Tinjauan Pustaka Obesitas PDF
description
Transcript of Tinjauan Pustaka Obesitas PDF
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Obesitas
Obesitas secara umum didefinisikan sebagai peningkatan berat badan
yang disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh secara berlebihan.
Obesitas pada anak merupakan suatu penyakit yang mudah
didiagnosis tetapi sulit untuk ditangani. Pengukuran antropometri
seperti berat badan, tinggi badan, IMT, pengukuran tebal lipatan kulit
pada bagian tubuh tertentu dapat menentukan status kegemukan
seorang anak.3
Konsekuensi obesitas pada anak telah menarik perhatian yang
lebih dibidang kesehatan karena prevalensinya meningkat di seluruh
dunia dan memberikan pengaruh pada saat dewasa.6-7 Banyak
penelitian yang telah dilakukan untuk menyelidiki pengaruh obesitas
pada anak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Namun
demikian tidaklah mudah untuk membandingkan dengan hasil
penelitian sebelumnya karena perbedaan populasi pada penelitian,
perbedaan jumlah sampel, jarak usia, dan kelompok etnis.6
Obesitas dikaitkan pada beberapa keadaan seperti: Hipertensi,
Diabetes Melitus Tipe II, Dislipidemia, Hypertrofi Ventrikel Kiri,
Steatohepatitis Nonalkoholik, Sleep Apnea Obstruktif, masalah
orthopedi misalnya slipped capital-femoral epiphysis dan masalah
Universitas Sumatera Utara
psikososial,7-15 asma, gastroesopageal refluks (GER), dan
konstipasi.16 Peningkatan laju filtrasi glomerulus, hipertrofi ginjal, dan
proteinuria mungkin terjadi pada anak obes yaitu dengan ditemukan
gambaran berupa glomerulosklerosis fokal segmental, proliferasi
mesangial, dan glomerulomegali pada pemeriksaan histopatologi.
Hubungan obesitas dengan glomerulopati dikaitkan dengan hipertensi,
hiperinsulinemia dan hiperlipidemia.17
Obesitas merupakan hal penting yang harus dipikirkan karena
keadaan tersebut merupakan faktor risiko terhadap terjadinya penyakit
kardiovaskular. Perkiraan tersebut diduga bahwa hipertensi mungkin
sudah berkembang pada masa anak. Pencegahan obesitas pada anak
merupakan hal yang penting dalam mengurangi risiko penyakit jantung
koroner di kemudian hari.6
2.2. Patogenesis Obesitas
Meskipun masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi
penyebab terjadinya obesitas pada anak, kebanyakan kasus kelebihan
berat badan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan antara
asupan makanan yang berlebihan sedangkan aktivitas fisik kurang.
Bila anak mengkonsumsi kalori lebih banyak dari pada kalori yang
Universitas Sumatera Utara
dibuang melalui aktivitas dan perkembangan fisik yang normal, maka
dapat menyebabkan kelebihan berat badan.9
Penyebab lainnya adalah penyakit genetik yang dapat
menyebabkan seorang anak mengalami obesitas. Pola makan,
kebiasaan menonton televisi, aktivitas yang monoton, dan kurangnya
berolah raga mempunyai peran yang penting dengan terjadinya
obesitas pada sebagian besar kasus.4,8-9,12
2.3. Kriteria Obesitas
Bentuk fisik obesitas dibedakan menurut distribusi lemak yaitu apple
shape body (android) bila lebih banyak lemak di bagian atas tubuh
(dada dan pinggang), dan pear shape body (gynoid) bila lebih banyak
lemak di bagian bawah tubuh (pinggul dan paha). Bentuk pertengahan
adalah intermediate.3
Berdasarkan antropometri, obesitas pada anak ditentukan
berdasarkan tiga metode pengukuran sebagai berikut:3
1. Mengukur berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat
badan ideal sesuai tinggi badan (BB/TB). Obesitas didefinisikan
sebagai berat badan menurut tinggi badan di atas persentil 90 atau
BB ideal ≥120%
Universitas Sumatera Utara
2. The World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan
IMT sebagai dasar pengukuran obesitas pada anak dan remaja di
atas 2 tahun. Ini merupakan cara termudah untuk memperkirakan
obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain
itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obes yang
mempunyai risiko mendapat komplikasi medis. Konsensus terbaru
mengatakan bahwa IMT lebih dari atau sama dengan persentil ke-
95 merupakan nilai patokan obesitas pada anak dan remaja.
3. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal
lipatan kulit (TLK). Terdapat empat macam cara pengukuran TLK
yang ideal yaitu TLK biseps, triseps, subskapular, dan suprailiaka.
Bila TLK di atas persentil ke 85 merupakan indikator adanya
obesitas
2.4. Definisi Hipertensi
Definisi hipertensi pada anak berdasarkan pada ketentuan tekanan
darah yang diatur berdasarkan National High Blood Pressure
Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children
and Adolescents task force 4th tahun 2004 yaitu:18,19
1. Hipertensi didefinisikan sebagai rata-rata tekanan darah sistolik dan
atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan persentil
Universitas Sumatera Utara
ke 95 untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badan pada 3 kali
pengukuran atau lebih pada saat yang sama
2. Prehipertensi pada anak didefinisikan sebagai rata-rata tekanan
darah sistolik atau diastolik lebih dari atau sama dengan persentil
ke 90 tetapi kurang dari persentil ke 95
3. Anak yang lebih besar dengan tekanan darah lebih dari atau sama
dengan 120/80 mmHg dikhawatirkan sebagai pre hipertensi
4. Pasien dengan tekanan darah lebih dari persentil ke 95 pada saat
dilakukan pengukuran tekanan darah di ruang praktek atau di klinik
dokter dinilai sebagai tekanan darah normal disebut sebagai “white-
coat hypertension”.
2.5. Patogenesis Hipertensi Pada Obesitas
Walaupun sebagian besar data tentang patofisiologi hipertensi
diperoleh dari penelitian hewan dan dari penelitian orang dewasa,
mekanisme hipertensi pada anak obes telah diteliti dengan baik.
Kebanyakan penelitian pada anak dipusatkan pada 3 mekanisme
utama patofisiologi yaitu gangguan dalam fungsi autonomik, resistensi
insulin, dan adanya kelainan struktur dan fungsi vaskular. Hubungan
obesitas dan tekanan darah mungkin diperantarai oleh hiperaktivitas
sistem saraf simpatetik.7
Universitas Sumatera Utara
Hiperaktivitas sistem saraf simpatetik termasuk manifestasi
kardiovaskular seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
yang bervariasi, manifestasi neurohumoral seperti peningkatan kadar
plasma katekolamin, dan manifestasi neural berupa peningkatan saraf
simpatik perifer.20-21
Penelitian jantung di Bogalusa menyatakan denyut jantung
pada waktu istirahat secara positif berhubungan dengan tekanan
darah dan ketebalan lipatan kulit. Keadaan hiperdinamik
kardiovaskular berhubungan dengan beratnya keadaan obesitas.7,20
2.6. Tatalaksana Obesitas
Matarantai yang terjadi pada anak obes adalah hipertensi,
hipertrigliseridemia, dan peningkatan insulin. Penelitian yang dilakukan
oleh Ribeiro, dkk menunjukkan hasil bahwa dengan memberikan
latihan dan pemberian diet pada anak obes akan memulihkan tekanan
darah dan reaksi terhadap vasodilatasi pembuluh darah, sementara
bila hanya diberikan diet hanya menurunkan berat badan dan IMT.21
Tata laksana obesitas secara luas mencakup penanganan
obesitas dan dampak yang terjadi. Prinsip dari tata laksana obesitas
adalah mengurangi asupan makan serta meningkatkan pengeluaran
energi.2-3 Ada beberapa cara penanganan anak obes yaitu:
Universitas Sumatera Utara
A. Makan dengan pola makan yang sehat.2-3,8,21
Mengingat anak masih dalam tahap tumbuh kembang maka prinsip
pengaturan diet pada obesitas adalah diet seimbang sesuai
dengan recomended dietary allwonce (RDA). Cara yang dilakukan
adalah dengan intervensi diet. Secara garis besar prinsip
pengaturan diet adalah :
1). Menghindari obesitas serta mempertahankan berat badan dan
pertumbuhan normal
2). Masukan makanan dengan kandungan karbohidrat rendah
sebanyak 50% energi total
3). Menurunkan masukan lemak hingga di bawah 30% energi total
dengan lemak jenuh dibawah 10% energi total dan kolesterol
tidak lebih dari 300 mg per hari
4). Meningkatkan makanan tinggi serat
5). Makanan dengan kandungan garam cukup sebanyak 5 gram
per hari
6). Meningkatkan masukan besi, kalsium, dan fluor
B. Peningkatan aktivitas fisik
Aktivitas merupakan komponen penting dalam penurunan berat
badan anak. Kegiatan ini tidak hanya akan membakar kalori tapi
Universitas Sumatera Utara
juga dapat memperkuat tulang dan otot serta membantu anak tidur
dengan nyenyak di malam hari dan terjaga di siang hari. Kebiasaan
seperti ini akan membantu menjaga berat badan pada kisaran
yang sehat pada saat dewasa.3
Cara yang dilakukan adalah melakukan latihan dan
meningkatkan aktivitas harian. Aktivitas fisik mempunyai pengaruh
yang bermakna terhadap penggunaan energi. Peningkatan
aktivitas pada obesitas dapat menurunkan nafsu makan dan
meningkatkan laju metabolisme. Latihan aerobik yang teratur dan
dikombinasi dengan pengurangan energi akan menghasilkan
penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya
dengan diet saja.3,22
C. Modifikasi Perilaku
Dalam memodifikasi perilaku diperlukan peran orang tua sebagai
komponen intervensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan:3,8
1). Kontrol terhadap rangsangan, seperti pada saat menonton televisi
dicegah untuk tidak makan karena menonton televisi dapat
menjadi pencetus makan
2). Mengubah perilaku makan seperti belajar mengontrol porsi dan
jenis makanan yang dikonsumsi, mengurangi makanan camilan
Universitas Sumatera Utara
3). Penghargaan dan hukuman dari orang tua terhadap pola makan
atau perilaku sehat yang diperlihatkan anak
4). Pengendalian diri terhadap sesuatu hal yang menyebabkan risiko
untuk makan terlalu banyak
D. Pembedahan
Oleh karena faktor risiko dan kemungkinan komplikasi jangka
panjang, operasi yang dilakukan untuk mengurangi berat badan
jarang sekali dilakukan pada remaja. Efek pembedahan terhadap
fungsi kognitif dan tubuh remaja yang sedang berkembang secara
garis besar memang belum diketahui. Pembedahan dapat
dipertimbangkan pada kasus anak super obes dengan ancaman
kesehatan yang serius.8
E. Penggunaan obat-obatan
Peran farmakologi dalam penanganan obesitas pada anak masih
kontroversial. Pemberian obat-obatan dalam penanganan obesitas
pada orang dewasa penuh dengan permasalahan. Ada dua jenis
obat untuk mengurangi berat badan yang dapat digunakan oleh
para remaja yaitu sibutramin dan orlistat. Sibutramin digunakan
pada pengobatan remaja berusia di atas 16 tahun yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara
untuk mengubah susunan kimiawi di otak sehingga membuat rasa
kenyang lebih cepat. Keamanan dan efikasi sibuteramin pada
anak belum diketahui.7-8
Orlistat merupakan inhibitor lipase gastrointestinal yang
memberikan keamanan dan keefektivan terapi pada anak obes,
dan sudah disetujui untuk digunakan pada para remaja berusia di
atas 12 tahun berfungsi untuk mencegah penyerapan lemak di
dalam usus. Namun demikian risiko penggunaan obat tersebut
dalam jangka panjang masih tidak diketahui dan efek yang
ditimbulkan pada pengurangan berat badan anak remaja masih
dipertanyakan.8
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Konseptual ‐ genetik ‐hormonal
‐Intake>> ‐kebiasaan Obesitas
Adiposity
angiotensinogen ↑ Insulin resistance Symphatetic overactivity
Gambar 2.1. Kerangka konseptual
Hipertensi
- Steroid - CHD
- Ras - Glomerulopati
- Psikis - Sosek
Universitas Sumatera Utara