanya diumumkan dengan tempelan petunjuk kertaspengumuman. Hal itu dimaksudkan agar para peminat pelelangan yang datang mengambil hanya mereka yangkenal baik dengan panitia, serta peminat lainnya masih sibuk mencari lokasi yang sebenarnya, sementarawaktu penutupan sudah mendesak.

Page 55: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 43

TERAPI 6

(1) Seharusnya ada aturan yang menentukan bahwa panitia tidak diperkenankan mengubah ketentuanyang telah diumumkan dan disebarluaskan kepada para peserta lelang dan publik, agar dapat mengurangiupaya rekayasa yang bernuansa KKN.

(2) Dokumen yang direkayasa menjadi tidak konsisten antara peserta lelang yang satu dengan lainnyaseharusnya dapat mengakibatkan dibatalkannya suatu proses pelelangan yang sedang berjalan. Sesuaidengan UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, makamasyarakat dapat melaporkan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengambiltindakan hukum atas terjadinya proses tender yang bernuansa KKN.

Page 56: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi44

7PENYUSUNAN

HARGA PERKIRAANSENDIRI

Harga Perkiraan Sendiri menen-tukan perkiraan besaran biayapekerjaan yang akan dilelangkan,berdasarkan harga pasaran yangberlaku patokan jenis, ukuranvolume, metode dan pekerjaansesuai dengan rancang bangunpekerjaan dimaksud serta per-hitungan kenaikan harga dan wak-tu pelaksanaan pekerjaan. HargaPerkiraan Sendiri diperlukandalam penyusunan anggaran, proses pengadaan, dan pelaksanaan. Harga PerkiraanSendiri berperan dalam penentuan pemenang; setiap peserta lelang memperoleh

akses untuk mengetahui Harga Perkiraan Sendiri. Penyusun Harga Perkiraan Sendiri harus mengkaji studi kelayakan,engineering design, data harga kontrak di sekitar pekerjaan yang dilelangkan, harga pasar yang berlaku, dan hargayang dikeluarkan oleh pemerintah/manufaktur atau perusahaan jasa. Dalam kaitannya dengan praktik KKN, penentuanHPS oleh otoritas proyek dapat terjadi untuk maksud dan tujuan untuk memperoleh 'pembenaran' atas hargapenawaran yang telah direkayasa.

Page 57: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 45

Penyakit 7A

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DITUTUP-TUTUPI

SIMTOMWalaupun sudah ada pedoman bahwa Harga Perkiraan Sendiri tidak bersifat rahasia, bukan berarti mitra kerjamudah memperoleh dokumen tersebut. Hanya kelompok tertentu yang mudah memperoleh akses terhadapdokumen Harga Perkiraan Sendiri. Apabila tender yang dilakukan bukan tender 'arisan' atau tender yang 'diatur',maka HPS sangat penting untuk mengetahui kekuatan lawan, dan juga indikasi alokasi biaya yang tersedia dalamanggaran proyek. Maksud menutup-nutupi HPS adalah agar peserta lelang yang tidak diproyeksikan untuk menjadipemenang, akan kehilangan 'jejak' dalam mengajukan harga penawaran yang 'wajar'. Sehingga kemungkinan parapenawar hanya meraba-raba harga yang dianggap pantas, sehingga pada kenyataannya penawar yang mendekaticeiling HPs, hanya mereka yang memperoleh 'bocoran', sedangkan lainnya jauh berada di atas atau di bawahharga ceiling HPS.

Penyakit 7B

PENGGELEMBUNGAN (MARK-UP)

SIMTOMNilai penawaran mendekati Harga Perkiraan Sendiri karena sudah diatur sebelumnya dengan mitra kerja. Nilaikontrak menjadi tinggi karena nilai yang ditawarkan pemenang akan dekat dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri.Koefisien dan faktor yang mempengaruhi suatu harga tidak menguntungkan. Produktivitas rendah karena upayaini digunakan untuk ber-KKN oleh pihak-pihak terkait. Mitra kerja terkait akan memanfaatkan nilai HargaPerkiraan Sendiri.

Page 58: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi46

Penyakit 7D

PENENTUAN ESTIMASI HARGA TIDAK SESUAI ATURAN

SIMTOMBiasanya yang menyusun HPS adalah panitia, namun dalam rangka kolusi, yang menyusun adalah 'calon pemenang'.Dengan demikian cara dan data serta metode mirip dengan penawaran dari mitra kerja dalam rangka kolusi(disamping panitia juga tidak berkemampuan menyusun HPS sendiri).

TERAPI 7

(1) Sesuai dengan peraturan yang berlaku HPS harus dibuka kepada peserta tender, agar terjadi persaingansehat diantara mereka dalam menentukan harga yang paling reasonable atau wajar dan palingmenguntungkan pemerintah, serta tidak mengandung unsur KKN.

(2) Otoritas Proyek, agar tidak dibiarkan bekerja secara tertutup dan eksklusif. Usahakan agar setiap saatmereka harus memberikan laporan kepada atasan langsungnya, pengguna (users) barang dan pihak pengawasinternal dilingkup organisasi masing-masing. Panitia Pembelian harus dapat menjelaskan kepada semuapihak yang terkait, tentang bagaimana membuat analisis harga dalam rangka menyusun HPS.

Page 59: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 47

Aanwijzing adalah pertemuanpenjelasan lisan dari pihakpemberi kerja, yang dalam halini diwakili oleh Panitia Peng-adaan di hadapan seluruh calonpeserta pelelangan. Penjelasandan tanya jawab dilakukan tentang hal teknis maupun administratif, agar tidak terjadi perbedaan persepsi maupunkekeliruan dalam pengajuan penawarannya. Kegiatannya meliputi antara lain:

1. kegiatan ini harus bersifat terbuka dan dibuat berita acaranya oleh panitia;2. informasi yang diberikan dalam bentuk addendum dokumen lelang;3. bila penjelasan lapangan diperlukan, panitia tidak diperkenankan memungut biaya untuk kegiatan tersebut.

8PENJELASAN/AANWIJZING

Page 60: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi48

Penyakit 8A

PRE-BID MEETING YANG TERBATAS

SIMTOMPembatasan informasi oleh panitia agar hanya kelompok dekat saja yang memiliki informasi lengkap. Dalampenawaran, ada cluster yang penawarannya lengkap dan ada cluster lain yang penawarannya tidak lengkap. Bilapara peserta tidak jeli melihat dokumen lelang yang dibagikan, maka mereka akan terjebak dalam kerugian.Akibatnya tidak ada transparansi informasi, sehingga mengakibatkan ketimpangan dalam persaingan. Pengaturantender akan mengarah pada ekonomi biaya tinggi. Dunia usaha dirugikan secara menyeluruh akibat ulahsekelompok pengusaha sehingga akuntabilitas yang dibina dengan susah payah, hilang dalam sekejap. Dalampenawaran terlihat ada sekelompok penawar yang unggul dan ada yang "compang-camping" dalam penawarannya.

Penyakit 8B

INFORMASI DAN DESKRIPSI TERBATAS

SIMTOMPanitia memberikan penjelasan dalam bentuk 'pertanyaan' (question) dan 'jawaban' (answer). Adakalanya formulasidan distribusi 'perubahan'(addendum) selama pertemuan, tidak merata antar peserta (setelah aanwijzing).Penjelasan yang parsial dimaksudkan untuk ber-KKN, sehingga kelompok yang ikut KKN akan memperolehinformasi yang lebih sempurna. Sebaliknya pihak yang tidak ber-KKN akan menyampaikan penawaran yangkurang sempurna dan cenderung dinyatakan gugur secara administratif

Page 61: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 49

TERAPI 8

Seharusnya seluruh kegiatan proses pengadaan dimuat di website atau di kantor-kantor yang dapat diaksesoleh siapa saja. Demikian pula diseminasi dan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dari panitia ke semua institusiagar masyarakat luas cepat menyadari bila panitia melakukan penyimpangan dalam tugasnya. Dengan demikiantindakan preventif dan represif dapat segera ditegakkan.

Page 62: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi50

Penyerahan dokumen pena-waran secara tepat waktu, leng-kap dan memenuhi syarat ad-ministratif dan teknis, sertadialamatkan seperti yang telah ditentukan. Penyerahan harus dapat dibuktikan dengan tanda terima dari petugas.Kegiatan ini antara lain meliputi:

1. Penyampaian penawaran oleh peserta dapat dilakukan segera setelah peserta menerima addendum terakhirpanitia;

2. Penyampaian dokumen di luar batas waktu tidak akan diterima;3. Pembukaan, pemberian tanda, penelitian dokumen utama disaksikan oleh peserta;4. Setelah berita acara pembukaan, panitia tidak diperkenankan lagi menerima dokumen apapun;5. Tidak ada peserta yang gugur sebelum dilakukan evaluasi terhadap dokumen.

9PENYERAHAN& PEMBUKAANPENAWARAN

Page 63: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 51

Penyakit 9ARELOKASI TEMPAT PENYERAHAN DOKUMEN PENAWARAN

SIMTOMRelokasi tempat penyerahan dokumen penawaran dilakukan oleh panitia dalam rangka pengaturan tender. Halini dimaksudkan untuk menyingkirkan peserta yang tidak termasuk dalam kelompok KKN mereka. Sebaliknya,kelompok mereka telah diberitahukan sebelum memasukan penawaran. Saat melakukan relokasi, panitiasudah membuat skenario sedemikian rupa agar peserta non kelompok akan terlambat datang. Kelompok yangdatang lebih awal adalah kelompok yang ber-KKN dengan panitia.

Penyakit 9BPENERIMAAN DOKUMEN PENAWARAN YANG TERLAMBAT

SIMTOMPenawar biasanya menyampaikan penawaran pada detik-detik terakhir. Faktor transportasi dapat saja menjadihambatan dalam proses penyampaian tersebut, sehingga dokumen terlambat disampaikan. Sesuai yang terteradi juklak, panitia dilarang menerima dokumen yang terlambat namun dalam KKN, hal ini sering terjadi.

Penyakit 9CPENYERAHAN DOKUMEN FIKTIF

SIMTOMDalam rangka menjatuhkan lawan usaha, mitra kerja melakukan tindakan ilegal yakni memasukkan dokumenpalsu atas nama penawar lain. Dokumen palsu tersebut memiliki banyak kesamaan dengan dokumen lain,

Page 64: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi52

dalam hal perwajahan dan bentuk tanda tangan. Bila hal tersebut terjadi, maka akan ditemukan 2 dokumenpenawaran dari satu perusahaan yang sama. Kedua dokumen tersebut saling menjelaskan (berupa dokumenperubahan). Bila indikasi tersebut ternyata tidak terbukti, maka dalam proses selanjutnya kedua dokumentersebut akan dinyatakan tidak sah sebab dalam dokumen lelang disebutkan bahwa pemasukan dokumenpenawaran hanya diperkenankan satu kali saja.

TERAPI 91. Monitor pelaksanaan tender dengan seksama. Perlu adanya pengawas pengadaan dari masyarakat dan

LSM pemerhati.2. Sosialisasikan tugas pokok dan fungsi panitia ke institusi terkait termasuk pemerhati pengadaan, bila

akses ke arah itu sudah terbuka.3. Perlu undang-undang tentang kebebasan memperoleh informasi, agar masyarakat dapat melakukan

pemantauan.4. Kelompok yang survive (lulus) dari proses relokasi tersebut adalah mitra kerja yang ber-KKN. Mitra

kerja jenis ini akan mendorong proses pengadaan yang tidak berlandaskan prinsip-prinsip good gover-nance. Implementasi proyek pun mengarah pada "high cost economy"

5. Guideline kepanitiaan harus ditegakkan dan perlu ada pengamat dari masyarakat.6. Sempurnakan aturan tentang pemerhati pengadaan. Pemerhati diharapkan dapat berpartisipasi aktif

dalam proses pelaksanaan tender. Masukan dari masyarakat pemerhati diharapkan menjadi masukanuntuk penyempurnaan pelaksanaan tender.

Page 65: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 53

Kegiatan pemeriksaan, pene-litian dan analisis dari keselu-ruhan usulan teknis daripeserta pelelangan, dilakukanuntuk memperoleh validasi atau pembuktian terhadap harga penawaran yang benar, sesuai dengan persyaratanteknis yang telah ditentukan. Adapun kegiatan itu adalah:

1. Evaluasi penawaran meliputi evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga; evaluasi administrasiperlu mempertimbangkan faktor redaksional, keabsahan, jaminan penawaran, dan aritmatik;

2. Setelah lulus evaluasi administrasi, penawaran akan dikaji dari sisi teknis di mana perusahaan yang mengikutitender harus memiliki sertifikasi dari lembaga akreditasi yang kredibel;

3. Evaluasi harga adalah tahap evaluasi terakhir yang lebih menitikberatkan pada kesesuaian penawaran dengankriteria yang telah lebih dulu diprasyaratkan oleh panitia.

10EVALUASI

PENAWARAN

Page 66: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi54

Penyakit 10AKRITERIA EVALUASI CACAT

SIMTOM

• Hal tersebut dimaksudkan untuk memenangkan calon yang berani menyuap dengan jumlah yang tidaksedikit. Dari penyusunan kriteria awal, telah diterapkan hal-hal khusus yang sukar dipenuhi oleh mitrakerja untuk menjustifikasi kelompok tertentu

• Penawar yang tidak kompeten ternyata mampu memenangkan tender

• Simtom lainnya adalah perusahaan bonafid akan gugur, sebaliknya perusahaan yang kinerjanya lebihburuk akan lulus evaluasi administratif.

Penyakit 10BPENGGANTIAN DOKUMEN PENAWARAN

SIMTOM

• Penggantian dokumen untuk memenangkan mitra kerja tertentu dengan cara menyisipkan revisi dokumendi dalam dokumen awal.

• Dengan evaluasi tertutup yang dilakukan di tempat tersembunyi dan sukar dijangkau, panitia dapatberbuat apa saja dalam menangani dokumen termasuk mengganti atau menukar dokumen penawar.

• Walaupun penawar bukan yang terendah, dokumen dirubah dan diganti sedemikian rupa, sehingga setelahdilakukan koreksi aritmatik penawar tersebut dapat menjadi pemenang (karena terendah).

Page 67: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 55

Penyakit 10CEVALUASI TERTUTUP DAN TERSEMBUNYI

SIMTOMPemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi untuk memudahkan panitia mengatur segala sesuatunya dalamrangka KKN. Sesungguhnya pemilihan tempat yang terpencil dan tersembunyi dimaksudkan untuk memperolehhasil yang mantap karena tidak banyak gangguan dari pihak luar yang akan mempengaruhi jalannya evaluasi.Namun pada kenyataannya justru dengan terpencilnya lokasi evaluasi, akan dimanfaatkan panitia untukmelakukan KKN dengan mitra kerja.

Penyakit 10DPESERTA LELANG TERPOLA DALAM RANGKA BERKOLUSI

SIMTOMPengaturan lelang seperti ini banyak dijumpai dalam tender arisan, sehingga beban evaluasi panitia tidakbanyak dan panitia hanya mengevaluasi syarat minimum tertentu. Jumlah peserta yang ikut prakualifikasi,memasukkan dokumen, dan yang lulus semakin menurun secara mencolok, dengan pola 15-10-5 penawar,contohnya. Pada tender yang diatur, akan tampak jumlah peserta prakualifikasi banyak, namun yang lulus danikut tender hanya separuhnya. Selanjutnya ditemukan setengah dari total peserta memasukkan penawaranyang salah dan akhirnya tinggal 3 peserta. Simtom pada tender arisan tidak terlampau jelas, namun akanterlihat pada proses berikutnya (banyak surat kuasa, banyak kecerobohan, banyak kesamaan isi, pengetikansama, dan nomor jaminan berurutan).

Page 68: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi56

TERAPI 10

1. Perubahan penyampaian dokumen terbagi dua; satu dokumen dikirim ke atasan (bukan pimpro) dandibuka setelah rekomendasi dikeluarkan dengan mencocokkan dokumen yang telah dievaluasi dengandokumen tersebut.

2. Evaluasi seharusnya dilakukan di kantor proyek, monitoring dilaksanakan secara periodik di manaketerlibatan masyarakat dapat dijadikan input bagi evaluasi tersebut.

3. Progres Report oleh panitia secara teratur harus diberikan kepada pimpro, disertai daftar simak tentangapa yang telah dilalui dalam proses evaluasi

Page 69: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 57

Kegiatan pengumuman urutancalon Pemenang dilakukansetelah keseluruhan hasilpenelitian dirumuskan olehpanitia pelelangan dinyatakan selesai atau tuntas, dan diusulkan atau dipertanggungjawabkan kepada penanggungjawabalokasi dana atau pemilik proyek. Calon pemenang di urutan pertama akan disahkan sebagai pemenang pelelangan,setelah masa sanggah selesai dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Pengumuman dipasang di media massa dengan jangkauan yang luas sesuai besaran kontrak, pengumumanditempelkan pula di Kantor proyek;

2. Pengumuman harus jelas dan rinci, sehingga sanggahan menjadi berkurang;3. Dilaksanakan dengan waktu yang cukup;4. Pelaksanaannya tepat waktu dan tidak ditunda-tunda.

11PENGUMUMAN

CALON PEMENANG

Page 70: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi58

Penyakit 11APENGUMUMAN TERBATAS

SIMTOM

• Pengumuman yang disebarluaskan kepada publik sangat terbatas (dengan maksud mengurangi sanggahan).

• Proses pengadaan adalah proses yang mengkaitkan kegiatan birokrat dengan kegiatan publik. Bila semualangkah pengadaan hanya terbuka bagi mitra kerja, maka publik akan betul-betul buta mengenai prosestersebut.

• Ketertutupan panitia akan terus berlangsung hingga tahapan akhir proses pengadaan. Untuk menghindarikondisi itu, panitia harus lebih terbuka pada publik.

• Informasi baru akan dibuka setelah pelaksanaan pekerjaan.

• Sanggahan tidak ada, masukan dari publik tidak ada karena tidak terbaca.

Penyakit 11BPENGUMUMAN TANGGAL DITUNDA

SIMTOMPengumuman agar terlambat dari hari yang ditentukan karena proses suap/sogok terjadi. Secara psikis, calonpemenang yang sudah tahu akan menang, ingin kemenangan itu segera diumumkan agar tidak terjadi perubahan.Hal tersebut dilakukan dengan menyogok panitia. Bila suap tersebut diterima, maka telah terjadi kesalahanyang bersifat random.

Page 71: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 59

Penyakit 11CPENGUMUMAN YANG TIDAK SESUAI

SIMTOM

• Tidak ada masukan dari masyarakat.• Sejak awal proses, sudah ada upaya untuk mengelabui pihak pemerhati dan mitra kerja, yakni melalui

pengumuman yang tidak informatif.• Hal di atas memunculkan hambatan pada mekanisme pasca evaluasi dan mengurangi sanggahan dari

mitra kerja.

TERAPI 11

Perlunya penggunaan media yang jangkauannya luas seperti website, buletin dan papan pengumuman agarmasyarakat mengetahui informasi pengadaan pemerintah dengan cepat dan lengkap.

Page 72: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi60

1 Perbankan

- BLBI (2000) 144,5 T

- BNI Cabang Kebayoran Baru (2004) 1,7 T

- BRI (2004) 925 M

- Bank Mandiri (2005) 160 M

2 Penyimpangan APBN/APBD (2004) 37,39 T

3 Penyimpangan Pajak 8 T / Tahun

4 Jamsostek 13 T

5 Perusahaan Hutan (Illegal Logging) 3 T / Tahun

6 Pencurian Ikan, Pasir dan Kayu 76,5 T

7 Soeharto 5,7 T

BEBERAPA KASUS KORUPSI UANG & KEKAYAAN NEGARA

NO JUMLAH (Rp)KASUS

Dikutip dari BURU KORUPTOR Vol.1 No. 1, Oktober 2005

Page 73: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 61

Kegiatan ini dimaksudkan untukmemberikan kesempatan bagi parapeserta lelang yang meminta penje-

lasan keputusan panitia lelang tentang urutan calon pemenang, dengankegiatan sebagai berikut:

1. Panitia harus terbuka, akomodatif, dan memproses setiapsanggahan dari masyarakat yang umumnya berkisar padaketidakpuasan evaluasi, intransparansi, ketidakadilan, danpenggelapan data dari pemenang;

2. Berdasarkan informasi tersebut, panitia harus segeramelakukan investigasi untuk membuktikan kebenaransanggahan. Bila sanggahan tersebut tidak benar, maka panitia akan melanjutkan ke penandatanganan kontrak,sebaliknya bila sanggahan dari masyarakat benar;

3. Pemerintah harus memberikan sanksi administratif yakni pembatalan tender, mencoret nama pemenang,dan pembubaran panitia. Pimpinan proyek harus segera mengulang prakualifikasi dan melakukan tenderulang pekerjaan tersebut.

12SANGGAHAN

PESERTA LELANG

Page 74: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi62

Penyakit 12A

TIDAK SELURUH SANGGAHAN DITANGGAPI

SIMTOMPengumuman yang dilakukan panitia akan ditanggapi oleh mitra kerja yang kurang setuju dengan hasil evaluasi.Mereka mengkritik tugas panitia yang menyimpang dari pedoman yang ada serta menunjukkan bukti bahwapanitia ber-KKN dengan kelompok mitra kerja tertentu. Respon yang disampaikan panitia kepada pejabat yangberwenang kurang mencerminkan jawaban atas sanggahan yang disampaikan oleh mitra kerja. Proses pengadaantertutup dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Merugikan proses pengadaan dari segi waktu.

Penyakit 12BSUBSTANSI SANGGAHAN TIDAK DITANGGAPI

SIMTOM

• Adanya polemik berkepanjangan namun surat rekomendasi tetap dengan alasan kekhawatiranketerlambatan proyek

• Jawaban yang disusun oleh panitia yang nantinya akan disampaikan oleh pejabat terkait, tidak menyentuhsubstansi sanggahan. "Bahwa sanggahan immaterial", demikian kira-kira bunyi tanggapannya, sesuai denganklausul instruksi kepada bidder. Seluruh sanggahan diarahkan pada klausul mengenai evaluasi penawarandan hak panitia tentang kerahasiaan dokumen evaluasi tersebut.

Page 75: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 63

• Panitia memaksakan kehendak pribadinya pada proses yang terkait dengan publik ini. Persoalan ini sangatmerugikan kredibilitas lembaga (proyek dan panitia) dan akhirnya independensi panitia luntur.

• Koalisi internal di dalam asosiasi perusahaan akan sangat merugikan pertumbuhan dunia usaha padaumumnya.

Penyakit 12CSANGGAHAN PROFORMA UNTUK MENGHINDARI TUDUHAN TENDER DIATUR

SIMTOM

• Jumlah penyanggah cukup banyak, namun isi sanggahan bernuansa asal menyanggah, tanpa menghiraukanmateri sanggahan, sehingga terlihat bahwa sanggahan mitra kerja adalah sanggahan yang dibuat-buat.

• Jawaban yang disusun oleh panitia yang nantinya akan disampaikan oleh pejabat terkait, tidak menyentuhsubstansi sanggahan. "Bahwa sanggahan immaterial", demikian kira-kira bunyi tanggapannya, sesuai denganklausul instruksi kepada bidder. Seluruh sanggahan diarahkan pada klausul mengenai evaluasi penawarandan hak panitia tentang kerahasiaan dokumen evaluasi tersebut dan ini paling mudah dibuat.

TERAPI 12

Publik harus diinformasikan mengenai proses pengadaan dan mereka juga diperlukan sebagai pengawas yangdapat memonitor proses pengadaan secara komprehensif.

Page 76: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi64

Sisa belum tertagih tahun 2004 2.889.892.947.825,-

Masuk sampai April 2005 4.320.383.763,-

Jumlah 2.984.213.331.588,-

Dieksekusi / dibayar 500.000.000.-

Sisa tahun 2005 2.893.713.331.588,-

Akurasi data hingga 2005 5.317.737.001.799,-

UANG PENGGANTI TINDAK PIDANA KORUPSI TAHUN 2005

Sumber: Bahan tertulis Raker Kejaksaan Agung dengan Komisi III DPR, 1 September 2005

UANG PENGGANTI JUMLAH (Rp)

Page 77: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 65

Setelah masa 'sanggah' berakhir, maka kepala instansi/proyek wajib mengeluarkan secara resmi surat penetapanpemenang lelang. Guna dapat diproses dalam ikatanperjanjian kerja pelaksanaan pekerjaan atau Kontrak Kerja.Kegiatan tersebut meliputi:

1. Berita acara yang telah selesai lengkap dengan tanda tangan seluruh anggota panitia merupakan bahan dasaruntuk menyusun surat penunjukkan;

2. Catatan lengkap sanggahan dan jawaban merupakan kelengkapan data yang diperlukan untuk pengeluaransurat tersebut;

3. Catatan samping (sideletter) yang merupakan hasil kesepakatan antara panitia dan mitra calon pemenangpada pre-award meeting merupakan lampiran dalam surat penunjukan tersebut. Surat penunjukan yangditandatangani oleh pimpinan proyek segera disampaikan.

13PENUNJUKKAN

PEMENANG LELANG

Page 78: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi66

Penyakit 13ASURAT PENUNJUKAN YANG TIDAK LENGKAP

SIMTOMPenunjukan sudah dikeluarkan, namun proses sanggahan belum selesai, data pendukung berita acara tentangsanggah-jawab belum ada, seolah-olah tidak ada sanggahan. Panitia bekerja secara tertutup. Mereka memasukitahap berikutnya sebelum menyelesaikan proses yang seharusnya mereka selesaikan lebih dulu.

Penyakit 13BSURAT PENUNJUKAN YANG SENGAJA DITUNDA PENGELUARANNYA

SIMTOMPada hari yang telah ditentukan surat penunjukan belum dikeluarkan oleh proyek. Ada berbagai alasan untukmembenarkan langkah tersebut. Dibalik itu semua, adalah perlu adanya uang pelicin. Terjadi penundaan kegiatanberikutnya yang akan memperlambat proses selanjutnya. Masyarakat pemerhati dan dunia usaha tidak lagi menaruhpercaya dan hormat pada lembaga tersebut

Penyakit 13CSURAT PENUNJUKAN YANG DIKELUARKAN DENGAN TERBURU-BURU

SIMTOMDengan dikeluarkan surat tersebut seolah-olah tidak ada masalah tentang tender yang sedang dilaksanakan.Namun dalam kenyataannya, saat proses sanggah- jawab sedang berlangsung sehingga sangat merugikan mitra

Page 79: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 67

kerja yang sedang memproses sanggahan tersebut. Akibatnya hilangnya kepercayaan masyarakat pemerhatidan dunia usaha kepada institusi pemimpin proyek dan panitia. Transparansi, dan akuntabilitas publik hilang.Kode etik kerja hilang, seolah olah orang bekerja tanpa adanya aturan perundang-undangan.

Penyakit 13DSURAT PENUNJUKAN YANG TIDAK SAH

SIMTOMSurat Penunjukan yang belum lengkap sudah beredar atau sudah sampai kepada calon pemenang, dalam hal iniposisinya masih sangat 'lemah', sebab ada kemungkinan sanggahan benar. Surat ini bisa jadi tanggal dan tandatangan belum ada, dan belum memiliki kekuatan hukum. Hal ini bisa membuka peluang semacam suap kepadapihak tertentu bahwa calon pemenang tersebut memang betul menang, ada kemungkinan dalam proses akhirnyaurutan pertama gugur dan yang mendapat kemenangan adalah urutan terendah berikutnya.

TERAPI 13

Perlu kehati-hatian dalam menerbitkan Surat Penunjukan, data-data pendukung agar dilengkapi dan dipenuhioleh pihak rekanan dan proyek.

Page 80: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi68

Kegiatan akhir dari prosespelelangan adalah penanda-tanganan perjanjian kontrakpelaksanaan pekerjaan. Per-janjian tentang nilai hargapekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti.Kegiatan tersebut meliputi: konsep kontrak dan dokumen kontrak harus segera dipersiapkan oleh mitra kerjasetelah menerima surat penunjukan; konfirmasi kandungan dokumen dilakukan oleh proyek dan diparaf setiaphalaman oleh pejabat proyek dan mitra kerja yang diberi hak untuk itu; Kontrak ditandatangani oleh pihak-pihakterkait setelah mitra kerja memenuhi persyaratan penandatanganan kontrak seperti yang diatur dalam dokumenlelang. Kontrak gagal ditandatangani apabila mitra kerja tidak berhasil memenuhi persyaratan dalam kurun waktuyang ditetapkan dalam dokumen lelang.

14PENANDATANGANAN

KONTRAK

Page 81: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 69

Penyakit 14APENANDATANGANAN KONTRAK YANG DITUNDA-TUNDA

SIMTOMJaminan pelaksanaan belum ada sehingga kontrak belum dapat ditandatangani, (ini terjadi pada mitra kerjayang kurang memiliki kemampuan keuangan). Mitra kerja tidak saja kesulitan dalam memulai pekerjaannya,karena kemampuan keuangannya terbatas. Akhirnya, mereka sulit memenuhi persyaratan yang diminta sepertijaminan pelaksanaan, uang muka, dan mobilisasi pengadaan. KKN biasanya dimulai di sini karena disatu pihakrekanan berusaha mengulur waktu, sementara proyek mendesak dan mengancam untuk memutuskan ataumencabut Surat Penunjukan Pemenang/SPK atau membatalkan penandatanganan kontrak.

Penyakit 14BPENANDATANGANAN KONTRAK SECARA TERTUTUP

SIMTOMPenandatanganan kontrak yang sengaja ditutup-tutupi, untuk menghindari adanya publikasi, ini terjadi karenakontrak yang tumpang tindih dengan kontrak lainnya atau kontrak fiktif

Penyakit 14CPENANDATANGANAN KONTRAK TIDAK SAH

SIMTOMKontrak ditandatangani tanpa adanya dukungan yang disyaratkan, atau data pendukung yang kurang dipercaya.

Page 82: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi70

Penyakit 14DPENANDATANGANAN KONTRAK OLEH ORANG LAIN

SIMTOMPenandatangan kontrak bukan orang yang namanya tercantum dalam akte perusahaan atau akte perubahanyang telah disahkan oleh notaris. Kadang Akte dibuat hanya dengan hasil rapat yang disahkan oleh Notaris.Yang sebenarnya bukan Akte Perubahan yang sesungguhnya.Tujuannya:

(1) Dilakukan terhadap perusahaan peserta tender yang disewa atau perusahaan yang dipinjam olehorang lain.

(2) Praktik untuk menghindari pajak(3) Praktek perusahaan untuk melepas tanggung jawa jika dibelakang hari timbul permasalahan hukum

dan tuntutan ganti rugi.

TERAPI 14

(1) Perlu dibuat guideline terkait dengan pelaksanaan tugas pemimpin proyek, dan kepanitiaan denganjelas dan baku termasuk konsekuensinya.

(2) Monitoring atasan dilakukan dengan seksama, untuk setiap tahap kegiatan harus dilaporkan dan datatercatat semuanya.

(3) Masyarakat selaku stakeholder harus diberi kesempatan memperoleh akses informasi tentang prosespengadaan pemerintah.

Page 83: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 71

Perlu dilakukan pemeriksaan dengan akurat terhadap pihak penandatangan kontrak. Penandatangan kontrakjika bukan pimpinan atau direkturnya harus orang yang diberi kuasa yang namanya tercantum dalam AkteNotaris atau Akte Notaris Perubahannya. Penandatangan yang tidak tercantum dalam Akte Notaris berikutseluruh perubahannya harus ditolak.

Page 84: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi72

Amandemen Kontrak adalahketentuan mengenai perubahankontrak. Perubahan kontrakdapat terjadi apabila:

1. Perubahan pekerjaan dise-babkan oleh sesuatu halyang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;

2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;3. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan pekerjaan;4. Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak yang membuat kontrak tersebut.

15AMANDEMEN

Page 85: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 73

Penyakit 15AAMANDEMEN UNTUK MELINDUNGI KETERLAMBATAN PENYEDIA BARANG/JASA

SIMTOMAmandemen yang sengaja dilakukan, untuk menghindari sanksi karena keterlambatan pelaksanaan pekerjaan(bukan karena keadaan KAHAR) tetapi karena ketidakmampuan pihak penyedia barang/jasa, baik secarateknis maupun keuangan/modal. Amandemen dilakukan untuk menghindari penyitaan jaminan oleh penggunabarang/jasa.

Penyakit 15BAMANDEMEN MENAIKKAN HARGA

SIMTOMUntuk memenangkan pelelangan, penyedia barang/jasa menawar dengan harga serendah-rendahnya. Setelahmenang, meminta amandemen untuk menaikkan harga barang/jasa sesuai dengan harga awal (HPS). Dalamkasus ini keterlibatan pengguna barang/jasa sangat besar, sejak dari awal penawaran pekerjaan.

Page 86: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi74

Penyakit 15C

AMANDEMEN VOLUME

SIMTOMDalam melaksanakan pekerjaan penyedia barang/jasa, ternyata harga yang ditawarkan tidak sesuai lagi ketikapenawaran dibuat (bukan karena keadaan KAHAR). Penyedia mengurangi kualitas dan kuantitas barang agartidak mengalami kerugian. Alasan inflasi yang tinggi, harga-harga barang/material melonjak tajam dan kenaikanharga karena perbedaan kurs dollar, sering dijadikan alasan untuk meminta amandemen.

TERAPI 15

Perlu penelitian yang mendalam dan hati-hati terhadap permintaan amandemen dari penyedia barang/jasa diluar ketentuan keadaan KAHAR.

Page 87: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 75

16PENYERAHANBARANG/JASA

Penyerahan barang dan jasadapat dilakukan secara ber-tahap atau menyeluruh. Barangyang diserahkan harus sesuaidengan spesifikasi yang tertuangdalam dokumen lelang. Penye-rahan final dilakukan setelahmasa pemeliharaan selesai.Setelah penyerahan final sele-

sai, bukan berarti tanggung jawab penyedia jasa berakhir.Penyerahan barang dan jasa benar apabila:

1. Tepat waktu sesuai perjanjian2. Tepat mutu sesuai yang dipersyaratkan;3. Tepat volume sesuai yang dibutuhkan4. Tepat biaya sesuai dalam kontrak.

Kajian empat tepat di atas dilakukan sesuai dengan dokumen kontrak. Sumber KKN di segmen ini diantaranyaadalah :

1. Volume tidak sama2. Mutu/kualitas pekerjaan lebih rendah dari tentuan dalam spesifikasi teknik3. Contract change order (Perubahan Kontrak)

Page 88: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi76

Penyakit 16AVOLUME TIDAK SAMA

SIMTOMVolume proyek yang diserahterimakan ternyata tidak sama antara kontrak dengan volume yang dilaksanakanoleh pihak rekanan. Apabila perbedaan tersebut dikarenakan adanya contract change order (CCO) yang didukungoleh aturan main yang berlaku maka hal tersebut dapat dibenarkan. Tetapi apabila tidak didukung olehprosedur yang benar maka telah terdapat unsur kesengajaan untuk usaha memperkaya diri sendiri. Padaumumnya yang sering terjadi adalah pihak direksi selaku pemilik pekerjaan melakukan 'kolusi' dengan pihakrekanan untuk mengurangi volume pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan tetapi tidak dilaksanakan, denganmaksud agar 'pekerjaan fiktif' tersebut dijadikan uang untuk keperluan direksi.

Penyakit 16BMUTU/KUALITAS PEKERJAAN LEBIH RENDAH

DARI KETENTUAN DALAM SPESIFIKASI TEKNIK

SIMTOMSerah terima pekerjaan pada dasarnya baru dapat terjadi apabila semua pekerjaan telah diselesaikan sesuaidengan volume, mutu, dan waktu, sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak. Di dalam praktik terdapatusaha KKN melalui upaya menurunkan mutu barang atau pekerjaan yang jauh berbeda dengan spesifikasiteknik yang tertera dalam penawaran atau kontrak. Perbedaan spesifikasi teknik dengan mutu barang yangdiserahkan kepada proyek melibatkan pihak direksi pekerjaan dan rekanan, dengan asumsi kedua belahpihak akan memperoleh keuntungan, tetapi negara dan masyarakat akan dirugikan.

Page 89: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 77

Penyakit 16CMUTU/KUALITAS PEKERJAAN TIDAK SAMA DENGAN SPESIFIKASI TEKNIK

SIMTOMSerah terima pekerjaan pada dasarnya baru dapat terjadi apabila semua pekerjaan telah diselesaikan sesuaidengan volume, mutu, dan waktu, sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak. Dalam pelaksanaannyapenyerahan dapat dilakukan secara imparsial, atau secara menyeluruh. Hasil pekerjaan tersebut sesuai denganprosedur dilakukan melalui dalam dua tahap.Tahap pertama adalah serah terima sementara setelah pemimpinproyek menerima usulan serah terima dari mitra kerja pelaksana berdasarkan berita acara serta serahterima pekerjaan bahwa pekerjaan telah selesai dan mitra kerja berhak menerima pembayaran 90% dari nilaikontrak.Tahap berikutnya adalah setelah masa percobaan/atau masa pemeliharaan untuk masa tertentu,melihat kewajaran pekerjaan serta kesesuaian hasil pekerjaan dengan spesifikasi teknik. Pada saat inilahsesunggguhnya muncul penyakit akibat ketidaksesuaian antara hasil pekerjaan dengan ketentuan yang tertuangdalam spesifikasi teknik. Sedangkan pengadaan barang dilakukan dengan proses test run. Bentuk dariketidaksesuaian tersebut untuk sementara berwujud deformasi bentuk permukaan dari pekerjaan yangdiserahkan, deformasi tersebut kadang-kadang tidak tampak, dan adakalanya kenampakan tersebut baruterlihat setelah kurun waktu tertentu sehingga sulit untuk melakukan deteksi pada dampak penyimpangankualitas dalam waktu singkat. Dalam pekerjaan fisik, Simtom dini dari deviasi kualitas berbentuk: permukaanretak, bergelombang, dan terjadi deformasi bentuk. Dalam pekerjaan konsultan, Simtom dalam waktu singkatkurang dapat dilihat dan hanya ditemukan melalui suatu kajian, maka untuk pekerjaan konsultan, lebih kepadakejujuran dari para profesional. Dalam pengadaan barang, Simtom akan lebih nyata tampak, karena kinerjadari barang dengan kualitas yang rendah tidak akan sempurna (seperti komputer hang, mesin foto kopimacet, otomotif menemukan banyak hambatan, dan kualitas peralatan kantor dan produk kurang prima.

Page 90: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi78

Penyakit 16DCONTRACT CHANGE ORDER

SIMTOMTerjadinya CCO dalam pelaksanaan kontrak adalah sesuatu yang umum terjadi, karena tidak mungkin suatudesain dapat merepresentasikan rupa/bentuk topografi. Terlebih tentang apa-apa yang terkandung didalamnya.CCO merupakan perangkat legal untuk melakukan penyesuaian kontrak agar kontrak dapat dilaksanakansesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Namun dalam hal terjadi deviasi pelaksanaan pekerjaan sebagai akibatadanya komitmen dalam KKN, CCO merupakan tempat yang paling populer untuk menempatkan dana yangsusah dipertanggungjawabkan. Dalam ini CCO dapat dilakukan terhadap pergantian volume material yangmurah (dikurangi) ke volume material yang bernilai tinggi, sehingga terjadi kenaikan harga karena volumematerial yang mahal diperbesar. CCO terjadi pula pada pekerjaan konstruksi tambahan sebagai sesuatu halyang memang harus dilakukan karena pada awal pekerjaan volume jenis pekerjaan tersebut dipasang kecil.CCO terjadi juga pada pekerjaaan yang sederhana namun pelaksananya akan memperoleh benefit yang lebihbesar. Dalam CCO, memang mungkin terjadi penyesuaian akan tetapi mungkin ditujukan untukmengakomodasi volume fiktif yang tidak mudah dibuktikan (bila sudah tertimbun oleh lapisan yang lain.)Akibatnya, terjadi kenaikan nilai kontrak ke arah kenaikan maksimum, sehingga seolah-olah dana maximumyang tersedia merupakan hak bagi pelaksana. Dapat juga terjadi kekeliruan komunal antara pengawas lapangan,pelaksana, direksi lapangan sehingga seluruh dokumen dimanfaatkan dalam rangka pemenuhan komitmenKKN. Kemungkinan besar terjadi pengunduran penyelesaian pekerjaan sebagai akibat perubahan lingkuppekerjaan. Karena CCO memang digunakan oleh pelaksana sebagai kamuflase, mitra kerja akhirnya tidakpeduli lagi terhadap mutu hasil pekerjaan. Negara akan dirugikan karena mitra kerja tidak lagi memikirkankuantitas yang efisien bagi pekerjaan, yang mereka upayakan adalah pembayaran lewat kolusi.

Page 91: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 79

Penyakit 16EPEKERJAAN FIKTIF

SIMTOMPenyerahan barang/jasa fiktif. Tidak ada sama sekali bukti bahwa pekerjaan dilakukan atau barang diadakan.Hal ini dilakukan karena terjadi kolusi antara panitia dan kontraktor/pemborong sejak dari awal dan sangattertutup.

Penyakit 16FTIDAK MENERAPKAN MASA JAMINAN

SIMTOMMenerima pekerjaan barang atau jasa tanpa menerapkan jaminan pekerjaan barang/jasa. Akibatnya pekerjaanbarang/jasa yang mengalami kerusakan sebelum masa jaminan habis tidak dapat dimintai pertanggungjawabannya.

Penyakit 16GMEMINTA ADDENDUM

SIMTOMAddendum sebagai siasat atau cara sah untuk memberi jalan bagi perusahaan yang terlambat melakukanpekerjaan karena kelemahan kemampuan dan keterbatasan modal untuk meneruskan atau melanjutkanproyek sesuai jadwal.

Page 92: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi80

Untuk terhindar dari ketidakmampuan rekanan dalam melaksanaan pekerjaan barang/jasa, mendapatkankeuntungan dari memperbesar volume atau nilai proyek. Addendum juga sering dilakukan untuk memberijalan bagi para perusahaan yang terlambat melakukan pekerjaan karena kelemahan kemampuan dan keterbatasanmodal untuk meneruskan atau melanjutkan proyek sesuai jadwal.

TERAPI 16Sosialisasikan Kode Etik Profesional dari asosiasi kepada seluruh jajaran profesi. Penghargaanpada kode etik tersebut diharapkan akan mencegah dunia usaha untuk melacurkan profesidemi uang. Sebagai kelanjutannya, diperlukan suatu peradilan profesi agar pelanggar kodeetik dihukum oleh masyarakat profesi itu sendiri. Peran serta aktif masyarakat yangindependen diperlukan untuk ikut serta mengawasi dan memonitor kegiatan pengadaanpemerintah, khususnya penyerahan hasil akhir proyek.

Page 93: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 81

CATATAN

Prakualifikasi, Pascakualifikasi, dan Aanwijzing

1. Prakualifikasi

Prakualifikasi adalah kegiatan untuk menyeleksi terlebih dahulu calon-calon penawar yang akan diundanguntuk memasukkan penawaran. Prakualifikasi dilakukan untuk pekerjaan yang rumit/kompleks dan bernilaitinggi. Dengan prakualifikasi hanya calon penawar yang benar-benar mampu yang diundang untukmemasukkan penawaran. Mampu maksudnya mempunyai pengalaman, personil, peralatan, dan finansial.Yang tidak mempunyai kemampuan tidak diundang, juga demi kepentingan mereka karena kalau pundiundang tidak akan memenangkan lelang karena faktor kemampuan tadi. Padahal telah mengeluarkanbiaya yang tidak sedikit (ingat pekerjaan kompleks).Prakualifikasi untuk pekerjaan atau barang yang kompleks tidak membatasi jumlah calon penawar yangakan diundang. Artinya berapapun yang lulus harus diundang. Prakualifikasi untuk pengadaan pekerjaanatau barang yang kompleks dan bernilai rupiah tinggi tidak membatasi jumlah calon peserta lelang.Namun, prakualifikasi untuk pekerjaan jasa konsultasi dibatasi sampai jumlah tertentu, misalnya maksimaltujuh. Pembatasan untuk jasa konsultan disebabkan perbedaan cara evaluasinya. Pada pengadaan barang/pekerjaan yang paling menentukan adalah harga penawarannya. Sedangkan pada jasa konsultan yangpaling menentukan adalah kualitas proposal teknisnya.Harga penawaran adalah sesuatu yang terukur. Penawaran sebesar Rp. 4.5 milyar lebih rendah daripadaRp. 4.7 milyar. Oleh karena itu berapa pun jumlah penawaran yang masuk panitia lelang tidak akanmenemukan banyak kesulitan dalam mengevaluasinya. Cukup memfokuskan kepada yang terendah. Jikaterdapat kekurangan baru pindah ke terendah kedua dan seterusnya.Berbeda dengan harga penawaran, proposal teknis bukan sesuatu yang terukur. Untuk mengetahui

Page 94: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi82

mana yang terbaik tidak ada cara selain mempelajari/mengevaluasi semua proposal yang masuk. Dapatdibayangkan betapa repotnya panitia lelang manakala harus mengevaluasi 50 proposal teknis, misalnya.

2. Pasca KualifikasiUntuk barang/pekerjaan yang sederhana tidak perlu prakualifikasi. Siapa saja yang merasa mempunyaikemampuan disilakan menawar. Di sini biaya menyiapkan penawaran tidak sebesar pada barang/pekerjaankompleks. Jadi kerugian jika tidak memenangkan lelang juga tidak besar. Namun, tidak pula berartiyang tidak punya pengalaman, personil, peralatan, dan finansial dapat memenangkan lelang. Dalamdokumen lelang harus sudah dijelaskan bahwa yang akan ditunjuk sebagai pemenang lelang hanyalahyang harga penawarannya paling murah dan mempunyai kemampuan melaksanakan kontrak pengadaanbarang/pekerjaan tersebut dalam arti kata mempunyai pengalaman, personil, peralatan, dan finansial.Dengan pasca kualifikasi persaingan akan lebih besar dan akan menyebabkan harga penawaran semakinrendah. Oleh karena itu cara ini yang lebih diinginkan agar harga hasil lelang lebih rendah.Seperti dijelaskan di muka, pengadaan barang/pekerjaan yang kompleks dan bernilai rupiah tinggi perludiadakan prakualifikasi. Yang sering jadi permasalahan adalah apa yang disebut sebagai barang/pekerjaankompleks. Bagi panitia lelang yang menginginkan persaingan terbatas sehingga lebih mudah “mengatur”pengadaan barang/pekerjaan yang sebenarnya tidak kompleks dapat saja dinyatakan kompleks sehinggaharus dilakukan prakualifikasi. Tidak ada sanksi atas penetapan kompleks tidaknya suatu pengadaanbarang/pekerjaan.

3. Penjelasan/AanwijzingYang dimaksud dengan penjelasan lelang/aanwijzing (Bahasa Belanda), adalah kegiatan menjelaskan isidokumen lelang secara lisan di hadapan para peserta lelang apabila diperkirakan dokumen lelang tersebutkurang jelas. Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi, misalnya membangun bendungan, jembatan dll,penjelasan yang menyangkut selain isi dokumen lelang juga menyebutkan penjelasan tentang lokasi

Page 95: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 83

pekerjaan. Penjelasan dalam hal ini menjadi penting karena akan berpengaruh terhadap harga penawaran.Bayangkan jika para penawar tidak mengetahui lokasi dan kondisi jalan ke lokasi pekerjaan yang sedangdilelangkan. Tentu harga yang akan ditawarkan akan sangat bervariasi dan penuh risiko. Dalam hal iniaanwijzing ini sangat perlu.Akan tetapi untuk pengadaan barang jadi yang lokasi untuk delivery-nya tidak berpengaruh banyak terhadapharga penawaran aanwijzing sebenarnya tidak diperlukan bahkan tidak jarang merupakan ajang berkolusiantar penawar. Sangat sering terjadi ketika yang mengikuti aanwijzing jumlahnya terbatas, kecenderunganberkolusi menjadi tinggi yang ditandai dengan sangat dekatnya harga penawaran dengan OE. Bank Duniapernah tidak mengizinkan aanwijzing untuk pengadaan komputer, bahkan dengan lelang internasionalkarena hal ini.Tanpa aanwijzing, yang diperlukan adalah dokumen lelang yang ditulis secara lengkap. Kalaupun adapertanyaan dapat secara tertulis termasuk jawabannya yang disebarluaskan kepada seluruh calon penawaryang telah memiliki dokumen lelang.

Page 96: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi84

Lampiran:

Jadwal Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Pasal (12)

Pengguna barang/jasa wajib mengalokasikan waktu yang cukup untuk:

1. menayangkan pengumuman2. kesempatan untuk mengambil dokumen,3. kesempatan untuk mempelajari dokumen,dan4. menyiapkan dokumen penawaran.

ALOKASI WAKTU (Perpres No.8/2006)

1. Pengumuman minimal tujuh hari kerja (minimum satu kali tayang pada awal)2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen minimal 1 hari setelah pengumuman s/d 1 hari sebelum akhir pemasukan dokumen3. Penjelasan paling cepat 4 hari kerja sejak pengumuman4. Pemasukan dokumen penawaran 1 hari kerja setelah penjelasan s/d sekurang-kurangnya 2 hari kerja

setelah penjelasan (contoh untuk ATK cukup 2 hari kerja, untuk peningkatan jalan 14 hari kerja, untukpekerjaan kompleks 30 hari kerja)

5. Evaluasi penawaran (ATK cukup 1hari, peningkatan jalan 5 hari kerja, bendungan 15 hari kerja)6. Pengalokasian waktu diluar proses pengumuman s/d pemasukan dokumen diserahkan sepenuhnya kepada

PPK,kecuali ditentukan lain dalam Perpres ini.

Page 97: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 85

Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnyadengan Pascakualifikasi

Page 98: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi86

?‘

Penyusunan Jadwal Pelaksanaan PengadaanPelelangan Umum dengan Prakualifikasi

Page 99: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 87

Prakualifikasi

Pengumuman

Akhir ambildokumen

Pemasukandokumen

Undangan

Penjelasan

Pemasukanpenawaran

Page 100: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi88

Jadwal Waktu Pelaksanaan Pelelangan Dengan Prakualifikasi

Page 101: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 89

Prosespel Pelelangan Umum Dengan Prakualifikasi

Catatan:

1. Perlu tambahan waktu untuk Pendaftaran, Masa Sanggah Pra K dan Penyusunan BAP/Adendum2. Waktu bisa dikurangi untuk Evaluasi Penawaran, Penetapan Pemenang Lelang dan Penandatanganan Kontrak

Page 102: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi90

Prosespel Pelelangan Umum Dengan Prakualifikasi

Page 103: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 91

Profil Indonesia Procurement Watch

Indonesia Procurement Watch (IPW) adalah organisasi masyarakat sipil (civil society organization) nirlaba, non-partisan yang didirikan oleh para aktivis anti korupsi dan pemerhati pengadaan barang dan jasa publik (publicprocurement).

VISISebagai suatu lembaga masyarakat IPW didirikan dan dikembangkan untuk suatu visi: Terwujudnya sistempengadaan barang dan jasa publik yang bebas korupsi, kolusi, komisi dan nepotisme, berdasarkan prinsip-prinsip bersih, transparan dan profesional.

MISIIPW pun dikembangkan dengan misi: Memerangi korupsi, kolusi, komisi dan nepotisme pada seluruh kegiatanpengadaan barang dan jasa publik melalui pengembangan peran masyarakat, membantu pemerintah dalamperumusan kebijakan dan implementasi, serta mendorong profesionalisme dan etika seluruh pihak yang terkait.Diharapkan IPW dapat mendorong secara aktif dan efektif terwujudnya tata pemerintahan Indonesia yangbaik dan bersih (good governance). Dalam kiprahnya, IPW menjalankan peran sebagai pusat kajian dan rekomendasikebijakan, pemberdayaan masyarakat, pelatihan dan pengembangan jaringan komunikasi serta pemantauan.

Kajian dan PemantauanIPW dengan sumberdaya para ahli pengadaan publik yang dimiliki, bertujuan memberikan kontribusi sebesar-besarnya pada pengembangan kerangka hukum maupun sistem manajemen pengadaan publik. Peran ini diwujudkanmelalui penyelenggaraan berbagai bentuk kajian seperti penelitian, forum diskusi, seminar dan pelatihan yanghasilnya disampaikan sebagai rekomendasi. IPW juga terbuka pada permintaan berbagai pihak untuk bekerjasamadalam membangun sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa publik di seluruh Indonesia.

Page 104: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi92

BOARD OF TRUSTEE

Prof. Dr. Komaruddin HidayatChair

Dr. Todung Mulya LubisMar’ie MuhammadFirmansyah Rahim

Al Mulyadi MamoerSarwedi Oemarmadi

Harmawan KaeniSoeroto Prayitno

Rusman IsmailDjoko Susilo

EXECUTIVE COMMITTEE

Budihardjo HardjowijonoExecutive Director

Hayie MuhammadProgram Director

EXCUTIVE STAFF

Indu Devi SartadiOffice/Communication

Kiki BambangMedia/Development

Sidahlta Arif BudiantoTreasurer

Ari SukmawanNetworking

R. Muhammad RusdiGeneral

PENGADUAN MASYARAKATIndonesia Procurement Watch

Wisma Seecons Lantai 2, Jalan Tebet Raya No. 3AJakarta Selatan Tel/Fax (021) 837 86886

www.iprocwatch.org

Page 105: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 93

STUDI KASUS

Sisa dana dari penyelenggaraan Haji dari Tahun 2001 - 2004 yang dihimpun oleh Departemen Agama Rl dalamDana Abadi Umat berjumlah Rp. 652 Milyar. Berdasarkan ketentuan UU No.17 Th. 1999 dan Kepres No. 22tahun 2001 tentang Pengelolaan Dana Abadi Umat telah membatasi penggunaan DAU hanya untuk bidangpendidikan, dakwah, kesehatan, sosial, ekonomi, pembangunan sarana dan prasarana ibadah, sertapenyelenggaraan haji. Kenyataan diselewengkan. Berikut ini kami beritahukan kepada publik tentang alirandana DAU tersebut yang kami kutip dari Surat Dakwaan No. Reg. Perkara: PDS-11/JKTPS/0905 KejaksaanNegeri Jakarta Pusat, dengan terdakwa Prof. Dr. H. SAID AGIL HUSEN AL MUNAWAR, MA.

1 Sept s/d Des 2001 Kepentingan Terdakwa M. Khaolani2 Okt s/d Des 2001 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, trans- Antara lain Taufiq Kamil

port, yang diterima oleh beberapa pegawai Ditjen BIPH Rp. 41.865.936,00beberapa kali dalam setiap bulan.

3 Jan s/d Sep 2004 Sumbangan Terdakwa untuk 82 undangan pernikahan Al. Kel. Drs. Zarkasih NurRp. 5.000.000,00

4 31 / 12 / 2001 Biaya haji 32 orang antra lain Afaf Said Agil Nurdin Nasution

5 Jan s/d Des 2002 Kepentingan Terdakwa M. Khaolani6 Jan s/d Des 2002 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, trans- Antara lain oleh Drs. Taufiq

port, yang diterima oleh beberapa pegawai Ditjen BIPH Kamil Rp. 50.210.000,00beberapa kali dalam setiap bulan.

7 30 Januari 2002 Biaya haji Moh. Abduh Nurdin Nasution8 30/01/2002 Biaya haji Makruf Amin, dkk (4 orang) Nurdin Nasution9 10/06/2002 Kunjungan Terdakwa ke Maluku M. Khaolani

990.368.500,00512.699.888,00

304.829.000,00

33.600.000,00dan US$ 112.534.000

1.365.032.400,001.055.917.412,00

US$ 2.677,00112.534.348,00

100.000.000.000,00

NO TANGGAL DIGUNAKAN UNTUK RP DITERIMA OLEH1 2 3 4 5

Page 106: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi94

NO TANGGAL DIGUNAKAN UNTUK RP DITERIMA OLEH1 2 3 4 5

10 10/06/2002 Biaya Pelatihan Hakim Pengadilan Agama Mahkamah Agung Wahyu WidianaRl ke Mesir

11 18/07/2002 Diberikan kepada Anggota Komisi VI DPR Rl (1999-2004) Ghofur Djawahir12 13/01/2004 Tiket Taufiq Kamil dan Keluarga serta rombongan ke luar negeri M. Abd. Rosjad13 Jul s/d Agust 2004 Biaya Tiket Terdakwa dan Keluarga serta rombongan M. Khaolani

ke luar negeri13. 30 / 09 / 2002 Diberikan kepada Ketua dan Wakil Ketua Komisi dan Wakil Ketua Ghofur Djawahir

Komisi VI DPR Rl (periode 1999-2004) untuk menghadiri undanganke Amerika Serikat.

14. 01 / 10 / 2002 Biaya fiskal 5 orang isteri anggota Komisi VI DPR Rl Ghofur Djawahir(periode 1999-2004) ke Arab Saudi

15. 02 / 10 / 2002 Biaya umroh dan living cost Hariyanti Sekretariat DPR Rl Ghofur Djawahir

16. 18 / 11 / 2002 Diberikan untuk biaya umroh 4 orang anak Jimly Asshidiqie Nurdin Nasution

17. 22 / 11 / 2002 Hadiah Lembaran para pejabat dan staf Ditjen BIPH Lukman, SH, dkk18. 25 / 11 / 2002 Tunjangan Hari Raya Idul Fitri 1413 H untuk Komisi VI DPR Rl Ghofur Djawahir

(periode 1999 - 2004)19. Jan s/d Des 2003 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelang, uang makan, transport, Antara lain Taufiq Kamil

yang diterima oleh beberapa pegawai Ditjen BIPH beberapa kali Rp. 54.905.000,00dalam setiap bulan

20. Jan s/d Sep 2004 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, transport, Antara lain Taufiq Kamilyang diterima Ditjen BIPH beberapa kali dalam setiap bulan Rp. 41.782.500,00

21. 04 / 02 / 2004 Diberikan kepada Roqib Anggota Komisi VI DPR Rl Roqib(periode 1999-2004)

22. 08 / 06 / 2004 Kunjungan kerja Terdakwa M. Khaolani23. 29 / 06 / 2004 Biaya peliputan Metro TV tentang dialog Zakat Tulus24. 01 / 07 / 2004 Kegiatan Terdakwa dalam rangka Tarling M. Khaolani25. 30 / 07 / 2004 Kepentingan Terdakwa Terdakwa26. 03 / 09 / 2004 Biaya pembahasan RUU Wakaf Tulus

15 / 09 / 2004

854.020.000,00

5.000.000,0044.150.000,00

181.273.713,00

26.642.000,00

5.000.000,00

14.511.000,00dan 1.235.000,00

54.780.000,00dan 1.200.000,00

113.850.000,00279.000.000,0

1.429.371.298,00

966.985.160,00

6.000.000,00

100.000.000,00150.000.000,00100.000.000,00100.000.000,00274.000.000,00

dan 400.000.000,00

Page 107: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 95

NO TANGGAL DIGUNAKAN UNTUK RP DITERIMA OLEH1 2 3 4 5

27. 12 / 10 / 2004 Kepentingan Terdakwa Terdakwa28. September 2001 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, transport, yang Antara lain Taufiq Kamil

diterima oleh beberapa pegawai Ditjen BIPH beberapa kali dalam setiap Rp. 18.780.000,00bulan

29. 02 / 01 / 2002 Naib Amirul Haj, Anggota Amirul Haj dan Anggota Pemantau Enin Yusuf SupartaKomisi VI DPR Rl (periode 1999 - 2004)

30. Jan s/d Des 2002 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, transport, Antara lain Taufiq Kamilyang diterima oleh beberapa pegawai Ditjen BIPH beberapa kali Rp.15.087.500,00dalam setiap bulan

31. Jan s/d Des 2003 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, transport, Antara lain Taufiq Kamilyang diterima oleh beberapa pegawai Ditjen BPIH beberapa kali Rp.32.372.500,00dalam setiap bulan.

32. Jan s/d Sep 2004 Honorarium, Insentif, lembur, uang lelah, uang makan, transport, Rp.19.400.000,00dalam setiap bulan.

33. 22/10/2002 Sumbangan Terdakwa untuk resepst pernikahan anak Mukhrom Mukhrom As’ad melaluiAs’ad (Auditor BPK Rl) Tuhari Sawanto

34. 22 / 10/2002 Diberikan kepada Tim Auditor BPK Rl Tuhari Sawanto35. Okt s/d Des 2002 Kepentingan Taufiq Kamil Taufiq Kamil36. 28 / 11 / 2002 Tunjangan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2002 kepada Auditor BPK Rl Tuhari Sawanto37. 29 / 11 / 2002 Tunjangan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2002 kepada Karyawan BIPH Antara lain Slamet Haryono38. Nopember 2002 Kepentingan Terdakwa Terdakwa39. Nop. s/d Des 2002 Bantuan Terdakwa Antara lain THR Taufiq

Kamil Rp.15.000.000,0040. Nop s/d Des 2002 Pembayaran Tiket Terdakwa dan Keluarga serta rombongan ke Faisal Said Agil Al Munawar

luar Negeri41. Nop. s/d Des 2002 Pembayaran Tiket Taufiq Kamil dan Keluarga serta rombongan Antara lain Darurismi

ke luar Negeri Taufiq Kamil42. Nop. s/d Des 2002 Pembayaran Tunjangan Fungsional Pengeloia BPDAU Antara lain Taufiq Kamil Rp.

120.000.000,00 dan Ter-dakwa Rp.255.000.000,00

100.000.000,00120.264.333,00

219.796.860,00(SR 87.500.000/US $ 23,333,00520.172.500,00

1.424.655.000,00

540.582.500,00

25.000.000,00

70.500.000,00190.000.000,0037.000.000,0025.000.000,00

265.250.000,0081.000.000,00

136.858.720,00

152.976.860,00

1.142.500.000,00

Page 108: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi96

NO TANGGAL DIGUNAKAN UNTUK RP DITERIMA OLEH1 2 3 4 5

43. Nop. s/d Des 2002 Bantuan Dirjen BIPH Antara lain Drs. H. TaufiqKamil Rp.1.680.000,00

44. Des’02 s/d Des‘03 Uang Taktis Terdakwa Terdakwa45. Jan s/d Nov 2003 Uang Taktis Taufiq Kamil Antara lain Taufiq Kamil

Rp.20.365.000,0046. Jan s/d Des 2003 Bantuan Terdakwa Antara lain cicilan rumah

Abduh PaddareRp. 50.000.000,00 danTerdakwa (THR Rp.25.000.000,00 danoperasional THRRp.150.000.000,00)

47. Jan s/d Des 2003 Pembayaran Tunjangan Fungsional Pengelola BPDAU Antara lain TerdakwaRp.180.000.000,00

48. Jan 2003 Kepentingan Terdakwa Tuhari Sawanto49. 17/01/2003 Bantuan Terdakwa kepada Ormas dalam rangka kunjungan kerja, Sofyan Ali

namun kenyataannya digunakan untuk penyelesaian Kasus Batu TulisBogor

50. Feb s/d Juli 2003 Pembayaran Tiket Taufiq Kamil dan Keluarga serta rombongan Taufiq Kamilke luar negeri

51. Feb s/d Des 2003 Pembayaran Tiket Taufiq Kamil dan Keluarga serta rombongan M. Khaolanike luar negeri

52. Feb s/d Des 2003 Pembayaran Tiket Terdakwa dan Keluarga serta rombongan M. Khaolanike luar negeri

53. 14/04/2003 Diberikan kepada Tim Auditor BPK Rl Enin Yusuf Suparta54. 16/04/2003 Uang transport Tim Auditor BPK Rl Tuhari Sawanto55. 28/04/2004 Operasional Menteri Agama sehubungan dengan Audit BPIH BPK Rl Enin Yusuf Suparta

Tahun 2003

334.860.000,00

1.264.597.500,00715.869.500,00

1.456.736.500,00

867.000.000,00

25.000.000,00157.000.000,00

179.026.674,00

179.026.674,00

535.408.729,00

139.415.000,0015.000.000,0022.225.000,00(US$ 2.500,00)

dan 44.450.000,00(US$ 5,000.00)

Page 109: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)

Toolkit Anti Korupsi 97

NO TANGGAL DIGUNAKAN UNTUK RP DITERIMA OLEH1 2 3 4 5

56. Juni s/d Des 2003 Sumbangan Terdakwa untuk 30 undangan pernikahan Kel. Bupati KarimunRp. 5.000.000,00 Kel. SyaifulMasykur Rp.2.500.000,00dan Kel. M. Anwar IbrahimRp.2.500.000,00

57. 097 06 / 2003 Biaya pasca pemeriksaan BPIH dan DAU Tahun 2003 Enin Yusuf S.58. 03 / 07 / 2003 Diberikan kepada Auditor BPK Rl Heriyansah59. 23 / 09 / 2003 Uang Transport Auditor BPK Rl Khairiansyah60. Sep s/d Okt 2003 Uang Taktis Pegawai Depag Antara lain Nurdin Nasution

117.500.000,00

67.400.000,0015.000.000,0010.000.000,00

131.134.500,00

Page 110: Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa (2009)