Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

59
Nuqthatul Inthilaq 1 TITIK TOLAK TITIK TOLAK TITIK TOLAK TITIK TOLAK PERJALANAN DAKWAH PERJALANAN DAKWAH PERJALANAN DAKWAH PERJALANAN DAKWAH HIZBUT TAHRIR HIZBUT TAHRIR HIZBUT TAHRIR HIZBUT TAHRIR Hizbut Tahrir telah berhasil melalui tahapan dakwahnya yang paling rawan dan fase awalnya yang paling sulit dengan gemilang. Hizb tengah meniti jalannya sebagai sebuah partai yang berkomitmen untuk terjun sebagai subjek di tengah masyarakat, sekaligus sebagai pembangkit revolusi pemikiran dan perasaan secara menyeluruh. Hizb juga tengah berjalan menuju titik tolak perjalanan dakwahnya (nuqthatul inthilaq). Dengan demikian, Hizb harus menyeru umat dan melakukan aktivitas di tengah-tengah masyarakat. Meskipun titik tolak tersebut akan dijumpai Hizb secara alami sesuai perjalanan dakwahnya, akan tetapi titik tolak tersebut sangatlah rawan dan sulit serta memerlukan usaha keras agar secara pasti dapat menghantarkan tercapainya al inthilaq (bertolaknya dakwah). Usaha ini sangat memerlukan kecermatan,

Transcript of Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Page 1: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 1

TITIK TOLAK TITIK TOLAK TITIK TOLAK TITIK TOLAK

PERJALANAN DAKWAH PERJALANAN DAKWAH PERJALANAN DAKWAH PERJALANAN DAKWAH

HIZBUT TAHRIRHIZBUT TAHRIRHIZBUT TAHRIRHIZBUT TAHRIR

Hizbut Tahrir telah berhasil melalui tahapan

dakwahnya yang paling rawan dan fase awalnya yang

paling sulit dengan gemilang. Hizb tengah meniti

jalannya sebagai sebuah partai yang berkomitmen

untuk terjun sebagai subjek di tengah masyarakat,

sekaligus sebagai pembangkit revolusi pemikiran dan

perasaan secara menyeluruh. Hizb juga tengah berjalan

menuju titik tolak perjalanan dakwahnya (nuqthatul

inthilaq). Dengan demikian, Hizb harus menyeru umat

dan melakukan aktivitas di tengah-tengah masyarakat.

Meskipun titik tolak tersebut akan dijumpai Hizb secara

alami sesuai perjalanan dakwahnya, akan tetapi titik

tolak tersebut sangatlah rawan dan sulit serta

memerlukan usaha keras agar secara pasti dapat

menghantarkan tercapainya al inthilaq (bertolaknya

dakwah). Usaha ini sangat memerlukan kecermatan,

Page 2: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 2

sebab usaha ini harus dilaksanakan dalam berbagai

macam kondisi yang ada di tengah masyarakat.

Keberhasilan Hizb melakukan usaha ini dengan

gemilang, merupakan faktor yang akan membawa Hizb

menuju tahapan nuqthatul inthilaq.

Pada tahapan ini (nuqthatul inthilaq), Hizb

akan berhadapan langsung dengan orang-orang yang

banyak berbuat zhalim, para penganut tsaqafah asing,

serta kelompok-kelompok yang menjadi kroni

penguasa. Hizb pada dasarnya tidak ingin berhadapan

dengan mereka, tidak bermaksud berkonfrontasi

dengan mereka, atau tidak menganggap mereka

sebagai musuh. Hizb sebenarnya hanya ingin

berhadapan dengan pihak penjajah yang kafir, sebab

dialah satu-satunya musuh umat.

Pada tahapan ini, Hizb juga akan berhadapan

dengan organisasi-organisasi lain dengan pelbagai

bentuk keorganisasiannya. Namun Hizb tidak ingin

berkonfrontasi dengan mereka, juga tidak

memfokuskan perhatiannya kepada mereka. Sebab

meskipun organisasi tersebut merupakan problem bagi

masyarakat, namun secara alami problem itu akan

bisa diselesaikan dengan adanya penetrasi dakwah di

tengah-tengah umat.

Page 3: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 3

Pada tahapan ini, meskipun Hizb bersungguh-

sungguh melakukan usaha untuk mengembangkan

dirinya secara terus-menerus, membangun institusinya

dengan hati-hati, serta menjernihkan suasana

imannya dengan sejernih-jernihnya, namun Hizb harus

tetap melakukan 4 (empat) aktivitas dakwahnya. Hizb

harus tetap melanjutkan kegiatan berikut : 1)

pembinaan intensif, 2) pembinaan umum, 3)

mengadopsi kepentingan-kepentingan umat (tabanni

mashalih al ummah), dan 4) membongkar strategi

penjajah kepada masyarakat luas.

Agar Hizb mampu menghadapi masyarakat

dan melakukan tugas-tugas yang dipikulnya, Hizb

harus menyadari keadaan masyarakat dan memahami

berbagai situasi dan kondisi masyarakat secara

mendalam. Memahami masyarakat bukanlah tugas

pemimpin Hizb saja, melainkan menjadi tugas Hizb

secara keseluruhan. Sebab Hizb merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan. Bahkan lebih dari

itu, Hizb merupakan satu kesatuan pemikiran dan

perasaan yang telah mengalami kristalisasi pemikiran

dan perasaan, dikarenakan kedalamannya dalam

berpikir dan kepekaannya dalam merasakan sesuatu.

Page 4: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 4

Ketika memasuki titik tolak perjalanan dakwah

(nuqthatul inthilaq), Hizb akan menghadapi hal-hal

berikut :

1. Meskipun umat Islam seluruhnya menyadari benar

bahwa mereka berada dalam kondisi yang buruk dan

membutuhkan kehadiran pemimpin yang ikhlas, penuh

kesadaran, dan mampu merasakan keadaan mereka,

namun kesadaran tersebut masih kabur dan perasaan

mereka pun masih mengambang, timbul-tenggelam.

Pemikiran umat masih lemah dan perasaan mereka

pun tidak peka. Mereka masih didominasi oleh

berbagai pemikiran dan pandangan yang campur

aduk, serta dicengkeram oleh berbagai perasaan yang

simpang-siur yang nyaris saling bertentangan satu

sama lain. Jadi umat berada pada taraf pemikiran dan

perasaan yang rendah.

2. Masyarakat di negeri-negeri Islam adalah

masyarakat yang tidak Islami. Masyarakat ini telah

dikendalikan oleh pemikiran Kapitalisme-Demokrasi,

dikuasai oleh peradaban Barat, diterapkan di

dalamnya sistem Kapitalisme-Demokrasi, serta

didominasi oleh perasaan patriotisme, nasionalisme,

Page 5: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 5

dan perasaan spiritual pasturian (kultusisme). Manusia

yang hidup di dalamnya adalah orang-orang Islam,

yang memeluk Aqidah Islamiyah berdasarkan naluri

(wijdan). Dalam urusan sosialnya (hubungan pria-

wanita), mereka masih cenderung mengaturnya

dengan Islam.

3. Meskipun Dunia Islam kosong dari semua gerakan

politik, bahkan nyaris tidak ada sama sekali aktivitas

politik, namun penjajah telah meletakkan Dunia Islam

dalam situasi dan kondisi yang memunculkan

aktivitas-aktivitas yang menyerupai aktivitas politik

yang kemudian disebut aktivitas politik dan

memunculkan berbagai organisasi dengan beragam

bentuknya, yang kemudian sebagiannya disebut

organisasi politik. Inilah yang menyebabkan

masyarakat terkecoh sehingga mereka menduga

aktivitas tersebut merupakan aktivitas politik dan

organisasinya merupakan organisasi politik. Dugaan

inilah yang membuat masyarakat berada di bawah

penguasaan organisasi-organisasi tersebut. Dugaan itu

pula yang membuat mereka menjadi ajang aktivitas-

aktivitas organisasi tersebut.

Page 6: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 6

4. Organisasi-organisasi yang berupa partai

sesungguhnya dapat dianggap sebagai bentuk

organisasi paling tinggi yang ada di masyarakat.

Meskipun demikian, organisasi-organisasi kepartaian

tersebut tidak mempunyai taraf pemikiran dan politik

yang lebih tinggi daripada taraf pemikiran dan politik

masyarakat. Sebab, organisasi-organisasi itu masih

hidup pada taraf yang lebih rendah daripada taraf

berpikir yang normal (at tafkir al‘adi), bahkan tidak

sampai ke taraf berpikir yang normal. Oleh karena itu,

organisasi-organisasi itu belum sampai ke taraf

organisasi partai politik dalam pengertian politik yang

sesungguhnya, bahkan belum sampai ke taraf

organisasi partai politik menurut istilah politik

kontemporer. Ini merupakan hal yang umum terjadi di

hampir seluruh negeri-negeri Islam.

5. Sesungguhnya umat belum memahami benar

pentingnya organisasi politik yang berbasis ideologi,

meskipun mereka sudah mampu merasakan

urgensinya. Sehingga, umat terbiasa dengan

organisasi-organisasi yang ada saat ini, meskipun

mereka menampakkan kemarahan terhadapnya,

merasa bosan terhadap cara-cara yang

Page 7: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 7

dikembangkannya, serta tidak menaruh harapan untuk

meraih keberhasilan dari metode yang ditempuhnya.

Karena umat tidak memahami pentingnya organisasi

yang berbasis ideologi, tidak aneh jika umat secara

keseluruhan nampak terpengaruh dengan format-

format yang menonjol dalam organisasi-organisasi

tersebut. Bahkan mereka mengikuti format-format ini

dalam aktivitasnya sekalipun mereka tidak merasakan

kepuasan.

6. Format-format yang bercorak patriotisme,

nasionalisme, dan kerohanian merupakan format-

format yang menonjol dalam organisasi-organisasi

yang ada di Dunia Islam. Format-format tersebut

merupakan format yang dominan bagi seluruh bangsa

dalam tubuh umat Islam. Bahkan format-format itu

telah mencengkeram pemikiran umat secara

keseluruhan. Karena itu, banyak orang yang

perasaannya telah terpatri dalam kondisi seperti ini,

dan telah terwujud suatu kemantapan sehingga

mereka tidak tertarik dengan format yang lain.

Padahal mereka menyadari ketidakmampuan

organisasi-organisasi tersebut untuk berkarya serta

menyadari pula bahaya-bahayanya. Akibatnya, suatu

Page 8: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 8

bangsa akan mempertahankan institusinya sebagai

bangsa, bukan sebagai umat Islam, meskipun mereka

tetap mempertahankan Islam dan berusaha

menjaganya dalam aspek kerohanian dan sosial

(hubungan pria-wanita).

7. Umat merupakan bahan mentah (dasar) yang akan

terformat mengikuti pemikiran yang menguasainya,

selama peraturannya tidak diterapkan atas mereka.

Umat Islam sekarang ini sedang ditarik oleh berbagai

organisasi dan pemikiran yang beragam. Padahal,

kekuatan pemikiran yang dominan mempunyai

pengaruh yang besar pada diri umat, yang bahkan

lebih kuat dibanding kekuatan apa pun. Karena itu,

umat akan tertarik pada organisasi yang mengemban

pemikiran yang sedang dominan di tengah umat.

Secara pasti, pemikiran-pemikiran ini akan

mendominasi segalanya. Akibatnya, metode organisasi

partai atau organisasi masyarakat yang dominan itulah

yang menjadi tradisi umat. Dan wajar pula, jika

aktivitas yang menjadi kebiasaan kelompok-kelompok

tersebut menjadi sesuatu yang biasa pula bagi umat.

Karena itu, umat akan selalu memenuhi ajakan yang

muncul dalam demonstrasi, protes massal, intimidasi,

Page 9: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 9

serta pidato-pidato yang emosional, meskipun umat

menyadari ketumpulannya. Karena itu, umat harus

dipersiapkan sebelum melakukan tindakan.

8. Menyiapkan umat berarti menyiapkan pemikiran

dan perasaannya. Ini berarti mempengaruhi umat

untuk berpikir secara mendalam dan memerangi cara

berpikirnya yang dangkal. Juga berarti mempengaruhi

perasaannya dan menajamkan kepekaannya,

menjadikan kerinduannya untuk mengemban dakwah

Islam melebihi kerinduannya kepada yang lain, serta

menjadikan Islam sebagai satu-satunya pusat

kewaspadaannya yang alami. Ini sama halnya dengan

memerangi ketidakpedulian yang merajalela di tengah

umat, dan menggerakkan berbagai peristiwa yang

dapat menyadarkan umat dari tidurnya serta

membuang jauh-jauh ketidakpedulian dari dalam

dirinya. Semua ini mengharuskan agar tsaqafah Hizbut

Tahrir menjadi acuan serta mendominasi di tengah-

tengah masyarakat, dan mengharuskan pula agar

tsaqafah Islam secara umum menjadi satu-satunya

tsaqafah yang menguasai semua orang.

Page 10: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 10

9. Menyiapkan umat untuk mengemban dakwah Islam

berarti menyiapkan umat untuk melakukan aktivitas

politik berasaskan Islam. Ini tidak mungkin terwujud

dengan sempurna, jika pemikiran-pemikiran Islam

belum dominan dan jika metode politik berdasarkan

persepsi Islam masih belum jelas dan belum

mendominasi semua jenis pemikiran yang lain. Tentu

saja hal ini mengharuskan Hizb untuk menjelaskan

pemikiran-pemikiran Islam dalam tsaqafahnya, serta

menjelaskan metode politiknya bukan hanya dengan

menjelaskan tsaqafahnya, namun juga dengan

menerapkan metode tersebut pada berbagai peristiwa

sehari-hari yang terjadi di dunia, baik yang

berhubungan dengan politik internasional maupun

politik di negeri-negeri Islam. Ini menuntut kecepatan

aktivitas politik yang terwujud nyata dalam kegiatan

mengadopsi kepentingan umat (tabanni mashalih al

ummah) serta membongkar strategi-strategi

penjajah.

10. Karena Hizb mengemban dakwah Islam sebagai

qiyadah fikriyah (aqidah/pemikiran dasar yang

memandu pandangan hidup penganutnya) yang

melahirkan peraturan kehidupan, dan menjadikan

Page 11: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 11

politik sebagai satu-satunya metode untuk

mengemban dakwah, maka ada 3 (tiga) kelompok

yang secara pasti akan menghadang jalan dakwahnya,

yaitu kelompok-kelompok yang menjadi kroni

penguasa, orang-orang zhalim, serta para penganut

tsaqafah asing. Adalah merupakan strategi penjajah,

memposisikan mereka terhadap dakwah sebagai

tembok yang menghalangi jalan, dengan tujuan

memalingkan dakwah dari tujuan yang ingin dicapai,

hingga penjajah masih mempunyai waktu untuk

menjajah. Penjajah mengetahui bahwa tembok itu

tidak akan dapat menghalangi tercapainya tujuan

dakwah, namun penjajah tetap meletakkannya

semata-mata agar dapat memalingkan dakwah.

Karena itu, wajib dihindari sejauh mungkin benturan

dengan tembok penghalang ini dan juga dengan

semua tembok yang ada. Sebab, tembok-tembok

tersebut wajib digunakan untuk membangun benteng,

bukan untuk menjadi penghalang jalan. Dengan kata

lain, ketiga kelompok tersebut wajib dimanfaatkan

untuk kepentingan dakwah, atau setidaknya perlu

dipahami dan menjadi jelas bagi mereka maupun

semua pihak, bahwa ketiga kelompok itu adalah alat

penjajah kafir, sehingga dengan demikian Hizb dapat

Page 12: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 12

melenyapkan pengaruhnya, jika tidak mampu

mengubah posisinya.

11. Menjauhi benturan dengan tembok atau ketiga

kelompok di atas bukan berarti tidak terjun

menghadapi mereka dalam pertempuran pemikiran.

Prinsip ini maksudnya adalah tidak terlibat dalam

benturan secara lisan maupun fisik dengan ketiga

kelompok tersebut dalam kondisi apa pun. Sedangkan

pertempuran pemikiran antara dakwah dengan

seluruh pemikiran yang lain, sudah pasti akan terjadi,

yang tidak mungkin tiada meskipun hanya sekejap.

Sebab pertempuran pemikiran itulah yang akan

menentukan nasib sekaligus menghancurkan seluruh

pemikiran yang ada.

12. Senjata satu-satunya yang dimiliki Hizb adalah

Islam. Tidak dibenarkan menggunakan senjata yang

lain. Aspek pemikiran inilah yang oleh Hizb sebagai

satu kesatuan wajib dijadikan sebagai senjata.

Sebab jika Hizb dapat membebaskan dirinya dari

realitas buruk yang ada dan mengubah berbagai

pemikiran, Hizb akan dapat mempengaruhi

masyarakat serta menarik mereka untuk memeluk

Page 13: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 13

ideologi Hizb dan mendukung Hizb pada waktu yang

sama. Demikian pula, jika Hizb menghubungkan

pemikiran-pemikirannya untuk memecahkan

problem yang ada dengan peristiwa-peristiwa

keseharian yang terjadi, Hizb akan dapat

menciptakan pengaruh dalam benak masyarakat.

Sebagai contoh, tidak boleh menyamakan

Majelis Ummat dengan Parlemen, atau menyamakan

Khalifah dengan Presiden. Sebab, ini akan

menjauhkan gambaran tentang pemerintahan Islam.

Sebaliknya Hizb wajib membebaskan dirinya dari

realitas yang ada dengan menjelaskan Majelis Ummat

dan menerangkan Khilafah sebagaimana adanya

dalam hukum-hukum syara’ agar dalam benak

masyarakat muncul gambaran pemerintahan Islam.

Begitu juga tidak boleh mengadopsi ide Keadilan

Sosial maupun ide Perdamaian Dunia, atau pemikiran-

pemikiran non-Islam yang lainnya.

Contoh lain, ketika seorang muslim melihat ada

seseorang yang mengunggulkan Blok Barat ketimbang

Blok Timur dengan alasan Blok Barat adalah Ahli

Kitab, maka pandangannya harus segera diarahkan

bahwa ideologi Kapitalisme tidak identik dengan

Page 14: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 14

agama Nasrani, dan bahwa Blok Barat secara

keseluruhan kehidupannya diatur oleh ideologi

Kapitalisme, bukan oleh agama Nasrani. Jadi dalam

hal ini tidak ada hubungannya dengan pembahasan

Ahli Kitab. Apabila seorang muslim melihat seseorang

berpendapat bahwa tersebarnya praktik dosa besar,

seperti minuman keras, berzina, atau mencuri adalah

akibat hilangnya akhlak, maka pandangannya harus

segera diarahkan bahwa itu semua adalah akibat tidak

diterapkannya had syar’i (sanksi yang ditetapkan

syara’), di mana keharaman-keharaman yang

ditetapkan oleh Allah tidak akan dapat dijaga kecuali

dengan adanya penerapan had syar’i yang ditetapkan

Allah.

Meskipun mengemban ideologi Islam tidak

akan terwujud kecuali jika dilaksanakan secara

sempurna, yaitu mengemban fikrah dan thariqahnya,

akan tetapi, secara khusus thariqah wajib diemban

dengan tujuan untuk diterapkan, serta wajib

dijelaskan kepada semua orang. Sebab kebanyakan

kesalahan dan kekaburan yang menimpa gerakan-

gerakan terdahulu dan juga menimpa kebanyakan

orang, adalah pada aspek thariqahnya.

Page 15: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 15

13. Memberikan perhatian yang tinggi pada

pemantapan persepsi Hizb tentang Islam dan politik

merupakan perkara yang sangat penting. Karena itu,

pembinaan intensif dalam halaqah wajib disertai

dengan pembinaan umum dalam rangka untuk

mencabut dominasi pemikiran yang berkembang di

tengah masyarakat, untuk kemudian dihancurkan

sampai ke akar-akarnya, dan selanjutnya digantikan

dengan pemikiran Islam. Ini mengharuskan Hizb untuk

memfokuskan kegiatannya selain aspek politik

dalam mendorong syabab Hizb yang mempunyai

pemahaman dan kesadaran untuk memasuki seluruh

kalangan masyarakat di segala aspek kehidupan, serta

selalu mengadakan kontak dengan masyarakat dan

konsisten menjaga kontak ini.

14. Perhatian yang tinggi pada pemantapan persepsi-

persepsi yang diadopsi oleh Hizb tentang Islam dan

politik, mengharuskan para pengemban dakwahnya

berstatus sebagai hizbiyin (anggota Hizb). Karena itu,

setiap orang yang sedang belajar (daaris), meskipun

ide Hizb telah berinteraksi dengannya, tetap

diasumsikan belum mengetahui makna organisasi

politik dan belum memahami makna hubungan

Page 16: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 16

kepartaian (‘alaqah hizbiyah). Maka dari itu, wajib

dicurahkan perhatian yang cukup untuk menjelaskan

hubungan kepartaian tersebut dalam proses

pembinaan dan dalam setiap kesempatan hingga

daaris tersebut menjadi bagian dari Hizb. Ini hanya

mungkin terwujud setelah dia meleburkan diri dengan

Hizb, baik dari segi fikriyah (pemikiran) maupun

nafsiyah (perasaan). Hubungan pemikiran wajib

dijelaskan, kemudian hubungan kepartaian, sehingga

hubungan aktivitas dalam dakwah nampak dengan

jelas dan alami, dan penyampaian pemikiran serta

kegiatan mengemban dakwah dapat berjalan dengan

sempurna. Dengan cara itulah, pengaruh secara total

akan berhasil diwujudkan, demikian pula aktivitas

kepartaian akan berjalan secara istimewa.

15. Setiap aktivitas harus mempunyai maksud (target)

yang tergambar jelas sebelum dilaksanakan. Maksud

tersebut merupakan bagian dari suasana keimanan.

Sebab, suasana keimanan ini terbentuk dari keimanan

kepada ideologi, yaitu Islam, serta terbentuk dari

pedoman perbuatan, yaitu dibarenginya pemikiran

dengan perbuatan, yang kedua-duanya diwujudkan

untuk mencapai tujuan tertentu. Bahwa pemikiran

Page 17: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 17

dan perbuatan harus mempunyai tujuan, merupakan

ungkapan lain dari pernyataan bahwa setiap aktivitas

wajib mempunyai maksud. Pemahaman ini wajib

dimiliki oleh Hizb sebagai satu kesatuan, dan wajib

dimiliki oleh setiap anggota Hizb. Hizb harus

memelihara aspek ini dan mewujudkannya pada

semua pihak.

16. Menyerah pada nasib dan situasi yang ada, atau

dengan kata lain menerima situasi yang ada secara

kebetulan, oleh Hizb atau anggota-anggotanya, berarti

suatu stagnasi yang akan menyebabkan terjadinya

kemunduran. Karena itu, harus selalu ada upaya untuk

berpikir mengkaji apa yang telah dilakukan,

memikirkan jalan yang telah ditempuh untuk

mewujudkannya, serta memikirkan apa yang

seharusnya dilakukan. Tidak dibenarkan hanya

menunggu kedatangan situasi dan akibat-akibat yang

dibawanya, sebaliknya Hizb harus menciptakan serta

memanfaatkan situasi yang terjadi.

Yang dapat menghindarkan diri dari sikap

menyerah pada nasib dan bergantung pada situasi

adalah adanya penetapan maksud dari suatu aktivitas,

kontinuitas berpikir dalam dakwah serta ketekunan

Page 18: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 18

dalam menjalankan dakwah, dan tidak adanya

kecenderungan pada situasi yang terjadi secara

kebetulan tanpa mengerahkan usaha apa pun.

Hubungan sebab-akibat juga wajib mendominasi

pemikiran, di samping meniadakan kecenderungan

pada apa yang dirasakan manusia secara internal,

sekalipun perasaan tersebut adalah benar.

17. Hizb wajib menyadari kesulitan-kesulitan yang

ditemuinya dan yang akan dihadapinya. Hizb wajib

memahami situasi dari aktivitas yang sedang

dilakukannya, maupun situasi yang melingkupinya

ketika hendak melakukan salah satu aktivitas. Hizb

juga wajib memahami taktik gerak secara mendalam,

termasuk aktivitas-aktivitas yang layak atau tidak

layak bagi taktik tersebut. Memang, taktik merupakan

cara (uslub) yang ditentukan oleh jenis aktivitas. Akan

tetapi taktik dapat berbeda-beda dan berubah-ubah

sesuai situasi-kondisi yang ada yang kadang belum

pernah diprediksi. Karena itu, taktik harus selalu

dinamis dan berubah.

18. Hizb wajib memahami kekuatan yang dimilikinya

dengan tepat, serta memahami sejauh mana

Page 19: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 19

pengaruhnya terhadap keadaan yang diciptakannya

dan terhadap kesadaran yang diwujudkannya sebelum

Hizb melaksanakan aktivitas, baik pengaruh terhadap

anggota-anggota Hizb maupun terhadap masyarakat.

Sebab dengan memahami semua itu, Hizb akan dapat

mengetahui bagaimana menentukan kadar

tanggungjawab yang harus dipikulnya dengan tepat.

Karena jika tanggungjawab yang harus dipikulnya

diukur lebih besar daripada kadar yang sesungguhnya,

Hizb akan terancam bahaya kelemahan. Sebaliknya

jika diukur lebih kecil daripada kadar yang

sebenarnya, Hizb akan terancam bahaya kehancuran.

Oleh karena itu, mengukur kadar tanggungjawab

secara tepat merupakan suatu keharusan.

19. Hizb harus menyadari bahwa tahap yang sedang

dilalui oleh umat Islam adalah tahap revolusi

pemikiran dan perasaan, yang akan dapat mendorong

kaum muslimin mengemban qiyadah fikriyah mereka

secara internasional ke seluruh dunia untuk

mengalahkan seluruh qiyadah fikriyah lain dalam

segala aspek kehidupan. Hizbut Tahrir harus

menyadari bahwa dia wajib memikul tugas tersebut.

Karena itu, aspek pemikiran tetap menjadi asas

Page 20: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 20

kegiatan Hizb. Aspek pemikiran ini (yang harus selalu

dibarengi dengan aktivitas politik) adalah tumpuan

utama kegiatan Hizb. Maka dari itu, Hizb harus selalu

mencermati kondisi politik internasional dan kondisi

politik di negeri-negeri Islam, terutama kondisi politik

di tempat dia berkiprah. Hizb juga harus berusaha

untuk menjadikan pemikiran Islam sebagai satu-

satunya bahan diskusi dan bahan kajian di seluruh

negeri-negeri Islam. Di samping itu Hizb juga harus

selalu mencermati pemikiran yang berkembang di

tengah masyarakat di negeri-negeri Islam.

20. Hizb harus selalu sadar dan memiliki kepekaan

yang tinggi terhadap masyarakat, dan selalu mencatat

apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh masyarakat,

sehingga Hizb dapat mengetahui sejauh mana

pengaruh tsaqafahnya, penetrasi pemikiran yang

disebarluaskannya, perasaan yang dibangkitkannya,

serta perubahan masyarakat dari dingin menjadi

panas dan dari panas menjadi mendidih. Hizb harus

mengetahui semua itu agar Hizb dapat menancapkan

tsaqafahnya ke dalam jiwa masyarakat. Sebab

tsaqafah tersebut bak kayu bakar yang dibakar di

tengah masyarakat yang selanjutnya akan

Page 21: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 21

mengalirkan panas dan mengubah masyarakat. Hizb

harus mengetahui semua itu agar mampu

mengangkat derajat umat mencapai taraf dimana

mereka memahami secara sadar dan mempunyai

perasaan secara benar, bahwa keberadaannya di

dunia adalah demi Islam semata dan demi

mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia, dan

bahwa Hizbut Tahrir adalah partai yang sedang

melaksanakan tugas ini.

21. Metode menilai pemikiran dan perasaan

masyarakat sesungguhnya sangat mudah, yaitu

dengan mencermati pengaruh yang ditimbulkan oleh

peristiwa-peristiwa politik terhadap berbagai

pemikiran,yaitu apakah suatu peristiwa politik dapat

melahirkan pemikiran baru atau hanya sekadar

mengukuhkan pemikiran lama? Selain itu, juga dengan

cara mencermati pengaruh yang ditimbulkan oleh

peristiwa politik terhadap perasaan, yaitu apakah

suatu peristiwa politik dapat melahirkan perasaan baru

atau hanya mengukuhkan perasaan lama semata?

Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah reaksi

naluriah yang muncul seperti gembira, sedih, rela, dan

marah. Ini metode untuk pemikiran dan perasaan

Page 22: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 22

yang muncul, serta pemikiran dan perasaan yang

dikukuhkannya. Sedangkan metode untuk pemikiran

dan perasaan yang telah ada, caranya dengan

mencermati topik-topik yang menjadi bahan

perbincangan masyarakat, serta mencermati perasaan

yang muncul pada masyarakat. Misalnya,

perbincangan kaum muslimin dewasa ini tentang

koperasi dan perseroan terbatas (PT), padahal

seharusnya mereka membicarakan tentang Syirkah

Inan atau Syirkah Mudharabah. Seperti pula

kemarahan mereka yang bangkit karena nasionalisme,

padahal seharusnya mereka marah karena

kehormatan Islam dilanggar. Dengan standar ini,

pemikiran dan perasaan masyarakat akan dicatat dan

direkam. Hizb juga harus memperhatikan semua

lapisan masyarakat, baik kalangan intelektual maupun

yang lainnya, sebab pemikiran suatu komunitas

(jamaah) adalah sama, begitu juga perasaannya.

22. Menilai pemikiran dan perasaan masyarakat tak

lain adalah untuk memecahkan masalah yang ada,

dengan cara menyerang pemikiran yang salah dan

menjelaskan kekeliruannya. Juga dengan cara

mengubah perasaan gembira terhadap sesuatu yang

Page 23: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 23

seharusnya seorang muslim tidak boleh bergembira,

menjadi gembira terhadap sesuatu yang memang

sudah semestinya dia bergembira, atau perasaan

marah terhadap sesuatu yang semestinya seorang

muslim tidak boleh marah, menjadi marah terhadap

sesuatu yang sudah semestinya dia marah. Karena itu,

Hizb harus benar-benar mengetahui reaksi yang

ditimbulkan oleh pelbagai peristiwa dan pemikiran,

yaitu mengetahui tanggapan positif masyarakat akibat

adanya peristiwa dan pemikiran : apakah

menimbulkan tanggapan positif ataukah tidak? Jika

menimbulkan tanggapan positif, berarti masyarakat

membenarkan atau menerima peristiwa dan pemikiran

yang terjadi, karena itu yang harus dilakukan adalah

menjelaskan kekeliruan pemikiran dan mengubah

perasaan yang ada. Jika tidak menimbulkan

tanggapan positif, berarti tidak perlu bersibuk diri

dalam masalah tersebut, sebab itu sama artinya

dengan melakukan perbuatan yang sia-sia.

23. Karena tumpuan utama untuk mengatasi masalah

pemikiran dan perasaan adalah perubahan persepsi

(mafahim), maka yang harus diketahui adalah sejauh

mana reaksi yang muncul ketika terjadi upaya

Page 24: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 24

perubahan persepsi itu. Yaitu, apakah upaya Hizb

mengubah persepsi masyarakat yang keliru

menimbulkan tanggapan positif (berpengaruh) pada

mereka ataukah tidak? Jika menimbulkan tanggapan

atau pengaruh positif, berarti pemikiran yang

diberikan oleh Hizb telah berhasil membentuk persepsi

pada diri mereka. Hal itu juga menunjukkan bahwa

tindakan mereka mengambil pemikiran Hizb adalah

benar-benar untuk mengubah persepsi mereka. Lain

masalahnya jika tidak muncul tanggapan positif pada

mereka, sedang mereka memahami pemikiran Hizb.

Dalam keadaan demikian, mereka mengambil

pemikiran Hizb hanya sebagai informasi belaka, tidak

digunakan untuk mengubah persepsi.

24. Karena Hizb adalah kelompok yang berusaha

mengatasi masalah pemikiran dan perasaan

masyarakat dengan pemikiran-pemikiran yang

diadopsinya, maka dia harus memahami

kecenderungan (muyul) masyarakat terhadap

pemikiran Hizb dan terhadap Hizb itu sendiri. Yaitu,

apakah masyarakat tertarik dengan pemikiran Hizb

atau malah menjauhinya? Apakah mereka menyintai

Hizb atau malah membencinya? Ataukah mereka tidak

Page 25: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 25

menyintai Hizb dan juga tidak membencinya, tetapi

menyikapi Hizb dengan sikap masabodoh atau tidak

peduli?

25. Pengetahuan yang dimiliki Hizb tentang pemikiran

dan perasaan masyarakat sangat diperlukan ketika

Hizb menyeru masyarakat, sehingga Hizb harus

memberikan perhatian yang besar dalam aspek

pemikiran dan mengetahui pemikiran yang harus

disampaikannya pada waktu yang tepat. Tetapi harus

dipahami bahwa perhatian dalam aspek pemikiran

hanya merupakan bagian aktivitas Hizb yang berkaitan

dengan pemikiran, karena yang pertama kali harus

dilakukan Hizb adalah mengubah metode berpikir

masyarakat, kemudian yang kedua mengubah dasar

pemikiran (qa`idah fikriyah) yang dijadikan

masyarakat sebagai asas pemikiran mereka, lalu yang

ketiga mengubah pemikiran yang ada pada mereka,

dan yang keempat menghubungkan seluruh pemikiran

yang ada dalam kehidupan mereka dengan dasar

pemikiran (qa`idah fikriyah) mereka. Dengan langkah

ini, Hizb akan dengan mudah mengubah pemikiran

masyarakat dan dapat menjamin bahwa masyarakat

akan mengubah sendiri pemikiran-pemikiran mereka

Page 26: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 26

serta menghubung-kannya dengan dasar pemikiran

mereka. Dengan demikian, Hizb akan dapat menjamin

berlangsungnya transformasi umat Islam dan

terwujudnya tahap revolusi pemikiran dan perasaan.

26. Transformasi umat Islam dari kondisi buruk yang

mereka alami menuju kondisi yang lebih baik

ditentukan oleh keberhasilan tahap revolusi (pemikiran

dan perasaan) tersebut. Yaitu tergantung pada

adanya pemikiran Islam dalam benak masyarakat luas,

sebab persepsi masyarakat tentang kehidupan, lahir

dari pemikiran-pemikiran mendasar yang ada

padanya, yang masih dipengaruhi oleh pemikiran

aksidental (spontan/reaktif). Karena itu, harus

dikerahkan segala daya upaya untuk mewujudkan

pemikiran-pemikiran mendasar dan melenyapkan

pemikiran-pemikiran aksidental tersebut, serta

menjadikan pemikiran Islam semata sebagai satu-

satunya pemikiran mendasar bagi masyarakat.

Hanyasaja perlu dipahami sejelas-jelasnya bahwa

keberadaan pemikiran Islam dalam masyarakat

tidaklah cukup untuk menjamin keberhasilan tahap

revolusi pemikiran, dan tidak cukup pula untuk

mentransformasikan umat dari satu kondisi menuju

Page 27: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 27

kondisi lain. Masyarakat harus melihat pemikiran Islam

tersebut sebagai pemikiran yang mempunyai makna-

makna yang dapat diindera, dan mereka harus

terdorong dengan kuat oleh perasaan mereka bahwa

pemikiran-pemikiran itu harus diwujudkan dalam

realitas kehidupan. Dengan demikian, pemikiran telah

berubah menjadi persepsi yang akan mendorong

manusia untuk melakukan tindakan. Pemikiran Islam

ini harus betul-betul mantap tertanam dalam diri

individu maupun masyarakat, sehingga membuat

pemikiran itu mengakar dan menancap kuat, serta

mampu menghasilkan kekuatan dan pengaruh

sehingga akhirnya dapat menimbulkan perubahan

yang menyeluruh. Pada saat itulah perubahan dan

transformasi umat akan terjadi.

27. Harus diperhatikan bahwa pemikiran-pemikiran

mendasar tentang kehidupan di negeri-negeri Islam

adalah pemikiran Kapitalisme-Demokrasi. Namun

pemikiran tersebut masih labil dan tidak tertancap

dengan kuat, karena masyarakat tidak menjadikannya

sebagai pemikiran mendasar bagi mereka. Ini karena

aqidah mereka masih Aqidah Islamiyah. Ketika mereka

mengadopsi pemikiran Kapitalisme-Demokrasi, mereka

Page 28: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 28

mengambilnya begitu saja tanpa disertai keyakinan,

atau mereka ditipu oleh orang yang memberikan

pemikiran itu kepada mereka, yang menyatakan

bahwa pemikiran tersebut tidak bertentangan dengan

aqidah mereka, bahkan sesuai dengan aqidah mereka.

Karena itulah, pemikiran tersebut tidak kukuh

tertanam dalam benak mereka, meskipun mereka

bertindak sesuai dengan pemikiran itu. Jika mereka

yakin bahwa pemikiran tersebut bertentangan dengan

aqidah mereka, mereka akan segera meninggalkannya

dan kembali kepada pemikiran Islam. Dengan

kembalinya mereka kepada pemikiran Islam, akan

terjadi perubahan dalam masyarakat.

28. Di masyarakat terdapat pemikiran-pemikiran

aksidental (spontan/reaktif), yaitu pemikiran yang lahir

dari pengaruh-pengaruh yang bersifat temporal,

seperti pemikiran-pemikiran yang menyebabkan

bangkitnya sentimen nasionalisme atau patriotisme,

atau pemikiran-pemikiran tentang kemerdekaan dan

sebagainya. Pemikiran-pemikiran ini dihasilkan oleh

keadaan yang ada dan tengah kacau, bukan lahir dari

pemikiran tentang kehidupan. Karenanya pemikiran-

pemikiran aksidental ini akan cepat lenyap ketika

Page 29: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 29

berlangsung penanaman pemikiran-pemikiran

mendasar.

29. Di masyarakat terdapat kerancuan antara

pemikiran yang lahir dari metode akliah (thariqah

aqliyah) dengan pemikiran ilmiah yang lahir dari

metode ilmiah (thariqah ilmiah). Dengan kerancuan

tersebut, mereka menganggap psikologi sebagai sains

(ilmu pengetahuan) dan pemikiran-pemikirannya

mereka anggap sebagai pemikiran-pemikiran ilmiah,

karena diperoleh dari pengamatan yang terus

menerus terhadap anak-anak dalam situasi dan

kondisi yang berbeda pada tingkat usia yang tidak

sama. Mereka menganggap pengamatan yang

berulang-ulang ini adalah eksperimen. Padahal

berbagai pemikiran dalam psikologi sebenarnya bukan

pemikiran ilmiah, melainkan pemikiran akliah. Sebab

eksperimen ilmiah adalah meletakkan materi pada

kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang berbeda dengan

kondisi-kondisi dan faktor-faktornya yang asli di alam,

lalu melakukan pengamatan terhadapnya. Dengan

kata lain, yang disebut dengan eksperimen adalah

eksperimen terhadap materi sebagaimana eksperimen

dalam ilmu alam dan ilmu kimia. Adapun pengamatan

Page 30: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 30

terhadap sesuatu pada waktu dan kondisi yang

berbeda, bukanlah eksperimen ilmiah. Karena itu,

pengamatan terhadap anak-anak dalam situasi dan

kondisi serta tingkat usia yang berbeda-beda tidak

termasuk dalam pembahasan eksperimen ilmiah

sehingga prosesnya tidak dapat dianggap metode

ilmiah, melainkan hanyalah pengamatan dan

pengulangan pengamatan serta pengambilan

kesimpulan. Metodenya adalah metode akliah, bukan

metode ilmiah. Karena itulah, pemikiran-pemikiran

psikologi sebenarnya merupakan pemikiran-pemikiran

akliah dan termasuk kategori tsaqafah (kebudayaan),

bukan sains. Yang sejenis dengan psikologi adalah

ilmu pendidikan dan sosiologi.

30. Di masyarakat terdapat pensakralan terhadap

pemikiran ilmiah dan metode ilmiah. Karena itu harus

diterangkan bahwa peluang salah pada metode ilmiah

merupakan salah satu asas yang harus diperhatikan

sesuai dengan asumsi yang lazim dalam penelitian

ilmiah. Kesalahan dapat terjadi dalam kesimpulan-

kesimpulannya. Hal ini terjadi dalam banyak

pengetahuan ilmiah yang kemudian terbukti

kekeliruannya setelah sebelumnya disebut sebagai

Page 31: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 31

fakta-fakta ilmiah. Contohnya atom. Sebelumnya

dikatakan bahwa atom adalah unit terkecil dari materi

dan tidak dapat dipecah lagi. Di kemudian hari

tampaklah kesalahannya dan terbukti dengan metode

ilmiah itu sendiri, bahwa atom masih dapat dipecah

lagi. Begitu juga sebelumnya dikatakan, bahwa materi

itu kekal. Kemudian tampaklah kesalahannya, dan

terbukti dengan metode ilmiah itu sendiri bahwa

materi itu dapat lenyap. Karena itu, metode ilmiah

tidak boleh dijadikan sebagai asas berpikir. Sebab

metode ilmiah menghasilkan kesimpulan yang zhanni

(bersifat dugaan) tentang keberadaan sesuatu dan

sifat-sifatnya. Sementara metode akliah memberikan

kesimpulan yang qath’i (bersifat pasti) tentang

keberadaan sesuatu dan keberadaan sifat-sifat

tertentu pada sesuatu itu. Namun metode akliah

memberikan kesimpulan yang zhanni tentang hakikat

yang sebenarnya dari sesuatu. Dalam hal memutuskan

keberadaan sesuatu, atau keberadaan sifat tertentu

pada sesuatu, metode akliah memberikan kesimpulan

yang pasti dan meyakinkan. Karena itu, metode akliah

wajib dijadikan sebagai asas kajian, karena ia

memberikan kesimpulan yang pasti.

Page 32: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 32

Oleh karena itu, jika terjadi kontradiksi antara

kesimpulan metode ilmiah dengan kesimpulan metode

akliah (mengenai keberadaan sesuatu atau

keberadaan sifat tertentu pada sesuatu itu) maka

yang harus diambil adalah kesimpulan metode akliah.

Kesimpulan metode ilmiah tidak diambil karena ia

bertentangan kesimpulan metode akliah. Sebab yang

harus diambil adalah yang qath’i, bukan yang zhanni.

31. Tugas pokok Hizb adalah mengemban dakwah

Islam. Dengan demikian, aktivitas terpenting Hizb

adalah sebagai berikut :

1) Mengubah metode berpikir yang sedang

berlaku di dunia dengan metode berpikir Islam.

2) Mengubah dasar pemikiran (qa`idah fikriyah)

yang digunakan masyarakat sebagai dasar

pemikiran-pemikiran mereka dengan dasar

pemikiran Islam.

3) Mengubah pemikiran-pemikiran yang mereka

emban dengan pemikiran-pemikiran Islam.

4) Menghubungkan seluruh pemikiran yang ada

dengan dasar pemikiran Islam.

Mengubah metode berpikir harus dilakukan,

karena dunia yang mengalami kemunduran taraf

Page 33: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 33

berpikir, termasuk Dunia Islam, berpikir secara

dangkal karena metode berpikirnya dangkal dan

lemah. Maka metode berpikirnya harus diubah

menjadi metode berpikir yang mendalam. Misalnya,

penentangan terhadap penjajahan dengan pelbagai

demonstrasi dan protes, digantikan dengan upaya

mencabut akar-akar penjajahan melalui mengemban

qiyadah fikriyah Islam dan mendirikan Daulah Islam.

Pemikiran tentang peningkatan produk nasional

digantikan dengan pemikiran tentang mekanisme

pendistribusiannya. Sebab masalah ekonomi di dunia

timbul dari buruknya distribusi kekayaan (barang dan

jasa), bukan karena minimnya produk nasional. Ini

untuk dunia yang mengalami kemunduran taraf

berpikir.

Sedangkan dunia yang taraf berpikirnya maju,

mereka telah mengalami penyimpangan berpikir dan

tersesat dari jalan yang lurus. Sebab metode

berpikirnya adalah metode berpikir ilmiah. Metode ini

mereka jadikan satu-satunya asas berpikir dan mereka

gunakan untuk menilai semua permasalahan. Dengan

demikian, metode akliah harus dijadikan asas berpikir

mereka, sebagaimana metode ilmiah harus

ditempatkan sebagai salah satu hasil atau cabang dari

Page 34: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 34

metode akliah yang meliputi aspek pengetahuan

ilmiah dan aspek pengetahuan lainnya.

Ini karena metode ilmiah menuntut adanya

penghapusan atau ketiadaan semua informasi

terdahulu mengenai objek yang akan dikaji. Setelah

itu barulah dimulai pengamatan terhadap objek dan

dilangsungkan eksperimen terhadapnya. Yaitu dengan

meletakkan objek tersebut dalam kondisi-kondisi dan

faktor-faktor yang bukan kondisi-kondisi dan faktor-

faktor aslinya, kemudian dilakukan pengamatan

terhadapnya, dan selanjutnya dari proses tersebut

ditarik kesimpulan mengenai objek tadi sebagai

sebuah realitas materi yang dapat diindera,

sebagaimana yang terjadi di dalam laboratorium.

Berdasarkan proses ini, semua jenis objek yang tidak

dapat diindera secara material, dianggap tidak ada

dalam pandangan metode ilmiah. Dengan demikian,

logika dan sejarah dianggap tidak ada, sebab

keduanya tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, yaitu

tidak dapat dibuktikan dengan cara mengamati objek,

melakukan eksperimen padanya, dan menarik

kesimpulan material terhadap objek-objek yang dapat

diindera.

Page 35: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 35

Ini jelas merupakan kesalahan yang fatal.

Sebab, ilmu-ilmu eksperimental hanyalah salah satu

cabang dari pengetahuan serta hanya salah satu

bentuk pemikiran dari sekian pemikiran. Pengetahuan-

pengetahuan lainnya tentang kehidupan masih banyak

dan memang tidak dapat dibuktikan dengan metode

ilmiah, tetapi dibuktikan dengan metode akliah.

Karena itu, metode ilmiah tidak boleh dijadikan asas

berpikir.

Yang harus dijadikan asas berpikir adalah

metode akliah. Metode ini menyatakan bahwa

pemikiran atau pengetahuan akliah, lahir dari proses

pemindahan penginderaan terhadap objek (realitas

terindera) melalui pancaindera ke dalam otak, lalu

dengan informasi-informasi terdahulu yang ada,

ditafsirkanlah objek tersebut, sehingga otak kemudian

memberikan keputusan tentang objek tersebut.

Keputusan ini adalah pemikiran atau pengetahuan

akliah. Inilah yang menjadi asas berpikir. Melalui

metode akliah ini, diperoleh pengetahuan tentang

fakta-fakta ilmiah, dengan mengadakan pengamatan,

eksperimen, dan penarikan kesimpulan (inferensi).

Melalui metode akliah ini pula, diperoleh pengetahuan

tentang masalah-masalah dalam ilmu logika dan ilmu

Page 36: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 36

yang semisalnya, tentang fakta-fakta sejarah dan

penilaian benar-salah dalam sejarah, serta tentang

pemikiran menyeluruh mengenai alam semesta,

manusia, dan kehidupan, serta mengenai Pencipta

alam semesta, manusia, dan kehidupan, berikut

hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan

sebelum dan sesudahnya.

Inilah metode akliah yang wajib dijadikan

metode berpikir yang berlaku di dunia. Dunia harus

menjadikannya sebagai asas berpikir.

Sedangkan mengubah dasar pemikiran

(qa`idah fikriyah) masyarakat, caranya adalah dengan

mengemban qiyadah fikriyah ke seluruh dunia.

Dengan kata lain, caranya adalah mengemban Aqidah

Islamiyah secara akliah (harus dipahami melalui

proses berpikir), sehingga dasar pemikiran yang ada

pada diri masyarakat dapat berubah. Dasar pemikiran

masyarakat kemungkinan berupa iman yang bersifat

wijdani (melalui naluri, bukan akal) akan adanya Allah

disertai pemisahan iman ini dari kehidupan, atau

berupa pengingkaran terhadap eksistensi Allah.

Semuanya merupakan dasar pemikiran yang tidak

benar yang wajib dilenyapkan, kemudian diganti

dengan dasar pemikiran Islam (Aqidah Islamiyah).

Page 37: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 37

Adapun mengubah pemikiran-pemikiran yang

diemban masyarakat, ditempuh dengan menjelaskan

kesalahan dalam pemikiran mereka dan menerangkan

pemikiran yang sahih untuk menggantikan posisi

pemikiran yang salah tersebut. Metode praktis untuk

menjalankannya adalah dengan cara menghubungkan

pemikiran-pemikiran yang sahih tersebut dengan

tindakan (tasharruf) yang dilakukan masyarakat.

Sebagai contoh, ketika orang menggembar-

gemborkan bahwa kemuliaan itu adalah milik bangsa

Arab, maka mereka diingatkan bahwa pandangan

tersebut bertentangan dengan Islam. Sebab,

kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya, serta

orang-orang mukmin. Ketika mereka mempro-

pagandakan nasionalisme Arab, mereka diingatkan

akan wajibnya menyerukan Islam, di mana Islam telah

menyerang fanatisme kesukuan, asal-usul, dan

kebangsaan, yang semuanya merupakan fenomena

nasionalisme. Dengan cara seperti itu, mereka akan

mengetahui kesalahan yang mereka perbuat, karena

tindakan-tindakan mereka bertentangan dengan

syara’. Akhirnya mereka akan mengetahui kesalahan

pemikiran-pemikirannya.

Page 38: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 38

Sedangkan menghubungkan pemikiran-

pemikiran dengan dasar pemikiran Islam, dilakukan

melalui dua aktivitas :

Pertama, anggota-anggota Hizb harus

menjadi teladan dalam tindakan-tindakannya dan

mengaitkan segala tindakannya dengan Aqidah

Islamiyah, meskipun itu menyalahi adat-istiadat dan

tradisi yang berlaku, atau menyalahi bangsa dan umat

lain yang telah maju secara material.

Kedua, melibatkan diri dalam semua problem

baru untuk menjelaskan pemecahannya dan

opini-opini yang dominan untuk menerangkan

kekeliruannya serta segera mengoreksi persepsi-

persepsi yang rancu, mengubah pemikiran-pemikiran

yang salah, serta membasmi reaksi emosional yang

rendah, lalu mengubahnya menjadi perasaan Islam.

32. Tugas yang dilaksanakan oleh Hizb ini

memerlukan adanya para pemikir. Dan kaum

terpelajar adalah orang yang paling mampu memikul

tugas untuk menjadi para pemikir. Mereka merupakan

orang yang paling mampu untuk melakukan tugas ini.

Mungkin segera terlintas dalam benak, bahwa Hizb

hanya terdiri dari kalangan kaum terpelajar. Namun

Page 39: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 39

sebenarnya Hizb terdiri dari segala lapisan

masyarakat, baik terpelajar maupun bukan. Hanya

saja setelah mereka meleburkan diri dengan Hizb,

mereka akan menjadi para pemikir. Sebab mereka

telah dibina baik dengan tsaqafah Hizb sebagai

tsaqafah Islamiyah yang diadopsi oleh Hizb maupun

dengan tsaqafah Islamiyah secara umum. Secara

alami tsaqafah ini bersifat mendalam serta

mengajarkan kedalaman berpikir.

Sedangkan kaum terpelajar, bagaimana pun

juga macam pengetahuan mereka, dalam pandangan

Hizb mereka tetap seperti orang kebanyakan. Karena

itu, mereka harus dibina lagi dengan tsaqafah Hizb,

dengan pembinaan intensif dan pembinaan umum.

Dalam hal ini Hizb mengasumsikan bahwa setiap

orang dianggap tidak mempunyai tsaqafah apa pun,

berapa pun tingkat pengetahuannya, baik

pengetahuan yang diterima sebelumnya berupa

pengetahuan Islam atau pengetahuan yang lain. Hizb

tetap wajib membinanya lagi dari awal.

Asumsi terhadap setiap orang ini harus

dilakukan, karena dua alasan :

Pertama, bahwa pemikiran dan potensi akal

terdapat pada semua orang, baik kaum terpelajar

Page 40: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 40

maupun bukan. Mereka berbeda-beda tingkat

pemikirannya, karena adanya perbedaan potensi

alamiahnya, bukan karena bertambahnya informasi.

Sebab tsaqafah Islam kadang-kadang dapat tercetus

dari seorang jenius yang mempunyai pengetahuan

minim. Kejeniusannya dapat mencapai tsaqafah

Islamiyah itu sehingga menjadi nampak sangat jelas

baginya. Pemikirannya maju beberapa langkah

mendahului orang-orang yang mempunyai

pengetahuan lebih banyak dan ilmu yang lebih kaya

darinya. Karena itu, yang menjadi tolok ukur adalah

adanya potensi akal yang harus dijadikan

pertimbangan utama. Sebab potensi akal itulah yang

akan membuat seseorang lebih mampu mengemban

qiyadah fikriyah serta menciptakan revolusi pemikiran

dan perasaan di tengah-tengah masyarakat.

Kedua, metode berpikir yang dimiliki oleh

kaum terpelajar meskipun mereka mempunyai

berbagai pengetahuan adakanya dangkal atau

terpengaruh dengan metode ilmiah. Keduanya jauh

dari metode berpikir akliah. Selama metode berpikir

itu tidak diubah dan diganti dengan metode berpikir

akliah, dan selama dasar pemikiran dan pemikiran-

pemikiran yang mereka emban juga tidak diubah,

Page 41: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 41

maka mereka tidak dapat dianggap sebagai para

pemikir. Karena itu mereka harus diubah menjadi para

pemikir dengan cara memberikan metode berpikir

akliah kepada mereka sehingga mereka menjadi para

pemikir. Atas dasar itu, Hizb wajib melahirkan para

pemikir yang unggul di tengah-tengah umat.

33. Dalam melaksanakan tugasnya yaitu

mengemban dakwah Islam Hizb harus berjalan

sesuai dengan metode Islam. Metode Islam dalam

mengemban dakwah ke seluruh dunia adalah jihad,

sedangkan metode Islam dalam mengemban dakwah

Islam kepada masyarakat adalah dengan mengajak

mereka kepada Islam dengan metode hikmah,

mau’idhah hasanah, serta jidal billati hiya ahsan. Allah

SWT berfirman :

“Serulah (mereka) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah

dan peringatan yang baik dan bantahlah mereka

Page 42: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 42

dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(QS An Nahl : 125).

Yang dimaksud dengan hikmah adalah bukti

atau argumentasi yang logis (al burhan al aqli).

Sedangkan mau’idhah hasanah adalah memberi

peringatan yang baik (at tadzkir al jamil), yaitu

mempengaruhi perasaan masyarakat ketika kita

menyeru akal mereka, atau mempengaruhi akal

mereka ketika kita menyeru perasaan mereka, sampai

perasaan dan pemikiran mereka bersatu padu

sehingga mampu membuahkan amal perbuatan

secara sempurna. Adapun jidal billati hiya ahsan

adalah diskusi yang fokusnya terbatas pada pemikiran

dan tidak melewati batas pemikiran, yakni menyerang

pribadi. Ketiga metode dakwah ini wajib diperhatikan,

sebab kebanyakan orang yang dihadapi dalam dakwah

di tengah-tengah masyarakat adalah tiga kelompok

berikut :

Pertama, kelompok yang ingin memahami

Islam dan mengemban dakwah Islam. Namun mereka

Page 43: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 43

ingin memahami Islam melalui proses berpikir sampai

akalnya puas dan hatinya tenang. Kelompok ini harus

didakwahi dengan argumentasi logis dan kajian yang

mendalam. Ini dilakukan melalui pembinaan intensif

yang tidak dapat diperoleh orang kecuali di dalam

halaqah-halaqah. Di dalamnya dia pertama-tama akan

menerima tsaqafah. Setelah itu dia akan membina

halaqah lain. Jadi orang yang dibina dalam halaqah

diseru dengan hikmah, dan orang yang membina

halaqah menyeru dengan hikmah. Inilah proses

pembinaan yang menyadarkan (tsaqafah wa’iyah)

yang akan melahirkan revolusi pemikiran dalam diri

seseorang serta menjadikan dirinya mampu

melahirkan revolusi pemikiran dalam diri orang lain di

masyarakat.

Kedua, kelompok khalayak ramai, yaitu orang-

orang yang tidak mempunyai cukup waktu, kesiapan,

serta situasi dan kondisi yang memungkinkan mereka

untuk mengikuti pembinaan intensif secara terus

menerus. Termasuk dalam golongan ini adalah

mereka yang pernah mengikuti halaqah kemudian

berhenti, atau mereka yang sama sekali belum pernah

mengikuti halaqah. Kepada mereka ini disampaikan

dakwah melalui pembinaan umum (tsaqafah

Page 44: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 44

jama’iyah). Proses pembinaan ini dapat dilakukan

dengan ceramah, tulisan, radio, koran, dan semua

sarana publikasi. Tetapi harus dipahami dengan jelas

bahwa pembinaan yang diberikan secara umum ini

wajib memperhatikan aspek pemberian pengaruh

terhadap perasaan ketika kita melakukan pembahasan

yang bersifat akliah atau memberikan pemikiran yang

mendalam. Juga harus tetap diperhatikan aspek

pemberian pengaruh yang mendalam terhadap akal

ketika kita melakukan pembahasan yang menyentuh

perasaan. Dengan demikian, tsaqafah yang

disampaikan tidak melulu bersifat akliah sehingga

menjadi beku dan tidak disambut dengan baik oleh

khalayak ramai. Juga tidak melulu bersifat emosional

sehingga terkesan murahan dan tidak diterima oleh

kalangan intelektual. Perlu diperhatikan, bahwa

pembinaan umum inilah yang dapat menggerakkan

masyarakat dan memberikan pemahaman kepada

mereka. Pembinaan inilah yang menyebabkan dakwah

di tengah masyarakat menjadi angin topan dan arus

gelombang yang menghanyutkan. Artinya, pembinaan

umum itulah yang yang akan benar-benar

mengendalikan masyarakat dalam langkah perjuangan

dakwah untuk merealisasikan target-target dakwah.

Page 45: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 45

Karena itu, proses pembinaan umum ini harus diberi

perhatian khusus.

Ketiga, orang-orang yang terpesona dengan

pemikiran-pemikiran lain dan organisasi-organisasi

lain, atau orang-orang yang sedang kebingungan.

Mereka ini adalah penganut pemikiran-pemikiran lain

dan orang-orang yang bingung. Terhadap mereka,

harus dilakukan diskusi mengenai pemikiran Islam.

Mereka harus diajak untuk memahami Islam dan

mengemban dakwah Islam, meskipun sudah pasti

mereka akan menentang dakwah dengan cara

menebarkan keraguan terhadap pemikiran Islam dan

memberikan persepsi-persepsi yang rancu tentangnya

serta menyerang pemikiran Islam. Oleh karena itu,

seorang pengemban dakwah harus berlapang dada

terhadap mereka. Dia harus mengambil posisi sebagai

pihak yang menyerang pemikiran-pemikiran mereka

yang rusak, pemahaman-pemahaman mereka yang

rancu, serta metode-metode berpikir mereka yang

bengkok. Dia harus menjauhi posisi sebagai pihak

yang diserang dan jangan sampai mau menerima

Islam sebagai pihak yang tertuduh. Dia harus menolak

mentah-mentah semua itu dan segera menjelaskan

pemikiran-pemikiran Islam dengan cara memberikan

Page 46: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 46

penjelasan (bayan) dan uraian (syarah), bukan

dengan cara membela diri secara defensif. Bantahan

yang diberikannya wajib berupa jidal billati hiya ahsan

(perdebatan dengan cara yang baik), yaitu harus

berupa diskusi, bukan debat kusir. Dalam diskusi

tersebut, hendaknya pengemban dakwah waspada

terhadap dua trik di mana penganut pemikiran yang

rusak akan berusaha mengalihkan pembicaraan

dengan dua trik tersebut ketika mereka menyadari

kekalahannya. Trik pertama, yaitu pengalihan

pembicaraan ketika pengemban dakwah hampir

sampai pada kebenaran yang meyakinkan kepada

pembicaraan lain sebelum selesainya pembicaraan

pertama. Pengalihan ini mengakibatkan diskusi hanya

berputar-putar dalam lingkaran kosong, yakni hanya

berpindah-pindah dari satu pembahasan ke

pembahasan lain, sehingga membuang-buang waktu

yang tidak sedikit tanpa pernah sampai kepada

tujuan diskusi. Trik kedua, ketika para penganut

pemikiran rusak itu menyadari kekalahannya, mereka

akan segera mencela dan menyerang pribadi lawan

diskusinya atau orang-orang yang mendakwahinya. Ini

dapat membuat pengemban dakwah tersebut balas

mencela atau melakukan pembelaan terhadap dirinya

Page 47: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 47

ataupun terhadap pengemban dakwah lainnya. Karena

itu, hendaknya kita waspada terhadap hal ini. Tidak

dibolehkan terlibat dalam pembelaan terhadap diri

pribadi atau terhadap pengemban dakwah yang lain.

Kita harus pula menghindarkan diri membalas celaan,

sebab semua ini merupakan usaha mengalihkan

perhatian dari pemikiran dan proses berpikir yang

mendalam. Padahal justru inilah yang diinginkan oleh

penganut pemikiran yang rusak tersebut. Karena itu,

pembicaraan harus dibatasi pada aspek pemikiran

semata dan aspek dakwah saja. Dalam hal ini wajib

ada pemikiran yang diterima oleh kedua belah pihak

yang dapat dijadikan rujukan dalam pembicaraan.

Selama tidak ada pemikiran dasar yang diterima oleh

kedua belah pihak, tidak mungkin melakukan diskusi

sebab dalam keadaan demikian diskusi sebenarnya

tidak pernah ada.

34. Pendapat, pemikiran, dan hukum Islam yang

diadopsi oleh Hizb wajib dijadikan materi pembicaraan

dan diskusi, serta dijadikan bahan pembinaan. Karena

itu, dakwah yang dilakukan wajib melalui Hizb dan

dengan mengatasnamakan Hizb. Artinya, dakwah

tersebut adalah dakwah kepada Islam, dan

aktivitasnya adalah untuk melanjutkan kembali

Page 48: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 48

kehidupan Islam. Tetapi yang mengemban dakwah

Islam dan beraktivitas untuk melanjutkan kehidupan

Islam adalah Hizbut Tahrir. Yang demikian itu karena

masyarakat harus yakin seratus persen dan tidak ragu

sedikit pun, bahwa tidak ada jalan keluar baginya

kecuali dengan Islam, dan tidak ada kehidupan

baginya kecuali dengan mengemban dakwah Islam.

Keyakinan ini setiap saat harus terus ditingkatkan.

Begitu pula, kepercayaan masyarakat kepada Hizb

harus ditanamkan, bahwa Hizb telah dengan baik

mengemban dakwah serta memimpin umat. Oleh

karena itu, Hizb harus tetap menjalin hubungan

dengan masyarakat, dan anggota-anggota Hizb harus

tetap melakukan hubungan dengan masyarakat,

sebagaimana anggota-anggota Hizb itu menjalin

hubungan dengan Hizb.

Hizb juga wajib memahami dan merasakan

bahwa umat secara keseluruhan adalah Hizb,

sebagaimana umat harus menyadari dan merasakan

bahwa Hizb adalah partai mereka dan diri mereka

secara keseluruhan adalah Hizb. Dengan demikian,

umat akan menjadi satu partai secara alami, dan

berjuang dalam satu barisan.

Page 49: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 49

35. Sebagaimana Hizb wajib memahami keadaan

umat, Hizb juga wajib memahami kesadaran penjajah

terhadap dakwah dan terhadap Hizb itu sendiri.

Sebab, penjajah itulah yang mengumumkan

peperangan terhadap Islam dan negara Islam.

Penjajahlah yang telah menghancurkan negara Islam

serta berusaha dengan segala cara untuk

menghalang-halangi lahirnya kembali negara tersebut.

Penjajah juga yang telah mengemban qiyadah fikriyah

yang bertentangan dengan qiyadah fikriyah Islam

serta berusaha untuk mengokohkannya di negeri-

negeri Islam.

Karena Hizb mengemban dakwah Islam

sebagai qiyadah fikriyah yang melahirkan peraturan

kehidupan serta berusaha untuk mendirikan negara

Islam di Dunia Islam dalam rangka mengemban

dakwah Islam ke seluruh dunia, maka wajar dan

sudah pasti penjajah akan menghalang-halangi Hizb,

sekaligus memerangi Hizb dan memerangi Islam.

Karena itu, harus ada kewaspadaan terhadap penjajah

untuk mengetahui metode-metode dan teknik-teknik

kegiatannya.

Kewaspadaan terhadap penjajah telah mampu

menunjukkan, bahwa penjajah akan selalu mengawasi

Page 50: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 50

kaum muslimin, Islam dan gerakan-gerakan Islam.

Pengawasan yang dilakukan penjajah itu sebelumnya

telah memberikan banyak manfaat. Dengan

mengawasi kaum muslimin, kaum penjajah dapat

menundukkan mereka dan menjauhkan mereka dari

pemikiran Islam. Dengan mengawasi Islam, kaum

penjajah dapat memanfaatkanya untuk bisa

memasukkan dan memberikan persepsi-persepsi

Kapitalisme dan Demokrasi kepada kaum muslimin

seraya menyifatinya sebagai persepsi-persepsi Islam.

Dengan mengawasi gerakan-gerakan Islam, penjajah

dapat memanfaatkanya untuk bisa mengubah

gerakan-gerakan itu menjadi gerakan-gerakan

keagamaan dengan persepsi Barat atau gerakan-

gerakan yang berasas patriotisme. Sedang gerakan-

gerakan yang tidak dapat diubah, akan dihancurkan

oleh penjajah. Mereka mengawasi semua itu dari jarak

dekat dengan menggunakan kaca pembesar sehingga

dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh

kebanyakan kaum muslimin.

36. Pengawasan yang dilakukan penjajah terhadap

kaum muslimin, Islam, dan gerakan-gerakan Islam

telah membuat penjajah benar-benar mewaspadai

Page 51: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 51

keberadaan Hizbut Tahrir. Penjajah paham benar

bahwa Hizb merupakan kelompok yang sahih dan

benar di Dunia Islam. Kewaspadaannya terhadap Hizb

ini membuat penjajah terus meningkatkan

kewaspadaannya terhadap Islam sebagai sebuah

ideologi, bukan sebagai agama yang hanya

mengandung aspek ibadah dan akhlak, sebagaimana

yang dia gambarkan kepada kaum muslimin.

Kewaspadaan itu juga menyebabkan penjajah semakin

mewaspadai kaum muslimin ketika penjajah melihat

pengaruh yang nyata dari tsaqafah Hizb dan Hizb itu

sendiri di setiap tempat di mana Hizb ada.

Kewaspadaan ini dalam pandangan banyak orang

dinilai terlalu dini, sebab Hizb belum melewati

nuqthatul ibtida` (titik permulaan dakwah) kecuali

baru beberapa langkah. Hizb juga belum nampak jelas

eksistensinya di tengah masyarakat tempat Hizb

beraktivitas, lalu bagaimana mungkin penjajah lebih

dulu mempunyai kewaspadaan seperti ini?

Akan tetapi, hal itu akan dapat dimengerti oleh

mereka yang paham benar tentang kelicikan dan

tipudaya penjajah terhadap Islam dan kaum muslimin,

tentang ketakutan mereka yang terus menerus

terhadap berdirinya Daulah Islam, dan tentang

Page 52: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 52

kesadaran mereka bahwa Daulah Islam tidak hanya

akan mencabut penjajahan dari akar-akarnya, tetapi

juga akan mengambil alih posisi negara nomor satu di

dunia dan mengemban dakwah kepada setiap

manusia. Mereka yang paham benar akan semua itu

dapat memahami mengapa penjajah yang kafir itu

secara terus menerus mengawasi kaum muslimin

dengan kaca pembesar yakni dapat melihat hal-hal

yang tidak dapat dilihat oleh banyak orang sehingga

penjajah dapat mengetahuinya dan menyiapkan

segala sesuatu untuk menghadapinya.

Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa

di wilayah-wilayah yang ada di bawah

cengkeramannya, penjajah mulai mengendalikan

setiap penguasa dengan berbagai cara agar penguasa

itu melarang peredaran kitab-kitab Islam di negeri-

negeri Islam, menyitanya dari tangan khalayak ramai,

mendobrak rumah-rumah dan menggeledahnya untuk

mencari kitab-kitab itu, lalu merampas dan

membakarnya. Penjajah juga menyetir penguasa agar

melarang perpindahan kaum muslimin di negeri-negeri

mereka, menangkap mereka, membatasi domisili

mereka di tempat-tempat tertentu, serta mengawasi

dan memata-matai mereka. Itu terjadi hanya karena

Page 53: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 53

mereka mengemban qiyadah fikriyah Islam dan

mengajak masyarakat kepada Islam. Dengan

demikian, tidak aneh penjajah yang kafir itu

melakukan semua itu padahal perjalanan dakwah

belum melewati tahap pembinaan dalam halaqah-

halaqah dan kajian di masjid-masjid. Dengan kata lain,

dakwah belum melampaui tahap muhawalah al

mukhathabah (usaha menyeru masyarakat). Yang

demikian itu karena penjajah mengetahui adanya

kekuatan dahsyat yang terkandung dalam Islam untuk

mempengaruhi manusia, lebih-lebih orang Islam.

Mereka menyadari adanya kekuatan dahsyat

dalam diri orang-orang yang mengimani Islam, yakni

pengaruh Islam terhadap mereka yang mengalami

perombakan total dalam pemikiran dan perasaan.

Maka dari itu, kaum penjajah berusaha dengan sekuat

tenaga untuk menghalang-halangi keberhasilan

dakwah Islam dan berdirinya Daulah Islam.

37. Oleh karena itu, Hizb wajib mewaspadai penjajah

serta berhati-hati dengan pelbagai metode dan taktik

yang mereka gunakan dalam menjalankan

aktivitasnya. Hizb harus membongkar semua itu

kepada segenap orang dan mengajak umat secara

Page 54: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 54

keseluruhan untuk waspada terhadap penjajah yang

kafir berikut metode dan taktik geraknya. Hizb wajib

pula memahami ketika dia berada pada titik tolak

perjalanan dakwah (nuqthatul inthilaq) bahwa dia

harus mulai menyerang penjajah. Sebab Hizb akan

menyeru masyarakat, mengadopsi kemaslahatan

mereka, serta membongkar strategi penjajah. Dalam

kondisi seperti ini, penjajah tidak akan berpangku

tangan, terutama ketika strategi-strateginya

dibongkar. Maka dari itu, dalam keadaan seperti itu

akan terjadi friksi secara langsung dengan penjajah

yang kafir, yang kemungkinan akan membuat

penjajah mencoba mengobarkan konflik (clash) untuk

melawan Hizb. Dalam hal ini, penjajah telah

menyiapkan diri untuk membuat kaum muslimin saling

berperang melawan sesama muslim. Penjajah telah

menetapkan hal ini sebagai strateginya, sehingga

mereka akan merekayasa kelompok-kelompok dari

rakyat negeri-negeri Islam untuk bertarung melawan

Hizb. Penjajah akan bersungguh-sungguh

menjalankan strateginya ini. Penjajah tidak akan turun

tangan langsung menghadapi Hizb kecuali dalam

kondisi mendesak, atau ketika penjajah telah terpukul

mundur sampai di parit-parit bagian belakang yang

Page 55: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 55

dimilikinya dengan membawa senjata terakhir yang

dimilikinya.

Dengan demikian, Hizb wajib menghindari

konflik dengan penduduk negeri-negeri Islam dan

berupaya agar konflik yang terjadi adalah antara

penjajah melawan umat secara keseluruhan, bukan

melawan Hizb saja. Oleh sebab itu, Hizb harus

menjadikan umat secara keseluruhan sebagai Hizb.

Hizb harus meleburkan umat dengan Islam,

membuatnya percaya penuh kepada Hizb,

menanamkan ketaatan yang sadar kepada Hizb, serta

memimpin mereka kepada Hizb dan kepada ideologi

yang diemban Hizb, yaitu Islam. Dengan demikian,

umat akan berjalan dalam satu barisan yang terbentuk

dari kesadaran dan pemahaman, serta mempunyai

kekuatan dan daya dorong layaknya badai taufan yang

dapat menyapu segala sesuatu. Pertempuran yang

hakiki akan berkobar antara umat bahkan seluruh

penduduk negeri-negeri Islam melawan penjajah

yang kafir hingga semua bekas-bekas penjajahan

dapat dihapuskan.

Perubahan pihak yang bertempur, yang semula

antara Hizb melawan penjajah menjadi antara

penduduk negeri Islam melawan penjajah, akan

Page 56: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 56

berlangsung secara pasti dan alami. Ini menuntut Hizb

untuk membongkar kepada umat sikap permusuhan

yang keji yang bersarang di dada musuh umat yang

telah menjajah mereka. Hizb harus membongkar pula

berbagai konspirasi jahat yang direkayasa penjajah

yang kafir untuk menentang umat serta berbagai tipu

muslihat yang licik yang diarahkan kepada umat, yang

tujuannya adalah untuk menghinakan umat,

memusnahkan mereka, dan menghancurkan ideologi

mereka.

Dengan demikian, umat secara keseluruhan

bersama-sama Hizb telah memikul tugas mengemban

dakwah Islam dan melanjutkan kehidupan Islam

dengan jalan mendirikan Daulah Islam dan

memusnahkan semua rintangan yang menghalangi

berdirinya Daulah Islam. [ ]

Page 57: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 57

TITIK TOLAK

PERJALANAN DAKWAH

HIZBUT TAHRIR

Page 58: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 58

Judul Asli : Nuqthatul Inthilaq

Dikeluarkan oleh : Hizbut Tahrir, 1957

Edisi Indonesia

Judul : Titik Tolak Perjalanan Dakwah

Hizbut Tahrir

Penerjemah : Muhammad Maghfur

Penyunting : Muhammad Shiddiq Al Jawi

Penata Letak : Ahmad Hanafi

Desain Sampul : Abdullah Fanani

Penerbit : Pustaka Thariqul ‘Izzah

Jl. Prof. Lafran Pane (RTM) No. 39 Depok16951

Telp. (021) 8703442

Page 59: Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir

Nuqthatul Inthilaq 59

arab