Tonsillitis

16
A. DEFENISI Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi (Harnawatiaj , 2006). Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004). Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006), yaitu sebagai berikut: 1. Tonsillitis akut Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus. 2. Tonsilitis falikularis Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut. 3. Tonsilitis Lakunaris Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil. 4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat) Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membrane. Membran ini WWW.PERAWATTEGAL.WORDPRESS.COM

description

hah

Transcript of Tonsillitis

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFENISITonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi (Harnawatiaj, 2006).Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006), yaitu sebagai berikut:1. Tonsillitis akutDisebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.2. Tonsilitis falikularisTonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.3. Tonsilitis LakunarisBila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membrane. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.5. Tonsilitis kronikRadang kronik pada pada tonsil. Tonsillitis kronik biasanya sering terjadi pada anak-anak terbanyak pada usia kira-kira 5 tahun dan puncak berikutnya pada usia 10 tahun. faktor predisposisi : rangsangan kronik (makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.B. ETIOLOGIPenyebab terjadinya tonsillitis yaitu oleh adanya infeksi bakteri dan virus, (Mansjoer, 2001) : a. bakteri Streptokokus Beta Hemolitikusb. bakteriStreptokokus Pyogenesisc. bakteri Streptokokus Viridansd. Virus InfluenzaC. MANIFESTASI KLINIKMenurut Megantara, Imam 2006, manifestasi klinik dari tonsillitis yaitu Nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama). Tanda dan gejala lainnya yaitu:1. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak, hiperemis. 2. Tampak arkus palatinus anterior terdorong ke luar dan uvula terdesak melewati garis tengah. Kelenjar sub mandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak-anak.3. Tonsila biasanya nampak bercak bercak dan kadang diliputi oleh eksudat4. Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher)5. Nyeri saat menelan6. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot. Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher.7. Adakalanya penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur 8. Nyeri tenggorokan atau nyeri telan ringan bersifat kronik, menghebat bila terjadi serangan akut.9. Badan lesu, nafsu makan berkurang, sakit kepala.10. Pada adenoiditis kronik terjadi hidung buntu, tidur mendengkur.11. Tonsil umumnya membesar, pada serangan akut tonsil hyperemi12. Arkus anterior posterior merahD. PATOFISIOLOGIBakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas, akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga. (Nurbaiti 2001). Pada Tonsilitis Akut, Penularan terjadi melalui droplet dimana kuman menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfo nuclear, sedangkan tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang ,maka epitel mukosa dan jaringan limpoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limpoid diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara elompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus. Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. PEMERIKSAAN PENUNJANGBerdasarkan hasil kajian HTA Indonesia 2003 tentang persiapan rutin prabedah elektif, maka pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan untuk tonsilektomi adalah sebagai berikut:1)Pemeriksaan darah tepi: Hb, Ht, leukosit, hitung jenis, trombosit2)Pemeriksaan hemostasis: BT/CT, PT/APTTPenatalaksanaan tonsilitis akut Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif. Pemberian antipiretik.2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil.F. PATOFISIOLOGI / PATHWAY

Nyeri post operasi

Setelah tonsil diangkat, Anda akan mengalami rasa sakit, terutama di bagian belakang mulut atau tenggorokan. Ini mungkin tidak nyaman atau sulit bagi Anda untuk konsumsi makanan tertentu setelah tonsilektomi. Untuk mengurangi rasa sakit yang Anda alami saat makan, situs Patient UK menyarankan Anda menghindari konsumsi makanan pedas, alkohol atau makanan panas, seperti sup. Nyeri bisa ringan sampai berat dan akan semakin mereda karena tubuh Anda akan menyembuhkan.Definisi NyeriNyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Klasifikasi Nyeri

1. Menurut Tempat.

a. Periferal Pain

1). Superfesial Pain (Nyeri Permukaan)

2). Deep Pain (Nyeri Dalam)

3). Reffered Pain (Nyeri Alihan)

b. Central Pain

Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinalcord, batang otak dll.b. Psyhogeni Pain

Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari traumapsikologis. c. Phantom PainPhantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudahtak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibatdari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasireseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeripada area yang telah diangkat.d. Radiating Pain

Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringansekitar.2. Menurut Sifat a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang

b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama

c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali danbiasanya menetap 1015 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali. d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi.Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakankontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapatmengakibatkan kecanduan.

3. Menurut Berat Ringannya

a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah

b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologisc. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi

4. Menurut Waktu Serangan

Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun1986, The National Institutes of Health Concencus Conference ofPain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan darikonferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, KronikMalignan dan Kronik Nonmalignan.

Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit ataupembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cederajaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yangberhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut ChronicMalignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpeganganterhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis.

Faktor yang mempengaruhi Respon Nyeri

1. Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkajirespon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudahpatologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendamnyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yangharus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggaljika nyeri diperiksakan.

2. Jenis Kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secarasignifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidakpantas jika laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).3. KulturOrang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka beresponterhadap nyeri. (ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalahakibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi merekatidakmengeluh jika ada nyeri).4. Makna nyeri Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeridan dan bagaimana mengatasinya.

5. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapatmempengaruhi persepsi nyeri.

Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkatdihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksidihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guidedimagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.

6. Ansietas Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkanseseorang cemas.7. Pengalaman Masa Lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saatini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa laludalam mengatasi nyeri.8. Pola Koping Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dansebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasinyeri.9. Dukungan Keluarga Dan Sosial Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggotakeluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan danperlindungan.RESPON TINGKAH LAKU TERHADAP NYERIRespon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:

1. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)

2. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)

3. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan

4. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri)

Intensitas NyeriIntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh pasien. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual. Kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama bisa dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda pula. Sedangkan pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).

Keterangan0:Tidak nyeri.

1-3:Nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik).

4-6:Nyeri sedang (secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).

7-9:Nyeri berat (secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih merespon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi denga alih posisi nafas panjang dan distraksi).

10:Nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall .2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . Jakarta : EGCGibson, John. 1992. Diagnosa Gejala Penyakit Untuk Perawat. Penerbit Yayasan Essentia Media. Yogyakarta.

Long, C.B. 1996. Medical Surgical Nursing. Alih Bahasa oleh Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan. Bandung.

Taylor, C., Carol L. & Pricilla L. 1997. Fundamental of Nursing : the Art and Science of Nursing. Lippicott Philadelphia.

Prianthara, Dhita. 2012. Konsep Nyeri. http://emsalfiancee.com/2013/06/makalah-konsep-nyeri.html. Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah volume 1. EGC. Jakarta.

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan volume 2. EGC. Jakarta.

Destu, Fayl. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Nyeri. http://fayldestu.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-klien-dengan-nyeri.html. Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015.

Virus

(dalam udara & makanan)

Bakteri

(dalam udara & makanan)

inflamasi tonsil

Pembesaran tonsil

Merangsang saraf-saraf tepi sekitar yang menimbulkan nyeri menelan dan tenggorokan

Respon nyeri menelan dan tenggorokan menghambat intake makanan yang masuk

Nutrisi kurang dan kebutuhan

Tonsillitis

Tonsilektomi

Luka insisi

Merangsang pengeluaran zat kimia

(histamin, bradikinin, serotinin)

Merangsang impuls saraf sekitar

Rangsangan dihantarkan ke thalamus

Nyeri dipersepsikan

WWW.PERAWATTEGAL.WORDPRESS.COM