TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD...

107
P ( Stud D G IN TINJA PRAKTEK di Kasus P Di Ba Diajukan U Guna Mem NSTITUT AUAN HU K AKAD Pada Prod ank Muam Untuk Mem mperoleh Ge Da CO JURU FAKU T AGAMA UKUM IS MUSYA duk Kong malat Ind SKRIP menuhi Tug elar Sarjan alam Ilmu Oleh ORINA HI NIM. 0723 USAN MU ULTAS S A ISLAM SEMARA 2012 SLAM TE ARAKAH gsi Pemili donesia Se PSI gas Dan Me na Program Syari'ah : IDAYAH 311020 UAMALA SYARI'AH M NEGER ANG 2 ERHADA WAL IJA ikan Rum emarang elengkapi S m Strata Sa AH H RI WALIS AP ARAH mah Syaria ) Syarat atu (S.I) SONGO ah

Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD...

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

( Studi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

( Studi Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Syari'ah

CORINA HIDAYAH

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Syari'ah

Oleh :

CORINA HIDAYAH

NIM. 072311020

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I)

Dalam Ilmu Syari'ah

Oleh :

CORINA HIDAYAH

NIM. 072311020

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Program Strata Satu (S.I)

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Program Strata Satu (S.I)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

Kasus Pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

ii

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

iii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

iv

M O T T O

¨βÎ) uρ # Z�� ÏV x. z ÏiΒ Ï!$sÜ n=èƒ ø:$# ‘ Éóö6 u‹s9 öΝ åκÝÕ÷èt/ 4’ n?tã CÙ÷è t/ ωÎ) tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ# u (#θè=Ïϑtãuρ

ÏM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $#

Artinya : "Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian

yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

yang saleh.”(Qs. Shaad ayat: 24).

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini teruntuk

Orang-orang yang ku cintai yang selalu hadir mengiringi hari-hariku

Dalam menghadapi perjuangan hidup yang penuh cucuran keringat dan air mata

Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia mendukung & mendoakanku

Di detiap ruang & waktu dalam kehidupanku khususnya buat:

1. Ayah dan bunda tercinta (Bpk Warsito,S.Pd,SD dan ibu Maslikah).

“Yang selalu mendoakan, mendukung baik moral maupun material dan

selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian dan memberikan motivasi

kepada ananda dalam segala hal. Semoga Allah Swt selalu melindungi

beliau”.

2. Adik-adikku (Catur Gani Wanti dan Muhammad Habiburohman).

“yang selalu mendukung & menyayangiku, yang paling baik & suatu

kebanggaan buatku, tetap semangat & sukses selalu.’

3. Sahabat-sahabatku (Kak Ali, Mas Chaq, Muaqifah, Ian, Erma, Upi, Khafid,

Mbak hani, Mbak nazil, mbak fitri).

“Yang senantiasa memberiku dukungan, & doa, memberi senyuman saat

aku sedih, membangunkan ku saat ku terjatuh dan memotivasi disaat ku

rapuh, thanks for All”.

4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

Emi, Nurul, Ulin, Alim, Salis, Lala).

“Thanks atas doa dan dukungan kalian semua baik moril maupun materiil.

Kalian semua telah memberi warna baru dalam hidupku”.

5. Sahabat-sahabatku angkatan 2007 khususnya MUA 07 “Terimakasih atas

doa dan dukungan kalian semua, kalian selalu memberi motivasi dan selalu

mewarnai hari-hariku dengan penuh canda dan tawa”.

6. Sahabat-sahabatku KKN posko 76 Desa Bangunsari Pageruyung Kendal

“Kebersamaan yang singkat dengan kalian tidak akan aku lupakan dan

terima kasih atas doa dan dukungan kalian.”

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis,

dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi

materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak juga berisi

tentang pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Semarang, Desember 2011

Deklarator,

Corina Hidayah

NIM: 072311020

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

vii

ABSTRAK

Bank Muamalat Indonesia Semarang pada Produk Kongsi Pemilikan

Rumah Syariah (KPRS) menggunakan dua Akad yaitu Musyarakah wal Ijarah.

Adapun Akad Musyarakah yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama

sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan akad Ijarah yaitu akad sewa menyewa

yang mana pemilik dana membeli barang yang dimaksud dan kemudian

menyewakannya kepada yang membutuhkan aset tersebut, transaksi Ijarah

dilandasi dengan adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan

kepemilikan (hak milik). Adapun rumusan masalahnya adalah: Bagaimana

praktek akad Musyarakah wal Ijarah dalam produk KPRS pada Bank Muamalat

Indonesia Semarang dan Apakah pelaksanaan akad tersebut sudah sesuai dengan

nilai-nilai Muamalah Islam?

Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya termasuk penelitian lapangan atau

field research yang dilakukan di bank Muamalat Indonesia Semarang. Untuk

mendapatkan data yang valid, penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data yaitu dokumentasi meliputi: brosur-brosur KPRS, contoh draf

akad perjanjian KPRS serta struktur organisasi bank Muamalat Indonesia

Semarang. Sedangkan pengumpulan data melalui wawancara diperoleh dari

Manager BMI dan Costumer servis serta nasabah BMI.

Pelaksanaan kongsi pemilikan rumah syari’ah (KPRS) di bank Muamalat

Indonesia menggunakan dua akad yaitu: Akad Musyarakah dan Ijarah. Yang

berarti bahwa akad Musyarakah adalah akad yang digunakan oleh pihak bank

untuk memberikan dana kepada nasabah yang mengajukan KPRS dan tidak ada

kesepakatan pembagian untung dan rugi. Serta besar kecil dana yang diberikan

kepada nasabah ditentukan sendiri oleh pihak bank. Sedangkan akad Ijarah adalah

akad yang dibebankan kepada nasabah untuk membayar sejumlah dana sewa yang

telah ditentukan oleh pihak bank sebagai imbalan karena telah mengurus rumah

nasabah yang menjadi objek KPRS disertai dengan pemindahan kepemilikan atas

rumah tersebut pada akhir pelunasan pembayaran.

Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa: pelaksanaan Akad

Musyarakah dan Ijarah pada KPRS kurang sesuai dengan pengamalannya dalam

nilai-nilai dalam Muamalah Islam. karena dalam pelaksanaan akad Musyarakah

tersebut harus dilakukan oleh dua orang/lebih untuk mengadakan suatu

perkongsian/perserikatan dalam menangani sebuah proyek dan mengadakan

kesepakatan baik dalam hal pemberian modal serta pembagian keuntungan dan

kerugian, selain itu juga menjalankan usaha atau proyek tersebut secara bersama-

sama. Sedangkan dalam pelaksanaan akad Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna

atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan (milkiyyah/ ownership) atas barang itu sendiri. Dalam

konteks boleh dilakukan asalkan menggunakan akad Ijarah Muntahiyya Bittamlik.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

viii

KATA PENGANTAR

��� �� ��� ����

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah menurunkan syariat Islam sebagai tuntunan bagi hamba_Nya

agar mereka dapat hidup sejahtera lahir dan batin dunia dan akhirat. Sholawat dan

salam mudah-mudahan tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW, pembawa risalah dan pemberi contoh keteladanan dalam

menjalankan syariat Islam.

Berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya serta usaha yang

sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Musyarakah wal Ijarah (Studi

kasus pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah di Bank Muamalat

Indonesia Semarang)”. Adapun yang melatar belakangi penulisan skripsi ini

adalah untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana praktek akad Musyarakah wal

Ijarah dalam produk KPRS pada Bank Muamalat Indonesia Semarang dan

Apakah pelaksanaan akad tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai Muamalah

Islam?

Skripsi ini disusun guna memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas

Syariah IAIN Walisongo. Dalam penulisan skripsi ini tentu penulis tidak luput

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Imam Yahya selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Bapak Drs. H. Nur khoirin M.Ag dan Ibu Maria Ana Muryani SH.,MH

selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini secara sabar dan

akomodatif.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

ix

3. Segenap bapak dan ibu dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama duduk

dibangku kuliah di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.

4. Segenap karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian

skripsi ini.

5. Seluruh Staf bank Muamalat Indonesia Semarang yang telah memberikan

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

6. Bapak dan Ibu, adik beserta segenap keluarga, atas segala do’a, dukungan,

perhatian, arahan, dan kasih sayangnya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku semua yang selalu memberi do’a, dukungan, dan

semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. “Semoga Allah

membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari

mereka berikan pada diriku” amin.

Penulis juga menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya

amin.

Semarang, Desember 2011

Penulis

Corina Hidayah

NIM. 072311020

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

MOTTO .............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN……………………………………………………………... v

DEKLARASI ...................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... .. viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan manfaat Penelitian .................................................... 6

D. Telaah Pustaka ............................................................................ 7

E. Metode Penelitian ....................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 13

BAB II AKAD MUSYARAKAH DAN IJARAH DALAM HUKUM

ISLAM DAN APLIKASINYA DALAM PERBANKAN

A. Akad Musyarakah…....…………………………………………. 15

1. Pengertian akad Musyarakah………………………………….15

2. Landasan Hukum akad Musyarakah…………………………..18

3. Rukun dan syarat akad Musyarakah……...…………………...19

4. Jenis-jenis akad Musyarakah……...…………………………..20

5. Aplikasi Musyarakah dalam perbankan……………………….21

6. Manfaat akad Musyarakah……..……………………………...23

7. Berakhirnya akad Musyarakah………………………………24

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

xi

B. Akad Ijarah....…………………..………………………………...25

1. Pengertian akad Ijarah………………...………………………25

2. Landasan Hukum akad Ijarah…………………………………29

3. Rukun dan syarat akad Ijarah………………………………….30

4. Aplikasi Ijarah dalam perbankan……………………………...30

5. Manfaat dan resiko Akad Ijarah………………………………31

6. Jenis barang atau jasa yang dapat disewakan…………………31

7. Pembatalan dan berakhirnya akad Ijarah……………………...32

C. Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS)………………………33

BAB III PELAKSANAAN AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH PADA

PRODUK KPRS DI BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Profil Bank Muamalat Indonesia……………………….……….39

1. Latar belakang berdirinya BMI……………………...……...…39

2. Tujuan didirikannya BMI……………………………………..42

3. Visi dan misi BMI…………………………..…………………43

4. Struktur organisasi BMI………………………………..……...43

B. Produk Bank Muamalat Indonesia………………………………44

1. Produk penghimpunan dana…………………………………...44

2. Produk penanaman dana………………………………………48

3. Produk jasa…………………………………………………….50

C. Aplikasi Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Bank Muamalat

Indonesia…………………………………………………………52

1. Pembiayaan KPRS…………..………………………………...52

2. Prosedur pembiayaan KPRS…………………………….…….54

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

xii

3. Ketentuan dalam perjanjian KPRS……………………………59

4. Upaya hukum yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia ketika

ada nasabah yang wanprestasi………………………………...65

BAB IV ANALISIS

A. Analisis pelaksanaan akad Musyarakah dalam produk KPRS di

Bank Muamalat Indonesia Semarang……….................................71

1. Analisis akad Musyarakah…………………………………….72

2. Analisis rukun dan syarat akad Musyarakah………………….75

3. Analisis pelaksanaan akad Musyarakah pada KPRS………….78

B. Analisis pelaksanaan akad Ijarah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang…………………………………..81

1. Analisis akad Ijarah……...…………………………………….81

2. Analisis rukun dan syarat akad Ijarah……...………………….84

3. Analisis pelaksanaan akad Ijarah pada KPRS………………..86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ ..89

B. Saran-Saran ................................................................................ ..91

C. Penutup ........................................................................................ ..92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Skema akad pembiayaan Musyarakah wal Ijarah pada KPRS………………38

2. Struktur Organisasi bank Muamalat Indonesia Semarang…………………..68

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini rumah menjadi sebuah kebutuhan setiap manusia. Sehingga

permintaan dari tahun ke tahun pun akan terus mengalami peningkatan

seiring dengan perubahan angka pertumbuhan penduduk di suatu negara atau

daerah. Hal ini pun berimplikasi terhadap harga rumah yang terus berubah

sesuai dengan banyaknya permintaan akan perumahan. Pada saat pendapatan

perkapita naik, maka harga rumah pun akan mengalami kenaikan. Keadaan

ini terjadi dalam keadaan perekonomian suatu negara mengalami

pertumbuhan.

Kebutuhan manusia akan tempat tinggal merupakan hal yang menjadi

kebutuhan primer tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, jenis kelamin,

dan berbagai aspek sosial lainnya. Saat ini, tidak semua orang mampu untuk

membeli rumah karena tidak adanya kemampuan daya beli, dan juga tidak

semua orang memenuhi syarat untuk melakukan pinjaman ke bank syariah

maupun konvensional.

Dalam Islam, pembiayaan untuk membantu masyarakat dalam rangka

memenuhi kebutuhan akan rumah pun bisa menjadi prioritas dalam

mewujudkan keadilan. Sehingga target pasarnya pun tidak hanya orang-orang

yang memenuhi kriteria bank. Tidak hanya orang yang mampu saja yang

berhak mendapatkan pinjaman, tetapi juga masyarakat yang tidak mampu pun

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

15

berhak untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. Sebuah instrumen

pembiayaan perumahan harus memenuhi akad atau kontrak yang

diperbolehkan oleh aturan Syariah. Salah satunya adalah mencegah dari

transaksi yang menimbulkan riba, gharar dan maisir.1 Sebagaimana

ditegaskan di dalam Al-Qur’an antara lain dijelaskan dalam ayat-ayat

sebagai berikut:

!$tΒuρ Ο çF÷� s?# u ÏiΒ $\/ Íh‘ (# uθç/ ÷�z� Ïj9 þ’ Îû ÉΑ≡ uθøΒr& Ĩ$̈Ζ9 $# Ÿξsù (#θç/ ö�tƒ y‰Ψ Ïã «!$# ( !$tΒuρ

Ο çF÷� s?# u ÏiΒ ;ο 4θx. y— šχρ߉ƒ Ì�è? tµ ô_uρ «!$# y7 Í× ¯≈ s9 'ρé'sù ãΝ èδ tβθà� ÏèôÒßϑø9 $# ∩⊂∪

Artinya : “Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia

bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi

Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan

untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”2(QS Ar-Ruum ayat:

39)

ãΝ ÏδÉ‹÷{ r& uρ (# 4θt/ Ìh�9 $# ô‰s%uρ (#θåκ çΞ çµ ÷Ζtã öΝ Îγ Î=ø. r& uρ tΑ≡ uθøΒr& Ĩ$̈Ζ9 $# È≅ ÏÜ≈ t7 ø9$$Î/ 4 $tΡô‰tGôã r& uρ

tÌ�Ï�≈ s3ù=Ï9 öΝ åκ ÷] ÏΒ $¹/# x‹tã $VϑŠ Ï9 r& ∩⊇∉⊇∪

Artinya:”Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal

Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka

memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah

menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang

pedih.”3 (QS An-Nisaa’ ayat :161)

1 http://viewislam.wordpress.com/2010/06/24/skema-pembiayaan-perumahan-syariah/

(29/4/2011 /19:50 ) 2 Depag RI, Alqur’an Dan Terjemahnya, Semarang: CV. Diponegoro, 2005, hlm. 32 3Ibid, hlm. 82

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

16

Dalam hal ini akad musyarakah wal ijarah merupakan salah satu akad

pembiayaan yang digunakan dalam perbankan syari’ah sebagai akad

pembiayaan pada produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS). Akad

Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan.4

Musyarakah merupakan istilah yang sering dipakai dalam konteks

skim pembiayaan syari’ah. Istilah ini berkonotasi lebih terbatas dari pada

istilah Syirkah yang lebih umum digunakan dalam Fiqh Islam. Syirkah berarti

sharing “berbagi”, dan di dalam terminologi Fiqh Islam dibagi dalam dua

jenis: 5

a) Syirkah al- milk atau syrikah amlak atau syirkah kepemilikan,

yaitu: kepemilikan bersama dua pihak atau lebih dari suatu

properti, dan

b) Syirkah al- ‘aqd atau syirkah akad, yang berarti kemitraan yang

terjadi karena adanya kontrak bersama, atau usaha komersial

bersama.

Ulama’ Hanfiyah mengemukakan bahwa rukun Syirkah, baik Syirkah

al- Amlak maupun Syirkah al-‘Uqud dengan segala bentuknya adalah ijab

(ungkapan penawaran melakukan perserikatan) dan qabul (ungkapan

4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari teori ke praktek, Jakarta: Gema Insani

Press. Cet. 1, 2001, hlm. 90 5 Ascarya, Akad dan Produk bank syari’ah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ed. 1,

2008, hlm. 49

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

17

penerimaam perserikatan). Menurut jumhur ulama’, rukun perserikatan itu

ada tiga yaitu: shigat (lafad), ijab dan qabul, kedua orang yang berakad, dan

obyek akad. Bagi ulama Hanafiyah, orang yang berakad dan objeknya bukan

termasuk rukun tetapi termasuk syarat.6

Sedangkan akad Ijarah adalah akad sewa menyewa yang mana

pemilik dana membeli barang yang dimaksud dan kemudian menyewakannya

kepada yang membutuhkan aset tersebut, bentuk pembiayaan ini merupakan

salah satu teknik pembiayaan ketika kebutuhan pembiayaan investor untuk

membeli aset terpenuhi. Dan investor hanya membayar sewa pemakaian

tanpa harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli aset

tersebut. Rukun dari akad Ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi yaitu: 7

1) Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah pihak yanmg

menyewa aset, dan mu’jir/ muajir (pemilik) adalah pihak pemilik

yang menyewakan aset.

2) Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan), dan ujrah (haraga

sewa): dan

3) Shighah, yaitu: ijab dan qabul.

Transaksi Ijarah dilandasi dengan adanya perpindahan manfaat (hak

guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya

prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaanya terletak

6 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah,Jakarta: Gaya Media Pratama, Cet. 2, 2007, hlm.173 7 Ascarya, Op. Cit , hlm. 101

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

18

pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya barang, pada

Ijarah objek transaksinya adalah manfaat.8

Secara umum akad Musyarakah wal Ijarah yang digunakan dalam

Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) memiliki kekhususan, dalam hal

ini bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama antara bank dan nasabah

adalah nasabah menyerahkan bagian modalnya sebagai bentuk syirkah dalam

kepemilikan obyek akad (rumah) pada Bank, dalam hal ini Bank Muamalat

Indonesia menetapkan nasabah dapat memberikan modal (syirkah) minimal

10 % dari harga jual rumah, kemudian bank menyediakan dana sisanya untuk

pengadaan rumah tersebut. 9

Kemudian nasabah dapat menyewa rumah tersebut kepada bank

dengan ketentuan dan perjanjian bahwa diakhir masa sewa rumah tersebut

akan menjadi milik nasabah sepenuhnya atau nasabah akan melunasi porsi

kepemilikan bank terhadap rumah tersebut sehingga rumah tersebut dapat

dimiliki sepenuhnya oleh nasabah.

Pada pelaksanaannya, aplikasi produk-produk perbankan Syariah akan

menimbulkan transaksi atau akad antara pihak Bank Syariah dan nasabah

maupun pihak terkait lainnya, secara otomatis menimbulkan hubungan

hukum antara para pihak dalam transaksi tersebut. Hubungan hukum yang

terjalin sudah tentu akan menimbulkan hak dan kewajiban yang harus

dipenuhi oleh para pihak, dalam beberapa peristiwa dan kondisi kadangkala

hubungan hak dan kewajiban ini menimbulkan konflik.

8 Adiwarman karim, Bank Islam Analisis fiqih dan keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, Ed.3 , Cet.3 , 2006, hlm. 137 9 www. MuamalatBank.com (Pembiayaan Hunian Syariah )

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

19

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Praktek Akad Musyarakah Wal Ijarah (Studi Kasus Pada Produk Kprs

Di Bank Muamalat Indonesia Semarang)”.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana praktek akad Musyarakah wal Ijarah dalam produk

KPRS pada Bank Muamalat Indonesia Semarang ?

2. Apakah pelaksanaan akad Musyarakah wal Ijarah dalam produk

KPRS pada Bank Muamalat Indonesia Semarang sudah sesuai

dengan nilai-nilai Muamalah Islam?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Bagaimana praktek akad pembiayaan

Musyarakah wal Ijarah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang.

b. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan akad Musyarakah

wal Ijarah sudah sesuai dengan nilai-nilai dalam Muamalah

Islam.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi penulis

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

20

Dengan melakukan penelitian tentang akad pembiayaan

Musyarakah wal Ijarah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang. maka penulis akan

mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek akad

Musyarakah wal Ijarah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang secara komprehensif.

b. Manfaat bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan baik

secara teori maupun praktis dan bisa dijadikan sebagai

salah satu bahan referensi dan rujukan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

D. TELAAH PUSTAKA

Untuk menghindari terjadinya duplikasi dan penelitian terhadap objek

yang sama serta menghindari anggapan plagiasi terhadap karya tertentu, maka

perlu pengkajian terhadap karya- karya yang telah ada. Penelitian yang

berkaitan dengan akad pembiayaan musyarakah wal ijarah memang bukan

untuk yang pertama kali, sebelumnya sudah ada penelitian yang berkaitan

dengan hal tersebut, diantara penelitian yang sudah pernah dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. “Penerapan Akad Ijarah Untuk Biaya Pendidikan Di KJKS

BMT Walisongo Semarang” Oleh : Ahmad Syamsul Ma'arief

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

21

Nim: 2304018, Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang jurusan Muamalah Angkatan 2002. Hasil temuan

penelitian ini adalah: dalam Pelaksanaan pembiayaan dengan akad

Ijarah untuk biaya pendidikan di BMT Walisongo sudah berjalan

dengan baik, walaupun masyarakat lebih memilih pembiayaan

dengan akad murabahah, karena pembiayaan dengan akad Ijarah

hanya berjalan seiring dengan waktu diperlukannya saja, karena

hanya sebatas sewa tanpa diiringi dengan pemindahan atas obyek

itu sendiri.10

2. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Prosedur Musyarakah Di

Bank Syari'ah Mandiri Cabang Semarang” Oleh : Zakiyudin

Nim: 2102258, Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang jurusan Muamalah Angkatan 2002. Hasil temuan

penelitian ini adalah dalam pelaksanaan bagi hasil pada BSM

Semarang, pelaksanaanya berdasarkan akad yang telah disepakati

bersama antara kedua belah pihak dan berdasarkan akad nisbah

bagi hasil yang telah ditetapkan oleh BSM Semarang sesuai

dengan omset. Dalam prosedur musyarakah BSM Semarang sesuai

dengan syari'at Islam karena tidak ada unsur riba (bunga) dan

gharar didalamnya. Selain itu BSM Semarang juga memiliki

Dewan Pengawas Syari'ah yang bertugas mengawasi agar produk-

produk yang ditawarkan BSM Semarang tidak menyimpang dari

10 Ahmad Syamsul Ma'arief ,”Penerapan Akad Ijarah Untuk Biaya Pendidikan Di KJKS

BMT Walisongo Semarang” S1 Muamalah IAIN Walisongo Semarang 2007.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

22

kaidah-kaidah syari'ah. Dalam pelaksanaan musyarakah di BSM

memiliki mekanisme yang sesuai dengan karakteristik yang

digambarkan hukum Islam.11

3. “Studi analisis terhadap praktek akad Qardh wal ijarah pada

pembiayaan talangan haji Di Bank Syariah Mandiri cabang

Semarang” Oleh : Nur Halimah, Nim: 2104164, Mahasiswa

Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang jurusan Muamalah

Angkatan 2002. Hasil temuan penelitian ini adalah: Pembiayaan

Talangan Haji ini merupakan pembiayaan yang dikhususkan

kepada nasabah Tabungan Mabrur, karena pelunasan talangan

dibayar melalui rekening Tabungan Mabrur. Pelaksanaan akad

qardh wal ijarah dalam pembiayaan Talangan Haji merupakan

bentuk satu kesatuan akad yang tidak dapat dipisahkan dan harus

disepakati di awal perjanjian, yaitu antara akad qardh talangan haji

dan akad ijarah pengurusan pendaftaran haji. Nasabah tidak

dikenakan biaya administrasi untuk akad qardh, tetapi jika nasabah

tidak dapat mengembalikan dana talangan sebelum keberangkatan

haji, maka pemberangkatan haji akan dibatalkan karena untuk

menghindari haji dengan cara berhutang. Dari jasa pengurusan

pendaftaran dan layanan hajinya, BSM berhak mendapatkan ujrah.

Akan tetapi pada pada prakteknya, ujrah telah ditentukan pihak

BSM berdasarkan jumlah talangan yang diberikan kepada nasabah.

11 Zakiyudin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Prosedur Musyarakah Di Bank Syari'ah

Mandiri Cabang Semarang” S1 Muamalah IAIN Walisongo Semarang 2007.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

23

Maka ijarah di dalamnya akan berkaitan dengan akad qardh.

Padahal jika ada tambahan atas pengembalian modal al-qardh itu

adalah riba, dan riba telah jelas diharamkan dalam Islam. Oleh

karena itu, penulis menyimpulkan ijarah di dalam Pembiayaan

Talangan Haji hanya khillah dari pihak bank agar bank

mendapatkan kendala dari akad qardh yang diberikan kepada

nasabah.12

Adapun yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu “Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Musyarakah Wal Ijarah (Studi

Kasus Pada Produk KPRS Di Bank Muamalat Indonesia Semarang)”.

Dan sepengetahuan penulis, belum ada yang membahas masalah tersebut.

Sehingga penelitian ini benar-benar berbeda dari penelitian- penelitian

sebelumnya seperti yang penulis paparkan di atas.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya termasuk penelitian

lapangan atau field research yaitu kegiatan penelitian yang

dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik di lembaga-

lembaga organisasi masyarakat (sosial) maupun lembaga

12 Nur Halimah ,“Studi analisis terhadap praktek akad Qardh wal ijarah pada

pembiayaan talangan haji Di Bank Syariah Mandiri cabang Semarang” , S1 Muamalah IAIN

Walisongo Semarang 2007.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

24

pemerintahan.13

Dalam penelitian ini penulis meneliti, mengkaji

dan melakukan observasi langsung ke Bank Muamalat Indonesia

Semarang.

2. Metode pengumpulan data

Sesuai dengan keperluan dalam penulisan ini, pengumpulan

data akan dilakukan dengan cara dokumentasi dan wawancara.

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya.14

Dalam penelitian ini penulis melakukan

pengumpulan data melalui dokumentasi dari dokumen-

dokumen di Bank Muamalat Indonesia Semarang, buku-

buku, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan praktek

akad Musyarakah wal Ijarah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian

yang berlangsung secara lisan dalam mana dua oarang

bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

13 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet.

ke-II, 1998, hlm. 22 14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006 hlm 231

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

25

informasi atau keterangan- keterangan.15

Dengan penelitian

ini penulis melakukan wawancara langsung dengan

Manager, karyawan dan costumer di Bank Muamalat

Indonesia Semarang, mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan praktek akad Musyarakah wal Ijarah pada produk

KPRS di Bank Muamalat Indonesia Semarang .

3. Sumber data

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang penulis

gunakan yaitu sumber data primer dan sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama.16

Sumber data primer yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh dari wawancara

langsung dengan Manager, karyawan dan customer Bank

Muamalat Indonesia Semarang.

b. Data sekunder yaitu sumber yang dapat memberikan informasi

atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok baik

yang berupa manusia atau benda (majalah, buku, Koran dll).17

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah

dokumen-dokumen, buku-buku dan data-data lain yang

15 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara,

Cet. ke -X, 2009, hlm. 83 16 Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Dan Penelitian Hukum, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2003 hlm. 30 17 Sumardi Suryabrata, Op.Cit, hlm. 85

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

26

berkaitan dengan praktek akad Musyarakah wal Ijarah pada

produk KPRS di Bank Muamalat Indonesia Semarang.

4. Metode analisis

Setelah data terkumpul maka penulis akan melakukan

analisis dengan menggunakan metode deskriftif dan menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki.18

Dalam penelitian ini penulis akan menggambarkan

bagaimana “Tinjauan hukum Islam terhadap praktek akad

Musyarakah wal Ijarah (studi kasus pada produk KPRS dibank

Muamalat Indonesia Semarang)”.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah dalam memahami tulisan ini, maka penulis

akan membagi dalam lima bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini memuat Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

18 Beni Akhmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2009

hlm.57

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

27

BAB II : Akad Musyarakah dan Ijarah dalam hukum Islam dan

aplikasinya dalam perbankan syariah yang terdiri atas:

definisi akad Musyarakah, landasan hukum akad

Musyarakah, syarat dan rukun akad Musyarakah, jenis-jenis

akad Musyarakah, aplikasi akad Musyarakah dalam

perbankan, manfaat akad Musyarakah, berakhirnya akad

Musyarakah. Definisi akad Ijarah, landasan hukum akad

Ijarah, rukun dan syarat akad Ijarah, aplikasi akad Ijarah

dalam perbankan, manfaat dan resiko yang harus diantisipasi,

Jenis barang atau jasa yang dapat disewakan, pembatalan dan

berakhirnya akad Ijarah, serta sekilas tentang Kongsi

Pemilikan Rumah Syari’ah (KPRS).

BAB III : Pelaksanaan Akad Musyarakah Wal Ijarah pada produk

KPRS di Bank Muamalat Indonesia berisi tentang: Profil

Bank Muamalat Indonesia, produk-produk (simpanan dan

pembiayaan) dan pelaksanaannya dalam pembiayaan

Musyarakah wal Ijarah pada KPRS.

BAB IV : Pada bab ini berisi: Analisis pelaksanaan akad Musyarakah

pada produk KPRS pada Bank Muamalat Indonesia

Semarang dan Analisis pelaksanaan akad Ijarah pada produk

KPRS pada Bank Muamalat Indonesia Semarang.

BAB V : PENUTUP, meliputi Kesimpulan dan Saran-saran

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

28

BAB II

AKAD MUSYARAKAH DAN IJARAH DALAM HUKUM

ISLAM DAN APLIKASINYA DALAM PERBANKAN

A. Akad Musyarakah

1. Pengertian

Istilah lain dari Musyarakah adalah “syarikah atau syirkah”.

Muyarakah menurut bahasa berarti “al-ikhtilath” yang artinya campur

atau percampuran. Demikian dinyatakan oleh Taqiyuddin. Maksud

percampuran di sini adalah seseorang mencampurkan hartanya dengan

harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan. Menurut istilah,

yang dimaksud dengan Musyarakah menurut para fuqaha berbeda

pendapat antara lain sebagai berikut: 19

a. Menurut Sayyid Sabiq, yang dimaksud dengan Musyarakah

adalah

س ا���ل وا�َ���أ��� ��� ا���ر آ�� �� ر

“Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan

keuntungan.”

b. Menurut Muhammad al Syarbini al Khatib yang dimaksud

Musyarakah adalah:

� �ش��� َ�آ&� �%� $#" ا���ع �أش �ت ا�

19 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Ed.1, 2008,

hlm.125

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

29

“Ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan

cara yang masyhur (diketahui)”.

c. Menurut Hasbi Ash- Shiddieqie, bahwa yang dimaksud dengan

Musyarakah adalah:

آ&� �%� ا�َ�0ون �� ��. اآ,� �َ� و ا-,� م ار��ح(�أ��� ��� ش)'��

“Akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awun

dalam bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya”.

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.20

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah mengatur

mengenai ketentuan dalam musyarakah, yaitu:

1) Pernyataan ijab dan Kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk

menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),

dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan

tujuan kontrak (akad);

b) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak; dan

c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau

dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

20 Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.1,

2008, hlm. 207

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

30

2) Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan

hal-hal berikut:

a) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan

perwakilan;

b) Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap

mitra melaksanakan kerja sebagai wakil;

c) Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur asset musyarakah

dalam proses bisnis normal;

d) Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk

mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi

wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan

memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian

dan kesalahan yang disengaja; dan

e) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan/

menginvestasikan dan untuk kepentingan sendiri.

3) Objek akad terbagi menjadi beberapa macam yaitu: Modal, Kerja,

Keuntungan dan Kerugian

4) Biaya operasional dipersengketaan.

a) Biaya operasional dibebankan pada modal bersama

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

31

b) Jika salah satu pihak, maka penyelesaian dilakukan melalui badan

arbitrase syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui

musyawarah. 21

2. Landasan Hukum akad Musyarakah

a. Al- Qur’an

ôΜ ßγ sù â!% Ÿ2u�à° ’Îû Ï] è=›W9 $# 4

Artinya: “Maka mereka berserikat pada sepertiga”. (Qs. An- nisaa’

ayat: 12).22

¨βÎ) uρ #Z�� ÏV x. z ÏiΒ Ï!$sÜ n=èƒ ø:$# ‘ Éóö6 u‹s9 öΝ åκ ÝÕ÷èt/ 4’ n?tã CÙ÷è t/ ωÎ) tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ# u

(#θè=Ïϑtã uρ ÏM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $#

Artinya : "Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian

yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

yang saleh.”(Qs. Shaad ayat: 24).23

Kedua ayat di atas menunjukkan perkenan dan pengakuan Allah

SWT akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja

dalam surah An- Nisaa’ ayat: 12 perkongsian terjadi secara otomatis (jabr)

karena waris, sedangkan dalam surah Shaad ayat: 24 perkongsian terjadi

atas dasar akad (ikhtiyari).

21 Abdul Ghofur Nasroni, Payung Hukum Perbankan Syari’ah , Yogyakarta : UII Press,

2007, hlm. 136-137 22 Depag RI, Op. Cit, hlm. 63 23 Ibid, hlm. 363

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

32

b. Al- Hadist

-�ل رس�ل ا2 ص%� ا2 �%�( : �� ه�ی�ة ر�3 ا2 ت�0�� ��( -�ل أ��

ح�ه�� ص�ح ( ��ذا خ�ن( أن� ث��= ش�ی>�� م��: ی)� أ :-�ل ا2 ت�0��: وس%:

�( ا���آ:أرواD ( خ�$B م� ���#���)��داودوص

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasullah saw bersabda.

“Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah yang ketiga dari dua orang

yang berserikat, selama salah seorang diantara mereka tidak

berhianai pada temannya. Apabila ada yang berhianat, maka aku

akan keluar dari perikatan mereka”.(hadist ini diriwayatkan oleh HR.

Abu daud dan hadist ini dinilai shahih oleh Al-hakim)24

Hadist tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-

hambaNya yang melakukan perkongsian selama saling menjunjung tinggi

amanat kebersamaan dan menjauhi penghianatan.25

3. Rukun dan Syarat akad Musyarakah

Ulama Hanafiyah mengemukakan bahwa rukun Syirkah, baik Syirkah

al-Amlak maupun Syirkah al-‘Uqud dengan segala bentuknya adalah ijab

(ungkapan penawaran melakukan perserikatan) dan qabul (ungkapan

penerimaan perserikatan).

Menurut jumhur ulama, rukun perserikatan itu ada tiga yaitu:

shigat (ijab dan qabul), kedua orang yang berakad, dan obyek akad. Bagi

ulama Hanafiyah, orang yang berakad dan obyeknya bukan termasuk

rukun tetapi termasuk syarat. Syarat- syarat umum syirkah yaitu:

24Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulugul Al Maram Min Adillat Al Ahkam, Surabaya,

Darul fikri, 1989, hlm 185 25 Muhammad Syafi’i Antonio, Op. Cit. hlm. 91

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

33

1. Perserikatan itu merupakan transaksi yang boleh diwakilkan. Artinya

salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap obyek perserikatan

itu, dengan izin pihak lain, dianggap sebagai wakil dari seluruh

pihak yang berserikat

2. Persentase pembagian keuntungan untuk masing- masing pihak yang

berserikat dijelaskan ketika berlangsungnya akad.

3. Keuntungan itu diambilkan dari hasil harta perserikatan, bukan dari

harta lain.26

4. Jenis-Jenis akad Musyarakah

a. Syirkah Al ‘Inan

Musyarakah ini adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap

pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan

berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan

dan kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka.

b. Syirkah Mufawadhah

Musyarakah ini adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau

lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana

dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan

dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari

jenis musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja,

tanggung jawab, dan beban hutang dibagi oleh masing- masing

pihak.

26 Nasrun Haroen, Op.Cit, hlm.173

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

34

c. Syirkah A’mal

Musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk

menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari

pekerjaan itu.

d. Syirkah Wujuh

Musyarakah ini adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang

memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka

membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan, dan menjual

barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan

dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang

disediakan oleh tiap mitra.27

5. Aplikasi Musyarakah dalam perbankan

Pada bank syariah bentuk akad Musyarakah sering digunakan

dalam bentuk:

1) Pembiayaan proyek

Musyarakah biasanya digunakan untuk membiayai proyek-

proyek dimana bank dan nasabah sama-sama menyediakan

dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek

selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut sebesar pokok

investasi bank ditambah dengan bagi hasil sesuai nisbah dan

pendapatan atau keuntungan proyek.

27Dimyaudin Djuwaini, Op.Cit. hlm. 211-213

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

35

2) Modal vetura

Pada lembaga khusus yang diizinkan melakukan kegiatan

usaha investasi pada perusahaan atau proyek khusus,

Musyarakah sering diterapkan sebagai modal ventura.

Penanaman modal dilakukan dalam jangka waktu tertentu

dan setelah selesai jangka waktunya, dapat menarik

investasinya sekaligus atau bertahap sesuai dengan tahapan

hasil usaha. 28

Namun demikian, bank syariah pada umumnya lebih berhati-

hati dalam menjalankan skema Musyarakah. Karena bank syari’ah

akan menghadapi resiko yang relatif lebih tinggi dibanding dengan

resiko kredit pada bank konvensional. Resiko tersebut meliputi:

1. Terjadinya side streaming dari nasabah, yakni penerapan

pembukuan ganda, sehingga bank akan menerima

pembukuan yang dicantumkan pendapatan usaha yang lebih

rendah dibanding dengan kondisi yang sebenarnya.

2. Resiko inefisiensi, yakni bank syari’ah akan mengerahkan

tenaga yang berlebih untuk mengontrol atau mengawasi

usaha nasabahnya. Bahkan bank syari’ah akan mengeluarkan

biaya yang lebih tinggi lagi jika ternyata ada indikasi bahwa

laporan nasabah meragukan. Karenanya bank syari’ah akan

melakukan audit terhadap kondisi usaha, hal ini karena belum

28 Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta : Pustaka SM,

Ed 1, 2007, hlm. 66

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

36

tentu semua nasabahnya sudah mampu membayaran

eksternal audit atau akuntan publik.

3. Resiko likuiditas, pada umumnya pembiayaan Musyarakah

menggunakan standar cash flow usaha yang dibiayai,

sehingga sangat mungkin bank syari’ah akan mendapatkan

angsuran pokok sesuai dengan termin pendapatan nasabah.

Belum lagi jika ternyata klien nasabah menunda

pembayarannya. Bank syari’ah akan turut menanggung resiko

likuiditas sebagaimana yang dialami oleh nasabah.29

6. Manfaat akad Musyarakah

Terdapat banyak manfaat dari pembiayaan secara Musyarakah

diantara adalah:30

a) Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada

saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

b) Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu

kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan

dengan pendapatan atau hasil usaha bank.

c) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash

flow atau arus kas usaha bank, sehingga tidak memberatkan

nasabah.

29

Ibid , hlm. 68 30 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.Cit.hlm. 93

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

37

d) Bank akan lebih selektif dan hati- hati mencari usaha yang

benar- benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena

keuntungan yang riil dan benar- benar terjadi itulah yang akan

dibagikan.

e) Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah/Mudaharabah ini

berbeda dengan prinsip bunga tetap diaman bank akan

menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga

tetap beberapa pun keuntungan yang diahsilkan nasabah,

sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

7. Berakhirnya akad Musyarakah

Musyarakah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut: 31

a) Salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan

pihak lainnya sebab musyarakah adalah akad yang terjadi atas

dasar rela sama rela dari kedua belah pihak yang tidak ada

kepastian untuk dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak

menginginkannya lagi. Hal ini menunjukkan pencabutan

kerelaan Musyarakah oleh salah satu pihak.

b) Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf

(keahlian mengelola harta), baik karena gila maupun karena

alasan lainnya.

31 Hendi Suhendi, Op.Cit, hlm. 133

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

38

c) Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota

Syirkah lebih dari dua orang, yang batal hanyalah yang

meninggal saja.

d) Salah satu pihak ditaruh dibawah tangan pengampuan, baik

karena boros yang terjadi pada waktu perjanjian Syirkah tengah

berjalan maupun sebab yang lainnya.

e) Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa

lagi atas harta yang menjadi saham Syirkah.

f) Modal para anggota Syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas

nama Syirkah.

Skema penyaluran dana Musyarakah

Bank Nasabah Proyek/usaha

Keuntungan /

Bagi hasil keuntungan / kerugian

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

39

B. Akad Ijarah

1. Pengertian

Secara etimologi, kata Ijarah berasal dari kata “al ajru” yang

berarti “al iwadhu” yang berarti pengganti, dalam syariat Islam Ijarah

adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan kompensasi.32

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan (milkiyyah/ ownership) atas barang itu sendiri. Dalam konteks

perbankan syariah Ijarah adalah lease contract dimana suatu bank atau

lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya

berdasarkan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya. 33

Secara terminologi, ada beberapa definisi Ijarah yang

dikemukakan para ulama fiqh yaitu:

Pertama, ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan :

��� �%� م���H �0�ض

“Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan”

Kedua, ulama Syafi’iyah mendefinisikannya dengan:

����%� م�0J" م�'�دة م0%�م" م �ح" -��%" �% Iل وا���ح" �0�ض م0%�م

“Transaksi trerhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu,

bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan

tertentu”.

32 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 4,Jakarta: Pena Pundi Aksara, Cet. 1, 2006, hlm. 203

33 Heri sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003,

hlm. 62

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

40

Ketiga, ulama Malikiyah dan Hambaliyah mendefinisikannya dengan:

ت�%�L م���H ش�K م �ح" مَ�ة م0%�م �0�ض

“pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu

tertentu dengan suatu imbalan.”

Berdasarkan definisi diatas, maka akad Ijarah tidak boleh dibatasi

oleh syarat. Akad Ijarah juga tidak berlaku pada pepohonan untuk diambil

buahnya, karena buah itu sendiri adalah materi, sedangkan akad Ijarah itu

hanya ditujukan kepada manfaat.34

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000

Tentang Pembiayaan Ijarah mengatur tentang pembiayaan Ijarah yaitu:

a) Rukun dan Syarat Ijarah

1. Sighat Ijarah, yaitu ijab qabul berupa pernyataan dari kedua

belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara umum atau

dalam bentuk lain.

2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi

jasa dan penyewa/pengguna jasa.

3. Obyek akad ijarah adalah Manfaat barang dan sewa atau

Manfaat jasa dan upah.

b) Ketentuan Obyek Ijarah

1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa.

34 Nasrun Haroen, Op.Cit, hlm. 228- 229

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

41

2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat

dilaksanakan dalam kontrak.

3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan

4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan

syari’ah.

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan ketidaktahuan yang akan mengakibatkan

sengketa.

6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk

jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau

identifikasi fisik.

7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar

nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu

yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan

sewa atau upah dalam Ijarah.

8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain)

dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat

diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

c) Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah

1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa :

a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang

diberikan

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

42

b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.

c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.

2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa :

a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk

menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai

kontrak.

b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang tidak materiil.

c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran

dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena

kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak

bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

d. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau

jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.35

2. Landasan Hukum akad Ijarah

a. Al- Qur’an

÷βÎ* sù z ÷è|Ê ö‘ r& ö/ ä3s9 £èδθè?$t↔ sù £ èδu‘θã_é& (

Artinya:”jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu maka

berikanlah upah kepada mereka”36

(Qs. At- Thalaq, ayat: 6)

35 Abdul Ghofur Nasroni, Op. Cit, hlm. 143-144

36 Depag RI, Op.Cit, hlm. 446

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

43

ôM s9$s% $yϑßγ1 y‰÷n Î) ÏM t/ r'̄≈ tƒ çν ö�Éfø↔ tGó™ $# ( )χÎ) u�ö� yz Ç tΒ |Nö�yfø↔ tGó™ $# ‘“Èθ s) ø9 $# ßÏΒF{ $#

Artinya:“salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku

ambillah dia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja

(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".37

(Qs.Al-

Qashash ayat: 26).

b. Al- Hadist

ن یOP ��-(أ$�D - . أ$�� M�N�ا اأ

“Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum

kering keringat mereka, (Riwayat Ibnu Majah).

$�D أاحP: وا�Q ا���P م

“berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upanya kepada

tukang bekam itu (Riwayat Bukhari dan Muslim).38

3. Rukun dan Syarat Ijarah

Rukun dari akad Ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah:

1) Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah pihak yang

menyewakan asset, dan mu’jir (pemilik) adalah pihak pemilik

yang menyewakan asset.

2) Objek akad, yaitu ma’jur (asset yang disewakan), dan ujrah

(harga sewa).

3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul

37 Depag RI, Op.Cit, hlm. 310 38 Hendi Suhendi, Op.Cit, hlm.116-117

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

44

Sebuah akad sewa dinyatakan sah jika memenuhi syarat-syarat

berikut:

1) Merelakan kedua belah pihak pelaku akad. Apabila salah satu pihak

dipaksa untuk melakukan akad, maka akadnya tidak sah.

2) Mengetahui manfaat barang tersebut dengan jelas guna mencegah

terjadinya fitnah.

3) Barang yang menjadi obyek akad dapat diserahkan pada saat akad.

4) Barang dapat diserah terimakan, termasuk manfaat yang dapat

digunakan oleh penyewa.

5) Manfaat barang tersebut status hukumnya mubah, bukan termasuk

yang diharamkan.39

4. Aplikasi Ijarah dalam Perbankan

Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk Ijarah, dapat

melakukan Leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun

financial lease. Namun, pada umumnya, bank-bank tersebut lebih

banyak menggunakan Al Ijarah al Muntahia Bittamlik lantaran lebih

sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu, bank pun tidak direpotkan

untuk mengurus pemeliharaan aset, baik pada saat Leasing maupun

sesudahnya.

39 Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm. 205

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

45

5. Manfaat dan resiko akad Ijarah

Manfaat dari transaksi Ijarah untuk bank adalah keuntungan

sewa dan kembalinya uang pokok. Adapun resiko yang mungkin

terjadi dalam Ijarah adalah sebagai berikut :

a) Default, nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja.

b) Rusak, aset Ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya

pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam

kontrak bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh bank.

c) Berhenti, nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak mau

membeli aset tersebut. Akibatnya, bank harus menghitung

kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada

nasabah.40

6. Jenis barang atau jasa yang dapat disewakan

a) Barang modal, aset tetap, misalnya: bangunan, gedung, kantor,

ruko, dan lain sebagainya.

b) Barang produksi : mesin, alat- alat berat dan lain sebagainya.

c) Barang kendaraan tranportasi: darat, laut dan udara dan lain

sebagainya.

d) Jasa untuk membayar ongkos seperti : uang kuliah, tenaga kerja,

hotel, dan lain sebagainya.41

40 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.Cit. hlm. 168- 169 41 Adiwarman karim, Op.Cit. hlm. 147

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

46

7. Pembatalan dan berakhirnya akad Ijarah

Pada dasarnya Ijarah adalah jenis akad yang lazim, dimana

masing-masing pihak yang terikat dalam perjanjian itu tidak mempunyai

hak untuk membatalkan perjanjian yaitu tidak membolehkan fasakh,

karena Ijarah merupakan akad pertukaran atau timbal balik, kecuali bila

didapati hal-hal yang mewajibkan. Adapun hal-hal yang menyebabkan

batalnya Ijarah adalah disebabkan hal-hal sebagai berikut:

a) Terjadinya cacat pada barang sewaan yang terjadi pada tangan

penyewa.

b) Rusaknya barang yang disewakan.

c) Rusaknya barang yang diupahkan.

d) Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa yang telah

ditentukan dan selesainya pekerjaan.

e) Menurut Hanafiyah, boleh fasakh Ijarah dari salah satu pihak,

seperti yang menyewa toko untuk dagang, kemudiaan dagangannya

ada yang mencuri, maka dia dibolehkan memfasakhkan sewaan itu.42

Skema akad Ijarah

42 Chairuman Pasaribu, Suhrawardi K Lubis, Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, Cet. 1, 1994, hlm. 56

Penjual / supplier Objek

sewa

Bank syariah

nasabah

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

47

C. Kongsi Pemilikan Rumah Syari’ah (KPRS)

Produk KPR pertama kali diperkenalkan oleh Bank Tabungan

Negara (BTN) Tbk. Yang menggunakan instrument bunga sebagai alat

untuk memperoleh keuntungan dari produk tersebut. Saat ini banyak

developer yang menawarkan perumahan bernuansa islami dan cukup

menarik perhatian konsumen, dengan konsep hunian dilengkapi fasilitas

tempat ibadah dan pendidikan sesuai dengan syariat menjadi idaman umat

islam kelas menengah.

Proyek seperti ini tentu menjadi lahan bagi lembaga keuangan

khususnya Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Developer butuh bank

untuk membangun rumah, nasabah butuh bank untuk pembiayaan, dan

bank sendiri butuh pasar, maka kesempatan seperti ini merupakan peluang

emas bagi pihak perbankan syariah untuk dapat mengeluarkan produk

KPRS (Kongsi Pemilikan Rumah Syariah) dengan menyesuaikannya

dengan konsep syariah, baik mengenai akadnya ataupun mekanisme

transaksinya. 43

Perbankan syariah mulai serius menggarap pembiayaan sektor

perumahan. Pasar perumahan yang diramalkan semakin positif tahun ini

hingga beberapa tahun ke depan, memberikan peluang bagi perbankan

syariah untuk terjun dalam pembiayaan perumahan. Salah satu bank

syariah yang gencar mendorong pembiayaan KPR Syariah (KPRS) adalah

43http://www.btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Pembiayaan/Pembiayaan-KPR-BTN-

Syariah.aspx (24/6/2011/09.33)

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

48

Bank Muamalat Indonesia. Bank pertama berbasis Islam ini

memprogramkan pembiayaan perumahan sekitar Rp 500 miliar. Bank

Muamalat Indonesia resmi meluncurkan produk KPRS sejak bulan

Februari 2007.

Pada awal peluncuran produk KPRS, Bank Muamalat Indonesia

menggunakan nama Brand KPRS Baiti Jannati. Nama tersebut merupakan

representasi dari kata mutiara yang populer di kalangan Umat Islam yang

mencitrakan bahwa rumah adalah surga bagi para penghuni rumah

tersebut. Setiap insan mendambakan untuk memiliki rumah yang menjadi

surga mereka di dunia dan kehadiran Produk KPRS Bank Muamalat

membantu setiap insan untuk mewujudkan impian tersebut dengan produk

KPRS yang menenteramkan.

Asset Product Manager PT Bank Muamalat Erikal Mitra

mengatakan, bahwa sejak Agustus 2010 Bank Muamalat Indonesia

berusaha terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas dengan

meningkatkan fitur-fitur dari produk KPRS-nya dengan melakukan

peluncuran kembali nama brandyang sebelumnya Baiti Jannati, menjadi

Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat (PHSM). Dengan PHSM

diharapkan dapat mewujudkan hunian impian sesuai kebutuhan

masyarakat.

Pemberian nama PHSM memiliki arti bahwa pembiayaan KPRS

Bank Muamalat Indonesia menawarkan semua kemudahan yang

ditawarkan dalam produk KPRS. Menghadirkan produk KPRS yang sesuai

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

49

dengan kebutuhan sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis properti

seperti rumah, apartemen, ruko/rukan, serta kios dan siap melayani siapa

pun nasabah yang mengajukan pembiayaan KPRS.

Menawarkan plafon maksimum sampai dengan Rp 25 miliar,

jangka waktu hingga 15 tahun, dan pilihan angsuran tetap hingga 15 tahun

dan uang muka yang hanya 10% tentunya sangat meringankan bagi

nasabah, bahkan memungkinkan untuk memberikan fasilitas bebas uang

muka.Oleh karena itu, PHSM mewujudkan hunian impian sesuai

kebutuhan. Direktur PT Bank Muamalat Adrian A Gunadi menjelaskan,

Bank Muamalat berusaha mendongkrak pembiayaan sektor perumahan

dengan cara mengaktifkan jaring pemasaran melalui kantor cabang PT

Bank Muamalat yang tersebar di berbagai lokasi. Selain itu, agar bisa lebih

maksimal dalam menjaring pembiayaan KPR syariah, Bank Muamalat

menyediakan pembiayaan KPR syariah dalam sejumlah fitur.

Bank Muamalat saat ini menawarkan dua jenis akad untuk

pembiayaan hunian syariah, yaitu Akad Musyarakah Mutanaqisah yang

merupakan pembiayaan properti menggunakan konsep kongsi kepemilikan

rumah antara nasabah dan Bank. Kedua, akad murabahah, artinya bank

dapat membeli properti langsung kepada developer dengan langsung

mentransfer uang pembelian properti kepada penjual/developer. Target

pasar Bank Muamalat adalah nasabah individual baik dari segmentasi

menengah ke bawah sampai dengan menengah ke atas. Sejak produk

diluncurkan, apresiasi masyarakat sangat baik. Terbukti dengan

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

50

pertumbuhan penjualan produk yang cepat sampai dengan 132% di awal

tahun peluncurannya.

Pembiayaan perumahan syariah memiliki beberapa keuntungan

dibanding kredit perumahan yang disediakan bank konvensional.

Pembiayaan KPRS memenuhi aspek syariah sehingga memberikan

ketenteraman bagi masyarakat yang mendambakan pembiayaan secara

syariah. Keunggulan lainnya, adanya kepastian bagi nasabah dalam

membayar angsuran. Karena beberapa produk KPRS menawarkan

angsuran yang fixed selama jangka waktu pembiayaan. Selain itu, nasabah

dibebaskan dari penalti apabila dilakukan pelunasan dipercepat.

Bank Muamalat optimistis, tahun mendatang akan terjadi

peningkatan pembiayaan KPRS di sejalan dengan pertumbuhan

permintaan masyarakat akan perumahan. Hingga September 2010,

penjualan PHSM cenderung meningkat. Melihat kondisi perekonomian

yang semakin membaik dan fitur PHSM yang semakin menarik, BMI

optimistis terhadap peningkatan penjual serta melakukan pengembangan

produk yang lengkap sesuai kebutuhan nasabah serta meningkatkan

layanan dan jaringan sehingga otomatis meningkatkan aksesibilitas

masyarakat akan kebutuhan pembiayaan KPR secara syariah.44

44Seputar Indonesia - sunday17/10/2010 http://www.muamalatbank.com/index.php/home

/news/media_expose/965 (26/10/2011 07:13 wib)

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

51

PRODUK BANK SYARIAH

NASABAH

OBYEK AKAD

KPRS (KONGSI PEMILIKAN

RUMAH SYARIAH)

AKAD YANG

DIGUNAKAN

MUSYARAKAH WAL IJARAH

BANK SYARI’AH

PERBANKAN SYARI’AH

PENERAPAN DAN PENYELESAIANNYA

DALAM PERBANKAN SYARIAH

PEMINDAHAN

PEMILIKAN ATAS

RUMAH

WANPRESTASI

DAN RESIKO

Skema akad pembiayaan Musyarakah wal Ijarah pada KPRS45

45

Hasil olah data dari wawancara dengan Ibu Latifatun Ni’mah costumer servise Bank

Muamalat Indonesia Semarang 5- 7-2011

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

52

BAB III

PELAKSANAAN AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

PADA PRODUK KPRS DI BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Profil bank Muamalat Indonesia

1. Latar Belakang Berdirinya Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani

1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada

27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari

eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa

pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan

masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp

84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.

Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana

Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang

turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.

Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank

syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun

produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, Indonesia

dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar

perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

53

kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak

krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari

60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai

titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor

awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat

mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh

Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab

Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah

satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu

antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan

sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,

Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba

berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta

ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana

seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank

Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan

penekanan pada:

a) Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang

saham,

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

54

b) Tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang

ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru

Muamalat sedikitpun,

c) Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi

prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru,

d) Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja

Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan

e) Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada

tahun ketiga dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan

baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5

juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor

Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000

merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah

yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia.

Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama

dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS)

sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia.

Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank Muamalat

berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya

comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

55

masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh

pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta

masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh

BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain

sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News

(Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia

2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic

Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong

Kong).46

2. Tujuan didirikannya Bank Muamalat Indonesia

a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat

Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial

ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan

nasional, antara lain melalui:

a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha

b) Meningkatkan kesempatan kerja

c) Meningkatkan penghasilan masyarakt banyak

b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih

cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank

karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba.

46

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile (7/7/2011/11:03 )

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

56

c. Mengembangkan lembaga bank dan system Perbankan yang sehat

berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan

partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha

ekonomi rakyat antara lain memperluas jaringan lembaga

Perbankan ke daerah-daerah terpencil.

d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara

ekonomi, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup

mereka.

3. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia

Visi : Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar

spiritual, dikagumi di pasar rasional.

Misi : Menjadi role model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan

manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk

memaksimumkan nilai kepada stakeholder.

4. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia

a. Dewan Pengawas Syari’ah:

a) KH. Ma’ruf Amin Ketua

b) Prof. Dr. Umar Shihab Anggota

c) Prof. Dr. H. Muardi Chatib Anggota

b. Dewan Komisaris:

a) Dr. Widigdo Sukarman Presiden Komisaris

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

57

b) Irfan Ahmed Akhtar, C.F.A. Komisaris

c) Abdulla Saud Abdul Azis Al-Muallifi, M.B.A. Komisaris

d) Sultan Mohammad Hasan Abdulrauf, M.A.,F.I.S. Komisaris

e) Emirsyah Satar, S.E. Komisaris Independen

f) Ir. Andre Mirza Hartawan, M.B.A. Komisaris Independen

c. Dewan Direksi:

a. Ir. H. Arviyan Arifin Direktur Utama

b. Ir. H. Andi Buchari, MM. Direktur Compliance & Risk

Management

c. Ir. Luluk Mahfudah, directur Corporate Banking

d. Farouk Abdullah Alwyni, M.B.A.,M.A. Direktur Internasional

Banking and Financial Institution

e. Adrian Asharyanto Gunadi, S.E., M.B.A. Direktur Retail

Banking

f. Herdianto ,S.E. Direktur Finance and Operations Support 47

B. Produk (Simpanan dan Pembiayaan) Bank Muamalat Indonesia

1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products)

a. Shar’e

Shar’e adalah tabungan instan investasi syari’ah yang

memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam

47

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2011, Hasil wawancara dengan Bp.

Wahyu sebagai SDI (Sumber Daya insani) Bank Muamalat Indonesia Semarang tgl 19-10-2011

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

58

satu kartu serta dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia.

Hanya dengan Rp 125.000 langsung dapat diperoleh satu kartu Shar’e

dengan saldo awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung

berinvestasi di Bank Muamalat. Shar’e dapat dibeli melalui kantor

pos. diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil

kompetitif.

Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM

BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam

untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer

antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).

b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di

Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai

Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter

Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan

jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat

juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit

BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil

yang berasal dari pendapatan Bank atas dana tersebut.

c. Tabungan Haji Arafah

Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan

niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

59

membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan

kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan.

Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji

tetap terjamin. Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan

Arafah bisa memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan

setoran tetap tiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan

asuransi jiwa, apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris

otomatis dapat berangkat.

Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah untuk

memperoleh porsi keberangkatan (sesuai dengan ketentuan

Departemen Agama) dengan jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh

dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat

telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik

Indonesia. Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir batin

karena dana yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah.

d. Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan

Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat

akan dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan

baik, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam

jangka waktu 1,3,6,dan 12 bulan.

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

60

e. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah

perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai

nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan

fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan

pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah

memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan.

f. Giro Wadi‘ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan

cek, bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah

pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan

fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih dari

8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di lebih

dari 18.000 Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat.

(phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi

history transaksi, transfer antar rekening sampai dengan 50 juta dan

berbagai pembayaran).

g. Dana Pensiun Muamalat

Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang

berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia

pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal

Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

61

otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank

lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT,

dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa

sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini,

keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang

diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum

memasuki masa pensiun.

2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product)

a. Konsep Jual Beli

1) Murabahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah

selama masa perjanjian.

2) Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari

dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai.

3) Istishna

Adalah jual beli barang dimana Shani’ (produsen) ditugaskan

untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni’ (pemesan).

Istishna’ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya

yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri

khusus. Perbedaannya hanya pada sistem pembayarannya yaitu

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

62

Istishna’ pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di

akhir pesanan

b. Konsep Bagi Hasil

1). Musyarakah

Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko

akan ditanggung sesuai kesepakatan.

2). Mudharabah

Adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah)

yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola

usaha. Dalam hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan

modalnya kepada pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola.

c. Konsep Sewa

1). Ijarah

Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah

(mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank

mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.

2). Ijarah Muntahia Bittamlik

Adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah

sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang

sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

63

masa sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk

memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.

3. Produk Jasa (Service Products)

a. Wakalah

Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara

teknis Perbankan, Wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa

dari lembaga/ seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain

(sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan

dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil

harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa.

b. Kafalah

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau

yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti

mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan

berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

c. Hawalah

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada

orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain,

merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang

berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang

berkewajiban membayar hutang.

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

64

d. Rahn

Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan

atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh

jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya.

Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.

e. Qardh

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali. Menurut teknis Perbankan, qardh adalah pemberian

pinjaman dari Bank ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan

mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan

untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman

ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama)

sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya

dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

4. Jasa Layanan (Services)

a. ATM

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah melakukan

penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening, pemeriksaan

saldo, pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah (hanya pada ATM

Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu

Muamalat dapat diakses di 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri

atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama,

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

65

yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai

untuk bertransaksi di 18.000 lebih Merchant Debit BCA/PRIMA.

Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini sudah dapat

dilakukan transfer antara Bank.

b. Sala Muamalat

Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan call center yang

memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dan di manapun

nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo

dan informasi transaksi, transfer antara rekening, serta mengubah PIN.

c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke

lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga

ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone

Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat.

d. Jasa-jasa lain

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa Perbankan lainnya

kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing

instruction, Bank draft, referensi Bank. 48

48 Buku pedoman produk pembiayaan bank Muamalat Indonesia, Hasil wawancara

dengan Ibu Latifatun Ni’mah Costumer Servise bank Muamalat Indonesia semarang tgl 12-10-

2011

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

66

C. Aplikasi Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah pada KPRS di Bank

Muamalat Indonesia

1. Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS)

Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS)

yang sering disebut KPR Syariah merupakan kerjasama

perkongsian yang dilakukan antara bank dan nasabah dalam

pembiayaan pemilikan rumah dimana masing-masing pihak

berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi berdasarkan porsi

dana yang ditanamkan. Pembiayaan pemilikan rumah ini masuk

dalam kategori pembiayaan konsumtif, dimana pembiayaan

tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang

akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Bank Muamalat Indonesia dalam pelaksanaannya

menggunakan dua akad yaitu akad musyarakah dan al-ijarah.

Berdasarkan hal tersebut maka pelaksanaan KPR Syariah ini

merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan

Musyarakah, Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan

Ijarah.

Musyarakah adalah akad kerjasama dalam hal ini antara

bank dan nasabah dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi modal dan pembebanan resiko untung dan rugi sesuai

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

67

dengan yang disepakati bersama dalam sebuah perjanjian.

sedangkan Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang

dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan (milkiyyah/ ownership) atas barang itu

sendiri.

Dalam pelaksanaannya, pembiayaan Kongsi Pemilikan

Rumah Syariah (KPRS) dilakukan dengan menandatangani dua

akad yaitu akad Musyarakah dan Ijarah, dimana dalam

perkongsian tersebut nasabah dan bank memiliki bagian modal

yang masuk dalam syirkah, kemudian nasabah menyewa rumah

yang menjadi objek perjanjian, dan kepemilikan atas rumah

tersebut dialihkan kepada nasabah seluruhnya setelah masa sewa

berakhir atau sebelum masa sewa berakhir, dengan ketentuan

nasabah sudah membayar atau melunasi porsi kepemilikan dari

bank.49

2. Prosedur pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

Bank Muamalat Indonesia dalam pelaksanaan akad

pembiayaan KPRS menggunakan dua akad yaitu akad musyarakah

dan al-ijarah, yang diwujudkan dalam dua surat perjanjian yaitu

akad pembiayaan Musyarakah dan akad ijarah. Penyediaan modal

49 Hasil wawancara dengan Ibu Latifatun Ni’mah costumer servise Bank Muamalat

Indonesia Semarang 5- 7-2011

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

68

pembiayaan berupa uang muka minimal 10% dari harga jual rumah

yang menjadi objek akad.

Obyek pembiayaan ini tidak hanya berupa rumah tapi juga

dapat berupa rumah toko (Ruko), rumah kantor (Rukan),

apartemen, kios maupun pengalihan take over KPR dari bank lain.

Pembiayaan ini juga lebih fleksibel karena rumah yang menjadi

objek tidak harus selalu berasal dari developer tapi dapat dari

perorangan sesuai dengan keinginan nasabah. Prosedur yang

ditawarkan kepada nasabah dengan menggunakan akad

musyarakah wal al-ijarah adalah sebagai berikut :

a) Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan Kongsi

Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) kepada Bank Muamalat

Indonesia Cabang Semarang dengan mengisi formulir

permohonan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah

(KPRS) yang telah disediakan dengan melengkapi

persyaratan sebagai berikut:50

1) Syarat umum

a. Mengisi formulir aplikasi permohonan

b. Pas photo terbaru ukuran 3 x 4 suami-isteri @ 1 lembar

c. Foto copy KTP yang masih berlaku suami-isteri @ 2

lembar

d. Foto copy kartu keluarga 1 lembar

50 Hasil olah data dari penulis dan dari Brosur Pembiayaan Hunian Syari’ah Bank

Muamalat Indonesia

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

69

e. Foto copy surat nikah (bagi yang sudah menikah)

f. Foto copy buku tabungan/rekening Koran selama 3

bulan terakhir

g. Foto copy NPWP pribadi (permohonan minimal Rp. 50

juta)

h. Minimal telah bekerja (selama 2 tahun)

2) Syarat bagi pegawai

a. Foto copy SK pengangkatan awal dan akhir suami-

isteri

b. Slip gaji asli suami-isteri 3 bulan terakhir

c. Surat keterangan asli dari atasan / pimpinan

d. Foto copy kartu pegawai (bila ada)

e. Surat kuasa potong gaji dari bendahara (untuk kolektif)

3) Syarat bagi wiraswasta

a. Foto copy akte pendirian perusahaan

b. Foto copy SIUP/HO/TDP/izin praktek untuk profesi

(dokter dan advokat)

c. Foto copy NPWP perusahaan

d. Laporan keuangan 3 bulan terakhir

e. Foto copy rekening Koran/ tabungan 6 bulan terakhir

4) Syarat agunan

a. Surat keterangan harga jual dari penjual/ developer

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

70

b. Foto copy sertifikat hak milik/SHG (rumah yang akan

dibeli)

c. Foto copy IMB (IPT atau bukti pengurusan)

d. Foto copy PBB tahun terakhir

5) Biaya lain yang dibebankan kepada nasabah sebelum akad

a. Biaya Administrasi 1,5% dari pembiayaan

b. Notaris (legalisasi akad) tarif sesuai plafond

pembiayaan

c. Pembukaan 2 rekening Shar-e Rp. 250.000

b) Setelah kelengkapan administrasi sudah selesai, maka pihak

bank akan menganalisa kelengkapan berkas yang dibutuhkan

dibagian analisa, untuk mengecek apakah nasabah memiliki

tanggungan pembiayaan dibank lain apa tidak, untuk

mengetahui latar belakang yuridis secara hukum apakah

nasabah layak dan mampu untuk menandatangani akad

pembiayaan KPRS selanjutnya bagian analisa mengadakan

proyeksi penilaian rumah, rumah toko (Ruko), rumah kantor

(Rukan), kios maupun pengalihan take over KPR dari bank

lain.

c) Jika dibagian analisa sudah clear Selanjutnya bagian

marketing membuat surat proposal permohonan pembiayaan

kepada komite pembiayaan yang berwenang menentukan

apakah pembiayaan itu layak apa tidak untuk direalisasikan

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

71

setelah itu pihak bank dan nasabah mengadakan akad

perjanjian pembiayaan.

d) Selanjutnya bank dan nasabah sebelum menandatangani

berkas akad perjanjian pembiayaan KPRS dan surat-surat

lainnya melakukan kesepakatan mengenai isi perjanjian yang

pada pokoknya terdiri dari dua akad yaitu Akad Pembiayaan

Musyarakah dan Ijarah serta Surat-surat dan dokumen lain

yang terkait dengan akad tersebut. Kemudian isi perjanjian

itu ditandatangani oleh kedua belah pihak dihadapan notaris

yang telah disiapkan oleh pihak bank.

e) Bank kemudian mencairkan pembiayaan KPR syariah

tersebut kepada nasabah, dalam hal pengadaan barang dapat

dilakukan oleh bank dengan membeli rumah yang diinginkan

dan sudah dipilih oleh nasabah rumah untuk kemudian

nasabah menyewa rumah tersebut dari bank.

f) Setelah masa sewa selesai dan nasabah telah membayar atau

melunasi seluruh porsi kepemilikan rumah tersebut tepat pada

waktunya atau sebelum masa sewa berakhir, maka bank

dengan segera akan memindahkan kepemilikan sepenuhnya

ketangan nasabah dengan syarat nasabah membawa surat

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

72

bukti pelunasan pembayaran perjanjian KPRS yang

diserahkan kepada pihak bank.51

Jangka Waktu dan Pembayaran Harga Sewa KPRS52

Pembiayaan Angsuran

5 Tahun 10 Tahun 15 Tahun

50.000.000 1.137.650 746.550 632.620

75.000.000 1.706.480 1.119.830 948.930

100.000.000 2.275.300 1.493.100 1.265.240

125.000.000 2.844.130 1.866.380 1.581.550

150.000.000 3.412.960 2.239.660 1.897.860

175.000.000 3.981.790 2.612.940 2.214.170

200.000.000 4.550.600 2.986.200 2.530.480

225.000.000 5.119.440 3.359.490 2.846.790

250.000.000 5.688.000 3.732.760 3.163.100

275.000.000 6.257.100 4.106.050 3.479.420

300.000.000 6.825.920 4.479.320 3.795.720

325.000.000 7.394.750 4.852.600 4.112.040

350.000.000 7.963.580 5.225.880 4.428.340

375.000.000 8.532.400 5.599.150 4.744.660

400.000.000 9.101.230 5.972.430 5.060.970

425.000.000 9.670.000 6.345.710 5.377.280

51 Hasil wawancara dengan Ibu Rati Saraduhita selaku relationship manager Bank

Muamalat Indonesia Semarang tgl 7 - 7 - 2011 52 Hasil olah data penulis dari brosur proyeksi Pembiayaan Hunian Syari’ah Bank

Muamalat Indonesia

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

73

450.000.000 10.238.880 6.718.980 5.693.590

475.000.000 10.807.710 7.092.260 6.009.900

500.000.000 11.376.520 7.465.520 6.326.200

3. Ketentuan dalam perjanjian kongsi pemilikan rumah syari’ah

(KPRS)

Perjanjian pembiayaan KPR Syariah yang dikeluarkan oleh

Bank Muamalat Indonesia ini mencakup dua bentuk perjanjian,

yaitu pembiayaan musyarakah dan Ijarah, sehingga surat

perjanjian yang ditanda tangani adalah perjanjian mengenai

musyarakah dan ijarah, serta surat-surat kelengkapan lain yang

dibutuhkan dalam perjanjian pembiayaan Kongsi Pemilikan

Rumah Syariah (KPRS).

Dalam surat perjanjian yang dibuat antara bank dan

nasabah ada beberapa ketentuan yang ditulis ulang dalam isi

perjanjian tersebut yaitu mengenai: Tata cara pembayaran, Biaya

potongan dan pajak-pajak, Peristiwa cidera janji, jaminan,

Pengawasan dan pemeriksaan, Hukum yang berlaku, Penyelesaian

perselisihan, dan Ketentuan penutup.

Adapun beberapa ketentuan dalam perjanjian pembiayaan

kongsi pemilikan rumah syariah (KPRS) dari Bank Muamalat

Indonesia antara lain:

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

74

a) Pokok- pokok akad

Pokok-pokok akad berisi kesepakatan antara bank dan nasabah

bahwa bank dan nasabah telah mengikatkan diri dan

bersepakat untuk membeli rumah, toko, rumah susun atau

apartemen secara bersama-sama bermitra sesuai dengan

permohonan yang diajukan oleh nasabah kepada bank.

b) Objek dalam KPRS dapat berupa : Rumah, Apartemen, kios,

Rumah toko (ruko), Rumah kantor

c) Hak dan kewajiban para pihak

Perjanjian hak dan kewajiban para pihak hanya tercantum

dalam akad perjanjian musyarakah sedangkan dalam akad

perjanjian ijarah tidak disebutkan mengenai hak dan

kewajiban para pihak. Yang dimaksud hak dan kewajiban

dalam akad musyarakah adalah hak dan kewajiban yaitu

sebagai berikut:

1) Bank dan nasabah bertanggung jawab terhadap pembelian

rumah atau bangunan toko atau rumah susun atau

apartemen sesuai porsi masing-masing dan tidak ada

satupun pihak yang dapat melepaskan tanggung jawab ini

kepada pihak lain.

2) Porsi nasabah berupa uang muka dengan cara disetor ke

rekening nasabah di bank atau dapat disetor langsung ke

developer atau penjual dengan memberikan bukti

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

75

pembayaran paling lambat 14 (empat belas) hari setelah

tanggal pembayaran;

3) Bank dan nasabah mengakui kepemilikan atas tanah dan

bangunan rumah atau tanah dan bangunan toko atau rumah

susun atau apartemen sesuai dengan porsi kepemilikan

masing-masing;

4) Dengan persetujuan pihak bank sejak berlakunya akad ini

bukti kepemilikan bangunan rumah atau bangunan toko

atau rumah susun atau apartemen tersebut diatas namakan

kepada pihak nasabah dengan tanpa mengurangi hak bank

untuk sewaktu-waktu mengganti kepemilikan rumah

tersebut atas nama bank.

5) Nasabah dengan ini berjanji akan mengambil alih porsi

kepemilikan bank atas bangunan rumah atau bangunan

toko atau rumah susun atau apartemen yang dibeli secara

bertahap sesuai jadwal yang disepakati bersama hingga

pada akhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam

akad ini berakhir maka kepemilikan atas bangunan rumah

atau bangunan toko atau rumah susun atau apartemen

tersebut sepenuhnya menjadi milik nasabah dengan

dibuktikan oleh suatu bukti pelunasan tertulis yang

dikeluarkan secara resmi oleh pihak bank;

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

76

6) Nasabah dengan ini menunjuk bank dalam suatu surat

penunjukan dan kuasa yang ditanda tangani oleh nasabah

yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari

akad ini untuk mewakili nasabah dalam menjalankan

kegiatan usaha syirkah dengan menyewakan kepada

nasabah atau pihak lain yang ditunjuk oleh bank guna

menghasilkan keuntungan bagi bank dan nasabah,

perjanjian sewa (ijarah) akan dibuat secara terpisah

namun merupakan satu kesatuan dengan akad ini;

7) Bank dan nasabah selaku syariik bersama-sama berhak

untuk mengambil bagiannya atas keuntungan dari hasil

sewa bangunan rumah atau bangunan toko atau rumah

susun atau apartemen sesuai dengan nisbah yang telah

disepakati dalam akad ini;

8) Porsi nasabah atas bagi hasil dibayarkan ke rekening Baiti

Share atas nama nasabah, selanjutnya nasabah memberi

kuasa kepada bank untuk mendebet/memotong dana

tersebut sebagai cicilan pengambilalihan porsi bank atas

tanah dan bangunan rumah atau tanah dan bangunan toko

atau rumah susun atau apartemen tersebut.

d) Tata cara pembayaran

Pengaturan tata cara pembayaran ini diatur dalam akad

musyarakah maupun akad ijarah, namun terdapat perbedaan

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

77

dalam akad ijarah poin a) dan b) berbeda. Tata cara

pembayaran oleh nasabah dalam akad musyarakah meliputi:

a) Nasabah berjanji dan mengikatkan diri mengembalikan

kepada bank seluruh jumlah porsi pemilikan bank dan

bagian keuntungan yang menjadi hak bank sesuai nisbah

sebagaimana ditetapkan pada akad ini menurut proyeksi

pendapatan sewa;

b) Pembayaran dilakukan pada hari dan jam kas kantor

bank atau tempat yang ditunjuk bank dan dibayarkan

melalui rekening yang dibuka oleh dan atas nama

nasabah;

c) Bila jatuh tempo pembayaran jatuh tidak pada hari kerja

bank, maka nasabah berjanji melakukan pembayaran 1

(satu) hari sebelum jatuh tempo pembayaran;

d) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening

nasabah di bank, maka dengan ini nasabah memberikan

kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang

ditentukan dalam pasal 1813 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata kepada bank untuk mendebet rekening

nasabah guna membayar atau melunasi kewajiban

nasabah kepada bank;

e) Catatan administrasi bank merupakan bukti sah dan

mengikat terhadap nasabah; dan

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

78

f) Apabila nasabah membayar atau melunasi seluruh porsi

pemilikan bank lebih awal atau dipercepat dari waktu

yang diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran

tersebut akan menghapus atau mengurangi bagian dari

pendapatan atau keuntungan yang menjadi hak bank

sebagaimana telah ditetapkan dalam perjajian ini.

g) Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk

membayar harga sewa setiap periode pada tanggal yang

disepakati para pihak kepada bank sesuai dengan jadwal

yang terlampir dalam akad ini dan karenanya menjadi

satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari surat

perjanjian.

h) Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk

bertanggung jawab dan membayar seluruh biaya atau

ongkos pembuatan akte perjanjian, premi asuransi dan

biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pembuatan

perjanjian ini.

i) Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk

menyerahkan kepada bank, simpanan jaminan

pembayaran sewa sebesar Rp......... (............rupiah),-

(selanjutnya disebut “simpanan jaminan pembayaran

sewa”) yang disimpan kepada bank.

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

79

j) Setiap pembayaran kewajiban Nasabah kepada bank

dilakukan dikantor bank, ditempat lain yang ditunjuk

bank, atau melalui rekening yang dibuka oleh dan atas

nama nasabah bank.

e) Pengawasan dan pemeriksaan

Pengawasan dan pemeriksaan ini merupakan prinsip

keterbukaan antara nasabah dengan bank terhadap barang

agunan, pembukuan dan catatan nasabah setiap saat selama

berlangsungnya akad ini dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan fasilitas pembiayaan musyarakah yang diterima

nasabah baik langsung maupun tidak langsung, hal ini

dilakukan untuk mengamankan kepentingan nasabah. Dalam

kenyataannya pengawasan dan pemeriksaan secara intens ini

dilakukan jika terjadi hal-hal yang menurut bank dapat

mempengaruhi kepentingan nasabah atau dalam hal kelancaran

pembayaran nasabah.53

4. Upaya hukum yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia

ketika ada nasabah yang wanprestasi

Dalam akad Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) di

Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang wanprestasi yang

dilakukan nasabah relatif kecil. Wanprestasi yang sering dilakukan

53 Hasil wawancara dengan Ibu Rati Saraduhita selaku relationship manager bank

Muamalat Indonesia Semarang tgl 11- 7 - 2011

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

80

nasabah disebabkan karena keterlambatan waktu pembayaran,

belum sampai pada tahap yang lebih tinggi. Terhadap wanprestasi

yang dilakukan oleh nasabah, pihak Bank Muamalat Indonesia

Cabang Semarang melakukan beberapa tahapan upaya

penyelesaian yaitu:

1) Pihak bank akan mengingatkan pada nasabah bahwa sudah

jatuh tempo pembayaran angsuran KPRS.

2) Kemudian jika nasabah juga belum membayar maka pihak

bank atau pihak yang ditunjuk oleh bank silaturahmi ke pihak

nasabah untuk mengingatkan nasabah bahwa sudah jatuh

tempo pembayaran dan menyelesaikan hal tersebut secara

musyawarah mufakat. Silaturahmi ini berfungsi juga untuk

melihat kondisi sebenarnya penyebab nasabah tidak

melakukan kewajiban pembayarannya. Penyebabnya ini akan

diperhatikan oleh bank apakah nasabah sebenarnya mampu

membayar tapi menunda-nunda atau memang berada pada

kondisi yang tidak mampu membayar, misalnya karena

musibah atau kondisi lain diluar kemampuan (force majure).

3) Jika memang yang terjadi adalah ketidak mampuan nasabah

dalam membayar karena suatu hal diluar kemampuan

nasabah (force majure) maka dilakukan musyawarah

sehingga dihasilkan kesepakatan yang tidak merugikan para

pihak (baik pihak bank maupun nasabah).

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

81

4) Namun bila yang terjadi adalah nasabah menunda-nunda

pembayaran padahal ia mampu untuk membayar pada saat itu

juga, maka pihak bank atau pihak yang ditunjuk oleh bank

akan kembali mendatangi (silaturahmi) kepada pihak nasabah

dengan membawa penasehat hukum, yang kemudian

mencoba menjelaskan kepada pihak nasabah konsekuensi

jika nasabah tetap tidak membayar padahal nasabah mampu

untuk membayar pada saat itu juga.

5) Jika kemudian nasabah yang mampu namun menunda-nunda

pembayaran akhirnya mau membayar maka nasabah tersebut

dibebani sanksi. Besarnya sanksi adalah hasil kepakatan

sebelumnya dalam perjanjian dan dihitung setiap hari

keterlambatan, dimana dana yang berasal dari sanksi tersebut

diperuntukkan bagi dana sosial.

6) Namun jika nasabah tetap tidak mengindahkan peringatan

dari bank walaupun telah berbagai upaya kekeluargaan

dilakukan, maka hal tersebut akan diajukan kepada Badan

Arbitrase Nasional sesuai dengan prosedur beracara yang

berlaku.54

54 Hasil wawancara dengan Ibu Rati Saraduhita selaku relationship manager bank

Muamalat Semarang tgl 13- 7 - 2011

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

82

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

83

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

84

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN AKAD MUSYARAKAH WAL IJARAH

PADA PRODUK KONGSI PEMILIKAN RUMAH SYARIAH

DI BANK MUAMALAT INDONESIA

A. Analisis pelaksanaan akad Musyarakah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang

Bank Muamalat Indonesia dalam pelaksanaan akad pembiayaan

KPRS menggunakan dua akad yaitu akad musyarakah dan al-ijarah, yang

diwujudkan dalam dua surat perjanjian yaitu akad pembiayaan

Musyarakah dan akad ijarah. Prosedur yang ditawarkan kepada nasabah

dengan menggunakan akad musyarakah wal al-ijarah adalah sebagai

berikut: Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan KPRS kepada

Bank Muamalat Indonesia dengan mengisi formulir permohonan

pembiayaan KPRS.

Setelah kelengkapan administrasi sudah selesai, maka pihak bank

akan menganalisa kelengkapan berkas yang dibutuhkan dibagian analisa,

selanjutnya bagian analisa mengadakan proyeksi penilaian rumah. Jika

dibagian analisa sudah clear Selanjutnya bagian marketing membuat surat

proposal permohonan pembiayaan kepada komite pembiayaan dan

selanjutnya bank dan nasabah sebelum menandatangani berkas akad

perjanjian melakukan kesepakatan mengenai isi perjanjian dan

ditandatangani oleh kedua belah pihak dihadapan notaris yang telah

disiapkan oleh pihak bank.

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

85

Bank kemudian mencairkan pembiayaan KPR syariah tersebut

kepada nasabah. Setelah masa sewa selesai dan nasabah telah membayar

atau melunasi seluruh porsi kepemilikan rumah tersebut tepat pada

waktunya atau sebelum masa sewa berakhir, maka bank dengan segera

akan memindahkan kepemilikan sepenuhnya ketangan nasabah dengan

syarat nasabah membawa surat bukti pelunasan pembayaran perjanjian

KPRS yang diserahkan kepada pihak bank.55

1. Analisis akad Musyarakah

Akad Musyarakah (syirkah) atau perseroan dilihat dari arti

bahasa bermakna penggabungan dua bagian atau lebih, yang tidak bisa

dibedakan lagi antara satu bagian dengan lainnya. Sedangkan menurut

syara’ Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana/amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah

dibuat sebelumnya.

Akad Musyarakah dapat dilakukan secara sederhana, seperti

kesepakatan dua atau tiga orang untuk menggabungkan dana dan kerja

guna mengembangkan usaha bersama. Dalam dunia ekonomi modern

akad Musyarakah diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana

nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai

55 Hasil wawancara dengan Ibu Rati Saraduhita selaku relationship manager Bank

Muamalat Indonesia Semarang tgl 7 - 7 - 2011

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

86

proyek tersebut dan dapat pula berbentuk usaha yang dilembagakan

yang berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT) atau lainnya.56

Pada bank syariah bentuk akad Musyarakah sering digunakan

dalam bentuk:

1) Pembiayaan proyek

Musyarakah biasanya digunakan untuk membiayai proyek-

proyek dimana bank dan nasabah sama-sama menyediakan dana

untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek selesai,

nasabah mengembalikan dana tersebut sebesar pokok investasi

bank ditambah dengan bagi hasil sesuai nisbah dan pendapatan

atau keuntungan proyek.

2) Modal vetura

Pada lembaga khusus yang diizinkan melakukan kegiatan usaha

investasi pada perusahaan atau proyek khusus, Musyarakah

sering diterapkan sebagai modal ventura. Penanaman modal

dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan setelah selesai

jangka waktunya, dapat menarik investasinya sekaligus atau

bertahap sesuai dengan tahapan hasil usaha. 57

Akad Musyarakah atau perkongsian dalam perniagaan

merupakan hal yang diperbolehkan berdasarkan nash-nash Al-Qur’an

dan As-Sunnah. Allah berfirman dalam QS. Shaad ayat 24:

56 Musthofa Kamal Pasha, Fiqih Islam (Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih),

Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, Cet-4, 2009, hlm.377 57 Muhammad Ridwan, Op.Cit, hlm. 66

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

87

¨βÎ) uρ # Z�� ÏV x. z ÏiΒ Ï!$sÜ n=èƒ ø:$# ‘ Éóö6 u‹s9 öΝ åκ ÝÕ÷èt/ 4’ n?tã CÙ÷è t/ ωÎ) tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ# u (#θè=Ïϑtãuρ

ÏM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $#

Artinya:“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang

yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada

sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang saleh” 58

Serta firman Allah dalam QS. Al- Maidah ayat 1:

$yγ •ƒ r'̄≈ tƒ šÏ% ©!$# (#þθãΨ tΒ# u (#θèù÷ρr& ÏŠθà) ãèø9 $$Î/ 4

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-

aqad itu.”59

Ayat ini menunjukkan kebolehan perkongsian dan larangan

untuk mendzolimi mitra kongsi. Adapun dalil dari As-Sunnah

mengenai kebolehan perkongsian ini adalah sabda Rasulullah saw:

-�ل رس�ل ا2 ص%� ا2 �%�( :�� ه�ی�ة ر�3 ا2 ت�0�� ��( -�ل أ��

ح�ه�� ص�ح ( ��ذا أن� ث��= ش�ی>�� م��: ی)� أ :-�ل ا2 ت�0��: وس%:

�( ا���آ:أرواD (خ�ن( خ�$B م� ���#���)��داودوص

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasullah saw

bersabda. “Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah yang ketiga dari dua

orang yang berserikat, selama salah seorang diantara mereka tidak

berhianai pada temannya. Apabila ada yang berhianat, maka aku

akan keluar dari perserikatan mereka”.(hadist ini diriwayatkan oleh

HR. Abu daud dan hadist ini dinilai shahih oleh Al-hakim)60

58 Depag RI,Op. Cit, hlm. 363 59 Ibid, hlm. 84 60Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Op. Cit. hlm .185

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

88

Maksud dari firman Allah adalah bahwa Allah akan bersama

mereka dengan menjaga, memelihara, dan memberi bantuan serta

barokah dalam perniagaan mereka.61

Akad Musyarakah pada bank Muamalat Indonesia adalah

perjanjian kerjasama antara bank yang akan menyediakan modal, dan

nasab ah yang akan menjalankan usahanya sebagaimana yang

dimohonkan nasabah dan disetujui oleh bank, atas dasar pembebanan

resiko untung dan rugi ditanggung bersama sesuai pernyertaan

modalnya masing-masing atau sesuai yang disepakati bersama dalam

perjanjian.

2. Analisis rukun dan syarat akad Musyarakah

Ulama Hanafiyah mengemukakan bahwa rukun Syirkah, baik

Syirkah al-Amlak maupun Syirkah al-‘Uqud dengan segala bentuknya

adalah ijab (ungkapan penawaran melakukan perserikatan) dan qabul

(ungkapan penerimaan perserikatan). Menurut jumhur ulama, rukun

perserikatan itu ada tiga yaitu: shigat (ijab dan qabul), kedua orang

yang berakad, dan obyek akad. Bagi ulama Hanafiyah, orang yang

berakad dan obyeknya bukan termasuk rukun tetapi termasuk syarat. 62

Syarat-syarat yang berhubungan dengan Musyarakah jadi

menurut Hanfiyah dibagi menjadi empat bagian :63

61 Saleh bin Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Jakarta : Gema Insani Press, 2005, hlm. 464 62 Nasrun Haroen, Op.Cit. hlm.173 63Hendi Suhendi, Op. Cit. hlm.128

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

89

a) Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk Syirkah baik

dengan harta maupun dengan yang lainnya, dalam hal ini

terdapat dua syarat, yaitu :

1) Yang berberkenaan dengan benda yang diakadkan harus

dapat diterima sebagai perwakilan

2) Yang berkenaan dengan keuntungan, yaitu pembagian

keuntungan harus jelas dan dapat diketahui dua pihak.

b) Sesuatu yang bertalian dengan Syirkah mal (harta), dalam hal

ini terdapat dua perkara yang harus dipenuhi yaitu:

1) Bahwa modal yang dijadikan objek akad Syirkah adalah

dari alat pembayaran yang sah.

2) Yang dijadikan modal ada ketika akad Syirkah

dilakukan, baik jumlahnya sama maupun berbeda.

c) Sesuatu yang bertalian dengan Syirkah mufawaddah,

didalamnya disyaratkan :

1) Modal (pokok harta) dalam Syirkah mufawaddah harus

sama

2) Bagi yang dijadikan obyek akad disyaratkan Syirkah

umum, yakni pada semua macam jual beli atau

perdagangan.

d) Adapun syarat yang bertalian dengan Syirkah inan sama

dengan syarat-syarat Syirkah mufawaddah.

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

90

Menurut malikiyah bahwa syarat-syarat Syirkah yang bertalian

dengan orang yang melakukan akad ialah merdeka,baligh dan pintar.

Dijelaskan pula oleh Abdul al- rahman al-jaziri bahwa rukun Syirkah

adalah dua orang yang berserikat, shigat dan obyek akad Syirkah baik

harta maupun kerja. Syarat-syarat Syirkah dijelaskan juga oleh Idris

ahmad antara lain:

a) Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-

masing anggota berserikat kepada pihak yang akan

mengendalikan harta itu.

b) Anggota serikat itu saling mempercayai, sebab masing-

masing dari mereka adalah wakil yang lainnya.

c) Mencampurkan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak

masing-masing, baik berupa mata uang maupun bentuk

lainnya.64

Rukun dan syarat akad Musyarakah pada KPRS adalah: adanya

sighat akad (ijab dan qobul), kedua orang yang berakad (pihak bank

dan nasabah) serta obyek akad (rumah yang diajukan sebagi KPRS).

Sedangkan syarat akad Musyarakah pada KPRS adalah: kedua belah

pihak bersepakat dan saling percaya namun tidak ada percampuran

harta diantara mereka.

Dalam hal ini rukun akad Musyarakah pada KPRS sudah sesuai

karena ketiga unsur rukun yang terdapat didalamnya sudah terpenuhi,

64 Ibid, hlm 129

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

91

namun syarat akad Musyarakah pada KPRS belum sesuai karena ada

beberapa hal yang tidak terpenuhi didalamnya.

3. Analisis pelaksanaan akad musyarakah pada KPRS

Pelaksanaan Akad Musyarakah bank Muamalat Indonesia pada

produk KPRS adalah kerjasama perkongsian yang dilakukan oleh

pihak bank dan nasabah dalam pemilikan rumah dimana bank

memberikan kontribusi dana kepada nasabah berdasarkan kesepakatan

dan nasabah memberikan uang muka minimal 10% dari proyeksi

harga jual rumah yang menjadi objek akad.

Dalam hal ini pelaksanaan akad Musyarakah jika dilihat dari

segi pengertian kurang sesuai karena akad tersebut merupakan akad

kerjasama yang mana kedua belah pihak saling mendistribusikan

hartanya dan bersama-sama mengelola usaha yang mereka jalankan

serta membagi antara keuntungan dan kerugian.

Dalam hal ini akad Musyarakah mempunyai produk turunan

yang dalam konteks perbankan syariah disebut dengan Musyarakah

Muntanaqishah yang didalamnya terdapat unsur kerjasama (syirkah)

dan unsur sewa (Ijarah). Kerjasama dilakukan dalam hal penyertaan

modala atau dana dan kerjasama kepemilikan. Sementara sewa

merupakan kompensasi yang diberikan salah satu pihak kepada pihak

lain. Ketentuan pokok yang terdapat dalam Musyarakah

Muntanaqishah merupakan merupakan ketentuan pokok kedua unsur

tersebut.

Page 92: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

92

Berkaitan dengan Syirkah, keberadaan pihak yang bekerjasama

dan pokok modal, sebagai obyek akad Syirkah, dan shighat (ucapan

perjanjian atau kesepakatan) merupakan ketentuan yang harus

terpenuhi. Sebagai syarat dari pelaksanaan akad Syirkah yaitu:

1. Masing-masing pihak harus menunjukkan kesepakatan dan

kerelaan untuk saling bekerjasama

2. Antar pihak harus saling memberikan rasa percaya satu

dengan yang lain

3. Dalam pencampuran pokok modal merupakan pencampuran

hak masing-masing dalam kepemilikan obyek akad tersebut.

Sementara yang berkaitan dengan unsur sewa ketentuan

pokoknya meliputi: penyewa (musta’jir) dan yang menyewakan

(mu’jir), shighat (ucapan kesepakatan), ujrah (fee), dan barang atau

benda yang disewakan yang menjadi obyek akad sewa. Besaran sewa

harus jelas dan dapat diketahui kedua pihak.

Dalam Musyarakah Mutanaqishah harus jelas besaran angsuran

dan besaran sewa yang harus dibayar nasabah. Dan ketentuan batasan

waktu pembayaran menjadi syarat yang harus diketahui kedua belah

pihak. Harga sewa, besar kecilnya harga sewa, dapat berubah sesuai

kesepakatan. Dalam kurun waktu tertentu besar-kecilnya sewa dapat

dilakukan kesepakatan ulang. Sandaran hukum Islam pada

pembiayaan Musyarakah Muntanaqishah, pada saat ini dapat

disandarkan pada akad Musyarakah (kemitraan) dan Ijarah (sewa).

Page 93: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

93

Karena didalam akad Musyarakah Muntanaqishah terdapat unsur

Syirkah dan unsur Ijarah. 65

Musyarakah Mutanaqishah diperbolehkan dalam pandangan

syara’, seperti halnya Ijarah Muntahiya Bit Tamlik. Dalam hal ini

bank berjanji akan menjual porsi kepemilikan asset kepada patner

lainnya, hingga akhirnya kepemilikan asset tersebut berpindah kepada

patner. Di awal kontrak, akad berjalan sebagaimana akad Musyarakah

biasa, pihak bank dan semua patner yang terlibat di dalamnya,

memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Namun, dalam konteks

ini di akhir kontrak, pihak bank berjanji akan menjual kepemilikan

asset kepada patner lain, sehingga menjadi nol.66

Penerapan akad Musyarakah Mutanaqishah memiliki beberapa

keunggulan sebagai pembiayaan syariah, diantaranya adalah:

1. Bank Syariah dan nasabah sama-sama memiliki atas suatu aset

yang menjadi obyek perjanjian. Karena merupakan aset bersama

maka antara bank syariah dan nasabah akan saling menjaga atas

aset tersebut.

2. Adanya bagi hasil yang diterima antara kedua belah pihak atas

margin sewa yang telah ditetapkan atas aset tersebut.

3. Kedua belah pihak dapat menyepakati adanya perubahan harga

sewa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan

mengikuti harga pasar.

65 Dikutip dari pdf makalah musyarakah muntanaqishah oleh Dr. Ir. M Nadratuzzaman

Hosen, Ms., M.Sc, Ph.D hlm. 2 66 Dimyaudin Djuwaini, Op. Cit hlm. 222

Page 94: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

94

4. Dapat meminimalisir risiko financial cost jika terjadi inflasi dan

kenaikan suku bunga pasar pada perbankan konvensional.

5. Tidak terpengaruh oleh terjadinya fluktuasi bunga pasar pada

bank konvensional, dan fluktuasi harga saat terjadinya inflasi.

Adapun kelemahan yang muncul dalam akad Musyarakah

Mutanaqishah ketika diterapkan sebagai bentuk pembiayaan syariah

adalah:

1. Resiko terjadinya pelimpahan atas beban biaya transaksi dan

pembayaran pajak, baik pajak atas hak tanggungan atau pajak

atas bangunan, serta biaya-biaya lain yang mungkin dapat

menjadi beban atas aset tersebut.

2. Berkurangnya pendapatan bank syariah atas margin sewa

yang dibebankan pada aset yang menjadi obyek akad.

Cicilan atas beban angsuran di tahun-tahun pertama akan terasa

memberatkan bagi nasabah, dan menjadi ringan tahun-tahun

berikutnya.67

B. Analisis pelaksanaan akad Ijarah pada produk KPRS di Bank

Muamalat Indonesia Semarang

1. Analisis akad Ijarah pada produk KPRS

Akad Ijarah secara bahasa berarti upah dan sewa, jasa atau

imbalan. Ijarah merupakan transaksi yang memperjual belikan

manfaat suatu harta benda. Syariat mengesahkan praktek sewa karena

67 Dikutip dari pdf makalah musyarakah muntanaqishah oleh Dr. Ir. M Nadratuzzaman

Hosen, Ms., M.Sc, Ph.D hlm. 9

Page 95: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

95

kehidupan sosial memang membutuhkannya. Seperti, masyarakat

membutuhkan rumah untuk tempat tinggal dan masyarakat satu

dengan yang lain saling membutuhkan68

Menurut fuqaha Hanafiyah pengertian ijarah adalah akad atau

transaksi terhadap manfaat dengan imbalan. Menurut fuqaha

Syafi’iyah Ijarah transaksi terhadap manfaat yang dikehendaki secara

jelas harta yang bersifat mubah dan dapat dipertukarkan dengan

imbalan tertentu. Sedangkan menurut fuqaha Malikiyah dan

Hanabilah, Ijarah adalah pemilikan manfaat suatu benda yang bersifat

mubah selama periode waktu tertentu dengan suatu imbalan.69

Ijarah sebagaimana perjanjian lainnya, merupakan perjanjian

yang bersifat konsensual, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukum

yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung, dan apabila akad sudah

berlangsung, maka pihak yang menyewakan (mu’ajir) berkewajiban

untuk menyerahkan barang (ma’jur) kepada pihak penyewa

(musta’jir), dan dengan diserahkannya manfaat barang atau benda

maka pihak penyewa berkewajiban pula untuk menyerahkan uang

sewanya (ujrah).70

Adapun dasar hukum dari akad Ijarah terdapat dalam Qs. Al-

Baqarah ayat 233:

68 Sayyid Sabig, Op.Cit. hlm. 205 69 Ghufron A. Mas’adi. Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002. hlm. 182 70 Chairuman Pasaribu, Suhrawardi K Lubis, Op.Cit. hlm. 52

Page 96: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

96

÷βÎ) uρ öΝ ›?Š u‘ r& βr& (# þθãèÅÊ ÷� tIó¡n@ ö/ ä. y‰≈ s9 ÷ρr& Ÿξsù yy$uΖã_ ö/ ä3ø‹n=tæ # sŒ Î) Ν çFôϑ̄=y™ !$̈Β Λä ø‹s?# u Å∃ρá7 ÷èpR ùQ $$Î/ 3 (#θà) ¨?$# uρ ©!$# (# þθßϑn=ôã $# uρ ¨βr& ©!$# $oÿÏ3 tβθè=uΚ÷ès? ×�� ÅÁt/ ∩⊄⊂⊂∪

Artinya: “dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang

lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan

ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” 71

Serta dalam QS. Al- Qashash ayat 26:

ôM s9$s% $yϑßγ1 y‰÷n Î) ÏM t/ r'̄≈ tƒ çν ö�Éfø↔ tGó™ $# ( )χÎ) u�ö� yz Ç tΒ |Nö�yfø↔ tGó™ $# ‘“Èθs) ø9 $# ßÏΒF{ $#

Artinya: salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya

bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja

(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".72

Akad Ijarah sesungguhnya merupakan transaksi atas suatu

manfaat, manfaat yang menjadi objek transaksi Ijarah dibedakan

menjadi dua yaitu pertama Ijarah yang mentransaksikan manfaat

benda-benda atau yang sering disebut dengan persewaan. Kedua yaitu

Ijarah yang mentransaksikan manfaat sumber daya manusia atau yang

lazim disebut dengan perburuhan.73

Menurut Heri Sudarsono dalam buku bank & lembaga keuangan

syari’ah, deskripsi dan ilustrasi mengatakan bahwa Al-Ijarah berasal

dari kata Al-Ajru yang berarti Al-Iwadhu (ganti). Sedangkan menurut

istilah Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan

71Depag RI, Op.Cit,hlm. 29 72 Depag RI, Op.Cit. hlm. 310 73 Saleh Al Fauzan, Op. Cit. hlm. 482

Page 97: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

97

jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan. Dalam konteks perbankan syariah Ijarah adalah lease

contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan

peralatan (equipment) kepada nasabahnya berdasarkan pembebanan

biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya. 74

Pengertian akad Ijarah dalam KPRS adalah akad sewa menyewa

antara pemilik ma’jur (obyek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk

mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya. Dalam hal

ini terdapat kesamaan antara terhadap pengerjian Ijarah dalam segi

Muamalah maupun dalam segi perbankan.

2. Analisis rukun dan syarat akad Ijarah

Transaksi akad Ijarah baru dianggap syah apabila telah

memenuhi rukun dan syaratnya. Adapun syarat akad Ijarah adalah

sebagai berikut:

1) Orang yang berakad. Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah

disyaratkan telah baligh dan berakal. Maka jika yang

melakukan Ijarah orang yang belum atau tidak berakal Ijarah

nya tidak sah. Berbeda dengan ulama Hanafiyah dan

Malikiyah mereka berpendapat bahwa orang yang berakad

tidak harus mencapai usia Baligh, tapi anak yang mumayyiz

pun boleh melakukan akad Ijarah asalkan ada izin dari

walinya.

74 Heri sudarsono, Op.Cit. hlm. 62

Page 98: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

98

2) Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya

untuk melakukan akad Ijarah.

3) Manfaat yang menjadi objek Ijarah harus diketahui secara

sempurna, sehingga tidak akan muncul perselisihan

dikemudian hari.

4) Objek Ijarah itu bisa diserahkan dan dipergunakan secara

langsung dan tidak bercacat. Oleh sebab itu para ulama fiqh

sepakat menyatakan bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu

yang tidak bisa diserahkan dan dimanfaatkan langsung oleh

penyewa.

5) Objek Ijarah adalah sesuatu yang dihalalkan oleh syara.

6) Yang disewakan itu bukan sesuatu yang wajib dikerjakan bagi

penyewa. Seperti menyewa seseorang untuk melakukan shalat,

haji dan kewajiban-kewajiban lain.

7) Objek Ijarah merupakan sesuatu yang biasa disewakan.

8) Upah sewa dalam akad Ijarah harus jelas, tertentu dan sesuatu

yang bernilai harta. Menurut ulama Hanafiyah, upah sewa

tidak boleh sejenis dengan manfaat yang disewa.75

Menurut Saleh Al-Fauzan dalam buku yang berjudul fiqih

sehari-hari menyebutkan bahwa rukun Ijarah adalah sebagai berikut:

Orang yang berakad, sewa atau imbalan, manfaat dan sighat (ijab dan

qabul).

75 Nasrun Haroen, Op.Cit. hlm. 232-235

Page 99: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

99

Dilihat dari segi objeknya para ulama fiqh membagi Ijarah

menjadi dua macam yaitu Ijarah yang bersifat manfaat dan yang

bersifat pekerjaan atau jasa. Ijarah yang bersifat manfaat diantaranya

adalah sewa menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian dan perhiasan.

Para ulama sepakat memperbolehkan manfaat atas barang sebagai

objek dari Ijarah selama manfaat itu diperbolehkan oleh syara’.

Sedangkan Ijarah yang bersifat pekerjaan ialah dengan cara

mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Para

ulama memperbolehkan Ijarah tersebut asalkan pekerjaan itu jelas.

Ijarah dalam hal pekerjaan dibagi menjadi dua macam yaitu Ijarah

yang bersifat pribadi dan Ijarah yang bersifat serikat yaitu seorang

atau sekelompok orang yang menjual jasanya untuk kepentingan

orang banyak.76

Syarat dan rukun akad Ijarah dalam KPRS dilihat dari syaratnya

terdapat kedua belah pihak, orang yang berakad, obyek Ijarah tidak

bertentangan dengan syara, upah dalam Ijarah sudah disepakati.

Sedangkan dalam rukunnya terdapat orang yang berakad, sewa atau

manfaat, upah dan sighat (ijab dan qabul).

3. Analisis pelaksanaan akad Ijarah pada KPRS

Akad ijarah pada KPRS adalah akad yang digunakan oleh bank

sebagai kompensasi dana yang telah disepakati untuk diberikan

kepada pihak bank karena jasanya telah mengurus pembiayaan yang

76Saleh Al Fauzan. Op,Cit, hlm. 236

Page 100: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

100

telah diajukan oleh nasabah dan sebagai biaya atas perawatan rumah

yang telah menjadi objek KPRS serta pada akhir masa perjanjian bank

berjanji akan memberikan hak penuh kepada nasabah untuk memiliki

rumah tersebut.

Dalam hal ini pelaksanaan akad Ijarah jika dilihat dari segi

pengertian kurang sesuai karena akad Ijarah adalah akad sewa

menyewa yang mana pihak yang menyewa barang hanya mengambil

manfaat dari barang yang disewa dari pemilik barang dan tidak ada

perpindahan kepemilikan.

Jika dalam perjanjian tersebut diatas nasabah mengalami

wanprestasi maka pihak bank akan melakukan penyelidikan dan

melakukan pendekatan secara kekeluargaan untuk mengetahui dan

menyelesaikan masalah yang dialami oleh nasabah, sehingga nasabah

melakukan kelalaian atau wanprestasi dalam melaksanakan perjanjian

yang telah disepakati dengan pihak bank. Dan jika cara tersebut tidak

membuahkan hasil maka pihak bank akan menyelesaikan masalah

tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku dan mengadukan

hal tersebut kepada Badan Arbitrase Nasional. 77

Yang dimaksud dengan wanprestasi disini adalah tidak

memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang

ditentukan dalam perjanjian antara kreditur dengan debitur. Seorang

77 Hasil wawancara dengan Ibu Rati Saraduhita selaku relationship manager bank

Muamalat Semarang tgl 13- 7 - 2011

Page 101: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

101

debitur baru dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi

oleh kreditur atau juru sita.

Somasi minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditur

atau juru sita. Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur

berhak membawa persoalan itu ke pengadilan. Dan pengadilan yang

akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau tidak.78

Akibat

yang ditimbulkan jika terjadi wanprestasi adalah sebagai berikut:

1) Perikatan tetap ada, kreditur masih dapat menuntut kepada

debitur pelaksanaan wanprestasi, apabila dia terlambat

memenuhi prestasi.

2) Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur.

3) Beban resiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu

timbul setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan

atau kesalahan besar dari pihak kreditur.

4) Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat

membebaskan diri dari kewajibannya memberikan kontrak

prestasi.79

BAB V

PENUTUP

78Salim, Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak), Jakarta: Sinar Grafika,

cet. 5, 2008, hlm. 98 79 Ibid , hlm. 99

Page 102: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

102

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis sampaikan, dan

setelah mengadakan penelitian serta penelaahan secara seksama mengenai

“Tinjauan Hukum Islam terhadap praktek Akad Musyarakah Wal Ijarah

(Studi kasus pada Produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah di Bank

Muamalat Indonesia Semarang)”, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kongsi pemilikan rumah syari’ah (KPRS) di bank

Muamalat Indonesia menggunakan dua akad yaitu: Musyarakah dan

Ijarah. Musyarakah adalah akad kerjasama dalam hal ini antara pihak

bank dan nasabah masing-masing memberikan kontribusi modal dan

pembebanan resiko untung dan sesuai dengan yang disepakati

bersama dalam sebuah perjanjian akad kerjasama. sedangkan Ijarah

adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

(milkiyyah/ownership) atas barang itu sendiri.

Dalam praktek perbankan syari’ah akad Musyarakah

mempunyai produk turunan yaitu akad Musyarakah Muntanqisah.

Yang didalamnya terdapat unsur kerjasama (syirkah) dan unsur sewa

(Ijarah). Kerjasama dilakukan dalam hal penyertaan modal atau dana

dan kerjasama kepemilikan. Sementara sewa merupakan kompensasi

yang diberikan salah satu pihak kepada pihak lain. Ketentuan pokok

Page 103: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

103

yang terdapat dalam Musyarakah Muntanaqishah merupakan

ketentuan pokok kedua unsur tersebut.

Akad Musyarakah Mutanaqishah harus jelas besaran angsuran

dan besaran sewa yang harus dibayar nasabah, serta ketentuan batasan

waktu pembayaran menjadi syarat yang harus diketahui kedua belah

pihak. Harga sewa, besar kecilnya harga sewa, dapat berubah sesuai

kesepakatan. Dalam kurun waktu tertentu besar-kecilnya sewa dapat

dilakukan kesepakatan ulang.

2. Pelaksanaan akad Musyarakah dalam produk KPRS di bank

Muamalat Indonesia jika dilihat dari segi nilai-nilai Muamalah Islam

kurang sesuai, karena pada pelaksanaan akad tersebut dilakukan oleh

dua orang/lebih untuk mengadakan suatu perkongsian/ perserikatan

dalam menangani sebuah proyek dan mengadakan kesepakatan baik

dalam hal pemberian modal serta pembagian keuntungan dan

kerugian, selain itu juga menjalankan usaha atau proyek tersebut

secara bersama-sama.

Dalam produk KPRS akad Musyarakah hanya digunakan oleh

pihak bank untuk memberikan dana kepada nasabah yang mengajukan

KPRS dan tidak ada kesepakatan pembagian untung dan rugi serta.

Besar kecil dana yang diberikan kepada nasabah ditentukan oleh pihak

bank.

Page 104: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

104

3. Pelaksanaan akad Ijarah dalam produk KPRS di bank Muamalat

Indonesia jika dilihat dari segi nilai-nilai Muamalah Islam kurang

sesuai karena dalam pelaksanaannya akad Ijarah merupakan akad

pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah

sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (milkiyyah/

ownership) atas barang itu sendiri.

Akad Ijarah dalam produk KPRS yaitu akad yang dibebankan

kepada nasabah untuk membayar sejumlah dana sewa yang telah

ditentukan oleh pihak bank sebagai imbalan karena telah mengurus

rumah nasabah yang menjadi objek KPRS disertai dengan

pemindahan kepemilikan barang. Dalam konteks pemindahan

kepemilikan boleh dilakukan asalkan menggunakan akad Ijarah

Muntahiyya Bittamlik.

B. Saran

1. Bank Muamalat Indonesia Semarang sebagai salah satu Bank yang

beroperasi dengan prinsip syari’ah, harus lebih mengedepankan

nilai-nilai yang terkandung dalam syariat Islam. Serta

mengaplikasikannya dalam setiap akad pembiayaan maupun

produk yang terdapat pada bank Muamalat serta dalam

pelaksanaannya.

2. Perlu adanya pengkajian lebih mendalam tentang akad pembiayaan

KPRS, khususnya dalam hal prinsip akad yang digunakan

Page 105: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

105

didalamnya, sehingga akan diperoleh suatu bentuk akad yang lebih

sempurna dan mudah dipahami oleh para pihak khususnya bagi

para nasabah yang masih asing dengan istilah-istilah akad dalam

perbankan syariah.

3. Minimnya pengetahuan masyarakat terkait pembiayaan KPRS

dibandingkan dengan produk KPR, maka sangat dibutuhkan

program sosialisasi bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan

dengan kerjasama antara para pihak terkait. misalnya bank dengan

instansi pemerintah atau perusahaan maupun developer

pemukiman dan perumahan yang ada untuk melakukan kegiatan

tersebut.

C. Penutup

Rasa syukur Al-Hamdulillahi Rabbil 'Alamin. Segala puji bagi

Allah SWT atas segala nikmat, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis sangat

menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah dan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan ataupun referensi.

Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat

membangun untuk memperbaiki skripsi ini sangat penulis harapkan.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi suatu wacana yang

bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang

membacanya, amin ya robbal alamin.

Page 106: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

106

DAFTAR PUSTAKA

A.Mas’adi, Ghufron, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002

Al- Hafizh ibn Hajar Al- Asqolani, Bulugul Al- Maram Min Adillat Al Ahkam,

Surabaya: Darul fikri,1989

Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Dan Penelitian Hukum, Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2003

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari teori ke praktek, Jakarta: Gema

Insani Press. Cet. 1, 2001

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006

Ascarya, Akad dan Produk bank syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ed.

1, 2008

Brosur Pembiayaan Hunian Syari’ah Bank Muamalat Indonesia

Depag RI, Alqur’an Dan Terjemahnya, Semarang: CV. Diponegoro, 2005

Djuwaini, Dimyaudin, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Cet.1, 2008

Fauzan, Saleh bin, fiqih sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005

Halimah, Nur, “Studi analisis terhadap praktek akad Qardh wal ijarah pada

pembiayaan talangan haji Di Bank Syariah Mandiri cabang Semarang” ,

S1 Muamalah IAIN Walisongo Semarang 2007.

Haroen, Nasrun, Fiqih Muamalah, Gaya Media Pratama, Jakarta: 2007

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile(7/7/2011/11:03)

http://www.btn.co.id/Syariah/Produk/Produk-Pembiayaan/Pembiayaan-KPRBTN-

Syariah.aspx (24/6/2011/09.33)

Karim, Adiwarman Bank Islam Analisis fiqih dan keuangan, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, Ed.3 , Cet.3 , 2006

Ma'arief, Ahmad Syamsul,”Penerapan Akad Ijarah Untuk Biaya Pendidikan Di

KJKS BMT Walisongo Semarang” S1 Muamalah IAIN Walisongo

Semarang 2007.

Page 107: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · 4. Sahabat-sahabatku di kos D2 (Mbak. Indah, Faza, Khoir, Nely, Ummi,

107

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi

Aksara, Cet. X, 2009

Nashori, Abdul Ghofur, Payung Hukum Perbankan Syari’ah , Yogyakarta : UII

Press, 2007

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi K Lubis, Perjanjian Dalam Islam, Jakarta:

Sinar Grafika, Cet. 1, 1994

Pasha, Mustofa Kamal, Fiqh Islam (Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih),

Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri,cet-4, 2009

Pdf makalah musyarakah muntanaqishah oleh Dr. Ir. M Nadratuzzaman Hosen,

Ms., M.Sc, Ph.D

Ridwan, Muhammad, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta: Pustaka

SM, Ed 1, 2007

Sabig, Sayyid, Fiqih Sunnah jilid 4, Jakarta Pusat: Pena Pundi Aksara, Cet 1,

2006

Saebani, Beni Akhmad, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2009

Seputar Indonesia-Sunday 17/10/2010 http://www.muamalatbank.com/indek. php/

home/news/media-expose/965 (26/10/2011/07.13 wib)

Salim, Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak), Jakarta: Sinar

Grafika, cet. 5, 2008

Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogykarta: Ekonisia,

2003

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Ed.1, 2008

Suryabrata, Sumardi Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Cet. ke-II, 1998

Wawancara dengan Ibu Latifatun Ni’mah costumer servise dan ibu Rati

Saraduhita selaku relationship manager serta bapak Wahyu SDI Bank

Muamalat Indonesia Semarang

www. MuamalatBank.com (Pembiayaan Hunian Syariah )

Zakiyudin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Prosedur Musyarakah Di Bank

Syari'ah Mandiri Cabang Semarang” S1 Muamalah IAIN Walisongo

Semarang 2007.