TINJAUAN PUSTAKA

download TINJAUAN PUSTAKA

of 18

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis berjudul , Pengaruh Air Kelapa Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil

Banjarbaru, Juni 2011

Pembimbing Ahmad Muhlisin, S.Pd, M.Kes NIP. 19681201 198903 1 001

Mengetahui: Ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kemudahan dan petunjukNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tepat pada waktu yang ditetapkan. Karya Tulis berjudul Pengaruh Air Kelapa Terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil ini disusun guna mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin. Dengan penuh hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Drs. Jasmadi Joko Kartiko, Apt., M.S. selaku ketua jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin yang telah memberikan saran dan masukan. 2. Bapak Ahmad muchlisin S.Pd., M.Kes. selaku pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan. 3. Para dosen dan staf Jurusan Analis Kesehatan yang selalu membantu dan memberikan bimbingan4. Orang tua yang senantiasa mendukung pembuatan Karya Tulis ini. 5. Teman- teman yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

pembuatan Karya Tulis ini.6. Semua pihak yang telah membantu secara moriil ataupun materiil sehingga

Karya Tulis ini dapat diselesaikan.

Demikian Karya Tulis ini selesai disusun, semoga dapat menjadi tambahan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua. . Karya Tulis ini tidak lepas pula dari kesalahan dan kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaannya. Semoga Karya tuils ini berguna bagi penulis sendiri maupun semua pihak yang memerlukan, atas segala perhatian dan kerjasamanya penulis mengucapkan terima kasih Banjarbaru, Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL

.. i ii iii iv

HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR

.......

DAFTAR ISI ..

DAFTAR TABEL .. vii ABSTRAK ............. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 2 2 3 ix

B. Rumusan Masalah C. Tujuan .. D. Manfaat Penulisan..

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. jkhjkhjkhjk.. B. vjhgjknhjhj .. C. gjhggfff . 4 8 10

BAB III

METODOLOGI PENULISAN A. Metode yang Digunakan 11 11

B. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data .

BAB IV

PEMBAHASAN A. jhgfjbtiuhgkjntgjbbbbbbbbjkngkjgtnjhjhhh............. B. nbv hgecbjhgfrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrg.... 13 17

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

24

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat hamil,biasanya wanita akan mengalami anemia atau kurang darah yang dapat di ketahui melalui menurunnya kadar hemoglobin dalam darah yang menyebabkan raut muka sang ibu tampak pucat, lemah dan lesu. Kondisi tersebut sering dianggap hal wajar, bahkan ada yang beranggapan bahwa hal tersebut bawaan dari sang bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7-8 dari 10 wanita hamil mengalami hal tersebut. Perdarahan berlebihan pada persalinan dapat mengancam nyawa ibu dan bayinya hingga 70 %. Di Indonesia sendiri angka kematian ibu melahirkan masih cukup tinggi. Ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran ibu hamil akan kesehatannya. Meskipun kematian tersebut diakibatkan banyak factor tetapi yang paling mendominasi adalah akibat pendarahan atau anemia. Ada banyak hal yang bisa mengurangi resiko pendarahan saat persalinan dan anemia pada ibu hamil yaitu dengan Bahan-bahan makanan yang mengandung Fe (besi), asam folat, dan vitamin B12. Dikalangan masyarakat di percaya bahwa air kelapa baik untuk di konsumsi oleh ibu hamil salah satunya untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sang ibu yang kebanyakan mengalami anemia pada saat hamil. Untuk mengurangi resiko pendarahan dalam persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu hamil maka diperlukan penelitian Pengaruh air Kelapa Terhadap Kadar Hemoglobin Pada ibu Hamil . B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh air kelapa

terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh air kelapa terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui kandungan dalam air kelapa yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin pada ibu hamil. .

D. Manfaat 1. Bagi Ibu Hamil Sebagai sumber informasi bagi ibu hamil mengenai pentingnya pengaruh air kelapa terhadap kadar Hemoglobin darah.

2.

Bagi Masyarakat Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai pentingnya pengaruh air kelapa terhadap kesehatan terutama bagi ibu hamil.

3.

Bagi Mahasiswa Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan bagi Mahasiswa, terutama mengenai pengaruh air kelapa terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemoglobin Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit). Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan dalam peredaran darah untuk dibawa ke jaringan. Ikatan hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2). Disamping oksigen, hemoglobin juga membawa karbondioksida dan dengan karbon monoksida membentuk ikatan karbon monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan PH darah. ( Tarwoto dan Wartonah , 2008). Sintesis hemoglobin terjadi selama proses eritropoesis, pematangan sel darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin. Struktur hemoglobin terdiri dari dua unsur utama yaitu : 1. Besi yang mengandung pigmen hem. 2. Protein globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (), beta (), delta (), dan gamma (). (Tarwoto dan Wartonah , 2008).

Nilai Rujukan Hb normal. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Bayi Balita Anak-anak Bayi baru lahir Interpretasi 12-16 g/dl 12-14 g/dl 10-15 gr/dl 11-14 gr/dl 12-16 gr/dl 16-25 gr/dl

Pemeriksaan kadar hemoglobin digunakan sebagai parameter untuk menentukan apakah seseorang mengalami anemia atau polisytemia. Pada ibu hamil kebutuhan akan hemoglobin meningkat.

B. Anemia Pada Ibu Hamil Menurut WHO (1992) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok yang bersangkutan. Anemia secara laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin di bawah normal, hitung eritrosit dan hematokrit (packed red cell) ( I Made Bakta, 2003). Hydremia akan selalu terjadi pada seorang wanita hamil. Sebagai akibat dari hydremia akan terjadi kemodilusi yang dengan sendirinya akan menurunkan kadar hemoglobin. Wanita lebih banyak membutuhkan zat besi baik saat hamil maupun tidak dibandingkan pria. Wanita yang mengalami menstruasi akan kehilangan zat besi dua kali lipat dibandingkan pria, yaitu sekitar 2,4 mg per hari, padahal porsi makanan wanita cenderung lebih sedikit dibanding pria. Akibatnya, bahkan sebelum hamil pun wanita sudah mengalami anemia, ditambah dengan kehamilan yang akan memperparah anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin sebagai berikut : Anemia jika Hb kurang dari (g/dl) 11,0 10,5 11,0

Trimester

Usia kehamilan

Hb Normal

Pertama Kedua Ketiga

0-12 minggu 13-28 minggu 29 minggu-aterm

11,0-14,0 10,5-14,0 11,0-14,0

Gejala anemia pada ibu hamil diantaranya adalah cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia) konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Jenis-jenis anemia yang terjadi : a. Anemia defisiensi Fe (zat besi)

C. Air Kelapa Kelapa dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom Division : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji)

Sub. Division : Angiospermae ( berbiji tertutup) Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Monocotyledonae ( biji berkeping satu) : Palmales : Palmae : cocos :Cocos nucifera L.

( Warisno, 2003) Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri

dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram. ( Padmiarso, 2008)

Jenis vitamin yang terdapat dalam air kelapa yaitu : Jenis vitamin Asam nikotinat Biotin Asam pantotenat Riboflavin Asam folat ( Winarti, 2007). Kadar 0,01 g/ml 0,02 g/ml 0,52 g/ml 0,01 g/ml 0,03 g/ml

1. Zat besi zat besi mempunyai peran yang penting bagi tubuh kita. salah satu fungsi utamanya adalah transportasi utama dalam

mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh, selain itu zat besi juga berperan dalam produksi hemoglobin dan menyokong sistem kekebalan tubuh. jadi jika kekurangan zat besi, resiko terserang penyakit jadi besar 2. Anemia Defisiensi Vitamin C Anemia karena kekurangan vitamin C adalah sejenis anemia yang jarang terjadi, yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan Vitamin C biasanya adalah kekurangan asupan Vitamin C dalam amakanan sehari-hari. Vitamin C banyak ditemukan pada cabai hijau, buah sitrus (jeruk, lemon), stroberi, tomat, brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya seta semangka.

Salah satu fungsi Vitamin C adalah membantu penyerpan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan Vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Vitamin C harus dkonsumsi setiap hari karena tidak larut dalam lemak sehingga tidak dapat disempan untuk digunakan di kemudian hari. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, karena itu akan dibuang dari tubuh secara rutin melalui air seni. Kekurangan Vitamin C juga bisa menyebabkan scurvy. Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pengukuran kadar Vitamin C dalam darah. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah berukuran kecil. Untuk pencegahannya diberikan tambahan asupan Vitamin C dalam makanan sehari-hari. Untuk penobatannya diberikan satu tablet vitamin C satu kali sehari.

3. Asam nikotinat Asam nikotinat ( niasin), yang pernah juga disebut vitamin B5, adalah turunan asam piridin 3- karboksilat sederhana (Thomas Nogrady, 1992).

4. Biotin Biotin, suatu hidrokiamida. Berfungsi sebagai suatu

kokarbosilase pada sejumlah reaksi biokimia. Zat ini mengikat CO2 pada salah satu nitrogen laktamnya, membentuk asam karbamat yang tidak stabil. Setelah itu, karboksil karbamat ini dengan mudah direaksikan. (Thomas Nogrady, 1992). 5. Asam pantotenat Asam pantotenat, suatu hidroksiamida. Zat ini merupakan bagian dari koenzim A, yaitu enzim yang mengangkut asli pada

daur Krebs dan sintesis lipid, serta merupakan konstituen protein pembawa asil pada senyawa kompleks enzim asam lemak sintase. (Thomas Nogrady, 1992). 6. Riboflavin ( Vitamin B2 ) Riboflavin ( Vitamin B2 ) adalah turunan benzopteridina yang mempunyai rantai samping ribitil ( ribose yang tereduksi). Riboflavina merupakan salah satu pembawa electron utama, sebagai komponen flavina-adenina dinukleotida (FAD), yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan asam lemak. (Thomas Nogrady, 1992). 7. Asam Folat Asam folat terdiri atas residu-residu asam glutamate, asam paminobenzoat dan susunan cincin heterosiklik pteridin. Asam folat ditemukan dalam berbagai daging dan sayuran, terutama daundaunan yang berwarna hijau. Pada kebanyakan sumber makanan, asam folat berkombinasi dengan satu sampai lima residu asam glutamate tambahan, yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptida. Pada substituen R dalam molekul juga ada berbagai variasi tambahan. Beberapa dari turunan ini dirusak oleh penyiapan makanan seperti perebsan. Kekurangan asam folat lebih tersebar luas dari pada yang umum dibayangkan; mungkin ini akibat masukan makanan yang rendah, akan tetapi keadaan menjadi lebih parah lagi oleh kerusakan folat pada penyiapan makanan, oleh pemanasan lama dan menghangatkan makanan kembali dan oleh penyerapan usus yang jelak. Pada orang tua yang hidup sendirian mengkonsumsi makanan yang telah diolah sebelumnya dan mungkin mengalami pemanasan kembali yang berulang kali, peluang kekurangan asam folat sangat tinggi.

Folat terlibat pada bnayak reaksi biokimia, terutama reaksireaksi yang berhubungan dengan biosintesis asam

deoksiribonukleat (ADN). Anemia kekurangan folat didahului oleh penurunan kadar folat dalam serum, yang dalam beberapa bulan diikuti oleh pengurangan jumlah eritrosit. Keperluan akan folat meningkat selama masa pertumbuhan, pada penyakit-penyakit hemolisis atau berbagai invasi parasit, Pertumbuhan menuntut pembentukan jaringan lebih banyak (biosintesis protein) dan penyakit-penyakit hemolisis memerlukan perningkatan laju

penggatianeritrosit. Berbagai parasit dapat membatasi penyerapan folat dalam usus halus. Dalam reaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat , Koenzim folat (THFA) memiliki fungsi utama untuk memindahkan atom karbon tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksi metil atau metal.selain itu folat juga

dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan anemia pernisiosa.(http://www.lusa.web.id/asam-folat-bagi-ibu-hamil, 2011)

BAB III

METODOLOGI PENULISAN A. Metode yang Digunakan Metode yang dipakai adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang memberikan gambaran suatu fenomena atau gejala dari suatu keadaan tertentu, baik yang berupa keadaan sosial, sikap pendapat, maupun cara yang meliputi berbagai aspek dan dapat menemukan sebab-sebab dari suatu akibat. Metode deskriptif bisa juga diartikan sebagai suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari pengaruhnya. Dengan menggunakan metode ini, penulis mengumpulkan data-data dari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan kemudian mengkaji, menelaah, serta menganalisisnya. B. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penulisan karya ilmiah ini diperoleh dari buku-buku atau literatur dan akses internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam pembuatan karya tulis ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah literatur atau kepustakaan dan akses internet. Buku-buku atau literatur yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini diperoleh dari Perpustakaan Umum Kota Banjarbaru, Perpustakaan Analis kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.

BAB IV PEMBAHASAN A. Hubungan hemoglobin dengan kehamilan Pada saat hamil, jumlah darah yang ada terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin, Janin akan mengambil asupan darah dari sang ibu. Pembagian ini secara otomatis menyebabkan volume darah sang ibu menjadi

berkurang.(Ikhsan Soebroto, ) Karena volume darah menurun menyebabkan kadar hemoglobin dalam darah pun ikut menurun, sehingga terjadilah anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia akan meningkatkan resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Anemia menyebabkan

berkurangnya sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang di perlukan oleh tubuh. Ibu hamil perlu meningkatkan kadar hemoglobinnya dalam rangka mengurangi resiko anemia tersebut. Anemia yang terjadi ini akan membuat asupan oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Jika pasokan oksigen terganggu akan menyebabkan keterlambatan perkembangan, masalah neurologis dan gangguan perilaku seperti aktivitas fisik motorik, interaksi sosial dan gangguan konsentrasi atau fokus pada tugas-tugasnya. Kondisi ini bisa membuat anak yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi memiliki nilai IQ yang lebih rendah serta kemampuan belajar yang menurun dibandingkan dengan anak yang sehat atau normal.

B. Pengaruh Air Kelapa untuk meningkatkan kadar hemoglobin Air kelapa bernilai gizi tinggi karena kandungan karbohidrat, mineral kalium, natrium, magnesium, zat besi , asam askorbat atau vitamin C, Asam nikotinat, Biotin, Asam pantotenat, Riboflavin, Asam folat, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium, fosfor dan gula.

Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Keperluan zat besi bertambah dalam kehamilan. Keperluan zat besi untuk wanita hamil 17 mg. kekurangan zat besi pada kehamilan dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Anemia difesiensi zat besi paling sering dijumpai pada ibu hamil. Ibu hamil memerlukan lebih banyak pasokan zat besi untuk pembentukan hemoglobin tersebut agar kadar hemoglobin dalam darah tetap normal dan tidak menyebabkan anemia.

Dapus : http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

Kandungan dan proporsi zat besi yang diserap sangat berbeda pd tiap makanan. Faktor yang mempengaruhi absorpsi zat besi, faktor yang mempermudah absorbs zat besi antara lain bentuk Fe 2+ . Bentuk organik, asam (as.askorbat.as. sitrat as. Hidroklorit) dan zat pelarut (gula asam amino ). Keadaan defisiensi zat, peningkatan eritropoetin dan kehamilan juga meningkatkan absorbs zat besi. Obat-obatan antasida, secret pancreas, karbonat, oksalat dan fosfat akan mengurangi penyerapan zat besi (Rahaju, 1998). Absorpsi zat besi intestinal dikontrol oleh sel-sel mukosa lambung yang responsive terhadap status simpanan zat besi tubuh. Jumlah zat besi yang masuk melalui sel mukosa dan masuk ke sirkulasi portal di atur supaya jumlah zat besi dlm tubuh selalu dalam keadaan normal. Jk kebutuhan zat besi meningkat maka efisiensi absorbs besi dapat meningkat 10-20%, sebaliknya jika simpanan zat besi tubuh berlebihan maka absorbs akan

berkurang. Pada keadaan normal, 20 % zat besi dari makanan (besi organic) dapat diabsorbsi dan pada keadaan defisiensi zat besi dapat mencapai 60 % (Rahaju, 1998) Pertukaran zat besi antar kompartemen berkaitan dengan penyediaan zat besi untuk eritropoesis di sumsum tulang. Besi dalam darah berkaitan dengan suatu glikoprotein dalam bentuk transferin. Transferin merupakan 1 globulin yang sintesis di hepar dan berperan penting dalam transport besi. Satu molekul transferin dapat mengikat dua molekul besi (ferri) dan membawanya melalui sirkulasi darah ke tempat dimana besi dibutuhkan. (Rahaju, 1998).