TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

24
TINJAUAN PUSTAKA I. Teori Penuaan 1. Teori biologi Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan yang terjadi di dalam tubuh dalam upaya berfungsi secara adekuat untuk dan melawan penyakit dilakukan mulai dari tingkat molekuler dan seluler dalam sistem organ utama. Teori biologis mencoba menerangkan menganai proses atau tingkatan perubahan yang terjadi pada manusia mengenai perbedaan cara dalam proses menua dari waktu ke waktu serta meliputi faktor yang mempengaruhi usia panjang, perlawanan terhadap organisme dan kematian atau perubahan seluler (Stanley, 2006). 1.1 Teori Genetika Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan bahwa penuaan merupakan suatu proses yang alami di mana hal ini telah diwariskan secara turun-temurun (genetik) dan tanpa disadari untuk mengubah sel dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri dari teori DNA, teori ketepatan dan

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

TINJAUAN PUSTAKA

I. Teori Penuaan

1. Teori biologi

Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik

penuaan yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ,

pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan yang terjadi di

dalam tubuh dalam upaya berfungsi secara adekuat untuk dan melawan

penyakit dilakukan mulai dari tingkat molekuler dan seluler dalam sistem

organ utama. Teori biologis mencoba menerangkan menganai proses atau

tingkatan perubahan yang terjadi pada manusia mengenai perbedaan cara

dalam proses menua dari waktu ke waktu serta meliputi faktor yang

mempengaruhi usia panjang, perlawanan terhadap organisme dan

kematian atau perubahan seluler (Stanley, 2006).

1.1 Teori Genetika

Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan bahwa

penuaan merupakan suatu proses yang alami di mana hal ini telah

diwariskan secara turun-temurun (genetik) dan tanpa disadari

untuk mengubah sel dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri

dari teori DNA, teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik,

dan teori glikogen. DNA merupakan asam nukleat yang berisi

pengkodean mengenai infornasi aktivitas sel, DNA berada pada

tingkat molekuler dan bereplikasi sebelum pembelahan sel

dimulai, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pengkodean

DNA maka akan berdampak pada kesalahan tingkat seluler dan

mengakibatkan malfungsi organ (Stanley, 2006).

Pada manusia, berlaku program genetik jam biologi di mana

program maksimal yang diturunkan adalah selama 110 tahun. Sel

manusia normal akan membelah 50 kali dalam beberapa tahun.

Sel secara genetik diprogram untuk berhenti membelah setelah

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

mencapai 50 divisi sel, pada saat itu sel akan mulai kehilangan

fungsinya (Miller, 1999).

Teori genetika dengan kata lain mengartikan bahwa proses menua

merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan akan semakin

terlihat bila usia semakin bertambah. Teori ini juga bergantung

dari dampak lingkungan pada tubuh yang dapat mempengaruhi

susunan molekular (Stanley, 2006).

1.2 Teori Wear and Tear

Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik

atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA. August Weissmann

berpendapat bahwa sel somatik nomal memiliki kemampuan

yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya.

Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak

beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwa

organisme memiliki energi tetap yang terseddia dan akan habis

sesuai dengan waktu yang diprogramkan (Stanley, 2006).

1.3 Teori Rantai Silang

Teori rantai silang mengatakan bahwa struktur molekular normal

yang dipisahkan mungkin terikat bersama-sama melalui reaksi

kimia. Agen rantai silang yang menghubungkan menempel pada

rantai tunggal. dengan bertambahnya usia, mekanisme pertahanan

tubuh akan semakin melemah, dan proses cross-link terus

berlanjut sampai terjadi kerusakan. Hasil akhirnya adalah

akumulasi silang senyawa yang menyebabkan mutasi pada sel,

ketidakmampuan untuk menghilangkan sampah metabolik

(Miller, 1999).

1.4 Teori Riwayat Lingkungan

Menurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat

membawa perubahan dalam proses penuaan. Faktor-faktor

tersebut merupakan karsinogen dari industri, cahaya matahari,

trauma dan infeksi (Stanley, 2006).

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

1.5 Teori Imunitas

Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan.

Selama proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami

kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing yang

masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah

mengalami infeksi dan kanker (Stanley, 2006). perubahan sistem

imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga

tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi

antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan

terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan

pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun

itu sendiri (Tonny, 1999).

1.6 Teori Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme

yang dapat menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi.

Normalnya radikal bebas akan dihancurkan oleh enzim

pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di

dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan

seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar ultraviolet,

mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen pada proses

penuaan (Tonny, 1999).

1.7 Teori Neuroendokrin

Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan

tentang terjadinya proses penuaan melalui hormon. Penuaan

terjadi karena adanya keterlambatan dalam sekresi hormon

tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf (Stanley, 2006).

1.8 Teori Organ Tubuh

Teori penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit

yang berhubungan dengan suatu organ tubuh vital. orang

meninggal karena penyakit atau keausan, menyebabkan bagian

penting dari tubuh berhenti fungsi sedangkan sisanya tubuh masih

mampu hidup. Teori ini berasumsi bahwa jika tidak ada penyakit

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

dan tidak ada kecelakaan, kematian tidak akan terjadi (Miller,

1999).

1.9 Teori Umur panjang dan Penuaan

Palmore (1987) mengemukakan dari beberapa hasil studi,

terdapat faktor-faktor tambahan berikut yang dianggap

berkontribusi untuk umur panjang: tertawa; ambisi rendah, rutin

setiap hari, percaya pada Tuhan; hubungan keluarga baik,

kebebasan dan kemerdekaan; terorganisir, perilaku yang memiliki

tujuan, dan pandangan hidup positif

1.10 Teori Medis

Teori medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana

perubahan biologis yang berhubungan dengan proses penuaan

mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia. Biogerontologi

merupakan subspesialisasi terbaru yang bertujuan menentukan

hubungan antara penyakit tertentu dan proses penuaan. Metode

penelitian yang lebih canggih telah digunakan dan banyak data

telah dikumpulkan dari subjek sehat dalam studi longitudinal,

beberapa kesimpulan menarik dari penelitian tiap bagian

berbeda (Miller, 1999).

2. Teori Sosiologi

Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status

hubungan sosial. Teori ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar

tubuh (Stanley, 2006).

2.1 Teori Kepribadian

Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan

psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik

lansia. Teori pengembangan kepribadian yang dikembangkan

oleh Jung menyebutkan bahwa terdapat dua tipe kepribadian

yaitu introvert dan ekstrovert. Lansia akan cenderung menjadi

introvert kerenan penurunan tanggungjawab dan tuntutan dari

keluarga dan ikatan sosial (Stanley, 2006).

2.2 Teori Tugas Perkembangan

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

Tugas perkembangan merupakan aktivitas dan tantangan yang

harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam

hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses.pada kondisi

tidak danya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati

kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko untuk

memiliki rasa penyeselan atau putus asa (Stanley, 2006).

2.3 Teori Penarikan Diri

Teori ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran

masyarakat dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan

bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggungjawab

telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari

pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat

menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang

telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai

(Stanley, 2006).

2.4 Teori Aktivitas

Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan

yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk

turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan

seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen

kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan

bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif

mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik

yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang

kehidupan (Stanley, 2006).

2.5 Teori Subkulutur

Lansia, sebagai suatu kelompok, memiliki norma mereka sendiri,

harapan, keyakinan, dan kebiasaan; karena itu, mereka telah

memiliki subkultur mereka sendiri. Teori ini juga menyatakan

bahwa orang tua kurang terintegrasi secara baik dalam

masyarakat yang lebih luas dan berinteraksi lebih baik di antara

lansia lainnya bila dibandingkan dengan orang dari kelompok

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

usia berbeda. Salah satu hasil dari subkultur usia akan menjadi

pengembangan "kesadaran kelompok umur" yang akan berfungsi

untuk meningkatkan citra diri orang tua dan mengubah definisi

budaya negatif dari penuaan (Tonny, 1999).

3. Teori Psikologis

Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena

penuaan psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga

melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol

perilaku atau regulasi diri (Stanley, 2006).

3.1 Teori Kebutuhan Manusia

Banyak teori psikologis yang memberi konsep motivasi dan

kebutuhan manusia. Teori Maslow merupakan salah satu contoh

yang diberikan pada lansia. Setiap manusia yang berada pada

level pertama akan mengambil prioritas untuk mencapai level

yang lebih tinggi; aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang

dengan yang lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk

beberapa derajat, maka ia akan terus bergerak di antara tingkat,

dan mereka selalu berusaha menuju tingkat yang lebih tinggi

(Tonny, 1999).

3.2 Teori Keberlangsungan Hidup dan perkembangan Kepribadian

Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa

perkembangan melalui berbagai tahapan dan menyarankan bahwa

progresi sukses terkait dengan cara meraih kesuksesan di tahap

sebelumnya. ada empat pola dasar kepribadian lansia: terpadu,

keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi (Neugarten

et al.) (Tonny, 1999).

3.3 Teori Kepribadian Genetik

Teori kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa

beberapa lansia lebih baik dibandingkan lainnya.; hal ini tidak

berfokus pada perbedaan dari kedua kelompok tersebut.

Meskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas, teori ini

merupakan upaya yang menjanjikan untuk mengintegrasikan dan

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

mengembangkan lebih lanjut beberapa teori psikologi tradisional

dan baru bagi lansia. Tema dasar dari teori ini adalah perilaku

bifurkasi atau percabangan dari seseorang di berbagai aspek

seperti biologis, sosial, atau tingkat fungsi psikososial. Menurut

teori ini, penuaan didefinisikan sebagai rangkaian transformasi

terhadap meningkatnya gangguan dan ketertiban dalam bentuk,

pola, atau struktur (Tonny, 1999).

II. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penuaan terutama pada

jaringan rongga mulut adalah

1. Faktor genetik

Adanya pengaruh dari penyakit bawaan yang berasal dari genetik sehingga

akan mempengaruhi proses penuaan.

2. Faktor endogenik.

Hormon : menurunnya hormon estrogen dan testosterone menyebabkan

osteoblast menurun, osteoklast meningkat sehingga terjadai resorbsi dan

remodeling tulang dan tulang alveolar menjadi berkurang.

3. Faktor eksogenik (factor lingkungan dan gaya hidup)

- Diet/ asupan zat gizi

- Vitamin dapat memperlambat proses degenerative pada lansia.

- Defisiensi ion Zn dapat menyebabkan gangguan fungsi imun dan

pengecapan.

- Merokok, dapat memggangu vaskularisasi rongga mulut sehingga

mempercepat penuaan rongga mulut.

- Penyinaran Ultra Violet

- Polusi

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

Faktor lingkungan dalam proses penuaan merupakan faktor prediposisi dari kedua

faktor sebelumnya, yaitu faktor Biologis dan faktor Psokologis. Beberapa faktor

lingkungan akan mempengaruhi kejiwaan seseorang dan juga akan mempengaruhi

fisik seseorang yang berkaitan dengan faktor Biologis.

Faktor biologi-psikologi

Berbagai stres psikologi yang dialami seseorang akan berpengaruh dengan kondisi

fisik seseorang. Dalam menghadapi stres tubuh berusaha melakukan adaptasi

dengan mengeluarkan berbagai macam hormon, substansi kimia dan reaksi kimia

untuk menghadapi stressor. Berbagai kompensasi dan adaptasi tubuh secara

berkelanjutan akan mengakibatkan tubuh kelelahan sehingga akan mempercepat

penurunan fungsi tubuh individu.

Faktor biologi-lingkungan

Berbagai macam kondisi lingkungan yang menjadi tempat hidup seseorang akan

mempengaruhi proses penuaan seseorang. Kondisi lingkungan akan menyebabkan

tubuh berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin buruk kondisi

lingkungan akan semakin keras pula tubuh berusaha beradaptasi dengan

lingkungan sekitar. Semakin nbesar tubuh beradaptasi akan mengakibatkan tubuh

cepat mengalami kerusakan dan kemunduran fungsi.

Faktor psikologi-lingkungan

Kondisi lingkungan sebagai lingkungan tempat tinggal seseorang akan

mempengaruhi tingkat stres individu. Misalnya seseorang yang hidup di kota

besar yang sibuk, daya saing tinggi dan konsumtif biasanya akan memiliki tingkat

stres yang tinggi. Tingkat stres psikologis yang tinggi ini akan berpengaruh

terhadap kemampuan tubuh dalam beradaptasi dengan stressor sehingga proses

kemunduran fungsi tubuh seseorang akan semakin cepat. Sangat terbaik dengan

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

kondisi lingkungan yang tenang, kondusif, aman dan nyaman pada lingkungan

tempat tinggal seseorang. Lingkungan yang kondusif akan menyebabkan tingkat

stres rendah sehingga tubuh cenderung akan menggunakan energinya untuk

mempertahankan fungsi optimalnya. (Suyono, Aris, 2011)

III. Kelainan dan Dampak yang terjadi pada proses penuaan

Dampak penuaan jaringan mulut terhadap rongga mulut yaitu secara umum :

1.Fungsi pengecapan berkurang : terjadi karena taste bud berkurang.

2.Penuaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal akan mengganggu

kestabilan lengkung gigi sehingga mengganggu fungsi kunyah.

3.Epitel mukosa ludah terkelupas dan jaringan ikat dibawahnya sembuh lambat.

Atropi jaringan ikat menyebabkan elastisitas menurun sehingga menyulitkan

pembuatan protesa yang baik.

4.Secara klinis mukosa mulut memperlihatkan kondisi yang menjadi lebih pucat,

tipis kering dengan proses penyembuhan yang melambat. Hal ini yang

menyebabkan mukosa mulut lebih mudah mengalami iritasi terhadap tekanan

ataupun gesekan, yang diperparah dengan berkurangnya aliran saliva. (Silverman

1965)

5. Perubahan ukuran lengkung rahang.

Kelainan pada rongga mulut akibat penuaan :

1. Stomatitis Karena Gigi Tiruan

Lesi ini umumnya disebut sebagai denture stomatitis, seringkali merupakan

infeksi asimtomatis yang disebabkan oleh candida. Mikroorganisme ini ditemukan

pada mukosa dan jaringan gigi tiruan. Stomatitis ini merupakan peradangan kronis

pada mukosa pendukung gigi tiruan yang sifatnya dapat setempat atau

menyeluruh.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

Kondisi ini dipicu oleh pemakaian gigi tiruan yang terus menerus sepanjang

siang dan malam hari. Factor lain seperti xerostomia juga mendukung terjadinya

lesi ini. Hipersensitif terhadap salah satu komponen dari bahan gigi tiruan dengan

reaksi alergiknya juga merupakan salah satu factor penyebab.

Stomatitis karena gigi tiruan seringkali merupakan kandidosisatrofik kronis.

Adanya plak microbial serta jamur pada permukaan gigi tiruan yang

bersinggungan dengan mukosa pengukung penting bagi perkembangan stomatitis

ini. Kondisi ini biasanya hilang dengan pembersihan gigi tiruan yang baik,

termasuk merendam gigi tiruan dalam larutan antijamur di malam hari. Obat anti

jamur seperti amfoterisin, mikonasol atau nistatin mungkin diperlukan dan harus

di aplikasikan ke permukaan gigi tiruan sebelum gigi tiruan dipasang ke dalam

mulut.

Kebanyakan pasien tidak menyadari adanya kelainan ini, karena biasanya

tanpa gejala. Beberapa pasien mengeluh adanya rasa panas atau gatal yang

biasanya dirasakan pada mukosa palatum atau mukosa lidah. Intensitas

peradangan berbeda-beda, kadang terbatas pada daerah tertentu atau bisa pula

mengenai seluruh jaringan pendukung gigi tiruan. Kelainan ini cenderung terjadi

pada rahang atas daripada rahang bawah. Kadang terlihat peradangan palatal tipe

granular.

2. Hiperplasia karena Gigi Tiruan

Hiperplasia jaringan lunak di bawah atau di sekeliling gigi tiruan lengkap

merupakan akibat dari respon fibroepitelial terhadap pemakaian gigi tiruan

lengkap. Sayap gigi tiruan yang terlalu lebar dapat menyebabkan ulser pada

mukosa dan bahkan menjadi hiperplasia. Hiperplasia yang terjadi dapat berupa

pertumbuhan fibrotik yang disebut epulis fisuratum. Ini terjadi pada mukosa

bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak.

Kelainan ini seringkali asimtomatik dan terbatas pada jaringan di sekeliling

tepi gigi tiruan di daerah vestibular, lingual, atau palatal, dapat juga terjadi di

bagian sisa alveolar. Kelainan ini timbul akibat iritasi kronis dari gigi tituan yang

longgar atau gigi tiruan yang sayapnya terlalu panjang. Dapat terlihat proliferasi

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

jaringan fibrous terutama pada vestibulum labial. Perawatan awal meliputi

pengikisan sayap gigi tiruan yang berlebih sehingga menghilangkan penyebab

iritasi. Meskipun demikian pengasahan sayap gigi tiruan dapat mengurangi

stabilitas protesa, yang menyebabkan gigi tiruan lebih bebas bergerak sehingga

menimbukan iritasi lebih lanjut.

3. xerostomia

Xerostomia merupakan salah satu bentuk kelainan sekresi saliva yang

mengalami penurunan volume dari keadaan normal, sehingga terjadi hiposalivasi.

Apabila produksi saliva kurang dari 20 ml/ hari dan berlangsung dalam waktu

yang lama maka keadaan ini disebut serostomia. Saliva pada orang tua

mengandung total protein yang lebih sedikit, elektrolit berbeda, dan pH dengan

kemampuan buffer yang lebih kecil dibanding orang muda.

Xerostomia akan menimbulkan masalah dalam hal retensi gigi tiruan,

meningkatkan resiko karies gigi, dan infeksi, serta menyebabkan kesulitan dalam

pengunyahan dan penelanan. Mukosa mulut penderita mulut kering biasanya

halus dan lebih peka terhadap stimulus kimia. Keringnya mukosa menjadikan

mukosa lebih peka terhadap iritasi gesekan dari gerakan gigi tiruan, dan dapat

mengganggu daya adptasi pasien dalam menggunakan gigi tiruannya. Beberapa

lansia mengeluh akan kondisi mulut yang kering, sering tanpa tanda-tanda klinis,

pada kasus ini penyebabnya mungkin adalah depresi.

Berdasarkan penelitian terjadinya degenerasi epitel saliva, atrofi, hilangnya

asini dan fibrosis terjadi dengan frekuensi dan keparahan yang meningkat dengan

meningkatnya usia. Secara umum dapat dikatakan bahwa saliva nonstimulasi

(istirahat) secara keseluruhan berkurang volumenya pada usia tua. Xerostomia

juga dapat disebabkan oleh pemakaian obat-obatan oleh pasien. (George, 1994)

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

Dampak proses penuaan terhadap kesehatan gigi dan mulut antara lain

karies gigi, penyakit periodontal, keadaan kebersihan mulut yang merupakan

masalah signifikan. Selain itu menurut Mendel (1989) bahwa status kesehatan gigi

dan mulut pada lansia ditandai dengan meningkatnya kehilangan gigi, kebersihan

mulut yang buruk, penyakit periodontal, karies giig, erosi, abrasi serta kanker

mulut. Dan pada usia lanjut, juga terjadi penurunan sensitivitas mukosa rongga

mulut terhadap iritasi. Di samping itu terjadi kelemahan jaringan penyangga gigi

sehingga kemampuan mengunyah berkurang dan mempermudah infeksi (Lestari,

dkk : 2005).

Perubahan yang terjadi pada usia lanjut sangat mempengaruhi kesehatan

lansia. Insiden terjadinya penyakit semakin tinggi. Beberapa penyakit berupa

kanker yang sering terjadi pada lansia seperti basal cell carcinoma dan squamous

cell carcinoma. Kondisi ini perlu mendapat perhatian sebbelum melakukan

tindakan perawatan terhadap pasien. Berdasarkan penilitian didapatkan karies gigi

menyerang pada usia lebih dari 70 tahun dan penderita usia 75 – 79 tahun (Beck,

dkk : 1990) (Burt : 1994). Mayoritas karies gigi pada usia lanjut merupakan karies

akar. Adanya karies dan tumpata pada akar dilaporkan tedapat pada 47% orang

berusia 65-74 tahun serta 55,9% pada usia lebih dari 75 tahun. Menjaga

kebersihan mulut dan topikal aplikasi fluor serta menggunakan pasta gigi yang

mengandung fluor setiap hari dapat mengurangi atau menghambat terjadinya

karies pada gigi. (Loesche, dkk : 1995)

Berdasarkan data yang berhubungan dengan proses penuaan dab penyakit

periodontal, terdapat proses penuaan dan penyakit periodontal serta perubahan

respon pejamu terhadap mikroorganisme plak sejalan dengan meningkatnya usia.

Hal ini disebabkan kurang efektifnya respon kekebalan tubuh atau terjadinya

penurunan efektivitas sel leukosit dan monosit dalam proses fagositosis.

(Pajukoski, dkk : 1999)

Pada sistem muskulo-skeletal, terjadi atropi secara keseluruhan pada

massa otot dimana jaringan lemak dan jaringan ikat kolagen menggantikan

sebagian serat-serat kontraktil otot.2,5 Akibatnya terjadi kemunduran kekuatan,

kelenturan, stamina serta tonusotot ketika melakukan aktifitas. Sebagai contoh,

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

implikasi yang berlaku pada sistem pernafasan di mana kekuatan otot yang

berkurang menyebabkan manula bernafas secara dangkal. Kehilangan kalsium

dan massa tulang yang menurun sejalan dengan usia, akan menyebabkan

osteoporosis di mana terjadi penurunan dimensi tulang sehingga tulang menjadi

rapuh dan mudah fraktur. Tulang vertebra yang mengalami kalsifikasi akan

mengakibatkan perubahan postural tubuh.

Tulang alveolar juga mengalami perubahan berupa hilangnya mineral

tulang secara umum oleh karena usia melalui resorpsi matriks tulang. Proses ini

dapat dipercepat oleh tanggalnya gigi, penyakit periodontal, protesa yang tidak

adekuat, dan karena menderita penyakit sistemik.

Perubahan normal yang berlaku pada sistem kardiovaskular berupa atropi

pada otot jantung terutama ventrikel kiri, kalsifikasi pada vulva jantung,

kehilangan elastisitas pada dinding arteri (arteriosclerosis) serta deposit-deposit

yang bertumpuk di dalam arteri(atherosclerosis). Akibatnya terjadi penurunan

cardiac output, sensitifitas baroreseptor serta automatisitas nodus SA. Seterusnya

suplai darah yang semakin lemah akan mengakibatkan penurunan stamina, fungsi

ginjal dan hati yang semakin lemah serta berkurangnya suplai oksigen dan energi

ke sel-sel seluruh tubuh.

Secara umum terjadi kemunduran sejumlah organ sejalan dengan

meningkatnya usia. Seperti otak, hati, ginjal, kelenjar saliva, semua perubahan ini

dimulai dari sel atau jaringan : seperti ginjal dengan meningkatnya usia terjadi

kerusakan sebagian dari nefron atau dengan kata lain glomeruli yang abnormal

sehingga fungsi dari ginjal akan menurun, osmolariti urine berkurang.11

Penurunan fungsi sekresi meningkatkan retensi sampah produk metabolisme dan

memiliki potensi penyebab terjadinya kerusakan skala rendah sel-sel di seluruh

tubuh.

Dengan meningkatnya usia, sistem imun secara umumnya akan berkurang

efektifitasnya sehingga akan meningkatkan resiko terhadap penyakit akibat

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

infeksi, berkurangnya kemampuan melawan penyakit, penyembuhan luka menjadi

lambat, dan berkembangnya penyakit autoimun serta kanker.

Pancaindera merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia untuk

mengumpulkan informasi dan mengantisipasi dalam interaksi sosial. Perubahan

yang dapat berlaku adalah pada mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung

(pembauan) dan lidah (pengecapan).

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA SKENARIO 3~

DAFTAR PUSTAKA

Amar, Nazrul. 2011. Analisa Perubahan – Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut

Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45 – 69 tahun di

Medan Denai (Skripsi). Medan : USU

George, A., dkk. 1994. Buku Ajar Prostodonti Untuk Pasien Tak Bergigi Menurut

Boucher Edisi 10. Jakarta : EGC.

Greenberg, M.S ; A. Garfunkel. 2003. Burket’s Oral Medicine 10th edition.

Philadelphia : J.B. Lippincott Company.

Ian E.B ; Angus W. 1995. Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia. Jakarta : EGC

Lestari S, dkk. 2005. Gambaran Perilaku dan Status Keseshatan Gigi dan Mulut

Lansia di Puskesmas Kemayoran Jakarta Pusat. Majalah Ilmiah

Kedokteran Gigi

Loesche WJ, et al. 1995. Dental Findings in Geriatric Population with Diverse

Medical Backgrounds. Oral Surg Oral Med Oral Pathol

Miller, Carol A.1999.Nursing Care of Older Adults: Theory and

Practice.Philadepia: Lippincott

Pajukoski, dkk. 1999. Oral Health in Hospitalized and Non Hospitalized

Community Dwelling Elderly Patient. Surg Oral Med Oral Pathol Radiol

Endod

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare.2006.Buku Ajar Keperawatan

Gerontik, ed 2.Jakarta:EGC

Toni Setiabudhi dan Hardiwinoto.1999.Panduan Gerontologi Tinjauan dari

Berbagai Aspek.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama