TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU...

75
TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU PERJOKIAN PEMBUATAN KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Agnes Fitryantica NIM: 11140450000057 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439/2018

Transcript of TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU...

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU

PERJOKIAN PEMBUATAN KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI

MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Agnes Fitryantica

NIM: 11140450000057

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439/2018

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

i

TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU

PERJOKIAN PEMBUATAN KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI

MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Agnes Fitryantica

NIM: 11140450000057

Pembimbing

Nur Rohim Yunus, LLM

NIP. 19790416 201101 1004

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439/2018

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul Tinjauan Yuridis Tindak Pidana terhadap Pelaku Perjokian

Pembuatan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Menurut Hukum Positif dan

Hukum Islam. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 29 Maret 2018 Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Hukum (S.H) pada

Program Studi Kepidanaan Islam.

Jakarta, 29 Maret 2018

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A

NIP. 196912161996031001

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua : Dr. H. M. Nurul Irfan M.Ag

NIP. 19730802200312 1 001 (..............................)

Sekretaris : Nurrohim Yunus, LLM

NIP. 19790416 201101 1004 (..............................)

Pembimbing : Nurrohim Yunus, LLM

NIP. 19790416 201101 1004 (..............................)

Penguji I : Mara Sutan Rambe, S.H., MH. (..............................)

NIP.-

Penguji II : Ishar Helmi, S.H., M.H. (...............................)

NIP.-

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang alin, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Maret 2018 M

9 Rajab 1439 H

Agnes Fitryantica

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

iv

ABSTRAK

Agnes Fitryantica, Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pelaku Perjokian

Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam.

Program Studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan oleh

joki karya ilmiah ini merupakan, kategori penipuan karena didalamnya terdapat

unsur menguntungkan diri sendiri dan adanya unsur merugikan orang lain dimana

dalam KUHP tentang Penipuan Pasal 378. Dan KUHP Pasal 263 Pemalsuan serta

Undang-undang Hak Cipta yang diatur pada Undang-undang No. 28 Tahun 2014

atas perubahan Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 salah satunya terkait

ketentuan pidana di dalam Hak Cipta, terkait adanya kasus namun perjokian

karya ilmiah sebagai pelakunya yaitu mahasiswa tingkat akhir disini telah

melanggar Hak Cipta orang lain sebagai hak kepunyaan atas dirinya yang dimana

hak eksklusif dalam diri manusia tidaklah bisa dipindahtangankan.

Temuan penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa hukuman perjokian

karya ilmiah bagi pelaku perjokian karya ilmiah dalam hal ini mahasiswa sebagai

aktor akademis yang melanggar pelanggaran kode etik pendidikan disini telah

terjadi bahwa adanya kejahatan intelektual. Dalam kajian teori islam bahwasannya

akad yang digunakan didalam perjokian ilmiah ini adalah akad ijarah dan

bahwasannya akad ijarah ini menimbulkan mafsadat dan diharamkan maka dari

itu, hukum pidana islam yang mengatur mengenai perjokian ini dihukum Ta’zir.

Karna termasuk kedalam kategori Ta’zir jenis pelanggaran.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif berupa kajian pustaka (library research) yaitu kajian yang memakai

bahan pustaka atau menggunakan kepustakaan menjadi sumber data. Didalam

penelitian ini pendekatan yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu pendekatan

teori hukum pidana, Undang-Undang, dan Teori Hukum Islam.

Kata Kunci : Pelaku Perjokian Karya Ilmiah, Mahasiswa, Hak Cipta, Kode Etik

Perguruan Tinggi.

Pembimbing : Nur Rohim Yunus, LLM

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan

Semesta Alam yang telah menciptakan manusia beserta hukum-hukumnya,

dengan rahmat dan hidayah-Nya dan dengan segala pertolongan-Nya penulis

dapat menyelesaikan penelitian dalam bentuk skripsi ini. Shalawat beserta salam

penulis sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikut-pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pelaku

Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi menurut Hukum Positif dan

Hukum Islam”. Temuan ilmiah skripsi ini menunjukan bahwa kasus perjokian

sudah sering maraknya di kalangan pendidikan tetapi belum ada penanganan

secara intens yang dilakukan oleh pihak akademis karena pembuktian nya yang

sulit. Disini penulis menemukan penerapan sanksi pidana bagi pelaku perjokian

karya ilmiah di Perguruan Tinggi.

Keberadaan skripsi ini dapat terselesaikan dengan berbagai kontribusi

positif dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan perhatian, dukungan, kontribusi pemikiran

dan pandangan pada saat pelepasan KKN 2017 terkait skripsi ini di Rektorat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

yang telah memberikan dukungan, perhatian, informasi-informasi terkait

penelitian ini.

3. Bapak Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag, ketua Program Studi Hukum Pidana

Islam, yang telah memberikan dukungan, perhatian, kontribusi pemikiran,

catatan kritis dan saran atas draft proposal skripsi pada saat seminar proposal

skripsi ini.

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

vi

4. Bapak Nur Rohim Yunus, LL.M. Sekretaris Program Studi Hukum Pidana

Islam dan juga selaku Dosen pembimbing Skripsi saya, yang telah

meemberikan dukungan, perhatian khususnya untuk seluruh mahasiswa

Hukum Pidana Islam agar selalu pro aktif baik pada perkuliah hingga

melakukan penelitian skripsi ini, serta catata kritis-kontruktif, arahan,

motivasi dan kontribusi-kontribusi lainnya, dalam skripsi ini.

5. Bapak Muhammad Ishar Helmi, S.H, M.H dan Kak Erwin yang bertugas

sebagai Asisten Dekan Fakultas Syariah dan Hukum dan juga yang ikut

memberikan motivasi saya, dalam penyusunan skripsi tersebut.

6. Kedua orang tua penulis yang Mulia, bapak Sukoco dan ibu Sukarti yang

telah melahirkan saya yang memberikan motivasi lahir dan batin, dan juga

adek saya Faris Ananda Tica Prakoso.

7. Sahabat-sahabat HPI 2014 yang menemani saya dalam perkuliahan selama 8

semester, yaitu: Yeni Septiyani, Zahrati Fadhilah Taufiq, Nurma Oktaviani,

Syahra Huzniyyah, Sita Sarah Aisyiyah.

8. Sahabat-sahabat Double Degree yang memberikan saya motivasi dalam

perkuliahan dua jurusan yaitu: Yusri Wahyuni, Fahmi Hanif Winanto, Eka

Kurnia Maulida, Banani Bahrul, Mella Rosydiana, Legina, Rendi Hartanto,

Zaki.

9. Spesial buat sahabat yang selalu mengerti dan mengingatkan saya dalam

penyusunan skripsi yaitu Karina Ayu Utami, Yusri Wahyuni dan Lalu Rizal

Putraji serta Muhammad Rizal.

10. Sahabat-sahabat kosan nan damai, Faizah Amaliah, Dewi Lestari, Rina

Hasfiatul Istiqomah, yang telah memberikan saya motivasi dalam penulisa

skripsi di kosan.

11. Sahabat sahabat rekan-rekan gontor nekad traveller, Euis Daratista, Jihan

Ardiyansyah, Muhammad Athfan, dan Muhammad Farhan. Yang menemani

dan membuat saya tertawa dalam sehari-sehari.

12. Rekan-rekan KKN Penyemarak, yang memberikan motivasi saya dalam

berjuang yaitu, Rudi Saputra, Harka, Nureza, Widad Inayati, dan Yeti.

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

vii

13. Segenap pihak yang memberikan kontribusi positif dalam bentuk apapun.

Baik langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materiil kepada

penulis, yang karena keterbatasan yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Atas segala jasa dan bantuan dari semua pihak, penulis ucapkan banyak

terima kasih, semoga bentuk kontribusi mereka menjadi amal kebaikan di sisi

Allah SWT. Penulis berharap, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi segenap pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi masih terdapat kekurangan.

Untuk itu, saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan

oleh penulis. Atas saran dan kritikan tersebut, Penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, 26 Maret 2018 M

9 Rajab 1939 M

Penulis

Agnes Fitryantica

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. i

PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ....................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

E. Review Kajian Terdahulu ........................................................ 6

F. Metode Penelitian .................................................................... 8

G. Tehnik penulisan ..................................................................... 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP PEMIDANAAN

PELAKU PERJOKIAN KARYA ILMIAH

A. Teori Penipuan dalam Hukum Pidana ...................................... 13

1. Pengertian Penipuan ........................................................... 13

2. Unsur-unsur Tindak Pidana Penipuan ................................ 14

B. Teori Pemalsuan dalam Hukum Pidana .................................. 17

1. Pengertian Pemalsuan ......................................................... 17

2. Klasifikasi dalam Pemalsuan .............................................. 17

C. Teori Hak Cipta dalam Hukum Pidana .................................... 19

1. Tinjauan Umum tentang Hak Cipta .................................... 19

2. Macam-macam Karya Intelektual yang mendapatkan

Perlindungan Hak Cipta ...................................................... 21

3. Hak-hak yang terdapat di dalam Hak Cipta ........................ 22

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

ix

4. Pelanggaran dan Ketentuan Pidana di dalam Undang-undang

Hak Cipta ............................................................................ 23

5. Sanksi Tindak Pidana Hak Cipta ........................................ 24

BAB III ASPEK HUKUM DAN PENGARUH PERJOKIAN KARYA

ILMIAH

A. Fenomena perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi .......... 29

1. Faktor Lingkungan Sosial dan Kesibukan di Luar Kampus 33

2. Fakor Latar Belakang Ekonomi .......................................... 34

3. Faktor Kemampuan Akademis dan Pragmatisme ............... 34

B. Bentuk-bentuk Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi .. 39

C. Mekanisme Perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi ........ 41

BAB IV TINDAK PIDANA PERJOKIAN KARYA TULIS ILMIAH

AKADEMIS SERTA PENANGGULANGAN MENURUT

HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM.

A. Sanksi Pidana Pelaku Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan

Tinggi Perspektif Hukum Positif ............................................. 44

1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana ............................... 44

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta ............................................................... .. ..45

3. Sanksi Pidana Pelaku Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan

Tinggi Perspektif Hukum Islam ......................................... 47

B. Pencegahan dan Penanggulangan Joki karya tulis ilmiah ....... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 60

B. Rekomendasi ........................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

LAMPIRAN

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencapaian paling tinggi sebagai mahasiswa yang mengambil studi S1

yaitu dapat menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yaitu skripsi mengenai

bidang kajian ilmu yang diambilnya. Pernyataan tersebut berdasarkan

keputusan Kemendiknas mengeluarkan surat edaran bernomor 152/E/T/2012

kepada seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia baik Negeri maupun Swasta

yang berisikan kewajiban menulis Karya Ilmiah yang dimuat dalam jurnal

ilmiah sebagai suatu syarat kelulusan mahasiswa S1, S2 dan S3. Skripsi itu

adalah karangan ilmiah yang akan tetapi dalam penyelesaian skripsi tersebut

ternyata ditemui berbagai kecurangan seperti Perjokian1 dalam pembuatan

skripsi tersebut.2

Permasalahan mulai muncul ketika mahasiswa merasa tidak cukup

mampu untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsi. inilah yang membuat

beberapa pihak memanfaatkan kesempatan untuk sekedar membuka jasa

pengetikan ataupun melayani pengolahan data. Selain itu muncul juga jasa

pembuatan skripsi yang semakin bertebaran dan mudah untuk ditemui. Jika

dahulu mungkin dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dan informasi di

sebarkan dari mulut ke mulut, maka saat ini jasa penulisan skripsi dengan

mudah diakses oleh mahasiswa melalui internet. Hanya dengan memasukkan

kata kunci “konsultasi skripsi” dengan mesin pencari, hasilnya adalah 23.400

file pada www.yahoo.com, 90.300 file pada www.google.com. Bahkan para

penyedia jasa pembuatan skripsi tidak segan untuk menempel iklan di

beberapa tempat misalnya dinding atau pohon di sekitar kampus. Jasa seperti

1 KBBI, orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain dng menyamar sbg peserta ujian

yg sebenarnya dan menerima imbalan uang: risiko pd penyelenggaraan ujian masuk ke perguruan

tinggi negeri ialah munculnya -- pd ujian tsb; dalam hal ini apabila Joki di Pendidikan Tinggi

berarti orang yang menyamar atau orang yang mebuatkan karya Ilmiah akhir atau skripsi dengan

perjanjian memberikan upah atau imbalan jasa. Dengan hal ini sesuatu yang menjadi hak karya

ilmiah hasil dirinya sendiri untuk diberikan hak kepada orang lain. 2 Makita Cindiana, “Perjokian Skripsi dikalangan Mahasiswa di Pacitan” dalam Jurnal

Online Sosiologi Fisip Unair KOMUNITAS, Vol. IV, No. 2, Juli 2015, h. 1.

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

2

ini seolah-olah dilegalkan, karena tidak pernah terdengar ada yang biro jasa

skripsi yang dimejahijaukan. Fenomena joki skripsi hadir karena adanya

permintaan dan penawaran. Sistem yang dibangun dunia pendidikan ternyata

memuat kekuatan-kekuatan pasar yang terbilang anomin.3

Di Indonesia, Beberapa tahun belakangan ini, kasus pelaku yang

menggunakan Joki muncul dalam media nasional. Contoh kasus adalah oleh

guru besar Universitas Tirtayasa pada bulan Februari 2010, kasus

menggunakan Joki yang terjadi di Universitas Riau yang melibatkan seorang

guru besar dan dekan dari Fakultas Ilmu Pendidikan, kasus yang dilakukan

oleh tiga dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada bulan Maret

2012. Kemudian kasus masa kini, Direktur jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umroh Kemenag Anggito Abimanyu mengundurkan diri dari jabatan

dosen di UGM. Sikap kesatria itu dilakukan menyusul tuduhan menggunakan

Joki yang dilakukan Anggito terhadap artikelnya “Gagasan Asuransi

Bencana” yang terbit di harian Kompas, 10 Februari 2014. Tulisan ini

memiliki kesamaan dengan artikel Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan

berjudul “Mengagas Asuransi bencana”.4

Kejadian tersebut tidak hanya merugikan pencipta makalah sebagai

pemilik hak cipta tulisan, namun juga merugikan lingkungan akademik

karena dapat dianggap kurang teliti dalam menguji tulisan sehingga dapat

menurunkan kepercayaan publik tentang kompetensi tenaga akademik

institusi. Maraknya Perjokian skirpsi tentunya menjadi masalah yang cukup

serius dikalangan perguruan tinggi.

Joki skripsi terjadi karena adanya penawaran dan permintaan di pasar,

yaitu adanya joki skripsi dan mahasiswa yang keduanya memiliki sumber

daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kepentingan mereka

berdasarkan akal dan nalar mereka. Mereka beranggapan memiliki sumber

daya yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Perjokian

3Wiyonno, “Innvestigating Thesis “Joki” in a University at Semarang”, Invetigation

Report Video, 2001. 4 Anggito abimanyu, Tata Cara Mengacu Kepustakaan dan Plagiarisme, Kompasiana,

(Jakarta), Februari 2014.

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

3

skripsi yang terjadi di perguruan tinggi sudah lama menjadi topik

pemberitaan yang ada dimedia koran atau elektronik..5

Tindakan menggunakan Perjokian karya tulis ilmiah maupun Pelaku

Perjokian karya tulis ilmiah merupakan tindakan salah. Karena Perjokian

dikategorikan sebagai Penipuan 378 dan ada unsur Pasal 263 KUHP tentang

pemalsuan surat6. Terdapat dalam undang-undang hak cipta yaitu Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Undang-undang

Nomor 28 tahun 2014 Pasal 36 mengenai Hak Cipta mengenai Pemegang hak

Cipta atau karya ilmiah adalah Pembuatnya kecuali ada perjanjian yang

menyebutkan bahwa pemilik Hak Cipta itu adalah yang tertera namanya.7

kecuali dalam Pasal 44 ayat 1 apabila si pembuat skripsinya terbukti

menggunakan jiplakan maka si pelaku itu, terjerat Pasal Plagiarisme.

Berdasarkan keterangan di atas kita dapat melihat bahwa

menggunakan Jasa Pembuatan Skripsi atau Perjokian bukan saja suatu bentuk

kecurangan Intelektual tapi juga merupakan pelanggaran Hukum. Apalagi

jasa pembuatan skripsi begitu mudah ditemukan melalui jaringan teman, iklan

promosi yang dipasang di jalan-jalan atau lewat jasa iklan media massa.

Artinya, Fenomena tersebut tidak dapat diabaikan pihak perguruan tinggi

selain itu menggunakan jasa pembuatan skripsi tentunya akan menghasilkan

sarjana yang tidak berkualitas dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai

kejujuran.

Karya Tulis Ilmiah merupakan amanah dan Tanggung jawab yang

diberikan oleh Personal maupun kelompok. Amanah dan tanggung jawab ini

tidak boleh diwakilkan/digantikan orang lain. Khususnya mengenai konsep

atau yang berkaitan dengan isi materi. Maka haram hukumnya seseorang

mahasiswa mengalihkan tugas ini.

5 Makita Cindiana, “Perjokian Skripsi dikalangan Mahasiswa di Pacitan”, Jurnal Online

Sosiologi Fisip Unair KOMUNITAS, Vol. IV, 2, Juli 2015, h.2 6 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan KUHP dan Pembahasan KUHP Pasal

380 ayat 1 angka 2 KUHP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h. 23 7 Agnes Vira Ardian, “Prospek Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual dalam

Kesenian Tradisional di Indonesia”, Pasal 15 huruf a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hakcipta Jurnal Undip, Kamis, 31 Mei 2012.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

4

Oleh karena itu haram hukumnya mahasiswa

mewakilkan/menyerahkan tugasnya pada orang lain karena akad yang

dimaksudkan dalam tugas dosen tersebut khusus hanya pada mahasiswa. Hal

ini termasuk penipuan, dimana mahasiswa yang bersangkutan

mengatasnamakan dirinya kepada orang lain. Padahal kenyataannya orang

lain yang mengerjakan seperti dalam hal ini Nabi SAW bersabda: Barang

siapa yang menipu maka dia tidak termasuk golonganku (HR. Muslim no.

295)8

Pemaparan di atas jelas bahwasannya pembuatan karya tulis ilmiah

akademis yang sepenuhnya diserahkan pada pihak lain. Berbeda halnya jika

mahasiswa yang bersangkutan hanya meminta bantuan berupa konsultasi

maka hal ini diperbolehkan. Alasannya karena tidak ada pengalihan tugas

kepada orang lain. Pihak konsultan hanya pihak yang memberi masukan dan

bantuan.

Mencermati hal itu tentang Penipuan dalam perspektif Hukum Pidana

dan Hukum Pidana islam diatas, penulis tertarik untuk membahas tema

tersebut dengan merumuskannya dengan judul sebagai berikut: “Tinjauan

Yuridis Tindak Pidana terhadap Pelaku Perjokian Pembuatan Karya

Ilmiah di Perguruan tinggi menurut Hukum Positif dan Hukum Islam”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam tulisan skripsi ini penulis akan membatasi permasalahan

yang akan dibahas adalah Fokus utama dalam penelittian ini berkisar

pada masalah Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pelaku Perjokian

Pembuatan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi menurut perspektif hukum

posittif dan hukum islam. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang

dijadikan pokok masalah ialah bagaimahakah hukum positif dan hukum

8 Ibn Hajar Al-Asqalani, Panduan Lengkap Masalah Fiqih, Akhlak, dan Keutamaan

Amal, Hadis Shohih Muslim, Bulughul Marom, (Jakarta: PT. Al-Mizan 1998), h. 295

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

5

islam terhadap tindak pidana pelaku Joki di Dunia Pendidikan Tinggi

menurut KUHP, Undang-Undang, dan Peraturan Sisdiknas.

2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana sanksi pidana menurut hukum positif dan hukum Islam

terhadap tindak pidana pelaku perjokian karya ilmiah di perguruan

Tinggi?

b. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana

pelaku perjokian kara ilmiah di Perguruan Tinggi?

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui sanksi pidana pelaku perjokian karya ilmiah di

Perguruan Tinggi menurut Hukum Positif dan Hukum Islam.

2. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana

pelaku perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Mengembangkan wawasan dalam penerapan ilmu hukum serta

meningkatan pengetahuan dibidang hukum pidana khususnya hukum

pidana islam.

2. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbang bagi

pengembangan hukum khususnya yang berhubungan dengan tindak

pidana perjokian di Indonesia.

Manfaat Praktis

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penegak

hukum dalam menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan tindak

pidana perjokian.

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

6

2. Diharapkan dapan menjadi sumber bacaan bagi siapa saja yang ingin

mengetahui mengenai tindak pidana perjokian.

E. Review Kajian Terdahulu

Penelitian terkait Tindak Pidana Joki Karya Tulis Ilmiah penelitian

secara perspektif hukum islam dan hukum positif, serta analisa kasus

menurut putusan pengadilan negeri belum ditemui penulis.

Akan tetapi penulis tetap mengambil kerangka penelitian terhadap

hasil-hasil karya ilmiah terdahulu untuk membantu melengkapi dan menjadi

bahan acuan penulisan skripsi ini. Adapun hasil penelitian terdahulu yang

menunjang penelitian ini adalah mengenai Tinjauan Yuridis tindak pidana

terhadap pelaku perjokian pembuatan karya ilmiah di Perguruan Tinggi

menurut Hukum Positif dan Hukum Islam.

No. Identitas Judul/Substansi Penemuan

1. Amran Pada

Tahun 2014

Plagiat di Peruguruan

Timggi menurut perspektif

Hukum Islam. Prinsip-

prinsip dalam Undang-

undang Hak Cipta

Indonesia yaitu:

Perlindungan hak cipta

diberikan kepada ide yang

telah terwujud dan asli.

Hak cipta timbul secara

otomatis. Dan berpengaruh

pada prinsip plagiat antara

lain: bebas menggunakan,

bebbas mendistribusikan

ulang

Dalam hukum Islam,

hak cipta di pandang

sebagai salah satu

huquq malliyah (hak

kekayaan) yang

mendapat perlindungan

hukum Islam dimana,

sebagaimana kekayaan,

hak cipta dapat

dijadikan obyek akad,

setiap pelanggaran

terhadap hak Cipta,

terutama pembajakan

merupakan hukum

kedzaliman.

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

7

2. Hurriyatul

Fikriyah pada

tahun 2011

“Tindak Pidana

Pemalsuan Data dalam

Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2008 tentang

ITE dan Kajian Hukum

Islam” Sanksi pidana

terhadap pelaku pemalsuan

Data dilihat dari Undang-

Undang Nomor 11 tahun

2008 Tentang ITE Pasal

30 ayat (1) (2) dan (3), dan

Pasal 31 ayat (1) (2) (3)

dan (4)

Pemalsuan data oleh

Teknologi lebih canggih

dibandingkan dengan

kejahatan konvensional

dalam arti akssnya

dengan mudah dapat

dilakukan manapun

termasuk kategori

kejahatan elektronik

karena yang dipakai

adalah media elektronik

yang dilakukan oleh

cyber crime.

3. Usman Idris

pada tahun 2015

“ Bisnis Skripsi (Studi

Antropologi Tentang

Praktek Jasa Pembuatan

Skripsi Mahasiswa Pada

Perguruan Tinggi Di

Kota Makassar)” Jasa

Pembuatan Skripsi ini

adalah sistem

pragmatisme

materialistis. Artinya

bahwa mreka

berpandangan walaupun

apa yang dilakukan

merupakan hal yang

buruk dari segi nilai

moral mereka akan terus

menjalankan usaha

mereka dengan

Hasil penelitian strategi

pemasaran yang

dilakukan oleh peenyedia

jasa pembuatan skripsi

adalah dengan proses

pemasaran yang hanya

dilakukan penyebaran

informasi mengenai

layanan jasa tersebut

dengan melibatkan

seorang penghubung dan

mantan klien sebelumnya

yang berbasis jaringan

pertemanan atau

memakai metode

penyamaran yang

berkedok sebagai jasa

pengetikkan dan olah

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

8

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif berupa kajian pustaka (library research) yaitu kajian

yang memakai bahan pustaka atau menggunakan bahan kepustakaan

menjadi sumber data. Di antaranya adalah buku-buku, kitab-kitab, hasil

penelitian-penelitian, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan objek

kajian penelitian9. Di dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan

sebagai pisau analisis yaitu pendekatan teoritis hukum islam dan hukum

positif.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari segi jenis penelitian hukum, penelitian ini termasuk

dalam kategori jenis penelitian hukum normatif. Soerjono Soekanto,

telah menjelaskan bahwa penelitian hukum yang dilakukan dengan cara

meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder dinamakan penelitian

hukum normatif atau penelitan hukum pustaka10

. Maka dalam penelitian

ini penulis mencoba menjelaskan tentang sanksi pidana tentang penadah.

3. Bahan Hukum

Penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan atau library

research, yaitu penelitian yang mengacu pada sumber-sumber tertulis

atau mengacu pada literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Maka

9 G.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulan, (Jakarta:

Grasindo, 2010), h. 46 10

Lihat Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),

Cet. 23

pertimbangan bahwa apa

yang mereka kerjakan

menimbulkan manfaat

secara praktis.

data.

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

9

untuk meneliti, penulis menggunakan studi pustaka sebagai upaya untuk

menemukan korelasi atau relevansi teori hukum dalam mengkaji isu

hukum terkait penelitian ini.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Sumber primer dalam penelitian ini adalah Pasal 378 dan Pasal 263

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang No. 28 Tahun

2014 Tentang Hak Cipta.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder penelitian ini menggunakan beberapa buku, kitab,

jurnal, majalah, surat kabar, artikel yang berkaitan dengan judul

penelitian ini serta literatur lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Berkaitan dengan hal teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini, penulis menggunakan teknik studi dokumenter yaitu dengan

mendokumentasikan sumber-sumber data, baik primer atau sekunder

yang terkait objek penelitian11

. Bahan hukum sekunder yangdigunakan

dalam penelitian ini berupa kajian, buku-buku, serta karya ilmiah lainnya

yang relevan dengan penelitian ini.

Adapun teknik dokumenter dalam penelitian ini berupa mengkaji

bahan-bahan pustaka baik bahan pustaka primer maupun sekunder yang

terkait dengan penerapan hukum pidana di Indonesia. Setelah itu penulis

mencari gagasan-gagasan dari berbagai sumber tersebut terkait objek

penelitian dan kemudian akan dituangkan dan disusun kedalam bentuk

tulisan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Setelah teknik pengumpulan data selesai kemudian penulis akan

menganalisisnya dengan metode deskriptif analisis kualitatif, yaitu

11

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), ed.

IV, h. 68-69

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

10

dengan menggambarkan, menganalisa, serta memberikan interpretasi

terhadap data objek kajian penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan

menggunakan metode content analisis, yakni, digunakan untuk

menganalisa secara ilmiah terkait inti pesan kedalam sebuah ide atau

gagasan tertentu. Dalam proses menganalisis sumber data dan bahan

hukum, penulis menggunakan pendekatan teoritis, yakni pendekatan

hukum islam dan positif.

G. Tehnik Penulisan

Sebagai pertimbangan dalam mempermudah penulisan skripsi saya

ini, penulis menyusun melalui sistematika penulisan yang terdiri dari lima

bab, dimana pada setiap babnya dibagi atas sub-sub bab, dengan penjelasan

yang terinci, agar memudahkan pembaca. Berdasarkan pada materi skripsi

yang penulis bahas, sistematika penyusunan skripsi ini terbagi sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini penulis mengemukakan latar

belakang pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, lokasi

penelitian serta diakhiri dengan penjelasan mengenai sistematika

penelitian ini yang menjadi pedoman dalam bab-bab

selanjutnya.

BAB II : Tinjauan Umum tentang Konsep Pemidanaan Pelaku Joki Karya

Tulis Ilmiah. Disini Penulis menggambarkan mengenai

Kejahatan yang seperti apa yang tergolong Joki Karya Tulis

Ilmiah, Kejahatan yang dilakukan oleh Pelaku Hasil Joki Karya

Tulis Ilmiah serta apa yang membuat Perjokian ini semakin laju

di kalangan Masyarakat.

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

11

BAB III : Aspek Hukum dan Pengaruh Perjokian Karya Tulis Ilmiah

Akademis. Disini Penulis menggambarkan mengenai Fenomena

Perjokian Karya Tulis Ilmiah khususnya di Perguruan Tinggi,

bentuk-bentuk Perjokian Karya Tulis Ilmiah Akademis, serta

Mekanisme Perjokian Karya Ilmiah dikalangan Mahasiswa.

BAB IV : Tindak Pidana perjokian Karya Tulis Ilmiah Akademis serta

Penanggulangan Menurut Hukum Pidana Positif dan Hukum

Pidana Islam, Dalam bab ini, akan dibahas mengenai faktor

penyebab terjadinya perjokian karya tulis ilmiah serta Analisis

Hukum Positif terhadap Pelaku Joki Karya Tulis Ilmiah,

Analisis Hukum Islam terhadap Joki Karya Tulis Ilmiah, dan

Pencegahan serta penanggulangan Joki Karya Tulis Ilmiah.

BAB V : Penutup, Penulis menyimpulkan tahap akhir dari penulisan ini

yang berisi kesimpulan-kesimpulan penelitian dari awal sampai

akhir, juga Terdiri dari saran-saran penulis tentang persoalan

yang diangkat dalam penulisan Skripsi ini

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

13

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP PEMIDANAAN PERJOKIAN

KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI

A. Teori Penipuan dalam Hukum Pidana

1. Pengertian Penipuan

Berdasarkan teori dalam Hukum Pidana mengenai Penipuan ada 2

sudut pengertian yaitu pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia dan

menurut pengertian yuridis. Sebagai berikut:

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Dijelaskan bahwa tipu berarti perbuatan atau perkattaan yang

tidak jujur (bohong, palsu, dsb) dengan maksud untuk menyesatkan,

mengakali, atau mencari untung (kecoh). Penipuan berarti proses,

perbuatan, cara menipu, perkara menipu (mengecoh). Dengan dari

pada itu, berarti ada keterlibatan dalam dua pihak, yaitu orang yang

menipu disebut dengan penipu dan orang yang tertipu. Jadi, penipuan

dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau membuat, perkataan

seseorang yang tidak jujur atau bohong dengan maksud untuk

menyesattkan atau mengakali orang lain untuk kepentingan dirinya

pribadi atau korporasi.12

Menurut Edward Omar Syarif Hiariej yang dimaksud motif

penipuan adalah adanya dorongan pelaku dalam melakukan tindakan

yang dimana penipuan termasuk kedalam kejahatan ekonomi.13

b. Menurut Pengertian Yuridis

Penipuan Bedrog (Oplichting), diatur didalam buku ke II bab

ke XXV KUHP berjudul “Bedrog” yang berarti penipuan dalam arti

luas, sedangkan Pasal pertama dari titel itu, yaitu Pasal 378, mengenai

12

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Edisi Kedua, cetakan

ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 1199. 13

Kaisarudin Kamarudin, “Unsur Motif dalam Tindak Pidana”, dalam Jurnal Negara

Hukum, 11 September 2016, h. 1

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

tindak pidana “oplicthing” yang berati penipuan tetapi dalam arti

sempit, sedang pasal-pasal lain dari titel tersebut memuat tindak

pidana lain yang bersifat penipuan dalam arti luas.14

Bab XXV Buku II KUHP memuat berbagai bentuk penipuan

yang dirumuskan dalam 20 Pasal. Diantara bentuk-bentuk penipuan

itu memilki nama sendiri yang khusus, yang dikenal sebagai penipuan

adalah yang dirumuskan di dalam Pasal 378 KUHP sampai dengan

395 KUHP.15

Penipuan menurut Pasal 378 KUHP dirumuskan sebagai

berikut:

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri

sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan

memakai nama palsu atau martabat (hoedanigheid) palsu,

dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,

menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu

kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapus

piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana penjara

paling lama 4 (empat) tahun”.16

2. Unsur-unsur Tindak Pidana Penipuan

Didalam Bab XXV tersebut dipergunakan perkataan “penipuan”

atau “bedrog”, karena diatur sejumlah perbuatan-perbuatan yang diatur

dan yang ditujukan kepada harta benda, dan oleh si pelaku telah

dipergunakan perbuatan-perbuatan yang bersifat menipu.17

Penipuan

berdasarkan rumusan tersebut, maka tindak pidana penipuan memiliki

sejumlah unsur-unsur menjadi:

Unsur-unsur atau syarat yang harus dipenuhi dalam Pasal ini

adalah sebagai berikut :

14

Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, (Bandung: Refika

Adityama, 2003), h. 36. 15

Kombes dan Ismu Gunadi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana, (Jakarta:

Kencana h. 143 16

Moch. Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II), (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti 1989), h. 62 17

Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-Delik Khusus Kejahatan yang Ditujukan

Terhadap Hak Milik dan lain-lain Hak yang Timbul dari Hak Milik, (Bandung: Tarsito 1979), h.

262

Page 24: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

a. Maksud pelaku adalah menguntungkan dirinya sendiri ataupun orang

lain.

b. Cara yang digunakan pelaku dengan menggunakan alat penggerak

penipuan seperti:

1) Menggunakan nama palsu

2) Membuat keadaan palsu

3) Menggunakan tipu muslihat

4) Membuat rangkaian kebohongan18

a. Menguntungkan dirinya sendiri ataupun orang lain

Dengan maksud sebagai tujuan terdekat dari pelaku, yakni

pelaku hendak mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini adalah jalur

utama pelaku dengan jalan melawan hukum, tetapi membutuhkan

tindakan lain dalam untuk terpenuhinya maksud tersebut.

b. Menggunakan alat penggerak penipuan (nama palsu, martabat

palsu, atau keadaan palsu dan rangkaian kebohongan)

Tindak penipuan ditentukan oleh cara pelaku menggerakkan

orang lain untuk menyerahkan barang. Alat - alat penggerak yang

digunakan untuk menggerakkan orang lain adalah:

1) Nama Palsu

Penggunaan nama yang bukan nama sendiri, tetapi nama

orang lain, bahkan penggunaan nama yang tidak memiliki oleh

siapapun juga termasuk dalam penggunaan nama palsu, dalam

anam ini termasuk juga nama tambaham dengan syarat yang tidak

dikenal oleh orang lain.

2) Keadaan atau Sifat Palsu

Pemakaian keadaan atau sifat palsu adalah pernyataan dari

seseorang, bahwa ia ada dalam suatu keadaan tertentu, keadaan

18

Sulastryani, “Tinjauan Yuridis terhadap Penegakan Hukum terhadap Pelaku penipuan”,

dalam Jurnal Jurispudentie, Vol. l 4, Nomor. 1, Juni 2017, h. 191

Page 25: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

mana memberi hak-hak kepada orang yang ada dalam keadaan

itu.

3) Rangkaian Kata-kata Bohong

Disyaratkan, bahwa harus terdapat beberapa kata bohong

yang diucapkan, suatu kata bohong saja dianggap tidak cukup

sebagai alat penggerak ataupun alat bujuk. Rangkaian kata-kata

bohong yang diucapkan secara tersusun, hingga merupakan suatu

cerita yang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis dan benar.

Jadi kata-kata itu tersusun hingga kata yang satu membenarkan

atau memperkuat kata yang lain.

4) Tipu Muslihat

Tipu muslihat adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan

yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga perbuatan-perbuatan

itu menimbulkan kepercayaan atau keyakinan atas kebenaran dari

sesuatu kepada orang lain. Jadi tidak terdiri atas ucapan, tetapi

atas perbuatan itu tindakan. Suatu perbuatan saja sudah dianggap

sebagai tipu muslihat. Menunjukkan surat-surat palsu,

memperlihatkan barang yang palsu adalah tipu muslihat. Keempat

alat penggerak/pembujuk ini dapat digunakan secara alternatif

maupun secara komulatif.

5) Membujuk atau Menggerakan Orang Agar Menyerahkan Barang

Sesuatu.

Dalam perbuatan menggerakkan orang untuk

menyerahkan harus disyaratkan adanya hubungan kausal antara

alat penggerak itu dan menyerahkan barang dan sebagainya.

Penyerahan suatu barang yang telah terjadi sebagai akibat

penggunaan/pembujuk itu belum cukup terbukti tanpa

menggunakan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan karena

dipergunakan alat-alat penggerak/pembujuk itu. Alat-alat itu

Page 26: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

perama-tama harus menimbulkan dorongan di dalam jiwa

seseorang untuk menyerahkan sesuatu barang. 19

B. Teori Pemalsuan dalam Hukum Pidana

Tindak pidana berupa pemalsuan suatu surat dapat kita jumpai

ketentuannya dalam Pasal 263 Kitab Undang Undang Hukum Pidana

(“KUHP”) yang berbunyi:

(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang

dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan

hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu

hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain

memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu,

diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian,

karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam

tahun.

(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja

memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika

pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Yang diartikan dengan surat dalam bab ini adalah segala surat, baik

yang ditulis dengan tangan, dicetak, maupun ditulis memakai mesin tik, dan

lain-lainnya. Surat yang dipalsukan itu harus surat yang:

1. dapat menimbulkan sesuatu hak (misalnya: ijazah, karcis tanda masuk,

surat andil, dan lain-lain);

2. dapat menerbitkan suatu perjanjian (misalnya surat perjanjian piutang,

perjanjian jual beli, perjanjian sewa, dan sebagainya);

3. dapat menerbitkan suatu pembebasan hutang (kuitansi atau surat

semacam itu); atau

4. surat yang digunakan sebagai keterangan bagi suatu perbuatan atau

peristiwa (misalnya surat tanda kelahiran, buku tabungan pos, buku kas,

buku harian kapal, surat angkutan, obligasi, dan lain-lain).20

19

Dudung Mulyadi, “Unsur-unsur Penipuan dalam Pasal 378 KUHP”, dalam Jurnal

Ilmiah Galuh Justisi, Vol. 5, Nomor. 2, September 2017, h. 212-213. 20

R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-

Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia), h. 195

Page 27: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Adapun bentuk-bentuk pemalsuan surat itu menurut Soesilo dilakukan

dengan cara:

1. membuat surat palsu: membuat isinya bukan semestinya (tidak benar).

2. memalsu surat: mengubah surat sedemikian rupa sehingga isinya menjadi

lain dari isi yang asli. Caranya bermacam-macam, tidak senantiasa surat

itu diganti dengan yang lain, dapat pula dengan cara mengurangkan,

menambah atau merubah sesuatu dari surat itu.

3. memalsu tanda tangan juga termasuk pengertian memalsu surat.

4. penempelan foto orang lain dari pemegang yang berhak (misalnya foto

dalam ijazah sekolah).

Unsur-unsur pidana dari tindak pidana pemalsuan surat selain yang

disebut di atas adalah: 21

1. pada waktu memalsukan surat itu harus dengan maksud akan

menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan surat itu seolah-

olah asli dan tidak dipalsukan;

2. penggunaannya harus dapat mendatangkan kerugian. Kata “dapat”

maksudnya tidak perlu kerugian itu betul-betul ada, baru kemungkinan

saja akan adanya kerugian itu sudah cukup;

3. yang dihukum menurut pasal ini tidak saja yang memalsukan, tetapi juga

sengaja menggunakan surat palsu. Sengaja maksudnya bahwa orang yang

menggunakan itu harus mengetahui benar-benar bahwa surat yang ia

gunakan itu palsu. Jika ia tidak tahu akan hal itu, ia tidak dihukum. Sudah

dianggap “mempergunakan” misalnya menyerahkan surat itu kepada

orang lain yang harus mempergunakan lebih lanjut atau menyerahkan

surat itu di tempat dimana surat tersebut harus dibutuhkan.

4. Dalam hal menggunakan surat palsu harus pula dibuktikan bahwa orang

itu bertindak seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, demikian pula

perbuatan itu harus dapat mendatangkan kerugian.

21

R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-

Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia), h. 196

Page 28: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

C. Teori Hak Cipta dalam Hukum Pidana

1. Tinjauan Umum Tentang Hak Cipta

Dalam era globalisasi penelitian dan pengembangan teknologi

baru tercipta bagi pengembang seperti hak kekayaan intelektual dan pada

hakikatnya perlindungan atas Hak atas Kekayaan Intelektual lainnya

adalah bahwa hak cipta melindungi karya sastra dan karya seni dengan

segala bentuk perkembangannya didunia ini.

Hak cipta secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,22

kata “hak” berarti suatu

kewenangan yang diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas

untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan”

tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal pikiran,

perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman. 23

Hak Cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang pengaturannya terdapat

dalam ilmu hukum dan dinamakan Hukum HAKI. Yang pada dasarnya

suatu bidang hukum yang membidangi hak-hak yuridis dari karya-karya

atau ciptaan-ciptaan hasil olah pikir manusia bertautan dengan

kepentingan yang bersifat ekonomi dan moral.24

Secara yuridis, istilah Hak Cipta telah dipergunakan Pasal 1

angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,

Mengatur: “Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara

otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan

dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

22

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Edisi Kedua, cetakan

ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 382. 23

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Edisi Kedua, cetakan

ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 215. 24

Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.21

Page 29: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Berdasarkan pengertian Hak Cipta diatas, menurut Pasal 1 ayat 1

Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 yang dimaksud Hak Eksklusif

adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pencipta, sehingga

tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa seizin

penciptanya.25

Berkaitan dengan Ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-undang

Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak cipta, maka diuraikan lebih lanjut

mengenai pengertian dan sifat Hak Cipta tersebut:26

a. Hak Cipta merupakan hak yang bersifat khusus, istimewa atau

eksklusif (Eksklusif Rights) yang diberikan kepada Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta. Hal ini berarti bahwa orang lain tidak

dibolehkan menggunakan hak tersebut kecuali dengan izin Pencipta

atau pemegang Hak Cipta yang bersangkutan.

b. Hak yang bersifat khusus meliputi hak Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta untuk mengumumkan ciptaannya, memperbanyak ciptaannya

dan memberi izin kepada orang lain untuk mengumumkan atau

memperbanyak hasil ciptaannya tersebut. Sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

c. Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak yang bersifat immaterial

yang dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain.

Lahirnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta memberikan perlindungan terhadap sebuah karya cipta yang berupa

ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Dengan demikian lebih

mengutamakan kepentingan nasional dan memperhatikan keseimbangan

atara kepentingan pencipta, pemegang hak cipta, atau pemilik hak

terkait.27

25

Sudjana, “Sistem Perlindungan atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta”, Jurnal Unnes, Vol. 2, No. 2, h. 25. 26

Rachmadi Usman, Hukum HAKI: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya,

(Bandung:2003), h.86 27

Windarto, “Perlindungan Hukum terhadap Program Komputer Ditinjau dari Undang-

Undang Nomor. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta”, dalam Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 6, Nomor. 2,

Oktober 2015, h. 63

Page 30: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

2. Macam-macam Karya Intelektual yang mendapatkan perlindungan

Hak Cipta

Karya Cipta dibuat dalam bentuk ide dan Ekspresi di mana

keduanya, di tuntut untuk memberikan jaminan kepastian hukum dan

perlindungan. Karena memastikan konsep Hak Moral pada UU Hak

Cipta.

Obyek Perlindungan Hak Cipta meliputi karya ilmu

pengetahuan,termasuk buku dan karya seni (Leterary and artistic Works).

Sebagai karya cipta, buku dan karya tulis merupakan media tempat

pengekspresian ide atau gagasan-gagasan pencipta guna membangun

dialektika dengan pembaca. Karena dianggap sebagai media untuk sarana

komunikasi.28

Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang

Hak Cipta, bahwa Hak Cipta adalah: Ciptaan adalah hasil karya pencipta

yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni

atau sastra. Untuk itu pengaturan lebih lanjut hal-hal apa saja yang diatur

dalam Hak Cipta diatur dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-undang nomor

28 tahun 2014 menetapkan ciptaan-ciptaan yang meliputi:

a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan

semua hasil karya tulis lain;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan

itu;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan

ilmu pengetahuan;

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan

pantomim;

f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,

ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, kolase;

g. Karya seni terapan;

h. Karya arsitektur;

i. Peta;

j. Karya seni batik atau seni motif lain;

k. Karya fotografi;

28

Henry Soelistyo, Plagiarisme Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta: PT.

Kanisius 2011), h. 27

Page 31: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

l. Potret;

m. Karya sinematografi;

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,

aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau

modifikasi ekspresi budaya tradisional;

p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat

dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi

tersebut merupakan karya yang asli;

r. Permainan video; dan

s. Program Komputer. 29

3. Hak-hak yang terdapat di dalam Hak Cipta

Hak Eksklusif merupakan hak yang hanya diperuntukkan bagi

pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak

tersebut tanpa izin.30

Sebagai Hak Eksklusif atau exclusive rights, Hak Cipta

mengandung dua esensi hak31

, yaitu hak ekonomi dan hak moral.

Menurut Pasal 8 Undang-undang Hak Cipta.Hak ekonomi meliputi hak

untuk mengumumkan dan hak untuk memperbanyak. Menurut Pasal 5

ayat 1 UU Hak Cipta nomor 28 tahun 2014, Adapun hak moral meliputi

hak pencipta untuk dicantumkan namanya dalam ciptaan dan hak untuk

melarang orang lain mengubah ciptaannya.

Hak Moral dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 28 tahun 2014

diatur sebagai berikut:

a. Pencipta mempunyai hak untuk menuntut hasil ciptaannya.

b. Suatu ciptaan tidak boleh diubah walaupun Hak Ciptanya telah

diserahkan kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan pencipta

atau dengan persetujuan ahli warisnya dalam hal pencipta meninggal

dunia.

29

Tenripadang Chairan, “Analisis Yuridis Perlindungan Hukum terhadap Hak Cipta”,

dalam Jurnal Hukum Diktum, Vol.9, Nomor 2, Juli 2011, h.166 30

Penjelasan Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Hak

Cipta. 31

Hak adalah Kewenangan atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan

oleh undang-undang atau aturan atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut

sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, h.381-382

Page 32: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

c. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga terhadap

perubahan judul dan anak judul ciptaan, pencantuman dan perubahan

nama atau nama samaran pencipta.

d. Pencipta tetap berhak mengadakan perubahan pada ciptaannya sesuai

dengan kepatutan dalam masyarakat.

Pada hakikatnya terdapat unsur pokok utama dalam hak moral,

yaitu:

a. Hak untuk diakui dari karya, hak dari pencipta tersebut untukk

dipublikasikan sebagai pencipta atas karyanya, dalam rangka untuk

mencegah pihak lain mengaku sebagai pencipta atas karya tersebut.

b. Hak Keutuhan, yaitu hak untuk mengajukan keberatan atas

penyimpangan atas karyanya atau perubahan lain atau tindakan-

tindakan lain yang dapat menurunkan kualitas ciptaannya.

c. Hak Keorisinalitas, yang menjadi fakta hukum yang digunakan

sebagai acuan yang bisa berakibat hukum gugatan pelanggaran hak

cipta.32

4. Pelanggaran dan Ketentuan Pidana di dalam Undang-undang Hak

Cipta

Didalam Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2014 sendiri, tidak

memuat secara inflisit serta rinci mengenai jenis-jenis tindak pidana hak

cipta, namun hanya memuat ketentuan pidana yang pengaturannya

dimulai dari Pasal 112 sampai dengan Pasal 119 Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014, yang sebelumnya diatur dalam Pasal 72 ayat (1) sampai

dengan ayat (9) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta.

Sebagaimana tertuang dalam Pasal 40 ayat (1),(2), dan (3)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 pengganti Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Pasal 12 ayat (1), (2) dan (3).

32

Henry Soelistyo, Plagiarisme Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta: PT.

Kanisius 2011), h.57

Page 33: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Lalu diakumulasikan pada Pasal 50 Undang-Undang Hak Cipta yang

berbunyi :

“Setiap orang dilarang melakukan pengumuman,

Pendistribusian, atau Komunikasi Ciptaan yang bertentangan

dengan moral, agama, kesusilaan, ketertiban umum, atau

pertahanan dan keamanan negara’.33

Didalam Undang - undang Nomor 28 Tahun 2014 sendiri, tidak

memuat secara inflisit serta rinci mengenai jenisjenis tindak pidana hak

cipta namun hanya memuat ketentuan pidana yang pengaturannya

dimulai dari Pasal 112 sampai dengan Pasal 119 Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana di bidang hak

cipta memang berkisar pada keinginan untuk mencari keuntungan diri

sendiri atau kelompok secara cepat dengan mengabaikan kepentingan

para pemegang hak cipta. Dampak dari kegiatan tindak pidana tersebut

telah sedemikian besarnya terhadap tatanan kehidupan bangsa dalam

moral dan hukum.

5. Sanksi Tindak Pidana Hak Cipta

Sanksi atau ancaman pidana atas pelanggarana Hak Cipta ada

beberapa kualifikasi yakni, pidana penjara paling singkat 1 (Satu) bulan

dan atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (Satu juta rupiah) atau

pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak

Rp. 5.000.000.000,00 (Lima miliar rupiah). 34

Pasal 72 ayat (1) sampai ayat (9) UndangUndang Nomor 19

Tahun 2002 berubah menjadi pidana penjara paling singkat 1 (Satu)

tahun dan/atau pidana denda Rp.100.000.000,00 (Seratus juta rupiah)

atau pidana penjara paling lama 10 (Sepuluh) tahun dan/atau pidana

denda paling lama banyak Rp. 4.000.000.000,00 (Empat miliar rupiah).

33

Sudjana, “Sistem Perlindungan atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta”, dalam Jurnal Unnes, Vol. 2, Nomor 2, h. 25. 34

Tenripadang Chairan, “Analisis Yuridis Perlindungan Hukum terhadap Hak Cipta”,

dalam Jurnal Hukum Diktum, Vol. 9, Nomor 2, juli 2011, h.167

Page 34: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Pasal 113 ayat (1) sampai ayat (4) Undang - Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta.

Untuk mengetahui secara jelas antara bunyi Pasal 72 dari

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 dengan Pasal 113 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014, yaitu apabila Barangsiapa dengan

sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan

pidana penjara masing-masing paling singkat 1(satu) bulan dan/atau

denda paling sedikit 1 (Satu) juta rupiah, atau pidana penjara paling lama

7 (Tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00

(Lima miliar rupiah).

Dan juga dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau

den denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

apabila dengan ssengaja menyiarkan, memamerkan, mendengarkan, atau

menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak

Cipta atau Hak Terkait.

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak

penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program computer

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (Lima) tahun dan/atau

denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (Lima ratus rupiah).

Barangsiapa dengan sengaja melanggar pasal 17 dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (Lima) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp.1.000.000.000,00 (Satu miliar rupiah).

Barangsiapa melanggar Pasal 19, atau Pasal 49 ayat (3) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 2 (Dua) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp. 150.000.000,00 (Seratus lima puluh juta rupiah).

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24

sampai dengan Pasal 28 atau Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara

paling lama 2 (Dua) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp. 150.000.000,00 (Seratus lima puluh juta rupiah).

Page 35: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Ketentuan Pasal 112 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta yaitu apabila Setiap orang yang dengan tanpa hak

melakukan perbuatan pasal 7 ayat (3) dan atau pasal 52 untuk

penggunaan secara komersial, dipidana dengan pidana penjara paling

lama 2 (dua) tahun dan atau pidana denda paling banyak

Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).35

Ketentuan Pidana Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta yaitu apabila Setiap orang yang dengan tanpa

hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana

dengan pidana penjara paling lama 1 (Satu) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp. 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah).

Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (Sepuluh) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (Empat miliar rupiah).36

Ketentuan Pasal 114 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta: Setiap orang yang mengelola tempat perdagangan

dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui

membiarkan penjualan dan atau penggandaan barang hasil pelanggaran

hak cipta dan atau hak terkait ditempat perdagangan yang dikelolanya

sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, dipidana dengan pidana denda

paling banyak Rp. 1.00.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Ketentuan Pasal 115 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta: Setiap orang yang tanpa persetujuan dari orang yang

dipotret atau ahli warisnya melakukan penggunaan secara komersial,

penggandaan, pengumuman, pendistribusian, atau komunikasi atas potret

35

Lihat Undang –undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Sudjana, “Sistem

Perlindungan atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta”, dalam Jurnal Unnes, Vol. 2, Nomor 2, h. 25. 36

Mirwansyah, Analisis Hukum terhadap tindak pidana Hak cipta ditinjau dari Undang-

undang nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, h.13-14.

Page 36: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 untuk kepentingan reklame atau

periklanan untuk penggunaan secara komersial baik dalam media

elektronik maupun non elektronik, dipidana dengan pidana denda paling

banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Ketentuan Pasal 116 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta: Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan

pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (2)

huruf e untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana

penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak

Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Ketentuan Pasal 117 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta: Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak

melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal

24 ayat (2) huruf c, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling

banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan

pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (2)

huruf a, huruf b, dan atau huruf d, untuk penggunaan secara komersial,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau

pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dmaksud pada

ayat (2) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda

paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Ketentuan Pasal 118 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta: Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak

melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal

25 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan atau huruf d untuk penggunaan

secara komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)

Page 37: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah).

Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam

pasal 25 ayat (2) huruf d yang dilakukan dengan maksud pembajakan

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau

pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)

Ketentuan Pasal 119 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta: Setiap lembaga managemen kolektif yang tidak

memiliki izin operasional dari Menteri sebagimana dimaksud dalam

pasal 88 ayat (3) dan melakukan kegiatan penarikan royalti dipidana

dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau pidana

denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).37

37

Ketentuan Pasal 72-119 Undang-undang Hak Cipta nomor 28 tahun 2014. Sudjana,

“Sistem Perlindungan atas Ciptaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta”, dalam Jurnal Unnes, Vol. 2, No. 2, h. 69.

Page 38: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

29

BAB III

ASPEK HUKUM DAN PENGARUH PERJOKIAN KARYA ILMIAH DI

PERGURUAN TINGGI

A. Fenomena Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi

Karya Ilmiah38

di perguruan tinggi salah satunya adalah Skripsi. Di

Perguruan Tinggi khususnya jenjang Sarjana, mahasiswa dilatih untuk

menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum,

dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian

berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam komprehensif sistematis dan

mendalam.

Skripsi menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagian besar dari

persyaratan akhir pendidikan akademisnya.39

Definisi Skripsi adalah sebagai

karya ilmiah yang diwajibkan sebagai salah satu bagian dari persyaratan akhir

pendidikan akademis di Perguruan Tinggi. Skripsi biasa disebut sebagai

wujud karya tulis ilmiah seorang mahasiswa dan wujud pertanggungjawaban

hasil studi selama mahasiswa menempuh kuliah. Semua mahasiswa wajib

mengambil mata kuliah terakhir skripsi tersebut, karena skripsi digunakan

sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar

akademisnya sebagai sarjana.40

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyatakan Pendidikan tinggi

yang berkualitas dan berintegritas ditandai oleh kemampuan yang lulusannya

untuk memenuhi kebutuhan perkerjaan, menciptakan lapangan kerja baru,

atau mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan

38

Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan

yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau

sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh

masyarakat keilmuan. Lihat: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Cet. 3, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994), h. 511 39

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Edisi Kedua, cetakan

ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 1080. 40

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017), h. 3.

Page 39: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

pengetahuan global tertentu. Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak hanya

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni pada bidang tertentu,

namun juga menguasai keterampilan tambahan seperti, kemampuan

berkomunikasi secara efektif, kemampuan berfikir logis, kemampuan belajar

sebagai wujud dari soft skills.41

Selain Lulusan perguruan tinggi Negeri

(PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia, diharapkan

menjadi pribadi yang berkualitas. Penguasaan IPTEK yang tinggi dan

didukung oleh jiwa kepemimpinan, akhlak yang baik dan berwatak

demokratis, sehingga mampu menghadapi tantangan dan persaingan antar

bangsa.42

Namun harapan itu terlihat jelas dengan situasi masalah kehidupan

akademis mahasiswa saat ini. Salah satu masalah akademis yang serius bagi

mahasiswa adalah kesulitan mengerjakan skripsi secara mandiri. Apalagi

maraknya perjokian skripsi di beberapa kota yang merupakan tantangan

serius bagi perguruan–perguruan tinggi yang ada. Pengertian mandiri tersebut

oleh mahasiswa yang bersangkutan bukan berarti tanpa harus dibimbing oleh

dosen pembimbingnya. Peran dosen pembimbing di kampus hanya sebagai

pembimbing yang membantu mahasiswa mulai dari awal penentuan topik

sampai siap menuju tes ujian pendadaran, sedangkan yang mengerjakan

skripsi mahasiswa itu sendiri.43

Keberadaan joki skripsi di tengah dinamika

pendidikan tidak dapat dipandang sebagai fenomena biasa. Hal ini

dikarenakan menjadi sebab penyebabnya pembuatan skripsi itu telah menjadi

“alternatif” bagi mahasiswa akhir yang ingin menuntaskan skripsi.44

Isu pendidikan karakter akhir-akhir ini menjadi sangat kuat, terutama

pada dunia pendidikan. Perilaku perjokian termasuk perilaku yang menjadi

41

Satryo Soemantri Brodjenogoro, Strategi dan Kebijakan Jangka Panjang Pendidikan

Tinggi 2003-2010, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Direktorat

Jenderal Pendidikan tinggi 2010), h. 6. 42

Amelia Ariyani, “Video Investigasi: “Mengungkap joki skripsi di perguruan Tinggi di

Semarang”, dalam Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3, Agustus 2013, h. 4. 43

Makita Cindiana, “Perjokian Skripsi dikalangan mahasiswa di Pacitan”, dalam Jurnal

Online Sosiologi Fisip Unair KOMUNITAS, Vol. IV, No. 2, Juli 2015, h. 2. 44

Agus Sugiono dan Ibnu Ali, Pendidikan anti Korupsi pada Remaja di Desa Bujur

Tengah Pamekasan: seminar nasional hasil pengabdian kepada masyarakat (SENIAS), (Madura:

Universias Islam Madura 2017), h. 272.

Page 40: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

indikator dari semakin melemahnya karakter dan memburuknya kualitas

kehidupan bangsa.45

Sehingga Harapan yang begitu besar terhadap peran strategis

pendidikan belum bisa tercapai dengan optimal dengan adanya kasus

perjokian, karena perilaku pelaku perjokian tersebut mengutamakan proses

serta melemahkan karakter mahasiswa yang mencerminkan kerusakan

moral.46

Hal ini menjadikan mahasiswa untuk menggunakan joki dalam

menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Definisi Joki dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia47

adalah orang yang mengerjakan ujian untuk orang lain

dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima

imbalan uang. Oleh karena itu apabila joki skripsi di kalangan mahasiswa

yaitu orang yang telah menyamar sebagai mahasiswa untuk mengerjakan

tugas akhirnya dalam hal ini skripsi, dan menerima imbalan uang. Dalam

penelitian Anwar Jusuf mengatakan: bahwa pihak yang bertanggung jawab

terhadap kejujuran akademik meliputi: mahasiswa, staf pengajar, dan

fakultas. Terlihat bahwa apabila seorang mahasiswa menggunakan perjokian

sebagai jalur alternatif untuk menuntaskan skripsinya dianggap merupakan

tindakan suatu ketidakjujuran akademik.48

Mahasiswa sebagai aktor perjokian skripsi melakukan tindakan

tersebut dalam rangka memanfaatkan fenomena perjokian di kalangan

mahasiswa dan memang sudah ada sejak dulu. Dengan adanya fenomena

tersebut secara tidak langsung mengesahkan dan menjadi nilai baru kalangan

mahasiswa bahwa mengerjakan skripsi ini tidaklah sulit, karena telah ada joki

skripsi. Tidakmampuan seorang mahasiswa untuk mengendalikan diri atas

45

Eva meizara puspita dewi, “Gambaran karakter dan aspirasi terhadap pendidikan

karakter pada mahasiswa”, Inquiry Jurnal Ilmiah Psikologi, Vo. l7, No. 2, Desember 2016, h. 77 46

Heri Maulana, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter”, dalam Jurnal Khasanah Ilmu, Vol. 7

No.1 2016, h. 21-22. 47

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Edisi Kedua, cetakan

ketiga, Jakarta: Balai Pustaka,1994, h. 476. 48

Anwar Jusuf, “Inovasi kurikulum dengan praktik kejujuran akademik di fakulttas

kedokteran universitas kristen krida wacana”, dalam Jurnal UKRIDA, Vol. 2, No. 4, 2010, h. 7.

Page 41: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

segala bentuk godaan untuk melakukan perjokian.49

Perjokian skripsi yang

dilakukan mahasiswa berdasarkan sudut pandang pilihan rasional bukan sudut

pandang kegiatan tersebut suatu kegiatan yang salah atau benar.

Fenomena perjokian skripsi ini membuat dunia pendidikan seperti

kehilangan perannya. Didalamnya terdapat perilaku menyimpang yang

dilakukan mahasiswa seperti ketidakjujuran, bertindak curang terhadap

bidang akademisnya.50

Dalam penentuan joki, para mahasiswa memiliki kriteria yang

didasarkan atas pilihan dan pertimbangan-pertimbangan dari rasional para

mahasiswa. Seseorang yang dianggap joki skripsi tersebut tidak disahkan

secara akurat dan dilegalkan karena kebanyakan yang menjadi joki

merupakan orang yang berada di lingkungan mahasiswa tersebut asalkan joki

tersebut memiliki kriteria yang menjadi daya tarik para mahasiswa tersebut.51

Daya tarik tersebut memiliki kriteria bagi para mahasiswa yang bersangkutan.

Mahasiswa mencari joki skripsi diawali dari lingkungan teman satu kampus

karena memang kegiatan perjokian skripsi tersebut hal yang biasa dan telah

banyak dilakukan di kalangan mahasiswa. Hal ini yang menjadi pertimbangan

dan penilaian mahasiswa memilih melakukan perjokian skripsi karena

memang telah banyak mahasiswa menggunakan joki skripsi dan resiko dari

kegiatan tersebut belum ada yang terbukti dari tidak adanya sanksi atau

pembatalan gelar bagi mereka yang ketahuan telah melakukan kegiatan

perjokian skripsi.

Beberapa faktor pendorong yang menyebabkan mahasiswa

menggunakan Joki dalam penyelesaian tugas akhir (skripsi) dibawah ini:

49

Daris Tamin, “Guru dan Budaya pendidikan berbasis bimbingan dan konseling”,

Keterangan disampaikan dalam acara “Join Seminar” antara Prodi BK Sps UPI Bandung dengan

Program Kaunseling USM, dalam Jurnal Akademia, (Bandung: 2013), h. 3. 50

Idha winarsih, Cahyo budi utomo, tsabit azinar ahmad, “Peranan Pembelajaran sejarah

dan penanaman nilai karakter religius nasionalisme”, Indonesian Journal of History Education,

(Semarang: 2017), Vol. 5, No. 12, h. 23. 51

Makita Cindiana, “Perjokian Skripsi dikalangan mahasiswa di Pacitan”, dalam Jurnal

Online Sosiologi Fisip Unair KOMUNITAS, Vol. IV, No.2, Juli 2015, h. 11.

Page 42: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

1. Faktor Lingkungan Sosial dan Kesibukan di Luar Kampus

a. Pergaulan dan Pengaruh Teman

Mahasiswa memiliki lingkungan pertemanan dan pergaulan

yang luas. Tidak jarang mahasiswa ada yang terjerumus pada

lingkungan pertemanan yang kurang baik untuk kepribadian

mahasiswa itu sendiri, yang pada akhirnya juga berdampak negatif

bagi urusan akademis mahasiswa. Berteman dengan orang yang malas

atau pemabuk misalnya, mahasiswa tersebut berkemungkinan untuk

terpengaruh malas mengikuti perkuliahan atau mengerjakan tugas

kuliah. Pergaulan atau pertemanan ini juga dapat dijumpai pada

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.52

b. Memiliki Pekerjaan dan Kesibukan di Luar Kampus

Mahasiswa terkadang memiliki kesibukan dan pekerjaan lain

di luar kampus. Hal ini berkaitan dengan ruang lingkup sosial

mahasiswa yang semakin luas dan banyaknya akses yang bisa

dimasuki di luar kegiatan kampus. Dari mulai bekerja part time,

menjadi wiraswasta atau bahkan penyuluh dan peneliti di LSM,

kesibukan pada organisasi kampus, dan kegiatan lainnya. Kesibukan

tersebut terkadang menuntut waktu mahasiswa yang tidak sedikit.

Terkadang banyak mahasiswa yang tidak pandai melakukan

manajemen waktu yang baik sehingga justru banyak dari mereka yang

“menomorduakan” kuliah. Akibatnya, kuliah mereka terbengkalai atau

bahkan menjadi terlambat lulus karena berbagai kesibukan dan terlalu

senang dengan kegiatan yang dilakukannya di luar kegiatan kampus.

Berorganisasi, menjadi alasan dari ketiganya untuk menggunakan joki

skripsi dibandingkan mengerjakan skripsi secara mandiri.53

52

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Muhammad Ihsan yang menyatakan bahwa

Pergaulan dan Pengaruh teman dapat menimbulkan perlakuan Perjokian. Dalam wawancara

pribadi dengan Muhammad Ihsan, pemegang biro jasa karya tulis ilmiah, Jakarta, 8 Februari 2018. 53

Wawancara pribadi dengan Muhammad Ihsan, pemegang biro jasa karya tulis ilmiah,

Jakarta, 8 Februari 2018.

Page 43: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

c. Orang Tua Memberikan Izin

Salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam

menggunakan perjokian skripsi adalah orang tua mahasiswa yang

mendukung anaknya untuk menggunakan joki skripsi. Bentuk

dukungan tersebut dapat berupa dukungan secara langsung (lisan),

dukungan materi, dan lain-lain. Orang tua pun menyetujui tindakan

mahasiswa (anaknya) karena berbagai pertimbangan, salah satunya

karena menginginkan anaknya tersebut segera lulus dari perguruan

tinggi

2. Faktor Latar Belakang Ekonomi

Perjokian skripsi dalam hal ini memiliki beberapa persyaratan

pembayaran jika ada mahasiswa yang ingin menggunakan jasanya.

Mahasiswa yang menggunakan joki skripsi harus membayar sebesar 3-4

juta rupiah untuk skripsi dan 5 juta rupiah untuk thesis. Biaya yang

diminta oleh joki skripsi ini memang tidaklah sedikit. Oleh karenanya

kebanyakan para pengguna joki skripsi tersebut merupakan kalangan

menengah ke atas yang memiliki keadaan finansial yang cukup atau

memang mereka memiliki kemampuan untuk membayar. Bagi

mahasiswa yang memiliki cukup uang untuk membayar biaya pembuatan

skripsi, tentu mereka tidak perlu berpikir panjang untuk segera

menggunakan joki.

3. Faktor Kemampuan Akademis dan Pragmatisme

Mahasiswa dalam hal kemampuan akademis memiliki tingkat

kecerdasan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan bagaimana cara

memandang kampus sebagai salah satu lembaga pendidikan yang

menghasilkan sarjana. Tingkat pragmatisme54

mahasiswa pun menjadi

salah satu faktor pendorong mahasiswa tidak mengerjakan skripsi sendiri.

54

Aliran pragmatisme merupakan sebuah ajaran yang membuktikan bahwa dirinya

sebagai yang benar dengan menimbulkan akibat atau hasil yang bermanfaat secara praktis. Dengan

Page 44: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

a. Kemampuan Akademis

Kemampuan akademis menjadi salah satu faktor yang

mengakibatkan mahasiswa menggunakan joki skripsi. Ada mahasiswa

yang merasa tidak mampu atau malas memikirkan skripsi sebagai

tugas akhir yang harus dikerjakan untuk mendapatkan gelar

sarjananya.55

b. Cepat Selesai Kuliah dan Mendapatkan Ijazah

Adanya pemikiran mahasiswa yang cenderung pragmatis

menyebabkan mahasiswa seringkali menganggap skripsi hanya

sebagai syarat mendapatkan ijazah. Mereka justru kurang

mempraktekkan ilmu yang telah mereka dapatkan selama masa kuliah

dan menuangkannya dalam bentuk penelitian dan tulisan ilmiah

(skripsi). Pemikiran yang memakai pola pragmatis ini misalnya

mahasiswa kuliah hanya untuk mendapatkan ijazah agar mereka dapat

melakukan kegiatan lain setelah mendapatkan ijazah tersebut,

misalnya saja menikah atau melanjutkan usaha keluarga.56

c. Pilihan Jurusan Kuliah

Pilihan jurusan kuliah memang sering atau bahkan sebagian

besar hanya mengikuti kehendak orang tua untuk memperoleh tujuan

pekerjaan dan jurusan kuliah. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa

salah jurusan ketika telah berkuliah. Beberapa mahasiswa pindah

jurusan kuliah untuk memilih perkuliahan sesuai dengan keinginan

dan bakat yang dimiliki. Beberapa lainnya terpaksa melanjutkan

kuliah yang sudah terlanjur dijalani, dan itu berarti mahasiswa harus

menyelesaikan kuliah tersebut termasuk dalam menyelesaikan tugas

memakai logika pengamatan, yang mana ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata dan

individualisme. Lihat KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Edisi Kedua, cetakan ketiga,

(Jakarta: Balai Pustaka,1994), h. 891 55

Faris Saputra Dewa, “Lulus S1 tanpa Skripsi, Solusi atau Awal dari Kehancuran

Perguruan tinggi”, Surat Kabar Kompas, (Jakarta), 17 Juni 2015. 56

Dian Tarakanita, ”Menjawab Realitas Pro dan Kontra Skripsi menjadi Syarat

Kelulusan”, (Surakarta: Essai UNS), 2012.

Page 45: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

akhir atau skripsi.57

Dalam hal ini si mahasiswa telah berbuat apa

boleh buat demi penyelesaian kuliahnya.

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan (FIP) Unnes, ada tiga

variabel yang menyebabkan maraknya joki skripsi ada tiga variabel yakni,

“kultur akademik yang rendah, adanya pelaku pasa (para joki), serta regulasi

yang tidak jelas...” 58

. Perjokian termasuk permasalahan sosial yang terus

berkembang dalam hal nya perjokian skripsi ini merupakan fenomenal

masalah yang timbul disebabkan adanya keinginan untuk mencapai

keberhasilan mahasiswa memenuhi gelarnya sarjana. Perjokian sangat

dilarang pemerintah dan ada sanksi pidana bagi yang melanggarnya.59

Alasan lainnya terdapat pada Dosen Pembimbing Mahasiswa tersebut

juga tidak lepas dari Dosen Pembimbing yang kurang maksimal dalam

memberikan pelayanan pada mahasiswa, ketika pembimbing tersebut

overload dan mempunyai kesibukan banyak di luar kegiatan maka cenderung

pembimbingan hanya sebagai rutinitas belaka.60

Dalam halnya penelitian, rendahnya budaya penelitian di kalangan

civitas akademika perguruan tinggi. Aktivitas penelitian hanya menjadi

komoditas segelintir individu yang masih konsisten membuktikan

keilmuannya pada masyarakat. Karena bisa dilihat dari kurangnya kebiasaan

menulis dan lebih lanjut adalah kurangnya membaca di kalangan mahasiswa

kampus.61

Masalah penentuan topik yaitu kesulitan menentukan ide untuk

skripsi. Kendala pertama yang biasa dihadapi oleh mahasiswa yang akan

menyusun skripsi adalah menentukan ide. Pada umumnya, ide atau gagasan

57

Amelia Ariyani, “Video Investigasi: “Mengungkap Joki Skripsi di Perguruan Tinggi di

Semarang”, dalam Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3, Agustus 2013, h. 4. 58

Puji Anto, “Analisis Sosiologis dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Unsur Ekstrinsik

Karya Sastra”, dalam Jurnal Inovasi pendidikan dasar, Vol.1, No. 2 Juni 2016, h. 80. 59

Amelia Ariyani, “Video Investigasi: “Mengungkap Joki Skripsi di Perguruan Tinggi di

Semarang”, dalam Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3, Agustus 2013, h. 5. 60

Amelia Ariyani, “Video Investigasi: “Mengungkap Joki Skripsi di Perguruan Tinggi di

Semarang”, dalam Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3, Agustus 2013, h. 6. 61

Amelia Ariyani, “Video Investigasi: “Mengungkap joki skripsi di perguruan Tinggi di

Semarang”, dalam Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3, Agustus 2013, h. 6.

Page 46: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

untuk tugas akhir skripsi tidak harus selalu merupakan hal-hal baru yang

penting ide itu bersifat ilmiah dan tidak menjiplak atau orisinil.

Menurut Penulis, sebenarnya masalah manajemen waktu yaitu waktu

penyelesaian lebih dari 6 bulan. Masalah manajemen waktu menjadi kendala

terbesar dalam menyelesaikan skripsi. Apalagi kalau diluar 6 bulan terpaksa

harus molor jika mahasiswa tidak bisa mengatur waktu dengan baik. Ada

beberapa mata kuliah yang diulang, dan terlalu aktif dalam organisasi

kemahasiswaan sehingga banyak waktu yang digunakan diluar jam kuliah ini

menyebabkan mahasiswa memakai joki dalam penyelesaian tugas akhir

(skripsi).

Mudahnya diakses oleh mahasiswa jasa pembuatan skripsi atau joki

skripsi melalui internet. Hal ini menjadi jalur alternatif bagi kalangan

mahasiswa yang ingin cepat menuntaskan skripsinya. Karena joki skripsi

tersebut juga tidak segan dalam menempelkan informasi melalui iklan, media

massa, poster, brosur, dan disebarkan dari mulut ke mulut. Hal ini membuat

fenomena bahwasannya joki skripsi termasuk kegiatan yang dilegalkan

karena adanya permintaan dan penawaran di kalangan kampus.62

Adanya permintaan dari mahasiswa yang meminta bantuan untuk

mengerjakan skripsi yang akhirnya berlanjut menjadi sumber pendapatan

sampingan karena adanya permintaan di pasar perjokian skripsi. Perjokian

skripsi ini biasanya dilatarbelakangi oleh situasi dari kondisi yang mana

belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga adanya joki skripsi akan mambantu

dalam menyelesaikan skripsi tersebut.63

Di balik keinginan untuk menuntaskan kuliah secara cepat serta

keinginan untuk mendapatkan ijazah dan perkerjaan yang baik, konstruksi

image skripsi bagi sebagian mahasiswa justru merupakan penghambat

harapan mahasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya sendiri. Dalam setiap

tahapan skripsi pun bisa dikatakan menjadi hambatan motivasi mahasiswa

62

Amelia Ariyani, “Video Investigasi: “Mengungkap Joki Skripsi di Perguruan Tinggi di

Semarang”, dalam Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3, Agustus 2013, h. 3 63

Makita Cindiana, Perjokian Skipsi dikalangan Pacitan, dalam Jurnal Online Sosiologi

Fisip Unair, Komunitas, Vol. IV, No. 2, Juli 2015, h. 17.

Page 47: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

untuk menyelesaikan skripsinya sendiri. Berhadapan dengan dosen

pembimbing kampus, berurusan dengan birokrasi kampus, ke perpustakaan

untuk mempelajari dan mendapatkan referensi terkait akan skripsinya,

diniatkan karena banyaknya pengalaman kurang menyenangkan dari teman

maupun senior. Banyak dari mahasiswa yang kemudian menunda penulisan

skripsinya. Ketika mahasiswa terlena dengan penundaan tersebut dan justru

mengutamakan kesibukan lain, penundaan itu dapat berlangsung hingga batas

akhir masa perkuliahan dan terancam drop out.64

Perjokian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa berdasarkan sudut

pandang rasional bukan dari sudut pandang kegiatan apakah kegiatan tersebut

cenderung suatu kegiatan yang benar atau salah. 65

Dengan banyaknya joki skripsi di setiap daerah-daerah yang

beralokasikan di setiap kampus maupun PTN dan PTS, yang masih eksis dan

beroperasi. Biasanya lokasi perjokian skripsi secara strategis lebih dekat

dengan kampus, dan ada juga di tengah-ditengah kampung, karena alasan

utama lebih tenang dan nyaman. Joki skripsi pada umumnya belum

mempunyai surat izin untuk memiliki biro atau jasa tersebut dan awalnya

hanya membuat perizinan toko untuk rental komputer, foto copy, dan

percetakan. Pada hakikatnya joki skripsi ini, sebenarnya perannya sebagai

konsultan pembimbing skripsi, namun secara etika akademisi tindakan

mahasiswa tersebut melanggar peraturan dan norma akademisi.66

Pada umumnya, pemasaran joki skripsi dilakukan melalui

pemasangan media cetak melalui media online via internet. Pemasaran di

media cetak biasanya melalui iklan minimal 3 baris, misalnya di Harian

Kedaulatan Rakyat, Harian Tribun, dan lain-lain. Sedangkan pemasaran

online biasanya melalui iklan gratis di beberapa website, blog dan email serta

media sosial seperti facebook dan twitter.

64

Wawancara Pribadi dengan Abdil Azizul Furqon, Penolong Orang Menulis Karya

ilmiah, Jakarta 8 Februari 2018. 65

Makita Cindiana, “Perjokian Skipsi dikalangan Pacitan”, dalam Jurnal Online sosiologi

Fisip Unair, Komunitas,Vol. IV, No. 2, Juli 2015), h. 11. 66

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ihsan, Pemegang Biro Jasa Karya Tulis Ilmiah,

Jakarta, 8 Februari 2018.

Page 48: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Ada juga joki skripsi yang memasang spanduk atau plakat di jalan-

jalan strategis atau di pasang di pohon-pohon besar. Perkembangan kemajuan

teknologi internet menjadikan strategi pemasaran joki skripsi semakin efektif

dilakukan via-online, terutama melalui e-mail.67

B. Bentuk-Bentuk Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi

Pada umumnya, perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi meliputi:

1. Perjokian Olah Data

Perjokian olah data memiliki keunikan tersendiri, paket olah data

dilakukan saat mahasiswa mengerjakan bab IV atau bab III dari

skripsinya. Pengerjaan paket olah data dikerjakan menyesuaikan dengan

permintaan mahasiswa yang ingin menggunakan paket olah data.

Permintaan joki olah data bisa dilakukan per variable pada skripsi

atau dilakukan juga sekaligus dengan mengerjakan bab III dan IV. Paket

olah data biasanya menggunakan software SPSS (Statistical Package for

the Social Sciences), SAS (Statistical Analysis System), atau LISREL

(Linear Structural Relationship).68

2. Perjokian Pembuatan Skripsi dan Thesis

Pembuatan skripsi atau Thesis ini sesuai layanan program studi

atau jurusan disiplin ilmu yang bisa dilayani untuk skripsi (Strata 1)

yaitu: penelitian tindakan kelas (PTK), Skripsi Pendidikan, Psikolosi,

Sosiologi, FISIP, Hubungan Internasional, Ekonomi, Kesehatan, Hukum,

Bahasan dan Sastra, Tehnik dan sebagainya. Sedangkan untuk Thesis

(S2) meliputi: Magister Manajemen, Magister Administrasi Publik,

Manajemen Perdagangan Internasional, Hukum Bisnis, Hukum dan

HAM, Manajemen Pendidikan dan sebagainya.69

67

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ihsan, Pemegang Biro Jasa Karya Tulis Ilmiah,

Jakarta, 8 Februari 2018. 68

Wawancara Via Whatsapp Aplikasi dengan Eka Kurnia Maulida, Pemegang Biro Jasa

Karya Tulis Ilmiah, Jakarta 14 Januari 2018. 69

Jasa pembuatan Skripsi, Idtesis.com, (Jakarta), pada Web Idtesis.com, diakses pada 25

Februari 2018.

Page 49: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

3. Joki Konsultan Pembimbing Skripsi dan Thesis

Joki Konsultan Pembimbing skripsi yang disediakan sangat

kompeten sesuai dengan bidang konsentrasi setiap program studi atau

jurusan. Setiap jurusan memiliki konsultan pembimbingnya sendiri

sehingga benar-benar bisa fokus, paham dan mengerti benar sesuai

dengan keahliannya. Konsultan pembimbing biasanya lulusan atau

alumni S1 dan S2 dari PTN dan PTS terkemuka di daerah Perguruan

Tinggi daerah tertentu dengan pengalaman kerja sebagai pembimbing

skripsi dan joki skripsi minimal 3 tahun. Atau dilihat dari pengalaman

joki sebelumnya70

. Ada beberapa konsultan pembimbing yang berasal

dari dosen yang juga mengajar di kampus perguruan tinggi.71

4. Harga Pembuatan Skripsi atau Thesis

Biaya untuk membantu pembuatan skripsi mulai dari awal sampai

dengan akhir (lulus) sangat bervariasi. Tergantung dari jenis layanannya.

Ada layanan pembuatan skripsi Full bab yaitu mulai dari penentuan topik

atau tema serta judul skripsi sampai dengan persiapan tes ujian

pendadaran skripsi. Layanan full bab untuk jurusan pendidikan dan sosial

dihargai sebesar Rp. 2,5-3 juta,72

sedangkan layanan full bab untuk

jurusan kedokteran dan tehnik mulai Rp. 3-3,5 juta. Pengerjaan skripsi

untuk jurusan sains biasa hanya dibantu untuk analisis dan pengolahan

data saja. Untuk percobaan di laboratorium dilakukan oleh mahasiswa

sendiri.

Full bab dapat diartikan sebagai pengerjaan dilakukan dari awal

hingga akhir skripsi oleh joki skripsinya. Termasuk didalamnya

pengolahan data, wawancara, dilakukan oleh joki skripsi. Skripsi ini bisa

diistilahkan sebagai pasrah bongkoan atau mahasiswa menyerahkan

70

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ihsan, Pemegang Biro Jasa Karya Tulis Ilmiah,

Jakarta, 8 Februari 2018. 71

Wawancara Pribadi dengan Abdil Azizul Furqon, Penolong dalam Pembuatan Skripsi,

Jakarta, 8 Februari 2018. 72

Wawancara pribadi dengan Muhammad Ihsan, Pemegang Biro Jasa Karya Tulis Ilmiah,

Jakarta, 8 Februari 2018.

Page 50: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

seluruh isian skripsi pada pembuat skripsinya. Full bab juga merupakan

tipe pembuatan skripsi yang menjadi andalan joki karena paket full bab

memberikan keuntungan besar untuk joki skripsi.73

C. Mekanisme Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi

Proses seorang mahasiswa menggunakan joki skripsi. Pada awalnya,

mahasiswa yang akan menggunakan joki akan menentukan biro jasa joki

skripsi mana yang nantinya akan menyelesaikan jasa pembuatan skripsinya.

Mahasiswa memilih joki skripsi yang dianggap mampu membantu

penyelesaian skripsinya dalam waktu yang relatif singkat dan hasilnya sesuai

dengan yang mahasiswa itu harapkan. Mereka beranggapan bahwa pilihan

mereka terhadap joki skripsi adalah masalah yang mendesak.

Mahasiswa yang menggunakan joki skripsi memiliki banyak pilihan

untuk menggunakan jasa konsultasi skripsi mana yang ingin dipilih untuk

menyelesaikan skrpsinya. Salah satu pertimbangan mahasiswa dalam

pemilihan joki skripsi, atau bahkan kakak angkatan yang berkerja jasa joki

skripsi tersebut. Selain karena teman atau kakak angkatan yang telah menjadi

pertimbangan memilih joki skripsi, pertimbangan harga juga mempengaruhi

mahasiswa dalam memilih jasa joki skripsi yang akan mereka gunakan. Ada

yang lebih mengutamakan harga yang murah dari pada kualitas dan hasil

skripsi yang dihasilkan karena mereka beranggapan skripsi hanyalah sebuah

syarat birokrasi yang tidak memberikan efek signifikan pada kehidupan

mereka setelah menjadi sarjana.

Kedua, mahasiswa diminta membayarkan biaya yang cukup besar

sebagai pengganti jasa joki skripsi yang cukup besar untuk mahasiswa S1

dikenai biaya sebesar 2-3 juta. Kalau untuk mahasiswa S2 dikenai biaya

sebesar 4 juta 750 ribu rupiah. Ataupun pembayaran dilakukan dengan

membayarkan uang diawal transaksi ketika ingin membuat skripsi. Hal ini

73

Maksud penjelasan dari kata Full bab di biro jasa karya tulis ilmiah. Dalam hal ini Full

atau meyeluruh. Dengan hal ini semuanya diserahkan sesuai dengan pesanan si pelaku joki karya

ilmiah tersebut. Full berasal dari bahasa Inggris yang artinya penuh, lengkap, Lihat: Achmad

Fanani, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, cetakan ke-1, (Yogyakarta: Literindo, 2015), h. 167.

Page 51: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

untuk ditunjukan untuk menjadi jaminan yang dapat memperkuat keyakinan

mahasiswa bahwa skripsikan akan diselesaikan oleh jasa joki skripsi tersebut.

Dan apabila pembayaran dilakukan secara berkala maka mahasiswa haruslah

bernegoisasi terlebih dahulu.74

Ketiga, mahasiswa dan joki nya kemudian akan melakukan konsultasi

agar dapat memberikan gambaran dan berdiskusi mengenai isi dari skripsi

yang akan dan atau sedang dibuat. Dalam hal ini keadaan yang dilakukan

dalam situasi formal, tetapi ada juga mahasiswa melakukan melalui proses

yang relatif informal dan tidak dalam situasi yang mengikat pada lokasi

tertentu. Terdapat fleksibilitas dan kebebasan yang diberikan oleh para

konsultan untuk para pengguna joki skripsi untuk mengkonsultasikan skripsi

yang dikerjakannya. Yaitu melalui emai, proses bimbingan ini juga bisa

langsung di kos-kosan atau rumah mahasiswa terkait. Mereka dapat meminta

pembimbing joki itu untuk datang ke kos atau rumah dengan alasan jika

bimbingan dilakukan ditempat umum akan dimungkinkan bertemu atau

diketahui teman atau kenalan dari mahasiswa itu.

Didalam proses pembuatan skripsi, terdapat beberapa tipe waktu

diskusi antara joki dan mahasiswa.

Pertama, skripsi dibuat dalam sekali waktu sehingga bimbingan

(diskusi) dilakukan setelah skripsi selesai dilakukan. Pembimbing dalam hal

ini menulis skripsi mulai dari bab pertama hingga selesai. Konsultasi dapat

dilakukan setelah skripsi tersebut selesai ditulis.

Kedua, skripsi ditulis per bagian. Joki dalam hal ini lebih sering

melakukan pertemuan dan diskusi dengan mahasiswa yang bersangkutan.

Ketika si joki telah melakukan bagian tertentu, maka mahasiswa kan

berdiskusi dengan si joki sebelum mahasiswa tersebut mengajukan skripsinya

kepada dosen di kampus.

Proses interaksi yang dilakukan mahasiswa dengan joki skripsi nya ini

memang bergantung dari kesepakatan antara joki dan mahasiswa nya sendiri

74

Wawancara Pribadi dengan Abdil Azizul Furqon, Penolong Orang Menulis Karya

Ilmiah, Jakarta 8 Februari 2018.

Page 52: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

yang menjalankan hubungan terkait ini. Proses interaksi lebih bersifat

fleksibel dalam pengaturan jadwal dan berlangsung secara informal, serta

bersifat setara dan timbal balik diantara kedua belah pihak. 75

Proses pembuatan Skripsi pesanan dapat digambarkan dengan Skema

sebagai berikut:

PROSES PEMBUATAN SKRIPSI PESANAN

75

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ihsan, Pemegang Biro Jasa Karya Tulis

Ilmiah, Jakarta, 8 Februari 2018.

PEMESANAN DP/UANG MUKA PROSES

PENGERJAA

N

PENYERAHAN:

1. JUDUL

2. PEDOMAN

KESEPAKATAN:

1. WAKTU PNYELESAIAN

2. HARGA DAN PEMBAYARAN

PEMBAYARAN /

ANGSURAN

PENYERAHAN HASIL

SKRIPSI PESANAN

Page 53: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

44

BAB IV

SANKSI PIDANA PELAKU PERJOKIAN KARYA ILMIAH DI

PERGURUAN TINGGI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

DAN HUKUM ISLAM

A. Sanksi Pidana Pelaku Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi

Perspektif Hukum Positif

Istilah Perjokian merupakan istilah yang tidak ada di dalam peraturan

perundang-undangan. Namun dalam KUHP Perjokian hanya serupa dengan

perbuatan yang tercantum dalam Pasal 380 dan 263. Penulis akan membahas

mengenai perbuatan hukum yang serupa terhadap para pelaku perjokian

khususnya perjokian skripsi oleh mahasiswa apabila menggunakan jasa

tersebut.

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Tindak Pidana Penipuan adalah sejumlah perbuatan-perbuatan

yang ditujukan terhadap harta benda, dalam mana oleh si pelaku telah

dipergunakan perbuatan-perbuatan yang bersifat menipu atau

dipergunakan tipu muslihat.76

Pasal 378 KUHP, mengatur Penipuan sebagai tindakan, dengan

maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu

dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan

orang lain, menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya

memberi hutang maupun menghapuskan piutang, dalam hal ini

mahasiswa telah melakukan secara hukum dengan tipu muslihat,

rangkaian kebohongan dan menggerakkan institusi tempatnya yaitu

Perguruan Tinggi untuk menyerahkan sesuatu kepadanya berupa gelar

akademik atau ijazah.

76 P.A.F Lamintang, Djisan Samosir, Delik-delik Khusus Kejahatan yang Ditujukan

terhadap Hak Milik dan lain-lain Hak yang Timbul dari Hak Milik, (Bandung: Tarsito 1988), h.

262.

Page 54: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Dalam KUHP ketika membicarakan mengenai kejahatan yang diatur

didalam Pasal 263 pidana pemalsuan surat. Disini merujuk pada kasus

pelaku perjokian karya ilmiah yang dimana para joki itu mengerjakan

karya ilmiah punya mahasiswa yang dimana menggunakan dengan

identitas palsu, dalam penyelesaian tugas akhirnya. Dalam Pasal 263 orang

yang mengerjakan karya ilmiah orang lain juga bisa dilihat telah

memalsukan identitas orang lain. Ia mengerjakan suatu perbuatan dengan

menggunakan identitas orang lain. Selain itu, karya ilmiah atau skripsi

dianggap sebagai surat yang memiliki nilai dan menimbulkan hak baru.

Sebab, setelah menyelesaikan tugas akhir itu lah orang kemudian

mendapatkan gelar akademik.

Delik pemalsuan surat merupakan delik formil. Artinya, tidak

diperlukan adanya akibat, dengan terjadinya tindak pidana sudah

dinyatakan tindak pidana tersebut telah terjadi. Artinya apabila setelah

mengerjakan karya ilmiah milik orang lain, meskipun belum ada akibat

berupa gelar akademik, dia bisa dinyatakan memalsukan surat.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Banyaknya perkembangan teknologi memacu kejahatan karya

ilmiah di bidang pendidikan, yang berjalan seiring dengan munculnya

globalisasi telah menyebabkan perubahan yang sifat dan eksistensinya

berbeda jauh dengan hal ini maka banyaknya pula pertimbangan bahwa

hak cipta merupakan kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan,

seni, sastra yang mepunyai peranan strategis dalam mendukung

peembangunan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum

sebagaimana diatur didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014.77

Sulitnya tingkat kesadaran mahasiswa dalam mengerjakan karya

ilmiah ini menjadi suatu pelanggaran bukan lagi mengenai nilai

kejujuran, tetapi mengenai pembuatan karya ilmiah oleh pihak yang

77

Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 315

Page 55: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

namanya tidak dicantumkan dalam karya tersebut, dari apapun

merupakan bentuk pengelabuan identitas yang berdimensi pelanggaran.

Apalagi mahasiswa yang didukung sebagai ilmuwan yang mempunyai

nilai kejujuran sebagai pokok sendi utamanya, tanpa adanya nilai

kejujuran yang ditanam oleh mahasiswa maka ia bukanlah, inelektual

yang berintegritas, karena telah membohongi diri sendiri dan orang

lain.78

Karya ilmiah yang dihasilkan oleh joki karya ilmiah pada

hakikatnya adalah hasil karya ilmiah yang ide, gagasan dan pemikiran

dari penulisan orang lain, tetapi pada pasal 36 Undang-Undang Hak

Cipta, yaitu konsep mengenai ciptaan yang dibuat berdasarkan joki karya

ilmiah menyatakan: “Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja

atau berdasarkan pesanan, pihak yang membuat karya cipta itu

dianggap sebagai pencipta dan pemegang hak cipta, kecuali

diperjanjikan lain antara kedua belah pihak.” Menurut ketentuan ini,

pihak yang memesan karya tulis dianggap sebagai pencipta, kecuali

diperjanjikan sebaliknya dengan ini beranggapan bahwa joki karya

ilmiah dianggap sebagai pencipta dan pemegang hak cipta.

Dengan adanya peraturan tersebut pelaku atau mahasiswa tersebut

tidak bisa diambil secara benar. Dikarenakan bahwa konsep autthorship

tidak lagi dibenarkan atau diterapkan.79

Bahwa mengenai pengaturan Hak Cipta terhadap pelaku

perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi bisa saja diganjar dengan

Pasal 44 Undang-Undang Hak Cipta mengenai Plagiarisme dikarenakan

dalam pembuatan skripsi pesanannya, si joki tersebut dalam

penyelesaiannya dikerjakan dengan cepat dan waktu singkat. Maka si

joki tersebut cenderung melakukan Plagiasi dalam penyelesaiannya

78Henry Soelisttyo, Plagiarisme Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta: PT.

Kanisius 2011), h.161 79

Henry Soelistyo, Plagiarisme Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta: PT.

Kanisius), h. 162.

Page 56: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

dengan kata-kata sebagai berikut: “Penggunaan, pengambilan,

penggandaan, dan/atau pengubahan suatu ciptaan dan/atau produk hak

terkait secara seluruh atau sebagian yang substansial tidak dianggap

sebagai pelanggaran hak cipta jika sumbernya disebutkan atau

dicantumkan secara lengkap untuk keperluan: (a) pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik

atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang

wajar dari pencipta atau pemegang hak cipta; (b) dst…” Dari bunyi

ketentuan tersebut jelas, bahwa syarat mencantumkan sumber adalah

sebuah syarat mutlak untuk dapat terbebas dari tindak pelanggaran.

Artinya, jika tidak dicantumkan sumbernya, pasal ini otomatis

mengkategorikan tindakan itu sebagai pelanggaran hak cipta, sekalipun

dalam sanksi pidana tidak disebut-sebut secara eksplisit tentang ancaman

sanksi jika terjadi pelanggaran atas Pasal 44 Undang-Undang Hak Cipta.

3. Sanksi Pidana Pelaku Perjokian Karya Ilmiah di Perguruan

Tinggi Perspektif Hukum Islam

Hukuman adalah untuk memelihara dan menciptakan

kemaslahatan manusia dan menjaga hal-hal dari mafsadat, serta

memberi petunjuk dan pelajaran kepada manusia, bahwa tujuan dari

pada penjatuhan hukuman menurut syariat islam adalah pencegahan

dan Pengajaran serta pendidikan

Demikian menurut keduanya bahwa hukuman dibagi menjadi

beberapa macam sesuai dengan tindak Pidananya, yaitu:

1. Tindak Pidana Qishash yakni, Tindak Pidana Pembunuhan dan

penganiayaan.

2. Tindak pidana Hudud yakni, semua jenis tindak pidana yang

secara tegas diatur didalam Al-Quran dan Hadist. Baik sifat

perbuatan pidananya maupun sanksi hukumnya, yaitu meliputi

tujuh macam, yaitu 1) perzinahan, 2) penuduhan zina, 3)

Pencurian, 4) Perampokan 5) pemberontakan 6) perbuatan

Page 57: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

meminum khamar ataupun penyalahgunaan narkoba, dan 7)

perbuatan murtad.

3. Tindak Pidana Ta’zir yakni, semua jenis tindak pidana yang tidak

masuk ke dalam ranah hudud berartti masuk ke dalam wilayah

Ta’zir. Yaitu secara yegas ditetapkan oleh otoritas yang

berwenang di sebuah lembaga atau negara tertentu.80

Dalam hal ini perjokian termasuk kategori jual beli yang

dimaksudkan kedalam kegiatan yang diharamkan.81

Apabila suatu

perbuatan yang bertujuan untuk mencari kemaslahatan ternyata juga

membawa kepada kemudharatan karena dalam islam apabila

mengharamkan segala sesuatu maka ditutupnyalah jalan-jalan yang akan

membawa pada perbuatan yang haram itu, serta mengharamkan juga

segala cara yang mugkin dapat membawa kepada perbuatan haram. Hal

ini sesuai dengan teori asas dalam kaidah fikih yang berbunyi:

82ي زال الضرارInti kaidah ini merupakan bagian dari upaya syariat dalam

menciptakan kemaslahatan dan menolak kerusakan. Dalam banyak kitab

kaidah fiqih. Sering disebutkan bahwa kaidah ini adalah pijakan dasar

dalam mashlahah dan menolak segala bentuk mafsadah.83

Karenanya Perjokian termasuk suatu tindakan yang diharamkan,

Karena pelaku perjokian karya ilmiah termasuk kedalam tindak pidana

Penipuan. Menurut Muhammad Rawas Qal’ah Ji, tadlîs adalah

penipuan, kecurangan, penyamaran, penutupan. Jika diklasifikasikan,

tadlis bisa dibagi menjadi empat macam.84

1. Tadlis dalam Kuantitas

80

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016). h. 24. 81

Muhmmad Yusuf al-Qaradhawi, Halal dan Haram dalam Islam, alih bahasa Mu‟ammal

Hamidi (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 1993), h. 201. 82

Moh. Kurdi Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta: CV. Artha Rivera, 2008), h. 52. 83

Abdul Haq dkk., Formulasi Nalar Fiqh, Cet. 5, (Surabaya: Khalista, 2009), h. 213. 84

Munir, Tadlis dalam Perspektif Hukum Islam, Pondok Pesantren Putri Al-Hasanah

Darunnajah 9 Pamulang, Desember 2015.

Page 58: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

2. Tadlis dalam Kualitas

3. Tadlis dalam Harga

4. Tadlis dalam Waktu Penyerahan

Dalam hal ini, Perjokian termasuk kategori Tadlis dalam waktu

penyerahan, karena pelaku perjokian disini melakukan perbuatan yang

nantinya akan menimbulkan bahkan pelanggaran atas dirinya dan merugikan

orang lain.

Adapun dasar hukum dari tindak pidana tadlis tercantum dalam

Alqur’an.

1. Surah Al-Baqarah ayat 188 :

انكى تيكى تان ل تأكها أي او نتأكها فسيقا ي تدنا تا إنى انحك ثاطم

أتى تؼه ثى ال اناس تال أي

Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta

sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan

(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya

kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu

dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”

2. Surah An-Nisa ayat 29 :

انك آيا ل تأكها أي ا انري تجازج ػ يا أي ى تيكى تانثاطم إل أ تك

كى ل تقتها أفسكى تساض ي ا تكى زحي كا انهـ إ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu.

Page 59: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

3. Surah Al-An’am ayat 152

ل تقستا يال انيتيى إل تانتي حتى يثهغ أشد فا انكيم ي أحس أ

تانقسط يزا ان سؼا ل كهف فسا إل كا ن إذا قهتى فاػدنا

فا ذا قستى أ د انهـ تؼ نؼهكى اكى ت ص نكى ذ تركس

Artinya : “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali

dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan

sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak

memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.

Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil,

kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang

demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”

Dalam uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa tindak pidana

pelaku perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi digolongkan ke dalam

Tindak Pidana Penipuan jarimah ta’zir, karena berdasarkan kesesuaian

dengan jarimah yang berkaitan dengan Penipuan Hak Cipta orang lain dan

Penyertaan Tindak Pidana Perjokian. Oleh karenanya terhadap Tindak Pidana

Pelaku Perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi maka ini di jatuhan

hukuman ta’zir kepada setiap pelakunya.

Dengan sering terjadinya pelanggaran yang dilakukan pelaku

perjokian, tetapi disini keterangan yang dilakukan saksi agak sedikit kesulitan

dalam hal pembuktian, maka jelas polisi dan juga pihak akademis, dalam hal

ini apabila terjadi suatu tindak pidana pelaku perjokian maka hukum harus

tetap ditegakkan sesuai dengan keadilan dan jelas sudah mengetahui apa yang

seharusnya dilakukan.

Allah SWT. Berfirman:

ا إ اناس أ تحك تى تي إذا حك ها ا الياات إنى أ يأيسكى أ تؤد انهـ

تانؼدل ا يؼظكى ت ؼ انهـ يؼا تصيس إ س كا انهـ اإArtinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Page 60: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Jarimah ta’zir adalah jarimah yang diancam dengan hukuman ta’zir.

Pengertian ta’zir menurut bahasa adalah ta’dib atau memberi pelajaran. Ta’zir

juga diartikan sebagai Ar Rad wa Al Man’u artinya menolak dan mencegah.85

Kata يؼزس۔ ػزس yang secara etimologis berarti اهسداهغ, yaitu

menolak dan mencegah. Kata ini juga memiliki arti صس menolong atau

menguatkan. Hal ini seperti dalam firman Allah berikut :

ز تؼز زسن أصيل نتؤيا تانهـ تسثح تكسج قس ت

Artinya: “Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih

kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Fath:9).86

Menurut Imam Al-Mawardi pengertian Ta’zir adalah sebagai berikut:

د ب نى تشسع فيا انحد انتؼزيس تادية ػهى ذ

Bahwasannya, Ta’zir itu adalah hukuman pendidikan atas dosa

(tindak pidana) yang belum ditentukan hukumannya oleh syara’.

Jarimah Ta’zir yaitu semua jenis tindak pidana yang tidak secara tegas

diatur dalam Al-Qur’an dan Hadist. Aturan teknis, jenis, dan pelaksanaan

jarimah ta’zir ditentukan oleh Ulil Amri untuk meenetapkannya. Jenis

jarimah ta’zir sangat banyak dan bahkan tidak terbatas. 87

Menurut Abu Bakar Jabir Al Jazairi Tindak Pidana ta’zir adalah

tindak pidana yang apabila dilakukan diancam dengan sanksi disiplin berupa

pemukulan, atau penghinaan, atau embargo atau pengasingan.88

Jarimah Ta’zir ini bertujuan sebagai usaha Preventif, yaittu mencegah

orang lain agar tidak melakukan jarimah, Represif, membuat pelaku jera

85

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 19 86

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amzah, 2013, h. 136 87

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016), h. 29 88

Asadulloh Al Faruk, Hukum Pidana dalam sistem Hukum Islam, (Jakara: Ghalia

Indonesia,2009), h. 54.

Page 61: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

sehingga tidak mengulangi, Kuratif, membawa perbaikan sikap bagi pelaku,

Edukatif, memberikan pengajaran dan pendidikan sehingga diharapkan dapat

memperbaiki pola hidup pelaku.89

Ciri khas hukuman ta’zir adalah sebagai berikut:

1. Hukumannya tidak tertentu dan tidak terbatas. Artinya hukuman tersebut

belum ditentukan oleh syara’ dan ada batas minimal dan ada batas

maksimal.

2. Penentuan hukuman tersebut adalah hak penguasa.90

Hukuman Ta’zir ini jenisnya beragam namun secara garis besar dapat

dibagi dalam empat kelompok, yaitu:91

1. Hukuman Ta’zir yang berkaitan dengan Badan seperti hukuman mati dan

hukuman cambuk.

2. Hukuman Ta’zir yang berkaitan dengan Kemerdekaan Seseorang, seperti

hukuman penjara dan hukuman pengasingan.

3. Hukuman Ta’zir yang berkaitan dengan Harta, seperti Denda, penyitaan,

penghancuran,

4. Hukuman Ta’zir dalam bentuk lain, seperti: peringatan keras, dihadirkan

di hadapan sidang, nasihat, celaan, pengucilan, pemecatan, dan

pengumuman kesalahan secara terbuka, seperti diberitakan di media

cetak dan elektronik.

Tujuan diberikannya hak penentuan jarimah-jarimah ta’zir dan

hukumannya kepada penguasa adalah agar mereka dapat mengatur

masyarakat dan memelihara kepentingan-kepentingannya, serta bisa

menghadapi dengan sebaik-baiknya setiap persoalan yang baru atau

mendadak.92

89

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016). h. 94 90

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 19 91

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016). h. 95 92

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 20

Page 62: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Pihak yang berhak memberikan hukuman Ta’zir kepada pelanggar

hukum syara’ selain penguasa atau hakim adalah orang tua untuk mendidik

anaknya, suami untuk mendidik istrinya atau guru untuk mendidik muridnya.

Dalam pemberlakuan ta’zir adalah agar pelaku mau mengehentikan

kejahatannya dan agar hukum Allah tidak dilanggar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembagian hukuman

ta’zir terdiri atas dua macam, yaitu ta’zir yang berkaitan dengan pelanggaran

terhadap hak Allah dan ta’zir yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap

hak manusia.93

Dan oleh sebab itu, Tindak Pidana Perjokian Karya Ilmiah ini

disebutkan bahwa si Pelaku tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap

manusia dan dirinya yang tidak mencerminkan kejujuran dan moralnya

sebagai mahasiswa dan terbukti sebagai kejahatan intelektual.

Maka pelaku perjokian karya ilmiah di perguruan tinggi, tidak ada

hukuman yang telah jelas dan konkrit, mengingat masalah ini yang sering

terjadi dikalangan mahasiswa tingkat akhir dan menjadi permasalahan

kontemporer. Oleh karena itu, dalam Islam jika ada permasalahan baru seperti

Perjokian Karya Ilmiah yang dalam pemberian hukumannya belum ada

ketentuan yang jelas, maka hukuman yang diberikan atas pelanggaran yang

baru tersebut diserahkan sepenuhnya kepada hakim/ulilamri. Hukuman yang

keputusannya berdasarkan kekuasaan hakim/ulilamri adalah ta’zir, karena

berdasarkan kesesuaian dengan jarimah yang berkaitan dengan kejahatan

intelektual, maka hukuman yang pantas bagi pelaku penipuan pelaku

perjokian karya ilmiah adalah ta’zir berupa hukuman penjara dalam

bentuknya itu disesuaikan dengan kepentingan dan kemaslahatan umum yaitu

pencabutan gelar.

Prinsip penjatuhan ta’zir terutama yang berkaitan dengan ta’zir

menjadi wewenang penuh hakim atau pemerintah, artinya baik bentuk

maupun jenis hukumannya merupakan hak penguasa, ditujukan untuk

menghilangkan sifat sifat mengaganggu ketertiban atau kepentingan umum

93

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, )Jakarta: Amzah, 2013(, h. 202

Page 63: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

sebagaimana diketahui sifatnya labil dan berubah sesuai dengan kebutuhan

dan perkembangan.94

Dalam hal nya hukum Islam penjatuhan Ta’zir bagi pelaku

perjokian karya Ilmiah di Perguruan Tinggi di antaranya yaitu Peringatan

keras, dihadirkan dihadapan sidang, nasihat yang disampaikan oleh Ulil Amri

atau Pejabat yang berwenang.95

B. Pencegahan dan Penanggulangan Joki karya tulis ilmiah

Menurut, Surahma Asti Mulasari dari bagian Badan Penjaminan Mutu

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggunakan lembaga-

lembaga sejenis olah data untuk menggarapkan skripsinya adalah pelanggaran

berat terhadap etika akademik. Lebih lanjut, Asti menuturkan bahwa setiap

kampus selalu punya mata kuliah penyusunan proposal, di mana dalam mata

kuliah dalam bab 1 hingga 3 mahasiswa mendapat guideline bagaimana

pengerjaannya dalam skripsi. Penggunaan joki skripsi ini akan menjadi

pelanggaran etika, yang tentu sanksinya akan ditentukan pimpinan kampus

masing-masing. Dan apabila mahasiswa yang terbukti menggunakan joki

orang lain untuk mengerjakan skripsinya diminta untuk membuat ulang

skripsinya. Bisa saja Skorsing dan kemungkinan pencabutan gelar akademik

jika ada yang merasa dirugikan, akibat tindakan pelanggaran etika tersebut.96

Kasus yang baru-baru terjadi saat ini adalah pemberhentian rektor

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Dr Djaali. Ini membuktikan bahwa

bukan hanya pada strata satu saja menggunakan joki sebagai pembuat

skripsi, namun juga di tingkat doktoral pun bisa saja menggunakan jasa

tersebut.97

94

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016) h. 93 95

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016) h. 110 96

Irwan Khoiruddin, “Tak ada payung hukum, gurita bisnis skripsi mungkin akan distop”,

Surat Kabar kompas, (Jakarta), 15 Maret 2017, 19:07 97

Moh. Nadlir, “Kasus Plagiarisme, Rektor UNJ hanya diberhentikan sementara”, Surat

Kabar Kompas, (Jakarta), 29 September 2017, 20:07.

Page 64: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Untuk mencegah hal itu, mahasiswa dituntut berfikir bahwasannya,

untuk memberikan pandangan jika skripsi bukan tujuan akhir seorang

mahasiswa, melainkan awal untuk langkah ke depan.

Perkataan ini bisa saja dibuktikan oleh mahasiswa yang memang

ingin mengubah pola pikirnya dalam hal ini "Untuk mencegah penggunaan

joki skripsi, hanya saja memberikan pandangan jika skripsi bukanlah akhir,

namun sebuah awal untuk maju ke depan. Karena hanya orang-orang bodoh

dan malas berpikir yang melakukan perbuatan yang dapat membodohi diri

mereka sendiri," hanya saja realita yang terjadi seperti itu.

Menurut Koesmargono, perjokian karya ilmiah khususnya skripsi ini

tergolong tindakan penipuan dan pemalsuan yang melanggar etika

pendidikan. Akan tetapi, seperti halnya tindak penjiplakan, praktik-praktik

sejenis sulit dibuktikan karena membutuhkan kecermatan tinggi. Dan kejelian

terhadap kualitas yang ada di kampus masing-masing perguruan tinggi

tersebut. Bagi Ketua Dewan Pendidikan Provinsi DI Yogyakarta Wuryadi,

fenomena ini menandakan pendidikan telah dianggap sebagai komoditas yang

punya harga dan bisa diperdagangkan. Pemalsuan skripsi disebutnya sebagai

bagian dari budaya instan pendidikan yang lebih mengutamakan kemudahan

dibandingkan dengan moral dan proses. Mereka berambisi meraih gelar

meski dengan skripsi pesanan.98

Pelaku joki karya tulis ilmiah di Perguruan Tinggi merupakan salah

satu budaya jalan pintas, atau instan yang menjadi jalan keluar dari cara

kemelut. Ini merupakan gejala sosial yang senantiasa dihadapi oleh setiap

instansi pendidikan atau mencurangi banyak pihak lain.

Upaya penanggulangan atau kebijakan untuk melakukan pencegahan

dan penanggulangan kejahatan selalu dilakukan oleh pemerintah maupun

program dan kegiatan secara terus menerus.

Menurut Barda Nawawi Arief, Kebijakan kriminal ini pun tidak

terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu kebijakan sosial yang terdiri dari

98

Irene Sarwindaningrum, “Meraih gelar dengan Skripsi pesanan”, Surat Kabar Harian

Kompas, (Jakarta), 19 Februari 2010, h.2

Page 65: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

kebijakan/ upaya-upaya untuk kesejahteraan sosial dan kebijakan/upaya-

upaya untuk perlindungan masyarakat.99

Lain halnya menurut Baharuddin Lopa, bahwa “upaya dalam

menanggulangi kejahatan dapat diambil beberapa langkah-langkah terpadu,

meliputi langkah penindakan (represif) disamping langkah pencegahan

(preventif).”

Langkah-langkah preventif menurut Baharuddin Lopa, meliputi :

1. Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran, yang

dengan sendirinya akan mengurangi kejahatan.

2. Memperbaiki sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan-penyimpangan.

3. Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum

rakyat.

4. Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya

untuk lebih meningkatkan tindakan represif maupun preventif.

5. Meningkatan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para

pelaksana penegak hukum.100

Pandangan Jeremy Bentham bahwa yang mengemukakan bahwa

“Tujuan hukuman adalah mencegah terjadinya kejahatan serupa, dalam hal

ini dapat memberi efek jera kepada pelaku dan individu lain pun untuk

berbuat kejahatan”.101

Dalam menanggapi kasus pelaku perjokian karya ilmiah di Perguruan

Tinggi perlu dilakukan usaha preventif dan represif untuk menciptakan

generasi yang sesuai dengan kualitas masing-masing yang melekat pada

mahasiswa demi tercapainya nama baik kampus yang berintegritas, dan juga

lulusan yang bertitel terjamin.

99

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan

Pidana Penjara” (Semarang: BP Undip, 2007), h. 77 100

Baharuddin Lopa, ”Kejahatan Korupsi dan Penegakkan Hukum”, (Jakarta: Buku

Kompas), h. 16. 101

Fredericus Fios, ”Keadilan Hukum Jeremy Bentham dan Relevansinya bagi praktik

Hukum Kontemporer”, Jurnal Humaniora Binus University, Vol.3 No.1 April 2012, h. 304

Page 66: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Kebijakan Hukum Pidana dalam perilaku yang dilakukan oleh pelaku

perjokian karya tulis ilmiah di Perguruan Tinggi, termasuk ke dalam Tindak

Pidana terhadap HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) di bidang

pendidikan. Dilihat disini terdapat peran pendidik yakni dosen sebagai

pengajar dalam melaksanakan tugasnya, diarahkan pada terwujudnya yang

nantinya mengarah pada tercapainya tujuan keadilan. Keadilan ini

dimaksudkan untuk pendidik, dan mahasiswa itu sendiri yang menjadi

korban, maupun bagi masyarakat/negara luas. Demi terwujudnya

keeseimbangan tersebut diupayakan tercerminnya dalam ketentuan mengenai

tindak pidana, pertanggungjawaban pidana dan sanksi pidana yang

bersangkutan. Yang nantinya dalam pemberian sanksi pidana dapat

diterapkan terhadap jenis sanksi pidana yang mana pemilihan jenis sanksi

pidana tersebut harus didasarkan pada sifat perbuatan si pelaku perjokian

tersebut.102

102

Rusmilawati Windari, “Kebijakan Hukum Pidana terhadap Penanggulangan Tindak

Pidana di Bidang Pendidikan”, (Tesis Magister Ilmu Hukum Universias Diponegoro, Semarang:

2006).

Page 67: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemaparan pada bab sebelumnya, dapat diambil

kesimpulan yang kemudian menjadi temuan pokok dalam penelitian ini,

diantarantya sebagai berikut:

1. Temuan penelitian skripsi ini menunjukan bahwa sanksi bagi pelaku

perjokian karya ilmiah di Perguruan Tinggi dalam tinjauan yuridis

hukum positif, belum ada aturan khusus tetapi si pelaku perjokian karya

ilmiah ini hanya melanggar kode etik akademik. Dimana perbuatan

tersebut hampir serupa dengan unsur penipuan Pasal 378 KUHP, dimana

seseorang menipu jika perbuatannya berupa upaya membujuk orang

supaya memberikan barang, membuat hutang, atau menghapus hutang

dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, akal cerdas, tipu

muslihat ataupun rangkaian kebohongan, dan menggerakkan institusi

untuk menyerahkan sesuatu kepadanya berupa gelar akademik. Dan

Pemalsuan Pasal 263 KUHP dimana apabila orang yang mengerjakan

tugas karya ilmiah orang lain, merupakan perbuatan dengan

menggunakan identitas orang lain, sebab tugas akhir mahasiswa yaitu

skripsi dianggap sebagai surat yang memiliki nilai dan menimbulkan hak

baru. Dan dimana menyelesaikan tugas akhir itu merupakan orang lain

kemudian mendapatkan gelar akademik. Dalam Perspektif Hak

Kekayaan Intelektual perjokian karya ilmiah itu bisa dianggap hubungan

kerja. Dengan merujuk Pasal 36 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta dimana pemegang hak cipta atas karya ilmiah

pesanannya itu adalah pembuatnya atau jokinya kecuali ada perjanjian

menyebutkan bahwa pemilik hak cipta itu adalah yang tertera namanya.

Dan ada juga Pasal 44 ayat 1 dalam Undang-Undang Hak Cipta

mengenai Plagiarisme si joki bisa cenderung Plagiat apabila si pelaku

tersebut menyuruh joki nya untuk melakukan penyelesaian dengan waktu

Page 68: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

cepat dan singkat. Menurut hukum Islam pelaku joki pembuatan skripsi

itu termasuk jual beli yang diharamkan, dan dikategorikan tindak pidana

penipuan. Penipuan dalam Hukum Islam termasuk kedalam jarimah

Ta’zir. Sesungguhnya, pelaku perjokian karya ilmiah ini terlebih hanya

melanggar kode etik, yang tidak mencerminkan bentuk praktik kejujuran

akademik dan termuat didalam Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas Pasal 20 dimana perguruan tinggi berkewajiban

mengadakan Penelitian yaitu skripsi. Hal ini yang dimana dipaparkan

penulis tidak dapat diklasifikasikan pasal tersebut, ini hanya sebatas

perbuatan yang hanya serupa, tidak dapat dijadikan sebagai Tindak

Pidana Pendidikan. Karena belum ada Peraturan yang eksplisit mengatur

larangan menggunakan jasa perjokian karya ilmiah.

2. Sementara itu, dari sudut pandang yang lain temuan penelitian ini juga

menunjukan bahwa upaya penanggulangan dan pencegahan pelaku

pembuatan perjokian karya ilmiah, perlu dilakukan usaha preventif yaitu

melakukan koreksian atau revisian ketat terhadap pelaku tersebut

mengenai hasil penelitian yang dibuatnya. Terhadap dan represif agar

memberikan efek jera kepada pelaku perjokian pembuatan karya ilmiah,

serta haruslah dari pihak mahasiswanya yang dimana harus mentaati

kode etik akademik dan kejujuran yang diberikan oleh dosen sebagai

Pendidik. Agar tidak terjadi Tindak Pidana Pendidikan.

B. Rekomendasi

Atas dasar temuan penelitian yang telah dikemukakan, penulis

merekomendasikan sebagai berikut:

1. Kajian tentang prinsip-prinsip kejujuran dalam tataran hukum pidana di

Indonesia harus selalu tetap ditegakkan, supaya prinsip-prinsip hukum

pidana islam dapat menyatu dengan konteks pembaharuan hukum pidana

nasional.

2. Terkait untuk menjaga eksistensi nilai-nilai kejujuran dalam hukuman

perokian karya ilmiah di perguruan tinggi di Indonesia, semua pihak

Page 69: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

diharapkan berperan aktif untuk menajaga stabilitas maupun integritas

kampus agar mahasiswa nya mentaati kode etik pendidikan, untuk

meminimalisir mahasiswa memakai joki.

3. Kejujuran dalam hukuman perjokian karya ilmiah, setidaknya bukan

hanya dirasakan oleh pelaku (mahasiswa), melainkan bagi si joki itu

sendiri pula. Dengan demikian, pelaku perjokian karya ilmiah,

pemerintah maupun sivitas akademik layak melakukan pembinaan,

pendalaman, dan pembelajaran supaya menghindari terjadinya perjokian

karya ilmiah.

Page 70: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

62

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Al- Asqalani Ibn Hajar, Panduan Lengkap Masalah Fiqih, Akhlak, dan

Keutamaan Amal, Hadist Shohih Muslim, Bulughul Marom, (Jakarta: PT.

Al-Mizan 1998).

Al Faruk Asadulloh, Hukum Pidana dalam sistem Hukum Islam, (Jakara :Ghalia

Indonesia,2009.

Al- Qardhawi Muhmmad Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, alih bahasa

Mu‟ammal Hamidi (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 1993).

Al-qur’an Surat An-Nisa ayat 58

Anwar Moch , Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II), (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti 1989).

Brodjenogoro Satryo Soemantri, Strategi dan Kebijakan Jangka Panjang

Pendidikan Tinggi 2003-2010, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi 2010).

Chazawi Adami, dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Pemalsuan, PT. Raja Grafindo

Persada 2014,

Chazawi Adami, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 Percobaan dan Penyertaan,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002).

Fanani Achmad, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, cetakan ke-1, , (Yogyakarta:

Literindo, 20150).

Haq Abdul dkk., Formulasi Nalar Fiqh, cet. 5, (Surabaya: Khalista, 2009).

Harahap M. Yahya, Pembahasan Permasalahan KUHP dan Pembahasan KUHP

Pasal 380 ayat 1 angka 2 KUHP, Sinar Grafika, 2000.

Irfan M. Nurul dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amzah, 2013.

Irfan M. Nurul, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, cetakan pertama, 2016).

h. 24.

Jasa pembuatan Skripsi, Idtesis.com, (Jakarta), pada Web Idtesis.com, diakses

pada 25 Februari 2018.

Page 71: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Kombes dan Ismu Gunadi, Cepat dan Mudah memahami Hukum Pidana, (Jakarta:

Kencana )

Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik khusus kejahatan yang ditujukan

terhadap hak milik dan lainlain hak yang timbul dari hak milik, (Bandung:

Tarsito 1979).

Maramis Frans, Hukum Pidana Umum dan ertulis di Indonesia, (Jakarta: Rajawali

Press 2012).

Maramis Frans, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, (Jakarta: PT.

Rajawali Press, 2012).

Margono Suyud, Hukum Hak Cipta Indonesia, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2010).

Mirwansyah, Analisis Hukum terhadap tindak pidana Hak cipta (ditinjau dari

Undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Moh. Kurdi Fadal, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta: CV. Artha Rivera, 2008).

Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif,(Yogyakarta:Rake Sarasin, 2000),

ed. IV,

Munir, Tadlis dalam Perspektif Hukum Islam, Pondok Pesantren Putri Al-

Hasanah Darunnajah 9 Pamulang, Desember 2015.

Muslich Ahmad Wardi, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004)

Prasetyo Teguh, Hukum Pidana Edisi Revisi, (Jakarta:Rajawali Press, 2011

Prodjodikoro Wirjono, “Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia”, (Bandung:

Refika Adityama, 2003).

Raco G.R., Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan keunggulan

(Jakarta: Grasindo,2010)

Soekanto Soerjono, Penelitian hukum ( Raja Grafindo Persada,2011), cet. 23

Soelistyo Henry Soelistyo, Plagiarisme pelanggaran hak cipta dan Etiks, PT.

Kanisius 2011.

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017).

Page 72: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),

Edisi Kedua, cetakan ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,1994).

Usman Rahmadi, Hukum HAKI: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya,

(Bandung:2003).

Wawancara pribadi dengan Abdil Azizul Furqon, penolong orang menulis karya

ilmiah, Jakarta 8 Februari 2018.

Wawancara pribadi dengan Muhammad Ihsan, pemegang biro jasa karya tulis

ilmiah, Jakarta, 8 Februari 2018.

Wawancara via whatsapp aplikasi dengan Eka Kurnia Maulida, pemegang biro

jasa karya tulis ilmiah, Jakarta 14 Januari 2018.

Zainudin Ali, M.A. Metode penelitian hukum. Palu: Sinar grafika, 2009.

Jurnal:

Anto Puji, “Analisis Sosiologis dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Unsur

Ekstrinsik Karya Sastrra”, (Jurnal Inovasi pendidikan dasar Vol.1, No. 2

Juni 2016).

Ardian Agnes Vira, “prospek perlindungan hukum hak kekayaan

intelektual dalam kesenian tradisional di indonesia”, Pasal 15 huruf a

UU. No. 19 Tahun 2002 tentang Hakcipta Jurnal Undip, Kamis, 31 Mei

2012.

Arief Barda Nawawi, Kebijakan Legislatif dalam penanggulangan Kejahatan

dengan Pidana Penjara” (Semarang: BP Undip, 2007).

Ariyani Amelia, “Video Investigasi: “Mengungkap joki skripsi di perguruan

Tinggi di Semarang”, (Jurnal Undip, Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No. 3,

Agustus 2013)

Bassang Tommy J., “Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Deelneming”,

dalam Jurnal Lex Crimen

Chairan Tenripadang, “Analisis Yuridis Perlindungan Hukum terhadap Hak

Cipta”, Jurnal Hukum Diktum, Vol.9, Nomor 2, Juli 2011.

Page 73: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Cindiana Makita, “Jurnal Perjokian Skripsi dikalangan Mahasiswa di Pacitan”.

Research Conducted in Pacitan. 16 Juni 2015, Vol. IV, No.2, Juli 2015

Dewa Faris Saputra Dewa, “Lulus S1 tanpa skripsi, solusi atau awal dari

kehancuran Perguruan tinggi”, Surat Kabar Kompas, 17 Juni 2015.

Dewi Eva meizara puspita, “Gambaran karakter dan aspirasi terhadap

pendidikan karakter pada mahasiswa”, (Inquiry Jurnal Ilmiah Psikologi,

Vo. l7, No. 2, Desember 2016)

Fios Fredericus, ”Keadilan Hukum Jeremy Bentham dan Relevansinya bagi

praktik Hukum Kontemporer”, (Jurnal Humaniora Binus University, Vol.3

No.1 April 2012).

Jusuf Anwar, “Inovasi kurikulum dengan praktik kejujuran akademik di fakulttas

kedokteran universitas kristen krida wacana”, (Jurnal UKRIDA Vol. 2,

No. 4, 2010)

Kamarudin Kaisarudin, Unsur Motif dalam Tindak Pidana, Jurnal negara hukum,

11 september 2016,

Khoirudin Irwan, “Tak ada payung hukum, gurita bisnis skripsi mungkin akan

distop”, Surat Kabar kompas, 15 Maret 2017, 19:07

Kholis Nur, “Paradigma Pendidikan Islam dalam UU. Nomor. 20 tahun 20003,

Jurnal Kependidikan, Vol. II, No. 1, Mei 2014.

Lopa Baharuddin, ”Kejahatan Korupsi dan Penegakkan Hukum”, (Jakarta: Buku

Kompas).

Maulana Heri, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter”, (Jurnal Khasanah Ilmu, Vol.

7 No.1 2016).

Mulyadi Dudung, “Unsur-unsur Penipuan dalam Pasal 378 KUHP”, dalam

Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, Vol.5, No.2, September 2017, h.212-213 ISSN

23.55.00 23

Mulyana, Jurnal Pencegahan Tindak Pidana Plagiarisme dalam Penulisan

Skripsi Upaya Memperkuat Pembentukan Karakter Didunia Akademik”

FBS UNY 2016.

Page 74: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Nadlir Moh., “Kasus Plagiarisme, Rekttor UNJ hanya diberhentikan sementara”,

Surat Kabar Kompas, 29 September 2017, 20:07.

Sarwindaningrum Irene, Meraih gelar dengan Skripsi pesanan, Surat Kabar

Harian Kompas, 19 Februari 2010.

Sudjana, “Sisttem Perlindungan atas ciptaan berdasarkan Undang-undang No.28

ttahun 2014”, Pasal 36 UU. No 28 Tahun 2014 tentang Hak cipta. Jurnal

Law, Vol. 2, No. 2.

Sugiono Agus dan Ibnu Ali, Pendidikan anti Korupsi pada Remaja di Desa Bujur

Tengah Pamekasan: seminar nasional hasil pengabdian kepada masyarakat

(SENIAS), 2017, Madura: Universias Islam Madura.

Sulastryani, “Tinjauan yuridis terhadap penegakan hukum terhadap pelaku

penipuan”, Jurnal Jurispudentie, Vol 4, Nomor 1, Juni 2017.

Tamin Daris, “Guru dan Budaya pendidikan berbasis bimbingan dan konseling”,

Keterangan disampaikan dalam acara “Join Seminar” antara Prodi BK Sps

UPI Bandung dengan Program Kaunseling USM, (Jurnal Akademia:

Bandung 2013).

Tanuwijaya Ahmad Setiyohadi, Fanny Tanuwijaya, I Gede Widhiana Suarda,

“Kebijakan Eksekusi terhadap putusan pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam perspektif politik hukum pidana”, (Jember:

Hasil Penelitian Mahasiswa UNEJ, 2013).

Tarakanita Dian , ”Menjawab Realitas Pro dan Kontra Skripsi menjadi Syarat

Kelulusan”, Surakarta: Essai UNS, 2012.

Tukarmun, ketentuan Pidana Pasal 112, Undang-undang Nomor.28 Tahun 2014,

Oleh: Turkamun, “Perlindungan Hukum dalam Pelanggaran Hak Cipta

Software ditinjau dari Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta” (Jurnal Sekretari, Vol. 4 No.2, Juni 2017).

Winarsih Idha,, Cahyo budi utomo, tsabit azinar ahmad, “Peranan Pembelajaran

sejarah dan penanaman nilai karakter religius nasionalisme”, (Indonesian

Journal of History Education: Semarang, Vol. 5, No. 12, 2017)

Page 75: TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP PELAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41077/1/AGNES... · Penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku pelanggaran yang dihasilkan

Windari Rusmilawati, Kebijakan Hukum Pidana terhadap Penanggulangan

Tindak Pidana di Bidang Pendidikan”, (Tesis Magister Ilmu Hukum

Universias Diponegoro, Semarang: 2006).

Windarto, “Perlindungan Hukum terhadap Program Komputer ditinjau dari

Undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta”, Jurnal Ilmu

Hukum, Vol 6, nomor 2, oktober 2015,

Wiyonno “INVESTIGATION REPORT VIDEO: “INVESTIGATING THESIS

“JOKI” IN A UNIVERISITY AT SEMARANG”2001

Yuliati, Perlindungan Hukum bagi Pencipta berkaitan dengan Plagiarisme Karya

Ilmian di Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang,

Arena Hukum Vol.6 April 2012

Undang-undang:

KUHP Pasal 378 dan Pasal 263 KUHP

Sidiknas UU. No. 20 Tahun 2003

Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak cipta