TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK...

86
i TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Oleh: SIGIT SEPTIAWAN NIM 214 11 022 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK...

Page 1: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

i

TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI

TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI

KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI

RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana (S1)

Oleh:

SIGIT SEPTIAWAN

NIM 214 11 022

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

ii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan

koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Sigit Septiawan

NIM : 214 11 022

Judul : TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI

TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI

KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “Hati Ratu”

Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam

sidang munaqosyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 13 Maret 2017

Pembimbing,

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag

NIP.196701151998032002

Page 3: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

Jalan Nakula Sadewa V No. 9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail :[email protected]

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul :

TINJAUAN UNDANGUNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK

SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI

RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

Oleh :

Sigit Septiawan

NIM 214 11 022

Telah dipertahankan di depan sidang munaqosyah skripsi Fakultas Syari’ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari rabu, 21 Maret 2018, dan

telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

(S.H).

Dewan Sidang Munaqosyah

Ketua Sidang : Sukron Ma’mun, S.HI., M. Si. 1.

Sekretaris Sidang : Dr. Siti Zumrotun, M.Ag 2.

Penguji I : Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si. 3.

Penguji II : Farkhani, S.H., S.HI., M.H. 4.

Salatiga, 21 Maret 2018

Dekan Fakultas Syari’ah

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP. 19670115 199803 2002

Page 4: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sigit Septiawan

NIM : 214 11 022

Jurusan : S1 Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Syari’ah

Judul : TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI

TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM DI

KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI

RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan

jiplakan (Plagiat) dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah

(Buku Pedoman IAIN Salatiga).

Salatiga, 21 Maret 2018

Yang Menyatakan,

SIGIT SEPTIAWAN

NIM. 214 11 022

Page 5: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tebarkanlah banyak benih kebaikan kepada sesama umat manusia

karena suatu saat nanti kamu sendirilah yang bakal mengunduh

kebaikan dari benih-benih kebaikan yang telah kamu tanam,

banyak kebaikan yang kamu lakukan semakin banyak karma baik

yang akan menghapirimu dan begitu pula sebaliknya.

Page 6: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ilmiah berupa skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak Sutanto dan Ibu Muniarti tercinta, yang

telah mendoakaanku dan merawatku dari waktu masih didalam

kandungan sampai sekarang

2. Kepada adikku Tsania Ajeng Prapmita, semoga kelak menjadi

orang yang sukses dan mencapai cita-citanya

3. Kepada seseorang yang tak pernah berhenti memberikan semangat,

dukungan, dan doanya dengan tulus sehingga membuat penulis

merasa termotivasi dan bahagia dalam menjalani hidup

4. Kepada teman dan sahabatku yang tak pernah berhenti mengejekku

tetapi penulis tau bahwa ejekan kalian adalah rasa perhatian kalian

supaya penulis lebih semangat menyelesaikan skripsi dan cepat

menyusul wisuda

5. Kepada para guru dari TK, SD, MTS, SMK, dan Perguruan Tinggi

yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan

membimbing dengan penuh kesabaran

6. Almamater Tercinta Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang penulis

banggakan.

Page 7: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

vii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan

yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan

yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi

ini.

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

sahabat-sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan

nanti.

Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) dalam ilmu syari’ah, Fakultas

Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul: “Tinjauan

Undang-Undang Koperasi Terhadap Praktek Simpan Pinjam Di Koperasi

Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.

Semarang”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini

tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah

penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima

kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

Page 8: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

viii

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN

Salatiga dan Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran, pengarahan

dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan

maksimal sesuai yang diharapkan.

3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah

Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar

dan baik.

4. Ibu Evi Ariyani, S.H., M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi

Syari’ah di IAIN Salatiga.

5. Ibu Lutfiana Zahriani, S.H., M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah

IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan

skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.

6. Mas Muhammad Ikhsan Ma’arief, selaku ketua Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu” yang telah berkenan memberikan izin penelitian di

Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” serta memberikan informasi

berkaitan penulisan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi

Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan apapun.

8. Sahabat-sahabatku Siti Nurjanah, Didik, Giman, yang selalu mendukung

penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 9: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

ix

9. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di

IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh

pendidikan di IAIN Salatiga.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa

mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun

analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan

demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.

Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Salatiga, 21 Maret 2018

Penulis.

Page 10: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

x

ABSTRAK

Septiawan, Sigit. 2017. Tinjauan Undang-Undang Koperasi Terhadap Koperasi

Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.

Semarang Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syariah.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Siti Zumrotun,

M.Ag

Kata Kunci : Undang-Undang Koperasi, Simpan Pinjam Bergilir

Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” merupakan lembaga

keuangan non bank dimana pihak Koperasi Simpan Pinjam melakukan

peminjaman kepada anggotanya dilakukan secara bergilir. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :(1)

Bagaimana proses peminjaman bergilir di Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang? (2) Bagaimana respon anggota

terhadap keberadaan Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec.

Ungaran Barat Kab. Semarang? (3) Bagaimana tinjauan Undang-Undang

Koperasi terhadap praktek simpan pinjam bergilir di Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu”?

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa :(1) Proses peminjaman di

Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dilakukan dengan cara bergilir yang

bertujuan supaya para anggota dapat secara merata meminjam dana di Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu” (2) Respon masyarakat terhadap Koperasi Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu” mendukung karena mereka merasa dengan adanya

simpan pinjam tersebut dapat membantu perekonomian keluarga mereka sehingga

dapat berkembang kehidupan mereka karena dana dari simpan pinjam tersebut.

Namun demikian masih ada masyarakat yang memiliki respon yang rendah

terhadap Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dengan diterapkannya

meminjam dana dengan cara begilir (3) Koperasi simpan pinjam bergilir “Hati

Ratu” termasuk dalam kategori jenis Koperasi Unit Desa (KUD) berdasarkan

lapangan usaha dan ditinjau sesuai Pasal 3 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian.

Page 11: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………...………...

NOTA PEMBIMBING…………………………………..........................

PENGESAHAN………………………………..………………………....

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………….

MOTO…………………………………………………………………….

PERSEMBAHAN………………………………………………………...

KATA PENGANTAR……………………………………………………

ABSTRAK……………………………………………………………......

DAFTAR ISI………………………………………………………….......

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..

I

Ii

Iii

Iv

V

Vi

Vii

X

Xi

Xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………..............

B. Fokus Masalah…….…………………………………….......

C. Tujuan Penelitian……………………………………………

D. Kegunaan Penelitian………………………………………...

E. Penegasan Istilah…………………………………………….

F. Tinjauan Pustaka…………………………………………….

G. Metode Penelitian…………………………………………...

H. Sistematika Penulisan……………………………………….

BAB II KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM

A. Sejarah Koperasi Indonesia..………………………………..

1. Periode Penjajahan Belanda....…………………………...

2. Periode Pendudukan Jepang...…………………………...

3. Periode Kemerdekaan..........……………………………..

B. Tinjauan Umum Koperasi..………………………………….

1

4

5

5

5

7

10

15

17

17

19

20

21

Page 12: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

xii

1. Pengertian Koperasi...............................………………….

2. Landasan dan Asas Koperasi..……………………………

3. Tujuan dan Fungsi Koperasi...............................................

4. Prinsip Koperasi.................................................................

5. Bentuk Koperasi................................................................

6. Jenis Koperasi.....................................................................

C. Tinjauan Badan Hukum.................………………………….

1. Pengertian Badan Hukum...…………………………........

2. Macam-Macam Badan Hukum....………………………...

3. Syarat-Syarat Badan Hukum.................................…….....

D. Koperasi Simpan Pinjam.......………………………………..

1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam...........……………...

2. Sistem Kerja Koperasi Simpan Pinjam....………………..

21

25

26

28

30

31

33

33

35

38

38

38

41

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KOPERASI SIMPAN

PINJAM BERGILIR “HATI RATU”

A. Profil Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”……..

1. Sejarah Berdirinya.............................…………………...

2. Visi dan Misi..................................……………………..

3. Produk Simpanan di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu”………………….............................................

4. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu”................................................……………….

5. Kegiatan Usaha................................................................

B. Proses Simpan Pinjam di Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu”….........................................................

C. Respon Anggota Tentang Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu”.............................................................

43

43

45

45

47

49

49

53

Page 13: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

xiii

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP

KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI

RATU” DI DESA LEREP KEC. UNGARAN BARAT

KAB. SEMARANG

A. Analisis Proses Peminjaman Bergilir di Koperasi Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran

Barat Kab. Semarang………………………....

B. Analisis Undang-Undang Koperasi Terhadap Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu”....…………..........………...

55

58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………..

B. Saran……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....

LAMPIRAN-LAMPIRAN

61

67

64

Page 14: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati

Ratu”.

Page 15: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang menjadi tiang

perekonomian bangsa yang belum memiliki peran sebaik badan usaha lainnya

seperti Perseroan Terbatas. Hal tersebut menjadi alasan dibuatnya Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3502 (selanjutnya disebut dengan UU

Perkoperasian 2012) dengan pertimbangan untuk mewujudkan kedaulatan

politik dan ekonomi melalui pengembangan dan pemberdayaan koperasi yang

berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalam rangka

menciptakan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Undang-Undang

Perkoperasian ini bertujuan agar koperasi dapat tumbuh kuat, sehat, mandiri

dang tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi nasional dan global.

Selain itu, dalam bagian penjelasan umum UU Perkoperasian 2012

dijelaskan bahwa dalam jangka waktu beberapa dekade ini apabila ditinjau

dari segi kuantitas, hasil pembangunan tersebut sengguh membanggakan

ditandai dengan jumlah koperasi di Indonesia yang jumlahnya tidak sedikit.

Namun, jika dipandang dari segi kualitas, masih perlu diperbaiki agar bisa

bersaing dengan bentuk badan usaha lain yang banyak berkembang di

Indonesia. Sebagian koperasi belum memberikan kontribusi yang signifikan

bagi perekonomian nasional yang mungkin disebabkan peraturan perundang-

Page 16: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

2

undangan yang sudah tidak lagi memadai untuk digunakan sebagai instrumen

pembanguan koperasi (Jimly, 2006:2).

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama

dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia

adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak

koperasi Indonesia. Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang

yang mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan

bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok

orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi yang didirikannya.

Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong

khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik

berbentuk barang ataupun pinjaman uang(Kasmir, 2013:254).

Pengertian simpan pinjam adalah simpanan yang dikumpulkan

bersama dan dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan pinjaman dalam

berbagai usaha dimana anggota mengajukan permohonan tertulis kepada

pengurus dengan mencantumkan jumlah uang yang diperlukan, kemudian

pengurus mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pinjaman sesuai

dengan kemampuan koperasi, pada saat itu dimana pengurus berhak

menentukan besarnya jumlah pinjaman, syarat-syarat pengembalian, dan

bentuk nilai(http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-simpanpinjam.html,

diakses 7 Mei 2017).

Uang yang di pinjam itu harus mendatangkan keuntungan pula bagi

koperasi simpan pinjam, walaupun keuntungan itu tidak menjadi tujuan yang

Page 17: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

3

pokok. Badan koperasi simpan pinjam sendiri perlu mengeluarkan ongkos

seperti sewa kantor, gaji pegawai, keperluan tulis-menulis, penerangan, dan

sebagainya. Segala pengeluaran tersebut ditutup dengan keuntungan yang

diperoleh dari jasa meminjamkan uang dan kelebihan ongkos tersebutlah yang

akan menjadi keuntungan bersih yang sebagian besar akan dibagikan ke

anggotanya. Koperasi simpan pinjam tersebut disambut positif oleh

masyarakat karena bagi mereka koperasi simpan pinjam sangat membantu

perekonomian mereka meski dilain sisi masyarakat juga mengeluhkan bunga

yang diberikan koperasi simpan pinjam kepada masyarakat yang meminjam

uang, karena sistem bunganya sangat membingungkan yang sebenernya

bunganya hanya 10% dari besaran uang yang di pinjam seperti contoh

masyarakat meminjam uang sebesar Rp 100.000 dari koperasi simpan pinjam

bergilir “Hati Ratu” dan uang yang harus dikembalikan sebesar Rp 110.000

dan apabila sudah jatuh tempo tanggal yang telah disepakati dalam

pengembalian uang tersebut belum bisa mengembalikan maka bunga

bertambah 10% setiap bulannya, dan apabila masyarakat meminjam uang

sebesar Rp 50.000 uang yang seharusnya di kembalikan Rp 55.000 dari

bunga 10% yang diberikan itu tidak berlaku karena uang yang harus di

bayarkan malah Rp 60.000 kepada koperasi simpan pinjambergilir “Hati

Ratu” tersebut, meski masyarakat merasa keberatan mau tidak mau harus

menerimanya karena terbentur kebutuhan ekonomi dari masyarakat sendiri.

(Sumber data hasil dari wawancara anggota koperasi simpan pinjam bergilir

“Hati Ratu”)

Page 18: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

4

Dalam praktek di simpan pinjam bergilir “Hatu Ratu” ini apabila

anggota yang sudah jatuh tempo pembayaran tidak membayar pihak dari

simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” tersebut tidak lantas memberitahukan agar

segera melunasi dengan maksud supaya para anggota yang meminjam

memiliki rasa tanggung jawab atas peminjaman yang anggota pinjam namun

hal itu malah membuat beban peminjam bertambah apabila anggota yang

meminjam dana dari simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” tersebut lupa akan

tanggal jatuh tempo pengembaliannya sehingga bunga dan denda semakin

bertambah banyak dan bahkan menjadi memberatkan anggota yang

meminjam dana karena harus mengembalikan dana pinjaman tersebut dengan

bunga dan denda yang telah menumpuk sehingga malah memberatkan

anggota yang meminjam dana tersebut. Untuk itu penulis mengambil judul :

“TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK

SIMPAN PINJAM DI KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI

RATU” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang”

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana proses peminjaman bergilir di Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu”?

2. Bagaimana respon anggota terhadap keberadaan KoperasiSimpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu”?

3. Bagaimana tinjauan Undang-Undang Koperasi terhadap praktek simpan

pinjam bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”?

Page 19: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses peminjaman bergilir di Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu”.

2. Untuk mengetahui respon anggota terhadap adanya Koperasi Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu”.

3. Untuk mengetahui tinjauan Undang-Undang Koperasiterhadap praktek

simpan pinjam bergilir di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”.

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai penambah wawasan tentang sistem peminjaman uang di

koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran

Barat.

2. Untuk mengetahui bagaimana praktek dari simpan pinjam bergilir

“Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat dalam pengaruh Hukum

Islam.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang

penulis teliti ini, maka di pandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah

yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu:

1. Koperasi

Koperasi secara etimologi atau menurut bahasa berasal dari kata

“cooperation” dari bahasa Inggris yang berati kerjasama. Akan tetapi tidak

Page 20: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

6

semua bentuk usaha bersama disebut koperasi. Bisa saja tiga atau empat

orang yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi

tidak bisa disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi

adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang perekonomian,

beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara

sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu

usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para

anggotanya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang

berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan

mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-

kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka (Kartasaputra,

2001:1).

2. Simpan Pinjam Bergilir

Simpan Pinjam bergilir disini adalah simpan pinjam yang sistem

peminjamannya dilakukan secara bergilir oleh pengurus simpan pinjam

kepada anggota simpan pinjam. Dalam simpan pinjam ini setiap anggota

dianjurkan untuk meminjam dana dan secara bergilir jadi bagi anggota

yang sudah pernah meminjam dianjurkan tidak meminjam dana dulu

sebelum semua anggota simpan pinjam meminjam dana dari simpan

pinjam tersebut (Sumber data hasil dari wawancara anggota koperasi

simpan pinjam bergilir “Hati Ratu”).

Page 21: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

7

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan masalah koperasi simpan pinjam

secara umum sebelumnya sudah banyak diteliti. Dari pengamatan penulis

belum ada karya ilmiah yang membahas tentang Tinjau Hukum Islam

Terhadap Praktek Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” di Desa

Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan

bagi peneliti seperti yang sudah pernah meneliti tentang koperasi simpan

pinjam seperti skripsi dari Aziz Rustandi (Institut Agama Islam Negri “Sultan

Maulana Hasanuddin” Banten) dengan judul “Pengaruh Pendapatan

Koperasi Mahasiswa Terhadap Kesejahteraan Anggota Ditinjau Dari

Ekonomi Islam (Studi di Koperasi Mahasiswa Al-Hikmah IAIN “SMH”

Banten). Penelitian tersebut mengkaji tentang sistem Koperasi Al-Hikmah

dalam mensejahterakan anggotanya, dan untuk mengetahui pengaruh koperasi

Al-Hikmah terhadap kesejahteraan anggota ditinjau dari ekonomi Islam.

Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah dengan

menggunakan metode analisis Regresi Linier. Hasil analisis regresi linier

sederhana menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variable pendapatan koperasi al-hikmah (SHU).Terhadap kebutuhan anggota

besar pengaruh tersebut ditunjukan oleh nilai R2 sebesar 100%. Besar

signifikansi hubungan pendapatan koperasi al-hikmah (X) dan kebutuan

anggota (Y) didapat persamaan sebagai berikut Y = -1680,067 + 0,222X.

Page 22: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

8

artinya konstanta sebesar -1680,067 menyatakan bahwa jika tidak ada

pendapatan maka akan mengalami kerugian sebesar Rp. 1680,067 puluh

ribu/tahun. Sedangkan koefesien regresi 0,222, menyatakan bahwa setiap ada

penambahan (karena tanda +) Rp. 1,- pendapatan koperasi akan meningkatkan

kebutuhan anggota sebesar Rp. 222. Dengan persamaan regresi sebesar Y = -

1680,067 + 0,222X, menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara pendapatan koperasi al-hikmah terhadap kebutuhan anggota, itu yang

artinya pendapatan koperasi al-hikmah mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kesejahteraan anggota.

Ardi Kusuma Wardana (Institut Agama Islam Negri Salatiga) dengan

judul “Prosedur Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) Pada Koperasi

Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga”. Penelitian tersebut

mengkaji tentang bagaimana alur dan sistem realisasi pembiayaan yang telah

dilakukan pada KSPS BMT Rama Salatiga, serta untuk mengetahui kelebihan

dari pembiayaan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

melakukan prinsip kehati-hatian dalam merealisir calon nasabah pembiayaan,

guna menanggulangi permasalahan yang akan menimbulkan kredit macet.

Dari pengamatan di KSPS BMT Rama Salatiga pembiayaan yang paling

efektif diterapkan dengan kategori nasabah kebanyakan adalah menggunakan

Ba’i Bitsaman Ajil. Simpulan dari penelitian ini bahwa produk Ba’i Bitsaman

Ajil sangat cocok dengan kriteria nasabah kebanyakan dan diterapkan dalam

pembiayaan di KSPS BMT Rama, maka prosedur-prosedur dalam merealisir

pembiayaan faktor penting guna meminimalkan penyebab kredit macet.

Page 23: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

9

Latifah Subekti (Institut Agama Islam Negri Salatiga) dengan judul

“Prosedur Realisasi Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) Pada Koperasi

Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga”. Penelitian tersebut

mengkaji tentang prosedur pengajuan permohonan pemberian pembiayaan,

langkah-langkah pemberian pembiayaan, serta bagaimana realisasi

pembiayaan dan cara pengembaliannya di Koperasi Simpan Pinjam Syariah

(KSPS) BMT Rama Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan menguraikan

data-data yang telah terkumpul yang diperoleh di lapangan.Dari hasil

pengamatan data menunjukkan prosedur pembiayaan ysng berhasil diterapkan

yaitu pada pembiayaan untuk pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil, sehingga

strategi pemasaran pembiayaan yang dijalankan KSPS BMT Rama efektif

diterapkan sangat mudah, ringan dan tidak dipersulit. Langkah yang diambil

atau ditempuh dengan tahapan-tahapan analisis dan evaluasi yang diperlukan

data-data yang riil, dengan penuh kehati-hatian.

Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan

judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan yang membahas tentang

koperasi simpan pinjam.Namun penelitian yang penulis lakukan berbeda

dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti lainnya.Letak

perbedaannya ada pada titik tekan yang penulis fokuskan. Penulis

menitikberatkan pada bagaimana pelaksanaan simpan pinjam bergilir pada

Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”masuk dalam kategori jenis

koperasi apa sesuai Undang-Undang Koperasi No 25 Tahun 1992.

Page 24: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

10

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa dengan memanfaatkan dengan berbagai metode alamiah.

Dalampenelitian kualitatif metode yang biasa digunakan adalah

wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2011:6).

Penelitian ini adalah usaha untuk mengetahui atau mendalami

bagaimana Tinjauan Undang-Undang KoperasiTerhadap Praktek Simpan

Pinjam Di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec.

Ungaran Barat Kab. Semarang.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti ini, peneliti bertindak

sebagai pengumpul data dilapangan dengan menggunakan alat penelitian

aktif dalam mengumpulkan data-data dilapangan. Selain itu alat yang

dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang

menunjang keabsahan hasil penelitian nanti serta alat-alat bantu lain yang

dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat

perekam.

Page 25: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

11

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu akan

dilakukan. Dalam penelitian yang akan peneliti teliti adalah di Koperasi

Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. UngaranBarat Kab.

Semarang.

4. Sumber Data

Yaitu kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

Adapun sumber data penelitian berupa:

a. Sumber Data Primer

Adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan

atau lokasi penelitian.

1) Informan

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi

tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan

peneliti diteliti. Dalam penelitian nanti yang menjadi informan

adalah pengurus Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.

2) Dokumen

Dalam hal dokumen penelitian yang akan peneliti teliti

yaitu berupa data-data yang berhubungan dengan Koperasi

Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran

Barat Kab. Semarang, yang diantaranya adalah struktur

Page 26: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

12

organisasi dan data-data dari KoperasiSimpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari

berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama.

Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah

dengan telaah pustaka seperti buku-buku, undang-undang, jurnal

ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa.

5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti ada tiga metode

dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan

penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan pengamatan

dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap fenomena

yang diselidiki (Hadi, 1994:139).Dalam observasi nanti, data yang

ingin peneliti telitidiperoleh secara langsung dariKoperasi Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.

Semarang.

b. Interview

Interview yaitu cara memperoleh keterangan atau data dengan

cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak Koperasi

Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat

Page 27: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

13

Kab. Semarang dalam hal ini adalah pengurus diKoperasi Simpan

Pinjam Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.

Semarang.

c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan, menyusun dan mengelola dukumen

penelitian yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan

yang berhubungan dengan penelitian nanti.

6. Metode Analisis Data

Banyaknya data yang diperoleh dari lapangan maka penulis harus

mengelompokan data-data tersebut. Mulai dari catatan lapangan, foto-

foto, hasil wawancara, hasil pengamatan,serta telaah pustaka.Setelah

semua data-data penelitian terkumpul selanjutnya peneliti akan

menganalisis semua data-data tersebut dengan menggunakan metode

deskripsi kualitatif, menurut (Nana, 2011: 73) penelitian deskripsi

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa

manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas,

keterkaitan antar kegiatan. Dengan analisa data, peneliti dapat

menemukan masalah-masalah yang muncul di masyarakat dan

mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut.

Page 28: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

14

7. Tahap- Tahap Penelitian

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti akan dilakukan

dengan berbagai tahap yaitu:

a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian seperti peneliti menentukan topik penelitian,

mencari informasi tentang Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati

Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang, pembuatan

proposal penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya

yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan

untuk mencari data-data yang diperlukan seperti wawancara kepada

informan, melakukan observasi dan dokumentasi.

c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa

cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut

dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada

objek yang akan diteliti.

d. Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah terkumpul

dan dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang

dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut

sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan

Page 29: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

15

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal

yang akan dilaporkan secara sistematis, dengan tujuan agar mempermudah

dalam memperoleh suatu gambaran secara meyeluruh mengenai analisa

Undang-Undang No 25 Tahun 1992 dalam Koperasi Simpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang. Adapun

sistematika penulisan proposal meliputi:

BAB I:

Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok

penelitian yang terdiri atas: Latar belakang Masalah, Fokus Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan

Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II :

Landasan Teori, membahas tentang telaah pustaka yang berisi tentang

pengertian koperasi simpan pinjam, jenis-jenis koperasi, sejarah

koperasi, landasan hukum koperasi, dan simpan pinjam atau koperasi

dalam perspektif Undang-Undang No 25 Tahun 1992.

BAB III:

a. Laporan obyek, membahas tentang gambaran umum dan data-data

diskriptif tentang koperasisimpan pinjam bergilirdi Desa Lerep

Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang.

Page 30: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

16

b. Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi prosedur simpan

pinjam bergilir di Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab.

Semarang.

c. Respon anggota tentang koperasi simpan pinjam bergilir di Desa

Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

BAB IV:

Perspektif Undang-Undang No 25 Tahun 1992 terhadap praktek

simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” di Desa Lerep Kec. Ungaran Barat

Kab. Semarang

BAB V:

Penutup yang merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai

persoalan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian

pada bagian akhir dari skripsi adalah daftar pustaka dan lampiran-

lampiran.

Page 31: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

17

BAB II

KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM UNDANG-UNDANG KOPERASI

A. Sejarah Koperasi Indonesia

Gerakan koperasi timbul karena adanya inspirasi dari para

pembaharu sosial pada abad ke-14 di Eropa. Perkembangan koperasi

mengalami tiga masa periode, yaitu:

a. Periode Penjajahan Belanda

1) Masa tahun 1896-1908

Masa ini merupakan titik awal dikenalnya koperasi di bumi

Indonesia ini. Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja bernama R.

Aria Wiria Atmaja di Purwokerto merintis sebuah Bank Simpanan

(Hulp Spaarbank) dengan tujuan untuk menolong para pegawai

negeri yang terjerat tindakan soal riba dari kaum lintah darat.

Usahanya ini mendapat bantuan dari seorang Residen Asisten

Belanda yang bertugas di Purwokerto bernama E. Sieburgh. Tindakan

politik pemerintah penjajah yang merintangi usaha R. Aria Wiria

Atmaja pada waktu itu, dapat dibuktikan disini dengan didirikannya

Algemene Nallescrediet Bank, Rumah Gadai, Bank Desa (sekarang

menjadi BRI), dan sebagainya.

Page 32: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

18

2) Masa tahun 1908-1927

Bersamaan dengan lahirnya kebangkitan Nasional, tepatnya

antara tahun 1908-1913. Boedi Oetomo mencoba memasukan

koperasi Rumah Tangga, Koperasi Toko yang kemudian menjadi

Koperasi Konsumsi yang di dalam perkembangannya kemudian

menjadi Koperasi Batik.

Gerakan Boedi Oetomo pada tahun 1908 dengan dibantu

oleh Serikat Islam inilah yang melahirkan koperasi pertama kali di

Indonesia, bersama dengan lahirnya Gerakan Kebangkiran Nasional.

Pada tahun 1920 Pemerintah Belanda membentuk suatu

Komisi atau Panitia Koperasi atas desakan keras dari para pemuka

rakyat. Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa koperasi di Indonesia

memang perlu dikembangkan. Akhirnya pada tahun 1927 RUU

Koperasi yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia selesai dibuat

dan diundangkan pada tahun itu juga. Maka keluarlah Undang-

Undang Koperasi tahun 1927 yang disebut Regeling Indlandsche

Coorperative Verenegingen.

3) Masa tahun 1927-1942

Dengan keluarnya UU Koperasi tahun 1927 yaitu Regeling

Indlandsche Coorperative Verenegingen koperasi di Indonesia mulai

bangkit lagi.

Pada tahun 1935 Jawatan Koperasi dipindahkan dari

Departemen Dalam Negeri ke Departemen Ekonomi, karena banyak

Page 33: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

19

kegiatan di bidang ekonomi pada waktu itu dan dirasakannya bahwa

koperasi lebih sesuai berada di bawah Departemen Ekonomi.

Kemudian pada tahun 1937 dibentuk koperasi-koperasi Simpan

Pinjam yang diberi bantuan oleh Pemerintah dengan tujuan untuk

memberantas hutang rakyat terutama kaum tani, yang tidak terlepas

dari kaum lintah darat.

Selanjutnya pada tahun 1939 Jawatan Koperasi yang berada

di bawah Departemen Ekonomi diperluas ruang lingkupnya menjadi

Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri. Hal ini disebabkan

karena koperasi belum mampu mandiri pada waktu itu. Sehingga

perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Penjajah tersebut

dimaksudkan agar koperasi dapat bangkit dan berkembang serta

mampu mengatasi dirinya sendiri.

b. Periode Pendudukan Jepang

1) Masa tahun 1942-1945

Sejak bala tentara Jepang mendarat di Indonesia pada tahun

1942, peranan koperasi menjadi berubah lagi. Karena pada masa itu

koperasi dijadikan alat pendistribusian barang-barang keperluan

tentara Jepang. Koperasi-koperasi yang ada kemudian diubah menjadi

Kumiai, yang berfungsi sebagai pengumpul barang untuk perang.

Pada masa ini, koperasi tidak mengalami perkembangan

bahkan semakin hancur. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan

dari penguasa Jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus

Page 34: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

20

mendapat izin dari pemerintah setempat, dan biasanya izin tersebut

sangat dipersulit.

c. Periode Kemerdekaan

1) Masa tahun 1945-1958

Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Republik

Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 dan sehari kemudian

Undang-Undang Dasar 1945 disahkan,maka timbul semngat baru

untuk menggerakan koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi sudah

mendapat landasan hukum yang kuat di dalam UUD 1945, yaitu pada

pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pada tanggal 12

juli 1947 gerakan koperasi mengadakan kongres yang pertama di

Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari beberapa keputusan penting yang

diambil dalam kongres tersebut, salah satunya adalah menetapkan

bahwa tanggal 12 juli dijadikan sebagai Hari Koperasi, yang

bermakna sebagai hari bertekad dari seluruh bangsa Indonesia untuk

melaksanakan kegiatan perekonomian melalui koperasi.

2) Masa tahun 1958-1965

Pada periode ini jawaban koperasi langsung

bertanggungjawab atas perkembangan koperasi Indonesia. Segala

aktivitas pemerintah dalam perekonomian dan perkoperasian,

disalurkan melalui jawatan koperasi baik dari pusat sampai ke daerah-

daerah.

Page 35: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

21

Pada periode ini juga banyak berdiri KUD, yang tersebar di

hampir seluruh wilayah di Indonesia. Maka pemerintah mulai

membina secara khusus KUD-KUD tertentu, yang ditunjuk sebagai

KUD percontohan (Sutantya, 2005:14-30).

B. Tinjauan Umum tentang Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Banyak definisi dan pengertian tentang koperasi. Dari akar

katanya, koperasi berasal dari Bahasa Latin coopere atau corporation

dalam Bahasa Inggris. Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari

kata cooperation, co berarti bersama dan operation artinya bekerja atau

berusaha. Jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha

bersama-sama untuk kepentingan bersama. Bisa saja tiga atau empat

orang yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi

tidak bisa disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi

adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang perekonomian,

beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara

sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu

usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para

anggotanya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang

berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan

mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-

Page 36: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

22

kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka (Kartasaputra,

2001:1).

Menurut Bapak Koperasi Indonesia Moh. Hatta mendefinisikan

koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan

ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong

tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan

seorang buat bersama dan semua buat seorang.

Menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo (291: 2002) dalam

bukunya yang berjudul “Sepuluh Tahun Koperasi; Penerangan Tentang

Koperasi oleh Perintah 1930-1940”, menyatakan bahwa koperasi adalah

perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri

hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.

Menurut Bang Hatta dalam bukunya “Cooperative movement in

Indonesia” menerangkan bahwa: “Orang harus membedakan koperasi

sosial (Social Cooperation) dengan koperasi ekonomi (Economic

Cooperation) yang kedua-duanya ditemui dalam masyarakat Indonesia.

Dalam koperasi sosial kerjasama dilakukan tanpa hitung-hitungan

ekonomi yang sebenarnya seperti bagaimana mendapatkan suatu hasil

maksimum dengan mengeluarkan sedikit mungkin. Sedangkan dalam

Koperasi Ekonomi yang kemudian kita menyebutnya dengan KOPERASI

adalah bertujuan untuk memajukan bagian terbanyak penduduk yang

termasuk ekonominya lemah dengan jalan bekerja bersama-sama.

Koperasi adalah suatu lembaga yang harus dapat menggalang kekuatan-

Page 37: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

23

kekuatan ekonomi lemah yang terpencar-pencar itu menghimpun dan

mengumpulkannya menjadi suatu kekuatan ekonomi yang positif dan

tegar” (Bahri, 1993:9).

Menurut Prof. R.S. Soeriaatmadja memberikan definisi koperasi

sebagai suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan

derajat manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik

secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang

bersifat kebendaan atas tanggungan bersama (Bahri, 1993:8-9).

Menurut Prof. Marvin, A schaars (guru besar Fak. Pertanian,

University of Wisconsin, Madison, USA) merumuskan ekonomi koperasi

adalah sebagai berikut: “A coorperative is a business voluntarily owned

and controlled by its member patrons and operated for them and by them

on a non-profit or cost basis” (koperasi adalah suatu badan usaha

ekonomi yang secara sukarela dimilikidikendalikan oleh anggota yang

melangganinya dan dioperasikan untuk dan oleh mereka berdasarkan

nirlaba atau biaya) (Bahri, 1993: 11-12).

Menurut Paul Hubert Casselman dalam bukunya yang berjudul

“The Coorperative Movement and some of its Problems” mengatakan:

“Coorperatian is an economic system with social contrast” (koperasi

adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial).

Menurut ILO (International Labor Organization) koperasi adalah

suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara sukarela

untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu

Page 38: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

24

organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu

kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui

pembagian resiko dan manfaat yang wajar dari usaha, di mana para

anggotanya berperan secara aktif. (Titik, 2002:51)

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, pengertian koperasi

disebutkan sebagai perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi,

tetapi tidak bermaksud mencari keuntungan (Poerwadarminta, 1976: 522).

Menurut undang-undang No. 12 tahun 1967 pasal3 menyatakan

bahwa koperasi indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan (Firdaus, 2002:40).

Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam

bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi

lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan

kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan para anggotanya.

Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung dengan

menyerahkan sumbangan modal awal dalam bentuk simpanan pokok.

Sumbangan ini adalah bagian modal koperasi secara keseluruhan yang

akan digunakan dalam membiayai kegiatan usahanya. Jumlah simpanan

yang harus dibayar oleh masing-masing anggota koperasi besarnya sama

Page 39: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

25

dan tidak dipengaruhi kedudukang relative seorang anggota terhadap

anggota lainnya.

2. Landasan dan Asas Koperasi

Dalam UUD pada pasal 33 ayat 1 berbunyi: “Perekonomian

disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asa kekeluargaan”. Dan

penjelaskan berbunyi: “Dasar ekonomi, produktif dikerjakan oleh semua

untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat”.

Penjelasan pasal diatas menerangkan bahwa kemakmuran

masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, sebab

itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan.Dari pengertian koperasi diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang mendasari gagasan koperasinya adalah kekeluargaan,

kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi menuju kesejahteraan

umum.

Koperasi pada dasarnya bagi bangsa Indonesia merupakan suatu

bentuk badan kemasyarakatan dan juga bentuk perusahaan yang berasal

dari luar yang dasar-dasar usahanya sesuai dengan beberapa kegiatan

tradisional masyarakat Indonesia. Koperasi bukan saja sebagai organisasi

masyarakat tetapi juga perusahaan yang dapat berjalan sekaligus dan

saling mengisi yang hidup dalam kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Dewasa ini banyak koperasi yang mengesampingkan prinsip-prinsip

koperasi dalam praktek sehari-hari karena ingin mendapatkan pengakuan

Page 40: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

26

dari masyarakat lingkungannya yaitu di tempat koperasi yang

bersangkutan beroperasi.

Koperasi yang dicita-citakan ialah perpaduan antara kedua bentuk

seperti yang tersebut di atas walaupun masih ada yang berpandangan

bahwa koperasi adalah sebuah organisasi masyarakat seperti yang di

kemukakan oleh Ivan Emilianoft bahwa “Koperasi adalah organisasi

masyarakat sebab hubungan antara anggota dengan anggota dalam

koperasi merupakan usaha bersama (joint venture) berbeda dengan

hubungan antara suatu badan usaha dengan pasar” (Suwandi, 1986: 3).

3. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Walaupun koperasi adalah suatu perkumpulan yang bergerak di

bidang ekonomi, namun tujuan utamanya bukanlah mencari keuntungan

yang sebesar-besarnya. Koperasi Indonesia di negara pancasila juga tidak

bertujuan untuk mengadakan persaingan, akan tetapi justru harus

mengadakan kerjasama dengan siapapun dan dengan pihak manapun

juga. Maksud dan tujuan koperasi adalah untuk mencapai perbaikan

hidup dengan usaha bersama berdasarkan kekeluargaan dan

kegotongroyongan. Tujuan koperasi Indonesia yang jauh lebih luhur

ialah mencapai serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Haroen, 2002:33).

Dalam Undang-Undang Perkoperasia pasal 3 UU RI No. 25

Tahun 1992 dikatakan bahwa:“Koperasi bertujuan untuk memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakar pada umumnya

Page 41: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

27

serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945”.

Selain itu koperasi berusaha memajukan kemakmuran materi atau

harta benda anggota-anggotanya. Koperasi berusaha memenuhi

kebutuhan anggotanya dengan jalan mudah dan murah. Koperasi

memang mempunyai tujuan ekonomis, disamping harus pula

mementingkan cita-cita sosial, terutama bagi anggota-anggotanya dan

memperhatikan pendidikannya dan pendidikan anak-anaknya.

Dan sekiranya nanti koperasi mempunyai kelebihan kemampuan,

maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat sekitarnya. Karena para

anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat,

maka dengan alasan ini secara bertahap koperasi ikut berperan

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pada pasal 4 UU RI No. 25 tahun 1992 diuraikan fungsi dan peran

koperasi sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional.

Page 42: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

28

d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan

demokrasi ekonomi (Kartasaputra, 2001:57).

4. Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam ICA (International

Cooperative Alliance) dan UU 1945 Replublik Indonesian No. 25 tahun

1992 tentang perkoperasian dikemukankan dalam forum ICA

(International Cooperative Alliance) yang menghasilkan Cooperative

Identiry statement (pernyataan identitas koperasi) yang terdiri daritujuh

prinsip, yaitu:

a. Keanggotaan sukarela dan terbuka

Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan

dan dapat memanfaatkan jasa-jasa koperasi. Tidak ada diskriminasi

terhadap agama, jender, suku, dan apapun. Dan tidak ada paksaan,

baik sebelum ataupun sesudah menjadi anggoa. Setiap anggota boleh

keluar setiap waktu.

b. Pengendalian oleh anggota-anggota secara demokratis

Anggota sebagai pemilik koperasi, mempunyai hak suara yang

sama dalam forum bersama, yang sering disebut Rapat Anggota

Tahunan (RAT). Dalam forum tersebut, anggota berhak menentukan

kebijakan strategis dari koperasi, bahkan sampai membubarkan

koperasi, pada saat itu sah untuk diajukan dan diputuskan. Setiap

anggota berhak untuk memilih dan dipilih.

Page 43: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

29

c. Partisipasi ekonomi anggota

Modal koperasi yang paling utama adalah dari anggota (modal

penyertaan). Namun, banyaknya jumlah simpanan yang ditanam di

koperasi tidak menjadikan seorang anggota mempunyai hak istimewa

dibanding yang lainnya yang menanam uangnya lebih sedikit. Surplus

usaha yang didapat oleh koperasi dibagikan kepada anggota sebagian,

sesuai dengan aktivitas transaksi anggota di koperasinya. Dan

sebagian keuntungan yang lain ditanam kembali untuk modal usaha

koperasi. Prosentase pembagian keuntungan sepenuhnya menadi

wewenang anggota.

d. Otonomi dan kemerdekaan

Anggota sebagai pemilik dari koperasi, menjadikan koperasi

memiliki independensi. Kekuasaan tertinggi ada di tangan anggota,

yaitu dalam Rapat Anggota.

e. Pendidikan, latihan dan informasi

Koperasi merupakan organisasi/badan usaha, memerlukan

anggota yang tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai

anggota. Tiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih dan memilih menjadi pengurus dan pengawas. Sehingga

koperasi mempunyai kewajiban untuk menyiapkan dana pendidikan

untuk anggotanya sebagai upaya mengusahakan kontinuitas estapeta

kepemimpinan di dalam tubuh koperasi. Anggota juga berhak

Page 44: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

30

menerima informasi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan

koperasinya.

f. Kerjasama antar koperasi

Kerja sama antar koperasi merupakan kekuatan tersendiri bagi

koperasi yang akan menaikan bargaining position (posisi tawar) di

kalangan pelaku ekonomi lainnya, dan koperasi mampu memberikan

pelayananan yang efektif kepada anggotanya.

g. Kepedulian terhadap lingkungan

Koperasi memberikan kontribusi langsung dalam

pembangunan komunitas yang berkesinambungan, sesuai dengan

persetujuan anggota.

5. Bentuk Koperasi

Ketentuan yang terdapat pada pasal 15 UU No. 25 tahun 1992

menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau

koperasi sekunder.

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan orang seorang. Koperasi ini dibentuk sekurang-kurangnya

20 orang.

Kopererasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan koperasi. Pengertiaan koperasi sekunder meliputi semua

koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau

koperasi sekunder. Koperasi sekunder dibentuk oleh tiga koperasi.

6. Jenis-jenis koperasi

Page 45: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

31

Secara umum penjenisan koperasi di Indonesia telah diatur oleh

undang-undang, karena didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam

ekonomi. Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit dan

koperasi produksi. Namun seiring dengan kebutuhan masyarakat dan

guna kepentingan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi

ekonomi koperasi yank bersangkutan juga demi ketertiban, maka

bertambahnya bidang dalam penjenisan koperasi. Seperti koperasi

pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, dan lain sebagainya

diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu

daerah kerja.

Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan

antara lain:

a. Basarkan pada kebutuhan dan efisien dalam ekonomi. Secara garis

besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan,

yaitu (Pandji dan Ninik, 1999:19):

1) Koperasi Konsumsi

2) Koperasi Kredit

3) Koperasi Produksi

4) Koperasi Jasa

5) Koperasi Serba Usaha

b. Berdasarkan golongan fungsional maka dikenal fungsi-fungsi

koperasi sebagai berikut:

1) Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Page 46: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

32

2) Koperasi Angkatan Darat (KAD)

3) Koperasi Angkatan Udara (KAU)

4) Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPPOL)

5) Koperasi Pesiunan Angkatan Darat

6) Koperasi Pensiun

7) Koperasi Karyawan (KOPKAR)

8) Koperasi sekolah

9) Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal jenis-jenis koperasi

sebagai berikut:

1) Koperasi Desa

2) Koperasi Konsumsi

3) Koperasi Pertanian

4) Koperasi perikanan

5) Koperasi peternakan

6) Koperasi kerajinan/industri

7) Koperasi simpan pinjam

8) Koperasi asuransi

9) Koperasi unit desa (KUD)

Page 47: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

33

C. Tinjauan Badan Hukum

1. Pengertian Badan Hukum

Istilah badan hukum merupakan terjemahan dari istilah

rechtsperson (Belanda), yang artinya suatu badan yang diberi status

(person) oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban.

Menurut E. Utrecht, badan hukum yaitu badan yang menurut

hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya

dijelaskan bahwa badan hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak

berjiwa atau yank lebih tepat bukan manusia.

R. Subekti memberikan definisi tentang badan hukum pada

pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-

hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki

kekayaan sendiri, dapat digugat dan menggugat di depan hakim.

Lebih lanjut lagi Sri Soedewi Maschun Sofwan memberikan

definisi badan hukum sebagai kumpulan dari orang-orang bersama-sama

mendirikan suatu badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan

yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu.

Pendapat lain dari Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo yang

menyatakan pengertian tentang pribadi hukum ialah suatu badan yang

memiliki harta kekayaan terlepas dari anggota-anggotanya, dianggap

sebagai subyek hukum, mempunyai kemampuan untuk melakukan

perbuatan hukum, mempunyai tanggung jawab dan memiliki hak-hak,

kewajiban-kewajiban seperti yang dimiliki oleh seseorang. Pribadi hukum

Page 48: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

34

ini memiliki kekayaan tersendiri, mempunyai pengurus atau pengelola

dan dapat bertindak sendiri sebagai pihak di dalam suatu perjanjian.

Disisi lain Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa badan hukum

adalah badan yang di samping manusia juga dianggap dapat bertindak

dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan

perhubungan hukum terhadap orang lain (Chidir, 1999:14)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas badan hukum adalah suatu

badan atau perkumpulan yang menjadi pendukung hak dan kewajiban,

serta mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum yang

memiliki harta kekayaan sendiri. Koperasi adalah badan usaha yang

berbadan hukum, jadi koperasi adalah sebuah badan yang menjadi

pendukung hak dan kewajiban, yang memiliki kekayaan tersendiri, serta

mempu melakukan perbuatan hukum, yang dalam melakukan kegiatan

usahanya diwakili oleh pengurus/pengelola dan dapat digugat dan

menggugat di depan hakim.

2. Macam-Macam Badan Hukum

Macam-macam badan hukum di Indonesia dapat digolongkan

menurut macam-macamnya, jenis-jenisnya, dan siftnya. Secara sistematik

aneka badan hukum itu dapat dijelaskan sebagai berikut: (Chidir, 1999:55-

56)

a. Pembagian badan hukum menurut macam-macamnya

Menurut landasan atau dasar hukum di Indonesia dikenal dua

macam badan hukum, yaitu:

Page 49: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

35

1) Badan Hukum Orisinil

Badan Hukum Orisinil yaitu Negara, contohnya Negara

Indonesia yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945.

2) Badan Hukum Tidak Orisinil

Badan Hukum Tidak Orisinil adalah badan hukum yang

berwujud sebagai perkumpulan berdasarkan ketentuan pasal 1653

KUHPerdata yang menentukan:

“Selanjutnya perseroan yang sejati (eigenlijke naatschap) oleh

Undang-Undang diakui pula perhimpunan-perhimpunan orang

sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-

perkumpulan itu diadakan atau diakui sebagai demikian oleh

kekuasaan umum, maupun perkumpulan-perkumpulan itu diterima

sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu maksud

tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau

kesusilaan yang bail”

Koperasi merupakan salah satu contoh badan usaha tidak

orisinil, sebab koperasi dibentuk dan dijalankan sesuai dengan

ketentuan UU Perkoperasian, dalam pendiriannya koperasi juga

memiliki suatu tujuan yaitu tujuan perekonomian untuk

mensejahterakan anggotanya.

Page 50: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

36

b. Pembagian badan hukum menurut jenis-jenisnya

Menurut penggolongan hukum, yaitu golongan hukum publik

dan hukum perdata, macam-macam badan hukum dapat dibagi

menjadi : badan hukum publik dan badan hukum perdata

1) Badan Hukum Publik

Suatu badan hukum di Indonesia yang merupakan badan

hukum publik adalah Negara, dalam bertindaknya dalam lapangan

hukum perdata, hal ini merupakan persoalan yang masih harus

ditentukan apakah berdasarkan hukum adat atau hukum perdata

barat.

2) Badan Hukum Perdata

Dalam badan hukum keperdataan yang penting ialah badan-

badan hukum yang terjadi atau didirikan atas kehendak dari orang-

perorangan. Di samping ini, badan hukum publik pun dapat juga

mendirikan suatu badan hukum keperdataan, misalnya:

a) Yayasan

b) Perseroan Terbatas (PT)

c) Koperasi

d) Daerah Otonom Mendirikan Bank Daerah

c. Pembagian badan hukum menurut sifatnya

Menurut sifatnya, badan hukum itu ada dua macam, yaitu

korporasi (corporatie)dan yayasan (stichting). Korporasi adalah suatu

gabungan orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-

Page 51: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

37

sama sebagai satu subyek hukum tersendiri, suatu personifikasi.

Korporasi adalah badan hukum yang beranggotakan, tetapi

mempunyai hak dan kewajiban sendiri yang terpisah dari hak dan

kewajiban para anggotanya. Koperasi adalah salah satu contoh badan

hukum korporasi.

Yayasan adalah tiap kekayaan (vermogen) yang tidak

merupakan kekayaan orang atau kekayaan badan dan yang diberi

tujuan tertentu. Dalam pergaulan hukum yayasan itu bertindak sebagai

pendukung hak dan kewajiban tersendiri, seperti yayasan-yayasan

yang menjadi dasar keuangan banyak kelompok swasta (pertikelir).

Perbedaan asas antara yayasan dan koperasi ialah yayasan itu

menjadi badan hukum tanpa anggota. Tetapi yayasanpun mempunyai

pengurus kekayaan dan penyelenggaraan tujuannya, sedangkan

koperasi menjadi badan hukum dengan beranggotakan orang-seorang

atau badan hukum koperasi yang diwakili oleh pengurus dalam

pelaksanaan kegiatannya.

3. Syarat-Syarat Badan Hukum

Ada syarat-syarat agar suatu perkumpulan, badan usaha itu dapat

dikatakan mempunyai kedudukan sebagai suatu badan hukum. Hal ini

ada hubungannya dengan sumber hukum. Seperti kita ketahui, sumber

hukum itu ada sumber hukum yang formil dan materil. Syarat-syarat

badan hukum tersebut dijelaskan dalam hubungannya dengan sumber

hukum yang formal.

Page 52: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

38

Jadi, kapan dapat dikatakan adanya badan hukum itu tergantung

pada syarat mana yang telah terpenuhi oleh perkumpulan, badan ataupun

badan usaha tersebut dan ini dapat dikaji dari sumber hukum yang formal

yaitu ada kemungkinan bahwa:

a. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh Perundang-Undangan.

b. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh hukum kebiasaan.

c. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh yurisprudensi.

d. Telah terpenuhi syarat yang diminta oleh dktrin (Chidir, 1999: 79).

D. Koperasi Simpan Pinjam

1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak

dalam usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para

anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan

kepada para anggota dengan cara mudah, cepat, murah dan tepat untuk

tujuan produktif dan kesejahteraan (Panji, 1995: 33).

Koperasi simpan pinjam sering disebut koperasi kredit. Karena

koperasi jenis ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada

anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan

ongkos yang ringan.

Koperasi mempunyai adagium yang sama dengan demokrasi, yaitu

dari anggota, oleh anggota untuk anggota. Artinya di dalam koperasi,

anggota adalah pemilik sekaligus konsumen bagi koperasinya sendiri.

Page 53: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

39

Semua anggota memiliki han dan kewajiban yang sama, termasuk dalam

hal suara dalam memutuskan kebijakan strategis bagi koperasi, setiap

anggota memiliki satu suara, tidak melihat besar jasa dan modal yang

ditanam di koperasinya.

Aturan yang menyatakan bahwa KSP harus melayani anggotanya,

koperasi lain dan atau anggotanya (sesuai perjanjian), merupakan prinsip

dasarsekaligus ciri khas yang membedakan koperasi dengan Bank.

Sehingga menjadi suatu hal yang dianggap melanggar hukum apabila ada

KSP melayani bukan anggota. Terhadap pelanggar ketentuan ini bisa

berakibat fatal, yaitu sampai pembubaran koperasi secara paksa oleh

pemerintah. Ketatnya aturan pelayanan pada hakekatnya untuk

kepentingan anggota. Yaitu terjaminnya uang anggota apabila ada

kesalahan di pihak pengurus dan atau pengelola. Pemerintah tidak

menjamin dana masyarakat yang ada di koperasi, seperti halnya di Bank.

Selain dari anggota (modal utama), modal koperasi bisa didapat

dari modal penyertaan yang berasal dari perorangan atau institusi

pemerintah atau swasta yang bersifat tidak mengikat (orang atau institusi

yang menanam modal tidak punya kuasa apapun terhadap urusan

koperasi). Dan pengelolaan (perhitungan) terhadap modal tersebut harus

dipisah dengan modal dari anggota. Hal ini sangat penting untuk

manajemen keuangan koperasi yang rapi, karena akan berimplikasi pada

perhitungan sisa hasil usaha (SHU) anggota.

Page 54: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

40

Dalam hal pengelolaan usaha, koperasi boleh mengelolanya

sendiri, oleh pengurus atau mengangkat perorangan atau institusi yang

berbadan hukum yang diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab

kepada pengurus.

Keberhasilan koperasi tidak hanya ditentukan oleh besarnya

volume usaha yang dimiliki, tetapi sejauh mana koperasi bisa menjawab

kebutuhan dan kesejahteraan anggota, karena koperasi merupakan badan

usaha yang tidak berorientasi pada profit semata, tapi lebih kepada

pelayanan terhadap anggota. Orientasi pelayanan inilah yang membuat

susunan di koperasi lebih bernuansa kekeluargaan.

Secara prinsip, koperasi berhak mengelola jenis usaha apa saja,

termasuk produk-produk yang dijalankan dalam koperasi simpan pinjam.

Pemerintah tidak mengatur jenis usahanya. Semuanya ditentukan dalam

forum berasama yang disebut rapat anggota.

Pemerintah Indonesia secara legal membolehkan koperasi simpan

pinjam. Hal ini dipaparkan dengan jelas dalam:

a. UU Republik Indonesia no. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,

Bab VII. Lapangan usaha, pasal 44 ayat (1): “Koperasi dapat

menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha

simpan pinjam dari dan untuk: (a) anggota koperasi yang

bersangkutan (b) koperasi lain dan atau anggotanya”

b. Peraturan pemerintah no. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan

usaha simpan pinjam oleh koperasi.

Page 55: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

41

c. Keputusan Menteri Koperasi, pengusaha kecil dan menengah

Republik Indonesia no.351/KEP/M/XII/1998, tentang petunjuk

pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

d. Keputusan Menteri Koperasi, pengusaha kecil dan menengah

Republik Indonesia no.194/KEP/M/1998, tentang petunjuk

pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam.

2. Sistem Kerja Koperasi Simpan Pinjam

Dalam melakukan pengelolaan dan penyaluran dana, koperasi

tidak langsung menjalankan penyaluran tersebut. Koperasi akan

melakukan penimbunan dana sampai dana benar-benar terkumpul.

Penimbunan dana-dana tersebut berupa dana hutang atau dana dari

kekayaan bersih. Dana yang berbentuk hutang tersebut berasal dari dana

tabungan atau simpanan berjangka atau dana pinjaman yang diterima dari

simpan pinjam. Untuk dana yang berasal dari kekayaan bersih berasal dari

simpanan wajib anggota dan simpanan sukarela. Dari penghimpunan dana

tersebut, dana yang terkumpul dari dana simpanan.

Pada dasarnya, koperasi memang mengelola dana simpanan.

Dengan begitu, perlu dijelaskan secara rinci mengenai dana simpanan.

Pengertian dana simpanan sendiri terdapat dalam PP 9 Tahun 1992, yaitu

dana yang dipercayakan kepada anggota, calon anggota, koperasi lain,

dan atau kepada anggotanya KSP/USP dalam bentuk tabungan dan

simpanan berjangka (http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi-

/koperasi/aturan-koperasi-simpan-pinjam diakses 2 Maret 2017).

Page 56: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

42

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG KOPERASI SIMPAN PINJAM

BERGILIR “HATI RATU”

A. Profil Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

1. Sejarah Berdirinya

Koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” didirikan pada tahun

2013, berawal dari keprihatinan masyarakat setempat yang kebanyakan

masyarakat tingkat menengah yang banyak kebutuhan namun penghasilan

bisa dibilang pas-pasan. Sehingga para remaja berinisiatif mendirikan

simpan pinajam bergilir yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat

sekitar. Dan pada tanggal 20 September 2013 berdirilah simpan pinajam

yang dinamakan simpan penjam bergilir “Hati Ratu”, dan masyarakat pun

menanggapi dengan baik atas didirikannya simpan pinjam tersebut karena

mereka berharap dengan didirikannya simpan pinjam tersebut masalah

keuangan masyarakat disekitar akan lebih terbantu.

Anggota dari simpan pinjam ini adalah para remaja dan ibu-ibu

dalam lingkungan satu RT sehingga dibuatlah sistem bergilir dengan

tujuan supaya anggotanya bisa adil dan merata dalam peminjamannya.

Anggota yang meminjam dan dalam pengembaliannya bisa dengan cara

mengangsur atau juga membayar langsung sekali lunas sesuai keingingan

dari anggota tersebut. Selama ini bendahara membuat laporan berbentuk

Page 57: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

43

tabel yang dibuat dengan alat tulis manual di dalam sebuah buku yang

sekiranya mudah dipahami oleh bendahara karena disini notabennya

masih pada belanjar dalam berkoperasi. Pada awal terbentuknya simpan

pinjam ini terbentuklah susunan kepengurusan sebagai berikut:

Ketua : Muhammad Arief

Bendahara : Wulan Sari

Sekertaris : Pulung Aditya Nugroho

Perjalanan simpan pinjam ini pun ada hambatannya yaitu

lemahnya sumberdaya manusia yang dimiliki dan kesadaran anggota yang

relatif masih minim terhadap gerakan koperasi, sehingga simpan pinjam

ini pun berjalan sangat lamban.

Namun kini koperasi simpan pinjam ini mulai mengembangkan

usaha di bidang kerajinan tangan yang di kembangkan oleh remaja yang

sudah atau yang belum belum memiliki skil dalam membuat kerajinan

tangan pun diajarin supaya mampu mempunyai kemampuan dalam

membuat kerajinan tangan walau sementara tidak di produksi banyak

hanya apabila ada pesanan baru di kerjakan, namun usaha ini terbilang

cukup menarik banyak peminat terutama kaum hawa yang tertarik

memiliki tas, sepatu, dll. Dan kerajinan tangan disini adalah kerajinan

tangan merajut dan target pasarnya beragam dari remaja hingga orang tua

yang memiliki anak kecil, kebanyakan dari mereka tertarik memesan

kerajinan rajutan karena suka dengan desain dan ingin tampil beda

dengan yang lain.

Page 58: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

44

Dalam usaha kerajinan merajut ini diketuai oleh sodari Kustinah

selaku yang dituakan dan beliau juga yang mengajari para remaja untuk

bisa membuat kerajinan tangan merajut. Tapi karena keterbatasan alatnya

membuat remaja yang belajar merajut pun harus bergantian untuk

mempraktikannya namun demikian para remaja sangat antusias dalam

belajar merajut.

2. Visi dan Misi

a. Visi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

Menjadi Simpan Pinjam yang maju dan mensejahterakan para

anggotanya.

b. Misi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan

yang berkesinambungan.

2) Memberikan pembiayaan pada anggota

untuk tujuan produktif.

3) Meningkatkan kesejahteraan para anggota

dan calon anggota.

4) Meningkatkan pendapatan.

5) Melakukan pendampingan usaha dan

konsultasi usaha anggota dan calon anggota.

3. Produk Simpanan di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

a. Simpanan Sukarela

Page 59: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

45

Simpanan sukarelaadalah dana anggota yang

disimpan/dititipkan ke Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dan dapat

diambil sewaktu-waktu, ketentuan dan karakteristiknya yaitu:

1) Setoran awal minimal Rp 10.000,-

2) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu selama

ada konfirmasi terlebih dahulu.

3) Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran dan

penarikan simpanan di lokasi anggota).

b. Simpanan Sukarela Pelajar

Simpanan sukarela pelajar adalah simpanan yang

diperuntukkan bagi para pelajar, ketentuan dan karakteristiknya yaitu:

a. Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 5.000,-

b. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu setiap

hari selama ada konfirmasi terlebih dahulu.

c. Melayani sistem jemput bola (pelayanan penarikan setoran dan

penarikan simpanan di lokasi anggota).

c. Simpanan Tamasya

Simpanan tamasya adalah simpanan yang direncanakn untuk

tamasya/wisata/tour, ketentuan dan karakteristiknya yaitu:

a. Setoran awal (pembukaan rekening) minimal Rp. 10.000,-

b. Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-

c. Pengambilan bisa dilakukan 5 hari sebelum tanggal

keberangkatan

Page 60: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

46

4. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

Pengurus

RA (Rapat

Anggota)

Badan

Pengawas

Manajer

Bendahara Pengelola

Anggota

Page 61: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

47

Gambar 2.1

Struktur organisasi koperasi simpan pinjam “Hati Ratu”

Keterangan:

a. Rapat anggota: pemegang rapat tertinggi Koperasi simpan pinjam

“Hati Ratu”

b. Pengurus

Ketua : Muhammad Arief

Sekretaris : Pulung Aditya Nugroho

Bendahara : Wulan Sari

c. Dewan Pengawas

Ketua : Sugiyanto

Anggota : Sutanto

d. Manager : Muniarti

e. Pengelolah : Ahsanul Achsan

Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur

organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengarahkan,

mengawasi, dan memeriksa kegiatan koperasi menjamin bahwa koperasi

simpan pinjam telah berjalan sesuai dengan peraturan yang telah

disepakati dan tidak menyimpang dari peraturan koperasi simpan pinjam

tersebut.

Page 62: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

48

5. Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang sedang di jalankan oleh koperasi simpan

pinjam “Hati Ratu” meliputi pembiayan usaha kecil dengan sasaran

kegiatan usaha rumahan yakni usaha rajutan dari tangan dan penyewaan

kursi dan lampu skala kecil dari pembiayaan usaha tersebut terbilang

cukup baik di pasaran namun terkendala dengan orang yg memiliki skil

merajut dengan tangan sehingga pemesanan barang pun belum bisa

mencakup banyak, lama pengerjaannya pun tergantung besar kecilnya

pesanan barang tersebut dari hasil rajutan ini barang-barang yang dapat

dipesan adalah tas, sepatu, aksesoris bayi, dll. Kalau dari penyewaan kursi

dan lampu tidak ada kendala yang berat karena target penyawaan ini hanya

sekitaran sekelurahan saja.

B. ProsedurSimpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

Prosedur dalamsimpan pinjam bergilir “Hati Ratu” ini dilakukan

dengan sistem bergilir disini dimaksudkan agar dalam praktek simpan pinjam

tidak hanya itu-itu saja anggota yang meminjam dan dana simpan pinjam

disini dapat dirasakan secara merata oleh semua anggota simpan pinjam

tersebut apabila anggota simpan pinjam yang mendapat jatah pinjaman belum

membutuhkan dana pinjaman maka barulah ditawarkan kepada anggota yang

Page 63: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

49

lain dan itupun lewat persetujuan anggota yang seharusnya mendapatkan jatah

dana simpan pinjam tersebut.

1. Syarat untuk mengajukan menjadi anggota koperasi simpan pinjam “Hati

Ratu” adalah sebagai berikut:

a. Anggota harus bertempat tinggal di wilayah koperasi simpan pinjam

“Hati Ratu”

b. Mengajukan foto copy KTP atau kartu pelajar dan menunjukan

aslinya

c. Mengajukan foto copy KK dan menunjukan aslinya

d. Sanggup memenuhi dan melaksanakan ketentuan-ketuan dalam

koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu”

e. Minimal sudah menetap di wilayah tersebut selama 7 tahun

f. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan

peraturan yang berlaku

2. Prosedur peminjam

a. Peminjam adalah anggota dari koperasi simpan pinjam bergilir “Hati

Ratu” yang sudah terdaftar di buku anggota simpan pinjam

b. Lama peminjam adalah 3-5 bulan setelah menjadi anggota sebelum

melakukan peminjaman dana.

c. Peminjam harus mau menunggu sampai jatah nomor urut peminjaman

yang telah di undi sesuai kesepakatan.

Page 64: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

50

d. Peminjam dapat meminjam dana sebelum jatah nomor urutan apabila

ada persetujuan anggota simpan pinjam yang mendapat nomor urut

pada waktu tersebut.

3. Pembagian SHU

Pendapatan dari anggota : Rp 1.330.000

Pendapatan dari bukan anggota : Rp 450.000

Beban total : Rp 300.000

Berdasarkan raspat anggota tahunan, SHU dibagi sebagai berikut:

Dana cadangan : 40%

Jasa simpanan : 20%

Jasa anggota : 25%

Jasa lain-lain : 15%

Beban anggota : 70%

Beban bukan anggota : 30%

Pembahasan

SHU seluruh anggota

= Rp 1.330.000 - (beban anggota x beban total)

= Rp 1.330.000 - (70% x Rp 300.000)

= Rp 1.330.000 – Rp 210.000

= Rp 1.120.000

Jasa anggota

= 25% x SHU

Page 65: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

51

= 25% x Rp 1.120.000

= Rp 280.000

4. Lama angsuran pinjaman

Jangka lama angsuran dana pinjaman disini termasuk dalam jangka

pendek yakni cuma kisaran 1-5 bulan saja dan dapat meminjam dana lagi

sesuai nomor urut atau sesuai dengan kesepakatan anggota simpan pinjam

yang lain.

5. Sistem Simpan

Dalam koperasi simpan pinjam “Hati Ratu” menggunakan sistem

bagi hasil dan sistem kekeluargaan, apabila mengalami kerugian di

tanggung bersama begitu pula kalau mengalami keuntungan maka

keuntungan tersebut di bagi antara pihak anggota dengan pihak koperasi

simpan pinjam.

6. Sistem Pinjam

Sistem pinjam dalam koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu”

dilakukan secara bergilir dalam melakukakn pinjaman yang bertujuan

supaya semua anggota dapat meminjam dana dari koperasi simpan pinjam

tersebut karena masih terbatasnya dana simpan pinjam dan dengan cara

ini para pengurus berharap dapat meningkatkan dana simpan pinjam

dalam jagka waktu yang tidak terlalu lama.

Page 66: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

52

Seperti contoh dalam koperasi simpan pinjam memiliki 20 anggota

dan semua anggota disini dalam menentukan urutan nomor pinjaman

dilakukan dengan menggunakan nomor undian dan telah disepakati oleh

semua anggota koperasi simpan pinjam dan apabila ada anggota baru

maka mendapatkan nomor seterusnya tanpa melakukan undian nomor

lagi.

C. Respon anggota dengan dibentuknya koperasi simpan pinjam

bergilir “Hati Ratu”

Respon anggota terhadap Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati

Ratu” mendukung karena mereka merasa dengan adanya simpan pinjam

tersebut dapat membantu perekonomian keluarga mereka sehingga dapat

berkembang kehidupan mereka karena dana dari simpan pinjam tersebut

bisa mereka pergunakan sebagai tambahan modal usaha, modal bertani,

dll, namun ada juga anggota yang kurang mendukung simpan pinjam

tersebut karena sering terjadi perselisihan antar anggota soal peminjaman

dan merekapun berpikiran kalau simpan pinjam tersebut dapat berdampak

makin banyaknya masyarakat yang terbebani dengan hutang dan bunga

yang diberikan oleh pihak simpan pinjam tersebut.

Namun dengan dilakukannya secara bergilir dalam meminjam

dana, semua anggota pun dapat merasakan meminjam dana dan tidak

hanya segelintir orang saja yang merasakan meminjam dana simpan

pinjam, karena masih terbatasnya dana yang di pinjamkan namun banyak

Page 67: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

53

anggotanya yang memerlukan pinjaman tapi para anggota pun dapat

bertukar giliran dalam meminjam dana apabila sangat mendesak butuh

dana tetapi harus meminta persetujuan kepada anggota yang mau di ajak

bertukar giliran, baru setelah itu melaporkan kepada pengurus simpan

pinjam.

Namun demikian masih ada anggota yang memiliki respon yang

rendah terhadap Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dengan

diterapkannya meminjam dana dengan cara begilir, ada anggotanya yang

berselisih ketika meminta persetujuan bertukar giliran sedangkan mereka

juga sedang sama-sama butuh dana pinjaman sehingga menimbulkan

sedikit keributan, bahkan ada juga dari anggota simpan pinjam yang

merasa tidak terima apabila ada anggota yang bertukar giliran padahal

anggota tersebut jauh-jauh hari sudah meminta persetujuan bertukar giliran

dengan anggota yang sama namun anggota tersebut tidak mau bertukar

dengan alasan juga lagi membutuhkan dana. Bahkan sampai ada anggota

yang mengajukan bertukar giliran dengan anggota lainnya tetapi dana

pinjamannya di potong sesuai kesepakatan mereka sebagai ganti bertukar

giliran.

Page 68: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

54

BAB IV

ANALISIS PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP

KOPERASI SIMPAN PINJAM BERGILIR “HATI RATU” DESA LEREP

KEC. UNGARAN BARAT KAB. SEMARANG

A. Analisis Proses Peminjaman Bergilir diKoperasi Simpan Pinjam Begilir

”Hati Ratu” di Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang

Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” adalah merupakan

lembaga keuangan non bank yang kegiataannya menghimpun dan

menyalurkan dana bagi kepentingan masyarakat. Berdasarkan wawancara

dengan Mas Muhammad Arief selaku ketua dari Koperasi Simpan Pinjam

Bergilir “Hati Ratu” Desa Lerep Kec. Ungaran Barat Kab Semarang, pada

hari rabu 11 Januari 2017 pukul 18.30 WIB, menyatakan bahwa, dalam

proses peminjaman di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu”

dilakukan dengan cara bergilir yang bertujuan supaya para anggota dapat

secara merata meminjam dana di Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati

Ratu” dikarenakan kebanyakan dari anggota koperasi simpan pinjam tersebut

dari golongan menengah kebawah yang notabennya membutuhkan dana

pinjaman untuk memenuhi kebutuhan mereka dan masih terbatasnya dana di

Page 69: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

55

koperasi simpan pinjam tersebut dan masih dikembangkan oleh para

pengurus koperasi simpan pinjam tersebut.

Karena masih terbatasnya dana dari koperasi simpan pinjam tersebut

maka dibuat bunga dengan besaran 10% namun apabila meminjam dana di

Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati Ratu” dibawah 100.000 maka bunga

10% tersebut tidak berlaku namun dikenakan bunga 10.000 sehingga banyak

beberapa anggota yang merasa terbebani dengan bunga tersebut apabila

pinjam dana dibawah 100.000,. kebanyakan dari mereka yang meminjam

dana dibawah 100.000 hanya untuk membeli sembako keperluan sehari.

Walau begitu banyak anggota yang masih meminjam dibawah 100.000

karena pembayarannya tidak terlalu banyak dan menerima bunga yang

diberikan oleh pengurus Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hari Ratu”.

Pada jangka waktu yang diberikan pun ada perbedaan antara yang

pinjam dana 100.000 kebawah diberikan jangka waktu satu bulan saja

sedangkan yang meminjam lebih dari 100.000 jangka waktu pengembalian 3-

5 bulan yang diberikan oleh pihak koperasi simpan pinjam tersebut walau

sempat ada anggota yang mempertanyakan kebijakan itu namun tidak

ditanggapi serius oleh pihak pengurus Koperasi Simpan Pinjam Bergilir “Hati

Ratu”.

Perubahan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berkaitan dengan

perekonomian nasional dan kesejahteraan nasional terjadi pada saat

amandemen keempat, yaitu pada Sidang Tahunan MPR RI tahun 2002. Pada

Page 70: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

56

Sidang Tahunan MPR RI tahun 2002 tersebut menghasilkan putusan untuk

mengubah ketentuan Pasal 33 serta menghapus seluruh penjelasan Pasal 33

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berubah menjadi: (Hudiyanto, 2002:184)

1) Perekonomian disusun dan dikembangkan sebagai usaha bersama

seluruh rakyat secara berkelanjutan berdasar atas keadilan, efisiensi

dan demokrasi ekonomi untuk menunjukkan kemakmuran,

kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai dan/atau diatur oleh

negara berdasarkan asas keadilan dan efisiensi yang diatur dengan

undang-undang.

3) Bumi, air dan dirgantara serta kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai dan/atau diatur Negara dan dipergunakan untuk

sebesarbesar kemakmuran yang diatur oleh undang-undang.

4) Pelaku ekonomi adalah koperasi, Badan Usaha Milik Negara dan

usaha swasta termasuk usaha perorangan.

5) Penyusunan dan pengembangan perekonomian nasional harus

senantiasa menjaga dan menghargai hak ulayat, serta menjamin

keseimbangan dan kemajuan seluruh wilayah negara.

Koperasi Simpan Pinjam telah menjadi lembaga keuangan alternatif

bagi masyarakat. Peran Koperasi, khususnya Koperasi Simpan Pinjam

semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Koperasi

Simpan Pinjam menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk

Page 71: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

57

mendapatkan dana dalam upaya memperbaiki taraf kehidupan, pemenuhan

kebutuhan sehari-hari dan mengembangkan usaha (Tatik, dkk, 2008:1).

Bank Indonesia menyebutkan bahwa dilihat dari jumlah pinjamannya

(kredit/pembiayaan yang disalurkan) posisi Koperasi Simpan Pinjam dan Unit

Simpan Pinjam termasuk dua besar setelah Bank Republik Indonesia (BRI)

Unit Desa. Jumlah kredit yang disalurkan masing-masing sebesar Rp

6.141.400 juta (41,87%) untuk BRI Unit Desa serta Koperasi Simpan Pinjam

dan Unit Simpan Pinjam adalah Rp 4.159.867 juta (28,36%). Dilihat dari

jumlah lembaganya, Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

merupakan lembaga keuangan mikro yang paling banyak dan tersebar ke

pelosok tanah air (Suhendra, 2004:76)

Masyarakat hanya berfikir untuk kepentingan sendiri karena bagi

masyarakat sendiri koperasi simpan pinjam sangat membantu dalam

perekonomian masyarakat selain itu proses peminjaman di koperasi simpan

pinjam tidak terlalu rumit karena tidak memakai jaminan melainkan

menunjukan persyaratan seperti KTP atau kartu, KK, dan kartu anggota

koperasi simpan pinjam tersebut. Tidak adanya jaminan dalam peminjaman

dana di koperasi simpan pinjam “Hati Rati” bertujuan agar masyarakat lebih

tenang dan nyaman ketika meminjam dana tanpa harus memikirkan soal

jaminan, ini salah satu strategi dari koperasi simpan pinjam “Hati Ratu” untuk

mengajak masyarakat bergabung menjadi anggota sehingga koperasi simpan

pinjam “Hati Ratu” semakin berkembang dan para anggotanya pun bisa

semakin terangkat perekonomiannya.

Page 72: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

58

Praktek peminjaman secara bergilir ini pun sukses mengembangkan

dana pinjaman dan mengembangkan usaha seperti rajutan dan peminjaman

kursi buat acara-acara tertentu, walau terbilang usaha kecil-kecilan namun

cukup sukses dalam menjalankan usaha tersebut sehingga semakin lama

semakin menambah dana di koperasi simpan pinjam “Hati Ratu”. Besaran

uang sewa dalam usaha penyewaan kursi ini pun dibandrol 100rb untuk

meminjam semua kursi yang tersedia dan jumlahnya baru 100 unit namun

apabila cuma menyewa 50 unit biaya sewanya dibandrol 70rb sesuai

kesepakatan kedua belah pihak.

Dengan adanya koperasi simpan pinjam ini pun membuat masyarakat

atau anggota merasa tidak perlu kawatir lagi soal dana untuk keperluan sehari-

hari maupun modal usaha mereka untuk memperluas ataupun menambah

jumlah pertanian yang ingin petani tambah, menambah dagangan yang

membuka warung makan sehingga mereka dapat menambahkan menu dalam

warung makan mereka dengan tujuan menarik banyak konsumen untuk

membeli karena ada banyaknya pilihan menu dalam warung tersebut.

B. Analisis Undang-Undang Koperasi Terhadap Simpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu”

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa koperasi simpan pinjam

bergilir “Hati Ratu” bergerak di bidang simpan pinjam, dan karena itu maka

fungsinya lebih mirip Bank.Namun dengan mekanisme yang tentunya berbeda

dengan Bank.Diantaranya adalah yang dilayani dalam koperasi hanya

Page 73: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

59

anggota, sedangkan dalam Bank tidak dikenal adanya istilah anggota.Hal

tersebut mempengaruhi hubungan yang ada, kalau dalam koperasi anggota

adalah konsumen sekaligus pemilik lembaga tersebut, sedangkan dalam Bank

hanya sebatas hubungan nasabah dan Bank (konsumen dan produsen).

Koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” melaksanakan kegiatan

pinjam meminjam uang, menurut penulis kegiatan tersebut termasuk dalam

kategori jenis Koperasi Unit Desa (KUD) berdasarkan lapangan usaha dan

ditinjau sesuai Pasal 3 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian yang berbunyi “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945”.

Pengaturan mengenai penyelenggaraan kegiatan Koperasi Simpan

Pinjam mengacu pada Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian (selanjutnya disebut Undang-Undang No 25 Tahun 1992),

Peraturan Pemerintah No 9 Tahun1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam oleh Koperai (selanjutnya disebut PP No 9 Tahun 1995) serta

Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 351/KEP/M/XII/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi (selanjutnya disebut Kepmen

No: 351/KEP/M/XII/1998). Mengenai kegiatan usaha koperasi, Undang-

Page 74: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

60

Undang No 25 Tahun 1992 mengaturnya pada Pasal 44. Adapun Pasal 44

tersebut berbunyi:

1) Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui

kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk:

a. Anggota koperasi yang bersangkutan

b. Koperasi lain dan/atau anggotanya

2) Kegiatan usah simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu

atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi.

3) Pelaksanaan kegiatan koperasi diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah.

Ketentuan di atas menjadi dasar hukum yang kuat bagi koperasi untuk

melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam, baik sebagai salah satu ataupun

satu-satunya kegiatan usaha koperasi sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat yang lingkupnya terbatas.

Mengenai keanggotaan koperasi, Undang-Undang No 25 Tahun 1992

mengaturnya dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 20. Berdasarkan Pasal 17

ayat (1) Undang-Undang No 25 Tahun 1992, anggota koperasi adalah sebagai

pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Makna yang terkandung dalam

pernyataan ini, dipihak yang satu, keberadaan anggota sebagai pemilik

berkewajiban memberi kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki (sense of

belonging) pada koperasinya. Dipihak lain, anggota sebagai pengguna jasa

mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau nilai tambah atau manfaat

Page 75: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

61

ekonomis dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta

anggota dalam kegiatan usaha koperasi (Muslimin, 2002:16).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah peneliti lakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses dalam koperasisimpan pinjam bergilir “Hati Ratu” ini

dilakukan dengan sistem bergilir disini dimaksudkan agar dalam

praktek simpan pinjam tidak hanya itu saja anggota yang

meminjam dan dana simpan pinjam disini dapat dirasakan secara

merata oleh semua anggota koperasi simpan pinjam tersebut

apabila anggota koperasi simpan pinjam yang mendapat jatah

pinjaman belum membutuhkan dana pinjaman maka barulah

ditawarkan kepada anggota yang lain dan itupun lewat persetujuan

anggota yang seharusnya mendapatkan jatah dana simpan pinjam

tersebut dengan bunga pinjaman sebesar 10%.

Proses dalam meminjam dana disini pertama sesuai dengan

urutan peminjaman, peminjam adalah anggota dari koperasi

simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” yang sudah terdaftar di buku

anggota koperasi simpan pinjam, lama peminjam adalah 3-5 bulan

setelah menjadi anggota sebelum melakukan peminjaman dana,

Page 76: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

62

peminjam harus mau menunggu sampai jatah nomor urut

peminjaman yang telah di undi sesuai kesepakan, peminjam dapat

meminjam dana sebelum jatah nomor urutan apabila ada

persetujuan anggota koperasi simpan pinjam yang mendapat nomor

urut pada waktu tersebut.

2. Respon masyarakat terhadap Koperasi Simpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu” mendukung karena mereka merasa dengan adanya

simpan pinjam tersebut dapat membantu perekonomian keluarga

mereka sehingga dapat berkembang kehidupan mereka karena dana

dari simpan pinjam tersebut bisa mereka pergunakan sebagai

tambahan modal usaha, modal bertani, dll, namun ada juga

masyarakat yang kurang mendukung simpan pinjam tersebut

karena sering terjadi perselisihan antar anggota soal peminjaman

dan merekapun berpikiran kalau simpan pinjam tersebut dapat

berdampak makin banyaknya masyarakat yang terbebani dengan

hutang dan bunga yang diberikan oleh pihak simpan pinjam

tersebut.

Namun dengan dilakukannya secara bergilir dalam

meminjam dana, semua anggota pun dapat merasakan meminjam

dana dan tidak hanya segelintir orang saja yang merasakan

meminjam dana simpan pinjam, karena masih terbatasnya dana

yang di pinjamkan namun banyak anggotanya yang memerlukan

pinjaman tapi para anggota pun dapat bertukar giliran dalam

Page 77: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

63

meminjam dana apabila sangat mendesak butuh dana tetapi harus

meminta persetujuan kepada anggota yang mau di ajak bertukar

giliran, baru setelah itu melaporkan kepada pengurus simpan

pinjam.

Namun demikian masih ada masyarakat yang memiliki

respon yang rendah terhadap Koperasi Simpan Pinjam Bergilir

“Hati Ratu” dengan diterapkannya meminjam dana dengan cara

begilir, ada anggotanya yang berselisih ketika meminta persetujuan

bertukar giliran sedangkan mereka juga sedang sama-sama butuh

dana pinjaman sehingga menimbulkan sedikit keributan, bahkan

ada juga dari anggota simpan pinjam yang merasa tidak terima

apabila ada anggota yang bertukar giliran padahal anggota tersebut

jauh-jauh hari sudah meminta persetujuan bertukar giliran dengan

anggota yang sama namun anggota tersebut tidak mau bertukar

dengan alasan juga lagi membutuhkan dana. Bahkan sampai ada

anggota yang mengajukan bertukar giliran dengan anggota lainnya

tetapi dana pinjamannya di potong sesuai kesepakatan mereka

sebagai ganti bertukar giliran.

3. Koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu” melaksanakan

kegiatan pinjam meminjam uang, menurut penulis kegiatan

tersebut termasuk dalam kategori jenis Koperasi Unit Desa (KUD)

berdasarkan lapangan usaha dan ditinjau sesuai Pasal 3 Undang-

Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang berbunyi

Page 78: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

64

“koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945”.

B. Saran

1. Sebaiknya koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu”

menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam sesuai dengan prinsip

Undang-Undang Koperasi.

2. Sebaiknya koperasi simpan pinjam bergilir “Hati Ratu”

menambahkan pengurus yang lebih paham tentang koperasi

simpan pinjam agar lebih tertata dan semakin maju.

Page 79: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Chidir, Badan Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 1999

Asshiddiqie, Jimly, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Konpress, Jakarta,

2006

Bahri Nurdin, SE.MS., Perkenalan dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi,

(Jakarta: t.t., 1993)

Drs. Hendisuhendi, M. Si, Fiqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, (jakarta:

PT. Raja Grafindo persada, 2002.

E. Vogel, Frank, & Samuel L. Hayes, III, Hukum Keuangan Islam Konsep, Teori

dan Praktik, Penerbit Nusamedia, Bandung, 2007

Estom, Aitonang, dkk, Pendampingan KomunitasPedesaan, Jakarta : Seketariat

Bina Desa, Yogyakarta, 2001

Hadi, Sutrisno. 1994. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offse.

Haroen, Nasroen, Fiqih Mu’amalah, Gaya media Pratama, Jakarta, 2002

http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/koperasi/aturan-koperasi-simpan-pinjam

https://id.wikipedia.org/wiki/Musyarakah

Page 80: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

66

http://konselingberbagi.blogspot.co.id/2015/07/rukun-syarat-macam-akad-dalil-

hikmah-syirkah.html

Hudiyanto, Sistem Koperasi Ideologi dan Pengelolaan, UII Press, Yogyakarta,

2002

Junaedi B. SM, Islam dan Intreprenedrialisme: Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis

Modern, Kalam Mulia, Jakarta, 1993

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Rajagrafindo Persada,

Jakarta, 2013

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik

Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/1X/2004

Lepank, 2012, Pengertian Simpan Pinjam, (Online),

http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-simpan-pinjam.html

M. Firdaus, S.P., MM dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori dan

Praktek, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004)

Muhammad, Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan

Praktek, (Jakarta Ghalia Indonesia. 2002)

Moeleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 81: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

67

Nasution, Muslimin, Evaluasi Kinerja Koperasi Metode Sistem Diagnosa, Bank

Bukopin dan TPP-KUKM (Tim Pengkajian Pengembangan Koperasi dari UKM),

Jakarta, 2002

Nawawi, Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Ghalia Indonesia,

Bogor, 2012

R.T. Sutantya Rahardja Hardhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2005

Siti Irma Fatimah, Analisa Strategi Koperasi Pondok Pesantren dalam

pemberdayaan Ekonomi Rakyat (studi pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas

Subang Jawa Barat). Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Muamalah, Perbankan

Syariah, UIN Jakarta, 2006

Suryani, Tatik, dkk, Manajemen Koperasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008

Suwandi, Ima,Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial,Penerbit

Bharata Karya Aksara, Ujung Pandang, 1986

Sukamdiyo, Ing, Manajemen Koperasi, Jakarta: Erlangga, 1996

Syarifudin, Amir. 1997. Ushul Fiqih Jilid 1. Jakarta: Logos.

Titik Sartika P. & Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil?Menengah

dan Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2002

W.J.S. Poerwadarminta, kamus umum bahasa indonesia, Jakarta :P.H. Balai

Pustaka, 1976

Page 82: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

68

Page 83: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

LAMPIRAN

Page 84: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara
Page 85: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara
Page 86: TINJAUAN UNDANG-UNDANG KOPERASI TERHADAP PRAKTEK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5042/1/skripsi.pdf · Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Lembaran Negara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sigit Septiawan

TTL : Kab.Semarang, 30 September 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Dusun Lerep Rt 07 Rw 02 Kec. Ungaran Barat

: Kab.Semarang

Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1) Fakultas Syari’ah Jurusan Hukum Ekonomi

: Syari’ah IAIN Salatiga

Riwayat Pendidikan

TK : TK Lestari Lulus Tahun 1999

SD : SDN Lerep 1 Ungaran Lulus Tahun 2005

MTS : MTS NU Ungaran Lulus Tahun 2008

SMK : SMK NU Ungaran Lulus Tahun 2011

Sarjana (S1) : IAIN Salatiga Lulus Tahun 2018

Ungaran, 21Maret 2018

Sigit Septiawan