Tinjauan Khusus Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

24
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan pondasi pada Gedung G dan H yang terdiri dari pondasi tiang pancang dan pondasi telapak. 4.2 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang (bored pile) digunakan sebagai salah satu jenis pondasi pada Gedung G dan H proyek Renaissance Hotel & Resort. Walaupun secara topografi kondisi tanah pada proyek ini merupakan tanah keras, namun ada beberapa titik yang merupakan tanah urugan yang kurang stabil. Sehingga digunakan pondasi tiang pancang pada titik – titik tersebut, dengan menggunakan tiang pancang beton prategang dengan dimensi 300 x 300 mm dan 250 x 250 mm. Terdapat 5 tipe (BP4, BP5, BP6, BP7, BP8) pondasi tiang pancang yang digunakan pada proyek ini sesuai jumlah tiang pancang yang dipancang pada satu pondasi dan detailnya dapat dilihat pada lampiran. 75

description

Metode Pelaksanaan pondasi Tiang dengan Hydraulic Pile Driver

Transcript of Tinjauan Khusus Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS

4.1 Lingkup Tinjauan Khusus

Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode

pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan

metode pelaksanaan pekerjaan pondasi pada Gedung G dan H yang terdiri

dari pondasi tiang pancang dan pondasi telapak.

4.2 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang (bored pile) digunakan sebagai salah satu jenis

pondasi pada Gedung G dan H proyek Renaissance Hotel & Resort.

Walaupun secara topografi kondisi tanah pada proyek ini merupakan tanah

keras, namun ada beberapa titik yang merupakan tanah urugan yang kurang

stabil. Sehingga digunakan pondasi tiang pancang pada titik – titik tersebut,

dengan menggunakan tiang pancang beton prategang dengan dimensi 300 x

300 mm dan 250 x 250 mm. Terdapat 5 tipe (BP4, BP5, BP6, BP7, BP8)

pondasi tiang pancang yang digunakan pada proyek ini sesuai jumlah tiang

pancang yang dipancang pada satu pondasi dan detailnya dapat dilihat pada

lampiran.

Setelah dilakukan pemancangan, tiang pancang akan dikonfigurasi

dengan pile cap beton bertulang. Pile cap pada proyek ini terdiri dari dua

bentuk yaitu persegi dan heksagonal, pemilihan bentuk tersebut tergantung

dengan jumlah dan konfigurasi tiang pancangnya. Selain pekerjaan

pemasangan pile cap , ada beberapa perkejaan yang dilakukan setelah ataupun

sebelum pemancangan tiang pancang. Untuk memperjelas pada halaman

selanjutnya dicantumkan diagram alir langkah-langkah pelaksanaan pondasi

tiang pancang pada proyek Renaissance Hotel & Resort:

75

Gambar 4.1 Diagram Alir Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

4.2.1 Pengukuran Site

Pekerjaan pengukuran site ditujukan untuk memberi informasi

mengenai posisi atau elevasi site yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar

rencana. Alat – alat pengukuran berupa meteran, waterpass, dan theodolit

untuk menentukan as, garis/bidang horizontal dan vertikal yang direncanakan

dalam membantu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Pada setiap proyek konstruksi terdapat satu titik acuan untuk

menentukan posisi atau titik-titik bangunan sebelum memulai pekerjaan

konstruksi. Titik tersebut dinamakan Benchmark. Benchmark adalah titik yang

telah mempunyai koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk

monumen/patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi penting pada

kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek

pada suatu sistem koordinat global. Selain itu pengukuran elevasi site ini juga

menggunakan data elevasi tanah yang sudah ada sebelumnya sebagai acuan.

76

Pekerjaan Tanah

Setting out

Pemancangan Tiang

Pengukuran Site

Pembuatan Pile Cap

4.2.2 Pekerjaan Tanah

Setelah melakukan pengukuran site dilakukan pekerjaan tanah yang

meliputi penggalian dan pengurugan (cut and fill). Proyek pembangunan

Renaissance Hotel & Resort dilakukan pada jenis tanah kapur yang bersifat

keras, sehingga dibutuhkan alat berat excavator untuk membantu pekerjaan

ini. Pekerjaan penggalian dilakukan sesuai marking yang sudah dibuat pada

pekerjaan pengukuran site. Kemudian tanah hasil galian diangkut oleh dump

truck keluar dari lokasi karena tidak semua hasil galian dibutuhkan untuk

pengurugan. Untuk lokasi site yang perlu penambahan elevasi dilakukan

pengurugan dengan tanah hasil galian. Penggunaan tanah hasil galian kembali

ini dilakukan karena tanah yang digali tanah keras jadi tidak dikhawatirkan

akan terjadinya penurunan daya dukung tanah. Selama pekerjaan cut and fill

terdapat juga pekerjaan pemadatan tanah dengan bulldozer untuk membuat

tanah pada site datar dan padat. Pekerjaan selanjutnya adalah setting out dan

pemancangan tiang pancang, namun setelah pemancangan terdapat juga

pekerjaan cut and fill untuk pile cap.

Gambar 4.2 Pekerjaan Penggalian Site Dengan Excavator

77

4.2.3 Setting Out

Setting out dilakukan untuk menentukan titik-titik pemancangan agar

tepat sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor

dengan menggunakan meteran dan total station. Dan titik-titik pemancang

tersebut mengambil acuan dari benchmark yang sudah ditentukan pada

pekerjaan pengukuran site. Titik pemancangan berjumlah 250 titik

dipekerjakan beberapa surveyor dalam pekerjaan ini dan pekerjaan setting out

ini dilakukan secara bertahap agar efisien.

Tahap dari pekerjaan ini yaitu pertama surveyor menentukan titik

pemancangan pada site sesuai gambar rencana dengan total station. Terakhir

titik pemancangan itu ditandai (marking) dengan cat semprot. Cat semprot

digunakan agar mempermudah mengenali marking dengan warna yang

mencolok. Selain itu tidak perlu mengkhawatirkan posisi cat karena sudah

menempel permanen pada site, jika menggunakan patok kayu dikhawatirkan

akan berubah posisi ketika ada pergerakan alat berat yang melewatinya.

Gambar 4.3 Surveyor Melakukan Setting Out Dengan Total Station.

78

4.2.3 Pemancangan Tiang

Pada pekerjaan pemancangan tiang dijabarkan dalam lima tahap,

antara lain:

1. Persiapan alat pancang dan tiang pancangPada proyek pembangunan Renaissance Hotel & Resort ini pihak pelaksana menyewa alat pancang beserta operatornya pada PT. Satria Piling Bali. Alat pancang yang disewa ialah alat pancang hidrolik atau disebut juga hydraulic static pile driver. Hydraulic static pile driver digunakan karena alat ini lebih efisien daridapa drop hammer dan tidak menimbulkan polusi udara maupun polusi suara, serta getaran yang terjadi pada saat pemancangan tidak terasa signifikan.

Gambar 4.4 Hydraulic Static Pile Driver

Pertama alat pancang hidrolik ini diangkut oleh truk trailer ke lokasi proyek. Kemudian ketika sudah di lokasi alat di rakit prosesnya seperti gambar 4.5.

Gambar 4.5 Pengangkutan dan Perakitan Alat Pancang Hidrolik

79

Banyaknya titik pemancangan membuat alat pancang hidrolik ini harus bekerja berpindah-pindah tempat. Gambar 4.6 memperlihatkan mekanisme mobilisasi alat pancang ini. Pada nomor 1 alat ini bergerak mendekati titik pemancangan dengan hidrolik yang ada pada kaki panjangnya (long boat). Dan pada nomor 2 kaki terpendek (short boat) yang terletak tengah alat ini menjadi tumpuan untuk pergerakan long boat. Terakhir di nomor 3 alat sudah mencapai titik pancang dan dikondisikan kembali ke kondisi semula dan siap melakukan pemancangan.

short boat long boatGambar 4.6 Mobilisasi Alat Pancang Hidrolik

Tiang pancang yang digunakan tiang pancang berbentuk persegi, dengan material beton prategang dimensi 300 x 300 mm dan 250 x 250 mm. Penempatan tiang sebelum dipancang diletakan dekat dengan alat pemancang agar lebih efisien dalam pemancangan seperti terlihat pada gambar 4.7.

80

Gambar 4.7 Mobilisasi Alat Pancang Hidrolik

2. Pemancangan tiangKetika alat pancang sudah siap melakukan pemancangan, crane pada alat pemancang akan mengangkat tiang pancang untuk dimasukan ke alat hidroliknya (clamping box). Saat tiang pancang sudah dikunci oleh clamping box, maka alat ini akan mendorong tiang pancang kedalam tanah hingga mencapai titik kedalaman yang diinginkan. Untuk memberikan tanda henti pemancangan tiang, pada tiang pancang diberikan tanda dengan cat. Jika panjang tiang kurang dari kedalaman tanah yang direncanakan maka tiang pancang akan disambung. Penyambungan tiang pancang ini dilakukan dengan cara mengelas ujung-ujung tiang pancang yang bertemu. Pengelasan tersebut dilakukan dibawah alat pancang untuk mempercepat proses pemancangan, seperti pada gambar 4.9.

clamping boxGambar 4.8 Langkah-langkah Pemancangan Tiang Dengan

Alat Pancang Hidrolik

81

Gambar 4.9 Penyambungan Tiang Pancang

3. Penggalian dan pemotongan tiangPenggalian ini bertujuan untuk membuat pile cap dan pekerjaan dilakukan setelah pemancangan dilakukan dengan tenaga manusia dan alat gali konvensional. Kedalaman penggalian hanya 75 cm, hal ini karena elevasi atas pondasi (Top Of Foundation) sama dengan elevasi finishing struktur (Structure Finish Level) yaitu +99.950 diatas permukaan laut dan ketebalan pile cap 75 cm.

Gambar 4.10 Penyambungan Tiang Pancang

Setelah penggalian terlihat sisa ujung tiang pancang setinggi ± 1 meter, kemudian sisa tiang pancang itu akan dipotong menjadi 75 mm setebebal beton decking. Pemotongan tiang pancang juga dilakukan secara manua menggunakan tenaga manusia dengan palu dan jack hammer.

Gambar 4.11 Jack Hammer

4.2.2 Pembuatan Pile Cap

82

Pile cap pada Gedung G & H memiliki 5 tipe yaitu BP4, BP5, BP6,

BP7, dan BP8. Diameter tulangan yang digunakan pada semua tipe pile cap

sama, digukankan tulangan D16 dengan jarak 150 pada tulangan bagi bagian

atas, tulangan D19 jarak 150 sebagai tulangan utama dan tulangan bagi bagian

bawah serta tulangan D13 sebagai tulangan samping seperti terlihat pada

gambar 4.12.

Gambar 4.12 Detail Pile Cap BP8

Pekerjaan pile cap dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :

1. Pembuatan lantai kerja

Lantai kerja pada proyek Renaissance Hotel & Resort terdiri dari pasir

urug dan cor beton rabat. Sebelum pembuatan lantai kerja terlebih

dahulu dibuat bekisting pile cap dari batako. Penggunaan batako ini

dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai

bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat

pengecoran.

83

Gambar 4.13 Bekisting Pondasi Pile Cap BP7

2. Pekerjaan marking

Pemasangan tulangan pile cap diawali dengan penandaan as kolom oleh

surveyor dengan menggunakan alat theodolit dan menentukan control

elevasi dengan waterpass. Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan

untuk memastikan as kolom satu dengan yang lainnya berada tepat pada

posisi yang sesuai dengan gambar rencana.

Gambar 4.14 Penandaan Letak Tulangan Kolom

3. Pekerjaan Penulangan

Pemasangan tulangan pondasi dilakukan secara bertahap, dimulai

dengan pemasangan tulangan pile cap bagian bawah diikuti bersamaan

dengan pemasangan tulangan kolom. Beton decking juga sekaligus

dipasang pada bagian bawah tulangan pile cap untuk menjaga ketebalan

selimut beton agar ketebalan selimut beton sesuai dengan rencana yaitu

84

75 mm. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan pile cap

bagian atas.

Gambar 4.15 Penulangan pile cap dan kolom

4. Pekerjaan Pengecoran

Sebelum dilakukan pengecoran, permukaan pada beton lama dilakukan

ciping agar permukaannya kasar dan disiram dengan bondage sebagai

perekat antar beton lama yang sudah kering dengan beton baru yang

akan dicor. Pengecorang dilakukan dengan menggunakan beton ready

mix mutu K 350 dengan nilai slump 120 mm ± 20 mm. Pengecoran

menggunakan bucket dengan alat pengangkut crane. Agar beton dapat

tersalurkan dengan baik dan mencegah terjadinya rongga pada beton

maka dilakukan penggetaran dengan vibrator.

85

4.3 Metode Pelaksanaan Pondasi Telapak

Pondasi telapak digunakan sebagai salah satu jenis pondasi pada

Gedung G dan H proyek Renaissance Hotel & Resort. Terdapat 4 tipe (F1, F2,

F2C, F4) pondasi telapak yang digunakan pada proyek ini. Kedalaman

pondasi masing-masing sesuai tipe pondasi, pondasi tipe F1 kedalamanya

rata-rata 1,5 meter. Pondasi telapak tipe F2 dan kedalamannya rata-rata 1,7

meter. Serta pondasi tipe F2C kedalamannya mencapai 2,7 meter dari finish

floor level. Untuk memperjelas maka dicantumkan diagram alir langkah-

langkah pelaksanaan pondasi telapak pada proyek Renaissance Hotel &

Resort:

Gambar 4.1 Diagram Alir Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

4.2.1 Pengukuran Site

Pekerjaan pengukuran site ditujukan untuk memberi informasi

mengenai posisi atau elevasi site yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar

rencana. Alat – alat pengukuran berupa meteran, waterpass, dan theodolit

untuk menentukan as, garis/bidang horizontal dan vertikal yang direncanakan

dalam membantu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

86

Pekerjaan Tanah

Setting out

Pengukuran Site

Pembuatan Pondasi Telapak

Pada setiap proyek konstruksi terdapat satu titik acuan untuk

menentukan posisi atau titik-titik bangunan sebelum memulai pekerjaan

konstruksi. Titik tersebut dinamakan Benchmark. Benchmark adalah titik yang

telah mempunyai koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk

monumen/patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi penting pada

kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek

pada suatu sistem koordinat global. Selain itu pengukuran elevasi site ini juga

menggunakan data elevasi tanah yang sudah ada sebelumnya sebagai acuan.

4.2.2 Pekerjaan Tanah

Setelah melakukan pengukuran site dilakukan pekerjaan tanah yang

meliputi penggalian dan pengurugan (cut and fill). Proyek pembangunan

Renaissance Hotel & Resort dilakukan pada jenis tanah kapur yang bersifat

keras, sehingga dibutuhkan alat berat excavator untuk membantu pekerjaan

ini. Pekerjaan penggalian dilakukan sesuai marking yang sudah dibuat pada

pekerjaan pengukuran site. Kemudian tanah hasil galian diangkut oleh dump

truck keluar dari lokasi karena tidak semua hasil galian dibutuhkan untuk

pengurugan. Untuk lokasi site yang perlu penambahan elevasi dilakukan

pengurugan dengan tanah hasil galian. Penggunaan tanah hasil galian kembali

ini dilakukan karena tanah yang digali tanah keras jadi tidak dikhawatirkan

akan terjadinya penurunan daya dukung tanah. Selama pekerjaan cut and fill

terdapat juga pekerjaan pemadatan tanah dengan bulldozer untuk membuat

tanah pada site datar dan padat. Namun setelah pekerjaan setting out terdapat

pekerjaan penggalian untuk menggali tanah sesuai kedalaman pondasi. Dan

ketika pondasi selesai dicor ada pekerjaan pengurugan kembali, pekerjaan ini

dikerjaakan oleh excavator agar lebih cepat.

4.2.3 Setting Out

Setting out dilakukan untuk menentukan titik-titik penggalian

pondasi. Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan meteran

87

dan total station. Dan titik-titik pondasi tersebut mengambil acuan dari

benchmark yang sudah ditentukan pada pekerjaan pengukuran site.

Banayaknya jumlah titik pondasi dipekerjakan beberapa surveyor dalam

pekerjaan ini dan pekerjaan setting out ini dilakukan secara bertahap agar

efisien.

Tahap dari pekerjaan ini yaitu pertama surveyor menentukan titik

pondasi pada site sesuai gambar rencana dengan total station. Terakhir titik

pemancangan itu ditandai (marking) dengan cat semprot. Cat semprot

digunakan agar mempermudah mengenali marking dengan warna yang

mencolok. Selain itu tidak perlu mengkhawatirkan posisi cat karena sudah

menempel permanen pada site, jika menggunakan patok kayu dikhawatirkan

akan berubah posisi ketika ada pergerakan alat berat yang melewatinya.

4.2.2 Pembuatan Pondasi Telapak

Pondasi telapak pada Gedung G & H memiliki 4 tipe yaitu F1, F2,

F2C, F4. Diameter tulangan yang digunakan pada pondasi telapak F2, F2C,

dan F4 digukankan tulangan D16 dengan jarak 150 pada tulangan bagi bagian

atas, tulangan D16 jarak 150 sebagai tulangan utama bagian atas dan tulangan

D19 jarak 150 sebagai tulangan bagi dan tulangan utama bagian bawah serta

tulangan D13 sebagai tulangan samping. Untuk pondasi tipe F1 digukankan

tulangan D13 dengan jarak 125 pada tulangan bagi bagian atas dan tulangan

utama bagian atas dan tulangan D16 jarak 125 sebagai tulangan bagi dan

tulangan utama bagian bawah serta tulangan D13 sebagai tulangan

samping.Pekerjaan pile cap dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :

1. Pembuatan lantai kerja

Lantai kerja pada proyek Renaissance Hotel & Resort terdiri dari pasir

urug dan cor beton rabat setebal 50 mm. Sebelum pembuatan lantai

kerja terlebih dahulu dibuat bekisting pondasi telapak dari batako.

Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan

beban sebagai bekisting .

88

Gambar 4.16 Pembuatan Lantai Kerja

2. Pekerjaan marking

Pemasangan tulangan pondasi diawali dengan penandaan as kolom oleh

surveyor dengan menggunakan alat theodolit dan menentukan control

elevasi dengan waterpass. Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan

untuk memastikan as kolom satu dengan yang lainnya berada tepat pada

posisi yang sesuai dengan gambar rencana.

Gambar 4.17 Penandaan Letak Tulangan Kolom

3. Pekerjaan Penulangan

Pemasangan tulangan pondasi dilakukan secara bertahap, dimulai

dengan pemasangan tulangan pondasi bagian bawah diikuti bersamaan

89

dengan pemasangan tulangan kolom. Beton decking juga sekaligus

dipasang pada bagian bawah tulangan pondasi untuk menjaga ketebalan

selimut beton agar ketebalan selimut beton sesuai dengan rencana yaitu

75 mm. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan pondasi

bagian atas. Namun terkadang tulangan pondasi sudah dirakit

sebelumnya diluar pondasi seperti pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Tulangan Pondasi Telapak

Gambar 4.19 Penulangan Pondasi Telapak

90

4. Pekerjaan Pengecoran

Sebelum dilakukan pengecoran, permukaan pada beton lama dilakukan ciping agar permukaannya kasar dan disiram dengan bondage sebagai perekat antar beton lama yang sudah kering dengan beton baru yang akan dicor. Pengecorang dilakukan dengan menggunakan beton ready mix mutu K 350 dengan nilai slump 120 mm ± 20 mm. Pengecoran menggunakan bucket dengan alat pengangkut crane ataupun langsung dengan concrete pump. Agar beton dapat tersalurkan dengan baik dan mencegah terjadinya rongga pada beton maka dilakukan penggetaran dengan vibrator.

Gambar 4.20 Persiapan Pengecoran Pondasi Telapak

91