TOKOH: Shigeru Ban

3
TUGAS METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 HUMANITARIAN WORK OF SHIGERU BAN Jasa arsitek biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki budget lebih. Orang-orang awam terkadang ragu untuk menggunakan jasa arsitek karena mereka berpikir jika mereka menyewa arsitek untuk merancangan bangunan mereka, biaya yang akan harus dikeluarkan akan menjadi lebih banyak. Sehingga hanya orang-orang yang memiliki kemampuan finansial lebihlah yang menggunakan jasa konsultasi arsitek. Padahal sebenarnya profesi arsitek ada sebagai pelayan untuk masyarakat, sama seperti profesi dokter jika semua orang memerlukan kesembuhan, semua orang pun juga perlu arsitek untuk menata ruang-ruang hidup yang mereka tempati menjadi nyaman untuk dihuni manusia. Arsitektur seakan-akan hanya dibutuhkan oleh orang-orang yang berada memilihi taraf hidup diatas rata-rata saja. Padahal sebenarnya orang-orang miskin, tuna wisma, korban bencana alam, korban perang dan orang-orang yang baru saja kehilangan rumah, mereka karena terkena musibahlah yang seharusnya lebih membutuhkan jasa arsitek. Mengapa? Karena orang-orang seperti ini tidak memiliki uang lebih untuk membangun hunian mereka dengan biaya untuk membangun hunian dengan budget yang tinggi, jika mereka memiliki lahan untuk membangun pun biasanya adalah lahan yang kecil, mereka membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan lebih dalam memecahkan masalah untuk membentuk ruang-ruang yang nyaman dalam keterbatasan mereka. Mereka perlu arsitek! Padahal selama ini, kebanyakan dari arsitek merancang atas dasar untuk mencari “prestige” saja, mereka merancang gedung-gedung pencakar langit dengan struktur- struktur mahal agar nama mereka lebih dikenal dunia karena mereka berhasil Nama: Lolita Maharani NIM: 210201120130135 Pritzker Prize Laureate 2014 Shigeru Ban

description

Biografi Shigeru Ban, Penghargaan, Bahan

Transcript of TOKOH: Shigeru Ban

Page 1: TOKOH: Shigeru Ban

TUGAS METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

HUMANITARIAN WORK OF SHIGERU BAN

Jasa arsitek biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki budget lebih. Orang-orang awam terkadang ragu untuk

menggunakan jasa arsitek karena mereka berpikir jika mereka menyewa arsitek untuk merancangan bangunan mereka,

biaya yang akan harus dikeluarkan akan menjadi lebih banyak. Sehingga hanya orang-orang yang memiliki kemampuan

finansial lebihlah yang menggunakan jasa konsultasi arsitek. Padahal sebenarnya profesi arsitek ada sebagai pelayan untuk

masyarakat, sama seperti profesi dokter jika semua orang memerlukan kesembuhan, semua orang pun juga perlu arsitek

untuk menata ruang-ruang hidup yang mereka tempati menjadi nyaman untuk dihuni manusia.

Arsitektur seakan-akan hanya dibutuhkan oleh orang-orang yang berada memilihi taraf hidup diatas rata-rata saja. Padahal

sebenarnya orang-orang miskin, tuna wisma, korban bencana alam, korban perang dan orang-orang yang baru saja

kehilangan rumah, mereka karena terkena musibahlah yang seharusnya lebih membutuhkan jasa arsitek. Mengapa? Karena

orang-orang seperti ini tidak memiliki uang lebih untuk membangun hunian mereka dengan biaya untuk membangun

hunian dengan budget yang tinggi, jika mereka memiliki lahan untuk membangun pun biasanya adalah lahan yang kecil,

mereka membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan lebih dalam memecahkan masalah untuk membentuk ruang-

ruang yang nyaman dalam keterbatasan mereka. Mereka perlu arsitek!

Padahal selama ini, kebanyakan dari arsitek merancang atas dasar untuk mencari “prestige” saja, mereka merancang

gedung-gedung pencakar langit dengan struktur-struktur mahal agar nama mereka lebih dikenal dunia karena mereka

berhasil membangun sebuah karya monumental yang tidak biasa. Jarang dari arsitek-arsitek saat ini yang memiliki pola

pikir merancang dengan tujuan murni untuk menolong orang, murni menempatkan dirinya sebagai arsitek ditengah-tengah

masyarakat sebagai seorang problem solver yang menolong masyarakat menata dan merancang lingkungan dengan

berbagai masalah yang ada.

Adalah seorang arsitek bernama Shigeru Ban yang terbeban pada kondisi ini. Shigeru Ban merupakan arsitek sekaligus

professor di Keio University berkebangsaan Jepang kelahiran tahun 1957. Ia adalah seorang anak dari pengusaha kaya dan

perancang mode kelas internasional, Ketika Ban masih kecil, tukang kayu tradisonal sering disewa oleh ayahnya untuk

membetulkan rumah kayu mereka. Ban suka mengambil bagian-bagian kecil dari potongan kayu untuk dibangun sesuatu.

Dan dia memutuskan untuk menjadi tukang kayu. Ban memiliki kemampuan pada bidang seni dan kerajinan yang lebih

tinggi dari teman-teman semasa sekolahnya. Sebuah model rumah yang ia rancang untuk tugas saat ia kelas 9, dipajang di

sekolahnya sebagai yang terbaik. Sejak itulah ia memutuskan untuk menjadi seorang arsitek. Ban berkuliah di Tokyo

Nama: Lolita MaharaniNIM: 210201120130135

Pritzker Prize Laureate 2014Shigeru Ban

Page 2: TOKOH: Shigeru Ban

University of Arts untuk memfokuskan dirinya mencapai mimpinya ini.   Suatu hari ia membaca sebuah paper arsitektur

dari dekan Cooper Union’s School of Architecture di New York. Kedekatannya dengan maket dan rencananya membangun

bangunan yang benar-benar terbangun menjadi revolusi baginya untuk memutuskan kuliah di Cooper Union’s School of

Architecture, US. Namun Cooper Union’s School of Architecture tidak menerima mahasiswa yang berasal dari luar negri,

mereka hanya menerima mahasiswa pindahan dari universitas-universitas lain di US saja. Ban akhirnya berkuliah di

Southern California Institute of Architecture (SCI-Arc), baru setelah itu ia bisa pindah ke Cooper Union’s School of

Architecture. Di tahun 1985, Ban memulai prakteknya di Tokyo dengan banyak pengalaman. 

Ban adalah seorang arsitek yang memiliki dedikasi tinggi pada lingkungan. Sudah sejak 3 dekade lalu Ban sudah

memikirkan hal ini, disaat isu-isu lingkungan belum semarak sekarang. Ban melakukan berbagai riset untuk mencari

material masa depan, yang dapat digunakan secara sustainable, murah, daur ulang, dan ramah lingkungan. Ban memakai

paper tube sebagai objek penelitiannya, setelah diteliti ia yakin jika material temuannya ini sesuai dengan kriteria yang ia

harapkan, dan ia mulai memakai material barunya ini saat merancang. Material inilah yang membuatnya begitu terkenal

hingga sekarang.

Selain untuk merancang bangunan-bangunan hebat Ban menggunakan material ini untuk menolong korban bencana alam

dan bencana perang, Ia menyusun paper tube temuannya menjadi shelter-shelter perlindungan untuk mereka. Karyanya ini

begitu cerdas, paper tube mampu menjadi elemen-elemen structural yang kuat, murah, mudah dibawa kemana-mana

termasuk di medan yang berat. Beliau mampu menolong korban-korban bencana, meskipun beliau bukan seorang dokter.

Ia adalah seorang arsitek, ia menolong orang dengan kemampuannya, kreatifitasnya, caranya berpikir diluar kotak, dan ia

mampu menggunakan seluruh potensinya itu menjadi pemecah masalah dari keterbatasan-keterbatasan mereka. Berikut ini

beberapa karya Ban dengan Paper Tubenya:

1. Paper Emergency Shelters for UNHCR – Byumba Refugee Camp, Rwanda, 1999

Lebih dari 2 juta orang menjadi tunawisma setelah perang di Ruwanda. Ini

adalah karya pertama Ban yang ia gunakan untuk menolong korban-korban

bencana. Melalui karya ini, Ban menguji keberhasilan dari paper tube temuannya.

Ternyata benar, selain kuat, paper tube mampu menghemat biaya transportasi

yang begitu besar ditimbang material-material lain.

2. Paper Log House –India, 2001

Yang membuat rumah ini unik adalah pondasi dan atapnya. Puing-puing

rumah yang hancur akibat bencana digunakan sebagai pondasinya. Untuk atap

bambu dibagi diaplikasikan pada kubah rusuk dan seluruh bambu sebagai

balok.

3. Hualin Temporary Elementary School  - Chengdu, China, 2008

Proyek kolaborasi antara unversitas Jepang dan China berpadu dengan desain

dan konstruksi dari struktur paper tube, kelas temporer pada sebuah SD yang

baru hancur karena gempa bumi di Sichuan tahun 2008. Kelas yang dapat

digunakan sebagai ruang publik setelah jam belajar mengajar ini didesain

temporer menggunakan konstruksi paper tubes.

Page 3: TOKOH: Shigeru Ban