TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2...

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM KEJAKSAAN NEGERI PALANGKA RAYA DALAM MEMBUKTIKAN BAHWA PUTUSAN JUDEX FACTIE BUKAN BEBAS MURNI SEBAGAI DASAR UNTUK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DIBAWAH UMUR (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 2118 K/Pid/2004, TANGGAL 8 JANUARI 2008) Penulisan Hukum ( Skripsi ) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universutas Sebelas Maret Oleh Ayu Kusumaningtyas NIM. E1107125 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2...

Page 1: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM

KEJAKSAAN NEGERI PALANGKA RAYA DALAM MEMBUKTIKAN

BAHWA PUTUSAN JUDEX FACTIE BUKAN BEBAS MURNI SEBAGAI

DASAR UNTUK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI DALAM

PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DIBAWAH UMUR

(STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 2118

K/Pid/2004, TANGGAL 8 JANUARI 2008)

Penulisan Hukum

( Skripsi )

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Derajat Sarjana S1

Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universutas Sebelas Maret

Oleh

Ayu Kusumaningtyas

NIM. E1107125

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Ayu Kusumaningtyas, E 1107125. 2011. TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM KEJAKSAAN NEGERI PALANGKA RAYA DALAM MEMBUKTIKAN BAHWA PUTUSAN JUDEX FACTIE BUKAN BEBAS MURNI SEBAGAI DASAR UNTUK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DIBAWAH UMUR (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 2118 K/Pid/2004, TANGGAL 8 JANUARI 2008). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Jenis penelitian yang digunakan oleh Penulis di dalam Penulisan Hukum ini adalah penelitian hukum normatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu berupa pengumpulan data sekunder yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti dan digolongkan sesuai dengan katalogisasi, setelah semua data terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis data yang bersifat kualitatif.

Penelitian Hukum ini bertujuan untuk mengkaji mengenai konstruksi hukum penuntut umum Kejaksaan Negeri Palangka Raya dalam membuktikan bahwa putusan judex factie bukan bebas murnisebagai dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara persetubuhan dengan anak dibawah umur dan konstruksi hukum hakim Mahkamah Agung dalam mempertimbangkan alasan kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangka Raya delam perkara persetubuhan dengan anak dibawah umur. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa Dasar Permohonan Kasasi kepada Mahkamah Agung atas Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R yang memutuskan Bebas terhadap Terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi adalah bahwa Pengadilan Negeri Palangka Raya yang telah menjatuhkan putusan bebas dalam memeriksa dan mengadili perkara “tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya” berdasarkan Pasal 253 ayat (1) huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yakni Majelis Hakim keliru dalam menafsirkan tentang unsur “Membujuk” sebagaimana yang diatur dalam Pasal 81 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang didakwakan. Berdasarkan pertimbangan mengenai dimana letak sifat tidak murni dari putusan bebas tersebut, oleh karena itu permohonan Kasasi dinyatakan dapat diterima dan Terdakwa dijatuhkan pidana selama 2 (dua) tahun penjara dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) Subsidair 3 (tiga) bulan, maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Termohon Kasasi/Terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi. Kata kunci : konstruksi hukum, putusan bukan bebas murni, upaya hukum kasasi.

v

Page 6: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Ayu Kusumaningtyas, E 1107125. 2011. A Juridical Review on the Law Construction of Palangkaraya District Attorney Office’s Public Prosecutor in Authenticating that Judex factie is not pure freedom as the basis for appealing to the Supreme Court in the Sexual Intercourse with minor case (A Study Case in the Supreme Court’s Verdict Number 2118 K/Pid/2004, January 8, 2004). Law Faculty of Sebelas Maret University.

This study belongs to a normative law research. The data type used was secondary data with library study as the technique of collecting data, that is, to collect the secondary data relevant to the problem studied and categorized into cataloguing; all of data collected then was analyzed using a quantitative analysis method.

This law research aims to study the Law Construction of Palangkaraya District Attorney Office’s Public Prosecutor in authenticating that judex factie is not pure freedom as the basis for appealing to the supreme court in the sexual intercourse with minor case.

Considering the research the writer had conducted, the writer concludes that the basis of Appeal to Supreme Court against the Palangkaraya First Instance Court’s Verdict Number 154/Pid.B/2004/PN.PL.R deciding the freedom for the defendant Adi Sulityawan alias Dopeng Bin Sujadi is that the Palangkaraya First Instance Court has decided freedom in hearing and trialing the case “not applying the law rule or applying the law rule inappropriately” based on the Article 253 clause (1) letter a Criminal Procedural Code (KUHAP), meaning that the Chamber of Judges misinterprets the element “persuading” as regulated in the Article 81 of Act No. 23 of 2002 about Children Protection indicted. Based on the consideration about where the impure characteristic of such freedom verdict lies, the appeal to Supreme Court application can be accepted and the defendant is sentenced with 2 (two) years imprisonment subtracted with the detention duration and Rp.60,000,000 (sixty millions rupiahs) fine, subsidiary 3 (three) months, so that all of case expenses in the judiciary level is assumed by the defendant Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi.

Keywords: Law construction, impure freedom verdict, appeal to Supreme Court

vi

Page 7: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penulisan Hukum (skripsi) dengan judul “TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI

HUKUM PENUNTUT UMUM KEJAKSAAN NEGERI PALANGKA RAYA

DALAM MEMBUKTIKAN BAHWA PUTUSAN JUDEX FACTIE BUKAN

BEBAS MURNI SEBAGAI DASAR UNTUK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM

KASASI DALAM PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DIBAWAH

UMUR (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 2118

K/Pid/2004, TANGGAL 8 JANUARI 2008)”. Penulisan Hukum (skripsi) ini disusun

guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di bidang

ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga Penulisan Hukum (skripsi) ini dapat tersusun. Ucapan terima kasih

penulis haturkan kepada :

1. Bapak Mohammad Yamin, S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Edy Herdyanto, S.H.,M.H selaku Ketua Bagian Hukum Acara.

3. Bapak Bambang Santoso, S.H.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing Penulisan

Hukum (skripsi) yang dengan arif dan bijaksana telah meluangkan waktu dan

pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Bapak Harjono, S.H.,M.H selaku Ketua Program Non Reguler Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Sunny Ummul Firdaus, S.H., M.H selaku Pembimbing Akademik Penulis.

vii

Page 8: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta,

semoga ilmu yang didapat penulis dapat menjadi berkah dan bermanfaat bagi

masa depan.

7. Bapak, Ibu dan Adik Bintang Kusuma Putri yang selalu mencurahkan doa,

semangat dan kasih sayangnya kepada penulis.

8. Om Teguh Santoso, S.H., M.H (Alm), Bulik Erni S.H, Eyang Mulyono, Dek

Zulfikar, dan Dek Mutya, yang memberikan bimbingan, doa dan dukungan

kepada penulis.

9. Fendy Arissa Surya yang memberikan doa dan semangat kepada penulis.

10. Sahabat Penulis, Henggar, Novaeny, Berlian, Kartika, Shinta, Tiara, Silvy Ayu,

Riana dan Endah yang selalu bekerjasama dan membantu penulis.

11. Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam menyelesaikan Penulisan Hukum (skripsi) ini.

Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi baik kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum (skripsi) ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Hukum (skripsi) ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk kesempurnaan Penulisan Hukum (skripsi) ini.

Dengan demikian semoga Penulisan Hukum (skripsi) ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan Laporan ini.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Ayu Kusumaningtyas

viii

Page 9: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Rajin membawa keberhasilan, malas menimbulkan penyesalan, dan siapa

melangkah ke depan niscaya bertambah dekat dengan tujuan

( Shalahuddin As-Syafdi )

Kemajuan dimulai saat kita mau menerima kelemahan diri untuk diperbaiki

( Jean Janier )

Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kamu lakukan, tetapi

untuk mencapai apa yang belum kamu lakukan

( Kahlil Gibran )

Yang lalu telah sirna, yang diharap masih belum pasti, yang kau miliki

hanyalah waktu saat engkau hidup saat ini

( Van Der Kart )

PERSEMBAHAN

Ø ALLAH S.W.T, yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan

kelancaran

Ø Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi penulis

ix

Page 10: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ø Ayah dan Bunda tercinta, yang senantiasa memberikan doa dan semangat

Ø Adikku tersayang, yang memberikan doa, dukungan dan semangat

Ø Om Teguh Santoso, S.H., M.H (Alm), Bulik Erni, Eyang Mulyono, Dek

Zulfikar dan Dek Muthia, yang memberikan doa, bantuan, dan semangat

Ø Fendy Arissa Surya, yang memberikan doa, bantuan dan dukungan

Ø Sahabat-sahabat tersayang

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

x

Page 11: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO ............................................................................................................ ix

PERSEMBAHAN ........................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

E. Metode Penelitian ........................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan Hukum ......................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ................................................................................. 11

1. Tinjauan Tentang Konstruksi Hukum ........................................ 11

2. Tinjauan Tentang Kejaksaan ...................................................... 12

3. Tinjauan Tentang Putusan .......................................................... 14

4. Tinjauan Tentang Upaya Hukum Kasasi .................................... 20

5. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Persetubuhan Anak................ 24

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 25

xi

Page 12: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Konstruksi hukum Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangka

Raya dalam membuktikan bahwa putusan judex faxtie bukan

bebas murni sebagai dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi

dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur. ......... ..... 27

B. Konstruksi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam

mempertimbangkan alasan kasasi Penuntut Umum Kejaksaan

Negeri Palangka Raya dalam perkara persetubuhan dengan anak di

bawah umur .................................................................................... .... 51

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61

LAMPIRAN ...................................................................................................... 64

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 25

xii

Page 13: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih

berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,

penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

(KKN). Mengacu pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 yang menggantikan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,

Kejaksaan Republik Indonesia sebagai lembaga negara yang melaksanakan

kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan

wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan

xiii

Page 14: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengaruh kekuasaan lainnya (Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2004).

Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana

(executive ambtenaar). Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi

wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan

wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.

Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik

Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum.

Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia adalah “Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang

oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain

berdasarkan undang-undang.” Sedangkan Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia berbunyi: “Penuntut Umum

adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini untuk melakukan

penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim”.

Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid).

Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh aparat penegak

hukum dalam memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk mengungkap suatu

perkara baik pada tahap pemeriksaan pendahuluan seperti penyidikan dan penuntutan

maupun pada tahap persidangan perkara tersebut.

Pembuktian tentang benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan yang

didakwakan, merupakan bagian yang terpenting dalam acara pidana. Usaha-usaha

yang dilakukan oleh para penegak hukum untuk mencari kebenaran materiil suatu

perkara pidana dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan

pidana terhadap diri seseorang. Oleh karena itu, dalam proses penyelesaian perkara

pidana penegak hukum wajib mengusahakan pengumpulan bukti maupun fakta

1

2

Page 15: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengenai perkara pidana yang ditangani dengan selengkap mungkin (Andi Hamzah,

1996 : 257).

Adapun mengenai alat-alat bukti yang sah, yang telah ditentukan menurut

ketentuan perundang-undangan adalah sebagaimana diatur dalam Undang-undang

No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

pada Pasal 184 ayat (1) yang menyebutkan :

“Alat bukti yang sah ialah :

1. Keterangan saksi;

2. Keterangan ahli;

3. Surat

4. Petunjuk;

5. Keterangan terdakwa”.

Apabila pemeriksaan sidang dinyatakan selesai, tahap proses persidangan

selanjutnya ialah penuntutan, pembelaan, dan jawaban. Kemudian tibalah saatnya

hakim ketua menyatakan “pemeriksaan dinyatakan ditutup”. Pernyataan inilah yang

mengantar persidangan ke tahap musyawarah hakim, guna menyiapkan putusan yang

akan dijatuhkan pengadilan pengadilan. Mengenai putusan apa yang akan dijatuhkan

pengadilan, tergantung hasil mufakat musyawarah hakim berdasar penilaian yang

mereka peroleh dari surat dakwaan dihubungkan dengan segala sesuatu yang terbukti

dalam pemeriksaan di sidang pengadilan. Beberapa jenis bentuk putusan yang dapat

dijatuhkan adalah putusan bebas, putusan lepas dari segala tuntutan hukum dan

putusan pemidanaan (Andi Hamzah, 1996 : 347).

Mengenai hak terdakwa yang tidak menerima putusan dapat mengajukan upaya

hukum baik upaya hukum banding maupun upaya hukum kasasi. Namun terdapat

pengecualian untuk mengajukan banding menurut Pasal 67 Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP), antara lain :

1. Putusan bebas (vrijspraak);

2. Lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut kurang tepatnya penerapan

hukum;

3

Page 16: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Putusan pengadilan dalam acara cepat (Andi Hamzah, 2000 : 286).

Menurut Pasal 28 d ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menjelaskan

bahwa “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”.

Hak asasi adalah hak yang melekat pada setiap orang mulai dari ia lahir sampai

meninggal dunia. Seorang anak, sebagai juga seorang manusia, tidak luput dari

adanya hak asasi yang melekat padanya, namun demikian seringkali karena posisinya

yang lemah sehingga menjadikan perlindungan dan penegakan terhadap hak asasi

seorang anak harus dilakukan oleh orang lain. Hal ini dikarenakan, seorang anak

belum sadar akan apa yang menjadi hak asasinya, ditambah lagi sekalipun ia sudah

menyadari bahwa hak asasinya telah terancam, namun ia tidak mampu untuk

mempertahankannya sendiri (Anastasia Ayu Paska, 2009 : 12).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dalam rangka penulisan hukum (skripsi) dengan judul :

“TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM

KEJAKSAAN NEGERI PALANGKA RAYA DALAM MEMBUKTIKAN

BAHWA PUTUSAN JUDEX FACTIE BUKAN BEBAS MURNI SEBAGAI

DASAR UNTUK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI DALAM

PERKARA PERSETUBUHAN DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI

KASUS DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 2118 K/Pid/2004,

TANGGAL 8 JANUARI 2004)”

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang mengidentifikasikan

mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti, sehingga dapat menemukan

pemecahan masalah dengan tepat dan sesuai dengan tujuan.

4

Page 17: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana konstruksi hukum Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangka Raya

dalam membuktikan bahwa putusan judex faxtie bukan bebas murni sebagai

dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara persetubuhan

dengan anak di bawah umur ?

2. Bagaimanakah konstruksi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam

mempertimbangkan alasan kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangka

Raya dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu sasaran yang hendak dicapai atas jawaban

dari permasalahan yang dihadapi (tujuan objektif) dan untuk memenuhi kebutuhan

(tujuan subyektif). Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui konstruksi hukum Penuntut Umum Kejaksaan Negeri

Palangka Raya dalam membuktikan bahwa putusan judex faxtie bukan bebas

murni sebagai dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara

persetubuhan dengan anak di bawah umur.

b. Untuk mengetahui konstruksi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam

mempertimbangkan alasan kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri

Palangka Raya dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman penulis mengenai aspek hukum di dalam teori maupun praktek

pada lapangan hukum.

b. Untuk memperolah data dan informasi sebagai bahan penyusunan penulisan

hukum guna memenuhi persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan di

5

Page 18: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna yang

dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari

penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum

pada umumnya dan ilmu hukum Acara Pidana pada khususnya.

b. Untuk memberikan suatu tambahan informasi, referensi, maupun literatur

yang berguna bagi penulisan hukum selanjutnya guna pengemban ilmu

hukum.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan pemecahan masalah yang diteliti oleh penulis yaitu

mengenai konstruki hukum penuntut umum Kejaksaan Negeri Palangka

Raya dalam membuktikan bahwa putusan judex factie bukan bebas murni

sebagai dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara

persetubuhan dengan anak dibawah umur.

b. Dengan penulisan hukum (skripsi) ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal

untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya.

E. Metode Penelitian

Penelitian Hukum adalah suatu proses yang menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.

Penelitian Hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru

6

Page 19: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai deskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Peter Mahmud

Marzuki, 2005 : 35).

Dua syarat utama yang harus dipenuhi sebelum mengadakan penelitian

dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan adalah penelitian harus terlebih

dahulu memahami konsep dasar ilmunya dan metodologi penelitian disiplin ilmunya

(Johny Ibrahim, 2006 : 26). Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penulisan

Ditinjau dari sudut penelitian hukum, dalam penulisan hukum (skripsi) ini

penulis menggunakan jenis penelitian hukum doktrinal atau penelitian hukum

normatif atau penelitian hukum kepustakaan.

Penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk

menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuwan hukum dari sisi

normatifnya (Johny Ibrahim, 2006 : 57).

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini mempunyai sifat penelitian preskriptif. Sifat penelitian hukum ini

tentunya sejalan dengan sifat ilmu hukum itu sendiri. Ilmu hukum mempunyai

sifat sebagai ilmu yang preskriptif. Artinya sebagai ilmu yang bersifat preskriptif.

Ilmu Hukum mempelajari tujuan hukum, konsep hukum, dan norma-norma

hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2005 : 22).

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain

pendekatan Undang-Undang (statute approach), pendekatan kasus (case

approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif

(comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach).

( Peter Mahmud Marzuki, 2005 : 93).

Dari beberapa macam pendekatan tersebut, penulisan hukum ini

menggunakan pendekatan kasus (case approach). Pendekatan kasus dilakukan

dengan telaah kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi, yang telah

7

Page 20: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Yang menjadi kajian pokok disebut ratio decidendi (reasoning) merupakan

pertimbangan pengadilan untuk sampai pada suatu putusan dan sebagai referensi

bagi penyusunan argumentasi dalam penelitian hukum isu hukum (Peter

Mahmud Marzuki, 2005 : 94).

Pendekatan kasus (case approach) bertujuan mempelajari penerapan norma-

norma atau kaidah hukum. Dalam penelitian normatif perkara-perkara tersebut

dipelajari untuk memperoleh gambaran terhadap dampak dimensi penormaan

dalam suatu aturan hukum dalam praktik hukum, serta menggunakan hasil

analisisnya untuk bahan masukan (input) dalam eksplanasi hukum (Johny

Ibrahim, 2006 : 321).

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Sumber data merupakan tempat dimana memperoleh data untuk penulisan

penelitian ini. Sumber data yang digunakan adalah :

a. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer merupakan bahan hukum yang bersifat

aotoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri

dari Perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hukum. Penelitian

hukum ini menggunakan bahan hukum primer, antara lain :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

4) Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik

Indonesia;

5) Keputusan Menteri Kehakiman No. M.14-PW. 07.03 Tahun 1983 tentang

Tambahan Pedoman Pelaksanaan KUHAP;

6) Putusan Mahkamah Agung No. 2118 K/ Pid/ 2004, tanggal 8 Januari

2004.

8

Page 21: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder adalah yang memberikan penjelasan

mengenai Bahan Hukum Sekunder yang digunakan oleh penulis dalam

penulisan penelitian hukum ini antara lain buku-buku, literatur-literatur,

dokumen resmi, karya ilmiah, artikel, makalah dan lainnya yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier merupakan bahan-bahan yang memberi

petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Dalam

bahan hukum tersier penulis menggunakan kamus hukum, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, bahan-bahan dari internet yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan. Dari data tersebut kemudian dianalisis dan dirumuskan sebagai

data penunjang dalam penelitian ini (Johny Ibrahim, 2006 : 393).

Pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penulisan penelitian

hukum. Dalam penulisan penelitian hukum ini, teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah pengumpulan peraturan perundang-undangan, dokumen-

dokumen, artikel, data internet (cyber media), kemudian digunakan sebagai data

penunjang dalam penulisan penelitian hukum.

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Penulisan Penelitian Hukum ini menggunakan teknik analisis bahan hukum

deduksi silogisme. Metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh

Aristoteles penggunaan deduksi berpangkal dari pengajuan premis mayor

(pernyataan bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (pernyataan

khusus) dari kedua premis itu ditarik suatu kesimpulan atau conclusion (Peter

Mahmud Marzuki, 2006 : 47).

9

Page 22: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penulisan penelitian hukum ini, Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), Keputusan Menteri Kehakiman No. M.14-PW.07.03 Tahun

1983 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan KUHAP, dan Putusan Mahkamah

Agung No. 2118 K/Pid/2004 tanggal 8 Januari 2008 sebagai premis mayor,

sedangkan yang menjadi premis minor adalah putusan Judex Factie bukan bebas

murni sebagai dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara

persetubuhan dengan anak dibawah umur.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran secara jelas dan menyeluruh mengenai

keseluruhan isi penulisan hukum, maka penulis menggunakan sistematika sebagai

berikut :

Pada Bab I Pendahuluan, penulis memberikan gambaran awal tentang

penelitian, yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum

yang digunakan untuk memberikan pemahaman terhadap isi dari penelitian ini secara

garis besar.

Pada Bab II Tinjauan Pustaka, penulis menguraikan mengenai dua sub bab

yaitu kerangka teori dan kerangkan pemikiran. Dalam kerangka teori, penulis akan

menguraikan mengenai tinjauan tentang jaksa penuntut umum, tinjauan tentang

kejaksaan, tinjauan tentang pembuktian, tinjauan tentang putusan Judex Factie bukan

bebas murni dan tinjauan tentang upaya hukum kasasi.

Pada Bab III Hasil Penelitian Dan Pembahasan, penulis memberikan

pembahasan hasil penelitian mengenai konstruksi Hukum Penuntut Umum Kejaksaan

Negeri Palangkaraya dalam membuktikan bahwa putusan Judex Factie bukan bebas

murni sebagai dasar untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara

persetubuhan dengan anak di bawah umur serta konstruksi Hukum Hakim Mahkamah

10

Page 23: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Agung dalam mempertimbangkan alasan kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri

Palangkaraya dalam perkara persetubuhan dengan anak di bawah umur.

Pada Bab IV Penutup, penulis memberikan simpulan dari pembahasan atas

rumusan masalah dan saran dalam penulisan penelitian hukum ini.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Konstruksi Hukum

Sistem hukum Indonesia menganut asas pengadilan tidak boleh menolak

perkara. Apabila hakim belum dapat memutus perkara karena dasar hukumnya

belum valid, ilmu hukum menyediakan perangkat upaya menemukan hukum

yang disebut konstruksi hukum. Dengan demikian, kepentingan pelaku tindak

pidana, korban kejahatan, dan masyarakat dapat diakomodasi. Hakim berfungsi

melengkapi ketentuan- ketentuan hukum tertulis atau membuat hukum baru.

Page 24: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konstruksi hukum sering juga disebut dengan komposisi hukum

(rechtconstructie). Hakim membuat suatu pengertian hukum (rechtsbegrip) dan

menurut pendapatnya, pengertian hukum itu adalah asas hukum yang menjadi

dasar lembaga yang bersangkutan. Cara kerja atau proses berpikir hakim

demikian dalam menentukan hukum disebut dengan konstruksi hukum (Efendi,

http://te-effendi-acara.blogspot.com/2009/03/urgensi-alat-bukti-pengamatan-

hakim.html, diakses tanggal 22 Desember 2010 pukul 20.00).

Konstruksi hukum dibedakan menjadi tiga macam, antara lain :

a. Konstruksi Analogi (argumentum per analogiam)

Analogi merupakan suatu proses konstruksi yang dilakukan dengan

cara mencari rasio ledis (genus) dari suatu undang-undang dan kemudian

menerapkannya kepada hal-hal lain yang sebenarnya tidak diatur oleh

undang-undang itu. Dalam analogi, hakim memasukkan suatu perkara ke

dalam lingkup pengaturan suatu peraturan perundang-undangan yang

sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menyelesaikan perkara yang

bersangkutan.

b. Konstruksi Penghalusan Hukum (rechtsverfijning)

Seorang ahli hukum beranggapan bahwa dalam menyelesaikan suatu

perkara, peraturan perundang-undangan yang ada dan yang seharusnya

digunakan untuk menyelesaikan perkara, ternyata tidak dapat digunakan.

Penghalusan hukum dilakukan apabila penerapan hukum tertulis

sebagaimana adanya akan mengakibatkan ketidakadilan yang sangat

sehingga ketentuan hukum tertulis itu sebaiknya tidak diterapkan atau

diterapkan secara lain apabila hendak dicapai keadilan.

Jenis konstruksi ini merupakan bentuk kebalikan dari konstruksi

analogi, sebab bila di satu pihak analogi memperluas lingkup berlaku suatu

peraturan perundang-undangan, maka di lain pihak Penghalusan Hukum

mempersempit lingkup berlaku suatu peraturan perundang-undangan

(bersifat restriktif).

11

12

Page 25: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Konstruksi Argumentum a Contrario

Hakim akan memberlakukan peraturan perundang-undangan yang ada

seperti pada kegiatan analogi, yaitu menerapkan suatu peraturan pada

perkara yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk diselesaikan oleh

peraturan itu. Perbedaannya adalah dalam analogi hakim akan menghasilkan

suatu kesimpulan yang positif, dalam arti bahwa ia menerapkan suatu aturan

pada masalah yang sedang dihadapinya. Sedangkan pada konstruksi

Argumentum a Contrario hakim sampai pada kesimpulan yang negatif,

artinya ia justru tidak mungkin menerapkan aturan tertentu dalam perkara

yang sedang dihadapinya (Mohammad Aldyan,

http://masyarakathukum.blogspot.com/2008/03/macam-macam-penemuan-

hukum.html, diakses tanggal 23 Desember 2010 )

2. Tinjauan tentang Kejaksaan

Kejaksaan merupakan lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,

khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam

penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang

dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung,

Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan satu kesatuan yang utuh

yang tidak dapat dipisahkan.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 yang menggantikan

Undang-Undang No. 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,

Kejaksaan Republik Indonesia sebagai lembaga negara yang melaksanakan

kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan

wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan

pengaruh kekuasaan lainnya yang diatur pada Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

13

Page 26: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik

Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga Kejaksaan berada pada posisi

sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa. Karena

Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses

pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana penetapan dan

keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses

perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat

menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak

berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.

Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana

(executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga

memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat

mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai

Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi

wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan

wewenang lain berdasarkan Undang-Undang (Zulakrial,

http://zulakrial.blogspot.com, diakses pada Tanggal 22 November 2010 pukul

19.00 WIB).

Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik

Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut

umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Republik Indonesia adalah “Jaksa adalah pejabat fungsional yang

diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum

dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.” Sedangkan Pasal 1 butir 2

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia

berbunyi: “Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-

Undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim”.

Page 27: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang dalam bidang pidana yang diatur

dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia, antara lain

a. Melakukan penuntutan;

b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,

putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-

undang;

e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam

pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik (Kejaksaan R.I,

http://www.kejaksaan.go.id/tentang_kejaksaan.php?id=7, diakses tanggal 22

Desember 2010 pukul 20.00)

3. Tinjauan tentang Putusan

Pengertian Putusan pengadilan diatur dalam Pasal 1 Butir 11 Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dirumuskan sebagai berikut:

“Putusan Pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang

pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari

segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-

undang ini”.

Suatu proses peradilan berakhir dengan putusan akhir (vonnis), dimana hakim

menyatakan pendapatnya tentang apa yang telah dipertimbangkan dan

putusannya. Keputusan Hakim haruslah berdasarkan surat pelimpahan perkara

yang memuat dakwaan atas kesalahan terdakwa, serta keputusannya itu haruslah

berdasarkan hasil pemeriksaan persidangan dalam ruang lingkup surat dakwaan

tersebut (Andi Hamzah & Irdan Dahlan. 1987: 9).

15

Page 28: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Syarat sahnya putusan pengadilan untuk dapat dilaksanakan diatur pada Pasal

195 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan

bahwa, “Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum

apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum”.

Materi putusan merupakan hal-hal yang harus dimuat dalam suatu putusan,

yang apabila tidak dimuat, akan menimbulkan akibat hukum tertentu bagi

putusan yang bersangkutan (Harun. M. Husein. 1992: 27). Hal-hal yang harus

dimuat dalam suatu putusan pemidanaan diatur dalam Pasal 197 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang menyatakan bahwa :

Ayat (1) Surat putusanpemidanaan memuat : a. Kepala putusan yang dituliskan berbunyi: “DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” b. Nama lengkap, tempat tanggal lahir, umur, atau tanggal lahir,

jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa;

c. Dakwaan, sebgaimanaterdapat dalam surat dakwaan; d. Pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan

keadaan beserta alatpembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa;

e. Tuntutan pidana, sebagaimana terdapat dalam surat tuntutan; f. Pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dari putusan disertai keadaan yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa;

g. Hari dan tanggal diadakannya musywarah majelis hakim kecuali perkara diperiksa oleh hakim tunggal;

h. Pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan tindak pidana disertai dengan kualifikasinya dan pemidanaan atau tindakan yang ditujukan;

i. Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti;

j. Keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan dimana letaknya kepalsuan itu, jika terdapat surat otentik dianggap palsu;

k. Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan;

16

Page 29: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l. Hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama penuntut umum, nama hakim yang memutus dan nama panitera.

Sedangkan suatu putusan bukan pemidanaan diatur dalam Pasal 199 ayat (1)

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang menyatakan

bahwa :

Ayat (1) Surat putusan bukan pemidanaan memuat : a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1)

kecuali huruf e, f, dan h; b. Pernyataan bahwa terdakwa diputus bebas atau lepas dari segala

tuntutan hukum, dengan menyebutkan alasan dan pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar putusan;

c. Perintah supaya terdakwa segera dibebaskan jika ia ditahan.

Setiap keputusan hakim merupakan salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu:

a. Putusan bebas

Pengertian mengenai Putusan bebas (vrijspraak) diatur dalam Pasal

191 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yaitu

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang,

kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus bebas”.

Putusan bebas dapat diartikan bahwa terdakwa dibebaskan dari

pemidanaan , lebih tegasnya terdakwa tidak dipidana. Ditinjau dari segi

yuridis, putusan bebas adalah putusan yang dinilai oleh majelis hakim yang

bersangkutan :

1) Tidak memenuhi asas pembuktian menurut Undang-Undang secara

negatif.

Pembuktian yang diperoleh di persidangan , tidak cukup membuktikan

kesalahan terdakwa, tidak diyakini oleh hakim.

2) Tidak memenuhi asas batas minimum pembuktian

Kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa hanya didukung oleh satu

alat bukti saja.

17

Page 30: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mengacu pada Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP), menjelaskan bahwa “Terdapat putusan perkara pidana yang

diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada

Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan

permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap

putusan bebas”.

Berdasarkan rumusan Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) tersebut, yakni pada bagian kalimat terakhir tampak

bahwa secara yuridis Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) tidak menutup kesempatan bagi Jaksa Penuntut Umum untuk

mengajukan upaya hukum kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak)

tersebut.

Bertolak dari Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP), putusan bebas memang tidak mungkin dimintakan kasasi. Tetapi

dalam praktek peradilan, larangan Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) tersebut ternyata telah dikesampingkan dan

diterobos oleh Mahkamah Agung. Sejarah penerobosan Pasal 244 Kitab

Undang-Undang hukum Acara Pidana (KUHAP) itu berasal dari

Departemen Kehakiman sekarang Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia(Supriyadi,http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=195159&actmen

u=42,diakses tanggal 6 Maret 2011 pukul 21.00 WIB).

Penerobosan terhadap larangan Pasal 244 Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang dimaksud adalah Keputusan Menteri

Kehakiman No. M. 14-PW.07.03 Tahun 1983 pada tanggal 10 Desember

1983, tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Pada butir 19 Lampiran dimaksud sebagai penegasan yang berupa pedoman:

1) Terhadap putusan bebas tidak dapat dimintakan banding;

18

Page 31: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Tetapi berdasarkan situasi dan kondisi, demi hukum, keadilan dan

kebenaran, terhadap putusan bebas dapat dimintakan kasasi. Hal ini

akan didasarkan pada yurisprudensi;

3) Yurisprudensi dalam Putusan Mahkamah Agung Reg. No. 275

K/Pid/1983 dimana Mahkamah Agung menerima permohonan Kasasi

jaksa atas putusan bebas dalam perkara korupsi perbankan Natalegawa

yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (M. Yahya Harahap,

2006 : 544).

Berdasarkan yurisprudensi itulah muncul istilah bebas murni dan bebas

tidak murni. Suatu putusan ditafsirkan bebas murni jika kesalahan yang

didakwakan kepada terdakwa sama sekali tidak didukung alat bukti yang

sah atau sama sekali tidak terbukti tindak pidananya. Sebaliknya, suatu

putusan dikatakan bebas tidak murni lazim juga disebut pembebasan

terselubung (verkapte vrispraak) apabila suatu putusan bebas didasarkan

pada penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana dalam dakwaan

atau dalam menjatuhkan putusan pengadilan terbukti melampui

wewenangnya(Nasrullah,http://202.153.129.35/berita/baca/hol21009/Kasasi

+atas+Vonis+Bebas,+Yurisprudensi+yang+Menerobos+KUHAP, diakses

tanggal 6 Maret 2011 pukul 21.00 WIB)

Dalam putusan Mahkamah Agung Reg. No. 275 K/Pid/1983

berpendapat bahwa hanya putusan bebas tidak murni saja yang bisa

dimintakan kasasi sesuai pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP).

Van Bemmelen memberi rumusan yang lain tentang kapan terjadi bebas

tidak murni (niet zuivere vrijspraak) itu, yaitu bebas tidak murni (niet

zuivere vrijspraak) jika hakim menjalankan putusan bebas yang didasarkan

atas kenyataan bahwa yang tersebut dalam surat dakwaan lebih banyak

daripada yang ada dan lebih banyak daripada yang perlu dimuat di dalamnya

(Andi Hamzah, 2002 : 290).

19

Page 32: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terdapat dua parameter yang bisa digunakan untuk menilai putusan

bebas itu bersifat tidak murni, yakni :

1) Jika putusan bebas itu didasarkan pada kekeliruan penafsiran terhadap

sebutan tindak pidana yang disebut dalam surat dakwaan dan bukan

didasarkan pada tidak terbuktinya unsur-unsur perbuatan yang

didakwakan;

2) Jika putusan bebas dijatuhkan pengadilan dengan melampaui

wewenangnya. Hal ini bisa dikarenakan pengadilan telah melampaui

kompetensi absolut dan relatifnya. Atau bisa juga karena pengadilan

telah memasukkan unsur-unsur non-yuridis sebagai dasar pertimbangan

dalam putusan bebas yang dijatuhkannya (Supriyadi,

http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=195159&actmenu=42, diakses

tanggal 6 Maret 2011 pukul 21.00 WIB).

b. Putusan Pemidanaan

Putusan pemidanaan atau putusan pidana berdasarkan Pasal 193 ayat

(1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dapat dijatuhkan,

“Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak

pidana yang didakwakan kepadanya maka pengadilan menjatuhkan pidana”.

Putusan yang menjatuhkan hukuman pemidanaan kepada seorang

terdakwa tiada lain daripada putusan yang berisi perintah untuk menghukum

terdakwa sesuai dengan ancaman pidana yang disebut dalam pasal pidana

yang didakwakan.

Jenis Putusan pemidanaan diatur dalam Pasal 10 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan bahwa :

Pidana terdiri atas : 1) Pidana pokok :

a) Pidana mati; b) Pidana penjara; c) Pidana kurungan;

20

Page 33: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Pidana denda; e) Pidana tutupan;

2) Pidana tambahan : a) Pencabutan hak-hak tertentu; b) Perampasan barang-barang tertentu; c) Pengumuman putusan hakim.

c. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum

Putusan lepas dari segala tuntutan hukum diatur dalam Pasal 191 ayat

(2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang berbunyi

“Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada

terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana

maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum”.

4. Tinjauan tentang Upaya Hukum Kasasi

Pengertian Upaya Hukum menurut Pasal 1 butir 12 Kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) menjelaskan bahwa : “Upaya Hukum adalah

hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan

yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk

mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang

diatur dalam Undang-Undang ini”.

Kasasi sebagai upaya hukum dikarenakan kasasi merupakan salah satu bentuk

daripada upaya hukum yang dapat ditempuh oleh terdakwa atau penuntut umum

apabila ia tidak dapat menerima putusan pengadilan pada tingkat terakhir (Harun.

M. Husein. 1992: 48).

Undang-undang menyediakan upaya hukum bagi terdakwa maupun Penuntut

Umum, yakni apabila pihak-pihak tersebut merasa tidak puas akan kualitas

putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan atau putusan tersebut dirasakan tidak

mencerminkan nilai-nilai keadilan (Ni Nengah Adiyaryani,

http://eprints.undip.ac.id/24015/1/Ni_Nengah_Adiyaryani-01.pdf, diakses

tanggal 22 Desember 2010 pukul 20.00).

21

Page 34: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Upaya hukum kasasi adalah hak yang diberikan kepada terdakwa maupun

penuntut umum untuk mempergunakan hak tersebut apabila keberatan atas

putusan yang dijatuhkan dan dapat mengesampingkan hak itu apabila menerima

putusan yang dijatuhkan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permohonan

kasasi kepada Mahkamah Agung, dengan demikian, hanya terdakwa dan/atau

penuntut umum sajalah sebagai pihak yang dapat mengajukan permohonan

kasasi.

a. Bentuk Upaya Hukum Kasasi

Upaya hukum kasasi dapat berbentuk :

1) Kasasi biasa

Merupakan upaya hukum yang diajukan oleh terdakwa atau penuntut

umum dan diajukan terhadap putusan yang belum memperoleh kekuatan

hukum tetap.

2) Kasasi demi kepentingan hukum

Merupakan upaya hukum yang diajukan oleh Jaksa Agung dan diajukan

terhadap putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

b. Tujuan Upaya Hukum Kasasi

Tujuan upaya hukum kasasi antara lain :

1) Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan;

2) Menciptakan dan membentuk hukum baru;

3) Pengawasan terciptanya Keseragaman penerapan hukum.

Putusan yang dapat dikasasi adalah terhadap semua putusan Pengadilan

Negeri dalam tingkat Pertama dan terakhir, terhadap semua putusan

Pengadilan Tinggi yang diambilnya pada tingkat banding, dan tentang

putusan bebas (M. Yahya Harahap, 2006: 539).

22

Page 35: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pengajuan Permohonan Upaya Hukum Kasasi

1) Memori Kasasi

Memori Kasasi merupakan uraian tentang alasan-alasan yang diajukan

oleh pemohon kasasi, guna meminta supaya Mahkamah Agung

melakukan pemeriksaan atas putusan pengadilan bawahan.

Pengajuan memori kasasi diatur dalam Pasal 248 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan

bahwa “ Pemohon Kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat

alasan permohonan kasasinya dan dalam waktu empat belas hari setelah

mengajukan permohonan tersebut, harus sudah menyerahkan kepada

panitera yang untuk itu ia memberikan surat tanda terima”.

2) Tata Cara Pengajuan Permohonan Kasasi

Tata cara pengajuan permohonan kasasi diatur dalam Pasal 245 Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yaitu :

Ayat(1) Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu empat belas hari sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu diberitahukan kepada terdakwa.

Ayat(2) Permintaan tersebut oleh panitera ditulis dalam sebuah keterangan yang ditandatangani oleh panitera serta pemohon dan dicatat dalam daftar yang dilampirkan pada berkas perkara.

Ayat(3) Dalam hal pengadilan negeri menerima permohonan kasasi, baik yang diajukan oleh penuntut umum atas terdakwa maupun yang diajukan oleh penuntut umum dan terdakwa sekaligus, maka panitera wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.

d. Alasan Pengajuan Upaya Hukum Kasasi

Alasan Pengajuan Kasasi diatur dalam Pasal 253 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menjelaskan bahwa :

Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 guna menentukan :

23

Page 36: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan sebagaimana mestinya;

b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang;

c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Alasan Jaksa atau Penuntut Umum yang tetap mengajukan kasasi

terhadap putusan bebas murni selalu mengambil berdalih, antara lain :

1) Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi (Judex factie) telah salah

menerapkan hukum pembuktian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185

ayat (3) dan ayat (6) KUHAP ;

2) Cara mengadili yang dilakukan Judex factie tidak dilaksanakan menurut

ketentuan Undang-undang ;

3) Putusan Judex factie bukan merupakan putusan bebas murni (vrijspraak),

melainkan putusan “bebas tidak murni”.

Sedangkan dalil hukum yang digunakan Jaksa atau Penuntut Umum dalam

memajukan kasasi terhadap putusan bebas adalah selalu sama yaitu mengacu

pada Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.14-PW.07.03 tahun 1983

tanggal 10 Desember 1983 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (TPP KUHAP). (SofyanLubis,

http://infohukum.co.cc/kasasi-terhadap-putusan-bebas-murni/#more-186,

diakses tanggal 30 November 2010 pukul 19.00).

5. Tinjauan tentang Tindak Pidana Persetubuhan Dengan Anak Di Bawah Umur.

Pengertian anak diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang memberikan pengertian anak

adalah “seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan”.

Pengertian persetubuhan diatur dalam Pasal 285 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan bahwa, “Barangsiapa dengan

kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan

24

Page 37: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan pemerkosaan dengan pidana

penjara paling lama dua belas tahun”.

Sedangkan persetubuhan dengan anak di bawah umur diatur dalam Pasal 287

ayat (1) dan ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang

berbunyi :

Ayat (1) Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun; Ayat (2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur wanita belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan Pasal 291 dan Pasal 294.

B. Kerangka Pemikiran

Putusan Pemidanaan

Putusan Bebas Murni

(Vrijspraak)

Putusan Judex Factie

Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum

Putusan Bebas Tak Murni

(niet zuivere vrijspraak)

Penerobosan Pasal 244

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Upaya Hukum Kasasi

Putusan Bebas

25

Page 38: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Putusan Judex Factie merupakan putusan dari pengadilan baik pengadilan tingkat

pertama maupun pada tingkat banding. Dalam memberikan putusan yang akan

diajukan pengadilan, bergantung pada Hasil Mufakat Musyawarah Hakim

berdasarkan penilaian yang diperoleh dari surat dakwaan yang kemudian

dihubungkan dengan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di siding

pengadilan.

Putusan Pengadilan mempunyai tiga (3) jenis bentuk putusan yang dapat

dijatuhkan yaitu putusan bebas, putusan lepas dari segala tuntutan hukum dan putusan

pemidanaan.

Putusan bebas dapat dijatuhkan yang diatur dalam pasal 191 ayat (1) KUHAP

yang menyatakan “Jika Pengadilan berpendapat bahwa dari Hasil Pemeriksaan

Sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”. Dalam putusan

pengadilan dengan jenis putusan bebas terbagi menjadi putusan bebas murni

(vrijsraak) dan putusan tidak murni (niet zuivere vrijsraak).

Menurut Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),

menyatakan “Terdapat putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir

oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut

umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung

kecuali terhadap pemeriksaan putusan bebas”.

Seiring kemajuan Hukum di Indonesia, terdapat penerobosan terhadap larangan

Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yaitu Keputusan

26

Page 39: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menteri Kehakiman No.M.14-PW.07.3 Tahun 1983 tentang Tambahan Pedoman

Pelaksanaan KUHAP pada angka 19 lampiran, yang berpedoman terhadap putusan

bebas tidak dapat dimintakan banding, tetapi berdasarkan situasi dan kondisi, demi

hukum, keadilan dan kebenaran, terhadap putusan bebas dapat dimintakan kasasi. Hal

ini didasarkan pada yurisprudensi.

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Konstruksi Hukum Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangkaraya

Dalam Membuktikan Bahwa Putusan Judex Factie Bukan Bebas Murni

Sebagai Dasar Untuk Mengajukan Upaya Hukum Kasasi Dalam Perkara

Persetubuhan Dengan Anak Di Bawah Umur

1. Kasus Posisi

Pada hari Rabu tanggal Rabu tanggal 12 Mei 2004 atau setidak-tidaknya pada

suatu waktu dalam bulan Mei 2004 sekiranya pukul 01.00 WIB bertempat di

Jalan Damang Pijar No.26 Palangka Raya atau setidak-tidaknya disuatu tempat

dalam Daerah Hukum Pangadilan Negeri Palangka Raya telah terjadi

Page 40: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

persetubuhan oleh Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi, umur 23 Tahun

dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau

membujuk anak yaitu saksi korban Neni Widia Sari yang masih berumur 16

tahun.

Persetubuhan terjadi pada saat saksi Neni Widia Sari Alias Oneng sedang

tidur didalam kamar, kemudian pintu kamar saksi diketuk oleh terdakwa

selanjutnya terdakwa masuk kedalam kamar dan langsung mengunci pintu kamar

lalu saksi mengatakan kepada terdakwa agar keluar tetapi terdakwa menjawab

tidak mau. Kemudian terdakwa bersama dengan saksi mengobrol masalah

terdakwa yang jarang pulang ke rumah dan tidur dirumah kawannya, lalu

terdakwa merayu saksi dengan mengatakan " Aku sayang sama kamu " lalu

terdakwa menyuruh saksi melepas celana yang dipakai dan saksi mengatakan

kepada terdakwa " Kamu nanti mau bertanggung jawab lah "dan terdakwa

menjawab " "Ya nanti saya mau bertanggung jawab " kemudian saksi

melepaskan celana yang dipakainya dan terdakwa juga melepaskan celananya

kemudian terdakwa mencium bibir saksi dan meraba-raba payudara saksi dan

saksi pun membalasnya lalu terdakwa merebahkan tubuh ke tempat tidur dan

menindih tubuh saksi sambil memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi

secara berulang ulang sehingga terdakwa mengeluarkan sperma diatas paha

saksi. Setengah jam kemudian saksi JEMMI datang dan terdakwa keluar untuk

menemui JEMMI kemudian saksi JEMMI pergi dan terdakwa kembali mengetuk

pintu kamar saksi NENI WIDIA SARI dan pintu dibuka oleh saksi selanjutnya

terdakwa bersetubuh lagi dengan saksi dengan cara kemaluan terdakwa

dimasukkan kedalam kemaluan saksi secara berulang-ulang sampai

mengeluarkan sperma. Lima belas menit kemudian saksi JIMMI datang kembali

masuk kerumah dan mengetuk pintu kamar saksi NENI WIDIA SARI karena

mencari-cari terdakwa tidak ada. Sewaktu saksi JIMMI mengetuk dan

mendorong kamar tidur terdakwa menahan dan mengunci pintu kamar kemudian

saksi JIMMY mengetuk pintu kamar lagi lalu dibuka oleh saksi NENI WIDIA

27

Page 41: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SARI dan terdakwa bersembunyi disamping ranjang karena gelap sehingga saksi

JIMMI tidak bisa melihat terdakwa. Selanjutnya saksi JEMMI menyalakan

lampu dan melihat terdakwa berebah disamping ranjang kemudian saksi JEMMI

bertengkar dan memarahi terdakwa.

2. Identitas Terdakwa

Nama : ADI SULISTYAWAN

Tempat Lahir : Palangka Raya

Umur/Tanggal Lahir : 23 Tahun/14 April 1981

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan Temanggung Jaya Karti II/7 Palangkaraya

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

3. Dakwaan

Jaksa Penuntut Umum mengajukan dakwaan dimuka persidangan Pengadilan

Negeri Palangka Raya kepada terdakwa sebagai berikut :

PERTAMA

Bahwa ia terdakwa ADI SULISTYAWAN Als DOPENG Bin SUJADI pada hari

Rabu tanggal 12 Mei 2004 sekira pukul 01.00 WIB atau setidak-tidaknya pada

suatu waktu dalam bulan Mei 2004 bertempat di JI Damang Pijar No.26

Palangka Raya atau setidak-tidaknya disuatu tempat dalam Daerah Hukum

Pangadilan Negeri Palangkaraya dengan sengaja melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, atau membujuk anak yaitu saksi korban NENI WIDIA

29

Page 42: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SARI Als ONENG melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain

yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Pada mulanya saksi NENI WIDIA SARI Als ONENG sedang tidur didalam

kamar kemudian pintu kamar saksi diketuk oleh terdakwa selanjutnya terdakwa

masuk kedalam kamar dan langsung mengunci pintu kamar lalu saksi

mengatakan kepada terdakwa agar keluar tetapi terdakwa menjawab tidak mau

kemudian terdakwa bersama dengan saksi mengobrol masalah terdakwa yang

jarang pulang ke rumah dan tidur dirumah kawannya, lalu terdakwa merayu saksi

dengan mengatakan " Aku sayang sama kamu " lalu terdakwa menyuruh saksi

melepas celana yang dipakai dan saksi mengatakan kepada terdakwa " Kamu

nanti mau bertanggung jawab lah "dan terdakwa menjawab " "Ya nanti saya mau

bertanggung jawab " kemudian saksi melepaskan celana yang dipakainya dan

terdakwa juga melepaskan celananya kemudian terdakwa mencium bibir saksi

dan meraba-raba payudara saksi dan saksi pun membalasnya lalu terdakwa

merebahkan tubuh ke tempat tidur dan menindih tubuh saksi sambil memasukkan

kemaluannya kedalam kemaluan saksi secara berulang ulang sehingga terdakwa

mengeluarkan sperma diatas paha saksi. Setengah jam kemudian saksi JEMMI

datang dan terdakwa keluar untuk menemui JEMMI kemudian saksi JEMMI

pergi dan terdakwa kembali mengetuk pintu kamar saksi NENI WIDIA SARI

dan pintu dibuka oleh saksi selanjutnya terdakwa bersetubuh lagi dengan saksi

dengan cara kemaluan terdakwa dimasukkan kedalam kemaluan saksi secara

berulang-ulang sampai mengeluarkan sperma. Lima belas menit kemudian saksi

JIMMI datang kembali masuk kerumah dan mengetuk pintu kamar saksi NENI

WIDIA SARI karena mencari-cari terdakwa tidak ada. Sewaktu saksi JIMMI

mengetuk dan mendorong kamar tidur terdakwa menahan dan mengunci pintu

kamar kemudian saksi JIMMY mengetuk pintu kamar lagi lalu dibuka oleh saksi

NENI WIDIA SARI dan terdakwa bersembunyi disamping ranjang karena gelap

sehingga saksi JIMMI tidak bisa melihat terdakwa. Selanjutnya saksi JEMMI

menyalakan lampu dan melihat terdakwa berebah disamping ranjang kemudian

Page 43: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saksi JEMMI bertengkar dan memarahi terdakwa. Berdasarkan Visum et

repertum Perkosaan No.152/VE-RSUD/V/2004 tanggal 17 Mei 2004 yang dibuat

oleh dr.RUSNI .D.MAHAR dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Doris

Sylvanus Palangka Raya atas nama, saksi korban ONENG berkesimpulan :

- Liang senggama robekan lama pukul tiga dan pukul enam, dan pada pukul

sembilan luka lecet oleh karena benda tumpul ;

- Tampak Liang senggama dari seorang perempuan yang sudah sering

bersetubuh tapi belum punya anak ;

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 81 Ayat

(2) Undang-undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ;

Atau :

KEDUA :

Bahwa ia terdakwa ADI SULISTYAWAN Als DOPENG Bin SUJADI pada

waktu dan tempat sebagaimana diatur dalam Dakwaan Pertama dengan sengaja

memberi atau menjanjikan uang atau barang menyalahgunakan perbawa yang

timbul dari hubungan keadaan, atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan

seorang belum dewasa dan baik tingkah lakunya untuk melakukan atau

membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum

kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diduganya yang dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

Pada mulanya saksi NENI WIDIA SARI Als ONENG sedang tidur didalam

kamar kemudian pintu kamar saksi diketuk oleh terdakwa selanjutnya terdakwa

masuk kedalam kamar dan langsung mengunci pintu kamar lalu saksi

mengatakan kepada terdakwa agar keluar tetapi terdakwa menjawab tidak mau

kemudian terdakwa bersama dengan saksi mengobrol masalah terdakwa yang

jarang pulang ke rumah dan tidur dirumah kawannya, lalu terdakwa merayu saksi

dengan mengatakan " Aku sayang sama kamu " lalu terdakwa menyuruh saksi

melepas celana yang dipakai dan saksi mengatakan kepada terdakwa " Kamu

nanti mau bertanggung jawab lah " dan terdakwa menjawab " "Ya nanti saya mau

31

Page 44: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertanggung jawab " kemudian saksi melepaskan celana yang dipakainya dan

terdakwa juga melepaskan celananya kemudian terdakwa, mencium bibir saksi

dan meraba-raba payudara saksi dan saksi pun membalasnya lalu terdakwa

merebahkan tubuh ke tempat tidur dan menindih tubuh saksi sambil memasukkan

kemaluannya kedalam kemaluan saksi secara berulang ulang sehingga terdakwa

mengeluarkan sperma diatas paha saksi. Setengah jam kemudian saksi JIMMI

datang dan terdakwa keluar untuk menemui JIMMI kemudian saksi JIMMI pergi

dan terdakwa kembali mengetuk pintu kamar saksi NENI WIDIA SARI dan

pintu dibuka oleh saksi selanjutnya terdakwa bersetubuh lagi dengan saksi

dengan cara kemaluan terdakwa dimasukkan kedalam kemaluan saksi secara

berulang-ulang sampai mengeluarkan sperma. Lima belas menit kemudian saksi

JIMMI datang kembali masuk kerumah dan mengetuk pintu kamar saksi NENI

WIDIA SARI karena mencari-cari terdakwa tidak ada. Sewaktu saksi JIMMI

mengetuk dan mendorong kamar tidur terdakwa menahan dan mengunci pintu

kamar kemudian saksi JIMMI mengetuk pintu kamar lagi lalu dibuka oleh saksi

NENI WIDIA SARI dan terdakwa bersembunyi disamping ranjang karena gelap

sehingga saksi JIMMI tidak bisa melihat terdakwa. Selanjutnya saksi JIMMI

menyalakan lampu dan melihat terdakwa berebah disamping ranjang kemudian

saksi JIMMI bertengkar dan memarahi terdakwa. Berdasarkan Visum et

repertum Perkosaan No. 152/VE-RSUD/V/2004 tanggal 17 Mei 2004 yang

dibuat oleh dr.RUSNI D.MAHAR dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah

Dr.Doris Sylvanus Palangka Raya atas nama saksi korban ONENG

berkesimpulan :

- Liang senggama robekan lama pukul tiga dan pukul enam, dan pada pukul

sembilan luka, lecet oleh karena benda, tumpul ;

- Tampak liang senggama dari seorang perempuan yang sudah sering

bersetubuh tapi belum punya anak ;

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 293

ayat (1) KUHP .

32

Page 45: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk mendukung pembuktian Dakwaan, Jaksa Penuntut Umum mengajukan

alat-alat bukti yang berupa :

a. Saksi NENI WIDYA SARI (korban)

1) Bahwa benar apa yang saksi terangkan dalam berkas acara pemeriksaan

saksi adalah benar semua ;

2) Bahwa benar saksi diperiksa sehubungan dengan perkara persetubuhan

antara saksi dengan terdakwa ;

3) Bahwa benar kejadiannya adalah hari Rabu tanggal 12 Mei 2004 sekitar

jam 01.00 WIB bertempat di Jalan Damang Pijar No.26 Palangka Raya ;

4) Bahwa benar saksi kenal terdakwa karena terdakwa temannya JEMMI

majikan saksi ;

5) Bahwa benar sebelumnya waktu itu saksi sedang tidur ;

6) Bahwa benar kejadiannya adalah bahwa ketika saksi sedang tidur ada

orang yang mengetuk pintu kamar saksi dan ketika dibuka ternyata

Sdr.terdakwa kemudian terdakwa masuk dan mengunci pintu kamar saksi

lalu saksi bilang "Pergi keluar" tetapi terdakwa tidak mau keluar

kemudian saksi dengan terdakwa ngobrol-ngobrol masalah terdakwa yang

jarang pulang kerumah dan tidur dirumah kawannya, lalu terdakwa

merayu saksi dan mengatakan " Aku sayang kamu " lalu meyuruh saksi

melepas celananya lalu saksi Tanya "Kamu nanti mau bertanggung

jawablah " dan dijawab oleh terdakwa " Ya nanti saya bertanggung jawab

dan saksi melepaskan celana yang dipakainya kemudian terdakwa juga

melepas celana yang dipakainya kemudian terdakwa mencium bibir saksi

dan meraba-raba payudara saksi dan saksipun membalasnya lalu

merebahkan tubuh ke tempat tidur dan menindih tubuh saksi sambil

memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi secara berulang-

ulang sehingga mengeluarkan sperma diatas paha saksi ;

7) Bahwa benar setengah jam kemudian saksi JIMMI datang dan terdakwa

keluar menemui JIMMI ;

33

Page 46: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8) Bahwa benar 5 (Lima) menit kemudian terdakwa masuk lagi kekamar

saksi dan melakukan persetubuhan untuk kedua kalinya dengan saksi

dengan cara yaitu terdakwa mencium saksi dan saksi membalasnya lalu

saksi melepas celana yang saksi pakai dan terdakwa melepas celana yang

dipakainya kemudian menindih tubuh saksi sambil memasukkan

kemaluannya kedalam kemaluan saksi secara berulang-ulang sampai

mengeluarkan sperma ;

9) Bahwa benar kemudian saksi JIMMI datang lagi dan mengetuk pintu

kamar saksi lalu terdakwa bersembunyi di kolong tempat tidur saksi.

Bahwa benar selanjutnya saksi JIMMI menanyakan dimana terdakwa

kemudian dijawab saksi "Tuh ada" lalu saksi JIMMI menyuruh keluar

dari kamar saksi dan selanjutnya mereka bertengkar ;

10) Bahwa benar kata ibu terdakwa adalah untuk membebaskan terdakwa.

Bahwa benar belum ada penentuan hari perkawinan ;

11) Bahwa benar saksi mau dikawinkan dengan terdakwa karena terpaksa

sudah melakukan persetubuhan dengan terdakwa ;

12) Bahwa benar kemudian disuruh pulang oleh tante karena tante tidak

setuju ;

13) Atas keterangan saksi tersebut diatas terdakwa membenarkannya ;

b. Saksi dr. RUSNI D. MAHAR

1) Bahwa benar saksi diperiksa sehubungan dengan permintaan Visum Et

Repertum perkosaan atas nama ONENG ;

2) Bahwa benar saksi melakukan pemeriksaan Visum tersebut adalah

dengan cara menggunakan alat berupa Rectal Toucher, yang mana

kegunaan alat tersebut untuk melihat keadaan selaput dara dari seorang

perempuan yang belum pernah melahirkan anak ;

3) Bahwa benar caranya adalah pertama-tama saksi memasukkan jari tengah

tangan kanan/kiri kedalam anus pasien, kemudian dinaikkan/ditekan

34

Page 47: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keatas (kearah vagina) kemudian salah satu tangan saksi membuka vagina

untuk melihat keadaan selaput dara/ keadaan vagina pasien ;

4) Bahwa benar hasil yang saksi temukan adalah tampak liang senggama

robekkan pukul tiga dan pukul enam, dan pukul sembilan luka lecet oleh

karena benda tumpul serta tampak liang senggama dari seorang

perempuan yang sudah sering bersetubuh tapi belum punya anak ;

5) Bahwa benar dikatakan robekan lama berarti luka robekkan yang

ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan jarak waktu kejadian dengan

saat dilakukan pemeriksaan sudah lebih dari 5 hari serta sudah tidak ada

tanda-tanda kemerahan/bercak pendarahan ataupun luka sampai

dasar/tidak ;

6) Bahwa benar selaput dara tersebut sudah tidak utuh lagi dan robekkan

tersebut bisa diakibatkan oleh masuknya benda tumpul ataupun

dikarenakan persetubuhan yang dilakukan atas dasar suka sama suka

maupun persetubuhan perkosaan, tetapi biasanya luka robekkan selaput

dara pada pukul tiga, enam dan sembilan adalah akibat persetubuhan suka

sama suka namun hal itu tidak merupakan jaminan karena bisa saja

seseorang yang diperkosa dibawah ancaman sehingga seseorang tersebut

takut dan tidak berdaya, bisa juga mengakibatkan luka robekkan pada

jam- jam tersebut ;

7) Bahwa benar 5 hari setelah kejadian baru diperiksakan maka dapat

dikatakan robekkan lama ;

8) Bahwa benar pada perkara ini diperiksakan lebih dari ima hari jadi

dikatakan robekan lama ;

9) Bahwa benar arti dari kata sering bersetubuh adalah bahwa liang

senggama pasien tersebut sudah longgar dan elastisnya sudah berkurang

serta apabila kita masukkan 2 jari kedalam liang vagina pasien bisa

masuk langsung ;

35

Page 48: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10) Bahwa benar hal tersebut bisa terjadi karena beberapa factor yaitu

misalnya seseorang yang baru sekali bersetubuh tapi dilakukan berulang

kali lebih dari sekali dalam satu waktu atau seseorang yang baru sekali

bersetubuh tapi ukuran benda tumpul yang dimasukkan lebih besar dari

ukuran vagina atau bisa juga seseorang memang benar-benar sudah sering

bersetubuh ;

11) Bahwa benar sebelumnya saksi telah melakukan semacam wawancara

dengan korban dan dia mengatakan sudah 4 kali melakukan persetubuhan

dengan orang yang sama maksudnya dalam hal ini adalah terdakwa ;

12) Bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas terdakwa membenarkannya ;

c. Saksi JIMMI FRANS HEROE

1) Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut pada hari Rabu tanggal

12 Mei 2004 sekitar jam 01.00 WIB di rumah saksi yaitu di Jalan

Damang Pijar No.26 Palangka Raya ;

2) Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut karena men-curigai

kalau kamar tidur ONENG ada terdakwa kemudian saksi mengetuk pintu

kamar namun malah ditahan oleh terdakwa dari dalam kemudian saksi

mengetuk pintu kamar lagi dan dibuka oleh ONENG kemudian saksi

tanya dimana terdakwa lalu dijawab mungkin dikamar om lalu saksi

masuk kedalam kamar ONENG dan saksi melihat terdakwa ada

disamping ranjang lalu saksi bangunkan pura-pura tidur setelah bangun

langsung marah-marah kemudian keluar rumah pada saat terdakwa keluar

rumah saksi ada menanyakan kepada ONENG apa yang dilakukan

terdakwa dan ONENG menjawab bahwa terdakwa telah menyetubuhinya;

3) Bahwa benar tidak lama kemudian terdakwa kembali lagi dan langsung

memukul saksi dengan tangan kosong saat saksi berada dipintu depan

namun saksi tangkis selanjutnya saksi mundur kebelakang masuk

kedalam rumah dan terdakwa mengambil tombak yang berada diatas

36

Page 49: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lemari lalu dipukulkan kearah saksi kemudian saksi lari keluar rumah

untuk menyelamatkan diri ;

4) Bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas terdakwa membenarkannya.

d. Saksi FIRMINUS PALIL Bin PALIL.

1) Bahwa benar sewaktu kejadian saksi sedang berada di Samarinda

kemudian diberitahu lewat telpon oleh saksi JIMMI bahwa telah

memergoki saksi ONENG sedang dikamar bersama terdakwa ADI sedang

melakukan persetubuhan ;

2) Bahwa benar setelah mendengar kejadian tersebut saksi langsung pulang

ke Palangkaraya selanjutnya bersama dengan ONENG serta JIMMI

melaporkan ke Polresta Palangka Raya ;

3) Bahwa benar menurut pengakuan ONENG terdakwa menyetubuhi saksi

sebanyak 2 kali ;

4) Bahwa benar menurut keterangan saksi ONENG sewaktu disetubuhi

terdakwa tidak melakukan perlawanan dikarenakan merasa takut karena

sendirian dirumah tidak ada orang ;

5) Bahwa benar yang saksi ketahui saksi ONENG masih berumur 16 tahun ;

6) Bahwa benar sepengetahuan saksi bahwa ONENG belum pernah

menikah;

7) Atas keterangan terebut diatas terdakwa membenarkannya.

e. Surat

Adanya Visum et Repertum Perkosaan No.152/VE-RSUD/V/2004 tanggal 17

Mei 2004 yang dibuat oleh dr. Rusni D.Mahar Dokter pada Rumah Sakit

Umum Daerah dr.Doris Sylvanus Palangka Raya atas nama ONENG alamat

Jalan Damang Pijar No.26 Palangka Raya yang isi kesimpulan :

1) Liang senggama robekkan lama pukul tiga dan pukul enam, dan pada

pukul sembilan luka lecet oleh karena benda tumpul ;

37

Page 50: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Tampak liang senggama dari seorang perempuan yang sudah sering

bersetubuh tapi belum punya anak.

f. Keterangan terdakwa

1) Bahwa benar terdakwa telah melakukan persetubuhan dengan saksi

ONENG pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2004 sekitar jam 01.00 WIB

bertempat di Jalan Damang Pijar No.26 Palangka Raya ;

2) Bahwa benar semua keterangan terdakwa di Berkas Perkara adalah benar

semua.

3) Bahwa benar pada mulanya saksi NENI WIDIA SARI Als ONENG

sedang tidur didalam kamar kemudian pintu kamar saksi diketuk oleh

terdakwa selanjutnya terdakwa masuk kedalam kamar dan langsung

mengunci pintu kamar ;

4) Bahwa benar lalu saksi ONENG mengatakan kepada terdakwa agar

keluar tetapi terdakwa menjawab tidak mau kemudian terdakwa bersama

dengan saksi mengobrol masalah terdakwa yang jarang pulang ke rumah

dan tidur dirumah kawannya ;

5) Bahwa benar lalu terdakwa merayu saksi dengan mengatakan " Aku

sayang sama kamu " lalu terdakwa menyuruh saksi melepas celana yang

dipakai dan saksi mengatakan kepada terdakwa " Kamu nanti mau

bertanggung jawab lah " dan terdakwa menjawab " "Ya nanti saya mau

bertanggung jawab " ;

6) Bahwa benar kemudian saksi melepaskan celana yang dipakainya dan

terdakwa juga melepaskan celananya kemudian terdakwa mencium bibir

saksi dan diraba-raba payudara saksi dan saksi pun membalasnya lalu

terdakwa merebahkan tubuh ke tempat tidur dan menindih tubuh saksi

sambil memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan saksi secara

berulang ulang sehingga terdakwa mengeluarkan sperma diatas paha

saksi ;

38

Page 51: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Bahwa benar setengah jam kemudian saksi JIMMI datang dan terdakwa

keluar untuk menemui JIMMI kemudian saksi JIMMI pergi dan terdakwa

kembali mengetuk pintu kamar saksi NENI WIDIA SARI ;

8) Bahwa benar pintu dibuka oleh saksi selanjutnya terdakwa bersetubuh

lagi dengan saksi dengan cara kemaluan terdakwa dimasukkan kedalam

kemaluan saksi secara berulang-ulang sampai mengeluarkan sperma ;

9) Bahwa benar lima belas menit kemudian saksi JIMMI datang kembali

masuk kerumah dan mengetuk pintu kamar saksi NENI WIDIA SARI

karena mencari-cari terdakwa tidak ada ;

10) Bahwa benar sewaktu saksi JIMMI mengetuk dan mendorong kamar

tidur, terdakwa menahan dan mengunci pintu kamar kemudian saksi

JIMMI mengetuk pintu kamar lagi lalu dibuka oleh saksi NENI WIDIA

SARI dan terdakwa bersembunyi disamping ranjang karena gelap

sehingga saksi JIMMI tidak bisa melihat terdakwa ;

11) Bahwa benar selanjutnya saksi JIMMI menyalakan lampu dan melihat

terdakwa berebah disamping ranjang kemudian saksi JIMMI bertengkar

dan memarahi terdakwa ;

12) Bahwa benar sebelumnya terdakwa sudah pernah melakukan

persetubuhan dengan saksi ONENG yaitu ketika rumah JIMMI dalam

keadaan kosong dan waktu itu ONENG sedang berada di dapur lalu saksi

suruh memijat dan terdakwa rayu sehingga akhirnya melakukan

persetubuhan ;

13) Bahwa benar terdakwa tahu kalau melakukan persetubuhan bias

mengakibatkan kehamilan ;

14) Bahwa benar terdakwa tahu umur ONENG kira-kira 17 Tahun ;

15) Bahwa benar terdakwa adalah seorang mahasiswa semester tujuh.

g. Petunjuk

Berdasarkan atas keterangan saksi-saksi, surat, dan keterangan terdakwa

terdapat saling bersesuaian satu dengan yang lain yang menunjukkan telah

39

Page 52: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadi tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dan terdakwa adalah

pelakunya;

Bahwa keterangan saksi-saksi tersebut telah memenuhi syarat material yang

menentukan dalam Pasal 1 angka 26 dan 27 juga Pasal 185 KUHAP ;

Bahwa surat yang diajukan telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam.

Pasal 187 KUHAP begitu pula mengenai petunjuk telah memenuhi syarat

yang ditentukan dalam Pasal 188 KUHAP serta keterangan terdakwa

sebagaimana ditentukan dalam pasal 183 KUHAP ;

4. Tuntutan

Tuntutan Jaksa/Penuntut Umum tanggal 8 September 2004 yang berisi :

a. Menyatakan terdakwa ADI SULISTYAWAN Als Bin SUJADI terbukti

bersalah melakukan tindak pidana melakukan kebohongan atau membujuk

anak melakukan persetubuhan dengannya sebagaimana diatur dan diancam

pidana pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang R.I. No.23 Tahun 2002

tentang perlindungan anak ;

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa selama 4 (empat) tahun penjara

dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar

Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) Subsidair 3 (tiga) bulan kurungan ;

c. Menetapkan barang bukti berupa :

1) 1 lembar sprei bernoda darah ;

2) 1 lembar celana panjang yang dipotong warna hitam merk lotte ;

3) 1 lembar celana dalam warna merah muda ;

4) 1 lembar baju kaos bergambar mickey dan Minnie ;

5) 1 buah BH warna putih bermotif bunga emas rekapan,

dikembalikan pada saksi NENI WIDIA SARI Als ONENG ;

d. Menyatakan agar terdakwa jika ternyata dipersalahkan dan dijatuhi pidana –

supaya dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.1000,- (seribu rupiah).

40

Page 53: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya

Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor : 154/Pid.B/2004/PN.PL.R.

tanggal 7 Oktober 2004 dengan amar lengkapnya sebagai berikut :

a. Menyatakan terdakwa ADI SULISTYAWAN alias DOPENG BIN SUJADI

tersebut di atas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak pidana yang didakwakan dalam dakwaan alternatif pertama ;

b. Membebaskan terdakwa dari dakwaan alternatif pertama tersebut ;

c. Menyatakan penuntutan terhadap terdakwa berdasarkan dakwaan alternatif

kedua tidak dapat diterima ;

d. Memerintahkan agar terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah putusan

ini selesai diucapkan kecuali harus tetap ditahan atas alasan lain ;

e. Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta

martabatnya ;

f. Menetapkan barang bukti berupa :

1) 1 lembar sprei bernoda darah ;

2) 1 lembar celana panjang yang dipotong warna hitam merk lotte ;

3) 1 lembar celana dalam warna merah muda ;

4) 1 lembar baju kaos bergambar mickey dan Minnie ;

5) 1 buah BH warna putih bermotif bungs emas rekapan,

dikembalikan kepada saksi Neni Widia Sari Als Oneng ;

g. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

6. Alasan Pengajuan Kasasi

Alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi atas Putusan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Palangka Raya No.154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7

Oktober yang membebaskan terdakwa ADI SULISTYAWAN alias DOPENG

Bin SUJADI dari dakwaan alternative pertama adalah bukan merupakan

pembebasan murni, karena Majelis Hakim telah salah/keliru menafsirkan unsur

tindak pidana yang didakwakan yaitu :

41

Page 54: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat serangkaian kebohongan atau

membuiuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain

Sebagaimana dalam Surat Dakwaan Pertama melanggar Pasal 81 ayat (2)

Undang-undang R.I. No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ;

Majelis Hakim dalam putusannya menyatakan bahwa " Dengan sengaja

melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak

melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. "adalah tidak

terbukti karena alasan / dengan pertimbangan bahwa :

Antara terdakwa dan saksi NENI WIDIA SARI Als ONENG ada hubungan

pacaran (mereka pacaran). Sebelum melakukan persetubuhan terdakwa telah

mencium bibir saksi sambil meraba-raba buah dada dan tubuh saksi.

Terdakwa menyatakan mau bertanggung jawab. Mereka melakukan

persetubuhan atas dasar suka sama suka atau, sama-sama mau. Saksi NENI

WIDIA SARI Als ONENG bersetubuh dengan terdakwa bukan terpengaruh

oleh tindakkan atau perbuatan dan perkataan terdakwa, akan tetapi karena

saksi memang menghendaki atau mau bersetubuh dengan terdakwa.

Sebelumnya mereka, melakukan persetubuhan sebanyak dua kali.

Saksi/ONENG tidak melaporkan atau mengadukan perbuatan terdakwa

tersebut ;

Pertimbangan Majelis Hakim seperti tersebut diatas adalah tidak benar karena

berdasarkan fakta persidangan terdakwa ADI SULISTYAWAN telah

membujuk saksi korban NENI WIDIA SARI Als ONENG dengan

mengatakan bahwa terdakwa mau bertanggung jawab dan sayang pada saksi

ONENG sehingga atas perkataan terdakwa ini maka menggerakkan saksi

korban NENI WIDIA SARI Als ONENG mau bersetubuh dengan terdakwa ;

b. Pada saat pertama kali persetubuhan dilakukan dimana rumah dalam keadaan

sepi tidak ada orang satupun karena majikan saksi tidak ada dirumah kecuali

mereka berdua dimana pada saat itu korban sedang berada didapur lalu

didatangai oleh terdakwa dan terdakwa pura-pura minta dipijat dikamar lalu

42

Page 55: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemudian dirayunya sehingga korban mau menuruti kemauan terdakwa yaitu

bersetubuh dengannya. Berdasarkan fakta ini maka terlihat bahwa terdakwa

sengaja memanfaatkan keadaan rumah yang sepi serta kepolosan korban yang

masih anak-anak dan pembantu rumah tangga ;

c. Selanjutnya persetubuhan dilakukan ketika rumah juga dalam keadaan sepi

terdakwa mengetuk pintu kamar korban yang sedang tidur selanjutnya korban

menyuruh terdakwa keluar tetapi terdakwa tidak mau, kemudian mereka

ngobrol lalu terdakwa mulai merayu korban dengan mengatakan aku sayang

kamu dan aku mau bertanggung jawab. Dengan kata-kata ini atau pengaruh

yang berlebih-lebihan ini maka akhirnya korban mau melayani terdakwa

untuk bersetubuh kembali ;

d. Dari sini terlihat bahwa saksi korban NENI WIDIA SARI Als ONENG telah

berusaha untuk mengusir terdakwa tetapi terdakwa tetap tidak mau keluar

dan memaksa masuk kamar saksi korban. Seandainya saksi memang

menghendaki atau katakan suka sama suka mengapa saksi berusaha menolak

atau mengusir terdakwa agar tidak masuk ke kamar saksi. Dan keadaan

rumah yang sepi tidak ada orang sehingga memaksa saksi untuk tidak banyak

berbuat apa-apa.

7. Pembahasan

Berdasarkan uraian Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor.

154/Pid.B/2004/PN.PL.R tanggal 7 Oktober 2004, sesuai Pasal 67 Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan bahwa

“Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan

pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala

tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum

dan putusan pengadilan dalam acara cepat”, serta berdasarkan Pasal 244 Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan bahwa

“Terdapat putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh

43

Page 56: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut

umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah

Agung kecuali terhadap putusan bebas”, dengan adanya putusan bebas Putusan

Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R tanggal 7

Oktober 2004 atas terdakwa Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi,

Jaksa/Penuntut Umum berhak mengajukan upaya hukum kasasi.

Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R

tanggal 7 Oktober 2004 yang menyatakan terdakwa dari Adi Sulistyawan alias

Dopeng Bin Sujadi tidak terbukti secara sah dan membebaskan terdakwa dari

dakwaan alternative pertama serta tidak dapat diterimanya dakwaan alternative

kedua sehingga diajukan upaya kasasi kepada Mahkamah Agung oleh

Jaksa/Penutut Umum karena terhadap putusan bebas tidak dapat diajukan

banding.

Pengajuan upaya hukum kasasi sesuai Pasal 1 butir 12 Kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menjelaskan bahwa : “Upaya Hukum

adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan

pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana

untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara

yang diatur dalam Undang-Undang ini”, dalam hal ini Jaksa/Penuntut Umum

mengajukan permohonan upaya hukum kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri

Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R tanggal 7 Oktober 2004 pada

tanggal yang sama dan menyerahkan risalah kasasi pada tanggal 12 Oktober

2004, dengan demikian permohonan upaya hukum kasasi telah memenuhi Pasal

245 dan Pasal 248 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang

menjelaskan bahwa :

Pasal 245 Ayat(1) Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera

pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu empat belas hari sesudah putusan pengadilan yang dimintakan kasasi itu diberitahukan kepada terdakwa.

44

Page 57: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ayat(2) Permintaan tersebut oleh panitera ditulis dalam sebuah keterangan yang ditandatangani oleh panitera serta pemohon dan dicatat dalam daftar yang dilampirkan pada berkas perkara.

Ayat(3) Dalam hal pengadilan negeri menerima permohonan kasasi, baik yang diajukan oleh penuntut umum atas terdakwa maupun yang diajukan oleh penuntut umum dan terdakwa sekaligus, maka panitera wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.

Pasal 248 ayat (1) Pemohon Kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat alasan permohonan kasasinya dan dalam waktu empat belas hari setelah mengajukan permohonan tersebut, harus sudah menyerahkan kepada panitera yang untuk itu ia memberikan surat tanda terima.

a. Dalam Surat Dakwaan alternative Pertama perbuatan terdakwa diatur dan

diancam pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa “Dengan sengaja

melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak

melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palangka Raya dalam putusannya

menyatakan membebaskan terdakwa dari dakwaan alternative pertama

dengan alasan persetubuhan antara terdakwa dan saksi korban Neni Widia

Sari alias Oneng atas dasar suka sama suka atau sama-sama mau, dan antara

keduanya ada hubungan pacaran serta persetubuhan dilakukan sebanyak dua

kali namun saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng tidak melaporkan atau

mengadukan perbuatan terdakwa.

Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palangka Raya adalah

tidak benar karena berdasarkan fakta persidangan terpenuhinya terhadap

dakwaan pertama yakni Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan

pertimbangan :

1) Unsur dengan sengaja

45

Page 58: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi masuk di dalam

kamar saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng dan langsung mengunci

pintu kamar, kemudian saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng

mengatakan kepada terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi

agar keluar, tetapi terdakwa menjawab tidak mau.

2) Unsur melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk

Pada mulanya terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi

mengobrol masalah terdakwa yang jarang pulang ke rumah dan tidur di

rumah kawannya, tetapi kemudian terdakwa Adi Sulistyawan alias

Dopeng Bin Sujadi merayu saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng

dengan mengatakan “aku sayang kamu” dan “nanti saya mau bertanggung

jawab”

3) Anak

Dalam perkara ini saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng masih

berumur 16 tahun sehingga masih dibawah umur

.

4) Persetubuhan dengannya atau dengan orang lain

Persetubuhan tersebut dilakukan terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng

Bin Sujadi dengan mencium bibir saksi dan meraba-raba payudara saksi

korban Neni Widia Sari alias Oneng, kemudian terdakwa merebahkan

tubuh ke tempat tidur dan menindih tubuh saksi korban sambil

memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluan saksi korban secara

berulang-ulang sehingga terdakwa mengeluarkan sperma diatas paha saksi

korban.

b. Dalam Surat Dakwaan kedua perbuatan terdakwa diatur dan diancam pada

pidana Pasal 293 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

yang menyatakan bahwa :

46

Page 59: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Barangsiapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang, menyalahgunakan perbawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan baik tingkah lakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diketahui atau selayaknya harus diduganya diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palangka Raya dalam putusannya

menyatakan bahwa penuntutan terhadap terdakwa berdasarkan dakwaan

alternative kedua tidak dapat diterima. Pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Palangka Raya adalah tidak benar karena berdasarkan fakta

persidangan bahwa terdakwa dengan penyesatan sengaja menggerakkan saksi

korban Neni Widia Sari alias Oneng yang belum dewasa untuk melakukan

perbuatan cabul dengan terdakwa.

c. Pembuktian

Dakwaan dikatakan tidak terbukti apabila dari hasil pemeriksaan

sidang tidak terdapat cukup bukti-bukti yang menunjukkan bahwa terdakwa

telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya. Berdasarkan

Pasal 183 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang

menyatakan bahwa “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang

kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan

bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”. Dan dalam Pasal 184 ayat

(1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) disebutkan

bahwa:

Alat bukti yang sah ialah: 1) Keterangan saksi; 2) Keterangan ahli; 3) Surat; 4) Petunjuk; 5) Keterangan terdakwa.

47

Page 60: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam Pembuktian yang terungkap di Persidangan, Jaksa/Penuntut

Umum didukung dengan mengajukan alat-alat bukti yang sah, yang sesuai

dengan Pasal 183 dan Pasal 184 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) yang berupa :

1) Keterangan saksi :

a) Neni Widia Sari alias Oneng;

b) dr. Rusni D. Mahar;

c) Jimmi Frans Heroe;

d) Firminus Palil Bin Palil;

2) Surat :

Visum et Repertum Perkosaan tanggal 17 Mei 2004 tanggal 17 Mei

2004 yang dibuat oleh dr. Rusni D.Mahar Dokter pada Rumah Sakit

Umum Daerah dr.Doris Sylvanus Palangka Raya atas nama ONENG

alamat Jalan Damang Pijar No.26 Palangka Raya yang isi kesimpulan :

a) Liang senggama robekkan lama pukul tiga dan pukul enam, dan pada

pukul sembilan luka lecet oleh karena benda tumpul ;

b) Tampak liang senggama dari seorang perempuan yang sudah sering

bersetubuh tapi belum punya anak.

3) Keterangan terdakwa;

4) Petunjuk.

Petunjuk berdasarkan atas keterangan saksi-saksi, surat dan keterangan

terdakwa terdapat saling bersesuaian satu dengan yang lain yang

menunjukkan telah terjadi tindak pidana sebagaimana yang didakwaan

dan terdakwa adalah pelakunya.

Berdasarkan Pasal 185 ayat (6) Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) yang menyatakan bahwa :

Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan

sungguh-sungguh memperhatikan :

1) Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;

48

Page 61: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain; 3) Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi

keterangan yang tertentu; 4) Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada

umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya. Putusan Judex factie yang memberikan putusan bebas terhadap terdakwa

Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi tidak menerapkan Pasal 185 ayat

(6) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tersebut sebab

hanya mendasarkan kepada terdakwa dan keterangan saksi korban secara

tidak lengkap sehingga menguntungkan pihak terdakwa dan tidak

mempertimbangkan secara keseluruhan alat bukti di dalam fakta-fakta yang

terungkap di muka persidangan, sehingga Judex Factie dalam hal ini

Pengadilan Negeri Palangka Raya telah memberikan putusan bebas

berdasarkan pada kekeliruan penafsiran atas suatu istilah dalam surat

dakwaan, sehingga Jaksa/Penuntut Umum mengajukan permohonan upaya

hukum kasasi atas putusan bebas tersebut kepada Mahkamah Agung

terhadap putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya

No.154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004.

d. Alasan Jaksa Penuntut Umum Mengajukan Kasasi

Jaksa Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi atas putusan

Pengadilan Negeri Palangka Raya No.154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7

Oktober 2004 yang menjatuhkan putusan bebas terhadap Adi Sulistyawan

alias Dopeng Bin Sujadi, dengan alasan bahwa Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Palangka Raya telah salah atau keliru dalam menafsirkan suatu istilah

dalam surat dakwaan yaitu:

1) Pada dakwaan pertama yaitu Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor

23 tahun 2002 yang menyatakan bahwa “Dengan sengaja melakukan

tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan

persetubuhan dengannya atau dengan orang lain”, Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Palangka Raya telah salah atau keliru dalam

49

Page 62: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menafsirkan suatu istilah hukum dalam dakwaan yaitu unsur

MEMBUJUK, dimana berdasarkan Alat-alat bukti yang diajukan

jaksa/penuntut umum untuk mengungkap fakta-fakta di muka

persidangan telah memenuhi syarat sesuai dengan Pasal 183 dan Pasal

184 Kitab Undang-Undang hukum Acara Pidana (KUHAP) bahwa

terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi terbukti membujuk

saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng dengan merayu kepada saksi

korban Neni Widia Sari alias Oneng untuk melakukan persetubuhan

dengan terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi.

2) Pada dakwaan kedua yaitu Pasal 293 ayat (1) Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan bahwa :

Barangsiapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang, menyalahgunakan perbawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan baik tingkah lakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diketahui atau selayaknya harus diduganya diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palangka Raya menyatakan

tidak dapat diterima, tetapi dalam fakta persidangan terbukti bahwa

terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi telah dengan

penyesatan sengaja menggerakkan saksi korban Neni Widia Sari alias

Oneng yang belum dewasa sebab saksi korban adalah anak dibawah

umur mengingat saksi korban masih berumur 16 tahun dan tentang

kedewasaan saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng diketahui oleh

terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi.

Menurut Hemat Penulis, dalam menjatuhkan putusan judex factie,

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palangka Raya salah dalam

penerapan hukum karena keliru di dalam menilai atau menafsirkan

50

Page 63: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

istilah Membujuk dalam dakwaan, serta tidak menjatuhkan putusan

sesuai dengan pembuktian fakta-fakta yang terungkap di muka

persidangan.

.

B. Konstruksi Hukum Hakim Mahkamah Agung Dalam Mempertimbangkan

Alasan Kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangka Raya dalam

Perkara Persetubuhan Dengan Anak Di Bawah Umur

1. Pertimbangan Mahkamah Agung

a. Bahwa Mahkamah Agung sependapat dengan alasan-alasan yang diuraikan

Jaksa Penuntut Umum, karenanya mengambil alih alasan-alasan tersebut dan

menjadikan sebagai pertimbangan sendiri dalam mengadili perkara ini ;

b. Bahwa Mahkamah Agung berpendapat bahwa Judex Factie telah salah dalam

penerapan hukum, karenanya dapat mengabulkan permohonan Kasasi Jaksa

Penuntut Umum sehingga putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya

No.154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004 harus dibatalkan dan

Mahkamah Agung akan mengadili perkara tersebut dengan menyatakan

Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

51

Page 64: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagaimana didakwakan pada dakwaan pertama, karenanya Terdakwa harus

dijatuhi pidana ;

c. Bahwa sebelum menjatuhkan putusannya, Mahkamah Agung akan

mempertimbangkan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan ;

Hal-hal yang memberatkan :

1) Bahwa korban perbuatannya masih anak dibawah umur ;

2) Bahwa perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat.

Hal-hal yang meringankan :

1) Terdakwa bersikap sopan dan berterus terang di persidangan ;

2) Terdakwa masih muda sehingga masih ada kesempatan untuk

memperbaiki perbuatannya.

d. Bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Jaksa Penuntut Umum dikabulkan

dan Terdakwa dipidana, maka Termohon Kasasi/Terdakwa dihukum untuk

membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan.

2. Amar Putusan Mahkamah Agung

Putusan Mahkamah Agung Nomor 2118 K/Pid/2004 tanggal 8 Januari 2008

yang mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi yaitu

Jaksa/Penuntut umum pada Kejaksaaan Negeri Palangka raya dan membatalkan

Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R

tanggal 7 Oktober 2004 dengan Amar Putusan lengkapnya sebagai berikut :

a. Menyatakan terdakwa ADI SULISTYAWAN Als Bin SUJADI terbukti

bersalah melakukan tindak pidana melakukan kebohongan atau membujuk

anak melakukan persetubuhan dengannya sebagaimana diatur dan diancam

pidana pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang R.I. No.23 Tahun 2002

tentang perlindungan anak ;

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa selama 2 (dua) tahun penjara

dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar

Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) Subsidair 3 (tiga) bulan kurungan ;

52

Page 65: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Menetapkan barang bukti berupa :

1) 1 lembar sprei bernoda darah ;

2) 1 lembar celana panjang yang dipotong warna hitam merk lotte ;

3) 1 lembar celana dalam warna merah muda ;

4) 1 lembar baju kaos bergambar mickey dan Minnie ;

5) 1 buah BH warna putih bermotif bunga emas rekapan,

dikembalikan pada saksi NENI WIDIA SARI Als ONENG ;

d. Membebankan Termohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk membayar biaya

perkara dalam semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini sebesar

Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;

3. Pembahasan

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2118 K/Pid/2004 tanggal 8

Januari 2008 atas permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum terhadap Putusan

Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R tanggal 7

Oktober 2004.

Putusan MARI Nomor : 1454 K/Pid/1985, tanggal 19 Maret 1987, yang

menjelaskan bahwa Mahkamah Agung selaku badan peradilan tertinggi yang

mempunyai tugas untuk membina dan menjaga agar semua hukum dan Undang-

Undang dtrepkan secara tepat dan adil, wajib memeriksa apabila ada pihak yang

mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan Judex Factie yang

membebaskan terdakwa guna menentukan sudah tepat dan adilkah putusan

pengadilan Judex Factie itu. Sesuai yurisprudensi yang sudah ada, apabila

putusan Judex Factie yang membebaskan terdakwa adalah bebas murni maka

permohonan kasasi harus dinyatakan tidak dapat diterima. Sebaliknya apabila

53

Page 66: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

putusan Judex Factie yang membebaskan terdakwa adalah bukan bebas murni,

maka Mahkamah Agung harus menerima permohonan kasasi tersebut (Hari

Sasangka, Lily Rosita. 2003: 283)

Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor

154/Pid.B/2004/PN.PL.R diajukan permohonan pemeriksaan dalam tingkat

kasasi kepada Mahkamah Agung dengan Jaksa/Penuntut Umum sebagai

Pemohon Kasasi dan Terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi

sebagai Termohon Kasasi. Mahkamah Agung menentukan sudah tepat dan

adilkah putusan pengadilan bawahan dalam hal ini Kejaksaan Pengadilan Negeri

Palangka Raya. Alasan yang diajukan dalam permohonan kasasi sangat

menentukan Hakim Mahkamah Agung sebagai pertimbangan dalam menjatuhkan

Putusan atas permohonan kasasi, sehingga Pemohon Kasasi/Jaksa Penuntut

Umum harus menguraikan secara rinci guna membuktikan bahwa putusan bebas

Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R.

mengandung putusan bukan bebas murni.

Majelis Hakim Mahkamah Agung memeriksa permohonan kasasi tersebut

sesuai dengan Pasal 253 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) yang menyatakan bahwa :

Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan pada pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 guna menentukan : a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan

sebagaimana mestinya; b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

Undang-Undang; c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.

Berdasarkan Pasal 253 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) tersebut diatas, Majelis Hakim Mahkamah Agung memeriksa

permohonan kasasi atas Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor.

154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004 yang menjatuhkan putusan

54

Page 67: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bebas terhadap terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

a. Permohonan kasasi yang diajukan Pemohon Kasasi/Jaksa Penuntut

Umum atas Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor.

154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004 yang menjatuhkan

putusan bebas terhadap terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin

Sujadi, secara formal dikabulkan oleh Mahkamah Agung, karena

permohonan kasasi beserta risalah kasasinya dimasukkan dalam tenggang

waktu dan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dalam tenggang

waktu lima hari yakni tanggal 12 Oktober 2004.

b. Pemohon Kasasi/Jaksa Penuntut Umum dapat mengemukakan uraian

alasan permohonan kasasi dalam memori atau risalah kasasi dengan jelas

dan lengkap sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi di muka persidangan.

Uraian alasan permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum adalah Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Palangka Raya telah salah atau keliru dalam

menafsirkan suatu istilah hukum dalam surat dakwaan yaitu istilah

MEMBUJUK, dimana berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan

jaksa/penuntut umum untuk mengungkap fakta-fakta di muka

persidangan telah memenuhi syarat sesuai dengan Pasal 183 dan Pasal

184 Kitab Undang-Undang hukum Acara Pidana (KUHAP) bahwa

terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi terbukti membujuk

saksi korban Neni Widia Sari alias Oneng dengan merayu kepada saksi

korban Neni Widia Sari alias Oneng untuk melakukan persetubuhan

dengan terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi.

c. Apabila alasan Pemohon Kasasi/Jaksa Penuntut Umum dapat

membuktikan bahwa Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor.

154/Pid.B/2004/PN.PL.R. yang menjatuhkan putusan bebas terhadap

terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi adalah bukan putusan

bebas murni, maka Mahkamah Agung menyatakan dapat diterima.

55

Page 68: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertimbangan Mahkamah Agung dalam menjatuhkan putusan permohonan

kasasi Pemohon Kasasi/Jaksa Penuntut Umum Putusan Pengadilan Negeri

Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R. yang menjatuhkan putusan

bebas terhadap terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi antara lain :

a. Pertimbangan atas uraian alasan permohonan kasasi yang tertuang di

dalam memori atau risalah kasasi secara jelas dan lengkap membuktikan

bahwa Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor.

154/Pid.B/2004/PN.PL.R. yang menjatuhkan putusan bebas terhadap

terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng Bin Sujadi merupakan putusan

bukan bebas murni.

b. Pertimbangan atas :

1) Hal-hal yang memberatkan :

a) Bahwa korban perbuatannya masih anak dibawah umur ;

b) Bahwa perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat.

2) Hal-hal yang meringankan :

a) Terdakwa bersikap sopan dan berterus terang di persidangan ;

b) Terdakwa masih muda sehingga masih ada kesempatan untuk

memperbaiki perbuatannya.

Pertimbangan tersebut diatas sangat menentukan bagi Mahkamah Agung

dalam menjatuhkan putusan, berdasarkan pertimbangan tersebut Mahkamah

Agung menyatakan permohonan upaya hukum kasasi atas Putusan Pengadilan

Negeri Palangka Raya Nomor. 2118 K/Pid/2004 dapat diterima dan

membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor.

154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004.

Berdasarkan Pasal 255 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) yang menyatakan bahwa “Dalam hal suatu putusan dibatalkan karena

peraturan hukum tidak diterapkan atau ditetapkan tidak sebagaimana mestinya,

56

Page 69: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara tersebut”, sehingga Putusan

Mahkamah Agung Nomor. 2118 K/Pid/2004 mengadili sendiri permohonan

Kasasi atas Putusan Pengadilan Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R

tanggal 7 Oktober 2004 dengan mengabulkan permohonan kasasi Jaksa/Penuntut

Umum pada Kejaksaan Negeri Palangka Raya dan membatalkan putusan

Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor. 154/Pid.B/2004/PN.PL.R tanggal 7

Oktober 2004, yang menyatakan bahwa terdakwa Adi Sulistyawan alias Dopeng

Bin Sujadi terbukti bersalah melakukan tindak pidana melakukan kebohongan

atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya sebagaimana diatur

dan diancam pidana pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang No.23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak.

Berdasarkan Pasal 253 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) yang menyatakan bahwa :

Pemeriksaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dilakukan dengan sekurang-kurangnya tiga orang hakim atas dasar berkas perkara yang diterima dari pengadilan lain daripada Mahkamah Agung, yang terdiri dari berita acara pemeriksaan dari penyidik, berita acara pemeriksaan di sidang, semua surat yang timbul di sidang yang berhubungan dengan perkara itu beserta putusan pengadilan tingkat pertama dan/atau tingkat terakhir.

Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor. 2118 K/Pid/2004 tanggal 8 Januari

2004 diputuskan oleh Titi Nurmala Siagian, SH. MH., Hakim Agung yang

ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Imam

Soebechi, SH. MH dan Prof. DR. H. Ahmad Sukardja, SH., Hakim-Hakim

Agung sebagai anggota.

Menurut hemat penulis, Hakim Mahkamah Agung dalam menjatuhkan

putusan permohonan kasasi berdasarkan pertimbangan apakah benar suatu

peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan sebagaimana mestinya sesuai

dengan Pasal 253 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) bukan lagi menilai fakta-fakta pengadilan.

57

Page 70: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis penulisan hukum diatas, dapat ditarik simpulan mengenai

tinjauan yuridis konstruksi hukum penuntut umum Kejaksaan Negeri Palangka raya

dalam membuktikan bahwa putusan judex factie bukan bebas murni sebagai dasar

untuk mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara persetubuhan dengan anak di

bawah umur (studi kasus dalam putusan Mahkamah Agung No. 2118 K/Pid/2004,

tanggal 8 januari 2004), sebagai berikut :

1. Konstruksi hukum penuntut umum Kejaksaan Negeri Palangka Raya dalam

membuktikan bahwa putusan judex factie bukan bebas murni sebagai dasar untuk

mengajukan upaya hukum kasasi dalam perkara persetubuhan dengan anak di

bawah umur adalah judex factie telah salah dalam penerapan hukum. Judex factie

tidak menerapkan Pasal 185 ayat (6) Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), sebab hanya mendasarkan kepada terdakwa dan keterangan

saksi korban secara tidak lengkap sehingga menguntungkan pihak terdakwa dan

tidak mempertimbangkan secara keseluruhan alat bukti maupun fakta-fakta yang

terungkap di persidangan, sehingga Jaksa/Penuntut Umum mengajukan upaya

hukum kasasi kepada Mahkamah Agung terhadap putusan Pengadilan Negeri

Palangka Raya No.154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004, dengan

argumen bahwa putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya

No.154/Pid.B/2004/PN.PL.R. tanggal 7 Oktober 2004 adalah putusan bukan

bebas murni.

2. Konstruksi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam mempertimbangkan alasan

kasasi Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Palangka Raya dalam perkara

persetubuhan dengan anak di bawah umur adalah berdasarkan dengan Pasal 253

ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) bahwa Hakim

Mahkamah Agung mempertimbangkan apakah benar suatu peraturan Hukum

tidak diterapkan / ditetapkan sebagaimana mestinya, bukan lagi menilai dari

58

Page 71: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fakta–fakta yang terungkap di pengadilan. Berdasarkan alasan – alasan

permohonan kasasi yang diuraikan dalam memori kasasi dengan jelas dan

lengkap mengenai letak sifat tidak murni dalam putusan bebas, maka Hakim

Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi Penuntut Umum Kejaksaan

Negeri Palangka Raya dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Palangka

Raya dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya No. 154 / Pid.

B / 2004 / PN. PL. R Tanggal 7 Oktober 2004.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Sebaiknya dalam memberikan putusan pengadilan, judex factie harus

berdasarkan pada fakta – fakta yang terungkap dimuka persidangan secara

keseluruhan yang diperoleh dari bukti yang sah, sehingga putusan yang

dijatuhkan dapat memberikan keadilan bagi semua pihak sesuai dengan hukum

yang berlaku serta menghindari adanya kekeliruan dalam penerapan hukum.

Putusan hakim mempunyai peranan yang menentukan dalam menegakkan hak

dan keadilan, sehingga dalam menjatuhkan putusannya Hakim diharapkan agar

selalu berhati–hati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar tidak terjadi suatu

putusan dengan kekeliruan yang berakibat akan menimbulkan rasa tidak puas,

ketidakadilan dan dapat menjatuhkan kewibawaan pengadilan.

2. Dalam mengajukan permohonan upaya Hukum Kasasi atas putusan bebas yang

dijatuhkan judex factie, jaksa atau penuntut umum harus menguraikan

argumentasi yang kuat dan syarat permohonan kasasi harus lengkap sehingga

permohonan upaya hukum kasasi dapat diterima, karena atas uraian alasan–

alasan yang jelas dan kuat mengenai letak sifat tidak murni dari suatu putusan

bebas tersebutlah yang dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi Mahkamah

59

Page 72: TINJAUAN YURIDIS KONSTRUKSI HUKUM PENUNTUT UMUM … · Indonesia Pasal 1 butir 1 dan butir 2 disebutkan pengertian jaksa dan penuntut umum. Bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Agung dalam memeriksa dan menjatuhkan putusan untuk mendapatkan kekuatan

Hukum tetap.

60