tm1

23
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Organ Limfoid 1.1 Memahami Anatomi Secara Makroskopik Lymphnodes = kelenjar getah bening Bentuk oval seperti kacang tanah, mempunyai pinggiran yang cekung disebut dengan hilus Besarnya sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan dapat diraba terutama pada daerah leher, axilla, inguinale dan lain-lain Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi memproduksi limfosit dan antibodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan Daerah – daerah tubuh yang memiliki nodus limfatikus 1.Daerah kepala dan leher bagian lateral dan belakang : yaitu di sepanjang m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka,mandibula / dasar mulut 2.Daerah extrimitas superior : manus, antebrachi,brachi dan regio axilaris 3.Daerah mamae di bawah m.pectoralis meliputi kulit dan otot 4.Daerah torax : meliputi dinding torax, jantung, pericardium dan paru, pleura, esophagus, aliran limfe thorax dan kelenjarr mamae masuk ke dalamnode limfatikus anterior dan posterior 5.Daerah abdomen dan pelvis : meliputi daerah peritonium dan sekitar aortadan vena cava inferior dan pembuluh darah intestinum. Aliran limfesuperficialis bagian depan dan lateral dan belakang diatas pusat masuk, nn llaxilaris anterior dan posterior dan dibawah pusat, ke nn limfatisi inguinalissuperficial 6.Daerah extrimitas inferior : disepanjang arteri,vena tibialis, regio poplitea,regio inguinale, alran limfe masuk limfonodus inguinale b.Timus Organ limfoid terletak pada sternum bagian atas belakang di daerahmediastinum superior dan bertumbuh terus sampai pubertas

description

tes

Transcript of tm1

Page 1: tm1

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Organ Limfoid

1.1 Memahami Anatomi Secara MakroskopikLymphnodes = kelenjar getah beningBentuk oval seperti kacang tanah, mempunyai pinggiran yang cekung disebut dengan hilus

Besarnya sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan dapat diraba terutama pada daerah leher, axilla, inguinale dan lain-lain

Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi memproduksi limfosit dan antibodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan

Daerah – daerah tubuh yang memiliki nodus limfatikus1.Daerah kepala dan leher bagian lateral dan belakang : yaitu di sepanjang m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka,mandibula / dasar mulut2.Daerah extrimitas superior : manus, antebrachi,brachi dan regio axilaris3.Daerah mamae di bawah m.pectoralis meliputi kulit dan otot4.Daerah torax : meliputi dinding torax, jantung, pericardium dan paru,  pleura, esophagus, aliran limfe thorax dan kelenjarr mamae masuk ke dalamnode limfatikus anterior dan posterior 5.Daerah abdomen dan pelvis : meliputi daerah peritonium dan sekitar aorta dan vena cava inferior dan pembuluh darah intestinum. Aliran limfesuperficialis bagian depan dan lateral dan belakang diatas pusat masuk, nn llaxilaris anterior dan posterior dan dibawah pusat, ke nn limfatisi inguinalissuperficial6.Daerah extrimitas inferior : disepanjang arteri,vena tibialis, regio poplitea, regio inguinale, alran limfe masuk limfonodus inguinale

b.Timus

Organ limfoid terletak pada sternum bagian atas belakang di daerahmediastinum superior dan bertumbuh terus sampai pubertas−Setelah pubertas, timus mengalami involusi dan setalah dewasa semakin keciltetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru−Timus yang besar terlihat setelah lahir pada saat bayi dan neonatusMempunyai 2 lobus, mempunyai bagian korteks dan medulla berbentuk segitiga, gepang dan kemerahan−Pendarahan timus berasal dari arteria thymica yang merupakan cabang dariarteria thyroidea inferior dan mamaria interna−Batas-batas anatomi :1.Batas anterior: Manubrium sterni & rawan Costae2 .Ba t a s a t a s : Reg io Co l l i I n f e r i o r ( t r a chea )

c . T o n s i l1 ) T o n s i l a p a l a t i n aoTerletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan sinistraoTerletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa tonsilaris, dasar dari lekukan itu adal tonsil bedoTonsil membuka ke cavum oris terdiri dari 12-15 crypta tonsilarisoDitutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk capsula

Page 2: tm1

oPersyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus(N V2)oPendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillarisexterna (facialis) dan arteria tonsilaris vabang a.pharyngica ascendenslingualis2 ) T o n s i l a i n g u i a l i soTerletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya papilla sehingga terlihat permukaan berbenjol-benjol (folikel).oPendarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang arterialingualis), arteria carotis eksterna3 ) T o n s i l a p h a r y n g e a l i soTerdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung belakangoBila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas karena dapat menyumbat pintu nares posterior (choanae), terletak didaerah nasopharynx, tepatnya diatas torus tobarius dan OPTAd . L i e n ( l i m f a )−Organ limfoid terbesar, lunak, rapuh dan vascular berwarna kemerahan dan bentuk oval−Besar lien sebesar kepalan tangan sendiri−Dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebutkapsula lienalis−Fiksasi lien ke ginjal melalui ligamentum renolienalis dan ke lambung melaluiligamentum gastrolienalis−Pembuluh darah masuk daerah hilus lienalis adalah arteri lienalis dan darahvena masuk melalui vena lienalis (vena port untuk dibawa ke hepar)−Terdapat pusat immunologis yaitu folikel limfoid (pulpa alba / folikel putih )yang tersebar di seluruh sinusoid yang sangat vaskular (pulpa rubra / folikelmerah)−Memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah didalamlien, juga serat kolagen dan elastis−Letak : Regio hipokondrium sinistra dalam ruang intraperitoneal.Diproyeksikan dari luar pada costae 9,10,11, setinggi vertebre thoracalis 11-12−Batas anatomis :oAnterior = Gaster, cauda pankreas, fleksura colli sinistra, renalissinistraoPosterior = Diaphragma, pleura dan pulmo sinistra, costae 9-12−Cauda pankreas menempel pada daerah hillus lienalis bersamaan masuknyaarteria lienalis dan keluar vena lienalis

1.2 Memahami Anatomi Secara MikroskopikLymphnodes = kelenjar getah beningOrgan bersimpai berbentuk bulat / mirip ginjal, terdiri dari jaringan limfoid.−Tersebar diseluruh tubuh disepanjang jalannya pembuluh limfe−Nodus ditemukan di ketiak dan di lipat paha, sepanjang pembuluh-pembuluh besar di leher dan dalam jumlah besar di toraks dan abdomen terutama dalammesenterium−Limfonodus memiliki sisi konveks (cembung) dan konkaf (cekung) yg disebut hilustempat arteri dan saraf masuk dan vena keluar dr organ−Korteks luar oDibentuk oleh jar.limfoid yang terdiri dari satu jar. sel retikular danserat retikular yang dipenuhi oleh limfosit BoDi dalam jar.limfoid korteks terdapat struktur berbentuk sferis yangdisebut nodulus limfatikusoTerdapat sinus subkapsularis, yang dibentuk oleh suatu jar.ikat longgar dari makrofag, sel retikular dan serat retikular −Korteks dalamoMerupakan kelanjutan korteks luar, mengandung beberapa nodulus

Page 3: tm1

oMengandung banyak limfosit T−MedullaoTerdiri dari korda medularis yg merupakan perluasan korteks dalamoBanyak mengandung Limfosit B dan beberapa sel plasmaoKorda medularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler yg berdilatasi sinus limfoid medularis yang mengandung cairan limfe−Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari partikel asing sebelum kembali ke sirkulasi darah.−Sewaktu cairan limfe mengalir melalui sinus, 99% atau lebih antigen dankotoran lainnya dipindahkan oleh aktivitas fagositosis makrofag.−Infeksi dan perangsangan antigenik menyebabkan limfonodus yang terinfeksimembesar dan membentuk pusat-pusat germinativum yang banyak dengan proliferasi sel yang aktif

b.Tonsil1)Tonsila palatineTerletak pada dinding lateral faring bagian oraloPermukaan tonsila palatina dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpalapisan tanduk yang juga melapisi bagian mulut lainnyaoSetiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel (epitel berlapis gepengtanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke dalam parenkim membentuk kriptus yang mengandung sel-sel epitel yg terlepas, limfosit hidup danmati, dan bakteri dalam lumennyaoYang memisahkan jar.limfoid dari organ-organ berdekatan adalah satulapis jaringan ikat padat yamgg disebut simpai tonsila yg biasanya bekerja sebagai sawar terhadap penyebaran infeksi tonsilaoDi bawah tonsila palatina terdapat jar.ikat padat yang membentuk kapsul. Dari kapsul terbentuk trabekula dengan pembuluh darah,dibawah kapsul terdapat serat otot rangka

2 ) T o n s i l a l i n g u a l i soLebih kecil dan lebih banyak oTerletak pada pangkal lidahoDitutupi epitel berlapis gepengoMasing-masing mempunyai sebuah kriptus

3 . T o n s i l a F a r i n g e aoMerupakan tonsila tunggal yang terletak dibagian supero-posterior faring.oDitutupi epitel bertingkat silindris bersiliaoTerdiri dari lipatan-lipatan mukosa dengan jar. Limfoid difus dannodulus limfatikusoTidak memiliki kriptusoSimpai lebih tipis dari T. Palatina

c. TimusTimus memiliki suatu simpai jaringan ikat yg masuk ke dlm parenkim danmembagi timus menjadi lobulus.−Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap disebut korteks dan zona pusatyg terang disebut medula korteks dan medula berisi sel-sel limfosit.−Sel limfosit berasal dr sel mesenkim yg menyusup ke dlm suatu epitel primordium dr kantung faringeal ke 3 dan 4.−Korteks timusolimfosit T yg sangat banyak,oSel retikular epitel yg tersebar 

Page 4: tm1

oBbrp makrofag−Medulla timusoMengandung sel retikular dan limfositoSel2 ini menyebabkan medula tampak lebih pucat dibanding bgnkorteksoMengandung badan hassal (corpusculum tymicum) yang merupakansel retikular epitel gepeng yg tersusun konsentris , mengalamidegenerasi dan mengandung granula keratohialin.−Timus mengalami involusi stlh pubertas−Timus ditempati oleh sel-sel yg dihasilkan dr sumsum tulang.−Sel-sel ini mulai menjalani diferensiasinya mjd sel T−Timus menghasilkan beberapa faktor pertumbuhan protein yg merangsang proliferasi dan diferensiasi limfosit T

d . L i e n ( l i m p a )−Merupakan tempat destruksi bagi banyak sel darah merah.−Merupakan tempat pembentukan limfosit yang masuk ke dalam darah.−Limpa bereaksi segera terhadap antigen yang terbawa darah dan merupakanorgan pembentuk antibodi penting−Dibungkus oleh simpai jaingan ikat padat yang menjulurkan trabekula yangmembagi parenkim atau pulpa limpa menjadi kompartemen tidak sempurna

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Imunitas2.1 Klasifikasi Sistem ImunRespon imun diklasifikasikan sebagai respon imun nonspesifik atau spesifik, bergantung pada derajat slektivitas mekanisme pertahanan. Respon imun nonspesifik adalah respons pertahanan yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun, walaupun baru pertama kali terpajan. Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.

Pertahanan nonspesifik mencakup

1. Permukaan tubuh, mukosa dan kulit

Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme. Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.

2. Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit

Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.

3. Peradangan, suatu respons nonspesifik terhadapcedera jaringan, pada keadaan ini spesialis fagositik seperti neutrofil dan makrofag berperan penting disertai bantuan dari sel-sel imun jenis lain

Page 5: tm1

4. interferon, sekelompok protein yang secara nonspesifik mempertahankan tubuh terhadap infeksi virus.

5. sel natural killer, sel jenis khusus mirip limfosit yang secara spontan dan relatif nonspesifik melisiskan dan menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi virus dan sel kanker.

6. dan sistem komplememen, sekelompok protein plasma inaktif yang apabila diaktifkan secara sekuensial menghancurkan sel asing dengan menyerang membran plasma. Sistem komplemen dapat secara nonspesifik diaktifkan oleh adanya benda asing. Sistem ini juga dapat diaktifkan oleh antibodi yang dihasilkan sebagai respons imun spesifik.

Respon imun spesifik adalah mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif  atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Mencakup imunitas yang diperantarai oleh antibodi yang dilaksanakan oleh turunan limfosit B dan imunitasyang diperantarai oleh sel yang dilaksanakan oleh limfosit T. Respons imun spesifik juga menimbulkan memori imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen.

Terdapat dua kelas respons imun spesifik:

Imunitas selular (diperantarai oleh sel)

Imunitas selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. Secara fungsional, sel limfosit T dibagi atas limfosit T regulator dan limfosit T efektor. Limfosit T regulator terdiri atas limfosit T penolong (Th = CD4) yang akan menolong meningkatkan aktivasi sel imunokompeten lainnya, dan limfosit T penekan (Ts = CD8) yang akan menekan aktivasi sel imunokompeten lainnya bila antigen mulai tereliminasi. Sedangkan limfosit T efektor terdiri atas limfosit T sitotoksik (Tc = CD8) yang melisis sel target, dan limfosit T yang berperan pada hipersensitivitas lambat (Td = CD4) yang merekrut sel radang ke tempat antigen berada.

Pajanan antigen pada sel T

Umumnya antigen bersifat tergantung pada sel T (TD = T dependent antigen), artinya antigen akan mengaktifkan sel imunokompeten bila sel ini mendapat bantuan dari sel Th melalui zat yang dilepaskan oleh sel Th aktif. TD adalah antigen yang kompleks seperti bakteri, virus dan antigen yang bersifat hapten. Sedangkan antigen yang tidak tergantung pada sel T (TI = T independent antigen) adalah antigen yang strukturnya sederhana dan berulang-ulang, biasanya bermolekul besar.

Limfosit Th umumnya baru mengenal antigen bila dipresentasikan bersama molekul produk MHC (major histocompatibility complex) kelas II yaitu molekul yang antara lain terdapat pada membran sel makrofag. Setelah diproses oleh makrofag, antigen akan dipresentasikan bersama molekul kelas II MHC kepada sel Th sehingga terjadi ikatan antara TCR dengan antigen. Ikatan tersebut terjadi sedemikian rupa dan menimbulkan aktivasi enzim dalam sel limfosit T sehingga terjadi transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel Th aktif dan sel Tc memori. Sel Th aktif ini dapat merangsang sel Tc untuk mengenal antigen dan mengalami transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel Tc memori dan sel

Page 6: tm1

Tc aktif yang melisis sel target yang telah dihuni antigen. Sel Tc akan mengenal antigen pada sel target bila berasosiasi dengan molekul MHC kelas I (lihat Gambar 3-2). Sel Th aktif juga dapat merangsang sel Td untuk mengalami transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel Td memori dan sel Td aktif yang melepaskan limfokin yang dapat merekrut makrofag ke tempat antigen.

Limfokin

Limfokin akan mengaktifkan makrofag dengan menginduksi pembentukan reseptor Fc dan C3B pada permukaan makrofag sehingga mempermudah melihat antigen yang telah berikatan dengan antibodi atau komplemen, dan dengan sendirinya mempermudah fagositosis. Selain itu limfokin merangsang produksi dan sekresi berbagai enzim serta metabolit oksigen yang bersifat bakterisid atau sitotoksik terhadap antigen (bakteri, parasit, dan lain-lain) sehingga meningkatkan daya penghancuran antigen oleh makrofag.

Aktivitas lain untuk eliminasi antigen

Bila antigen belum dapat dilenyapkan maka makrofag dirangsang untuk melepaskan faktor fibrogenik dan terjadi pembentukan jaringan granuloma serta fibrosis, sehingga penyebaran dapat dibatasi.

Sel Th aktif juga akan merangsang sel B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi (lihat bab tentang imunitas humoral). Sebagai hasil akhir aktivasi ini adalah eliminasi antigen. Selain eliminasi antigen, pemajanan ini juga menimbulkan sel memori yang kelak bila terpajan lagi dengan antigen serupa akan cepat berproliferasi dan berdiferensiasi.

Imunitas humoral (imunitas humoral)

Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.

Limfosit B juga berasal dari sel pluripotensial yang perkembangannya pada mamalia dipengaruhi oleh lingkungan bursa fabricius dan pada manusia oleh lingkungan hati, sumsum tulang dan lingkungan yang dinamakan gut-associated lymphoid tissue (GALT). Dalam perkembangan ini terjadi penataan kembali gen yang produknya merupakan reseptor antigen pada permukaan membran. Pada sel B ini reseptor antigen merupakan imunoglobulin permukaan (surface immunoglobulin). Pada mulanya imunoglobulin permukaan ini adalah kelas IgM, dan pada perkembangan selanjutnya sel B juga memperlihatkan IgG, IgA dan IgD pada membrannya dengan bagian F(ab) yang serupa. Perkembangan ini tidak perlu rangsangan antigen hingga semua sel B matur mempunyai reseptor antigen tertentu.

Pajanan antigen pada sel B

Antigen akan berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan sel Th (bagi antigen TD) akan terjadi aktivasi enzim dalam sel B sedemikian rupa hingga terjadilah transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi

Page 7: tm1

dan membentuk sel B memori. Selain itu, antigen TI dapat secara langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th.

Antibodi yang disekresi dapat menetralkan antigen sehingga infektivitasnya hilang, atau berikatan dengan antigen sehingga lebih mudah difagosit oleh makrofag dalam proses yang dinamakan opsonisasi. Kadang fagositosis dapat pula dibantu dengan melibatkan komplemen yang akan berikatan dengan bagian Fc antibodi sehingga adhesi kompleks antigen-antibodi pada sel makrofag lebih erat, dan terjadi endositosis serta penghancuran antigen oleh makrofag. Adhesi kompleks antigen-antibodi komplemen dapat lebih erat karena makrofag selain mempunyai reseptor Fc juga mempunyai reseptor C3B yang merupakan hasil aktivasi komplemen.

Selain itu, ikatan antibodi dengan antigen juga mempermudah lisis oleh sel Tc yang mempunyai reseptor Fc pada permukaannya. Peristiwa ini disebut antibody-dependent cellular mediated cytotoxicity (ADCC). Lisis antigen dapat pula terjadi karena aktivasi komplemen. Komplemen berikatan dengan bagian Fc antibodi sehingga terjadi aktivasi komplemen yang menyebabkan terjadinya lisis antigen.

Hasil akhir aktivasi sel B adalah eliminasi antigen dan pembentukan sel memori yang kelak bila terpapar lagi dengan antigen serupa akan cepat berproliferasi dan berdiferensiasi. Hal inilah yang diharapkan pada imunisasi. Walaupun sel plasma yang terbentuk tidak berumur panjang, kadar antibodi spesifik yang cukup tinggi mencapai kadar protektif dan berlangsung dalam waktu cukup lama dapat diperoleh dengan vaksinasi tertentu atau infeksi alamiah. Hal ini disebabkan karena adanya antigen yang tersimpan dalam sel dendrit dalam kelenjar limfe yang akan dipresentasikan pada sel memori sewaktu-waktu di kemudian hari.

http://allergyclinic.wordpress.com/2012/02/01/respons-imun/ 12/05/2013 16:17

Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta, EGC.

2.2 Sifat Umum Imunitas Humoral. Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi yang disekresikan oleh sel limfosit B. Antibodi ini berada dalam plasma darah dan cairan limfa (dahulu disebut cairan humor) dalam bentuk protein. Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, berarti antigen A hanya akan berekasi dengan dengan antibodi A, tidak dengan antibodi B. Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan antigen yang menyerang. Namun, pengikatan antara antigen dan antibodi merupakan dasar dari kerja antibodi dalam kekebalan tubuh. Terdapat beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau antigen, yaitu netralisasi, penggumpalan, pengendapan, dan pengaktifan sistem komplemen (protein komplemen).  Netralisasi terjadi jika antibodi memblokir beberapa tempat antigen berikatan dan membuatnya tidak aktif. Antibodi menetralkan virus dengan menempel pada tempat yang seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu, antibodi menetralkan bakteri dengan menyelimuti bagian beracun bakteri dengan antibodi. Hal tersebut menetralkan racun bakteri sehingga sel fagosit dapat mencerna bakteri tersebut. Penggumpalan (aglutinasi) bakteri, virus, atau sel patogen lain oleh antibodi merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilakukan karena antibodi memiliki minimal dua daerah ikatan (binding site). Cara ini memudahkan sel fagosit menangkap sel-sel patogen tersebut. Cara ketiga mirip dengan penggumpalan. Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi. Hal ini untuk membuat antigen

Page 8: tm1

terlarut tidak bergerak dan memudahkan ditangkap oleh sel fagosit. Cara terakhir merupakan perpaduan antara antibodi dan sistem komplemen. Antibodi yang berikatan dengan antigen akan mengaktifkan sistem komplemen (protein komplemen) untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur (lisis).

Imunitas Seluler. Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel-sel (sel limfosit) dalam menghancurkan patogen. Setelah kontak pertama dengan sebuah antigen melalui makrofag, sekelompok limfosit T tertentu dalam jaringan limfatik akan membesar diameternya. Setelah itu, berkembang biak dan berdiferensiasi menjadi beberapa sub populasi. Sub populasi tersebut, antara lain sel T sitotoksik (cytotoxic T cell), sel T penolong (helper T cell), sel T supressor (supressor T cell), dan sel T memori (memory T cell). Tugas utama imunitas seluler adalah untuk menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. Bakteri atau virus yang telah menyerang sel tubuh akan memperbanyak diri dalam sel tubuh tersebut. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh antibodi tubuh. Sebenarnya hanya sel T sitotoksik saja yang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi. Sel yang terinfeksi memiliki antigen asing milik virus atau bakteri yang menyerangnya. Sel T sitotoksik membawa reseptor yang dapat berikatan dengan antigen sel terinfeksi. Setelah berikatan dengan sel yang terinfeksi, sel T sitotoksik menghasilkan protein perforin yang dapat melubangi membran sel terinfeksi. Dengan adanya lubang, enzim sel T dapat masuk dan menyebabkan kematian pada sel terinfeksi beserta patogen yang menyerangnyahttp://www.pustakasekolah.com/sistem-pertahanan-tubuh-spesifik.html#_ 12/05/2013 16:25

Berdasarkan cara mendapatkan imun atau kekebalan, dikenal dua macam kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan pasif.

1) Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif terjadi apabila tubuh memperoleh sistem imun secara aktif dan menghasilkan respons imun utama. Kekebalan aktif terjadi melalui dua cara, yaitu kekebalan alami dan vaksinasi. Kekebalan alami diperoleh jika tubuh menderita sakit dan cepat pulih kembali. Respons imun utama terjadi selama tubuh sakit, sehingga respon sekunder akan meningkat setiap waktu, dan akhirnya tubuh akan terlindungi dari penyakit. Kekebalan alami akan berkembang selama penyakit menyerang. Setelah tubuh pernah terkena penyakit, maka selanjutnya tubuh akan kebal. Cara kedua, yaitu kekebalan diperoleh karena pemberian vaksin. Dengan pemberian vaksin, memicu tumbuhnya sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen yang diberikan dalam vaksin.

Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh sistem imun dengan cara membentuk antibodi. Sel B dan sel T (sel limfosit) ikut berperan dalam menghasilkan antibodi. Sel B (B limfosit) membentuk sistem imunitas humoral, yaitu imunitas dengan cara membentuk antibodi yang berada di darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen asing serta berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri, seperti Streptococcus, Meningococcus, virus campak, dan Poliomeilitis. Antibodi ini kemudian melekat pada antigen dan melumpuhkannya. Sel B ini juga mampu membentuk sel pengingat (memory cell). Sel ini berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Sebagai contoh jika terdapat antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh maka sel pengingat ini akan segera meningkatkan antibodi dan membentuk

Page 9: tm1

sel plasma dalam waktu cepat. Sel plasma adalah sel B yang mampu menghasilkan antibodi dalam darah dan limfa.

Sel T (T limfosit) membentuk sistem imunitas terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, sel kanker, serta timbulnya alergi. Sel T ini mengalami pematangan di glandula timus dan bekerja secara fagositosis. Namun T limfosit tidak menghasilkan antibodi. T limfosit secara langsung dapat menyerang sel penghasil antigen. Sel T kadang ikut membantu produksi antibodi oleh sel B.

Sel T dan sel B berasal dari sel limfosit yang diproduksi dalam sumsum tulang. Sel limfosit yang melanjutkan pematangan selnya di sumsum tulang akan menjadi sel B. Baik sel B maupun sel T dilengkapi dengan reseptor antigen di dalam plasma membrannya. Reseptor antigen pada sel B merupakan rangkaian membran molekul antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Reseptor antigen dari sel T berbeda dari antibodi, namun reseptor sel T mengenali antigennya secara spesifik. Spesifikasi dan banyaknya macam dari sistem imun tergantung reseptor pada setiap sel B dan sel T yang memungkinkan limfosit mengidentifikasi dan merespon antigen. Saat antigen berikatan dengan reseptor yang spesifik pada permukaan limfosit, limfosit akan aktif untuk berdeferensiasi dan terbagi menaikkan populasi dari sel efektor. Sel ini secara nyata melindungi tubuh dalam respon imun. Dalam sistem humoral, sel B diaktifkan oleh ikatan antigen yang akan meningkatkan sel efektor yang disebut dengan sel plasma. Sel ini mensekresi antibodi untuk membantu mengurangi antigen.

2) Kekebalan Pasif

Setiap antigen memiliki permukaan molekul yang unik dan dapat menstimulasi pembentukan berbagai tipe antibodi. Sistem imun dapat merespon berjuta-juta jenis dari mikroorganisme atau benda asing. Bayi dapat memperoleh kekebalan (antibodi) dari ibunya pada saat masih berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tersebut memiliki sistem kekebalan terhadap penyakit seperti kekebalan yang dimiliki ibunya. Kekebalan pasif setelah lahir yaitu jika bayi terhindar dari penyakit setelah dilakukan suntikan dengan serum yang mengandung antibodi, misanya ATS (Anti Tetanus Serum). Sistem kekebalan tubuh yang diperoleh bayi sebelum lahir belum bisa beroperasi secara penuh, tetapi tubuh masih bergantung pada sistem kekebalan pada ibunya. Imunitas pasif hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja.http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xi-biologi/sistem-imunitas-spesifik-pertahanan-tubuh/ 12/05/2013 16:25

2.3 Fungsi Sistem ImunSistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai

penangkal “benda” asing yang masuk kedalam tubuh untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh

yang telah tua sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta

menghancurkannya jika sistem imun seseorang bekerja optimal, orang tersebut tidak mudah terkena

penyakit dan sistem keseimbangannya juga normal.BIOLOGI : - Jilid 2 By Diah Aryulina, Dkk

Page 10: tm1

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Antigen3.1 Definisi AntigenAntigen adalah zat yang dapat memicu respon imun yang menyebabkan produksi antibodi sebagai bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Antigen mungkin zat asing dari lingkungan seperti bahan kimia, bakteri, virus, atau serbuk sari. Antigen juga dapat terbentuk dalam tubuh, seperti toksin bakteri atau sel-sel jaringan.

http://kamuskesehatan.com/arti/antigen/ 12/05/2013 16:253.2 Klasifikasi Antigen

1.Pembagian antigen menurut epitopa.Unideterminan, univalenHanya satu jenis determinan/ epitop pada satu molekul.b. Unideterminan, multivalenHanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul.c. Multideterminan, univalenBanyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyaan protein).d. Multideterminan, multivalenBanyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul

2. Pembagian antigen menurut spesifisitasa. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesiesb. Xenoantigen, yang hanya dimiliki oleh banyak spesies tertentuc. Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam satu spesiesd. Atigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentue. Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri

3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel Ta. T dependen, yang memerlukan pengenalan sel T terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respon antibodi.b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk mebentuk antibodi.

4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawia. Hidrat arang (polisakarida)Hidrat arang pada umumnya imunogenik.b. LipidLipid biasanya tidak imunogenik kecuali bila diikat protein pembawa.c. Asam nukleatAsam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa.d. ProteinKebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan univalent.E. Sifat-Sifat AntigenAntigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas pada antigen tersebut, sifat-sifat tersebut antaralain:1. KeasinganKebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi syarat sebagai imunogen

Page 11: tm1

adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes.2. Sifat-sifat FisikAgar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum tertentu, imunogen yang mempunyai berat molekul yang kecil, respon terhadap hospes minimal, dan fungsi zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan proten-proten jaringan.3. KompleksitasFaktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi baik sifat fisik maupun kimia molekul.4. Bentuk-bentuk (Conformation)Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid linear atau bercabang, karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya mampu merangsang terjadinya respon imun.5. Muatan (charge)Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu; tidak terbatas pada molekuler tertentu, zat-zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral dapat imunogen. Namun demikian imunogen tanpa muatan akan memunculkan antibodi yang tanpa kekuatan.6. Kemampuan masukKemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan menentukan hasil respon imun.

Baratawidjaja, 2006, Imunologi Dasar, Edisi ke- 7, Penerbit FKUII, Jakarta.

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Antibodi4.1 Definisi

Antibodi merupakan biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda-benda asing itu disebut antigen. Tiap kali ada benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B atau sel-sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000 molekul antibodi diproduksi oleh sel-sel B. Salah satu contoh peristiwa yang melibatkan antibodi adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akan timbul nanah. Nanah itu merupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang melawan antigen.

Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi memiliki struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap antigen jenis tertentu.

4.2 Klasifikasi

1. Jenis-jenis Antibodi

Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima macam immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD.

a. Immunoglobulin G (IgG)

Page 12: tm1

IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempat antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap diantara sel-sel dan  menyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar), memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.

b. Immunoglobulin A (IgA)

Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus.

Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.

c. Immunoglobulin M (IgM)

Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.

Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.

d. Immunoglobulin D (IgD)

Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T menangkap antigen.

e. Immunoglobulin E (IgE)

Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis, yang banayk ditemukan di negara-negara berkembang.

Page 13: tm1

http://immune0system.wordpress.com/2010/04/29/antibodi-dan-jenis-jenis-antibodi/ 12/05/2013 16:17

4.3 Mekanisme Kerja Antibodi

Fungsi antibodi yang paling penting sejauh ini adalah meningkatkan respon imun nonspesifik yang sudah dimulai oleh masuknya zat asing. Antibodi memberi tanda atau mengidentifikasi benda asing sebagai suatu sasaran yang harus dihancurkan oleh sistem komplemen, fagosit, atau sel sel pembunuh sementara meningkatkan aktivitas berbagai sistem pertahanan tersebut sebagai berikut:

1. pengaktivan sistem komplemen. Apabila suatu antigen yang sesuai berikatan dengan antibodinya, reseptor akan dibagian ekor akan berikatan dengan dan mengaktifkan C1, komponen pertama sistem komplemen. Antibodi adalah aktivator paling kuat sistem komplemen. Serangan biokimia yang ditujukan pada membran sel asing adalah mekanisme terpenting bagi antibodi untuk melaksanakan fungsi protektif mereka.

2. Peningkatan fagositosis. Antibosi terutama IgG berfungsi sebagai opsonin. Bagian ekor antinodi IgG yang berikatan dengan antigen mampu mengikat reseptor dipermukaan fagosit dan kemudian memudahkan fagositosis korban yang mengandung antigen yang melekat ke antibodi.

3. Stimulasi sel pembunuh. Pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan sel pembawa antigen pleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibodi sebelum dapat di hancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.

Dengan cara-cara tersebut, antibodi, walaupun tidak mampu secara langsung menghancurkan bakteri atau bahan lain yang tidak diperlukan, dapat menyebabkan destruksi antigen yang melekat padanya secara spesifik dengan memperkuat mekanisme pertahanan letal non spesifik yang lain.

Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta, EGC.

LI 5. Memahami dan Menjelaskan Vaksin dan Imunisasi5.1 Vaksin

Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya.

Vaksin dapat berupa profilaksis untuk mencegah atau memperbaiki efek dari infeksi masa depan oleh patogen “liar” alami atau terapeutik misalnya vaksin terhadap kanker juga sedang diselidiki. Vaksin tidak menjamin perlindungan penuh terhadap penyakit. Kadang-kadang, hal ini terjadi karena sistem kekebalan inangnya tidak merespon secara memadai atau sama sekali. Hal ini mungkin karena menurunkan kekebalan pada umumnya (diabetes, penggunaan

Page 14: tm1

steroid, infeksi HIV, usia) atau karena sistem kekebalan inang tidak memiliki sel B mampu menghasilkan antibodi terhadap antigen itu.

vaksinasi atau imunisasi adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut.

Tujuan imunisasi adalah merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.

1. Virus atau bakteri yang dilemahkanBeberapa vaksin, seperti vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela) misalnya, menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan.

2. Virus/bakteri yang mati atau dinonaktifkanVaksin lain menggunakan bakteri atau virus yang dinonaktifkan (dimatikan). Vaksin polio dibuat dengan cara ini.

3. ToksoidAda beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun ke dalam aliran darah. Jenis vaksin toksoid, seperti vaksin difteri dan tetanus, dibuat dengan menggunakan racun bakteri yang telah dilemahkan.

4. Aseluler dan subunitVaksin aseluler dan subunit dibuat dengan menggunakan hanya sebagian dari virus atau bakteri. Vaksin hepatitis dan hemofilus influenza tipe b (Hib) dibuat dengan cara ini.

Read more: http://doktersehat.com/jenis-jenis-vaksin/#ixzz2T5cAkFVO kompashealth.com&id.shvoong.com 11/05/2013 21:42

5.2 Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu

Page 15: tm1

seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.

http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenis-imunisasi-pada-manusia 11/05/2013 21:33

LI 6. Memahami dan Menjelaskan Vaksin dan Imunisasi dalam Pandangan Islam

Hukum Memberi Vaksin kepada Anak

Asy-Syaikh Ibnu Baz rohimahullohu pernah ditanya : “Apa hukum berobat sebelum terjadinya penyakit, seperti imunisasi atau vaksinasi?”

Beliau rohimahullohu menjawab :

“Tidak mengapa berobat bila dikhawatirkan terjadinya penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab yang lain yang dikhawatirkan terjadinya penyakit karenanya. Maka tidak mengapa mengkonsumsi obat untuk mengantisipasi penyakit yang dikhawatirkan.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam dalam hadist yang shohih : “Barangsiapa yang di waktu pagi memakan tujuh butir kurma madinah, maka tidak akan mencelakakan dia sihir ataupun racun.” (Muttafaqun ‘alaihi dari hadist Sa’d bin Abi Waqosh rodhiallohu anhu).

Ini termasuk dalam bab menghindari penyakit sebelum terjadinya. Demikian pula bila dikhawatirkan terjadi sebuah penyakit lalu dilakukan vaksinasi/imunisasi untuk melawan penyakit tersebut yang terdapat di suatu negeri atau negeri manapun, tidak mengapa melakukan hal demikian dalam rangka menangkalnya. Sebagaimana penyakit yang telah menimpa itu diobati, maka diobati pula penyakit yang dikhawatirkan akan menimpa.

Akan tetapi tidak boleh memasang jimat-jimat dalam rangka menangkal penyakit, jin atau bahaya mata dengki. Karena Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam melarang hal tersebut. Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam telah menerangkan bahwa hal itu termasuk syirik kecil, maka wajib berhati-hati darinya.”

Page 16: tm1

kalau terbukti, berdasarkan ilmu kedokteran, bahwa suatu vaksinasi atau imunisasi memberi bahaya yang lebih besar terhadap anak, seseorang tidak diperbolehkan untuk melakukannya karena Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan.” [Al-Baqarah: 195]