TINJAUAN TURIDIS TINDAK PIDANA KEKERASAN PSIKIS …

74

Transcript of TINJAUAN TURIDIS TINDAK PIDANA KEKERASAN PSIKIS …

ii

TINJAUAN TURIDIS TINDAK PIDANA KEKERASAN

PSIKIS TERHADAP ISTRI STUDI KASUS PUTUSAN

NOMOR 83/PID.SUS/2017/PN/SINJAI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

MARDIANA

NIM. 160107011

Pembimbing:

1. Dr. Ismail, M.Pd

2. Andi Alauddin, S.H., M.H

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM (HPI)

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

MUHAMMADIYAH SINJAI

2020

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mardiana

Nim : 160107011

Program studi: Hukum Pidana Islam (HPI)

Menyatakan dengan yang sebenarnya bahwa:

1. skripsi ini benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan Plagiasi atau duplikasi dari tulisan/karya orang

lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran

saya sendiri.

2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri

selain, kutipan yang di tunjukkan sumbernya. Segala

kekeliruan yang ada didalamnya adalah tanggung jawab

saya.

Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya.

Bilamana dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sinjai, 26 Agustus 2020

Yangmembuat pernyataan,

Mardiana

NIM: 160107011

iv

v

ABSTRAK

Mardiana : Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Psikis

Terhadap Istri Studi Kasus Putusan

Nomor/83/Pid.Sus/2017/PN.SNJ. Skripsi , Sinjai: Program

Hukum Pidana , Fakultas Ekonomi dan Hukum Pidana Islam

IAI Muhamamadiyah Sinjai, 2020.

Skripsi ini menbahas tentang bagaimana pertimbaangan

hakim dalam menyatuhkan putusan terhadap suatu kasus tindak

pidana kelerasan psikis terhadap istri dan penerapan hukum

hakim terhadap tindak pidana kekerasan psikis terhadap istri

berdasarkan nomor putusan 83/Pid.sus/2017/PN.Sinjai,

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menguraikan penerapan

hukum pidana terhadap tindak pidana kekerasan psikis terhadap

putusan nomor 83/Pid.sus/2017 /PN.SNJ 2. Untuk

mendeskripsikan pertimbangan hukum hakim dalam

menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana kekerasan psikis

terhadap putusan nomor 83/Pid.sus/2017/PN.SNJ Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif,

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif-

empiris.Subjek penelitian ini adalah hakim dalam pertimbangan

dan penerapan dalam tindak pidana kekerasan terhadap istri

khususnya tindak pidana psikis pengumpulan data

menggunakan metode wawancara , observasi , dan

dokumentasi.

Hasil penelitian menunjuhkan bahwa 1) Hakim dalam

penerapan hukum terhadap tindak pidana terhadap putusan

nomor /83/ Pid.sus/2017/ PN.SNJ sudah sesuai dengan

Undang-Undang No 45 ayat 1 dan 2 Tentang Penhapusan

Kekerasan dalam rumah tangga.Namun dalam menberikan

putusan terhadap terdakwa terlalu tinggi. 2) Pertimbaangan

hakim dalam menberikan putusan terhadap putusan nomor

83/Pid.sus/2017/PN.SNJ tidak mertimbangakan dari aspek

vi

yang meringakan dan menberatkan untuk terdakwa itu sendiri,

perlunya hakim mempertimbankan aspek sosiologis dari

terdakwa.Kedepanya diharapkan kepada hakim dalam

menberikan putusan lebih menperthatikan aspek meringakan

dan menberatkan agar depannya penegakan hukum lebih baik

dan mendapakan kepastian hukum terhadap terdakwa.

Penerapan dan pertimbangan hukum dalam menberikan

hukuman terhadap putusan nomor 83/Pid.Sus /PN.SNJ dirasa

hakim harus lebih menperhatikan berbagai aspek agar

kedepanya penerapan hukum dan pertimbangan hakim agar

pandangan masyarakat terlebih yang terlibat masalah hukum

memastikan rasa kepastian hukum tetapi juga memenuhi rasa

keadilan.

Kata Kunci : Tinjauan hukum, perapan, pertimbangan

vii

ABSTRACK

Mardiana:juridical review of the crime of psychological

violence against the wife of the case studi verdict number

83/Pid.sus/2017/PN.Sinjai.essay,sinjai :program law criminal

islamic,faculty of economics and law islamic Institusi agama

islam muhammadiyah sinjai 2020.

This thesis discusses how judges consider deancesiao a

decision on a criminal case of psychological violence against a

wife based on the number of decisions 83/Pid.sus/2017/PN/

Sinjai. This research aims to out lines application criminal law

against criminal acts of psychological yiolence agaist verdict

number 83/Pid.sus/2017/PN.Sinjai.

Reseach which in use is qualitativ, Apporoach is that in use

method is a normative approach- empirical reseacch subject

this is judge in considering and application in a violent crime

violence against wife especiaally psycsic crime data collection

using interviews observasi dan documentation show that

1.research result judges in the application of the law against a

criminal act against the verdict number

83/Pid.sus/2017/PN.Sinjai. already appropriate by law No.45

ayat 1 dan 2 and about detetion eliminating violence in the

house hold but in giving verdict against tho defandant was too

tall 2. Judge's conside cation in giving verdict against the

becision number 83/Pid.sus/2017/PN.Sinjai. didn't tate into

account of a kightening aspect and weinghs heavily on the

accused it self, the future us expected to judge in give the

verdict more conerned the lightening and aggravating aspects

so that in the fature law enfoccement better and god.

Application legal cartainty against the accusud and cosideration

law in giving sentence against the verdict number

83/Pid.sus/PN/Sinjai in taste the judge must pay more

anttention to various aspects so that in the future application of

viii

law and judgment judje for his views public especially those

imcelved in the law problem ensure a sense of legal certainty

law but fulfills a sense of justice.

Key words:Legal review, application and consideration

v

v

KATA PENGANTA

بسم الله الرحمن الرحيما لحمد لله رب العلمين والصلاة والسلام علي اشرف الانبياء والمرسلين نبيانا

الهى محمد وعل واصحابه اجمعين اما بعد

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang telah

memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama penulis

studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih dan

penghargaan kepada:

A. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik dan

membesarkan;

B. Rektor IAI Muhammadiah Sinjai selaku pimpinan Institut Ag

ama islam Muhammadiyah Sinjai;

C. Wakil Rektor I, dan Wakil rector II Selaku unsur pimpinan

Institut Agama islam Muhammadiyah Sinjai;

D. Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam, selaku

pimpinan pada Tingkat Fakultas;

E. Dr. Ismail, M.Pd Selaku Pembimbing I dan Andi Alauddin,

S.H.,M.H Selaku Pembimbing II;

F. Andi Alauddin, S.H., M.H Selaku Ketua Prodi Studi

Hukum Pidana Islam;

G. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar selama

studi di Institut Agama islam Muhammadiyah Sinjai;

vi

H. Seluruh Pegawai dan Jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai

yang telah membantu kelancaran Akademik;

I. Kepala dan Staf Perpustakaan Institut Agama islam

Muhammadiyah Sinjai;

J. Teman-teman mahasiswa IAI Muhammadiyah Sinjai dan

berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang

telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai

studi.

K. Empat sekawan yang selalu ada suka maupun duka yang

selalu mengingatkan di kala kemalasan datang untuk

menyelesaikan skripsi kami motivasi dari teman-teman

terbaik ku hingga akhirnya penyelesain penulisan skripsi ini

berjalan lancar.

Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut

mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt., dan semoga

karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Sinjai,26 Agustus 2020

MARDIANA

NIM.160107011

vii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................. i

HALAMAN JUDUL................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................. iv

ABSTRAK ............................................................... v

ABSTRACK ............................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................. v

DAFTAR ISI ............................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................ 1

B. Batasan Masalah ............................................ 4

C. Tujuan penelitian ........................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI.......................................... 6

A. Kajian Teori .................................................. 6

B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................... 20

BAB III METODE PENELITIAN .......................... 22

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................... 22

B. Definisi Operasional ...................................... 22

viii

C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................... 22

D. Subjek dan Objek Penelitian ......................... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ............................ 23

F. Keabsahan Data ............................................. 24

G. Teknik Analisis Data ..................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum Lokasi Penelitian .............. 26

B. Hasil dan Pembahasan Penelitian .................. 31

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................... 47

B. Saran. ............................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA .............................................. 50

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni, perilaku manusia di dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan

bahkanmultikompleks.Perilaku demikian apabila ditinjau

dari segi hukum tentunya ada prilaku yang dapat

dikategorikan sesuai dengan norma dan ada prilaku yang

tidak sesuai dengan norma. Terhadap perilaku yang tidak

sesuai dengan norma (hukum) yang berlaku, tidak menjadi

masalah. Terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma

biasanya dapat menimbulkan permasalahan di bidang hukum

dan merugikan masyarakat.

Perilaku yang tidak sesuai norma atau dapat disebut

sebagai penyelewengan terhadap norma yang telah

disepakati ternyata menyebabkan terganggunya ketertiban

dan ketentraman kehidupan manusia. Penyelewengan yang

demikian, biasanya oleh masyarakat dikategorikan sebagai

suatu pelanggaran dan bahkan sebagai suatu kejahatan.

Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala

sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia,

masyarakat, atau bahkan negara. Kenyataan telah

2

membuktikan, bahwa kejahatan hanya dapat di cegah dan

dikurangi, tetapi sulit diberantas secara tuntas.

Kejahatan merupakan suatu nama atau istilah yang

diberikan orang untuk menilai perbuatan-perbuatan tertentu,

sebagai perbuatan jahat. Dengan demikian sipelaku disebut

penjahat.Walaupun demikian, penilaian tentang kejahatan

tampaknya masih bersifat relatif, tergantung pada manusia

siapa yang menilai. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa

yang disebut oleh seseorang sebagai kejahatan namun tidak

selalu di akui oleh orang/pihak lain sebagai kejahatan.

Kejahatan, dalam tingkat penerimaan oleh semua golongan

masih sering menimbulkan perbedaan pendapat mengenai

berat-ringannya hukuman yang pantas diberikan kepada

pelaku kejahatan.1

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan semakin

tingginya kemampuan manusia, hal ini dibuktikan dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka

bukan hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga

menimbulkan dampak negatif yang antara lain berupa

semakin cangihnya, berkembang ,dan bervariasinya

kejahatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

1Ali, achmad. Menguak Tabir Hukum , Suatu Kajian Filosofis Dan

Sosiologi, (PT. TokoGunung Agung Tbk:Jakarta. 2002)

3

Begitu pula yang terjadi di kabupaten sinjai tindak

pidana semakin banyak pula di temukan, dan semakin

berkembang tentunya ini menjadi perhatian yang cukup

serius dari aparat hukum dan penegak hukum maupun

masyarakat itu sendiri, namun saat ini kejahatan yang terjadi

serta tidak menutup kemungkinan kita saksikan di depan

mata.

Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang

banyak pula di temukan di kabupaten sinjai, pada hakikatnya

dapat ditekan, salah satu cara yaitu meningkatkan

komunikasi yang baik dan kesadaran individu dalam setiap

masyarakat untuk lebih respon terhadap sesamanya, saling

tegur menyapa dan meningkatkan tali silaturahmi baik itu

antar sesama keluarga maupun tetangga. Kejahatan

kekerasan psikis baik yang dilakukan dalam lingkup rumah

tangga maupun yang tidak, merupakan salah satu tindak

pidana yang paling sering terjadi di dalam masyarakat,

seperti halnya di kabupaten sinjai,tindak pidana kekerasan

ini biasanya dipengaruhi oleh latar belakang kurangnya

komunikasi antar sesama, kondisi-kondisi seperti kesibukan

dan acuh tak acuh secara relatif dapat memicu rangsangan-

rangsangan untuk melakukan suatu tindak pidana, seperti

tindak pidana kekerasan, penganiayaan dan pembunuhan.

4

Namun dalam hal ini penulis hanya mengfokuskan pada

tindak pidana kekerasan dalam lingkup rumah tangga.

sehingga penulis memilih judul “Tinjauan Yuridis Tindak

Pidana Kekerasan Psikis Terhadap Istri (Studi Kasus

Putusan Nomor : 83/Pid.sus/2017/PN.SNJ )”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis akan meneliti

bagaimana tinjauan yuridis tindak pidana kekerasan dalam

rumah tangga, khususnya tindak pidana kekerasan psikis.

C. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian tersebut di atas dan untuk

membatasi pokok kajian, maka penulis mengidentifika

sibeberapa permasalahan yang akan dibahas dengan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan hukum pidana terhadap tindak

pidana kekerasan psikis terhadap istri ?

2. Apa yang menjadi pertimbangan hukum hakim dalam

menjatuhkan putusan terhadap tindak pidanakekerasaan

psikis terhadap istri ?

5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

:

1. Untuk menguraikan penerapan hukum pidana terhadap

tindak pidana kekerasan psikis terhadap istri.

2. Untuk mendeskripsikan pertimbangan hukum hakim

dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana

kekerasan psikis terhadap istri.

E. ManfaatPenelitian:

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu

hukum pidana khususnya mengenai tindak pidana

kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami

kepada istrinya yang akhir-akhir ini sering terjadi.

2. Sebagai sumbangan pemikiran / masukan kepada pihak

aparat penegak hukum, khususnya dalam menangani

kasus tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga di

wilayah hukum Kabupaten Sinjai.

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Yuridis

Tinjauan yuridis yang dimaksud adalah tinjauan

yang berupa hukum, sedangkan hukum yang penulis kaji

di sini adalah hukum menurut ketentuan pidana. Dan

khusus dalam tulisan ini pengertian tinjauan yuridis yaitu

suatu kajian yang membahas mengenai penerapan

hukum pada pelaku tindak pidana dan apa yang menjadi

pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan tersebut.

2. Tindak Pidana

Istilah tindak pidana delik berasal dari istilah yang

dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu strafbaarfeit.

Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Belanda, dengan

demikian juga WvS Hindia Belanda KUHP, tetapi tidak ada

penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan

strafbaarfeit itu. Oleh karena itu, para ahli hukum berusaha

untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu. Sayangnya

sampaikini belum ada keseragaman pendapat.

Menerangkan bahwa di Indonesia sendiri

setidaknya dikenal ada tujuh istilah yang digunakan

sebagai terjemahan dari istilah Strafbaarfeit Belanda.

7

Istilah-istilah yang pernah digunakan, baik dalam

perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagaili

teratur hukum sebagai terjemahan dari istilah

Strafbaarfeit antara lain adalah tindak pidana, peristiwa

pidana, delik, pelanggaran pidana, perbuatan yang boleh

dihukum, perbuatan yang dapat dihukum dan yang

terakhir adalah perbuatan pidana.

3. KekerasanDalamRumahTangga.

Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga

KDRT sebelum adanya Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan KDRT. Berbagai

pendapat, persepsi, dan definisi mengenai KDRT

berkembang2 dalam masyarakat. Pada umumnya orang

berpendapat bahwa KDRT adalah urusan intern keluarga

dan rumah tangga. Anggapan ini telah membudaya

bertahun, berabad bahkan bermilenium lamanya, di

kalangan masyarakat termasuk aparat penegak hukum.

Jika seseorang perempuan atau anak disenggol di jalanan

umum dan ia minta tolong, maka masyarakat termasuk

aparat polisi akan segera menolong dia.

2Hamzah, Andi, 2008.Asasa-asasHukumPidana, RinekaCipta: Jakarta

8

Namun jika seseorang perempuan dan anak

dipukuli sampai babak belur di dalam rumahnya, walau

pun ia sudah berteriak minta tolong, orang segan

menolong karena tidak mau mencampuri urusan rumah

tangga orang lain. Berbagai kasus akibat fatal dari

kekerasan orang tua terhadap anaknya, suami terhadap

istrinya, majikan terhadap pembantu rumah tangga,

terkuak dalam surat kabar dan media masa. Masyarakat

membantu dan aparat polisi bertindak setelah akibat

kekerasan sudah fatal, korbannya sudah meninggal, atau

pun cacat. Telah menjadi satu trend dewasa ini, bahwa

masyarakat termasuk aparat penegak hokum berpendapat

bahwa diperlukan undang-undang sebagai dasar hokum

untuk dapat mengambil tindakan terhadap suatu

kejahatan, demikian pula untuk menangani KDRT.

Setelah di undangkannya Undang-Undang

KDRT, maka pengertian KDRT menurut Undang-

Undang perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan secara melawan hokum dalam lingkup

rumah tangga Undang Undang KDRT.

Lingkup rumah tangga dalam Undang-undang

ini meliputi:

9

a) Suami, istri, dan anak

b) Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga

dengan orang karena hubungan darah, perkawinan,

persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang

menetap dalam rumah tangga

c) Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan

menetap dalam rumah tangga tersebut.

d) Orang yang bekerja sebagaimana di maksud di atas

dipandang sebagai anggota keluargadalam jangka

waktu selama berada dalam rumah tangga yang

bersangkutan.Hanya saja selama ini fakta

menunjukkan bahwa korban yang mengalami

kekerasan dalam rumah tangga ini sebagian besar

adalah perempuan.Hanya saja selamat ini fakta

menujuhkan bahwa korban yang mengalami

kekerasan dalam rumah tangga ini sebagai besar

adalah perempuan.

4. Bentuk- Bentuk Tindak Pidana Kekerasan Dalam

Rumah Tangga

Dalam bab 3 pasal 5 undang-undang Nomor

23Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga diatur bahwa : Setiap orang dilarang

melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap

10

orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan

cara:kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan

seksual, penelantaran rumah tangga.

a. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah suatu tindakan

kekerasan seperti memukul, menendang, dan

mengakibatkan luka, rasa sakit, atau cacat pada

tubuh seseorang dalam lingkup rumah tangga

hingga menyebabkan kematian, dan kekerasan fisik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 lima huruf a

adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit,

jatuh sakit, atau luka berat Pasal 6 enam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Ancaman pidana bagi yang melakukan kekerasan

fisik diatur dalam Pasal 44 empat puluh

empatUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga, yang mengatur bahwa :Setiap orang yang

melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup

rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama

5tahun atau denda paling banyak Rp.

11

15.000.000,00.Dalam hal perbuatan sebagaimana

dimaksud pada ayat1 mengakibatkan korban

mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana

dengan pidana penjara paling lama 10tahun atau

denda paling banyak Rp. 30.000.000,00. Dalam hal

perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat

mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 15tahun atau denda

paling banyak Rp. 45.000.000.00. Dalam hal

perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1

dilakukan oleh suami terhadap isteri atau

sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau

halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 4bulan

atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00.

b. Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis adalah suatu tindakan

penyiksaan secara verbal seperti: menghina, berkata

kasar dan kotoryang mengakibatkan menurunnya

rasa percaya diri, meningkatkan rasa takut,

hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak

berdaya. Kekerasan psikis ini, apabila sering terjadi

12

maka dapat mengakibatkan istri semakin tergantung

pada suami meskipun suaminya telah

membuatnyamenderita di sisilain,

kekerasanpsikisjugamemicudendamdihati

seseorang dalam lingkup rumah tangga, dan

kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 huruf b adalah perbuatan yang

mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya

diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa

tidak berdaya, dan atau penderitaan.Psikis berat

pada seseorang Pasal 7Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga.

Dengan demikian, kekerasan bukan hanya

kekerasan fisik saja yang biasanya berakibat

langsung bisa dilihat mata seperti memarmemar di

tubuh atau goresan-goresan luka, tapi bisa

berbentuk sangat halus atau tidak kasat mata seperti

kecaman kata-kata yang meremehkan dan

sebagainya kekerasan psikis. Sedangkan kekerasan

emosional atau psikologis atau biasa disebut

kekerasan psikistidak menimbulkan akibat langsung

tapi dampaknya bisa sangat memutusasakan apabila

13

berlangsung berulang-ulang termasuk dalam

kekerasan emosional ini apakah penggunaan kata-

kata kasar, merendahkan atau mencemooh.

Misalnya membanding-bandingkan istri dengan

orang lain dengan mengatakan bahwa istri tidak

becus dan sebagainya. Kekerasan Psikis Berat,

berupa tindakan pengendalian, manipulasi,

eksploitasi, kesewenangan, perendahan dan

penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan

dan isolasi sosialtindakan dan atau ucapan yang

merendahkan atau menghinapenguntitankekerasan

dan atau ancaman kekerasan fisik, seksual dan

ekonomisyang masing-masingnya bisa

mengakibatkan penderitaan psikis berat berupa

salah satu atau beberapa hal berikut:

1) Gangguan tidur atau gangguan makan atau

ketergantungan obat atau di fungsi seksual yang

salah satu atau kesemuanya berat dan atau

menahun.

2) Gangguan stress pasca trauma.

3) Gangguan fungsi tubuh berat seperti tiba-tiba

lumpuh atau buta tanpaindikasi medis.

4) Depresi berat atau destruksi diri.

14

5) Gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak

dengan realitas atau bentuk psikotik lainnya.

6) Bunuh diri

Kekerasan Psikis Ringan, berupa

tindakan pengendalian, manipulasi,eksploitasi,

kesewenangan, perendahan dan penghinaan,

dalam bentuk pelarangan, pemaksaan, dan

isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang

merendahkan atau menghina; penguntitan;

ancaman kekerasan fisik, seksual dan

ekonomis;yang masing-masingnya bisa

mengakibatkan penderitaan psikis ringan, berupa

salah satu atau beberapa hal di bawah ini:

a) Ketakutan dan perasaan terteror

b) Rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya

diri, hilangnya kemampuanuntuk bertindak

c) Gangguan tidur atau gangguan makan atau

disfungsi Seksual

d) Gangguan fungsi tubuh ringan misalnya,

sakit kepala, gangguan pencernaan tanpa

indikasimedisFobia atau depresi temporer

Penjelasan. Untuk pembuktian kekerasan

15

psikis harus didasarkan pada dua

aspeksecara terintegrasi

(1) Tindakan yang diambil pelaku

(2) Implikasi psikologis yang dialami

korban

(3) Diperlukan keterangan psikologis atau

psikiatris yang tidak saja menyatakan

kondisi psikologis korban tetapi juga

uraian penyebabnya.

Ancaman pidana bagi yang melakukan

kekerasan psikis diatur dalam Pasal 45Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yang mengatur

bahwa : a. Setiap orang yang melakukan perbuatan

kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga

sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf b dipidana

dengan pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda

paling banyak Rp. 9.000.000,00.

c. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 dilakukan oleh suami terhadap

isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan

penyakit atau halangan untuk menjalankan

pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau

16

kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 4 bulan atau denda paling

banyak Rp. 3.000.000,00.

d. Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual adalah suatu perbuatan

yang berhubungan dengan memaksa istri untuk

melakukan hubungan seksual dengan cara-cara

yang tidak wajar atau bahkan tidak memenuhi

kebutuhan seksual istri, Dan Pasal 8 Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,

mengatur bahwa kekerasan seksual sebagaimana

dimaksud meliputi:

1. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan

terhadap orang yang menetap dalam lingkup

rumah tangga tersebut.

2. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah

seorang dalam lingkup rumah tangganya

dengan orang lain untuk tujuan komersial dan

atau tujuan tertentu. Ancaman pidana bagi

yang melakukan kekerasan seksual diatur

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

17

Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga, yang mengatur bahwa :

a. Pasal 46: Setiap orang yang melakukan

perbuatan kekerasan seksual sebagaimana

dimaksud pada dipidana dengan pidana

penjara paling lama 12 tahunatau denda

paling banyak Rp. 36.000.000,00

b. Pasal 47: Setiap orang yang memaksa orang

yang menetap dalam rumah tangganya

melakukan hubungan seksual sebagaimana

dimaksud dalam dipidana dengan pidana

penjara paling singkat 4 tahun dan pidana

penjara paling lama 15 tahun atau denda

paling sedikit Rp. 12.000.000, atau denda

paling banyak Rp. 300.000.000,00

c. Pasal48 : Dalam hal perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47

mengakibatkan korban mendapat luka

yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, mengalami gangguan daya

pikir atau kejiwaan sekurang kurangnya

selama 4 minggu terus menerus atau 1

tahun tidak berturut-turut, gugur atau

18

matinya janin dalam kandungan, atau

mengakibatkan tidak berfungsinya alat

reproduksi, dipidana dengan pidana

penjara paling singkat 5 tahun dan pidana

penjara paling lama 20 tahun atau denda

paling sedikit Rp.25.000.000,00dan denda

paling banyakRp.500.000.000,00

e. Penelantaran Rumah Tangga

Penelantaran rumah tangga adalah suatu

perbuatan yang menelantarkan suami atau istri

atau anak dalam sebuah lingkup rumah

tangga,dan didalam Pasal 9 Undang-

UndangNomor 23 Tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga, mengatur bahwa:1.Setiap orang

dilarang menelantarkan orang dalam lingkup

rumah tangganya, padahal menurut hukum

yang berlaku baginya atau karena persetujuan

atau perjanjian ia wajib memberikan

kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan

kepada orang tersebut. Penelantaran

sebagaimana dimaksud juga berlaku bagi

setiap orang yang mengakibatkan

19

ketergantungan ekonomi dengan cara

membatasi dan atau melarang untuk bekerja

yang layak di dalam atau di luar rumah

sehingga korban berada di bawah kendali orang

tersebut. Ancaman pidana bagi yang

melakukan penelantaran rumah tangga diatur

dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga, yang mengatur bahwa :

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3

tahun atau denda paling banyak

Rp15.000.000,00, setiap orang yang:

1. Menelantarkan orang lain dalam lingkup

rumah tangganya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat 1

2. Menelantarkan orang lain sebagaimana

dimaksud Pasal ayat 2

5. Pemidanan dan pidana

a. Teori – teori pemidanan

Secara umum dapat di kemukakan bahwa ada

tiga teori yaitu teori absolutatau teori pembalasan,

teori relatif atau tujuan, reori gabungan.

1) Teori absolut

20

Menurut teori absolut, pidana di jatuhkan

semata-semata karena seseorang telah

melakukan kejahatan atau tindak pidana.

2) Teori relatif

Menurut teori relatif , pidana bukanlah untuk

memuaskan tuntutan absolut dari keadilan.

3) Teori gabungan

Menurut teori gabungan, tujuan pidana dan

pembenaran penjatuhan pidana disamping

sebagai pembalasan juga diakui bahwa pidana

manfaat baik terhadap individu maupun

masyaraka.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh fauzizah hanum

dengan judul skripsi analisa yuridis tindak pidana

kekerasan dalam rumah tangga rumah tangga studi kasus

putusan :Nomor 37/Pid.B/2009/PN.Sleman).

Hasil penelitian ini memeliki kedekatan judul

tetapi penelitian ini menfokuskan pada analisa yuridis

tindak pidana dalam menggunakan undang-undang

sedangkan penulisan yang lakukan dalam penulisan

skripsi ini tinjauan yuridis atas penerapan hukum dan apa

21

yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan

putusan.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Nurul Anisa

dengan judul skripsi tinjauan yuridis terhadap tindak

pidana kekerasan fisik yang dilakukan oleh suami

terhadap istri studi kasus putusan Nomor

53/pid.B/2015/PN.Mks.

Hasil penelitian ini memiliki kedekatan judul

namun penelitian ini meninjau dari segi fisik sedangkan

penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini dari

segi psikis.

Dari beberapa penelitian yang ada terdapat

kedekatan judul namun penelilitian yang penulis lakukan

terfokus pada penerapan hukum dan apa yang menjadi

pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan

terhadap tindak pidana kekerasan psikis terhadap istri.

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis penelitian kualitatif Adalah penelitian yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisi sesuai

fakta dilapangan.

2. Pendekatan normatif-empiris adalah mengkaji mengenai

impelementasi ketentuan hukum normatif, pendekatan

normatif empiris ini pada dasarnya merupakan

pengabungan antara pendekatan hukum normatif dengan

adanya penambahan berbagai unsur empiris.

B. Definisi Variabel

Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam

penelitian ini adalah berupa putusan, dokumen, dan data-

data peraturan perundang-undangan. Sebagai sumber data

yang diperlukan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Sinjai

khususnya di Instansi Pengadilan Negeri Sinjai. Penulis

memilih lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa

lokasi penelitian relevan dengan masalah yang akan di teliti.

23

Dalam hal ini perlu suatu penelusuran secara sistematis

terhadap instansi tersebut dalammemberikan perlindungan

dan keadilan kepada pelaku kejahatan dan korban kejahatan.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah pengumpulan putusan,

dokumen, dan data data peraturan

perundang-undang. Objek penerapan hukum pidana

terhadap tindak pidana kekerasan psikis terhadap istri

dan pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan

putusan terhadap tindak pidana kekerasaan psikis

terhadap istri.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian

Dalam penulisan proposal skirpsi ini terdapat dua

teknik pengumpulan data yang di gunakan, yaitu:

1. Penelitian kepustakaan ini terutama untuk mencari

landasan teori dari objek kajian dengan cara:

a. Pengumpulkan putusan yang berkaitan langsung

dengan objek dan materi penulisan skripsi ini.

b. Pengumpulan dokumen yang berkaitan dengan kajian

teori penulisan skripsi ini.

c. Pengumpulandata-dataperaturanperundang-undangan

yangberhubungan dengan penulisan skripsi ini.

24

2. Penelitian lapangan

a. Wawancara

b. Dokumentasi

3. InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian adalah semua yang

digunakan untuk mengumpulkan meriksa, meyelidiki

suatu masalah, mengelola, menganalisa dan menyajikan

data-data seecara sistematis serta objektif dengan tujuan

memecahkan suatu persoalan.

Adapun jenis instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar putusan digunakan untuk memperoleh

informasi berkaitan dengan masalah tersebut.

2. Lembar dokumen merupakan alat untuk mencari data

atau mendapatkan data yakni dokumentasi saat

melakukan kegiatan.

3. Lembar data-data peraturan perundang-undangan yang

berkaitang dengan masalah tersebut.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data berisi tentang verifikasih hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi atau triangulasi

dalam penelitian

25

G. TeknikAnalisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk menguraikan

dan memecahkan masalah berdasarkan data yang diperoleh.

Analisi data yang di gunakan adalah analisi data kualitatif

adalah upaya dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mencari, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan data-data apa yang didapatkan.

26

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Pengadilan Negeri Sinjai

Surat Penetapan Menteri Muda Kehakiman

tertanggal 14 Agustus 1959 No.J.P 18/201/8 Tentang

ditentukannya Pengadilan Negeri dan Kejaksaan

Pengadilan Negeri Kelas IV menjadi Kelas III yang

mencabut penetapan menteri kehakiman tanggal 27

Mei 1957 No.J.P.18/71/6.

Pengadilan Negeri Sinjai sudah ada sejak zaman

penjajahan belanda. Pada zaman itu Pengadilan Negeri

Sinjai masih dikenal dengan nama Landraad, dan

dipimpin seorang ketua yang dikenal dengan Tuan

Petoro. Seteleh Indonesia merdeka, sejak tahun 1960

an barulah landrat berubah nama menjadi Pengadilan

Negeri Ekonomi. Pada saat 1982 peresmian Pengadilan

Negeri Sinjai yang diresmikan oleh Dirjen

Kemenkunham SulSelRa dan peresmian gedung baru

yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No. 2 Sinjai.3

2. Profil Pengadilan negeri sinjai

3 Dokumen Data Sejarah Pengadilan Agama Sinjai 24 Juni 2020

27

Pengadilan negeri sinjai negeri sinjai merupakan

salah satu pengadilan negeri dalam wilayah PTA

Makassar, terletak di jalan Jendral Sudirman No.2,

Kelurahan Balanipa, Kecematan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.Jarak tempuh dari

kota makassar sekitar 220 Km.Secara geografis,

Kabupaten Sinjai terletak antara 502'56" sampai

5021'16" Lintng Selatan dan antar 1190566'30 sampai

bujur timur4

Batas-batas wilayah Kabupaten sinjai adalah:

1. Sebelah utara dengan Kabupaten Bonto

2. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kab.Bulukumba

4. Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Bone

3. Wilaya Administarasi Kerja

Secara administrafit Kerja Pengadilan Negeri

Sinjai mencakup seluruh wilayah Kabupaten

Sinjai.Adapum wilayah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Sinjai Utara:

Kelurahan Balangnipa,Kelurahan Biringere,

Kelurahan Lappa, Kelurahan Bongki, Kelurahan

Lamatti Rilau,dan Kelurahan Alehanuae

4 Dokumen Data Profil Pengadilan Negeri Sinjai 24 Juni 2020

28

2. Kecamatan Sinjai Timur:

Kelurahan Samataring, Desa Kampala, Desa Bulu

Salohe, Desa Bongki Lengkese, Desa Panaikang,

Desa Sanjai, Desa Kaloling, Desa Pasir Marannu,

Desa Lasiai, Desa Biroro, Desa Patalassang, dan

Desa Tongke-Tongke

3. Sinjai Selatan:

Desa Sangiasseri, Desa Alenangka, Desa Palae,

Desa Aska, Desa Talle, Desa Bulukamase , Desa

Gareccing , Desa Songing , Desa Puncat , Desa

Polewali , Desa Desa Palangka

4. Kecamatan Sinjai Tengah:

Kelurahan Samaenre,Desa Mattureng Tellue,Desa

Kanrung,Desa Baru, Desa Saotengnga,Desa

Pattongko,Desa Kompang,Desa Gantarang, Desa

Saohiring,Desa Saotanre,dan Desa Bonto

5. Kecamatan Sinjai barat:

Kel.Tassililu, Kel.Balakia Desa Arabika , Desa

Bonto Lempangan , Desa BaraniaDesa Gunung

Perak , Desa Bonto Salama , Desa Turungan Baji ,

dan Desa Terasa

29

6. Kecematan Sinjai Borong:

Desa Pasir Putih , Desa Belerang , Desa Kassi

Buleng , Desa Biji Nangka , Desa Bonto Sinala ,

Desa Bonto Katute , Desa Barambang, Desa

Bontotangnga

7. Kecematan Tellu limpoe:

Desa Bua, Desa Samaturue, Desa Sukamaju,

Kel.Mannanti, Desa Saotengah, Desa kalobba, Desa

Era Baru, Desa Desa tellulimpoe, Desa Massaile,

Desa Lembang Lohe

8. Kecematan Bulupoddo

Desa Lamatti Riaja, Desa Lamatti Riawa, Desa

Lamatti Riantang, Desa Lappa Cinran, Desa

Duapanuae, Desa Tompo Bulu, Desa Bulu tellue

9. Kecematan Pulai Sembilan:

Desa Pulau Harapan, Desa Buhung Pitue, Desa

Pulau padaelo, dan Desa Pulau Sembilan

4. Tugas dan Fungsi

Tugas pokok Pengadilan Negeri Sinjai, sebagai berikut:

1. Menerima, memeriksa, mengadili, dan

menyelesaikan perkara yang di ajukan

kepadanya sebagaimana yang di atur dalam

30

2. Menyelengarakan administrasi Peradilan

dan administarasi umum perkantoran

3. Mengadakan pelayanan kepada masyarakat

dan tugas pelayanan umum lainya sesuai

dengan peraturan perundang-udangan yang

berlaku.

Fungsi Pengadilan Negeri Sinjai sebagai berikut:

1. Fungsi Peradilan

2. Fungsi Nasihat

3. Fungsi Administratif dan Pengawasan

5. Pengadilan negeri sinjai menangani kasus diantaranya:

1. Tindak pidana umum

Adalah hukum pidana adalah bagian dari

keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara

yang mengadakan dasar-dasar dan mengatur

ketentuan tentang perbuatan yang tidak boleh

dilakukan yang sertai ancaman pidana bagi barang

siapa yang melakukan.

2. Tindak pidana perdata

Adalah rangkaian peraturan-peraturan

hukum yang mengatur hubungan antar orang yang

satu dengan yang lain, dengan mengatur kepentingan

perseorangan.

31

3. Tindak pidana khusus

Adalah tindak pidana yang diatur di luar hukum

pidana umum kitab undang-undang pidana dan

memiliki ketentuan.

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Penerapan Hukum pidana terhadap tindak

pidana kekerasan psikis terhadap istri dalam

putusan perkara No.83/Pid.sus/2017/PN/SNJ

a. Posisi kasus

Terdakwa Muh.Nasir bin Muhammad

amin , pada tahun 2017 bertempat di dusun jahung-

jahung desa sanjai kec.sinjai timur kab.sinjai, atau

setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih

termasuk dalam daerah hukum pengadilan negeri

sinjai , telah melakukan perbuatan kekerasan psikis

dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud

dalam undan-undang yakni terhadap istrinya

bernama Kiki Sahriati Binti Husen berdasarkan

surat nikah perbuatan terdakwa tersebut lakukan

dengan cara sering marah -marah terhadap korban

32

sehingga korban merasa takut dan sakit

hati.perbuatan ysng dilakukan terdakwa:5

a) Bahwa pada awalnya isteri terdakwa yakni KIKI

SAHRIATI Binti HUSEN sementara masak di

dapur bersama ibunya Bungatang tidak lama

kemudian datang terdakwa dan lansung masuk

kedalam dapur, lalu bugatang bertanya kepada

terdakwa selesai mhe pekerjaan ta nak' dan di

jawab oleh terdakwa belum masih ada

selanjutnya terdakwa kelur dari dapur menujuh

ruang tamu dan memamgil istrinya yakni KIKi

SAHRIANTI Binti Husen sehingga KiKi

Sahriati Binti Husen namun belum sampai

diruang tamu terdakwa kemudian berkata kasar

kepada istrinya KIKI SAHRIANTI BINTI

HUSEN lansung berbalik berhadapan dengan

terdakwa, kemudian terdakwa menampar KIKI

SAHRATI Binti Husen dengan menggunakan

tangan kananya dan mengenai wajah KIKI

SAHRIANTI Binti Husen terjatuh kemudian Ibu

kiki Sahriati keluar dari dapur dan menolongya

sambil memegang tangan Kiki sahriati binti

5 Dokumen Putusan No. 83 PIDSUS 2017 PN Sinjai

33

husen dan berkata jangan pukul istri mhu karena

baru hamil.dan merasa sakit hati terhadap

suaminya kemudian melaporkan kepada pihak

kepolisian.Akibat perbuatan terdakwa korban

merasa sakit hati atas tuduhan yang di katakan

suaminya bahwa dia hamil bukan dari anaknya.

b) Bahwa terdakwa menikah dengan Kiki Sahriati

binti husen pada tanggal 29-November-2016

dikabupaten sinjai dan belum di karunia anak

berdasarkan Surat Nikah Nomor:

0201\35\XI\2016,.

b. Dakwaan Penuntuk Umum

Atas dasar posisi kasus tersebut di atas

maka oleh jaksa penuntuk umum, terdakwa di

ajukan ke depan persidangan dengan dakwaan

sebagai berikut:

Dakwaan Tunggal : Pasal 45 ayat 1 dan 2 Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004

Tentang Penghapusan Kekerasaan Dalam Rumah

Tangga. Bahwa adapun unsur-unsur dari pasal 45

ayat 1 dan 2 UU No.24 tahun 2004, adalah sebagai

berikut.

34

a. Barang siapa

b. Telah melakukan perbuatan kekersan psikis

dalam lingkup rumah tangga

- Bahwa pengertian barang siapa disini adalah siapa

saja orang atau subjek hukum yang melakukan

perbuatan pidana dan dapat

mempertanggungjawabkan perbuatannya.

- Bahwa Muhammad nasir. S. Sos Bi Muhammad

Amin yamg dihadapkam persidangan ini dengan

berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan

yang diperoleh dari keterangan saksi -saksi dan

keterangan terdakwa sendiri yang menbenarkan

identitasnya dalam surat terdakwa sendiri yang

mebenarkan identitasnya dalam surat dakwaan

Jaksa Penuntuk Umum, Maka terdakwa yang

dalam perkara ini adalah Muhammad Nasir .S.Sos

Bin Muhammad Amin sebagai manusia yang

dapat menpertanggung jawabkan perbuatannya

- Berdasarkan fakta tersebut di atas, Maka unsur

barang siapa telah terbukti secara sah dan

meyakinkan menurut hukum.

- Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di depan

persidangan berdasarkan keterngan saksi-saksi

35

dan keterangan terdakwa sendiri bahwa benar

pada tahun 2017 , bertempat di dusun jahung-

jahung desa sanjai kec.sinjai timur kabupaten

sinjai, saksi korban telah mengalami kekerasan

psikis yang dilakukan dengan cara terdakwa

sering marah-marah terhadap korban dan

menuduh korban hamil bukan anaknya sehingga

korban merasa sakit hati dan melaporkan

perbuatan yang dilakukan terdakwa.

- Bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, maka

unsur telah melakukan perbuatan kekerasan psikis

dalam lingkungan rumah tangga telah terbukti

secara sah dan meyakinkan menurut hukum

Berdasarkan fakta-fakta keterangan

diantaranya:

1. Alat bukti keterangan saksi;

Keterangan saksi yang diajukan oleh

jaksa penuntuk umum menghadirkan 3 orang

saksi , yakni:(1).Kiki Sahrianti Binti Husen

adalah saksi korban (2).Bungatang Binti

Mappisammeng(3)Nisba Masjid Binti Masjidi

menberikan keterangan yang sama sebagaimana

penulis telah kemukakan pada posisi kasus diatas.

36

2. Alat bukti Petunjuk ;

Adanya persesuaian antara keterangan

saksi-saksi dan keterangan terdakwa.

3. Alat bukti keterangan terdakwa

Terdakwa Muhammad Nasir Bin

Muhammad Nasir , S.Sos bin Muhammad Amin

menberikan keterangan sebagai berikut :

a. Bahwa terdakwa mengerti diajukan di

persidangan ini sehubungan dengan perbuatan

terdakwa yang telah melakukan kekerasan

terhadap istrinya Kiki

b. Bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari

minggu tanggal 06 Agustus 2017 sekitar

pukul 18.40 wita, bertempat di rumah mertua

terdakwa yang terletak di Dusun Jahunng-

Jahung Sinjai Timur , Kab Sinjai.

c. Bahwa peristiwa tersebut berawal ketika

terdakwa pulang kerumah mertuanya setelah

bekerja dikota sinjai , lalu ketika terdakwa

sampai dikerumah ,terdakwa lansung masuk

ke dapurdimana saksi kiki bersama ibunyan

sementara memasak.

37

d. Bahwa terdakwa memanggil saksi Kiki keluar

dan bertanya “kenapa kamu menelpon kakak

saya ? “ namun saksi Kiki tidak mau

memgakuinya , sehingga terdakwa meresah

kesal keemudian menampar muka saksi Kiki

sehingga korban terjatuh ke lantai.

e. Bahwa terdakwa merasa kesal kepada saksi

karena sering bercerita kepada keluarga

terdakwa maupun keluarganya sendiri apabila

ada permasalahan antara mereka berdua.

f. Bahwa saksi Kiki adalah istri terdakwa nikahi

pada tahun 2016 , dan saat ini telah di karunia

seorang anak.

g. Bahwa terdakwa merasa sangat menyesal atas

perbuatan terdakwa tersebut dan terdakwa

berjanji tidak akan mengulang kembali

perbuatan terdakwa tersebut di kemudian

hari.

c. Tuntutan Jaksa Penuntuk Umum

Mengenai tuntutan jaksa penuntuk umum

terhadap tindak pidana kekerasan psikis terhadap

istri ysng dilakukan oleh terdakwa Muhammad

Nasir , S.Sos. Bin Muhammad Nasir Bin

38

Muhammad Amin, maka penuntuk umum

mengajukan kepada hakim pengadilan negeri sinjai

yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar

memutuskan.

a) Tindak Pidana

Tindak pidana kekerasan psikis adalah

termasuk delik materil , yaitu delik yang

menberatakan kepada akibat yang ditimbulkan

dari delik tersebut , yaitu suatu perbuatan yang

mengakibtkan ketakutan , hilangnya rasa

percaya diri , hilangnya kemampuan untuk

bertindak dan rasa tidak berdaya. Sedangkan

penderitaan psikis berat ini hanya dapat di

buktikan oleh keterngan ahli kejiwaan sebab jika

perbuatan ini ada tapi akibat dari tekanan psikis

tidak ada , maka belum dianggap ada atau

terselesainya delik.

b) Namum seharusnya pembuktian unsur akibat

adanya tekanan psikis tidak atau belum dapat

dibuktikan jika tidak ada keterangan ahli

kejiwaan , yang dapat didengar keteranganya

yang logikanya ahli ini mengadakan tes-tes

kejiwaan pada korban dan hasil twrsebut inilah

39

yanh dapat disimpulkan bahwa korban dalam

keadaan berada dalam tekanan kejiwaan.

Berdasarkan posisi kasus sebagaimana

yang telah di uraikan di atas ,dapat disimpulakan

telah sesuai dengan ketentuan hukum pidana

materil dan syarat dapat dipidananya seorang

terdakwa , hal ini didasarkan pada pemeriksaan

dalam persidangan , dimana alat bukti yang

diajukan oleh Jaksa Penuntuk Umum termasuk

didalamnya keterngan saksi yang saling

menyesuaikan ditambah keterngan terdakwa

mengakui secara jujur perbuatan yang

dilakukannya.Oleh karena itu , majelis hakim

pengadilan negeri sinjai menyatakan bahwa

unsur perbuatan terdakwa telah mencocoki

rumusan delik yang terdapat dalam Pasal 45 ayat

1 dan 2 Undang – Undang RI Nomor 23 Tahun

2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga.

Adapun unsur- unsur tindak pidana

kekerasan psikis terhadap istri ysng diatur

dalam pasal 45 ayat 1 dan 2 Undang- Undang RI

Nomor 23 Tahun 2004 adalah sebagai berikut.

40

a. Unsur Subjektif

Barang siapa

b. Unsur -Unsur Objektif

Telah melakukan perbuatan kekerasan psikis

dalam lingkup rumah tangga Berkaitang

dengan masalah diatas , penulis melakukan

wawancara dengan salah satu Hakim

Pengadilan Negeri Sinjai Bapak Tri Dharma

Putra, S.H. wawacara pada tanggal 24 Juni

2020 yang mengatakan bahwa :6

Adapun efektifitas penjatuhan sanksi

terhadap tindak pidana kekerasan psikis

dalam rumah tangga dalam putusan Nomor

83/Pid.Sus/2017/ PN .SNJ adalah menurut

Bapak Tri Dharma Putra, S.H. mengatakan

bahwa : menjatuhkan pidana kepada

terdakwa dengan pidana kurungan selama 8

bulan, agar menberikan kesempatan kepada

terdakwa bisa lebih menperbaiki diri agar

kelak tidak mengulangi lagi perbuatan yang

melangar hukum. Pemidanaan merupakan

6 Tri dharma Putra S.H Salah Satu Hakim Pengadilan Negri Sinjai,

Wawancara 24 Juni 2020

41

suatu proses sebelum proses ini berjalan ,

peranan hakim sangat penting ia

mengkonkretkan sanksi pidana yang terdapat

dalam suatu peraturan dengan menjatuhkan

pidana bagi terdakwa. Penjatuhan pidana

yang diharapakan dapat menyelesaikan

konflik atau pertentangan dan juga

mendatangkan rasa damai dalam

masyarakat. Pemidanaan tidak dimaksudkan

untuk menderitakan dan tidak diperkenankan

merendahkan martabat manusia, merupakan

pemberian makna kepada sistem hukum

indonesia.meskipun pidana tidak di

maksudkan untuk menderitakan dan tidak

diperkenankan merendahkan martabat

manusia.

Kesimpulan dari penerapan hukum yang

penulis amati adalah bahwa dari uraian-

uraian yang telah kami kemukakan dalam

analisa hukum di atas , maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa perbuatan terdakwa telah

dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan

memenuhi rumusan tindak pidana yang

42

didakwakan dalam dakwaan tunggal pasa 45

Ayat 1 dan 2 Undang-undang RI Nomor 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Selanjutnya untuk menentukan apakah

terdakwa dapat dipersalahkan dan dijatuhi

pidana atas perbuatanya tersebut perlu

ditinjau tentang pertanggungjawaban

pidananya , apakah ada alasan-alasan yang

menyebabtkan terdakwa tidak dapat

dipidana. Bahwa sepanjang pemeriksaan

terdakwa dimuka persidangan ini , tidak

ditemukan adanya alasan pembenar , alasan

pemaaf maupun alasan penghapusan

penuntutan , sehingga perbuatan terdakwa

tersebut sebagaimana yang didakwakan

kepadanya dapat dipertanggungjawabkan

dan dapat dipersalahkan melanggar pasa 45

ayat 1 dan 2 Undang – Undang RI Nomor 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

43

2. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan

Putusan Terhadap Tindak Pidana Kekerasan

Psikis Terhadap Istri Dalam Putusan Perkara

No.83/Pid.Sus/2017/ PN.SNJ

Konsekuensi dengan adanya hukum adalah

keputusan hakim harus mencerminkan keadilan , akan

tetapi persoalan keadilan tidak akan berhenti dengan

pertimbagan hukum semata- mata , melainkan

persoalan keadilan biasanya dihubungkan dengan

pertimbangan hukum semata- mata melainkan

persoalan keadilan biasanya dihubungkan dengan

kepentingan individu para pencari keadilan , dan itu

berarti keadilan menurut hukum sering di artikan

sebuah kemenangan dan kekalahan oelh pencari

keadilan. Penting kiranya untuk menberikan

pemahaman bahwa sebuah keadilan itu bersifat

abstrak , tergaantung dari sisi mana kita

memandangnya .oleh karena itu dalam rangka

memaksimalkan tujuan hukum maka kita tidak hanya

memenuhi rasa kepastian hukum tetapi juga

memenuhi rasa keadilan.

44

a. Pertimbangan hakim

Adapun yang menjadi pertimbangan-

pertimbangan hakim terhadap tindak pidana kekerasan

psikis terhadap istri yang dilakukan terdakwa

Muhammad Nasir Bin Muhammad Amin adalah

sebagai berikut:

- Telah mendengar pembelaan dari terdakwa yang

disampaikan secara lisan yang pada pokoknya

mohon keringanan hukuman atau dihukum

seringan-ringannya.

- Menimbang bahwa terdakwa diperhadapkan

kepersidangan telah didakwa oleh penuntuk umum

melakukan kejahatan sebagai mana dalam

dakwaan pasal 45 ayat 1 dan 2 undang-undang

Nomor 23 Tahun 2004.

- Menimbang bahwa telah didengar keterangan

beberapa saksi atas sumpah menurut agama

masing- masing antara lain sebagai

- Saksi korban Kiki Sahrianti Binti Husen , saksi

Bungatang Binti Mappisameng , saksi Nisba

masjidi Binti masjidi , ketiga saksi tersebut telah

menberikan keterngan sesuai apa yang diberikan

penyidik dan keterangan telah termuat dalam

45

berita acara persidangan dimana keterangannya

pada pokoknya telah mendukung dakwaan

penuntuk umum dan menberatkan perbuatan

terdakwa.

a. Hal -hal yang menberatkan :

1. Seharusnya terdakwa sebagai suami

menjaga korban Kiki Sahrianti binti Husen

namun justru terdakwa yang melakukan

kekerasan psikis terhadapnya

2. Sifat dari perbuatan tersebut

b. Hal -hal yang meringankan

1. Terdakwa mengakui perbuatanya ,

menyesali dan berjanji tidak akan

mengulanginya lagi

2. Terdakwa belum pernah dihukum

Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan

putusan terhadap tindak pidana Nomor

83/Pid.sus/2017/PN.SNJ menurut penulis

dalam menberikan hukuman hakim terlalu

tinggi dalam menberikan putusan yaitu 8

bulan, menurut penulis hakim perlu lebih

46

menperhatikan keadaan sosiologis

terdakwa.

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian secara keseluruhan

pembahasan yang terkait dengan Tinjauan Yuridis

Tindak Pidana Kekerasaan Psikis Terhadap Istri

Studi Kasus Putusan Nomor 83/

Pid.Sus/2017/PN.SNJ dapat disimpulkan Bahwa:

1. Penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana

kekerasan psikis terhadap istri sudah sesuai

dengan dengan penerapan karena tindak pidana

yang berikan mengacu pada undang-undang dan

telah memenuhi tindak hukum dalam putusan

perkara nomor 83/Pid.sud/2017/PN.SNJ dalam

pasal 45 ayat 1 dan 2 sesuai dengan fakta

perbuatan pelaku yang korbanya adalah istri

pelaku dan sanksi yang diberikan sudah sesuai

dengan pidana materil mengigat sistem

pemidanaan dalam undang-undang nomor 23

Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga menggunakan pidana

maksimal. Bahwa pembuktian adanya akibat dari

perbuatan pelaku yakni mengakibatkan ketakutan ,

48

hilangnya rasa percaya diri , dan penderitan psikis

berat harus didasarkan atas kerangan ahli kejiwaan

,sehingga dapat dikatakan unsur perbuatan ini atau

delik ini telah terpenuhi.Penerapan hukum

tersebut telah mengacuh terhadap undang-undang

Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Perlunya hakim

dalam penerapan hukuman agar para pelaku

tindak pidana merasa jera dan tidak akan

mengulangi perbuatanya kembali.

2. Pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan

putusan terhadap tindak pidana perkara putusan

nomor 83/Pid.sus/2017/PN/SNJ Berdasarkan

analisa penulis terlalu tinggi dan telalu

menberatkan terdakwa, tidak menpertimbangkan

faktor sosilogis dari terdakwa dan diharapkan

kedepannya para hakim dalam menberikan

putusan perlu menpertimbankan pula hal yang

meringakan agar terdakwa merasakan keadilan.

B. Saran

1. Pengadilan Negeri Sinjai

Diharapkan kepada aparat hukum dalam

penerapan hukum harus memenuhisyarat dan

49

ketentuan yang telah tercamtum dalam undang-

undang dan pertimbangan hukum hakim

menjatuhkan hukumanperlumempertimbangkan

faktor sosiologis dari terdakwa agar kedepanya

dapat lebih objektif

2. Para pencari keadilan/korban

Diharapkan kepada masyarakat

umum khususnya yang telah berumah tangga

agar dapat menyelesaikan setiap masalah dengan

cara mediasi dan komunikasi yang semakin baik

antar keluarga agar terhindar dari

pertikaian/konflik

3. Mahasiswa

Sebagai sumbangan pemikiran untuk

penulisan skripsi

50

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Achmad, Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis

Dan Sosiologi, Hukum Pidana, Rineka Cipta:

Jakarta.2002

Chazawi, Adami, 2008. Pelajaran Hukum Pidana (Stelsel

Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan &

Batas Berlakunya Hukum Pidana), Bagian 1, PT. Raja

Grafindo Persada: Jakarta.

Djamali, R. Abdoel, 2005. Pengantar Hukum Indonesia, PT.

Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Dr .Renggong Ruslan , SH.,2017. Memahami Delik-delik

Diluar KUHP

Hamzah, Andi, 2008. Asas-Asas hukum

.

Hardianti soeroso moreti.2012.kekerasan dalam rumah tangga

dalam perspektif yuridis

viktimilogis. Penerbit sinar grafika.

Lamintang, P.A.F, 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana

Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti:Bandung.

Muladi ,2002.demokrasi hak asasi dan reformasi hukum

Indonesia

.

51

Nawawi marsidin, perlindungan korban KDRT ,dalam rakyat

.com cetak 2019.

Santoso, Topo dan Zulfa, Eva Achjani, 2009. Kriminologi. PT.

Raja Grafindo Persada: Jakarta

.

Saraswati, Rika, 2006. Perempuan Dan Penyelesaian

Kekerasan Dalam Rumah Tangga. PT. Citra Aditya

Bakti: Bandung.

Soesilo. R, 1995. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP), Serta Komentar-Komentarnya Lengkap

Pasal Demi Pasal. Politea: Bogor.

Sudirman, Antonius. 2009. Eksistensi Hukum dan Hukum

Pidana Dalam Dinamika Sosial Suatu Kajian Teori

dan Praktek di Indonesia. Semarang : BP Undip

Semarang.

Prof .Hj.Rodliyah. SH.,MH, Prof.Dr. H.Salim HS.SH.,MH.

2017,Hukum pidana khusus.

Shecydi. Blog pos. com, Analisis Korban Pada

Kekerasan dalam rumah tangga

52

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Kekerasan psikis terhadap istri

Studi Kasus Putusan Nomor/83 /2017/PN.Sinjai

Variabel Sub Variabel Tinjauan yuridis bagaimana Penerapan

hukum pidana terhadap tindak Tindak pidana kekerasan

pidana kekersan psikis psikis terhadap istri

Apa pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan

studi kasus Putusan Nomor 83/2017/PN.Sinjai putusan

terhadap tindak pidana kekersan psikis Terhadap istri

Biodata Penulis

Nama : MARDIANA

Nim : 160107011

Tempat/Tanggal Lahir : Sinjai/05 Mei/1997

Alamat :Desa Bonto

Kecemataan Sinjai Tengah.

Riwayat Pendidikan

A. SDN.No.146 Kessi

B. Mts.Negeri.3 Sinjai /Mts.Negeri 1 Sinjai Tengah

C. Ponpes Darul Istigomah

D. MAN 1 Samarinda

E. MA Nurul Hidayah Manimpahoi

F. Institut Agama Islam Muhamadiyah Sinjai

Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam Prodi :Hukum pidana

islam