TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas...

76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG DILAKUKAN OLEH SUPORTER ANAK PENULISAN HUKUM (SKRIPSI) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh DHIMAS SURYO PRASETYO NIM. E0008317 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas...

Page 1: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER

DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG DILAKUKAN OLEH

SUPORTER ANAK

PENULISAN HUKUM

(SKRIPSI)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

DHIMAS SURYO PRASETYO

NIM. E0008317

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Dhimas Suryo Prasetyo, E0008317. 2013. TINJAUAN

KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER DALAM

PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG DILAKUKAN OLEH

SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengkaji secara

kriminologis aksi kekerasan suporter, terutama suporter anak di wilayah Sleman,

Yogyakarta dan untuk mengetahui seberapa peran aparat kepolisian dan PSSI

dalam mengatasi aksi kekerasan antar suporter sepakbola khususnya suporter anak

di Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris atau sosiologis yang

bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang

lebih berorientasi pada hasil wawancara di lapangan.

Hasil dalam penelitian ini sebagai berikut : Dalam kajian kriminologis aksi

kekerasan suporter yang melibatkan anak di Sleman, Yogyakarta. Faktornya

adalah kurangnya rasa kedewasaan, banyaknya suporter yang masih anak-anak

serta masih minimnya keamanan bagi suporter anak-anak saat menonton

pertandingan sepak bola, fasilitas olahraga di dalam stadion yang kurang

memadai. Hal tersebut merupakan faktor kriminogen dalam aksi kekerasan

suporter yang melibatkan anak. Dalam rangka menanggulangi aksi kekerasan

suporter, khususnya melibatkan anak, maka aparat kepolisian melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pengayom dalam masyarakat

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian.

Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan belum bisa maksimal dalam

penanggulangan aksi tersebut karena banyak kendala dalam mencari bukti. Dari

pihak PSSI sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan Peraturan Organisasi

Nomor : 06/PO-PSSI/III/2008 tentang Kode Disiplin PSSI. Sedangkan kebijakan

yang sudah di buat dengan memberikan sosialisasi kepada kelompok suporter,

pendewasaan, psikologi, yang bertujuan menjalin komunikasi antar suporter

Dengan demikian diperlukan kerjasama antara kepolisian, PSSI, panitia

penyelenggara serta suporter agar tidak terjadi faktor kriminogen kejahatan

kekerasan suporter sepakbola di Yogyakarta.

Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak.

Page 6: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Dhimas Suryo Prasetyo, E0008317. 2013. CRIMINOLOGICAL

ACTION REVIEW OF VIOLENCE AMONG SUPPORTERS FOOTBALL

GAME MADE BY CHILDREN SUPPORTERS. Faculty of Law Sebelas

Maret University.

This study aims to determine how to assess the violence criminological

supporters, especially young fans in Sleman, Yogyakarta, and to find out how the

role of the police and PSSI in overcoming violence among football fans especially

young fans in Sleman, Yogyakarta.

This research is empirical or sociological law that is descriptive. The

approach used is qualitative approach that is more oriented to the interview in the

field.

The results in this study as follows: In the study of criminological

supporters of violence involving children in Sleman, Yogyakarta. Factor is the

lack of a sense of maturity, many fans are still children and still lack of security

for fans of children while watching a football game, sports facilities inside the

stadium are less than adequate. This is a factor in the violence kriminogen

supporters involving children. In order to overcome violence supporters,

particularly involving children, the police carry out their duties in accordance with

the duties and functions as a protector in a society regulated in Law No. 2 of 2002

on the Police. But the implementation on the ground has not been maximized in

the response to this action as many obstacles in the search for evidence. From the

PSSI has carried out its duties in accordance with Rule No. Organisation: 06/PO-

PSSI/III/2008 about PSSI Disciplinary Code. While the policy has been created to

provide outreach to groups of supporters, maturation, psychology, which aims to

establish communication between the supporters

Thus the necessary co-operation between the police, PSSI, organizers and

supporters to prevent violent crimes factors kriminogen football fans in

Yogyakarta. This study aims to determine how to assess the violence

criminological supporters, especially young fans in Sleman, Yogyakarta, and to

find out how the role of the police and PSSI in overcoming violence among

football fans especially young fans in Sleman, Yogyakarta.

Keywords: criminology, violence, supporters of child.

Page 7: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur

( Filipi 4 : 6 )

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

( Lukas 7 : 7 )

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan

menerimanya

( Matius 21 : 22 )

Bersukacitalah setiap hari dalam Tuhan

( Penulis )

Jadilah yang terbaik dari segala yang terbaik di dalam dirimu sendiri

( Penulis )

Page 8: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini, penulis persembahkan kepada :

Kedua orangtua penulis, Endro Roesmono, S.H., M.H. dan Sri

Pamungkasih, yang selalu membimbing dan memberikan semangat setiap

harinya tanpa henti untuk kesuksesan penulis

Kakak penulis, Yohana Karlinda Tunjung Sari, yang selalu memberikan

semangat setiap hari yang berharga bagi penulis dalam penulisan ini

Keluarga besar penulis, yang memberikan dukungan dalam penulisan

skripsi ini

Sahabat-sahabat dan teman-teman

Almamater penulis, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 9: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis memanjatkan puji

syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Kasih dan Anugrah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan syarat

untuk menempuh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul : “TINJAUAN

KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER DALAM

PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG DILAKUKAN OLEH

SUPORTER ANAK“.

Penulis menyadari tidak mungkin menyelesaikan penulisan hukum

(skripsi) ini tanpa bimbingan dan bantuan dari segala pihak. Maka dari itu, pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Winarno Budyatmojo, S.H., M.S., selaku Dosen Pembimbing I

dengan segala kesabarannya yang telah memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam penulisan hukum ini.

3. Bapak Budi Setiyanto, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II dengan

segala kesabarannya yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam penulisan hukum ini.

4. Bapak Sabar Slamet, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik dan

Ketua Bagian Hukum Pidana, yang telah memberikan bimbingan dan

arahan selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS, yang telah memberikan

bekal ilmu yang sangat berguna bagi penulis untuk lebih maju dalam

meraih cita-cita.

6. Pengelola Penulisan Hukum (PPH) Fakultas Hukum, yang telah

membantu dalam mengurus prosedur-prosedur skripsi.

Page 10: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Hukum UNS, yang telah membantu

penulisan selama masa perkuliahan samapi akhir penulisan skripsi ini.

8. Ayah dan Ibuku tercinta, Endro Roesmono, S.H., M.H. dan Sri

Pamungkasih, yang selalu memberikan semangat dalam penulisan hukum

ini. Semoga ke depannya kita bisa bersama-sama mewujudkan impian

keluarga kita.

9. Bapak Kapolda DIY, yang telah memberikan ijin dan waktu bagi peneliti

untuk melakukan penelititan di lingkup Polda DIY.

10. Bapak AKBP Beja WTP, S.H., M.H., selaku Kabag Bin Opsnal Ditreskum

Polda DIY, yang telah memberikan waktu dan data-data untuk

kelengkapan penulisan hukum bagi penulis.

11. Bapak Ketua Umum PSSI DIY, yang telah memberikan ijin dan waktu

bagi peneliti untuk melakukan penelititan di lingkup PSSI Pengprov DIY.

12. Bapak Rahmad Hidayat, selaku Staf Pengprov PSSI DIY yang telah

memberikan waktu dan data-data untuk kelengkapan penulisan hukum

bagi penulis.

13. Segenap Pejabat, Staff, dan Karyawan Polda DIY, PSSI Pengprov DIY,

Pemkot Surakarta, PemProv Jateng, dan PemProv DIY, yang telah

memberikan bantuan dan kesempatan bagi penulis untuk melakukan

penelitian.

14. Kakakku tercinta, Yohana Karlinda Tunjung Sari, yang telah memberikan

waktunya untuk membantu serta memberikan semangat yang berarti bagi

penulis untuk menyelesaikan penulisan hukum ini.

15. Sahabat-sahabatku, Ardi, Alvin, Piter, Adit, Nico, Artha, Nanda, Faried,

yang setia mendengar segala keluhan dan meluangkan waktu untuk

memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

16. Keluarga besarku yang selalu memberikan dorongan penulis untuk

penyelesaian skripsi ini.

17. Mas Badres, Mas Anjas, dan Mas Harry Batak yang telah memberikan

semangat, dukungan membantu dalam penelitian bagi penulis untuk

menyelesaiakan penulisan hukum ini. Seluruh staf dan karyawan New

Page 11: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Vad Tour, serta RAVA Tour yang telah memberikan dukungan totalitas

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam rangka

penyempurnaan penulisan hukum ini. Akhir kata, semoga penulisan hukum ini

berguna dan bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi semua pihak di

kemudian hari.

Surakarta, 7 Februari 2013

Penulis

Dhimas Suryo Prasetyo

NIM. E0008317

Page 12: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………...

ABSTRAK ………………………………………………………….

ABSTRACT ………..………………………………………………...

MOTTO ……………………………………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………...

DAFTAR ISI ………………………………………………………..

Halaman

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………….............

B. Rumusan Masalah …………………………………..

C. Tujuan Penelitian …………………………………...

D. Manfaat Penelitian ………………………………….

E. Metode Penelitian …………………………………...

F. Sistematika Penulisan Hukum ………………………

1

3

4

4

5

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori …………..………………………….

1. Tinjauan Umum Tentang Kriminologi …………..

a. Pengertian Kriminologi ………………….

b. Tujuan, Kegunaan, Manfaat Kriminologi...

c. Sejarah Perkembangan Akal Pemikiran

Manusia yang Menjadi Dasar

13

13

13

17

Page 13: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Dibangunnya Teori-teori Kriminologi .......

d. Teori Pencegahan dan Penanggulangan

Kejahatan ………………………………...

2. Tinjauan Umum Tentang Aksi Kekerasan ………

a. Pengertian Kekerasan ……………………

b. Pola-pola Kekerasan ……………………..

c. Bangunan Analisa Untuk Memahami

Kejahatan Kekerasan dalam Masyarakat ...

d. Akar Kejahatan Kekerasan ………………

e. Faktor-faktor Pencetus Langsung dan

Dinamika Sosial Kejahatan Kekerasan …..

3. Tinjauan Umum Tentang Suporter ………………

4. Tinjauan Umum Tentang Anak ……………….....

B. Kerangka Pemikiran ………………………………...

18

21

23

23

23

24

25

26

26

30

32

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kasus Posisi ………………………………………...

B. Pembahasan …………………………………………

1. Tinjauan Kriminologis Tentang Penyebab

Terjadinya Kekerasan Antar Suporter ..………….

2. Penyelesaian Kasus Kekerasan Suporter yang

Melibatkan Anak………………………………….

34

36

36

43

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ……………………………………………

B. Saran ………………………………………………..

61

62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola telah menjadi sebuah magnet yang sangat luar biasa dalam

kehidupan bermasyarakat sekarang, dan mempunyai sebuah kekuatan yang sangat

luar biasa serta dapat menarik beribu-ribu bahkan berjuta-juta pasang mata di

dunia. Pertandingan sepakbola, baik itu pertandingan kelas dunia, ataupun liga

yang diadakan setiap negara di dunia ini. Para penonton pun tidak luput dari usia

dini sampai dewasa semua berbaur menjadi satu untuk memeriahkan dan

mendukung sebuah tim kesebelasan sepakbola yang mereka dukung.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa olahraga ini sangat digemari oleh setiap

orang di seluruh dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai rasa

fanatisme yang luar biasa terhadap olahraga sepakbola. Hal ini bisa kita lihat dari

banyaknya tim-tim sepakbola di Indonesia, baik itu dari kompetisi papan atas

sampai kompetisi internal, salah satu tim yang dimaksud ialah PERSIS SOLO.

Menurut Bakdi Soemanto, sepakbola hadir sebagai a solidarity - making

cultural event yang mampu mengumpulkan banyak orang untuk menjagoi

atau mendukung tim yang didukungnya/difavoritkan. Sepakbola menjadi

sebuah dimensi pelepas sekat perbedaan sosial, agama, etnis, ideologi,

serta negara, sehingga sampai saat ini olahraga sepakbola menjadi

olahraga multikultur di antara cabang-cabang olahraga lainnya (Anung

Handoko, 2008: 11).

Setelah memahami apa artinya sepakbola, tidak lengkap apabila kita tidak

memahami dan mempelajari sebuah pengertian pendukungnya atau suporter.

Suporter adalah bagian yang sangat terpenting dalam persepakbolaan, karena

sebuah tim pendukung adalah pemain ke-12 dalam pertandingan. Suporter kadang

menunjukan aksi-aksi yang sangat menakjubkan para pemain di tengah lapangan

dengan suatu gerakan-gerakan yang aktraktif dan kreatif, tetapi dalam sisi positif

itu juga ada sisi negatif. Sisi negatifnya apabila suporter memberikan dukungan

secara arogan atau berbentuk ekstrem yang menjurus tindakan anarkisme.

Page 16: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tidak jarang suporter memberikan dukungan dengan menggerakkan

pendukungnya sampai beratus-ratus bahkan beribu-ribu untuk mendukung timnya.

Dukungan yang diberikan kepada timnya biasanya akan menimbulkan sebuah

fanatisme yang luar biasa. Hal ini bisa menimbulkan sebuah aksi yang besar dan

sikap berlebihan pada pribadi suporter. Mereka pun (suporter) berharap dengan

dukungan yang mereka berikan secara totalitas, timnya bisa memenangi

pertandingan.

Di Indonesia, termasuk salah satu pendukung fanatik sepakbola yang luar

biasa. Ada beberapa suporter yang mempunyai nama unik dan memberikan

identitas bahwa suporternya dalah suporter yang fanatik atau mempunyai basis

yang banyak. Sebagai contoh, suporter Surabaya yang disebut BONEK yang

mempunyai arti Bondo Nekad, dari suporter Solo dengan sebutan PASOEPATI

mempunyai arti Pasukan Soeporter Paling Sejati. Dari nama-nama itulah mereka

(suporter) mempunyai harapan untuk suatu kesuksesan sebuah tim sepakbola yang

mereka dukung. Fanatisme dari sebuah tim suporter dapat menimbulkan suatu

gesekan-gesekan antar suporter yang tidak satu visi atau tidak sepaham dengan

alirannya. Gesekan tersebut bisa membawa ke arah anarkisme, yaitu dengan aksi

tawuran antar supporter. Tawuran yang ditimbulkan antar suporter tidak sedikit,

namun banyak korban yang ditimbulkan.

Contoh-contoh suporter di Indonesia yang mempunyai masa yang banyak,

antara lain: BONEK, PASOEPATI, JACK MANIA, VIKING, dan AREMANIA.

Suporter tersebut merupakan contoh lima basis suporter yang mempunyai masa

yang banyak.

Pihak-pihak yang berwenang dan terkait, seperti PSSI, Panitia Pelaksana

Pertandingan (Panpel), Pemerintah dan aparat kepolisian seakan-akan tidak

merumusakan kebijakan yang dapat mencegah terjadinya perilaku kekerasan antar

suporter. Apalagi sekarang suporter tidak hanya orang dewasa, banyak anak-anak

di bawah umur ikut dalam keanggotaan suporter. Setiap suporter tidak sedikit

mempunyai anggota anak di bawah umur minimal ada 10 anggota anak di bawah

umur. Mereka ada yang masih duduk di sekolah dasar (SD), sekolah menengah

(SMP). Merekapun mempunyai rasa fanatisme yang tingi, mereka menonton salah

Page 17: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

satu pertandingan sepakbola dan lawannya adalah musuh atau rival abadi dari tim

tuan rumah, maka anak-anak di bawah umur tersebut antusias dan langsung

menancapkan gas motornya untuk langsung menuju ke stadion.

Suporter anak saat berada di stadion juga hampir sama dengan para

suporter yang sudah dewasa, kadang mereka (suporter anak) melakukan apa yang

suporter dewasa lakukan, seperti halnya tawuran antar suporter. Jiwa anak-anak

dapat terpengaruh secara cepat, apabila hal ini dibiarkan saja, maka hukum akan

kehilangan kewibawaannya dan anak-anak akan menjalani proses pembentukan

karakter yang salah. Padahal hukum mempunyai tujuan, yaitu mengatur ketertiban

masyarakat agar masyarakat tertib, tidak sampai jatuh korban kejahatan dan tidak

terjadi kejahatan kembali.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji secara

kriminologis terhadap aksi kekerasan yang dilakukan suporter anak di

Maguwoharjo, Sleman dengan judul:

“TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR

SUPORTER DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG

DILAKUKAN OLEH SUPORTER ANAK”

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk memecahkan masalah

pokok yang timbul secara jelas dan sistematis. Perumusan masalah dimaksudkan

untuk lebih menegaskan masalah yang akan diteliti, sehingga memudahkan dalam

pengerjaannya serta mencapai sasaran sesuai yang dikehendaki.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, perumusan masalah

dalam penulisan hukum ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tinjauan kriminologis aksi kekerasan antar suporter anak dalam

pertandingan sepakbola ?

2. Bagaimana penyelesaian kasus kekerasan antar suporter anak dalam

pertandingan sepakbola ?

Page 18: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal

ini tujuan penelitian seperti yang penulis maksud, antara lain sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui cara mengkaji secara kriminologis mengenai aksi

kekerasan suporter sepakbola di bawah umur pada kasus kerusuhan oleh

suporter Pasoepati dan BCS di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

b. Untuk mengetahui peran kepolisian dan PSSI dalam menangani aksi

kekerasan antar suporter yang melibatkan anak di bawah umur.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperoleh data–data sebagai bahan utama penyusunan skripsi

guna mencapai gelar sarjana (S1) dalam bidang ilmu hukum di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan tentang penelitian aksi

kekerasan yang ditinjau dari segi kriminologis, peran aparat kepolisian,

dan PSSI dalam menindak lanjuti aksi kekerasan antar suporter yang

melibatkan anak di bawah umur dalam kasus kerusuhan di Stadion

Maguwoharjo, Sleman.

c. Memberikan manfaat bagi penulis dan masyarakat pada umumnya.

D. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian pasti ada manfaat yang diharapkan untuk dapat

dicapai oleh penulisnya. Adapun yang menjadi manfaat yang diharapkan dalam

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penulis berharap dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang

hukum pidana, khususnya dalam hal ini memberikan sumbangan

pemikiran tentang penanganan aksi kekerasan suporter anak di bawah

umur.

Page 19: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Penelitian ini merupakan latihan dan pembelajaran dalam menerapkan

teori yang diperoleh sehingga menambah pengetahuan, pengalaman, dan

dokumentasi ilmiah.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

b. Memberikan manfaat untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk

pola pikir yang dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis

dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh.

c. Untuk memberikan konstribusi terhadap pemecahan berbagai masalah

dalam penanganan kejahatan anak melalui beberapa proses pemidanaan.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Metode

adalah suatu alat untuk mencari jawaban dari suatu pemecahan masalah. Oleh

karena itu suatu metode atau alat harus jelas dahulu apa yang akan dicari.

Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan baik maka perlu

menggunakan suatu metode penelitian yang baik dan tepat. Metode penelitian

yang digunakan penulis dalam penulisan hukum ini adalah, sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan penelitian hukum

(skripsi) dengan judul “TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN

ANTAR SUPORTER DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG

DILAKUKAN OLEH SUPORTER ANAK” adalah penelitian hukum empiris

atau sosiologis. Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang

dilakukan secara langsung kelapangan. Dengan meneliti langsung kita akan

mengetahui data yang nyata dan faktual. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian

hukum empiris terdapat dua macam, yaitu penelitian terhadap identifikasi hukum

Page 20: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

(tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektifitas hukum (Soerjono Soekanto,

2008: 51).

Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah penelitian terhadap

identifikasi hukum mengenai kajian kriminologis aksi kekerasan antar suporter di

bawah umur yang dilakukan suporter sepakbola di Sleman.

2. Sifat Penelitian

Dalam melakukan penelitian hukum, penulis menggunakan penelitian

deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan dan gejala lain-lainnya (Soerjono Soekanto,

2008: 10).

3. Pendekatan Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif,

yaitu “pendekatan yang dilakukan dengan mendasarkan pada data-data yang

dinyatakan responden secara lisan ataupun tulisan, dan juga perilakunya yang

nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh” (Soerjono Soekanto,

2008: 250). Dalam hal ini penulis lebih berorientasi pada hasil wawancara di

lapangan.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Secara umum jenis data dalam penelitian dibedakan antara data yang

diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka. Data yang

diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer, sedangkan data

yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan ialah data sekunder (Soerjono

Soekanto, 2008: 51).

1) Data Primer adalah data atau fakta atau keterangan yang diperoleh

secara langsung dari sumber pertama, atau melalui penelitian di

lapangan, yaitu berupa wawancara dengan pihak yang berkompeten

(Soerjono Soekanto, 2008: 12).

Page 21: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2) Data Sekunder adalah data atau fakta atau keterangan yang disyahkan

oleh seseorang yang secara tidak langsung dari lapangan, antara lain

melalui studi kepustakaan, dokumen resmi, hasil penelitian yang

berjudul laporan dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti (Soerjono Soekanto, 2008: 12).

Data sekunder merupakan data yang mendukung data primer yang

diperoleh dari data studi kepustakaan atau studi dokumen yang

berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subyek di mana data yang

diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan sumber data

sebagai berikut:

1) Sumber Data Primer

“Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara

langsung dari lapangan yang menjadi objek penelitian atau yang diperoleh

secara langsung dari responden berupa keterangan atau fakta-fakta”

(Soerjono Soekanto, 2008: 12).

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah berupa bahan dokumen, peraturan

perundang-undangan, laporan, arsip, literatur, dan hasil penelitian lainnya

yang mendukung data primer. Sumber data sekunder dalam penelitian ini

adalah:

a) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yang akan digunakan dalam penelitian

hukum ini adalah norma atau kaidah dasar hukum, peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini

kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti, penulis

menggunakan sumber hukum primer berupa Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

tentang Peradilan Anak, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Page 22: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Organisasi

Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008.

b) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang mendukung

bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang akan digunakan

penulis dalam penelitian hukum ini, terdiri dari buku-buku hasil dari

kalangan-kalangan hukum, hasil-hasil penelitian, artikel koran, dan

bahan lainnya yang berkaitan dengan pokok pembahasan.

c) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yakni Kamus

Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lainnya (Soerjono

Soekanto, 2008: 52).

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu

kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat

penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),

dokumentasi dan lainnya. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang

diartikan sebagai alat bantu (http://noorikhfan. web. id/2012/09/contoh-metode-

pengumpulan-data / 16 Januari 2013, 05:19:40):

a. Angket (questionnaire)

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti, terdiri atas angket,

daftar cocok, skala.

Page 23: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Wawancara (interview guide atau interview schedule)

Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab langsung kepada responden dengan menggunakan wawancara

yang disiapkan oleh penulis.

c. Lembar pengamatan atau panduan pengamatan (obseration sheet atau

observation schedule)

Teknik pengumpulan data melalui observasi adalah alat pengumpulan data

yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala

yang diselidiki.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah

analisa data kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh,

mengidentifikasikan, menghubungkan dengan teori yang literaturnya mendukung

masalah, kemudian menarik kesimpulan dengan analisa kualitatif.

Dari penelitian kualitatif ini, penulis menggunakan model analisis

interaksi, yaitu “data yang dikumpulkan akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu

mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Dalam model ini

dilakukan proses siklus antar tahap-tahap, sehingga data yang terkumpul dengan

satu sama lain dan benar-benar data mendukung penyusunan laporan penelitian”

(HB. Sutopo, 1999: 35). Tiga tahap tersebut adalah:

a. Reduksi data

Merupakan proses seleksi, pemfokuskan, dan penyederhanaan data pada

penelitian. Data yang telah teridentifikasikan tersebut lebih mudah dalam

penyusunan.

b. Penyajian data

Sekumpulan informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat

dilaksanakan.

c. Menarik Kesimpulan.

Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi pencatatan-

pencatatan peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang

Page 24: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mungkin, alur sebab akibat, akhirnya penulis atau peneliti menarik kesimpulan

(HB. Sutopo, 1999: 37).

Untuk lebih memudahkan mempelajari konsep analisis interaksi penelitian

ini dibuat bagan sebagai berikut:

Dengan model analisis ini, maka penulis harus bergerak di antara empat

sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bolak-balik di antara

kegiatan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan selama sisa waktu

penelitian. Aktivitas yang dilakukan dengan proses ini komponen-komponen

tersebut akan didapat dan benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan

yang diteliti. Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara

diskriptif, yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan masalah yang diteliti dan

data diperoleh.

“Setelah semua data dikumpulkan, kemudian diambil kesimpulan dan

langkah tersebut harus urut tetapi berhubungan terus-menerus, sehingga

membentuk siklus” (HB. Sutopo, 1999: 13).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Penulisan Hukum (Skripsi) dengan judul “TINJAUAN

KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER DALAM

PERTANDINGAN SEPAKBOLA YANG DILAKUKAN OLEH

SUPORTER ANAK“ ini terdiri dari 4 (empat) bab masing-masing terdiri atas

beberapa sub bab sesuai dengan pembahasan dan materi yang diteliti, dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Kesimpulan

Sajian Data

Page 25: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis mengetengahkan landasan teori dari para

pakar maupun doktrin hukum berdasarkan literatur yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian dan juga berdasarkan hasil-hasil

penelitian, kamus, artikel koran, dan bahan lainnya yang berkaitan

dengan pokok pembahasan. Landasan teoritik tersebut tersebut

meliputi dan menguraikan mengenai tinjauan tentang kriminologi,

tinjauan tentang kekerasan, tinjauan tentang suporter, dan tinjauan

tentang anak di bawah umur. Guna memberikan gambaran secara

utuh mengenai penelitian ini penulis juga memberikan kerangka

pemikiran, yang berisi tentang alur pemikiran penulis dalam

menjelaskan permasalahan hukum yang menjadi obyek dalam

penelitian ini, yang disajikan dalam bentuk bagan.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai hasil yang

diperoleh dari proses penelitian, kemudian membahasnya

secara rinci. Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti,

terdapat dua pokok permasalahan yang dibahas dalam bab ini:

1) Bagaimana tinjauan kriminologis penyebab aksi kekerasan

antar suporter?

2) Bagaimana penyelesaian kasus kekerasan antar suporter di

bawah umur dalam pertandingan sepakbola?

Page 26: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB IV : PENUTUP

Berisikan kesimpulan dari apa yang telah dibahas dan saran-

saran yang ditujukan pada pihak-pihak terkait dengan

permasalahan yang diteliti ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 27: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Kerangka Teori

a. Tinjauan Kriminologi

1) Pengertian

Menurut bahasa, kriminologi berasal dari dua kata, yaitu “crime”

yang mempunyai arti penjahat dan “logos” yang mempunyai arti

pengetahuan. Dengan demikian, kriminologi diartikan ilmu yang

mempelajari tentang kejahatan atau penjahat.

Paul Moedigdo Moeliono mendiskripsikan kriminologi sebuah

`masalah di dalam diri manusia. Kriminologi memiliki metode-metode

sendiri dalam melakukan pendekatan dan menyelesaikan sebuah

masalah kejahatan sebagai suatu gejala dalam kehidupan manusia,

sehingga dapat berkembang penuh menjadi sebuah ilmu manusia yang

berdiri sendiri (Ismail Rumadan, 2007: 16).

The author’s argument is that contemporary criminological theory

is inadequate in its response to the triumph of neo-liberalism as a

way of ordering society and subjectivities. In a world in which

crime and the culture of consumerism are two sides of the same

coin, theory needs to return to the investigation of the motivations

for crime, psychosocially, historically and socio-culturally.

Criticizing individualistic approaches—typical of both liberal and

conservative criminology—the book argues that these mirror the

dominant ideology of formal equality, opportunity and liberty, and

therefore cannot help but justify substantive inequality found in the

political and economic arrangements of liberal capitalism.

Following on from this, liberal or plural arguments that crime can

be reduced through formally including and integrating

marginalized and diverse cultural groups clash with the real world

of everyday socio-economic relations (Theorizing Crime and

Deviance: A New Perspective. By Steve Hall, London: Sage, 2012,

294pp. £24.99 pb)).

Page 28: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Teori kriminologi kontemporer adalah tidak memadai dalam

tanggapannya terhadap kemenangan neo-liberalisme sebagai cara

memesan masyarakat dan subyektifitas. Dalam dunia di mana

kejahatan dan budaya konsumerisme adalah dua sisi dari mata uang

yang sama, teori perlu kembali ke penyelidikan motivasi untuk

kejahatan, psychosocially, historis dan sosio-budaya. Mengkritik

individualistis pendekatan-khas baik liberal dan konservatif

kriminologi-buku berpendapat bahwa cermin tersebut ideologi

dominan kesetaraan formal, kesempatan dan kebebasan, dan karena

itu tidak dapat membantu tapi membenarkan ketidakadilan

substantif ditemukan dalam pengaturan politik dan ekonomi

kapitalisme liberal. Berikut dari ini liberal, atau argumen jamak

bahwa kejahatan dapat dikurangi melalui formal termasuk dan

mengintegrasikan terpinggirkan dan beragam benturan budaya

kelompok dengan dunia nyata sehari-hari sosio-ekonomi hubungan.

( Theorizing Crime and Deviance: A New Perspective. By Steve

Hall (London: Sage, 2012, 294pp. £24.99 pb))

Topo dan Eva mengutip pendapat Bonger yang memberikan

sebuah definisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempunyai

tujuan menyelidiki sebuah kejahatan. Melalui definisi ini, Bonger

Kriminologi menjadi kriminologi murni yang mencakup sebagai

berikut:

a) Antropologi Kriminil

Merupakan ilmu pengetahuan mengenai manusia yang jahat

(somatis). Ilmu pengetahuan ini memberikan jawaban atas

pertanyaan tentang “orang jahat dalam tubuhnya mempunyai

tanda seperti apa? Apakah ada hubungannya antara suku,

bangsa, dengan kejahatan dan seterusnya”.

b) Sosiologi Kriminil

Merupakan ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu

gejala masyarakat. Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang

ilmu ini adalah sampai mana letak sebab-sebab kejahatan

dalam masyarakat.

c) Psikologi Kriminil

Merupakan ilmu pengetahuan yang melihat kejahatan dari segi

pelakunya yang dilihat dari segi jiwanya.

d) Psikopatologi dan Neuropatologi Kriminil

Page 29: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Merupakan ilmu pengetahuan tentang penjahat yang sakit jiwa

atau urat syaraf.

e) Penology

Merupakan ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman

(Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002: 9).

Dari pembagian kriminologi murni menurut Bonger di atas,

penulis menggunakan sosiologi kriminil untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian, yaitu dengan melihat kejahatan (dalam hal ini

kekerasan suporter sepakbola di bawah umur di Maguwoharjo, Sleman)

sebagai suatu gejala masyarakat.

Di samping itu, Bonger juga membagi kriminologi menjadi

kriminologi terapan yang berupa:

1) Higiene kriminil

Usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejahatan.

Misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah

undang-undang, sistem jaminan hidup dan kesejahteraan yang

dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya suatu

kejahatan.

2) Politik Kriminil

Usaha penanggulangan kejahatan dimana kejahatan telah

terjadi. Disini selihat sebab-sebab seorang melakukan

kejahatan. Bila disebabkan faktor ekonomi maka usaha yang

dilakukan adalah meningkatkan ketrampilan atau membuka

lapangan kerja. Jadi tidak semata-mata dengan penjatuhan

sanksi.

3) Kriminalistik

Merupakan ilmu tentang pelaksanaan penyidikan teknik

kejahtan dan pengusutan kejahatan (Topo Santoso dan Eva

Achjani Zulfa, 2002: 10).

Shuterland merumuskan kriminologi sebagai keseluruhan ilmu

pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan jahat sebagai gejala

sosial. Menurut Shuterland, kriminologi mencakup proses-proses

pembuat hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran

hukum. Kriminologi olehnya dibagi menjadi tiga bagian cabang ilmu

utama, yaitu:

Page 30: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1) Sosiologi hukum

Kejahatan itu adalah perbuatan yang oleh hukum dilarang dan

diancam dengan suatu sanksi. Jadi, yang menentukan bahwa

suatu perbuatan itu adalah kejahatan adalah ilmu hukum. Di

sini menyelidiki faktor-faktor apa yang menyebabkan

perkembangan hukum (khususnya hukum pidana).

2) Etiologi kejahatan

Merupakan cabang ilmu kriminologi yang mencari sebab

musabab dari kejahatan. Dalam kriminologi etiologi kejahatan

merupakan kajian yang paling utama.

3) Penology

Pada dasarnya merupakan ilmu tentang hukuman, akan tetapi

Sutherland memasukkan hak-hak yang berhubungan dengan

usaha pengendalian kejahatan baik represif maupun preventif

(Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002: 11).

Menurut Moelyatno, kriminologi merupakan ilmu pengetahuaan

tentang kejahatan dan kelakuan jelek serta orang yang tersangkut pada

kejahatan dan kelakuan jelek tersebut. Kejahatan disini dimaksud juga

dengan pelanggaran. Artinya, sesuatu yang menurut undang-undang

diancam dengan pidana dan kriminalitas meliputi kejahatan dan

kelakuan jelek dengan pidana dan juga meliputi kejahatan dan kelakuan

jelek belaka (Ismail Rumadan, 2007: 15).

Jadi objek kriminologi meliputi:

1) Perbuatan yang disebut dengan kejahatan,

2) Pelaku kejahatan, dan

3) Reaksi masyarakat yang ditujukan baik terhadap perbuatan

maupun pelakunya.

b. Tujuan, Kegunaan, Manfaat Kriminologi

Tujuan mempelajari kriminologi menurut Ismail Rumadan adalah

“untuk menentukan sebab-sebab kriminalitas, sehingga berdasarkan data-

data tersebut kita dapat berusaha menemukan cara-cara

penanggulangannya dengan pusat perhatian pada orang-orangnya yang

Page 31: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berbuat dan juga terhadap pengaruh lingkungan hidupnya” (Ismail

Rumadan, 2007: 21).

Hal di atas memperlihatkan tujuan tertentu dari kriminologi,

yakni memperoleh pengertian yang lebih mendalam perilaku

manusia dan lembaga-lembagasosial masyarakat yang

mempengaruhi kecederungan dan penyimpangan norma-norma

hukum serta mencari cara-cara yang lebih baik untuk

mempergunakan pengertian ini dalam melaksanakan dan

menanggulangi kejahatan (Ismail Rumadan, 2007: 22).

Ismail Rumadan mengutip pendapat Paul Moedigdo Moeliono

yang menyatakan tujuan kriminologi yang utama adalah untuk

memperoleh pemahaman yang lebih baik: “penyimpangan norma dan

nilai, baik yang diatur dalam hukum pidana maupun yang tidak, khususnya

perilaku karena sifatnya sangat merugikan manusia dan masyarakat serta

reaksi sosial terhadap penyimpangan-penyimpangan itu” (Ismail

Rumadan, 2007: 22).

Sedangkan fungsi atau kegunaan kriminologi terhadap hukum

pidana, Ismail Rumadan menguti pendapat dari Sudarto, yaitu “yang

pertama meninjau secara kritis hukum pidana yang berlaku, kedua

memberi rekomendasi guna perbaikan-perbaikan” (Ismail Rumadan, 2007:

22). Selanjutnya, beliau juga mengungkapkan kriminologi untuk politik

hukum pidana, yaitu “bahwa kriminologi bukan merupakan ilmu yang

melaksanakan kebijaksanaan, akan tetapi hasilnya dapat digunakan untuk

melaksanakan kebijaksanaan untuk mencapai perundang-undangan yang

paling baik, dalam arti sempit memenuhi syarat keadilan dan

kemanfaatan” (Ismail Rumadan, 2007: 23).

Manfaat mempelajari kriminologi bagi pribadi adalah untuk dapat

menghindari diri dari kejahatan dan untuk tidak melakukan kejahatan,

sedangkan kegunaan di masyarakat adalah memeberikan suatu kesadaran

bahwa pada dasarnya kejahatan merugikan dan membahayakan

masyarakat sehingga masyarakat bertanggungjawab atas timbulnya

kejahatan bukan monopoli aparat penegak hukum saja yang harus

memikirkan dan berusaha menanggulanginya. Manfaat ilmiah adalah

Page 32: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bahwa perkembangan kriminologi akan berpengaruh bagi perkembangan

dan kemajauan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya (Ismail Rumadan, 2007:

24-25).

c. Sejarah Perkembangan Akal Pemikiran Manusia yang Menjadi

Dasar Dibangunnya Teori-teori Kriminologi

Topo dan Eva mengutip pendapat George B Vold yang

menyebutkan “teori adalah bagian dari suatu penjelasan yang muncul

manakala seseorang dihadapkan pada suatu gejala yang tidak dimengerti”

(Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002: 19). Upaya mencari

penjelasan mengenai sebab kejahatan, sejarah peradaban manusia

mencatat adanya dua bentuk pendekatan yang menjadi landasan bagi

lahirnya teori-teori dalam kriminologi, yaitu (Topo Santoso dan Eva

Achjani Zulfa, 2002: 19):

1). Spiritualisme

“Penjelasan spiritualisme memfokuskan perhatiannya pada

perbedaan antara kebaikan yang dating dari Tuhan atau Dewa dan

keburukan dari setan. Seseorang yang telah melakukan kejahatan

dipandang sebagai orang yang telah terkena bujukan setan” (Topo

Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002: 19). Para tokoh aliran ini

mendiskripsikan bahwa “tidak beragamanya seseorang

Page 33: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mengakibatkan kejahatan artinya, menjadi jahat karena tidak

atau kurangnya beragama” (Ismail Rumadan, 2007: 116).

2). Naturalisme

Dibagi menjadi tiga Mahzab atau aliran, yaitu:

a) Aliran Klasik

Dasar aliran klasik ini adalah adanya pemikiran bahwa

pada dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki

kehendak bebas. Dengan kata lain manusia dalam perilaku

dipandu oleh dua hal, yaitu penderitaan dan kesenangan yang

menjadi resiko dari tindakan yang dilakukannya. Dalam hal ini

hukuman dijatuhkan berdasarkan tindakannya, bukan

kesalahannya. (Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa,

2002: 21).

b) Aliran Neo Klasik

Aliran neo klasik pada dasarnya berkebalikan dengan

aliran klasik. Pemberlakuan secara kaku Code Penal Prancis

terhadap pelaku kejahatan di bawah umur, dimana tidak

adanya suatu pembedaan pemberian hukuman terhadapnya,

dinilai suatu ketidakadilan. Aspek mental dan kesalahan

seseorang tidak diperhitungkan oleh Code Penal Prancis

tersebut (Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002: 22).

c) Aliran Positivis

Secara garis besar aliran positifis dibagi menjadi dua

pandangan, yaitu:

1. Determinisme Biologis

“Bahwa perilaku manusia sepenuhnya tergantung pada faktor

biologis yang ada di dalam dirinya” (Topo Santoso dan Eva

Achjani Zulfa, 2002: 23). Tokoh Cessare Lombrosso,

pengaruhnya yang diberikan kepada peradilan pidana ada

dua, yaitu: pengaruh positif karena memberikan sumbangan

pendapat mengenai psikiatri kriminal di Perancis dan memberi

bantuan untuk mempertahankan pengertian sebab-sebab

Page 34: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

patologi kejahatan dan karena karyanya maka pribadi si

penjahat oleh hakim makin lama makin dijadikan pusat

perhatian. Sedangkan pusat negatifnya adalah menghalangi

kemajuan kriminologi karena ada sugesti bahwa penyakit

dipandang dari sudut biologi adalah makhluk abnormal

(Ismail Rumadan, 2007: 111).

2. Determinisme Cultural

“Aliran ini mendasari pemikiran mereka pada pengaruh sosial,

budaya dari lingkungan dimana seseorang itu hidup” (Topo

Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2002: 23). Berikut tokoh-tokoh

yang memberikan pendapatnya:

a) G. Tarde (1843-1904)

“Kejahatan bukanlah suatu gejala antropologis, namun

merupakan sosiologis. Orang berbuat jahat karena ada

sifat peniruan. Banyak orang dalam kebiasaan hidupnya

dan pendapatnya sangat mengikuti keadaan

lingkungannya, dimana mereka hidup” (Ismail Rumadan,

2007: 114).

b) A. Lacassagne (1843 -1924)

“Yang terpenting dalam masalah sebagai kejahatan adalah

keadaan sosial sekeliling kita” (Ismail Rumadan, 2007:

113).

3) Mahzab Lingkungan Ekonomi

a. F. Turati (1857- 1932)

“Tidak hanya kekurangan dan kesengsaraan saja yang

membuat seseorang berbuat jahat, tetapi juga nafsu ingin

memiliki, merupakan satu dorongan untuk melakukan

kejahatan ekonomi. Sedangkan keadaan tempat tinggal

yang buruk, merosotkan moralitas seksual dan

mengakibatkan kejahatan kesusilaan (Ismail Rumadan,

2007: 114).

b. N. Colayani (1748-1921)

Page 35: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

“Ada hubungan amtara sistem ekonomi dengan faktor-

faktor umum dalam kejahatan” (Ismail Rumadan, 2007:

114). Berikut unsur-unsur yang turut menyebabkan

kejahatan:

a. Kesengsaraan akibat dari keadaan ekonomi,

b. Keterlantaran dan pengangguran anak-anak dan pemuda

karena keadaan lingkungan,

c. Kurang peradaban dan pengetahuan serta kurangnya daya

menahan diri,

d. Perang,

e. Alkoholisme,

f. Demorilisasi seksual akibat dari pengaruh lingkungan

pendidikan sewaktu masih muda, misalnya kurang baik

lingkungan pemukimannya,

g. Nafsu yang tidak bisa dikontrol dari mereka yang tidak

berupaya, terhadap kekayaan yang dipertontonkan di

sekelilingnya.

4) Mahzab Bio-Sosiologis

Enrico Ferry berpendapat bahwa “tiap-tiap kejahatan

adalah hasil dari unsur-unsur yang terdapat dalam individu

dan lingkungan (masyarakat dan fisik)” (Ismail Rumadan,

2007: 115).

d. Teori Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan

Menurut Barda Nawawi, kebijakan penanggulangan kejahatan

(politik criminal) dilakukan dengan menggunakan “sarana penal (hukum

pidana), maka kebijakan hukum pidana (penal policy) khususnya pada

tahap kebijakan yudikatif/aplikatif (penegakaan hukum pidana in

concreto) harus mengarah pada tercapainya tujuan dan kebijakan sosial itu,

yang berupa social walfare dan social-defence” (Barda Nawawi, 2001:

75).

Page 36: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sarana Penal merupakan penal policy atau penal- law enforcement

policy yang fungsionalisasi/opresionalisasinya melalui beberapa tahap

yaitu: 1) formulasi (kebijakan legilatif); 2) aplikasi (kebijakan yudikatif);

3) eksekusi (kebijakan eksekutif/administrative). Dengan adanya tahap

formulasi, maka upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan bukan

hanya tugas aparat penegak hukum, namun juga tugas aparat pembuat

hukum (aparat legislatif). Bahkan kebijakan legilatif merupakan tahap

paling strategis dari upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan

pada tahap aplikasi (penerapan hukum) dan eksekusi (pelaksanaan putusan

hakim) dapat terhambat apabila jika terjadi kesalahan/kelemahan

kebijakan legislatif. Hal ini dikarenakan kelemahan kebijakan tersebut

merupakan kesalahan strategi (Barda Nawawi, 2001: 76).

Strategi dasar/pokok penanggulangan kejahatan ialah dengan

meniadakan faktor-faktor penyebab/kondisi yang menimbulkan terjadinya

suatu tindak kejahatan. Sedangkan pencegahan kejahatan dan peradilan

pidana harus ditempuh dengan kebijakan integral/sistemik (Barda Nawawi,

2001: 77). Pengertian kebijakan integral/sistemik mengandung beberapa

aspek, antara lain:

1) Ada keterpaduan antara kebijakan penanggulangan

kejahatan dengan keseluruhan kebijakan pembangunan

sistem POLEKSOSBUD (Politik, Ekonomi, Sosial,

Budaya).

2) Ada keterpaduan antara penyembuhan/pengobatan

simptomatik dan penyembuhan/pengobatan kuasatif .

3) Ada keterpaduan antara saran penal dan non-penal.

4) Ada keterpaduan antara sarana formal dan

informal/tradisonal (keterpaduan antara legal system dan

extra-legal system).

5) Ada keterpaduan antara pendekatan kebijakan (policy

oriented approach) dan pendekatan nilai (value approach)

Page 37: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

6) Ada keterpaduan antara “individual/ personal

responsibility” dengan “structural/ functional

responsibility“

7) Ada keterpaduan antara “treatment of offenders“

(dengan tindakan pidana) dan “treatment of society“,

seluruh masyarakat harus dibangun sedemikian rupa agar

sehat dari faktor-faktor kriminogen.

8) Ada keterpaduan antara “treatment of offenders“,

“treatment of society“, dan “treatment of the victim”.

(Barda Nawawi, 2001: 78).

Selain itu “sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan

kejahatan di perlukan pembenahan dan peningkatan kualitas aparat

penegak hukum dan kualitas institusi dan sistem manajemen organisasi

/manajemen data” (Barda Nawawi, 2001: 80-81).

2. Tinjuan Aksi Kekerasan

a. Pengertian

Pengertian kata “aksi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan suatu tindakan balasan, sedangkan arti kata “ Kekerasan “

adalah perbuatan seseorang ataupun kelompok yang menyebabkan

cedera atau matinya seseorang atau menyebabkan kerusakan fisik atau

barang orang lain (http://bahasa. kemdiknas. go. id, 19 April 2012

pukul 15. 30). Sehingga aksi kekerasan adalah suatu tindakan

pembalasan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera

atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang

orang lain.

b. Pola-Pola Kekerasan

Mengenai pola-pola kekerasan, Martin R. Haskell dan Lewis

Yablonsky mengemukakan adanya empat kategori yang mencakup

hampir semua pola-pola kekerasan (Ismail Rumadan, 2007: 28), yaitu:

Page 38: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Kekerasan yang secara sosial memperoleh sanksi

“Faktor penting dalam menganalisa kejahatan kekerasan adalah

tingkat dukungan atau sanksi sosial terhadapnya” (Ismail Rumadan,

2007: 29). Misalnya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang

ayah kepada anaknya yang sedang kecanduan narkoba akan

memperoleh dukungan sosial.

2. Kekerasan Legal

“Dapat berupa kekerasan yang didukung oleh hukum” (Ismail

Rumadan, 2007: 28). Misalnya polisi yang sedang melaksanakan

tugas untuk menertibkan mahasiswa yang sedang demo.

3. Kekerasan yang tidak berperasaan (irrational violence)

“Kekerasan jenis ini terjadi tanpa adanya provokasi terlebih dahulu

, tanpa memperlihatkan motivasi tertentu dan pada umumnya korban

tidak dikenal oleh pelakunya” (Ismail Rumadan, 2007: 29).

4. Kekerasan Sosial

“Beberapa tindakan kekerasan yang tidak legal akan tetapi tidak

ada sanksi adalah kejahatan yang dipandang rasional dalam konteks

kejahatan” (Ismail Rumadan, 2007: 29).

c. Bangunan Analisa Untuk Memahami Kejahatan Kekerasan

dalam Masyarakat

Menurut pendapat Tylor, dkk yang berpendapat, pendekatan baru

dalam usaha penelitian dan pemahaman ilmiah terhadap kejahatan

memerlukan pengungkapan atas:

a) Akar yang lebih luas dari kejahatan. Kejahatan dijelaskan

dengan melihat kondisi-kondisi structural yang ada dalam

masyarakat dan menempatkannya dalam konteks ketidak

merataan dan ketidak adilan serta kaitannya dengan perubahan-

perubahan ekonomi dan politik dalam masyarakat.

b) Faktor-faktor pencetus langsung dari kejahatan, sebagai akibat

tanggapan, reaksi dan perwujudan tuntutan-tuntutan struktural

dan secara sadar kejahatan dipilih sebagai cara pemecahan

Page 39: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

masalah-masalah eksistensi dalam masyarakat yang penuh

kontradiksi.

c) Reaksi sosial yang dilakukan oleh orang-orang lain, kelompok-

kelompok atau alat-alat pengendalian sosial terhadap kejahatan

dengan melihat bentuk, sifat dan luasnya reaksi sosial

d) Akar yang lebih luas dari pada reaksi sosial, oleh karena pada

dasarnya reaksi sosial bersumber pada prakarsa politisi yang

terikat pada struktural ekonomi dan politik.

e) Dinamika sosial yang melatarbelakangi tindakan-tindakan, yakni

hubungan antara keyakinan dengan tindakan.

f) Reaksi pelaku atas penolakan atau stigmatisasi terhadapnya,

apakah reaksi itu dihayati atau ditolak, menyerahkan atau tidak

dalam hubungannya dengan akibat reaksi sosial atas tindakan-

tindakan pelaku kejahatan selanjutnya (Ismail Rumadan, 2007:

30-31).

d. Akar Kejahatan Kekerasan

Dalam bukunya yang berjudul “Kriminologi Studi tentang Sebab-

sebab Kejahatan”, Ismail Rumadan menuliskan bebrapa penelitian

menunjukan bahwa anggota-anggota lapisan sosial bawah, dengan

“depriviasi relative“ serta meningkatkan harapan-harapan telah

menumbuhkan ketidaksabaran atas mobilitas sosial mereka dan pada

gilirannya melenyapkan keragua-raguan untuk menggunakan saran-

sarana kekerasan seperti perampokan. Namun, pada teori-teori

demikian mengabaikan konteks struktural kejahatan-kejahatan

kekerasan, juga terlampau menyederhanakan persoalan, apalagi yang

dilakukan lapisan bawah yang dalam hal-hal tertentu mungkin lebih

berdasarkan keberangan moral dan berdasarkan rasa keadilan (Ismail

Rumadan, 2007: 31).

Page 40: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

e. Faktor-faktor Pencetus Langsung dan Dinamika Sosial

Kejahatan Kekerasan

“Ketakutan di masyarakat atas kejahatan kekerasan seringkali

dicerminkan dalam suatu sikap mengampuni korban dalam

kejahatannya” (Ismail Rumadan, 2007: 35). “Hubungan-hubungan

sosial korban dalam kejahatan-kejahatan kekerasan, terutama dalam

pembunuhan yang memperlihatkan tingginya angka victim

precipitated criminal homicide, yang menunjukan bahwa korban

dipandang sebagian dari integral dalam situasi-situasi terjadinya

kejahatan kekerasan tertentu” (Ismail Rumadan, 2007: 37).

“Tentang faktor-faktor pencetus serta dinamika sosial yang

melatarbelakangi kejahatan kekerasan, maka selain faktor-faktor yang

mencakup victim precipitated criminal homicide yang mencakup pula

sikap-sikap serta motif dan pola-pola kepribadian penjahat serta

faktor-faktor situasional yang berpengaruh pada kriminalitas” (Ismail

Rumadan, 2007: 38).

3. Tinjauan Suporter

Pengertian mengenai suporter menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah orang yang memberikan dukungan, sokongan (http: //

bahasa. kemdiknas. go. id /kbbi / index. php, 20 Juni 2012 pukul 06. 05

WIB). Pendukung sepakbola atau yang sering dikenal sebagai suporter

sangatlah mempunyai peran penting dalam kemenangan sebuah tim yang

didukung saat pertandingan berlangsung, dan para suporter bisa

menjatuhkan mental sebuah tim yang saat bertanding.

Menurut Aji Wibowo, pada hakekatnya penonton atau peminat

sepakbola dibagi menjadi dua, yaitu: “penonton (audience) yang hanya

menonton sepakbola saja dan suporter yakni sekelompok orang yang

mengambil peran yang tidak hanya penonton (audience), tetapi juga sebagai

penampil (performer). Maksudnya suporter membedakan identitas dengan

penonton lain saat berada di dalam pertunjukan, mereka lebih kreatif,

Page 41: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

atraktif dan lebih kompak dalam mendukung tim kesayangannya” (Anung

Handoko, 2008: 35). Sehingga suporter mempunyai sifat yang lebih fanatik

dan agresif saat mendukung timnya saat bertanding.

“Sejarah suporter modern sendiri diawali dengan perkembangan

sepakbola modern abad ke-19, tepatnya yang didirikan Football Association

(FA) pada tahun 1983 (Anung Handoko, 2008: 35). Setelah itu

berkembanglah kelompok sepakbola seperti di Italia dengan sebutan Ultras,

di Norwegia disebut dengan Viking, dan lain sebagainya. Komunitas

suporter ini didirikan secara terorganisir dan mempunyai tujuan yang jelas

serta independen.

Besarnya peranan suporter bagi suatu tim berbanding terbalik

dengan akses negatif yang ditimbulkannya. Para pendukung tim sepakbola

(suporter) mempunyai dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Suatu sisi

negatif akan muncul apabila suporter melakukan suatu tindakan anarkisme

atau perlakuan yang ekstrem.

Suporter sepakbola dibentuk atas kesamaan dan tujuan yang sama,

yaitu mendukung sebuah tim kesayangannya untuk melaju dan menunjukan

keperkasaannya di tengah lapangan hijau untuk menang. Dulu suporter

adalah orang-orang biasa yang tidak mempunyai sebuah landasan atau tidak

terorganisir tetapi berkembangnya zaman, suporter bertambah banyak dan

mempunyai landasan yang kuat serta terorganisir yang sekarang menjadi

luas dalam masyarakat.

Penonton sepakbola dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yakni

sebagai berikut (http://arsyans. blogspot. com/2011/11/kategori-penonton-

sepak-bola. 22 Januari 2013):

1. Hooligan

Hooligan adalah fans sepakbola yang brutal ketika tim idolanya kalah

bertanding. Hooligan merupakan stereotif suporter sepakbola dari Inggris,

namun akhir-akhir ini menjadi fenomena dunia termasuk negara Indonesia

sendiri. Sebagian besar dari hooligan adalah para backpacker yang

berpengalaman dalam melakukan sebuah perjalanan. Tidak sedikit dari

Page 42: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mereka yang sering keluar-masuk penjara karena sering terlibat dalam

sebuah bentrokan. Mereka jarang menggunakan pakaian yang sama

dengan tim pujaannya agar tidak terdeksi kehadiran mereka oleh pihak

aparat. Meski demikian, keunggulan dari hooligan ini mereka paling anti

menggunakan senjata dalam melakukan sebuah duel, karena menurut

mereka itu hanyalah sebuah cara yang dilakukan oleh sekelompok banci.

2. Ultras

Ultras diambil dari bahasa latin yang mengandung artian 'di luar

kebiasaan'. Kalangan ultras tidak pernah berhenti menyanyi

mendengungkan yel-yel lagu kebangsaan tim mereka selama pertandingan

berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang pertandingan berlangsung

(karena negara-negara yang terkenal dengan ultras-nya, seperti Argentina

dan Italia, menyediakan tribun berdiri di dalam salah satu sudut stadion

mereka). Selain itu pun para ultras paling senang menyalakan kembang api

atau petasan di dalam stadion karena hal itu didorong untuk mencari

perhatian, bahwa mereka hadir di dalam kerumunan manusia di dalam

stadion. Karakter mereka cenderung tempramental, tidak jauh seperti

hooliga. Jika timnya kalah bertanding atau diremehkan pihak musuh.

Namun perbedaan mereka dengan hooligan terletak pada tujuan kehadiran

mereka di stadion. Tujuan utama kehadiran mereka adalah untuk

mendukung tim, bukan untuk menunjukan kekuatan lewat adu fisik.

Anggota ultras biasanya merupakan anggota yang setia dan loyal terhadap

tim yang mereka bela.

3. The VIP

Bagi mereka, yang penting bukan menonton sepakbola, melainkan

supaya ditontong penonton lain. Sebagian besar penonton ini adalah kaum

selebritas yang hadir di antara kerumunan orang selain itu pun mereka para

pebisnis tingkat tinggi yang menyaksikan pertandingan di kotak VIP

(skyboxes) demi sebuah gengsi untuk sebuah pencitraan diri. Mereka tidak

perduli dengan hasil pertandingan, kecuali itu akan mempengaruhi bisnis

yang digelutinya.

Page 43: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Daddy/Mommy

Mereka adalah orang-orang yang suka membawa anggota keluarga ke

dalam stadion. Bagi mereka menonton pertandingan sepakbola dalam

sebuah stadion merupakan sebuah hiburan rekreasi keluarga. Oleh karena

itu, biasanya tipe ini hadir ke stadion ketika tiket pertandingan tidak terlalu

mahal seperti pada babak-babak penyisihan. Sebagian besar para

Daddy/Mommy ini adalah karyawan yang bekerja secara profesional yang

gemar terhadap sepakbola namun tidak terlalu fanatik. Letak duduk

mereka di stadion pun biasanya jauh dari para hooligan dan ultras.

5. Christmas Tree

Christmas tree/pohon natal karena sekujur tubuh mereka dibenuhi

berbagai atribut klub, mulai dari pin, badge, scraft, jersey, kupluk, topi,

corat-coret wajah, beraneka ragam wig, sampai tato yang menghiasi tubuh

mereka. Berbeda dengan ultras dan hooligan yang selalu laki-laki,

christmas tree bisa laki-laki maupun perempuan, tampil sendiri-sendiri

maupun berkelompok. Mereka tak hanya menonton sepakbola, tetapi juga

berusaha menunjukan identitas negara atau kelompok mereka. Mereka

biasanya duduk berkelompok di areal yang jauh dari hooligan dan ultras.

6. The Expert

Sebagian besar adalah para pensiunan yang telah berumur. Meraka tak

sayang menggunakan uang pensiunannya untuk bertaruh. Tak heran wajah

mereka selalu bertaruh. Tak jarang pula mereka meneguk berbotol-botol

minuman karena saking tegangnya. Namun 'para ahli' pertaruhan ini

biasanya hanya tertarik pada pertandingan sekelas World Cup dan UEFA

Cup, bukan pada pertandingan liga. Letak duduk mereka biasanya selalu

dekat gawang untuk memudahkan mereka berteriak bak seorang pelatih.

7. Couch Potato

Mungkin inilah kelompok terbesar dari fans sepakbola. Mereka ini tipe

penonton yang tidak hadir langsung ke stadion namun melalui pesawat TV

di rumah. Tipe ini berasumsi bahwa menonton melalui TV lebih nyaman

daripada membuang uang untuk sebuah pertandingan yang belum tentu

Page 44: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

bagus. Akan tetapi jangan salah, meskipun hanya menonton di depan TV,

mereka juga berdandan seolah-olah berada di dalam lapangan. Kaos tim,

bendera dan segera macam atribut lainnya.

Perkembangan suporter di Indonesia hampir sama dengan

perkembangan sepakbola di negara lain. Berawal dari penonton yang tidak

mempunyai ikatan satu dengan yang lain, hingga menjadi kelompok yang

terorganisir. Walaupun suporter Indonesia sudah ada sejak era Galatama dan

perserikatan, tetapi munculnya suporter terorganisir dan kreatif dimulai pada

kompetisi Liga Indonesia III tahun 1997/1998. Kemunculan suporter di

Indonesia dipelopori oleh Aremania dan berkembang sampai sekarang 5

suporter terbesar. Semua berawal dari sekelompok kecil yang datang saat

pertandingan saja tetapi sekarang berkembang menjadi suporter

terorganisasi dan berkembang pesat. Namun seiring berkembangnya waktu

kreativitas itu hilang dan diganti sebuah pertunjukukan kekerasan di ajang

persepakbolaan di Indonesia. Tercatat pada tahuin 2005 ada delapan kasus

kerusuhan antar suporter sepakbola saat mendukung timnya (Anung

Handoko, 2008: 64).

Pergeseran ke arah negatif inilah yang harus ditindak lanjuti agar para

suporter tidak menjadi anarki dan tidak brutal saat mendukung tim

kesayangannya bertanding. Perilaku inilah yang membuat persepakbolaan di

Indonesia semakin terpuruk dan tidak berkembang karena ulah suporter itu

sendiri.

4. Tinjaun Anak

a. Pengertian Anak menurut

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Dalam undang-undang yang terbaru, sudah ditentukan mengenai

definisi anak-anak termasuk dalam objek hukum perlindungan anak.

Hal ini diatur dengan jelas dalam undang-undang perlindungan anak,

yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, yang dijelaskan secara jelas dalam pasal 1

Page 45: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ayat 1 yang berbunyi “ Anak adalah seseorang yang belum berusia 18

(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. ”

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak

Dalam undang-undang yang terbaru, sudah ditentukan mengenai

definisi anak. Hal ini diatur dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, di

jelaskan bahwa anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang

telah berusia 12 (dua belas) tahun, tetapi belum mencapai umur 18

(delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.

Page 46: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Kerangka Pemikiran

Rmsn I, Rmsn II

Keterangan:

Kerangka berpikir ini digunakan penulis untuk menyusun skripsi ini

adalah dengan menggambarkan terlebih dahulu mengenai aksi kekerasan yang

dilakukan antar supporter, khususnya anak di bawah umur di Stadion

Maguwoharjo, Sleman saat ada pertandingan sepakbola. Setelah itu penulis

mengkaji aksi kekerasan suporter tersebut secara kriminologis. Untuk

memperoleh data dalam hal ini penulis menggunakan metode wawancara yang

dilakukan dengan Sekjen Pasoepati Solo, Sekjen BCS, Kasubag Produk Bagian

Analisis Direktorat Reskrim Polda DIY, PSSI, serta dari para suporter Pasoepati.

Kemudian penulis mengkaitkan keterangan dari narasumber tersebut dengan teori-

teori kriminologi. Setelah itu dapat dilihat faktor-faktor kriminogen terjadinya

kekerasan antar suporter di bawah umur. Kemudian penulis meneliti peran aparat

Penegak Hukum dan PSSI, serta Suporter Pasoepati, BCS dalam rangka

Suporter Anak dalam

pertandingan Sepakbola

Tawuran/Bentrokan

Antar Suporter

Terjadinya aksi

kekerasan

Tinjuan kriminologis

aksi kekerasan antar

suporter yang

melibatkan anak

Penyelesaian Aksi

kekerasan antar

suporter yang

melibatkan anak

Page 47: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mengatasiaksi kekerasan suporter sepakbola di wilayah Sleman, Yogyakarta

sebagai upaya yang dilakukan oleh keduanya. Dari keterangan-keterangan

tersebut maka akan diketahui kebijakan apa yang sudah dibuat atau dikeluarkan

guna mengantisipasi atau mencegah aksi kekerasan antar suporter sepakbola

bawah umur yang berada di wilyah Sleman, Yogyakarta.

Page 48: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Kasus Posisi

Tawuran antar suporter pecah saat Persis Solo bertandang ke markas PSS

Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, dalam lanjutan kompetisi

Divisi Utama LPIS, Sabtu (21/4/2012). Pendukung Persis, Pasoepati terlibat

tawuran dengan ribuan pendukung PSS Sleman. Di dalam stadion mereka terlibat

saling lempar dengan benda keras dan di luar stadion sempat terjadi baku hantam

antar suporter. Akibat insiden ini satu anggota Pasoepati dilaporkan mengalami

luka berat dan harus dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Kalasan. “Kami

mendapat laporan, satu Pasoepati kritis terkena benda tajam dan dirawat di rumah

sakit di Kalasan,” kata juru bicara (Jubir) Pasoepati, Amir Tohari, Sabtu malam.

Pasoepati sangat kecewa dan menyayangkan insiden tersebut. “Kami ke Sleman

untuk menonton sepakbola bukan untuk berkelahi. Jadi kami memang tak siap

untuk itu. Terus terang kami sangat kecewa dengan Panpel pertandingan dan

pihak keamanan yang sangat-sangat tak siap mengatisipasi insiden tersebut”.

Tanda-tanda sambutan tak ramah menurut Amir sudah muncul saat iring-

iringan Pasoepati memasuki Yogyakarta. Mereka mulai mendapat teror dari

sejumlah orang. Keributan akhirnya pecah saat laga dimulai. Saat memasuki turun

minum, tepatnya menit ke-41, Pasoepati terlibat saling lempar dengan pendukung

PSS. Tak diketahui secara pasti siapa yang memulai keributan tersebut. Semula,

Pasoepati yang berada di tribun timur saling lempar dengan Slemania yang

menduduki tribun selatan. Polisi kurang sigap mencegah aksi tersebut. Akibatnya,

aksi saling lempar semakin meluas. Tak berselang lama, giliran Brigata Curva Sud

(BCS) yang menduduki tribun utara terlibat aksi saling lempar dengan Pasoepati.

Kali ini, Pasoepati terkepung di antara dua suporter Sleman. Sepanjang turun

minum, aksi saling lempar masih berlangsung. Bahkan, di antara suporter itu ada

yang membawa ketapel sebagai senjata diri. Polisi sempat kewalahan

Page 49: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menenangkan kedua suporter. Baik Pasoepati, Slemania ataupun BCS semula tak

bersedia ditenangkan. Pada posisi itu, dirijen masing-masing suporter saling

menyanyikan semangat kebersamaan dan persaudaraan antara Solo dan Sleman.

Namun, upaya itu tak membawa hasil.

Saat babak kedua akan dimulai, aksi lempar kedua suporter masih tak

terelakkan. Bahkan, pemain Persis mendekati tribun Pasoepati untuk

menenangkan suporter. Sepanjang babak kedua, suasana Stadion Maguwoharjo

sangat mencekam. Perang suporter menyebabkan konsentrasi di tengah lapangan

menjadi buyar. Hal ini diakui pelatih Persis, Junaidi. Meski tak dipungkiri, sejak

menit-menit awal, anak asuhnya juga sangat emosional dan nyaris terlibat adu

fisik dengan pemain lawan. Permainan memang menjurus kasar sejak laga

dimulai.

Saat laga usai, aparat keamanan langsung mengawal perjalanan pulang

ribuan Pasoepati. Ini dilakukan agar tawuran antarsuporter tak berlanjut di luar

stadion. Namun, anggota Pasoepati yang ingin pulang diteror BCS. Puluhan

sepeda motor milik anggota Pasoepati yang dirusak anggota BCS. Sejumlah

kendaraan Pasoepati yang sudah rusak ditinggalkan di Sleman dan dijaga aparat

kepolisian.

Dalam kondisi tersebut, Slemania berusaha melerai kebringasan BCS.

Namun dalam kenyataannya, Slemania dan BCS juga terlibat aksi saling lempar di

luar stadion. Polisi terpaksa memecah jalur keluar BCS dengan Slemania. Aksi

saling lempar Pasoepati dengan pendukung Yogyakarta belum berakhir. Di

perbatasan Klaten-Yogyakarta (Prambanan), ribuan Pasoepati yang hendak pulang

ke Solo dengan mengendarai motor memperoleh lemparan batu dari orang yang

usil. Kontan saja, hal ini membuat marah ribuan Pasoepati. Pendukung Persis ini

membalas lemparan batu. Peristiwa ini membuat panik warga. Dari lemparan itu,

terdapat kaca gerobak batagor di pinggir jalan (di kawasan Kalasan) pecah. Selain

itu, ada anggota Pasoepati yang mengalami rawat jalan di RSI Klaten (Gigih M.

Hanafi, Harian Yogyakarta).

Page 50: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. PEMBAHASAN

1. Tinjauan Kriminologis Terjadinya Kekerasan Antar Suporter Anak

Seperti yang sudah dijelaskan dalam Bab II tentang teori-teori

kriminologi beserta pengertiannya dan sejarah perkembangan kriminologi.

Mempelajari ilmu kriminologi berarti mempelajari mengenai kejahatan,

sebab-sebab kejahatan, dan cara menanggulangi aksi kejahatan di dalam

masyarakat.

Dari penggolongan kriminologi murni dari pendapat Bonger,

Sosiologi Kriminil merupakan penggolongan yang tepat untuk penelitian

ini. Hal ini dikarenakan aksi kekerasan suporter sepakbola yang terjadi

dalam kasus ini tergolong kejahatan sebagai gejala masyarakat. Di

samping itu Bonger juga membagi kriminologi menjadi beberapa

kriminologi terapan yang terdiri dari Higiene Kriminil, Politik Kriminil,

Kriminalistik. Strategi dasar/pokok penanggulangan kejahatan dengan cara

meniadakan atau menghilangkan faktor-faktor timbulnya aksi kejahatan.

Usaha penanggulangan kejahatan tersebut adalah usaha yang dilakukan

oleh Aparat Kepolisian dan PSSI serta Panitia Penyelenggara Pertandingan

baik secara represif, preventif, premetif. Sama halnya Higiene Kriminil

pandangan Bonger, tindakan preventif ini ditujukan kepada upaya-upaya

yang harus dilakukan oleh PSSI, Aparat Kepolisian dan Panitia

Penyelenggara Pertandingan untuk mencegah aksi kekerasan antar

suporter di Sleman, Yogyakarta yang melibatkan anak-anak di bawah

umur.

“Awal kerusuhan yang terjadi di Stadion Maguwoharjo antara

Pasoepati dengan BCS pada tanggal 21 April 2012 adalah karena adanya

aksi saling ejek antar kedua suporter yang telah terjadi sebelum

pertandingan dimulai, baik dari pihak Pasoepati (Suporter PERSIS SOLO)

dan BCS (Suporter PSS SLEMAN). Di lain sisi saat pertandingan dimulai

kepemimpinan wasit yang tidak fair terhadap pertandingan tersebut dan

menguntungkan pihak tuan rumah, maka ribuan suporter Pasoepati marah

Page 51: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dan membikin suasana di dalam stadion semakin memanas” (wawancara

dengan Dirigen BCS Harry Batak, 21 September 2012). Kemudian dari

situlah memancing aksi tindakan kekerasan antar suporter yang

kebanyakan menggunakan bongkahan batu berukuran besar dan senjata-

senjata tajam yang dilakukan suporter BCS terhadap Pasoepati. Petugas

Keamanan pun berupaya mereda aksi kekerasan anatar kedua suporter

tersebut, akan tetapi suporter BCS semakin brutal menyerang suporter

PASOEPATI yang tidak dipersenjatai atau tangan kosong, yang

mengakibatkan dua suporter PASOEPATI mengalami luka serius di

kepala dan dilarikan ke RSI Klaten serta terjadi pengerusakan fasilitas

Stadion Maguwoharjo dan yang dilakukan oleh suporter BCS (wawancara

dengan AKBP Beja WTP, S.H., M.H., selaku Kabag Bin Opsnal

Ditreskrium Polda DIY tanggal 21 Januari 2013).

Adanya sifat buruk yang ditampilkan suporter saat mendukung

timnya saat bertanding dengan tindakan yang anarkis yang didasari

dendam lama anatar suporter tersebut. Menurut keterangan dari Dirigen

BCS, Harry Batak berpendapat, “Kerusuhan antar Pasoepati vs BCS

adalah akibat dari belum dewasanya suporter, dan kami (BCS) juga tidak

memiliki organisasi yang kuat atau berlandasan hukum, dari situlah kita

(BCS) sulit mengkoordinasi seluruh anggota BCS saat di stadion”

(wawancara dengan Dirigen BCS Harry Batak, 21 September 2012).

Sedangkan dari pihak Pasoepati berpendapat, “Bahwa kerusuhan yang

terjadi antara Pasoepati vs BCS bermula dari tingkah laku yang dilakukan

suporter BCS terhadap Pasoepati dengan melemparkan bongkahan

keramik yang terdapat di dalam Stadion Maguwoharjo” (wawancara

dengan MenSos Pasoepati Badres, 25 September 2012).

Dalam Kasus Kerusuhan Antar Suporter antara Pasoepati dengan

BCS yang terjadi di Stadion Maguwoharjo tersebut kalau dilihat ada dua

unsur yang mengakibatkan timbulnya suatu kejahatan atau kekerasan antar

suporter di Stadion Maguwoharjo, adalah:

Page 52: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1. Keterlantaran dan pengangguran anak-anak dan pemuda karena keadaan

lingkungan,

2. Kurang peradaban dan pengetahuan serta kurangnya daya menahan diri

Dari hasil wawancara yang dikemukakan MenSos Pasoepati

Badres kerusuhan yang terjadi di Stadion Maguwoharjo terjadi karena

keterlantaran dan banyaknya anak-anak muda yang belum punya kerjaan,

sering terpengaruh dengan keadaan sekitar, serta pengetahuan tentang

perilaku-perilaku kejahatan, dan daya untuk menahan diri/emosi saat

terjadi kekerasan. Saat di dalam stadion menonton pertandingan

sepakbola, atmosfer emosi jiwa para penonton akan ikut dalam situasi

yang terjadi di tengah lapangan. Itupun sulit dihindari atau dihentikan baik

dari pihak yang berwenang (kepolisian) ataupun dari Panpel pertandingan.

“Kita sebagai suporter akan selalu mendukung tim kita walau kita

harus mengeluarkan darah, kalau kita nonton sepakbola kita sering ikut-

ikutan suporter yang lebih dewasa dari pada kita, apabila suporter dewasa

berantem, kita pun juga sama, kita akan ikut berantem untuk melindungi

anggota suporter kami“ (hasil wawancara dengan Yoga (14 tahun)

Anggota Pasoepati Korwil Banjarsari, 30 September 2012). Adanya ciri

anak-anak adalah ingin melakukan segala sesuatu yang baru dan ingin

merasa lebih dewasa didalam keanggotaannya tersebut. Adapun ciri-ciri

karakter anak yang nakal, sebagai berikut (Timothy Wibowo, www.

pendidikankarakter. com, 1 Oktober 2012, pukul 13: 30):

1. Susah diatur dan susah diajak kerja sama,

2. Kurang terbuka pada orangtua,

3. Menanggapi negatif,

4. Menarik diri,

5. Menolak kenyataan,

6. Menjadi pelawak,

Dari ciri-ciri anak nakal yang telah dikemukakan oleh Timothy,

maka anak-anak yang ikut terlibat aksi kekerasan antar suporter di

Maguwoharjo tersebut akibat dari kurangnya kesigapan dan ketegasan

Page 53: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pihak kepolisian terhadap perilaku anak, aksi kekerasan antar suporter

yang melibatkan anak dikarenakan anak tidak bisa menahan diri, susah

diatur dan diajak kerja sama untuk kebaikan. Seperti halnya Yoga,

suporter anak dari wilayah Pasoepati Korwil Banjarsari yang

mengemukakan bahwa dia senang dengan keadaan sekarang apabila

berada dalam satu komunitas dengan orang dewasa, karena tidak ada

perbedaan umur di antara mereka.

Sejatinya banyak instrumen hukum dan dokumen internasional

yang menjamin hak-hak anak ketika berhadapan dengan hukum. Itu karena

anak memiliki karakteristik khusus di mana dari segi fisik dan mental

masih dalam taraf perkembangan. Konvensi Hak Anak Tahun 1989 yang

diratifikasi dengan Keppres No 36 Tahun 1990 menegaskan jaminan

kemerdekaan anak dari unsur perampasan hak, perlakuan tidak manusiawi

dan tindak sewenang-wenang. UU No 4 Tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak juga mengakomodasi hak anak atas kesejahteraan,

pemeliharaan, pengasuhan dan bimbingan. Namun tafsir hukum yang kaku

dan latar belakang sosial-ekonomi anak yang menjadi korban belenggu

ketidak adilan banyak yang luput dari sorotan

( http://www.jurnas.com/halaman/10/2012-02-21/199534 )

“Kita suporter selalu mengikuti dirijen saat berada dalam stadion,

dan kita selalu nyaman dengan ikut suporter yang lebih besar

(dewasa) karena kita dilindungi, kalau ada kerusuhan, kita akan ikut

seperti orang besar (dewasa) lakukan” (wawancara dengan suporter BCS

Teo Pakusadewo (9 Tahun), 21 September 2012). Jadi, di lapangan yang

berperan penting adalah seorang dirijen suporter, walau suasana

pertandingan tidak berjalan keras tetapi dirijen menyanyikan lagu-lagu

yang membikin perpecahan maka suporter-suporter yang dibawahi juga

akan ikut seperti halnya yang dilakukan seorang dirijen pemimpin suporter

di lapangan.

Dalam mendukung tim kesayangannya, para suporter tersebut

dengan berbagai atraksi dan fanatisme yang tinggi mendukung timnya

Page 54: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dengan tujuan menghancurkan lawannya. Kadang tidak segan-segan

suporter melakukan tindakan yang anarkis bisa-bisa merusak fasilitas

stadion. Jadi suporter anak melakukan dan ikut aksi kekerasan antar

suporter diakibatkan kurangnya pengawasan dari orangtua, dan kurangnya

pengetahuan serta akibat dari tindakan kekerasan antar suporter tersebut.

Dalam hal ini penyebab yang melatar belakangi aksi kekerasan

antar suporter khusunya yang melibatkan anak di bawah umur berasal dari

suporter itu sendiri. Menurut AKBP Beja WTP, S.H., M.H., rasa

solidaritas antar suporter yang tinggi merupakan salah satu faktor yang

utama terjadinya aksi kekerasan antar suporter serta kurangnya rasa

kedewasaan di dalam diri suporter saat menyaksikan tim kesayangannya

bertanding. Dari rasa solidaritas yang tinggi dapat menimbulkan sikap

yang fanatik kepada timnya saat bertanding di lapangan, tidak memandang

timnya kalah atau menang (AKBP Beja WTP, S.H., M.H., selaku Kabag

Bin Opsnal Ditreskrium Polda DIY tanggal 21 Januari 2013).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 23 TAHUN 2002 (23/2002)

Tentang Perlindungan Anak , maka pada ketentuan umum Pasal 1 ayat 1

disebutkan bahwa : anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (

delapan belas ) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dan

sesuai Pasal 4 disebutkan, bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh,

berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi. Selain itu bila mengacu pada UUD 1945 Pasal 34, maka

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara. "Masa

depan anak-anak itu perlu dipikirkan juga oleh Negara dan lingkungannya

( Andria, Kasus Pidana Anak di Kepri Meningkat, jurnas.com, batam, 22

Januari 2013 )

Yang dimaksud dengan rasa solidaritas tinggi adalah rasa

solidaritas suporter kepada tim kesayangannya dan antar suporter itu

Page 55: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

sendiri. Dalam kasus ini kerusuhan Pasoepati dengan BCS terlihat bahwa

para supporter akan melindungi teman-temannya yang terkena atau ikut

dalam konflik kerusuhan tersebut. Rasa solidaritas tersebut sudah masuk

dalam jiwa individu suporter dan sulit dihilangkan dalam kepribadiannya.

Wujud rasa solidaritas yang tinggi dalam suporter saat mendukung tim

dapat mengakibatkan dua dampak, yaitu dampak positif dan dampak

negatif. Yang pertama, dampak positifnya apabila suporter mempunyai

rasa solidaritas yang tinggi adalah saat mendukung tim kesayangannya

bisa totalitas tanpa batas, serta bisa menciptakan suatu kreasi-kreasi antar

suporter, sedangkan dampak negatifnya adalah apabila tim kesayangannya

kalah atau suporter tidak mendapat kepuasan saat timnya bertanding maka

suporter akan melakukan kekerasan yang menimbulkan berbagai

kerusakan, baik kerusakan fasilitas olahraga, fasilitas umum dan yang

terutama merusak diri sendiri. Apabila dampak negatif ini terjadi maka

kemungkinan akan terjadi hal buruk kepada timnya, karena saat

suporternya membikin ulah maka timnya juga akan merasa was-was dalam

pertandingan tersebut (wawancara dengan Badres, MenSos Pasoepati, 15

Januari 2013).

Selain itu, faktor usia yang ada di keanggotaan suporter yang

sangat muda bahkan anak di bawah umur, itu pun bisa terhasut oleh

suporter yang lebih dewasa untuk melakukan tindakan kekerasan. Sifat

yang masih labil tersebut dapat memicu timbulnya aksi kekerasan dan sifat

yang berkobar-kobar, dan sifat emosional yang tidak bisa dijaga juga akan

mengakibatkan gesekan-gesekan antar suporter yang nantinya akan terjadi

aksi kekerasan antar suporter yang melibatkan anak di bawah umur

(wawancara dengan Rahmad Hidayat, Staff PengProv DIY PSSI, 3

Desember 2012).

Tidak hanya itu, “fasilitas yang tidak memadai di dalam stadion

kadang juga bisa memicu aksi kekerasan di dalam stadion, contoh apabila

suporter yang datang melebihi kuota di dalam stadion, otomatis para

suporter akan nekat untuk merusak pintu-pintu yang di dalam stadion agar

Page 56: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

bisa masuk dan menyaksikan aksi pertandingan sepakbola. Dari situlah

bisa terjadi gesekan-gesekan antar suporter yang mengakibatkan aksi

kekerasan suporter”, tambah Rahmat Hidayat (wawancara dengan Rahmat

Hidayat, staf Pengprov DIY PSSI, 3 Desember 2012).

Dalam kode Etik FIFA yang tertuang dalam 10 golden rules

(sumber: situs PSSI - http://yuamar. wordpress. com/2008/07/04/the-10-

golden-rules-of-fifa/ 22 September 2012, 09:05:45), menjelaskan beberapa

aspek yang harus ditaati setiap tim dan supporter, yaitu:

a. Main untuk menang,

b. Bermain jujur dan adil,

c. Menaati Peraturan Pertandingan,

d. Menghormati tim lawan, rekan satu tim, wasit, official, pengawas

pertandingan, dan penonton,

e. Menerima kekalahan dengan jiwa besar,

f. Aktif ikut mempromosikan sepakbola,

g. Tolak suap dan korupsi, narkoba dan doping, rasisme, tindak kekerasan,

dan hal-hal berbahaya lainnya yang dapat merusak sepakbola,

h. Bantu orang lain untuk kuat terhadap godaan untuk melakukan korupsi,

i. Umumkan siapapun yang merusak sepakbola,

j. Memberikan penghargaan kepada insan sepakbola yang berhasil

mempertahankan reputasi sepakbola.

Dari data PSSI mengenai 10 peraturan tersebut, maka dan

seharusnya suporter di Indonesia harus menaati peraturan tersebut.

Peraturan yang ke-5 yang berbunyi “Menerima kekalahan dengan jiwa

besar”, walau timnya kalah seharusnya dari pihak suporter pun harus

menerima dengan lapang dada, bukan dilampiaskan dengan kekerasan

yang bisa menimbulkan korban jiwa. Saling menghormati antar suporter

adalah hal yang baik dan dibuktikan dengan aturan FIFA pada aturan yang

ke-4 (empat). Dari rasa saling menghormati antar suporter dan tim, maka

suatu gejala tindakan aksi kekerasan antar suporter, apalagi yang

melibatkan anak di bawah umur bisa dikurangi bahkan dihilangkan dalam

Page 57: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

saat mendukung tim kesayangannya. Dengan adanya aksi-aksi yang positif

dari berbagai tim dan suporter, maka akan terwujudnya suatu dinamika-

dinamika pandangan yang berbaur dengan kehidupan masyarakat dan

membanggakan kemajuan tim Persepakbolaan Negara Indonesia.

2. Penyelesaian Kasus Kekerasan Suporter yang Melibatkan Anak

a. Peran Kepolisian Dalam Penyelesaian Aksi Kekerasan

Suporter Yang Melibatkan Anak

Seperti dengan isi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia, “Fungsi Kepolisian adalah

salah satu fungsi pemerintah Negara di bidang pemeliharaan

keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

perlindungan, pengayoman, dan pelayan kepada masyarakat “ (Pasal

2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002). Selain itu pihak kepolisian

juga bertujuan untuk “mewujudkan keamanan dalam negeri yang

meliputi terpeliharanya keamanan, ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat

menjunjung tinggi hak asasi manusia” (Pasal 4 Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002). Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan-

tujuan tersebut, ada 3 (tiga) tugas pokok dari kepolisian, yaitu (Pasal

13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002):

a) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

b) Menegakkan hukum, dan

c) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan di masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan yang dimaksud

dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas:

a. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan,

dan patrol terhadap kegiatan masyarakat dan

pemerintah sesuai kebutuhan;

Page 58: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin

keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di

jalan;

c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta

ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan

peraturan perundang-undangan;

d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

e. Memlihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;

f. Melakukan koordinasi, pengawasan, pembinaan teknis

terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri

sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan masyarakat;

g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap

semua tindakan pidana sesuai dengan hukum acara

pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;

h. Menyelanggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran

kepolisian, laboratorium forensik, dan psikologi

kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda,

masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan

ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan

bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak

asasi manusia;

j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk

sementara sebelum ditandatangani oleh instansi

dan/atau pihak yang berwenang;

k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai

dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian,

serta melaksanakan tugas lain sesuia dengan peraturan

perundang-undangan.

Page 59: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Pihak

Kepolisian harus memiliki suatu kemampuan profesi yang di

bina melalui pembinaan etika profesi dan pengembangan

pengetahuan serta pengalamannya di bidang teknis kepolisian

melalui pendidikan, pelatihan, dan penugasan secara berjenjang

dan berlanjut. Kode etik profesi kepolisian dapat menjamin

pedoman bagi pengemban fungsi kepolisian dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Keberhasilan kepolisian dalam melaksanakan tugasnya

mengenai pemeliharaan keamanan, ketertiban umum,

menegakkan hukum, melindungi, mengayomi, serta melayani

masyarakat. Oleh sebab itu, guna untuk mewujudkan sifat

kepribadian tersebut, maka setiap anggota kepolisian dalam

melaksanakan tugas dan kewenangannya senantiasa terpanggil

untuk melayani masyarakat yang tercermin dari setiap tingkah

laku, sehingga terhindar dari perbuatan tercela dan

penyelewengan wewenang.

Kepolisian mengabaikan upaya diversi karena tidak ada

ruang diskresi dalam materi hukum yang memberikan

landasan kerja penyidikan. Jaksa berpedoman kepada

KUHP dan KUHAP dengan dalih mematuhi prosedur.

Karena tidak mengenal mediasi penal, hakim pun tidak

memiliki pembenaran hukum untuk mengembalikan

perkara anak, sehingga harus mengadili dan

mempertimbangkan kasus ABH berdasarkan puncak

kearifan. Begitu pula balai pemasyarakatan. Karena

sistem hukum kita tidak memberikan kewenangan yang

besar, hakim tidak bisa mempertimbangkan

rekomendasi dari balai pemasyarakatan seperti halnya

negara-negara lain, Australia dan Jepang. (Ahmad

Nurullah, Achmad Fauzi .www.jurnas.com. Anak

dalam Belenggu Hukum 10/2012-02-21/199534,

Selasa, 5/01/2013)

Page 60: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 3 Kode

Etik Profesi Kepolisian RI, Anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam melaksanakan tugasnya harus

memelihara keamanan dan ketertiban umum selalu menunjukan

sikap dengan:

a. Meletakkan kepentingan Negara, Bangsa, masyarakat

dan kemanusiaan di atas kepentingan pribadinya,

b. Tidak menuntut perlakuan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan terhadap semua warga

Negara dan Masyarakat,

c. Menjaga fasilitas umum dan hak milik perorangan

serta menjauhkan sekuat tenaga dari kerusakan dan

penurunan nilai guna atas tindakan yang diambil dalam

pelaksanaan tugas.

Upaya-upaya Kepolisian dalam menanggulangi aksi

kekerasan suporter yang melibatkan anak di bawah umur saat

kerusuhan suporter berlangsung, antara lain:

a) Upaya Represif

Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik

Indonesia, tugas pokok kepolisian dalam hal penegakan

hukum di Indonesia, aparat kepolisian berpedoman pada

KUHP dan KUHAP.

Bila dilihat dari pandangan hukum pidana maka

aksi kekerasan tersebut bisa ditindak dan dapat dikenai

sanksi pidana. Dalam hal ini pihak kepolisian lah yang

berwenang untuk mengusut, memroses, dan menegakkan

hukum pidana.

Aturan pidana yang dapat dikenakan kepada

tersangka aksi kekerasan yang dilakukan suporter

sepakbola, antara lain:

Page 61: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(1) Pasal 170 KUHP: Kejahatan pada ketertiban

umum.

(2) Pasal 187 KUHP: Kejahatan membahayakan

ketertiban umum bagi orang atau barang.

(3) Pasal 351 KUHP: Penganiayaan

(4) Pasal 352 KUHP: Penganiayaan Ringan

(5) Pasal 354 KUHP: Penganiayaan Berat

(6) Pasal 406 jo 407 KUHP: Menghancurkan dan

merusak barang milik orang lain

(7) Pasal 408 jo 409 KUHP: Menghancurkan

bangunan sarana dan keperluan umum

Dalam Peristiwa ini di ancam hukuman dalam Pasal

406 KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Dengan sengaja dan dengan melawan hokum

membinasakan, merusak, mebuat sehingga tidak dapat

dipakai lagi atau menghilangkan suatu barang yang

sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain;

2. Dengan sengaja dan dengan melawan hokum

membunuh, merusak, membuat sehingga tidak dapat

dipergunakan lagi atau menghilangkan binatang yang

sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain.

( Winarno Budyatmojo, 2009 : 111 )

Berkaitan tentang kasus kerusuhan yang terjadi di

Stadion Maguwoharjo, Sleman dan banyak anak-anak di

bawah umur yang terlibat dalam aksi kerusuhan dan

kekerasan tersebut, antara PASOEPATI dengan BCS.

Upaya Represif yang dilakukan oleh Aparat Kepolisian

terhadap perbuatan pidana atas dampak dari aksi kekerasan

antar suporter sepakbola, seperti:

1. Perusakan fasilitas di stadion,

2. Perkelahian,

Page 62: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3. Penganiayaan,

4. Perusakan barang milik orang lain,

Dari aksi-aksi ini kepolisian bisa melakukan

langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan dalam

rangka proses penegakan hukum, yaitu dengan cara

melakukan proses penyidikan terhadap tersangka yang

terlibat dalam aksi kekerasan tersebut sampai dikirim ke

Jaksa Penuntut Umum guna memroses hukum selanjutnya.

(AKBP Beja WTP, S.H., M.H., selaku Kabag Bin

Opsnal Ditreskrium Polda DIY, 22 Januari 2013).

“Namun dalam kenyataannya di lapangan mereka

(Kepolisian) banyak mengalami kesulitan dalam mencari

barang bukti dan menetapkan suporter yang terlibat

menjadi tersangka”, tambah AKBP Beja. Hal ini

dikarenakan jumlah suporter di antara kedua belah pihak

(Pasoepati vs BCS) yang melebihi kemampuan kita

(Kepolisian) dan semua itu tidak menutup kemungkinan

dilakukan oleh suporter untuk memperoleh kemenangan

dalam beradu keberanian di tengah lapangan. Jadi Kami

(Kepolisian) sulit untuk mendapatkan barang-barang bukti

yang cukup untuk menjerat para suporter yang terlibat aksi

kekerasan di Maguwoharjo (AKBP Beja WTP, S.H.,

M.H., selaku Kabag Bin Opsnal Ditreskrium Polda DIY,

22 Januari 2013).

Menurut keterangan yang diperoleh dari Kabag Bin

Opsnal Ditreskrium Polda DIY, AKBP Beja WTP, S.H.,

M.H., kerusuhan yang terjadi di Stadion Maguwoharjo

bukan semuanya kelalaian dari pihak kepolisian, aparat

kepolisian sudah melaksanakan tugas sesuai prosedur dan

pengamanan yang sesuai aturan Kepolisian saat

Page 63: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mengamankan Pertandingan antara Persis Solo dengan PSS

Sleman di Maguwoharjo.

Sebagaimana telah di atur dalam Undang-Undang

Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Republik

Indonesia, dalam melaksanakan tugas pokok memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi saat pihak

kepolisian bergerak dan mengamankan kerusuhan yang

terjadi di dalam stadion, juga dapat perlawanan dari

suporter BCS, kami ingin melerai di antara dua kubu

suporter yang bertikai, jadi kami hanya bisa berdiam di

tengah-tengah suporter yang bertikai, serta kami hanya

meyerukan kedua suporter utuk menghentikan pertikaian,

itu yang kami lakukan untuk langkah pertama dalam

penanganan kerusuhan yang ada di dalam stadion.

“Dalam kerusuhan tersebut di tangkap tangan dari

pihak suporter Pasoepati ada yang membawa senjata tajam

saat masuk di dalam stadion, maka kami proses sesuai

dengan hukum yang berlaku” (AKBP Beja WTP, S.H.,

M.H., selaku Kabag Bin Opsnal Ditreskrium Polda DIY,

22 Januari 2013).

b) Upaya Preventif

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Aparat kepolisian sebagai aparat Negara yang bertanggung

jawab atas keamanan dalam negeri yang berfungsi di

bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, peran

pemerintah dan aparat kepolisian dalam menjamin

kestabilitas saat prasarana dan keolahragaan sekaligus

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi

Page 64: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

penting. Karena suatu kekerasan apalagi kekerasan yang

dilakukan para suporter sering membikin keresahan di

dalam kegiatan masyarakat yang sedang beraktivitas dan

merusak ketenangan suasana masyarakat.

Upaya-upaya yang dilakukan dari pihak kepolisian

dalam mengantisipasi aksi kekerasan antar suporter

sepakbola yang melibatkan anak, adalah:

(1) Menyusun Rencana Pengamanan

Dalam penyusunan rencana pengamanan kegiatan

sepakbola juga melibatkan panitia pelaksanaan

pertandingan dan instansi yang terkait (seperti Polisi

Militer, Satpol PP) dan PSSI/KONI sehingga terjadi sinergi

atau persatuan penanganan keamanan dalam kegiatan

sepakbola (AKBP Beja WTP, S.H., M.H., selaku Kabag

Bin Opsnal Ditreskrium Polda DIY, 22 Januari 2013).

(2) Pengamanan di dalam stadion saat pertandingan

Bentuk tindakan preventif yang lain berupa

pengamanan di dalam stadion. Langkah kepolisian sebelum

pertandingan di mulai adalah dengan cara membuat rencana

pengamanan yang melibatkan fungsi dari operasional

kepolisian:

a. Fungsi Samapta

b. Fungsi Intelijen

c. Fungsi Reskrim

d. Fungsi Lalu Lintas

e. Fungsi Bina Mitra

Dalam rencana pengamanan tersebut, pihak

Kepolisian telah menentukan penempatan personil yang di

tempatkan di lokasi kegiatan dalam hal ini adalah

pertandingan sepakbola. Pengamanan ini dilakukan melalui

koordinasi dengan Panpel Pertandingan (AKBP Beja WTP,

Page 65: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

S.H., M.H., selaku Kabag Bin Opsnal Ditreskrium Polda

DIY, 22 Januari 2013).

(3) Sosialisasi

Sosialisasi yang dilakukan kepolisian terhadap

kelompok suporter dengan memberikan pembinaan dan

penyuluhan kepada kelompok suporter. Hal ini dilakukan

dengan tujuan agar kelompok suporter mempunyai rasa

kesadaran untuk mematuhi peraturan-peraturan, agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tindakan kekerasan

yang dilakukan suporter juga akan menimbulkan dampak

negatif untuk klubnya, dikarenakan klub akan terkena

sanksi dari PSSI apabila kelompok suporter melakukan

tindakan kekerasan atau kriminal. Pembinaan tersebut

dilakukan oleh Biro Bina Mitra dan Kasat Bimas Polda

DIY, sedangkan untuk penanganan hukum akan

dilimpahkan ke Reserse Kriminal apabila terjadi tindak

pidana.

c) Upaya Preemtif

Sebagai usaha preemtif, dari pihak kepolisian

terkadang memberikan masukan secara psikologi kepada

korp kepolisian dalam bertugas, khususnya saat terjadi

kerusuhan massal dan dalam kasus ini adalah kerusuhan

antar suporter sepakbola yang melibatkan anak di bawah

umur yang terjadi di Stadion Maguwoharjo antara suporter

PERSIS SOLO dengan PSS SLEMAN. Sarana psikologi

tersebut telah dituangkan di Nota Dinas Nomor: B/ND-

147/II/2010/Ropers, yang isinya:

(1). Bahwa dalam setiap operasi Kepolisian tahap lat pra

ops kepada anggota kepolisian yang terlibat, selama ini

telah diberikan ceramah/masukan secara psikologi massa

Page 66: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sebagai sebagai bekal anggota sehingga dalam pelaksanaan

tugas dilapangan dapat bersikap dan bertindak professional;

(2). Bahwa apabila terjadi tindakan atau perilaku

menyimpang dari masyarakat, bukanlah semata-mata

akibat dari kesalahan petugas atau aparat di lapangan,

melainkan adanya saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya;

(3). Bahwa kepada masyarakat, penonton/supporter

dapat memberikan tindakan preventif untuk meminimalkan

arogansinya masing-masing, misalnya dengan tidak

menggunakan atribut tertentu, tempat duduk antar

suporter dipisahkan, dan sebelum atau sesudah

kegiatan/pertandingan dapat diperdengarkan semacam

musik yang dapat membuat suasana tenang di antara

kedua belah pihak.

b. Peran yang dilakukan Pihak PSSI terkait kerusuhan antar

suporter yang melibatkan anak

PSSI sebagai pemegang otoritas persepakbolaan tertinggi di

Indonesia telah membuat kebijakan-kebijakan untuk

menanggulangi tindakan kekerasan suporter, yaitu dengan adanya

Peraturan Organisasi Nomor: 06/ PO-PSSI/ III/ 2008 tentang Kode

Displin PSSI. Peraturan Organisasi tentang Kode Displin PSSI ini

dibuat sebagai upaya peningkatan kualitas persepakbolaan nasional

dengan manajemen modern berbisnis dan profesionalisme menjadi

acuan di dalam penetapan standar kualitas yang harus dilaksanakan

oleh seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan nasional.

Kode Disiplin PSSI ini berlaku bagi semua pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan sepakbola di Indonesia khususnya,

tetapi tidak terbatas pada:

a. Seluruh pengurus PSSI baik tingkat Pusat maupun

Daerah;

Page 67: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Pengurus Klub;

c. Klub;

d. Official;

e. Pemain;

f. Perangkat pertandingan;

g. Agen pertandingan dan agen pemain berlisensi;

h. Setiap orang yang memiliki otoritas dari PSSI,

khususnya yang terkait dengan pertandingan, kompetisi

atau kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh PSSI;

i. Penonton;

j.Suporter (Pasal 3 Peraturan Organisasi Nomor 06/PO-

PSSI/III/2008).

Kode Disiplin PSSI mulai diberlakukan hanya pada

perlanggaran disiplin yang terjadi berdasarkan fakta-fakta setelah

Kode Disiplin PSSI ditetapkan. Kode Disiplin PSSI ini juga

ditetapkan berlaku berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi

sebelumnya untuk membantu atau lebih membantu proses

pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama apabila

Komisi Disiplin PSSI dan/atau Komisi Banding PSSI memutuskan

berdasarkan fakta-fakta yang ada dan telah terjadi setelah kode

Disiplin PSSI diberlakukan.

Hukuman pelanggaran disiplin dijatuhkan apabila adanya

suatu kesengajaan dan kelalaian dalam pelanggaran disiplin,

tindakan percobaan pelanggaran disiplin, keterlibatan pelanggaran

disiplin. Jenis-jenis pelanggaran disiplin dikelompokan menjadi 3

(tiga) bagian, yaitu:

1. “Hukuman pelanggaran disiplin untuk orang, klub, official, dan

perangkat pertandingan yang terlibat langsung dalam

pertandingan” (Pasal 10 Peraturan Organisasi Nomor: 06/PO-

PSSI/III/2008), berupa:

a. Sanksi peringatan dengan pemberitahuan;

Page 68: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Sanksi teguran;

c. Sanksi denda; dan atau

d. Sanksi Pengembalian Penghargaan

2. “Hukuman pelanggaran bagi pemain dan atau offisisal yang

terlibat langsung dalam pertandingan” (Pasal 11 Peraturan

Organisasi Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008), berupa:

a. sanksi peringatan dengan kartu kuning;

b. sanksi dikeluarkan dengan kartu merah dengan kartu

merah;

c. sanksi larangan bermain;

d. sanksi memasuki ruang ganti dan cadangan;

e. sanksi larangan memasuki stadion;

f. sanksi larangan ikut serta dan terlibat dalam aktivitas

sepakbola.

3. “Hukuman pelanggaran disiplin bagi klub” (Pasal 12 Peraturan

Organisasi Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008), berupa:

a. Sanksi larangan melakukan transfer pemain;

b. Sanksi larangan tanpa penonton;

c. Sanksi bermain ditempat netral;

d. Sanksi larangan bermain di stadion tertentu;

e. Sanksi penghapusan hasil pertandingan ;

f. Sanksi dikeluarkan dari kompetisi;

g. Sanksi diwajibkan membayar denda;

h. Sanksi pengurangan nilai; dan atau;

i. Sanksi diturunkan ke divisi yang lebih rendah.

Organisasi sepakbola yang menyelenggarakan pertandingan

bertanggung jawab dan wajib untuk melakukan suatu tindakan dan

upaya sebagai berikut:

a. Memperhitungkan dan mengantisipasi tingkat bahaya

yang akan terjadi dalam pertandingan tersebut dan

memberitahukan kepada PSSI setiap hal yang beresiko

Page 69: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

tinggi terhadap ancaman gangguan keamanan dan

ketertiban pertandingan yang mengakibatkan terganggunya

keamanan tim, kenyamanan perangkat tim, kenyamanan

perangkat pertandingan, penonton dan kenyamanan di

dalam stadion saat pertandingan, atau di luar stadion, serta

sesudah dan sebelum pertandingan di mulai;

b. Memastikan bahwa pertandingan yang diselanggarakan

sesuai dengan pada peraturan keamanan (regulasi PSSI,

regulasi AFC, Regulasi FIFA, dan hukum nasional) dan

segera mengambil suatu tindakan pencegahan sesuia

dengan kondisi lingkungan sekitar lapangan sebelum, saat,

dan sesudah pertandingan dimulai serta saat terjadi

kerusuhan saat pertandingan berlangsung;

c. Memastikan keamanan dan kenyamanan perangkat

pertandingan, pemain, official, baik dari tim tuan rumah

maupun tim tamu selama mereka berada di tempat

pertandingan;

d. Menjamin komunikasi dan koordinasi dengan

pemerintah setempat dengan aktif dan efektif;

e. Memastikan bahwa hukum dan peraturan tetap di

tegakkan secara baik dan benar, baik di dalam dan di luar

stadion maupun di sekitar stadion dan pertandingan-

pertandingan tersebut pun berjalan terorganisir dengan baik.

(Pasal 73 Peraturan Organisasi Nomor: 06/PO-

PSSI/III/2008).

Setiap organisasi sepakbola yang menyelenggarakan

pertandingan gagal memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya

sesuai dengan ketentuan Pasal 73 kode disiplin PSSI dihukum

berupa:

a. Sanksi denda sekurang-kurangnya Rp. 20.000.000,-

(dua puluh juta rupiah);

Page 70: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Sanksi larangan memasuki stadion bagi suporter dan

atau pendukung club tersebut sekurang-kurangnya 3

(tiga) bulan;

c. Sanksi bertanding tanpa dihadiri oleh penonton

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali pertandingan.

Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat

dalam pasal 74 Peraturan Organisasi Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008

Panitia pelaksanaan pertandingan dan klub tuan rumah harus

bertanggung jawab atas suatu insiden yang mengakibatkan suatu

pertandingan berhenti ataupun mengalami kerusuhan yang

mengakibatkan antar suporter klub, dari hal tersebut maka suatu

tim tuan rumah akan dikenakan sanksi dari PSSI dikarenakan suatu

kelalaian dalam penanganan dan prosesdur pengamanan saat

terjadinya suatu pertandingan maupun saat terjadinya kerusuhan

antar klub sepakbola.

Tim tamu (Tim sepakbola yang bertanding di markas

lawan) dan pendukungnya juga akan diberi sanksi yang sama,

apabila suatu tim atau pendukung tim tamu membuat suatu

kerusuhan maupun tindakan anarkisme yang membuat

pertandingan berhenti. Tim tamu harus bertanggung jawab

sepenuhnya apabila suporternya melakukan tindakan anarkis

ataupun rasis, tanpa kecuali tim tamu dan tim tuan rumah akan

tetap mendapatkan saksi dari PSSI. Terhadap tim tuan rumah yang

melakukan suatu tindakan anarkis atau kerusuhan maka akan

mendaptkan hukum sesuai tanggung jawab dan kewajibannya

berupa:

a. Sanksi denda sekarung-kurangnya Rp. 50.000.000,-

(lima puluh juta rupiah); dan;

b. Sanksi bertanding tanpa dihadiri penonton dengan jarak

sekurang-kurangnya 100 km (seratus kilometer) dari

Page 71: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kota klub tuan rumah itu sekurang-kurangnya selama 3

(tiga) bulan.

Sedangkan bagi suporter tim tamu yang melakukan suatu

kerusuhan tersebut, maka akan mendapat hukuman berupa sanksi

larangan memasuki stadion sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan,

sama dengan hukuman tim tuan rumah. Sedangkan suporter klub

yang melakukan tindakan kerusuhan, maka klub akan didenda

sekurang-kurangnya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

(Pasal 75 ayat (8) Peraturan Organisasi Nomor: 06/PO-

PSSI/III/2008).

Usaha-usaha PSSI dalam menyelesaikan aksi kekerasan antar

suporter yang melibatkan anak di bawah umur saat terjadinya kerusuhan,

antara lain:

a) Upaya Represif

Dalam pertandingan sepakbola yang diselenggarakan oleh

PSSI merupakan suatu wadah yang mempunyai suatu prestasi

tertinggi di kancah Indonesia dan memberikan peringatan dan

sanksi bagi tim atau suporter yang melanggar yang telah di atur

dalam Peraturan Organisasi Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008 tentang

kode disiplin dan peraturan ini akan menjadi landasan PSSI bagi

memberikan suatu peringatan maupun saknsi bagi tim atau suporter

yang melakukan kerusuhan atau tindakan yang dapt merugikan

pihak lain.

Tindakan yang dilakukan oleh suporter BCS terhadap

Pasoepati saat bertandang ke markas mereka (BCS) adalah bentuk

tindakan yang anrkisme dan rasis serta tindakan tersebut juga

merugikan pihak lain yang tidak iktu bertikai. Kerusuhan tersebut

terjadi dikarenakan dari Pihak Panpel dan pihak Aparat Kepolisian

kurang sigap menanggapi aksi kekerasan tersebut yang awalnya

hanya terjadi sebagian kecil dan akibatnya merebet sampai di luar

stadion. PSSI juga akan mengeluarkan surat mengenai tindakan

Page 72: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pelanggaran tim tuan rumah dan suporternya akibat melakukan

tindakan anarkisme (penganiayaan, perusakan fasilitas stadion,

pembakaran) setelah PSSI mengkaji aksi kerusuhan tersebut.

b) Upaya Preventif

Dalam aksi kerusuhan yang dilakukan BCS dengan

PASOEPATI maka, PSSI melakukan suatu kebijakan untuk

menanggulangi aksi kerusuhan yang serupa dengan tindakan

preventif (pencegahan). Kebijakan tersebut sebagai berikut:

1) Adanya peraturan organisasi mengenai rule of the game

dalam setiap pertandingan sepakbola di Indonesia.

Peraturan tersebut tertian dalam Peraturan Organisasi

Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008 tentang kode disiplin PSSI,

tujuan dari kode disiplin tersebut adalah:

a) Mengatur dan menjelaskan jenis-jenis

pelanggaran disiplin terhadap peraturan-

peraturan yang dibuat oleh PSSI;

b) Menetapkan tindakan hukum berupa sanksi agar

peraturan sanksi agar peraturan disiplin

ditegakkan sehingga pertandingan dan

kompetisi berjalan dengan lancar sesuai

dengan The Law of the Game, berlangsung

fair, menghibur dan bermartabat bagi

kehidupan;

c) Pengaturan tentang organisasi, tugas,

kewenangan, fungsi, dan kewajiban badan-

badan yang bertanggung jawab dalam

membuat dan mengambil keputusan atas

pelanggaran disiplin;

d) Prosedur tata cara yang harus diikuti oleh

badan-badan tersebut serta para pihak yang

terkait dengan pelanggaran disiplin (Pasal 1

Page 73: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tujuan Kode Disiplin PSSI Peraturan

Organisasi Nomor: 06/PO-PSSI/III/2008

Dalam hubungannya antara subyek hukum

yang diatur pada kode disiplin, memuat sanksi atas

benturan-benturan yang dapat terjadi di

pertandingan sepakbola, antara lain:

(a) Suporter dengan Suporter

(b) Suporter dengan Tim/klub

(c) Suporter dengan perangkat pertandingan

Sanksi yang ditujukan kepada klub bisa berupa

sanksi administratif, yang berupa:

(a) Sanksi Peringatan dengan pemberitahuan

(b) Sanksi Teguran

(c) Sanksi teguran, dan/atau

(d) Sanksi pengembalian penghargaan

2) Kebijakan-kebijakan dari PSSI yang lain untuk

mengantisipasi aksi kekerasan antar suporter dengan

menempatkan match steward. (Wawancara dengan

Rahmad Hidayat tanggal 4 Desember 2012). Match

Steward adalah petugas keamanan yang bertugas

sebagai keamanan yang ditempatkan distadion untuk

tugas dan kelancaran pertandingan dan personil tersebut

adalah petugas sipil yang terlatih. Match Steward

bertujuan untuk membantu mengamankan pertandingan

di dalam stadion, tetapi semua keamanan berporos pada

aparat kepolisian, klub yang sering menggunakan

match steward adalah dari Pihak Pasoepati, Aremania

dan the Jack (Wawancara dengan Rahmad Hidayat

tanggal 3 Desember 2012). Adapun tugas dan

wewenang match steward adalah:

Page 74: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a) Mengawasi penonton yang menyaksikan

pertandingan

b) Menyaksikan di tribun penonton tetapi

tidak boleh menghadap ke lapangan

c) Tidak boleh meninggalkan pos jaga saat

bertugas

d) Segera berkoordinasi dengan personil,

apabila terindikasi akan terjadi kerusuhan

3) Usaha Preventif yang ke tiga adalah dengan

pendewasaan dan bimbingan kepada suporter mengenai

aturan dan larangan-larangan saat pertandingan. Hal ini

sangat di perlukan untuk mencegah terjadinya aksi

kekerasan antar suporter, apalagi yang melibatkan

anak-anak. Usaha ini dilakukan dengan cara

mengadakan workshop, serta seminar-seminar

mengenai akibat-akibat kalau pendukung tim (suporter)

melakukan aksi kekerasan, serta melakukan pembinaan

secara psikolog yang mendidik dan mengarahkan

menjadi suporter yang lebih baik dan perlindungan bagi

korban kerusuhan anatr suporter khusunya anak

(Wawancara dengan Rahmad Hidayad, 3 Desember

2012).

4) Usaha preventif yang ke empat adalah dengan

mengadakan pertemuan-pertemuan antar suporter

(Jambore Suporter). Tujuan diadakan Jambore Nasional

Suporter adalah memberikan wadah bagi suporter untuk

saling bertukar pikiran dan kreatifitas untuk memajuka

persepakbolaan Tanah Air.

Page 75: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

1. Dalam kajian kriminologis aksi kekerasan yang dilakukan suporter sepakbola

di Maguwoharjo Sleman, faktor dari dalam suporter yang berupa masih

mudanya usia/masih di bawah umur suporter dan fanatik kedaerahan yang

dimiliki suporter sepakbola, sumber daya manusia yang ada di dalam

lingkungan sepakbola, faktor sosial budaya dan yang terakhir adalah minimnya

fasilitas yang ada di dalam stadion. Itu semua adalah faktor-faktor kriminogen

untuk terjadinya kejahatan dan kekerasan yang dilakukan oleh suporter

sepakbola khusunya yang melibatkan anak di bawah umur.

2. Peran aparat Kepolisian dan PSSI yang sudah dilakukan guna menanggulangi

aksi kekerasan suporter di Maguwoharjo, Sleman (dalam Kasus Kerusuhan

Suporter di Stadion Maguwoharjo, Sleman). Aparat Kepolisian melakukan

suatu tindakan sesuai dengan tugas dan wewenang kepolisian yang telah di atur

dalam UU Nomor 2 Tahun 2002. Tetapi saat di lapangan saja yang tidak bisa

menerapkan tugas dan wewenang atas aksi kekerasan yang dilakukan suporter

BCS kepada PASOEPATI yang bukti-buktinya sulit di dapatkan dalam aksi

kerusuhan tersebut. Tetapi dari pihak kepolisian berpendapat bahwa telah

melakukan tugas dan wewenangnya sesuai dengan UU Kepolisian.

Sedangkan dari pihak PSSI pencegahan kekerasan tersebut sudah sesuai

dengan Peraturan Oraganisasi Nomor: 06/PO-PSSI/ III/2008 tentang Kode

Disiplin PSSI tentang Kode Disiplin PSSI. Sedangkan kebijakan yang dibuat

oleh dan dikeluarkan yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada kelompok

suporter, pendewasaan dan pemahaman aturan pertandingan, pengadaan acara

yang bertujuan membangun komunikasi antar suporter nasional.

Page 76: TINJAUAN KRIMINOLOGIS AKSI KEKERASAN ANTAR SUPORTER …/Tinjauan... · SUPORTER ANAK. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Kata kunci : kriminologi, kekerasan, suporter anak commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

B. Saran

1. Sebaiknya masyarakat/suporter sepakbola dapat menaati aturan-aturan yang

telah di tentukan dari pihak yang berwenang dan menjaga rasa sportivitas antar

suporter, serata dari pihak Pemerintah Pusat ataupun daerah juga harus

memperhatikan fasilitas-fasilitas yang ada di stadion/fasilitas olahraga lainnya.

2. Sebaiknya dari Pihak PSSI selalu memberikan pengarahan dan seminar-seminar

agar suporter mengerti apa arti sebuah pertandingan, dan pihak kepolisian

harus cepat tanggap aksi. Khususnya aksi kekerasan antar suporter apalagi

yang melibatkan anak di bawah umur, melatih anggotanya untuk tanggap aksi

kekerasan saat menjalankan tugasnya sebsgai aparat kepolisian biar tidak

terjadi kesalahan dalam prosedur.