Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut

25
TONSILITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT FIRDHA AULIA NISA FK UPN VETERAN JAKARTA

description

Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut

Transcript of Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut

TONSILITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT

TONSILITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT

FIRDHA AULIA NISAFK UPN VETERAN JAKARTAIDENTITAS PASIENNama : An. NUsia : 10 tahunJenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku / bangsa : JawaPendidikan : SDPekerjaan : PelajarAlamat : TambakboyoTanggal Pemeriksaan : 27 April 2015

ANAMNESA (Dilakukan tanggal 27 April 2015 pukul 11.00 WIB di Poli THT)Keluhan utamaNyeri menelanRiwayat Penyakit SekarangSejak 5 bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri menelan yang hilang timbul. Nyeri menelan dirasakan terutama saat menelan makanan. Nyeri menelan dirasakan terutama setelah pasien minum minuman dingin. Menurut ibunya belakangan ini pasien sering mengkonsumsi minuman dingin, makanan pedas dan mie goreng. Pasien juga mempunyai kebiasaan jajan sembarangan di sekitar sekolahnya.

Pasien juga mengeluh perasaan tidak enak di tenggorokan dan bau mulut. Sebelumnya pasien juga mengeluh sering demam, batuk, pilek dengan lendir putih yang kumat-kumatan dan hidung tersumbat. Ibu pasien mengatakan pasien sering bernafas melalui mulut ketika pasien sedang tidur dan terdengar suara ngorok saat tidur. Pasien tidak mengeluh nyeri pada kedua telinga, tidak ada kurang pendengaran dan tidak ada sakit kepala.

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan umum : BaikKesadaran : Compos mentisBerat badan: 24 kgStatus Gizi: Cukup

Status Lokalis

PEMERIKSAAN HIDUNG

PEMERIKSAAN TENGGOROKAN10PENATALAKSANAANTINJAUAN PUSTAKAANATOMIBerdasarkan lokasinya, tonsil dibagi menjadi

CINCIN WALDEYERETIOLOGIbakteri yang paling banyak ditemukan pada jaringan tonsil adalah Streptococcus hemolyticus. Beberapa jenis bakteri lain yang dapat ditemukan adalah Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus influenza, virus, jamur dan bakteri anaerobMANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSISPasien dengan tonsillitis kronis akan mengeluh ada penghalang/rasa mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering dan pernafasan berbau. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus membesar, dan kriptus berisi detritus. (Soepardi et al, 2007)

Bila tonsillitis kronis tersebut dalam keadaan eksaserbasi akut DemamNyeri menelanLesuTidak nafsu makanPada pemeriksaan tonsil terlihat hiperemi, membengkak, ada kripte melebar, dan detritus. (Soepardi et al, 2007)TATA LAKSANAPengobatan pasti untuk tonsillitis kronis adalah pembedahan dengan pengangkatan tonsil. Penatalaksanaan medis termasuk pemberian penisilin yang lama, irigasi tenggorokan sehari-hari dan usaha untuk membersihkan kripte tonsil dengan alat irigasi gigi (oral). KOMPLIKASIRhinitis kronik Sinusitis atau otitis media secara perkontinuitatum. Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkolosis.

ANALISIS KASUSTonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Pada laporan kasus ini didapatkan seorang pasien yang mengeluh nyeri menelan yang hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu. Nyeri menelan dirasakan terutama saat menelan makanan. Pasien juga mengeluh perasaan tidak enak di tenggorokan dan bau mulut. Saat dilakukan pemeriksaan pada daerah tenggorok, terlihat tonsil membesar T3 (dextra) dan T3 (sinistra) dengan tampilan hiperemis, bengkak, kripte melebar, dan terlihat detritus Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis pasien ini menderiata tonsillitis kronis eksaserbasi akut.

Hal ini diperkuat dengan riwayat infeksi yang sedang diderita pasien saat ini yaitu demam, batuk, dan pilek yang menandakan adanya eksaserbasi akut.

Dilihat dari ukurannya T3 dan T3, keadaan pasien merasa kesulitan untuk makan dan minum, dan seringnya keadaan ini kambuh, maka disarankan untuk dilakukan operasi tonsilektomi.

Namun sebelum dilakukan tonsilektomi, peradangan pada tonsil ditenangkan terlebih dahulu dengan terapi medikamentosaPemberian terapi medikamentosa meliputi pemberian antibiotik dan analgetik. MATUR NUWUNRumarjono, Soepardi EA. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher : Faringitis, Tonsilitis, Dan Hipertrofi Adenoid. Edisi 7. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia ; 2012. Hal 195 203.Hammouda, Mostafa, 2009, Chronic Tonsillitis Bacteriology in Egyptian Children Including Antimicrobial Susceptibility, Department of ENT, Department of Medical Microbiology and Immunology,Faculty of Medicine, Cairo University and Department of Pediatrics, Research Institute of Ophthalmology, Giza, Egypt, Australian Journal of Basic and Applied Sciences , 3(3): 1948-1953.