tk.bunga & tk.likuiditas perushn

12

Click here to load reader

Transcript of tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Page 1: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

49ISSN: 0853-7283

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham

Alamat Korespondensi:Makaryanawati, Fakultas Ekonomi Universitas NegeriMalang Jl. Surabaya 6 Malang

49

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaanterhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar

pada Jakarta Islamic Index

MakaryanawatiFakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Misbachul UlumAlumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Abstract: This research aims to understand the influence of interest rate that represent the macro factorsand level of liquidity of the company that represent micro-factors against the risk of stocks investment arelisted on the Jakarta Islamic Index. Statistical analysis of this research is multiple regression. Based on theresults of t-test, the interest rate have a significant effect on the risk of investment with a negative direction.While the level of liquidity of the company shows no significant effect on the risk of investment. Adjusted RSquare value of 0.138 indicates that the variants of investment risk can be explained by variations ofinterest rates and the level of company liquidity is only 13.8%, while the remaining 86.2% is explained byother variables not included in the model of this research. Other variables may include macro and microfactors, such as, the condition of political stability and security that occur in domestic and psychologicalfactors of the investors in capital markets. Based on the results of research, advice that the investors shouldbe consider the interest rate of Certificate of Indonesian Bank and also must consider factors of socialconditions, political and security.

Keywords: interest rates, corporate liquidity, investment risk

Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsiuntuk mendapatkan nilai yang lebih besar di masayang akan datang (Arifin, 2005). Pandangan yangselama ini ada dalam kebanyakan masyarakat kitamenyebutkan bahwa investasi sebagai sesuatu yangmahal dan penuh risiko. Padahal kita tahu bahwadengan menyimpan uang di celengan, membeli tanah,membeli emas adalah beberapa contoh jenis investasiyang cukup mudah dilaksanakan bagi sebagian masya-rakat kita. Jenis investasi lain yang sudah berkem-bang dan sudah banyak dilakukan di hampir seluruhnegara di dunia ini adalah investasi di pasar modal.Salah satu contoh instrumen investasi pada pasarmodal adalah saham.

Saham adalah bukti penyertaan modal dalamsuatu kepemilikan di perusahaan. Saham terbagimenjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock)dan saham preferen (preferred stock). MenurutRahardjo (2006) investor yang memiliki saham, baiksaham biasa maupun saham preferen akan mendapat-kan bagian keuntungan yang diperoleh dari perusa-haan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen olehperusahaan akan dilakukan apabila kinerja keuanganperusahaan cukup bagus dan sudah mampu memba-yar kewajiban keuangan lainnya.

Dewasa ini, muncul saham syariah dimanasaham ini diterbitkan oleh perusahaan emiten yangtelah terseleksi dan sesuai dengan prinsip syariah Is-lam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehWijayanti dalam Prasetyo(2003) menyimpulkanbahwa adanya berbagai macam pilihan investasi yangdapat dilakukan di pasar modal. Investasi saham itumeliputi; investasi saham syariah, investasi saham non

Page 2: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Makaryanawati dan Misbachul Ulum

Nama Orang JURNAL EKONOMI BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 1 | MARET 2009 50

syariah, dan gabungan keduanya. Dari pilihan tersebut,peneliti menetapkan pada saham-saham apa kita harusmelakukan investasi dan menghitung portofolio manayang menghasilkan keuntungan optimal. Hasil peneli-tian tersebut menyatakan bahwa berinvestasi padasaham syariah lebih menguntungkan daripada ber-investasi pada saham non syariah.

Saham syariah dapat dijadikan sebuah saranauntuk mengakomodir dana dari para investor, khusus-nya investor muslim. Investasi pada saham syariahmerupakan alternatif pengelolaan dana yang baikkarena saham-saham syariah jauh dari usaha yangtergolong haram menurut Islam. Adanya sahamsyariah diharapkan dapat meningkatkan perdagangansaham di lantai bursa.

Perdagangan saham saat ini telah mengalamikemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa terjadi karenaadanya kemajuan teknologi informasi. Kemajuanteknologi informasi telah banyak membantu transaksidi pasar modal. Setiap investor dapat melakukaninvestasi dengan mudah dan tanpa harus datanglangsung ke tempat dia akan berinvestasi. Jadi, perpu-taran modal dalam suatu negara tidak hanya berasaldari investor dalam negeri tapi juga berasal dari in-vestor asing. Setiap kejadian baik dari bidang ekonomi,politik dan keamanan yang terjadi di dalam dan luarnegeri nantinya akan mempengaruhi pasar modal disuatu negara.

Jika suatu kejadian direspon positif oleh parapelaku pasar maka hal ini akan membawa dampakyang baik pula dalam transaksi di pasar modal. Kondisiyang baik di pasar modal diharapkan dapat memberi-kan keuntungan yang baik bagi para investor. Namun,lain halnya jika suatu kejadian direspon negatif makahal ini juga akan berimbas kurang baik dalam pasarmodal.

Sebelum terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun1997, saham-saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) atausekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI)banyak diminati oleh para investor. Idealnya, pasarmodal merupakan sumber keuntungan baik bagi paraemiten maupun investor. Tetapi, kondisi yang terjadipada tahun 1997 menyebabkan berubah sebaliknya.Banyak investor mengalami kerugian besar.Perusahaan emiten juga mengalami hal yang samadan hal ini tercermin dari harga sahamnya yangmenurun tajam.

Hal-hal tersebut di atas mengindikasikan bahwainstrumen dalam pasar modal mengandung suatuunsur ketidakpastian dan termasuk di dalamnya adalahsaham. Saham itu mengandung unsur ketidakpastiankarenanya unsur expectation memegang peranan(Ahmad, 1997:55). Investor harus memahami secarapasti bahwa dalam berinvestasi ada potensi mendapatkeuntungan dan juga potensi menderita kerugian. Halyang harus dilakukan oleh seorang investor adalahmemaksimalkan tingkat return yang diperoleh danmeminimalkan potensi risiko yang akan terjadi.

Para investor banyak yang menyukai adanyarisiko yang tinggi karena dalam risiko yang tinggitersebut cenderung terdapat potensi tingkat returnyang tinggi pula. Konsep ini dikenal dengan istilah”High Return High Risk, Low Return Low Risk”.Konsep ini mengatakan bahwa setiap potensikeuntungan tinggi yang mungkin diperoleh cenderungmenyimpan potensi kerugian yang tinggi, sementarapotensi return yang relatif normal akan memberikantingkat risiko kerugian yang relatif rendah pula.

Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbulkarena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidaksesuai dengan harapan (Rahardjo, 2006:9). Investorsaham sangat menyadari adanya potensi risiko dariinvestasi. Bentuk risiko investasi bisa bermacam-macam, baik yang disebabkan oleh faktor internalmaupun eksternal.

Risiko investasi terbagi atas dua kelompok; perta-ma, risiko sitematis dan yang kedua, risiko tidak siste-matis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidakdapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secarakeseluruhan. Risiko tidak sistematis merupakan risikoyang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifi-kasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusa-haan atau industri tertentu.

Perubahan tingkat suku bunga merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi risiko sistematis.Faktor lainnya antara lain kurs valuta asing, kebijakanpemerintah, inflasi dan sebagainya. Apabila tingkatsuku bunga tinggi, maka para investor akan lebihtertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, dansebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka parainvestor akan lebih memilih berinvestasi di saham.Walaupun risiko yang diakibatkannya lebih besar,

Page 3: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

51ISSN: 0853-7283

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham

namun para investor mengejar tingkat pengembalianyang lebih tinggi sebab bunga bank sudah dianggaptidak memadai lagi.

Sementara itu, faktor yang mempengaruhi risikotidak sistematis salah satunya adalah likuiditas perusa-haan. Kemampuan likuiditas keuangan antar perusa-haan cenderung berbeda-beda. Berdasarkan Rahardjo(2006:110) kriteria perusahaan yang mempunyai posisikeuangan kuat adalah mampu memenuhi kewajibankeuangannya kepada pihak luar secara tepat waktu,mampu menjaga kondisi modal kerja yang cukup,mampu membayar bunga dan kewajiban dividen yangharus dibayarkan, dan menjaga posisi kredit utangyang aman.

Rasio likuiditas bertujuan menaksir kemampuankeuangan perusahaan dalam memenuhi kewajibanjangka pendek dan komitmen pembayaran keuangan-nya. Semakin tinggi angka rasio likuiditas, akan sema-kin baik bagi investor. Perusahaan yang memiliki rasiolikuiditas tinggi akan diminati para investor dan akanberimbas pula pada harga saham yang cenderung akannaik karena tingginya permintaan. Kenaikan hargasaham ini mengindikasikan meningkatnya kinerjaperusahaan dan hal ini juga akan berdampak padapara invesor karena mereka akan memperoleh tingkatpengembalian yang tinggi dari investasinya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yangtelah diungkapkan di atas maka peneliti merasa terta-rik dan terdorong untuk melakukan penelitian denganjudul: ”Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan TingkatLikuiditas Perusahaan terhadap Risiko InvestasiSaham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index”

Halim (2005:1) mengemukakan bahwa investasipada hakikatnya merupakan penempatan sejumlahdana pada saat ini dengan harapan untuk memperolehkeuntungan di masa mendatang. Umumnya investasidibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-asetfinansial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (real asset). Investasi pada aset-aset finansialdilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikatdeposito, commercial paper dan surat berharga pasaruang. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,misalnya berupa saham, obligasi, waran dan opsi.Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapatberbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik,pembukaan pertambangan dan pembukaan perke-bunan.

Pemilikan aset finansial dalam rangka investasipada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu: investasi langsung (direct investing) dan inves-tasi tidak langsung (indirect investing). Investasilangsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat-suratberharga secara langsung dalam suatu entitas yangsecara resmi telah go public dengan harapan akanmendapatkan keuntungan berupa dividen dan capi-tal gain. Sedangkan investasi tidak langsung terjadibilamana surat-surat berharga yang dimilikidiperdagangkan kembali oleh perusahaan investasiyang berfungsi sebagai perantara.

Menurut Rusdin (2006:68) saham adalah sertifi-kat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusa-haan, dan pemegang saham memiliki hak klaim ataspenghasilan dan aktiva perusahaan. Saham merupa-kan salah satu instrumen keuangan di pasar modal.Saham dapat diartikan sebagai bukti penyertaan modaldalam kepemilikan suatu perusahaan. Investasi dalambentuk saham dianggap lebih menarik bagi sebagianorang karena dalam hal ini investor dituntut untuk lebihhati-hati dan jeli dalam mengambil setiap keputusaninvestasi.

Menurut Halim (2005:42), dalam konteks mana-jemen investasi, risiko merupakan penyimpanganantara tingkat pengembalian yang diharapkan (ex-pected return-ER) dengan tingkat pengembalianaktual (actual return). Semakin besar penyim-pangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.

Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan men-jadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) danrisiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risikosistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilang-kan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasirisiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yangdapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asingdan kebijakan pemerintah. Risiko ini bersifat umumdan berlaku bagi semua saham dalam bursa sahamyang bersangkutan.

Risiko tidak sistematis merupakan risiko yangdapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaanatau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnyaberbeda-beda antara satu saham dengan saham yanglain. Karena perbedaan itulah maka masing-masingsaham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda

Page 4: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Makaryanawati dan Misbachul Ulum

Nama Orang JURNAL EKONOMI BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 1 | MARET 2009 52

terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktorstruktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas dantingkat keuntungan.

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang.Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepadapemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uangpinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlahpinjaman tersebut disebut ”pokok utang” (principal).Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagaiimbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentudisebut ”suku bunga” (http://.id.wikipedia.org./wiki/Suku_bunga).

Miller, RL dan Vanhoose, DD dalam Puspopranoto(2004:69) menyatakan bahwa bunga adalah sejumlahdana, dinilai dalam uang, yang diterima si pemberipinjaman (kreditor), sedangkan suku bunga adalahrasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Darmawi(2006:182) menyatakan beberapa faktor yang dapatmempengaruhi tingkat suku bunga yaitu harapan akaninflasi, jatuh tempo sekuritas atau kredit, keberadaanrisiko pada peminjaman, risiko tentang penarikansekuritas sebelum jatuh tempo, kemampuan pema-saran dan pajak

Prastowo dan Julianti (2002:78) menyatakan bah-wa likuiditas perusahaan menggambarkan kemam-puan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibanjangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek.Menurut Riyanto (2001:24) masalah likuiditas berhu-bungan dengan masalah kemampuan suatu perusaha-an untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yangsegera harus dipenuhi.

Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari nera-ca dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (cur-rent assets) dengan utang lancar (current liabili-ties), hasil perbandingannya disebut ”current ratio”.Tingkat likuiditas antara perusahaan satu dengan yanglain berbeda-beda. Investor menilai suatu perusahaansalah satunya dengan menggunakan rasio likuiditasyang angka-angkanya dapat diperoleh melalui laporanneraca perusahaan. Semakin tinggi nilai rasionya makaperusahaan akan semakin diminati oleh investor.

Menurut Nasarudin dan Surya (2004:209) JIIadalah papan khusus yang memperdagangkan saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah.Karakteristik saham-saham syariah adalah:• Tidak ada transaksi yang berbasis bunga• Tidak ada transaksi yang meragukan

• Saham harus dari perusahaan yang halal aktivitasbisnisnya

• Tidak ada transaksi yang tidak sesuai denganetika dan tidak bermoral seperti manipulasi pasardan insider tradingTransaksi yang dilarang dalam pasar modal

syariah menurut prinsip-prinsip syariah adalahtransaksi yang mengandung gharar (ketidakpastian/uncertainty), maysir (bersifat judi) dan manipulasi.

Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis sahamyang dipilih dari saham-saham yang sesuai denganSyariah Islam. Tujuan seleksi saham syariah adalahmenyediakan instrumen kepada investor untukberinvestasi pada saham yang sesuai dengan prinsipsyariah. JII melakukan seleksi berdasarkan duaacuan, yaitu jenis usaha dan kondisi keuangan. Jenisusaha perusahaan yang sahamnya hendak ditawarkandi JII tidak boleh:• Memproduksi makanan nonhalal• Memproduksi minuman keras atau beralkohol• Memproduksi segala sesuatu yang mengandung

babi, baik itu makanan ataupun consumer goods• Menyelenggarakan usaha perjudian• Menyelenggarakan kegiatan keuangan yang

berbasiskan bunga, seperti bank, asuransi, sewa-beli (leasing), dan lain-lain

• Menyelenggarakan usaha hiburan seperti hotel,restoran yang menyediakan makanan nonhalal,dan lain-lain

• Memproduksi rokokSedangkan seleksi berikutnya adalah meneliti

kondisi keuangan perusahaan yang hendak menawar-kan sahamnya di JII. Rasio keuangan yang diperbo-lehkan adalah rasio aset likuidnya berkisar antara 17–49%, rasio pendapatan bunganya berkisar antara 5–15%, dan rasio utangnya 30–33%. Penentuan kriteriapemilihan saham dalam JII melibatkan pihak DewanPengawas Syariah PT Danareksa Investment Man-agement. Selanjutnya untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan indeksdilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut:• Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha

utama yang tidak bertentangan dengan prinsipsyariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan(kecuali dalam 10 kapitalisasi besar)

• Memilih saham berdasarkan laporan keuanganatau tengah tahun berakhir dengan memiliki rasio

Page 5: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

53ISSN: 0853-7283

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham

kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar90%

• Memilih 60 saham dari susunan saham di atasberdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasarterbesar selama satu tahun terakhir

• Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkantingkat likuiditas rata-rata nilai perdaganganreguler selama satu tahun terakhir.Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali

dengan penentuan komponen indeks pada awal bulanJanuari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubah-an pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secaraterus-menerus berdasarkan data-data publik yangtersedia.

Perhitungan JII dilakukan oleh Bursa Efek In-donesia dengan menggunakan metode perhitunganindeks yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indo-nesia, yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (marketcap weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakuppenyesuaian-penyesuaian akibat berubahnya dataemiten yang disebabkan oleh corporate action. JIImenggunakan tanggal awal perhitungan 1 Januari1995 dengan nilai awal sebesar 100.

Prasetyo (2003) melakukan penelitian denganjudul, ”Analisis Saham Syariah dalam rangkaPengambilan Keputusan Investasi Syariah di PasarModal”. Variabel yang digunakan adalah tingkatpengembalian (return), risiko dan tingkat pengem-balian bebas risiko dari bunga. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui kinerja perusahaan yang terdaftardalam JII. Penelitian ini menghasilkan kesimpulantentang return dari perusahaan-perusahaan dan jugatingkat risikonya jika kita melakukan investasi didalamnya. Tingkat pengembalian rata-rata saham-saham syariah periode Juli-Desember 2003 sebesar7,61% dan tingkat risiko rata-rata sebesar 12,40%.Sedangkan tingkat pengembalian rata-rata SBI padaperiode yang sama sebesar 8,66%.

Auliyah dan Hamzah (2006) melakukan peneli-tian dengan judul, ”Analisa Karakteristik Perusahaan,Industri dan Ekonomi Makro terhadap Return danBeta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta”. Obyekyang diteliti adalah perusahaan yang masuk dalamperhitungan Jakarta Islamic Index selama periode2001–2005. Variabel-variabel pada karakteristikperusahaan yang dijadikan penelitian ini adalah earn-ing per share, dividend payout, current ratio, return

on investment dan cyclicality. Pengujian secaraparsial dengan t test menunjukkan bahwa tidak satupun variabel-variabel karakteristik perusahaan, industridan ekonomi makro berpengaruh secara signifikanpada return saham syariah, sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan industri dan ekonomimakro terhadap beta saham yang mempunyai penga-ruh signifikan pada tingkat 5% adalah cyclicality, kursrupiah terhadap dollar dan Produk Domestik Bruto(PDB).

Haryanto dan Riyatno (2003) melakukan peneli-tian dengan judul, ”Pengaruh Suku Bunga SertifikatBank Indonesia dan Nilai Kurs terhadap RisikoSistematik Saham Perusahaan di BEJ”. Tingkat sukubunga SBI dan kurs terbukti mempengaruhi risikosistematis saham namun hasilnya tidak konsisten padadua karakteristik industri yang berbeda. Pada perusa-haan manufaktur hanya kurs yang mempengaruhirisiko saham sedangkan pada perusahaan non manu-faktur suku bunga SBI yang mempengaruhi risikosistematis saham. Selain itu, hasil menunjukkan bahwahubungan antara suku bunga SBI dan risiko sistematissaham adalah negatif. Hasil ini berbeda dengan penje-lasan yang semestinya yaitu jika suku bunga naikmaka return investasi yang terkait dengan suku bunga(misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat in-vestor akan berpindah dari saham ke deposito.Kemungkinan fenomena ini menunjukkan bahwa in-vestor di Indonesia tidak suka risiko atau risk averse.

Aliya (2002) melakukan penelitian dengan judul,”Pengaruh Faktor Makro dan Mikro terhadap RisikoInvestasi Saham Property di Bursa Efek Jakarta”.Dari hasil analisis regresi berganda yang digunakandalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa variabelbebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadaprisiko investasi saham property adalah faktor makroyang terdiri dari nilai tukar dollar, tingkat inflasi, dantingkat suku bunga.

Penelitian yang dilakukan ini lebih menitikbe-ratkan pada investasi syariah, tepatnya adalah menelititentang risiko investasi pada saham-saham yangterdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII). Penelitianini juga memiliki persamaan dan perbedaan denganpenelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelum-nya. Persamaannya adalah penggunaan tingkat sukubunga dan tingkat likuiditas sebagai variabel-variabelyang diduga berpengaruh terhadap risiko investasi.

Page 6: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Makaryanawati dan Misbachul Ulum

Nama Orang JURNAL EKONOMI BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 1 | MARET 2009 54

Sementara itu, perbedaannya terletak pada sampelyang digunakan yaitu saham-saham perusahaan yangterpilih masuk JII selama periode Januari 2004 sampaidengan Desember 2007. Data keuangan yang diguna-kan adalah berdasarkan laporan keuangan yangditerbitkan oleh emiten dari tahun 2004–2007.

Pada kondisi perekonomian seperti saat ini, risikomeningkat tanpa diikuti kenaikan harapan keuntunganyang proporsional. Banyak sekali faktor yang mempe-ngaruhi fluktuasi harga saham. Salah satunya adalahtingkat suku bunga yang merupakan faktor di luarfundamental perusahaan.

Tingkat suku bunga merupakan persentase daripokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjamkepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yangdilakukan dalam suatu periode tertentu yang telahdisepakati kedua belah pihak. Sunariyah (2006:105)mengemukakan bahwa apabila tingkat bunga mening-kat maka jumlah tabungan juga akan meningkat. Halini sangat rasional karena bunga adalah sebagai dayatarik agar individu yang kelebihan dana akan mena-bung. Karvof (2004:79) mengungkapkan bahwasecara teoritis hubungan antara tingkat suku bungadan kinerja pasar modal adalah negatif atau berbandingterbalik. Kenaikan suku bunga pada umumnya akanmembuat harga saham turun karena akan memotonglaba perusahaan. Hal ini terjadi dengan 2 (dua) cara.Pertama, kenaikan suku bunga akan meningkatkanbiaya modal (cost of capital) dalam bentuk bebanbunga yang harus ditanggung perusahaan, sehinggalabanya bisa terpangkas; kedua, ketika suku bungatinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga pro-duk akan semakin mahal sehingga konsumen mungkinmenunda pembeliannya dan menyimpan dananya dibank. Akibat selanjutnya penjualan perusahaan menu-run dan penurunan penjualan mengakibatkan laba jugamenurun dan akan menekan harga sahamnya yanglisting di bursa.

Berdasarkan pendapat di atas, menunjukkan bah-wa tingkat suku bunga merupakan hal penting dansalah satu faktor yang mempengaruhi risiko investasi.Jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan mengakibat-kan harga saham turun dan risiko investasi menjadimenurun. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga rendah,maka akan mengakibatkan harga saham naik danrisiko investasi menjadi meningkat.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pengem-bangan hipotesis penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut:H 1 : Terdapat pengaruh tingkat suku bunga terhadap

risiko investasi saham yang terdaftar padaJakarta Islamic Index (JII)

Hanafi dan Halim (2003:75) menyebutkan bahwalikuiditas merupakan kemampuan perusahaan meme-nuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditasmengukur kemampuan likuiditas jangka pendek peru-sahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatifterhadap hutang lancarnya. Penelitian yang dilakukanoleh Ulupui (2004) menunjukkan hasil bahwa variabelcurrent ratio memiliki pengaruh yang positif dansignifikan terhadap return saham satu periode kedepan.

Berdasarkan pendapat di atas, likuiditas merupa-kan salah satu faktor yang menentukan risiko inves-tasi. Likuiditas diukur dengan rasio keuangan. Jikarasio likuiditas tinggi maka perusahaan akan semakindiminati investor. Hal ini mengakibatkan harga sahamnaik dan risiko investasi menjadi tinggi. Sebaliknya,jika rasio likuiditas rendah, maka perusahaan akankurang diminati investor. Hal ini mengakibatkan hargasaham perusahaan menjadi turun dan risiko investasimenjadi rendah.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pengem-bangan hipotesis penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut:H 2 : Terdapat pengaruh tingkat likuiditas perusahaan

terhadap risiko investasi saham yang terdaftarpada Jakarta Islamic Index (JII)

METODEJenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan pene-litian, maka penelitian ini adalah termasuk jenis pene-litian eksplanasi (explanatory research). Penelitianeksplanasi adalah untuk menguji hubungan antarvariabel yang dihipotesiskan. Penelitian ini berusahauntuk mengetahui hubungan antara dua variabelbebas, yaitu tingkat suku bunga (X) dan tingkatlikuiditas perusahaan (X) terhadap risiko investasi (Y)yang merupakan variabel terikat. Hubungan antara

Page 7: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

55ISSN: 0853-7283

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham

variabel tersebut dapat digambarkan sebagaimanaGambar 1.

Definisi Operasional dan Pengukuran VariabelUntuk menghindarkan salah penafsiran dan

memudahkan dalam melakukan penilaian terhadapvariabel yang diteliti, maka perlu ditegaskan mengenaidefinisi operasional dan cara pengukuran variabel yangdipergunakan berkenaan dengan penelitian ini, yaitusebagai berikut:Tingkat Suku Bunga (variabel bebas/ X)

Yang dimaksud dengan tingkat suku bunga adalahpersentase dari pokok pinjaman yang harus dibayaroleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagaiimbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentuyang telah disepakati kedua belah pihak. Suku bungayang digunakan adalah tingkat suku bunga SBIVariabel ini diukur dengan menggunakan persamaansebagai berikut:

Risiko Investasi(Y)

Tingkat Suku Bunga (X 1 )

Tingkat Likuiditas Perusahaan (X 2 )

Gambar 1. Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Suku Bunga = 12

tahun1 selama (bulanan) SBI bungasuku Σ

Yang dimaksud dengan likuiditas adalah kemam-puan perusahaan dalam melunasi utang yang harussegera dibayar dengan aktiva lancar. Variabel inidiukur dengan menggunakan rasio lancar (currentratio). Adapun persamaan rasio lancar adalahsebagai berikut:

Rasio Lancar = Lancar UtangLancar Aktiva

Risiko Investasi (variabel terikat/ Y)Yang dimaksud dengan risiko investasi adalah

potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyimpangantingkat pengembalian yang diharapkan dengan

tingkat pengembalian aktual. Variabel ini diukur

dengan menggunakan standar deviasi. Adapunpersamaannya adalah sebagai berikut:

Standar Deviasi (σ ) = 1-n

))(R E(R 2iij −Σ

DimanaRij = Tingkat keuntungan yang terjadi pada

kondisi jE (Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkann = banyaknya kondisi

Sedangkan tingkat keuntungan saham dihitungdengan persamaan sebagai berikut:

Pt – Pt-1 E (Ri) =

Pt-1

DimanaPt = Harga saham pada tahun ke tPt-1 = Harga saham pada tahun ke t-1

Populasi dan SampelPopulasi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah semua saham perusahaan yang terdaftardalam Jakarta Islamic Index (JII) mulai tahun 2004sampai dengan akhir Desember 2007, yaitu 59perusahaan. Penentuan sampel menggunakan pur-posive sampling dengan kriteria sebagai berikut:• Saham perusahaan yang terpilih masuk JII sela-

ma periode Januari 2004 sampai dengan Desem-ber 2007 secara berturut-turut

• Perusahaan emiten menerbitkan laporan keuang-an dari tahun 2004–2007

Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data

Page 8: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Makaryanawati dan Misbachul Ulum

Nama Orang JURNAL EKONOMI BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 1 | MARET 2009 56

berupa angka-angka dan dalam data ini bisa dilakukanberbagai operasi matematika. Sumber data padapenelitian ini adalah sumber data sekunder. Datasekunder adalah data yang tidak diperoleh ataudikumpulkan secara langsung. Sumber data sekunderadalah bahan-bahan dokumentasi yang ditetapkansebagai sumber yang relevan dengan masalah yangditeliti. Data pada penelitian ini dapat diperoleh melaluiIndonesian Capital Market Directory (ICMD),Bank Indonesia, dan website mengenai pasar modal.Mengacu pada jenis data yang hendak dikumpulkandalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan datayang dipergunakan adalah teknik dokumentasi

Analisis DataUntuk menganalisis hubungan variabel tingkat

suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan terhadapvariabel risiko investasi dalam penelitian ini mengguna-kan teknik analisis regresi berganda. Analisis regresiberganda adalah analisis besarnya hubungan danpengaruh variabel independen yang jumlahnya lebihdari dua (Suharyadi&Purwanto, 2004:508). Adapunpersamaan regresi berganda dituliskan:

Y = a + b X + b X (Hasan, 2002:255)

Keterangan:Y = variabel terikat (nilai duga Y)X, X = variabel bebas

a, b, b = koefisien regresi linear bergandaa = nilai Y, apabila X= X= 0

Uji HipotesisSelanjutnya adalah menguji pengaruh antara

variabel bebas tingkat suku bunga (X) dan tingkatlikuiditas perusahaan (X) terhadap variabel terikatrisiko investasi (Y). Untuk mengetahui pengaruhmasing-masing variabel bebas terhadap variabelterikat Y digunakan uji t.

Melalui SPSS 15.0 for Windows kita dapatdiketahui variabel bebas X atau X terhadap Y. Nilait-hitung dapat dilihat melalui output pada tabel Coef-ficients. Suatu variabel akan berpengaruh nyataapabila nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel atau lebihkecil dari negatif t-tabel. Selain itu, pengaruh variabelbebas X atau X terhadap Y juga dapat dilihat melaluisig/significance pada tabel Coefficients.

HASILSetelah dilakukan analisis uji normalitas dan

asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalampenelitian ini maka dapat diketahui bahwa data yangdigunakan dalam analisis memiliki distribusi yang nor-mal dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik. Olehkarena itu, persamaan yang nantinya diperoleh darihasil analisis regresi layak untuk digunakan.

Tabel 1. Daftar Saham Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Sampel

No. Kode Nama Saham Perusahaan1. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk2. BUMI Bumi Resources Tbk3. INCO International Nickel Indonesia Tbk 4. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 5. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk6. ISAT Indosat Tbk 7. KLBF Kalbe Farma 8. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk9. SMCB Holcim Indonesia Tbk10

. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

11.

UNTR United Tractors Tbk

12.

UNVR Unilever Indonesia Tbk

Page 9: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

57ISSN: 0853-7283

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate,418(a) ,175 ,138 ,052950603121

Tabel 2. Model Summary

a. Predictors: (Constant), tingkat likuiditas perusa-haan, tingkat suku bunga

b. Dependent Variable: risiko investasi

Nilai Adjusted R Square adalah 0,138. Ini berartivariabel-variabel independen yang terdiri dari tingkatsuku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan hanyadapat menjelaskan sebesar 13,8% pada variabeldependen yaitu risiko investasi, sedangkan sisanya86,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

Tabel 3. Uji t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta (Constant) ,217 ,045 4,780 ,000 tingkat suku bunga -1,277 ,475 -,365 -2,687 ,010

tingkat likuiditas perusahaan

,010 ,006 ,234 1,721 ,092

a. Dependent Variable: risiko investasi

Pada tabel 3 didapatkan persamaan:Y = 0,217 -1,277 X+ 0,010 X. Konstanta sebesar 0,217menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga dan tingkatlikuiditas perusahaan sama dengan 0, maka risikoinvestasinya adalah 0,217.

Koefisien regresi X sebesar (-1,277) menyatakanbahwa setiap peningkatan 1% tingkat suku bungaakan menurunkan risiko investasi sebesar 1,277.Namun sebaliknya, jika tingkat suku bunga mengalamipenurunan 1% maka akan meningkatkan risiko inves-tasi sebesar 1,277. Jadi tanda (-) menyatakan arahhubungan yang berlawanan, dimana kenaikan variabelindependen (X) akan mengakibatkan penurunanvariabel dependen (Y) dan begitu pula sebaliknya.

Koefisien regresi X sebesar 0,010 menyatakanbahwa setiap peningkatan 1% likuiditas perusahaanmaka akan meningkatkan risiko investasi sebesar0,010. Namun sebaliknya, jika tingkat likuiditas peru-sahaan turun 1%, maka risiko investasi juga diprediksimengalami penurunan sebesar 0,010. Jadi, tanda (+)menyatakan arah hubungan yang searah, dimanakenaikan atau penurunan variabel independen (X)akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan varia-bel dependen (Y).

Pada tabel 3 dapat dilihat juga tentang uji t dimanadalam kolom sig/significance pada baris tingkat sukuunga adalah 0,010 atau probabilitas di bawah 0,025.Maka H ditolak, atau tingkat suku bunga benar-benarberpengaruh secara signifikan terhadap risikoinvestasi.

Kemudian terlihat bahwa dalam kolom sig/sig-nificance pada baris tingkat likuiditas perusahaanadalah 0,092 atau probabilitas di atas 0,025. Maka Hditerima, atau tingkat likuiditas tidak berpengaruhsignifikan terhadap risiko investasi.

PEMBAHASANPengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap RisikoInvestasi

Setelah dilakukan uji t dimana sig/significanceuntuk tingkat suku bunga adalah 0,010 atau proba-bilitas di bawah 0,025. Maka H ditolak, atau tingkatsuku bunga benar-benar berpengaruh secara signifi-kan terhadap risiko investasi. Kemudian koefisienregresi X sebesar (-1,277) menyatakan bahwa setiappeningkatan 1% tingkat suku bunga akan menurunkanrisiko investasi sebesar 1,277. Namun sebaliknya, jikatingkat suku bunga mengalami penurunan 1% makaakan meningkatkan risiko investasi sebesar 1,277.

Pernyataan di atas menunjukkan kesesuaiandengan konsep risiko investasi dimana risiko dibagimenjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidaksistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang tidakdapat didiversifikasi dan risiko ini dipengaruhi olehfaktor makro. Dalam hal ini, faktor makro tersebutadalah tingkat suku bunga.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitianterdahulu yang dilakukan oleh Haryanto dan Riyatno(2003) yang menyebutkan bahwa tingkat suku bungaSBI terbukti mempengaruhi risiko sistematis sahamperusahaan non manufaktur. Selain itu, hasil menunjuk-kan bahwa hubungan antara suku bunga SBI dan risikosistematis saham adalah negatif. Suku bunga SertifikatBank Indonesia sering diidentikkan dengan aktiva yangbebas risiko artinya aktiva yang risikonya nol ataupaling kecil. Semakin kecil suku bunga Bank Indone-sia maka semakin besar risiko sistematik saham. Sukubunga bank Indonesia merupakan patokan dalammenentukan besarnya bunga kredit dan tabungan.Suku bunga SBI yang tinggi tidak menggairahkan

Page 10: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Makaryanawati dan Misbachul Ulum

Nama Orang JURNAL EKONOMI BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 1 | MARET 2009 58

perkembangan usaha-usaha karena mengakibatkansuku bunga bank yang lain juga tinggi. Sehingga ren-dahnya suku bunga SBI mengandung risiko lesunyaekonomi. Hal ini mengakibatkan tingginya risikoberinvestasi di pasar modal.

Secara teoritis hubungan antara tingkat sukubunga dan kinerja pasar modal adalah negatif atauberbanding terbalik. Apabila tingkat suku bunga naik,akan mengakibatkan pasar modal mengalami penu-runan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun,akan mengakibatkan pasar modal mengalamikenaikan.

Kemudian jika dihubungkan dengan konsepinvestasi yang menyebutkan bahwa ”High ReturnHigh Risk, Low Return Low Risk”, maka ketikatingkat suku bunga tinggi akan mengakibatkan hargasaham turun dan jika harga saham turun maka akanmengakibatkan return yang diterima investor menjadiberkurang. Return yang rendah akan mengakibatkanrisiko investasi juga rendah.

Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi varia-bilitas return suatu investasi. Jika suku bunga mening-kat, maka harga saham akan turun, dan sebaliknya.Alasannya jika tingkat suku bunga lebih tinggi daripadatingkat pengembalian investasi saham, investor akanlebih tertarik untuk menanamkan kekayaannya dalambentuk deposito. Menanamkan dana pada saham saattingkat suku bunga tinggi akan menghilangkankesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebihtinggi. Sebaliknya jika tingkat suku bunga mengalamipenurunan sampai dengan batasan tingkat bunga yangrendah, maka para investor cenderung melakukaninvestasi pada saham di pasar modal dengan mengor-bankan kesempatan untuk mendapatkan pengem-balian bunga. Oleh karena itu, deposito merupakaninvestasi alternatif terhadap investasi saham oleh parainvestor.

Adanya kontribusi secara signifikan dari variabelini menunjukkan berperannya informasi tentang peru-bahan variabel suku bunga terhadap risiko investasiatau dapat dikatakan bahwa investor memperhatikantingkat suku bunga dalam menentukan risiko investasipada suatu saham.

Pengaruh Tingkat Likuiditas Perusahaan terha-dap Risiko Investasi

Setelah dilakukan uji t dimana sig/significanceuntuk tingkat likuiditas perusahaan adalah 0,092 atauprobabilitas di atas 0,025. Maka H diterima, atautingkat likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadaprisiko investasi. Kemudian koefisien regresi X sebesar0,010 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1%likuiditas perusahaan maka akan meningkatkan risikoinvestasi sebesar 0,010. Namun sebaliknya, jika ting-kat likuiditas perusahaan turun 1% , maka risiko inves-tasi juga diprediksi mengalami penurunan sebesar0,010.

Pernyataan tersebut di atas menunjukkan adanyaketidaksesuaian dengan konsep risiko investasi dimana risiko investasi dibagi menjadi dua yaitu risikosistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidaksistematis merupakan risiko yang dapat didiversifikasidan dipengaruhi oleh faktor mikro. Faktor mikro dalampenelitian ini adalah tingkat likuiditas perusahaan yangdiukur dengan rasio lancar.

Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Auliyah dan Hamzah (2006) yang men-coba menguji pengaruh variabel bebas karakteristikperusahaan yang salah satunya diukur melalui cur-rent ratio terhadap return saham dan beta sahamsyariah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidakada pengaruh yang signifikan antara current ratioterhadap return dan beta saham syariah.

Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikanantara variabel tingkat likuiditas perusahaan terhadaprisiko investasi mengindikasikan bahwa likuiditas padasampel perusahaan yang aktif dalam JII selama perio-de pengamatan tidak dapat diperhitungkan terhadappembentukan risiko investasi atas saham. Kemung-kinan terjadinya hal ini disebabkan karena investortidak menganggap bahwa tingkat likuiditas perusa-haan yang menunjukkan kemampuan perusahaandalam melunasi kewajiban jangka pendeknya sebagaielemen yang berpengaruh terhadap risiko investasi.Investor mengambil keputusan melakukan investasipada perusahaan yang terdaftar pada JII semata-matakarena perusahaan-perusahaan tersebut telah tersa-ring berdasarkan prinsip syariah sehingga kurangmemperhatikan rasio-rasio keuangan dalam melaku-kan penilaian atas saham.

Page 11: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

59ISSN: 0853-7283

Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham

Kondisi ini sesuai dengan pendapat Weston(1995:200) yang menyatakan bahwa walaupun rasiokeuangan merupakan alat yang sangat berguna, tetapitidak terlepas dari beberapa keterbatasan dan harusdigunakan dengan hati-hati. Analisis rasio keuanganmerupakan suatu bagian penting dari proses penilaian,tetapi rasio keuangan sendiri bukan merupakanjawaban langsung dari pertanyaan tentang prestasisuatu perusahaan.

Hasil penelitian ini bertolak belakang denganpenelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulupui(2004). Hasil penelitiannya menunjukkan kesimpulanbahwa variabel current ratio memiliki pengaruh yangpositif dan signifikan terhadap return saham satuperiode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwapemodal akan memperoleh return yang lebih tinggijika kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanjangka pendeknya semakin tinggi.

Hasil penelitian terdahulu di atas jika dihubungkandengan konsep investasi yang menyebutkan bahwa”High Return High Risk, Low Return Low Risk”,maka ketika tingkat likuiditas perusahaan tinggi akanmengakibatkan harga saham naik dan jika hargasaham naik maka akan mengakibatkan return yangditerima investor menjadi meningkat. Return yangtinggi akan mengakibatkan risiko investasi juga tinggi.

Perbedaan ini bisa diakibatkan oleh beberapa hal,yang pertama adalah periode amatan. Ulupui (2004)menggunakan periode amatan antara tahun 1999-2003, sedangkan peneliti menggunakan periodeamatan antara tahun 2004–2007. Perbedaan hasilpenelitian yang disebabkan oleh perbedaan periodeamatan sangat dimungkinkan karena antara tahun1999–2003 merupakan periode pasca krisis ekonomidimana para investor menganggap bahwa likuiditasmerupakan suatu elemen yang sangat penting untukdipertimbangkan dalam menentukan keputusaninvestasi. Hal yang kedua adalah penggunaan sampelpenelitian. Sampel yang digunakan oleh Ulupui (2004)berasal dari perusahaan-perusahaan yang masukdalam industri konsumsi, khususnya makanan danminuman yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1999-2003, sedangkan peneliti menggunakan sampel yangberasal dari perusahaan-perusahaan yang terdaftarpada JII selama periode Januari 2004 sampai denganDesember 2007 secara berturut-turut. Perbedaan hasil

penelitian yang disebabkan oleh perbedaan penggu-naan sampel sangat dimungkinkan karena dalam halini sampel yang digunakan oleh Ulupui (2004) memilikikarakteristik yang berbeda dengan sampel yangdigunakan oleh peneliti.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dengan memperhatikan hasil analisis yangberkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitianini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Tingkat suku bunga yang ditunjukkan oleh tingkatsuku bunga SBI sebagai tingkat kenaikan bunga bebasrisiko terbukti berpengaruh signifikan terhadap risikoinvestasi. Arah pengaruhnya sesuai/konsisten denganteori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bungatinggi, maka akan mengakibatkan harga saham turundan risiko investasi menjadi menurun. Sebaliknya, jikatingkat suku bunga rendah, maka akan mengakibatkanharga saham naik dan risiko investasi menjadi mening-kat.

Tingkat likuiditas perusahaan yang ditunjukkanoleh rasio lancar tidak berpengaruh signifikan terhadaprisiko investasi. Hal ini berbeda dengan konsep yangmenyebutkan bahwa risiko invetasi dimana risikoinvestasi dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis danrisiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis merupa-kan risiko yang dapat didiversifikasi dan dipengaruhioleh faktor mikro. Faktor mikro dalam penelitian iniadalah tingkat likuiditas perusahaan yang diukurdengan rasio lancar.

SaranDari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:Untuk para investor yang hendak menanamkan

modalnya di pasar modal sebaiknya memperhatikantingkat suku bunga SBI yang dikeluarkan oleh BIsebab dalam penelitian ini terbukti bahwa tingkat sukubunga berpengaruh terhadap risiko investasi.

Selain hal tersebut di atas, para investor jugaharus memperhatikan faktor-faktor di luar faktor mikrodan makro ekonomi seperti kondisi sosial, politik dankeamanan yang bisa mempengaruhi naik turunnyaharga saham.

Page 12: tk.bunga & tk.likuiditas perushn

Makaryanawati dan Misbachul Ulum

Nama Orang JURNAL EKONOMI BISNIS | TAHUN 14 | NOMOR 1 | MARET 2009 60

DAFTAR RUJUKANAhmad, K. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja.

Jakarta: Rineka Cipta.Aliya, M. 2002. Pengaruh Faktor Makro dan Mikro terha-

dap Risiko Investasi Saham Property di Bursa EfekJakarta. Skripsi. Universitas MuhammadiyahMalang. (Online), diakses tanggal 16 Maret 2009.

Arifin, Z. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal.Yogyakarta: Ekonisia.

Auliyah, R., dan Hamzah, A. 2006. Analisa KarakteristikPerusahaan, Industri, dan Ekonomi Makro terhadapReturn dan Beta Saham Syariah di Bursa EfekJakarta. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX.(Online), diakses tanggal 16 Maret 2009.

Darmawi, H. 2006. Pasar Finansial dan Lembaga-LembagaFinansial. Jakarta: Bumi Aksara.

Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.Hanafi, M.M., dan Halim, A. 2003. Analisis Laporan

Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.Haryanto, M.Y., Dedi, dan Riyatno. 2003. Pengaruh Suku

Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Nilai Kurs terha-dap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ.Jurnal Keuangan dan Bisnis, (Online), Vol. 5, No. 1,Maret 2007, Hal 24–40. Diakses tanggal 16 Maret 2009

http://www.bapepam.go.id. Diakses Februari 2009.http://www.bi.go.id. Diakses Februari 2009.http://www.idx.co.id. Diakses Desember 2008.Indonesian Capital Market Directory 2005, 2006, 2007, 2008Karvof, A. 2004. Guide to Investing in Capital Market:

Cara Cerdas Meraih Kebebasan Keuangan untukIndividual yang Bijak. Bandung: PT Citra AdityaKarya.

Nasarudin, M.I., dan Surya, I. 2004. Aspek Hukum PasarModal Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Prasetyo, R. 2003. Analisis Saham Syariah dalam RangkaPengambilan Keputusan Investasi Syariah di PasarModal. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.(Online), diakses tanggal 16 Maret 2009.

Prastowo, D., dan Julianti, R. 2002. Analisis LaporanKeuangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPPAMP YKPN.

Puspopranoto, S. 2004. Keuangan Perbankan dan PasarKeuangan. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Rahardjo, S. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit.

Rusdin. 2006. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijak-an dalam Praktik. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, dan S.K., Purwanto. 2004. Statistika untukEkonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: SalembaEmpat.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ulupui, I G. K.A. 2004. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadapReturn Saham (Studi pada Perusahaan Makanandan Minuman dengan Kategori Industri BarangKonsumsi di BEJ). Universitas Udayana, DenpasarBali. (Online), diakses tanggal 16 Maret 2009.

Weston, F.J., dan Copeland, E.T. 1992. ManajemenKeuangan. Terjemahan oleh Jaka Wasana danKibrandoko. 1995. Jakarta: Binarupa Aksara.