TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR...

73
TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR KECAMATAN AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP PADA PILKADA SERENTAK 2015 SKRIPSI DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: AHMAD FATHONI FAUZAN NIM. 11370041 PEMBIMBING: DR. AHMAD PATTIROY, M. AG PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018

Transcript of TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR...

Page 1: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR

KECAMATAN AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP

PADA PILKADA SERENTAK 2015

SKRIPSI

DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH

DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM

ILMU HUKUM ISLAM

OLEH:

AHMAD FATHONI FAUZAN

NIM. 11370041

PEMBIMBING:

DR. AHMAD PATTIROY, M. AG

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

ii

ABSTRAK

Pilkada serentak pada 09 Desember 2015 lalu merupakan tonggak sejarah

baru perjalanan demokrasi di Indonesia. Sebagai praktik demokrasi yang baru,

Pilkada serentak merupakan momentum politik untuk menentukan pemimpin

daerah yang representatif. Praktik demokrasi yang terjadi di Desa Ambunten

Timur, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep pada pilkada serentak tahun

2015 masih terkungkung dalam pusaran ikatan primordialisme dan mitos-mitos,

yakni masih menguatnya hubungan patronase masyarakat kepada kiai. Hal inilah

yang kemudian mengilhami penelitian ini dengan mengemukakan dua pertanyaan

mendasar yakni; bagaimana tipologi masyarakat pada pilkada serentak tahun

2015, dan indikator apa saja yang membentuk dari tipologi itu?

Penelitian Tipologi Masyarakat Desa Ambunten Timur, Kecamatan

Ambunten, Kabupaten Sumenep Pada Pilkada Serentak 2015 merupakan

penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif untuk

menganalisa sekaligus memberi gambaran secara mendalam (thick description)

mengenai suatu individu, keadaan, gejala, kelompok, dan masyarakat. Penelitian

ini merupakan studi kasus yang mengambil lokasi di Desa Ambunten Timur

dalam mempelajari tipologi masyarakat berdasarkan preferensi politiknya. Dan

untuk mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi preferensi tersebut,

maka penulis menggunakan teori patron client dan ashabiyah sebagai dasar pisau

analisis, serta teori pendukung lainnya.

Dinamika politik yang berubah-ubah, berbanding lurus dengan berubah-

ubahnya prinsip politik seseorang dalam memilih kandidat politik. Hal ini

merupakan kondisi situasional dalam politik. Dari hasil temuan penelitian di

lapangan menunjukkan bahwa terdapat berbagai varian tipologi pemilih dalam

memilih kandidat politik tertentu atas dasar motif yang melatarbelakanginya.

Terdapat indikator yang menjadi dasar pijakan pilihan masyarakat dalam memilih

yakni, karena “trauma politik” yang mengedepankan aspek rasionalitas dengan

melihat track record sang calon, legitimasi otoritas kharisma pribadi sang kiai,

sebagai bentuk timbal-balik (symbiosis mutualism) atas jasa-jasa sosial kiai,

tersedianya lembaga pendidikan non-formal yang bersifat keagamaan, dan faktor

kesenian. Berdasarkan indikator-indikator ini, sehingga penulis berkesimpulan

bahwa macam-macam tipologi masyarakat Desa Ambunten Timur pada pilkada

serentak tahun 2015 terdapat beberapa jenis tipologi, diantaranya adalah; (1)

Tipologi Ijtihad (rational), (2) Tipologi Ijma‟ (ideology), (3) Tipologi Taqlid

(konservatif atau traditional).

Kata Kunci: Tipologi Masyarakat, Pilkada Serentak, Patronase, Kiai

Page 3: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah
Page 4: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah
Page 5: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah
Page 6: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

vi

MOTTO

مسة مسثخ ب فس هللا ع مسة اىد مسثخ ؤ فس ع

اخسح ب ف اىد عسس سس هللا عي س عيى س خ، .اىقب

(حد ج اث س زسح زض هللا ع)

“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mu'min di dunia,

maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat.

Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka

Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.”

(HR. Abu Hurairah R.A.)

“Dalam hal kedermawanaan dan membantu orang lain, jadilah seperti

sungai yang terus mengalir tiada henti tanpa mengharap kembali.

Bukankah satu kebaikan yang kita tanamkan akan menjadi sebuah

pohon kebaikan. Dari sebuah pohon kebaikan tersebut akan muncul

buah kebaikan yang tak terhitung jumlahnya.”

(Jalaluddin Rumi)

Page 7: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan khusus kepada kedua orangtuaku tercinta H.

Moh. Syaikho dan As‟adah serta orangtua angkatku H. Baidawi dan Hj.

Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah di

kota istemwa Yogyakarta. Dengan segenap ketulusan dan keikhlasan, kalian telah

melahirkan sekaligus membesarkanku mulai dari kanak-kanak hinga menjadi

dewasa seperti yang kalian lihat saat ini.

Ini bukanlah awal, juga bukan akhir dari segala-galanya. Jalan terjal dan

berliku setia menghadangku setiap waktu. Tapi, bukankah semua cobaan itu

hanya semata-mata datang dari Allah? Maka dengan mengharap ridha-Nya serta

bersandar kepada-Nya pula akan kugapai semua angan dan cita-citaku. Tentu

tidak ada tujuan lain selain ingin membahagiakan kedua orangtuaku.

Selanjutnya, persembahan skripsi ini ditujukan kepada saudara-saudaraku

yang sangat aku sayangi. Mereka adalah Syamsuddiniyah dan Mohammad

Fathollah yang tidak hanya menjadi saudara kandungku, bahkan lebih dari itu

sebagai sahabat disaat aku masih kanak-kanak yang dengan sabar menghiburkku

sampai terkekeh-kekeh. Dan berkat dorongan semangat kalian juga skripsi ini

dapat diselesaikan. Tak lupa pula, kupersembahkan skripsi ini kepada seluruh

keluargaku-keluargaku Bani Hasyim dan Bani Fauzan.

Yang terkahir, kupersembahkan skripsi maha karya penulis ini kepada

almamater tercinta Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Semoga bermanfaat!

Page 8: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

05936/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

أ

ة

د

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ز

ش

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

Alîf

Bâ‟

Tâ‟

Sâ‟

Jîm

Hâ‟

Khâ‟

Dâl

Zâl

Râ‟

Zai

Sin

Syin

Sâd

Dâd

Tâ‟

Zâ‟

„Ain

Gain

Fâ‟

Qâf

Tidak dilambangkan

b

t

ś

j

kh

d

ż

r

z

s

sy

g

f

q

Tidak dilambangkan

be

be

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

Page 9: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

ix

ك

ه

ء

ي

Kâf

Lâm

Mîm

Nûn

Wâwû

Hâ‟

Hamzah

Yâ‟

k

l

m

n

w

h

ʼ

Y

ka

ˋel

ˋem

ˋen

W

Ha

apostrof (ʼ)

ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap

تعد دح

عدح

Ditulis

Ditulis

Muta‟addidah

„iddah

C. Ta’ Marbûíţah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h

حنخ

عيخ

Ditulis

Ditulis

Hikmah

„illah

(Ketentuan ini tidak diberlakukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam Bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis h.

االىبء مساخ Ditulis Karâmah al-auliyâ‟

Page 10: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

x

3. Bila ta‟ marbûíţah hidup atau dengan harkat, fatĥah, kasrah, dan dammah,

maka ditulis „t‟ atau „h‟.

Ditulis Zakâh al-fiţri شمبحاىفطساح

D. Vokal Pendek

(ــــــ)

فعو

(ــــــ)

ذمس

(ــ )

رت

fatḩah

kasrah

ḍammah

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

a

fa‟ala

i

żukira

u

yażhabu

E. Vokal Panjang

1.

2.

3.

4.

Fatḩah + alif

جبيخ

fatḩah + ya‟ mati

تسى

kasrah + ya‟ mati

مس

ḍammah + wâwû

فسض

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

â

jâhiliyyah

â

tansâ

î

karîm

û

furûḍ

Page 11: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xi

F. Vokal Rangkap

1.

2.

fatḩah + ya‟ mati

ثن

fatḩah + wâwû mati

قه

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

أأت

أعدد

ىئشنست

Ditulis

Ditulis

Ditulis

a‟antum

u‟iddat

la‟in syakartum

H. Kata Sandang Alif+Lam

1. Bila diikuti huruf qomariyah ditulis dengan menggunakan huruf „l‟.

اىقسأ

اىقبس

Ditulis

Ditulis

al-Qur‟an

al-Qiyas

2. Bila diikuti huruf syamsiyah ditulis dengan menggunakan huruf syamsiyah

yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el)-nya.

ااسبء

ااشس

Ditulis

Ditulis

as-Samâ‟

asy-Syams

Page 12: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xii

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذىبافسض

أالاسخ

Ditulis

Ditulis

Żawî al-furûḍ

Ahl as-Sunnah

J. Pengecualian

Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:

1. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat dalam

kamus umum Bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur‟an, hadis, mazhab,

syariat, dan lafaz.

2. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh

penerbit, seperti judul buku al-Hijab.

3. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara

yang menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri

Soleh.

4. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab, misalnya Tiko,

Hidayah, dan Mizan.

Page 13: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xiii

KATA PENGANTAR

إ اىحد هلل، حد، ستع، ستغفس، عذ ثبهلل شسز أفسب سئبد أعبىب، د هللا

فال ضو ى، ضيو فال بدي ى، أشد أال إى إال هللا، حد ال شسل ى، أشد أ حدا عجد

بثعد زسى. أ

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehinga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan dan

hambatan. Namun demikian, penulis sadari dengan sepenuh hati bahwa ini

semata-mata merupakan pertolongan dari Allah SWT.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada

junjungan baginda Nabi Muhammad SAW sebagai figur suri teladan bagi ummat

manusia yang patut dijadikan panutan.

Skripsi yang berjudul Tipologi Masyarakat Desa Ambunten Timur,

Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Pada Pilkada Serentak 2015 tidak

akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun ingin

menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., rektor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Agus Muh. Najib, S. Ag., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Drs. H. Oman Fathurohman SW., M.Ag. Selaku kajur Hukum Tata

Negara Islam yang telah menyetujui pengajuan judul skripsi ini.

4. Siti Jahroh, S.H.I., M. SI., selaku dosen pemimbing akademik yang

telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan maupun masukan

dalam skripsi ini serta senantiasa setiap waktu memberikan semangat

untuk menyegarakan wisuda.

Page 14: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xiv

5. Dr. Ahmad Pattiroy, M. Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang

senantiasa memberikan masukan dan motivasi dalam proses

pengerjaan skripsi ini hingga selesai. Berkat beliaulah penulis tertarik

untuk meneliti kajian sosial-politik masyarakat di Desa Ambunten

Timur yang memiliki keanekaragaman budaya dan keseniannya. Serta

tak lupa pula, berkat jasa-jasa beliau penulis bisa mendapatkan

honorarium karya tulisan yang pernah dimuat di media massa dari

Fakultas Syariah dan Hukum sehingga penulis mampu memenuhi

kebutuhan hidup selama beberapa semester.

6. Segenap jajaran dosen, staf tata usaha, karyawan, selaku TU Jurusan

Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah

7. Ayahanda tercinta, H. Moh. Syaikho dan H. Baidawi yang telah

mengajarkan tentang ketekunan dan kesabaran serta banyak hal

tentang kehidupan. Ibunda tercinta, As‟adah dan Hj. Nurkamilah, yang

sedari kecil telah mengajarkan cinta dan kehidupan. Ucapan terima

kasih yang tidak terhingga karena kasih sayang dan perjuangan keras

beliau yang tidak kenal lelah untuk mendidik dan membesarkanku.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa membalas kebaikan-kebaikanmu.

8. Kedua saudaraku, Syamsuddiniyah dan Mohammad Fathollah yang

dengan setia menjadi sahabat hidup terbaik saat kecil hingga dewasa.

Tak ada kata selain selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga kesetiaan ini tak lekang oleh waktu, dan Allah beserta Rasul-

Nya menyertai kalian.

9. Seluruh informan tanpa terkecuali yang ada di Desa Ambunten Timur,

Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk diwawancarai dan berkenan untuk berdiskusi

dan berbagi cerita, dan lain sebagainya.

10. Bunda Maya Very Oktavia yang telah mengganti tongkat estafet

kepemimpinan KH. Zainal Arifin Thoha (alm.) selaku pengasuh

pondok PP. Mahasiswa Hasyim Asy‟ari atau pondok KUTUB yang

Page 15: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xv

telah banyak melahirkan penulis-penulis besar kondang. Tak lupa pula

sahabat-sahabat seperjuanganku di pondok, Maughfur (kepala dukuh

pondok), Mahrus Busyet, Taufiq Afiqulaini (alm.), Ahmad Naufil,

Diyanto, Alunk S. Tohank, Azam Tanjalil Anfal, Ahmad, Syaifa

Abidillah, Muafiqul Kholid, Ridhafi Ashah Atalka, beserta nama-nama

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Dan juga ucapan

terima kasih kepada senior-senior KUTUB yang bersedia membimbing

dan berbagi pengalam terkait dunia kepenulisan, Bernando J. Sujibto,

Ainur Rasyid (Nik Rasyid), M. Sanusi dan Yusrianto Elga, Budi

Santoso, Muhlis Amrin, Mahwi Air Tawar, Kak Rusdi, Mas Ghannoe,

Fathorrahman Hasbul, Gugun El-Guyanie, Lukman Santoso,

Muhammadun, Muhibuddin, Najanuddin (Najah), beserta nama-nama

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

11. Guru-guru pembimbing rohani dan spritual penulis, Habib Abdillah

Al-Haddad, Habib Usman Al-Barakwan, K.Kuswaidi Syafi‟i (penyair

sekaligus pengasuh PP. Maulana Rumi Sewon, Bantul, Yogyakarta)

beserta santri-santrinya, KH. Taifur Ali Wafa (Pengasuh PP. Assadad

Ambunten Timur), KH. Unais Ali Hisyam (PP. Aswaja Ambunten),

dan lain sebagainya.

12. Sahabat-sahabat jurnalis seangkatanku di Lembaga Pers Mahasiswa

Advokasia Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Moh.

Ariyanto, Anas, Fauzan, Darul Hurmah, dan lain-lain.

13. Sahabat-sahabat aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Ashram Bangsa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

angkatan 2011, Faizi Zain (ketua cabang PMII DIY), Ariyanto, Bahrur

Rosi, Buzairi, Musyfiq, Hamzah Karim, dan lain-lain.

14. Sahabat-sahabat Lembaga Bina Muda Indonesia (LBMI) Yogyakarta

dan Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Yogyakarta, serta kawan-kawan

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Aliansi Jurnalis Independent

(AJI), Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Yogyakarta,

Yamaha Vixion Club (YVCI), dan lain sebagainya.

Page 16: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xvi

15. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu yang

telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian penelitian ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan saudara-saudara semua.

Demikian yang penyusun bisa sampaikan, atas kekurangan dan

ketidaksempurnaan skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyusun,

sehingga sangat menanti kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat

menyemarakkan khazanah keilmuan yang kian hari semakin pesat dan

berkembang, serta dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Amin.

Yogyakarta, 01 Mei 2018

Penyusun,

Ahmad Fathoni Fauzan

NIM. 11370041

Page 17: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ v

MOTTO ......................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... xiii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xvii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 5

D. Kajian Pustaka .................................................................. 6

E. Kerangka Teori ................................................................. 9

F. Metode Penelitian ............................................................. 16

G. Sistematika Pembahasan .................................................. 19

BAB II: KONSEP TIPOLOGI DAN MACAM-MACAMNYA

A. Pengertian Tipologi .......................................................... 22

B. Macam-macam Tipologi ................................................... 24

Page 18: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xviii

1. Tipologi Konstitusi .................................................... 24

2. Tipologi Tempramen ................................................. 27

3. Tipologi Berdasarkan Nilai-nilai Kebudayaan .......... 28

C. Konsep Tipologi dalam Politik ......................................... 30

BAB III: GAMBARAN UMUM DESA AMBUNTEN TIMUR,

KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

A. Sejarah Penamaan Desa ................................................... 34

B. Letak dan Kondisi Geografis .......................................... 36

C. Kondisi Demografis ........................................................ 38

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 38

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkatan Usia ........ 38

D. Kondisi Perekonomian dan Pendidikan .......................... 40

1. Mata Pencaharian Penduduk ..................................... 40

2. Tingkat Pendidikan Penduduk ................................... 41

E. Pola Pemukiman Penduduk ............................................. 44

F. Corak Keagamaan Masyarakat ........................................ 46

G. Corak Kebudayaan Masyarakat ...................................... 48

H. Corak Berpolitik Masyarakat ........................................... 51

I. Kesadaran Politik Masyarakat Pada Pilkada

Serentak 2015 .................................................................. 53

BAB IV: ANALISIS TERHADAP TIPOLOGI MASYARAKAT

DESA AMBUNTEN TIMUR PADA PILKADA

SERENTAK TAHUN 2015

Page 19: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

xix

A. Patronase Agama dalam Dinamika Politik Masyarakat ... 57

1. Pola Interaksi Masyarakat dengan Kiai ..................... 58

2. Simbol dan Instrumen Interaksi Kiai dengan

Masyarakat ................................................................. 66

B. Tipologi Masyarakat Berdasarkan Preferensi Politik ...... 73

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 87

B. Saran dan Rekomendasi ................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 20: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi Indonesia memasuki babak baru. Hal ini ditandai

dengan terselenggaranya pemilihan kepala daerah secara serentak (pilkada

serentak) pada 09 Desember 2015 yang berlangsung di 269 daerah di

seluruh Indonesia. Pilkada serentak merupakan tonggak sejarah pertama

demokrasi Indonesia. Dinamika politik dan polemik perihal sistem yang

ideal pemilihan kepala daerah turut serta mengiringi proses perjalanan

panjang di dalamnya.

Sebagai praktik demokrasi yang tergolong baru, kehadiran pilkada

serentak bisa menjadi pilar yang bersifat memperkukuh bangunan

demokrasi secara nasional. Karena esensi dari demokrasi itu sendiri,

menurut Abraham Lincoln, adalah government of the people, by the

people, and for the people.1 Dengan hadirnya sistem pilkada serentak ini

diharapkan mampu untuk meminimalisasi pengeluaran anggaran dana

yang terlalu besar. Disamping itu, pilkada serentak juga menunjukkan

adanya peningkatan kualitas demokrasi dalam upaya mencari pemimpin

daerah yang representatif.

Pilkada serentak yang berlangsung di Desa Ambunten Timur,

Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep pada tahun 2015 diikuti oleh

1 Andrew Heywood, Politic, (Amerika Serikat: Palgrave Foundation, Cet.II,

2002), hlm. 68.

Page 21: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

2

dua kandidat calon. Pasangan calon nomor urut 1 ditempati oleh Dr. KH.

A. Busyro Karim, M. Si. dan Achmad Fauzi yang diusung oleh PKB dan

PDIP. Sedangkan nomor urut 2 ditempati oleh Dr. Ir. H. Zainal Abidin,

MM., ME. dan Hj. Dewi Khalifah, SH., MH. yang diusung oleh Partai

Demokrat, PAN, Partai Gerindra, PKS, Partai Hanura, PBB, Golkar, dan

PPP. Sedangkan untuk jumlah daftar hadir warga yang menggunakan hak

pilih sebanyak berjumlah 1.5242. Berdasarkan hasil rekapitulasi pada

pelaksanaan pilkada serentak di Desa Ambunten Timur, pasangan nomor

urut 2 H. Zainal Abidin dan Hj. Dewi Khalifah unggul di 10 TPS dan

dinyatakan sebagai pemenang. Pasangan nomor urut 2 memperoleh suara

berjumlah 944 suara (62,35%), sedangkan pasangan nomor urut 1

memperoleh suara 570 suara (37,65%).

Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan, praktik demokrasi

yang terjadi di Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Kabupaten

Sumenep, pada saat pilkada serentak tahun 2015, sebetulnya masih

terkungkung dalam pusaran ikatan primordialisme dan mitos-mitos. Tidak

jauh berbeda dengan daerah-daerah di Madura lainnya. Menguatnya pola

hubungan patronase masyarakat ini kepada kiai menjadi legitimasi atas

kepemimpinannya yang absolut. Sebagai implikasinya, masyarakat hanya

mendengar dan patuh kepada kiai. Hal ini sesuai dengan falsafah Madura,

2 Arsip website Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kabupaten Sumenep, daftar

pasangan calon, partai pendukung, dan hasil rekapitulasi surat suara kelurahan Ambunten

Timur, 23 Agustus 2016.

Page 22: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

3

yakni bhuppa‟ bhabhu‟ ghuru rato3 dan prinsip andhap ashor.

4 Secara

hierarkis, kepatuhan-kepatuhan sosial masyarakat Madura menempatkan

posisi kiai pada urutan kedua setelah orangtua (bhuppa‟ dan bhabhu‟).

Dalam pandangan masyarakat, sosok kiai di sini sering lebih

dihormati, mungkin karena kekuatan kharisma pribadi serta disebabkan

oleh anggapan kesalehan sang kiai yang tidak mementingkan masalah

keduniawian. Petunjuk mencari kerja, niat membangun rumah, pengarahan

pergi berimigrasi, izin melakukan perjodohan, dan terkadang bahkan

dukungan moral untuk bercarok, bahkan juga dalam hal politik praktis

selalu dilaksanakan sesudah adanya restu, persetujuan, ataupun pandangan

sang kiai.5

Bila melihat fenomena tersebut, hal ini tentu bertolak belakang

dengan prinsip dan sistem demokrasi yang berlaku selama ini. Sistem

demokrasi secara tidak langsung menempatkan rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi. Ide tentang pemerintahan rakyat berangkat dari

asumsi bahwa seluruh manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan

nasib dan masa depannya sendiri. Dengan kedua hal yang berharga

tersebut, manusia dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk.

3 Falsafah Madura mengenai kepatuhan dan rasa hormat secara hierarkis pada

figur-figur utama. Bagi orang Madura pada umumnya pertama-tama harus menghormati

dan mematuhi kedua orangtuanya, kemudian ghuru (kiai atau guru), dan kepada rato (raja

dan pemimpin formal atau atau yang biasa disebut birokrasi).

4 Andhap ashor adalah istilah Madura untuk menunjukkan sikap tatakrama atau

sopan santun oleh setiap individu kepada individu yang lainnya.

5 Mien Ahmad Rifai, Manusia Madura, (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), hlm.

109.

Page 23: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

4

Dengan bekal akal manusia diberi hak kebebasan untuk berfikir serta

menentukan mana yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri tanpa adanya

intervensi orang lain.

Nilai klasik dari demokrasi umumnya ditakar dari seberapa besar

kesadaran rakyat berpartisipasi dalam memberikan suaranya pada sebuah

pemilihan umum (pemilu).6 Namun, realitas rakyat sebagai konstituen

dalam memilih kontestan politik adalah dimensi yang sangat kompleks.

Konstituen atau masyarakat memiliki jenis tipologi masing-masing dalam

mengambil keputusan untuk menentukan pilihannya. Setidaknya, selama

ini ada tiga faktor yang mempengaruhi untuk memilih dan tidak memilih

dalam pemilu7, yakni identitas dan kesolidan partai, kemampuan partai

dalam menjual isu kampanye, dan penampilan kandidat. Selanjutnya,

berdasarkan orientasi pilihan politik, Firmanzah mengemukakan orientasi

pemilih menjadi dua jenis, yaitu atas orientasi policy problem solving, dan

orientasi ideology.8

Berangkat dari pemahaman dan fakta hasil observasi awal seperti

dikemukakan di atas, maka peniliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Tipologi Masyarakat Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten,

Kabupaten Sumenep Pada Pilkada Serentak 2015”. Penelitian tipologi ini

6 Suryana Aminuddin, Perilaku Politik di Indonesia, dalam Jurnal ASPIRASI,

Vol.1 No.2, Februari 2011. FISIP UNWIR Indramayu. hlm. 1.

7 Sobirin Malian. Menakar Loyalitas dan Volatilitas Pemilih Pada Pemilu 2004

(dalam Jumal UNISIA No.51/XXVII/I/2004). Yogyakarta: UNISIA. Hlm. 81-82.

8 Firmanzah, Marketing Politik: antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta:

Yayasan Obor, 2012), hlm. 113.

Page 24: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

5

merasa penting dilakukan untuk menemukan sekaligus mengungkap

karakter-karakter masyarakat sebagai subjek politik pada pilkada serentak

2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana tipologi masyarakat Desa Ambunten Timur Kecamatan

Ambunten Kabupaten Sumenep Madura pada pilkada serentak tahun

2015 menurut perspektif Siyasah?

2. Apa yang melatarbelakangi dan menjadi faktor dasar atas terbentuknya

tipologi masyarakat di Desa Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten,

Kabupaten Sumenep pada pilkada serentak tahun 2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan mengeksplorasi kondisi tipologi

masyarakat Desa Ambunten Timur Kecamatan Ambunten Kabupaten

Sumenep Madura pada pilkada serentak tahun 2015.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin didapat dari penelitian ini adalah:

Page 25: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

6

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

besar khazanah keilmuan maupun pemikiran bagi perkembangan

ilmu politik dan ilmu sosial, kajian antropologi politik serta

tipologi.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai kondisi tipologi kehidupan masyarakat Desa Ambunten

Timur Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep dalam

berpolitik supaya dapat memberikan pencerahan dan gambaran

yang komprehensif.

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merasa sangat penting dilakukan peneliti guna

menghindari adanya bentuk kesamaan maupun plagiasi dalam penelitian,

dan untuk memperkaya serta menambah wawasan. Beberapa penelitian

yang sejenis dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Muarif dengan

judul “Analisa Perilaku Pemilih dalam Memilih Calon atau Peserta

Pemilu di Kabupaten Sampang (Studi Kasus Pemilu Legislatif dan Pemilu

Presiden Tahun 2014)” bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Sampang dan Komisi Independen Pemantau Pemilu Kabupaten

Sampang tahun 2015. Penelitian tersebut berangkat dari penyelenggaraan

Page 26: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

7

pemilu legislatif dan pemilu presiden pada tahun 2014 yang menjadi

momentum yang tepat untuk mengukur kualitas pemilih dikarenakan

kedua pemilu tersebut sama-sama dilaksanakan secara langsung, serentak

dan nasional. Penilitian dengan model metode kuantitaf deskriptif ini

menggunakan dasar teroi behavior (perilaku politik) dalam memilih

kontestan. Dari hasil temuan penelitian tersebut, dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan bahwa perilaku pemilih dipengaruhi oleh variabel-

variabel citra sosial, identifikasi partai, citra kandidat, isu dan kebijakan

politik, peristiwa-peristiwa tertentu dan faktor-faktor epistemik, sehingga

kemudian berpengaruh terhadap perilaku pemilih pada pemilu legislatif

dan pemilu presiden di Kabupaten Sampang tahun 2014.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti ISNU (Ikatan

Sarjana Nahdlatul Ulama) Sumenep dengan judul “Tingkat Melek Politik

Warga Kabupaten Sumenep” disampaikan kepada Komisi Pemilihan

Umum (KPU) Kabupaten Sumenep (2015). Penelitian tersebut berangkat

dari suatu pemahaman bahwa melek politik warga Sumenep begitu urgen

adanya dalam aktivitas pemilu, dan menjadi tanggung jawab dari

KPU/KPUD untuk meningkatkannya. Jenis penelitian tersebut adalah

kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Adapun teori yang digunakan

dalam penelitian tersebut adalah teori perilaku politik dan kosep

kepemimpinan dalam islam. Sedangkan kesimpulan dari penelitian

tersebut adalah taraf melek warga Sumenep berada pada level sedang, dan

Page 27: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

8

faktor yang mempengaruhi adalah dari pengalaman, buku-buku,

sosialisasi, adanya banner dari calon-calon, dan lain sebagainya.

Ketiga, skripsi karya Tola’ Imam, mahasiswa Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2015) dengan judul

“Dinamika Preferensi Politik Masyarakat Desa Banmaleng Kecamatan

Giligenting Kabupaten Sumenep Terhadap Partai Politik Islam”.

Penelitian tersebut berangkat dari perubahan kultur yang terjadi di

masyarakat Desa Banmaleng dalam dinamika preferensi politik Islam

yang mayoritas penduduknya menganut nilai-nilai ortodoksi ahlusnnah

wal-Jama‟ah yang berafiliasi ke organisasi NU. Penelitian ini merupakan

penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif

dengan menggunakan teori “perubahan sosial” Ibnu Khaldun. Dari hasil

temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadinya perubahan

kultur dalam masyarakat Madura sangat berkorelasi terhadap sikap dan

perilaku masyarakat di dalam merespon, dan memutuskan setiap

pilihannya. Pilihan politik mereka bukan lagi berpatokan pada partai

Islam, melainkan cara yang rasional yang ditempuh.

Keempat, skripsi karya Mukhyiddin, Mahasiswa Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2016) dengan judul

“Perilaku Pemilih Pilkada Serentak 2015 dalam Perspektif Siyasah (Studi

di Dusun Pugeran Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman Yogyakarta)”. Penelitian tersebut berangkat dari

pemahaman bahwa setiap individu dalam memilih pemimpin memiliki

Page 28: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

9

kriteria masing-masing karena kebudayaan masyarakat Pugeran

bermacam-macam dilatarbelakangi oleh banyaknya pendatang. Jenis

penelitian tersebut adalah penelitian lapangan (field research) yang

bersifat deskriptif-analitik dengan menggunakan teori siyasah syar‟iyyah

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Dusun

Pugeran dalam memilih pemimpin memiliki kriteria yang sesuai dengan

teori. Yuni Satya Rahayu dianggap sebagai calon yang paling layak

menduduki jabatan bupati Sleman oleh masyarakat Dusun Pugeran.

Sejauh pengamatan peneliti dari berbagai literatur, baik skripsi,

jurnal, dan lain sebagainya, penelitian yang secara spesifik membahas

tentang tipologi sangat minim, khusunya tentang tipologi masyarakat di

Desa Ambunten Timur dalam berpolitik. Oleh karenanya, menjadi suatu

hal yang menarik bagi peneliti untuk menelitinya. Karena dengan

dimikian, penulisan penelitian ini bisa mengeksplorasi secara mendalam

tentang tipologi masyarakat di Desa Ambunten Timur Kecamatan

Ambunten Kabupaten Sumenep pada pilkada serentak tahun 2015.

E. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini tidak bersifat apriori hanya untuk memilih

teori tertentu sebagai satu-satunya landasan analisis upaya memperoleh

suatu deskripsi mendalam (thick description) tentang tipologi masyarakat.

Namun, setidaknya teori-teori yang akan dijadikan acuan dalam penelitian

ini adalah yang mempunyai relevansi dengan topik penelitian. Kerangka

Page 29: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

10

teori dasar yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti sebagai pisau

analisis adalah sebagai berikut:

1. Teori Patron Client

Masyarakat (society) adalah golongan besar atau kecil yang

terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya

bertalian secara golongan dan merupakan sistem sosial yang saling

memengaruhi satu sama lain. Dengan demikian, hidup bermasyarakat

merupakan bagian integral karakteristik dalam kehidupan manusia.

Kita tidak dapat membayangkan, bagaimana jika manusia tidak

bermasyarakat. Sebab sesungguhnya individu-individu tidak dapat

hidup dalam keterpencilan sama sekali selama-lamanya karena

manusia itu adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan satu sama

lain untuk bertahan hidup dan untuk hidup sebagai manusia.9

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan terdapat beragam pola

atau bentuk hubungan yang dikenal dengan istilah relasi (public

relation). Hubungan-hubungan tersebut tumbuh dan terjalin serta

berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Sebagai implikasi tersebut

maka terbentuk struktur dan sistem sosial yang termanifestasi berupa

stratifikasi sosial (social stratification) yang menciptkan berbagai tipe-

tipe karakter atau watak yang melekat dalam diri masing-masing

individu. Hubungan dalam masyarakat yang terjalin sejak lama itu,

9 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 136.

Page 30: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

11

sebagaimana dinyatakan oleh James Scott yang dikutip oleh Heddy

Shri Ahimsa Putra cenderung menimbulkan patron klien. Scott

mengungkapkan bahwa:

“… a special case of dyadic (two person) tie, involving a

largely instrumental friendship in which an individual of higher socio

economic status (patron) uses his own influence and resources to

provide protection or benefit or both, for a person of a lower status

(client) who for his part reciprocates by offering general support and

assistance, including personal services, to the patron”

(… suatu kasus khusus hubungan anatara dua orang yang

sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, di mana

seseorang yang lebih tinggi kedudukan sosial ekonominya (patron)

menggunakan pengaruh dan sumber daya yang dimilikinya untuk

memberikan perlindungan atau keuntungan atau kedua-duanya kepada

orang yang lebih rendah kedudukannya (klien), yang pada gilirannya

membalas pemberian tersebut dengan memberikan dukungan yang

umum dan bantuan, termasuk jasa-jasa pribadi, kepada patron)10

Istilah patronase dalam istilah ilmu-ilmu sosial lebih banyak

dikaitkan dengan birokrasi sehingga dikenal birokrasi patrimonial.

Dalam birokrasi patrimonial ini serupa dengan lembaga perkawulan, di

mana patron adalah gusti dan kawula tersebut bersifat ikatan pribadi,

10

Heddy Shri Ahimsa Putra, Minawang: Hubungan Patron-Klien di Sulawesi

Selatan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), hlm. 2.

Page 31: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

12

implisit dianggap mengikat seluruh hidup, seumur hidup, dengan

loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan.11

Sementara, menurut Philipus, kata patron berasal dari bahasa

latin pater yang berarti bapak, dari pater berubah menjadi patris dan

patronis yang berarti bangsawan atau patricius yang berarti seseorang

yang dianggap sebagai pelindung sejumlah rakyat jelata yang menjadi

pengikutnya. Sebaliknya, klien atau client berasal dari kata cliens yang

berarti pengikut. Mereka ini adalah orang-orang merdeka yang sejak

awal atau bekas budak yang dimerdekakan. Mereka menggantungkan

diri pada patron, bahkan kadang menggunakan nama paham sang

patron.12

Kajian tentang patronase sudah dimulai sejak Max Weber

menulis buku The Theory of Social and Economic Organization, yaitu

tentang birokrasi patrimonial, di mana jabatan dan perilaku dalam

keseluruhan hierarki birokrasi lebih didasarkan pada hubungan

familiar, hubungan pribadi, dan hubungan “bapak anak-buah” (patron-

client). Menurut Weber, ada tiga otoritas tradisional, yakni

gerontokrasi, patriarkialisme, dan patrimonial. Jika dalam gerontokrasi

otoritas pada orang-tua, pada patriarkalisme otoritas pada tangan suatu

suatu kekerabatan atau rumah tangga, sedangkan dalam otoritas

11

Dadang Supardan, Pengasntar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 146.

12 Ng. Philipus, Sosiologi dan Politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004,

hlm. 41.

Page 32: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

13

patrimonial terdapat suatu staf administratif di mana orang-orang

memiliki memiliki hubungan pribadi dengan pemimpinnya.13

2. Teori Ashabiyah

Menurut Abd al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad bin

Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abd al-Rahman bin

Khaldun atau yang dikenal dengan sebutan nama Ibnu Khaldun di

dalam kitab Mukaddimah-nya14

berpendapat bahwa keadaan geografis

dan iklim memberikan pengaruh pada fisik, watak, mental, perilaku,

bahkan kecerdasan manusia. Pada berikutnya, keadaan ini akan

mempengaruhi orientasi dan perilaku sosial politik masyarakat. Dalam

soal politik, Ibnu Khaldun mengetengahkan teori tentang ashabiyah

sebagai perekat hubungan politik antar warga dalam sebuah negara.

Ibnu Khaldun telah meletakkan konsep dasar bagi studi

sosiologi, politik, dan studi pengetahuan lainnya. Konsep Ibnu

Khaldun tentang ashabiyah merupakan konsep sosiologi yang menjadi

bagian penting dalam pembahasan tulisan ini untuk menemukan

tipologi masyarakat Desa Ambunten Timur pada pilkada serentak

tahun 2015.

13

Ibid, hlm. 147.

14 Buku Mukaddimah yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ibnu Khaldun

merupakan karangan pertamanya dan telah mengalami revisi berulangkali. Edisi-edisi

yang ada saat ini cukup banyak jumlahnya walaupun pada intinya tetap sama. Namun

untuk kepentingan tulisan ini, edsi yang menjadi rujukan peneliti adalah buku

Mukaddimah Ibnu Khaldun yang dialihbahasakan dari bahasa Arab oleh Toha Ahmadie

(Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2011) terdiri dari 1087 halaman.

Page 33: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

14

Secara terminologis, ashabiyah memiliki makna yang sangat

luas, kendati secara khusus ashabiyah dapat diartikan sebagai

solidaritas sosial dan kesadaran bersama (common consciousness).

Ibnu Khaldun telah memberikan pemahaman tentang penjelasan

mengenai konsep solidaritasnya dalam konteks kekuatan kelompok.

Konsep solidaritas sosial termasuk salah satu topik paling tua dalam

filosofi politik. Di dalam kamus-kamus modern, “solidaritas” biasanya

mengacu kepada hubungan antar-manusia yang sadar akan

kepentingan bersama di antara mereka.15

Teori ashabiyah sejalan dengan konsep sosiologi modern

Emile Durkheim tentang solidaritas sosial. Konsep solidaritas sosial

yang digagas oleh Durkehim diklasifikasikan menjadi dua macam,

yakni solidaritas sosial mekanik dan solidarias sosial organik.

Solidaritas dalam pandangan Durkeheim lebih bersifat fungsional

daripada dalam arti politik identitas seperti Ibnu Khaldun.

3. Prinsip Keadilan (al-‘Adalah)

Pemerintahan dan pemimpin ibarat dua sisi uang logam yang

saling berkaitan antara satu sama lain. Dimana ada pemerintahan maka

disitu ada pemimpin (penguasa). Menjadi seorang pemimpin

merupakan suatu hal yang tidak mudah, bukan juga merupakan hal

yang mustahil bagi setiap orang untuk meraihnya. Penting kiranya

seorang pemimpin mempunyai berbagai kelebihan yang harus

15

Vladimir Rys, Merumuskan Ulang Jaminan Sosial: Kembali ke Prinsip-

prinsip Dasar, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2011), hlm. 76.

Page 34: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

15

dimilikinya dibandingkan dengan yang lain. Kelebihan yang dimaksud

beraneka ragam, salah satu diantaranya adalah moral atau akhlak. Ada

sebuah adagium yang menyatakan bahwa satu hari tanpa seorang

pemimpin lebih baik daripada enam puluh tahun dengan pemimpin

yang zalim.

Kepemimpinan pada hakekatnya adalah suatu state of mind and

state of the spirit (sikap alam pikiran dan alam kejiwaan), yang merasa

terpanggil untuk memimpin dengan segala macam ucapan perbuatan

dan perilaku hidup untuk mendorong dan mengantarkan yang dipimpin

kearah cita-cita luhur bersama dalam segala aspek kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.16

Dalam konteks keislaman, salah satu syarat menjadi seorang

pemimpin yakni harus adil. Keadilan (al-„adalah) menjadi suatu

keniscayaan, sebab pemerintahan dibentuk antara lain agar tercipta

suasana masyarakat yang adil dan makmur. Tidaklah berlebihan

kiranya jika kemudian Syeikh al-Mawardi dalam Ahkam as-

Sulthaniyah-nya memasukkan syarat pertama bagi seorang imam atau

pemimpin negara adalah punya sifat al-„adalah atau adil.17

Pemimpin merupakan suatu hal yang sangat vital bagi

keberlangsungan pemerintahan. Menjadi tanggungjawab besar bagi

16

Alwi Wahyudi, Ilmu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 94-95.

17 Drs. H. Muhaidi Zainuddin, LC, MA., dkk, Studi Kepemimpinan dalam Islam,

(Yogyakarta: Al-Muhsin Press, 2002), hlm. 41-43.

Page 35: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

16

seorang pemimpin sebagai pengelola kehidupan masyarakat agar pola

tatanan dan hubungan masyarakat menjadi baik demi terwujudnya

negara yang berkeadilan dan sejahtera (welfare state). Pemimpin ini

bisa presiden, gubernur, bupati, kepala desa, bahkan kiai sebagai tokoh

masyarakat.

Efektifitas pemimpin sangat terkait dengan soal pengambilan

keputusan (decision making). Karenanya, prosesnya penting untuk

dicermati sehingga kita bisa menilai apakah seorang pemimpin itu

efektif atau tidak. Pemimpin yang tidak efektif pasti lamban dalam

memutuskan sesuatu–di tengah dinamika yang menuntutnya untuk

cepat dan tepat dalam memutuskan kebijkan strategis.18

Maka sikap

netralitas dan adilnya seorang pemimpin di sini akan diuji.

F. Metode Penelitian

Karl Poper mendenfinisakan metodologi sebagai “teori dari

peraturan metode keilmuan dan menjelaskan mengapa keputusan

metodologi sangat perlu”. Dia menekankan bahwa peraturan metodologi

adalah sebuah perjanjian “dan itulah aturan permainan daripada

keilmuan”.19

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

18

M. Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, (Jakarta: Gramedia, 2009), hlm.

135.

19 Soetriono, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit

Andi), hlm. 95.

Page 36: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

17

1. Jenis Penelitian

Studi yang merupakan jenis penelitian lapangan (field research)

ini bersifat deskriptif eksploratif. Peneliti ingin memberikan gambaran

secara mendalam mengenai suatu individu, keadaan, maupun gejala

sosial untuk mengetahui macam-macam tipologi masyarakat Desa

Ambunten Timur Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep Madura.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan

fenomenologi. Penelitian fenomenologis pada dasarnya bersifat

intersubjektif pada bagian peneliti dan karenanya baik isi penelitian

maupun sarana yang digunakan menunjukkan indikasi maksud

peneliti. Lebih lanjut, peneliti sebagai pengamat tidak saja merupakan

bagian dari fenomena yang dikaji melainkan juga melakukan seleksi

jelas atas apa yang diamati.20

Hasil penelitian fenomenologis

merupakan deskripsi atau interpretasi kualitatif, sebagian besar dalam

bentuk naratif. Deskripsi yang sangat rinci dikenal sebagai thick

description.21

3. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive

yaitu penentuan lokasi penelitian yang berdasarkan atas pertimbangan

bahwa peneliti dilahirkan dan dibesarkan di Desa Ambunten Timur

20

Sulistyo Basuki, Metode Penelitian, cet. ke- II, (Jakarta: Penaku, 2010), hlm.

97.

21 Ibid, hlm. 143.

Page 37: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

18

Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep Madura dan faktor

kedekatan kepada masyarakat sekitar.

4. Metode Pengumpulan Data

Masalah utama dalam penelitian ini adalah tentang tipologi

masyarakat Desa Ambunten Timur Kecamatan Ambunten Kabupaten

Sumenep pada pilkada serentak tahun 2015. Ada dua hal yang menjadi

sub kajian dalam penelitian ini, yakni tipologi dan pilkada serentak

tahun 2015. Untuk mendapatkan kedua sub tersebut, penelitian ini

menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Metode wawancara dan observasi sebagai data primer akan

digunakan untuk memperdalam pemahaman peneliti tentang kondisi

tipologi masyarakat Desa Ambunten Timur. Wawancara akan

dilakukan kepada kiai atau tokoh masyarakat dan masyarakat yang

akan ditemui di lapangan. Untuk menghindari sifat kedaerahan

sentrisme dan ketidakobjektifan data, maka observasi yang dipilih

adalah observasi partisipan. Peneliti memposisikan diri sebagai

pengamat perilaku sosial sekaligus orang yang terlibat langsung dalam

persoalan yang akan diteliti.

Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk

mendokumentasikan kegiatan masyarakat baik dalam kegiatan sehari-

hari maupun pada pelaksanaan pilkada serentak tahun 2015.

Page 38: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

19

5. Analisis Data

Data yang yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi, selanjutnya diolah deskriptif eksploratif melalui tahapan

seleksi, klasifikasi, dan kategorisasi berdasarkan masalah utama yang

telah ditentukan.

Proses analisis data dilakukan terus menerus baik di lapangan

maupun setelah di lapangan guna tercapainya unsur akademik.

Analisis dilakukan dengan cara mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, dan mengkategorikan data. Fokus penelitian ini

diperdalam secara berkelanjutan melalui pengamatan dan wawancara

langsung. Setelah tersistematika, kemudian data diolah dan

diinterpretasi sehingga menghasilkan pemahaman yang terstruktur

untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

G. Sistematika Pembahasan

Seperti pada umumnya penulisan skripsi, sistematika pembahasan

dalam penulisan penelitian ini akan dibagi dalam beberapa bab yang

mempunyai sub-sub bab tersendiri, dan masing-masing bab itu saling

berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rangkaian

kesatuan pembahasan.

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang diawali dengan

pemaparan latar belakang masalah di mana di dalamnya terdapat

pertanyaan yang selama ini masih belum terjawab (unanswered question)

Page 39: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

20

oleh peneliti sehingga terpanggil untuk menelitinya. Selanjutnya masih

dalam bab yang sama, penelitian ini diruaikan rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian

dan yang terakhir sistematika pembahasan.

Bab kedua, merupakan bagian penjelasan pengertian dari tipologi

secara umum beserta macam-macamnya, dan penjelasan mengenai urgensi

tipologi dalam politik.

Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yang

di dalamnya meliputi ulasan mengenai sejarah penamaan desa, letak dan

kondisi geografis, kondisi demografis, kondisi perekonomian dan

pendidikan masyarakat, pola pemukiman penduduk, dan corak keagamaan

masyarakat yang dianutnya sebagai analisa awal, serta corak kebudayaaan

masyarakat. Selanjutnya bagian ini juga memaparkan secara deskriptif

mengenai pola interaksi masyarakat dengan kiai, simbol dan instrumen

interaksi kiai dengan masyarakat, dan melihat sejauh mana tingkat

kesadaran serta keterlibatan masyarakat pada pilkada serentak 2015.

Bab keempat, merupakan pembahasan pamungkas sekaligus

lanjutan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya yang saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya untuk menganalisa dan memetakan secara

teoritis mengenai tipologi masyarakat berdasarkan preferensi politiknya

pada pilkada serentak tahun 2015 di Desa Ambunten Timur, Kecamatan

Ambunten, Kabupaten Sumenep serta pola patronase agama dalam

dinamika politik masyarakat.

Page 40: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

21

Bagian kelima, merupakan penutup dari penelitian ini yang

membahas sejumlah kesimpulan-kesimpulan dari bab empat dengan

disertai saran dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Page 41: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian, mulai dari

pengumpulan hingga interpretasi data lapangan, kesimpulan dalam

penelitian ini mengemukakan beberapa temuan-temuan pokok yang

berkaitan dengan kasus penelitian yang terjadi pada masyarakat di Desa

Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep. Dari hasil

temuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan dalam bab-bab

sebelumnya, bahwa masih menguatnya pola hubungan patronase antara

masyarakat sebagai klien dengan kiai atau tokoh masyarakat sebagai

patron berimplikasi terhadap keputusan politik seseorang.

Eksistensi kiai begitu kuat mengakar dalam benak kultur

masyarakat di Desa Ambunten Timur. Keberadaanya disegani, dihormati,

dan diagungkan karena memang kiai sebagai simbol sentral yang

mempunyai peran dalam pembangunan masyarakat menuju civil society

melebihi apa yang telah dilakukan oleh pemimpin struktural di tengah

masyarakat.

Terdapat beberapa faktor penting atau indikator-indikator yang

menjadi dasar posisi kiai yang sangat signifikan dalam kehidupan

masyarakat Desa Ambunten Timur. Pertama, posisi kiai sangat

berpengaruh dan mempunyai peranan penting yang dominan di tengah-

Page 42: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

88

tengah masyarakat dilatarbelakangi oleh otoritas kharisma pribadi

sehingga masyarakat sami’na wa ato’na kepada kiai atas dasar persepi

yang masih melekat dalam diri masyarakat hingga saat ini yakni takok

ecapo’ tatolana ghuru atau cangkolang.

Kepatuhan masyarakat terhadap kiai bisa dimaknai sebagai

bentuk timbal-balik (symbiosis mutualism) dari apa yang telah mereka

terima dari seorang kiai. Kiai memiliki modal sosio-kultural sekaligus

sosio-politis. Misalnya dalam hal politik praktis, kiai menjadi aktor politik

yang yang memiliki sumber daya politik berbasis tradisional dan mampu

memobilisasi konstituen melalui dhebu atau pakon sehingga dijadikan

fatwa bagi pengikutnya.

Kedua, dalam interaksi sosial yang diperankan kiai (selain faktor

kharisma pribadi) terdapat intrumen-intrsumen lain yang menjadi “daya

tarik” masyarakat kepada kiai, diantaranya adalah dengan cara

mengadakan kumpulan. Kumpulan ini dikemas dalam wadah kesenian

khas yang diantaranya terdiri dari musik gambus komancer dan hadrah

serta kompolan sholawat dhiba’an.

Ketiga, faktor penting lain yang menjadi dasar posisi kiai sangat

signifikan dalam kehidupan masyarakat adalah dengan cara hubungan

patronase yang terlembagakan melalui pendidikan Islam yang notabene

merupakan pendidikan non-formal dengan sistem pengajarannya bersifat

tradisional yang menjadi ciri khas kelompok Nahdliyin (NU). Basis

pendidikan Islam yang ada di lingkungan Desa Ambunten Timur terdiri

Page 43: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

89

dari masjid, pesantren, dan langgar. Disamping NU, pola hubungan

patronase juga terjalin oleh kelompok Muhammadiyah

Berdasarkan ketiga faktor atau indikator dasar di atas, sehingga

penulis berkesimpulan bahwa macam-macam tipologi masyarakat Desa

Ambunten Timur, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, pada

pilkada serentak tahun 2015 dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe,

diantranya adalah; (1) Tipologi Ijtihad (rational), (2) Tipologi Ijma’

(ideology), (3) Tipologi Taqlid (konservatif atau traditional).

B. Saran dan Rekomendasi

1. Perilaku pemilih pada masyarakat Desa Ambunten Timur dengan

masih menguatnya faktor ikatan-ikatan primordial, perlu dilihat secara

positif bahwasanya ketika faktor agama, tradisi, dan ideologi diarahkan

kepada penentuan kandidat politik yang baik seperti melihat track

record akan menjadikan pilihan politik rakyat tersebut menjadi baik,

dan menghasilkan pemimpin rakyat yang baik pula. Bukannya

diarahkan kepada hal-hal yang sifatnya pragmatis saja seperti black

campaign berupa money politic serangan fajar dan janji-janji politik

lainnya.

2. Pemberdayaan dan penguatan kapasitas oleh pemangku agama yakni

kiai atau tokoh masyarakat dalam hal sosialisasi pendidikan politik

secara massif penting dilakukan oleh pemerintah, baik oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU) atau lemaga non-pemerintah (non-

Page 44: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

90

government) seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan

mahasiswa yang dapat diaplikasikan saat Kuliah Kerja Nyata (KKN).

3. Memperbarui tanpa merubah tradisi lokal yakni nyabis kepada kiai

guna meminta pertimbangan politik dalam menentukan pemimpin

yang jujur, berkeadilan, berkapasitas, serta mampu mengayomi rakyat.

4. Menghilangkan pola perilaku pragmatis yakni menolak money politic

(politik uang) untuk memilih kandidat tertentu, yang nantinya akan

mengakibatkan rapuhnya sendi-sendi tatanan demokrasi.

Page 45: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

100

DAFTAR PUSTAKA

A. Haviland, William, Antropologi Edisi Keempat, cet. ke-II, Jakarta: Penerbit

Erlangga, 1993.

Adair, John, Kepemimpinan Muhammad, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Adonis, Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam, Yogyakarta: LKiS, 2007.

Ahimsa Putra, Heddy Shri, Minawang: Hubungan Patron-Klien di Sulawesi

Selatan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998.

Ahmadie, Toha, Mukaddimah Ibnu Khaldun, Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2011.

Alfian, M. Alfan, Menjadi Pemimpin Politik, Jakarta: Gramedia, 2009.

Basuki, Sulistyo, Metode Penelitian, cet. ke- II, Jakarta: Penaku, 2010.

Bouvier, Hélène, Lèbur: Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.

Budiarjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

De Jonge, Huub, Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan

Ekonomi, dan Islam, Jakarta: PT. Gramedia, 1989.

Effendi, Djohan, Pembaruan tanpa Membongkar Tradisi, Jakarta: Penerbit Buku

Kompas, 2010.

Fatah, Eep Saefulloh, Masalah dan Prospek Demokrasi di Indonesia, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1994.

Fealy, Greg, Ijtihad Politik Ulama; Sejarah NU 1952-1967, Yogyakarta: LKiS,

2003.

Firmanzah, Marketing Politik: antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta: Yayasan

Obor, 2012.

Geertz, Clifford, Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan

Jawa, Jakarta: Komunitas Bambu, 2013.

Hidayat, Komaruddin, Reinventing Indonesia; Menemukan Kembali Masa Depan

Bangsa, Jakarta: Penerbit Mizan, 2008.

Page 46: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

101

Hilmi, Masdar, Islam Profetik; Substansi Nilai-nilai Agama dalam Ruang Publik,

Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Horikoshi, Hiroko, Kiai dan Perubahan Sosial, Jakarta: LP3ES, 1987.

Juri, Syarifuddin, Sosiologi Islam; Elaborasi Pemikiran Sosial Ibn Khaldun,

Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Kessen, Mandler, The Language of Psychology, New York: Jhon Wiley & Sons

Inc., 1959.

Maryati, Kun, Soisologi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001.

Maulana, Heri D.J, Promosi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,

2009.

Moesa, Ali Maschan, Nasionalisme Kiai, Konstruksi Sosial Berbasis Agama,

Yogyakarta: LKiS, 2007.

Mujib, Abdul, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006.

Noer, Deliar, Mengapa Partai Islam Kalah?, Jakarta: Alvabet, 1999.

Patoni, Achmad, Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007.

Prihadi, Endra K, My Potency, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.

Rapoport, A, The Study of Spatial Quality, The Urban International Press, 1970

Rifai, Mien Ahmad, Manusia Madura, Yogyakarta: Pilar Media, 2007.

Romli, Lili, Islam Yes Partai Islam Yes, Sejarah Perkembangan Partai-partai

Islam di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Rosyadi, Khoirul, Mistik Politik Gus Dur, Yogyakarta: Jendela, 2004.

Sanit, Arbi, Partai, Pemilu dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Satori, Akhmad, Sketsa Pemikiran Politik Islam, Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,

Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1990.

Soetriono, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 47: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

102

Sunaryo, Psikologi untuk Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,

2004.

Supardan, Dadang, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural,

Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Supratikno, Hendrawan, Ekonomi Nurani VS Ekonomi Naluri, Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor, 2011.

W. Leigh, Ronald, Melayani dengan Efektif, Jakarta: Gunung Mulia, 2007.

Wahyudi, Alwi, Ilmu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014.

Wardani, Epistimologi Kalam Abad Pertengahan, Yogyakarta: LkiS, 2003.

Werdisastra, Raden, Babad Songennep, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 1979.

Wiyata, A. Latief, Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura,

Yogyakarta: LKiS, 2002.

Wiyata, A. Latief, Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura, cet.

ke-II, Yogyakarta: LKiS, 2006.

Zainuddin, Muhaidi, Studi Kepemimpinan dalam Islam, Yogyakarta: Al-Muhsin

Press, 2002.

Lainnya:

Citrayati, Noviani, “Pemukiman Masyarakat Petani Garam di Desa Pinggir

Papas, Kabupaten Sumenep” dalam Arsitektur e-Journal, Vol. 1:1, 2008.

Qomariah, Puji, “Respon Masyarakat Terhadap Peran Politik Kyai” dalam

Jurnal Sosiologi Reflektif, Vol. 4:1, 2009.

Abd Aziz, “Pola Pemukiman Tradisional Masyarakat Madura”. Skripsi,

(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015).

Kuntjojo, “Diktat Psikologi Kepribadian”, pada Pendidikan Bimbingan dan

Konseling, Universitas Nusantara PGRI Kedidi, 2009.

Pababbari, Musafir, “Patronase Agama dalam Kehidupan Politik Lokal”, dalam

Forum Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke 10, 2010.

Page 48: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

103

Al-Qur’an:

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Penerbit J-Art,

2004.

Website:

http://www.theindonesianinstitute.com/kesadaran-politik-masyarakat-dan-

kampanye-pemilu, diakses tanggal 10 Juli 2017.

https://pilkada2015.kpu.go.id/sumenepkab/ambunten/ambunten_timur,diakses

tanggal 08 Agustus 2017.

http://www.sarapanpagi.org/tipologi-vt1235.html, diakses 16 Juli 2017.

http://kbbi.web.id/tipologi, diakses 16 Juli 2017.

m.accuweather.com/in/id/ambuntentimur/203185/weather-forecast/203185,

diakses tanggal 28April 2017.

https://pilkada2015.kpu.go.id/sumenepkab/ambunten, akses 23 Agustus 2016.

http://www.koranmadura.com/2014/07/08/kabag-hukum-kami-belum-terima-

salinan-putusan, diakses tanggal 08 Agustus 2017.

https://pilkada2015.kpu.go.id/sumenepkab/ambunten/ambunten_timur,diakses

tanggal 08 Agustus 2017.

http://www.tribunnews.com/regional/2014/07/08/bupati-sumenep-kalah-di-pt-

ptun?page=3, diakses 23 Agustus 2016.

Wawancara

Wawancara dengan A. Sadiq di kediamannya, tanggal 21/01/2016.

Wawancara dengan Ainur Rahman di kediamannya, tanggal 25/01/2016.

Wawancara dengan Drs. H. Zainal Abidin di kediamannya, tanggal 20/01/2016.

Wawancara dengan H. Nassat di kediamannya, tanggal 07/01/2016.

Wawancara dengan H. Salim di kediamannya, tanggal 06/01/ 2016.

Wawancara dengan Junaid di kantor PCNU Ambunten, tanggal 31/01/2016.

Page 49: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

104

Wawancara dengan K. Makmun Akhdor di kediamannya, tanggal 22/01/2016.

Wawancara dengan KH. Unais Ali Hisyam di kediamannya, tanggal 21/01/2016.

Wawancara dengan Madani di kediamannya, tanggal 26/01/2016.

Wawancara dengan Maulidi di kediamannya, tanggal 08/01/2017.

Wawancara dengan Muslim di kediamannya, tanggal 10/01/2016.

Wawancara dengan Nurul Laili di kediamannya, tanggal 30/01/2016.

Wawancara dengan Sa’dillah di kediamannya, tanggal 23/01/2016.

Wawancara dengan Zainul Imam Faqih di kediamannya, 19/01/2016.

Page 50: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

KECAMATAN AMBUNTEN

DESA AMBUNTEN TIMUR

SURAT KETERANGAN

Nomor : .......... / Ambtmr / I / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Desa Ambunten Timur,

Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, menerangkan bahwa :

Nama : Ahmad Fathoni Fauzan

Universitas : Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Program Studi : Hukum Tata Negara

Judul Penelitian : Tipologi Politik Masyarakat Desa Ambunten Timur

Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep Pada Pilkada

Serentak 2015

Keterangan : Menerangkan dengan sebenarnya bahwa mahasiswa

tersebut di atas telah melaksanakan penelitian dan observasi

tentang tipologi politik masyarakat Desa Ambunten Timur,

Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, dengan waktu

penelitian selama 1 (satu) bulan pada Januari 2017.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan sesuai dengan semestinya.

Ambunten Timur, 15 Januari 2017

Kepala Desa Ambunten Timur

H. Sudarmaji

Page 51: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Desa Ambunten Timur Berdasarkan

Jenis Kelamin Tahun 2015 ................................................................. 21

Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk Desa Ambunten Timur Berdasarkan

Tingkatan Usia Tahun 2017 .............................................................. 22

Tabel2.3 :Jumlah Penduduk Desa Ambunten Timur Berdasarkan

Profesi Pekerjaan Tahun 2015 ........................................................ 23

Tabel 3.1 : Tipologi atas Dasar Nilai-nilai Kebudayaan .................................... 23

Tabel 3.2 : Rekapitulasi Data Form C1 Pilkada Serentak 2015

Kelurahan Ambunten Timur ............................................................ 23

Tabel 4.1 : Hasil Hitung TPS (Form C1) Kelurahan Ambunten Timur ............. 23

Page 52: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

DAFTAR INFORMAN PENELITIAN

No. Nama Identitas Waktu

01. KH. Unai Ali Hisyam Pengasuh PP. Aswaja 21/01/2016

02. K. Makmun Akhdor Guru Ngaji 22/01/2016

03. Sa’dillah Guru Ngaji 23/01/2016

04. Ainur Rahman Mantan Cakades 25/01/2016

05. Drs. H. Zainal Abidin Sejarawan dan Budayawan 20/01/2016

06. Zainul Imam Faqih Mahasiswa 19/01/2016

07. Nurul Laili Dosen 30/01/2016

08. A. Sadiq Pengurus Muhammadiyah 21/01/2016

09. H. Salim Nelayan 06/01/2016

10. H. Nassat Nelayan 07/01/2016

11. Awal Maulidi Nelayan 08/01/2016

12. Muslim Pemuda Desa 10/01/2016

13. Madani Aktivis LSM 26/01/2016

14. Junaidi Pengurus PCNU 31/01/2016

Page 53: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

STRUKTUR PERANGKAT DESA

DESA AMBUNTEN TIMUR

TAHUN 2015

No. Nama Jabatan

01. H. Sudarmaji Kepala Desa Ambunten Timur

02. Gufron Sekretaris Desa

03. Septianis Alfian Akbar Kaur Umum

04. Gufron Kaur Perencanaan Program

05. Miftahul Ulum Kaur Keuangan

06. Sulaiman Kau Pemerintah

07. Razaq Kasi Pembangunan

08. Moh. Sahril Kasi Kesra

09. Akh. Yusuf Kepala Dusun Pasar Baru

10. Burhanuddin Kepala Dusun Jungtoro’ Laok

11. Pusahir Kepala Dusun Jungtoro’ Dajah

STRUKTUR BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DESA AMBUNTEN TIMUR

TAHUN 2015

No. Nama Jabatan

01. Moh. Saleh Ketua

02. May. Hendra Irawan Wakil Ketua

03. Khairun Nisa’ Sekretaris

04. Sirajuddin Anggota

05. Sukri Irawan Anggota

06. Moh. Halik Anggota

07. Elvi Kusyani Anggota

08. Masunah Anggota

09. Moh. Yasit Albustami Anggota

10. Rusmiyati Anggota

11. Hosen Anggota

Page 54: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

Anggota OPIA (Organisasi Pelajar Islam) PP. Aswaj

Kordinator Divisi Kesenian OSIS MA 1 Annuqayah

Anggota Palang Merah Indonesia (PMI) MA 1 Annuqayah

IKSAPUTRA (Ikatan Santri Pantai Utara) PP. Annuqayah

Sekretaris Biro Pengembangan Bahasa Asing (BPBA) B. Inggris

Pimpinan Redaksi Buletin Mars BPBA B. Inggris PP. Annuqayah

Pelatih Musik Etnik Club Teater Lubangsa (CTL) PAMOR PP. Annuqayah

Anggota Keluarga Mahasiswa Madura Yogyakarta (KMMY)

Pimpinan Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Advokasia

Kordinator Divisi Junalistisk Lembaga Bina Muda Indonesia (LBMI)

Kord. Divisi Jurnalistik PMII Rayon Ashram Bangsa UIN Sunan Kalijaga.

Anggota Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Yogyakarta

Kordinator Jurnalistik Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F) Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Pengalaman Lainnya

Tutor Lab. Komputer MTs Aswaj

Peserta Pencegahan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Sumenep

Pimpinan Redaksi Majalah Advokasia

Wartawan Berita Online kabaryogya.com

Kontributor situs Islam harakatuna.com

Pendiri Artindo Design Grafis (Desain dan Printing)

Desainer Grafis Majalah Nusantara IKPM D.I.Y

Narasumber Pelatihan Design Grafis DKV UNS, Surabaya.

Layouter dan Desainer Grafis Majalah Sastra TIRTA PP. Annuqayah

Peserta Workshop Geograpichal Information System (GIS) Hotel Cakra

Kembang Yogyakarta.

Moderator Seminar “Selamatkan Yogyakarta dari ISIS” Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Workshop Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) Lembaga Bantuan

Hukum (LBH) Yogyakarta.

Publikasi Karya

Kedaulatan Rakyat - “Memungut Syafaat Kanjeng Nabi”

Kedaulatan Rakyat - “Menghadirkan Wajah Islam yang Damai”

Majalah Kuntum - “Kau, Aku dan Tuhan”

Harian Jogja - “Surau Terakhir”

Harian Jogja - “Kumbangku Telah Berpulang”

Jateng Pos - “Pahlawan Kesiangan”

Jateng Pos - “Polisi: Antara Korupsi dan Solusi”

Page 55: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

Majalah Nusantara - “Mengembalikan Fitrah Keistimewaan Yogyakarta”

Majalah Nusantara - “Yogyakarta Darurat Konflik”

http://www.harakatuna.com/mewaspadai-gerakan-kebencian

http://www.harakatuna.com/mahasiswa-dan-kaderisasi-islam-radikal

http://www.harakatuna.com/menghadirkan-wajah-islam-humanis

http://www.harakatuna.com/islam-dan-pesan-perdamaian

http://www.harakatuna.com/memahami-hakikat-perbedaan

http://www.islamnusantara.com/islam-agama-penuh-perdamaian

http://www.islamnusantara.com/menajdi-arif-dalam-menerima-segala-

bentuk-perbedaan/

Page 56: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Zainul Imam Faqih

Identitas : Mahasiswa

Kategori Responden : Warga Biasa

1. Apakah anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Iya. Saya menggunakan hak pilih saya dalam pilkada serentak kemarin.”

2. Apa alasan anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak 2015?

“Sebagai warga negara Indonesia, saya berhak dan berkewajiban dalam

mengggunakan hak pilih saya untuk memilih calon pemimpin yang jujur dan

adil untuk Kabupaten Sumenep yang lebih baik ke depannya. Bukan hanya

sekedar janji-jani manis saja, tapi bukti yang kongrit.”

3. Siapa pasangan calon yang anda pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Kemarin saya pilih Nyi Eva (Hj. Dewi Khalifah). Soalnya ketika Kiai Busyro

menjabat pada periode sebelumnya hampir tidak ada perubahan di Desa

Ambunten Timur. Jalan saja banyak yang bolong-bolong, rusak gak diperbaiki

sampek sekarang.”

4. Apakah anda pernah menyaksikan atau mendengarkan kampanye dari

masing-masing para calon kandidat?

“Kalau secara langsung gak ada sih, Mas. Paling ya cuman spanduk-spanduk

atau banner yang banyak dipasang dipinggir jalan. Tapi kemarin-kemarinnya

(sebelum pelaksanaan pencoblosan) Nyi Eva pernah ke pondoknya kiai Taifur

sama kiai Unais kalo gak salah.”

5. Apakah anda mengetahui latarbelakang (track record) calon yang anda

pilih tersebut?

“Tidak terlalu banyak tahu, Mas. Nyi Eva ya ngertinya cuman keturunan dari

keluarga kiai dan punya pondok. Itu saja paling.”

6. Apa yang menjadi faktor alasan anda dalam memilih calon tersebut?

“Pertama, karena saya menjadi daftar pemilih tetap (DPT) jadi saya harus

menggunakannya. Kedua, pilihan saya itu insyaallah bisa membawa

Page 57: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

Kabupaten Sumenep ke depan lebih baik soalnya kiai sudah mendukung Nyi

Eva. Kalo kiai sudah yang milih pasti baik lah, gak mungkin kiai salah orang.

Bagi saya, kia bukan hanya seorang guru, tapi kiai juga merupakan seorang

tokoh atau pemimpin yang bisa dijadikan rujukan dalam kehidupan kita, baik

menyangkut soal ekonomi, sosial, politik, mupun budaya.”

7. Apakah dalam pemilihan anda menerima amplop yang berisi uang?

“Tidak, Mas.”

8. Adakah seseorang yang mempengaruhi anda dalam menentukan sebuah

pilihan, misalnya kiai, masyarakat, atau tokoh masyarakat?

“Kalo mempengaruhi sih tidak, tapi ini murni keputusan pribadi saya untuk

ikut apa katanya kiai. Tapi beda lagi kalo keputusan kiai itu memihak ke calon

yang kinerjanya gak baik selama ini. Soalnya kiai bukan hanya guru bagi

saya, tapi kiai juga merupakan seorang pemimpin yang bisa menjadi rujukan

dalam kehidupan, etnah itu bersifat ekonomi, sosial, politik, atau budaya.

9. Menurut sepengetahuan anda dari masing-masing kandidat, apakah itu

cukup mampu meyakinkan anda sebagai modal dalam menentukan

pilihan terhadap salah satu kandidat?

“Emm…Belum cukup kayaknya. Kan bisa dlihat dari kinerjanya selama ini,

visi dan misinya bagaimana.

10. Dalam menentukan pilihan politik kepada salah satu kandidat, apakah

anda mendapat intimidasi atau ancaman, baik dari seseorang, tim

kandidat maupun kandidat itu sendiri?

“Selama saya menjadi pemilih setiap momentum pemilu tidak ada yang

mengintimidasi atau mengancam saya.”

11. Apakah anda yakin calon yang dipilih mampu memberi harapan dan

membawa kondisi Kabupaten Sumenep, khususnya Desa Ambunten

Timur menjadi lebih baik dari sebelumnya?

“Insyaallah. Mudah-mudahan begitu.”

Page 58: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : H. Salim

Identitas : Nelayan

Kategori Responden : Warga Biasa

1. Apakah anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Iye, Ton. Pas pamelean bupati sengkok nyocco.” (Iya, ketika pemilihan

bupati kemarin saya nyoblos).

2. Apa alasan anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak 2015?

“Beh, jenoah pas tak nyoccoa. Sengkok ri’beri’en eberri’ dhelubeng bhik

panitiana soro nyocco pas pemilu. Ye mangkana sengkok pas nyocco” (Saya

kemarin dikasih kertas untuk nyoblos sama panitianya di pemilu. Yaudah

kemarin saya nyoblos).

3. Siapa pasangan calon yang anda pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Sengkok nyocco nomer 2” (Saya kemarin nyoblos nomer 2 pasangan Dr. Ir.

H. Zainal Abidin, MM, ME, dan Hj. Dewi Khalifah, SH. MH).

4. Apakah anda pernah menyaksikan atau mendengarkan kampanye dari

masing-masing para calon kandidat?

“Tadhek riah. Jhek sengkok tak taoh ka salera aslinah Nyi Eva ngak apah.”

(Tidak ada. Saya juga tidak tahu wajahnya aslinya Nyi Eva seperti apa).

5. Apakah anda mengetahui latarbelakang (track record) calon yang anda

pilih tersebut?

“Duh, tak taoh kiah, Ton” (Duh, tidak tahu juga, Ton)

6. Apa yang menjadi faktor alasan anda dalam memilih calon tersebut?

“Aparah sengkok mik nyocco nomer 2, ye polanah norok debhuna kiaeh. Jhek

kiaeh soro nyocco nomer 2. Ben pole kiaeh kan tang ghuru mon pas tak norok

dhebuna takok cangkolang, dekghik pas ecapok tatolana ghuru.” (Kenapa

saya nyoblos nomer 2, ya karena ikut perintahnya kiai suruh nyoblos nomer 2.

Lagian kiai adalah guru saya, kalau tidak ikut perintahnya nanati saya

mendapatkan bala dari guru).

Page 59: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

7. Apakah dalam pemilihan anda menerima amplop yang berisi uang?

“Tadhek” (Tidak ada).

8. Adakah seseorang yang mempengaruhi anda dalam menentukan sebuah

pilihan, misalnya kiai, masyarakat, atau tokoh masyarakat?

“Norok apa cakna kiaeh. Mon mira ye mira. Sami’na wa atona’na lajuh” (Ikut

apa kata kiai. Sami’na wa ato’na).

9. Menurut sepengetahuan anda dari masing-masing kandidat, apakah itu

cukup mampu meyakinkan anda sebagai modal dalam menentukan

pilihan terhadap salah satu kandidat?

“Tak cokop jhek. Kan engkok tak taoh kiah ka Nyi Eva” (Tidak cukup. Lagian

saya tidak tahu juga ke Nyi Eva).

10. Dalam menentukan pilihan politik kepada salah satu kandidat, apakah

anda mendapat intimidasi atau ancaman, baik dari seseorang, tim

kandidat maupun kandidat itu sendiri?

“Tadhek. Paleng ghun perak se bede matabher pesse, tape sengkok tak

endhek” (Tidak ada. Paling cuman ada yang menawarkan uang, tapi saya tidak

mau).

11. Apakah anda yakin calon yang dipilih mampu memberi harapan dan

membawa kondisi Kabupaten Sumenep, khususnya Desa Ambunten

Timur menjadi lebih baik dari sebelumnya?

“Mon can kiaeh bhegus ye pakghun bhagus” (Kalau kata kiai bagus ya pasti

bagus).

Page 60: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : H. Nassat

Identitas : Nelayan

Kategori Responden : Warga Biasa

1. Apakah anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Iye, sengkok mele” (Iya, saya milih)

2. Apa alasan anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak 2015?

“Eyajhek tang binih soro nyocco” (Diajak istri suruh nyoblos)

3. Siapa pasangan calon yang anda pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Nomer 2” (Nomer 2).

4. Apakah anda pernah menyaksikan atau mendengarkan kampanye dari

masing-masing para calon kandidat?

“Mon akampanye tadek neng Ambunten. Perak be’erienna can reng-oreng

nyabis ka kiaeh Nyi Eva” (Kalau kampanye tidak ada. Namun kemarin-

kemarin katanya orang-orang Nyi Eva pernah silaturrahmi ke kiai).

5. Apakah anda mengetahui latarbelakang (track record) calon yang anda

pilih tersebut?

“Tak tao, Cong” (Tidak tahu, Cong).

6. Apa yang menjadi faktor alasan anda dalam memilih calon tersebut?

“Can dhebuna kiaeh soro nyocco nomer 2. Polanah se nomer 2 bhagus

tengkana. Etembheng nyocco ke Busyro kan se pas pamelean kepalah disa

bupatina tak adil ka masarakatta, tarotama ka Ainur. Deddi mon pas sengkok

tak norok ka dhebuna keae takok ecapok tatolana wa e budi are. Ben pole

sengkok alako ka tase’, Cong” (Katanya kiai menyuruh nyoblos nomer 2.

Lagian yang nomer 2 bagus tingkah-lakunya. Daripada menyoblos kiai Busyro

yang ketika pemilihan kepala desa bupatinya berpuat tidak adil kepada

masyarakatny, terutama ke Ainur Rahman. Jadi kalau saya tidak ikut

perintahnya kiai takut ditimpa musibah di kemudian hari. Lagian saya juga

melaut).

Page 61: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

7. Apakah dalam pemilihan anda menerima amplop yang berisi uang?

“Tadhek, Cong” (Tidak ada).

8. Adakah seseorang yang mempengaruhi anda dalam menentukan sebuah

pilihan, misalnya kiai, masyarakat, atau tokoh masyarakat?

“Ye norok apa can keae jiah” (Ya, ikut apa kata kiai lah).

9. Menurut sepengetahuan anda dari masing-masing kandidat, apakah itu

cukup mampu meyakinkan anda sebagai modal dalam menentukan

pilihan terhadap salah satu kandidat?

“Salaen norok can keae, ye sambi anyatanya ka oreng, Cong” (Selain ikut

katanya kiai, ya sambil lalu bertanya-tanya ke orang).

10. Dalam menentukan pilihan politik kepada salah satu kandidat, apakah

anda mendapat intimidasi atau ancaman, baik dari seseorang, tim

kandidat maupun kandidat itu sendiri?

“Tadhek, Cong.” (Tidak ada).

11. Apakah anda yakin calon yang dipilih mampu memberi harapan dan

membawa kondisi Kabupaten Sumenep, khususnya Desa Ambunten

Timur menjadi lebih baik dari sebelumnya?

“Inyallah, Cong”

Page 62: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Awal Maulidi

Identitas : Nelayan

Kategori Responden : Warga Biasa

1. Apakah anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Iye, sengkok nyocco” (Iya, saya nyoblos).

2. Apa alasan anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak 2015?

“Sengkok perak ghun ngencer pessena” (Saya cuman butuh uangnya)

3. Siapa pasangan calon yang anda pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Sengkok nyocco dedua’. Nomer 1 maso 2” (Saya nyoblos dua-duanya.

Nomer 1 dan 2).

4. Apakah anda pernah menyaksikan atau mendengarkan kampanye dari

masing-masing para calon kandidat?

“Tak perna jhek” (Tidak pernah).

5. Apakah anda mengetahui latarbelakang (track record) calon yang anda

pilih tersebut?

“Tak ros ngoros politik-politik sengkok. Menang iyeh, tak menang iyeh. Apah

ca’en” (Saya tidak tahu urusan soal politik. Menang iya, tidak menang iya.

Apa katanya lah).

6. Apa yang menjadi faktor alasan anda dalam memilih calon tersebut?

-

7. Apakah dalam pemilihan anda menerima amplop yang berisi uang?

“Iyeh, narema. Tak benyak ra mon polana, ghun perak Rp. 50.000. Tape se

parappa’na maghi pessena jiah tek ngetek orengah” (Iya, menerima. Tidak

banyak sih, cuman 50 ribu. Tapi ketika memberikan uang itu secara sembunyi-

sembunyi orangnya).

8. Adakah seseorang yang mempengaruhi anda dalam menentukan sebuah

pilihan, misalnya kiai, masyarakat, atau tokoh masyarakat?

Page 63: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

“Ye ajiah se aberrik pesse soro nyocco ke Busro. Pessena ebeddei amplop se

bede gembereh ke Busro dalemma” (Ya dia yang memberikan uang kepada

saya untuk mencoblos kiai Busyro. Uangnya dibungkus amplop yang di

dalamnya terdapat foto kiai Busyro).

9. Menurut sepengetahuan anda dari masing-masing kandidat, apakah itu

cukup mampu meyakinkan anda sebagai modal dalam menentukan

pilihan terhadap salah satu kandidat?

“Tak taoh jhek” (Tidak tahu).

10. Dalam menentukan pilihan politik kepada salah satu kandidat, apakah

anda mendapat intimidasi atau ancaman, baik dari seseorang, tim

kandidat maupun kandidat itu sendiri?

“Tadhek” (Tidak tahu).

11. Apakah anda yakin calon yang dipilih mampu memberi harapan dan

membawa kondisi Kabupaten Sumenep, khususnya Desa Ambunten

Timur menjadi lebih baik dari sebelumnya?

-

Page 64: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : A. Sadiq

Identitas : Pengurus Muhammadiyah

Kategori Responden : Warga Biasa

12. Apakah anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Iya.”

13. Apa alasan anda menggunakan hak pilih pada pilkada serentak 2015?

“Karena saya ingin memilih calon pemimpin untuk Sumenep yang lebih baik

ke depannya.”

14. Siapa pasangan calon yang anda pilih pada pilkada serentak tahun 2015?

“Maaf itu privasi. Saya tidak bisa menyebut siapa calon yang saya pilih

kemarin.”

15. Apakah anda pernah menyaksikan atau mendengarkan kampanye dari

masing-masing para calon kandidat?

“Sejauh ini tidak ada, Mas.”

16. Apakah anda mengetahui latarbelakang (track record) calon yang anda

pilih tersebut?

“Kurang lebih saya tahu tentang latar belakang calon yang saya pilih.”

17. Apa yang menjadi faktor alasan anda dalam memilih calon tersebut?

“Berdasarkan kesepakatan dan kordinasi dari pengurus pimpinan daerah

Muhammadiyah di Sumenep. Jadi saya hanya menjalankan amanat dari

pimpinan. Selebihnya kami di sini (Muhammadiyah di Desa Ambunten)

cuman ngikut aja.”

18. Apakah dalam pemilihan anda menerima amplop yang berisi uang?

“Tidak ada.”

19. Adakah seseorang yang mempengaruhi anda dalam menentukan sebuah

pilihan, misalnya kiai, masyarakat, atau tokoh masyarakat?

Page 65: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

“Seperti yang saya sebutkan tadi, saya menjalanjankan amanat dari pimpinan.

Sudah jelas saya ikut kepada apa yang diperintahkan pimpinan. Kan tentu mas

sudah tahu sendiri PAN itu mendukung calon siapa kemarin.”

20. Menurut sepengetahuan anda dari masing-masing kandidat, apakah itu

cukup mampu meyakinkan anda sebagai modal dalam menentukan

pilihan terhadap salah satu kandidat?

“Kalau dibilang yakin 100% sih tidak. Tapi setidaknya saya menaruk harapan

besar kepada calon yang saya pilih kemarin bisa membawa Sumenep lebih

baik.”

21. Dalam menentukan pilihan politik kepada salah satu kandidat, apakah

anda mendapat intimidasi atau ancaman, baik dari seseorang, tim

kandidat maupun kandidat itu sendiri?

“Tidak ada, Mas.”

22. Apakah anda yakin calon yang dipilih mampu memberi harapan dan

membawa kondisi Kabupaten Sumenep, khususnya Desa Ambunten

Timur menjadi lebih baik dari sebelumnya?

“Yakin ajalah, Mas. Kita kan juga gak tau nanti kalau setelah jadi Bupati

misalnya, bisa membawa perubahan atau tidak. Kita kan juga gak tau.”

Page 66: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Drs. H. Zainal Abidin

Identitas : Guru Sejarah dan Budaya

Kategori Responden : Sejarawan

1. Apakah anda lahir dan dibesarkan di Desa Ambunten Timur?

“Iya, Cong. Saya lahir dan dibesarkan di Desa Ambunten. Sekarang saya

umurnya sudah 69 tahun.”

2. Apakah benar pada dahulu kala ada kerajaan yang pernah berdiri di

Ambunten?

“Dulu di Ambunten ini ada dua kerajaan besar yang pernah berdri. Satu

kerajaan Bukabu yang sekarang ada di Bukabu. Terus yang satunya lagi

kerajaan Mandaraga yang sekarang nama desanya Mandaraga di Keles.

Kerajaan itu berdiri sebelum adanya keraton Sumenep.”

3. Mengenai nama Ambunten itu sendiri bagaimana sejarahnya?

“Ambunten terdiri dari kata ambu dan bhunten. Menurut cerita jujuk-ku

(buyut), kenapa desa ini kok dinamakan Ambunten, dulu seorang raja dan

prajurit-prajuritnya datang dari arah timur. Di tengah perjalanannya itu, raja

itu lewat di daerah yang tidak dikenal dan tanpa nama. Terus, raja itu disapa

seorang penduduk di dearah itu. Yatore, ambu gellu (mari mampir dulu), terus

raja itu menjawab tawaran orang itu, bhunten, mator sakalangkong (tidak,

Terima kasih). Terus raja itu melanjutkan perjalananannya menuju arah barat.

Ya, sebenarnya ini cerita dari turun temurun, Cong. Yang jelas, tentang nama

Desa Ambunten itu pasti tidak lepas dari sejarah dua kerajaan yang saya

ceritakan tadi.”

4. Tradisi apa saja yang masih dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu

hingga hari ini?

“Pada dasarnya masyarakat Desa Ambunten Timur ini tidak jauh beda dengan

daerah lainnya, terutama yang tinggal di daerah-daerah pesisir. Setiap tahun

pasti ada acara rokat tase’ (sedekah laut). Dan juga masyarakatnya cenderung

Page 67: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

menyukai kesenian-kesenian lokal seperti tayub, tandek, ludruk, dan kesenian

yang berbau Islam seperti gambus, hadrah, shalawatan, dan sebagainya. Selain

itu, tradisi yang berlaku dan masih terjalin hingga saat ini di kalangan

masyarakat Desa Ambunten Timur adalah tradisi nyabis kepada kiai untuk

sekedar silaturrahmi, sowan, atau ya memondokkan anaknya.”

5. Kesenian-kesenian tersebut didirikan oleh siapa, terutama kesenian yang

berbau Islami?

“Kalau kesenian ludruk, tayub, dan tandek tentu dirikan oleh orang yang

punya duit banyak yang biasanya itu acaranya tampil saat-saat tertenu saja.

Biasanya kesenian itu pendirinya juragan tembakau atau klebunah (lurah).

Berbeda dengan kesenian gambus, hadrah, sama shalawat itu didirikan habib,

kiai, atau tokoh masyarakat yang mempunyai langgar.”

6. Biasanya kapan kesenian Islami itu ditampilkan?

“Dulu setiap minggunya pasti ada, tapi akhir-akhir ini sudah jarang.”

7. Bagaimana proses rekruitmen keanggotan dan sistem kegiatannya?

“Sistem kegiatannya itu diadakan dengan cara kumpulan dan arisan. Setiap

minggunya itu digilir dari rumah ke rumah tergantung siapa yang mendapat

gilirannya itu. Kalau mau ikut acara kesenian itu tidak terlalu formal, tinggal

bilang kepada pendirinya kalau mau ikut, dan saat itu juga sudah jadi anggota

dan bisa ikut kegiatannya.”

8. Anggota dari keseniannya berasal dari kalangan mana saja?

“Kebanyakan pemuda-pemuda yang ikut, selebihnya nelayan. Biasanya

pemuda atau nelayan itu adalah santri dari pendirinya dan masyarakat sekitar.

9. Apa motivasi mereka ikut kesenian tersebut?

“Kalau motivasinya itu relatif tergantung dari masing-masing orang, Cong.

Saya tidak bisa berpendapat secara pribadi kalau mereka ikut karena senang

dengan kesenian itu. Tapi menurut sepengetahuan saya, kesenian tersebut

kebanyakan berasal dari santri-santri mereka sendiri.”

Page 68: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : KH. Unais Ali Hisyam

Identitas : Pengasuh PP. Aswaja

Kategori Responden : Kiai

1. Apa harapan kiai hadirnya pondok ini di tengah-tengah masyarakat?

“Harapan saya terhadap adanya pondok ini di masyarakat tidak lain bisa

menjadi wadah bagi masyarakat sekitar untuk mendalami ilmu-ilmu agama,

terutama dalam memperbaiki akhlaqul karimah.”

2. Apa saja tugas dan fungsi kiai di pondok ini dan di masyarakat?

“Tugas saya sebagai pengsuh pondok ini dan juga tugas saya kepada

masyarakat adalah mengurusi lembaga pendidikan pondok ini, santri, dan

membimbing serta mengayomi masyarakat. Tanggung jawab kiai tidaklah

mudah, karena diberikan kepercayaan oleh santri lebih-labih masyarakat

sebagai pembimbing dan pengayom yang dijadikan panutan.”

3. Bagaimana pandangan kiai terhadap “kiai” yang berkecimpung dalam

dunia politik?

“Selagi memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, kiai yang berkecimpung

dalam dunia politik itu sah-sah saja dan tidak ada masalah. Dengan tujuan,

menegakkan addin (agama) dan murni di jalan Allah. Nah, yang menjadi

persoalan jika kiai itu hanya memanfaatkan jabatannya untuk korupsi. Bila

seperti otomatis masyarakat akan memandang buruk kiai itu. Itu merupakan

hal wajar sebagai sanksi sosial.”

4. Bagaimana pandangan kiai terhadap pilkada serentak 2015?

“Pilkada serentak ini baru pertama kali di Indonesia. Sebelumnya sempat

terjadi keributan di DPR antara pilkada langsung, pilkada tidak langsung, dan

pilkada serentak. Namun akhirnya pemerintah memutuskan dalam

pelaksanaan pemilihan kepala daerah dipilih secara serentak di setiap daerah.

Ini langkah yang bagus yang ditempuh pemerintah dalam menghemat

Page 69: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

anggaran negara. Dengan demikian, sedikit sekali peluang bagi oknum pejabat

pemerintah untuk melakukan korupsi.”

5. Apa harapan kiai kepada masing-masing kandidat pada pilkada serentak

kemarin?

“Harapan saya kepada kandidat pilkada serentak lalu bisa membangun

Sumenep lebih baik lagi terutama kepada masyarakat Ambunten Timur

khususnya untuk berbuat adil dan bijak dalam mengambil keputusan. Bukan

semata-mata mengejar materi, tapi kembali kepada tanggung jawabnya

sebagai kiai guru yang membimbing dan mengayomi masyarakatnya.”

Page 70: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama : Madani

Identitas : Aktivis LSM

Kategori Responden : Pengamat Politik

1. Bagaimana pandangan anda terhadap pilkada serentak 2015 kemarin?

“Sejauh pengamatan saya di sejumlah TPS, pelaksanaan pilkada serentak di

Desa Ambunten Timur ini berlangsung kondusif dan lancar. Terlepas dari

praktik serangan fajar, masyarakat sangat antusias menyambut pesta

demokrasi Indonesia yang tergolong baru ini.”

2. Apakah dari masing-masing calon kandidat pernah berkampanye di desa

ini sebelum pelaksanaan Pilkada Serentak 2015?

“Sejauh yang saya amati, secara langsung dari kedua calon tidak melakukan

kampanye secara terbuka. Hanya saja selebaran kalender, sticker, spanduk,

terlihat di beberapa tempat, bahkan di rumah-rumah. Mayoritas selebaran itu

didominasi oleh nomor urut 2 pasangan calon Dr. Ir. H. Zainal Abidin, MM,

ME, dan Hj. Dewi Khalifah, SH. MH. Namun jauh-jauh hari sebelumnya

mereka mengunjungi beberapa kiai di Desa Ambunten Timur secara diam-

diam.

3. Sejauh mana tingkat kesadaran politik masyarakat pada pilkada

serentak 2015?

“Berdasarkan hasil penghitungan surat suara kemarin di sejumlah TPS di Desa

Ambunten Timur, jumlah daftar hadir pemilih tetap (DPT) mendominasi dari

pada pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya dan suara yang tidak

sah.”

4. Menurut pandangan anda, apa saja yang menjadi dasar pijakan pilihan

politik masyarakat?

“Menurut saya, pilihan politik masyarakat tidak lepas dari pengaruh kharisma

kiai. Ini sudah menjadi rahasia umum bagi kondisi politik di Madura. Selain

itu, pilihan politik masyarakat dilatarbelakangi oleh kasus sengketa Pilkades

Page 71: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

beberapa waktu lalu yang berakhir di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Surabaya. Namun Bupati Sumenep mengabaikan hasil putusan PTUN itu.

5. Apa korelasi pilkades dengan pilkada serentak 2015?

“Jelas ada korelasinya. Karena hal itulah yang menjadi pemicu timbulnya

kekecewaan masyarakat Desa Ambunten Timur, termasuk kiai dan tokoh

masyarakat, terhadap keputusan sepihak mantan Bupati KH. A. Busyro Karim

pada sengketa pilkades beberapa waktu yang lalu. Sehingga ini berdampak

terhadap rendahnya hasil suara KH. A. Busyro Karim saat pilkada serentak

2015.

6. Sebagai pengamat, apa harapan anda kepada Bupati Sumenep untuk

Kabupaten Sumenep lebih baik ke depannya pasca pilkada serentak 2015

lalu?

“Sebagai rakyat yang menjunjung tinggi prinsip demokrasi, harapan saya

kepada bupati yang akan menjabat 5 tahun ke depan, semoga kepentingan

rakyat lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi dan kelompoknya.”

Page 72: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah
Page 73: TIPOLOGI MASYARAKAT DESA AMBUNTEN TIMUR …digilib.uin-suka.ac.id/32413/1/11370041_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Nukamilah, sebagai laporan pertanggungjawaban selama menempuh kuliah

Jl. Jungtoro’ Dajah Desa Ambunten Timur,

Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep,

Jawa Timur.

PP. Mahasiswa Hasyim Asy’ari (KUTUB)

Jl. Parangtritis Km.05, Cabean, Sewon, Bantul

Yogyakarta

081913690903 / [email protected]

Menulis, membaca, dan bermusik.

Menebar kebaikan kepada orang lain

Demokrasi Berkeadaban (Ethical Democration)

H. Moh. Syaikho dan As’adah

2 orang

CURICULUM VITAE

Nama Lengkap : Ahmad Fathoni Fauzan

Tetala. : Sumenep, 18 Agustus 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal :

Alamat Tinggal :

Kontak :

Hobi :

Mottto Hidup :

Pandangan Politik :

Nama Orang Tua :

Jumlah Saudara :

Pengalaman Pendidikan Formal

TK Muslimat

MI Ahlusunnah Waljama’ah Ambunten Sumenep

MTs Ahlusunnah Waljama’ah Ambunten Sumenep

MA Annuqayah I Putra Guluk-Guluk Sumenep

UIN Sunan Kalijaga

Pengalaman Pendidikan Non-Formal

Taman Pendidikan Anak (TPA) Muhammadiyah Ambunten, Sumenep.

PP. Ahlussunnah Waljama’ah (ASWAJ) Ambunten, Sumenep.

PP. Annuqayah Daerah Lubangsa, Guluk-guluk, Sumenep.

Madrasah Diniyah Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Raya

PP. Mahasiswa Hasyim Asy’ari (KUTUB), Yogyakarta.

PP. Maulana Rumi, Yogyakarta.

Pengalaman Organisasi

Anggota OSIS MTs Aswaj