TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1...

57
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG BURUNG SERITI YANG DISEMPROT AIR (Studi di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh: Liani Putri Npm : 1621030481 Program Studi : Hukum Ekonomi Syaria’ah (Muamalah) FAKULTAS SYARI’AH UNIVRSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441H/2020M

Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1...

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG BURUNG

SERITI YANG DISEMPROT AIR

(Studi di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh:

Liani Putri

Npm : 1621030481

Program Studi : Hukum Ekonomi Syaria’ah (Muamalah)

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVRSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1441H/2020M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG BURUNG

SERITI YANG DISEMPROT AIR

(Studi di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh:

Liani Putri

Npm : 1621030481

Program Studi : Hukum Ekonomi Syaria’ah (Muamalah)

Pembiming I : Dr. Jayusman, M. Ag.

Pembimbing II : Herlina Kurniati, S.H.I.,M.E.I.

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVRSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1441H/2020M

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

ii

ABSTRAK

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dan membutuhkan

satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan. Salah satunya dalam jual beli

termasuk dalam muamalah. Di mana kegiatan tersebut menukar barang dengan

barang lain (uang). Dalam Islam kegiatan jual beli diperbolehkan, namun dalam

melakukan kegiatan jual beli tentunya ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi.

Dalam rukun dan syarat yang dipenuhi yaitu ijab dan qobul, orang-orang yang

berakad (penjual dan pembeli), dan ma’qud alaih (objek akad). Objek dalam jual

harus jelas dan milik sendiri serta dapat diserah terimakan antara kedua belah

pihak. Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang

disemprot air, di mana dalam kegiatan jual beli sarang ini sarang yang akan dijual

disemprot terlebih dahulu oleh penjual.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sarang burung seriti yang diperjual

belikan disemprot terlebih dahulu oleh penjual. Dalam hal ini penulis akan

meneliti, bagaimana praktik jual beli sarang burung seriti yang disemprot air di

Desa Gedung Karyajitu?. Serta untuk mengetahui pandangan hukum Islam

tentang jual beli sarang burung Seriti yang disemprot dengan air.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu termasuk jenis penelitian lapangan (field

research) dengan pendekatan deskriptif analisis. Sumber data yang dikumpulkan

yaitu data primer yang diperoleh langsung dari sejumlah informan yang terdiri

dari pihak penjual dan pembeli sarang burung seriti, hasil wawancara yang

didapat yaitu penjual, pembeli, pemetik, dan pemilik gedung dan rumah kosong.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka. Pengumpulan data menggunakan

metode wawancara, obeservasi, dan dokumentasi, lalu dianalisis dan ditarik

kesimpulan

Hasil penelitian yang penulis peroleh dari hasil wawancara pelaksanaan jual beli

sarang burung Seriti yang disemprot dengan air di Desa Gedung Karyajitu

Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang. Merupakan jual beli

yang terjadi pada umumnya di mana terjadinya transaksi antara penjual dan

pembeli. Dilakukan dengan cara penjual datang langsung ke tempat si pembeli

untuk menjual hasil sarang burung Seriti yang disemprot dengan air. Sarang yang

akan dijual disemprot terlebih dahulu oleh penjual dengan tujuan agar sarang tidak

kering dan tidak rusak. Namun dalam praktiknya pembeli tidak keberatan jika

sarang yang diperjual belikan disemprot terlebih dahulu oleh penjual. jika dilihat

dari rukun dan syarat jual beli termasuk dalam jual beli yang sah karena rukun dan

syaratnya telah terpenuhi, sarang yang disemprot tidak merusak objek. Jual beli

ini sah karena ada kerelaan dari pihak pembeli sarang Seriti, sebab pembeli

merasa tidak dirugikan.

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot
Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot
Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

vi

MOTTO

نكم بالباطل إلا أن تكون تارة عن ت راض لوا يا أي ها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم ب ي مننكم لا ت ﴾٩٢أنفسكم إن الله كان بكم رحيما ﴿

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu. Dan

jangalah kamu membunuh dirimu; sesungangguhnya Allah adalah

Maha penyayang kepadamu”. (An-Nisa: 29) 1

1 Department Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya. (Semarang: CV. Asy Syifa). h.

107-108.

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur penulis menyelesaikan skripsi ini, dan banyak

berterima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung dan memberi saran.

Dengan terselesaikannya skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang telah

mendukung saya, diantaranya:

1. Kepada orang tua saya, Ayah Supardi dan Ibu Etra yang telah mendidik,

merawat, dan membesarkan dengan segenap jiwa dan raga, telah

menyekolahkan saya hingga sampai pada titik ini.

2. Kepada kakak-kakak ku Jepri Yadi beserta istrinya Mita Sari, Herlina

beserta Suaminya Reziz , adik-adik ku Pelna Susanti Beserta Suami nya

dan adikku Pelita. Terima kasih telah banyak mendukung dan membantu

baik dari segi materil maupun moril sehingga dapat meraih keberhasilan

ini dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepada dosen pempimbing yang telah senantiasa telah membimbing

dalam pembuatan skripsi ini.

4. Serta kepada keluarga besar anak cucu Sarbini yang selalu memberi

semangat dan dukungan.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sungai Sidang pada tanggal 21 Juni 1997. Terlahir

dari pasangan Bpk. Supardi dan Ibu Etra. Orang tua yang luar biasa dan berarti

bagi penulis, penulis memiliki dua orang kakak yaitu Jepri Yadi dan Herlina, dan

dua orang adik yaitu Pelna Susanti dan Pelita Hati yang sangat penulis sayangi

dan cintai.

1. Mulai menempuh pendidikan dari SDN 01 Gedung Karya Jitu dan selesai

pada tahun 2010, turut aktif dikegiatan pramuka.

2. Kemudian melanjutkan SMPN 1 Rawajitu Timur dan selesai pada tahun

2013, aktif di kegiatan ekstrakurikurel volly

3. Dan melanjutkan SMA Muhammadiyah 15 Jakarta Barat dan selesai pada

tahun 2016.

4. Kemudian, mengikuti pendidikan tingkat perguruan tinggi pada Fakultas

Syari’ah mengambil jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah di Universitas

Islam Negeri, dimulai pada semester I TA. 2016.

Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat

pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda

Nabi Muhammad Saw, yang merupakan usawatun hasanah atau suri tauladan bagi

seluruh umat manusia dimuka bumi.

Dengan terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam

Tentang Jual Beli Sarang Burung Seriti Yang Disemprot Air (Studi di Desa

Gedung Karya Jitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang)”.

Skrips ini ditulis bagian dari persyarataan untuk menyelesaikan program

studi (S1) di Fakultas Syari’ah guna memperoleh gelar Sarjana Hukum dalam

bidang Muamalah (Hukum Ekonomi Syari’ah) di Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung. Proses penyususnan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa

dukungan dari semua pihak yang berkontribusi, dengan kerendahan dan ketulusan

hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof Dr. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung.

2. Dr. H. Khairuddin, M.H selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan

Lampung.

3. Khoiruddin, M.S.I selaku Ketua Jurusan Muamalah dan Juhratul Khulwa,

M.S.I selaku Sekertaris Jurusan Muamalah.

4. Dr. Jayusman, M.Ag selaku Pembimbing I dan Herlina Kurniati,

S.H.I.,M.E.I. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

x

bimbingan serta memberikan masukan yang sangat berarti sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung

6. Bapak dan ibu penjual dan pembeli sarang seriti terimakasih atas wawancara

nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat pada

waktunya.

7. Ayah, Ibu, Kakak, Ayuk, dan adik-adikku tercinta terima kasih atas

dukungannya serta masukan untuk skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tersayang Nurul Idayati, Dian Edi Putri, Tania Citradena, Siti

Nur Azizah, Indah Harum Rezeki, Rahma Niya, Raden Ayu Kartini, Inas

Samalia, dan Diah Kurniawati serta teman-teman kelas, KKN terimakasih

telah bersama selama kuliah ini.

9. Mba Yosika yang selalu membantu dan memberikan saran serta masukan dan

selalu memberikan semangat serta dorongan sehingga sampai

terselesaikannya skripsi ini.

10. Almameter tercinta UIN Raden Intan Lampung.

Semoga amal baik kalian mendapat balasan dari Allah swt. Pada akhirnya

penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk

itu diharapkan saran dan kritik demi kelengkapan skripsi ini, dan semoga skripsi

ini bermanfaat.

Bandar Lampung 6 Desember 2019

Liani Putri

NPM 1621030481

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... xii

A. Penegasan Judul .................................................................................... 1

B. Alasan Memilih Judul ........................................................................... 2

C. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 3

D. Fokus Penelitian .................................................................................... 7

E. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

F. Tujuan Penelitian................................................................................... 8

G. Signifikan ............................................................................................. 8

H. Metode Penelitian .................................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Jual Beli ............................................................................................... 15

1. Pengertian Jual Beli ........................................................................ 15

2. Dasar Hukum Jual Beli ................................................................... 18

3. Rukun dan Syarat Jual Beli ............................................................ 21

4. Macam-Macam Jual Beli ................................................................ 28

5. Manfaat dan Hikmah Jual Beli ....................................................... 35

6. Resiko Dalam Jual Beli .................................................................. 35

7. Khiar Dalam Jual Beli .................................................................... 38

B. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 39

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu

Selatan Kabupaten Tulang Bawang .................................................... 41

B. Tinjauan Tentang Sarang Burung ...................................................... 47

1. Pengertian Sarang Burung .............................................................. 47

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

xii

2. Sifat Burung Seriti .......................................................................... 48

3. Ciri-Ciri Burung Seriti .................................................................... 53

4. Cara Terbang Burung Seriti ............................................................ 53

5. Manfaat dan Khasiat Sarang Burung Seriti .................................... 55

6. Aneka Olahan Sarang Burung Seriti .............................................. 56

7. Tujuan Sarang Burung Disemprot .................................................. 59

8. Analisis Usaha ................................................................................ 60

C. Pelaksanaan Praktik Sarang Burung Yang Disemprot Air di Desa

Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang ................................................................................................ 62

D. Jual Beli Sarang Burung Sriti Yang Disemprot Air di Desa Gedung

Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang .. 65

BAB IV ANALISIS DATA

A. Praktik Sarang Burung Yang Disemprot Air di Desa Gedung

Karyajitu Kecamatan Rawjitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang ... 69

B. Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Sarang

Burung Sriti di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu

Sealatan Kabupaten Tulang Bawang .................................................. 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 76

B. Saran .................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRA

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Batas Wilayah .......................................................................................... 43

Tabel 2 Orbitrase .................................................................................................... 43

Tabel 3 Tanah Kas Desa ........................................................................................ 43

Tabel 4 Data Penduduk .......................................................................................... 44

Tabel 5 Lulusan Pendidikan Umum ....................................................................... 45

Tabel 6 Lulusan Pendidikan Khusus ...................................................................... 45

Tabel 7 Prasarana Perhubungan ............................................................................. 46

Tabel 8 Alat Transportasi ....................................................................................... 47

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

xiv

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Riset dari Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Lampung

Lampiran 2 Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 3 Surat Keterangan Wawancara

Lampiran 4 Kartu Konsultasi Pembimbing Skripsi

Lampiran 5 Surat Bukti Tidak Plagiat

Lampiran 6 Dokumentasi Foto

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Sebelum penulis mengadakan pembahasan lebih lanjut tentang

skripsi ini, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian judul.

Judul merupakan kerangka dalam bertindak. apa lagi dalam suatu

penelitian ilmiah. Hal ini untuk menghindari salah penafsiran di kalangan

pembaca. Maka perlu adanya suatu penjelasan dengan memberi arti

beberapa istilah di dalam proposal ini. Skripsi ini berjudul Tinjuan Hukum

Islam Tentang Jual Beli Sarang Burung Seriti Yang Disemprot Air (Studi

di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang). Adapun istilah-istilah yang harus dijelaskan adalah sebagai

berikut:

Tinjauan Hukum Islam adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat

(sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya).1 “seperangkat aturan

berdasarkan wahyu Allah dan Rasul tentang tingkah laku manusia

mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua

umat yang beragama Islam”.2

Jual Beli sarang burung Seriti yang disemprot air adalah suatu

perjanjian tukar-menukar barang atau barang denga uang dengan jalan

melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edsii Keempat,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), h.1470. 2 Ismail Muhammad syeh, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 17-

18.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

2

merelakan sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan syara.3 Objek yang

diperjual belikan yaitu disemprot dengan air.

Dari beberapa istilah diatas dapat disimpulkan bahwa maksud dari

judul skripsi ini adalah Tinjauan Hukum Isalam Tentang Jual Beli Sarang

Burung Seriti Yang di Semprot Dengan Air (Studi di Desa Gedung

Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang)

B. Alasan Memilih Judul

Adapun alasan penulis memilih judul skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Alasan Objektif

Karena praktik Jual Beli Sarang Burung Seriti Yang di Semprot

Dengan Air di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan

Kabupaten Tulang Bawang, disemprot menggunakan air pada saat

sarang akan dijual

2. Alasan Subjektif

a. Bahwa data dan literatur yang mendukung pembahasan skripsi ini

cukup tersedia, oleh karena itu penulis yakin skripsi ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

b. Masalah yang dibahas dalam kajian ini sesuai dengan jurusan

Mu’amalah Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung sehingga

sesuai disiplin ilmu yang penulis tekuni saat ini.

3 Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Bandar Lampung: Pusat

Peneliatian dan Penerbitan IAIN Raden Intan Lampung, 2015), h. 104.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

3

C. Latar Belakang Masalah

Agama Islam mengatur setiap segi kehidupan umatnya. Mengatur

hubungan seorang hamba dengan Tuhannya yang biasa disebut hablum

minallah dan mengatur pula hubungan dengan sesamanya yang biasa

disebut dengan hablum minannas. Pada dasarnya, manusia adalah

makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi

kebutuhannya selama hidup di dunia. Hubungan manusia sebagai makhluk

sosial ini dikenal sebagai muamalah.4Jual beli termasuk salah satu

kegiatan muamalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jual beli

merupakan pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang lain).5 Kata lain dari

Ba’i (jual beli) adalah al-tijarah yang berarti perdagangan.6 Seiring dengan

perkembangan zaman saat ini dalam pemenuhan kebutuhannya, tidak

menutup kemungkinan seseorang itu akan melakukan kegiatan ekonomi

untuk menambah penghasilan seperti halnya jual beli.

QS. an-Nisa’ ayat 29:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara

4 Achmad Azhar Basyir, Asas-Asas Muamalat (Yogyakarta: UII Press, 2000),h. 11.

5 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), h.73.

6 Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam Di Indonesia. (Bandar Lampung: Permatanet

Publishing, 2016), h.103.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

4

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.7

Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya larangan memakan harta

orang lain dengan batil karena tidak mengantarkan masyarakat pada

kesuksesan bahkan mengantarkan kepada kebejatan dan kehancuran,

seperti praktik-praktik riba, perjudian, dan jual beli yang mengandung

penipuan. Adanya istilah batil dalam ayat terssebut menekankan bahwa

keharusan untuk mengindahkan peraturan-perturan yang ditetapkan

sebagai ketentuan agama, selain itu ada keharusan kerelaan kedua belah

pihak. Riba Fadli ialah berlebih salah satu dari dua pertukaran yang

diperjualbelikan. Bila yang diperjualbelikan sejenis, berlebih

timbangannya pada barang-barang yang ditimbang, berlebih takarannya

pada barang-barang yang ditakar, dan berlebihan ukurannya pada barang-

barang yang diukur.8

Kegaiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya mencari nilai

materi tetapi dapat juga bernilai ibadah.9 Jual beli atau perdagangan dalam

Islam sangat dianjurkan, tetapi harus sesuai dengan aturan syariat. Namun

kenyataan yang terjadi pada masyarakat, transaksi jual beli yang dilakukan

oleh masyarakat tidak sesuai dengan ketentuan jual beli pada umumnya.

Termasuk jual beli sarang burung Seriti yang disemprot dengan air yang

terjadi di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten

7 Q.S. An-Nissa(4):29.

8 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), h.61.

9 Dimyauddin Djuawaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008), h.167.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

5

Tulang Bawang. Di mana barang yang dijual disemprot dengan air terlebih

dahulu, dalam pandangan Islam jual beli dapat dianggap sah apabila

terdapat rukun dan syarat.10

Menurut Jumhur Ulama menyatakan bahwa

rukun jual beli itu ada 4 yaitu:

1. Ada orang yang berakad atau al-muta’aqidain (penjual dan pembeli)

2. Adanya shighat (lafal ijab dan qabul)

3. Ada barang yang dibeli

4. Ada nilai tukar pengganti barang11

Salah satu rukun dan syarat di dalam jual beli barang atau benda

yang diperjualbelikan milik orang yang melakukan akad, maksudnya

bahwa orang yang melakukan perjanjian jual beli atas sesuatu barang

adalah pemilik sah barang tersebut.12

Kedudukan akad dalam fikih

muamalah dapat dikatakan sah jika ada akad yang dilaksanakan itu

terpenuhi rukun dan syaratnya.13

Seperti yang terjadi di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan

Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang sarang burung Seriti baru

mulai diminati oleh sebagian besar masyarakat untuk diperjualbelikan.

walaupun harganya tidak semahal sarang burung Walet namum masih

banyak yang minat dalam jual beli sarang burung Seriti ini. Hasil dari

sarang burung Seriti ini didapat dari rumah kosong yang sengaja dijadikan

tempat burung Seriti untuk membuat sarangnya.

10

Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 168. 11

Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 115. 12

Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 109. 13

Ghufron Masadi, Fiqih Muamalah Konstekstual, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 20.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

6

Jual beli sarang burung Seriti ini biasanya pembeli melihat dari

apa dasar sarang burung dibuat, misalnya dari campuran liur dan daun

cemara atau pinus dihargai Rp. 300.000 sedangkan sarang yang tidak

termasuk daun cemara atau pinus maka dihargai Rp. 250.000 dalam

perkilogramnya. Namun pada dasarnya sarang burung yang dijual

disemprot terlebih dahulu oleh penjual agar pada saat ditimbang sarang

nya lebih berat.

Bentuk perikatan jual beli merupakan sarana tolong menolong

antara sesama manusia dan memiliki landasan yang kuat dalam syariat

Islam. Transaksi jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam

Islam baik disebutkan dalam al-Qur’an, Al-hadis, maupun Ijma Ulama.

Adapun dasar jual beli yaitu sebagaimana Firman Allah swt dalam QS, al-

Baqarah ayat 275:

.. …

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”14

Proses jual beli sebagai bagian kegiatan perdagangan yang tujuan

dasarnya adalah mendapat keuntungan. Jual beli yang terjadi di

masyarakat terkadang menghalalkan sesuatu yang dalam Islam tidak

diperbolehkan untuk dilakukan. Sehingga keuntungan yang didapat kadang

tidak sinkron dalam jual beli baik itu dengan pihak penjual ataupun

pembeli.

14

Q.S. Al-Baqarah (2):275.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

7

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan keterangan di atas, maka dianggap perlu untuk

diadakan penelitian pembahasan yang lebih jelas mengenai jual beli sarang

burung Seriti yang disemprot air, karena ada salah satu syarat objek jual

beli diduga tidak terpenuhi yaitu syarat barang yang diperjualbelikan yaitu

disemprot dengan air.

Fokus penelitian memberikan batasan dalam studi dan

pengumpulan, sehingga penelitian ini akan fokus dalam memahami

masalah-masalah yang menjadi tujuan penelitian. Melalui fokus penelitian

ini suatu informasi di lapangan dapat dipilah-pilah sesuai konteks

permasalahannya, sehingga rumusan masalah ini saling berkaitan. Fokus

penelitian pada skripsi ini adalah Jual Beli Sarang Burung Seriti Yang di

Semprot Air, yang terdapat di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan

Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana praktik jual beli sarang burung seriti yang telah disemprot

dengan air yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gedung Karyajitu

Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli sarang burung

sriti yang telah di semprot dengan air yang dilakukan oleh masyarakat

Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten

Tulang Bawang?

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

8

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian:

a. Untuk mengetahui bagaimana praktik pelaksanaan jual beli sarang

burung Seriti yang disemprot air di Desa Gedung Karyajitu Kecamatn

Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang.

b. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap jual beli sarang

burung Seriti yang disemprot air di Desa Gedung Karyajitu Kecamatn

Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang.

G. Signifikasi Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan pustaka ke-Islaman, selain itu juga diharapkan hasil

dari penelitian ini dapat memberikan informasi serta wawasan

terhadap penulis dan pembaca mengenai praktik jual beli sarang

burung Seriti yang disemprot air.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat untuk memenuhi

tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana hukum (S.H) pada Fakultas

Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Alasannya karena penelitian ini mengkaji suatu bentuk jual beli

yang hadir dengan konsep baru yang berdasarkan riset yang bersifat

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

9

deskriptif dan cenderung menggunkanakn analisis, proses dan makna akan

lebih ditekankan dalam penelitian kualitatif. Untuk menghasilkan

gambaran yang baik dibutuhkan serangkaian langkah yang sistematis,

adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan ini berupa penelitian lapangan

(field research). Dinamakan studi lapangan karena tempat penelitian

ini di lapangan, pada hakikatnya penelitian lapangan merupakan

metode untuk menemukan secara khusus dan realitas tentang apa yang

terjadi di masyarakat.

Dalam hal ini, data yang akan dikumpulkan yaitu mengamati secara

langsung praktik jual beli sarang burung Seriti yang disemprot air di

Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten

Tulang Bawang.

2. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

analisis. Penelitian deskriptif analisis adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu

sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.15

Peneltian deskriptif analisis ini digunakan untuk mengungkapkan data

penelitian yang sebenarnya. Dalam kaitan ini, penelitian ingin

menggambarkan dan melakukan analisis dengan apa adanya tentang

15

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), h. 63.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

10

praktik jual beli sarang burung Seriti yang disemprot air di Desa

Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang.

3. Sumber Data

Dalam proses penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

sumber data sebagai pusat infomasi pendukung dan pelengkap sumber

data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek

yang diteliti.16

Selanjutnya data ini disebut data langsung atau data asli,

adapun yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini di antaranya

wawancara pada penjual dan pembeli sarang burung Seriti yang

disemprot air di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan

Kabupaten Tulang Bawang.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah bahan yang mendukung sumber data

primer. Sumber data sekunder dalam penenlitian ini yaitu data yang

diperoleh dan bersumber dari al-Qur’an, Hadis, kitab-kitab Fiqih,

buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan pokok

permasalahan.

16

Muhammad Pabundu Tika, Metodelogi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.

57.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

11

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bisa juga disebut sebagai

himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti. Adapun yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Gedung

Karyajitu berjumlah 11 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.17

Sebagai cerminan guna menggambarkan keadaan populasi dan agar lebih

mudah melakukan penelitian populasi.

Dalam menentukan sampel penyusun menggunakan tekhnik

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan atas

tujuan tertentu. Maksudnya yaitu dalam menetapkan sampel didasarkan

pada pertimbangan bahwa orang-orang yang ditunjuk menjadi sampel

tersebut adalah orang-orang yang mengetahui permasalahan yang dikaji,

sehingga sampel dapat benar-benar mewakili dari keseluruhan sampel

yang ada. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini

berjumlah 11 orang diantaranya:

1) Pemilik gedung 3 orang.

2) Penjual 3 orang.

17

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1987), h.117.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

12

3) Pemetik sarang Seriti 1 orang

4) Pembeli/pengumpul 4 orang

5. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Menurut S Nasution wawancara (interview) adalah suatu bentuk

komunikasi verbal. Jadi, semacam percakapan yang bertujuan

memperoleh informasi. Wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan

sistematik dan berlandaskan pada masalah, tujuan, dan hipotesis

penelitian.18

Bentuk wawancara yang dipakai adalah wawancara

tidak berstruktur cara ini dipakai supaya lebih memudahkan dalam

mencapai suatu tujuan.19

Wawancara ini memakai teknik bebas

terpimpin yaitu penulis lebih dulu yaitu penulis lebih dulu

menyiapkan kerangka pertanyaan kepada para penjual dan pembeli.

Wawancara dilakukan dengan penjual sarang burung Seriti 4 orang,

dan pembeli sarang burung Seriti 3 orang.

b. Observasi

Observasi adalah pemilihan, pencatatan, dan pengodean

serangkaian prilaku dan suasana yang berkenaan dengan kegiatan

observasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.20

Yang kemudian

dibuat catatan tentang fakta-fakta yang ada hubungannya dengan

praktik jual beli sarang burung Seriti yang disemprot air di Desa

18

Muhammad Pabundu Tika, Metodelogi Riset Bisnis, h. 62 19

Nasution, Metode Penelitian Riserch (Bandung: Bumi Aksara, 1996), h. 115. 20

Ibid, h. 114

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

13

Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang. Pada saat setelah pengambilan sarang burung seriti dan

proses penyemprotan sarang burung Seriti. Lalu sarang burung

terkumpul kemudian dijual kepada pengepul (pengumpul) terdekat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen

yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan

notulen rapat, catatan dalam pekerjaan dan dokumen lainnya. 21

Yang

terkait dengan penelitian jual beli sarang burung Seriti di Desa

Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang.

6. Metode Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah. Pengolahan

data akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Editing adalah pemeriksaan data yang bertujuan untuk

mengurangi kesalahan maupun kekurangan didalam pertanyaan.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengoreksi kelengkapan jawaban,

tulisan yang sudah benar dan relevan dengan data penelitian praktik

jual beli sarang burung Seriti yang disemprot air di Desa Gedung

Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang.

21

Ibid, h. 115

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

14

b. Sistematis data (systematizing)

Sistematis adalah melakukan pengecekan data atau bahan

yang diperoleh secara terarah , beraturan dan sistematis sesuai

dengan data yang diperoleh dari praktik jual beli sarang burung

Seriti di Desa Gedung Karyajitu Kecamatan Rawajitu Selatan

Kabupaten Tulang Bawang.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

disesuaikan dengan kajian, yaitu praktik jual beli sarang burung Seriti

dalam Hukum Islam yang akan didahului dengan metode deskriptif

analisis kualitatif, yaitu bertujuan mendeskripsiskan masalah yang ada

sekarang dan berlaku berdasarkan data-data tentang praktik jual beli

sarang burung Seriti yang disemprot air di Desa Rawajitu Kabupaten

Tulang Bawang.

Adapun pendekatan berfikir yang digunakan dalam penelitian

ini adalah induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus atau

peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta itu ditarik generalisasi

yang mempunyai sifat umum. Metode ini digunakan untuk

mengetengahkan data-data mengenai jual beli yang sifatnya umum.

Kemudian diolah untuk diambil data-data yang sifatnya khusus

mengenai jual beli sarang burung Seriti yang disemprot air di Desa

Rawajitu Kabupaten Tulang Bawang

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jual Beli Dalam Islam

1. Pengertian Jual Beli

Dalam jual beli satu hal yang sangat penting yaitu akad

(perjanjian).22

Dalam jual beli adanya transaksi antara dua orang atau

lebih, jual beli merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut dua

sisi transaksi yang terjadi sekaligus, yaitu menjual dan membeli.23

Ada

beberapa definisi jual beli yaitu secara bahasa (etimologi) dan secara

istilah (terminologi). Jual beli secara bahasa (etimlogi) berarti al-Ba’i,

al-Tijarah, dan al-Mubadalah.24

Yang makna dasarnya menjual,

mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.

… Artinya: “Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak

akan rugi” (QS Fathir: 29)

Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan

jual beli adalah menukar barang dengan barang atau barang dengan

uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang

lain atas dasar saling merelakan.25

Penukaran benda dengan benda lain

dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan

22

Mardani, Fiqih Ekonomi Syaria’ah Fiqih Muamalah, (Jakarta: Prenada Media Group,

2012), h. 71. 23

Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2016), h 21. 24

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 67. 25

ibid

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

16

ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan.26

Dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah suatu perjanjian tukar-

menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara suka rela di

antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak

lain menerima nya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah

dibenarkan syara’ dan disepakati.

Secara istilah (Syariah) ulama ahli Fiqh dan pakar

mendefinisikan jual beli secara berbeda-beda bergantung pada sudut

pandangnya masing-masing sekalipun memiliki tujuan yang sama

meliputi:

a) Ada beberapa macam definisi jual beli menurut para ulama, yakni:

1) Definisi jual beli menurut Ulama Hanafiah:

لعة ة ونوىا أومبادلة الس ىب والفض قدين الذ وىوب يع العي بالن قد أو نوىا على وخو مصوص بالن

Artinya: “Jual beli adalah menukar benda dengan dua mata uang

(emas dan perak) dan semacamnya. Atau tukar

menukar barang dengan uang atau semacamnya

menurut cara yang khusus.”

ىو مبا د لة المال بالمال على و جو مصو ص Artinya: “Jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta

menurut cara yang khusus.”27

26

Ibid, h 68 27

Abdurrahman Al-Jazairy, Khitabul Fiqh Alal Madzahib al-Arba’ah, Juz II. (Beirut:

Darul Kutub Al-Ilmiah, 1990), h 135.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

17

2) Menurut Imam Nawawi, jual beli adalah:

مقاب لة مال بال تليكا.“Pertukaran harta dengan harta (yang lain) untuk

kepemilikan”.28

3) Menurut Imam Syafi’i ia memberikan pengertian jual beli yaitu

pada prinsipnya, praktik jual beli itu diizinkan jika didasarkan

pada keridhaan (kerelaan) dua orang yang diperbolehkan untuk

melakukan jual beli barang yang dibolehkan.29

4) Definisi jual beli menurut Ibnu Qudamah ialah:

ال تليكاوتلكا.

مبادلة المال بالمArtinya: “pertukaran harta dengan harta (yang lain) untuk saling

menjadikan milik.”30

Secara terminologis ada lagi perbedaan pendapat oleh para

Fuqaha tentang ba’i. Definisi yang dipilih adalah tukar menukar (barter)

harta dengan harta, atau manfaat (jasa) yang mubah meskipun dalam

tanggungan.31

Penjelasan definisi di atas adalah sebagai berikut:

a. Tukar menukar (barter) harta dengan harta. Harta mencakup semua

bentuk benda yang boleh dimanfaatkan meskipun tanpa hajat (ada

kebutuhan), seperti emas, perak, jagung, gandum, kurma, garam,

kendaraan, dan lain sebagainya.

28

Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 103. 29

Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan kitab Al-Umm,

penerjemah: Imron Rosadi, Amiruddin dan Imam Awaluddin. Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam,

2013), h.1. 30

Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 104. 31

Abdullah DKK, Ensiklopedia Fiqih Muamalah Dalam Pandangan 4 Mazhab,

(Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, 2017), h. 2.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

18

b. Atau manfaat (jasa) yang mubah. Maksudnya tukar menukar (barter)

harta dengan manfaat jasa yang diperbolehkan. Syarat mubah

dimasukkan sebagai proteksi terhadap manfaat jasa yang tidak halal.

c. Meskipun dalam tanggungan. Kata meskipun (lau) di sini tidak

berfungsi sebagai indikasi adanya perbedaan, tetapi menunjukan arti

bahwa harta yang ditransaksikan adakalanya telah ada (saat transaksi)

dan adakalanya berada dalam tanggungan (jaminan) . kedua hal ini

dapat terjadi dalam ba’i.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

definisi jual beli adalah kesepakatan untuk bertukar benda atau barang

dalam bentuk pemindahan kepemilikan dan kepemilikan secara

sukarela antara kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian di mana

satu pihak sebagai pemberi objek atau barang dan pihak lain sebagai

objek penerima atau barang sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan

oleh syara’ dan disepakati. Karena prinsip dasar yang telah ditetapkan

Islam mengenai perdagangan dan niaga adalah tolak ukur dari

kejujuran, kepercayaan, dan ketulusan.32

2. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli merupakan akad yang diperbolehkan berdasarkan Al-

Qur’an, Sunnah dan Ijma’ para ulama. Hukum jual beli adalah mubah

kecuali jual beli yang dilarang oleh syara’. Adapun dasar hukum jual

beli yaitu:

32

Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, (Jakarta: Intermasa,

1992), h. 288.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

19

a. Al-Qur’an

1) Surat An-Nisa ayat 29:

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak

benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas

dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha

Penyayang kepadamu. (Q.S. An-Nisa’ (4): 29).33

2) Surat Al-Baqarah (2): 275

… …

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba”

3) Surat Al-Baqarah ayat 282:

Artinya: “ Dan persaksikanlah apabila kamu jual beli; dan

janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika

kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal

itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah

33

Ibid., h. 83.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

20

kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha

mengetahui segala sesuatu.34

b. As-Sunnah

Sunnah merupakan istilah syara’ yaitu sesuatu dari rasul Saw.

Baik perkataan , perbuatan dan pengakuan.35

Dalam hadist

Rasulullah Saw juga disebutkan tentang diperbolehkannya jual beli,

sebagaimana hadis Rasulullah yang menyatakan:

عن ر فع ر فاعة بن رافع رضى اللو عنو ان النب صلى اللو عليو وسلم روور )رواه سئل:اي الكسب أطيب؟ قال,, عمل الرجل بيده وكل ب يع مب

حو الحاكم(الب زاروصحArtinya: Dari Rifa’ah bin Rafi’I RA bahwasanya Nabi SAW pernah

ditanya, “pekerjaan apa yang paling baik?”. Maka beliau

menjawab: “pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri

dan setiap jual beli yang baik.” (HR. Al-Bazzar da dainggap

shahih menurut Makim).36

Berdasarkan hadist diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli

merupakan pekerjaan yang baik, dengan ketentuan yang telah

diajarkan syariat Islam, yaitu dengan diikuti sifat jujur, amanah dan

juga ridha.

c. Ijma adalah sumber ketiga hukum Islam setelah Al-Qur’an dan

Sunnah.

Para Ulama telah sepakat bahwa membeli dan menjual

diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan dapat

34

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Cet ke-2 (Bandung: Mizan Buaya

Kreativa, 2012) 35

Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Jakarta: Pustaka Amam, 2003), h. 18. 36

Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, Penerjemah

Achmad Sunarto, Cetakan Pertama, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 303.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

21

memenuhi kebutuhan mereka, tanpa bantuan orang lain. Namun,

bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkan itu, harus

diganti dengan barang lain yang sesuai.37

Pakar ushul merumuskan

kaidah fiqh yang berbunyi:

ليل على منعو ا لا صل ف المعا ملة الابا حة للا ماقا م الد Artinya: “Hukum dasar dalam bidang muamalah adalah kebolehan

(ibahah) sampai ada dalil yang melarangnya.”38

Selain itu, berdasarkan pada dasar hukum sebagaimana

dijelaskan di atas bahwa jual beli hukumnya mubah, yang berarti

bahwa jual beli diizinkan sepanjang mematuhi ketentuan yang ada

dalam jual beli. Hukum asal jual beli diperbolehkan, tetapi hukum

dapat berubah menjadi wajib, mahdub, makruh bahkan dapat

menjadi haram dalam situasi tertentu.39

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

Rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab dan Kabul), orang-orang

yang berakad (penjual dan pembeli), dan ma’qud alaih (objek akad).40

Akad adalah ikatan antara penjual dan pembeli, jual beli belum

dikatakan sah sebelum ijab dan qabul dilakukan sebab ijab kabul

menunjukkan kerelaan (keridhaan). Pada dasarnya ijab kabul dilakukan

dengan lisan, akan tetapi jika sesorang tersebut bisu atau lainnya maka

37

Rachmat Syafe’i, Fiqh Mu’amalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 75. 38

Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ushul Fiqh (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h.59-60. 39

Abdul Aziz Muhammad Azzam. Fiqih Muamalah: Sistem Transaksi Dalam Islam,

Penerjemah: Nadirsyah Hawari (Jakarta: Amzah, 2010. h. 90. 40

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, 70

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

22

ijab kabul dilakukan dengan surat-menyurat.41

Kabul adalah jawaban

persetujuan pada pemberi penawaran pertama.42

Rasulullah bersabda:

عن اب ىوي رة رض عن النب ص م قال لايتقن اث نان الا عن روه ابودا ودالتى()ت راض

Artinya: “Dari Abi Hurairah r.a dari Nabi Saw. Bersabda: janganlah dua

orang yang jual beli berpisah, sebelum saling meridai”

(Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).

Dalam pelaksanaan rukun syarat jual beli diuraikan di bawah ini:

a. Rukun Jual Beli

Dalam melaksanakan jual beli harus memenuhi rukun dibawah ini:

1) Penjual yaitu harus memiliki barang yang akan dijual dan telah

mendapaatkan izin untuk menjual barang tersebut dan

mempunyai akal sehat.

2) Pembeli, dapat bertindak dalam membeli suatu barang, bukan

berarti dalam arti dia kurang waras.

3) Barang yang dijual, harus merupakan barang yang

diperbolehkan dijual, bersih, bisa diserahkan kepada pembeli,

dan dapat dilihat dengan pembeli meskipun dengan ciri-

cirinya.

4) Bahasan akad yaitu ijab dan Kabul.

41

ibid 42

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2007), 69

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

23

5) Kerelaan pada kedua belah pihak, jual beli tidak sah apabila

adanya ketidak relaan salah satu dari kedua belah pihak.43

b. Syarat Jual Beli

1) Persyaratan dalam jual beli diperbolehkan, oleh karena itu jika

sifat jual beli yang disyaratkan ada maka jual beli itu sah.44

Subjek jual beli, yaitu pihak penjual dan pihak pembeli harus

memenuhi ketentuan berikut:

a) Berakal, yaitu dapat membedakan atau memilih yang

terbaik untuknya, oleh sebab itu jika salah satu pihak tidak

berakal maka jual beli itu tidak sah. Hal ini sebagaimana

firman Allah:

فهاء (٥مولكم.)النساء:ٲولا ت ؤتوا الس Artinya:“Dan janganlah kamu berikan hartamu kepada

orang-orang yang bodoh”.

b) Dengan kehendaknya sendiri (bukan paksaan), itu bearti

dalam transaksi jual beli salah satu pihak tidak melakukan

transaksi jual beli salah satu pihak tidak melakukan suatu

tekanan atau paksaan kepada pihak lain, sehingga pihak lain

pun dalam melakukan transaksi jual beli bukan karena

kehendaknya sendiri. Oleh karena itu jual beli yang

43

Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2017), 77 44

ibid

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

24

dilakukan bukan atas dasar kehendak sendiri adalah tidak

sah. Hal ini sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan

yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan (jual

beli) yang berlaku dengan suka sama suka

diantara kamu”.

c) Keduanya tidak mubazir, artinya pihak-pihak yang

mengikatkan diri dalam transaksi jual beli bukanlah orang-

orang yang boros (mubazir), karena orang yang boros

menurut hukum dikatakan orang yang tidak cakap, artinya

ia tidak bisa melakukan sesuatu yang legal (perbuatan

hukum) meskipun hukum itu menyangkut kepentingan

belaka.

d) Baligh, yang menurut hukum Islam (fiqh), dikatakan baligh

(dewasa jika sudah berumur 15 tahun untuk anak laki-laki

dan telah datang bulan (haid) untuk anak perempuan, oleh

sebab itu transaksi jual beli yang dilakukan anak kecil

adalah tidak sah namun demikian bagi anak-anak yang

sudah dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk,

tetapi ia belum dewasa (belum mencapai usia 15 tahun dan

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

25

belum bermimpi atau belum haid), menurut sebagian ulama

bahwa anak tersebut diperbolehkan untuk melakukan

perbuatan jual beli, khususnya untuk barang-barang kecil

dan tidak bernilai tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut

penulis sangat setuju, karena apabila anak yang belum

baligh (dewasa) tidak dapat melakukan perbuatan hukum

seperti jual beli barang-barang kecil dan tidak bernilai

tinggi seperti yang biasa terjadi ditengah-tengah masyarakat

akan menimbulkan kesulitan bagi masyarakat itu sendiri,

sedangkan kita tahu bahwa hukum Islam (syariat Islam)

tidak membuat suatu peraturan yang menimbulkan kesulitan

atau kesukaran bagi pemeluknya.

2) Objek jual beli, yaitu barang atau benda yang menjadi sebab

terjadinya transaksi jual beli, dalam hal ini harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

a) Suci atau bersih barangnya, maksudnya bahwa barang yang

diperjualbelikan bukanlah barang atau benda yang

digolongkan sebagai barang atau benda yang digolongkan

sebagai barang atau benda yang najis atau yang diharamkan.

b) Barang yang diperdagangkan dapat dimanfaatkan, artinya

barang yang dapat dimanfatkan tentu sangat relatif, karena

pada dasarnya semua barang yang digunakan sebagai objek

jual beli adalah barang yang dapat digunakan untuk

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

26

dikonsumsi, seperti beras, kue, ikan, buah-buahan dan lain-

lain, menikmati keindahannya misal lukisan, kaligrafi,

dekorasi rumah, dan lain-lain. Menikmati suaranya seperti

radio, TV, kaset, dan sebagainya, dan digunakan untuk

keperluan yang bermanfaat seperti membeli seekor anjing

untuk berburu. Dengan demikian yang dimaksud dengan

barang yang diperdagangkan dapat dimanfaatkan adalah

bahwa manfaat barang tersebut dengan ketentuan hukum

(hukum Islam) atau penggunaan barang tidak bertentangan

dengan ketentuan agama (Islam) yang berlaku.

c) Barang atau benda yang diperdagangkan milik orang yang

membuat kontrak, artinya orang yang mengadakan

perjanjian jual beli untuk suatu barang adalah pemilik sah

dari suatu barang tersebut atau telah memperoleh izin dari

pemilik sah barang tersebut. Jadi jual beli yang dilakukan

oleh orang yang bukan pemilik atau berhak berdasarkan

kuasa si pemilik, dipandang sebagai perjanjian jual beli

yang dibatalkan.

d) Barang atau benda yang diperdagangkan dapat diserahkan,

maksudnya disini adalah bahwa barang atau benda yang

diperdagangkan dapat diserahkan antara kedua pihak

(penjual dan pembeli). Dengan demikian jelas bahwa

barang yang dalam keadaan dihipnotis, digadaikan atau

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

27

diwakafkan adalah tidak valid, karena penjual tidak lagi

dapat menyerahkan barang kepada pembeli.

e) Benda atau barang yang diperdagangkan dapat diketahui

artinya barang atau benda yang akan diperdagangkan dapat

diketahui kuantitas, beratnya, kualitas dan ukuran lainnya.

Oleh sebab itu tidak ada jual beli yang sah yang

menimbulkan keraguan oleh salah satu pihak atau jual beli

yang mengandung penipuan.

f) Barang atau benda yang diperdagangkan tidak boleh

dikembalikan, artinya bahwa barang atau benda

diperdagangkan tidak boleh dikaitkan atau digantung pada

hal-hal lain, misalnya: jika ayah saya pergi saya menjual

sepeda motor ini kepada anda.

3) Lafaz (ijab kabul) jual beli, yang merupakan pernyataan atau

kata-kata dari kedua pihak (penjual dan pembeli) sebagai

gambaran keinginannya dalam melakukan transaksi jual beli.

Dalam ijab kabul ada beberapa syarat yang diperlukan

diantaranya:

a) Tidak ada pemisahan antara penjual dan pembeli, artinya

pembeli tidak boleh tinggal diam setelah penjual

menyatakan ijabnya atau persetujuannya dan sebaliknya.

b) Hendaknya tidak boleh diselingi dengan kata-kata lain

antara ijab dan kabul.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

28

c) Hendaknya harus ada kecocokan antara ijab dan kabul.

d) Ijab dan qabul harus lengkap dan jelas, maksudnya

pernyataan ijab dan qabul harus jelas, lengkap dan pasti,

dan tidak menimbulkan pemahaman lain.

e) Ijab dan kabul harus dapat diterima antara kedua pihak yang

bersangkutan.

4) Syarat Tidak Sahnya Jual Beli

a) Menggabungkan dua syarat dalam jual beli.

b) Mensyaratkan sesuatu yang merusak inti jual beli itu sendiri

c) Syarat batil yang bisa mensahkan jual beli dan

membatalkannya45

4. Macam-Macam Jual Beli

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi, ditinjau dari segi benda

yang dijadikan objek jual beli dapat dikemukakan pendapat Imam

Taqiyuddin, bahwa jual beli dibagi menjadi tiga bentuk:

ة ىد ة و ب يع شي شاالب ي و ع ثلا ثة ب يع عي م الز م ء مو صو ىد او ب يع عي غا ئبة ل تش

Artinya: “Jual beli itu ada tiga macam: jual beli benda yang kelihatan,

jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji, dan jual

beli benda yang tidak ada”

Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu melakukan akad jual

beli suatu barang atau objek pada saat didepan penjual dan pembeli. Jual

beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli salam

(pesanan).

45

Ibid, 78

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

29

Dalam hal ini, Wahtahal Al-Juhaili membagi:46

a. Jual beli yang dilarang karena ahliah atau ahli akad (penjual dan

pembeli), diantaranya :

1) Jual beli orang gila

Artinya bahwa jual beli yang dilakukan orang yang gila tidak sah,

serta jual beli orang yang mabuk juga dianggap tidak sah, karena dia

dianggap tidak berakal.

2) Jual beli anak kecil

Ini bearti bahwa jual beli yang dilakukan oleh anak kecil (belum

mumazzis) dianggap tidak sah, kecuali dalam kasus-kasus ringan.

3) Jual beli orang buta

Jumhur Ulama sepakat bahwa jual beli oleh orang buta tanpa

dijelaskan sifatnya dianggap tidak sah, sebab dianggap tidak dapat

membedakan barang yang buruk dan yang baik, bahkan menurut

ulama Syafi’iyah meskipun dijelaskan sifatnya tetap dianggap tidak

sah.

4) Jual beli Fudhlul

Ialah menjual milik orang lain tanpa seizin pemilik, oleh sebab itu

menurut para ulama jual beli dianggap tidak sah, karena dianggap

mengambil hak orang lain (mencuri).

5) Jual beli orang yang terhalang (sakit, pemboros atau bodoh)

46

Ibid., h.111

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

30

Ini bearti bahwa jual beli dilakukan oleh orang-orang yang terhalang

karena dia sakit atau kebodohannya dianggap tidak sah, karena dia

dianggap tidak memiliki kecerdasan dan kata-katanya dianggap tidak

bisa dipegang.

6) Jual beli Malja’

Ialah jual beli yang dilakukan oleh orang yang berada dalam bahaya.

Jual beli seperti itu menurut sebagian besar ulama tidak sah, sebab

dianggap tidak normal seperti yang terjadi pada umumnya.

b. Jual beli yang dilarang karena objek jual beli (barang yang

diperjualbelikan), diantaranya :

1) Jual beli Gharar

Ialah jual beli barang yang mengandung kesamaran. Kata

gharar juga bearti hayalan atau penipuan, tetapi juga berarti resiko.47

Jual beli yang seperti ini tidak sah.

2) Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan

Ini bearti jual beli benda yang tidak dapat diserahkan, contohnya

burung yang terbang di udara dan ikan yang berenang dalam air,

dianggap tidak sah, sebab jual beli seperti ini dipandang tidak

memiliki kejelasan yang pasti.

47

Efa Rodiah Nur, “Riba dan Gharar: Suatu Tinjauan Hukum dan Etika dalam Transaksi

Bisnis Modern”, Jurnal Al-Adalah Vol. 12, No. 3, (Semarang, PPs Universitas Diponegoro,

2015),h. 656, (On-Line), tersedia di: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/

adalah/article/view/247/390, (13 September 2019)

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

31

3) Jual beli majhul

Ialah jual beli barang yang tidak jelas atau samar, seperti jual

beli singkong yang masih ada dalam tanah, jual beli buah yang

hanya berupa bunga, dan lain sebagainya. Jual beli yang demikian

ini menurut jumhur ulama tidak sah sebab akan menimbulkan

konflik antar manusia.

4) Jual beli sperma binatang

Artinya jual beli sperma (mani) binatang contohnya

mengawinkan seekor sapi betina dengan jantan supaya memperoleh

keturunan yang baik adalah haram.

5) Jual beli barang yang dihukumkan najis oleh Agama (Al-Qur’an).

Dengan kata lain jual beli barang yang jelas-jelas tidak sah

hukumnya menurut agama seperti arak, babi, dan berhala adalah

haram.

6) Jual beli anak binatang yang masih ada dalam perut induknya.

Jual beli yang seperti itu haram, dikarenakan barangnya belum

ada dan belum jelas.

7) Jual beli muzabanah

Maksudnya jual beli buah yang basah dengan buah yang kering,

seperti jual padi kering dengan bayaran padi basah, sedangkan

ukurannya sama, sehingga dapat merugikan pemilik padi kering.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

32

8) Jual beli muhaqallah

Adalah jual beli tanaman yang masih ada di ladang, kebun atau

sawah. Jual beli semacam ini dilarang oleh agama, sebab

mengandung unsur riba di dalamnya (untung-untungan).

9) Jual beli Mukhadharah

Artinya jual beli buah-buahan yang belum siap untuk dipanen.

Seperti rambutan yang masih hijau, mangga yang masih kecil

(kruntil) dan lain-lain. Jual beli semacam ini dilarang oleh agama,

karena barangnya masih samar-samar (tidak jelas), dalam arti bahwa

buahnya bisa saja jatuh (rontok) ditiup angin sebelum dipanen oleh

pembeli, sehingga menyebabkan kekecewaan oleh salah satu pihak.

10) Jual beli Mulammasah

Adalah jual beli dengan sentuh menyentuh, seperti seseorang

menyentuh sepotong kain dengan tangan atau kakinya

(mengenakan), maka itu bearti ia dianggap telah membeli kain

tersebut. Jual beli semacam ini dilarang oleh agama, sebab

mengandung tipu daya (akal-akalan) dan memungkinkannya dapat

menimbulkan kerugian kepada salah satu pihak.

11) Jual beli Munabadzah

Ialah jual beli dengan melempar, misalnya seseorang berkata:

lemparkanlah kepadaku apa yang ada padamu, maka aku juga akan

melemparkan kepadamu apa yang tersedia bagiku, setelah melempar,

maka terjadilah jual beli. Jual beli semacam ini juga dilarang oleh

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

33

agama, sebab mengandung penipuan dan dapat merugikan salah satu

pihak.

c. Jual beli yang dilarang karena Lafadz (ijab kobul)

1) Jual beli Mu’athah

Ialah jual beli yang disepakati oleh para pihak (penjual dan

pembeli) berkenaan dengan benda ataupun harganya tetapi tidak

menggunakan ijab kabul, jual beli semacam ini dianggap tidak sah,

karna tidak memenuhi syarat dan rukun jual beli.

2) Jual beli tidak sesuai antara ijab dan kabul.

Artinya jual beli yang terjadi tidak sesuai antara ijab dari pihak

penjual dengan kabul dari pihak pembeli, maka dianggap tidak sah,

dikarenakan ada kemungkinan untuk meninggalkan harga atau

mengurangi kualitas barang.

3) Jual beli munjiz

Artinya jual beli yang digantung oleh suatu kondisi tertentu atau

ditangguhkan di masa mendatang. Jual beli semacam ini dianggap

tidak sah, sebab dipandang bertentangan dengan syarat dan

ketentuan jual beli.

4) Jual beli najasyi

Ialah jual beli yang dilakukan dengan menaikan atau

melebihkan harga temannya, dengan maksud mempengaruhi orang

agar orang tersebut mau membeli barang temannya. Jual beli

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

34

semacam ini dianggap tidak sah, sebab bisa menyebabkan paksaan

(bukan kehendak sendiri).

5) Menjual di atas jualan orang lain

Ini bearti menjual barang kepada orang lain dengan menurunkan

harga, sehingga orang ingin membeli barangnnya. Misalnya

seseorang berkata: cukup kembalikan barang itu ke penjualnya, anda

akan membeli barang saya dengan harga yang lebih murah dari

barang itu. Jual beli semacam ini dilarang oleh agama sebab dapat

menimbulkan perselisihan (persaingan) yang tidak sehat di antara

penjual (pedagang).

6) Jual beli di bawah harga pasar

Artinya jual beli yang dilakukan dengan menemui masyarakat

(petani) Desa sebelum mereka memasuki pasar dengan harga

serendah mungkin sebelum mengetahui harga pasar, lalu ia jual

dengan harga tertinggi. Jual beli semacam ini dianggap tidak

menguntungkan (dilarang), karena dapat merugikan pemilik barang

(petani) atau penduduk Desa.

7) Menawar di atas tawaran orang lain.

Misalnya seseorang mengatakan: jangan terima tawaran orang

itu nanti akan saya beli dengan harga yang lebih tinggi. Jual beli

semacam ini dilarang oleh agama karena bisa menimbulkan

persaingan yang tidak sehat dan dapat mendatangkan perselisihan di

antara pedagang (penjual).

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

35

5. Manfaat dan Hikmah Jual Beli

Manfaat dan hikmah yang bisa diperoleh dari transaksi jual beli

meliputi:

a. Antara penjual dan pembeli bisa merasa puas dan toleran dengan

jalan suka sama suka antara keduanya.

b. Dapat menjauhkan seseorang dari memakan atau memiliki harta

yang didapat dengan cara batil (tidak benar).

c. Dapat memberikan nafkah untuk keluarga dari rizki yang halal.

d. Dapat berpartisipasi dalam memenuhi hajat hidup orang banyak

(masyarakat).

e. Dapat membina ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi jiwa

karena mendapat rizki yang cukup dan menerima dengan ridha

terhadap rahmat Allah SWT.

f. Dapat menciptakan hubungan persahabatan dan persaudaraan antara

penjual dan pembeli.

6. Resiko

Yang disebut sebagai resiko dalam hukum perjanjian yaitu

“kewajiban memikul kewajiban yang disebabkan karena sesuatu

kejadian dalam kesalahan salah satu pihak.”

Dari rumusan di atas, dinyatakan bahwa risiko dalam perjanjiajual

beli ialah peristiwa yang menyebabkan benda tersebut (barang yang

dijadikan sebagai objek perjanjian jual beli) mengalami kerusakan.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

36

Kejadian ini tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Berarti terjadinya

situasi yang memaksa di luar jangkauan para pihak.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Subekti, bahwa masalah risiko

didasarkan pada terjadinya suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu

pihak dalam perjanjian. Dengan kata lain, mendasarkan pada peristiwa

yang ada dalam hukum perjanjian disebut keadaan memaksa.

Dalam ajaran Islam, hal itu merupakan sesuatu yang wajar, karena

segala sesuatunya bisa terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada

kekuatan dan upaya untuk umat manusia jika Allah menghendakinya.

Yang menjadi persoalan sekarang, siapakah yang menanggung akibat

yang tidak dikehendaki itu menurut ketentuan hukum Islam.

a. Kerusakan barang sebelum serah terima

1) Jika barang rusak semua atau sebagian sebelum diserahterimakan

akibat perbuatan pembeli maka jual beli tidak menjadi fasakh

(batal), akad berlangsung seperti biasa dan pembeli berkewajiban

dan pembeli berkewajiban membayar penuh. Karena ia menjadi

penyebab kerusakan.

2) Jika kerusakan akibat perbuatan orang lain, maka pembeli boleh

menentukan pilihan antara kembalikan pada orang lain atau

membatalkan akad (kontrak).

3) Jual beli menjadi fasakh jika barang rusak sebelum serah terima

akibat ulah barang itu sendiri atau karena bencana dari Allah.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

37

4) Jika bagian yang rusak karena tindakan penjual, pembeli tidak

wajib membayar untuk kerusakan, sedangkan untuk yang lain (

utuh) pembeli dapat menentukan pilihannya untuk mengambil

dengan harga yang dikurangi.

5) Jika kerusakan disebabkan oleh pembeli, pembeli masih wajib

membayar. Penjual dapat membuat pilihan antara membatalkan

kontrak atau mengambil sisanya dengan membayar

kekurangannya.

6) Jika kerusakan terjadi karena bencana dan Tuhan yang membuat

berkurangnnya kadar barang sehingga harga barang menurun

sesuai dengan yang rusak, pembeli dapat membuat pilihan antara

membatalkan akad dengan mengambil sisa pengurangan

pembayaran.

b. Kerusakan barang setelah serah terima

Mengenai risiko kerusakan barang yang terjadi setelah

penyerahan barang antara penjual dan pembeli, sepenuhnya menjadi

tanggung jawab pembeli. Pembeli berkewajiban membayar semua

harga sesuai dengan apa yang telah disepakati. Namun, jika ada

alternatif lain dari penjual, contohnya dalam bentuk penjamin atau

garansi, penjual harus mengganti harga barang atau menggantinya

dengan sesuatu yang serupa.48

48

Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wadji, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,

2014). h.148.

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

38

7. Khiar Dalam Jual Beli

Dalam jual beli, menurut agama Islam dibolehkan memilih, akan

meneruskan jual beli atau akan membatalkan jual beli ini disebut khiar.

Dalam khiar dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Khiar Majelis, yaitu antara penjual dan pembeli boleh memlilih

akan melanjutkan jual beli atau membatalkannya.

b. Khiar Syarat, yaitu penjualan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu

baik oleh penjual maupun oleh pembeli.

c. Khiar Aib yaitu dalam jual beli ini disyaratkan kesempurnaan

benda-benda yang dibeli.49

Dalam sistem jual beli bila tidak ada kecocokan dapat dibatalkan

(iqalah), dan ini disahkan apabila jika salah dari pembeli dan penjual

memintanya. Dalam pembatalan jual beli adapun hukum-hukumnya

terbagi menjadi beberapa yaitu:

a. Dipersilahkan, apabila iqalah itu pembatalan nya jual beli baru dan

jual beli pertama.

b. Pembatalan iqalah diperbolehkan jika sebagian barang mengalami

kerusakan.

c. Tidak boleh ada kenaikan atau pengurangan harga pada iqalah. 50

49

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, 83-84 50

Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer, 83

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

39

B. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti untuk

melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

penenlitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan untuk melakukanya,

penelitian terdahulu memudahkan penulis dalam menentukan langkah-

langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian dari segi teori

maupun konsep. Penulis harus belajar dari penelitian lain untuk

menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang

sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Terdapat beberapa

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitain ini, untuk

menghindari terjadinya duplikasi dan pengulangan penelitian, maka

penulis mempertegas perbedaan dan persamaan penelitian ini antara

lain:

Peneliti Judul Metode Analisi

Hafsah

muhardiana

Kontibusi pajak

sarang burung

walet dalam

meningkatkan

pendapatan asli

daerah kabupaten

kepulauan

meranti ditinjauan

dari ekonomi

isalm

Kualitatif

Deskriftif51

Penelitian ini

menjelaskan

bagaimana

dalam

pemungutan

pajak sarang

walet ditinjaun

dari ekonomi

islam.52

51

Hafsah Muhardiana, Skripsi: “Kontribusi Pajak Sarang Burung Walet Dalam

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Ditinjauan Dari Ekonomi

Isalm”(Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2011). hal. 8. 52

Ibid, h. 75.

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

40

a. Penelitian yang dilakukan Hafsah Muhardiana

Penelitian yang dilakukan oleh Hafsah Muhardiana yang

berjudul kontribusi pajak sarang burung walet dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan meranti ditinjau dari

ekonomi Islam. menjelaskan bahwa dari penerimaan hasil pajak

sarang walet oleh pemerintah digunakan untuk membiayai

keperluasan daerah, baik dari segi pembangunan, keamanan,

ketertiban lingkungan dan lain-lain. Pajak sarang walet juga berperan

penting dalam meningkatkan pendapatan daerah.53

Hasil penelitian menjelaskan bahwa pelaksanaan pemungutan

pajak pada sarang walet yang dilakukan oleh pihak Dipenda

Kabupaten Kepulauan Meranti dalam meningkatkan pendapatan asli

daerah yang didasarkan atas sistematika, prosedur, dan tata kerja

yang telah ditetapkan sehingga terjalin kerjasama yang baik melalui

sektor penerimaan.Adapun persamaan pada penelitian yang

dilakukan Hafsah Muhardiana yaitu pada objek sarang , sedangkan

perbedaanya yaitu terletak pada sistemnya. Sistem penelitian yang

dilakukan Hafsah Muhardiana yaitu pemungutan pajak ditinjau dari

ekonomi islam sedangkan penelitian yang penulis teliti yaitu tinjauan

hukum Islam dalam jual beli sarang yang disemprot air.

53

Ibid, h. 73.

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, A. M. (2010). Fiqih Muamalah Sistem Transaksi Dalam Islam,

Penerjemah: Nadirsyah Hawari. Jakarta: Amzah.

Abdullah. (2017). Ensiklopedia Fiqih Muamalah Dalam Pandangan 4 Mazhab.

Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif.

Al-Jazairy, Abdurraman. (1990). Khitabul Fiqh Alal Madzahib Al-Aiba’ah, juz II.

Beirat: Darul Kutub Al-Ilimiah.

Al, Asqalani, Al Hafidh, Ibnu Hajar. (1995). Bulughul Maram Min Adilatil

Ahkam. Penerjemah Achad Sunarto. Jakarta: Pustaka Amani.

Anwar, Syamsul. (2007). Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Azzam, Abdul, Aziz, Muhammad. (2010). Fiqih Muamalah. Jakarta: Amzah.

Basyir, Ahmad.Azar. (2000). Asas-Asas Muamalat. Yogyakarta: UII Press.

Bahasa, P. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Djuawaini, Dimyauddin. (2008). Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Haroen, Nasrun. (2007). Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Idris, Imam, Syafi'i, Abu Abdullah, Muhammad Bin. (2013). Ringkasan Kitab Al-

Umm. Jakarta: Pustaka Azamm.

Indonesia, Departemen. Agama. (2012). Al-Qura’an dan Terjemanhnya, cetakan

ke 2. Bandung: Mizan Buaya Kreativa.

Ja'far, K. (2015). Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Bandar Lampung: Pusat

Penelitian IAIN Raden Intan Lampung.

Ja'far, K. (2016). Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Bandar Lampung:

Permatanet Publishing.

Khallaf, Abdul, Wahhab. (2003). Ilmu Ushul Fiqh. Jakarta: Pustaka Amam.

Mardani. (2012). Fiqih Ekonomi Syariah Fiqih Muamalah. Jakarta: Prenada

Group.

Mardani. (2015). Hukum Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Masadi, Ghufron. (2002). Fiqih Muamalah Konstekstual. Jakarta: Raja Grafindo.

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

79

Mannan, Muhammad, Abdul. (1992). Ekonomi Islam Teori dan Praktek. Jakarta:

Inter Masa.

Mustofa, Imam. (2016). Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Nasution. (1966). Metodelogi Penelitian Riserch. Bandung: Bumi Aksara.

Nawawi, Ismail. (2017). Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia.

Nazir, Moh. (1985). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Paimin, Farry B. (2019). Agribisnis Walet. Jakarta: Penebar Swadaya.

Saebani, Beni, Ahmad. (2009). Ilmu Ushul Fiqh: Bandung Pustaka Setia.

Suhendi, Hendi. (2014). Fiqih Muamalah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suhendi, Hendi. (2016). Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Syafei, Rachmat. (2001). Fiqih Muamalah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Syafei, Rachamat. (2000). Fiqh Mu’malah. Bandung: Pustaka Setia.

Syeh, Ismail, Muhammad. (1991). Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Tika, Muhammad, Pabundu. (1985). Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wheindrata. (2012). Dahsyatnya Bisnis Burung Walet. Yogyakarta: Lily

Publisher.

Jurnal:

Efa Rodiah Nur, 2015, “Riba dan Gharar: Suatu Tinjauan Hukum dan Etika dalam

Transaksi Bisnis Modern”, Jurnal Al-Adalah Vol. 12, No.(3): 656.

Skripsi:

Hafsah. 2011. “Kontibusi Pajak Sarang Burung Walet Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Ditinjauan Dari Ekonomi

Isalm”. Skripsi. Syariah, Ekonomi Islam dan Ilmu Hukum, Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.

Wawancara:

Hasil wawancara dengan bapak Jesen, pemetik sarang Seriti, tanggal 12

November 2019

Hasil wawancara dengan bapak Heri, penjual sarang Seriti, tanggal 12 November

2019

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SARANG …repository.radenintan.ac.id/10587/1/PUSAT 1 2.pdf · Jual beli yang peneliti bahas di sini yaitu jual beli sarang burung yang disemprot

80

Hasil wawancara dengan bapak Reziz, penjual sarang Seriti, tanggal 13 November

2019

Hasil wawancara dengan bapak Joni, pengumpul sarang Seriti, tanggal 13

November 2019

Hasil wawancara dengan bapak Pami, pemilik Gedung Walet, tanggal 13

November 2019

Hasil wawancara dengan bapak Recit, penjual sarang Seriti, tanggal 13 November

2019

Hasil wawancara dengan bapak Zumaini, pemilik Gedung walet, tanggal 13

November 2019

Hasil wawancara dengan bapak Jon, pembeli sarang Seriti, tanggal 13 November

2019

Hasil wawancara dengan ibu Ningsi, pemilik Gedung Walet, tanggal 13

November 2019

Hasil wawancara dengan ibu Herli, penjual sarang Seriti, tanggal 13 November

2019

Hasil wawancara dengan bapak Danil, pengumpul sarang Seriti, tanggal 13

November 2019