TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD...

135
i TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: SITI JAMILATUN NIM: 21412012 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD...

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

i

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK

PEMBIAYAAN MITRA USAHA

(Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga)

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

SITI JAMILATUN

NIM: 21412012

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

ii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pegajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan

koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa.

Nama : Siti Jamilatun

NIM : 214-12-012

Judul :TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA

PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA (Studi

Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga)

Dapat diajukan kepada fakultas syari’ah IAIN Salatiga untuk diajukan

dalam sidang munaqosyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 20 September 2016

Pembimbing,

Dra. Siti Muhtamiroh, M, SI.

NIP: 19681229 199303 2001

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH

Jl. Nakula-Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga

Website: www.Iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD

MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA

(Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga)

Oleh:

Siti Jamilatun

NIM : 21412012

Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari’ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Kamis, 29 September

2016 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana dalam hukum Islam.

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang : Dr. H. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A. : ...............................

Sekretaris Sidang : H. M. Yusuf Khumaini, M.H. :................................

Penguji I : Luthfiana Zahriani, SH., M.H :................................

Penguji II : Farkhani, SH., S.H.I., M.H. :................................

Salatiga, 29 September 2016

Dekan Fakultas Syari’ah

Dra. Siti Zumrotun, M. Ag.

NIP: 19670115 199803 2002

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Jamilatun

NIM : 21412012

Jurusan : Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas : Syari’ah

Judul Skripsi : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADA PELAKSANAAN

AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN

MITRA USAHA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang

Salatiga)

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 23 September2016

Yang menyatakan

Siti Jamilatun

NIM: 21412012

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

v

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

...........................

bukan karena kelebihan yang akan membuatmu bersyukur.

Tapi karena kamu bersyukur semua akan terlihat lebih.

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-

Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibuku tercinta, Bapak Munir Abdullah dan Ibu Muntamah

Ma’sum yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya, do’anya,

serta segala dukungannya dalam setiap langkah-langkahku.

2. Kakak-kakakku (Nor Kholis, Ali Muhtar, Siti Malikhatun, Siti Latifah)

tersayang, yang dukungan serta doanya tak pernah surut mengiringi

perjuanganku.

3. Adikku Umi Hanik yang saya sayangi, terimakasih yang selalu saling

mengingetkan untuk selalu semangat dalam menuntut ilmu dan

menjalani kehidupan didunia ini.

4. Agung Ridwan yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “TINJAUAN HUKUM

ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA

PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA (Studi Kasus di BMT Tumang

Cabang Salatiga)”.

Salawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi agung, Nabi

Akhiruzzaman, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta

pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikannya suri tauladan. Beliaulah

yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang

benderang, yakni Dinul Islam.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak yang telah tulus iklas membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, Md, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Zumratun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN

Salatiga.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

viii

3. Bapak Ilya Muhsin,S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah

Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selaku memberikan imunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan

baik.

4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah di

IAIN Salatiga.

5. Ibu Dra. Siti Muhtamirah, M.SI. selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan saran, pengarahan, dan masukan berkaitan penulisan skripsi

sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

6. Ibu Lutfia Zahriani,M.H, selaku kepala Lab.Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga

7. Bapak Ni’am selaku manager BMT Tumang Cabang Salatiga yang telah

berkenan memberikan izin penelitian di BMT Tumang Cabang Salatiga serta

memberikan informasi berkaitan skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi

Fakultas Syari’ah yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

9. Keluarga Besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Romo K.H

Mahfudz Ridwan Lc, yang selaku mendoakan santrinya untuk meraih

keberhasilan dalam menuntut ilmu, baik dalam keadaan apapun maupun di

manapun.

10. Keluarga Besar Ya Bismillah IAIN Salatiga, Bidikmisi dari angkatan 2011-

2015 yang selalu memberikan dorongan serta motivasi agar selalu bersabar

dalam menghadapi setiap masalah.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

ix

11. Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan Mbak Suci, Mbak Siti, Mbak Anim,

Mbak winda, Mbak Dina, Selfi, Mbak Ama, Fida, Mbak Asya, Mbak Alfi,

Hafsari, Mbak wardah, Dik Mumun, Dik Nisa, Vivi, Dik Dyah, Viky dan

Mbak Fitri yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi.

12. Sahabat-sahabatku Iva Ekowati, Mas’adah, Fitriyatuz Zahroh, Hafsari Ayu,

dan teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2012 di

IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh

pendidikan di IAIN Salatiga.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa

mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta pembaca

pada umumnya. Amin

Salatiga, September 2016

Penulis,

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

x

Abstrak

Jamilatun, Siti. 2016. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad

Murabahah Pada Produk Pembiayaan Mitra Usaha (Studi Kasus

di BMT Tumang Salatiga) Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan S1

Hukum Ekonomi Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamirah, M.SI.

Kata Kunci: Hukum Islam, Murabahah, BMT, Pembiayaan.

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang banyak digunakan oleh

bank-bank syari’ah karena proses dan prakteknya lebih mudah dibandingkan

dengan pembiayaan lainnya. Pada prinsipnya murabahah didasarkan pada 2 (dua)

elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya yang terkait dan kesepakatan atas

margin atau keuntungan. Namun semakin maraknya penerapan murabahah

sehingga menuai kritikan terhadap pelaksanaan murabahah, penggunakan akad

wakalah serta penentuan margin.Pokok permasalahan dalam peneltian ini adalah

bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan Mitra Usaha di

BMT Tumang cabang Salatiga dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

praktek tersebut?

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan emperis.

Adapun teknik pengumpulan data meliputi observasi, interview, dokumentasi,

sedangkan teknik analisisnya adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang dipakai

untuk membantu dalam menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat

dalam situasi tertentu serta mengetahui bagaimana mencapai tujuan yang

diinginkan. Data yang diperoleh akan dianalisis dan digambarkan secara

menyeluruh dari fenomena yang terjadi pada akad murabahah pada produk

pembiayaan Mitra Usaha di BMT Tumang cabang Salatiga.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan akad murabahah pada

produk Mitra Usaha belum sesuai dengan hukum Islam, dikarenakan dalam

pelaksanaan akad ada tambahan akad wakalah. Kemudian pihak BMT menjualnya

kepada nasabah ditambah margin keuntungan untuk dibayar nasabah pada jangka

waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan awal. Begitu pula penentuan margin

yang masih terlihat menyandarkan proses yang dilaluinya dengan tingkat suku

bunga secara langsung.

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL…………………………………………………

NOTA PEMBIMBING……………………………………………….

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………...

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN………………………………

HALAMAN MOTO……………………………………...…………

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………….…...……

KATA PENGANTAR………………………………………………

ABSTRAK………………………………………………...…………

DAFTAR ISI…………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………

DAFTAR TABEL ………………………………………....................

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………....

B. Rumusan Masalah……………………………………………..

C. Tujuan Penelitian…………………………………………….....

D. Kegunaan Penelitian…………………………………………..

E. Penegasan Istilah……………………………………………...

F. Tinjauan Pustaka …………………………………………......

G. MetodePenelitian………………………………......…………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

x

xi

xvi

xvii

xviii

1

3

3

4

5

7

10

H. Sistematika Penulisan…………………………………………... 17

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xii

BAB II: AKAD MURABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN

MITRA USAHA

A. Tinjauan Umum Akad Murabahah

..………………………...

19

1. Pengertian Murabahah…………………...........………… 19

2. Landasan Hukum Murabahah...............……………... …… 21

3. Rukun dan Syarat Murabahah…………………....……... 22

4. Jenis Murabahah .... ……………....………………........... 24

5. Manfaat Murabahah……………………………………. 25

6. Resiko Murabahah ...................................................…...… 25

B. Tinjauan Umum BMT..…………………………………… 26

1. Pengertian BMT ......................................………...…… 26

2. Prinsip-prinsip BMT....................................…….............. 27

3. Kegiatan BMT………………………………….……… 29

C. Tinjauan Umum Pembiayaan…………………………… 30

1. Pengertian Pembiayaan …………………………...………

2. Jenis-jenis Pembiayaan……………………………………

30

31

3. Jaminan Pembiayaan……………………………...……… 38

4. Prinsip-prinsip Pembiayaan…………………………......… 39

5. Teknik Penyelesaian Pembiayaan Macet…………….......… 41

BAB III PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK

PEMBIAYAAN MITRA USAHA DI BMT TUMANG

A. Profil BMT Tumang……..…………………………………… 44

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xiii

1. Sejarah BMT Tumang............…………………...………. 44

2. Visi dan Misi BMT Tumang……………………………… 45

3. Keunggulan BMT Tumang ...............……………………… 45

4. Kelengkapan Organisasi...................……………………… 46

5. Struktur Organisasi ....................………………………… 46

6. Kondisi Sumber Daya Insani...............……………………

7. Produk-produk BMT Tumang .............................................

B. Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan

MitraUsaha ...............................................................................

54

56

63

C. Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah pada Produk Mitra

Usaha di BMT Tumang..........................................................

70

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK

PEMBIAYAAN MITRA USAHA DI BMT TUMANG

A. Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Akad Murabahah Pada

Produk Pembiayaan Mitra Usaha ………...............................

75

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad

Murabahah Pada Produk Pembiayaan Mitra Usaha di BMT

Tumang……………………………....………………………

81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 95

B. Saran ………………………………………………………..... 96

Daftar Pustaka

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xiv

Lampiran-lampiran

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang 47

Gambar 3.2: Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang Cabang Salatiga 48

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Jumlah Pengelola KJKS BMT Tumang Cabang Salatiga 55

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Fatwa Dewan Syari’ah No: 04/DSN-MUI/IV/2000

Lampiran II : Akad Pembiayaan Murabahah di BMT Tumang

Lampiran III : Akad Pembiayaan Al-Wakalah di BMT Tumang

Lampiran IV : Kuitansi Pembiayaan, Slip Angsuran, Kuitansi

Lampiran V : Formulir Permohonan Pembiayaan

Lampiran VI : Tanda Terima dan Pengambilan Jaminan

Lampiran VII : Brosur BMT Tumang

Lampiran VIII : Riwayat Hidup Penulis

Lampiran IX : Lembar Konsultasi

Lampiran X : Nilai SKK

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) merupakan Lembaga Keuangan

Syari’ah, bukan bank yang berdiri berdasarkan syari’at Islam dan bergerak

dalam upaya memberdayakan umat, serta keuangan non bank yang beroperasi

sesuai dengan prinsip syari’ah. Baitul Maal wat-Tamwil ini bergerak dalam

penggalangan dana masyarakat dalam bentuk simpanan serta menyalurkannya

dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan usaha dengan sistem jual beli, bagi

hasil maupun jasa.

BMT lebih menekankan pada prinsip bagi hasil yang merupakan

landasan utama dalam semua operasinya, baik dalam pengerahan dananya

maupun dalam penyaluran dananya (pembiayaan).Oleh karena itu, jenis-jenis

penghimpunan dana dan pemberian pembiayaan pada bank syari’ah terutama

juga menggunakan prinsip bagi hasil (mudharabah), kerjasama (musyarakah)

dan jual beli. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli bisa dilakukan dengan

akad murabahah, salam, ataupun istishna’.Penyaluran dana dengan prinsip

sewa dengan akad ijarah. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli yang

paling dominan adalah menggunakan akad murabahah (Veithzal Rivai dkk,

2007:768).

Murabahah dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No.04/DSN–

MUI/IV/2000 yaitu menjual sesuatu barang dengan menegaskan harga

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

2

belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih

sebagai laba (Muthaher, 2012:58).

Murabahah dalam fiqih Islam merupakan bentuk jual beli yang tidak

ada hubungannya dengan pembiayaan pada mulanya. Murabahah dalam

Islam berarti jual beli ketika penjual memberitahukan kepada pembeli biaya

perolehan dan keuntungan yang diinginkannya. Namun demikian bentuk jual

beli ini kemudian digunakan oleh perbankan syari’ah dengan menambah

beberapa konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan

(Viethzal,2007:779).

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang banyak

digunakan oleh bank-bank syari’ah karena proses dan prakteknya lebih

mudah dibanding dengan pembiayaan lainnya. Pembiayaan murabahah

memiliki karaktersistik tersendiri.Pertama, akad yang digunakan dalam

pembiayaan murabahah adalah akad jual beli. Kedua, barang dagangan harus

tetap dalam tanggungan bank selama transaksi antara bank dan nasabah

belum diselesaikan.Ketiga, keuntungan dalam pembiayaan murabahah

berbentuk margin penjualan yang sudah termasuk harga jual. Keempat,

pembayaran harga barang dilakukan secara tunai maupun cicil. Kelima,

pembiayaan murabahah memungkinkan adanya jaminan(Andria,2007:780).

Dalam pelayanan produk pembiayaan baik untuk keperluan konsumtif,

investasi, maupun produktif hanya menggunakan akad murabahah.Sehingga,

keperluan pembiayaan pada mitra usaha yang sifatnya produktif juga

menggunakan akad murabahah. Karena umumnya pembiayaanmitra usaha

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

3

yang sifatnya produktifitu cenderung menggunakan akad mudharabah

musyarakah.Tapi dalam prakteknya, akad murabahah itu diterapkan pada

produk pembiayaan mitra usahadi BMT Tumang Cabang Salatiga.

Fenomena tersebut diatas mendorong penulis untuk meneliti lebih

lanjut bagaimana pelaksanaan akad murabahah di BMT Tumang Cabang

Salatiga. Sehingga penulis tertarik akan melakukan penelitian dalam sebuah

skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan

Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Mitra Usaha (StudiKasus

di BMT Tumang Cabang Salatiga)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaanakad murabahah pada produk pembiayaan mitra

usaha di BMT Tumang Cabang Salatiga?

2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad

murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang

Cabang Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan

mitra usaha di BMT Tumang Cabang Salatiga

2. Untuk mengetahui tentang pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan

akad murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang

Cabang Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

4

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide dan

sumbangan pemikiran yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khasanah

dan ilmu pengetahuan.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi BMT Tumang Cabang Salatiga

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pentingnya

ketegasan hukum Islam dalam masalah-masalah yang terjadi dalam

pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha

diBMT Tumang Cabang Salatiga.

b. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan serta wawasan dan pembentukan

pola berpikir dalam menganalisa bagaimana pelaksanaan akad

murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang

Cabang Salatiga apakah sudah sesuai hukum Islam atau belum.

c. Bagi Mahasiswa

Memberi wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa sebagai

bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegasan Istilah

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

5

1. Hukum Islam

Hukum Islam merupakan khitbah (sabda) pencipta syari’at yang

berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf, yang mengandung

suatu tuntutan atau pilihan yang menjadikan sesuatu sebagai sebab,syarat

atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain (Mukhta Yahya dkk, 1986:

121).

Menurut para ahli fiqh hukum Islam disistimatisasikan menjadi dua

bagian besar yaitu ibadat dan muamalat. Tujuan ibadat adalah sebagai

pernyataan syukur kepada Allah dan mendekatkan diri kepadaNya

(taqarrub) serta mengharapkan pahala di hari akhirat. Sedangkan

mu’amalat tujuan pokoknya adalah mewujudkan berbagai kemaslahatan

manusia dalam pergaulan hidupnya di dunia (Zarkowi Soejoeti, 1987:10).

Di kalangan madzhab Hanafi, menyebutkan bahwa urusan agama itu

meliputi keyakinan (al-i’tiqadat), akhlak (al-adab), ibadat, muamalat dan

uqubat. Dua yang pertama bukan bidang fiqh, sedangkan ibadat terdiri

sholat, zakat, puasa, haji. Muamalat meliputi lima pembahasan yakni al-

mu’awadlat al-maliyah (transaksi kebendaan), al- amanat (deposit), al-

ziwaj (perkawinan), al-mukhashamat (perselisihan di pengadilan), al-

tarikat (warisan), uqubat (hukuman) (Zarkowi Soejoeti, 1987:11).

Para fuqaha Imam Syafi’i membagi lapangan fiqh kepada empat

rukun, yaitu al-ibadat, al-mu’amalat, al-ziwaj dan yang berhubungan

dengannya dan al-uqubat. Pembagian demikian ini karena hukum-hukum

syar’i itu ada yang berhubungan dengan urusan ukhrawi yaitu ibadatada

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

6

yang berhubungan dengan urusan duniawi diantaranya yang dimaksudkan

untuk memelihara kelangsungan diri manusia yaitu mu’amalat, yang

berhubungan dengan pemeliharaan kelangsungan jenis di lingkungan

keluarga yaitu ziwajdan yang berhubungan dengannya, dan memelihara

kelangsungan jenis di lingkungan kota yaitu uqubat (Zarkowi Soejoeti,

1987:11-12).

2. Akad (perikatan)

Akad menurut para ahli hukum Islam yaitu pertalian antara ijab dan

qabul yang dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum

terhadap obyeknya(Gemala dkk,2005:46).

Yang di maksud akad dalam pembahasan ini adalah adanya

kesepakatan antara nasabah dengan BMT Tumang Cabang Salatiga

dimana akad tersebut menimbulkan akibat hukum terhadap obyek yang

diperjanjikan.

3. Murabahah

Murabahah yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan

pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty

contracts, karena dalam murabahah ditentukan berupa required rate of

profit nya atau keuntungan yang ingin diperoleh (Karim, 2010:113).

Murabahah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah suatu

produk yang berupa pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang Cabang

Salatiga yang berbentuk pemberian modal usaha dimana BMT Tumang

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

7

Cabang Salatiga sebagai pemberi modal dengan menyatakan harga

ditentukan oleh jangka waktu pembayaran dengan margin keuangan yang

disepakati anatara nasabah BMT Tumang Cabang Salatiga.

4. Pembiayaan Mitra Usaha.

Pembiayaan yang dimaksudkan disini adalah pendanaan yang

dilakukan oleh BMT Tumang Cabang Salatiga kepada nasabah sebagai

pembiayaan mitra usaha. Sedangkan mitra usaha adalah pemberian modal

usaha berupa barang oleh BMT kepada nasabah yang digunakan untuk

modal usaha kerja.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari

penelitian yang ada. Beberapa penelitian terkait yang membahas tentang

murabahah dalam ruang lingkup yang berbeda diantaranya adalah:

Pertama, Atika Emilia Sula (2010) yang berjudul “Reformulasi Akad

Pembiayaan murabahah dengan sistem musyarakah sebagai Inovasi Produk

Perbankan Syari’ah”. Penelitian tersebut tentang konsep pembiayaan

murabahah dengan sistem musyarakah dengan menggabungkan dua skim

pembiayaan dalam transaksi dan operasionalnya tetap menggunakan sistem

murabahah sebagai akad diawal pembiayaan konsumtif tetapi mengubah

model angsuran pembiayaan tersebut dengan sistem musyarakah, yang

semula pengembalian atau angsuran dilakukan dengan pembayaran pokok

pinjaman ditambah margin dari pembiayaan angsuran tesebut dengan sistem

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

8

musyarakah, bahkan dapat dimungkinkan untuk terjadi pemindahan

kepemilikan barang dengan sistem sewa beli (ijarah muntahia bittamlik).

Kedua, Isral Sani (2011) yang berjudul “Pelaksanaan Pembiayaan

Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah) Pada Baitul Mal Wa

Tamwil(BMT) Agama Madani Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam”.

Penelitian tersebut mengkaji hakdan kewajiban BMT Agam Madani dalam

pelaksanaan pembiayaan prinsip bagi hasil serta bagaimana mekanisme

pembiayaan dan kendala-kendalanya dalam pembiayaan dengan prinsip bagi

hasil. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat

deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa dalam pelaksanaan

pembiayaan tersebut ada beberapa kendala dalam pengelolaan usaha adanya

anggota yang belum mampu mengelola usahanya secara baik dan kurangnya

profesionalisme BMT dalam melaksanakan pembiayaan dalam jumlah besar.

Hal yang tak terduga yang menimpa nasabah sehingga tidak bisa

melaksanakan kewajibanya untuk memberikan bagi hasil dari usahanya

karena merugi. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, pihak BMT Agam

lebih berhati-hati dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada

nasabah supaya tidak rugi, selain itu lebih meningkatkan pengontrolan dan

pengawasan terhadap usaha yang dilakukan nasabah, guna menghindari

terjadinya penyalahgunaan dana yang diberikan. Dan diharapkan kepada

pemerintah menyiapkan undang-undang yang secara khusus mengatur tentang

koperasi syari’ah.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

9

Ketiga, skripsi dari Nur Inayah (2009) yang berjudul “Strategi

Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada Pembiayaan Murabahah di BMT

Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan tentang

strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada pembiayaan murabahah di

BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan

menguraikan data-data yg telah terkumpul yang diperoleh di lapangan. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa dalam penanganan terhadap nasabah yang

pembiayaannya bermasalah pihak BMT menggunakan cara-cara yang lebih

bersifat kekeluargaan seperti melakukan silaturahim, pembinaan

rescheduling, memberi peringatan kemudian sita jaminan.

Keempat, skripsi dari Benny Kurniawan(2001) dengan judul “ Studi

Analisis Tentang Praktek Pembiayaan murabahah di Bank Muamalah

Cabang Semarang (Studi Kasus Pembelian Mesin Cetak Finishing Pada PT

Karya Toha Putra Semarang)”. Dimana dalam praktek murabahah tersebut

merupakan bentuk bisnis dan kegiatan pinjam meminjam menjadi transaksi

jual beli (lading acting) menjadi permindahan hak milik barang(sale

purchase translation). Dalam murabahah ini pihak bank dapat memberikan

atau menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh pengusaha untuk

dijual lagi dan bank minta tambahan harga (cost) atas harga pembelian.

Dengan syarat si pemilik barang harus memberikan informasi kepada pembeli

tentang harga dan keuntungan bersihnya. Selain membahas praktek

murabahah di Bank Muamalah Cabang Semarang, secara umum dalam

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

10

skripsi ini juga dibahas tentang murabahah menurut fatwa Dewan Syari’ah

Nasional (DSN) No.04/GSM-MUI/IV/2000 serta relevansinya dalam praktek

murabahah di Bank Muamalah Cabang Semarang.

Kelima, Skripsi oleh Ahmad Irfan (1999) yang berjudul “Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Praktek Wakalah di Bank Syari’ah Mandiri (BSM)

Pekalongan”.Dalam skripsinya dia menjelaskan tentang bentuk wakalah

yang ada di Bank Syari’ah Mandiri Pekalongan. Dari berbagai macam

bentuk wakalah yang ada di perbankan syari’ah, di BSM Pekalongan hanya

bentuk transfer uang saja, jasa transfer yang dilakukan tidak bertentangan

dengan hukum Islam, karena dalam hal ini berlaku akad ijarah dimana wakil

sebagai ajir sedangkan muwakil sebagai musta’jir, dengan demikian pada

prinsipnya wakalah merupakan sebuah akad, maka muwakil dan wakil harus

memenuhi persyaratan kecakapan bertindak secara sempurna.

Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan

judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan. Namun penelitian yang

penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti

lainnya. Letak perbedaannya pada permasalahan yang penulis fokuskan.

Penulis menitikberatkan pada bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada

produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang Cabang Salatiga apakah

sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian& Pendekatan

a. Jenis Penelitian

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

11

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah. Dalam penelitian kualitatif ini metode yang digunakan

adalah wawancara (observasi) pengamatan dan pemanfaatan dokumen

(Moleong, 2001:6).

Penelitian ini berusaha untuk memahami bagaimana hukum Islam

menganalisis pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan

mitra usaha di BMT Tumang cabang Salatiga. Penelitian kualitatif

dipilih karena dipandang cocok untuk mengekspresikan temuan kasus-

kasus yang berkaitan dengan pelaksanaan akad murabahah pada

produk pembiayaan mitra usaha dengan cara terjun langsung ke

lapangan yaitu di BMT Tumang Cabang Salatiga.

b. Pendekatan

Yang bertujuan untuk mengetahui, bagaimana pelaksanaan akad

murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang

Cabang Salatiga ini menggunakan pendekatanyuridis normatif yaitu

suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-

pasal dalam peraturan perundang-undangan yang megatur terhadap

permasalahan tersebut.

Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk memahami

bagaimana hukum Islam menganalisis pelaksanaan akad

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

12

murabahahpada produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang

Cabang Salatiga.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam Penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data di

lapangan dengan menggunakan alat penelitian aktif dalam mengumpulkan

data di lapangan. Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data

bisa berupa dokumen-dokumenyang menunjang keabsahan hasil penelitian

nanti serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya

penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian itu akan

dilakukan. Dalam penelitian yang akan penulis teliti adalah di koperasi

jasa keuangan BMT Tumang Cabang Salatiga.

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

didapatkan dari lapangan atau lokasi penelitian.

1) Responden

Responden adalah orang yang dapat memberikan informasi

tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam

penelitian nanti yang menjadi informan adalah manager

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

13

BMTTumang Cabang Salatiga, para pegawai BMT Tumang Cabang

Salatigadan nasabah BMT Tumang Cabang Salatiga.

2) Dokumen

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

primer, yaitu dokumen-dokumen berhubungan dengan BMT

Tumang Cabang Salatiga, yang di antaranya adalah struktur

organisasi di BMT Tumang Cabang Salatiga, data-data berupa

keuangan nasabah BMT Tumang Cabang Salatiga, data-data tata

cara dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari

berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama.

Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah

dengan telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal ataupun hasil penelitian

sebelumnya yang meneliti hal serupa.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga metode pengumpulan

data :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung kepada suatu

obyek yang akan diteliti yang dilakukan dalam waktu singkat (Gorys

Keraf,1994:162).

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

14

Dalam observasi nanti, data yang ingin peneliti peroleh secara

langsung dari BMT Tumang Cabang Salatiga dengan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi pada obyek

penelitian seperti dengan cara mengamati keadaan sekitar BMT

Tumang Cabang Salatiga proses pelayanan pada nasabah dalam

memberikan pembiayaan, serta fasilitas yang ada di BMT Tumang

Cabang Salatiga tersebut.

b. Interview

Interview yaitu cara memperoleh keterangan atau data dengan

cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak BMT

Tumang Cabang Salatiga dalam hal ini adalah manager BMT Tumang

Cabang Salatiga, pegawai BMT Tumang Cabang Salatiga dan sebagian

nasabah BMT Tumang Cabang Salatigayang telah mengajukan

pembiayaan mitra usaha di BMT tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan, menyusun dan mengelola

dokumen-dokumen tertulis yang terdapat di BMT Tumang Cabang

Salatiga dan kegiatan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan

keterangan yang berhubungan dengan penelitian nanti.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif

analisis.Analisis data yang digunakan adalah pendekatan kualitatif

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

15

terhadap data primer dan sekunder. Selanjutnya diuraikan dan disimpulkan

dengan memakai metode berfikir induktif yaitu pengambilan kesimpulan

dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan

yang bersifat umum (Sudjana, 1988:7).

Kesimpulan ini ditarik dari fakta atau data khusus berdasarkan

pengamatan di lapangan untuk menilai apakah pelaksanaan akad

murabahah pada produk pembiayaan murabahah di BMT Tumang Cabang

Salatiga sudah sesuai denganhukum Islam atau belum.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian sehingga untuk

mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik untuk memeriksa

keabsahan data.

Dalam penelitian nanti, penulis menggunakan pengecekan keabsahan

data dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono

(2010:274) triangulasi dalam pengujian kredibilitas dapat dilakukan

dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut:

a. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

b. Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

16

Dalam penelitian nanti, penulis menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik, yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

8. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian yang akan peneliti teliti nanti akan dilakukan

dengan berbagai tahap yaitu:

a. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian seperti penulis menentukan topik penelitian,

mencari informasi tentang pelaksanaan akad murabahah pada produk

pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang Cabang Salatiga, pembuatan

proposal penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang

harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan yaitu penulis terjun langsung ke lapangan

untuk mencari data-data yang diperlukan seperti wawancara kepada

informan, melakukan observasi dan dokumentasi.

c. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa

cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut

dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada

objek yang akan diteliti.

d. Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah terkumpul dan

dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

17

dilakukan penulis selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut

sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan hasil laporan penelitian nanti adalah

sebagai berikut;

Bab I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi

pokok penelitian yang terdiri atas; latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian,

dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, meliputi tinjauan umum tentang murabahahyang

meliputi murabahah dalam fiqh muammalah, murabahah dalam DSN MUI

No:04/DSN/MUI/IV/2000 dan murabahah dalam lembaga keuangan syari’ah

dan tinjauan umum tentang BMT (Baitul Maal wat Tamwiil) dan tinjauan

umum tentang pembiayaan murabahah

Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian yaitu mendiskripsikan

tentang pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan mitra usahadi

BMT Tumang Cabang Salatiga. Pada bab ini dijelaskan sekilas tentang objek

penelitian seperti sejarah berdirinya, struktur organisasi beserta tugas-

tugasnya, visi dan misi , bidang usaha pemberian modal yang mana harga

ditentukan jangka waktu pembayaran dan karakteristik akad murabahah.

Bab IV Pembahasan yaitu membahas tentang analisis hukum Islam

terhadap pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan mitra

usahadi BMT Tumang Cabang Salatiga. Pada bab ini menguraikan tentang

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

18

jawaban terhadap pokok permasalahan dari penelitian yaitu tentang

pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha di BMT

Tumang Cabang Salatiga apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau

belum.

Bab V adalah penutup yang merupakan kesimpulan dan saran-saran

mengenai persoalan yang telahdijabarkan pada bab-bab

sebelumnya.Kemudian pada bagian akhir dari skripsi nanti adalah daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

19

BAB II

AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA

A. Tinjauan Umum Akad Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Secara bahasa, murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna

tumbuh dan berkembang dalam perniagaan. Dalam istilah syari’ah, konsep

murabahah terdapat berbagai formulasi definisi yang berbeda-beda menurut

pendapat para ulama’. Di antaranya, menurut Utsmani, murabahah

merupakan salah satu bentuk jual beli yang mengharuskan penjual

memberikan informasi kepada pembeli tentang biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan komoditas (harga pokok pembelian) dan

tambahan profit yang diinginkan yang tercermin dalam harga jual (Ismail,

2012: 91).

Menurut Antonio sebagaimana yang dikutip oleh Osmad Muthaher

(2012: 57) murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. Jadi dalam jual beli murabahah

penjual harus memberi tahu kepada pembeli mengenai harga pokok barang

yang ia beli dan menentukan keuntungan sebagai tambahannya.

Sedangkan menurut para fuqaha, murabahah sebagai penjualan

barang seharga biaya atau harga pokok (cost) barang tersebut ditambah

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

20

margin keuntungan yang disepakati. Secara khusus penjual harus memberi

tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah

keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso, 2005:

13).

Murabahah menekankan adanya pembelian komoditas berdasarkan

permintaan konsumen, dan proses penjualan kepada konsumen dengan

harga jual yang merupakan akumulasi dari biaya beli dan tambahan profit

yang diinginkan.

Dengan demikian, bila terikat dengan pihak bank diwajibkan untuk

menerangkan tentang harga beli dan tambahan keuntungan yang diinginkan

kepada nasabah. Dalam konteks ini, bank tidak meminjamkan uang kepada

nasabah untuk membeli komoditas tertentu. Akan tetapi, pihak banklah yang

berkewajiban untuk membelikan komoditas pesanan nasabah dari pihak

ketiga, dan kemudian dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang

disepakati kedua pihak (Ismail, 2015: 91).

Murabahah berbeda dengan jual beli biasa (musawamah). Dalam jual

beli musawamah terdapat proses tawar menawar (bargaining) antara penjual

dan pembeli untuk menentukan harga jual, penjual juga tidak menyebutkan

harga beli dan keuntungan yang diinginkan. Berbeda dengan murabahah,

harga beli dan margin yang diinginkan harus dijelaskan kepada pembeli

(Ismail, 2015: 91).

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa murabahah

adalah akad jual beli atas suatu barang dengan harga yang disepakati antara

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

21

penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual menyebutkan dengan

sebenarnya harga perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan

yang diperolehnya.

2. Landasan Hukum Murabahah

Menurut Zuhaili sebagaimana yang dikutip oleh Wiroso (2015:15),

bahwa ketentuan tentang murabahah merupakan suatu jenis jual beli yang

dibolehkan oleh syari’at, dalil kebolehannya adalah sama dengan jual beli

pada umumnya yaitu:

a. Al-Qur’an

Dalam surat An-Nisa’ Allah swt, berfirman:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesama dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka

diantara kamu,dan janganlah kamu membunuh dirimu,

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”(QS. An-Nisa’(4) :29)

b. Hadis

Menurut Imam Syafi’i diperbolehkannya jual beli dalam kitab al

umm juz 4 halaman 6 berkata bahwa:

فأ صل البع كلا هباح إ را كا ج برضا الوخبا عي الجا ئس اال هر فوا حبا عا

ها كا ى ف هع ها ع رسل , إال ها ع رسل هللا ص م ها ,

ها فا رق ر لك ابحا ,داخل ف الوع ال ع , هللا ص م هحرم بإ ر

بوا صفا هي إ با حت البع ف كخاب هللا

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

22

c. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional

Dewan Syari’ah Nasional menetapkan aturan tentang murabahah

sebagaimana tercantum dalam fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN-

MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000.

3. Rukun dan Syarat Murabahah

a. Rukun Murabahah

Murabahah mempunyai beberapa rukun yaitu:

1) Penjual (ba’iu )

2) Pembeli (musytari’ )

3) Barang yang diperjual belikan (mabi’)

4) Harga barang (tsaman )

5) Pernyataan serah terima (ijab qabul ) (Veithzal dkk, 2008: 146-147).

b. Syarat Murabahah

Terdapat delapan syarat terbentuknya akad murabahah, yaitu:

1) Tamyiz

2) Berbilang pihak

3) Pertemuan kehendak atau kesepakatan

4) Kesatuan majlis

5) Obyek ada pada waktu akad (dapat diserahkan)

6) Obyek dapat ditransaksikan

7) Obyek tertentu atau dapat ditentukan.

8) Tidak bertentangan dengan ketentuan syari’ah.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

23

Dalam jual beli murabahah, menurut Ismail Nawawi sebagaimana

yang dikutip oleh Al-Kasani (220-222) dikatakan sah jika memenuhi

beberapa syarat berikut ini:

1) Mengetahui harga pokok

Akad jual beli ini berdasarkan pada kejelasan informasi

tentang harga beli. Jika harga beli tidak dijelaskan kepada pembeli dan

ia telah meninggalkan majlis maka jual beli dinyatakan akadnya batal.

2) Adanya kejelasan keuntungan (margin)

Hendaknya margin keuntungan juga diketahui oleh pembeli,

karena margin keuntungan tersebut termasuk bagian dari harga,

sedangkan mengetahui harga merupakan syarat sah jual beli.

3) Modal yang digunakan untuk membeli obyek transaksi harus

merupakan barang mitsil, dalam arti terdapat padanannya di pasaran,

alangkah baiknya jika menggunakan uang.

Disamping itu dalam ijab qabul terdapat beberapa syarat yang

harus dipenuhi, menurut Zuhaily (1989: 105-106) sebagai berikut:

1) Adanya kejelasan maksud dari kedua belah pihak

Dalam arti ijab dan qabul yang dilakukan harus bisa

mengekspresikan tujuan dan maksud keduanya dalam bertransaksi.

Penjual mampu memahami apa yang diinginkan oleh pembeli dan

begitu sebaliknya.

2) Adanya kesesuaian antara ijab dan qabul

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

24

Dalam hal obyek transaksi ataupun harga, artinya terdapat

kesamaan di antara keduanya tentang kesepakatan, maksud, dan obyek

transaksi. Jika tidak terdapat kesesuaian maka akad dinyatakan batal.

3) Adanya pertemuan antara ijab dan qabul (berurutan dan bersambung)

Yakni ijab dan qabul dilakukan dalam satu majlis, maksudnya

kedua pihakuntuk membuat kesepakatan, atau pertemuan pembicaraan

dalam satu obyek transaksi.

Di samping syarat-syarat di atas, terdapat juga syarat-syarat khusus,

yaitu:

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

3) Kontrak harus bebas dari riba

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang yang sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya pembelian secara hutang. Secara prinsip, jika

syarat dalam (1) (4) (5) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan

untuk melanjutkan pembelian seperti apa adanya atau kembali kepada

penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual, atau

membatalkan kontrak (Antonio, 2001:102).

4. Jenis Murabahah

Murabahah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Murabahah tanpa pesanan

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

25

Jual beli murabahah dilakukan tidak melihat ada yang pesan atau

tidak, sehingga penyediaan barang, dilakukan sendiri oleh bank syari’ah

dan dilakukan tidak terkait dengan jual beli murabahah.

b. Murabahah berdasarkan pesanan

Bank syari’ah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual

beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan

barang baru dilakukan jika ada pesanan pada murabahah ini, pengadaan

barang-barang tergantung atau terkait langsung pesanan atau pembelian

barang tersebut.

5. Manfaat Murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis, transaksi murabahahmemiliki beberapa

manfaat, murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syari’ah. Salah

satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari

penjual dengan harga jual kepada nasabah dan sistemnya sangat sederhana

(Antonio, 2001:106-107).

6. Resiko Murabahah

1) Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.

2) Fluktuasi harga komparatif; ini terjadi bila harga suatu barang di pasar

naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa

mengubah harga jual beli tersebut.

3) Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak nasabah karena

berbagai sebab.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

26

4) Dijual; karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika

kontrak ditandatangani barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas

melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut, termasuk untuk

menjualnya. Jika terjadi demikian resiko untuk default akan besar

(Antonio, 2001:106-107).

B. Tinjauan Umum BMT (Baitul Maal Wat Tamwiil)

1. Pengertian BMT

BMT merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang

bergerak dalam skala mikro sebagaimana Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Adapun bank umum merupakan lembaga keuangan makro sedangkan bank

perkreditan rakyat merupakan lembaga keuangan menengah. BMT

merupakan lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syari’ah. Selain itu,

BMT juga dapat dikatakan sebagai suatu lembaga swadaya masyarakat

(LSM) yang bergerak di bidang keuangan. Ini disebabkan karena BMT tidak

hanya bergerak dalam pengelolaan modal (uang) saja, tetapi BMT juga

bergerak dalam pengumpulan zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) (Sumiyanto,

2008: 15-16).

Perbedaan BMT dengan bank umum syari’ah (BUS) atau juga bank

perkreditan rakyat syari’ah (BPRS) adalah BUS dan BPRS terikat dengan

peraturan pemerintah di bawah Departemen Keuangan dan juga peraturan

Bank Indonesia (BI). Sedangkan BMT dengan badan hukum koperasi,

secara otomatis di bawah pembinaan Departemen Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah. Ketentuan pengaturan koperasi BMT diatur dengan

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

27

keputusan Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No 91. Tahun 2004

(Kepmen No. 91/Kep/ M.KUKM/ IX/ 2004) bahwa BMT sebagai Koperasi

Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS), yang mana merupakan koperasi yang

kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan

sesuai pola bagi hasil (syari’ah).

2. Prinsip-prinsip BMT

Prinsip-prinsip BMT sesuai dengan Undang-undang koperasi adalah

sebagai berikut:

a. Koperasi BMT (KJKS) merupakan badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koperasi yang menjadikan sistem

syari’ah sebagai landasan operasional.

b. Tujuan pengembangan koperasi BMT (KJKS) adalah

1) Meningkatkan progam pemberdayaan ekonomi, khususnya di

kalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem

syari’ah.

2) Mendorong kehidupan ekonomi syari’ah dalam kegiatan usaha

mikro, kecil, dan menengah khususnya dan ekonomi indonesia pada

umumnya.

3) Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam

kegiatan koperasi BMT (KJKS).

c. Koperasi BMT (KJKS) berfungsi untuk membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

28

masyarakat, dan berperan secara aktif mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

d. Keanggotaan koperasi BMT bersifat sukarela dan terbuka, dan dikelola

secara demokratis dan Islami.

e. Substansi anggaran dasar koperasi BMT minimal memuat daftar nama

pendiri, nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan, ketentuan

mengenai keanggotaan, rapat anggot, pengelolaan dan permodalan,

jangka waktu berdiri,pembagian sisa hasil usaha (SHU) dan sanksi.

f. Ketentuan tentang keanggotaan dapat berupa anggota biasa, anggota

luar biasa dan calon anggota. kesemuannya dinyatakan dalam daftar

buku anggota biasa, anggota luar biasa dan calon anggota. Ketentuan

hak dan kewajiban masing-masing dinyatakan dalam anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga.

g. Koperasi BMT (KJKS) wajib menyelenggarakan rapat anggota tahunan

(RAT) minimal satu kali dalam setahun.

h. Masa jabatan pengurus koperasi BMT (KJKS) paling lama 5 (lima)

tahun dan dapat dipilih kembali.

i. Pengawas koperasi BMT (KJKS) harus dipilih dari dan oleh anggota

koperasi BMT (KJKS) dalam rapat anggota.

j. Modal koperasi BMT (KJKS) terdiri dari modal sendiri dan modal

pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan

wajib, dana cadangan, hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

29

dari anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga lainnya, sumber lain

yang sah (Sumiyanto, 2008: 40).

3. Kegiatan BMT

Kegiatan BMT yang utama adalah penghimpunan dana dan

penyaluran dana. KJKS BMT dalam melakukan penghimpunan dana harus

mengacu pada ketentuan yang berlaku, baik perundang-undangan tentang

koperasi maupun ketentuan syari’ah, yakni:

a. KJKS BMT dapat menghimpun dana dari anggota, calon anggota,

koperasi lain dan atau anggotanya dalam bentuk simpanan dan simpanan

berjangka.

b. Simpanan dan simpanan berjangka memungkinkan untuk dikembangkan

yang esensinya tidak menyimpang dari prinsip wadi’ah dan

mudharabah sesuai dengan kepentingan dan manfaat yang diperoleh,

selama tidak bertentangan dengan syari’ah yang berlaku, dan dengan

merujuk pada fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI).

c. Perhitungan bagi hasil untuk simpanan biasa dan simpanan berjangka

sesuai dengan pola bagi hasil (syari’ah) dilakukan dengan sistem

distribusi pendapatan.

d. Distribusi pendapatan diperoleh dari perhitungan saldo rata-rata per-

klasifikasi dana dibagi total saldo rata-rata seluruh klasifikasi dana,

kemudian dikalikan dengan komponen perkiraan pendapatan yang

dibagi lalu dikalikan nisbah bagi hasil masing-masing produk simpanan.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

30

C. Tinjauan Umum Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2014:82).

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank atau lembaga

keuangan non bank yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Antonio,

2006:160).

Dalam kaitannya dalam perspektif syari’ah, pembiayaan disebut

juga sebagai aktiva produktif. Aktifa produktif adalah penanaman dana

dalam bentuk rupiah atau valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang,

qardh, surat berharga Islam, penempatan, penyertaan modal, penyertaan

modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administrasi

serta sertifikat wadi’ah (Veithzal Rivai dk, 2007: 769 ).

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan bank

konvensional atau koperasi pada umumnya dengan pembiayaan dengan

prinsip syari’ah adalah terletak pada keuntungan yang ditentukan. Pada

bank konvensional keuntungan yang diperoleh itu melalui bunga,

sedangkan bagi pembiayaan denga prinsip syari’ah berupa imbalan atau

bagi hasil. Perbedaan lainnya juga terdapat pada analisis kredit

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

31

ataupembiayaan yang diberikan pada masing-masing pihak pemberi

pembiayaan.

Perbeaan lainnya terletak pada bisnis yang dibiayai. Dalam syari’ah

terdapat sejumlah batasan dalam hal pemberian pembiayaan pada sektor

wirausaha. Tidak semua proyek atau obyek pembiayaan dapat didanai

melalui bank syari’ah, namun harus sesuai dengan kaidah syari’ah

(Gemala Dewi, 2005:67).

2. Jenis-jenis Pembiayaan

Secara garis besar produk pembiayaan syari’ah terdiri dalam 4

(empat) kategori berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu (Karim,

2007:97-112):

a. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli (ba’i)

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).

Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga

atas barang yang dijual, transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan

bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yaitu sebagai

berikut:

1) Pembiayaan Murabahah

Murabahah yang berasal darikata ribhu (keuntungan), adalah

transaksi jual beli dimana bank sebagai penjual, sementara nasabah

sebagai pembeli.Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok

ditambah keuntungan (margin).Jadi Pembiayaan murabahah adalah

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

32

pembiayaan jual beli dimana penyerahan barang dilakukan di awal

akad.Bank menetapkan harga jual barang yaitu harga pokok

perolehan barang ditambah sejumlah margin keuntungan bank.Harga

jual yang telah disepakati di awal akad tidak boleh berubah selama

jangka waktu pembiayaan.

2) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual-

belikan belum ada.Oleh karena itu, barang diserahkan secara

tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai.Bank

bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.

Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini

kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti. Jadi Pembiayaan salam adalah pembiayaan

jual beli dimana yang diperjual belikan belum ada. Pembayaran

barang dilakukan di depan oleh bank namun penyerahan barang

nasabah dilakukan secara tangguh karena memerlukan waktu untuk

proses pengadaan. Lazimnya, setelah barang tersebut diserahkan

kepada bank maka bank akan menjualnya kepada pembeli yang telah

memesan sebelumnya.

3) Pembiayaan Istishna’

Produk istishna’ menyerupai produk salam, akan tetapi dalam

istishna pembayarannya dapat dilakukan beberapa kali (termin)

pembayaran. Skim Istishna dalam bank syari’ah umumnya

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

33

diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. Jadi,

pembiayaan istishna adalah pembiayaan jual beli yang polanya

sama dengan pembiayaan salam, namun berbeda dalam pola

pembayarannya. Bila salam pembayarannya dilakukan di depan

akad, maka pembayarannya dalam istishna dapat dilakukan secara

bertahap sesuai kesepakatan.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat, jadi pada

dasarnya prinsip ijarahsama dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya

terletak pada obyek transaksinya.Pada jual beli obyek transaksinya

adalah barang. Sedangkan ijarah obyek transaksinya adalah jasa.

Transaksi ini di bagi berdasarkan 2 (dua) bentuk, yaitu:

1) Ijarah

Ijarah adalah akad sewa-menyewa barang atau jasa antara

pemilik obyek sewa dan penyewa.

2) Ijarah Muntahiya Bittamlik

Ijarah muntahiya bittamlik adalah akad sewa-menyewa barang

atau jasa dimana barang atau jasa yang disewakan dapat dimiliki

oleh penyewa pada akhir masa sewa.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syari’ah yang berdasarkan atas prinsip bagi

hasil adalah:

1) Pembiayaan Musyarakah

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

34

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah

(syirkah atau syarikah).Transaksi musyarakah dilandasi adanya

keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai

aset yang mereka miliki bersama-sama.Semua bentuk usaha yang

melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-

sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud

maupun tidak berwujud. Jadi pembiayaan musyarakah adalah

pembiayaan bagi hasil ketika dua pihak atau lebih pengusaha pemilik

modal atau dana bekerja sebagai mitra usaha membiayai investasi

usaha baru atau yang sudah berjalan.

2) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu

perjanjian pembagian keuntungan.Bentuk ini menegaskan kerjasama

dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan

keahlian dari mudharib.Jadi pembiayaan mudharabah adalah

pembiayaan dimana bank membiayai 100% kebutuhan dana untuk

usaha, sedangkan nasabah bertindak sebagai pelaksana atas usaha

tersebut dan keuntungan yang diperoleh berdasarkan kesepakatan

bersama.

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

35

Jenis-jenis pembiayaan yang ada diperbankan baik bank syari’ah

maupun bank konvensional, secara umum dapat dilihat dalam berbagai

sudut, yaitu: (Laksamana, 2009:38).

a. Pembiayaan Dilihat dari Tujuannya

1) Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan Konsumtif adalah pembiayaan yang diberikan

untuk tujuan konsumtif yang hanya dinikmati oleh pemohon.

2) Pembiayaan Produktif

Pembiayaan Produktif yaitu pembiayaan yang dimanfaatkan

untuk kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa.

3) Pembiayaan Perdagangan

Pembiayaan Perdagangan yaitu pembiayaan yang diberikan

untuk pembelian barang sebagai persediaan untuk dijual kembali.

b. Pembiayaan Dilihat dari Jangka Waktunya

1) Pembiayaan Jangka Pendek

Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah

pembiayaan yang berjangka waktu maksimal 1 (satu) tahun.

2) Pembiayaan Jangka Menengah

Pembiayaan jangka menengah (medium term financing) adalah

pembiayaan yang berjangka waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun.

3) Pembiayaan Jangka Panjang

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

36

Pembiayaan jangka panjang (long term financing) adalah

pembiayaan yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun.

c. Pembiayaan dilihat dari Penggunaannya

1) Pembiayaan Modal Kerja (Mitra Usaha)

Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan jangka pendek

dan menengah yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja bagi

kelancaran usaha, antara lain untuk pembelian bahan baku, biaya

produksi seperti upah tenaga kerja, biaya distribusi, dan sebagainya.

Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan peningkatan produksi, baik secara kuantitatif yaitu jumlah

hasil produksi maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas

atau atau mutu hasil produksi. Untuk keperluan perdagangan atau

peningkatan utility of place dari suatu barang (Antonio, 2001:160).

Dalam melakukan penetapan akad pembiayaan modal kerja

syari’ah, proses analisis yang dilakukan adalah sebaga berikut:

a) Hal pertama yang harus dlihat adalah jenis proyek yag akan

dibiayai tersebut apakah memiliki kontrak atau belum.

b) Jika proyek tersebut memiki kontrak, aktor berikutnya yang harus

dicermati adalah apakah proyek tersebut untuk pembiayaan

konstruksi atau pengadaan barang. Jika untuk pembiayaan

kontruksi, pembiayaan yanglayak adalah pembiayaan istishna’.

Namun jika bukan untuk pembiayaan kontruksi, melainkan

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

37

pengadaan barang maka pembiayaan yang patut diberikan adalah

pembiayaan mudharabah.

c) Jika proyek tersebut bukan untuk pembiayaan kontruksi ataupun

pengadaan barang, maka bank tidak layak untuk memberikan

pembiayaan.

d) Dalam hal proyek tersebut tidak memiliki kontrak, maka faktor

selanjutnya harus dilihat adalah apakah proyek tersebut untuk

pembelian barang atau penyewaan barang.

(1) Jika untuk pembelian barang, maka yang dilihat adalah

apakah barang tersebut berupa ready stock atau good in

proses. Jika ready stock maka pembiayaan yang dapat

diberikan adalah pembiayaan murabahah. Namun jika good

in process, yang harus dilihat lagi adalah apakah proses

barang tersebut memerlukan waktu kurang dari 6 bulan atau

lebih. Jika kurang dari 6 bulan, pembiayaan yang diberikan

adalah pembiayaan salam, jika melebihi 6 bulan pembiayaan

yang diberikan adalah pembiayaan istishna’ .

(2) Jika untuk penyewaan barang, maka pembiayaan yang

diberikan adalah pembiayaan ijarah (Karim, 2007:235-236).

2) Pembiayaan Investasi

Pembiayaan Investasi adalah pembiayaan berjangka menengah

dan panjang untuk melakukan investasi seperti pembelian barang-

barang modal, serta jasa yang dipergunakan untuk rehabilitasi

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

38

maupun ekspansi usaha yang sudah ada dengan pembelian mesin-

mesin dan peralatan, dan pembangunan pabrik.

3) Pembiayaan Multi Guna

Pembiayaan multi guna adalah pembiayaan berjangka pendek

dan menengah bagi perorangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan

seperti biaya pendidikan, biaya pernikahan, pembelian aneka

peralatan rumah tangga, dan sebagainya.

3. Jaminan Pembiayaan

a. Jaminan dengan barang-barang berharga(Kasmir, 2004:8081) sperti:

1) Tanah

2) Bangunan

3) Kendaraan bermontor

4) Mesin-mesin peralatan

5) Barang dagangan

6) Tanaman/sawah

7) Dan barang dagang lainnya.

b. Jaminan surat berharga seperti:

1) Sertifikat saham

2) Sertifikat obligasi

3) Sertifikat tanah

4) Sertifikat deposito

5) Promes

6) Wesel

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

39

7) dan surat berharga lainnya.

c. Jaminan orang atau perusahaan

Jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada

bank terhadap fasilitas pembiayaan yang diberikan.

d. Jaminan asuransi

Jaminan asuransi yaitu bank menjaminkan pembiayaan tersebut

kepada pihak asuransi, terutama terhadap fisik obyek kredit, seperti

kendaraan dan gedung. Apabila terjadi kehilangan atau kebakaran,

maka pihak asuransilah yang akan menanggungkannya.

4. Prinsip-prinsip Pembiayaan

Prinsip pemberian pembiayaan, setelah calon debitur mengajukan

permohonan pembiayaan, untuk menentukan disetujui atau tidaknya,

dapat dilakukan dengan analisis 5C yaitu (Kasmir,2004:91-92):

1) Character

Character adalah sifat atau watak seseorang yang akan diberi

pembiayaan benar- benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin

dari latar belakang pekerjaan si nasabah maupun keadaan

keluarganya.

2) Capacity

Capacity adalah penilaian mengenai kemampuan pemohon

dalam menjalankan usaha dan menghasilkan keuntungan, yang pada

akhirnya mampu membayar kewajiban kepada bank.

3) Capital

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

40

Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan

yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4) Condition

Condition adalah penilian terhadap kondisi ekonomi sekarang

dan untuk di masa yang akan datang sesuai sector masing-masing.

5) Collateral

Collateral adalah jaminan yang diberikan calon nasabah baik

yang bersifat fisik maupun non fisik.

Sedangkan untuk penilaian pembiayaan, analisis pembiayaan yang

digunakan biasanya adalah dengan metode 7P (Kasmir,1999:105-107)

yaitu:

1) Personality

Personality adalah menilai nasabah dari segi kepribadian atau

tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

2) Party

Party adalah mengklafikasikan nasabah kedalam klafikasi

tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya.

3) Purpose

Purpose adalah mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

pembiayaan, termasuk pembiayaan yang diinginkan olehnasabah.

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

41

4) Prospect

Prospect adalah menilai usaha nasabah dimasa yang akan

datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya.

5) Payment

Payment adalah ukuran bagaimana cara nasabah

mengembalikan pembiayaan yang telah diambil, atau dari sumber

mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan.

6) Profitability

Profitability adalah menganalisis bagaimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba.

7) Protection

Protection adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan.

5. Teknik Penyelesaian Pembiayaan Macet

Dalam menganalisis setiap permohonan, kemungkinan pembiayaan

bermasalah pasti ada. Hal ini dapat di sebabkan oleh berbagai pihak

(Kasmir, 2000:109) yaitu:

1) Dari Pihak Bank

Dalam hal ini pihak analisis pembiayaan kurang teliti baik dalam

mengecek dokumen maupun salah dalam melakukan perhitungan

dengan rasio-rasio yang ada.

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

42

2) Dari Pihak Nasabah

Dari pihak nasabah pembiayaan bermasalah dapat terjadi karena

2 (dua) hal sebagai berikut:

a) Adanya unsur kesengajaan, dalam hal ini nasabah sengaja tidak

membayar kewajibannya kepada bank sehingga pembiayaan yang

diberikan dengan sendiri macet.

b) Adanya unsur ketidak sengajaan, dalam hal ini nasabah mau

membayar kewajibannya akan tetapi tidak mampu dikarenakan

usaha yang dibiayai terkena musibah seperti kebakaran.

Sedangkan cara yang digunakan oleh bank untuk menyelesaikan

pembiayaan bermasalah, yaitu dengan restrukturasi pembiayaan, yaitu

upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat

melakukan kewajibannya, hal yang dapat dilakukan antara lain:

1) Penjadualan Kembali (rescheduling)

Penjadualan kembali, yaitu perubahan jadwal pembayaran

kewajiban atau jangka waktu pembiayaan.

2) Persyaratan Kembali (reconditioning)

Persyaratan kembali, yaitu perubahan sebagian atau seluruh

persyaratan pembiayaan yang tidak terbatas hanya pada perubahan

jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya

sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimal saldo.

3) Penataan kembali (restructuring)

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

43

Penataan kembali, yaitu perubahan persyaratan pembiayaan

yang menyangkut:

a) Penambahan dana dari bank

b) Konversi pembiayaan menjadi piutang dan atau sebaliknya

c) Konversi pembiayaan atau piutang menjadi ijarah

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

44

BAB III

PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN

MITRA USAHA DI BMT TUMANG SALATIGA

A. Profil BMT Tumang Salatiga

1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang Salatiga.

BMT Tumang merupakan salah satu Koperasi Jasa Keuangan

Syari’ah dengan Badan Hukum No. 242/BH/KDK.I.I.25/IV/1999.

BMT ini didirikan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan taraf

hidup masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi umat.

BMT Tumang ini didirikan pada tanggal 1 Oktober 1998. Sampai saat

ini sudah memiliki 1 Kantor Pusat dan 6 kantor cabang antara lain;

kantor pusat Jl.Boyolali- Magelang km.10, Cepogo, Boyolali, kantor

cabang Jln. Raya Ampel (depan Pasar Ampel), kantor cabang

Kartasura Jln. Ahmad Yani No.83 (depan Pasar Kartasura), kantor

cabang Boyolali Jln. Boyolali- Semarang Km.1 (Barat Terminal

Boyolali–Perum Galaxy Land), kantor cabang Andong Jln. Raya

Kacangan (Barat Pasar Kacangan) Boyolali, kantor cabang Jln.

Sukowati No.9 Salatiga, kantor cabang Jln. Raya Solo-Jogya

Km.21(Selatan Pasar Delanggu) Delanggu, Klaten, kantor cabang Jln.

Boyolali-Magelang Km.18 Selo, Boyolali.

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

45

2. Visi dan Misi BMT Tumang Salatiga

a. Visi BMT Tumang Salatiga

Menjadi Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) yang mandiri,

modern, dan sejahtera.

b. Misi BMT Tumang Salatiga

1) Mewujudkan Lembaga Keuangan Syari’ah mandiri, modern,

amanah, dan sejahtera.

2) Mengembangkan SDM yang tangguh, profesional, dan berdaya

saing tinggi.

3) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk

mendukung operasional BMT.

3. Keunggulan BMT Tumang Salatiga

a. Sistem dan kinerja BMT berpegang pada prinsip dasar yang

berlandaskan Syari’ah.

b. BMT menjauhkan dari sistem riba, maysir, gharar yang

melanggarkan prinsip fiqh alghunmu bil ghurmi (keuntungan

muncul bersama resiko) atau kharaj bi dhaman (hasil muncul

bersama beban) yaitu dengan menerapkan sistem bagi hasil.

c. Dengan menitipkan dana di BMT Tumang InsyaAllah aman,

bermanfaat dan barakah.

d. Pelayanan maksimal, siap mengambil dan mengantar.

4. Kelengkapan Organisasi

a. Nomor badan hukum : 242/BH.KDK. 11.25/IV/1999

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

46

b. Nomor badan hukum PAD : 02/PAD/XIV/I/2001

c. Nomor pokok wajib pajak : 02/014.0381.4-527.000

d. SIUP : 063/11.32/PK/X/2012

e. TDP : 113324600215

f. Jangkauan pelayanan : Wilayah Jawa Tengah

g. Waktu operasional : hari Senin- Jum’at jam 07.30-16.30

WIB

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah gambaran secara skematis mengenai

hubungan-hubungan, kerja sama dari orang-orang dalam rangka

mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi pada KJKS “BMT

TUMANG” adalah sebagai berikut:

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

47

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

Gambar 3.1

StrukturOrganisasi KJKS BMT Tumang

Sumber: KJKS BMT TumangCabangSalatiga

PENGAWAS

SYARIAH

PENGAWAS

MANAJEMEN

N

MANAJER

UTAMA

AUDIT

INTERNAL

MANAJER

OPERASIONAL

DIREKTUR

MARKETING

MANAGER

PERSONALIA

MANAGER

KEUANGAN

MANAGER

CABANG

MANAGER

MAAL

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

48

Gambar 3.2

StrukturOrganisasi BMT TumangCabangSalatiga

Sumber: KJKS TumangCabangSalatiga

Perusahaan membutuhkan adanya struktur organisasi yang tepat dan

jelas sebagai dasar untuk menjelaskan aktivitas sehari-hari. Adapun struktur

organisasi yang digunakan pada BMT Tumang adalah struktur organisasi

garis, yaitu struktur yang menunjukan suatu rangkaian dari kekuasaan

perintah dari manajemen ke bawah melalui bermacam-macam bagian

sampai pada tingkat kekuasaan atau tanggung jawab terendah. Adapun

keterangan dari struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut:

a. Rapat Anggota

1) Kewenangan : berhak memilih dan memberhentikan pengurus.

MANAJER CABANG

Marketing

Finance

Marketing

Funding

Customer

Service

Back

Office

Teller Security

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

49

2) Tugas : menerima laporan pertanggung jawaban tahunan.

b. Badan Pengurus

1) Kewenangan : mewakili anggota (pendiri), pengurus berwenang untuk

memastikan jalan tidaknya BMT dan membuat kebijakan umum serta

malaksanakan pengawasan pelaksanaan kegiatan BMT sehingga

sesuai dengan tujuan.

2) Tugas :

a) Menyusun kebijakan umum BMT

b) Melakukan pengawasan kegiatan dalam bentuk persetujuan

pembiayaan untuk suatu tujuan tertentu dan melakukan pengawasan

tugas manajemen (pengelolaan).

c) Memberikan persetujuan terhadap produk-produk yang akan

ditawarkan kepada organisasi.

c. Pengawas Syari’ah

1) Kewenangan: memotivasi dan memeriksa kegiatan BMT agar sesuai

dengan kaidah syari’at Islam.

2) Tugas: mengawasi jalannya sirkulasi keuangan apakah menyimpang

dari ajaran syari’ah atau tidak.

d. Pengawasan Manajemen

1) Kewenangan: merekomendasikan akuntan public kepada pengurus.

2) Tugasnya:

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

50

a) Mengawasi jalannya sirkulasi setiap bulan maju tidaknya sirkulasi

keuangan.

b) Menerima laporan tiap bulan untuk mengukur perkembangan BMT

secara berkala.

e. Manajer Utama

Fungsi manajer utama adalah menampung aspirasi, saran, kritik dan

menentukan sikap untuk kemajuan BMT Tumang.

Tugas Manajer Utama adalah :

1) Mangatur dan mengkoordinasi manajer cabang.

2) Menentukan keputusan dalam RAT.

3) Mengkoordinasi kinerja tiap-tiap staf, karyawan karyawati,

manajer cabang dan seluruh yang terlibat pada KJKS BMT

Tumang untuk kemajuan yang lebih baik.

f.Manajer Umum

Fungsi manajer umum adalah memimpin jalannya BMT sehingga

sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum yang digariskan oleh pengurus.

Sedangkan tugas dari manajer umum adalah sebagai berikut :

1) Membuat rencana kerja secara periodik, meliputi: rencana pemasaran,

pembiayaan, biaya operasi, dan rencana keuangan.

2) Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum yang

digariskan oleh pengurus.

3) Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan oleh stafnya.

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

51

4) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus berupa: laporan

pembiayaan baru, perkembangan pembiayaan, laporan keuangan.

5) Memberikan tanda tangan validasi.

g. Manajer Administrasi

Fungsi manajer adminstrasi adalah menangani administrasi

keuangan, menghitung bagi hasil serta menyusun laporan keuangan.

Tugas dari manajer administrasi adalah :

1) Mengerjakan jurnal buku besar.

2) Menyusun rencana percobaan.

3) Melakukan perhitungan bagi hasil simpanan dan pembiayaan.

h. Manajer Operasional

Fungsi dari manager operasional adalah merencanakan, mengarahkan,

mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di bidang operasional

baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal yang

dapat meningkatkan profesionalisme BMT khususnya dalam pelayanan

terhadap mitra maupun anggota BMT.

Tugas dari manajer operasional adalah :

1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)

kepada mitra atau anggota BMT.

2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada dalam

operasional BMT.

3) Terarsipnya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen dan

rapat operasional

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

52

i. Divisi Maal

Fungsi dari divisi maal adalah menyalurkan pembiayaan qordhul

hasan dengan bagi hasil untuk masyarakat atau pedagang kecil miskin dan

yang produktif melalui POKUSMA (Kelompok Usaha Masyarakat).

Tugas dari divisi maal adalah :

1) Melakukan survey untuk pengalokasikan dana qordhul hasan.

2) Melakukan pembinaan dan pemberian subsidi untuk ustadz/guru TPA.

3) Memberikan bea siswa untuk anak SD, SMP, dan SMA.

4) Membantu kegiatan sosial keagamaan (mengaji, kajian umum,

pembangunan masjid, dan lain-lain).

5) Memberikan santunan untuk fakir miskin yang dilaksanakan setahun

sekali di bulan ramadhan.

6) Memberikan santunan untuk yatim piatu yang dilaksanakan di bulan

muharom.

7) Membuat bulletin dakwah

8) Melakukan pembinaan kepada ta’mir masjid FOTAMAS (Forum

Ta’mir Masjid)

j. Manajer Cabang

Fungsi dari manajer cabang adalah melaksanakan kegiatan pelayanan

kepada anggota serta melakukan pembinaan agar pembiayaan yang

diberikan tidak macet.

Tugas manajer cabang adalah :

1) Menyusun rencana pembiayaan.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

53

2) Menerima usulan dan melakukan wawancara analisa biaya.

3) Menganalisa proposal pembiayaan anggota, melakukan administrasi

pembiayaan.

4) Melakukan pembinaan terhadap anggota.

5) Membuat laporan perkembangan pembiayaan.

k. Marketing

Fungsi dari marketing adalah mengusulkan strategi pemasaran untuk

jangka pendek, menengah dan panjang sesuai dengan kebijakan

pemasaran.

Tugas dari marketing adalah :

1) Mempromosikan lembaga serta mencari nasabah baru.

2) Menjalankan tugas lapangan untuk menawarkan produk BMT.

3) Mengatur rute kunjungan harian.

4) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada manajer

cabang.

l. Teller

Fungsi dari teller adalah bertindak sebagai penerima uang dan juru

bayar, serta diharuskannya mengetahui semua jenis pekerjaan.

Tugas dari teller adalah :

1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti penerimaan.

2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah keluar.

3) Melayani dan membayar pengambilan simpanan.

4) Membuat buku kas harian.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

54

5) Bertanggung jawab penuh pada asset BMT yaitu uang brankas, surat

jaminan nasabah dan teller room.

6) Melaporkan hasil progres harian

7) Membuat input data, daftar kolektibilitas pembiayaan dan surat akad

pembiayaan.

8) Setiap akhir kerja menghitung uang yang ada dan meminta pemeriksaan

kepada manajer cabang.

6. Kondisi Sumber Daya Insani (SDI)

1. Pengawas Syari’ah

a. Drs.M.Munir Asrori.

b. H.M. Saefudin Zuhri.

c. H.M.Ali Sya’ni, BA.

2. Pengawas Manajemen

a. H. Soeryanto, S.H.

b. Edi Darmasto, SE.Akt.

c. H. Sismanto. S.E.

d. HM. Muchlas, S.H, M.H.

e. Aris Munandar, S.E.

3. Pengurus

a. Ketua : Dwi Rochmiathy, S.Pd, MM.

b. Sekretaris : Rofiq Ridhoni, S.Kep.

c. Bendahara : H.M.Wasil, SE,MM.

d. Anggota : H.Munawar, A.Ma.Pd. dan Nanang Ibrahim, S.T.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

55

4. Direksi

a. H. Adib Zuhairi, S.Sos, MM : Direktur Utama

b. Joko Sriyanto : Direktur Operasional

c. Harun Santoso, SE, M.Sy : Direktur Marketing

5. Pengelola

Jumlah pengelola sampai dengan bulan Oktober 2015 adalah 125

orang dengan spesifikasi dan distribusi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Pengelola

No Jabatan / Peran Jumlah Keterangan

1. Direktur Utama 1 Kantor Pusat

2. Direktur Operasional 1 Kantor Pusat

3. Direktur Marketing 1 Kantor Pusat

4. Manajer Personalia 1 Kantor Pusat

5. Manajer Maal 1 Kantor Pusat

6. Manajer Cabang 10 Kantor Cabang

7. Koordinator 3 Kantor Pusat

8. Legal Officer 1 Kantor Pusat

9. Marketing 44 Kantor Cabang

10. Teknologi Informasi 2 Kantor Pusat

11. Teller / CSBO/BO 18 Kantor Pusat dan cabang

12. Staf 7 Kantor Pusat dan Cabang

13. Accounting 1 Kantor pusat dan Cabang

14 Auditor 2 Kantor Pusat

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

56

15 Internal Keamanan 11 Kantor Pusat dan Cabang

16 Office Boy 1 Kantor Pusat dan Cabang

17 Driver 1 Kantor Pusat dan Cabang

18 Magang 19 Kantor Pusat dan Cabang

Jumlah 125

Tabel 3.1

Sumber : Profil KJKS BMT Tumang

7. Produk –Produk BMT Tumang Salatiga

a. Produk Pendanaan (Funding)

1) Simpanan Mudharabah Al muthlaqoh

Simpanan dimana seorang mudharib memberikan

kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana

yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan produktif,

dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal

dan profesional.

Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT

sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati diawal dan simpanan

ini dapat diambil sewaktu-waktu.

Simpanan Mudharabah Al Muthlaqoh memiliki manfaat

sebagai berikut:

a) Aman, Manfaat, Menguntungkan dan InsyaAllah Barokah.

b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan

ketentuan syari’ah.

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

57

c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda.

d) Bebas biaya administrasi.

Syarat Pembukaan Rekening Simpanan Mudharabah Al

Muthlaqoh

a) Menjadi anggota BMT TUMANG

b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,00 dan simpanan

wajib Rp. 5.000,00

c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,00

d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan

rekening.

e) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri

lainnya.

f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh

KJKS BMT Tumang.

Jenis-jenis Simpanan Mudharabah Al Muthlaqoh

a) Simpanan Mudharabah Biasa (SIMUDAH)

Merupakan simpanan masyarakat yang transaksinya

dapat dilakukan sewaktu-waktu dan mendapat bagi hasil.

Bagi hasil adalah perhitungan pendapatan yang diperoleh

lembaga BMT setiap bulan berjalan berdasarkan nisbah

(ratio) yang disepakati antara penyimpan maupun

penarikannya dapat dilayani di rumah atau tempat usaha

nasabah.

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

58

b) Simpanan Idul Fitri ( SIFITRI)

Merupakan simpanan masyarakat yang dipersiapkan

untuk perayaan Idul Fitri dan mendapatkan bagi hasil.

Simpanan awal Rp. 1.000,-

c) Simpanan Idul Adha /Qur’ban (SIDUL)

Merupakan simpanan masyarakat yang dipersiapkan

untuk membeli hewan qurban dan mendapat bagi hasil.

d) Simpanan Pendidikan (SIDIDIK)

Merupakan simpanan masyarakat yang digunakan

untuk biaya pendidikan dan mendapat bagi hasil. Setoran

awal Rp. 1.000,00 dan selanjutnya minimal Rp. 500,00

Rumus:

Saldo Simpanan Pendapatan Nisbah

Anggota X Bagi Hasil X Hasil

Total Outstanding BMT Anggota

BMT Tumang

Contoh:

Saldo Simpanan = Rp. 1.000.000.00

Outstanding BMT = Rp. 3.488.497.830.48

Pendapatan

Bagi Hasil BMT = Rp. 84.052.287.00

Nisbah Bagi Hasil = 45%

Bagi Hasil Anggota = Rp. 10.842,35

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

59

Atau setara = +/- 1,08 % / bulan atau

12,96 / tahun

2) Simpanan Haji (SIHAJI)

Merupakan Simpanan masyarakat yang dipersiapkan

untuk menunaikan ibadah haji, serta mendapat bagi hasil.

3) Simpanan Menikah ( SIMENIK)

Merupakan simpanan yang menggunakan akad

mudharabah, dipersiapkan untuk perayaan pernikahan dan

mendapat bagi hasil. Pada tabungan ini dapat diambil jika

nasabah akan menikah, biasanya dapat diambil dua bulan

sebelum menikah.

4) SimpananMudharabah Berjangka/Deposito (SIJANGKA)

Merupakan Simpanan berdasarkan kaidah syari’ah

mudharabah muthlaqah, dimana mudharib memberikan

kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana

yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara

produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota sesuai

ketentuan syari’ah. Laba dari pembiayaan dibagi antara

anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang

disepakati diawal.

Jumlah setoran minimal Rp. 1.000.000,00 dengan tidak

ada batas maksimal. Jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 dan 12

bulan dan dapat diperpanjang sesuai dengan perjanjian.

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

60

Nisbah Bagi Hasil; jangka 3 bulan 40% , jangka 6 bulan

42,5%, jangka 9 bulan 45%, jangka 12 bulan 50%. Bagi hasil

diberikan setiap bulannya dan dapat diperpanjang secara

otomatis.

Deposito Nisbah Bagi Hasil ZIS BagiHasil

Bersih

1 Bln 35 8,159 204 7,955

3 Bln 40 9,324 233 9,091

6 Bln 42,5 9,907 248 9,659

12 Bln 45 10,490 262 10, 228

Tabel 3.2 Bagi hasil simpanan mudharabah berjangka bulan

Juni.

Contoh perhitungan bagi hasil :

Pak Andi memiliki Simpanan mudharabah berjangka

(Deposit) sebesar Rp. 1.000.000,- dengan jangka waktu 3

bulan kesepakatannya nisbah bagi hasil 40%. Bila total

outstanding pembiayaan BMT (saldo dana BMT yang

dipinjam anggota) adalah Rp. 900.000.000,- dan pendapatan

bagi hasil pembiayaan BMT adalah Rp. 23.000.000,- maka

perhitungan bagi hasil yang akan didapat oleh Pak Andi bulan

tersebut sebesar:

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

61

1.000.000 X 23.000.000 X 40% = 10.222,22

9.000.000.000

Maka jumlah bagi hasil yang diterima bulan tersebut adalah

Rp. 10.222,22

b. Produk Penyaluran Dana

1) Pembiayaan Mudharabah

Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk

membiayai modal yang diperlukan anggota dengan bagi hasil

yang disepakati bersama, dan pengambilan pembiayaan sesuai

jangka waktu yang disepakati (muqayyadah).

Akad kerjasama mudharabah ini dibedakan dalam dua

jenis yakni :

a) Mudhabahah muthlaqah akad ini adalah perjanjian

mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu

(investasi tidak terikat) misalnya dalam ijab si pemilik

modal tidak mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus

dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya, yang pada

intinya memberikan kebebasan kepada pengelola dana

untuk melakukan pengelolaan investasinya.

b) Mudharabah muqayyadah akad ini mencantumkan

persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan

dijalankan oleh si pengelola dana yang berkaitan dengan

tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

62

investas yang terkait. Sebagai pengelola dana

dipersyaratkan dalam kerjasama untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut:

(1) Tidak mencampurkan dana mudharabah yang diterima

dengan dana lainnya.

(2) Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang

bersifat sistem jual beli cicilan, tanpa adanya pinjaman dan

atau tanpa jaminan.

(3) Si pengelola dan harus melakukan sendiri kegiatan

usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.

2) Pembiayaan Musyarokah

Merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk investasi

atau modal kerja dimana BMT dilibatkan dalam manajemen

dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati.

3) Pembiayaan Murabahah

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk membeli

barang yang diperlukan anggota, dan anggota membayar di

akhir waktu yang disepakati dan margin mark up yang

disepakati.

Cara pembayaran dan jangka waktu yang disepakati

bersama, dapat secara langsung ataupun secara angsuran.

murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini disebut

dengan Bai’ Bitsaman Ajil.

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

63

4) Pembiayaan Ijaroh

Merupakan pembiayaan yang diberikan untuk

pembiayaan sewa barang, rumah dan bangunan, yang

diperlukan anggota/nasabah, dan nasabah membayar harga

pokok sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati.

5) Pembiayaan Qordul Hasan

Merupakan pembiayaan lunak yang diberikan kepada

anggota/masyarakat dengan pertimbangan sosial. Di mana

anggota tidak dituntut memberikan tambahan hanya

mengembalikan sebesar pokoknya saja.

B. PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK

PEMBIAYAAN MITRA USAHA (MODAL KERJA)

Pembiayaan modal kerja di BMT Tumang Salatiga adalah

pembiayaan yang menggunakan akad murabahah dalam waktu jangka

pendek dan menengah yang digunakan untuk membantu anggotanya dalam

kebutuhan mitra usaha (modal usaha) bagi kelancaran usaha yang bersifat

produktif berupa pembelian sarana untuk peralatan kerja.

Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan sistem mark up

(murabahah), agar masyarakat mempunyai kesempatan yang luas untuk

berusaha sehingga dapat menumbuhkan usaha baru yang akan

meningkatkan pendapatan penduduk. Selama pembiayaan yang diajukan

bertujuan pembelian suatu barang, maka pihak bank akan menggunakan

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

64

akad jual beli. Dalam pembiayaan murabahah yang bertindak sebagai

penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli.

1. Prosedur-prosedur Pembiayaan Murabahah

Syarat-syarat atau prosedur pembiayaan yang harus dipenuhi

oleh nasabah sebagai calon debitur dalam pengajuan permohonan

pembiayaan murabahah pada produk modal usaha yaitu:

a. Prosedur Permohonan Pembiayaan

1) Langkah Pertama

Costumer Service menjelaskan kepada nasabah mengenai

prosedur, mekanisme, persyaratan administrasi dokumentasi

nasabah yang harus dipenuhi mengenai pembiayaan.

Setelah seorang nasabah telah memenuhi persyaratan

administrasi dokumentasi, pihak bank menerima permohonan

pengajuan dan bersama nasabah melakukan negosiasi terkait

nominal jumlah pembiayaan. Dalam proses negosiasi bank selaku

shohibul maal mempunyai hak untuk mengabulkan permohonan

nasabah sesuai nilai jaminan yang disertakan dalam proses

pengajuan. Besar kecilnya pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah tergantung dari besar kecilnya nilai jaminan yang

disertakan.

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

65

2) Langkah Kedua

Calon Debitur:

a) Melengkapi formulir dan menandatangani permohonan

pembiayaan.

b) Melengkapi persyaratan pengajuan pembiayaan, sebagai

berikut:

(1) Syarat umum

(a) Pas photo 3 x 4 = 1 (satu) lembar.

(b) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) calon debitur.

(c) Fotocopy KTP suami atau istri

(d) Fotocopy Kartu Keluarga (KK) /surat nikah.

(e) Fotocopy Buku Tabungan/mutasi tabungan.

(f) Fotocopy slip gaji kalau pegawai.

(g) Fotocopy jaminan

- Untuk jaminan tanah atau rumah: fotocopy sertifikat

rumah, SHM, fotocopy SPPT terakhir dan lunas

PBB

- Untuk jaminan kendaraan bermotor atau mobil:

fotocopy BPKB dan STNK, faktur pembelia dari

dealer atau kwitansi pembelian, jaminan surat

berharga misalnya buku tabungan dan ATM

(2) Syarat tambahan untuk berbadan hukum

(a) Fotocopy SIUP ( Surat Ijin Usaha dan Perdagangan)

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

66

(b) Fotocopy TDP ( Tanda Daftar Peusahaan).

(c) Fotocopy AD/ART

(d) Surat persetujuan dan komisaris atau pemilik.

(3) Surat Kelengkapan Dokumen

(a) Kelengkapan dokumen umum.

(b) Surat persetujuan suami istri apabila sudah menikah.

(c) Surat pernyataan kepemilikan jaminan.

(d) Surat penjamin dari suami atau istri.

(e) Surat kuasa menjual.

(f) Bukti kwitansi pembelian barang atau akad surat

permohonan pembiayaan murabahah.

3) Langkah ketiga.

a) Costumer Service

(1) Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan

kelengkapan persyaratannya.

(2) Mencocokan fotocopy berkas pengajuan dengan aslinya

dan memberitahukan calon debitur untuk menunggu

informasi lebih lanjut.

(3) Mencatat permohonan pembiayaan ke dalam buku

permohonan pembiayaan.

(4) Permohonan tersebut diberitahukan kepada manager

untuk diproses lebih lanjut.

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

67

(5) Memasukan file calon debitur tersebut kedalam daftar

proses pembiayaan dan digolongkan dalam angka baru

atau lama.

b) Kepala Cabang:

(1) Menentukan layak atau tidaknya disurvei berdasarkan

berkas-berkas yang ada.

(2) Menentukan petugas survei yang ditunjuk untuk meneliti

domisili dan tempat usaha nasabah.

b. Prosedur Pemeriksaan.

1) Petugas survei melaksanakan pemeriksaan identitas anggota melalui

pihak ketiga baik tetangga, teman, rekan kerja.

2) Berdasarkan identitas tersebut dilakukan pemeriksaan tempat usaha

(analisis usaha) dengan mewawancarai pemohon.

3) Melakukan pemeriksaan terhadap barang jaminan yang akan

dijaminkan.

4) Melakukan penilaian jaminan dan kelayakan usaha.

5) Setelah itu hasil survei tersebut dimuat dalam laporan hasil survei

kepada komite sesuai persetujuan kredit.

c. Persetujuan Pembiayaan

Setelah mendapatkan laporan hasil survei, para petugas

melakukan rapat komite untuk menentukan persetujuan atau penolakan

penyaluran pembiayaan melalui persetujuan atau penolakan

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

68

pembiayaan pada rapat komite dan komite berhak menentukan besarnya

pembiayaan dan waktu pencairan pembiayaan.

d. Realisasi Pembiayaan

Setelah mendapatkan persetujuan penyaluran pembiayaan dari

komite maka:

1) Petugas Pemasaran

Memberitahu kepada anggota tentang waktu dan jumlah

realisasi pembiayaan.

2) Manajer Cabang

(a) Memimpin Pengakad-an dan meminta nasabah menandatangani

perjanjian pembiayaan dan persetuan pembiayaan.

(b) Memberi penjelasan tentang hak-hak dan kewajiban nasabah yang

tercantum dalam akad pembiayaan.

3) Kasir

(a) Memeriksa kelengkapan validasi pada persetujuan pembiayaan.

(b) Menyuruh kepada debitur untuk membayar administrasi sebesar

Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).

(c) Mempersilahkan calon debitur untuk menandatangani pada slip

pembayaran administrasi dan bermaterai.

(d) Membubuhkan tanda tangan, cap atau stempel dan tanggal

pencairan pada persetujun pembiayaan atau langsung

mencairkan data untuk nasabah (Wawancara dengan Bapak

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

69

Ni’am selaku Manajer BMT Tumang Salatiga pada tanggal19

Juli 2016).

Dengan demikian akad akan dilaksanakan setelah selesai

pengajuan dan negosiasi dan pihak bank mengabulkan permohonan

pengajuan pembiayaan, maka setelah itu proses akad antara kedua belah

pihak.

Produk pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang Salatiga ini

dengan akad murabahah di mana pihak BMT dan nasabah mengikatkan

diri dalam suatu perjanjian baik besar pembiayaan yang diambil, jangka

waktu pembayaran dan angsuran yang disediakan oleh pihak BMT.

Setelah anggota menyetujuinya maka anggota diberikan suatu draft yang

berisi surat perjanjian serta seluruh aspek ketentuan dan legalitas

perjanjian yang diatur dalam draft akad murabahah yang terlampir.

Kemudian anggota dipersilahkan untuk membaca isi akad murabahah

dengan teliti, setelah itu BMT beserta anggota tanda tangan di atas

materai.

Apabila pihak BMT tidak ada waktu untuk memesankan barang

yang diinginkan oleh nasabah maka menggunakan akad tambahan

wakalah dalam transaksi pembiayaan pada produk mitra usaha tersebut

secara terpisah serta beberapa lampiran diantaranya formulir pemesan,

purchase order (surat pemesan), surat tanda terima barang.

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

70

C. Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah pada Produk Mitra

Usaha di BMT Tumang Cabang Salatiga.

1. Jangka Waktu

Maksimal jangka waktu angsuran pembiayaan di BMT Tumang

Cabang Salatiga paling lama 4 (empat) tahun. Sedangkan jangka

waktu pembiayaan tempo maksimal 3,6, dan 9 bulan. Apabila nasabah

debitur meminta jangka waktu lebih dari jangka waktu maksimal yang

ditetapkan, pihak bank tidak dapat menerimanya.

2. Perhitungan Margin

Penentuan persentase margin untuk pembiayaan murabahah di

BMT Tumang Salatiga:

a. Adanya draf angsuran yang ditawarkan kepada anggota setara 1,7%

perbulan.

b. kalau pembiayaannya kecil maka jarang ada penawaran.

c. Penetapan margin yang yng dilakukan BMT Tumang masih

tergantung pada kebutuhan untuk memperoleh keuntungan riil

sehingga dapat memberikan beban keuntungan yang diberikan

kepada pihak ketiga.

Dari kegiatan pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang Salatiga

akan memperoleh pendapatan mark up. Mark up merupakan margin

keuntungan bagi BMT yang disepakati bersama (BMT dan nasabah).

Penentuan besarnya mark up adalah sebagai berikut: dari hasil analisis

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

71

yang disetujui BMT untuk pembiayaan murabahah, oleh bagian

pembiayaan memberikan patokan harga dari barang tersebut berupa

harga pokok ditambah mark up. Patokan besarnya mark up ditentukan

berdasarkan kemampuan nasabah untuk mengasur. Setelah itu patokan

harga jual (harga pokok ditambah mark up) ditawarkan kepada

nasabah untuk selanjutnya disepakati bersama saat akad perjanjian.

contoh yang terjadi di BMT Tumang

“ Pak Wahab berkeinginan untuk membeli sebuah mobil untuk

memudahkan usaha konveksinya.. Untuk merealisasikan keinginannya

itu, Ia mendatangi BMT Tumang dengan membawa daftar harga

mobil sebesar Rp. 40.000.000,00. Permohonannya lalu disetujui oleh

BMT Tumang dan terjadilah akad murabahah dengan kedua belah

pihak.

Dengan harga mobil sebesar Rp. 40.000.000,00 serta biaya-

biaya terkait sebesar Rp. 857.000,00 serta keuntungan margin yang

disepakati dengan pihak BMT Tumang sebesar 1,7 % perbulan. Maka

metode perhitungannya adalah:

Akad Pembiayaan : Murabahah

Harga Pokok Pembelian : Rp. 40.000.000

Biaya-biaya : 1. Biaya Administrasi :Rp.8.000.000

2.Materai 1 buah : Rp. 7 .000

3. Biaya Akad : Rp. 50.000

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

72

Jangka Waktu Pembayaran : 1 tahun (12 bulan)

Margin : 1,7 %

Angsuransi Pokok : Rp. 40.000.000 = Rp.3.333.333,33

12 (bulan)

Margin : 1,7% X Rp. 40.000.000,00

= Rp. 680.000

Rp. 680.000 X 12 = Rp. 8.160.000

Harga Jual : Rp. 48.160.000

3. Rasio Jaminan

Dalam perhitungan jaminan untuk realisasi pembiayaan di BMT

Tumang maksimal sebesar 70 % sampai 80% dari harga pasaran.

Adapun realisasi berdasarkan riwayat nasabah dalam pembiayaan dan

menggunakan produk BMT Tumang Cabang Salatiga. Seperti Ibu

Sutiyem yang menggunakan produk pembiayaan di BMT selama tiga

tahun terakhir. Pada monitoring pembayaran angsuran termasuk

nasabah lancar, sehingga marketing berani memberikan pembiayaan

tanpa jaminan (Wawancara dengan marketing pada 22 Juli 2016).

4. Pembayaran Angsuran

Sistem pembayaran pembiayaan murabahah dilakukan dengan

cara mengangsur pada tiap-tiap bulan pada hari kerja bank. Besarnya

angsuran bersifat tetap, baik angsuran pokok maupun angsuran

margin. Angsuran pertama dibayarkan setelah 1 (satu) bulan terhitung

sejak akad dilangsungkan (realisasi pembiayaan).

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

73

Pembayaran angsuran disesuaikan dengan jadwal dan besarnya

angsuran ditetapkan dalam surat sanggup untuk membayar lunas.

5. Perkembangan Angsuran

BMT Tumang Salatiga sangat memperhatikan angsuran yang

dilakukan oleh nasabah. Bila terjadi kemacetan langsung dapat

ditangani secara profesional. Cara yang dilakukan BMT Tumang

untuk menangani pembiayaan macet sebagai berikut:

a. Pemberian Surat Penagihan

Dilakukan oleh BMT apabila nasabah pembiayaan telah tiga

bulan berturut-turut belum membayarkan angsuran,sehingga

BMT memberikan surat melalui petugas penagihan. Surat

penagihan pertama berisikan pemberitahuan mengenai nominal

tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang harus dibayar.

b. Pemberian Surat Penagihan ke dua.

c. Melakukan kunjungan ketempat anggota, yang mana tidak hanya

di awal pembiayaan tetapi juga secara berkala.

6. Potongan pembiayaan

Apabila nasabah debitur dapat melaksanakan pelunasan sebelum

jangka waktu pembiayaan berakhir, pihak BMT akan memberikan

potongan atas pelunasan yang dibayar secara cepat oleh debitur,

berupa potongan atas margin yang belum jatuh tempo. Pemberian

potongan pembiayaan murabahah tidak diperjanjikan dalam akad

serta akan diatur sesuai kebijakan Bank oleh Tim Komite Pembiayaan.

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

74

7. Sasaran Pembiayaan Murabahah

Fasilitas pembiayaan murabahah di BMT Tumang diberikan

kepada individu maupun badan usaha yang memerlukan jasa

perbankan untuk diberikan pembiayaan yang akan digunakan untuk

membeli barang-barang modal usaha kendaraan sepeda montor. Untuk

pembiayaan investasi atau barang modal pada badan usaha

dispesifikasikan kedalam beberapa sektor usaha seperti:

a. Dealer sepeda motor/mobil.

b. Kontraktor.

c. Bengkel atau toko sparepart

d. Toko ATK (alat tulis kantor)

e. Toko kelontong

f. Usaha musiman yang pangsa pasarnya jelas dan pasti.

g. Rental mobil.

h. Usaha catering.

i. Usaha batik.

Page 92: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

75

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD

MURABAHAHPADA PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA DI BMT

TUMANG SALATIGA

A. Analisis Terhadap Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Produk

Pembiayaan Mitra usaha di BMT Tumang Salatiga

Murabahah merupakan akad antara penjual dan pembeli berdasarkan

harga barang, harga asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli

dan keuntungan yang diambil oleh penjual pun diberitahukan kepada

pembeli. Secara singkat dipahami bahwa murabahah tersebut jual beli

dengan kesepakatan pemberian keuntungan bagi si penjual dengan

memperhatikan dan memperhitungkan dari modal awal si penjual.

BMT Tumang Cabang Salatiga merupakan salah satu lembaga

keuangan non Bank yang menggunakan prinsip syari’ah menjalankan

konsep murabahah. Akad murabahah pada pembiayaan mitra usaha di

BMT Tumang ini dimulai dari keinginan untuk membantu anggotanya

dalam kebutuhan Mitra Uaha bagi kelancaran usaha yang bersifat

produktif untuk modal usaha.

Akad murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga dimulai dengan

keinginan nasabah yang ingin sepeda motor, pupuk untuk tanaman atau

yang lain-lain, kemudian nasabah mengajukan pembiayaan untuk

memperoleh biaya untuk membiayainya. Setelah itu, nasabah dimohon

Page 93: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

76

untuk mengisi dan pengajuan pembiayaan mitra usaha pada akad

murabahah dengan membawa persyaratan yang harus dipenuhi:

c) Melengkapi formulir dan menandatangani permohonan pembiayaan.

d) Melengkapi persyaratan pengajuan pembiayaan, sebagai berikut:

(h) Pas photo 3 x 4 = 1 (satu) lembar.

(i) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) calon debitur.

(j) Fotocopy KTP suami atau istri

(k) Fotocopy Kartu Keluarga (KK) /surat nikah.

(l) Fotocopy Buku Tabungan/mutasi tabungan.

(m) Fotocopy slip gaji kalau pegawai.

(n) Fotocopy jaminan

1) Untuk jaminan tanah atau rumah

(a) Fotocopy Sertifikat rumah, SHM

(b) Fotocopy SPPT terakhir dan Lunas PBB

2) Untuk jaminan kendaraan bermotor atau mobil:

(a) Fotocopy BPKB dan STNK

(b) Faktur Pembelia dari Dealer atau kwitansi

pembelian.

Page 94: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

77

3) Agunan Surat berharga misalnya buku tabungan dan

ATM

Setelah data isi lengkap, maka BMT Tumang cabang Salatiga

melakukan survey untuk kelayakan nasabah tersebut apakah nasabah layak

untuk diberikan pembiayaan ataupun tidak, tahap selanjutnya disampaikan

ke komite dan diputuskan apakah layak atau tidak. Apabila dalam

penyurveian nasabah dinyatakan layak untuk mendapat pembiayaan, maka

akan dilakukan akad murabahah.

Dalam akad perjanjian pembiayaan murabahah dijelaskan dari

nomor pasal 1 (satu) sampai pasal 8 (delapan), yaitu ada pihak pertama

selaku BMT Tumang Cabang Salatiga dan pihak kedua selaku orang atau

badan yang menerima pembiayaan secara syari’ah dari pihak pertama.

Selanjutnya dijelaskan pembiayaan murabahah yaitu pembiayaan syari’ah

dalam rangka untuk jual beli barang atau pengadaan barang. Selanjutnya

pada pasal 2 (dua) pihak pertama menjual barangnya kepada pihak kedua

berupa unit kendaraan tipe atau merek apapun atau barang lainnya untuk

keperluan mitra usaha yang diperlukan melalui pembiayaan murabahah.

Pada pasal tiga dan empat dijelaskan tentang atas pengadaan

barang tersebut, maka pihak kedua menyetujui harga, maka piak kedua

secara sah memiliki kewajiban kepada pihak pertama total kewajiban uang

yang harus dibayar. Maksimal jangka waktu angsuran pembiayaan di BMT

Tumang Cabang Salatiga adalah 4 (empat) tahun. Sedangkan jangka waktu

Page 95: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

78

pembiayaan tempo maksimal 3,6, dan 9 bulan. Apabila nasabah debitur

meninta jangka waktu lebih dari jangka waktu maksimal yang ditetapkan,

pihak bank tidak dapat menerimanya.

Dalam pasal lima dijelaskan pihak pertama setuju untuk

menyediakan pembiayaan murabahah dengan bersedia melampirkan

barang/asset yang berharga yang dijadikan jaminan hak milik secara

fidusia atas barang jaminan kepada pihak kedua. Selanjutnya untuk

mengenai secara detail barang jaminan diatur pada surat dan dokumen lain

yang belum tertera di akad perjanjian, mengenai merek atau tipe nomor

rangka, nomor mesin, tahun dikeluarkannya barang tersebut dan warna

motor sekaligus nomor BPKB motor yang bersangkutan.

BMT Tumang Salatiga sangat memperhatikan angsuran yang

dilakukan oleh nasabah, tapi pada saat wawancara kepada Bapak Ni’am

S.E selaku manager BMT Tumang, apabila pihak ke II telat jatuh tempo

tidak ada ta’ziran atau denda, padahal di akad perjanjian sudah tertera pada

pasal 6 (enam) untuk menangani pembiayaan macet sebagai berikut:

1. Pihak II memberikan kuasa pada pihak pertama untuk mendebet semua

simpanannya apabila pihak II mengalami keterlambatan ansuran, dan

pihak II bersedia untuk membayar kembali simpanan yang telah di-

debet.

Page 96: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

79

2. Bila pihak ke II lalai membayar/memenuhi kewajibannya sebagaimana

yang telah disepakati bersama, maka segala biaya/ongkos penagihan

dan kuasa pihak I akan ditanggung oleh pihak II.

3. Apabila pihak II lalai memenuhi kewajibannya maka dita’zir atau

denda.

4. Apabila pihak II lebih cepat dari jangka waktu pembiayaan yang telah

disepakati, maka pihak II mendapatkan potongan bagi hasil/mark up.

Sebelum proses penandatanganan perjanjian, pihak manager BMT

Tumang menjelaskan secara terperinci biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh barang dan keuntungan (margin) kepada nasabah. Akan

tetapi, sering kebanyakan nasabah tidak menginginkan proses yang terlalu

rumit, sehingga pihak manager tidak menjelaskan secara lisan mengenai

harga pokok dan keuntungan (margin) barang yang merupakan obyek

murabahah.

Untuk perhitungan keuntungan pihak BMT Tumang Cabang

Salatiga pihak manager menentukan bahwa draf angsuran yang

ditawarkan kepada anggota setara 1,7 % perbulan. Penentuan margin yang

dilakukan BMT Tumang masih tergantung pada kebutuhan untuk

memperoleh keuntungan riil sehingga dapat memberikan beban

keuntungan yang diberikan kepada pihak ke tiga.

Tingkat keuntungan BMT Tumang Cabang Salatiga berbeda-beda,

tergantung besar pembiayaan, dimana kalau pembiayaan kecil maka jarang

ada penawaran. Dengan asumsi tersebut, maka patokan besarnya mark up

Page 97: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

80

ditentukan berdasarkan kemampuan nasabah untuk mengasur. Setelah itu

patokan harga jual (harga pokok ditambah mark up) ditawarkan kepada

nasabah untuk selanjutnya disepakati bersama saat akad perjanjian.

Pada bagian akhir akad pembiayaan murabahah terdapat kalimat

“perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dengan sebenar-benarnya tanpa

ada unsur paksaan dari pihak manapun”. Hal ini menunjukan bahwa pihak

BMT Tumang dan nasabah dalam melakukan akad perjanjian tersebut

harus saling suka sama suka (ridho).

Dalam pelaksanaan pembiayaan mitra usaha pada akad murabahah

penyampaian mengenai kondisi suatu barang tidak disampaikan secara

detail dan transparan untuk mengetahui apakah ada kerusakan pada barang

yang diperjual belikan. Padahal dalam rukun dan syarat murabahahharus

ada kejelasan mengenai kondisi suatu barang.

Kalaupun BMT Tumang menambahkan akad wakalah apabila

pihak BMT memberikan kuasa dan meyerahkan sejumlah uang kepada

nasabah untuk membeli barang atas nama bank kepada supplier, yang

sesuai dengan draft perjanjian khusus tentang akad wakalah. Dimana pihak

nasabah memilihkan untuk BMT mengenai barang dan spesifikasi harga

dan jangka waktu berlakunya harus sesuai kesepakatan bersama. Akan

tetapi pada praktek pembiayaan murabahah di BMT Tumang terlihat

perbedaan, terutama dalam hal pengadaan barang. Setelah akad dilakukan

antara BMT Tumang dengan nasabah, maka sudah bukan menjadi urusan

BMT Tumang lagi, karena dana yang telah ditransfer ke rekening nasabah

Page 98: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

81

sudah menjadi tanggungan nasabah untuk membeli barang guna

memperlancarkan usaha nasabahnya.

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Murabahah Pada

Pembiayaan Mitra usaha di BMT Tumang Cabang Salatiga.

Permasalahan jual beli, khususnya bank syari’ah untuk membuat

suatu produk berbasiskan jual beli yang sesuai dengan syari’ah, maka guna

untuk mengawasi produk lembaga keuangan syari’ah agar sesuai al-

Qur’an, hadis, pendapat madzhab serta Dewan Syari’ah Nasional (DSN)

yang merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Majlis

Ulama Indonesia (MUI) yang dijadikan sebagai landasan hukum Islam.

pembiayaan mitra usaha (modal kerja) pada pelaksanaan akad

murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga merupakan upaya yang

dilakukan BMT Tumang dalam rangka membantu nasabah untuk

memperoleh kemudahan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha

nasabah serta dapat membantu pihak nasabah untuk meningkatkan jumlah

hasil serta mutu hasil produksi.

Murabahah merupakan konsep jual beli yang sama sekali tidak

ada hubungannya dengan pembiayaan. Namun, bentuk jual beli ini

kemudian digunakan oleh perbankan syari’ah dengan menambah konsep

pembiayaan. Akan tetapi, syarat dan rukun harus benar-benar diperhatikan

agar transaksi tersebut diterima secara syari’ah.

Page 99: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

82

Pada prinsipnya Transaksi murabahah harus memenuhi persyaratan

yang dijadikan sebagai rukun,yaitu:

1. Adanya orang yang berakad (muaqid)

a. Nasabah (pembeli)

b. BMT Tumang (penjual)

2. Adanya barang atau obyek akad dalam murabahah , yaitu sesuatu yang

dibiayai oleh BMT Tumang Cabang Salatiga berupa kendaraan motor

atau pupuk.

3. Adanya akad atau shiqhot, dalam hal ini tertuang dalam surat

perjanjian pembiayaan murabahah .

4. Ijab qabul, perkataan yang diucapkan oleh penjual dan pembeli (atau

yang mewakili keduanya) dalam mengutarakan kehendaknya berkaitan

dengan akad tersebut.

Untuk mengenai ijab qobul di BMT Tumang Cabang Salatiga

dilakukan dengan surat menyurat yaitu dengan adanya surat perjanjian

akad murabahah yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dimana

dalam surat tersebut terdapat jumlah pembiayaan yang disetujui, jaminan

dan keuntugan yang disepakati, serta jatuh tempo yang disepakati antara

nasabah dengan BMT Tumang.

Dalam pembiayaan murabahah ini, pemilik dana (bank)

membelikan barang yang diinginkan oleh nasabah yang membutuhkan

pembiayaan tersebut, kemudian bank menjualnya kepada nasabah dengan

penambahan keuntungan (margin) tetap.

Page 100: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

83

Fenomena tersebut juga terjadi di BMT Tumang Cabang Salatiga

dimana BMT Tumang sebagai pemilik dana membelikan barang sesuai

keinginan nasabah, Kemudian menjualnya ke nasabah dengan penambahan

keuntungan tetap. Sementara itu nasabah mengembalikan utangnya

dikemudian hari secara tunai maupun cicilan. Meskipun begitu, pada

hakikatnya jual beli yang dilakukan secara kredit dapat menimbulkan pada

besaran bunga (riba), sehinggamerujuk pada Fatwa DSN-MUI

No.04/DSN-MUI/IV/2000 ketetapan pertama ayat 1 dinyatakan “Bank

dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba” dan

tertuang dalam firman Allah Q.S al-Baqarah ayat 275:

Artinya: Orang-orang yang Makan (mengambil) riba. Tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian

itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-

orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,

lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa

yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali

Page 101: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

84

(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya (Q.S. al-Baqarah 275).

Permasalah murabahah klasik itu penjual harus memiliki

persediaan barang sebelum terjadinya akad murabahah . Murabahah di

dalam praktik perbankan syari’ahmerujuk pada Fatwa DSN-MUI

No.04/DSN-MUI/IV/2000 ketetapan pertama ayat 3 (tiga) bahwa “bank

membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya”.Dalam hal ini BMT Tumang bukan sebagai

penjual murni, akan tetapi BMT akan melakukan murabahah apabila

dipastikan nasabah akan membeli barang tersebut. Hal ini dikarenakan

BMT Tumang tidak menyediakan langsung barang yang diminta oleh

nasabah.

Namun, jika dilihat pada perbedaan praktik murabahah yang

melibatkan tiga pihak dengan murabahah klasik yang melibatkan hanya

dua pihak layaknya jual beli dan harus adanya obyek yang dijual belikan

pada umumnya, mungkin perlu adanya kejelasan terhadap dasar hukum

kebolehan murabahah secara mendalam tidak sebatas dalam nash terkait

jual beli. Oleh karena itu digunakan pula dasar hukum berupa ijma dan

kaidah fiqh.

Poin penting yang harus diperhatikan dalam pembiayaan

murabahah yaitu:

1. Penetapan Harga dan mark up dalam murabahah

Dalam pembiayaan murabahah harga barang disini dianalogkan

dengan plafond pembiayaan. Dalam pembiayaan ini, BMT Tumang

Page 102: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

85

sebagai pemilik dana membelikan barang sesuai keinginan nasabah,

Kemudian menjualnya ke nasabah dengan penambahan keuntungan

tetap. Sementara itu nasabah mengembalikan utangnya dikemudian

hari secara tunai maupun cicilan. Jadi, kalau dilihat dengan

pembayaran secara cicilan dan besar marginnya sama tiap angsuran

pokok .

Para ulama Madzhab berbeda pendapat tentang biaya apa saja

yang dapat dibebankan kepada harga jual barang tersebut. Madzhab

Maliki membolehkan biaya-biaya yang langsung terkait dengan

transaksi jual-beli itu dan biaya-biaya yang tidak langsung terkait

dengan transaksi tersebut, namun memberikan nilai tambah pada

barang itu. Madzhab Syafi’i membolehkan membebankan biaya-biaya

tenaga kerjanya sendiri karena komponen itu masuk pada keuntungan.

Begitu pula biaya-biaya yang tidak menambah nilai barang tidak boleh

dimasukan sebagai komponen biaya-biaya secara umum timbul dalam

suatu transaksi jual beli, namun mereka tidak membolehkan biaya-

biaya yang memang semestinya dikerjakan oleh si penjual.

Dengan demikian, apabila BMT Tumang Cabang Salatiga tidak

mengenakan pembebanan biaya langsung terkait dengan pekerjaan

yang memang semestinya dilakukan penjual maupun biaya langsung

yang berkaitan dengan hal-hal yang berguna, itu berarti BMT Tumang

sudah bertindak benar dan sesuai hukum Islam. Jika BMT Tumang

membebani pembiayaan biaya langsung yang berkaitan dngan

Page 103: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

86

pekerjaan yang memang semsetinya dilakukan penjual maupun biaya

langsung yang berkaitan dengan hal-hal yang berguna maka hal itu

bertentangan dengan hukum Islam.

Di dalam subtansi fatwa DSN MUI tentang murabahah

dijelaskan bahwa baik harga maupun mark up ditentukan diawal

kesepakat antara bank dan nasabah dan harga benda. Namun, subtansi

pengambilan harga yang tinggi itu terkait dengan adanya diskon saat

transaksi murabahah dengan nasabah secaraberlangsung.

Penetapan mark up 1,7% tidak hanya dilakukan dengan satu kali

angsuran melainkan 12 bulan atau selama waktu angsuran di BMT

Tumang. Hal ini menunjukan bahwa waktu berpengaruh dalam

menetapkan harga jual kepada nasabah, dimana semakin lama kita

membayar angsuran maka semakin tinggi pula angsuran yang harus

dibayar. Akibatnya dapat terjadi perhitungan harga dan mark up

menjadi tidak sesuai dengan syari’ah, karena menetapkan harga dan

mark up yang lebih tinggi, dan memang masih menjadikan pasar uang

berbasis bunga sebagai rujukan perhitungannya dan penentuan

persentase mark upberdasarkan tingkat plafon pembiayaan

murabahah, menjadikan anggota tidak dapat melakukan negosiasi

mark up.

Hal ini tidak ada bedanya dengan praktik kredit di bank

konvensional. Apabila dibandingkan pada penentapan harga yang

dipraktikkan oleh Rasulullah dalam jual beli. Sehingga untuk

Page 104: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

87

penentuan besar plafon pembiayaan seharusnya didasarkan pada harga

barang bukan pada jenis usaha maupun jaminan yang digunakan BMT

Tumang dan anggota. Maka BMT Tumang dan anggota terlebih

dahulu mengetahui harga pokok barang yang dibutuhkan anggota

sehingg dapat menegosiasikan plafon pembiayaan.

2. Obyek dan Resiko dalam Murabahah

Mengenai obyek murabahah , Ascarya dalam buku akad &

produk bank syari’ah mengatakan bahwa bank harus melakukan

pembelian barang kepada supplier terlebih dahulu sebelum akad jual

beli dengan nasabah dilakukan.

Pendapat Imam Syafi’i tentang jual beli benda itu harus ada di

tempat dan diketahui si pembeli bagusnya atau cacadnya. Dalam kitab

al umm juz 4bahwa:

هي اشخر جا رت بالخا ر فواث قبل اى خخار ف ر رخ قه ى هقاه

ادا باع الرجل السلعت لرجل اسخز رضا الوبع ل ها ب بي رال د

فا ى رض الوبع ل فا لبع جائس اى ارا د الر د اى جعل الرد ال

غر فلس دلك ل اال اى جعل كال برد ا اجازة فخجز الكالت عي

اهر

Artinya: Orang yang membeli budak wanita dengan khiyar, lalu ia

mati sebelum memutuskan khiyarannya (pilihannya), maka

ahli warisnya ysng menggantikannya. Apabila seseorang

menjual barang jualan kepada seseorang dan ia minta

pengecualian kerelaan orang yang dijualkan kepadanya,

untuk dia selama tiga hari. Kalau rela orang yang dijualkan

kepadanya, maka penjualan itu boleh. Kalau orang yang

membeli itu bermaksud mengembalikan, maka boleh baginya

Page 105: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

88

mengembalikan. Kalau ditetapkan pengembalian itu kepada

orang lain, maka tidak boleh yang demikian. Kecuali

dijadikannya orang itu selaku wakil untuk mengembalikan

atau meneruskan penjualan. Maka bolehlah mewakilkan dari

urusannya itu.

Pemahaman yang diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit dalam kitab

Bulughul Maram tentang jual beli poin ke 22 bahwa:

ابخعج زخا ف الس ق فلوا ): عي ابي عور رض هللا عوا قا ل

اسخجبخ لق رجل فاعطا ب ربحا حسا فا رد ث اى اضرب عل ذ

فقال , الرجل فا خذ ر جل هي خلف بذ را ع فالخفج فا دا زذ بي را بج

فاى رسل هللا ص م , ال حبع حذ ابخعخ حخ ححز ال رحلك

را احوذ (اى حباع السلع حذ حبخا ع حخ حز ا الخجا ر ال رحالن

اللفظ ل صحح ابي حباى الحا كن,اب داد

Artimya: “Dari sahabat Ibnu Umar, ia mengisahkan pada suatu

saat saya membeli minyak di pasar, dan ketika saya

telah selesai membelinya, ada seorang laki-laki yang

menemuiku dan menawar minyak tersebut, kemudian ia

memberiku keuntungan yang cukup banyak, maka

akupun hendak menyalami tangannya (guna menerima

tawaran dari seorang tersebut), tiba-tiba ada seseorang

dari belakangku yang memegang lenganku, maka

akupun menoleh dan ternyata adalah Zaid bin Tsabit,

kemudian ia berkata:”Janganlah engkau jual minyak itu

di tempat engkau membelinya hingga engkau pindahkan

ke tempatmu, karena Rasulullah melarang dari menjual

kembali kembali barang di tempat barang tersebut

dibeli, hingga barang tersebut dipindahkan oleh para

pedagang ke tempat mereka masing-masing.

Para ulama menyebutkan hikmah dari larangan ini, karena

barang yang belum diserah terimakan kepada pembeli bisa saja batal.

Karena suatu sebab, misalnya barang tersebut hamcur atau rusak

Page 106: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

89

hingga dia telah menjualnya kembali tidak dapat menyerahkan ke

pembeli kedua.

Merujuk pada Fatwa DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000

ketetapan pertama ayat 9 dinyatakan “jika bank hendak mewakilkan

kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual

beli mrabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi

milik bank”. berarti kalimat “secara prinsip” itu dijabarkan dalam

pembiayaan modal kerja murabahah apabila BMT telah membeli

suatu barang kepada pihak supplier, maka secara prinsip bank telah

membeli suatu barang. Walaupun sudah melakukan pembayaran uang

pembelian barang kepada supplier yang diwakilkan nasabah. namun

bank melakukan pembayaran uang pembelian barang kepada

supplieryang diwakilkan kepada nasabah dengan menggunakan akad

wakalah.

Subtansi tersebut sesuai dengan syarat murabahah baik dalam

fiqh muamalah, hanya saja pada praktiknya berbeda dengan bank

syari’ah dan berbeda dengan fatwa,bisa jadi ketidaksesuaian tersebut

akibat aktor sulitnya bank dalam menyediakan barang karena

keterbatasannya karyawan, BMT Tumang menggunakan tambahan

wakalah dimaksudkan untuk membuktikan bahwa nasabah telah

menerima pembiayaan dari BMT Tumang serta nasabah telah

melakukan transaksi jual beli antara bank engan penjual atau supplier.

Akan tetapi hanya sebagian kecil nasabah yang menerima langsung

Page 107: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

90

dana pembiayaan dan itu dibatasi dengan syarat-syarat tertentu, dalam

hal ini sebelum pihak BMT Tumang memberikan dana pihak BMT

mempertimbangkan karakter nasabah yang baik dan jujur karena

untuk menghawatirkan terjadinya manajemen resiko.

3. Resiko Barang dalam Murabahah

obyek barang yang belum dimiliki bank ketika transaksi

murabahah dengan nasabah, menjadi resiko yang seharusnya

ditanggung oleh bank, akan tetapi karena barang tidak dimiliki dahulu

menjadi resiko tetap berada pada supplier bukan pada bank. Pada

praktek pembiayaan murabahah di BMT Tumang terlihat perbedaan,

terutama dalam hal pengadaan barang. Setelah akad dilakukan antara

BMT Tumang dengan nasabah, maka sudah bukan menjadi urusan

BMT Tumang lagi, karena dana yang telah ditransfer ke rekening

nasabah sudah menjadi tanggungan nasabah untuk membeli barang

guna memperlancarkan usaha nasabahnya.

Dalam hal ini, misalnya apabila nasabah mengajukan komplain

terhadap barang yang sudah ia beli, nasabah tidak dapat

mengajukannya ke BMT Tumang, akan tetapi mengajukannya ke

pihak supplier atau penjual pertama itu, karena bank hanya sebagai

perantara dan pihak BMT telah memberi kuasa melakukan

pembayaran langsung kepada rekening supplier.

Dalam kitab Qowaid Al-Fiqhiyah bahwa ada suatu kaidah orang

yang berhak mendapatkan keuntungan ialah orang yang punya

Page 108: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

91

kewajiban menanggung kerugian jika hal itu terjadi. Kaidah ini

berdasarkan hadis Rasulullah SAW:

فا قام عذ ها شا ء . عي عا ئشت ر ض هلل عا اى رجال ابخاع غال ها

فرد عل , فخا صو ال الب ص م , رن جذ ب عبا , هللا اى قن

ا رسل هللا قذ اسخغل غال ه ؟ فقا ل رسل هللا ص م : فقال الرجل,

(را احوذ اب داد الخرهذ ئ حسا الء لبا )الخرا س با لضوا ى :

Artinya: “Dari sahabat Aisyah bahwasanya seorang laki-laki membeli

seorang budak laki-laki. Kemudian budak tersebut tinggal

bersamanya selama beberapa waktu. Suatu hari sang

pembeli mendapatkan adanya cacat pada budak tersebut.

Kemudian pembeli mengadukan penjual budak kepada Nabi

SAW dan nabipun memutuskan agar budak tersebut

dikembalikan. Maka penjual berkata:” Ya Rasul sungguh ia

telah memperkerjakan budakku? maka Rasul bersabda “

Keuntungan adalah imbalan atas kerugian”.

Subtansi fatwa DSN MUINo.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

murabahah tidak menyebutkan tentang resiko akad dalam murabahah

, tetapi Fatwa DSN-MUINo.04/DSN-MUI/IV/2000 dalam poin ke

lima menetapkan bahwa “Bank harus menyampaikan semua hal yang

berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan

secara utang”. Dalam hal ini padahal sangat berpengaruh pada

ketiadaan resiko yang seharusnya dihadapi oleh BMT Tumang yang

mana tidak menjalankan sesuai poin lima bahwa yang menharuskan

kepemilikan akan barang terlebih dahulu itu BMT Tumang, padahal

yang namanya penjual dalam transaksi jual beli itu mengalami untung

dan menanggung resiko kerugian.

Page 109: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

92

Dalam permasalahan pembayaran angsuran yang merupakan

kewajiban nasabah untuk memenuhi janjinya sebagaimana yang telah

disepakati sebelumnya. Meskipun demikian dalam prakteknya

seringkali ada kelalaian untuk membayar angsuran. Dalam hukum

Islam, perjanjian harus memenuhi akad-akad yang telah disepakati

sebelumnya karena asas janji itu mengikat. Hal ini sesuai dalam

firman Allah QS. al-Maidah ayat 1:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan

dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak

menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan

haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya.(QS. al-Maidah 1).

4. Jaminan dalam murabahah

Murabahah merupakan jual beli yang berdasarkan kepercayaan

dan saling suka sama suka. Di dalam transaksi murabahah klasik

tidak adanya jaminan, sedangkan dalam perbankan jaminan dijadikan

sesuatu yang harus dipenuhi. Pada dasarnya jaminan bukanlah rukun

atau syarat yang mutlak harus dipenuhi, melainkan sebagai cara untuk

memastikan bahwa tidak ada hak-hak dari pihak BMT yang

dihilangkan. Karena agunan adalah metode orang lain tanpa ijin”.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 161:

Page 110: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

93

Artinya:”Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal

Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena

mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil.

Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di

antara mereka itu siksa yang pedih.(QS. An-Nisa’ 161).

Pembolehan jaminan pada jual beli murabahah dapat dikatakan

sebagai jual beli panjar (bay’ al-urban). Disamping itu, kewajiban

adanya jaminan dalam pembiayaan murabahah itu tidak harus

dibebankan kepada mudharib saja, tetapi dapat meminta jaminan

kepada pihak ketiga yang akan menjamin penerima pembiayaan kalau

melakukan kesalahan.

Merujuk pada Fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000 pada

ketetapan ke tiga mengenai aturan dibolehya jaminan. Dalam hal ini

agar nasabah serius dalam pemesanan dan pembayaran. Adanya

jaminan juga dapat menjadi sebuah upaya berjaga-jaga apabila

dikemudian hari terjadi hal yang tidak diinginkan dalam hal nasabah

tidak mampu melunasi hutangnya maka ada gantinya berupa jaminan.

Tapi perlu diingat bahwa, setiap tambahan atas hutang itu dilarang,

karena tambahan tersebut merupakan riba yang diharamkan.

Dari analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dalam

pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan mitra usaha di

Page 111: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

94

BMT Tumang Cabang Salatiga belum memenuhi ketentuan syari’ah. Hal

ini dikarenakan ada beberapa aspek syarat-syarat yang tidak sesuai dengan

hukum Islam, diantaranya pertama, dalam proses penentuan harga jual

murabahah di BMT Tumang masih menyandarkan kepada suku bunga

yang berlaku di pasar. Jadi, secara tidak langsung menjadikan tingkat

suku bunga sebagai landasan perhitungan. Kedua, berkaitan dengan obyek

atau barang yang diperjual-belikan pada pembiayaan mitra usaha di BMT

Tumang Salatiga sangat abstrak atau tidak jelas, hal ini karena proses

transaksi beralih antara nasabah dengan supplier atau pemosok. Sehingga

memungkinkan nasabah apakah benar-benar membelanjakan dan

pembiayaan tersebut untuk membelikan barang atau tidak. Selain itu

adanya pengawasan yang kurang, diantaranya tidak adanya laporan hasil

pembelian barang oleh nasabah. Ketiga, dalam penggunaan jaminan,

hanya sebagai suatu cara untuk memastikan bahwa hak-hak kreditur tidak

dihilangkan dan untuk menghindarkan diri dari memakan harta orang

dengan cara yang bathil.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 112: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

95

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Akad transaksi dalam pembiayaan produk mitra usaha di BMT

Tumang adalah akad murabahah. Akad murabahah yang seharusnya

digunakan untuk transaksi jual beli yang tujuannya bersifat konsumtif

ini digunakan untuk pembiayaan mitra usaha bagi nasabahnya. Di

mana Pihak BMT Tumang memberikan kuasa kepada nasabahnya

untuk membeli barang yang diperlukan bagi usaha nasabah atas nama

bank dengan menggunakan akad tambahan yaitu wakalah. Kemudian

pihak BMT Tumang menjualnya kepada nasabah ditambah margin

keuntungan untuk dibayar nasabah pada jangka waktu tertentu, sesuai

dengan kesepakatan awal perjanjian.

2. Praktek pembiayaan murabahah di BMT Tumang belum sesuai

dengan hukum Islam, hal ini dikarenakan antara lain, pertama dalam

proses penentuan harga jual murabahah di BMT Tumang masih

menyandarkan kepada suku bunga yang berlaku di pasar. Jadi, secara

tidak langsung menjadikan tingkat suku bunga sebagai landasan

perhitungan. Kedua, berkaitan dengan obyek atau barang yang

diperjual-belikan pada pembiayaan mitra usaha di BMT Tumang

Salatiga sangat abstrak atau tidak jelas, hal ini karena proses transaksi

beralih antara nasabah dengan supplier atau pemosok. Sehingga

memungkinkan nasabah apakah benar-benar membelanjakan dan

pembiayaan tersebut untuk membelikan barang atau tidak. Selain itu

Page 113: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

96

adanya pengawasan yang kurang, diantaranya tidak adanya laporan

hasil pembelian barang oleh nasabah.Ketiga, dalam penggunaan

jaminan, hanya sebagai suatu cara untuk memastikan bahwa hak-hak

kreditur tidak dihilangkan dan untuk menghindarkan diri dari

memakan harta orang dengan cara yang bathil.

B. Saran

1. Sebaiknya BMT Tumang dalam melakukan kegiatan usahanya harus

memperhatikan aspek hukum Islam, baik itu metode perhitungan

harga jual, keuntungan dalam pembiayaan dan jaminan pembiayaan.

Sehingga dapat mencerminkan nilai syari’ah dalam Lembaga

Keuangan Syari’ah (LKS) ditengah-tengah kita diharapkan mampu

memecahkan segala problem ekonomi umat.

2. Perlu adanya ketegasan dalam pelaksanaan akad murabahahsesuai

dengan ketentuan yaitu hanya dalam jual beli, apabila nasabah ingin

mengajukan pembiayaan mitra usaha pihak BMT hendaknya

menggunakan akad mudharabah atau musyarakah. Apabila diterapkan

pada produk-produk lain yang tidak hanya di dominasi akad

murabahah itu lebih baik.

Page 114: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

97

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Al-Karim. 2009. Mushaf Syamil Qur’an dan Terjemah. Bandung:

Hilal.

Andria Permata Viehzal, Veithzal Rivai, B. Acct. 2008. Islamic Financial

Management. Jakarta: Rajawali Pers.

, Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta:

Gema Insani.

Arifin, Muhammad. 2009. Riba & Tinjauan Perbankan Syariah. Bogor: CV. Darul

Ilmi.

Ascarya. 2011. Akad & Produk Bank Syari’ah. Jakarta: Rajawali Pers.

Asqilani, Hajar. 2001. Kitab Bulughul Maram. Cairo: Al-Azhar.

Dewi, Gemala, Widyaningsih, & Yeni Salma Barlinti. 2006. Hukum Perikatan

Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Murabahah

Karim, Adiwarman. 2009. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:

Rajawali Pers.

2010. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT Raja Gravindo

Persada.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Lubis, Suhrawardi. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhammad. 2000. Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII

Press.

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: AMP YKPM

Page 115: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

98

Muhammad, Rifqi. 2008. Akuntansi Keuangan Syari’ah Konsep dan

Implementasi PSAK Syari’ah. Yogyakarta: P3EI Press.

Mujieb, M Abdul. 1994. Kamus istilah Fiqh. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Muthaher, Osmad. 2008. Akuntansi Perbankan Syari’ah. Jakarta: Graha Ilmu.

Soejoeti, Zarkowi. 1987. Pengantar Ilmu Fiqh. Semarang: Walisongo Press.

Sudarsono, Heri dan Hendri Yogi Prabowo. 2006. Istilah-istilah Bank dan

Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.

Sudjana, Nana. 1998. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiyah. Bandung: Sinar

Dunia.

Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: GRAHA

ILMU.

Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: PT. ISES

Consulting Indonesia.

Syafi’i, Muhammad Idrus. Kitab Al uum Juz III. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah

Utsman, Sabian. 2014. Metodelogi Penelitian Hukum Progresif. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press.

Zuhaily, Wahbah. 1989. Fiqih Islam tujuh diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-

Kattami dkk dalam “al-Islam wa Adilatuhu” jilid IV. Damaskus:

Darul Fikr.

Page 116: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

99

Page 117: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

100

Page 118: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

101

Page 119: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

102

Page 120: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

103

Page 121: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

104

Page 122: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

105

Page 123: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

106

Page 124: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

107

Page 125: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

108

Page 126: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

109

Page 127: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

110

Page 128: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

111

Page 129: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

112

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Siti Jamilatun

NIM : 214-12-012

Jurusan : Syari’ah

Fakultas : Hukum Ekonomi Syari’ah

No Tanggal Kegiatan Penyelenggara Sebagai Nilai

Jenis SKK: Sertifikat Kegiatan

1 05-07 September

2012

OPAK STAIN Salatiga DEMA STAIN Salatiga Peserta 3

2 08-09 September

2012

OPAK Jurusan Syari’ah

STAIN Salatiga

HMJ Syari’ah STAIN

Salatiga

Peserta 3

3 10 September 2012 Orientasi Dasar Keislaman CEC dan ITTAQO Peserta 2

4 11September 2012 Seminar Entrepreneurship dan

Koperasi

Mapala MITAPASA

dan KSEI STAIN

Salatiga

Peserta

2

5 12 September 2012 Achievment Motivation

Training

JQH dan LDK STAIN

Salatiga

Peserta 2

6 13 September 2012 Library User Education UPT Perpustakaan

STAIN Salatiga

Peserta 2

7 29 September

2012

Urgensi Media dalam

Pergulatan Politik

Seminar Nasional

Oleh LPM Dinamika

Peserta 6

8 03 Oktober 2012 Melalui MTQ tingkatkan

prestasi, syi’arkan akhlak

Qur’ani

JQH STAIN Salatiga Peserta 2

9 13 Oktober 2012 Training Pembuatan Makalah LDK STAIN Salatiga Peserta 3

10 14 Oktober 2012 Satu Malam Meningkatkan

Integritas Mahasiswa Syari’ah

HMJ Syari’ah STAIN

Salatiga

Peserta 2

11 17 Oktober 2012 Musabaqoh Lughoh Arobiyah ITTAQO STAIN Lomba 2

Page 130: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

113

(MLA) Salatiga Peserta

12 27-28 Oktober

2012

Aktualisasi Bahasa Arab dalam

Menjaga Khazanah Keilmuan

Islam Mutakhir

ITTAQO STAIN

Salatiga

Peserta 3

13 10 November 2012 Dialog Publik dan Silaturrahim

Nasional

PMII Kota Salatiga Peserta 6

14 17-18 November

2012

Penerimaan Anggota Baru JQH JQH STAIN Salatiga Peserta 3

15 29 November 2012 Peran Lembaga Perbankan

Syari’ah dengan adanya

otoritas jasa keuangan

Seminar Nasional

HMJ Syari’ah

Peserta 6

16 1 Desember 2012 Tabligh akbar bertajuk “tafsir

tematik dalam upaya menjawab

persoalan Israel dan palestina

landasan QS.Al-Fath:26-27”

JQH STAIN Salatiga Peserta 2

17 30 April 2013 Perjuangan Kaum Perempuan

dalam Kesetaraan Hukum

Islam di Indonesia

Seminar Nasional oleh

Lembaga Percik

Salatiga

Peserta 8

18 04 Juni 2013 Sharia Economics Festival

“Indonesia Will Grow and

Shine With Sharia Economics”

Seminar Nasional oleh

KSEI STAIN Salatiga

Peserta 8

19 27 Juni 2013 Penyesuaian Harga BBM

Bersubsidi

Seminar Nasional

HMJ Syari’ah

Peserta 8

20 30 Juni 2013 Pesantren Sebagai Wadah

Perkembangan Karakter

Pemuda Islam yang

Berakhlaqul Karimah dan

Bernalar Ilmiah.

Akhirussanah Ma’had

STAIN Salatiga

Panitia 2

21 21 September 2013 Grand Opening UK-UK (Unit

Kegiatan Usaha KSEI)

KSEI STAIN Salatiga Peserta 2

Page 131: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

114

22 19 - 20 Okober

2013

Diklat Ekonomi Islam “Be

The Generation of Sharia

Economics “

KSEI STAIN Salatiga Peserta 3

23 20 Oktober 2013 Be The Generation of Sharia

Economics

KSEI STAIN Salatiga Peserta 2

24 29-30 November

2013

Pendidikan Anggota Dasar Al

Khidmah Kampus JATENG

2013/2014

AL KHIDMAH Peserta 2

25 25 Januari- 9

Februari 2014

Pyramid English Course Kursus Bhs. Inggris

Basic one in pare

Peserta 3

26 10 Februari – 24

Februari 2014

Pyramid English Course Kursus Bhs. Inggris

Basic two in pare

Peserta 3

27 11 Maret 2014 Certificate of Achievement EGYPT Islamic

Banding and Course

Peserta 2

28 15 Maret 2014 Komitmen Politik Islam dalam

Menata Arah Masa Depan

Bangsa Indonesia

LDMI dan PB HMI Peserta 2

29 23-24 Mei 2014 Pelatihan Advokasi “

Membangun Mahasiswa

Cerdas, Peduli & Sadar

Sebagai Agent Of Change”

HMJ Syari’ah &

Ekonomi Islam STAIN

Salatiga

Peserta 3

30 23 Juni 2014 Kontribusi sebagai Sie

Kebersihan

Ma’had Mahasiswa

STAIN Salatiga

Pengurus 4

31 18-19 Oktober

2014

Perkemahan sabtu minggu

pramuka “MI AL MANAR “

gudep 12.00.12-001-05/12.00.5

Gerakan Pramuka

Kwartir cabang

Tengaran

Panitia 3

32 22-23 November

2014

Diklat Ekonomi Islam (DEI) “

Menciptakan Generasi yang

berpegang Teguh Prinsip

Ekonomi Syari’ah untuk

KSEI STAIN Salatiga Panitia 3

Page 132: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

115

Kemajuan Perekonomian

Indonesia.

33 30 November

2014

Participant of Training and

TOEFL Tests

Himpunan Mahasiswa

Program studi

Perbankan Syari’ah

STAIN Salatiga

Peserta 3

34 06 - 07 Desember

2014

Pendidikan Anggota Dasar

(PAD) Al KHIDMAH Kampus

Kota Salatiga

AL KHIDMAH Kota

Salatiga

Panitia 3

35 13 Desember 2014 Seminar Regional “

Membangun Karakter

Kepemimpinan KSEI dalam

Akselerasi Pembumian Ajaran

Islam di Bidang Ekonomi”

KSEI STAIN Salatiga Peserta 6

36 04 Juli 2015 Pelatihan Manajemen TPQ

“Mendongeng Cerita Islam dan

Membuat Alat Peraga Edukatif

(APE)

Bidikmisi (Ya

Bismillah )

IAIN Salatiga

Peserta 2

37 29 September 2015 Valuable Participation in the

Talk Show “ Be Scholarship

Hunter of Home Country

(Indonesia) and Abroad

University …”

Bidikmisi (Ya

Bismillah)

IAIN Salatiga

Peserta 2

38 12 Oktober 2015 Edukasi Literasi Keuangan

Bersama OJK “ Literasi

Keuangan Syari’ah dan

Kebijakan Mikroprudensial

dalam Stabilitas Ekonomi”

KSEI IAIN Salatiga Peserta 2

39 13 Oktober 2015 Seminar Nasional “ Peran

Sistem Ekonomi Islam dalam

KSEI IAIN Salatiga Peserta 8

Page 133: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

116

Meningkatkan Stabilitas

Ekonomi Global dengan

Mensinergikan Sektor Riil dan

Sektor Keuangan”

40 26 Oktober 2015 Musabaqoh Lughoh Al-

Arobiyah “ Siap Melangkah

dan Berkarya dengan bahasa

Arab”

ITTAQO IAIN Salatiga Peserta 2

40 04 November 2015 Seminar Nasional “ Perbankan

Syari’ah di Indonesia: antara

Teori dan Praktik”

HMJ Hukum Ekonomi

Syari’ah

Peserta 8

41 24 Desember 2015 Seminar Motivasi

“Menumbuhkan Semangat

Berprestasi Sebagai Wujud

Pengabdian Bangsa di Era

Global”

Bidikmisi (YA

BISMILLAH)

IAIN Salatiga

Peserta 2

42 07 Maret-12 April

2016

Certificate of Completion

accomplished TOEFL Training

Bidikmisi dan UPTPB

IAIN Salatiga

Peserta 3

43 14 Mei 2016 Khatam Al-Qur’an (juz 30

Bilghoib)

Pengasuh dan

Pengurus PP EDI

MANCORO

Peserta 2

44 14 Mei 2016 Ijazah Belajar Tahap Akhir

“Kulliyatud Dirosah Al

Islamiyah Wal Ijtima’iyah

(KDII)”

KDII Pondok Pesantren

EDI MANCORO

Peserta 2

45 02 Juni 2016 Kuliah Umum Fakultas

Syari’ah IAIN Salatiga “

Gerakan Revivalis Islam

Modern dan Perkembangan

Hukum di Indonesia”

Fakultas Syari’ah IAIN

Salatiga

Peserta 2

46 13 Juni 2016 ESQ Leadership Training- ESQ Character building Peserta 2

Page 134: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

117

Champion Mentality

Mahasiswa bidikmisi

JUMLAH 156

Salatiga, 10 Agustus 2016

Mengetahui,

Wakil Dekan Fakultas Syari’ah Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama

Dr. ILLYA MUHSIN, M.S.i

NIP. 19790930 2003121001

Page 135: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1051/1/Siti.Jamilatun... · (Studi Kasus di BMT ... dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan

118

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Jamilatun

Nim : 21412012

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 12 November 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Guyangan rt 01 rw 02 Kec. Trangkil Kab. Pati

Riwayat Pendidikan :

1. TK Raudlatul Ulum, lulus tahun 2000

2. MI Raudlatul Ulum, lulus tahun 2006

3. MTs Raudlatul Ulum, lulus tahun 2009

4. MA Raudlatul Ulum, lulus tahun 2012

Pengalaman Organisasi :

1. IKAMARU

2. PMII

3. JQH

4. ITTAQO

5. KSEI

6. AL HIKMAH

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.