Tipe Estuaria ekologi laut

24
Tipe Estuaria Estuaria didefinisikan sebagai tempat atau daerah pertemuan air tawar dan air asin. Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuaria merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang laut. Lingkungan estuaria umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Perairan estuaria mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm. Sebagai akibat geomorfologi suatu estuariaa, sejarah geologi daerah tersebut, dan keadaan iklim yang menonjol, maka terdapat tipe estuaria yang berbeda, masing-masing memperlihatkan keadaan fisik dan kimia yang berbeda. Estuaria ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe dasar, tipe yang paling umum adalah 1. Estuaria daratan pesisir (coastal plain estuaria) yang terbentuk pada akhir zaman es ketika permukaan laut naik menggenangi lembah sungai di pantai yang rendah letaknya. Contohnya seperti teluk Chesapeaka dan muara sungai Delaware dan Hudson. 2. Estiaria Tektonik, pada estuariaa ini laut menggenangi kembali daratan karena turunnya permukaan daratan, bukan sebagai

description

Tipe Estuaria ekologi laut

Transcript of Tipe Estuaria ekologi laut

Page 1: Tipe Estuaria ekologi laut

Tipe Estuaria

Estuaria didefinisikan sebagai tempat atau daerah pertemuan air tawar dan air asin.

Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut

dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan

air tawar). Lingkungan estuaria merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di

pengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh

gelombang laut.  Lingkungan estuaria umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka

ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah

liat.  Perairan estuaria mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air

tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm.

Sebagai akibat geomorfologi suatu estuariaa, sejarah geologi daerah tersebut, dan keadaan iklim

yang menonjol, maka terdapat tipe estuaria yang berbeda, masing-masing memperlihatkan

keadaan fisik dan kimia yang berbeda.  Estuaria ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe

dasar, tipe yang paling umum adalah

1. Estuaria daratan pesisir (coastal plain estuaria) yang terbentuk pada akhir zaman es

ketika permukaan laut naik menggenangi lembah sungai di pantai yang rendah letaknya. 

Contohnya seperti teluk Chesapeaka dan muara sungai Delaware dan Hudson.

2. Estiaria Tektonik, pada estuariaa ini laut menggenangi kembali daratan karena turunnya

permukaan daratan, bukan sebagai akibat naiknya permukaan laut.  Contohnya seperti

Teluk San Fransisco

3. Teluk Semi Tertutup atau gobah, dimana benting pasir terbentuk sejajar dengan garis

pantai dan sebagian memisahkan perairan yang terdapat di belakangnya dari laut.   Hal ini

menciptakan suatu gobah yang dangkal dibelakang benting pasir, yang menampung debit

air tawa dari daratan.  Tipe ini umum terdapat disepanjang pantai Texas di pantai Teluk

Florida dan di barat lautb Eropa (Belanda).

4. Fjord, merupakan lembah yang diperdalam akibat glasier dan kemudian digenangi air

laut.  Bentuk ini banyak dijumpai di pantai Norwegia, Chile, dan Columbia Inggris.

Sedangkan klasifikasi Estuaria menurut Anonim (2002) :

Page 2: Tipe Estuaria ekologi laut

1. Estuaria berstartifikasi nyata atau estuariaa baji garam, yang dicirikan oleh adanya batas

yang jelas antara air tawar dan air asin.  Estuariaa ini banyak ditemukan di daerah dimana

alir air tawar dari daratan (biasanya melalui sungai besar) lebih dominan ketimbang

penyusupan (intrusi) air asin dari laut yang dipengaruhi oleh pasang surut.

2. Estuariaa campuran sempurna atau estuariaa homogen vertikal, banyak dipengaruhi oleh

pasang surut sehingga tercampur sempurna dan tidak terdapat stratifikasi.

3. Estuariaa berstratifikasi sebagian/parsial atau estuariaa berstratifikasi moderat.  Paling

umum dijumpai, biasanya aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut lewat arus

pasang.  Percampuran air teruatama oleh karena adanya aksi pasng surut secara terus-

menerus, dan akan tercipta pola lapisan air dan massa air yang kompleks.

Menurut Dyer, K.R (1973) estuari dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu estuari positif dan estuari

negatif. Estuari positif adalah suatu estuari dimana air tawar yang masuk dari sungai dan hujan

lebih banyak dibandingkan dengan penguapan, sehingga salinitas permukaan lebih rendah

daripada laut terbuka. Estuari negatif adalah kebalikannya, yaitu dimana penguapan lebih besar

daripada aliran sungai dan hujan, karena itu akan terjadi keadaan hypersaline (asin berlebih).

Perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai peranan yang penting terhadap

kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang penting adalah sebagai berikut:

1.    Salinitas

Estuaria memiliki gradien salinitas yang bervariasi, terutama bergantung pada masukan air tawar

dari sungai dan air laut melalui pasang-surut. Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan

bagi organisme, tapi mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menangkal predator dari

laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas yang rendah.

2.    Substrat

Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari sedimen yang

dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar partikel lumpur estuaria bersifat

organik, sehingga substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan

makanan yang penting bagi organisme estuaria.

3.    Sirkulasi air

Page 3: Tipe Estuaria ekologi laut

Selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam estuaria dan masuknya air laut melalui arus

pasang-surut menciptakan suatu gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota estuaria,

khususnya plankton yang hidup tersuspensi dalam air.

4.    Pasang-surut

Arus pasang-surut berperan penting sebagai pengangkut zat hara dan plankton. Di samping itu

arus ini juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai di estuaria

5.    Penyimpanan zat hara

Peranan estuaria sebagai penyimpan zat hara sangat besar. Pohon mangrove dan lamun serta

ganggang lainnya dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan organik yang

akan digunakan kemudian oleh organisme hewani

Berdasarkan adaptasinya organisme di lingkungan estuaria mempunyai 3 (tiga ) tipe

adaptasi (Kennish, 1990). yaitu :

1.    Adaptasi morfologis

organisme yang hidup di Lumpur memiliki rambut-rambut halus (setae) untuk menghambat

penyumbatan-penyumbatan permukaan ruang pernapasan oleh partikel Lumpur.

2.    Adaptasi fisiologis

berkaitan dengan mempertahankan keseimbangan ion cairan tubuh dalam menghadapi fluktuasi

salinitas eksternal.

3.    Adaptasi tingkah laku

pembuatan lubang ke dalam Lumpur oleh rganisme, khususnya invertebrata

Ada tiga komponen fauna di estuaria: lautan, air tawar dan air payau atau estuaria.

Komponen fauna lautan ini merupakan yang terbesar dalamjumlah spesies dan terdiri dari

kelompok. Binatang laut Stenohalin merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai

kemampuan yang terbatas dalam mentelorir perubahan salinitas. Komponen ini biasanya terbatas

pada mulut estuaria yang pada umumnya mempunyai salinitas 30 permil atau lebih. Binatang ini

seringkalali sama dengan spesies yang dijumpai di laut terbuka. Binatang laut purihalin

membentuk subkelompok yang kedua. Mereka adalah binatang laut kgas yang mempunyai

kemampuan mentolerir berbagai penurunan salinitas di bawah 30 permil. Spesies semacam ini

menembus hulu estuaria dengan kejauhan yang bervariasi.

Estuaria juga miskin akan flora. Hampir semua bagian estuaria yang terus menerus

terendam terdiri dari substrat lumpur dan tidak cocok melekatnya makroalga. Tumbuhan air pula

Page 4: Tipe Estuaria ekologi laut

yang sangat keruh membatasi tembusnya cahaya hanya sanpai ke lapisan atas yang dangkal.

Dengan demikian,lapisan bawah estuaria serig kali tanpa tumbuhan hidup. Lapisan air teratas

dan zonz intertidal mempunyai jumlah tumbuhan yang terbatas. Di bawah hilir estuaria dan di

bawah tingkat pasang turun rata-rata mungkin terdapat padang rumput-rumputan laut ( Zoestera,

Thalassia, Cymodocia ).

Plankton estuaria miskin dalam jumlah spesies.dengan demikian, ia cenderung sejalan

dengan hasil obserfasi makrifauna makrifegetasi. Di alam seringkali mendominasi fitoplankton,

tetapi di hoflagelata dapat menjadi dominan selama bulan-bulan panas dan dapat tetap dominan

sepanjang waktu dibeberapa estuaria. Genera diatom yang dominan termasuk Skeletonema,

Asterionella, Nitzchia, Thalassionerta, dan Melosira. Coenera amoflagalata yang melimpah

termasuk di estuaria merupakan gambaran fitop[ankton dalam keterbatasan komposisi spesies

( Nybakken, 1988 ).

Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting sebagai berikut:

1.    Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang-surut (tidal

circulation).

2.    Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang...) yang bergantung pada estuaria

sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground).

3.    Sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama

bagi sejumlah spesies ikan dan udang.

Secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut :

1.    Sebagai tempat pemukiman.

2.    Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan.

3.    Sebagai jalur transportasi.

4.    Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.

B.  Sifat-Sifat Fisik Estuaria

1. Salinitas

Page 5: Tipe Estuaria ekologi laut

Fluktuasi salinitas pada daerah estuaria akan sangat bergantung pada musim topografi estuaria,

pasang surut, dan jumlah air tawar yang masuk.  Daerah yang perbedaan pasang surutnya cukup

besar, akan memiliki fluktuasi salinitas yang maksimum.  Selain itu, gaya Coriolis akibat rotasi

bumi berpengaruh terhadap membeloknya aliran air laut di belahan bumu utara dan selatan yang

juga berdampak pada penyebaran salinitas pada daerah estuaria.

Perubahan salinitas musiman di estuaria merupakan akibat perubahan penguapan musiman dan/

atau perubahan aliran air tawar musiman.  Daerah dimana debit air tawar berkurang karena

musim kering, salinitas tertinggi bisa diperoleh lebih jauh ke arah hulu.  Ketika debit air tawar

mulai naik, gradien salinitas bergeser ke  hilir ke arah mulut estuaria.  Oleh karena itu, pada

berbagai musim, suatu titi,k tertentu di estuaria dapat mengalami salinitas yang berbeda-beda.

Pada substrat terdapat air “interstitial” yang tertahan di dalam pori-pori yang terdapat diantara

partikel, perubahan salinitas jauh lebih lambat dari pada air di atasnya.  Air serta lumpur  dan

pasir disekitarnya bersifat “buffer” terhadap air yang ada di atasnya.

1. Substrat

Daerah estuaria sebagian besar didominasi oleh substrat berlumpur yang dibawa oleh air laut

maupun air tawar dai daratan.  Pengandapan (sedimentasi) partikel bergantung pada arus dan

ukuran partikel.  Partikel yang lebih besar mengendap lebih cepat.  Oleh keran itu, substrat pada

tempat yang arusnya kuat akan menjadi kasar (pasir atau kerikil).  Diantara partikel yang

mengendap di estuaria kebanyakan bersifat organik.  Sehingga sangat kaya akan bahan organik

yang dapat menjadi cadangan makanan yang besar bagi organisme estuaria

2. Suhu

Suhu air di estuaria lebih berfariasi dari pada di perairan pantai di dekatnya.  Hal ini disebabkan

oleh volume air di estuaria yang relatif kecil sedangkan luas permukaan lebih besar, sehingga air

di estuaria dapat lebih cepat panas dan lebih cepat dingin.  Faktor lain yang mempengaruhi suhu

adalah masuknya air tawar.  Suhu air tawar di sungai dan kali sangat dipengaruhi oleh perubahan

suhu musiman dari pada suhu air laut.  Sehingga ketika air tawar masuk ke estuaria akan terjadi

perubahan suhu.

Page 6: Tipe Estuaria ekologi laut

3.  Aksi Ombak dan Arus

Dangkalnya perairan estuaria pada umumnya merupakan penghalang terbentuknya ombak yang

besar.  Sehingga pada umumnya estuaria merupakan tempat yang airnya tenang.  Arus di estuaria

teriutama disebabkan oleh kegiatan pasang-surut dan aliran sungai.  Sebagian besar estuaria,

terjadi pemasukan air tawar secara terus-menerus padsa bagian hulu.  Air ini pada akhirnya akan

mengalir keluar estuaria atau menguap untuk mengimbangi air yang masuk.  Selang waktu yang

dibutuhkan sejumlah massa air tawar untuk keluar dari estuaria disebut waktu penggelontoran

(flushing time).  Selang waktu ini dapat menjadi tolak ukur keseimbangan suatu sistem estuaria. 

Wakti penggelontoran yang lama, penting artinya untk pemeliharaan komunitas plankton

estuaria.

4.  Kekeruhan

Kekeruhan tertinggi terjadi pada saat aliran sungai maksimum.  Pengaruh ekologi utama dari

kekruhan yaitu penurunan penetrasi cahaya.  Hal ini akan berdampak pada menurunya fotosintesi

fitoplankton dan tumbuhan bentik, yang berakibat menurunnya produktifitas.

5.  Oksigen

Masuknya air tawar dan air laut secara teratur ke dalam estuaria, bersama-sama dengan

pengadukannya dan pencampuran oksigen oleh angin, membawa oksigen yang cukup dalam

kolom air.  Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas,

jumlah oksigen dalam air akan berfariasi sesuai dengan variasi parameter tersebut di atas.

C.  Biota Estuariaa

Lingkungan estuaria merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan

tumbuhan.  Pada daerah-daerah tropis seperti di lingkungan estuaria umumnya di tumbuhi

dengan tumbuhan khas yang disebut Mangrove.  Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan

genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove ini lah kita akan

menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini. 

Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar (eurihaline),

Page 7: Tipe Estuaria ekologi laut

estuaria menyimpan berjuta keunikan yang khas.  Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan

perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut.  Dan yang

paling penting adalah lingkungan perairan estuaria merupakan lingkungan yang sangat kaya akan

nutrient yang menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton.  Inilah sebenarnya

kunci dari keunikan lingkungan estuaria.

Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuaria di kenal dengan sebutan

daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve,

Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna).  Tidak jarang ratusan jenis

ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan

daerah estuaria sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.   Dibandingkan dengan tempat alin,

spesies estuaria sangat sedikit.  Penjelasan yang paling umum digunakan adalah akibat adanya

fluktuasi kondisi lingkungan terutama salinitas.  Selain itu, estuaria belum lama terbentuk

ditinjau dari waktu geologi, untuk memungkinkan terbentuknya fauna secara sempurna. 

Keragaman topografi estuaria yang sangat sedikit juga merupakan salah satu penyebab.

D.  Vegetasi Estuaria

Keragaman flora daerah estuaria juga sangat rendah.  Hampir semua bagian estuaria yang terus

menerus terendam terdiri dari substrat lumpur dan tidak cocok untuk melakatnya makroalga. 

Ditambah dengan penetrasi cahaya yang terbatas akibat air yang keruh.  Sehingga lapisan bawah

estuaria sering kali tanpa tumbuhan hidup.  Lapisan air teratas dan zona intertidal mempunyai

jumlah tumbuhan yang terbatas.  Dataran lumpur intertidal ditumbuhi oleh sejumlah kecil spesies

laga hijau (Ulva, Enteromorpha, Chaetomorpha, dan Cladophora) yang bersifat musiman.

Dataran lumpur estuaria sering kali banyak mengandung flora diatom bentik dari pada

plantonik.  Banyak yang bersifat motil dan melakukan pola migrasi ritmik, bergerak

kepermukaan atau turun ke dalam lumpur dan bergantung pada penyinaran.  Vegetasi dominan

pada daerah estuari adalah tumbuhan bunga berumur panjang yang menancapkan akarnya  di

daerah intertidal bagian atas dan membentuk komunitas khas rawa asin (salt marsh) yang

memagari estuari diseluruh daerah  beriklim sedang di dunia.  Jenis yang dominan yaitu Spartina

dan Salicornia.  Di daerah tropik, rawa asin diganti oleh hutan bakau.

Page 8: Tipe Estuaria ekologi laut

Komponen yang tidak kalah pentingnya yaitu bakteri.  Baik air maupun lumpur estuari sangat

kaya akan bakteri, karena kandungan bahan organik yang sangat tinggi.

E.  Plankton Estuaria

Keanekaragaman plankton estuari sangat rendah.  Kekeruhan yang tinggi dan kecepatan

penggelontoran (pergantian air) merupakan faktor penyabab.  Fitoplankton didominasi oleh jenia

diatom, namun jenis dinoflagellata menjadi dominan pada musim-musim panas.  Jenis diatom

yang dominan termasuk Skeletonema, Asterrionella, Chaetoceros, Nitzchia, Thallasionema, dan

Mellosira.  Sedangkan dari jenis dinoflagellata yaitu Gymnodinium, Gonyaulax, Peridium, dan

Ceratium.

Keterbatasan jumlah spesies fitoplankton juga berdampak pad jumlah zooplankton.  Komposisi

spesies bervariasi, baik secara musiman maupun dengan mengikuti gradien salinitas ke arah hulu

estuaria.  Zooplankton yang khas meliputi dari jenis kopepoda Eurytemora, Acartia,

Pseudodiaptomus, dan Centropages; misid tertentu misalnya spesies dari genera Neomysis,

Praunus, dan Mesopodopnis; dan amfipoda tertentu misalnya spesies dari Gammarus. 

Zooplankton estuaria mempunyai volume rata-rata yang lebih besar daripada yang terdapat di

perairan pantai di dekatnya.

F.  Adaptasi Organisme Estuaria

1.  Adaptasi Morfologis

Adaptasi ini menunjukkan kehidupan pada kondisi dengan fluktuasi suhu dan salinitas. 

Misalnya membuat lubang di dalam lumpur, memilikirumbai-rumbai halus dari rambut atau

setae, untuk menjaga agar lubang pernapasan tidak tersumbat oleh lumpur.  Remane dan

Schlieper (1971) melaporkan bahwa ukuran badan organisme estuaria umumnya lebih kecil dari

pada kerabatnya yang sepenuhnya hidup di air laut dan berkurangnya jumlah ruas tulang

punggung di antara ikan-ikan.

2.  Adaptasi Fisiologis

Page 9: Tipe Estuaria ekologi laut

Pada organisme laut yang masuk ke daerah estuari, konsentrsi garam internalnya lebih tinggi dari

pada konsentrasi garam air estuaria, sehingga air cenderung melewati selaput, masuk ke dalam

tubuh untuk menyamakan konsentrasi.  Pengaturan dilakukan melalui pengeluaran kelbihan air

tanpa kehilangan garam atau pengantian garam yang hilang dengan penyerapan iondari

lingkungan secra aktif. Untuk binatang air tawar, terjadi proses sebaliknya.

Pada binatang bertubuh lunak tertentu, seperti cacing polichaeta, respon pengaturan osmosisnya

relatif lambat.  Organisme ini dapat mentolerir kisaran konsentrasi internal yang lebar, untk

jangka waktu tertentu.  Sedangkan pada molluska bivalvi biasanya merupakan osmoregulator

yang buruk dan tanggap terhadap penurunan salinitas yang drastis  dengan menutup diri di dalam

cangkangnya untuk menghindrai pengenceran cairan tubuhnya yang brlebihan dngan air.

3.  Adaptasi Tingkah Laku

Salah satu bentuk adapatsi yang dilakukan adalah dengan membuat lubang di dalam lumpur. 

Terdapat dua keuntungan dari tingkah laku ini, pertama yaitu dengan keberadaannya di dalam

lumpur berarti nenbuka kesempatan untuk berhubungan dengan iar interstitial yang memilki

variasi salinitas dan suhu yang lebih kecil dari pda air di atasnya; kedua, untuk menghindar dari

pemangsa, seperti burung, ikan, atau kepiting.

Adaptasi lainnya adalah mengubah posisi pada substrat dengan cara bergerak ke hulu atau ke

hilir estuari untuk menjaga organisme tetap berada pada daerah denga variasi salinitas minimal.

Beberapa jenis ikan memanfaatkan banyaknya makanan dan sedikitnya pemangsa di daerah

estuaria yang memungkinkan memanfaatkan estaria sebagai daerah asuhan, sebagai contoh dalah

balanak (Mugil sp.) ikan bas bergaris (Roccus saxatilis) dan sejenis ikan sebelah (Platichthys

flesus), yang memasuki estuaria sebagai juvenil dan bermigrasi kembali ke laut ketika dewasa.

G.  Ekologi Estuaria

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peran ekologis estuariaa yang penting ialah:

Page 10: Tipe Estuaria ekologi laut

1. Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuariaa yang jauh dari garis

pantai maupun yang berdekatan dengannya, lewat diangkutnya zat hara dan bahan

organik tersebut oleh sirkulasi pasang surut (tidal circulation);

2. Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting yang bergantung

pada dasar estuariaa sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding

ground); dan

3. Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup di lepas pantai,

tetapi yang bermigrasi ke perairan yang dangkal dan terlindung untuk bereproduksi dan

/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak mereka.

Ekosistem estuaria merupakan ekosistem yang produktif.  Produktifitas hayatinya setara denga

prokduktivitas hayati hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu karang. Produktivitas hayati

estuaria lebih tinggi ketimbang produktivitas hayati perairan laut dan ketimbang perairan tawar. 

Detritus berperan dalam pembentukan substrat untuk sumber pertumbuhan bakteri dan laga, yang

kemudian menjadi sumber makanan bagi binatang pemakan suspensi dan detritus.  Estuari

merupakan penimbun bahan-bahan organik yang dibawa oleh sungai dari daratan ataupun

dibawa masuk dari laut.

Ada bebrapa penyebab sehingga produktivitas hayati estuaria sangat baik yaitu:

1.  Estuaria berperan sebagai jebak zat hara.  Dimana ada tiga cara ekosistim estuaria

menyuburkan diri yaitu:

dipertahankan dan cepat di daur-ulang zat-zat hara oleh hewan-hewan detritus yang hidup

di dasar estuaria seperti bermacam kerang dan cacing.

Produksi detritus, yaitu partikel-partikel sersah daun tumbuhan akuatik makro seperti

lamun, yang kemudian di makan olh bermacam ikan dan udang pemakan detritus.

Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas mikroba

(organisme renik seperti bakteri) lewat akar tumbuhan yang masuk jauh kedalam dasar

estuaria, atau lewat hewan penggali liang di dasar estuaria seperti bermacam cacing.

Page 11: Tipe Estuaria ekologi laut

2.  Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dari kenyataan bahwa tumbuhan terdiri

dari bermacam tipe yang komposisinya demikian rupa sehingga proses fotosintesis terjadi

sepanjang tahun.

3.  Arti penting pasang surut dalam menciptakan suatu ekosistim akuatik yang permukaan airnya

berfluktuasi.

Page 12: Tipe Estuaria ekologi laut

DINAMIKA ESTUARIA

Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-

enclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea)

dan kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai.  Di wilayah ini terjadi percampuran antara

masa air laut dengan air tawar dari daratan, sehingga air menjadi payau dengan salinitas berkisar

antara 5 – 16,5 ‰.

Wilayah ini meliputi muara sungai dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan

hamparan lumpur dan pasir yang luas. Wilayah ini juga dapat dikatakan sebagai wilayah yang

sangat dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik lingkungan fisik maupun

biologis. Bercampurnya masa air laut dengan air tawar menjadikan wilayah estuaria memiliki

keunikan tersendiri, yaitu dengan terbentuknya air payau dengan salinitas yang berfluktuasi.

Perubahan salinitas ini dipengauhi oleh air pasang dan surut serta musim. Selama musim

kemarau, volume air sungai berkurang sehingga air laut dapat masuk sampai ke arah hulu, dan

menyebabkan salinitas di wilayah estuaria menjadi meningkat. Pada musim penghujan air tawar

mengalir dari hulu ke wilayah estuaria dalam jumlah besar, sehingga sanilitas menjadi

turun/rendah.

Adanya aliran air tawar yang terjadi terus menerus dari hulu sungai dan adanya proses gerakan

air akibat arus pasang surut yang mengangkut mineral-mineral, bahan organik dan sedimen

merupakan bahan dasar yang dapat menunjang produktifitas perairan di wilayah estuaria yang

melebihi produktifitas laut lepas den perairan air tawar.

SIRKULASI ESTUARIA

Perbedaan salinitas di wilayah estuaria mengakibatkan terjadinya proses pergerakan masa air.

Air asin yang memiliki masa jenis lebih besar dari pada air tawar, menyebabkan air asin di

Page 13: Tipe Estuaria ekologi laut

muara yang berada di lapisan dasar dan mendorong air tawar menuju laut. Sistem sirkulasi dalam

estuaria yang demikian inilah, yang mengilhami proses terjadinya up-welling. Proses pergerakan

antara masa air laut dan air tawar ini menyebabkan terjadinya stratifikasi yang kemudian

mendasarnya tipe-tipe estuaria, yaitu : a). Estuaria berstratifikasi sempurna atau estuaria baji

garam (salt wedge estuary), jika aliran sungai lebih besar dari pada pasang surut sehingga

mendominasi sirkulasi estuaria; b). Estuaria berstratifikasi sebagian atau parsial (moderately

stratified estuary), jika aliran sungai berkurang, dan arus pasang surut lebih dominan maka akan

terjadi percampuran antara sebagian lapisan masa air; c). Estuaria bercampur sempurna atau

estuaria homogen vertikal (well-mixed estuaries), jika aliran sungai kecil atau tidak ada sama

sekali, dan arus serta pasang surut besar, maka perairan menjadi tercampur hampir keseluruhan

dari atas sampai dasar.

PRODUKTIFITAS ESTUARI

Salah satu bagian wilayah pesisir yang memiliki tingkat kesuburan cukup tinggi adalah estuaria

(muara sungai). Daerah ini merupakan ekosistem produktif yang setara dengan hutan hujan

tropik dan terumbu karang, karena perannya adalah sebagai sumber zat hara, memiliki komposisi

tumbuhan yang beragam sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung sepanjang tahun, serta

sebagai tempat terjadinya fluktuasi permukaan air akibat aksi pasang surut. Kondisi ekosistem

yang produktif ini kemudian menjadikannya sebagai salah satu wilayah yang memiliki tingkat

produktifitas tinggi. Produktifitas merupakan suatu proses produksi yang menghasilkan bahan

organik yang meliputi produktifftas primer ataupun sekunder. Produktifitas primer pada wilayah

estuaria dapat di artikan sebagai banyaknya energi yang diikat atau tersimpan dalam aktifltas

fotosintesis dari organisme produser, terutama tanaman yang berklorofil dalam bentuk-bentuk

substansi organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Produktifftas ini dilakukan oleh

organisme ‘outotroph’ seperti juga semua tumbuhan hijau mengkonversi energi cahaya ke dalam

energi biologi dengan fiksasi karbondioksida, memisahkan molekuler air dan memproduksi

karbohidrat dan oksigen.

ANCAMAN WILAYAH ESTUARIA

Page 14: Tipe Estuaria ekologi laut

Estuaria merupakan wilayah yang sangat dinamis (dynamics area), rentan terhadap perubahan

dan kerusakan lingkungan baik fisik maupun biologi (ekosistem) dari dampak aktifitas manusia

di darat ataupun pemanfaatan sumberdaya perairan laut secara berlebihan (over-exploited).

Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi sumber kerusakan dan perubahan fisik lingkungan

wilayah estuaria antara lain:

1. Semakin meningkatnya penebangan hutan dan jeleknya pengelolaan lahan di darat, dapat

meningkatkan sedimentasi di wilayah estuaria. Llaju sedimentasi di wilayah pesisir yang melalui

aliran sungai bisa dijadikan sebagai salah satu indikator kecepatan proses kerusakan pada

wilayah lahan atas, sehingga dapat menggambarkan kondisi pada wilayah lahan atas.  Sedimen

yang tersuspensi masuk perairan pantai dapat membahayakan biota laut, karena dapat menutupi

tubuh biota laut terutama bentos yang hidup di dasar perairan seperti rumput laut, terumbu

karang dan organisme lainnya. Meningkatnya kekeruhan akan menghalangi penetrasi cahaya

yang digunakan oleh orgnisme untuk pemapasan atau berfotosintesis. Banyak-nya sedimen yang

akhirnya terhenti atau terendapkan di muara sungai dapat mengubah luas wilayah pesisir secara

keseluruhan, seperti terjadinya perubahan garis pantai, berubahnya mulut muara sungai,

terbentuknya delta baru atau tanah timbul, menurunnya kualitas perairan dan biota-biota di

muara sungai.

2. Pola pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang tidak memperhatikan daya dukung

produktifitas pada suatu kawasan estuaria, seperti sumberdaya perikanan, sehingga kawasan

muara sungai tersebut terus mendapat tekanan dan menyebabkan menurunnya produktifitasnya

3. Meningkatnya pembangunan di lahan atas (up-land) menjadi kawasan Industri, pemukiman,

pertanian menjadikan sumber limbah yang bersama-sama dengan aliran sungai akan

memperburuk kondisi wilayah estuaria. Lebih dan 80% bahan pencemar yang ditemukan di

wilayah pesisir dan laut berasal dari kegiatan manusia di darat UNEP (1990).

4. Kegiatan-kegiatan kontruksi yang berkaitan dengan usaha pertanian, seperti pembuatan

saluran irigasi, drainase dan penebangan hutan akan mengganggu pola aliran alami daerah

tersebut. Gangguan ini meliputi aspek kualitas, volume, dan debit air. Pengurangan debit air

yang di alirkan bagi irigasi, dapat mengubah salinitas dan pola sirkulasi air di daerah estuaria

danmenyebabkan jangkauan intrusi garam semakin jauh ke hulu sungai. Hal ini akan

Page 15: Tipe Estuaria ekologi laut

mengakibatkan perubahan pada sebagian ekosistem perairan pantai itu sendiri, juga pada

ekosistem daratan di sekitar perairan tersebut sehingga berakibat intrusi air laut pada air tanah.

UPAYA PENGELOLAAN WILAYAH ESTUARIA

Fungsi wilayah estuaria sangat strategis untuk dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman,

penangkapan ikan dan budidaya, jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industri. Wilayah

estuaria juga merupakan ekosistem produktif karena dapat berperan sebagai sumber zat hara.

Dengan memperhatikan fungsi dan manfaat tersebut, maka potensi wilayah estuaria menjadi

sangat tinggi, sehingga diperlukan adanya suatu tindakan pengelolaan di wilayah tersebut.

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan di antaranya adalah:

1. Memperbaiki Daerah Lahan Atas (up-land)

Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak kerusakan pada ekosistem perairan

wilayah estuaria yaitu dengan menata kembali sistem pengelolaan daerah atas. Khususnya

penggunaan lahan pada wilayah daratan yang memiliki sungai. Jeleknya pengelolaan lahan atas

sudah dapat dipastikan akan merusak ekosistem yang ada di perairan pantai. Oleh karena itu,

pembangunan lahan atas harus memperhitungkan dan mempertimbangkan penggunaan lahan

yang ada di wilayah pesisir. Jika penggunaan lahan wilayah pesisir sebagai lahan perikanan

tangkap, budidaya atau konservasi maka penggunaan lahan atas harus bersifat konservatif.

Perairan pesisir yang penggunaan lahannya sebagai lahan budidaya yang memerlukan kualitas

perairan yang baik maka penggunaan lahan atas tidak diperkenankan adanya industri yang

memproduksi bahan yang dapat menimbulkan pencemaran atau limbah. Limbah sebelum

dibuang ke sungai harus melalui pengolahan terlebih dahulu sesuai dengan baku mutu yang telah

ditetapkan.

2. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal

Wilayah estuaria yang berfungsi sebagai penyedia habitat sejumlah spesies untuk berlindung dan

mencari makan serta tempat reproduksi dan tumbuh, oleh karenanya di dalam pemanfaatan

sumberdaya perikanan khususnya di wilayah estuaria diperlukan tindakan-tindakan yang

bijaksana yang berorientasi pemanfaatan secara optimal dan lestari. Pola pemanfatan sebaiknya

memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying capacity).

3. Konsenvasi Hutan Mangrove

Perlindungan hutan mangrove pada wilayah estuaria sangat penting, karena selain mempunyai

Page 16: Tipe Estuaria ekologi laut

fungsi ekologis juga ekonomis. Secara ekologis hutan mangrove adalahsebagai penghasil

sejumlah besar detritus dari serasah, daerah asuhan (nursery ground), mencari makan (feeding

ground) dan sebagai tempat pemijahan (spawning ground). Secara fisik, hutan mangrove dapat

berperan sebagai filter sedimen yang berasal dari daratan melalui sistem perakarannya dan

mampu meredam terpaan angin badai. Secara ekonomis, dalam konser-vasi hutan mangrove juga

akan diperoleh nilai ekonomis sangat tinggi. Nilai ekonomi total rata-rata sekitar Rp 37,4

juta/ha/tahun yang meliputi manfaat langsung (kayu mangrove), manfaat tidak langsung (serasah

daun, kepiting bakau, nener bandeng ikan tangkap dan ikan umpan), option value dan existence

value. Upaya konservasi tersebut juga mempunyai nilai dampak positip terhadap sosial-ekonomi

bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah estuaria, yaitu mampu memberikan beberapa

alternatif jenis mata pencaharian dan pendapatan.

Page 17: Tipe Estuaria ekologi laut