TM - Audit

download TM - Audit

of 21

Transcript of TM - Audit

TUGAS MANDIRIETIKA PROFESIONALMata Kuliah: Pemeriksaan Akuntansi

Nama Mahasiswa: SudirmanNIM : 110810024Kode Kelas: 131-AC008-N1Dosen: Vargo Christian L. Tobing, S.E., M.Ak.

FAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS PUTERA BATAM 2013

KATA PENGANTARMarilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dan penambahan wawasan statistika yang berjudul Etika Profesi.Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis Fakultas Ekonomi Universitas Putera Batam dan kalangan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Batam, Des 2013

Penulis

Perlunya Etika Profesional Bagi Organisasi ProfesiDasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional setiap profesi adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi, terlepas dari anggota profesi yangmenyerahkan jasa tersebut. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Umumnya masyarakat sangat awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh suatu profesi karena kompleksnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi. Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan demikian masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Jika masyarakat pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi akuntan publik, dokter, atau pengacara maka layanan tersebut kepada klien dan masyarakat pada umumnya menjadi tidak efektif. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

Kode Etik Ikatan Akuntan IndonesiaEtika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Etika profesional bagi akuntan di indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ), sebagai organisasi profesi akuntan. Dalam kongresnya tahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode etik ini kemudian disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981 dan tahun 1986, dan kemudian diubah lagi dalam kongres IAI tahun 1990, 1994, 1998. pembahasan mengenai kode etik profesi akuntan ini didasarkan pada kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang diterapkan dalam kongres VIII tahun 1998.Ikatan Akuntan Indonesia beranggotan dari berbagai tipe ( auditor independen dan auditor internal ), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja sebagai pendidik, serta akuntan sektor publik. Dengan demikian etika profesional yang dikeluarkan oleh IAI tidak hanya mengatur anggotanya yang berpraktik sebagai akuntan publik, namun mengatur perilaku semua anggotanya yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lain.Organisasi IAI dibagi menjadi empat kompartemen 1. Kompartemen akuntan ublik2. Kompartemen akuntan manajemen3. Kompartemen akuntan pendidik4. Kompartemen akuntan sektor publikPasal-pasal dalam kode etik akuntan menjadi dua golongan:1. Pasal yang mengatur perilaku semua akuntan anggota IAI2. Pasal-pasal yang mengatur perilaku semua akuntan yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.Kode etik akuntan indonesia dibagi menjadi 9 bagian berikut :1. Pembukuan2. Bab I : Kepribadian3. Bab II : Kecakapan profesional4. Bab III : Tanggungjawab5. Bab IV : Ketentuan Khusus6. Bab V : Pelaksanaan kode etik7. Bab VI : Suplemen dan penyempurnaan8. Bab VII : Penutup9. Bab VIII : Pengesahan.Bab I s.d Bab III berisi pasal-pasal yang mengatur semua akuntan anggota IAI sedangkan Bab IV ketentuan khusus berisi pasal-pasal yang mengatur secara khusus anggota IAI yang berpraktik dalam akuntan publik. Mulai tahun 1998 sampai sekarang nama tersebut diubah kembali menjadi ke Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (Kode IAI). Tidak hanya perubahan nama yang terjadi, namun juga terjadi perubahan struktur etika profesional yang dipakai oleh IAI. Dalam Kode Etik IAI juga berlaku sejak tahun 1998, organisasi IAI menetapkan delapan Prinsip Etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI, baik yang berada dalam Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Manajemen, Kompartemen Pendidikan, maupun Kompartemen Akuntan Sektor Publik.

Akuntan Publik dan Auditor IndependenKantor akuntan publik menyediakan jasa bagi masyarakat berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik. Berdasarkan standar tersebut, kantor akuntan publik dapat menyediakan jasa :1. Jasa audit atas laporan keuangan historis2. Jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi selain yang dicantumkan dalam laporan keuangan historis3. Jasa akuntansi dan review4. Jasa konsultasikarena akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik dapat mengerjakan berbagai penugasan dalam berbagai jenis jasa tersebut, maka perlu diadakan pembedaan istilah akuntan publik dan auditor independen. Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik ( auditing , atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultasi ). Independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik.

Perbedaan bisa dilihat dari gambar dibawah ini. (Gambar 1.1)Jenis Jasa yang dihasilkanTipe AkuntanAuditorPraktisiJasa Audit atas Laporan Keuangan HistorisJasa Pemeriksaan, Jasa Akuntansi dan Review, Jasa KonsultasiTipe Akuntan Publik

Gambar 1.1 Perbedaan istilah Akuntan Publik, Auditor dan PraktisiRerangka kode etik Ikatan Akuntan IndonesiaKode etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut ini :1. Prinsip etikaPrinsip etika memberikan rerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh kongres IAI dan berlaku bagi seluruh anggota IAI.2. Aturan etikaAturan etika disahkan oleh rapat anggota kompartemen dah hanya mengikat anggota kompartemenyang bersangkutan.3. Interpretasi etikaInterpretasi etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh pengurus kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai panduan penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.4. Tanya jawabTanya dan jawab memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen tentang aturan etika beserta interpretasinya. Dalam kompartemen akuntan publik, tanya dan jawab ini dikeluarkan oleh dewan standar profesional akuntan publik.

Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan IndonesiaBerikut ini dicantumkan Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia yang diputuskan dalam Kongres VIII tahun 1998.

PRINSIP ETIKA PROFESIIKATAN AKUNTAN INDONESIA

Mukadimah01 Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela.Dengan menjadi anggota seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas dan melebihi yang disyaratkan oleh hokum dan peraturan.02 Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada public, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dalam perilaku profesionalnya.Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.

Prinsip Kesatu : Tanggung Jawab ProfesiDalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.01. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggungjawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

Prinsip Kedua : Kepentingan PublikSetiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atau profesionalisme.01. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada objektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadapkepentinganpublik. Kepentingan publik didefenisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.02. Profesi akuntan tetap berada pada posisi yang penting ini hanya dengan terus menerus memberikan jasa yang unik pada tingkat yang menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang teguh .kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan prestasi tertinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.03. Dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya, anggota mungkin menghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yangberkepentingan. Dalam mengatasi hal ini, anggota harus bertindak dengan penuh integritas, dengan suatu keyakinan bahwa apabila anggotamemenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan penerima jasa terlayani dengan sebaik-baiknya.04. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggota untuk memenuhi tanggung jawab dengan integritas, objektivitas, keseksamaan profesional, dan kepentingan untuk melayani publik, anggota diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat profesionalisme yang konsisten dengan prinsip etika profesi ini.05. Anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.06. Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata mata untuk memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititikberatkan pada kepentingan publik. Misalnya : Auditor independen membantu memeliahara integritas dan efisiensi dari laporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberi pinjaman dan kepada pemegang saham untuk memperoleh modal; Eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam organisasi dan memberikan kontribusi efesiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi; Auditor independen memeberikan keyakinan tentang sistem pengendalian internal yang baik untuk meningkatakan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja kepada pihak luar; Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta penetapan yang adil dari sistem pajak; dan Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap kepentingan umum dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.Prinsip Ketiga : IntegritasUntuk memlihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.01. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan apublik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.02. Integritas mengharuskan seseorang anggota untuk, antara lain : bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi, integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.03. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal ini tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan. Anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang integritas akan lakukan dan apakah anggota telah menjada integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota unutk menaati baik bentuk maupaaun jiwa standar teknis dan etika.04. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian profesional.

Prinsip Keempat : ObjektivitasSetiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.01. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektial, tidak berprasangka atau biasa, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.02. Anggota bekerja dalam berbagai kapastias yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas diberbagai situasi. Anggota dalam praktik akuntan publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorangbawahan, melakukan jasa audit intern yang bekerja dalam kapasitaskeuangan dan manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintahan. Mereka harus melindungi integritas pekerjaanya dan memlihara objektivitas.03. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan objektivitas, pertimbangan yang cukup harus diberikan terhadap faktor berikut : Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekanan ini dapat menganggu objektivitasnya. Adakalanya tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua situasi di mana tekanan-tekanan mungkin terjadi. Ukuran kewajaran (reasonableness) harus digunakan dalam menentikan sandar untuk mengidentifikasi hubungan yang mngkin atas kelihatan dapat merusak objektivitas anggota. Hubungan hubungan yang memungkinkan prasangka, bias, atau pengaruh lainnya untuk melanggar objektivitas harus dihindari. Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa profesional mematuhi prinsip objektivitas. Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan professional mereka atau terhadap orang-orang yang berhbungan dengan mereka. Anggota hars menghindari situasi-situasi yang dapat membuat posisi professional mereka ternoda.

Prinsip Kelima : Kompetensi dan Kehati-hatian ProfesinalSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdsarkan perkembangan pralktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.01. Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan.Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa professional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna asa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.02. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.Anggota seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasab dan dalam semua tanggung jawab, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti disyaratkan oleh Prinsip Etika. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua fase yang terpisah :a. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian kompetensi profesional pada awalnya memerlukan standard pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian professional dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk belajar dan melakukan peningkatan professional secara berkesinambungan selama kehidupan professional anggota.Pemeliharaan kompetensi professional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di antaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan lainnya, baik nasional maupun international yang relevan.Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa professional yang konsisten dengan standard nasional dan international.03. Kompetensi menunjujjab terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.04. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada penerima jasa dan public ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung jawab untuk memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna dan mematuhi standard teknis, dan etika yang berlaku.05. Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan professional yang menjadi tanggung jawabannya.

Prinsip Keenam : KerahasiaanSetiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi uang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

Prinsip Ketujuh : Perilaku profesionalSetiap anggota harus berperilaku yang konsiten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.01. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mengdiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Prinsip Kedelapan : Standar TeknisSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dngan prinsip integritas dan objektivitas01. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accountant, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

Aturan Etika Kompartemen Akuntan PublikSetelah dimuka disajikan Prinsip Etika yag diterbitkan oleh organisasi IAI, berikut ini disajikan penjabaran Prinsip Etika tersebut oleh Kompartemen Akuntan Publik ke dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Aturan Etika ini secara khusus ditujukan untuk mengatur perilaku professional yang menjadi anggota Kompartemen Akuntan Publik. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik ini berlaku efektif tanggal 5 Mei 2000.Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik ini digunakan singkatan KAP dengan dua makna : (1) Kompartemen Akuntan Publik, (2) Kantor Akuntan Publik. KAP yang bermakna Kompartemen Akuntan Publik selalu ditulis IAI-KAP, yang berarti Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. KAP yang bermakna Kantor Akuntan Publik ditulis tanpa didahului dengan IAI.

KeterterapanAturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik ( IAI_KAP ) dan staff profesional ( baik yang anggota IAI KAP maupun yang bukan anggota IAI_KAP ( yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika oleh anggota KAP

Definisi / PengertianKlien Klien adalah pembuat perikatan ( orang atau badan ), yang membuat perikatan dengan seseorang atau lebih anggota IAI-KAP atau tempat anggota bekerja untuk melaksanakan jasa profesional.

Laporan keuanganLaporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomukasikan sumber daya ekonomi ( aktiva ) dan/ atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan / atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor Akuntan Publik (KAP)Kantor Akuntan Publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan public.

Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )Ikatan Akuntan Publik adalah wadah organisasi profesi akuntan indonesia yang diakui pemerintah.

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah wadah organisasi para akuntan indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik atau bekerja di kantor akuntan publik

Anggota adalah semua anggota IAI KAP.

Anggota Kantor Akuntan Publik ( Anggota KAP) Anggota Kantor Akuntan Publik ( Anggota KAP) adalah anggota IAI KAP dan staff profesional ( baik yang anggota IAI KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP ) yang bekerja pada satu KAP.Akuntan PublikAkuntan Publik adalah akunan yang memiliki izin dari menteri keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan public.

Praktik Akuntan PublikPraktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berup[a jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi, dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik.

100 Independensi, Integritas, dan Objektivitas101 IndependensiDalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI, sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta maupun dalam penampilan.

102 Integritas dan objektivitasDalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material yang diketahui atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain

200 Standar umum dan Prinsip Akuntansi201 Standar UmumAnggota KAP harus mematuhi standar berikut ini besera interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI :A. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak diharapkan dpat diselesaikan dengan kompetensi professional.B. Kecermatan dann keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesionalC. Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesionalD. Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relecan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

202 Kepatuhan terhadap standarAnggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, revies, kompilasi, konsultasi, manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI

203 Prinsip-prinsip akuntansiAnggota KAP tidak diperkenankan :1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip- prinsip akuntansi ang ditetapkan oleh badan pengatuir standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas, anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampkanya ( bila praktis ), serta alasan mengapa kepatuhan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

300 Tanggung Jawab kepada Klien301 Informasi klien yang rahasiaAnggota KAP tidak diperkenakan mengungkapkan informasi klien yang rahasi, tanpa persetujuan dari klien.Ketentuan ini tidak dimaksudkan utnuk :1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku3) Melarang review praktik profesional ( review mutu ) seorang anggota sesuai dengan kewenangan IAI atau4) Menghalngi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin anggotaAnggota yang terlibatkan dalam penyidikan dan review di atas, tidak boleh memanfaatkannya untuk kepentingan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkana dalam butir (4) di atas atau review praktik professional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.

302 Fee ProfesionalA. Besaran feeBesarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : resiko penugasan , kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesiB. Fee KontinjenFee kontinjen adalah fee yang ditetaokan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.Anggota Kap tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independen.

400 Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi401 Tanggungjawab kepada rekan seprofesiAnggota wajib memlihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapaat merusak reputasi rekan seprofesi.

402 Komunikasi Antar Akuntan PublikAnggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan mengadakan perikatatan ( engagement ) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tu juan yang berlainanAkuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

403 Perikatan atestasiAkuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila periaktan tersebut diklaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan oleh badan yang berwenang.

500 Tanggung Jawab dan Praktik Lain501 Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan / atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

502 Iklan promosi dan kegiatan pemasaran lainnyaAnggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melalui promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503 Komisi dan fee referalA. KomisiKomisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima dari klien/ pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/ pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/ menerima komisi apabila pemberian/ penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensiB. Fee referal (Rujukan)Fee referal adalah imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/ dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee referal hanya diperkenakan bagi sesama profesi.

504 Bentuk organisai dan KAPAnggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan / atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Tugas Mandiri Pemeriksaan Akuntansi Etika Profesional1