Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

31
TINJAUAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA) KARAWANG PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan Pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang Oleh : EVI APRIYANI FUJIASTUTY 0941173403019

Transcript of Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Page 1: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

TINJAUAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA)

KARAWANG

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan

Pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh :

EVI APRIYANI FUJIASTUTY

0941173403019

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

KARAWANG

2012

Page 2: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

TINJAUAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA)

KARAWANG

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diajukan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diterima Sebagai

Proposal Praktik Kerja Lapangan pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh :

EVI APRIYANI FUJIASTUTY

0941173403019

Menyetujui,

PEMBIMBING I

Kosasih.SE.MM

NIDN :0408047501

Mengetahui,

Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang,

Dekan Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

H. Sony Hersona GW., Drs., MM. H. Achmad Nawawi, SE.M.Si

NIDN: 0427016101 NIDN : 04172700

Page 3: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Judul

“Tinjauan Penerapan Sanksi Administrasi Pajak Atas Keterlambatan

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan

Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang“

B. Bidang Kajian

Sebagaimana dengan judul di atas, penulis mengambil bidang kajian

dalam bidang perpajakan.

C. Data Umum Mahasiswa dan Pembimbing

1. Data Umum Mahasiswa

Nama : Evi Apriyani Fujiastuty

NPM : 0941173403019

Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 29 April 1991

Fakultas/Program Studi : Ekonomi/D III Akuntansi

Alamat :Jln. Adang Jaka RT.25/06 Desa.

Gintung kerta Kecamatan. Klari

Karawang

2. Data Pembimbing

Pembimbing : Kosasih, SE.MM

NIDN : 0408047501

3. Data Penyelia

Penyelia :

Page 4: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

D. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah

mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan Nasional tersebut, maka Pemerintah secara intensif

melakukan berbagai macam kebijakan strategis berkaitan dengan program

pembangunan baik pembangunan jangka pendek maupun program

pembangunan jangka panjang. Dan untuk keberhasilan program

pembangunan nasional tersebut tentunya dibutuhkan dana pembangunan

yang tidak sedikit.

Sebelum diadakan tax reform di Indonesia, pembangunan nasional

selalu mengandalkan sumber dana yang sebagian besar dari sektor minyak

dan gas. Namun setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak

sebagai sumber utama dalam menopang pembiayaan pembangunan

nasional. Dan dalam kenyataannya penerimaan negara dari sektor pajak

dari tahun ketahun semakin meningkat dan sejalan dengan hal tersebut

peranan pajak sebagai penopang program pembangunan nasional juga

semakin meningkat.

Berdasarkan kewenangannya, pajak dapat dibedakaan sebagai

Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Mengenai Pajak Daerah, peranannya juga

sangat penting sebagai sumber Pendapatan Daerah dan sebagai penopang

Pembangunan Daerah, karena Pajak Daerah merupakan salah satu Sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang antara lain berupa Pajak Daerah dan

Page 5: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Retribusi Daerah, menjadi salah satu sumber pembiayaan dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam angka

meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.

Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu

mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan

dikeluarkannya Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang berisi Ketentuan –

ketentuan pokok yang memberikan pedoman kebijakan dan arahan bagi

daerah dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah,

sekaligus menetapkan pengaturan untuk menjamin penetapan prosedure

umum perpajakan daerah dan retribusi daerah.

Pajak Daerah dan Pajak Nasional, merupakan suatu system

perpajakan Indonesia, yang pada dasarnya merupakan beban masyarakat

sehingga perlu dijaga agar kebijaksanaan tersebut dapat memberikan

beban yang adil bagi seluruh masyarakat.

Sejalan dengan sistem perpajakan nasional, pembinaan pajak

daerah dan retribusi daerah dilakukan secara terpadu dengan pajak

nasional. Terutama mengenai obyek dan tarif pajak, sehingga antara Pajak

Nasional dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, saling melengkapi.

Meskipun beberapa jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sudah

ditetapkan oleh Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak

Page 6: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Daerah dan Retribusi Daerah, maka Daerah Provinsi, Kabupaten / Kota

diberi peluang dalam menggali potensi sumber – sumber keuangan dengan

menetapkan jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah , selain yang telah

ditetapkan dalam Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tersebut diatas

dan disesuaikan dengan aspirasi masyarakat daerah yang bersangkutan.

Penyelenggaraan otonomi daerah dipandang perlu menekankan

prinsip – prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan

keadilan, serta memperhatikan potensi dan keaneka ragaman daerah.

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber

pendapatan yang sangat penting guna membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk memantapkan

otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Jenis Pajak Daerah yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 34

Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah

jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk Provinsi dan jenis Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah untuk Kabupaten / Kota.

Dalam Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan atas Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah diatur mengenai jenis Pajak Provinsi yaitu

sebagai berikut :

a. Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB ), .

b. Pajak Kendaraan Bermotor Di Atas Air ( PKBDA ),

Page 7: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

c. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( BBNKB ),

d. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Diatasa Air ( BBNKBDA ),

e. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ( PBBKB );

f. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah ( P3ABT );

g. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air permukaan ( P2AP).

Disebutkan juga bahwa Penerimaan Pajak Provinsi sebagian

diperuntukan bagi Daerah Kabupaten / Kota diwilayah Provinsi yang

bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Kendaraan Di Atas Air, hasilnya

paling sedikit sebesar 30 % diserahkan ke Kabupaten / Kota.

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan

Diatas Air, hasilnya paling sedikit sebesar 30 % diserahkan ke Kabupaten /

Kota.

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, hasilnya paling sedikit sebesar 70

% diserahkan ke Kabupaten / Kota.

4. Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan, hasilnya paling sedikit sebesar

70 % diserahkan kepada Kabupaten / Kota.

Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA)

Kabupaten Karawang yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah

Provinsi di Daerah, dimana salah satu tugas pokoknya adalah

melaksanakan kewenangan dibidang pendapatan daerah, dituntut untuk

terus mengupayakan pencapaian target dan peningkatan pendapatan secara

berkelanjutan guna mendukung

peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Page 8: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Oleh karena itu, Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan

Dan Aset (DPPKA) Kabupaten Karawang dituntut untuk selalu peka dan

tanggap serta mampu berbuat yang terbaik dengan menunjukkan kinerja

yang solid, agar tujuan dan sasaran pelayanan kepada masyarakat dapat

terwujud dan dapat dipertanggungjawabkan.

Meskipun dituntut untuk senantiasa ada peningkatan Pendapatan

Asli Daerah, namun demikian dalam melaksanakan target pendapatan asli

daerah ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan penerimaan

tahun sebelumnya, potensi, dan asumsi pertumbuhan ekonomi. Dalam

upaya peningkatan pendapatan asli daerah itu juga diupayakan untuk tidak

memberatkan dunia usaha dan masyarkat.

Yang antara lain ditempuh melalui penyederhanaan prosedur

administrasi pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah khususnya

Pajak Kendaraan Bermotor, serta peningkatan pengendalian dan

pengawasan pemungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk

terciptanya efektifitas dan effisiensi yang diikuti dengan peningkatan

kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan.

“Tinjauan Penerapan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan

Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang”

Page 9: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

E. Perumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang penelitian maka identifikasi masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan

Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang?

2. Upaya – upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan –

hambatan Keterlambatan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset

(DPPKA) Karawang?

F. Tujuan Peninjauan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam peninjauan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui penerapan sanksi administrasi Keterlambatan

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan

Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang?

2. Untuk mengetahui upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan – hambatan yang terjadi dalam Keterlambatan Pembayaran

Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang?

G. Kegunaan Peninjauan

Harapan dari pelaksanaan dan hasil peninjauan ini dapat berguna :

Page 10: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

1. Bagi Peninjau

Memberikan motivasi untuk tetap memperbaharui dalam menambah

ilmu pengetahuan khususnya untuk pemahaman pembelajaran lebih

lanjut mengenai perpajakan.

2. Bagi Lembaga Pendidikan / Universitas dan Fakultas

Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk melengkapi

perpustakaan universitas maupun Fakultas dan Diharapan dapat

berguna sebagai referensi, literature, dan bahan perbandingan bagi

pembaca.

3. Bagi Instansi

Diharapkan hasilnya akan memberikan saran, masukan, dan informasi

khususnya mengenai masalah yang berhubungan dengan perpajakan.

H. Kerangka Pemikiran

Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan yang

langsung dapat ditunjuk dan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum untuk menyelenggarakan pemerintahan. Tindakan penagihan terhadap

wajib pajak yang tidak atau kurang membayar utang pajaknya atau tidak

membayar denda atau bunga diawali dengan terbitnya Surat Tagihan Pajak

(STP), Surat Teguran, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat

Page 11: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) Yang Dikeluarkan Oleh

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atas nama Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan Undang–undang Ketentuan Umun dan Tata Cara

Perpajakan No.16 Tahun 2009 sebagai pengganti perubahan dari Undang –

Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan menurut Mardiasmo (2009:21) :

“ Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang–Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar– besarnya kemamkmuran rakyat ”.

Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian pajak

diantaranya :

1. Menurut Rochmat Soemitro sebagaimana yang dikutip oleh Erly (2005:11) mengemukakan :

“ Pajak adalah peralihan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dari “surplus”-nya digunakan untuk “public saving” yang merupakan sumber utama untuk membiayai “public investment”

2. Menurut Soeparman Soemahamidjadja sebagaimana yang dikutip oleh Waluyo (2005:5) mengemukakan :

“ Pajak adalah iuran wajib berupa barang atau uang yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma– norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang –barang dan jasa–jasa kolektif dalam mencapai kesajahteraan” (Waluyo,Wiryawan.B.Ilyas,2005:5).

3. Menurut P.J.A Adriani sebagaimana yang dikutip Waluyo (2002:4) mengemukakan :

“Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yaitu terhadap orang yang wajib membayarkan menuntut peraturan–peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan

Page 12: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

untuk mambiayai pengeluaran – pengeluaran umum dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintah”

Mardiasmo (2009:1) menyimpulkan pajak memiliki unsur :

1. Iuaran dari rakyat kepada Negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut

berupa uang (bukan barang).

2. Berdasarkan Undang–undang

Pajak yang dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan

Undang–Undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontrapestrasi dari Negara yang secara

langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat

ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga yang bermanfaat

bagi masyarakat.

5. Dapat dipaksaan.

Pajak Daerah menurut Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000

adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada

Daerah, tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pembangunan

Daerah

.Landasan hukum mengenai sanksi administrasi diatur dalam

masing-masing pasal undang-undang ketentuan umum perpajakan. Sanksi

Page 13: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

adminstrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelanggaran

terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam Undang-Undang

Ketentuan Umum Perpajakan seperti yang tercantum dalam Undang-

Undang No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke 3 atas Undang-Undang

No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

I. Metode Penulisan Laporan

Dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini diperlukan

data dan informasi yang tepat dan akurat. Untuk itu diperlukan beberapa

metode penelitian yang sesuai dengan perumusan masalah yang

dikemukakan. Agar mendapatkan data informasi yang diperoleh sesuai

dengan permasalahan maka ada beberapa data yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Desain Laporan

a. Berdasarkan tujuan peninjauannya desain peninjauan ini di

tunjukan untuk mengetahui pelaksanan Sanksi Administrasi

Atas Keterlambatan Pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang yang terstuktur

dan informatif.

b. Berdasarkan metode peninjauan desain peninjauan ini

merupakan peninjauan survey dimana peninjauan terjun

langsung ke lapangan untuk memperoleh data dengan cara

wawancara.

Page 14: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

c. Berdasarkan tingkat eksplanasinya desain peninjauan ini

bersifat deskriptif yaitu metode yang memberikan

gambaran atau lukisan keadaan sebenarnya dengan meneliti

suatu objek secara sistematik, actual, dan akurat mengenai

fakta–fakta, sifat–sifat serta hubungan antara fenomena

yang diteliti tanpa mengkaitkan satu sama lain variable

yang ada di dalamnya.

d. Berdasarkan jenis datanya dan analisisnya peninjauan ini

peninjauan data kualitatif. Dimana data kualitatif adalah

data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis terapkan dalam peninjauan

ini antara lain :

a. Peninjauan Lapangan

Yaitu mengumpulkan data tentang masalah yang akan diteliti

dengan melakukan secara langsung pada bagian yang terlihat

dalam objek peninjauan. Dalam hal ini peninjuan dilakukan

dengan cara :

1. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data dengan

cara mengadakan Tanya jawab dengan pegawai atau

karyawan yang berwenang tentang masalah yang ditinjau

untuk mengadakan keterangan dalam peninjauan ini.

Page 15: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

2. Pengamatan (observasi) yaitu pengumpulan data dengan

cara mengamati langsung pelaksanaan yang ditinjau

b. Peninjauan Kepustakaan

Yaitu peninjauan dengan cara mengumpulkan data literature–

literature dengan cara mempelajari, membandingkan dan

melengkapi.

3. Metode Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis,

deskriptif yaitu berdasarkan pendapat, pemikiran, pertimbangan

yang akan menguraikan dan menerangkan masalah yang berkaitan

dengan objek peninjuan.

J. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Berdasarkan pada pertimbangan kebutuhan data yang diperlukan

dalam menyusun tugas akhir ini, maka penulis melakukan peninjauan di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Timur. Adapun jadwal yang

direncanakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

Tabel

Jadwal Peninjauan

No KEGIATAN BULAN

MARET’12 APRIL’12 MEI’12

1 II III IV I II III IV I II III IV

1 Pembuatan Proposal X X

2 Pengurusan ijin X X X

3 Penagmbilan Data X X X X X

Page 16: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

4 Analisis data penulis X X X X X

5 Laporan X X X

K. Kerangka Penulis Laporan

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan Peninjauan

1.4 Kegunaan Peninjauan

1.5 Metode Peninjauan

1.6 Waktu dan Tempat Peninjauan

Page 17: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

1.7 Jadwal Praktik Kerja Lapangan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

2.1.2 Dasar Hukum Pajak

2.1.3 Ciri – ciri Pajak

2.1.4 Fungsi Pajak

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak

2.1.6 Pengelompokan pajak Menurut Golongan Sifat dan Pemungutannya

2.1.7 Subjek dan Objek Pajak

2.2 Pajak Daerah

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah

2.2.2 Jenis – jenis Pajak Daerah

2.2.3 Subjek Pajak Daerah

2.2.4 Objek Pajak Daerah

2.2.5 Sistem Pemungutan Pajak Daerah

2.2.6 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

2.2.7 Pengertian Sanski Administrasi pajak

2.3 Pajak Kendaran Bermotor (PKB)

Page 18: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

2.3.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

2.3.2 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

2.3.3 Objek Pajak Kendaran Bermotor (PKB)

2.3.4 Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

BAB III OBJEK PENINJAUAN

3.1 Profil Kantor Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang

3.1.2 Visi dan Misi Kantor Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang

3.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang

3.3 Aktivitas Praktik Kerja Lapangan

3.3.1 Unit Kerja Tempat Praktik Kerja Lapangan

3.3.2 Uraian Tugas Unit Kerja Tempat Praktik Kerja Lapangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang

Page 19: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

4.2 Upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan – hambatan yang terjadi dalam Keterlamabatan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Karawang

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA

Page 20: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Jogjakarta : Andi

Gunadi. 2001 : Perpajakan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas indonesia

Mardiasmo . 2001 : Perpajakan . Jogjakarta : Andi

Rahmat, Soemitro . 1985 . Pajak Penghasilan . Bandung : Rusda Offrset

Waluyo . 2008. Perpajakan Indonesia . Jakarta : Salemba Empat

Mulyono . Joko . 2008 . Ketentuan Umum Perpajakan . Jogjakarta : Andi

Undang – undang No.34 tahun 2000 Pajak Daerah

Undang – undang KUP dan Tata Cara Perpajakan No.16 Tahun 2009

http ://kliping/Bisnis_Dan_Ekonomi/24 februari

www. Pajakonline.com/Ali Imran Hamid/19 mei 2009

www. Google . com

www. Pajakonline . com

www. Pemeriksaanpajak . com

Page 21: Tinjauan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan