TKM Jul id

30

Transcript of TKM Jul id

Page 1: TKM Jul id
Page 2: TKM Jul id
Page 3: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 i

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober, dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian

Prakata

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

DESTRY DAMAYANTIDeputi Gubernur Senior

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

Indonesia serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai in� asi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Page 4: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020ii

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif

Prakata

Dewan Gubernur

Daftar Isi

1. Perekonomian Global3. Respons Kebijakan Bank Indonesia

2. Perekonomian Domestik

Kontraksi Perekonomian Global Makin Dalam

Kontraksi Volume Perdagangan dan Harga Komoditas Dunia Lebih Dalam

Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2020 Terkontraksi

Ketahanan Sektor Eksternal Tetap Baik

Nilai Tukar Rupiah Terkendali Sesuai dengan Fundamental

Infl asi Tetap Rendah

Kondisi Likuiditas Longgar, Suku Bunga Turun

03

05

06

07

09

11

12

14

01

i

i

ii

0317

07

Page 5: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 1

RingkasanEksekutifKontraksi perekonomian global berlanjut dan pemulihan ekonomi dunia lebih lama dari prakiraan sebelumnya. Penyebaran COVID-19 yang kembali meningkat di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Brazil, dan India, memengaruhi perkembangan ini. Selain itu, mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan turut menahan aktivitas ekonomi. Perkembangan ini menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara maju dan negara berkembang termasuk Tiongkok, menjadi terbatas. Sejumlah indikator ekonomi global menunjukkan permintaan yang lebih lemah, ekspektasi pelaku ekonomi yang masih rendah, serta permintaan ekspor yang tertahan sampai Juni 2020.

Sejalan dengan itu, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global. Lambatnya pemulihan ekonomi dunia serta kembali meningkatnya tensi geopolitik AS-Tiongkok menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global, yang selanjutnya menahan berlanjutnya aliran modal ke negara berkembang dan kembali menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020 diperkirakan mengalami kontraksi, dengan level terendah tercatat pada Mei 2020. Namun perkembangan terkini Juni 2020 menunjukkan perekonomian mulai membaik seiring relaksasi PSBB, meskipun belum kembali kepada level sebelum pandemi

Page 6: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20202

COVID-19. Ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia tetap baik, didukung defisit transaksi berjalan triwulan II 2020 yang diprakirakan tetap rendah. Nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental, seiring inflasi yang tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Kondisi likuiditas dan suku bunga pasar uang tetap memadai ditopang strategi operasi moneter Bank Indonesia. Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, meskipun risiko dari dampak meluasnya penyebaran COVID-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Kelancaran Sistem Pembayaran, baik tunai maupun nontunai, juga tetap terjaga.

Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia diperkuat dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Sinergi tersebut termasuk peran Bank Indonesia untuk pendanaan APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung (private placement) sesuai dengan Kesepakatan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia masing-masing tanggal 16 April 2020 dan 7 Juli 2020. Sinergi kebijakan moneter dan fiskal tersebut sebagai bagian upaya bersama untuk mempercepat implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi.

Atas pertimbangan berbagai asesmen tersebut, Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 15-16 Juli 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar akan terus dilanjutkan, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Selanjutnya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19, Bank Indonesia lebih menekankan pada penguatan sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi langkah-langkah kebijakan dengan Pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Selain itu, Bank Indonesia juga terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi.

Page 7: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 3

PerekonomianGlobal

B A B I

Kontraksi perekonomian global berlanjut dan pemulihan ekonomi dunia lebih lama dari prakiraan sebelumnya. Penyebaran COVID-19 yang kembali meningkat di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Brazil, dan India, memengaruhi perkembangan ini. Selain itu, mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan turut menahan aktivitas ekonomi. Perkembangan ini menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara maju dan negara berkembang termasuk Tiongkok, menjadi terbatas. Sejalan dengan permintaan global yang lebih lemah tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global. Lambatnya pemulihan ekonomi dunia serta kembali

meningkatnya tensi geopolitik AS-Tiongkok menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global. Perkembangan ini akhirnya menahan berlanjutnya aliran modal ke negara berkembang dan kembali menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kontraksi Perekonomian Global Makin Dalam

Jumlah kasus COVID-19 terus meningkat secara global, meskipun tingkat kematian (fatality rate) menurun. Kasus pandemi COVID-19 masih terus meningkat terutama didorong oleh peningkatan drastis jumlah kasus di Amerika Serikat (AS), Brasil, dan India

Page 8: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20204

yang saat ini menempati tiga urutan pertama secara global (Tabel 1.1). Meskipun demikian, tingkat fatalitas seluruh kawasan sudah menurun (Grafik 1.1). Di sisi lain, risiko second wave yang muncul setelah relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi seperti di Tiongkok, AS, Jepang, dan Singapura, patut dicermati, terutama di AS di mana jumlah kenaikan kasus pada second wave lebih tinggi daripada kenaikan kasus pada first wave.

Tingkat Kematian COVID-19Grafi k 1.1

Confirmed Cases COVID-19Tabel 1.1

No Negara TotalMeninggal

TingkatKematian (%)

TotalSembuh

KasusPositif

1 Amerika Serikat 3.479.483 138.247 3,97 1.549.4692 Brasil 1.887.959 72.921 3,86 1.213.5123

Rusia907.645 23.727 2,61 572.112

4India

733.699 11.439 1,56 504.0215

Inggris

330.123 12.054 3,65 221.0086

Spanyol

317.657 7.024 2,21 286.5567 Meksiko 304.435 35.491 11,66 189.0638

Peru

303.033 28.406 9,37 N/A9

Chili

290.133 44.830 15,45 N/A10 Afrika Selatan 287.796 4.172 1,45 138.24731 Indonesia 76.981 3.656 4,75 36.689

Negara lainnyayang terdampak 4.316.104 193.545 4,48 2.779.210

13.235.048 575.512 4,35 7.489.881

Sumber: www.worldometers.info/coronavirus; per 13 Juli 2020

Total

Kontraksi perekonomian global berlanjut dan pemulihan ekonomi dunia lebih lama dari prakiraan sebelumnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh penyebaran COVID-19 yang kembali meningkat di beberapa negara dan mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan turut menahan aktivitas ekonomi. Kondisi ini menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara maju dan negara berkembang menjadi terbatas. Sejumlah indikator ekonomi global menunjukkan permintaan yang lebih lemah, ekspektasi pelaku ekonomi yang masih rendah, serta permintaan ekspor yang tertahan sampai Juni 2020. Permintaan yang lemah antara lain tercermin dari indikator Purchasing Managers Index (PMI) New Order di banyak negara yang masih rendah dan perkembangan aktivitas retail dan rekreasi yang masih belum kembali normal ke level sebelum COVID-19 (Grafik 1.2). Selain itu, ekspektasi pelaku ekonomi yang masih rendah dapat terlihat dari keyakinan konsumen di banyak negara yang masih berada pada level rendah, di bawah level normal (Grafik 1.3).

Pertumbuhan ekonomi banyak negara, baik di negara maju maupun berkembang, diprakirakan menurun tajam. Prospek perekonomian AS pada triwulan II diperkirakan lebih buruk dari perkiraan

Sumber: WHO, diolah

%

012345678910

4 Feb

'20

14 Fe

b'20

24Fe

b'20

4 Mar

'20

14 M

ar'20

24 M

ar'20

4 Apr

'20

14 A

pr'20

24 A

pr'20

4 Mei'

20

14 M

ei'20

24 M

ei'20

4 Jun

'20

14 Ju

n'20

24 Ju

n'20

4 Juli

'20

13 Ju

li '20

4,44

6,97

4,30

2,60

Global

Kawasan Eropa

Kawasan Amerika

Kawasan Asia

Perkembangan Aktivitas Retail & RekreasiGrafi k 1.2

-140

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

RerataJermanJepangBrasilPerancisASKorea

% Perubahan dari Pra-COVID-19

Sumber: Google Mobility Report, diolah

4-M

ar11

-Mar

18-M

ar25

-Mar

1-Ap

r8-

Apr

15-A

pr22

-Apr

29-A

pr6-

May

13-M

ay20

-May

27-M

ay3-

Jun

10-J

un17

-Jun

24-J

un1-

Jul

Page 9: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 5

Keyakinan KonsumenGrafi k 1.3

sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan kasus COVID-19 yang menyebabkan pelonggaran aktivitas ekonomi terhambat dan efektivitas stimulus kebijakan tidak sebesar perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Eropa terkontraksi signifikan pada triwulan II seiring pembatasan ekonomi yang ketat dan keyakinan konsumen yang rendah. Hal ini terjadi karena adanya lonjakan kasus baru yang terjadi di Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol, sehingga masa pandemi COVID-19 diprakirakan akan berlangsung lebih lama. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan lebih terbatas dari sebelumnya. Hal ini dipengaruhi kapasitas stimulus infrastruktur di semester II 2020 yang semakin menurun sejalan dengan ruang fiskal yang makin terbatas serta spillover prospek perekonomian global yang lebih lemah.

Berbagai negara terus melanjutkan stimulus fiskal dan moneter guna memitigasi dampak COVID-19. Dalam kebijakan moneter, Bank Sentral di banyak negara melakukan penurunan suku bunga kebijakan dan injeksi likuiditas. Pelonggaran moneter juga dilakukan dengan kebijakan Quantitative Easing (QE) dalam jumlah besar melalui berbagai instrumen, seperti pembelian obligasi pemerintah, penurunan Giro Wajib Minimum, dan Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Pada Juni 2020, European Central Bank (ECB) menambah

PEPP menjadi 1,35 triliun euro dan memperpanjang program tersebut hingga Juni 2021. Sementara itu, Bank of England (BoE) pada bulan Juni 2020 menambah pembelian obligasi pemerintah sebesar 100 miliar poundsterling. Dalam kebijakan fiskal, otoritas di banyak negara mengeluarkan stimulus dengan nilai berkisar 0,1%-20% PDB. Stimulus fiskal diarahkan untuk beberapa hal, seperti peningkatan anggaran kesehatan, peningkatan dan perluasan jaring pengaman sosial, dukungan dunia usaha termasuk relaksasi perpajakan, serta penyiapan anggaran program pemulihan ekonomi. Jepang telah memperluas kebijakan fiskal hingga 1,1 triliun dolar AS untuk kebutuhan medical spending, companies’ subsidies, students, dan emergency spending, sehingga stimulus fiskalnya mencapai 21% dari PDB. Sementara itu, AS telah melakukan perpanjangan periode aplikasi Paycheck Protection Program (PPP) hingga akhir Agustus 2020 untuk menyalurkan unclaimed fund sebesar 150 miliar dolar AS dari total 650 miliar dolar AS yang telah dialokasikan (13% dari PDB).

Kontraksi Volume Perdagangan dan Harga Komoditas Dunia Lebih Dalam

Sejalan dengan permintaan global yang lebih lemah, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari prakiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global. Volume perdagangan dunia diprakirakan menurun lebih dalam dipengaruhi oleh kegiatan ekspor-impor yang terkontraksi signifikan pada triwulan I 2020 dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat (Grafik 1.4). Sementara itu, harga komoditas diperkirakan lebih rendah sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang tidak secepat prakiraan semula mendorong penurunan permintaan komoditas (Tabel 1.3). Harga minyak menurun sesuai dengan perkiraan, didukung oleh permintaan yang masih lemah di tengah penurunan penawaran karena komitmen pemotongan produksi OPEC+.

IndeksIndeks

20

25

30

35

40

45

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

Jun-

15Se

p-15

Dec-1

5M

ar-1

6Ju

n-16

Sep-

16De

c-16

Mar

-17

Jun-

17Se

p-17

Dec-1

7M

ar-1

8Ju

n-18

Sep-

18De

c-18

Mar

-19

Jun-

19Se

p-19

Dec-1

9M

ar-2

0Ju

n-20

Jerman (skala kanan) Perancis (skala kanan)Italia (skala kanan) Amerika Serikat (skala kanan)Tiongkok (skala kanan) India (skala kanan)Jepang

Sumber: Bloomberg, diolah

Page 10: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20206

Ketidakpastian Pasar Keuangan Global MeningkatLambatnya pemulihan perekonomian dunia serta kembali meningkatnya tensi geopolitik AS-Tiongkok menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global. Ketidakpastian pasar keuangan global menunjukkan peningkatan seperti tercermin pada perkembangan indikator indeks Economic Policy

Uncertainty (EPU) dan Volatility Index (VIX) yang meningkat. Perkembangan ini menahan aliran modal ke negara berkembang, yang kemudian mendorong peningkatan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini sejalan dengan tertahannya penurunan risiko pasar keuangan negara berkembang, tercermin pada perkembangan EMBI spread dan Credit Default Swap (CDS) yang tertahan setelah menunjukkan penurunan sejak Maret 2020.

Harga KomoditasTabel 1.3

Sumber: Bloomberg; *) IHKEI dan Minyak sampai dengan 14 Juli 2020;**) Dalam USD/barel; komoditas lain (%,yoy)

TembagaBatu BaraCPOKaretNikelTimahAluminiumKopiLainnyaIndeks Harga Komoditas Ekspor IndonesiaMinyak (Brent)**

-10,5 27,1 6,7 -7,8

6,8 48,2 2,5 -8,6

21,3 5,7 -19,2 -2,3

-2,2 28,1 -16,8 12,4

-15,4 8,9 27,8 7,0

13,1 13,1 0,5 -7,5

-3,5 22,9 7,4 -14,1

4,3 -2,9 -15,4 -11,8

1,0 6,8 1,2 -0,7

5,4 21,7 -2,8 -3,0

44,1 54,4 71,2 64,0

-7,2-14,6

15,5

-11,9

-9,4-12,3

-9,7

0,2

-4,8

-4,8

41,1

Komoditas 2016 2017 2018 2019 2020 (YTD)*

Volume Perdagangan DuniaGrafi k 1.4

Sumber: CPB, IMF, diolah

PDB Negara Berkembang

WTV skala kanan-PDB Dunia (yoy) - skala kanan

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-3-2-101234567

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

F

%%

Advanced Countries GDPPDB Negara Maju

Page 11: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 7

PerekonomianDomestik

B A B I I

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2020 Terkontraksi

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020 diprakirakan mengalami kontraksi, dengan level terendah tercatat pada Mei 2020. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020 sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 yang mengurangi aktivitas ekonomi (Grafik 2.1). Penyebaran COVID-19 di beberapa daerah yang masih tinggi menahan laju perekonomian domestik meskipun

dilakukan relaksasi PSBB di beberapa daerah.

Perkembangan bulan Juni 2020 mengindikasikan perekonomian mulai membaik seiring relaksasi PSBB, meskipun belum kembali kepada level sebelum pandemi COVID-19. Penurunan konsumsi rumah tangga dan investasi sebagai dampak PSBB diprakirakan telah mencapai titik terendah pada Mei 2020 sebagaimana dikonfirmasi oleh indikator dini permintaan domestik yang telah berada di level terendah pada Mei 2020 dan mulai meningkat pada Juni 2020. Penjualan eceran mulai menunjukkan arah perbaikan, terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, didukung oleh mulai pulihnya mobilitas ke grocery dan retail store (Grafik 2.2). Pemulihan konsumsi turut didukung oleh optimisme konsumen yang mulai meningkat secara gradual terutama pada ekspektasi

Page 12: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20208

ke depan. Selain itu, stimulus fiskal Pemerintah turut menopang perbaikan konsumsi rumah tangga, khususnya masyarakat berpendapatan rendah. Indikator investasi, seperti penjualan semen, menunjukkan perbaikan pada Juni 2020. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Prompt Manufacturing Index (PMI) dan investasi diperkirakan meningkat pada triwulan III 2020, ditopang oleh permintaan yang meningkat (Grafik 2.3).

Kontraksi ekspor diprakirakan tidak sedalam prakiraan sebelumnya didukung perbaikan kinerja pada Juni 2020. Penyebaran COVID-19 menyebabkan turunnya sejumlah determinan ekspor, antara lain pertumbuhan ekonomi global, volume perdagangan dunia, dan harga komoditas, sehingga menekan kinerja

Penyebaran Pandemi COVID-19 NasionalGrafi k 2.1 Penjualan EceranGrafi k 2.2

Sumber: WHO, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (diolah), data per 14 Juli 2020

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

2 Mar

'2010

Mar

'2018

Mar

'20

2 Jun

i'20

10 Ju

ni'20

18 Ju

ni'20

26 Ju

ni'20

4 Juli

'2012

Juli'2

0

26 M

ar'20

30 M

ar'20

3 Apr

'2011

Apr

'2019

Apr

'2027

Apr

'201 M

ei'20

9 Mei'

2017

Mei'

20

Con�rmed Cases

New Con�rmed Cases

Fatality Rate (%) - Skala kanan

Recovery Rate (%) - Skala kanan

Orang %

78.572

1.5914,72

47,90

0

10

20

30

40

50

60

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6

2018 2019 2020 2020

TotalMakanan, Minuman

& Tembakau

Peralatan Informasi dan Komunikasi

Perlengkapan RumahTangga Lainnya

Sandang

-17,4-6,9

-18,6-21,1

-73,1-80

-60

-40

-20

0

20

40

Pertumbuhan Ekonomi Sisi PengeluaranTabel 2.1

ekspor. Meskipun demikian, pelonggaran pembatasan aktivitas ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia, termasuk Tiongkok, pada triwulan II 2020 diprakirakan akan mendorong perbaikan kinerja ekspor Indonesia. Kinerja ekspor Juni 2020 pada beberapa komoditas, seperti besi dan baja, juga membaik seiring peningkatan permintaan dari Tiongkok untuk proyek infrastruktur (Grafik 2.4). Demikian pula, ekspor CPO meningkat pada Juni 2020 ditopang peningkatan permintaan dari India dan Tiongkok. Di sisi lain, kinerja ekspor jasa diprakirakan masih mengalami tekanan sejalan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Sementara itu, impor meningkat pada Juni 2020, baik impor barang konsumsi, bahan baku maupun barang modal (Grafik 2.5).

% yoy

Sumber: BPS

Komponen 2018 20192018

I II III IV2019

I II III IV2020

IKonsumsi Rumah TanggaKonsumsi Lembaga Nonpro�t Melayani Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi (PMTDB)

Investasi BangunanInvestasi Nonbangunan

EksporImporPDB

4,96 5,17 5,00 5,08 5,05 5,02 5,18 5,01 4,97 5,04 2,84

8,12 8,77 8,61 10,82 9,10 16,96 15,29 7,41 3,53 10,62 -4,91

2,71 5,21 6,26 4,56 4,80 5,22 8,23 0,98 0,48 3,25 3,747,92 5,81 6,92 6,01 6,64 5,03 4,55 4,21 4,06 4,45 1,706,12 4,96 5,60 5,02 5,41 5,48 5,46 5,03 5,53 5,37 2,76

13,56 8,33 10,73 8,96 10,31 3,69 1,96 1,95 -0,13 1,80 -1,465,84 7,48 8,34 4,59 6,55 -1,58 -1,73 0,10 -0,39 -0,87 0,24

12,46 14,94 13,77 7,11 11,88 -7,47 -6,84 -8,30 -8,05 -7,69 -2,195,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02 2,97

Page 13: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 9

Ke depan, akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharapkan dapat membaik. Hal ini sejalan dengan kecepatan penyerapan stimulus fiskal, keberhasilan restrukturisasi kredit dan korporasi, pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan UMKM, serta efektivitas implementasi protokol kesehatan COVID-19 di era kenormalan baru. Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.

Sumber: CPB, IMF, diolah; *) Proyeksi

0

10

20

30

40

50

60

-15

-10

-5

0

5

10

15

-13,1

-5,1

PMI-SKDU (skala kanan)

28,6

45,7

% SBT % Indeks

I II III IV I II III IV I II III IV I II III*

2017 2018 2019 2020

Investasi-SKDU

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6

2017 2018 2019 2020 2020

Pertanian

Pertambangan

Total

Manufaktur -11,81

-

-16,81-18,32

3,86

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6

2017 2018 2019 2020 2020

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

Total Impor

-16,6Barang Konsumsi -14,8

Bahan Baku

-13,1

Barang Modal

-24,7

Prompt Manufacturing Index (PMI) dan Investasi – SKDUGrafi k 2.3

Ekspor Nonmigas RiilGrafi k 2.4

Impor Nonmigas RiilGrafi k 2.5

Ketahanan Sektor Eksternal Tetap Baik

Ketahanan sektor eksternal triwulan II 2020 tetap baik didukung defisit transaksi berjalan yang rendah dan transaksi modal dan finansial yang membaik. Defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan sejalan penurunan impor akibat melemahnya permintaan domestik. Sementara itu, aliran masuk modal asing juga kembali berlanjut dipengaruhi besarnya likuiditas global sejalan pelonggaran kebijakan moneter negara maju serta tingginya daya tarik aset keuangan dometik dan tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.

Defisit transaksi berjalan diprakirakan rendah. Neraca perdagangan Indonesia Juni 2020 kembali mencatat surplus 1,27 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat surplus 2,02 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2020 mencatat surplus 5,50 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit 1,87 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan

Page 14: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202010

Aliran Modal PortofolioGrafi k 2.6 Cadangan DevisaGrafi k 2.7

migas. Neraca perdagangan nonmigas Juni 2020 mencatat surplus 1,36 miliar dolar AS. Perkembangan ini dipengaruhi oleh ekspor beberapa komoditas yang tetap baik seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan biji tembaga, meskipun impor nonmigas meningkat sejalan dengan kembali membaiknya aktivitas ekonomi pascarelaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas menurun dari 96,9 juta dolar AS pada Mei 2020 menjadi sebesar 95,2 juta dolar AS, dipengaruhi oleh peningkatan ekspor migas khususnya industri pengolahan hasil minyak dan minyak mentah.

Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap terjaga ditopang oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Aliran modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada triwulan II 2020 mencatat net inflows sebesar 10,2 miliar dolar AS (Grafik 2.6). Bank Indonesia memprakirakan aliran masuk modal asing kembali berlanjut, meskipun pada awal Juli 2020 sempat menurun akibat kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global. Prospek berlanjutnya aliran masuk modal asing dipengaruhi likuiditas global yang besar sejalan pelonggaran kebijakan moneter negara maju serta daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi dan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik yang terjaga.

Ketahanan eksternal turut didukung oleh cadangan devisa yang meningkat. Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2020 sebesar 131,7 miliar dolar AS, meningkat

Sumber: Bank Indonesia; * Data s.d. 14 Juli 2020

-12-10-8-6-4-202468

Miliar Dolar AS

Net Sektor Publik Net Sektor Swasta

Liabilitas Investasi Portofolio

1 3 5 7 9 12 1 3 5 7 9 12 1 3 5 7 9 12 1 3 5 7*2017 2018 2019 2020

Sumber: Bank Indonesia

BulanMiliar Dolar AS

131,78,1

Cadangan DevisaBulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala Kanan)

012345678910

0

30

60

90

120

150

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 62017 2018 2019 2020

dibandingkan dengan posisi Mei 2020 sebesar 130,5 miliar dolar AS (Grafik 2.7). Peningkatan cadangan devisa pada Juni 2020 terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Ke depan, ketahanan sektor eksternal tetap terjaga didukung oleh prospek NPI yang diprakirakan tetap baik. Prospek tersebut didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah dan aliran masuk modal asing yang tetap tinggi. Berlanjutnya aliran masuk modal asing tersebut ditopang oleh meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, dan terjaganya kepercayaan terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Bank Indonesia terus mencermati dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, termasuk kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), serta terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Page 15: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 11

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar PeersGrafi k 2.8 Volatilitas Nilai Tukar RupiahGrafi k 2.9

Nilai Tukar Rupiah Terkendali Sesuai dengan Fundamental

Nilai tukar Rupiah menguat pada triwulan II 2020, namun sedikit tertekan pada awal Juli 2020. Rupiah secara point to point pada triwulan II 2020 mengalami apresiasi 14,42%, dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020, meskipun secara rerata mencatat depresiasi 4,53% akibat level yang masih lemah pada April 2020. Pada awal Juli 2020, Rupiah dan mata uang regional sedikit tertekan seiring ketidakpastian global, termasuk akibat kembali meningkatnya risiko geopolitik AS-Tiongkok. Hingga 15 Juli 2020, Rupiah terdepresiasi 2,28%, baik secara point to point maupun secara rerata dibandingkan dengan level Juni 2020 (Grafik 2.8). Nilai tukar Rupiah juga masih terdepresiasi 4,83% (ytd), dibandingkan dengan level nilai tukar pada akhir tahun 2019.

Pasar valas domestik secara neto mencatatkan net supply. Hal tersebut didorong oleh penurunan permintaan valas dari nonresiden sejalan membaiknya outflows dari aset dan tetap stabilnya supply dari residen, meskipun penjualan valas korporasi sedikit menurun. Net supply valas dari korporasi juga didukung berkurangnya permintaan valas dari Pertamina dan peningkatan permintaan dari PLN yang terbatas. Aliran modal diperkirakan membaik sejalan dengan stimulus moneter dan fiskal yang terus dilakukan

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah, data s.d. 15 Juli 2020

Juli 2020 vs Jun 2020

point-to-pointrerata

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 51,19

1,010,90

0,86

0,620,41

0,300,06

0,00-0,01

-0,32

-0,61-2,28

4,330,68

0,481,06

0,201,76

0,950,36

0,000,56

-1,89-0,18

-2,28

ZARPHPINRCNYKRWEURJPYSGDBRLMYRTHBTRYIDR

%Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah, data s.d. 15 Juli 2020

%

16,29

10,10

18,1 17,0 16,0

7,05,4 6,4 6,2 4,7

8,9

25,8

33,4

15,3

22,1

7,55,5

11,8

ZAR BRL TRY IDR THB PHP INR MYR 0

5

10

15

20

25

30

35

40

2019

YTD 2020Rerata YTD 2020

Rerata 2019

oleh negara utama, sentimen pelonggaran lockdown di sejumlah negara, dan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia.

Pergerakan nilai tukar Rupiah yang sesuai mekanisme pasar diikuti volatilitas yang cukup tinggi. Sampai dengan 15 Juli 2020, volatilitas nilai tukar Rupiah tercatat sebesar 22,1%, meningkat dibandingkan dengan volatilitas pada tahun sebelumnya sebesar 7,0%. Kenaikan volatilitas nilai tukar Rupiah ini sejalan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi kendati mulai mereda. Namun demikian, level volatilitas Rupiah ini lebih rendah dibandingkan dengan level volatilitas mata uang negara peers lain, seperti Real Brazil (BRL) dan Rand Afrika Selatan (ZAR), yang pada periode yang sama masing-masing tercatat sebesar 33,4% dan 25,8% (Grafik 2.9).

Bank Indonesia memandang level nilai tukar Rupiah secara fundamental masih undervalued sehingga berpotensi terus menguat dan dapat mendukung pemulihan ekonomi domestik. Potensi penguatan nilai tukar Rupiah tersebut didukung oleh beberapa faktor fundamental, seperti inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia yang mulai menurun. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus menjaga ketersediaan likuiditas, baik di pasar uang maupun pasar valas, dan memastikan bekerjanya mekanisme pasar.

Page 16: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202012

Infl asi Tetap Rendah

Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2020 tercatat 0,18% (mtm) atau 1,96% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,19% (yoy) (Grafik 2.10). Dengan perkembangan ini, inflasi IHK sampai Juni 2020 tercatat masih rendah yakni 1,09% (ytd). Berdasarkan komponennya, inflasi inti menurun dipengaruhi melambatnya permintaan domestik dan konsistennya Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi

inflasi sesuai target. Inflasi kelompok volatile food secara tahunan masih menurun di tengah memadainya pasokan dan kelancaran distribusi komoditas pokok. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices kembali naik, terutama disebabkan meningkatnya tarif aneka angkutan setelah relaksasi aturan pembatasan operasional angkutan umum pada awal Juni 2020. Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dalam sasarannya sebesar 3,0% ± 1% pada 2020 dan 2021.

Inflasi inti melanjutkan penurunan. Inflasi inti pada Juni 2020 tercatat sebesar 0,02% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,06% (mtm). Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay, gula pasir, dan emas perhiasan di tengah inflasi nasi dengan lauk yang meningkat. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,26% (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi Mei 2020 sebesar 2,65% (yoy). Inflasi inti yang kembali melambat tidak terlepas dari perlambatan permintaan domestik akibat pandemi COVID-19, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, harga komoditas global yang rendah, dan stabilitas nilai tukar yang terjaga.

Inflasi kelompok volatile food masih melambat. Inflasi kelompok volatile food pada bulan Juni 2020 tercatat 2,32% (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,52% (yoy). Secara bulanan, inflasi kelompok volatile food masih mencatat kenaikan, yaitu dari deflasi 0,50% (mtm) pada Mei 2020 menjadi inflasi 0,77% (mtm). Perkembangan ini terutama bersumber dari meningkatnya inflasi komoditas daging ayam ras, telur ayam ras,

% yoy

Sumber: BPS, diolah

2017 2018 2019 2020

1,962,262,32

0,52

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

IHK

Inti

Volatile FoodAdministered Prices

,

-4

0

4

8

12

InflasiGrafi k 2.10

Page 17: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 13

dan kelapa. Sementara itu, beberapa komoditas seperti aneka cabai, bawang putih, dan minyak goreng tercatat mengalami deflasi didukung oleh pasokan yang memadai ditopang hasil panen dan kelancaran distribusi di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah, serta harga komoditas global yang masih rendah.

Inflasi kelompok administered prices meningkat. Inflasi kelompok administered prices terpantau meningkat dari 0,28% (yoy) pada bulan Mei 2020, menjadi 0,52% (yoy) pada periode Juni 2020. Inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari meningkatnya tarif aneka angkutan pascarelaksasi aturan pembatasan operasional angkutan umum pada awal bulan Juni 2020. Secara bulanan, kelompok administered prices kembali mencatat inflasi 0,22% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,67% (mtm).

Inflasi IHK yang terjaga juga terlihat pada inflasi yang rendah di seluruh kawasan. Inflasi di wilayah Sumatera, Jawa dan Sulampua tercatat rendah dan melanjutkan penurunan inflasi yang terjadi sejak awal tahun 2020. Sementara itu, inflasi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra) cenderung stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya. Inflasi di kawasan Balinusra dan Sumatera relatif rendah terutama dipengaruhi rendahnya tekanan inflasi berbagai komoditas pangan disertai deflasi secara bulanan pada sejumlah komoditas hortikultura, seperti bawang merah dan aneka cabai seiring panen di beberapa daerah di kedua wilayah tersebut. Sementara itu, tekanan inflasi masih terjadi di berbagai wilayah terutama akibat kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, yakni daging dan telur ayam ras, serta bawang merah. Kenaikan tarif angkutan udara juga turut mendorong kenaikan inflasi di berbagai daerah.

Sumber: BPS, diolah

Inf ≥ 4%

3 % ≤ Inf < 4%

2 % ≤ Inf < 3%

Inf < 2%

INFLASI NASIONAL JUNI 1,96% (yoy)

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU-PAPUABALI-NUSA TENGGARAJAWABali 2,2NTB -0,2NTT 1,6

0,69 1,44 1,64

2,38 1,48 0,98

Aceh 1,4Sumut -0,1Riau 1,1Sumbar 0,2Lampung 1,4

Kep . Riau 0,3Bengkulu 0,9Kep. Babel 0,2Sumsel 1,7Jambi 0,5

Kalbar 2,1Kalsel 1,1Kaltim 1,5Kalteng 1,9Kaltara -0,3

Gorontalo 0,6Sulut 1,4Sulteng 1,1Sulbar 3,0Sulsel 2,3Sultra -0,2

Maluku 0,6Maluku Utara 2,0Papua 1,5Papua Barat 1,0

Banten 2,5DKI Jakarta 2,2Jawa Barat 2,8Jawa Tengah 2,5Jawa Timur 2,0DI Yogyakarta 2,0

Peta Inflasi Daerah (%, yoy)Gambar 2.1

Page 18: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202014

Kondisi Likuiditas Longgar, Suku Bunga Turun

Kondisi likuiditas yang memadai dan suku bunga pasar uang yang menurun ditopang strategi operasi moneter Bank Indonesia. Hingga 14 Juli 2020, Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp633,24 triliun, termasuk penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp462,4 triliun. Longgarnya kondisi likuiditas tercermin pada rendahnya suku bunga PUAB, yaitu di sekitar 4% pada Juni 2020 (Grafik 2.11), serta rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap besar yakni 24,33% pada Mei 2020. Likuiditas yang memadai serta penurunan suku bunga kebijakan (BI7DRR) berkontribusi positif dalam menurunkan suku bunga perbankan. Sejalan dengan penurunan suku bunga PUAB, rerata tertimbang suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Juni 2020 menurun dari 5,85% dan 9,60% pada Mei 2020 menjadi 5,74% dan 9,48% (Grafik 2.12). Pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Mei 2020 juga meningkat menjadi 9,7% (yoy) dan 10,4% (yoy) (Grafik 2.13).

Sinergi ekspansi moneter Bank Indonesia diperkuat dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Sinergi tersebut termasuk peran Bank Indonesia untuk pendanaan APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana, baik berdasarkan mekanisme pasar

maupun secara langsung (private placement) sesuai dengan Kesepakatan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia masing-masing tanggal 16 April 2020 dan 7 Juli 2020. Sinergi kebijakan moneter dan fiskal tersebut sebagai bagian upaya bersama untuk mempercepat implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Sampai dengan 14 Juli 2020, Bank Indonesia telah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp36,69 triliun melalui skema lelang utama, greenshoe option dan private placement. Dengan partisipasi Bank Indonesia dalam pembelian SBN dari pasar perdana tersebut, Pemerintah dapat lebih fokus pada akselerasi realisasi APBN hingga dapat segera memulihkan perekonomian nasional. Bank Indonesia akan terus

Suku Bunga Kebijakan BI dan PUAB O/NGrafi k 2.11 Pertumbuhan Uang BeredarGrafi k 2.13

Suku Bunga Kredit PerbankanGrafi k 2.12

%

Sumber: Bank Indonesia

3 6 9 12 123 6 9 123 6 9 123 6 9 3 6

20172016 2018 2019 2020

Suku Bunga PUAB O/N

BI 7-Day RR (Setelah 19/08/16)

4,25

DF Rate3,50

LF Rate

5,00

BI Rate

3,25

4,25

5,25

6,25

7,25

8,25

9,25

Sumber: Bank Indonesia

20181614121086420

% yoy

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019 2020

M2

M1

Uang Kuasi10,379,65

10,51

Sumber: Bank Indonesia

%

RRT Suku Bunga Kredit

Suku Bunga KMK

Suku Bunga KI

Suku Bunga KK

8

9

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 6

2016 2017 2018 2019 2020

Page 19: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 15

memastikan kecukupan likuiditas dan berkomitmen mendukung pendanaan APBN 2020 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Pasar keuangan menunjukkan kinerja yang positif. Pada Juni 2020, yield SBN kembali turun. Secara keseluruhan, yield SBN turun sebesar 25 bps ke level 6,79%, sedangkan yield benchmark SBN 10 tahun turun menjadi 7,21% (Grafik 2.14). Perkembangan tersebut sejalan dengan penurunan BI7DRR sebesar 25 bps. Penurunan yield berlanjut di semua tenor, terutama tenor pendek. Di pasar saham, kinerja positif IHSG berlanjut, yang diindikasikan dengan penguatan IHSG sebesar 3,2% (mtm, Grafik 2.15), sejalan kinerja bursa saham di beberapa negara kawasan Asia yang juga membaik. Sebagian bursa masih melanjutkan tren penguatan dengan magnitude penguatan yang lebih besar dibanding bulan lalu.

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga meskipun risiko dari dampak meluasnya penyebaran COVID-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Mei 2020 tetap tinggi, yakni 22,14%, dan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap rendah, yakni 3,00% (bruto) dan 1,17% (neto). Namun demikian, penyaluran kredit/pembiayaan dari sektor keuangan masih terbatas karena masih lemahnya permintaan domestik dan kehati-hatian perbankan akibat masih berlanjutnya pandemi COVID-19. Pertumbuhan kredit pada Mei 2020

Yield Obligasi Pemerintah (SBN) Tenor 10 TahunGrafi k 2.14

109876543210

Rp Triliun%

Sumber: Bloomberg

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1 3 5 6

2017 2018 2019 2020

-150

-120

-90

-60

-30

0

30

60Yield SBN 10 Tahun

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

Page 20: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202016

Elektronik (UE) pada Mei 2020 mengalami penurunan 24,46% (yoy). Namun, bila dipilah lebih rinci, transaksi UE dan volume transaksi digital banking pada Mei 2020 tumbuh cukup tinggi masing-masing 17,31% (yoy) dan 30,33% (yoy). Demikian pula, elektronifikasi penyaluran program bantuan sosial Pemerintah Pusat dan elektronifikasi transaksi keuangan Pemerintah Daerah berkembang pesat sejalan dengan program digitalisasi sistem pembayaran Bank Indonesia. Perkembangan positif ini menunjukkan akseptasi transaksi ekonomi dan keuangan masyarakat secara digital semakin meningkat di tengah pandemi COVID-19.

Ke depan, fungsi intermediasi akan terus didorong sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Ekspansi moneter Bank Indonesia yang sementara ini masih tertahan di perbankan diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan. Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas dan berkomitmen mendukung pendanaan APBN 2020 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional. Selain itu, Bank Indonesia tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif sejalan dengan bauran kebijakan yang telah diambil sebelumnya serta bauran kebijakan nasional, termasuk berbagai upaya untuk memitigasi risiko di sektor keuangan akibat penyebaran COVID-19. Bank Indonesia juga terus mempercepat implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 untuk mendukung aktivitas ekonomi dan keuangan digital di era kenormalan baru, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta mempercepat inklusi ekonomi dan keuangan. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait, untuk mendukung penyaluran bantuan sosial nontunai dalam rangka pemulihan ekonomi.

Pertumbuhan Indeks Pasar Saham Beberapa Negara (mtm)Grafi k 2.15

Sumber: Bloomberg, BEI% mtm

2,4

3,21,71,5

4,61,9

6,41,9

3,2-4,6

-0,37,7

6,3

-10 -5 0 5 10

FilipinaIndia

ThailandVietnam

SingapuraJepang

Hong KongMalaysiaTiongkok

InggrisAmerika Serikat

Indonesia

tercatat 3,09% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan April 2020 sebesar 5,73%. Perkembangan restrukturisasi kredit di masa pandemi COVID-19 yang diprakirakan sudah mencapai puncaknya pada April 2020 dan pelaksanaan pogram penjaminan pemerintah untuk kredit UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi nasional diharapkan dapat mendorong pemulihan kinerja intermediasi. Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yakni sebesar 8,89% (yoy).

Kelancaran Sistem Pembayaran, baik tunai maupun nontunai, tetap terjaga. Pertumbuhan Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Juni 2020 tercatat 2,34% (yoy) sehingga menjadi sebesar Rp744,9 triliun. Perkembangan UYD yang masih terbatas ini dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas ekonomi pada triwulan II-2020. Sejalan dengan kondisi itu, transaksi nontunai menggunakan ATM, Kartu Debit, Kartu Kredit, dan Uang

Page 21: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 17

Respons KebijakanBank Indonesia

B A B I I I

Pada periode Februari – Juli 2020, Bank Indonesia telah menempuh berbagai bauran kebijakan untuk memitigasi risiko COVID-19 terhadap perekonomian dan mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus memperkuat seluruh instrumen bauran kebijakan yang dimiliki untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, mengendalikan inflasi, dan mendukung stabilitas sistem keuangan, serta bersinergi erat mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta pemulihan ekonomi nasional. Bauran kebijakan Bank Indonesia tersebut terdiri dari enam aspek penting sebagai berikut:

1. Menurunkan suku bunga kebijakan moneter (BI7DRR) sebesar 100 bps sejak awal tahun 2020 menjadi 4,00%. Penurunan dilakukan pada Februari, Maret, Juni, dan Juli 2020 masing-masing sebesar 25 bps. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Sementara pada RDG April dan Mei 2020, Bank Indonesia mempertahankan BI7DRR dengan pertimbangan menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global, dengan tetap melihat adanya ruang penurunan suku bunga seiring rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Page 22: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202018

2. Melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Bank Indonesia melakukan stabilisasi dan penguatan Rupiah melalui peningkatan intensitas kebijakan intervensi baik di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder; penurunan GWM valuta asing, penurunan GWM Rupiah untuk bank yang melakukan kegiatan ekspor-impor, pembiayaan kepada UMKM dan/atau sektor prioritas lain, serta perluasan jenis underlying transaksi bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan Rupiah. Kebijakan stabilisasi nilai tukar didukung upaya untuk memperkuat ketahanan eksternal. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama bilateral swap dan repo line dengan sejumlah bank sentral negara lain, termasuk bank sentral AS dan Tiongkok.

3. Memperluas instrumen dan transaksi di pasar uang dan pasar valas juga terus dilakukan. Hal ini ditempuh antara lain dengan menyediakan lebih banyak instrumen lindung nilai terhadap risiko nilai tukar Rupiah melalui transaksi DNDF, memperbanyak transaksi swap valas, dan penyediaan term repo untuk kebutuhan perbankan, serta memperkuat operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan syariah melalui instrumen Fasilitas Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (FLisBI), Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (PaSBI), dan Sertifikat Pengelolaan Dana Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank (SiPA). Bank Indonesia juga memperkuat instrumen Term Deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan likuiditas valuta asing di pasar domestik, serta mendorong perbankan untuk menggunakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing yang telah diputuskan Bank Indonesia untuk kebutuhan di dalam negeri.

4. Melakukan injeksi likuiditas (Quantitative Easing) ke pasar uang dan perbankan dalam jumlah yang besar untuk mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional. Sampai dengan 14 Juli 2020, Bank Indonesia telah melakukan injeksi likuiditas sekitar Rp633,24 triliun yang dilakukan

antara lain melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, penyediaan likuiditas perbankan dengan repo SBN, swap valas, serta penurunan GWM Rupiah.

5. Menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif sejalan dengan bauran kebijakan yang telah diambil sebelumnya serta bauran kebijakan nasional, termasuk berbagai upaya untuk memitigasi risiko di sektor keuangan akibat penyebaran COVID-19. Hal ini dilakukan melalui pelonggaran, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), serta penurunan GWM Rupiah untuk pembiayaan dunia usaha khususnya untuk ekspor dan impor serta untuk UMKM dalam rangka memitigasi dampak COVID-19, serta penyediaan likuiditas bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit UMKM dan usaha ultra mikro yang memiliki pinjaman di lembaga keuangan.

6. Menjaga kemudahan kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai untuk mendukung berbagai transaksi ekonomi dan keuangan. Hal ini dilakukan melalui pengedaran uang yang higienis, mendorong masyarakat untuk lebih banyak menggunakan transaksi nontunai, seperti uang elektronik, internet banking, maupun penggunaan QRIS, serta mendorong percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi melalui kolaborasi antara bank dan fintech untuk melebarkan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan. Bank Indonesia juga mempercepat implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 untuk mendukung aktivitas ekonomi dan keuangan digital di era kenormalan baru, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta mempercepat inklusi ekonomi dan keuangan. Sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat untuk mendukung penyaluran bantuan sosial nontunai dalam rangka pemulihan ekonomi. Hal ini dilakukan melalui akselerasi elektronifikasi penyaluran program sosial pemerintah baik Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Kartu Prakerja, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk meringankan beban masyarakat dari dampak COVID-19.

Page 23: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 19

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.

Di samping langkah-langkah yang telah dilakukan, Bank Indonesia juga menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar akan terus dilanjutkan, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.

2. Untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19, Bank Indonesia lebih menekankan pada penguatan sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah. Dalam hal ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk melakukan pendanaan atas APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana secara terukur, baik sesuai mekanisme pasar maupun secara langsung sebagai bagian dari upaya untuk biaya kesehatan, perlindungan sosial, serta sektoral K/L dan Pemerintah Daerah guna mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional. Di samping itu, Bank Indonesia juga berbagi beban dengan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan UMKM dan korporasi.

3. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi langkah-langkah kebijakan dengan Pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, termasuk penyediaan pendanaan bagi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui mekanisme repo dan/atau pembelian SBN yang dimiliki LPS sesuai Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2020.

4. Bank Indonesia juga terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi melalui kolaborasi antara bank dan fintech untuk melebarkan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan.

Page 24: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202020

Kontraksi Perekonomian Global Makin Dalam

Sumber: IMF WEO April 2020

1086420-2-4-6-8

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

% yoy

Negara Maju

Dunia

Negara Berkembang

IndeksIndeks

Sumber : Bloomberg, diolah

40

50

60

70

80

90

100

110

20

40

60

80

100

120

140

Conf. Board Consumer Con�denceUni. of Mich. Consumer Sent. Indeks (skala kanan)

2011 20129 4 8 12

20134 8 12

20144 8 12

20154 8 12

20164 8 12

20174 8 12

20184 8 12

2019 20204 628 12

Sumber: Bloomberg

34,2

0

500

1000

1500

2000

2500

0

10

20

30

40

50

60IndeksIndeks

VIX

EPU Trade (skala kanan)

EPU AS (skala kanan)

435,0

195,6

20143 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 3 69 12

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Google Mobility Report, diolah

40

20

0

-20

-40

-60

-80

-100 -100

-80

-60

-40

-20

0

20

40JepangKanadaBrasilIndia

ItaliaASJermanInggris

PrancisRerata PDB Tertimbang

Δ% vs. 15 Feb-11 Jul Δ% vs. 15 Feb-11 Jul

3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 1 3 5 77 9 112015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: CEIC

40

50

60

70

80

90

100

110

120

JermanPerancis

Italia

Indeks

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 1 3 57 9 112015 2016 2017 2018 2019 2020

-40-30-20-1001020304050

Sumber: IIF, diolah

1 3 5 7 9 112018 2019 2020

Miliar Dolar AS

Tiongkok India Indonesia Thailand Malaysia

1 3 5 7 9 11 1 3 65

Ekonomi global diprakirakan kontraksi pada 2020…

Keyakinan konsumen AS melemah…

Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat…

Pemulihan mobilitas berlangsung lambat…

Keyakinan bisnis Eropa masih rendah…

Inflows masuk ke EM meskipun masih terbatas…

Perekonomian Dunia

Keyakinan & Sentimen Konsumen AS

Ketidakpastian Pasar Keuangan Global

Perbandingan Mobilitas Masyarakat

Keyakinan Bisnis Eropa

Aliran Modal ke EM

Page 25: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 21

Perekonomian Indonesia Mulai Membaik seiring Relaksasi PSBB

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 62017 2018 2019 2020 2020

TotalMakanan, Minuman

& Tembakau

Peralatan Informasi dan Komunikasi

Perlengkapan RumahTangga Lainnya

-17,4-6,9

-18,6-21,1

-73,1-80

-60

-40

-20

0

20

40

Sandang

% yoy

Sumber: Bank Indonesia, ASI, diolah

I III IIIII IVI II III IVI II III IV 1 2 3 4 652017 2018 2019 2020 2020

Penjualan Semen

-50-40-30-20-10010203040

-24,7

-8,0

Impor Barang Modal

% yoy40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

Sumber: Bank Indonesia

Total

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 62017 2018 2019 2020 2020

Pertanian

Pertambangan

Total

Manufaktur -11,81-

-16,81-18,32

3,86

Sumber: Bank Indonesia, Danareksa

0

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2 4 6 108 12 2 4 62017 2018 2019 2020 2019 2020

Indeks

Indeks Ekspektasi Ekonomi - Danareksa

Indeks Ekspektasi Ekonomi - BI

PMI-Markit Economics

12 1 2 3 4 5 61 2 3 4 5 6 7 9 102019 2020

118

25

20

30

35

40

45

50

55

Sumber: PMI Markit Economics, diolah

Indeks

39,1

403020100-10-20-30-40-50

% yoy

Total Impor

Barang Konsumsi

Bahan Baku

Barang Modal

2017 2018 2019 2020 2020I II III IV I II III IV I II III IV I II* 1 2 3 4 5 6

-16,6-14,8-13,1

-24,7

Sumber: Bank Indonesia

Konsumsi rumah tangga mulai pulih…

Indikasi perbaikan investasi...

Ekspor Juni 2020 meningkat…

...didukung optimisme kondisi ekonomi ke depan ...

Optimisme pelaku usaha mulai membaik...

Demikian pula impor Juni 2020...

Penjualan Eceran

Penjualan Semen dan Impor Barang Modal

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas

NPL Neto dan Bruto

Purchasing Manager Index

Pertumbuhan Impor Nonmigas

Page 26: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202022

Ketahanan Eksternal Tetap Baik

Neraca Keseluruhan Transaksi Berjalan

Transaksi Modal dan Finansial20

15

10

5

0

-5

-10

-15

Miliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019* 2020**

20

15

10

5

0

-5

-10

Miliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

I II III IV I II III IV I II III IIV2017 2018 2019*

Transaksi Modal dan Finansial

Investasi Lainnya

Investasi Langsung

Investasi Portofolio

2020**

13.688

16.310

14.207

14.141

14.381

14.22014.031

14.232

14.100 14.11314.065

14.006

13.767

14.13414.254

14.120 14.06414.219

13.500

13.900

14.300

14.700

15.100

15.500

15.900

16.300

16.700

Rerata BulananRerata Triwulanan

Kurs Harian

IDR/USD

13.714

Sumber: Reuters, data sampai dengan 15 Juli 2020

1 3 42 5 6 7 98 10 11 12 1 2 3 4 5 762019 2020

14.58814.855

14,435

14.824

14.435

86420

-2-4-6-8

-10-12-14

% PDBMiliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

I II III IV I II III IV I II III IV I2017 2018 2019*

Neraca Pendapatan Sekunder

Neraca Pendapatan Primer

Neraca Jasa

Transaksi BerjalanDe�sit TB/PDB (%) Skala kanan

Neraca Perdagangan

-8-7-6-5-4-3-2-1012345

2020**

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

Miliar Dolar AS

Sumber: BPS, diolah

2 6 84 10 12 2 6 84 10 12 2 6 84 10 12 2 4 652017 2018 2019 2020

Nonmigas

Transaksi Modal dan FinansialMigas

Sumber: Reuters, Bloomberg

-20 -15 -5-10 0 5 10 15 20%-20

Point to pointRerata

14,42

-14,51- 17,10

- 4,53- 0,09

- 2,150,76

- 2,16-1,88

- 3,36- 4,65

-1,511,28

-11,05

2,800,06

1,816,11

1,761,30

2,040,81

0,040,26

- 0,36-3,47

ZARBRLIDR

EURTHBPHP

KRWSGD

MYRINR

CNYJPYTRY

Tw.II 2020 vs Tw.I 2020

Prospek NPI diprakirakan tetap baik

Transaksi modal dan finansial triwulan II 2020 diprakirakan membaik…

Nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental

Defisit transaksi berjalan menurun…

Neraca perdagangan surplus

Nilai tukar Rupiah menguat pada triwulan II 2020

Neraca Pembayaran Indonesia

Transaksi Modal dan Finansial

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Transaksi Berjalan

Neraca Perdagangan

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Peers

Page 27: TKM Jul id

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2020 23

Inflasi Tetap Rendah dan Mendukung Stabilitas Perekonomian

4,54,03,53,02,52,01,51,00,50

% yoy

Sumber: BPS, diolah

2 6 84 10 12 2 6 84 10 12 2 6 84 10 12 1 3 5 62017 2018 2019 2020

Inti

Inti Traded

Inti Non-traded

1,962,262,68

876543210-1-2

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

-4

% yoy% mtm

Sumber: BPS, diolah

2 6 84 10 12 2 6 84 10 12 2 6 84 10 12 2 4 62017 2018 2019 2020

Volatile Food (yoy)-(Skala Kanan)Folatile Food (mtm)

2,32

0,77

Sumber: BPS, diolah

In�asi

Daging Ayam Ras

Telur Ayam Ras

Kelapa

De�asi

Bawang Putih

Cabai Merah

Cabai Rawit

Minyak Goreng

Komoditas In�asi/De�asi(% mtm)

Sumbangan(%)

11,03 0,14

6,02 0,04

6,37 0,01

-14,30 -0,04

-11,67 -0,03

-7,40 -0,01

-0,83 -0,01

Sumber: Consensus Forecast

% yoy

1 2 3 4 5 62020

6 7 81 2 3 4 5 10 11 1292020

Ekspektasi In�asi2019

Ekspektasi In�asi2020

3,00

2,50

4,5

4,0

3,5

3,0

2,5

2,0

Ekspektasi In�asi2021

Administered Prices (yoy)-(Skala Kanan)

Administered Prices (mtm)

14121086420-2-4

5

4

3

2

1

0

-1

% yoy% mtm

Sumber: BPS, diolah

2017 2018 2019 2020

0,22

0,52

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6Sumber: BPS, diolah

In�asi

De�asi

Komoditas In�asi/De�asi(% mtm)

Sumbangan(%)

Angkutan Udara

Tartif Kendaraan Roda 2 Online

Angkutan Antar Kota

Bahan Bakar Rumah Tangga

2,34 0,022,22 0,013,91 0,01

-0,34 -0,01

Inflasi inti melambat...

Inflasi kelompok volatile food masih melambat... …di tengah inflasi sejumlah komoditas pangan

…sejalan dengan ekspektasi inflasi yang menurun

Inflasi administered prices meningkat... …terutama dipengaruhi tarif angkutan darat dan udara

Inflasi Inti Traded vs Non-Traded

Inflasi Volatile Food (VF) Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Komoditas VF

Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast

Inflasi Administered Prices (AP) Penyumbang Inflasi/Deflasi Komoditas AP

Page 28: TKM Jul id

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 202024

Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga dan Sistem Pembayaran Lancar

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Sumber: Bank Indonesia

% Rp Ribu Triliun

ATMR (skala kanan)

22,14

24,33

15

17

19

21

23

25

27

Modal (skala kanan)

AL/DPK

CAR

1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 12014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

5

Sumber: Bank Indonesia

% %

201420132012 2015 2016 2017 2018 2019 202060

65

70

75

80

85

90

95

100

0

5

10

15

20

25

30

90,46

Pertumbuhan Kredit (yoy)

3,09

Pertumbuhan DPK (yoy)

8,89

LDR (skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia

Rp Triliun

-20-15-10-50510152025

100

200

300

400

500

600

700

800

900 Pertumbuhan (mtm)Skala kanan

UYD

% UYD

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 62017 2018 2019 2020

Sumber: Bank Indonesia

NPL Bruto

NPL Neto

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52017 2018 2019 2020

%

Sumber: Bank Indonesia

Kredit ≥ 15%10 % ≤ Kredit < 15%

5% ≤ Kredit < 10%

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU-PAPUAJAWA BALI-NUSRA

Kredit < 00% ≤ Kredit < 5%

Aceh 1,09Sumut 6,02Riau 7,41

Sumbar 2,72Lampung 5,41Kepri -0,58

Bengkulu 6,94Kep.Babel -5,96Sumsel -1,85Jambi 2,56

Kalbar 3,40Kalsel -0,26Kaltim 11,62

Kalteng 8,11Kaltara 3,39

Gorontalo -7,75Sulut -0,35Sulteng 7,17

Sulbar 5,55Sulsel 1,70Sultra 11,90

Banten 1,94DKI Jakarta 1,04Jawa Barat 2,80

Jawa Tengah 8,60Jawa Timur 0,92DI Yogyakarta -9,88

Bali 2,99NTB 23,08NTT 6,85

Maluku 7,93Maluku Utara 2,76Papua 8,52Papua Barat 11,65

Sumber: Bank Indonesia

0

100

200

300

400

500

0

100

200

300

400

500

600

700

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52017 2018 2019 2020

Rp Miliar

Transaksi UEPertumbuhan (Skala kanan)

% yoy

Rasio kecukupan modal tinggi...

Pertumbuhan kredit masih belum kuat...

UYD negatif sejalan penurunan aktivitas ekonomi

Rasio kredit bermasalah tetap rendah...

Pertumbuhan kredit di daerah masih lemah…

Namun transaksi uang elektronik tumbuh tinggi…

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pertumbuhan Kredit dan DPK

Uang Yang Diedarkan

NPL neto dan bruto

Pertumbuhan Kredit berdasarkan Wilayah

Transaksi Uang Elektronik

Page 29: TKM Jul id
Page 30: TKM Jul id