TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real...

38
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2019 Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Transcript of TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real...

Page 1: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

TINJAUANKEBIJAKAN MONETER

Januari 2019

Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Page 2: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan
Page 3: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 1

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober, dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai in� asi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

MIRZA ADITYASWARA Deputi Gubernur Senior

ERWIN RIJANTODeputi Gubernur

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

Page 4: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 20192

Daftar Isi

1. Ringkasan Eksekutif

2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Perkembangan Ekonomi Dunia

Risiko Pasar Keuangan Global

Pasar Komoditas Global

Pertumbuhan Ekonomi

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar Rupiah

Inflasi

Pasar Keuangan

Transmisi Suku Bunga

Likuiditas Perekonomian

Intermediasi Perbankan

Pembiayaan NonPerbankan

Pasar Saham

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

06

12

13

16

19

21

23

26

27

29

29

31

32

34

03

06

Page 5: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 3

11111111111 Ringkasan Eksekutif

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Januari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Bank Indonesia juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar Rupiah maupun pasar valas sehingga dapat mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, termasuk untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan sehingga turun menuju kisaran 2,5% PDB pada 2019.

Pertumbuhan ekonomi dunia melandai, namun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda. Di negara maju, pertumbuhan ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar tenaga kerja yang semakin ketat dan dukungan fiskal yang terbatas. Stance kebijakan moneter The Fed AS lebih dovish dan diprakirakan menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR). Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan juga melambat pada 2019 sehingga dapat pula memengaruhi kecepatan normalisasi kebijakan moneter bank sentral Eropa (ECB). Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto antara lain akibat ketegangan hubungan dagang dengan AS dan dampak proses deleveraging yang masih berlanjut. Sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia itu, harga komoditas global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda dan mendorong aliran modal ke negara berkembang sejalan dengan lebih rendahnya prakiraan kecepatan kenaikan FFR dan berkurangnya eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik. Berbagai indikator pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2018 menunjukkan permintaan domestik tetap kuat ditopang oleh konsumsi, baik konsumsi swasta maupun konsumsi Pemerintah. Konsumsi swasta diprakirakan tetap baik seiring terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi pemerintah tumbuh kuat ditopang belanja barang dan bantuan sosial. Namun demikian, ekspor diperkirakan masih terbatas dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Sementara itu, impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 tetap baik yakni pada kisaran 5,0-5,4%, ditopang oleh terjaganya permintaan domestik dan membaiknya ekspor neto.

Page 6: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 20194

Neraca perdagangan Indonesia Desember 2018 mencatat defisit sedangkan aliran masuk modal asing masih berlanjut. Defisit neraca perdagangan tercatat sebesar 1,1 miliar dolar AS dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, khususnya ekspor nonmigas akibat kondisi global yang kurang kondusif. Sementara itu, aliran masuk modal asing kembali terjadi pada Desember 2018 sebesar 1,9 miliar dolar AS, dan berlanjut pada Januari 2019. Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2018 cukup tinggi sebesar 120,7 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah guna memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5% dari PDB.

Nilai tukar Rupiah dalam tren menguat sehingga mendukung stabilitas harga. Rupiah pada Desember 2018 secara rerata menguat sebesar 1,16%, meskipun secara point to point sedikit melemah sebesar 0,54%. Tren penguatan Rupiah berlanjut pada Januari 2019. Penguatan Rupiah antara lain dipengaruhi aliran masuk modal asing akibat perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil domestik yang tetap menarik, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda. Dengan perkembangan yang cenderung menguat menjelang akhir tahun 2018, Rupiah secara rerata keseluruhan tahun 2018 tercatat mengalami depresiasi sebesar 6,05%, atau secara point to point sebesar 5,65% dibandingkan dengan level tahun sebelumnya. Depresiasi Rupiah secara point to point tersebut lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong berjalannya mekanisme pasar, dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.

Inflasi tetap rendah dan terkendali sehingga pada 2018 berada dalam kisaran sasaran 3,5%±1% (yoy). Inflasi IHK pada Desember 2018 sebesar 0,62% (mtm), tetap terjaga sesuai dengan pola musiman akhir tahun. Dengan perkembangan ini, inflasi 2018 tercatat 3,13% (yoy) atau berada dalam kisaran sasarannya selama empat tahun terakhir. Inflasi yang terkendali dipengaruhi inflasi inti yang terjaga pada level rendah sejalan dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi. Inflasi volatile food juga terkendali ditopang oleh pasokan pangan yang terjaga dan pengaruh harga pangan global yang menurun. Inflasi administered prices tercatat rendah sejalan dengan minimalnya kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang diatur Pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil, yang pada 2019 diprakirakan berada dalam sasaran inflasi sebesar 3,5±1%.

Page 7: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 5

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang tetap baik dan risiko kredit yang terkendali. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tetap tinggi mencapai 23,3% dan rasio likuiditas (AL/DPK) masih aman yakni sebesar 20,1% pada November 2018. Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7% (gross) atau 1,2% (net). Dari fungsi intermediasi perbankan, pertumbuhan kredit pada November 2018 tercatat sebesar 12,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 13,3% (yoy). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2018 sebesar 7,2% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,6% (yoy). Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari s.d. November 2018 tercatat sebesar Rp197,1 triliun (gross), turun dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2017 sebesar Rp276,9 triliun (gross). Pada 2019, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 10-12% (yoy) sedangkan pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8-10% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan otoritas terkait guna turut menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan.

Perekonomian domestik yang tetap baik ditopang kelancaran sistem pembayaran yang tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun nontunai. Dari sisi pembayaran tunai, posisi uang yang diedarkan (UYD) meningkat 7,8% (yoy) di Desember 2018, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan November 2018 sebesar 7,3% (yoy). Di sisi pembayaran nontunai nilai besar, nilai transaksi yang diselesaikan melalui BI-RTGS pada Desember 2018 mengalami peningkatan sebesar 1,53% (yoy), setelah pada sebelumnya mencatat penurunan 1,7% (yoy). Di sisi pembayaran nontunai nilai ritel, pertumbuhan SKNBI menurun menjadi 8,08% dari 9,7% pada November 2018. Sementara itu, transaksi masyarakat menggunakan ATM/Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik masing-masing meningkat sebesar 14,3%, 7,9%, dan 215,4%. Peningkatan seluruh komponen sistem pembayaran tidak terlepas dari pengaruh musiman Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Ke depan, guna menjaga stabilitas makroekonomi, Bank Indonesia terus memastikan kelancaran dan ketersediaan sistem pembayaran nasional, baik sistem yang dioperasikan oleh Bank Indonesia maupun diselenggarakan oleh industri.

Page 8: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 20196

PMI Manufaktur GlobalGra� k 2.1

Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan MoneterPERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Pertumbuhan ekonomi dunia melandai, namun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda. Melandainya pertumbuhan ekonomi dunia terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara maju (Grafik 2.1 dan 2.2). Pertumbuhan ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar tenaga kerja yang semakin ketat dan dukungan fiskal yang terbatas. Stance kebijakan moneter The Fed AS lebih dovish dan diprakirakan menurunkan kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR). Pertumbuhan ekonomi Eropa diprakirakan juga melambat pada 2019 sehingga dapat pula memengaruhi kecepatan normalisasi kebijakan moneter bank sentral Eropa (ECB). Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto antara lain akibat ketegangan hubungan dagang dengan AS dan dampak proses deleveraging yang masih berlanjut. Sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, harga komoditas global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda dan mendorong aliran modal ke negara berkembang sejalan dengan lebih rendahnya prakiraan kecepatan kenaikan FFR dan berkurangnya eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Ekonomi AS pada tahun 2018 diprakirakan tumbuh terakselerasi didorong oleh berlanjutnya akselerasi konsumsi. Kinerja positif tenaga kerja dan ekspansi kebijakan fiskal merupakan pendorong utama akselerasi konsumsi pada tahun 2018 (Grafik 2.3). Hal tersebut juga terkonfirmasi dari beberapa indikator konsumsi, antara lain pertumbuhan

2

Pertumbuhan Ekonomi Negara MajuGra� k 2.2

453 6 9

2015 2016 2017 2018

12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

50

55

60Indeks

Sumber: IHS Markit; Data s.d. Desember 2018

AS

Negara Maju

Negara BerkembangDunia

Akhir 2017 Data AkhirDunia 54,5 51,5Negara Maju 56,2 52,3Negara Berkembang 52,2 50,3AS 56,4 53,8

Sumber: WEO Oktober 2018

2,2

2,92,5

1,8

2,4

2,0 1,9

1,71,7

1,1 0,9 0,3

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5% yoy

2017 2018F 2019F 2020F

AS

Kawasan Euro

Jepang

Page 9: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 7

pendapatan yang masih terjaga di level yang tinggi, indeks Conference Board Consumer Confidence yang masih menunjukkan kinerja positif serta permintaan barang manufaktur yang meningkat. Di sisi lain, kinerja investasi diprakirakan masih akan tumbuh melambat, baik yang bersumber dari investasi residensial maupun investasi nonresidensial. Dari sisi eksternal, dukungan ekspor neto terhadap perekonomian AS diprakirakan masih tertahan. Kondisi tersebut sejalan dengan kinerja impor yang diprakirakan masih tetap kuat sejalan dengan masih kuatnya aktivitas konsumsi. Sementara itu, ekspor diprakirakan tertahan seiring moderasi ekonomi negara mitra dagang.

Setelah tumbuh terakselerasi pada tahun 2018, ekonomi AS diprakirakan tumbuh melambat pada 2019. Konsolidasi perekonomian AS pada tahun 2019 tersebut juga sejalan dengan kondisi perekonomian AS yang telah berada di atas potensialnya pada tahun 2018. Prakiraaan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS tersebut sejalan dengan melambatnya aktivitas produksi, kondisi tenaga kerja yang semakin ketat, serta terbatasnya dukungan fiskal. Melambatnya aktivitas produksi pada tahun 2019 tersebut tercermin pada indikator Markit Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur yang mulai menunjukkan penurunan pada akhir 2018 (Grafik 2.1).

Inflasi AS 2018 berada di kisaran target dengan indikasi tekanan yang menurun sejalan dengan ekspektasi inflasi yang mereda (Grafik 2.4). Inflasi IHK AS tercatat lebih rendah yakni dari 2,5% pada Oktober 2018 menjadi 2,2% pada November 2018. Menurunnya tekanan inflasi AS pada November 2018 secara umum sejalan dengan ekspektasi inflasi yang mereda akibat menurunnya harga minyak dan ekspektasi aktivitas ekonomi yang tidak sekuat perkiraan awal. Sebaliknya, inflasi inti pada November 2018 meningkat yang didorong oleh meningkatnya inflasi perumahan

Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi ASGra� k 2.3

Sumber: Bloomberg, diolah

1,92,02,0

1,95

2,21

0,1

1,841,9

-0,5

0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

IHK Inti

PCE Inti (yoy)

IHK(yoy)

PCE (yoy)PCE (mtm)

%

Target : 2%

Proyeksi PCE

10 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2015 2016 2017 2018 20

18

20

19

20

20

In� asi ASGra� k 2.4

3,0 3,092,6 2,9

-19

-14

-9

-4

1

6

11

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVF2015 2016 2017 2018

%

PDB

Konsumsi

Konsumsi Pemerintah

Ekspor Neto

Investasi Swasta

Sumber: Bloomberg, diolah

Page 10: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 20198

Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Kawasan EuroGra� k 2.5

dan layanan kesehatan. Meskipun demikian, aktivitas perekonomian yang masih tumbuh kuat dan di atas potensialnya serta kinerja tenaga kerja dan upah yang masih tumbuh positif berpotensi untuk menahan penurunan inflasi lebih lanjut di 2019.

Di Kawasan Euro, perlambatan ekonomi diperkirakan berlanjut didorong oleh melemahnya kinerja ekspor, melambatnya konsumsi, serta tertahannya investasi (Grafik 2.5). Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi di kawasan Euro tumbuh melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut didorong oleh melambatnya konsumsi akibat konsolidasi fiskal, melambatnya kinerja ekspor seiring dengan perlambatan ekonomi Tiongkok, serta tertahannya pertumbuhan investasi. Selain itu, perlambatan juga didorong oleh ketidakpastian politik di kawasan Euro, meningkatnya ketegangan hubungan dagang, serta memburuknya dukungan tenaga kerja yang tercermin dari menurunnya jumlah tenaga kerja dan produktivitas. Memasuki tahun 2019, perlambatan tersebut diprakirakan terus berlanjut. Hal tersebut tercermin dari berlanjutnya penurunan tingkat keyakinan ekonomi dan penurunan ekspektasi aktivitas manufaktur dan jasa. Beberapa indikator lainnya seperti tingkat keyakinan bisnis dan konsumsi serta PMI manufaktur dan jasa secara umum juga masih melanjutkan tren penurunan pada akhir 2018. Selain itu, perlambatan juga didorong oleh masih terbatasnya dukungan fiskal dan berlanjutnya permasalahan struktural tenaga kerja. Dukungan net ekspor juga diperkirakan masih dalam tren melambat seiring dengan pertumbuhan perdagangan global dan ekonomi Tiongkok yang melanjutkan pelemahan.

Tekanan inflasi di kawasan Euro mengalami penurunan sejalan dengan meredanya inflasi energi. Inflasi IHK di kawasan Euro pada November 2018 tercatat 1,9% (yoy), menurun dari 2,2% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.6). Penurunan tersebut In� asi Kawasan EuroGra� k 2.6

Sumber: Bloomberg, diolah

2,42,2

1,6 1,6

-2-1-101122334

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVF

2015 2016 2017 2018

%

Konsumsi PemerintahInvestasi

Ekspor Neto

PDB (yoy)

-0,2

1,90

1,0

-2

-1

0

1

2

3

%

Target ECB In�asi IHK 2%

IHK (mtm)

IHK inti (yoy)IHK (yoy)

7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Bloomberg, diolah

Page 11: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 9

merupakan dampak dari meredanya inflasi di sektor energi, terutama pasca menurunnya harga minyak sejak pertengahan Oktober 2018. Sama halnya dengan inflasi IHK, inflasi inti pada November 2018 juga menurun dari 1,1% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 1,0% (yoy). Menurunnya inflasi inti tersebut dipengaruhi oleh terbatasnya pertumbuhan permintaan serta tertahannya akselerasi pertumbuhan upah. Di tahun 2019, inflasi diprakirakan menurun dan masih akan berada di bawah target inflasi ECB sebesar 2%. Hal tersebut terkonfirmasi dari menurunnya ekspektasi inflasi di 2019 berdasarkan hasil survei Consensus Forecast dan Bloomberg pada Desember 2018.

Perekonomian Jepang diprakirakan tumbuh melambat sejalan dengan berakhirnya dukungan fiskal dan melemahnya dukungan sektor eksternal (Grafik 2.7). Perekonomian Jepang diprakirakan tumbuh melambat pada tahun 2018. Kondisi tersebut sejalan dengan berakhirnya dukungan stimulus fiskal pada tahun 2017, terbatasnya dukungan produktivitas, serta melemahnya dukungan sektor eksternal. Di 2019, perlambatan ekonomi Jepang diprakirakan terus berlanjut seiring dengan masih lemahnya dukungan sektor eksternal seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra utama Jepang (AS, kawasan Euro, dan Tiongkok). Selain itu, masih berlanjutnya konsolidasi fiskal dan tertahannya dukungan produktivitas masih berperan besar dalam menahan ekonomi Jepang untuk tumbuh lebih tinggi. Kondisi tersebut tercermin dari beberapa indikator yakni PMI manufaktur, tingkat keyakinan konsumen, serta tingkat keyakinan bisnis yang masih melanjutkan tren penurunan.

Inflasi Jepang menurun dan masih berada jauh di bawah target BOJ. Inflasi IHK Jepang pada November 2018 tercatat menurun menjadi sebesar 0,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 1,4% (yoy) (Grafik 2.8).

Pertumbuhan Ekonomi JepangGra� k 2.7

Sumber: Bloomberg, diolah

-6

-4

-2

0

2

4

6

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

F20

19F

2020

F

PDB

PDB Potensial

Proyeksi PDB (BI)

In� asi JepangGra� k 2.8

Sumber: Bloomberg

-1

0

1

2

3

-1

0

1

2

3

Jan-

15Ap

r-15

Jul-1

5Oc

t-15

Jan-

16Ap

r-16

Jul-1

6Oc

t-16

Jan-

17Ap

r-17

Jul-1

7

Jan-

18Ap

r-18

Jul-1

8Oc

t-18

% yoy % yoy

IHK

IHK (tidak termasuk makanan dan energi)

IHK TokyoIHK (tidak termasuk makanan segar)

2015 2016 2017 20181 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 12

Page 12: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201910

Penurunan inflasi terutama didorong oleh menurunnya harga energi serta menurunnya harga pada kelompok barang tidak tahan lama. Di 2019, inflasi diprakirakan meningkat menuju target BOJ yakni sebesar 2%, didukung oleh kinerja positif tenaga kerja serta ekspektasi inflasi yang diperkirakan meningkat.

Ekonomi Tiongkok diprakirakan tumbuh lebih rendah, dipengaruhi oleh financial deleveraging dan eskalasi trade war (Grafik 2.9). Kondisi tersebut terutama bersumber dari melambatnya kinerja konsumsi yang disebabkan oleh dampak dari penurunan aset rumah tangga didorong koreksi harga properti, meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, serta adanya kebijakan financial deleveraging. Melambatnya kinerja konsumsi juga terindikasi dari turunnya pertumbuhan penjualan ritel (Grafik 2.10). Perlambatan ekonomi Tiongkok juga dipengaruhi oleh kinerja industri yang tertahan sebagai respons dari menurunnya permintaan domestik. Kondisi tersebut tercermin dari indeks Industrial Production (IP) dan PMI manufaktur yang menurun. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor Tiongkok pada November 2018 mulai menunjukkan perlambatan meskipun masih terdapat aktivitas frontloading shipping ekspor Tiongkok sebelum ditetapkannya tarif impor oleh AS pada 2019. Kinerja impor juga tumbuh melambat yang diprakirakan merupakan dampak ketegangan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Di tahun 2019, ekonomi Tiongkok diprakirakan kembali tumbuh melambat yang dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto antara lain akibat ketegangan hubungan dagang dengan AS dan dampak proses deleveraging yang masih berlanjut.

Inflasi Tiongkok menurun, dipengaruhi oleh menurunnya inflasi pangan. Inflasi IHK Tiongkok tercatat 2,2% pada November 2018, setelah sebelumnya mengalami inflasi sebesar 2,5% pada bulan sebelumnya. Penurunan inflasi terutama disebabkan oleh Perkembangan Penjualan Ritel TiongkokGra� k 2.10

Sumber: Bloomberg, diolah

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

5

6

7

8

9

10

11

12

11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2015 2016 2017 2018

% %

Penjualan Ritel (yoy)Penjualan Ritel (ytd, yoy)

Penjualan Ritel Riil (yoy)

Automobiles (yoy, skala kanan) (± 25% dari total penjualan)

Pertumbuhan Ekonomi TiongkokGra� k 2.9

Sumber: Bloomberg, diolah

0,3 -0,1-0,7

0,6-0,6

3,6 4,1 4,5 4,1 5,2

3,4 2,9 2,9 2,22,1

7,3 6,9 6,6 6,9 6,66,4

-2-1012345678

2014 2015 2016 2017 2018f 2019f

Net Ekspor Konsumsi Investasi Pertumbuhan (yoy)

% yoy

Page 13: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 11

melambatnya inflasi pangan. Sementara itu, inflasi nonmakanan tetap tinggi sejalan dengan meningkatnya harga sewa rumah.

Perekonomian India diprakirakan terus meningkat sejalan dengan kinerja konsumsi dan investasi yang masih kuat serta dukungan ekspor neto (Grafik 2.11). Pertumbuhan ekonomi India pada tahun 2018 diprakirakan meningkat yang ditopang oleh kinerja konsumsi yang masih solid, investasi yang meningkat, dan dukungan ekspor neto yang membaik. Solidnya kinerja konsumsi terutama terkonfirmasi dari peningkatan pertumbuhan penjualan kendaraan. Di samping itu, kinerja investasi juga diprakirakan meningkat yang terindikasi dari tingkat keyakinan bisnis yang meningkat dan PMI Manufaktur yang membaik. Dari sisi eksternal, neraca perdagangan yang melebar diprakirakan tertahan sejalan dengan melambatnya kinerja impor akibat penurunan harga minyak sejak pertengahan Oktober 2018 serta adanya kebijakan terkait dengan impor batubara, CPO, dan kedelai. Di 2019, pertumbuhan ekonomi India diprakirakan tetap solid yang ditopang oleh membaiknya dukungan sektor eksternal sejalan dengan impor yang tumbuh negatif serta masih kuatnya aktivitas konsumsi dan investasi.

Penurunan inflasi IHK India berlanjut dan diprakirakan masih berada dalam kisaran target inflasi 4 ± 2% (Grafik 2.12). Inflasi IHK India pada November 2018 tercatat 2,3% (yoy) menurun dari 3,4% (yoy) pada bulan sebelumnya. Penurunan inflasi terutama disebabkan oleh menurunnya inflasi makanan dan minuman serta menurunnya harga minyak. Sementara itu, inflasi inti India (tidak termasuk pangan, tembakau, dan energi) pada November 2018 (5,7%; yoy) relatif sama dibandingkan dengan bulan sebelumnya (5,8%;yoy). Masih tingginya tekanan pada inflasi inti sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi India yang diprakirakan terus berlanjut. Memasuki tahun 2019, inflasi diperkirakan kembali

Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi IndiaGra� k 2.11

7,1 7,0

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV

2015 2016 2017 2018

KonsumsiKonsumsi Pemerintah

Lainnya

Ekspor Neto

InvestasiPDB

Sumber: Bloomberg

I II III IV I II III IV I II III IVF

Kontribusi In� asi IndiaGra� k 2.12

-2

0

2

4

6

8

10

Dec-

15

Feb-

16

Apr-1

6

Jun-

16

Aug-

16

Oct-1

6

Dec-

16

Feb-

17

Apr-1

7

Jun-

17

Aug-

17

Oct-1

7

Dec-

17

Feb-

18

Apr-1

8

Jun-

18

Aug-

18

Oct-1

8

%

IHK (% yoy)

Inti

Makanan dan MinumanRokok dan Minuman Beralkohol

Bahan Bakar dan Listrik

12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 112015 2016 2017 2018

Sumber: Reserved Bank of India

Page 14: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201912

meningkat seiring dengan prospek ekonomi India yang meningkat serta dampak depresiasi Indian Rupee (INR).

RISIKO PASAR KEUANGAN GLOBAL

Risiko ketidakpastian pasar keuangan global mereda, meskipun masih tinggi. Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan dengan prakiraan menurunnya kecepatan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan meredanya ketegangan hubungan dagang AS dan Tiongkok (Grafik 2.13 dan 2.14). Penurunan kecepatan kenaikan FFR tersebut sesuai dengan keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) September dan Desember 2018 dengan mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang lebih rendah pada 2019 serta indikasi tekanan inflasi AS yang menurun sejalan dengan masih menurunnya harga minyak. Sejalan dengan hal tersebut, sejumlah bank sentral diperkirakan akan kembali melakukan penyesuaian kebijakan moneter pada tahun 2019 meskipun tidak seketat perkiraan sebelumnya.

Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global memberikan pengaruh kepada menurunnya ketidakpastian dan risiko di negara berkembang sehingga memengaruhi aliran modal ke negara berkembang (Grafik 2.15). Kondisi tersebut tercermin dari aliran modal di negara berkembang pada Januari 2019 yang mencatatkan capital inflow dan diprakirakan akan terus meningkat. Kondisi tersebut juga diiringi dengan perpindahan aliran modal yang cukup signifikan dari negara maju sejalan dengan prospek ekonomi negara maju yang diperkirakan melambat pada tahun 2019 (Grafik 2.16).

Sumber: Bloomberg; Data s.d. 14 Januari 2019

99,5 99,593,3

84,8 82,5 78,8 75,866,2

59,2

0,5 0,5 6,714,5 14,1 13,3 12,8 10,9 9,6

0 0 0 1 1 1 1 1 0102030405060708090100

%2,25-2,5 2,5-2,75 2,75-3

1 3 5 6 7 9 10 12

20202019

1

Sumber: Bloomberg; Data s.d. 31 Desember 2018

335,13

0

100

200

300

400

500

600

1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 12

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Indeks

Sumber: EPFR, Fund Flows (FF)

434,61

137,45

708090100110120130140150160170

250270290310330350370390410430450

IndeksIndeks

CDS Indonesia (Skala kanan)

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12

Emerging Market Bond Index (EMBI)

Sumber: IIF

291,98Aliran Modal Negara Maju(Skala kanan)

1873,231850

1900

1950

2000

2050

2100

250

260

270

280

290

300

310

320

330

Aliran Modal Negara Berkembang

Periode Out�ow Negara Berkembang

miliar USD, akumulasi aliran modal sejak Nov- 08

miliar USD, akumulasi aliran modal sejak Nov-08

1 2 3 4 5 6

2018

7 8 9 10 11 12

Probabilitas Kenaikan FFRGra� k 2.13

Ketidakpastian dan Risiko Negara BerkembangGra� k 2.15

Aliran Modal ke luar dari Negara BerkembangGra� k 2.16

Economic Policy Uncertainty (EPU) Trade Policy ASGra� k 2.14

Page 15: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 13

PASAR KOMODITAS GLOBAL

Pertumbuhan ekonomi global yang melandai serta ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi mendorong pertumbuhan volume perdagangan dunia tumbuh melambat. Pertumbuhan volume perdagangan dunia diprakirakan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya (Grafik 2.17). Hal tersebut disebabkan oleh realisasi volume perdagangan dunia pada triwulan I, II, dan III 2018 yang lebih rendah dari perkiraan sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global serta meningkatnya isu proteksionisme, antara lain penetapan tarif impor oleh AS dan sentimen Brexit. Aktivitas ekspor dan impor di negara maju juga terus mengalami penurunan sejalan dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi negara maju. Sementara itu, aktivitas ekspor dan impor di negara berkembang tumbuh meningkat dipengaruhi oleh aksi frontloading Tiongkok, membaiknya ekonomi India, serta adanya kebijakan penurunan pajak impor oleh Tiongkok. Perlambatan volume perdagangan dunia tersebut diprakirakan terus berlanjut pada tahun 2019. Kondisi tersebut sejalan dengan prakiraan ekonomi global 2019 yang diprakirakan tumbuh melandai. Hal tersebut juga terindikasi dari beberapa indikator perdagangan dari World Trade Organization (WTO) dan IFO World Economic Survey seperti intensitas perdagangan (trade intensity) yang terus menurun secara gradual dan volume ekspor global yang menurun dalam 6 bulan kedepan.

Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas global juga diprakirakan menurun, termasuk harga minyak dunia. Harga komoditas ekspor Indonesia yang pada tahun 2018 tumbuh melambat diprakirakan berlanjut pada 2019. Kondisi tersebut terutama didorong oleh berlanjutnya penurunan harga komoditas batubara dan logam. Penurunan harga batubara disebabkan oleh meningkatnya

Perkembangan Harga LogamGra� k 2.17

Sumber: Bloomberg; Data s.d. 31 Desember 2018

500

1500

2500

3500

4500

5500

6500

7500

70009000

1100013000150001700019000210002300025000

USD/MTUSD/MT

9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Nikel

Timah

Tembaga (Skala kanan)

Page 16: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201914

kapasitas produksi batubara Tiongkok, melambatnya permintaan global, serta meningkatnya pasokan dari AS. Disamping itu, adanya kebijakan beberapa negara seperti Jerman dan Tiongkok untuk mengurangi penggunaan batubara secara bertahap turut memberikan tekanan pada harga batubara. Adapun penurunan harga logam terutama didorong oleh penurunan harga nikel sejalan dengan perkiraan peningkatan pasokan dari Indonesia akibat ekspansi pembangunan hyper-efficient HPAL smelter di Morowali, Sulawesi Tengah (Grafik 2.17).

Di sisi lain, harga komoditas pertanian seperti CPO dan karet diprakirakan membaik di tahun 2019. Setelah mengalami penurunan harga akibat melemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan pada tahun 2018, harga CPO di tahun 2019 diprakirakan mulai membaik yang ditopang oleh meningkatnya permintaan seiring dengan penurunan pajak impor CPO di India dan perbaikan harga barang substitusi (kedelai). Harga karet juga diprakirakan membaik pada 2019 sejalan dengan menurunnya pasokan karet, adanya rencana kebijakan penggunaan karet oleh beberapa negara produsen karet dunia (Indonesia, Malaysia, dan Thailand), serta upaya Tiongkok untuk mendorong konsumsi domestik.

Penurunan harga minyak terus berlanjut (Grafik 2.18). Harga minyak pada 2019 diprakirakan masih dalam tren menurun seiring dengan meningkatnya produksi minyak AS di tengah rencana penurunan produksi OPEC dan melambatnya permintaan. Peningkatan produksi di AS tersebut sejalan dengan peningkatan kapasitas pipa di Permian Basin serta target AS untuk memenuhi kebutuhan domestik dan menjadi negara Self-Energy Independent. Sementara itu, mulai Januari 2019, OPEC berencana akan menurunkan produksi untuk menjaga kestabilan harga minyak. Dari sisi permintaan, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh konsumsi minyak

Sumber: Bloomberg, diolah; Data s.d. 31 Desember 2018

53,17

67,73

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018

USD / Barel

Harga Minyak Brent

Rata-rata Triwulanan

Perkembangan Harga MinyakGra� k 2.18

Page 17: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 15

yang masih berada dalam tren melambat sejalan dengan ekspektasi melambatnya pertumbuhan ekonomi terutama ekonomi AS, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat ditopang permintaan domestik. Berbagai indikator pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2018 menunjukkan permintaan domestik tetap kuat ditopang oleh konsumsi, baik konsumsi swasta maupun konsumsi Pemerintah. Konsumsi swasta diprakirakan tetap baik seiring terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi pemerintah tumbuh kuat ditopang belanja barang dan bantuan sosial. Namun demikian, ekspor diperkirakan masih terbatas dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Sementara itu, impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 tetap baik yakni pada kisaran 5,0-5,4%, ditopang oleh terjaganya permintaan domestik dan membaiknya ekspor neto.

Persen, yoy

Sumber: BPS

I IIIIIIII III IVKonsumsi Rumah TanggaKonsumsi Lembaga Nonpro�t Melayani Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi

Investasi BangunanInvestasi Nonbangunan

EksporImporPDB

Komponen PDB Pengeluaran 20162017 2018

2017

6,645,01

-0,144,475,182,43

-1,57-2,455,03

4,948,072,694,775,871,468,414,815,01

4,958,52

-1,925,346,073,232,800,205,01

4,936,023,487,086,289,47

17,0115,465,06

4,975,243,817,276,689,038,50

11,815,19

4,956,912,146,156,245,909,098,065,07

4,958,092,747,956,16

13,576,09

12,665,06

5,018,546,286,965,66

10,72

7,52 14,06

5,17

5,148,715,215,865,02

8,357,63

15,265,27

Pertumbuhan Ekonomi Sisi PengeluaranTabel 2.1

Page 18: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201916

Konsumsi swasta diprakirakan tetap baik seiring terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi rumah tangga didukung oleh daya beli yang membaik sejalan dengan pendapatan rumah tangga yang meningkat di tengah inflasi yang terjaga pada level yang rendah. Pendapatan rumah tangga kelompok bawah yang membaik terindikasi dari nilai tukar petani (NTP) dan upah riil buruh tani yang tumbuh positif hingga Desember 2018 (Grafik 2.19). Sementara itu, pendapatan kelas menengah khususnya gaji karyawan swasta terindikasi membaik, tercermin pada kenaikan beban biaya gaji korporasi (salary expense). Kinerja positif konsumsi rumah tangga sejalan dengan tingkat keyakinan konsumen yang masih berada dalam teritori optimis (indeks di atas 100) serta meningkat pada November dan Desember 2018 (Grafik 2.20). Konsumsi swasta yang tetap kuat didukung pula oleh konsumsi LNPRT yang diperkirakan meningkat sebagaimana pola historis pengeluaran LNPRT pada dua triwulan sebelum Pemilu Legislatif/Pemilu Presiden (Grafik 2.21)

Konsumsi yang tetap kuat tercermin dari penjualan eceran dan penjualan kendaraan bermotor yang cukup baik. Perbaikan konsumsi terindikasi dari penjualan ritel yang tetap tumbuh baik pada triwulan IV 2018, ditopang oleh penjualan kelompok pakaian, makanan dan minuman serta peralatan rumah tangga. Penjualan ritel yang meningkat tersebut sesuai dengan pola musiman akhir tahun. Indikasi konsumsi yang membaik tercermin juga pada penjualan sepeda motor yang tumbuh meningkat pada triwulan IV 2018. Penjualan mobil tercatat masih tumbuh tinggi ditopang oleh penjualan kendaraan jenis kendaraan penumpang multi purpose vehicle (MPV) dan low cost green car (LCGC) (Grafik 2.22).

Konsumsi pemerintah tumbuh kuat ditopang belanja barang dan bantuan sosial. Berdasarkan realisasi anggaran Historis Konsumsi LNPRTGra� k 2.21

Sumber: BPS, diolah

0

22,824,1

4,7

12,8

23,2 22,4

5,8

0

5

10

15

20

25

30

2 Tw Sebelum 1 Tw Sebelum Pileg Pilpres

Pemilu 2009Pemilu 2014

% yoy

Indeks Keyakinan KonsumenGra� k 2.20

Sumber: Bank Indonesia

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Pengeluaran Rp1-2 juta Pengeluaran Rp2-5 juta

Pengeluaran >Rp5 juta 95

100

105

110

115

120

125

130

135

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2 4 6 8 10 12

2014 2015 2016 2017 2018 2018

Indeks

NTP dan Upah Buruh TaniGra� k 2.19

Sumber: BPS, diolah

Nilai Tukar Petani

0,13

Upah Buruh Tani (riil)

1,2

-3

-2

-1

0

1

2

3

I II III IV I II III IV I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1211

2016 2017 2018 2018

%yoy

Page 19: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 17

triwulan IV 2018, konsumsi pemerintah tumbuh meningkat bersumber dari realisasi belanja pemerintah pusat dan serapan belanja daerah. Belanja pemerintah pusat dalam bentuk belanja pegawai dan belanja barang tumbuh meningkat. Belanja pemerintah juga didukung oleh serapan belanja daerah dari APBD yang lebih tinggi pada triwulan IV 2018 dibandingkan dengan serapan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan investasi tetap kuat pada trwulan IV 2018, meskipun terindikasi sedikit tertahan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pertumbuhan investasi yang masih kuat ditopang oleh proyek infrastruktur Pemerintah. Hal itu dikonfirmasi oleh data penjualan semen yang tetap tumbuh positif pada triwulan IV 2018 (Grafik 2.23). Namun, pertumbuhan investasi bangunan sedikit tertahan yang tercermin dari pertumbuhan impor bahan bangunan yang tumbuh terbatas.

Di sisi lain, investasi nonbangunan mulai melambat pada akhir triwulan IV 2018 dipengaruhi perkembangan sektor manufaktur dan pertambangan. Perkiraan pertumbuhan investasi nonbangunan dipengaruhi oleh prospek kinerja pertambangan yang diperkirakan melambat seiring melemahnya ekspor komoditas sektor pertambangan. Sejalan dengan itu, kinerja sektor manufaktur yang cenderung stabil, sebagaimana tercermin pada tren Purchasing Manager Index (PMI), menahan pertumbuhan lebih lanjut dari investasi nonbangunan (Grafik 2.24). Hal tersebut juga diperkuat dengan perkiraan penurunan kapasitas utilisasi dari sektor manufaktur dan pertambangan dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) sehingga belum dibutuhkan penambahan investasi baru. Proyeksi investasi nonbangunan yang melambat dikonfirmasi oleh impor barang modal yang tumbuh melambat pada November dan Desember 2018 baik dalam bentuk mesin-mesin maupun alat angkutan (Grafik 2.25).

Sumber: Bank Indonesia, Gaikindo, AISI

Penjualan Eceran (Total)

3,15

Penjualan Mobil

8,58

Penjualan Motor

4,24

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV

2016 2017 2018

% yoy

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Penjualan Semen

4,6

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV*

2016 2017 2018

% yoy

Sumber: Markit Economics, Bank Indonesia

51,03 50,45

52,0251,92

40

42

44

46

48

50

52

54

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 7 8 9 10 1211

2015 2016 2017 2018 2018

PMI Markit Economics

PMI level

PMI SKDU

Sumber: Bank Indonesia

Barang Modal12,7

Barang Modal Kecuali Alat Angkutan

13,3

Mobil Penumpang-24,1

Alat Angkutan Untuk Industri

14,3

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

11 12I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 7 8 9 10

2015 2016 2017 2018 2018

% yoy

Penjualan Eceran dan Kendaraan BermotorGra� k 2.22

Penjualan SemenGra� k 2.23

Purchasing Manager Index

Impor Barang Modal

Gra� k 2.24

Gra� k 2.25

Page 20: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201918

Ekspor diperkirakan masih tumbuh terbatas dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Kinerja ekspor masih terbatas dipengaruhi oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melandai sehingga volume perdagangan dunia diperkirakan tumbuh lebih lambat dan menurunkan permintaan ekspor. Kinerja ekspor juga terdampak oleh harga komoditas global yang menurun (Grafik 2.26). Menurut komoditas, pertumbuhan ekspor yang lebih rendah disebabkan oleh masih turunnya ekspor pertanian, antara lain karet mentah dan kertas yang turun di tengah ekspor CPO yang membaik pada triwulan IV 2018. Selain ekspor pertanian yang terbatas, ekspor pertambangan khususnya komoditas batubara tumbuh melambat akibat eskalasi trade war serta terjadinya peralihan permintaan dunia ke batubara kalori tinggi dipengaruhi oleh isu lingkungan (Grafik 2.27). Ekspor produk mineral dan metal juga masih menurun seiring penurunan harga tembaga, nikel, timah dan aluminium. Sementara itu, ekspor manufaktur masih relatif baik didukung subsektor kimia serta besi dan baja.

Impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi permintaan domestik. Setelah berada dalam tren menguat pada triwulan sebelumnya, impor pada akhir triwulan IV 2018 mulai menurun. Perkembangan tersebut sejalan dengan sinergi bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, Pemerintah dan otoritas lainnya yang difokuskan pada upaya mengendalikan defisit Transaksi Berjalan (TB) pada level yang aman, termasuk kebijakan untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor. Kebijakan yang terkait dengan impor tersebut ditempuh terutama melalui diversifikasi sumber energi melalui penggunaan Biodiesel 20 (B20) dan penundaan pengerjaan proyek-proyek pembangkit listrik yang memiliki kandungan impor tinggi.

Indeks Harga Ekspor NonmigasGra� k 2.26

Ekspor Nonmigas RiilGra� k 2.27

Sumber: Bank Indonesia

Total

4,27

Manufaktur

6,85

Pertambangan

10,54

Pertanian -7,07

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV 7 8 9 10 11 12

2016 2017 2018 2018

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

Total

PertanianPertambangan

Manufaktur

2,45

-2,46-2,90

-6,43

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV 7 8 9 10 1211

2016 2017 2018 2018

% yoy % yoy

Page 21: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 19

Pelemahan impor bersumber dari barang modal dan barang konsumsi, sementara bahan baku cenderung stabil (Grafik 2.28). Dari sisi barang modal, pelemahan diperkirakan bersifat broad-based untuk keperluan infrastruktur, misalnya mesin dan perlengkapan listrik, maupun non-infrastruktur dalam bentuk alat angkut tambang. Di sisi lain, impor bahan baku terkait dengan permintaan spare part dan peralatan untuk alat angkut melambat akibat pelemahan kinerja di sektor pertambangan. Impor bahan baku untuk keperluan industri juga mengalami pelemahan sesuai musiman akhir tahun. Meski demikian, kinerja impor bahan baku pada triwulan IV diperkirakan masih lebih baik dari triwulan sebelumnya untuk mendukung proses produksi di sektor industri untuk memenuhi konsumsi durable goods. Sementara itu, impor barang konsumsi melambat signifikan, bersumber dari impor makanan minuman olahan untuk keperluan rumah tangga dan barang tahan lama.

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Neraca perdagangan Indonesia Desember 2018 mengalami penurunan defisit. Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2018 mengalami defisit 1,1 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,0 miliar dolar AS (Grafik 2.29). Perbaikan defisit tersebut bersumber dari penurunan defisit neraca perdagangan migas ditunjang peningkatan ekspor migas dan penurunan impor migas. Sementara itu, defisit neraca perdagangan nonmigas mengalami peningkatan karena penurunan ekspor nonmigas yang lebih besar dari penurunan impor nonmigas. Penurunan ekspor nonmigas didorong oleh kondisi global yang kurang kondusif, sedangkan penurunan impor nonmigas sejalan dengan kebijakan yang ditempuh. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif Januari-Desember 2018 mencatat defisit 8,57 miliar dolar AS.

Impor Nonmigas RiilGra� k 2.28

Neraca PerdaganganGra� k 2.29

Sumber: Bank Indonesia

Total Impor

11,7

Barang Konsumsi

2,9

Bahan Baku13,2

Barang Modal

12,7

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 7 8 9 10 11 12

2015 2016 2017 2018 2018

% yoy

Sumber: BPS, diolah

-0,22

-1,10-0,88

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2016 2017 2018

Miliar Dolar AS

Nonmigas

Migas

Total

Page 22: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201920

Defisit neraca migas menurun bersumber dari meningkatnya ekspor migas dan menurunnya impor migas. Defisit neraca perdagangan migas pada Desember 2018 tercatat 0,22 miliar dolar AS atau menurun dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar 1,50 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut dipengaruhi peningkatan ekspor migas sebesar 0,38 miliar dolar AS (mtm), terutama ekspor gas di tengah ekspor hasil minyak dan minyak mentah yang menurun. Penurunan defisit neraca perdagangan migas juga dipengaruhi impor migas yang turun 0,90 miliar dolar AS (mtm) karena penurunan harga yang disertai volume yang juga menurun. Penurunan impor migas terjadi baik untuk minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Secara kumulatif, neraca perdagangan migas sepanjang Januari-Desember 2018 mengalami defisit 12,40 miliar dolar AS.

Neraca perdagangan nonmigas mengalami defisit yang meningkat. Neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2018 tercatat defisit 0,88 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,50 miliar dolar AS. Defisit tersebut dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas yang melebihi penurunan impor nonmigas. Penurunan ekspor nonmigas sebesar 1,10 miliar dolar AS (mtm) bersumber dari penurunan ekspor beberapa komoditas antara lain bijih, kerak, dan abu logam, serta bahan bakar mineral. Sementara itu, penurunan impor nonmigas sebesar 0,72 miliar dolar AS (mtm) terutama berupa barang modal dan bahan baku/penolong, antara lain bahan kimia organik, plastik dan barang plastik, kendaraan dan bagiannya, serta perhiasan/permata. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-Desember 2018 masih mengalami surplus 3,84 miliar dolar AS.

Page 23: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 21

Aliran masuk modal asing kembali terjadi pada Desember 2018 dan berlanjut pada Januari 2019. Aliran masuk modal asing pada Desember 2018 tercatat sebesar 1,9 miliar dolar AS (Grafik 2.30). Aliran modal asing tercatat masuk pada sektor publik, terutama pada instrumen obligasi global. Pada Januari 2019, aliran masuk modal asing kembali berlanjut baik pada sektor publik maupun swasta. Aliran modal asing masuk ke sektor publik terutama pada instrumen SUN Rupiah, sedangkan ke sektor swasta utamanya terjadi pada instrumen saham.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 120,7 miliar dolar AS pada akhir Desember 2018, meningkat dibandingkan dengan 117,2 miliar dolar AS pada akhir bulan sebelumnya (Grafik 2.31). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Peningkatan cadangan devisa pada Desember 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penerbitan global bonds dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar Rupiah dalam tren menguat sehingga mendukung stabilitas harga. Rupiah pada Desember 2018 secara rerata menguat sebesar 1,16%. Meskipun demikian, secara point to point Rupiah sedikit melemah sebesar 0,54% (Grafik 2.32). Tren penguatan Rupiah berlanjut pada Januari 2019. Pada tanggal 16 Januari 2019, nilai tukar Rupiah ditutup pada level Rp14.123 per dolar AS, atau

Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan (Desember vs November 2018)

Gra� k 2.32

Sumber: Bloomberg, Reuters, diolah; Data s.d. 31 Desember 2018

1,050,82

0,320,79

0,220,46

-0,15

1,58-2,57

1,160,82

-1,11

3,211,80

1,231,19

1,150,88

- 0,23-0,26

-0,36-0,54

-1,46-3,56

-6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0

JPYTHBMYRCNYEUR

KRWPHPINRBRLIDRTRYZAR

point-to-pointRata-rata

Desember vs November 2018

%

Cadangan DevisaGra� k 2.31

Sumber: Bank Indonesia

Cadangan Devisa120,7

Bulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala kanan)

6,5

4

5

6

7

8

9

0

30

60

90

120

150

2016 2017 2018

BulanMiliar Dolar AS

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

Aliran Dana NonresidenGra� k 2.30

Sumber: Bank Indonesia, diolah

1,9

-4

-2

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

2017 2018 2019

Net Sektor Publik

Net Sektor Swasta

Liabilitas Investasi Portofolio

Miliar Dolar AS

Page 24: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201922

menguat dibandingkan nilai tukar Rupiah pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp14.380 per dolar AS (Grafik 2.33). Rata-rata nilai tukar bulanan dari awal tahun hingga tanggal 16 Januari 2019 tercatat sebesar Rp14.175 per dolar AS, atau meningkat dibandingkan rata-rata nilai tukar Rupiah pada Desember 2018 sebesar Rp 14.493 per dolar AS

Penguatan Rupiah antara lain dipengaruhi aliran masuk modal asing pada bulan Desember 2018 dan berlanjut pada Januari 2019. Berlanjutnya aliran masuk modal asing didorong oleh faktor domestik maupun global. Dari sisi domestik, fundamental ekonomi yang tetap baik dan stabilitas makroekonomi yang terjaga mendorong aliran masuk modal asing ke perekonomian domestik. Selain itu, imbal hasil asset keuangan domestik juga masih tetap menarik bagi investor asing. Perekonomian domestik yang kondusif tersebut antara lain tercermin dari inflasi yang rendah dan terkendali pada 2018 serta rilis posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2018 yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, dari sisi global, sentimen positif bersumber dari ketidakpastian pasar keuangan global sedikit mereda seiring berkurangnya eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Dengan perkembangan yang cenderung menguat menjelang akhir tahun 2018, Rupiah secara keseluruhan tahun tercatat mengalami depresiasi. Rupiah secara rerata keseluruhan tahun 2018 tercatat mengalami depresiasi sebesar 6,05%, atau secara point to point sebesar 5,65% dibandingkan dengan level tahun sebelumnya (Grafik 2.34). Depresiasi Rupiah secara point to point tersebut lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara lain seperti Rupee India (8,45%), Rand Afrika Selatan (13,90%), Real Brasil (14,65%), dan Lira Turki (28,24%). Meskipun secara keseluruhan tahun tercatat depresiasi, namun volatilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga. Volatilitas nilai tukar Rupiah

Nilai Tukar RupiahGra� k 2.33

Nilai Tukar RupiahGra� k 2.34

Sumber: Bloomberg, Reuters, diolah; Data s.d. 16 Januari 2019

14.12313.576

13.952

14.601

14.798

13.250

13.500

13.750

14.000

14.250

14.500

14.750

15.000

15.250

15.500

2018

IDR/USD

IDR/USD

Rata-rata Bulanan

Rata-rata Triwulanan

14.493

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d 31 Desember 2018

1,54

4,91

2,30

6,50

2,73

-4,31

4,26

-6,05

-4,88

0,39

-12,76

-25,02

2,41

0,67

-1,92

-2,10

-3,92

-5,15

-4,86

-5,65

-8,45

-13,90

-14,65

-28,24

-35,0 -30,0 -25,0 -20,0 -15,0 -10,0 -5,0 0,0 5,0 10,0

JPYTHBSGDMYRKRWPHPEURIDRINRZARBRLTRY

point-to-pointrata-rata

2018 vs 2017

%

Page 25: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 23

pada tahun 2018 tercatat sebesar 8,47%, lebih rendah dibandingkan volatilitas rata-rata negara kawasan yang sebesar 12,23% (Grafik 2.35).

Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong berjalannya mekanisme pasar, dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan.

INFLASI

Inflasi tetap terkendali hingga akhir 2018 dan berada dalam kisaran sasaran 3,5±1%. Realisasi inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62% (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,27% (mtm). Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi kelompok volatile food dan administered prices, di tengah rendahnya inflasi inti. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi tahunan 2018 tercatat sebesar 3,13% atau berada dalam kisaran sasarannya selama empat tahun terakhir. Realisasi tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 3,61% dan rata-rata inflasi dalam 3 tahun terakhir sebesar 3,33% (Grafik 2.36). Inflasi yang terkendali dipengaruhi inflasi inti tercatat stabil didukung terjangkarnya ekspektasi inflasi. Inflasi volatile food juga terkendali ditunjang pasokan yang terjaga dan penurunan harga pangan global. Sementara itu, inflasi administered prices tercatat rendah sejalan dengan minimalnya kebijakan tarif/ harga barang dan jasa yang diatur pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil, yang pada 2019 diprakirakan berada dalam sasaran inflasi sebesar 3,5±1%.

Volatilitas Nilai Tukar KawasanGra� k 2.35

In� asi Tahunan (yoy)Gra� k 2.36

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d 31 Desember 2018

0

5

10

15

20

25

30

35

TRY ZAR BRL INR KRW IDR THB PHP MYR SGD

20172018Rata-rata 2018

%

12,23

Sumber: BPS, diolah

-4

0

4

8

12

16

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 129

2015 2016 2017 2018

% yoy

Volatile FoodAdministered Prices

Inti

IHK 3,133,07

3,393,36

Page 26: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201924

Pada bulan Desember 2018, inflasi kelompok volatile food mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi 1,55% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,23% (mtm) – (Grafik 2.37). Kendati demikian, realisasi inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi pada Desember selama tiga tahun terakhir yang sebesar 2,15% (mtm). Inflasi volatile food pada bulan Desember 2018 terutama bersumber dari komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, dan beras (Tabel 2.2). Peningkatan harga telur ayam ras dan daging ayam ras sesuai dengan polanya pada akhir tahun dan kenaikan harga pakan. Kenaikan harga bawang merah terjadi seiring musim penghujan. Sementara itu, peningkatan inflasi beras pada bulan ini disebabkan oleh kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan seiring dengan memasukinya musim tanam utama. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 3,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,32% (yoy), namun lebih tinggi dari tahun 2017 sebesar 0,71% (yoy).

Inflasi administered prices mengalami peningkatan. Inflasi kelompok administered prices pada Desember 2018 tercatat sebesar 1,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,52% (mtm) ataupun bila dibandingkan dengan pola historisnya sebesar 0,91% (mtm) - (Grafik 2.38). Inflasi kelompok administered prices pada bulan Desember 2018 dipengaruhi oleh pola musiman akhir tahun terkait kenaikan tarif angkutan udara, kereta api, dan angkutan antar kota seiring peningkatan permintaan pada saat Natal dan Tahun Baru (Tabel 2.3). Inflasi tarif angkutan udara dan kereta api pada bulan ini bahkan di atas historisnya. Di samping itu, kenaikan inflasi administered prices pada Desember 2018 juga dipengaruhi oleh inflasi rokok kretek filter. Dengan

In� asi Volatile FoodGra� k 2.37

Sumber: BPS, diolah

Volatile food (mtm)1,55

Volatile food (yoy)-skala kanan

3,39

-2

0

2

4

6

8

10

12

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2015 2016 2017 2018

% mtm % yoy

Penyumbang In� asi/De� asi Komoditas Volatile FoodTabel 2.2

Komoditas VF In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Daging Ayam Ras

Bawang Merah

Wortel

Telur Ayam Ras

Tomat Sayur

Jeruk

Cabai Rawit Cabai Merah

Beras

Bayam

12,195,15

10,110,82

11,633,893,111,253,73-4,5

0,080,060,050,030,010,010,010,010,01-0,03

In� asi Administered PricesGra� k 2.38

Sumber: BPS, diolah

Administered Prices (%, mtm)

1,20

Administered Prices (%, yoy) - Skala Kanan

3,38

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2015 2016 2017 2018

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14% mtm %yoy%

Page 27: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 25

perkembangan tersebut, inflasi tahunan kelompok administered prices tercatat sebesar 3,36% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 3,07% (yoy), namun lebih rendah dari akhir tahun 2017 sebesar 8,70% (yoy).

Inflasi inti tetap terkendali. Infasi inti pada Desember 2018 tercatat sebesar 0,17% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,22% (mtm) dan historisnya 0,20% (mtm). Inflasi inti pada Desember 2018 terutama bersumber dari komoditas air kemasan, nasi dengan lauk, kontrak rumah, dan besi beton. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 3,07% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi bulan lalu yang sebesar 3,03% (yoy). Peningkatan inflasi inti terutama didorong oleh kenaikan inflasi inti traded di tengah penurunan inflasi inti non-traded (Grafik 2.39). Terkendalinya inflasi inti hingga Desember 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi serta menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Terjangkarnya ekspektasi inflasi tercermin dari hasil survei Consensus Forecast (CF) bulan Desember 2018 yang memperkirakan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi (Grafik 2.40).

Secara spasial, terkendalinya inflasi dalam sasarannya didukung oleh perkembangan inflasi di seluruh provinsi. Inflasi di berbagai daerah pada Desember 2018 dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara, telur dan daging ayam ras, serta bawang merah. Inflasi tertinggi pada bulan Desember 2018 terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (1,84%) dan Kalimantan Utara (1,60%). Secara tahunan, hampir seluruh provinsi mencatat inflasi di kisaran sasaran 3,5±1% - (Gambar 1). Inflasi terendah berturut-turut terjadi di Sumatera (2,40%, yoy), Bali-Nusa Tenggara (3,13%, yoy), dan Jawa (3,24%, yoy). Beberapa daerah yang mencatat inflasi lebih tinggi adalah Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah antara lain karena tingginya inflasi angkutan udara dan ikan segar.

Sumber: Consensus Forecast

Ekspektasi In�asi 2017

Ekspektasi In�asi2018

3,30

Ekspektasi In�asi2019

3,503,70

0

1

2

3

4

6

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1

2019

1211

2017 2018

%yoy

Sumber: BPS, diolah

Inti 3,07

Inti Traded2,91

Inti Non Traded3,08

0

1

2

3

4

5

6

7

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 1292015 2016 2017 2018

% yoy

Ekspektasi In� asiGra� k 2.40

In� asi Inti Traded dan Non-tradedGra� k 2.39

Penyumbang In� asi/De� asi Administered PricesTabel 2.3

Komoditas AP In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Rokok Kretek FilterAngkutan Antar Kota

19,1414,980,910,25

0,200,030,010,01

Angkutan UdaraTarip Kereta Api

Page 28: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201926

PASAR KEUANGAN

Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga masih berlangsung. Transmisi tersebut terutama berlangsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB), sebagaimana tercermin dari suku bunga PUAB O/N yang bergerak meningkat dan mendekati suku bunga kebijakan BI-7DRR. Transmisi kebijakan moneter juga berlangsung dengan baik pada kenaikan suku bunga deposito, sedangkan kenaikan suku bunga kredit masih terbatas. Likuiditas perbankan tetap memadai untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pada akhir tahun. Sementara itu, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) melambat dipengaruhi oleh penurunan aktiva luar negeri bersih dan perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih. Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang tetap baik dan risiko kredit yang terkendali.

Inf ≥ 4,5%

3,5% ≤ Inf < 4,5%

2,5% ≤ Inf < 3,5%

Inf < 2,5%

Sumber: BPS, diolah

INFLASI NASIONAL Desember 2018 : 3,13% (yoy)

Aceh 1,84Sumut 1,22Riau 2,45Sumbar 2,60Lampung 2,73

Kepri 3,47Bengkulu 2,35Kep.Babel 3,19Sumsel 2,74Jambi 2,97

SUMATERA KALIMANTANGorontalo 2,15Sulut 3,83Sulteng 6,46Sulbar 1,80Sulsel 3,50Sultra 2,65

SULAWESI

Maluku 3,35Maluku Utara 4,12Papua 6,36Papua Barat 5,21

MALUKU-PAPUABanten 3,42Jakarta 3,27Jawa Barat 3,54Jawa Tengah 2,82Jawa Timur 2,86Yogyakarta 2,66

JAWA

Bali 3,13 NTB 3,17NTT 3,07

BALI-NUSA TENGGARA

Kalbar 3,85Kalsel 2,63Kaltim 3,24Kalteng 4,52Kaltara 5,00

Peta In� asi Daerah Desember 2018 (%,yoy)Gambar 2.1

Page 29: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 27

Transmisi Suku Bunga

Transmisi suku bunga kebijakan BI-7DRR tercermin pada suku bunga PUAB O/N yang bergerak meningkat dan semakin mendekati suku bunga kebijakan BI-7DRR (Grafik 2.41). Rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB O/N pada Desember 2018 meningkat 6 bps menjadi 5,80% dari bulan sebelumnya 5,74%. Peningkatan suku bunga PUAB O/N merespons kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR yang berlangsung sejak Mei 2018. Peningkatan tersebut mendorong rata-rata spread antara BI-7DRR dengan suku bunga PUAB O/N tetap rendah sebesar 20 bps pada Desember 2018.

Volatilitas suku bunga PUAB O/N tetap terjaga ditopang oleh ketersediaan likuiditas yang memadai. Hal ini tercermin dari spread antara RRH suku bunga PUAB O/N tertinggi dengan terendah pada Desember 2018 yang stabil sebesar 28 bps dibandingkan spread pada bulan sebelumnya (Grafik 2.42). Volatilitas suku bunga PUAB O/N yang terkendali didukung oleh likuiditas yang terjaga tercermin dari RRH volume PUAB pada Desember 2018 yang mencapai Rp16,6 triliun. Ketersediaan likuiditas tersebut memadai untuk memenuhi peningkatan kebutuhan likuiditas menjelang akhir tahun. Risiko keketatan likuiditas pada akhir tahun 2018 dapat termitigasi dengan adanya kebijakan untuk meningkatkan fleksibilitas dan distribusi likuiditas di perbankan. Bank Indonesia menaikkan porsi pemenuhan GWM Rupiah Rerata (konvensional dan syariah) dari 2% menjadi 3% yang berlaku efektif pada 1 Desember 2018. Selain itu, Bank Indonesia juga meningkatkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial/PLM (konvensional dan syariah) yang dapat direpokan ke Bank Indonesia dari 2% menjadi 4% yang berlaku efektif pada 30 November 2018.

Suku bunga deposito terus meningkat sebagai respons dari kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR. Rata-rata tertimbang (RRT) suku bunga deposito pada November Suku Bunga dan Volume PUAB O/NGra� k 2.42

Sumber: Bank Indonesia

Suku Bunga PUAB O/N0

5

10

15

20

25

30

3

4

5

6

7

8

9

10

11Rp Triliun%

Vol PUAB (Skala kanan)

Vol PUAB O/N (Skala kanan)

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 129

2016 2017 2018

Suku Bunga Kebijakan dan PUAB O/NGra� k 2.41

Sumber: Bank Indonesia

Suku Bunga PUAB O/N

BI 7-Day RR (Setelah 19/08/16)

DF Rate

LF Rate

BI Rate

3,75

4,25

4,75

5,25

5,75

6,25

6,75

7,25

7,75

8,25%

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2016 2017 2018

Page 30: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201928

2018 meningkat 15 bps (mtm) menjadi 6,65% (Grafik 2.43). Kenaikan suku bunga deposito terjadi pada semua tenor dengan kenaikan tertinggi terjadi pada tenor 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan, yaitu masing-masing meningkat 16 bps, 17 bps dan 16 bps. Berdasarkan kelompok bank, Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 mengalami kenaikan suku bunga deposito tertinggi yakni mencapai 21 bps (mtm) pada November 2018. Dengan perkembangan tersebut, kenaikan suku bunga deposito secara kumulatif telah mencapai 85 bps sejak kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR pada Mei 2018.

Transmisi kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR diikuti kenaikan suku bunga kredit secara terbatas. RRT suku bunga kredit pada November 2018 hanya meningkat 2 bps (mtm) menjadi 10,93% (Grafik 2.44). Kenaikan suku bunga kredit yang terbatas tersebut lebih dipengaruhi oleh kredit investasi yang sudah mengalami kenaikan 13 bps (mtm) pada November 2018. Sementara itu, suku bunga kredit konsumsi (KK) mengalami penurunan 3 bps (mtm). Suku bunga kredit modal kerja (KMK) juga masih relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan suku bunga kredit yang masih terbatas terlihat pada kelompok bank BUKU 2, BUKU 3 dan BUKU 4. Hanya kelompok BUKU 1 yang tercatat mengalami penurunan suku bunga kredit sebesar 2 bps (mtm).Transmisi suku kebijakan ke suku bunga kredit yang lebih lambat dibandingkan ke suku bunga deposito menyebabkan spread suku bunga kredit-deposito menyempit menjadi 428 bps pada November 2018, dibandingkan spread pada bulan sebelumnya yang sebesar 441 bps. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif suku bunga kredit mengalami penurunan sebesar 15 bps sejak periode kenaikan BI-7DRR pada Mei 2018.

Selisih Suku Bunga PerbankanGra� k 2.43

Sumber: Bank Indonesia

Spread Skb Kredit - Deposito(skala kanan)

RRT Suku Bunga Deposito

RRT Suku Bunga Kredit

2

4

6

8

10

12

14

16

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 129

2015 2016 2017 2018

% %

Suku Bunga Kredit Jenis PenggunaanGra� k 2.44

Sumber: Bank Indonesia

RRT Suku Bunga Kredit

Suku Bunga KMK

Suku Bunga KI

Suku Bunga KK

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2015 2016 2017 2018

%

Page 31: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 29

Likuiditas Perekonomian

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat. Posisi M2 pada November 2018 sebesar Rp5.670,0 triliun atau tumbuh 6,6% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,2% (yoy) – (Grafik 2.45). Perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh uang kuasi dan M1 yang tumbuh melambat. Uang kuasi tumbuh melambat pada November 2018 menjadi 7,1% (yoy) dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,6% (yoy), sejalan dengan perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Sementara itu, perlambatan M1 dari semula tumbuh 6,3% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 5,0% (yoy) dipengaruhi oleh perlambatan pada seluruh komponennya yakni simpanan giro rupiah dan uang kartal.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh penurunan aktiva luar negeri bersih (Net Foreign Assets) dan perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih (Net Domestic Assets). Aktiva luar negeri bersih pada November 2018 mengalami penurunan yang lebih dalam menjadi -2,4% (yoy) dibandingkan penurunan pada bulan sebelumnya sebesar -0,7% (yoy) – (Grafik 2.46). Sementara itu, aktiva dalam negeri bersih pada November 2018 juga tumbuh melambat menjadi 10,0% (yoy), dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,4% (yoy). Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan pemerintah serta pertumbuhan kredit yang sedikit melambat.

Intermediasi Perbankan

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang tetap baik dan risiko kredit yang terkendali. Stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital

Uang Beredar M2Gra� k 2.45

Sumber: Bank Indonesia

M2

M1

Kuasi

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018

% yoy

Faktor yang Memengaruhi M2Gra� k 2.46

Sumber: Bank Indonesia

NFA

NDA

M2

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018

% yoy

Page 32: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201930

Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang tetap tinggi mencapai 23,3% dan rasio likuiditas (AL/DPK) yang masih aman yakni sebesar 20,1% pada November 2018 (Grafik 2.47). Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7% (gross) atau 1,2% (net). Fungsi intermediasi perbankan yang tetap baik tercermin dari penyaluran kredit perbankan yang tetap tumbuh pada level yang tinggi, meskipun melambat. Pertumbuhan kredit pada November 2018 tercatat 12,1% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 13,3% (yoy) – (Grafik 2.48). Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit bersumber terutama dari kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK) yang tumbuh masing-masing menjadi 9,8% (yoy) dan 13,7% (yoy) pada November 2018, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,6% (yoy) dan 14,3% (yoy). Sementara itu, kredit konsumsi (KK) relatif stabil meski sedikit melambat dari tumbuh 11,5% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 11,3% (yoy) pada November 2018.

Berdasarkan sektor ekonomi, perlambatan pertumbuhan kredit terutama bersumber dari penyaluran kredit ke sektor yang memiliki pangsa terbesar seperti sektor industri dan perdagangan. Penyaluran kredit ke sektor perdagangan tumbuh melambat dari sebelumnya tumbuh 10,4% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 9,6% (yoy) pada November 2018 (Grafik 2.49). Perlambatan tersebut sejalan dengan aktivitas perdagangan ekspor yang melambat akibat permintaan dunia yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Sementara itu, penyaluran kredit di sektor industri juga tumbuh lebih rendah pada November 2018 menjadi 8,7% (yoy), dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,9% (yoy) seiring perlambatan pada investasi nonbangunan. Perlambatan pertumbuhan kredit dapat tertahan oleh penyaluran di sektor lain-

Sumber: Bank Indonesia

9,6

11,3

8,7

20,2

21,7

10,5

13,0

14,8

23,5

17,2

12,1

10,4

11,4

10,9

21,4

22,6

14,7

12,2

16,6

26,5

27,0

13,3

-10 -5 0 5 10 15 20 25 30

PerdaganganLain-lain

IndustriPengangkutan

KonstruksiPertanian

Jasa Dunia UsahaJasa Sosial

PertambanganListrik

Total

% yoy

Okt-18Nov-18

Kredit Menurut Sektor EkonomiGra� k 2.49

Sumber: Bank Indonesia

AL/DPK

CAR

12

14

16

18

20

22

24

26

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 112015 2016 2017 2018

%

Rasio Kecukupan Modal dan Rasio LikuiditasGra� k 2.47

Kredit Menurut PenggunaanGra� k 2.48

Sumber: Bank Indonesia

Total Kredit

KMKKI KK

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018

% yoy

Page 33: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 31

lain (konsumsi rumah tangga) yang masih tumbuh tinggi dan penyaluran kredit di sektor jasa dunia usaha yang tumbuh meningkat. Pertumbuhan kredit di sektor lain-lain tumbuh mencapai 11,3% (yoy) pada November 2018, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 11,4% (yoy) ditopang oleh konsumsi swasta yang tetap tumbuh kuat.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh melambat di tengah kenaikan suku bunga. DPK perbankan pada November 2018 tumbuh 7,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6% (yoy) – (Grafik 2.50). Perlambatan tersebut terjadi di tengah berlangsungnya transmisi kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR terhadap kenaikan suku bunga simpanan. Pertumbuhan DPK yang melambat terutama terjadi pada tabungan dan deposito yang tumbuh masing-masing menjadi 7,9% (yoy) dan 4,3% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 10,1% (yoy) dan 4,7% (yoy). Beradasarkan valuta, perlambatan pertumbuhan DPK disebabkan oleh DPK rupiah yang tumbuh melambat terutama milik nasabah perorangan dan korporasi. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2019 berada dalam kisaran 10-12% (yoy), sementara pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8-10% (yoy).

Pembiayaan NonPerbankan

Pembiayaan ekonomi dari nonperbankan hingga November 2018 menunjukkan pencapaian lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari s.d. November 2018

Sumber: Bank Indonesia

Total DPK

Giro TabunganDeposito

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018

% yoy

Dana Pihak KetigaGra� k 2.50

Page 34: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201932

tercatat Rp197,1 triliun (gross), lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 sebesar Rp276,9 triliun (gross). Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan cost of fund akibat yield Surat Berharga Negara (SBN) yang masih berada pada level tinggi, serta transmisi kenaikan suku bunga kebijakan BI-7DRR yang berlangsung lebih cepat di pasar modal. Cost of fund yang tinggi tersebut pada gilirannya menyebabkan sebagian korporasi menahan penggunaan pembiayaan yang bersumber dari pasar modal untuk melakukan ekspansi usaha. Sementara itu, pembiayaan melalui kredit perbankan masih menawarkan pricing yang lebih kompetitif.

Pasar Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja yang baik ditunjang sentimen positif dari eksternal dan domestik. IHSG pada akhir Desember 2018 menunjukkan peningkatan sebesar 2,3% (mtm) menjadi berada pada level 6.194,50 (Grafik 2.51). Penguatan IHSG pada Desember 2018 dipengaruhi tekanan eksternal yang sedikit mereda ditengah kondisi fundamental makroekonomi domestik yang tetap terjaga baik. Dari sisi eksternal, kinerja positif IHSG dipengaruhi oleh ketidakpastian keuangan yang sedikit mereda seiring dengan kenaikan FFR yang akan lebih gradual dan menurunnya ketegangan hubungan dagang AS dengan Tiongkok. Sementara dari sisi domestik, sentimen positif berasal dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2018 yang diprakirakan tetap kuat ditopang oleh konsumsi. Optimisime tersebut mendorong investor domestik aktif melakukan transaksi di pasar saham sehingga porsi kepemilikannya menjadi cukup dominan pada Desember 2018, yaitu mencapai 71,3% (Grafik 2.52).

Kinerja pasar saham domestik lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar negara peers di kawasan Asia. Penguatan

Sumber: BEI, diolah

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

IHSG

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2016 2017 2018

Rp TriliunIndeks

Sumber: Bloomberg, diolah

Residen

Nonresiden

0102030405060708090100

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2016 2017 2018

%

IHSG dan Net Jual/Beli Asing

Porsi Kepemilikan Saham Asing

Gra� k 2.51

Gra� k 2.52

Page 35: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2019 33

IHSG pada Desember 2018 lebih baik dibandingkan penguatan indeks saham yang berlangsung di Filipina dan Malaysia (Grafik 2.53). Perkembangan indeks saham di negara peers lainnya seperti Thailand, Vietnam dan Singapura mengalami koreksi pada Desember 2018. Koreksi tersebut dipengaruhi oleh masih terdapatnya persepsi risiko dari dampak penurunan volume perdagangan dunia ke negara-negara dengan pangsa ekspor-impor terhadap ekonomi yang cukup dominan. Sementara perkembangan indeks saham di Jepang, Tiongkok dan India juga mengalami koreksi seiring dengan investor yang memandang adanya risiko yang terjadi pada ekonomi negara-negara tersebut, antara lain pertumbuhan ekonomi Jepang dan Tiongkok yang diperkirakan melambat, serta defisit neraca perdagangan India yang melebar.

Penguatan IHSG didorong oleh peningkatan indeks di sebagian besar sektor. Peningkatan indeks harga saham tertinggi pada Desember 2018 berlangsung di sektor pertanian dan industri dasar (Grafik 2.54). Peningkatan indeks saham sektor pertanian antara lain dipengaruhi oleh sentimen positif dari kebijakan penghapusan tarif pungutan ekspor produk sawit oleh Pemerintah pada awal Desember 2018. Kebijakan tersebut ditujukan sebagai insentif bagi eksportir di tengah harga komoditas dunia yang sedang menurun. Sementara itu, penguatan indeks harga di sektor industri dasar dipengaruhi oleh permintaan domestik yang masih kuat dan persepsi pelaku usaha yang masih optimis terhadap prospek investasi ke depan. Penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh kinerja indeks saham di sektor konsumsi yang membaik sejalan dengan keyakinan konsumen yang meningkat serta dampak positif dari persiapan Pemilu 2019.

Sumber: BEI dan Bloomberg, diolah; Data s.d. Desember 2018

2,3-9,7

-3,5-3,6

0,7-3,8

-10,5-2,1

-3,7-4,7

-0,31,3

-15 -10 -5 0 5

IndonesiaAmerika Serikat

InggrisChina

MalaysiaHong Kong

JepangSingapura

VietnamThailand

IndiaFilipina

% mtm

Sumber: BEI; Data s.d.Desember 2018

2,33,2

3,80,8

6,2-2,2

4,5-0,5

6,5

1,7

-5 0 5 10

IHSGInfrastruktur

PertambanganKeuangan

Industri DasarAneka Industri

KonsumsiPerdagangan

PertanianProperti

% mtm

IHSG dan Indeks Bursa Global

Indeks Sektoral

Gra� k 2.53

Gra� k 2.54

Page 36: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Januari 201934

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

Yield SBN kembali mengalami kenaikan setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan. Yield SBN benchmark 10 tahun pada Desember 2018 mengalami kenaikan 15 bps menjadi 8,02%, meningkat dibandingkan pada bulan sebelumnya sebesar 7,87% (Grafik 2.55). Kenaikan yield SBN tersebut dipengaruhi oleh persepsi investor yang memandang prospek ketidakpastian global masih akan tetap tinggi meskipun telah terkoreksi seiring dengan penyesuaian kebijakan bank sentral AS yang lebih less hawkish. Di sisi lain, yield yang berada pada level tinggi menjadikan instrumen SBN relatif atraktif bagi investor nonresiden dibandingkan negara berkembang lainnya. Sepanjang Januari hingga Desember 2018, investor nonresiden secara kumulatif mencatat net beli sebesar Rp57,1 triliun. Dengan perkembangan tersebut, kepemilikan asing di SBN pada Desember 2018 masih cukup terjaga yaitu sebesar 36,7% (Grafik 2.56).

Sumber: Bloomberg, diolah

Pangsa Asing (skala kanan)

Total Asing

Total SBN

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2016 2017 2018

%Rp Triliun

Kepemilikan SBNGra� k 2.56

Sumber: Bloomberg, diolah

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

Yield SBN 10 Tahun

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0123456789

10

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

2016 2017 2018

Rp Triliun%

SBN dan Net Jual/Beli AsingGra� k 2.55

Page 37: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan
Page 38: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER · mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil, dan Lira Turki. Ke depan, ... aliran modal ke negara berkembang sejalan

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan MoneterGrup Kebijakan MoneterDepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Telp : +62 21 2981 6836/5919Fax : +62 21 345 2489Email : [email protected] Website : http://www.bi.go.id