TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN ...
-
Upload
vuongkhanh -
Category
Documents
-
view
243 -
download
3
Transcript of TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN ...
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
1. TinjauanPustaka
PNPM Mandiri
PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan
terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini merupakan
kelanjutan dari program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) yang
memahami bahwa kemiskinan adalah akibat dan akar penyebab kemiskinan yang
sebenarnya adalah kondisi masyarakat utamanya para pemimpin yang belum
berdaya sehingga tidak mampu menerapkan nilai-nilai luhur dalam setiap
keputusan dan tindakan yang dilakukan. Pengertian yang terkandung mengenai
PNPM Mandiri adalah :
1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan
sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan
melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur
program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan
kemiskinan yang berkelanjutan.
2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian dan kesejahteraanna. Pemberdayaan masyarakat memerlukan
keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak
Universitas Sumatera Utara
untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil
yang dicapai (PNPM Mandiri, 2012).
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM
Mandiri ini adalah :
1. Tujuan Umum
- Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin
secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat
miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok
masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan kedalam proses
pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
- Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
representatif dan akuntabel.
- Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan,
program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-
poor)
- Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat
dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
- Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya.
- Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal
- Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi
dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat
(Kementrian PU, 2011).
Adapun prinsip yang dianut PNPM mandiri adalah :
- Bertumpu pada pembanngunan manusia. Pelaksanaan PNPM senantiasa
bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya.
- Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan kebutuan masyarakat miskin dan
kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
- Partisipasi. Masyarakat terlibat aktif pada setiap proses pengambilan
keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan
pembangunan.
- Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM , masyarakat memiliki kewenangan
secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan
pembangunan secara swakelola.
- Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral
dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat
sesuai dengan kapasitasnya.
Universitas Sumatera Utara
- Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai
kesetaran dalam perannya disetiap tahap pembangunan dan dalam
menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.
- Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan
secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada
kepentingan masyarakat miskin.
- Transparansi dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang
memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan
sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan
dipertanggung jawabkan baik secara moral, tekhnis, legal, maupun
administratif.
- Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan kebutuhan
untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal
berbagai sumberdaya yang terbatas.
- Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar
pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
- Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini
tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
- Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan
PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola
oleh masyarakat (PNPM Mandiri, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Kategori Program PNPM Mandiri
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis
kewilayahan, yang mencakup PPK, P2KP, PISEW, dan P2DTK.
2. PNPM-Penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan masyarakat
berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung
penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target
tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu
pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan
masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi;
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi
pengembangan pemberdayaan masyarakat diperkotaan dan Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan
daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri
diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dengan daerah sekitarnya, dan Program Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan (PPIP), yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur
perdesaan. Selain itu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
(PAMSIMAS), serta beberapa program lain telah diharmonisasikan menjadi
Universitas Sumatera Utara
bagian dari PNPM. Program tersebut adalah PNPM Mandiri Agribisnis
Perdesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, PNPM Mandiri Pariwisata,
dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman (Kementrian PU, 2011).
Komponen Program PNPM Mandiri
Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui komponen
program sebagai berikut:
1. Pengembangan Masyarakat
Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan
untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari
pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif,
pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan, dan pemeliharaan
hasil-hasil yang telah dicapai.
Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung
kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan operasional
pendampingan masyarakat, dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan
advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat awal pemberdayaan, sedangkan
relawan masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerak masyarakat di
wilayahnya (PNPM Mandiri, 2012).
2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulant
keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai
sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, masyarakat diberi kesempatan untuk mengembangkan
sumberdaya yang mereka punya. Seperti yang dikatakan Deacon dan Malock
dalam Guhardja, dkk (1993) mendefenisikan sumber daya sebagai alat atau bahan
yang tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan.
3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal
Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah
serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku
lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif
dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam
menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini
antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan
secara selektif, dan sebagainya (PNPM Mandiri, 2012).
4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program
Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi
kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok
pedulilainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan
manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program
(Kementrian PU, 2011).
Ruang Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri
Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua
kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat
meliputi:
1. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial,
dan ekonomi secara padat karya;
Universitas Sumatera Utara
2. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang
lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana
bergulir ini;
3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang
bertujuan mempercepat pencapaian target Sasaran Pembangunan Milenium
Millennium Development Goals (MDGs); dan
4. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui
penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan
keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.
Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat
Sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1988) , menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi terhadap suatu inovasi dapat
dipengaruhi oleh :
1. Umur
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja dari orang
tersebut. Semakin tua umur seseorang, maka akan semakin turun prestasinya
dalam menyelesaikan pekerjaan yang berat (Suratiyah, 2009). Semakin muda
umur seseorang biasanya memiliki semangat ingin tahu yang tinggi terhadap suatu
inovasi baru. Dengan demikian akan lebih cepat bagi masyarakat menerima
inovasi yang dilakukan .
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh
responden di bangku sekolah. Pendidikan formal dihitung dari lama responden
Universitas Sumatera Utara
menempuh pendidikan formal. Soekartawi (1988) mengemukakan bahwa mereka
yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi,
sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah agak sulit melaksanakan adopsi
inovasi dengan cepat.
3. Pendapatan
Pada dasarnya pendapatan berasal dari 3 sumber, yakni pendapatan dari
usahatani komoditi tertentu, pendapatan dari usahatani non komoditi tertentu, dan
pendapatan dari non usahatani. Pendapatan masyarakat perkotaan digolongkan ke
dalam pendapatan non usahatani, karena pada umumnya masyarakat perkotaan
memiliki mata pencaharian di bidang jasa. Ciri – ciri sosial ekonomi adopter yang
lebih inovatif adalah mempunyai status sosial lebih tinggi, status sosial ditandai
dengan pendapatan. Faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk
mengadopsi inovasi adalah tingkat pendapatan, petani dengan pendapatan yang
tinggi biasanya akan cepat mengadopsi inovasi. Mereka yang cepat mengadopsi
inovasi dicirikan dengan memiliki pendapatan dan taraf hidup yang lebih tinggi.
4. Jumlah Tanggungan
Soekartawi (1999) menyatakan bahwa semakin banyak anggota keluarga
akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau dipenuhi.
Namun, pernyataan tersebut dapat disangkal jika setiap anggota keluarga dalam
suatu keluarga memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Sehingga
akan menambah pendapatan keluarga, bukan menjadi tanggungan keluarga lagi
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
PNPM mandiri yang dimulai sejak tahun 2007 ini cukup membantu dalam
hal penanggulangan kemiskinan. PNPM Mandiri ini memiliki banyak bentuk,
beberapa diantaranya adalah PPK, PNPM Generasi, P2KP (Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan), P2DTK, PISEW, PPIP, PAMSIMAS,
PNPM Mandiri Agribisnis Perdesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan,
PNPM Mandiri Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman.
Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Sumatera Utara
merupakan salah satu wilayah yang menerima dana BLM (Bantuan Langsung
Masyarakat). Dana BLM diberikan dalam rangka membantu masyarakat dalam
hal permodalan kegiatan yang telah direncanakan oleh masyarakat sebelumnya.
Program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, melalui program yang
berbentuk bantuan langsung masyarakat, merupakan bentuk paradigma program
pembangunan dengan mengedepankan partisipasi masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, program PNPM ini tentu dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Salah satunya adalah karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat
pendidikan, pendapatan, dan jumlah tanggungan) dari masyarakat yang tinggal di
daerah pelaksanaan program PNPM itu sendiri.
Semakin muda umur ,biasanya memiliki semangat ingin tahu yang tinggi
terhadap suatu inovasi.dengan demikian masyarakat akan lebih cepat dalam
melakukan adopsi terhadap inovasi yang datang.
Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,biasanya akan lebih peka
terhadap suatu upaya pengembangan wilayah kearah yang lebih baik. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat adopsi terhadap suatu
inovasi juga akan semakin tinggi .
Masyarakat yang memiliki pendapatan rendah, pada umumnya akan lebih
lambat dalam mengadopsi suatu inovasi karena pada umumnya mereka lebih
fokus pada pemenuhan kebutuhan hidup anggota keluarganya dibandingkan
mengambil resiko mengadopsi suatu inovasi yang belum tentu berhasil.
Masyarakat yang memiliki jumlah tanggungan banyak pada umumnya
lebih lambat dalam menghadapi suatu inovasi dibandingkan dengan masyarakat
yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih sedikit. Masyarakat dengan jumlah
tanggungan banyak ini akan lebih fokus terhadap pemenuhan kebutuhan sehari
hari. Namun jumlah tanggungan yang banyak juga dapat berubah menjadi jumlah
pengasil pendapatan bila semua anggota keluarga tersebut dapat menjadi sumber
daya manusia yang menghasilkan dan menambah pendapatan keluarga.
Dinamika sosial-ekonomi dan lingkungan masyarakat Indonesia,
menghasilkan variasi dan karakteristik masyarakat, yang berbeda-beda. Di satu
sisi menghasilkan masyarakat yang fatalis (pasrah pada nasib), disisi yang lain,
menghasilkan masyarakat pejuang (fighting spirit)yang tinggi. Kondisi tersebut
terkesan diabaikan dan belum terakomodasi dalam perencanaan program.
Variasi dan karakteristik masyarakat yang berbeda tersebut, berimplikasi
pada partisipasi dan etos kerja masyarakat di lapangan, bisa jadi di karakter
masyarakat tertentu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
dianggap berhasil karena antusiasme masyarakat yang tinggi. Sebaliknya pada
karakter masyarakat tertentu lainnya PNPM justru dianggap memberikan
Universitas Sumatera Utara
ketergantungan. Hal tersebut berpengaruh pada belum maksimalnya pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat.
Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Keterangan : = Menyatakan Pengaruh Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Karakteristik Sosial
Ekonomi Masyarakat Terhadap keberhasilan Program PNPM Mandiri Perkotaan.
Pelaksanaan PNPM Mandiri
MASYARAKAT PERKOTAAN
KarakteristikMasyarakat:
1. Umur 2. Tingkat Pendidikan 3. Pendapatan 4. JumlahTanggungan
Berhasil
Tidak Berhasil
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian
1. Pelaksanaan program PNPM mandiri perkotaan di daerah penelitian
berhasil.
2. Terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan,
pendapatan, dan jumlah tanggungan) terhadap keberhasilan program
PNPM Mandiri Perkotaan di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara