tokoh sosiologi

93
Kamis, 20 September 2007 EMILE DURKHEIM EMILEDURKHEIM A.BIOGRAFI Emile Durkheim lahir di epinal, prancis 15 April 1858, ia keturunan pendeta yahudi dan ia sendiri belajar untuk belajar jadi pendeta (rabbi). Tetapi ketika umur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademik ketimbang teologis (Mastrovic, 1998). Ia bukan hanaya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pada umumnya dan banyak memberikan perhatian pada maslaah kesustraan dan estetika. Ia juga menbdalami metode ilmiah dan prinsip moral yang di perlukan untuk memahami kehidup sosial, ia menolak tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapat pendidikan ilmiah yang dapat di sumbangkan untuk pedoman masyarakat. Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di paris. Hasratnya terhadap ilmu makinn besar kaiatannya dalam perjalannya ke jerman ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang di rintis oleh Wilhelm Wundt (Durkhaime 1993/1887) beberapa tahun sesudah kunjungannya ke jerman, Durkhaime menerbitkan sejumlah buku di antaranya adlah tentang pengalaman selama di jerman (R.jones.1994). penerbitan bukunya itu membantu Durkhaime mendapat jabatan di jurusan filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. disinilah Durkaime pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Prancis. Ini adalah sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelum kehebohan meledak di Universitas Prancis karena nama Auguste Comte muncul dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab Durkhaime adalah mengajarkan padagogik di sekolah pengajar dan kuliah terpenting adalah bidang pendidikan moral. Tujuan interaksional umum mata kuliahnya adalah mengkomunikasiskan sistem moral kepada para pengajar yang di harapkan kemudian akan di teruskan kepad anak-anak muda dalam rabngka membantu menanggulangi kemerosotan moral yang di lihatnya terjadi di tengah masyarakat prancis. Tahun-tahun berikutnya di tandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia menerbitkan tesis Doktornya, The Devisien of labor in society dalam bahasa perancis dan tesisnya tentang Montesque dalam bahasa latin (W.Miller, 1993). Buku metodologi utama, the Rule of sosiological method , terbit tahun 1899 di ikuti (tahun 1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam dalam studi tentang bunuh diri, sekitar tahun 1896 ia menjadi profeesor penuh di Universitas Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas di Prancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi profesor ilmu pendidikan dan pada tahun 1913 titel ini diubah menjadi profesor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karyanya yang sangat terkenal lainnya, the elementary forms of religious life, di terbitkan pada 1912. Kini Durkhaime sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi di masa hidupnya ia dianggap berpikirtan libberal dan ini di tunjukkan oleh peran publik aktif yang di mainkan dalam membela Alfred Dreyfus, seorang kapten tentara yahudi yang di jatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang di rasakan bermotif anti-yahudi. Durkhaime merasa sangt terluka oleh kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan anti-yahudi yang melatar belakangi pengadilan. Namun Durkhaime tidak mengaitkan pandangan anti-yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang di hadapi masyarakat perancis sebagai keseluruhan (Birnbaum dan todd, 1995). Ia berkata Bila masyarakat mengalami penderitaan, maka perlu menemukan seseorang yang dapat dinggap bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Orang itu dapat di jadikan sasaran balas dendam kemalangan itu, dan orang yang menentang pendapat umum yang diskriminatif, biasanya akan di tunjukkan sebagai kambing hitam yang akan di jadikan korban, yang menyakinkan saya dalam

Transcript of tokoh sosiologi

Kamis, 20 September 2007 EMILE DURKHEIM EMILEDURKHEIM A.BIOGRAFI Emile Durkheim lahir di epinal, prancis 15 April 1858, ia keturunan pendeta yahudi dan ia sendiri belajar untuk belajar jadi pendeta (rabbi). Tetapi ketika umur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademik ketimbang teologis (Mastrovic, 1998). Ia bukan hanaya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pada umumnya dan banyak memberikan perhatian pada maslaah kesustraan dan estetika. Ia juga menbdalami metode ilmiah dan prinsip moral yang di perlukan untuk memahami kehidup sosial, ia menolak tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapat pendidikan ilmiah yang dapat di sumbangkan untuk pedoman masyarakat. Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di paris. Hasratnya terhadap ilmu makinn besar kaiatannya dalam perjalannya ke jerman ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang di rintis oleh Wilhelm Wundt (Durkhaime 1993/1887) beberapa tahun sesudah kunjungannya ke jerman, Durkhaime menerbitkan sejumlah buku di antaranya adlah tentang pengalaman selama di jerman (R.jones.1994). penerbitan bukunya itu membantu Durkhaime mendapat jabatan di jurusan filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. disinilah Durkaime pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Prancis. Ini adalah sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelum kehebohan meledak di Universitas Prancis karena nama Auguste Comte muncul dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab Durkhaime adalah mengajarkan padagogik di sekolah pengajar dan kuliah terpenting adalah bidang pendidikan moral. Tujuan interaksional umum mata kuliahnya adalah mengkomunikasiskan sistem moral kepada para pengajar yang di harapkan kemudian akan di teruskan kepad anak-anak muda dalam rabngka membantu menanggulangi kemerosotan moral yang di lihatnya terjadi di tengah masyarakat prancis. Tahun-tahun berikutnya di tandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia menerbitkan tesis Doktornya, The Devisien of labor in society dalam bahasa perancis dan tesisnya tentang Montesque dalam bahasa latin (W.Miller, 1993). Buku metodologi utama, the Rule of sosiological method , terbit tahun 1899 di ikuti (tahun 1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam dalam studi tentang bunuh diri, sekitar tahun 1896 ia menjadi profeesor penuh di Universitas Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas di Prancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi profesor ilmu pendidikan dan pada tahun 1913 titel ini diubah menjadi profesor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karyanya yang sangat terkenal lainnya, the elementary forms of religious life, di terbitkan pada 1912. Kini Durkhaime sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi di masa hidupnya ia dianggap berpikirtan libberal dan ini di tunjukkan oleh peran publik aktif yang di mainkan dalam membela Alfred Dreyfus, seorang kapten tentara yahudi yang di jatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang di rasakan bermotif anti-yahudi. Durkhaime merasa sangt terluka oleh kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan anti-yahudi yang melatar belakangi pengadilan. Namun Durkhaime tidak mengaitkan pandangan anti-yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang di hadapi masyarakat perancis sebagai keseluruhan (Birnbaum dan todd, 1995). Ia berkata Bila masyarakat mengalami penderitaan, maka perlu menemukan seseorang yang dapat dinggap bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Orang itu dapat di jadikan sasaran balas dendam kemalangan itu, dan orang yang menentang pendapat umum yang diskriminatif, biasanya akan di tunjukkan sebagai kambing hitam yang akan di jadikan korban, yang menyakinkan saya dalam

penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil pengadilan Dreyfus1894.keriangan meluap di jalan raya, rakyat merayakan kemenangan atas apa yang dianggap sebagai penyebap penderitaan umum,sekurang-kurangnya mereka tahu siapa yang harus di salahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan moral yang terjadi dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari yahudi, melalui fakta ini juga segala sesuatu telah di lihat menjadi bertambah baik dan rakyat merasa terhibur.(lukes, 1972:345). Perhatian Durkhaime terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang mendalam seumur hidupnya terhadap morallitas dan krisis moral yang di hadapi masyarakat modern. Menurut Durkhaime, jawaban atas perkawa Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak di akhir kekacauaan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tidak dapat di lakukan secara cepat dan mudah, Durkhaime yang menyarankan tindakan yang lebih khusus, seperti menindak tegas orang yang mengobarkan rasa benci terhadap orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa menyebarkan rasa kebencian itu adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia mendesak rakyat agar :? mempunyai keberanian untuk secara lantang menyatakan apa yang mereka pikirkan dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan menentang kegilaan publik? (Lukes, 1972;347) Tetapi minat Durlhaime terhadap sosialisme juga di jadikan bukti bahwa ia menentang pemikiran yang menganggapnya seorang konservatif , meski jenis pemikiran sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan pengikutnya. Durkhaime sebenarnya menamakan Marxisme sebagai? seperangkat hipotesis yang dapat di bantah dan ketinggalan zaman? (Lukes, 1972;323). Menurut Durkhaime, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada pembaruan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tidak tertaraik pada metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi dari sosialis. Ia tak melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau tindak kekerasan. Menurut Durkhaime, sosialisme sangat berbeda dari apa yang biasanya kita pikirkan sebagai sosialisme. Bag Durkhaime, sosialisme mencerminkan sebuah sistem di mana di dalamnya prinsip moral di temukan memlalui prinsip sosiologis ilmiah di tempat prinsip moral itu di terapkan. Durkhaime berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya tidak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap bidang lain tersalur melalui jurnal L? annee sociologique yang didirikan tahun 1898. sebuah lingkaran iltelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkhaime berada di pusatnya. Melalui jurnal itu, Durkhaime dan gagasannya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi ? yang agak ironis, mengingat serangannya terhadap bidang psikologis Durkhaime meninggal pada 15 November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual Prancis tersohor. Tetapi, karya Durkhaime mulai memengaruhi sosiologi Amerika dua puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure Of Social Action (1937) karya talcot Parson

Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April 1858. Ia keturunan pendeta Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi pendeta (rabbi). Tetapi, ketika berumur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta. Sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademis ketimbang teologis (Mestrovic, 1988). Ia bukan hanya kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan masalah kesusastraan dan estetika. Ia juga mendalami metodologi ilmiah dan prinsip moral yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial. Ia menolak karir tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapatkan pendidikan ilmiah yang dapat disumbangkan untuk pedoman moral masyarakat. Meski kita tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di Paris. Hasratnya terhadap ilmu makin besar ketika dalam perjalanannya ke Jerman ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt (Durkheim, 1887/1993). Beberapa tahun sesudah kunjungannya ke Jerman, Durkheim menerbitkan sejumlah buku diantaranya adalah tentang pengalamannya selama di Jerman (R. Jones, 1994). Penerbitan buku itu membantu Durkheim mendapatkan jabatan di Jurusan Filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887. DI sinilah Durkheim pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di Universitas Perancis. Ini adalah sebuah prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelumnya kehebohan meledak di Universitas Perancis karena nama Auguste Comte muncul dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab utama Durkheim adalah mengajarkan pedagogik di sekolah pengajar dan kuliahnya yang terpenting adalah di bidang pendidikan moral. Tujuan instruksional umum mata kuliahnya adalah akan diteruskan kepada anak-anak muda dalam rangka membantu menanggulangi kemerosotan moral yang dilihatnya terjadi di tengah masyarakat Perancis. Tahun-tahun berikutnya ditandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia menerbitkan tesis doktornya, The Devision of Labor in Society dalam bahasa Perancis dan tesisnya tentang Montesquieu dalam bahasa Latin (W. Miller, 1993). Buku metodologi utamanya, The Rules of Sociological Method, terbit tahun 1895 diikuti (tahun 1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam studi tentang bunuh diri. Sekitar tahun 1896 ia menjadi profesor penuh di Universitas Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas di Perancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi profesor ilmu sangat terkenal lainnya, The Elementary Forins of Religious Life, diterbitkan pada tahun 1912. Kini Durkheim sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi dimasa hidupnya ia dianggap berpikiran liberal dan ini ditunjukkan oleh peran publik aktif yang dimainkannya dalam membela Alfred Drewfus, seorang kapten tentara Yahudi yang dijatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang dirasakan bermotif anti-yahudi (Farrel, 1997). Durkheim merasa sangat terluka oleh kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan anti-Yahudi yang melatarbelakangi pengadilannya. Namun Durkheim tidak mengaitkan pandangan anti-Yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat Perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang dihadapi masyarakat Perancis sebagai keseluruhan (Bimbaum dan Todd, 1995). Ia berkata : Bila masyarakat mengalami penderitaan maka perlu menemukan seorang yang dapat dianggap bertanggung jawab atas penderitaannya itu. Orang yang dapat dijadikan sebagai sasaran pembalasan dendam atas kemalangannya itu, dan orang yang menentang pendapat umum yang diskriminatif, biasanya ditunjuk sebagai kambing hitam yang akan dijadikan korban. Yang meyakinkan saya dalam penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil pengadilan

Dreyfus 1894. keriangan meluap di jalan raya. Rakyat merayakan kemenangan atas apa yang telah dianggap sebagai penyebab penderitaan umum. Sekurangkurangnya mereka tahu siapa yang harus disalahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan moral yang terjadi dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari Yahudi. Melalui fakta ini juga segala sesuatu telah dilihat menjadi bertambah baik dan rakyat merasa terhibur (Lukes, 1972:345). Perhatian Durkheim terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang mendalam seumur hidupnya terhadap moralitas modern. Menurut Durkheim, jawaban atas perkara Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak di akhir kekacauan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tak dapat dilakukan secara cepat dan mudah, Durkheim menyarankan tindakan yang lebih khusus, seperti menindak tegas orang yang mengorbankan rasa benci terhadap orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa menyebarkan rasa kebendaan itu adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia mendesak rakyat agar ? mempunyai keberanian untuk secara lantang menyatakan apa yang mereka pikirkan dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan menentang kegilaan publik (Lukas, 1972:347). Tetapi minat Durkheim terhadap sosialisme juga dijadikan bukti bahwa ia menentang pemikiran yang menganggapnya seorang konservatif, meski jenis pemikiran sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan pengikutnya. Durkheim sebenarnya menamakan Marxisme sebagai ? seperangkat hipotesis yang dapat dibantah dan ketinggalan zaman? (Lukes, 1972:323). Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada pembaharuan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tak tertarik pada metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi dari sosialisme. Ia tak melihat proletariat sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau tindak kekerasan. Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan sebuah sistem dimana didalamnya prinsip moral ditemukan melalui studi sosiologi ilmiah di tempat prinsip moral itu diterapkan. Durkheim berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya tak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap bidang lain tersalur melalui jurnal L? annee Sociologique yang didirikannya tahun 1898. Sebuah lingkaran intelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkheim berada dipusatnya. Melalui jurnal itu, Durkheim dan gagasannya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa dan psikologi yang agak ironis, mengingat serangannya terhadap bidang psikologi. Durkheim meninggal pada 15 November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual Perancis tersohor. Tetapi, karya Durkheim mulai memengaruhi sosiologi Amerika dua puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure of Social Action (1973) karya Talcott Parsons.

Durkheim dilahirkan di ? pinal, Prancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya. Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke ? cole Normale Sup? rieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaur? dan Henri s Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agr? gation ? syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum ? dalam ilmu filsafat pada 1882. Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik. Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Prusia telah memberikan pukulan terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang menganggap pendekatan Katolik, dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu-satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Prancis yang memudar di daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis. Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim tidak mungkin memperoleh pengangkatan akademik yang penting di Paris, dan karena itu setelah belajar sosiologi selama setahun di Jerman, ia pergi ke Bordeaux pada 1887, yang saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di Prancis. Di sana ia mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu sosial (suatu posisi baru di Prancis). Dari posisi ini Durkheim memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi ilmu-ilmu sosial dalam kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya untuk mereduksi moralitas dan agama ke dalam fakta sosial semata-mata membuat ia banyak dikritik. Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan ? Pembagian Kerja dalam Masyarakat? pernyataan dasariahnya tentang hakikat , masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan ? Aturanaturan Metode Sosiologis? sebuah manifesto yang menyatakan apakah , sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Ann? Sociologique untuk menerbitkan dan e mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan ? Bunuh Diri? sebuah studi kasus yang memberikan contoh , tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.

Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena universitas-universitas Prancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar ? kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir ? Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan? . Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis ? ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negarainya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, Ren? anak , laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang ? sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917. [sunting] Teori dan gagasan Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat ? suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme. Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan sezamannya, Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme metodologis), melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu. Dalam bukunya ? Pembagian Kerja dalam Masyarakat? (1893), Durkheim meneliti bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat modern[1]. Para penulis sebelum dia seperti Herbert Spencer dan Ferdinand Toennies berpendapat bahwa masyarakat berevolusi mirip dengan organisme hidup, bergerak dari sebuah keadaan yang sederhana kepada yang lebih kompleks yang mirip dengan cara kerja mesin-mesin yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan teorinya kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai kemajuan sosial, evolusionisme sosial, dan darwinisme sosial. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ? mekanis? dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan

karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual ? norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ? mekanis? misalnya, , para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif ? seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif. Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hokum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks. Jadi, perubahan masyarakat yang cepat karena semakin meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatu kebingungan tentang norma dan semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial, yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya norma-norma sosial yang mengatur perilaku. Durkheim menamai keadaan ini anomie. Dari keadaan anomie muncullah segala bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling menonjol adalah bunuh diri. Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam "Bunuh Diri", yang diterbitkannya pada 1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai tingkat bunuh diri di antara orang-orang Protestan dan Katolik, dan menjelaskan bahwa kontrol sosial yang lebih tinggi di antara orang Katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai suatu tingkat keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri: tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena rendahnya integrasi sosial menghasilkan masyarakat yang tidak terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya terakhir, sementara tingkat yang tinggi menyebabkan orang bunuh diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarakat. Menurut Durkheim, masyarakat Katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara masyarakat Protestan mempunyai tingat yang rendah. Karya ini telah memengaruhi para penganjur teori kontrol, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik. Akhirnya, Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat 'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis' (meminjam ungkapan Durkheim) [sunting] Tentang pendidikan Durkheim juga sangat tertarik akan pendidikan. Hal ini sebagian karena ia secara profesional dipekerjakan untuk melatih guru, dan ia menggunakan kemampuannya untuk menciptakan kurikulum untuk mengembangkan tujuantujuannya untuk membuat sosiologi diajarkan seluas mungkin. Lebih luas lagi, Durkheim juga tertarik pada bagaimana pendidikan dapat digunakan

untuk memberikan kepada warga Prancis semacam latar belakang sekular bersama yang dibutuhkan untuk mencegah anomi (keadaan tanpa hukum) dalam masyarakat modern. Dengan tujuan inilah ia mengusulkan pembentukan kelompok-kelompok profesional yang berfungsi sebagai sumber solidaritas bagi orang-orang dewasa. Durkheim berpendapat bahwa pendidikan mempunyai banyak fungsi: 1) Memperkuat solidaritas sosial ? Sejarah: belajar tentang orang-orang yang melakukan hal-hal yang baik bagi banyak orang membuat seorang individu merasa tidak berarti. ? Menyatakan kesetiaan: membuat individu merasa bagian dari kelompok dan dengan demikian akan mengurangi kecenderungan untuk melanggar peraturan. 2) Mempertahankan peranan sosial ? Sekolah adalah masyarakat dalam bentuk miniatur. Sekolah mempunyai hierarkhi, aturan, tuntutan yang sama dengan "dunia luar". Sekolah mendidik orang muda untuk memenuhi berbagai peranan. 3) Mempertahankan pembagian kerja. ? Membagi-bagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecakapan. Mengajar siswa untuk mencari pekerjaan sesuai dengan kecakapan mereka.

EMILE DURKHEIM: potret Pemikiran Posted by on 07/04/2011 in sosiologi | 0 Comment 1. KONTEKS SOSIAL & LATAR BELAKANG PRIBADI Emile Durkheim bersama dengan Max Weber dan Karl Marx dikenal sebagai pemikir yang paling berpengaruh dalam ilmu Sosiologi. Ketiganya bersama dengan Freud adalah para pemikir klasik dalam arti yang sesungguhnya . Mengutip Alexander Belhartz menyatakan bahwa mereka menciptakan kosa kata yang menjadi kerangka referensi serta memungkinkan kita untuk mempersingkat , memadatkan dan menyederhanakan persoalan yang kompleks dan karenenaya memungkinkan kita untuk berbicara actual satu sama lain. Berbeda dengan Weber dan Marx, maka Durkheim adalah orang yang paling sedikit terlibat secara pribadi dalam kejadian-kejadian politik yang besar dalam masa hidupnya, semua karyanya bersifat akademik, tidak terlalu terpencar-pencar dan sifat propagandanya lebih sedikit dibandingkan dengan karya-karya Marx dan Weber . Menurut Giddens , pengaruh-pengaruh intelektual yang sangat penting di dalam memberikan sumbangan kepada pandangan teoritis Durkheim, lebih homogen dan mudah untuk dirinci daripada pengaruh-pengaruh yang menentukan karya dari Weber dan Marx. Kehidupan Durkheim sendiri dapat kita kata berjalan secara linier. Artinya dari kecil, ia hidup lebih berkecukupan. Kehidupan Durkheim yang relatif datar tersebut ditandai dengan kesuksesan akademis dan perkawinan yang bahagia , dan ini yang menjadikannya kurang menarik sebagai biografi . Ia dilahirkan pada 15 April 1858di Perancis Timur dari keluarga Yahudi Ortodoks. Dalam meniti karis intelektualnya ia lebih cenderung pada bidang intelektual sekuler daripada religius, ini menandakan bahwa ia lebih mengutamakan modernitas daripada tradisi, namun syarat-syarat persetujuan dari ayahnya cukup profetik-serius dan bekerja keras . Setelah merampungkan pendidikannya di Paris pada tahun 1882, untuk beberapa tahun kemudian Durkheim mengajar filsafat . Tahun 1887 ia mengajar bidang sosiologi dan pendidikan di fakultas Sastra Universitas Bordeaux. Pada tahun 1887 inilah dia menikah , dan istrinya bernama Louise Dreyfus gbersama dua anakanya sangat berjasa bagi Durkheim dalam mengarungi dan mengembara dalam dunia intelektual melalui penyalinan manuskrip, mengoreksi naskah, dan terlibat dalam administrasi editorial Anne Sociologique yang dibentuk oleh Durkheim. Selama limabelas tahun ia melahirka tiga karya besar ; The Division of Labour in Society (1893), The Rule of Sociological

Methos (1895), dan Suicide (1897). Ia juga dikenal sebagai orang yang mempunyai kepedulian terhadap dunia pendidikan, yang wujudnya dengan kerja kerasnya, tanpa kenal waktu untuk aktif memberi kuliah, terlibat aktif dalam administrasi universitas dan reformasi pendidikan. Reputasi intelektual Durkheim dan meningkatnya legitimasinya dalam bidang ilmu-ilmu social dengan diangkatnya sebagai pimpinan di Universitas Bordeaux tahun 1896, tetapi yang dianggap paling prestisius dan frnomenal sebagai pengakuan intelektual adalah permintaan untuk mengajar di Sorbone pada tahun 1902. Di Sorbone tersebut ia diberi tuga suntuk menangani bidang-bidang pendidikan, baru sebelas tahun kemudian ia dikenal sebagai salah seorang sosiolog. Karena terlalu bekerja keras kesehatannya mulai merosost, dan akhirnya ia meninggal dunia pada bulan Nopember 1917, pada usia 59 tahun. Menjelang abad 19 Durkheim menjadi seorang ahli sosiolog yang paling berpengaruh di Eropa, akan tetapi karya-karyanya tidak langsung memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan sosiologi di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat pada waktu itu berorientasi pada tindakan dan pembaharuan (Reformand action oriented), yang akrab dengan pekerjaan social dan tugas-tugas pemerintah. Di Amerika pada waktu itu mengikuti behaviorisme, yang menggabungkan studi tentang realitas subyektif dan obyektif, gabungan sebuah sosiologi dan psikologi ini bukan merupakan tradisi intelektual Durkheim, yang cenderung menunjukkan kebutuhan sosiologi daripada psikologi. Pada tahun 1930-an pemikiran Durkheim mulai berpengaruh di Amerika, melalui jasa Talcot parson, (Tokoh teori structural fungsional), yang kemudian dikembangkan oleh Robert K Merton (Murid Parson) . Menurut Tom Bottmore, sebagai seorang ilmuwan, Durkheim mempunyai tujuan mulia, sosilogi yang dikembangkan adalah demi tujuan untuk mengembangkan moral baru tentang masyarakat . Walaupun dalam perkembangan keilmuan nantinya Durkheim lebih banyak bicara masalah masyarakat, ia tidak melupakan perhatiannya tentang persoalan kenegaraan. Cita-cita dari sosilogi Durkheim adalah terciptanya negara bangsa yang kuat di masyarakat. Baginya negara adalah sebuah badab khusus yang bertanggungjawab untuk mengerjakan representasi-representasi tertentu yang bgerlaku bagi kolektifitas, negara sebagai kehendak kolektif nasional dan mempunyai keutamaan dapat mendahulukan kepentingan nasional diatas seluruh kepentingan masyarakat . Obsesinya dalam terhadap negara yang kuat tidak bias dilepaskan dari kondisi Prancis pada waktu Durkheim hidup yang serba kacau karena didalam kondisi kekalahan perang melawan Prussia dan pertentangan kelas yang ganas yang diwariskannya dari konflik tak terpecahkan yang berlangsung terus menerus, sampai ke Revolusi Prancis antara golongan Monarchi bersama dengan kanan katholik melawan golonga kiri Republik yang anti rohaniawan katolik. Latar belakang ini yang menjadikannya lebih mementingkan pendekatan consensus darupada konflik. 2) ASUMSI DASAR EMILE DURKHEIM Menurut Gourdlner, suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, para ahli sosilogi akan melakukan penelitian mereka dengan melihat asumsi yang telah ada. Karakter sosiologi bergantung pada asumsi tersebut telah mengalami perubahan, oleh sebab itu untuk mengetahui karakter sosiologi, untuk memahami apa sebenarnya sosiologi itu, kita dipaksa untuk mengetahui asumsi-asumsi yang palig dasar tentang manusia dan masyarakat. Oleh karena itu dalam memahami karakter sosiologi bukan melihat pada metode studinya, tetapi pada asumsi-asumsinya tentang manusia dan masyarakat. Penggunaan metode tersebut menunjukkan eksistensi asumsi-asumsi tertentu tentang manusia dan masyarakat . Begitu juga bila kita ingin melihat Durkheim, kita harus mengetahui asumsi dasar yang diambil sebagai kepercayaan intelektualnya. Dalam hal ini Durkheim mengasumsikan bahwa masyarakat adalah sebuah fakta social. Dalam hal ini fakta-fakta social ditentukan oleh masyarakat bukanlah individu. Fakta social menurutnya berada diluar individu. Disaat memenuhi kewajibannya, manusi melakukan tugas-tugasnya sangat dipengaruhi oleh masyarakat walaupun tugas tersebut sesuai dengan kehendaknya pribadi.

Konsepsinya yang menekankan pada pengaruh masyarakat tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh Schaffle. Yang meyakini bahwa masyarakat mempunyai sifat-sifat spesifik tersendiri yang terpisah dengan sifat anggotaanggotanya masing-masing. Dengan dipengaruhi pemikiran Schaffle, ia percaya bahwa masyarakat bukanlah sekumpulan individu tetapi merupakan ? Benda Hidup? yang jauh telah ada sebelum adanya individu-individu, dimana masyarakat lebih banyak berpengaruh ke individu, daripada individu berpengaruh ke masyarakat . Masyarakat adalah satu kesatuan yang mempunyai cirri khasnya sendiri, karena ia percaya bahwa sebuah keseluruhan tidaklah sama dengan jumlah bagian-bagiannya, sepanjang bagian-bagian itu terorganisasi dengan cara tertentu, maka organisasi dari antara hubungan-hubungan tersebut mempunyai cara-cara tersendiri. Masyarakat sendiri bagi Durkheim diyakini sebagai hal yang menyerupai organisme . Pemikiran ini dipengaruhi oleh teori organisme yang berkembang subur pada waktu itu. Dalam hal ini masyarakat diyakini sebagai satu kesatuan yang terintegrasi, sehingga antar bagian-bagiannya saling tergantung, bila salah satu bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka akan berpengaruh bagi kelangsungan bagian yang lainnya. Karena itu pula Durkheim percaya bahwa masyarakat modern dilihat sebagai keseluruhan organis yang memiliki realitas sendiri. keseluruhan tersebut memiliki seperangkat kebutuhan yang harus dipenuhioleh bagian ? bagian yang menjadi anggotanya, agar dalam keadaan normal, langgeng. Bila tidak dipenuhi akan terjadi patologi. Dalam masyarakat modern sebagai contoh bila di fungsi ekonomi tidak terpenuhi maka, akan bias merusak yang lain, seperti system social politik. Pukulan terhadap system tersebut adalah suatu keadaan patologis yang akhirnya akan normal kembali. Keadaan normal tersebut disebut Equilibrium. 3. Proposi-Proposisi 1). Proposisi Fakta Sosial Durheim menyakini pendekatan yang tepat dalam memahami fenomena sosial adalah fakta sosial. fakta sosial adalah sebuah konsep yang memiliki realitas empiris diluar imajinasi individu. Bagi Durkheim fakta sosial meliputi antara lain status perkawinan, usia, agama, kondisi ekonomi, tingkat bunuh diri dan kejahatan . Dalam hal ini fakta sosial memiliki karekteristik yang bersifat variabel seperti bunuh dini bisa naik dan turun, status seseorang bisa kawin atau belum, ataupun janda. Fakta sosial dengan sedirinya adalah sesuatu yang dapat diamati, konkrit dapat diukur. Dalam memahami fakta sosial , maka dua hal yang perlu diperhatikan, pertama, setiap orang dilahirkan di masyarakat yang terus berkembang dan yang telah mempunyai suatu organisasi atau struktur yang mempengaruhi keperibadiannya. fakta sosial merupakan hal yang berada diluar bagi pribadi seseorang dalam arti bahwa setiap individu dimanapun hanyalah merupakan unsur tunggal dari totalitas pola hubungan yang membentuk suatu masyarakat. Pola hubungan bukanlah ciptaan seseorang akan tetapi terbentuk melalui interaksi antar individu. Durkheim sangat menyakini bahwa tidak ada teori ataupun analisis yang mulai dari individual. Kedua, fakta sosial adalah bersifat empiris 2) Proposisi Pembagian Kerja Bagi Durkheim masyarakat modern tidak mesti mengarah pada kehancuran , karena adanya pengaruh dari integrasi pembagian kerja yang merupakan kestabilan organik. Fungsi pembagian kerja bukanlah sekedar apa yang dikatakan Adam Smith untuk meningkatkan produktifitas, tetapi untuk memungkinkan sebuah kehidupan sosial yang terintegrasi yang tidak tergantung pada keseragaman melulu dalam bagian-bagian sistem itu. Melalui pembagian kerja ini meniscayakan adanya kontarak ? kontrak individual yang merupakan komitmen moral yang umum. Pada satu sisi pembagian kerja bisa menimbulkan individualisasi, tetapi individulisasi dapat dicegah pengaruh jeleknya dengan adanya konsesus sebagai tumpuan moral. Kepercayannya terhadap pembagian kerja membuatnya yakin bahwa keperibadian seseorang dikembangkan sesuai dengan sifat spesifik yang dimilikinya, sehingga tidak

setiap orang harus menerima pendidikan yang seragam. Tetapi ironisnya ia juga menerima kepercayaan bahwa kita semua untuk mengikuti ideal yang sama Bagi Durkheim pembagian kerja, tidak saja terjadi di masyarakat moderm tetapi juga sudah terjadi di masyarakat tradisional dengan klasifikasinya berdasarkn jenis kelamin. Pembagian kerja sendiri tidak saja terjadi di lingkungan ekonomi, tetapi juga bisa terjadi dilingkungan yang lain, karena itu sangat keliru bahwa keanekaragaman merupakan hasil dari industrialisasi semata-mata. Meningkatnya keanekaragaman yang merupakn ciri dari peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern bisa dianalogikan dengan prinsip biologi, dimana organisme awal yang muncul mempunyai struktur yang sederhana, dan semakin berkembang memunculkan struktur dan spesialisasi yang lebih tinggi. Menurut Durkheim fungsi dari pembagian kerja adalah untuk solidritas social. Karena ketertiban, keselarasan, dan solidaritas merupakan keperluan-keperluan umum atau syarat-syarat hidup yang merupakan keharusan bagi organisme social. Solidaritas tersebut menurut Durkheim dilihat melalui pengklasifikasian peraturan-peraturan hukum yang didasarkan pada sanksi-sanksi yang diberikan untuk memulihkan keadaan seperti semula. Karena dengan mengklasifikasikan peraturan-peraturan hukum orang dapat melacak jenis-jenis solidaritas. 3) Proposisi Solidaritas sosial Membicarakan masalah pembagian kerja, tentu bisa atau tidak bisa kita akan mengaitkan dengan solidaritas sosial yang terjadi di masyarakat.. Menurut Durkheim solidaritas sosial ? sebagaimana halnya gejala moral-tidak akan dapat diukur bila tidak mengaitkannya dengan petunjuk eksternal yang telah melembagakannya. Durkheim sendiri membagi solidaritas menjadi dua hal, pertama, solidaritas mekanik , solidaritas ini tumbuh di masyarakat yang lebih trdisional. Dalam masyarakat seperti ini yang terdiri dari klan, suku , dominasi sentimen dan kepercayaan ? kepercayaan masih snagt kuat, individualisme rendah, kepemilikan bersifat komunal, keanekaragaman dan spesialisasi masih rendah. Hukum yang berlaku dalam masyarakat ini adalah hukum refresif yang merupakan ciri khas dari hukum pidana yang memberikan hukum pemaksaan dan penderitaan bagi individu yang melakukan pelanggaran. Kedua, adalah solidaritas oganis. Solidaritas ini tumbuh dimasyarakat yang modern, yang bercirikan adanya spesialisasi dan keanekaragaman yang tinggi, individulisme berkembang, dan hukum yang berlaku adalah hukum restitutif yang berarti melibatkan perbaikan , penegakkan kembali hubungan seperti terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang, hukum seperti ini merupakan ciri hukumperdata. Hukum menurut Durkheim mempunyai fungsi utama untuk menegaskan lagi conscience collective dihadapan tindakan-tindakan yang mempertanyakan kebenarannya. 4) Proposisi Individualisme dan anomie Seiring dengn adanya perluasan kerja, individualisme akan semakin tumbuh, sehingga diperlukan sebuah kesadaran kolektif yang membuka kesempatan untuk bermacam-macam perbedan-perbedaan individual yang makin lama makin bertambah. Durkheim percaya bahwa individualisme yng bisa mengarah pada kultus individu tidak akan bisa merebut pengaruh kepercayaan ? kepercayan dalam kehidupan, Konsep individualisme Durkheim dapat juga diartikan bahwa penempatan individu dalam fungsi tertentu tidak dibenarkan karena kekerasan, dan individu tidak boleh dihalang-halangi untuk menempatkan posisi tertentu sesuai dengan bakatnya Agar individualisme tidak meruntuhkan masyarakat modern maka bagi Durheim sangat diperlukan adanya sebuah konsensu moral yang tegas untuk menciptakan kohesi sosial. Istilah anomie kita dapat mengacu adanya sebuah peritiwa dimana terjadi kondisi yang tidak menentu karena hukum yang lam sudah tidak diberlakukan, sedangkan hukum yang baru belum berfungsi. Dalam hal in Durkheim pernah menyebut, bahwa pembagain kerja bisa dikatakan berada dalam situasi anomie bila hubungan antar modal dan buruh upahan tidak diatur oleh kontrakkontrak yang akhirnya bisa mengakibatkan terjadinya konflik buruh dengan pemilik modal. Bila pun ada kontrak, kontrak terkesan dipaksakan .

5 ) Proposisi Bunuh Diri Durkheim menyatakan bahwa dibalik bergelimangnya sebuah kemakmuran dalam masyarakat modern ? sesuatu keadaan yang kurang ada pada masyarakat tradisional-, pada mereka banyak juga bermunculan penderitaan-penderitaan yang tidak ada pada masyarakat tradisional . Karena itu dalam masyarakat modern banyak dijumpai terjadi bunuh diri. Dalam mengkaji persoalan bunuh diri,Durheim melakukan distribusi penggolongan fenomena bunuh diri, sebagai contoh menurutnya bunuh diri di Protestan lebih tinggi daripada di Katholik, karena kebebasan di Protestan lebih dihargai. Durkheim juga menyatakan bahwa orang yang tidak menikah mempunyai tingkat bunuh diri yang lebih tinggi daripada yang sudah menikah, jumlah keluarga dengan anak yang banyak akan sedikit bunuh dirinya daripada kelurga yang mempunyai anak sedikit. Dia juga menyatakan bahwa adanya krisis politik dan perang yang bisa menjadikan keterlibatan partisipasi masyarakat akan menyebabkan tingkat integrasi yang tinggi, sehingga tingkat bunuh dirinya pun relatif rendah. . Durkheim membagi bunuh diri menjadi beberapa kelompok, pertama bunuh diri egoistis, yaitu bunuh iri yang disebabkan kelakuan seseorang yang bersifat egois. Bunuh diri egoistis adalah bunuh diri yang terjadi karena indivudualisasi berlebihan yang terjadi bila individu tercerabut dari kesadaran kolektif yang memberi arah dan makna kehidupan. Kedua,bunuh diri altruistik, bunuh diri yang biasanya ada pada masyarakat tradisional, yaitu bunuh diri yang dilakukan karena ingin berkorban untuk kesejahteraan umum (obligatory altruistic suicide) , ketiga bunuh diri anomie, yaitu bunuh diri yang terjadi karena tidak adanya peraturan moral. Bunuh diri semacam ini bisa terjadi bila terjadi perubahan ? perubahan keadaan, dimana individu tidak siap dengan perubahn tersebut. Dalam kesimpulannya Durkheim sampai pada perumusan-perumusan yang keras bahwa setiap kelompok social mempunyai kecenderungan kolektif ( egoisme, altruisme dan anomi) yang mengadakan paksaan terhadap perilaku manusia untuk bunuh diri, yang merupakan sumber bukannya hasil dari kecenderungankecenderungan individual. 6) Proposisi Normalitas dan patologi Term normalitas menjadi hal yang penting dalam mengkaji pemikiran Durkheim dikaitkan dengan persoalan masyarakat. Durkheim menyatakan bahwa jika fenomena sosial dapat ditemukan di seluruh ataupun di mayoritas masyarakat dari jenis masyarakat dengan sistem kemasyarakatan yang sama ,maka hal itu dikatakan sebagai normal. Selain kondisi normal bisa dikatakan terjadi bila masyarakat dalam keadaan proses evolusi , tanpa belum menjadi stabil dalam bentuknya yang baru, unsur-unsur dari apa yang normal bagi tipe yang sedang dalam proses masih berganti masih ada, maka bisa dikatakan normal. Sedangkn patologi adalah sebuah kondisi dimana masyarakat modern dalam kondisi transisi , sedangkan secara bersamaan kepercayaan-kepercayaan berkurang maka hal ini bisa disebut sebagai fenomena patologis. 4. Unit Analisis dan Metodologi Sebagian besar karya-karya Durkheim berusaha untuk menempatkan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang tidak tergantung terhadap ilmu Biologi dan Psikologi. Dalam karyanya ? Les Regles de la methode sociologique? menempatkan fakta-fakta social sebagai obyek kajian. Fakta social disini didifinisikan oleh Durkheim sebagai cara bertindak, berpikir dan merasakan yang ada diluar individu dan yang mempunyai daya paksa atas dirinya. Fakta social yang menjadi obyek kajian tidak sama dengan fakta organis. Menurut Durkheim fakta social merupakan penggambaran-penggambaran dan perbuatanperbuatan yang ada diluar individu secara terpisah. Fakta-fakta social merupakan realitas yang merupakan jenis tersendiri. Fakta social juga berbeda dengan fakta psikis yang mempunyai bagian material sel-sel otak dan proses psikologis. Fakta social sendiri mempunyai bagian yaitu individuindividu dalam hubungannya satu dengan yang lain. Yang dimaksud individuindividu disini adalah Masyarakat atau suatu kelompok atau suatu organisasi. Karena tanpa substansi itu fakta social tidak bisa ada. Fakta social meliputi; cara bertindak, cara berpikir dan cara berada sebagai bentuk fakta social marfologis yang dapat dilihat secara fisik seperti;

bentuk pemikinman, pola jalan, pembagian tanah dan sebagainya, yang ada diluar individu dan mampu melakukan paksaan terhadap mereka. Fakta social menururt Durkheim harus diberlakukan seperti benda. Fakta social harus dipandang dari kualitasnya seperti yang diberikan dalam pengamatan bukan sebagai sesuatu yang dapat dikejar dengan introspeksi. Fakta social dipandang dapat memberikan perlawanan seperti yang dilakukan oleh benda-benda, sehingga meminta orang-orang mengambil jarak emosional. fakta social juga dapat dihitung dan dinyatakan dengan statistik. Fakta social dapat dijelaskan dengan dua cara ; Pertama: fakta social hanya dapat dijelaskan dengan fakta social lain. Maksudnya bahwa suatu fakta social harus dijelaskan berdasarkan fakta-fakta social yang mendahuluinya yang telah menimbulkanya. Kedua; Fakta social dapat dijelaskan dengan fungsi yang dimilikinya. Untuk menjelaskan sebuah fakta social tersebut tetap ada maka perlu penjelasan fungsional dimana fungsi dari fakta social harus selalu ditemukan di dalam hubungannya dengan tujuan social lainnya. Penjelasan fungsional sesuai dengan model organisme, dimana didalam setiap organisme mempunyai organ yang mempunyai fungsi terhadap keseluruhannya. Dari studi-studi yang dilakukan oleh Durkheim yang tercermin di dalam karyanya baik studi mengenai bunuh diri, pembagian kerja , agama , teori pengetahuan dan moral mempunyai kajian inti yaitu hubungan antara individu dan masyarakat yang dijelaskan dalam pengertian tentang manusia rangkap. Menurut Durkheim manusia selalu sadar akan dualitas yang diberikan bersamaan dengan jasmaninya . Dualitas ini terdiri atas jiwa dan raga yang satu sama lain baik secara esensial bertentangan. Dualitas juga di tunjukkan antara individu dan masyarakat . Individu-individu mempunyai kecenderungan jasmaniah yang ditujukan untuk kepentingan pribadi disamping individu harus tunduk kepada ketentuan untuk mengabdi kepada tujuan yang ada diatas individu. Menurut Durkheim manusia itu tidak lain adalah masyarakat. Dualitas timbul karena kehidupan rangkap, yang satu bersifat murni individu yang berakar dari organisme dan yang lain bersifat social yang merupakan kepanjangan dari masyarakat. Dualitas ini memunculkan konflik kepentingan antara individu dan masyarakat. 5. Kritik Menurut Campbell, kajian Durkheim tentang bunuh yang diklaim berdasarkan studi statistik , diragukan keakuratan data yang diperoleh. Selain itu ,Durkheim dikritik karena Durkheim dianggap tidak konsisten dengan pendapatnya bahwa ada motif tertentu dari individu untuk mengorbankan dirinya dalm bunuh diri yaitu sebuah motif untuk menciptakan kesejahteraan bersama, tetapi pada kenyataannya Durkheim pernah mengungkapkan bahwa bunuh diri terjadi karena respon dari kondisi sosial, yang artinya bukan karena kemauan pribadi individu yan menggerakkan .tetapi keadaan sosial yang membuat individu bunuh diri. Campbell juga mengkritik pendapat Durkheim yang menyatakan bahwa norma sosial merupakan faktor pemaksa bagi individu dalam berbuat baik, artinya individu berbuat baik karena terpaksa karena adanya norma, padahal Durkheim juga mempercayai bahwa norma telah dinternalisasikan ke individu, yang berarti individu menjalankan kewajiban karena kesadaran. Artinya telah terjadi kekaburan pendapat dari Durkheim. Campbell juga mengkritik karena Durkheim terlalu percaya terhadap adanya konsesus, seolah-olah ia mengabaikan adanya konflik ataupun kekuasaan dalam masyarakat. Durkheim juga dianggap terlalu berlebihan menyakini bahwa konsesus adalah pengikat masyarakat, padahal kenyataannya ia melihat hukum (refresif) sebagai faktor penting bagi kestabilan. masyarakat. Selain itu, Durkheim dianggap telalu utopia karena mengandaikan masyarakat pasti dalam keadaan konsensus, padahal dalam kenyataan pasti ada konflik di masyarakat karena adanya pilihan terhadap bermacam-macam norma (yang saling tidak bersesuaian). Sedangkn Beryl Langer menilai Durkheim tidak konsisten dalam menerangkan fenomena bunuh diri, terutama tentang konsepasi yang tumpang tindih antara bunuh diri karena respon terhadap kekuatan luar dengan bunuh diri karena kesadaran (altrusitik). Langer juga menganggap solidaritas sosial yang dikatakan Durkheim dapat terjadi akibat pembagian kerja, kenyataannya hal tidak terjadi dimana-mana. Durkheim juga dinggap terlalu

evolusioner, sehingga tidak berjiwa revosioner dalam melakukan perbaikan sosial. Dan ia juga dianggap tidak melihat kepentingan kerja dan modal membatasi reformasi sosial kapitalisme. 6. Kesimpulan Terlalu mempercayai pandangan Durkheim, kita akhirnya akan bias terhadap sesuatu yang bersifat ? ilmiah? Seolah olah hanya yang bersifat ? . ilmiah? saja yng dapat berfunssi bagi kemajuan sistem sosial. Padahal pendekatan lain yang dianggap tidak ? ilmiah? bisa dijadikan solusi bagi sebuah persoalan. Disamping itu bila kita terlalu berorientasi pada hal-hal yang dinggap ? ilmiah? (versi Durkheim) , maka kita akan mengabaikn apa yang dinamakan dengan kearifan lokal. Disampng itu kecintaan yang fanatik terhadap pemikiran Durkheim, akan menjadikan kita terpaku pada sesuatu yang bersifat senyatanya, sehingga kita akan melupakan ? apa yang seharusnya? untuk dilakukan dan dimunculkan. Dalam arti kepercayaan yang tinggi terhadap segala apa yang dikatakan Durkheim, akan mengakibatkan kita hanya mengkaji persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, tanpa memikirkan kondisi ideal yang bagimana yang seharusnya dimunculkan. Hal lain yng perlu menjadi pertimbangn kita adalah kolektifitas ataupun masyarakat oriented yang dimunculkan Durkheim, dikuatirkan dapat dijadikn individu untuk tidak mengakui kesalahan yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Belharz, Peter, Teori-teori Sosial Modern, Pustaka Pelajar,Jakarta, 2002 Campbell, Tom, Tujuh Teori Sosial, Kanisius, Yogyakarta 1994 Giddens, Anthony, Kapitalisme dan Teori Sosial Modern, UI Press, Jakarta 1986 Lioyd, Christoper, Sosiologi dalam praktek-praktek politik,Aksara Persada Indonesia, 1987 L.Layendecker, Tata, Perubahan dan ketimpangan, PT Gramedia , Jakarta 1991 M. Poloma, Margaret, Sosiologi Kontemporer, Rajawali Press, Yogyakarta, 1984 by imam sofyan Posts Related to EMILE DURKHEIM: potret Pemikiran ? Kumpulan Kata ? kata Kunci dalam ilmu sosial TEORI ? TEORI SOSIAL ( Kata ? kata Kunci ) A. Teori Sosial Klasik 1. Herbert Spencer (1820-1903) Evolusi : Proses perubahan secara bertahap yang ... ? STRUKTURALISME GENETIF Konteks Sosial dan Latar Belakang Pribadi Pierre Felix Bourdieu adalah salah seorang pemikir Prancis paling terkemuka yang dikenal sebagai sosiolog, antropolog dan pada masa akhir ... ? weber dalam lintas sosiologi konteks sosial dan latar belakang pribadi weber Maximilian Weber lahir di Erfurt, Thuringia tahun 1864 sebagai yang tertua dari delapan anak, tetapi dibesarkan di Berlin ... ? August comte: Bapak Sosiologi I. Riwayat Hidup Auguste Comte Lahir di Mountpelier, Perancis, 19 Januari 1798 dalam keluarga kelas menengah dan ayahnya menjadi pejabat lokal kantor pajak. Meski tergolong ... ? TEORI UTAMA PEMBANGUNAN ? Pembangunan bukan sekedar fenomena ekonomi semata bukan pula pertumbuhan ekonomi saja melainkan berdimensi sosial. Pertumbuhan ekonomi tidak ada artinya bagi kesejahteraan jika mengabaikan pembangunan ...

Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai ? esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri. Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu ? belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20) Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru ? sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara

rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Caf? terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ? kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata? .dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu? (McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat. Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya. Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior; Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132) Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx. Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ? kaum burh seluruh dunia bersatulah? !!). Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ? The Internasional? sebuah gerakan buruh internasio nal. , Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit ? penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.

Karl Marx Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan dengan Prancis di tahun 1818. lahir setelah perang Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya ? The Principles of Political Economy? Dia . merupakan pendiri Idiologi komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya sekedar ekonom, namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan seorang revolusionir. Merupakan seorang profesor dalam berbagai ide yang Revolusioner, yang menginspirasi pemikirpemikir lainnya. Setelah menyelesaikan gelar Ph. D dalam filsafat pada tahun 1841 di Bonn, Berlin, dan Jena. Maka dari sinilah karier Marx dimulai. Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi antara filsafat Hegel, French, dan tentunya pemikiran dari David Ricardo (pemikir teori ekonom klasik). Analisa Karl Marx tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat juka,? sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjdai lebih baik.? Karl Marx beserta teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan sebuah buku ? Das Kapital? yang isinya kurang lebih tentang , bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848) yang berisikan daftar singkat karakter alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang berfungsi untuk menjaga relasi produksi yang dipengaruhi oleh historis (seni, literatur, musik, filsafat, hukum, agama, dan bentuk budaya lai yang diterima oleh masyarakat). Prinsip-prinsip komunis modern dalam bukunya tersebut antara lan : 1. pengahapusan kekayaan tanah dan menerapkan sewa tanah bagi tujuan-tujuan publik. 2. pengenaan pajak pendapat (tax income) yang bertingkat. 3. pengapusan seluruh hak-hak warisan. 4. penarikan kekayaan seluruh emigran dan para penjahat atau pemberontak. 5. sentralisasi kredit pada negara melalui bank nasional dengan modal negara dan monopoli yang bersifat eksklusif. 6. sentralisasi alat-alat komunikasi, dan transportasi di tangan negara. 7. perluasan pabrik dan alat-alat produksi yang dimilki oleh negara, menggarap tanah yang tanah, dan meningkatkan guna tanah yang sesuai dengan perencanaan umum. Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan kemampuan manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi, dan pengaruh kebradaan pasar pada manusia. Sehingga sangat penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan, pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi klasik adalah, is tidak memeperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan produksi. Hasil dari teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain : a. masyarakat feudalisme, dimana faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian dikuasai oleh tuan-tuan tanah.

b. Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi prodksi akan berlangsung, namunkarena terjadi peningkatan output dan kegiatanekonomi, sebagaimana feudalisme juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur dan digantikan dengan masyarakat sosialise. c. Masa sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-sisa kapitlisme. d. Pada masa komunisme, manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau materi. Menurut Karl Marx dalam komoditas dan kelas dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu: a. kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi. b. Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja, maupun bahan-bahan produksi. Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkan nya ke dalam masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan dan relasi produksi. Dimana nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang berakibat perubahan kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi penggilingan uap pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya biaya sosial untuk memproduksi barang adalah buruh. Analisa karl marx tentang Kapitalisme karl marx adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis memunculkan akibat social yang tidak diinginkan dan sebagai pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke waktu. Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx tentang kapitalisme, yang berisi tentang : 1. Surplus pengangguran Pada konsep tentang surplus pengangguran ini, Karl Marx berpendapat bahwa selalu terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja yang erdampak pada penekanan tingkat upah sehingga menjadi surplus value dan keuntungan tetap bernilai positif. Karl Marx melihat ada 2 faktor penyebab terjadinya surplus tenaga kerja ini. Pertama, yaitu Direct Recruitment yang terjadi akibat penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect Recruitment yang terjadi akibat adanya anggota baru tenaga kerja yang memasuki pasar tenaga kerja. 2. Penurunan tingkat keuntungan Dalam model Karl Marx dirumuskan bahwa tingkat keuntungan (P) mempunyai hubungan positif dengan tingkat surplus Value (S? dan mempunyai hubungan ) negative dengan organic komposition of capita (Q). P=S? (1-Q) Dengan asumsi bahwa surpus value dipertahankan untuk tidak berubah. Setiap kenaikan dalam organic composition of capital akan menghasilkan penurunan pada tingkat keuntungan, melalui mekanisme sebagai berikut. Menurut Karl Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis untuk menghimpun modal. Penghimpunan modal ini berarti bahwa aka nada lebih banya fariabel modal yang digunakan untuk menambah tenaga kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan mengurangi tingkat pengangguran. Tingkat surplus value akan mengalami penurunan sebagai akibat dari naiknya upah, begitu juga tingkat laba juga akan turun. Para kapitalis akan bereaksi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin dengan menambah organic composition of capital. Jika tingkat surplus value dipertahankan untuk tidak berubah maka kenaikan pada organic composition of capital akan mendorong tingkat keuntungan pada level yang lebih rendah. 3. Krisis Bisnis Pada konteks krisis bisnis (depresi), Karl Marx berpendapat bahwa adanya perubahan orientasi atau tujuan dari proses produksi dari tujuan nilai guna pada zaman ekonomi barter berubah menjadi tujuan nilai tukar dan keuntungan saat dibawah kapitalisme, menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi. Pada ekonomi barter, produse hanya menghasilkan barang untuk dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan komoditi yang lain, sehingga pada saat ekonomi barter ini tidak pernah terjadi over produksi. Sedangkan ketika tujuan produksi berubah menjadi nilai tukar dan keuntungan maka terjadinya over produksi

pada suatu perekonomian akan mungkin terjadi. Over produksi itu sendiri akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan. Perubahan tingkat keuntungan tersebut akan berdampak pada pengeluaran untuk infestasi. Volatility dari pengeluaran infestasi inilah yang menurut pendapat Karl Mark merupakan penyebab umum dari fluktuasi pada keseluruhan aktifitas ekonomi. menghasilkan siklus bisnis, hal ini Karl Marx bercermin pada pertumbuhan dramatic pada industry tekstil di Inggris dengan mekanisme sebagai berikut. Adanya ledakan pada teknologi akan menyebabkan peningkatan akumulasi dari modal dan permintaan pada tenaga kerja. Jumlah pengangguran akan berkurang, tingkat upah akan naik, surplus value akan berkurang, dan tingkat surplus value akan berkurangdan akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan. Penurunan tingkat keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi modal dan akan menyebabkan depresi. Namun menurut Karl Marx depresi ini mempunyai elemen yang akhirnya, cepat atau lambat akan menyebabkan ekspansi yang baru pada kegiatan ekonomi. Teori klasikmelihat bahwaadanya pasar di harapkan dapat memecahkan masalah alokasi sumber daya yang ada, hal ini akan menciptakan suatu kondisi keseimbangan dalam jangka panjang. 4. Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis Dalam model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan jelas bergantung pada kapitalis itu sendiri yang berupaya untuk mengubah jumlah atau nilai profit dan mengubah ekspetasi profit dalam kaitannya dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai hukumnya itu untuk menjelaskan fluktusi dalam jangka pendek dalam aktifitas ekonomi. Untuk memperoleh profit yang besar, aliran kapitalis menambah komposisi modal an ternyata hal itu justru menurunkan profit. Kaum kapitalis secara periodic akan berusaha menanggulangi jatuhnya nilai profit dengan mengurangi infestasi secara berlebih yang dapat menyebabkan aktifitas ekonomi mengalami fluktuasi yang nantinya bias menyebabkan krisis. Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan fluktuasi dalam aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai profit, factor teknologi baru yang tidak sama, dan tidak proporsionalnya pengembangan dalam suatu sector ekonomi yang nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level kegiatan ekonomi. Fluktuasi menurutnya terjadi dalam suatu system karena pada dasarnya kebanyakan dari aktifitas kapitalis cenderung ingin mencari jumlah profit sebanyak mungkin. Adapun teori karl marx tentang krisis bisnis mungkin banyak terdapat kekurangan secara internal, tidak diragukan lagi bahwa pandangannya tentang kapitalis secara mendasar belum stabil. Meskipun begitu, visi dari karl marx tentang teori kapitalis ini secara lebih lanjut tidak mendapat smabutan oleh teori orthodox sapai tahun 1930. 5. Konsentrasi modal Meskipun model karl marx memberi asumsi mengenai adanya pasar persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk perusahan-perusahan kecil dalam tiap ? tiap industry, namun karena ketatnya persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industry-industri kecil sehingga akan mengurangi persaingan. Untuk mengurangi adanya persaingan salah satunya dengan peusatan modal. Pemusatan modal ini terjadi melalui sebuah redistribusi pada modal. Karl Marx menujukan bahwa perusahaan yang besar lebih bias mencapai skala ekonomi yang lebih baik ketimbang perusahaan yang kecil, hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar itu dapat memproduksi dengan biaya yang rendah. Persaingan diantara perusahaan yang besar dan yang kecil menghasilkan pertumbuhan monopoli. Penambahan modal secara lebih jauh dengan mengembangkan sistem kredit dan kerja sama dalam bentuk organisasi bisnis. 6. Bertambahnya kesengsaraan kaum proletar kontradiksi kapitalisme menurut marx menyebabkan bertambahnya tingkat kesengsaraan pada kaum proletar. Bertambahnya kesengsaraan secara absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat secara global menurun dalam sistem

kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian pendapatan nasional mereka menjadi turun di kemudian hari. Hingga pada akhirnya marx berasumsika secara konsisten bahwa hal yang harus dilakukan untuk menghilangkan kesengsaraan, yakni dengan lebih memperhatikan pada kualitas hidup mereka.

Karl Heinrich Marx lahir di Trier, Trier,Prussia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru ? guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian. . Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai ? esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri. . Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu ? belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20) Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru ? sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Caf? terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ? kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata? .dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu? (McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat. Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi

dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya. Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior; Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132) Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx. Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ? kaum burh seluruh dunia bersatulah? !!). Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ? The Internasional? sebuah gerakan buruh , internasio nal. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit ? penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883. Sumber: http://nataebiografiteacher.blogspot.com/2007/09/karl-marx.html Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/biografi/politikus/biografi-karl-marx/ Kritik Ideologi ala Marxisme By ichwann Abstraksi Teori Kritis sebagai salah satu aliran Filsafat Abad XX, pada awalnya belum berhasil menarik perhatian di kalangan Filsafat Umum. Teori Kritis ini baru betul-betul menjadi bahan diskusi di kalangan Filsafat dan Sosiologi pada tahun 1961 dan tentu Jurgen Habermas memainkan peranan yang besar di dalamnya bahkan tokoh inilah yang membuat Teori Kritis itu membetot perhatian di kalangan filsuf-filsuf konteporer. Kalau kita ingin menentukan kedudukan Teori Kritis dalam rangka Sejarah Filsafat khususnya dan Filsafat pada umumnya, maka terutama tiga factor harus dikemukakan, yakni Teori Kritis yang secara khusus dipengaruhi oleh Hegel, Marx, dan Freud. Yang dikenal agak umum adalah peranan Filsafat Karl Marx dalam pemikiran para anggota Mazhab Frankfurt termasuk Habermas sampasampai ajaran mereka tidak jarang ditunjukkan dengan nama ? neomarxisme? . Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat ? eine Kritische Theorie der Gesselschaft? Teori ini mau mencoba .

memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa teori tersebut bertitik tolak dari inspirasi pemikiran sosial Karl Marx, tapi juga sekaligus melampaui bangunan ideologis marxisme bahkan meninggalkan beberapa tema pokok Marx dan menghadapi masalah masyarakat industri maju secara baru dan kreatif. ISI Di kalangan ahli-ahli sains sosial, perdebatan utama yang sering berlaku ialah menyentuh mengenai falsafah kaedah sains sosial. Perbagai sudut dipertengahkan bagi mencari jalan mewujudkan satu kaedah sains sosial yang benar-benar dapat menghasilkan pengetahuan sebenarnya. Atas kejayaan kaedah sains semula jadi, ahli-ahli sains sosial coba mengamalkan konsep kaedah tersebut ke dalam penyelidikan sosial. Kesannya sungguh hebat, ahli-ahli sains sosial mendapati aplikasi konsep kaedah sains semula jadi mampu menyingkap fenomena manusia. Seterusnya, bidang sains sosial berkembang dengan pesat sehingga menjadi sebagai unsur penjelasan segala fenomena manusia. Manusia di dalam masyarakat sekarang telah mengalami kemajuan yang begitu pesat. Modernisasi manusia tidak dapat dielakkan. Manusia dalam titik kemajuan modernisasi telah dihantar pada sebuah situasi yang begitu krusial. Modernisasi telah membawa manusia pada kemajuan teknologi yang begitu pesat. Teknologi moden sudah menjadi alat perpanjangan tangan manusia. Manusia semakin mudah oleh sarana-sarana teknologi yang sedia ada. Modernisasi, komunikasi dan teknologi moden telah melahirkan kisah kebebasan beragama, kemajuan pengangkutan, perkembangan teknologi informasi, komuniti melting pot, dan banyak lagi. Teknologi, komunikasi dan modernisasi telah mencanangkan janji dan ideologi kehidupan manusia yang lebih baik dan membuat manusia semakin bijak, lebih bahagia dan sebagainya. Perkataan kritikal mempunyai makna yang agak konotatif. Kita akan membayangkan orang yang bersifat kritikal itu adalah orang yang selalu menentang atau mencabar suatu tindakan atau keputusan yang dianggap sebagai tidak adil. Pendekatan ini muncul sebagai respons kepada isu-isu kuasa yang terkandung dalam sistem kapitalis. Penyalahgunaan kuasa oleh pemilik perniagaan seperti bayaran gaji atau upah yang rendah, keadaan tempat kerja yang tidak memuaskan, buruh kanak-kanak, kebajikan pekerja yang diabaikan, diskriminasi terhadap pekerja asing dan wanita dan berbagai-bagai lagi telah berleluasa di Eropah semasa zaman Victorian (Mead, 1991). Situasi eksploitasi kapitalisme yang semakin teruk ini telah menyebabkan kemunculan teori kritikal (Ishak Abd Hamid, 2000). Sejarah ilmu pengetahuan pada umumnya, dan falsafah pada khususnya telah membuat catatan bahawa teori kritikal yang berpaksikan para intelektual Sekolah Frankfurt Jerman telah memberikan sumbangan yang cukup memadai dalam meninjau dan memahami konsep modernisasi manusia. Setelah melalui perkembangan yang memberangsangkan dengan pengikut-pengikutnya tersendiri, kini sudah wujud tiga teori penyelidikan sains sosial yaitu teori positivisme, interpretivisme dan kritikal (Bredo dan Feinberg, 1982). Ketiga-tiga teori ini bergerak atas premis yang berbeda-beda. Apa yang menarik, ketiga-tiga teori ini mempunyai pengikut-pengikut kuatnya dalam ilmu sains sosial. Masing-masing mempunyai hujah-hujah yang tersendiri. Meskipun terdapat beberapa jenis ilmu sosial kritikal, semuanya memiliki tiga kesimpulan dasar yang sama. Pertama, semuanya menggunakan prinsipprinsip dasar ilmu sosial interpretif, yaitu para ilmuwan kritikal menganggap perlu untuk memahami pengalaman orang dalam konteks. Secara khususnya pendekatan kritikal bertujuan untuk menginterprestasikan dan karenanya memahami bagaimana pelbagai kelompok sosial dikekang dan ditindas. Kedua, pendekatan ini mengkaji keadaan sosial dalam usahanya untuk mengungkap struktur-struktur yang tersembunyi. Kebanyakan teori kritikal mengajar bahawa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk merubah kekuatan penindas. Ketiga, pendekatan kritikal secara sadar berupaya untuk menggabungkan antara teori dan tindakan. Teori tersebut

jelas normatif dan bertindak untuk mencapai perubahan dalam berbagai keadaan yang mempengaruhi kita.(S. Djuarsa Senjaja, PHD 2005) Dengan hadirnya Max Horkheimer, Theodor. W. Adorno, Herbert Marcuse, Jurgen Habermas dan kawan-kawannya telah memberikan nafas baru dengan kebijakan yang kritikal atas seluruh fenomena modernisasi yang menjanjikan tapi jika tidak berhati-hati akan menyebabkan terjerumus. Falsafah dan ilmu sosial abad XX diwarnai oleh empat pemikiran besar yaitu fenomenologieksistensialisme, Neo-Thomisme, Falsafah Analitis dan aliran Neo Marxis (yang sering membuat akuan dirinya sebagai pewaris tradisi Marxisme yang disesuaikan dengan keadaan zaman). Teori kritikal, secara klasifikatif, dapat digolongkan pada kumpulan yang terakhir. Meski pun dalam perdebatan filosofis, ada yang menganggap bahawa teori kritikal adalah teori yang bukan marxis lagi. Menurut Katherine Miller (2005), di dalam tradisi teori kritikal merasakan suatu tanggungjawab tetapi tidak mudah menggambarkan di dalam dunia masyarakat (meskipun mereka mahu melihat gambaran itu merupakan satu langkah pertama yang penting di dalam proses teoritikal) tetapi untuk bekerja sebagai agen yang aktif di dalam perubahan yang radikal di dalam masyarakat. Teori Marxist Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883). Idea dasar daripada teori ini adalah penentangan terhadap adanya sistem hirarki kelas, karena ianya adalah penyebab yang paling utama didalam sosial problem dan ianya mesti diakhiri oleh revolusi proletariat (buruh). Dengan lain perkataan, boleh dijelaskan bahawa Marx mencoba mencari kesamarataan, yaitu kesamarataan antara kaum borjuis (golongan ekonomi kelas atas) dengan kaum buruh / pekerja (golongan ekonomi kelas rendah). Marx menganggap selama ini golongan pekerja atau kaum buruh telah ditindas oleh kaum elit, sehingga perlu diadakan sebuah evolusi secara drastis. Walaupun teori kritikal telah berkembang setelah kemunculan Marx, kebanyakan daripada asasnya adalah tetap berdasarkan Marxist. Malahan, salah satu dari intelektual yang terpenting dalam kurun ke 20 adalah teori sosial yang berasaskan Marxist. Ide ini berasal dari Karl Marx dan Friedrich Engels, pergerakan ini mengandungi beberapa teori yang saling berhubungan untuk mengatasi arahan masyarakat yang dominan. Secara amnya, kesemua cabang sains sosial termasuk komunikasi telah dipengaruhi oleh aliran pemikiran ini. Marx berpendapat bahawa makna sesuatu produk dalam masyarakat menunjukkan sifat semulajadi masyarakat tersebut. Ini merupakan asas ide Marxism, asas megastruktur perhubungan. Ekonomi merupakan asas bagi semua struktur sosial. Dalam sistem kapitalis, keuntungan dapat memacu pengeluaran dan akhirnya mendominasikan para pekerja. (Stephen W. Littlejohn 2002). Pendekatan kritikal dalam komunikasi keorganisasian juga berakar umbi daripada falsafah Marxist yang mengkaji hubungan antara pemilik perniagaan dan pekerja-pekerjanya dalam masyarakat kapitalis. Marx mendapati ketidakseimbangan yang wujud didalam hubungan tersebut akan menyebabkan pekerja-pekerja bangkit untuk menentang sistem kapitalis. Marx percaya kritikan akan mencetus revolusi karena ia akan mendedahkan kebenaran mengenai keadaan sosial manusia. Pengaruh Marx adalah lebih meluas dalam bidang politik. Pendapatnya telah disokong oleh ramai ahli akademik seperti Max orkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcuse dan Jurgen Habermas yang telah mengkaji sifat masyarakat kapitalis. Pengkaji-pengkaji teori kritikal telah bersetuju dengan isu-isu berikut : ? Struktur dan proses tertentu dalam masyarakat akan menjurus kepada kuasa yang tidak seimbang ? Kuasa yang tidak seimbang akan menyebabkan tekanan dan pengasingan kumpulan dan kelas tertentu dalam masyarakat. ? Peranan pengkaji-pengkaji teori kritikal ialah meneroka dan mendedakan ketidakseimbangan ini dan membawanya kepada pengetahuan kumpulan-kumpulan yang teraniaya. Ini akan membolehkan emansipasi atau

pembebasan atau pembelaan kumpulan yang teraniaya itu melalui tindakan politik atau melalui kesedaran individu-individu itu sendiri. (Ishak Abd Hamid 2000) Neomarxist Menurut Baran & Davis (2000) Neo-Marxism adalah sebuah aliran yang berkembang di abad ke 20 yang mengingatkan kepada awal tulisan Marx sebelum dipengaruhi oleh Engels. Aliran ini memusat pada idealisme dialektika dibanding fahaman materialisme dialektika yang menolak determinisme ekonomi awal Marx. Fahaman Neomarxist tidak mengamalkan perubahan secara evolusi. Menurut teori ini, transformasi boleh berlaku secara perlahan. Fahaman neomarxist memusatkan pada suatu revolusi psikologis bukan fizik, yang bermakna bahawa perubahan idea yang datang dari jiwa seseorang lebih penting daripada perubahan secara fisik. Neo Marxisme adalah aliran pemikiran Marx yang menolak penyempitan dan reduksi ajaran Karl Marx oleh Engels. Ajaran Marx yang dicoba diinterpretasikan oleh Engels ini adalah bentuk interpretasi yang kemudiannya dikenali sebagai ? Marxisme? rasmi. Marxisme Engels ini adalah versi interpretasi yang digunakan oleh Lenin. Interpretasi Lenin nanti pada akhirnya berkembang menjadi Marxisme-Leninisme (atau yang lebih dikenal dengan Komunisme). Beberapa tokoh neomarxisme pada akhirnya menolak marxisme-leninisme. Mereka menolak interpretasi Engels dan Lenin karena interpretasi tersebut adalah interpretasi ajaran Marx yang menghilangkan dimensi dialektika ala Karl Marx yang dipercaya sebagai salah satu bagian inti dari pemikiran Karl Marx. Tokoh neomarxisme adalah Georg Lukacs dan Karl Korsch, Ernst Bloch, Leszek Kolakowski dan Adam Schaff. Salah satu aliran pemikiran Kiri Baru yang cukup ternama adalah pemikiran Sekolah Frankfurt. Institut penelitian sosial di Frankfurt (Institut f? r Sozialforschung) didirikan pada tahun 1923 oleh seorang kapitalis yang bernama Herman Weil, seorang pedagang grosir gandum, yang pada akhir hayat ? mencoba untuk cuci dosa? mau melakukan sesuatu untuk mengurangi penderitaan di dunia (termasuk dalam skala mikro: penderitaan sosial dari kerakusan kapitalisme). Secara historis, berbicara tentang teori kritis tidak bisa lepas dari Madzhab Frankfurt. Dengan kata lain, teori kritis merupakan produk dari institute penelitian sosial, Universitas Frankfurt Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman. Teori Kritis menjadi disputasi publik di kalangan filsafat sosial dan sosiologi pada tahun 1961. Konfrontasi intelektual yang cukup terkenal adalah perdebatan epistemologi sosial antara Adorno (kubu Sekolah Frankfurt ? paradigma kritis) dengan Karl Popper (kubu Sekolah Wina ? paradigma neo positivisme/neo kantian). Konfrontasi berlanjut antara Hans Albert (kubu Popper) dengan J? rgen Habermas (kubu Adorno). Perdebatan ini memacu debat positivisme dalam sosiologi Jerman. Habermas adalah tokoh yang berhasil mengintegrasikan metode analitis ke dalam pemikiran dialektis Teori Kritis. Teori kritis adalah anak cabang pemikiran marxis dan sekaligus cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frankfurter Schule). Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat ? eine Kritische Theorie der Gesselschaft? Teori ini mau mencoba . memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa teori tersebut ber