TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN …penanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files892208....

download TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN …penanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files892208. BUKU TINJAU… · dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis penanggulangan ...

If you can't read please download the document

Transcript of TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN …penanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files892208....

  • TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

    TAHUN 2012

    KEMENTERIAN KESEHATAN

    PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

    2013

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Indonesia pada tahun 2012 mengalami berbagai kejadian bencana yang

    menimbulkan krisis kesehatan. Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis

    Kesehatan dalam tiga tahun terakhir, sejak tahun 2010 - 2012 terjadi 1015 kali

    kejadian bencana di Indonesia. Tahun 2010 terjadi 315 kejadian, 2011 dengan

    211 kejadian dan 489 kejadian bencana di tahun 2012. Tingginya angka

    kejadian bencana ini menggambarkan tingkat kerawanan bencana di Indonesia.

    Ini terjadi karena kondisi geografis, geologis, hidrologis, demografis serta akibat

    pengaruh perubahan iklim di Indonesia.

    Bila dikelompokkan secara khusus bencana alam maka untuk tahun 2010 terjadi

    210 kejadian, tahun 2011 terjadi 189 kejadian dan tahun 2012 terjadi

    234 kejadian. Dari data tersebut sangat beralasan bila United Nations

    International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR ; Badan PBB untuk

    Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana), pada tahun 2011,

    menempatkan Indonesia menjadi negara rawan bencana alam di dunia. Untuk

    beberapa jenis bencana alam, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam

    paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia yang menjadi korban

    meninggal akibat bencana alam.

    Berdasarkan daftar peringkat UNISDR terhadap jumlah korban pada 4 jenis

    bencana alam yang meliputi tsunami, tanah longsor, banjir dan gempa bumi

    menempatkan Indonesia sebagai negara yang tidak luput dari berbagai kejadian

    bencana alam. Berikut rincian jumlah korban pada 4 jenis bencana alam di

    beberapa negara :

    http://alamendah.wordpress.com/2011/02/07/banjir-mengepung-rumahku/

  • Tabel 1.1

    Jumlah Korban Bencana di Beberapa Negara Berdasarkan Jenis Bencana

    No JENIS BENCANA NEGARA JUMLAH KORBAN (orang)

    1 Tsunami Indonesia 5.402.239

    Jepang 4.497.645

    Bangladesh 1.598.546

    India 1.114.388

    Filipina 894.848

    2 Tanah Longsor Indonesia 197.372

    India 180.254

    Cina 121.488

    Filipina 110.704

    Ethiopia 64.470

    3 Gempa Bumi Jepang 13.404.870

    Filipina 12.182.454

    Indonesia 11.056.806

    Cina 8.139.068

    Taiwan 6.625.479

    4 Banjir Bangladesh 19.279.960

    India 15.859.640

    Cina 3.972.502

    Vietnam 3.403.041

    Kamboja 1.765.674

    Indonesia 1.101.507

    Pada Konferensi Tingkat Menteri Negara-Negara Asia ke-5 Dalam Pengurangan

    Risiko Bencana (The 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction

    (AMCDRR) yang berlangsung di Yogyakarta, menghasilkan Deklarasi Yogyakarta

    dalam Pengurangan Risiko Bencana di Asia Pasifik 2012. Deklarasi Yogyakarta

    mengandung tujuh butir inti kesepakatan sebagai berikut, (1) mengintegrasikan

    upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam program

  • pembangunan nasional, (2) melakukan kajian terhadap risiko finansial di tingkat

    lokal, (3) menguatkan tata kelola risiko dan kemitraan di tingkat lokal, (4)

    membangun ketangguhan masyarakat, (5) mengindentifikasi hal-hal yang akan

    dicapai pasca Hyogo Framework for Action (HFA) 2015, (6) mengurangi faktor-faktor

    yang menjadi akar risiko bencana, dan (7) mengimplementasikan isu-isu lintas

    sektor dalam Kerangka Kerja Hyogo (Hyogo Framework of Action (HFA).

    Sesuai dengan perubahan paradigma penanggulangan bencana yang

    menitikberatkan pada upaya sebelum terjadi bencana dengan pengurangan risiko

    bencana Pemerintah Indonesia juga telah menyusun Rencana Nasional

    Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2010 2014 yang merupakan dokumen

    perencanaan berjangka waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan amanat Pasal 35-

    36 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

    Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 82 menjelaskan

    bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas

    ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara

    menyeluruh dan berkesinambungan pada keadaan bencana. Upaya penanggulangan

    krisis kesehatan akibat bencana meliputi upaya pada tahap pra bencana

    (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan), upaya pada saat bencana (mobilisasi

    sumber daya dan logistik) dan upasa pasca bencana (pemulihan, rehabilitasi dan

    rekonstruksi) menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, dan

    masyarakat. Upaya-upaya tersebut diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan

    pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara

    terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.

    Keputusan Menkes RI No. HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis

    Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 2014 juga memuat tentang upaya

    penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana berupa upaya penguatan kapasitas

    masyarakat dalam manajemen bencana dan manajemen krisis kesehatan sebagai

    salah satu dari 8 prioritas pembangunan kesehatan.

    Pusat Penanggulangan Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program

    dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis penanggulangan krisis

    kesehatan akibat bencana. Sasaran program yaitu meningkatnya koordinasi

    pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan manajemen

    penanggulangan krisis kesehatan. Salah satu indikator tercapainya sasaran hasil

  • pada tahun 2014 adalah jumlah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mempunyai

    kemampuan tanggap darurat dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat

    bencana dengan kriteria memiliki petugas terlatih dalam manajemen dan teknis

    penanggulangan krisis kesehatan (Manajemen Bencana, Tim Reaksi Cepat dan RHA,

    Pengelolaan Data dan Informasi, Penggunaan Alat Komunikasi Bencana untuk

    Penangulangan Krisis Kesehatan dan Penyusunan Rencana Kontinjensi) dan memiliki

    sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan (Emergency Kit, Personal Kit

    dan Alat Pengolah Data) sebanyak 300 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sampai

    tahun 2012 jumlah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah memiliki

    kemampuan tanggap darurat dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat

    bencana sebanyak 200 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

    Salah satu unsur penting dalam upaya membangun sistem penanggulangan krisis

    kesehatan adalah dengan mengevaluasi dan mengambil pelajaran penting dari

    kegiatan atau sistem penanggulangan krisis kesehatan yang sudah dilakukan selama

    ini. Kekuatan dan kelemahan maupun keberhasilan dan kekurangan dalam

    penanggulangan krisis kesehatan yang telah dilakukan akan menjadi pelajaran

    penting untuk pelaksanaan upaya penanggulangan krisis kesehatan yang lebih baik

    di masa yang akan datang.

    Sebagai bahan pembelajaran dari kejadian krisis kesehatan yang telah terjadi

    diperlukan data-data dan informasi terkait, antara lain informasi mengenai jenis

    bencana dan frekuensinya, jumlah korban, fasilitas kesehatan yang rusak serta

    upaya-upaya yang telah dilakukan baik pada pra bencana, saat tanggap darurat

    maupun pasca bencana. Diharapkan data-data tersebut dapat memberikan

    gambaran kekuatan dan kelemahan setiap daerah, sehingga dapat dijadikan bahan

    masukan untuk pengambil kebijakan dalam rangka peningkatan upaya

    penanggulangan krisis kesehatan untuk pengurangan risiko krisis kesehatan.

    2. Tujuan

    A. Tujuan umum:

    Tersedianya informasi kejadian dan upaya penanggulangan krisis

    kesehatan tahun 2012

  • B. Tujuan khusus:

    Tersedianya informasi :

    a. Krisis Kesehatan di Indonesia tahun 2012 meliputi frekuensi kejadian

    bencana, korban (meninggal, hilang, luka/dirawat, dan pengungsi)

    serta fasilitas kesehatan yang rusak berdasarkan jenis bencana dan

    provinsi.

    b. Upaya penanggulangan krisis kesehatan oleh Kementerian Kesehatan

    di tingkat nasional baik pada pra bencana, saat tanggap darurat

    maupun pasca bencana serta permasalahannya.

    c. Upaya penanggulangan krisis kesehatan oleh Kementerian Kesehatan

    di tingkat internasional baik pada pra bencana dan saat tanggap

    darurat.

    3. Dasar Hukum

    a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang

    Penanggulangan Bencana.

    b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan.

    c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

    Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

    d. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan

    Pengelolaan Bantuan Bencana

    e. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga

    Internasional dan Lembaga Asing Non-Pemerintah dalam Penanggulangan

    Bencana.

    f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

    g. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem

    Kesehatan Nasional.

    h. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 064/MENKES/SK/II/2006 tentang

    Pedoman Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana.

  • i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 145/MENKES/SK/I/2007 tentang

    Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan.

    4. Ruang Lingkup

    Tinjauan penanggulangan krisis kesehatan tahun 2012 membahas tentang krisis

    kesehatan akibat bencana di Indonesia dan upaya penanggulangannya baik pada

    saat pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana, yang terjadi selama tahun

    2012 serta peran Kementerian Kesehatan dan lintas sektor terkait dalam upaya

    penanggulangan krisis kesehatan.

    Informasi yang disajikan mencakup:

    1. Frekuensi kejadian krisis kesehatan berdasarkan jenis bencana;

    2. Korban dan pengungsi yang meliputi korban meninggal, hilang, luka/dirawat;

    3. Kerusakan fasilitas kesehatan;

    4. Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan lintas sektor terkait ;

    5. Permasalahan;

    6. Peran Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan di luar

    negeri serta kegiatan-kegiatan internasional.

  • 8

    BAB II

    METODOLOGI

    2.1 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

    Buku Tinjauan ini menggunakan desain studi deskriptif berdasarkan laporan

    penanggulangan krisis kesehatan. Data yang dikumpulkan berupa laporan

    harian PPKK yang berasal dari daerah dan unit kerja terkait di lingkungan

    Kementerian Kesehatan serta petugas yang berada di lokasi kejadian. Metode

    pengumpulan data menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.

    Pengumpulan serta pengolahan data dilakukan sesuai dengan Kepmenkes No.

    064/MENKES/SK/II/2006 tentang Pedoman Sistem Informasi Penanggulangan

    Krisis Akibat Bencana.

    Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk menghasilkan

    informasi kejadian krisis kesehatan yang terjadi di Indonesia menurut frekuensi

    kejadian, lokasi kejadian, situasi korban dan pengungsi, kerusakan fasilitas

    kesehatan, dan upaya penanggulangan.

    2.2 Penyajian Informasi

    Informasi disajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik, peta, dan foto sehingga

    dapat memberikan informasi kejadian dan upaya penanggulangan krisis

    kesehatan akibat bencana di Indonesia selama tahun 2012.

  • 9

    BAB III

    GAMBARAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2012

    Berbagai macam kejadian bencana terjadi di Indonesia selama tahun 2012, baik berupa

    bencana alam, bencana non alam maupun bencana karena konflik sosial. Berikut adalah

    data kejadian bencana di Indonesia selama tahun 2012 serta permasalahan kesehatan

    yang terjadi.

    3.1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan

    Jumlah total kejadian krisis kesehatan yang terjadi selama tahun 2012 sebanyak 489

    kejadian. Bila dilihat dari frekuensi kejadian krisis kesehatan berdasarkan provinsi maka

    yang paling tinggi adalah Provinsi Jawa Barat sebanyak 76 kali (15,54%). Jika dilihat

    dari data frekuensi kejadian bencana ada 5 provinsi yang memiliki frekuensi kejadian

    bencana lebih dari 25 kali, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

    Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan wilayah Regional maka yang

    paling banyak terkena bencana adalah Regional DKI Jakarta.

  • 10

    Grafik 3.1

    Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi

    Peta 3.1

    Peta Frekuensi Kejadian Bencana

    Keterangan : (frekuensi kejadian)

    0 1 10 kali 11 25 kali >25 kali

  • 11

    Grafik 3.2

    Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Regional

    Grafik 3.3

    Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Sumber dan penyebabnya

    Berdasarkan sumber dan penyebabnya maka kejadian krisis kesehatan yang

    tertinggi pada tahun 2012 adalah Bencana Alam dengan jumlah kejadian 235 kali

    (48%). Jika dilihat per bulan Kejadian krisis kesehatan yang tertinggi sepanjang tahun

    2012 terjadi pada bulan April dengan 65 kali kejadian.

  • 12

    Grafik 3.3

    Trend Kejadian Krisis Kesehatan Per Bulan pada Tahun 2012

    Gambaran frekuensi krisis kesehatan berdasarkan jenis bencana pada tahun 2012 yang

    tinggi berturut-turut adalah kebakaran 78 kali (15,95%), kecelakaan transportasi 75 kali

    (15,34%) dan banjir 69 kali (14,11%). Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4

    Grafik 3.4

    Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Jenis Bencana

  • 13

    3.1 Korban dan Pengungsi

    3.1.1 Korban Meninggal

    Total korban meninggal akibat krisis kesehatan sepanjang tahun 2012 yang

    tercatat di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan sebanyak 675 orang. Korban

    meninggal yang paling tinggi disebabkan oleh bencana non alam yaitu 437 orang (65%)

    sedangkan yang paling rendah disebabkan akibat krisis kesehatan sosial yaitu 65 orang

    (10%). Jika dilihat korban meninggal berdasarkan jenis bencana maka paling tinggi

    adalah akibat kecelakaan transportasi sebanyak 314 orang (47%).

    Korban meninggal per provinsi yang paling tinggi adalah di Provinsi Jawa Barat

    sebanyak 133 orang dan jika dilihat per Regional maka yang paling banyak korban

    meninggal berada di Regional DKI Jakarta sebanyak 206 orang.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

    Grafik 3.5

    Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Sumber dan Penyebabnya

    Grafik 3.6

    Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Bencana

  • 14

    Grafik 3.7

    Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi

  • 15

    Grafik 3.8

    Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Regional

    3.1.2 Korban Hilang

  • 16

    Pada tahun 2012 jumlah korban hilang sebanyak 256 orang yang tertinggi

    diakibatkan oleh kecelakaan transportasi yaitu 175 orang. Jika dilihat per provinsi maka

    jumlah korban hilang paling tinggi di provinsi Banten yaitu sebesar 100 orang.

    Grafik 3.10

    Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Jenis Bencana

    Grafik 3.11

    Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Provinsi

    3.1.3 Korban Luka Berat/Rawat Inap

  • 17

    Total korban luka berat/rawat inap sebanyak 2.338 orang dengan rincian 1.733

    orang (74%) akibat bencana non alam, 336 orang (14%) akibat bencana alam dan 269

    orang (12%) akibat bencana sosial. Berdasarkan jenis bencana maka korban luka

    berat/rawat inap yang paling tinggi disebabkan oleh kejadian keracunan/KLB sebanyak

    1.030 orang (44%).

    Jumlah korban luka berat/rawat inap berdasarkan provinsi yang paling banyak

    adalah di provinsi Jawa Timur sebanyak 566 orang dan Provinsi Jawa Barat sebanyak

    493 orang, sedangkan berdasarkan regional maka yang paling tinggi adalah regional

    DKI Jakarta sebanyak 655 dan regional Jawa Timur sebanyak 566 orang .

    Grafik 3.12

    Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Sumber dan Penyebabnya

    Grafik 3.13

  • 18

    Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Bencana

    Grafik 3.15

    Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi

  • 19

    Grafik 3.13

    Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Regional

    3.1.4 Korban Luka Ringan /Rawat Jalan

    Total korban luka ringan/rawat jalan sebanyak 6.858 orang dengan rincian 1.848

    orang (27%) akibat bencana non alam, 3.386 orang (49%) akibat bencana alam dan

    1.624 orang (24%) akibat bencana sosial, sedangkan jika dilihat berdasarkan jenis

    bencana yang paling banyak berturut-turut adalah akibat krisis kesehatan banjir

    sebanyak 2.381 orang, konflik sosial sebanyak 1.624 orang dan keracunan/KLB

    sebanyak 1.009 orang .

    Grafik 3.16

    Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Bencana

  • 20

    Grafik 3.17

    Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Bencana

    Jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan provinsi, 5 (lima) provinsi yang

    paling tinggi adalah Provinsi DKI Jakarta (1.757), Jawa Barat (1.044), Lampung (802),

    Papua (504) dan Sumatera Utara (455). Sedangkan jumlah korban luka ringan/rawat

    jalan berdasarkan regional yang paling tinggi adalah Regional DKI Jakarta.

  • 21

    Grafik 3.18

    Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi

    Grafik 3.18

    Jumlah Korban Luka Ringan/Dirawat Jalan Berdasarkan Regional

  • 22

    3.1.5 Pengungsi

    Total pengungsi akibat krisis kesehatan yaitu sebanyak 71.141 orang dengan pengungsi

    terbanyak disebabkan oleh bencana alam sebanyak 58.842 orang (83 %). Berdasarkan

    jenis bencana maka jumlah pengungsi tertinggi adalah akibat kejadian banjir yaitu

    34.454 orang.

    Grafik 3.20

    Proporsi Pengungsi Berdasarkan Sumber dan Penyebabnya

    diganti

    Grafik 3.2.1.

    Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Bencana

  • 23

    Jumlah pengungsi berdasarkan provinsi yang tertinggi adalah di Provinsi Kalimantan

    Tengah yaitu sebanyak 25.174 orang (34 %) diakibatkan banjir di Kab. Barito Utara

    Prov. Kalimantan Utara pada tanggal 5 Desember 2012.

    Grafik 3.22

    Jumlah Pengungsi Berdasarkan Provinsi

    3.3. KERUSAKAN FASILITAS KESEHATAN

    Total fasilitas kesehatan yang rusak akibat kejadian bencana pada tahun 2012 adalah 51

    unit. Fasilitas kesehatan yang rusak paling banyak adalah Puskesmas Pembantu (Pustu)

    sebanyak 33 unit (65%). Kerusakan fasilitas ini disebabkan paling tinggi adalah akibat

    krisis kesehatan gempa bumi sebesar 39 buah.

  • 24

    Grafik 3.24

    Proporsi Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Rusak Akibat krisis kesehatan

    Tahun 2012

    Grafik 3.25

    Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Jenis Bencana

    Jika dilihat jumlah fasilitas kesehatan yang rusak berdasarkan provinsi maka yang

    terbanyak adalah di provinsi Aceh dibandingkan dengan provinsi lainnya yaitu

    sebanyak 39 unit disebabkan Gempa Bumi yang terjadi pada tanggal 12 April 2012 dan

    yang paling tinggi per regional adalah regional Sumatera Utara

  • 25

    Grafik 3.27

    Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Provinsi

    Grafik 3.26

    Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Regional

  • 35

    BAB IV UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

    Upaya penanggulangan krisis kesehatan harus dilakukan secara menyeluruh

    dan terpadu mulai dari pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.

    Penanggulangan krisis kesehatan pada tahap pra bencana meliputi upaya

    pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, pada saat bencana dengan

    melakukan upaya tanggap darurat, serta pasca bencana melakukan upaya

    pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.

    Gambar Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Siklus penanggulangan krisis diatas menggambarkan upaya penanggulangan

    krisis kesehatan yang dilakukan pada tahapan pra, saat dan pasca bencana.

    Upaya tersebut dilakukan pada semua tahapan siklus manajemen

    penanggulangan krisis, yang membedakan pada besaran atau fokus kegiatan.

    Upaya terbesar yang dilakukan pada saat pra bencana adalah pencegahan,

    mitigasi dan kesiapsiagaan, tapi upaya ini tetap dilakukan pada saat bencana

    dan pasca bencana dengan porsi kegiatan yang lebih kecil. Demikian pula untuk

    upaya tanggap darurat dan upaya pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi.

  • 36

    4.1 UPAYA PRA BENCANA

    Upaya penanggulangan krisis kesehatan pada tahap pra bencana mencakup

    upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya-upaya pra bencana

    merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan

    penanggulangan krisis kesehatan secara keseluruhan. Upaya yang telah

    dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 pada tahap pra

    bencana antara lain: penyusunan kebijakan, pedoman peningkatan kapasitas

    petugas kesehatan, pengembangan sistem informasi penanggulangan krisis

    kesehatan, penyiapan logistik kesehatan, pemetaan kesiapsiagaan serta

    penyiapan anggaran penanggulangan krisis kesehatan.

    Kementerian Kesehatan dalam hal ini Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    pada tahun 2012 juga telah ditetapkan menjadi WHO Collaborating Center

    (WHO CC) untuk pelatihan dan penelitian dalam hal pengurangan resiko

    bencana, penetapan ini berlaku selama 4 tahun. Penetapan Pusat

    Penanggulangan Krisis Kesehatan sebagai WHO CC ini bertujuan untuk

    mengupayakan pengurangan risiko bencana bidang kesehatan, melalui

    penerapan rencana kerja, memperkuat manajemen resiko di daerah rawan

    bencana, memperkuat kesiapsiagaan fasilitas kesehatan untuk menghadapi

    bencana, memperkuat koordinasi sektor/kluster dan mobilisasi sumber daya

    dalam rangka pengurangan resiko bencana. Keberadaan Pusat Penanggulangan

    Krisis Kesehatan WHO CC juga akan melakukan kajian di bidang penelitian

    berdasarkan pengalaman yang dimiliki Indonesia dalam penanggulangan krisis

    kesehatan.

    4.1.1 Penyusunan Kebijakan/Pedoman

    Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan adalah

    menyusun pedoman/kebijakan terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat

    bencana. Selama tahun 2012 telah dilakukan penyusunan

    kebijakan/pedoman/modul terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat

    bencana sebanyak 31 kebijakan. Dari 31 kebijakan tersebut sebanyak 8 produk

    berasal dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan berupa pedoman, Standar

  • 37

    Operasional Prosedur (SOP), Peraturan, Modul, Poster dan Leaflet . Sebanyak

    23 produk lainnya dihasilkan dari unit lintas program dan lintas sektor terkait,

    antara lain Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Pengendalian

    Penyakit Bersumber Binatang, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat

    Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Matra, Direktorat Bina Gizi,

    Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina

    Kesehatan Jiwa, Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan Pusdokkes POLRI. Pada

    tahun 2012 juga dilakukan pencetakan dan penterjemahan buku oleh

    Emergency and Humanitarian Action Unit (EHA) WHO, yaitu buku Pedoman

    Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam Situasi Bencana, buku

    Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Letusan Gunung Merapi 2010 dan

    buku Profil Penanggulangan Kesiapsiagaan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

    Tahun 2010.

    Tabel 4.1 Kebijakan/Pedoman/Modul Yang Disusun Pada Tahun 2012

    No Unit Kerja Kebijakan/Pedoman/Modul

    Keterangan

    1

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)

    Pedoman Penilaian Kerusakan dan Kerugian Bidang Kesehatan

    Dalam Proses Penetapan

    Pedoman Teknis Kader Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

    SOP Bagian Tata Usaha PPKK

    SOP Bidang Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan

    SOP Bidang Tanggap Darurat dan Pemulihan

    SOP Bidang Pemantauan dan Informasi

    2 Pusdokkes POLRI

    Pedoman tentang Penatalaksanaan Disaster Victim Identification (DVI) Bagi Polri (Edisi Revisi)

    Nomor : PL/002/VI/2010/Pusdokkes

  • 38

    No Unit Kerja Kebijakan/Pedoman/Modul

    Keterangan

    3 Direktorat P2B2

    Pedoman Penggunaan Insektisida (Edisi Revisi)

    Leaflet Pengendalian Vektor

    4 Direktorat Bina Gizi

    Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana (konfirmasi tahun pembuatan)

    Dikirim ke 33 propinsi

    Standar antropometri Penilaian Pertumbuhan anak

    Dikirim ke 33 propinsi

    Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak Bagi Motivator/kader

    Dikirim ke 33 propinsi

    5 Direktorat Penyehatan Lingkungan

    Panduan Rapid Health Assesment pada situasi kedaruratan

    Tahap finalisasi

    Petunjuk teknis kesehatan lingkungan pada situasi kedaruratan

    Tahap finalisasi

    Poster dan leaflet 5 kunci ketahanan pangan.

    Leaflet tips mengelola makanan pada situasi darurat

    Leaflet tips memilih makanan dan minuman waktu mudik

    6

    Direktorat Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Matra

    Petunjuk Teknis PP dan PL Dalam Penanggulangan Bencana

    Dalam tahap penyusunan -finalisasi

    Pedoman Penanggulangan

    Keadaan Darurat Bidang Kesehatan Pada Kecelakaan Pesawat Udara di Bandar Udara (2012)

    Dalam proses

    penyusunan

    7

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    Penyempurnaan pedoman

    Pelayanan kesehatan reproduks

    pada situasi darurat bencana

    Kegiatan masih berlanjut sampai tahun 2013.

  • 39

    No Unit Kerja Kebijakan/Pedoman/Modul

    Keterangan

    8

    Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

    Pedoman teknis bagi petugas siaga bencana di daerah rawan bencana/konflik

    Dalam proses penetapan

    9

    Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan kesehatan

    Pedoman Pemusnahan Sediaan Farmasi

    Dalam Proses Finaslisasi

    10

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan

    Penyusunan modul algoritme SPGDT call center

    Dalam proses penetapan

    Modul Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Maternal neonatal

    Dalam proses penetapan

    11

    Emergency and Humanitarian Action Unit (EHA) WHO

    A. Pencetakan buku dan penterjemahan ke dalam Bahasa Inggris : 1)Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam Situasi Bencana 2012 2)Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Letusan Gunung Merapi 2012 3)Profil Penanggulangan Kesiapsiagaan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2010 B. Pengembangan mapping software komputerisasi

    Proses Pencetakan Ulang

    4.1.2 Peningkatan Kapasitas SDM

    Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya

    peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penanggulangan krisis

  • 40

    kesehatan baik dalam hal manajemen maupun teknis, yaitu sebanyak 57

    kegiatan, terdiri dari kegiatan peningkatan kapasitas, workshop, lokakarya,

    sosialisasi, geladi penanggulangan krisis kesehatan dan konferensi nasional

    dan internasional.Sasaran peningkatan kapasitas adalah petugas kesehatan

    di tingkat provinsi maupum kabupaten/kota. Kegiatan tersebut

    diselenggarakan oleh 8 unit kerja di Kementerian Kesehatan yaitu Pusat

    Penanggulangan Krisis Kesehatan, Direktorat Bina Gizi, Direktorat Bina

    Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Bina

    Kesehatan Jiwa, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat

    Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Direktorat Surveilans Imunisasi

    Karantina dan Kesehatan Matra dan Direktorat Bina Obat Publik dan

    Perbekalan Kesehatn kapasisas SDM juga dilakukan oleh Pusdokkes POLRI

    dan Emergency and Humanitarian Action Unit (EHA) WHO.

    4.1.2.1 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan sebagai unit di Kementerian Kesehatan

    yang setiap tahun melakukan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya

    manusia di bidang penanggulangan krisis kesehatan. Kegiatan peningkatan

    kapasitas SDM di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan selama tahun 2012

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 4.2 Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Penanggulangan Krisis

    Kesehatan yang dilakukan oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Selama Tahun 2012

    No Bidang/Bagian Jenis Kegiatan Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan

    Peningkatan kesiapsiagaan Dengan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Bencana Tanah Longsor di Kab. Sukabumi, Jawa Barat

    PPKK Dinkes Prov.

    Jawa Barat Dinkes Kab.

    Sukabumi BPBD Kab.

    Sukabumi

    Dinsos Kab. Sukabumi

    150 orang

  • 41

    PMI Kab. Sukabumi

    Badan SAR Daerah

    Puskesmas Kabandungan

    Puskesmas Cibadak

    Kodim 0622 Kab. Sukabumi

    Koramil 2205 Kab.Sukabumi

    Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Bencana Banjir Lahar Dingin Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara

    PPKK Dinkes Prov.

    Maluku Utara

    Dinkes Kota Ternate

    RSUD Hasan Boecheri

    BPBD Kota Ternate

    SAR Daerah Maluku Utara

    TNI POLRI Unit Lintas

    Sektor

    120 orang

    Peningkatan Kapasitas Fasilitator Tenaga Kesehatan Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

    35 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

    46 orang

    Peningkatan Kapasitas Tenaga

    Kesehatan Dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan

    53 Dinas Kesehatan Kab/Kota

    1 Dinas Kesehatan Provinsi

    56 orang

    Pendampingan Penyusunan Rencana Kontinjensi Kesehatan

    Peserta kegiatan berasal dari : 29 kabupaten 5 kota 1 provinsi

    152 orang

  • 42

    Kabupaten/Kota, dilaksanakan di Provinsi Riau, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara dan Jawa Barat

    Lokakarya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Dinkes Prov. DKI Jakarta 5 Sudinkes Prov. DKI Jakarta AGD 118 9 unit Lintas Program

    50 orang

    2 Tanggap Darurat dan Pemulihan

    Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC) Dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan, diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta

    38 Kabupaten 2 Kota 2 Rumah Sakit 15 KKP 13 Unit Lintas Sektor 2 Unit Lintas Program

    152 orang

    Pendampingan Petugas Kabupaten/Kota dalam Penyusunan Perencanaan Rumah Sakit dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

    8 Provinsi (Jambi, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara) 17 Rumah Sakit

    278 orang

    3 Pemantauan dan Informasi Pengelolaan

    Data dan Informasi

    2 kota 32 kabupaten 1 KKP (disebut dalam lampiran)

    41 orang

    Penggunaan Alat Komunikasi Bencana

    6 kota 23 kabupaten (disebut dalam

    34 orang

  • 43

    lampiran) 1 KKP 1 provinsi

    Pemetaan Kesiapsiagaan Kabupaten/Kota Rawan Bencana

    20 provinsi 15 kota 73 kabupaten 2 KKP (disebut dalam, lampiran)

    98 orang

    4 Tata Usaha Gelar Rumah Sakit Lapangan di Cibubur

    PPKK RSUPN Cipto Mangunkusumo RS PMI Bogor

    70 orang

    Gelar Rumah Sakit Lapangan di Sentul, Bogor

    PPKK Kementerian Pertahanan Puskes TNI RSUPN Cipto Mangunkusumo

    Upaya Peningkatan Motivasi dan Kinerja Pegawai Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    PPKK

    65 orang

  • 44

    Gambar 4.1 Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Pengelolaan Data dan Informasi

    Penanggulanagan Krisis Kesehatan

    Gambar 4.2 Peningkatan Kesiapsiagaan melalui

    Gelar Rumah Sakit Lapangan di Sentul, Jawa Barat

  • 45

    Gambar 4.3 Peningkatan kesiapsiagaan Dengan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Bencana Tanah Longsor di Kab. Sukabumi, Jawa Barat

    Gambar 4.4 Peningkatan Kapasitas Petugas Kab/Kota Dalam Penggunaan Alat Komunikasi

    Penanggulangan Krisis Kesehatan

  • 46

    Gambar 4.5

    Pendampingan Penyusunan Perencanaan Rumah Sakit Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan di RSU Anutapura Kota Palu, Sulawesi Tengah

    Gambar 4.6

    Pendampingan Penyusunan Rencana Kontinjensi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

  • 47

    Gambar 4.7 Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan Tim Reaksi Cepat Dalam Melakukan

    Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan

    Gambar 4.8 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana

    Bidang Kesehatan

  • 48

    Gambar 4.9

    Upaya Peningkatan Motivasi dan Kinerja Pegawai Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Gambar 4.10

    Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Lahar Dingin Gunung Gamalama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

  • 49

    Gambar 4.11

    Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan Lahar Dingin Gunung Gamalama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

    4.1.2.2 Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Salah satu upaya peningkatan kapasitas SDM yang dilakukan oleh Direktorat Bina Kesehatan Jiwa adalah Peningkatan Keterampilan Kesehatan Jiwa Petugas Siaga Bencana di Daerah Rawan Bencana, yang dilaksanakan pada tanggal 8 11 Agustus 2012 di Bogor, Jawa Barat. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilanpetugas pelayanan kesehatan jiwa di daerah rawan bencana, dan diharapkan agar setiap regional memiliki tim reaksi cepat siaga bencana yang dapat memberikan bantuan psikologik dan kesehatan jiwa pertama serta siap dimobilisasi bila terjadi bencana dalam regional masing-masing, dalam rangka mempercepat akses pemberian bantuan psikologidan kesehatan jiwa kepada korban bencana. Materi yang diberikan selama pelatihan, antara lain tentang:

    Kebijakan kesehatan jiwa dalam siaga bencana Konsep dasar penatalaksanaan kesehatan jiwa di daerah bencana Deteksi dini dan penapisan masalah kesehatan jiwa Psychological First Aid (PFA) Konseling dasar masalah kesehatan jiwa akibat bencana Penilaian masalah psikososial akibat bencana Manajemen stress Koordinasi dan need assessment layanan kesehatan pada bencana

  • 50

    Pelatihan tersebut diikuti oleh 52 peserta, dengan rincian: 1. Peserta Pusat

    Unit Lintas Program/Lintas Sektor terkait :

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat Promosi Kesehatan Pusat Intelejensia Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik Yayasan Pulih Pusat Krisis UI

    2. Peserta Daerah

    a) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Bali, Provinsi NTB, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Riau, Kota Tangerang, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Magelang, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Poso, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang.

    b) Rumah Sakit RSKetergantungan Obat, RSJiwa Daerah Bali, RSKD Sulawesi Selatan, RSUD Maluku Utara, RS Jiwa Daerah Kalimantan Selatan, RSJiwa Riau

    Gambar 4.12

    Pertemuan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Daerah Rawan Bencana

  • 51

    4.1.2.3 Direktorat Bina Gizi Upaya peningkatan kapasitas SDM dalam penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi selama tahun 2012 antara lain :

    1. Peningkatan Kapasitas Petugas Pengelola Program Gizi Dinkes Provinsi tentang Surveilans Gizi dan Kedaruratan Gizi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan

    kesiapsiagaan pengelola kegiatan pembinaan gizi provinsi dalam mengantisipasi kejadian bencana.

    Jumlah peserta kegiatan ini berjumlah 58 orang berasal dari 33 provinsi dan unit lintas program terkait di Kementerian Kesehatan

    2. Pelatihan Konseling Menyusui di Daerah Rawan Bencana

    Tujuan dari pelatihan ini adalah tersedianya konselor menyusuipada situasi normal maupun bencana.

    Jumlah peserta pelatihan ini sebanyak 1.017 orang berasal dari 9 provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Tim yang dilatih adalah Tim Konselor Menyusui sebanyak 1.017 orang,sehingga kumulatif tenaga konselor menyusui sampai tahun 2012 ada sebanyak 3.929 orang yang terdiri dari Dokter (Spesialis Obstetri dan Ginekologi dan Spesialis Anak), Bidan, dan Ahli Gizi dari rumah sakit dan puskesmas perawatan.

    3. Pelatihan Fasilitator Pelatihan Konseling Menyusui Tujuan dari pelatihan ini adalah tersedianyafasilitator pelatihan

    konseling menyusui pada situasi normal maupun bencana. Jumlah peserta pelatihan ini sebanyak 31 orang dari 5 provinsi. Jumlah kumulatif fasilitator konseling menyusui sampai akhir tahun

    2012 adalah 388 orang.

    4. Pelatihan Konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) di Daerah Rawan Bencana

    Tujuan dari pelatihan ini adalah tersedianya konselor MP-ASIuntuk pelaksanaan konseling MP-ASI pada situasi normal maupun bencana

    Peserta pelatihan ini berjumlah 40 orang berasal dari 8 provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

    Jumlah kumulatif tenaga konselor MP ASI sampai tahun 2012 adalah 388 orang terdiri dari dokter, bidan, perawat dan ahli gizi dari rumah sakit dan puskesmas perawatan.

  • 52

    5. Pelatihan Konseling MP ASI di Daerah Rawan Bencana Tujuan dari pelatihan ini adalah tersedianya fasilitator untuk pelatihan

    konseling MP ASI pada situasi normal maupun situasi bencana. Peserta pelatihan ini berjumlah 13 orang dari 3 provinsi yaitu Provinsi

    Sumatera Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

    Jumlah kumulatif fasilitator pelatihan konseling MP ASI sampai tahun 2012 sebanyak 51 orang.

    6. Sosialisasi Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana Pada tahun 2012 dilakukan sosialisasi Pedoman Kegiatan GiziDalam

    Penanggulangan Bencana ke 13 provinsi, yaitu : 1. Provinsi Aceh 2. Provinsi Sumatera Utara 3. Provinsi Sumatera Barat, 4. Provinsi Jawa Tengah 5. Provinsi DI Yogyakarta 6. Provinsi Nusa Tenggara Barat 7. Provinsi Nusa Tenggara Timur 8. Provinsi Kalimantan Selatan 9. Provinsi Sulawesi Utara 10. Provinsi Sulawesi Selatan 11. Provinsi Sulawesi Tenggara 12. Provinsi Maluku 13. Provinsi Maluku Utara

    Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan pengelola kegiatan pembinaan gizi provinsi dalam mengantisipasi kejadian bencana.

    Sasaran kegiatan pembinaan teknis lebih difokuskan kepada pengelola kegiatan pembinaan gizi di Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota

    Tabel 4.3 Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Gizi Selama

    Tahun 2012

    No Jenis Kegiatan Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Peningkatan Kapasitas Petugas Pengelola Program Gizi Dinkes Provinsi tentang Surveilans Gizi dan Kedaruratan Gizi

    33 provinsi Unit Lintas Program

    58 orang

  • 53

    2 Pelatihan Konseling Menyusui di Daerah Rawan Bencana

    9 Provinsi 1.017 orang

    3 Pelatihan Fasilitator Pelatihan Konseling Menyusui

    5 Provinsi 31 orang

    4 Pelatihan Konseling MPASI Di Daerah Rawan Bencana

    8 Provinsi 40 orang

    5 Pelatihan Fasilitator Pelatihan Konseling MP ASI

    Kementerian Kesehatan

    13 orang

    6 Sosialisasi Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana pada setiap kegiatan Bimtek dan Monev ke Propinsi/Kabupaten/Kota

    13 Provinsi

    Gambar 4.13 Kegiatan Pelatihan Konseling Menyusui di Daerah Rawan Bencana

  • 54

    4.1.2.4 Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan Upaya peningkatan kapasitas SDM dalam penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan selama tahun 2012 antara lain :

    1. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani

    PONEK

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis

    dalam menangani kegawatan maternal neonatal .

    Peserta kegiatan ini adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan,

    dokter spesialis anak, dokter umum, bidan dan perawat untuk

    kegawatan maternal neotatal.

    Jumlah peserta sebanyak 80 orang yang terdiri dari dokter, perawat dan

    bidan di Provinsi Papua dan Aceh.

    2. Workshop Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

    Untuk dapat meningkatkan kemampuan petugas kesehatan di rumah sakit

    dan mengenalkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Direktorat

    Bina Upaya Kesehatan Rujukan pada tahun 2012 melakukan workshop

    SPGDT di kota Bandung dan Jakarta. Peserta pada kegiatan ini berjumlah

    80 orang.

    Tabel 4.4

    Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Upaya

    Kesehatan Rujukan Selama Tahun 2012

    No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Medis

    Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Peningkatan Kapasitas Petugas Dokter Spesialis Kebidanan dan

    Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

    Provinsi Papua Provinsi Aceh

    80 orang

  • 55

    kandungan untuk kegawatan maternal neonatal

    2 Peningkatan Kapasitas Dokter Umum untuk kegawatan maternal neonatal

    Dokter Umum Provinsi Papua Provinsi Aceh

    80 orang

    3 Peningkatan Kapasitas Dokter Spesialis Anak untuk kegawatan maternal neonatal

    Dokter Spesialis Anak

    Provinsi Papua Provinsi Aceh

    80 orang

    4 Peningkatan Kapasitas Bidan untuk kegawatan maternal neonatal

    Bidan Provinsi Papua Provinsi Aceh

    80 orang

    5 Peningkatan Kapasitas Perawat untuk kegawatan maternal neonatal

    Perawat Provinsi Papua Provinsi Aceh

    80 orang

    6 Workshop Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

    Jakarta dan Bandung

    80 orang

  • 56

    Gambar 4.14 Kegiatan Workshop Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

    4.1.2.5 Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Upaya peningkatan kapasitas SDM dalam penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matraselama tahun 2012 antara lain :

    No Jenis Kegiatan Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Pelatihan Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik

    2 KKP 15 Dinkes Provinsi

    17 orang

    2 Pelatihan Kesehatan Penerbangan

    17 KKP 20 orang

    3 Pelatihan Penanggulangan Bencana Bidang PP dan PL

    KKP BTKL PP Dinkes Provinsi

    38 orang

  • 57

    Gambar 4.15 Hypobaric Chamber pada Kegiatan Pelatihan Kesehatan Penerbangan

    4.1.2.6 Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Penyehatan Lingkungan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM dalam penanggulangan krisis kesehatan, antara lain :

    No Jenis Kegiatan Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Food Safety Training

    Direktorat Penyehatan Lingkungan

    12 orang

    2 Investigasi KLB keracunan pangan

    Direktorat Penyehatan Lingkungan

    12 orang

    3 Pelatihan Penggunaan peralatanfood contamination kit

    9 Provinsi 59 Kab/kota

    Tiap kab/kota 3 orang total 285 orang

    4.1.2.7 Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang selama tahun 2012 menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas SDM, antara lain :

    No Jenis Kegiatan Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Pelatihan Entomolog Kesehatan

    KKP BBTKL PP DinkesProvinsi/Kabupaten

    60 orang 2 Angkatan

  • 58

    2 Pelatihan Pengendalian Vektor Malaria

    Dinkes Provinsi Dinkes Kabupaten

    30 orang

    3 Pelatihan pengendalian vektor dan pemantauan air bersih

    Pertamina 30 orang

    4

    Pentaloka Pengendalian Vektor

    Tenaga teknis pengendalian vektor dari BB/BTKL, KKP, Dinkes Kabupaten dan Dinkes

    Provinsi

    30 orang

    5 Pelatihan pengendalian vektor di pelabuhan

    KKP Tanjung Balai Karimun

    30 orang

    6 Pelatihan pengendalian vektor di daerah

    24 Dinas Kesehatan Kabupaten

    24 orang

    Gambar 4.16 Kegiatan Pelatihan Entomologi Kesehatan

  • 59

    4.1.2.8 Direktorat Bina Kesehatan Ibu Untuk Direktorat Bina Kesehatan Ibu kegiatan peningkatan kapasaitas SDM yang dilaksanakan selama tahun 2012, antara lain : 1. Peningkatan Kapasitas Pengelola Pelayanan Kesehatan Reproduksi

    pada Situasi Darurat di 6 Provinsi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani masalah kesehatan reproduksi pada kejadian krisis kesehatan. Peserta kegiatan ini berasal dari beberapa institusi, yaitu :

    Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Kabupaten Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rumah Sakit Umum Daerah Ikatan Bidan Indonesia

    Kegiatan ini dilaksanakan di 6 provinsi, yaitu : a. Provinsi Bengkulu

    Jumlah Peserta 30 orang, berasal dari :

    Provinsi Bengkulu Kota Bengkulu Kabupaten Bengkulu Selatan Kabupaten Bengkulu Utara Kabupaten Seluma Kabupaten Muko-muko Kabupaten Kaur

    b. Provinsi Gorontalo Jumlah Peserta 36 orang, berasal dari :

    Provinsi Gorontalo Kota Gorontalo Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato

    c. Provinsi Kalimantan Tengah Peserta berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah.

    d. Provinsi Nusa Tenggara Barat Jumlah peserta 36 orang berasal dari : Provinsi NTB

    Kabupaten Lombok Utara Kabupaten Dompu Kabupaten Sumbawa Kabupaten Sumbawa Barat Kabupaten Lombok Timur Kabupaten Bima

  • 60

    e. Provinsi Sulawesi Tenggara Jumlah peserta 33 orang, berasal dari :

    Provinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten Muna Kabupaten Kolaka Utara Kabupaten Bombana Kabupaten Wakatobi Kabupaten Konawe Selatan Kabupaten Konawe Utara

    2. Pelatihan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)

    Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) adalah paket intervensi minimum yang diperlukan unutk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan reproduksi pada situasi bencana. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani masalah kesehatan reproduksi dalam kejadian krisis kesehatan dengan melakukan Paket Pelayanan Awal Minimum. Pada tahun 2012 pelatihan PPAM ini dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu : 1. Regional Kalimantan Selatan

    Dilaksanakan di Banjarmasin, pada tanggal 26 30 November 2012. Narasumber dan fasilitator dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan Ousat Penanggulangan Krisis Kesehatan Peserta pelatihan ini berjumlah 37 orang, berasal dari :

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Direktorat Bina Kesehatan Ibu Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Dinas Kesehatan Kota Samarinda

    2. Regional Sulawesi Selatan Dilaksanakan di Makassar pada tanggal 25 29 September 2012 Narasumber dan fasilitator berasal dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Ikatan Bidan Indonesia Peserta pelatihan ini berjumlah 40 orang, berasal dari :

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Direktorat Bina Kesehatan Ibu UNFPA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

  • 61

    Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Utara

    3. Provinsi Gorontalo Dilaksanakan di Gorontalo dengan jumlah peserta 30 orang berasal dari 6 kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo.

    3. Sosialisasi dan advokasi pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi darurat Dilakukan di 7 provinsi , yaitu : a. Provinsi Sumatera Utara

    Kabupaten Nias Kabupaten Nias Selatan

    b. Provinsi Sulawesi Barat

    Kabupaten Mamasa Kabupaten Mamuju Utara

    c. Provinsi Aceh d. Provinsi Sumatera Selatan e. Provinsi Lampung f. Provinsi Sulawesi Utara g. Provinsi Papua Barat

    Tabel 4.5 Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Penanggulangan Krisis

    Kesehatan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Kesehatan Ibu Selama Tahun 2012

    No Jenis Kegiatan Asal Peserta Jumlah Peserta

    1 Peningkatan Kapasitas Pengelola Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada Situasi Darurat di 5 Provinsi.

    6 Provinsi 30 Kabupaten/Kota

    Total 288 orang

    2 Pelatihan PPAM Regional Kalimantan Selatan

    3 Provinsi 7 Kabupaten/Kota

    37 orang

    3 Pelatihan PPAM Regional Sulawesi Selatan

    2 Provinsi 2 Kabupaten UNFPA

    40 orang

    4 Sosialisasi dan advokasi pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi darurat

    2 Provinsi (Sumut dan Sulbar) 4 Kabupaten (Nias, Nias Selatan, Mamasa, dan Mamuju Utara)

    60 orang

  • 62

    5 Peningkatan kapasitas pengelola pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi darurat di Provinsi Kalimantan Tengah (2 kali). (Dana Dekonsentrasi)

    Provinsi Kalimantan Tengah Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah

    33 orang

    6 Sosialisasi dan orientasi pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi darurat diProvinsi Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Utara, dan Papua Barat. (dana Dekonsentrasi)

    5 Provinsi (Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Utara, Papua Barat)

    Aceh: 44 orang Sumsel: 38 orang

    Lampung: 25 orang

    Sulut: 35 orang Papua barat: 25

    orang

    7 Pelatihan PPAMkesehatan reproduksi di Provinsi Gorontalo. (Dana Dekonsentrasi)

    Provinsi Gorontalo Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo (6 Kabupaten/Kota)

    30 orang

  • 63

    Gambar 4.17 Kegiatan Pelatihan Paket Pelayanan Awal Minumum (PPAM)

  • 64

    Gambar 4.18 Kegiatan Pelatihan Paket Pelayanan Awal Minumum (PPAM)

    4.1.2.9 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan hanya melakukan 1 kegiatan peningkatan kapasitas SDM selama tahun 2012, yaitu Peningkatan Kinerja SDM Pengelola Obat di Instalasi Farmasi Pusat dengan peserta pelatihan berjumlah 26 orang yang merupakan para pengelola kefarmasian di unit-unit Kementerian Kesehatan. 4.1.2.10 Pusat Kedokteran Kesehatan (Pusdokkes) POLRI Pusdokkes POLRI merupakan unit lintas sektor yang selalu bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan.

    Peran Pusdokkes POLRI ini sangat terlihat dalam hal identifikasi korban meninggal pada kejadian seperti kecelakaan transportasi (darat, udara, laut) dan ledakan bom. Proses identifikasi korban meninggal ini dilakukan oleh unit Disaster Victim Investigation (DVI) yang berada dalam Pusdokkes POLRI. Salah satu peran Pusdokkes POLRI/DVI yang terlihat jelas pada tahun 2012 adalah pada proses indentifikasi korban meninggal pada kejadian jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Selama tahun 2012 Pusdokkes POLRI banyak melakukan kegiatan peningkatan SDM nya, terutama SDM unit DVI. Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa :

  • 65

    1. Pelatihan-pelatihan DVI, baik tingkat nasional dan internasional 2. Konferensi/kongres/pertemuan Internasional dalam hal DVI 3. Sosialisasi program-program DVI ke beberapa provinsi di Indonesia

    Tabel 4.6 Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Penanggulangan Krisis

    Kesehatan yang dilakukan oleh Pusdokkes POLRI Selama Tahun 2012

    No

    Jenis Kegiatan Tempat Pelaksanaa

    n

    Waktu Pelaksanaa

    n

    Skala Kegiatan

    Jumlah Pesert

    a

    1 5thInternational Dental DVI Management and Forensic Dentistry Course, JCLEC.

    Semarang, Jawa Tengah

    10 27 Juli 2012

    Internasional

    20 orang

    2 6thInternational DVIMortuary Management Course, JCLEC

    Semarang, Jawa Tengah

    17 28 September

    2012

    Internasional

    20 orang

    3 1stInternational DVIBasic Training for Mobile Brigade, JCLEC

    Semarang, Jawa Tengah

    17 28 September

    2012

    Internasional

    20 orang

    4 4thInternational DVICommander Workshop, JCLEC

    Semarang, Jawa Tengah

    17 28 September

    2012

    Internasional

    20 orang

    5 4thInternational DVI Course for DVI Province Commander and Interdepartmental Institution, JCLEC

    Semarang, Jawa Tengah

    8 19 Oktober 2012

    Internasional

    20 orang

    6 Sosialisasi DVIPolda DI Yogyakarta

    Yogyakarta 19 21 November

    2012

    Nasional 75 orang

    7 Sosialisasi DVIPolda Kalimantan Timur

    Kalimantan Timur

    27 29 November

    2012

    Nasional 75 orang

  • 66

    8 Sosialisasi DVIPolda Kalimantan Barat

    Pontianak, Kalimantan

    Barat

    10 12 Desember

    2012

    Nasional 75 orang

    4.1.3 Pertemuan Koordinasi

    Upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat lakukan secara

    optimal apabila seluruh program dan kegiatan dilaksanakan dengan cara

    berintegrasi serta berkoordinasi baik lintas program maupun lintas sektor. Pada

    tahun 2012, Kementerian Kesehatan telah menyelenggarakan 19 kali

    pertemuan koordinasi.

    Tabel 4.7

    Pertemuan Koordinasi Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan yang Diselenggarakan Unit-unit Kemenkes pada Tahun 2012

    No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

    1

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)

    Rapat Evaluasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2011 dan Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi Krisis Kesehatan Tahun 2012

    9 unit LP 6 unit LS 3 RS Vertikal 3 Dinkes Provinsi Media cetak &

    elektronik

    Pertemuan Evaluasi Upaya Tanggap Darurat dan Pemulihan Krisis Kesehatan

    55 orang PPKK 9 PPK Regional 2 PPK Sub

    Regional

    3 unit LP 2 KKP 1 BTKL 1 RS Jiwa Vertikal 2 Dinkes

    Kabupaten 2 Dinkes Kota 9 RSUD 1 RS Swasta 1 unit LS

  • 67

    No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

    (Basarnas)

    Pertemuan Evaluasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Jatuhnya Pesawat Sukhoi SSJ 100

    PPKK DVI Pusdokkes

    POLRI Dinkes Kab. Bogor Dinkes Prov. DKI

    Jakartta

    Dinkes Prov. Jawa Barat

    Persiapan Pelembagaan Pusat Penanggulangan Krisis Regional

    PPKK Biro Hukum &

    Organisasi

    Pertemuan lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan krisis kesehatan

    PPKK 9 PPK Regional 2 PPK Sub Regional 33 Dinkes Provinsi Balitbangkes WHO BNPB Bapeten BNPT Kemensos Poltekkes FKM UI RS Vertikal RSUD Fakultas

    Kedokteran PMI MPBI Kompas

    Rapat Koordinasi Teknis PPK Regional dan Sub Regional di Bukittinggi dan Bogor

    PPKK 9 PPK Regional 2 PPK Sub Regional

    Pertemuan kesiapsiagaan Gn Lokon, Rokatenda, Banjir DKI

    PPKK Dinkes Provinsi Dinkes Kab/Kota

  • 68

    No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

    Workshop Implementasi dan Pengembangan Sistem Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

    PPKK PPK Regional/Sub

    Regional

    WHO Pusdokkes POLRI PMI Univ. Sumatera

    Utara IKABI Jasa raharja ARVI POGI Dit.Bina

    Keperawatan

    Dit. Kesehatan Jiwa Dit. Kesehatan

    Kerja

    Dit. Gizi Dit. Kesehatan Ibu Dit. Obat Publik Dit. PL Dit. Sepimkesma

    2 DVI Pusdokkes POLRI Rapat evaluasi Operasi Sukhoi

    di PPK Kemenkes

    DVI Pusdokkes POLRI

    PPKK Dinkes Kab. Bogor Dinkes Prov. DKI

    Jakartta

    Dinkes Prov. Jawa Barat

    3 Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    Pertemuan koordinasi kesehatan reproduksi tingkat pusat. (2 kali)

    PPKK

    subdit AIDS

    Direktorat Anak

    IBI

    UNFPA

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan &Perlindungan Anak (KNPP&PA), BKKBN, POGI.

  • 69

    No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

    4

    Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

    Membuat jejaring kerja pengendalian vektor (dalam rangka pembuatan Draft Baku Mutu vektor dan Binatang pengganggu)

    5

    Direktorat Penyehatan Lingkungan

    Rapat koordinasi dengan lintas program terkait persiapan penanggulangan bencana

    Sosialisasi advokasi penanggulangan bencana dan kedaruratan

    Rapat koordinasi LS & LP terkait pengendalian risiko makanan menjelang arus mudik

    Advokasi dan sosialisasi pengendalian risiko makanan pada situasi darurat

    6

    Direktorat Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Matra

    Rapat Koordinasi Pokja Bencana Bidang PP dan PL

    Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Mudik Lebaran 2012, Mudik Natal 2012 dan Tahun Baru 2013

    Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bidang PP dan PL Sail Morotai 2012

    Penyusunan Pedoman Penaggulangan Keadaan darurat Bidang Kesehatan Pada Kecelakaan Pesawat Udara di Bandar Udara

    7

    Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    Rapat konsultasi teknis obat publik dan perbekalan kesehatan

    Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota

    8 Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan Rapat Koordinasi SPGDT 2

    Dinas kesehatan Provinsi, RS vertikal RS daerah, ARVI, ARSADA, Telkom

    9 Emergency and Humanitarian Action Unit

    Pertemuan Kluster Kesehatan Dalam Kesiapsiagaan Bencana

    20 organisasi 39 orang

  • 70

    No Unit Organisasi Kegiatan Peserta

    (EHA) WHO

    Gambar 4.19

    Kegiatan Workshop Implementasi dan Pengembangan Sistem Penanganan

    Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan

  • 71

    Gambar 4.20

    Rapat Evaluasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2011 dan Koordinasi

    Kesiapsiagaan menghadapi Krisis Kesehatan Tahun 2012

    4.1.4 Penguatan Kerjasama

    Dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana sangat

    diperlukan penguatan kerjasama lintas program maupun lintas sektor.

    Kerjasama pada masa pra krisis selama tahun 2012 adalah :

    Tabel 4.8

    Kerjasama Lintas Program, Lintas Sektor dan Internasional

    No Unit Organisasi Instansi Terkait

    Bentuk Kerjasama

    1 Direktorat Bina Kesehatan Ibu UNFPA

    Pelatihan PPAM Penyediaan

    Reproductive Health Kit, Individual kits

    Dukungan teknis dan manajemen

  • 72

    No Unit Organisasi Instansi Terkait

    Bentuk Kerjasama

    2

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Kementerian Pertahanan

    Kerjasama dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

    3

    Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

    Universitas, Swasta Pertemuan Komisi Ahli Pengendalian Vektor

    4 Direktorat Penyehatan Lingkungan

    Dit. SIMKAR dan KESMA, Dit. P2B2, Dit. P2ML, Dit. PPTM

    Koordinasi dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan/darurat (pra, Saat, pasca) dan situasi khusus

    Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota Perguruan tinggi

    Pembinaan dan Narasumber

    5

    Direktorat Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Matra

    POSSI, Promkes, Dit. Kesja dan Olahraga, Dit. Pengobatan Tradisional dan Komplementer, PERDOKLA, Kementerian Kelautan dan Perikanan

    Jejaring Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik

    Diskes AU, Perdospi, LAKESPRA, Angkasa Pura, Maskapai, Ditjen Perhub. Udara, Otban, KKP, Balai Kes. Penerbangan

    Jejaring Kesehatan Penerbangan

    PPKK, Dinkes Prov, Jejaring Pokja Bencana

  • 73

    No Unit Organisasi Instansi Terkait

    Bentuk Kerjasama

    KKP, BBTKL-PP, Dit. PL, Dit. PTM, Dit. P2ML, Dit. P2B2

    PP dan PL

    PPKK, Pusdatin, Promkes, Puskomlik, Korlantas, Pusdokkes, DLLAJ, Jasa Raharja, Dit. PL, Dit PPTM, Dinkes Prov, Kab/ Kota, KKP, B/BTKL-PP

    Jejaring Kerja Kesehatan Situasi Khusus

    5

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan

    PT. Telkom Dukungan teknis untuk call center 119 untuk SPGDT

    Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota

    Penguatan call center di daerah

    6

    Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    CHAI (Community Health Pharmacy International)

    Dukungan Teknis dan Manajemen

    7

    Emergency and Humanitarian Action Unit (EHA)

    WHO

    Konsultasi Regional Terhadap Pedoman Keamanan Fasilitas Kesehatan Terkait dengan Bencana Air

    1. Dukungan Teknis

    2. Dukungan Pendanaan

    Fasilitasi Kunjungan Ke Kobe Center Jepang

    Fasilitasi Kegiatan Konsultasi Regional Dalam Penanggulangan Bencana Di Sektor Kesehatan, Bangkok, Thailand

    Dukungan untuk pelaksanaan Workshop

  • 74

    No Unit Organisasi Instansi Terkait

    Bentuk Kerjasama

    Penguatan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Rumah Sakit melalui Peningkatan SPGDT dan Sistem Akreditasi Rumah Sakit

    Fasilitasi Kegiatan Pertemuan Regional Asia Tenggara Dalam Pendanaan Tanggap Darurat Kesehatan

    Fasilitasi Proses Pembentukan Pusat Kolaborasi WHO (WHO Collaborating Center) Untuk Pelatihan dan Penelitian Dalam Bidang Pengurangan Resiko Bencana

  • 75

    Gambar 4.21

    Penandatangan Kerjasama Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat

    Bencana antara PPKK dan Kementerian Pertahanan

    4.1.5 Pemetaan Kesiapsiagaan

    Untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam upaya

    penanggulangan krisis kesehatan, diperlukan peta kekuatan sumber

    daya kesehatan dan kerentanan setiap wilayah di Indonesia yang

    didapat melalui kegiatan pemetaan kesiapsiagaan penanggulangan krisis

    kesehatan.

    Pada tahun 2012 pemetaan kesiapsiagaan dilaksanakan oleh Pusat

    Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Direktorat Pengendalian Penyakit

    Bersumber Binatang .

  • 76

    Tabel.4.9

    Kegiatan Pemetaan Kesiapsiagaan

    NO Jenis Pemetaan Unit Pelaksana Lokasi

    1 Pemetaan Kesiapsiagaan Kabupaten/Kota Rawan Bencana

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    20 Provinsi 75 Kabupaten

    15 Kota

    2 Pemetaan Vektor

    Penyakit

    Direktorat

    Pengendalian Penyakit

    Bersumber Binatang

    Pasir Ganting-

    Sumatera Barat,

    Kalimantan Timur,

    NTT

    Gambar 4.22

    Kegiatan Pemetaan Kesiapsiagaan Kabupaten/Kota Rawan Bencana

    4.1.6 Kegiatan Kesiapsiagan Pada Situasi Khusus

    Situasi khusus merupakan kegiatan berskala besar yang melibatkan banyak

    orang dan memiliki kerentanan serta risiko terjadinya krisis kesehatan.

    Kegiatan Kesiapsiagaan Pada Situasi Khusus yang dilaksanakan oleh

    Kementerian Kesehatan selama tahun 2012 antara lain; Sail Morotai, Pekan

    Olah Raga Nasional Ke XVIII, Mudik Lebaran dan beberapa Kejadian Luar Biasa

  • 77

    penyakit bersumber binatang (misalnya,Tomcat, Malaria, Demam Berdarah

    Dengue dan Chikungunya). Unit di Kementerian Kesehatan yang melaksanakan

    Kesiapsiagaan Pada Situasi Khusus, antara lain; Pusat Penanggulangan Krisis

    Kesehatan, Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Direktorat

    Penyehatan Lingkungan, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat

    Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dan Direktorat Surveilans

    Epidemiologi, Imunisasi, Karantina Kesehatan dan Kesehtan Matra.

    Tabel 4.10 Kegiatan Kesiapsiagaan pada Situasi Khusus yang dilakukan oleh

    Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan pada tahun 2012

    No Jenis Situasi Khusus Waktu dan

    Tempat Kegiatan

    1 Sail Morotai Pulau Morotai & Kota Ternate Provinsi Maluku

    mobilisasi fasilitas kesehatan RS

    lapangan

    Penyelenggaraan Geladi

    Penyusunan Rencana

    Kontinjensi

    Gambar 4.23

  • 78

    Penyiapan Rumah Sakit Lapangan Pada Kegiatan Sail Morotai

    Gambar 4.24

    Penyiapan Rumah Sakit Lapangan Pada Kegiatan Sail Morotai

    Tabel 4.10

    Kegiatan Kesiapsiagaan pada Situasi Khusus yang dlakukan oleh

    Direktorat Jenderal P2PL pada tahun 2012

    No Jenis Situasi

    Khusus Waktu dan

    Tempat Kegiatan

    1 Pekan Olah Raga Nasional

    Agustus 2012, Provinsi Riau

    Koordinasi dengan Dinkes Prov, KKP Pekanbaru; Assessment persiapan pelaksanaan PON; Aktivasi Pos Kesehatan oleh KKP Pekanbaru; dukungan Logistik

    2. Sail Morotai 2012 Februari Agustus 2012

    Rapat Koordinasi dengan LP dan LS terkait di Jakarta

  • 79

    Maret 2012 Pengambilan sampel kualitas air minum oleh KKP kelas III Ternate

    Maret 2012 Survei awal bid. PP dan PL, termasuk survey vektor, penyakit, dan kesling

    Juni 2012 dan Agustus 2012

    Rapat Koordinasi Bid. PP dan PL di Morotai dan di Ternate

    Minggu III - IV Agustus

    Mapping Homestay, Pengambilan dan pengujian kualitas air minum oleh BTKL- PP Manado dan Dinkes Kab. Morotai

    Minggu II III Juli dan Minggu III IV Agustus 2012

    Penyemprotan venues oleh Dinkes Kab. Morotai didukung oleh KKP Kelas III Ternate

    4 Mudik Lebaran 2012

    Jakarta, Juni 2012

    Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Mudik Lebaran 2012

    Jakarta, 9 Agustus 2012

    Apel Siaga Mudik Lebaran Bid. Kesehatan

    Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Batam, Banjarbaru (Agustus 2012)

    Pemeriksaan sampel makanan, minuman di Rumah Makan, Terminal, Bandara, dan TTU lainnya oleh BBTKL-PP

    Jakarta, Manado, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, (Agustus 2012)

    Pemeriksaan FR kesehatan pengemudi (TD, alkohol, amphetamine, GD) oleh Dt. PPTM, BBTKL-PP, dan Dinkes Prov

  • 80

    Gambar 4.25

    Rapat Koordinasi Bidang PP & PL Pada Kegiatan Sail Morotai

    Gambar 4.26

    Pelepasan Tim Kesehatan Mudik Lebaran Tahun 2012 oleh Menteri

    Kesehatan

  • 81

    Tabel 4.11 Kegiatan Kesiapsiagaan pada Situasi Khusus yang dilakukan oleh Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

    pada tahun 2012

    No Jenis Situasi Khusus Waktu dan

    Tempat Kegiatan

    1

    Sail Morotai 2012

    Pulau Morotai, Juni 2012

    Koordinasi dengan Dinkes Propinsi dan Kabupaten, KKP, Puskesmas

    Mapping breeding places DBD, Malaria dan Culicoides (agas).

    Pengamatan lingkungan Breeding places,

    Survei penangkapan nyamuk dewasa Anopheles, culex dan Agas

    Fogging 1 2 minggu sebelum pelaksanaan Sail Morotai 2012.

    Penyemprotan IRS sebelum pelaksanaan Sail Morotai 2012.

    2

    Pengendalian wabah Pederus sp. (Tomcat)

    Surabaya, Maret 2012

    Pengendalian Populasi Paederus sp. di permukiman.

    Standarisasi tatalaksana kasus akibat investasi

    Paederus sp.

    3 KLB cikungunya

    Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireun Propinsi NAD /7-12 Februari2012

    Survey vektor (jentik) di genangan air

    Menghitung House Index (HI), Container Index (CI), ANJ

  • 82

    4 KLB DBD

    Desa Nagari Pasir Ganting, Kecamatan Pancung Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumbar / 23-28 April 2012

    Mengidentifikasi wilayah penyebaran kasus

    Survei faktor resiko(breeding places dan lingkungan vektor) terjadinya KLB

    Identifikasi vektor Dinkes Kabupaten

    Pesisir Selatan melakukan : Penyuluhan/sosialisasi, larvasidasi dan fogging.

    Diagnosa kasus DBD diPuskesmas berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik.

    5

    Terjadinya peningkatan kepadatan populasi nyamuk

    Kota Cirebon

    - Survey vektor (nyamuk) malam hari

    - Survey tempat perindukan potensial (survey jentik )dan lingkungan

    - Larvasidasi menggunakan vectobac

    6

    Dalam rangka

    mendukung

    eliminasi malaria di

    Kepulauan Seribu,

    propinsi DKI

    Jakarta.

    Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta / Oktober 2012

    - Mapping vektor dengan cara survey tempat perkembangbiakan potensial vektor malaria

    - Survei kondisi lingkungan tempat perindukan vektor malaria (mengukur parameter lingkungan)

  • 83

    Tabel 4.12 Kegiatan Kesiapsiagaan pada Situasi Khusus yang dilakukan

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan pada tahun 2012

    No Jenis Situasi Khusus Waktu dan

    Tempat Kegiatan

    1 Pekan Olah raga Nasional

    Agustus 2012 Provinsi Riau

    Mobilisasi Tim Kesehatan, Penyiapan Rumah Sakit Rujukan

    2 Sail Morotai

    Pulau Morotai (Kab. Kepulauan Morotai Provinsi Maluku Utara), bulan Agustus 2012

    Mobilisasi Tim Kesehatan, Penyiapan Rumah Sakit Rujukan

    Gambar 4.27

    Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan pada PON XVIII Riau 2012

  • 84

    Gambar 4.28

    Fasilitas Kesehatan di Lokasi Venue PON XVIII Riau 2012

    Tabel 4.13 Kegiatan Kesiapsiagaan pada Situasi Khusus yang dilakukan

    Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada tahun 2012

    No Jenis Situasi Khusus

    Waktu dan Tempat

    Kegiatan

    1 Sail Morotai

    Maluku Utara Dukungan obat dan perbekalan kesehatan

  • 85

    Tabel 4.14

    Kegiatan Kesiapsiagaan pada Situasi Khusus yang dilakukan

    Pusdokkes POLRI pada tahun 2012

    No Jenis Situasi Khusus Tempat Pelaksanaan Kegiatan

    1 Sail Morotai Pulau Morotai

    Provinsi Maluku

    Kesehatan Lapangan

    DVI

    Pelaksanaan Food

    Security

    2 Kesiapsiagaan dalam

    situasi kontinjensi

    Operasi Nusa Aman

    4.1.7 Dukungan sarana, prasarana, logistik dan dana operasional

    Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 telah memobilisasi sarana, prasarana

    dan logistik untuk kegiatan penanggulangan krisis kesehatan.

    a. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Mengirimkan bantuan dalam rangka penguatan 45 kabupaten/kota

    dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana berupa

    personal kit dan emergencykit serta alat pengolah data (laptop dan

    modem).

    N

    O KEGIATAN Unit

    Jumlah

    1 50 Kab/Kota memiliki sarana

    penunjang penanggulangan

    krisis kesehatan

    1. Emergency kit

    2. Personal Kit

    3. Alat Pengolah Data

    @ 2 paket

    @ 5 unit

    @ 1 unit

    100

    250

    50

    2. Mengirimkan Tenda Pelayanan

    Kesehatan ke 9 Regional dan

    2 sub Regional

    @ 15

    165

  • 86

    Sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan meliputi :

    - Emergency Kit (airway kit, diagnostic equipment, trauma kit, dan

    bag pack)

    - Personal Kit (backpack, sleeping bag, perlengkapan masak portable,

    sepatu boot, ponco, raincoat, sarung tangan, kupluk, pisau lipat,

    global positioning system, lampu kepala, senter dan matras);

    - Alat Pengolah Data meliputi laptop dan modem yang diharapkan

    dapat mempercepat akses informasi dari Kab/Kota wilayah bencana

    Melengkapi sarana prasarana PPK Regional dan Sub Regional:

    - Tenda, Vel bed dan Personal Kit untuk seluruh regional

    - Emergency kit dan emergency tool di 7 regional

    Pembangunan gudang kantor PPK Sub Regional Sumatera Barat

    Penyediaan Alat Kesehatan RS Lapangan untuk Kementerian

    Kesehatan

    Memobilisasi logistik kesehatan untuk penanggulangan krisis

    kesehatan

    Memberikan dana operasional tanggap darurat penanggulangan krisis

    kesehatan

    Tabel 4.15

    Logistik Yang Telah Dimobilisasi PPKK Pada Tahun 2012

    No. Nama Barang Jumlah Bulan Tujuan Keterangan

    1 MP-ASI 5 Ton Januari Dinkes Prov

    KALBAR

    Banjir dan perubahan

    iklim

    2 MP-ASI 2 Ton Januari Klinik Waluya Sejati abadi

    3 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP Prov Jambi

    4 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP

    Prov Bengkulu

    5 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP

    Prov Banten

  • 87

    6 MP-ASI 2 Ton Januari

    Kantor perwakilan

    Maluku Utara Ternate

    7 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP Prov Riau

    8 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP

    Prov JABAR

    9 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP

    Prov Lampung

    10 MP-ASI 2 Ton Januari DPR PDIP Prov Bali

    11 Masker 20000 lembar Januari Dinkes Prov

    NTT

    Gnung Lie Lewotolok

    Kab Lembata

    12 Velbet Life Jacket

    100 6

    buah buah

    Januari

    RCSM

    13

    Masker Tenda Yankes Velbet Polibag Kaporit

    1000 2 5

    5000 1

    Buah Unit Buah

    Lembar galon

    Februari

    Dinkes Prov Banten

    Banjir

    14 MP-ASI 10 Ton Februari Dinkes Prov

    Banten

    15 MP-ASI 5 Ton Februari Dinkes Prov

    KALBAR

    16 MP-ASI 7 Ton Februari Dinkes Prov

    JATENG Kesiapsiagan

    17 Topi Rompi

    50 50

    Buah buah

    Februari BUK Dasar

    18 MP-ASI 3 Ton Februari Dinkes Prov

    DIY Kesiapsiagan

    19 MP-ASI 4 Ton Februari Dinkes Prov

    DIY

    20 MP-ASI 4 Ton Februari Dinkes Prov

    Bantul

    21 MP-ASI 1 Ton Februari SUDINKES

    22 MP-ASI 4 Ton Februari Dinkes Prov

    JATENG

    23 MP-ASI 3 Ton Februari Dinkes Prov

    DIY

    24 MP-ASI 15 Ton Februari Dinkes Prov

    JATIM

    25 MP-ASI 1,5 Ton Februari Dinkes Prov

    Papua

  • 88

    26

    Tenda Invatable

    Kantong mayat Velbet

    2 100 20

    Unit Lembar buah

    Februari Dinkes Prov

    Papua

    27

    Perahu karet Mesin temple Tenda Yankes Velbet

    1 1 1 10

    Unit Unit Set

    buah

    Februari Dinkes Kab Ponorogo

    28 Masker 20000 lembar Februari Dinkes Prov

    SULUT

    29 Abate Kaporit

    10 10

    Drum Drum

    Maret Dinkes Kab

    Belu

    30 MP-ASI 10 Ton Maret Dinkes Prov

    JATIM

    31 Velbet 10 buah Maret Dinkes Prov

    Aceh

    32 MP-ASI 200 Dos Maret Dinkes Kan

    Belu

    33

    Kantong mayat Masker MP-ASI Velbet

    50 50000

    1 50

    Buah Lember

    Ton Buah

    Maret Dinkes Prov

    JABAR

    34 MP-ASI 3 Ton Maret Dinkes Kab Halmahera

    Selatan

    35 MP-ASI 3 Ton Maret Dinkes Kab Kebumen

    36 MP-ASI 3 Ton Maret Dinkes Kab Majalengka

    37 MP-ASI 2 Ton Maret Dinkes Kab

    Maluku Tenggara

    38 MP-ASI 2 Ton Maret Dinkes Kab

    Lombok Timur

    39 MP-ASI 3 Ton Maret Dinkes Kab Sumbawa

    40 MP-ASI 3 Ton Maret Dinkes Kab

    Sleman

    41 MP-ASI 3 Ton Maret Dinkes Kab Waropen

    42 Tenda Yankes Velbet

    3 90

    Unit buah

    April Dinkes Prov

    Maluku Utara

    43 Kantong mayat 20 Buah April KKP kelas 1

    SOEHAT

  • 89

    44 Rompi + topi Masker

    150 10000

    Buah lembar

    Mei Dinkes Prov

    SULUT

    45 Sepatu boot Velbet Tenda Yankes

    50 6 3

    Pasang Buah unit

    Mei Dinkes Prov

    Aceh

    46 Masker 20000 buah Mei Dinkes Prov

    SULUT

    47

    Perahu karet Motor temple Kantong mayat Tenda yankes Masker Velbet

    4 4

    150 2

    2000 25

    Set Unit

    Lembar Set

    Buah buah

    Juni Bupati Kab Paser Prov

    KALTIM

    48 Hygiene kit Bumil kit Built kit

    300 50 50

    Paket Paket paket

    Juni Dinkes Prov Papua Barat

    Kebakaran di Kab Sorong

    49 Velbet 10 buah Juli Dinkes Prov SULTENG

    50 Perahu karet Motor temple Tenda yankes

    2 2 2

    Set Unit Set

    Agustus Dinkes Kab

    Tulang Bawang

    51 Perahu karet Rompi

    1 20

    Set buah

    November Dinkes Kota

    Mataram

    52

    Kantong mayat Dewasa

    Kantong mayat Anak

    40

    10

    Buah

    Buah

    November RSCM

    53 Perahu karet Tenda yankes

    2 1

    Set Set

    Desember Bupati Kab

    Mesuji

    54 Perahu Karet 2 Set Desember Dinkes Prov Kepulauan

    BABEL

  • 90

    Tabel 4.16

    Bantuan Dana Operasional Tanggap Darurat

    Penanggulangan Krisis Kesehatan

    Selama Tahun 2012

    NO JENIS

    BENCANA

    PROVINSI JUMLAH RINCIAN JUMLAH

    1 Peningkatan

    Aktivitas

    Gunung Ijen

    Jawa Timur Rp.76.500.000 Dinkes Kab.

    Banyuwangi

    Rp.19.987.500,-

    Dinkes

    Kab.Bondowoso

    Rp.21.600.000,-

    Dinkes Kab.

    Situbondo

    Rp. 7.312.500,-

    Dinkes Provinsi

    Jawa Timur

    Rp.27.600.000,-

    2 Banjir Bandang

    dan Angin

    Puting Beliung

    Nusa

    Tenggara

    Barat

    Rp. 55.431.000 Dinkes Kab.

    Sumbawa

    Rp.18.391.000,-

    Dinkes Kab.

    Dompu

    Rp. 4.000.000,-

    Dinkes Kab.

    Lombok Utara

    Rp. 3.000.000,-

    Dinkes Provinsi

    NTB

    Rp.30.040.000,-

    3 Banjir Sumatera

    Barat

    Rp.56.025.000,- Dinkes Kab.

    Pasaman

    Rp.56.025.000,-

    4 Banjir Bandang Aceh Rp. 16.000.000 Dinkes Kab.

    Pidie

    Rp.13.000.000,-

    Dinkes Provinsi

    Aceh

    Rp. 3.000.000,-

    5 Banjir Jawa Timur Rp.17.720.000,- Dinkes

    Kab. Blitar

    Rp.4.000.000,-

  • 91

    Dinkes

    Kab. Pasuruan

    Rp. 6.380.000,-

    Dinkes Kab.

    Probolinggo

    Rp. 4.000.000,-

    Dinkes

    Kab. Jember

    Rp. 1.340.000,-

    PPK Regional

    Jawa Timur

    Rp. 2.000.000,-

    6 Peningkatan

    aktivitas

    Gunung Semeru

    Jawa Timur Rp.12.725.000 Dinkes Kab.

    Lumajang

    Rp. 8.125.000,-

    Dinkes Provinsi

    Jawa Timur

    Rp. 4.600.000,-

    7 Konflik Sosial Kab.

    Tolikara

    Papua

    Rp.

    48.900.000,-

    Dinkes

    Provinsi Papua

    Rp.48.900.000,-

    8 Banjir Bandang Aceh Rp. 5.750.000,- Dinkes

    Kab. Pidie

    Rp. 5.750.000,-

    9 Banjir Bandang Sumatera

    Utara

    Rp.12.600.000,- Dinkes Kab.

    Mandailing

    Natal

    Rp.12.600.000,-

    10 Banjir Nusa

    Tenggara

    Barat

    Rp.34.940.000 Dinkes Kab.

    Lombok Timur

    Rp.15.000.000,-

    Dinkes Kab.

    Sumbawa

    Rp. 5.400.000,-

    Dinkes Provinsi

    NTB

    Rp.14.540.000,-

    11 Banjir Bandang Aceh Rp.26.300.000,- Dinkes Kab.

    Aceh Tenggara

    Rp.26.300.000,-

    12 Kecelakaan

    Transportasi

    Jawa Barat Rp.49.120.000 Dinkes

    Kab. Bogor

    Rp.49.120.000

  • 92

    Pesawat Sukhoi

    13 Kegiatan Pasific

    Partnership

    Sulawesi

    Utara

    Rp.36.910.000,- Dinkes Prov.

    Sulawesi Utara

    Rp.36.910.000,-

    14 Bantuan Dana

    Operasional DVI

    Jawa Timur Rp.107.507.400 POLDA

    Jawa Timur

    Rp.107.507.400

    15 Bantuan

    Operasional

    Pertemuan

    Konsolidasi Tim

    Penanggulangan

    Krisis Kesehatan

    Aceh

    Aceh Rp.16.000.000 Dinkes Provinsi

    Aceh

    Rp.16.000.000

    16 Banjir Bandang Sumatera

    Barat

    Rp.61.437.500 Dinkes Prov.

    Sumatera Barat

    Rp.61.437.500

    17 Banjir Bandang

    dan Tanah

    Longsor

    Maluku Rp. 77.000.000 Dinkes Provinsi

    Maluku

    Rp. 77.000.000

    18 Gempa Bumi Sulawesi

    Tengah,

    Kab. Parigi

    Moutong

    Rp.86.517.500 Dinkes Provinsi

    Sulawesi

    Tengah

    Rp.86.517.500

    19 Banjir Bandang Gorontalo,

    Kab. Bone

    Bolango

    Rp.19.720.000 Dinkes Provinsi

    Gorontalo

    Rp.19.720.000

    20 Banjir Bandang Aceh, Kab.

    Aceh

    Tenggara

    Rp.21.190.000 Dinkes Provinsi

    Aceh

    Rp.21.190.000

    21 Banjir Bandang Sulawesi

    Tengah,

    Kab. Parigi

    Rp.66.595.000 Dinkes Provinsi

    Sulawesi

    Tengah

    Rp.66.595.000

  • 93

    Moutong

    22 Konflik Sosial NTB, Kab.

    Bima

    Rp.42.696.000 Dinkes Provinsi

    NTB

    Rp.42.696.000

    23 Kecelakaan

    Industri dan

    Kabut Asap

    Sumatera

    Selatan

    Rp.17.160.000 Dinkes Prov.

    Sumatera

    Selatan

    Rp.12.240.000,-

    ,

    Dinkes Kab.

    Musi Banyuasin

    Rp. 2.940.000,-

    Dinkes Kab.

    Ogan Ilir

    Rp. 330.000,-,

    Dinkes Kab.

    Ogan Komering

    Ilir

    Rp. 330.000,-

    Dinkes

    Kab. Banyuasin

    Rp. 440.000,-

    Dinkes Kab.

    Prabumulih

    Rp. 440.000,-

    Dinkes Kota

    Palembang

    Rp. 440.000,-

    24 Banjir Aceh Rp.22.660.000 Dinkes Kab.

    Aceh Singkil

    Rp.22.660.000

    25 Konflik Sosial Lampung Rp.76.987.500 Dinkes Kab.

    Lampung

    Selatan

    Rp.76.987.500

    26 Peningkatan

    Aktivitas

    Gunung Raung

    Jawa Timur Rp.116.495.000 PPK Regional

    Jawa Timur

    Rp.116.495.000

    27 Peningkatan

    Aktivitas

    Gunung

    Nusa

    Tenggara

    Timur

    Rp.153.535.000 Dinkes Provinsi

    NTT

    Rp.153.535.000

  • 94

    Rokatenda

    28 Bantuan

    Operasional

    Pelatihan

    Penanggulangan

    Kegawatan

    Dampak Akibat

    Gunung Meletus

    Sumatera

    Barat

    Rp.122.237.000 Dinkes Provinsi

    Sumatera Barat

    Rp.122.237.000

    b. Direktorat Bina Gizi

    Dukungan logistik yang diberikan oleh Direktorat Bina Gizi dalam

    pelaksanaan upaya penanggulangan krisis kesehatan adalah dengan

    memobilisasi MP ASI. Mobilisasi MP ASI dilakukan baik pada tahap pra

    krisis sebagai bufferstock di PPK Regional, maupun pada tahap tanggap

    darurat untuk memenuhi kebutuhan MP ASI di Dinas Kesehatan

    Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengalami kejadian krisis kesehatan untuk

    selanjutnya didistribusikan ke lokasi-lokasi pengungsian.

    Tabel 4.17

    Logistik Yang Telah Dimobilisasi

    Direktorat Bina Gizi Pada Tahun 2012

    No Nama Barang

    Jumlah Tujuan

    1

    MP-ASI biskuit untuk baduta*) 320.794 kg

    27 propinsi, aksi sosial dan luar negeri (Filipina) *)

  • 95

    2

    Antropometri Kit (alat ukur panjang badan, tinggi badan, timbangan Dacin, pita LILA)*) 740 Set

    33 provinsi

    Ket : *) Daftar distribusi terlampir

    Tabel 4.18 Distribusi MP-ASI Tahun 2012

    No. Provinsi Jumlah MP-ASI (Kg)

    1 Sumut 3,000

    2 Sumbar 7,500

    3 Riau 2,000

    4 Jambi 2,000

    5 Bengkulu 2,000

    6 Lampung 2,000

    7 DKI Jakarta 9,335

    8 Jabar 26,378

    9 Jateng 43,081

    10 DI Yogyakarta 19,000

    11 Jatim 37,000

    12 Banten 32,000

    13 Bali 2,000

    14 NTB 24,000

    15 NTT 19,000

    16 Kalbar 7,000

    17 Kalsel 17,000

    18 Kaltim 2,000

    19 Sulut 6,000

    20 Sulteng 5,000

    21 Sulsel 4,000

    22 Sultra 7,000

    23 Gorontalo 5,000

    24 Maluku 5,000

    25 Malut 14,500

    26 Papua Barat 1,000

    27 Papua 7,000

    Aksi Sosial 5,000

    Luar Negeri (Filipina) 5,000

    Jumlah 320,794

  • 96

    c. Direktorat Bina Kesehatan Ibu

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu memobilisasi logistik berupa kit-kit/peralatan

    kesehatan reproduksi yang digunakan oleh ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan

    wanita usia subur.

    Logistik kesehatan reproduksi tersebut dimobilisasi ke Dinas Kesehatan

    Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengalami kejadian krisis kesehatan untuk

    selanjutnya didistribusikan ke lokasi-lokasi pengungsian.

    Tabel 4.19 Logistik Yang Telah Dimobilisasi

    Direktorat Bina Kesehatan Ibu Pada Tahun 2012

    No Jenis

    Logistik

    Jumlah Tujuan

    1 Kit Ibu Hamil 283 set Jawa Barat

    Sumatera Barat

    Nusa Tenggara Barat

    Gorontalo

    Bengkulu

    Banten (Pandeglang)

    Kalimantan Selatan

    2 Kit Ibu Bersalin 283 set

    3 Kit Bayi 160 set

    4 Kit Higienis 1.173

    set

    d. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    Direktorat Jenderal P2PL memobilisasi logistik untuk keperluan sanitasi

    lingkungan dan penyediaan air bersih pada situasi darurat. Unit yang

    melakukan mobilisasi logistik sanitasi lingkungan dan penyediaan air bersih

    di Direktorat Jenderal P2PL adalah Direktorat Penyehatan Lingkungan dan

    Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra.

    Untuk keperluan bufferstock di Dinas Kesehatan Provinsi dan PPK Regional,

    Direktorat Jenderal P2PL memobilisasi beberapa jenis logistik diantaranya:

  • 97

    repellent lalat, repellent nyamuk, kaporit, insektisida lalat, polybag sampah,

    masker, mesin fogging, mist blower, sarung tangan, jerigen air bersih,

    penyemprot lalat/nyamuk, lysol dan sepatu boot, serta air rahmat, penjernih

    air cepat (PAC) dan aquatab.

    Gambar 4.28

    Penyerahan Simbolis Bantuan Logistik PP & PL kepada Dinkes Kab. Morotai

    Tabel 4.20 Logistik Yang Telah Dimobilisasi Direktorat Jenderal P2PL

    Pada Tahun 2012

    NO TUJUAN JENIS LOGISTIK JUMLAH KET

    1

    Dinkes Prov. Jawa Timur

    Hygene kit 200 set Desember 2012, Kesiapsiagaan banjir wilayah Jawa Timur

    Repellent Lalat 3 dus

    PAC 1500 sacet

    Aquatab 3000 tablet

    Kaporit 75 Kg

    Air Rahmat 40 dus

    Jerigen air bersih 20 buah

    Insektisida lalat 10 liter

    Polybag sampah

    1500 buah

  • 98

    2

    Dinkes Kab Garut

    Masker non kain 2000 buah

    Februarai 2012, Kesiapsiagaan Erupsi G. Galunggung

    PAC 1000 sacet

    Air Rahmat 120 botol

    Insektisida lalat 10 liter

    Insektisida lalat 10 liter

    Insektisida nyamuk 10 liter

    Repellent lalat 2 dus

    Polybag sampah 1000 buah

    Emergency kit 2 set

    3

    Dinkes Kab. Tasikmalaya

    Masker non kain 1000 buah

    Februarai 2012 Kesiapsiagaan Erupsi G. Galunggung

    PAC 1500 sachet

    Hygiene kit 70 set

    Kaporit 30 kg

    Insektisida lalat 10 liter

    Insktisda nyamuk 20 liter

    Repellent lalat 3 dus

    Polybag sampah 1500 buah

    Emergency kit 2 set

    4

    Dinkes Prov. Riau

    Kelambu Malaria 75 buah Kesiapsiagaan PON XXVI, Juni 2012

    Polybag sampah 1500 buah

    Replant Lalat 5 dus

    Penyemprot lalat 2 buah

    Emergency kit 2 set

    5

    Dinkes Kab. Pulau Morotai

    Larvasida 50 kg Juni 2013, Kesiapsiagaan Sail Morotai

    Kelambu 500 buah

    PAC 1000 sacet

    Aquatab