Tinjauan Pustaka

22
Tinjauan Pustaka KANKER PAYUDARA I. Definisi Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker merupakan salah satu penyakit non infeksi pembunuh kedua di dunia. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab kematian. 1 Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, biasanya tumbuh infiltratif dan destruktif serta dapat bermetastase. 2,4,5,6 II. Etiologi dan Faktor Resiko Penyebab kanker payudara tidak diketahui. Faktor-faktor risiko yang mungkin berperan pada terjadinya kanker payudara antara lain: Keluarga Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita kanker payudara dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Diperkirakan 5% dari semua kanker payudara adalah akibat predisposisi keturunan, dengan melibatkan beberapa gen yang sangat berperan, autosomal dominan yang diturunkan. Predisposisi diturunkan bila minimal 3 anggota keluarga tingkat 1 mempunyai kanker payudara. BRCA1 pada kromosom 17

Transcript of Tinjauan Pustaka

Page 1: Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

KANKER PAYUDARA

I. Definisi

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan

tubuh yang tidak normal. Kanker merupakan salah satu penyakit non infeksi pembunuh kedua

di dunia. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi

peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab kematian.1

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit

neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang

jaringan sekitarnya, biasanya tumbuh infiltratif dan destruktif serta dapat bermetastase. 2,4,5,6

II.Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab kanker payudara tidak diketahui. Faktor-faktor risiko yang mungkin

berperan pada terjadinya kanker payudara antara lain:

Keluarga

Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita kanker payudara dua

sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita

kanker payudara. Diperkirakan 5% dari semua kanker payudara adalah akibat predisposisi

keturunan, dengan melibatkan beberapa gen yang sangat berperan, autosomal dominan

yang diturunkan. Predisposisi diturunkan bila minimal 3 anggota keluarga tingkat 1

mempunyai kanker payudara. BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom

13 merupakan gen-gen yang menimbulakan predisposisi untuk kanker payudara yang

telah dapat dilokalisasi. Terutama keluarga yang mempunyai gen BRCA dapat dijumpai

juga resiko yang meningkat untuk karsinoma ovarium. Kemungkinan ini lebih besar bila

ibu atau saudara kandung itu menderita kanker bilateral atau kanker pada

pramenopause.1,2,5

Usia

Seperti banyak jenis kanker, insidens menurut usia naik sejalan dengan bertambahnya

usia. Karsinoma payudara jarang ditemukan pada usia sebelum 30 tahun.1,2

Hormon (faktor endokrin)

Graviditas matur yang dini memberi pengurangan resiko sedikit seumur hidup untuk

terjadinya kanker payudara. Graviditas matur yang lambat (di atas 30 tahun ) sebagai juga

Page 2: Tinjauan Pustaka

nuliparitas memberi sedikit kenaikan resiko. Menarche dini (kurang dari 12 tahun),

terutama bila disertai klimakterium yang lambat (lebih atau sama dengan 55 tahun) juga

memberi sedikit kenaikan resiko.1,2,5

Karsinoma payudara yang telah dialami dahulu

Terjadinya malignansi secara sinkron di payudara lain karena payudara merupakan organ

yang berpasangan sebagai satu sistem dan dipengaruhi oleh faktor – faktor yang sama.

Kemungkinan terjadi malignitas baru jika seseorang telah mendapat karsinoma payudara

sebelumnya adalah 5 kali lebih besar. Hal ini menjadi alasan untuk menjalankan kontrol

mamografik tahunan seumur hidup.2

Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

Insidensi karsinoma payudara yang bervariasi secara internasional memberi dugaan antara

lain adalah karena faktor makanan. Berat badan yang berlebih berhubungan dengan

kenaikan kejadian tumor yang berhubungan dengan estrogen pada wanita post menopause.

Konsumsi alkohol tampaknya juga ada hubungan dengan kenaikan resiko kanker

payudara (1,5 sampai 2 kali ). Tetapi belum jelas berapa banyak penggunaan alkohol tiap

hari yang dapat menimbulkan resiko ini.1,5

Kontrasepsi oral dan kanker payudara

Banyak penelitian menunjukan adanya hubungan antara penggunaan pil jangka lama

(sama atau lebih dari 12 tahun ) dan resiko terjadinya karsinoma payudara pada golongan

mur kurang dari 36 tahun. Selama periode wanita menggunakan pil, mereka mempunya

resiko 24% lebih tinggi terhadap kanker payudara. Jika wanita berhenti menggunakan pil

kenaikan resiko ini berangsur-angsur berkurang dan sesudah 10 tahun resikonya sama

dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil. Penurunan resiko terhadap penyakit

koromer demgam penggunaan estrogen dan kurangnya terjadi ostroporosis fraktur

panggul harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan kenaikan karsinoma payudara. 1

Virus

Pada air susu ibu ditemukan partikel virus yang sama dengan yang terdapat pada air susu

tikus yang menderita karsinoma mammae. Akan tetapi, peranannya sebagai faktor

penyebab pada manusia tidak dapat dipastikan. 2

Sinar ionisasi

Page 3: Tinjauan Pustaka

Pada hewan coba terbukti adanya peranan sinar ionisasi sebagai faktor penyebab kanker

payudara. Dari penelitian epidemiologi setelah ledakan bom atom atau penelitian pada

orang setelah panjanan sinar Rontgen, peranan sinar ionisasi sebagai faktor penyebab pada

manusia lebih jelas.2,5

III.Epidemiologi

Tumor payudara mempunyai peran terbesar dalam kematian wanita karena tumor

maligna. Insidensi karsinoma payudara di kebanyakan negara meningkat 1-2 % tiap tahun

dimulai dari tahun 2000 kira-kira 1 juta wanita tiap tahun mendapat penyakit ini.

Perbandingan laki-laki dan perempuan kira-kira 1 : 100. Karsinoma payudara sebelum umur

20 tahun merupakan perkecualian dan jarang sebelum umur 30 tahun, tetapi sesudah itu

insidennya meningkat berangsur-angsur. Usia tersering antara 45-66 tahun. Terdapat

perbedaan geografik yang jelas dimana wanita-wanita di dunia barat mempunyai

kemungkinan 2-4 kali lebih tinggi dibanding wanita di Afrika atau Asia.1,2,3

IV. Patologi

Sebagian besar kanker payudara adalah tumor epitelial yang berkembang dari sel

yang berasal dari duktus atau lobulus; jarang merupakan kanker nonepitel dari stroma (mis,

angiosarkoma, sarkoma stroma primer, tumor phyllodes). Kanker dibagi menjadi karsinoma

in situ dan kanker invasif.4

Karsinoma in situ adalah proliferasi dari sel kanker di dalam duktus atau lobulus dan

tanpa invasi dari jaringan stroma. Biasanya, karsinoma duktus in-situ (DCIS/ductal carcinoma

in situ) terdeteksi hanya oleh mammografi dan terlokalisir di satu area dan dapat menjadi

infasif. Karsinoma lobuler in situ (LCIS/lobular carcinoma in situ) merupakan lesi yang tidak

terpalpasi dan biasanya ditemukan melalui biopsi, jarang terlihat dengan mammografi. LCIS

sering multifokal dan bilateral, tidak ganas, namun keberadaannya mengindikasikan

peningkatan risiko dari karsinoma invasif, sekitar 1 sampai 2 % pasien dengan LCIS menjadi

kanker setiap tahunnya. 4,5

Kanker invasif biasanya merupakan adenokarsinoma. Sekitar 80% adalah tipe infiltrasi

duktal, sisanya infiltrasi lobular. Bentuk lainnya yang jarang antara lain meduler, mucinosa,

dan karsinoma tubuler.5

Penyakit Paget yang berawal dari puting susu merupakan salah satu bentuk karsinoma

duktal in situ yang meluas ke kulit puting susu dan areola, dengan manifestasi lesi kulit

Page 4: Tinjauan Pustaka

inflamatorik. Karakteristik dari sel ganas yang disebut dengan sel Paget dapat ditemukan di

epidermis. Kanker jenis ini dapat menjadi invasif.5

Berikut adalah jenis-jenis karsinoma payudara:

1. Karsinoma in situ

Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan

kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.

2. Karsinoma duktal

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju puting susu.

Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini biasanya terjadi

sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada

pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan

kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara

(tampak sebagai benjolan) dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.

Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasive (biasanya

pada payudara yang sama).

3. Karsinoma lobuler

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah

menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi

biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk

keperluan lain. Sekitar 25-30% penderita

karsinoma lobuler pada akhirnya akan

menderita kanker invasive. Gejala pada

karsinoma lobuler sering tidak tampak

sebagai benjolan yang nyata, seringkali

hanya berupa rasa penuh atau bengkak,

perubahan kulit diatas payudara dan

retraksi puting susu.

4. Kanker invasif

Kanker invasif adalah kanker yang telah

menyebar dan merusak jaringan lainnya,

bisa terlokalisir (terbatas pada payudara)

maupun metastatik (menebar kebagian

Page 5: Tinjauan Pustaka

tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah

kanker lobular.3,4,6

V. Patofisiologi

Kanker payudara menginvasi secara lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjar

getah bening regional, aliran darah, atau keduanya. Kanker payudara yang bermetastasis dapat

mengenai hampir seluruh organ tubuh, terutama paru-paru, hepar, tulang, otak dan kulit.2,5

Kebanyakan metastase kulit terjadi dekat dengan tempat dilakukannya bedah

payudara, metastasis ke kulit kepala juga sering ditemukan. Metastasis kanker payudara

biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah diagnosis pertama dan terapi.4

Reseptor estrogen dan progesteron, pada beberapa kanker payudara, merupakan

reseptor hormon inti yang mempromosikan replikasi DNA dan pembelahan sel saat hormon

yang tepat berikatan dengan reseptornya. Karenanya obat yang mem-blok reseptor tersebut

dapat bermanfaat untuk terapi tumor dengan reseptor hormon. Pada sekitar 2/3 wanita

postmenopause memiliki tumor dengan reseptor estrogen yang positif (ER+). Insidens tumor

ER+ lebih rendah pada pasien premenopause.4,5

Reseptor seluler lainnya adalah ‘human epidermal growth factor receptor 2‘ (HER2),

keberadaannya berkorelasi dengan prognosis yang lebih buruk pada stadium kanker

berapapun.3,4,5

VI. Diagnosis

A. Gejala Klinis

Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter. Benjolan ganas

yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba benjolan

ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya.6

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan

payudara disekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak

teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan

mudah dibawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau

kulit disekitarnya.1,2,6

Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok

dikulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Dapat juga ditemukan gejala dan tanda metastasis kanker (lihat Tabel 1: Gejala dan tanda

metastasis kanker payudara).2,6

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

Page 6: Tinjauan Pustaka

1. Benjolan atau massa di ketiak.

2. Perubahan ukuran atau bentuk payudara.

3. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna

kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah).

4. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola

(daerah berwarna coklat tua disekeliling puting susu).

5. Payudara tampak kemerahan.

6. Kulit disekitar puting susu bersisik.

7. Puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal.

8. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa

timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi

kulit.1,2,3,4,5,6

B. Pemeriksaan Fisik:

Massa tumor: ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi, terfiksir atau tidak terfiksir kekulit

atau dinding dada .

Perubahan kulit: kemerahan, oedem, peau d’orange, dimpling, nodul satelit, ulserasi

Perubahan putting susu: tertarik, kemerahan, erosi, krusta, perubahan warna,

cairan(discharge) hemoragis atau tidak.

Status kelenjar getah bening

KGB axilla: jumlah, lokasi, ukuran, terfiksasi satu dengan yang lain atau sekitar,

suspek jinak atau ganas

KGB intraklavikula

KGB supraklavikula

Kelainan-kelainan berhubungan dengan metastasis :

Sakit tekan dan sakit ketuk tulang-tulang

Kelainan paru-paru

Kelainan berhubungan dengan system saraf sentral.1,2,6

C. Penyaringan (Skrining)

Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk

dilakukan penyaringan. Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker

payudara:

1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Page 7: Tinjauan Pustaka

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan

pada stadium dini.

2. Mammografi

Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang

abnormal pada payudara.

3. USG payudara

Digunakan untuk membedakan kista (kantong berisi cairan ) dengan benjolan padat.

4. Termografi

Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.4,5,6

D. Dasar diagnosis kanker mammae:

1. Dasar diagnosis klinis

Tumor pada mammae yang tumbuh progesif dengan tanda-tanda infiltrasi dan atau

metastasis

2. Dasar diagnosis patologi

Tumor dengan tanda-tanda keganasan.5,6

E. Pemeriksaan Penunjang Klinis 3,6

a. Pemeriksaan radiologis

1.Mammografi / USG mammae

2.X-foto thoraks

3.Kalau perlu: Tulang-tulang - Bone scan, USG abdomen - CT scan

b. Pemeriksan laboratorium

1.Rutin: darah lengkap, urin

2.Gula darah: puasa dan 2 jam pp

3.Enzym: alkali fosfatase, LDH

4. Hormon reseptor: ER, PR

5. Kalau perlu: aktivitas estrogen / vaginal smear

c. Pemeriksaan sitologis

1.Biopsi dari tumor (FNAB, biopsi insisi, biopsi eksisi)

2.Cairan kista

Page 8: Tinjauan Pustaka

3.Cairan pleura

4.Sekret puting susu

F. Staging (Penentuan Stadium Kanker)

Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up, dan

penentuan prognosis. Pada saat ini penetapan stadium kanker payudara berdasarkan TNM

(Tumor, Node, Metastasis) system yang berlaku diseluruh dunia. Sistem internasional ini

mula- mula dilaporkan pada pertemuan International Union Againts cancer di Sao Paulo,

Brazilia pada tahun 1954. kemudian oleh The American Joint Committee on Cancer Staging

and End Results Reporting pada tahun 1974.

Klasifikasi TNM UICC 2002:

Tumor

TX Tumor primer tidak dapat ditentukan

TO Tidak ada bukti adanya tumor primer

TIS Karsinoma in situ

T1 Tumor ≤ 2 cm

T1a Tumor 0,1-0,5cm

T1b Tumor 0,5-1 cm

T1c Tumor 1-2 cm

T2 Tumor 2-5 cm

T3 Tumor >5cm

T4 Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada / kulit

T4a Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis

T4b Edema (termasuk peau d'orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang

terbatas pada satu payudara

T4c Mencakup kedua hal diatas

T4d Mastitis karsinomatosa

Nodul limfatik

NX Kelenjar regional tidak bisa dinilai

NO Tidak terdapat metastasis KGB

N1 Metastasis ke KGB aksila ipsilateral yang mobile

N2 Metastasis ke KGB aksila terfiksir, berkongomerasi,atau adanya pembesaran

KGB mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke KGB aksila

Page 9: Tinjauan Pustaka

N2a Metastasis pada KGB aksila terfiksir atau melekat ke struktur lain

N2b Metastasis hanya pada KGB mamaria internal ipsilateral secara klinis dan

tidak terdapat pada KGB aksila

N3 Metastasis pada KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa

metastasis KGB aksila atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria

interna ipsiliateral klinis dan metastasis pada KB aksila; atau metastasis

pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada KGB

aksila / mamaria interna

N3a Metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral

N3b Metastasis ke KGB mamaria

interna dan KGB ipsilateral

N3c Metastasis ke KGB supraklavikula

Metastasis

• MX Tidak dapat ditentukan metastasis jauh

• MO Tidak ada metastasis jauh

• M1 Terdapat metastais jauh ke kelenjar supraklavikuler 2,6

Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):

Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam payudara

yang normal.

Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar

payudara.

Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah

bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah

menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi

sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar

getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke

struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah

menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

Page 10: Tinjauan Pustaka

Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau ke

dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding

dada dan tulang dada.

Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke

hati, tulang dan paru-paru.1,2,3,4,6

Tabel 1. Gejala dan tanda metastasis kanker payudara2

Letak Gejala dan tanda

Otak Nyeri kepala, mual-muntah, epilepsi, ataksia, paresis, parestesia

Pleura Efusi, sesak nafas

Paru biasanya asimptom.

Hati Massa, ikterus obstruktif, kadang tanpa gejala.

Tulang:- tengkorak- vertebra- iga &tulang

panjang

Nyeri, kadang (-)Pegal-pegal, gg sumsum tulang

Nyeri, patah tulang

VII. Tatalaksana

Ada tiga macam terapi utama pada karsinoma mammae:

- Operatif

- Terapi radiasi

- Terapi hormonal, kemoterapi, atau keduanya

Untuk kebanyakan pasien, terapi primer merupakan pembedahan yang sering diikuti dengan

terapi radiasi. Kemoterapi, terapi hormonal, maupun keduanya dapat juga dipakai, tergantung

dari tumor dan karakteristik pasien (lihat Tabel 2: Kelainan Payudara: Terapi berdasarkan Jenis

Kanker)

Tabel 2.Kelainan Payudara: Terapi berdasarkan jenis kanker

Terapi berdasarkan Jenis Kanker

Jenis Terapi yang mungkin

DCIS Mastektomi

Wide excision dengan atau tanpa* terapi radiasi

LCIS Observasi dengan pemeriksaan regular dan mamogram

Page 11: Tinjauan Pustaka

Tamoxifen atau, untuk wanita postmenopause, raloxifene 

untuk mengurangi risiko kanker invasif

Mastektomi Bilateral Profilaksis (jarang)

Stadium I and II (stadium

awal)

Breast-conserving surgery untuk membuang tumor dan jaringan

sekitarnya diikuti terapi radiasi

Kadang mastektomi dengan rekonstruksi payudara.

Kemoterapi postoperatif, terapi hormonal, trastuzumab, atau

kombinasi, kecuali pada wanita postmenopause dengan tumor < 1

cm

Preoperative chemotherapy jika tumor> 5 cm

Stage III (locally advanced) Preoperative systemic therapy, usually chemotherapy

Breast-conserving surgery or mastectomy if tumor is resectable

after preoperative therapy

Mastectomy for inflammatory breast cancer

Usually, postoperative radiation therapy

Sometimes postoperative chemotherapy, hormonal therapy, or

both

Stage IV (metastatic) cancer If cancer is symptomatic and multifocal, hormone therapy, ovarian

ablation therapy, or chemotherapy

If HER2 is overexpressed, trastuzumab 

For brain metastases, local skin recurrences, or isolated,

symptomatic bone metastases, radiation therapy

For bone metastases, IV bisphosphonates to reduce bone loss and

bone pain

Paget's disease of the nipple Usually, the same as for other types

Occasionally, local excision only

Locally recurrent breast

cancer

Mastectomy, sometimes preceded by chemotherapy or hormone

therapy

Phyllodes tumors if

cancerous

Wide excision

Mastectomy if the mass is large or histology suggests cancer

*Wide excision may be used alone, especially if the lesion is < 2.5 cm and histologic characteristics are favorable, or with

radiation therapy if size and histologic characteristics are less favorable.

DCIS = ductal carcinoma in situ; LCIS = lobular carcinoma in situ.

Pembedahan

Page 12: Tinjauan Pustaka

Untuk pasien dengan kanker invasif angka survival tidak berbeda secara signifikan

jika dilakukan mastektomi radikal yang dimodifikasi (simple mastektomi ditambah diseksi

kelenjar getah bening aksila) atau breast-conserving surgery ditambah terapi radiasi. Breast-

conserving surgery termasuk lumpektomi, eksisi luas (wide excision) atau quadranektomi.

Pilihan pasien dapat membantu menentukan pilihan terapi. Keutungan dari breast-conserving

surgery ditambah radiasi adalah kosmetik. Pada 15% pasien yang telah diterapi, hasil

kosmetiknya memuaskan.

Beberapa dokter menggunakan kemoterapi preoperatif untuk mengecilkan tumor

sebelum membuangnya dan diberi terapi radiasi, sehingga beberapa pasien yang

membutuhkan mastektomi dapat dilakukan breast-conserving surgery. Data terbaru

menunjukkan teknik seperti ini tidak mempengaruhi survival.

Terapi radiasi setelah mastektomi secara signifikan mengurangi insidens dari rekurensi lokal pada dinding dada dan

KGB regional dan mungkin meningkatkan survival keseluruhan pada pasien dengan tumor primer >5cm atau dengan

keterlibatan >4 KGB axilla.

Surgery for Breast Cancer

Pembedahan untuk kanker payudara terdiri dari dua pilihan utama

Breast-conserving surgery, which includes lumpectomy (removal of a small amount of

surrounding normal tissue), wide excision or partial mastectomy (removal of a somewhat

larger amount of the surrounding normal tissue), and quadrantectomy (removal of 1/4 of the

breast)

Mastectomy (removal of all breast tissue)

Page 13: Tinjauan Pustaka

Terapi Ajuvan Sistemik

Pasien dengan LCIS sering diterapi dengan tamoxifen oral harian. Untuk wanita

postmenopause, raloksifen sebagai alternatif. Untuk pasien dengan kanker invasif, kemoterapi

atau terapi hormone biasanya dimulai sesegera mungkin setelah pembedahan dan dilanjutkan

selama beberapa bulan atau bertahun-tahun, untuk memperlambat atau mencegah rekurensi

pada hampir seluruh pasien, dan memperpanjang survival pada beberapa pasien.

Bagaimanapun, beberapa ahli percaya bahwa terapi ini tidak penting untuk tumor yang

berukuran <1cm tanpa perubahan KGB (terutama pada wanita postmenopause) karena

prognosisnya sudah memuaskan. Jika tumor >5cm, terapi ajuvan sistemik harus dilakukan

sebelum pembedahan.

Pasien postmenopause dengan tumor ER- mendapat keuntungan terbaik dengan

kemoterapi ajuvan (lihat Tabel 3: Pilihan Terapi Ajuvan Sistemik untuk Kanker Payudara).

Tabel 3

Pilihan Terapi Ajuvan Sistemik untuk Kanker Payudara

KGB Axilla Premenopausal Postmenopausal

ER+ ER− ER+ ER−

Negative* Tamoxifen 

with or without

chemotherapy

Chemotherapy An aromatase inhibitor

ortamoxifen (orraloxifene)

with or without

chemotherapy

Chemotherapy

Positive Chemotherapy

(with or

without a

taxane)

plustamoxifen 

Chemotherapy

(including a

taxane)

Chemotherapy (with or

without a taxane) plus an

aromatase inhibitor

ortamoxifen (orraloxifene )

Chemotherapy

(including a

taxane)

ER = estrogen receptor.

*Treatment of node-negative tumors also depends on tumor size and grade.

Note: For all protocols involving chemotherapy, enrollment in a clinical trial is often considered.

Page 14: Tinjauan Pustaka

Regimen kemoterapi kombinasi (mis, siklofosfamid, metotreksat, ditambah 5-

fluorourasil; doksorubisin ditambah siklofosfamid; doksetasel ditambah siklofosfamid) lebih

efektif dibandingkan obat tunggal. Regimen diberikan selama 4-6 bulan, sama efektifnya

dengan regimen yang diberikan selama 6-24 bulan. Efek yang tidak diharapkan tergantung

dari regimennya, biasanya terjadi mual, muntah, mukositis, fatique, alopesia, mielosupresi,

dan trombositopeni.

VIII. Prognosis

Prognosis jangka panjang tergantung dari stadium tumor (lihat pada Tabel 1:Kelainan

Payudara: Stadium dan Survival dari Kanker Payudara). Status nodul (termasuk jumlah dan

lokasinya) berhubungan dengan kebebasan dari penyakit dan suvival keseluruhan yang paling

baik dibandingkan dengan faktor prognosis lainnya.5

Tabel 1: Kelainan Payudara: Stadium dan Survival dari Kanker Payudara

Stadium Tumor KGB regional/

Mestastasis Jauh

10-thn Disease-Free Survival (%)*

Tanpa Terapi Terapi Optimal

0 Tis N0/M0 94 98

I T1† N0/M0 92 96

IIA T0 N1/M0 80 90

  T1† N1/M0 75 87

  T2 N0/M0 83 90

IIB T2 N1/M0 60 80

  T3 N0/M0 50 75

IIIA T0 N2/M0 50 75

  TI† N2/M0 60 80

  T2 N2/M0 55 75

  T3 N1/M0 45 70

  T3 N2/M0 30 65

IIIB T4 N0/M0 25 40

  T4 N1/M0 10 30

  T4 N2/M0 5 10

IIIC Any T N3/M0 5 10

Page 15: Tinjauan Pustaka

IV Any T Any N/M1 5 10

Diadaptasi dari: American Joint Committee on Cancer, AJCC Cancer Staging Manual, Sixth Edition. New York, Springer-

Verlag, 2002 and Thor A: A revised staging system for breast cancer. The Breast Journal 10 (S1): S15–S18 2004.

Prognosis buruk berhubungan dengan faktor-faktor berikut ini:3,4,5

Usia muda: Prognosis tampak lebih buruk pada pasien yang terdiagnosa kanker

payudara pada usia 20 dan 30 tahun-an dibandingkan pada pasien yang terdiagnosa

kanker pada usia paruh baya.

Tumor primer yang lebih besar: Tumor yang besar seringkali disertai nodul yang

positif, tumor yang besar juga menunjukkan prognosis yang buruk diluar dari status

nodusnya.

Stadium tumor yang tinggi: Pasien dengan tumor yang berdiferensiasi buruk

memiliki prognosis yang lebih buruk.

Tidak adanya reseptor estrogen dan progesteron: Pasien dengan tumor ER+

memiliki prognosis yang lebih baik dan memiliki keuntungan dari terapi hormone.

Pasien dengan reseptor progesterone pada tumor juga memiliki prognosis yang lebih

baik. Pasien dengan kedua reseptor estrogen dan progesterone pada tumor memiliki

prognosis yang lebih baik lagi dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki satu

buah reseptor, namun hal ini belum jelas.

Keberadaan HER2 protein: Ketika gen HER2 overexpresif, peningkatan

pertumbuhan dan reproduksi sel seringkali menghasilkan sel tumor yang lebih agresif.

Overekspresif dari HER2 merupakan faktor risiko independen untuk prognosis yang

buruk.

Keberadaan dari gen BRCA: Untuk semua stadium, pasien dengan gen BRCA1

tampak memiliki prognosis yang lebih buruk dengan mereka yang tidak, mungkin

karena tingginya proporsi dari stadium kanker yang tinggi dan reseptor hormone yang

negatif. Pasien dengan gen BRCA 2 memiliki prognosis yang sama dengan mereka

yang tidak mempunyai gen tersebut jika tumornya memiliki sifat yang sama.

IX. Pencegahan

Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker

percaya bahwa diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.

Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini kanker payudara lebih mudah diobati dan masih

bisa disembuhkan jika masih pada stadium dini. SADARI, pemeriksaan payudara secara

Page 16: Tinjauan Pustaka

klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi

kanker secara dini. 4,6

Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi

resiko kanker payudara, yaitu tamoksifen dan raloksifen. Keduanya adalah anti estrogen di

dalam jaringan payudara.Tamoksifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan

pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa

digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi. 6

Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua

payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang

memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat

karena kanker).6

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku rebil

2. Wim de jong

3. Weiss M. Understanding Breast Cancer [online] dalam: BREASTCANCER.ORG.

Terakhir diubah: 24 May 2010. Diunduh dari: <http://www.breastcancer.org

/symptoms/understand_bc/>. Diakses tanggal 15 April 2011, pk.23:45 WIB.

4. Swart R, Harris JE. Breast Cancer [online] dalam: Medscape Reference. Terakhir

diubah: 29 Maret 2011. Diunduh dari:

<http://emedicine.medscape.com/article/1947145-overview#aw2aab6b2b6aa>. Diakses

tanggal 15 April 2011, pk 23:55 WIB.

5. Vogel, VG. Breast Cancer [online] dalam: The Merck’s Manual-Online Medical

Library. Terakhir diubah: November 2008. Diunduh dari:

<http://www.merckmanuals.com /professional/sec18/ch253/ch253e.html>. Diakses

tanggal 15 April, pk 24:05 WIB.

Page 17: Tinjauan Pustaka

6. Anonim. Kanker Payudara [online]. Diunduh dari: <http://makalah-kesehatan-

online.blogspot.com/2009/01/kanker-payudara.html>. Diakses tanggal 15 April, pk

24:12 WIB