TINJAUAN HARMONI PADA KARYA MUSIK “STRESSOR” · 2020. 1. 8. · mempersatukan nada-nada musik...

19
1 TINJAUAN HARMONI PADA KARYA MUSIK “STRESSOR” Oleh: Faisal Ahmada Kurniawan e-mail : [email protected] Pembimbing: Drs. Heri Murbiyantoro, M,Pd. Dosen Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Karya musik “Stressor” ditulis berdasarkan latar belakang pengalaman pribadi komposer yaitu situasi/ keadaan lingkungan yang tidak baik mengakibatkan suasana hati komposer terganggu, sehingga mengharuskan komposer untuk beradaptasi melawan sitausi yang merisaukan dan membingungkan hingga pada suatu waktu keadaan berubah menjadi baik. Karya ini diciptakan sebagai wadah ekspresi diri untuk mengungkapkan suasana yang dialami komposer pada saat proses penulisan. Karya musik “Stressor” diungkap melalui beberapa teori diantaranya tentang Stress (gangguan) sebagai ide utama dalam landasan mengenai isi. Teori musik juga membantu dalam perwujudan penyusunan notasi sehingga membentuk susunan nada menjadi harmoni akord. Karya musik ini merupakan jenis karya programatik musik, mempunyai urutan alur cerita tentang kondisi lingkungan berubah-ubah yang mempengaruhi suasana hati komposer. Komposer meninjau berdasarkan fokus karya musik ini yaitu berpijak pada harmoni, meliputi progres akord yang disusun membentuk beberapa nuansa sebagai penggambaran suasana pada alur cerita. Komposer terinspirasi oleh salah satu scene/ adegan dalam sebuah film berjudul “Heart” dan beberapa karya musik dari komposer diantaranya Joe Hisaishi, Ennio Morricone, dan Nobou Uematsu. Karya musik ini mempunyai format orkestra yaitu jumlah pemain 43 orang dengan divisi instrumen string, woodwind, brass, dan perkusi. Karya musik “Stressor” menggunakan tangga nada yang beragam, pola melodi sederhana dan progress akor yang sederhana. Susunan nada, melodi, ritme serta harmoni dikemas dalam format orkestra. Karya seni musik ini menggunakan tangga nada diatonis, terdapat modulasi, altrasi, perubahan tempo, serta dinamika untuk menggambarkan situasi yang dimaksudkan oleh komposer. Keunggulan karya musik ini yaitu modulasi yang tidak terasa, penerapan progres akord VI-V-IV pada tangga nada yang berbeda termasuk altrasi, progres akord naik berkala dengan interval 1-1 1/2 . Kata Kunci : Stressor, Komposer, Programatik, Harmoni.

Transcript of TINJAUAN HARMONI PADA KARYA MUSIK “STRESSOR” · 2020. 1. 8. · mempersatukan nada-nada musik...

  • 1

    TINJAUAN HARMONI PADA KARYA MUSIK “STRESSOR”

    Oleh: Faisal Ahmada Kurniawan

    e-mail : [email protected]

    Pembimbing: Drs. Heri Murbiyantoro, M,Pd. Dosen Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

    ABSTRAK

    Karya musik “Stressor” ditulis berdasarkan latar belakang pengalaman pribadi

    komposer yaitu situasi/ keadaan lingkungan yang tidak baik mengakibatkan suasana

    hati komposer terganggu, sehingga mengharuskan komposer untuk beradaptasi

    melawan sitausi yang merisaukan dan membingungkan hingga pada suatu waktu

    keadaan berubah menjadi baik. Karya ini diciptakan sebagai wadah ekspresi diri untuk

    mengungkapkan suasana yang dialami komposer pada saat proses penulisan.

    Karya musik “Stressor” diungkap melalui beberapa teori diantaranya tentang

    Stress (gangguan) sebagai ide utama dalam landasan mengenai isi. Teori musik juga

    membantu dalam perwujudan penyusunan notasi sehingga membentuk susunan nada

    menjadi harmoni akord. Karya musik ini merupakan jenis karya programatik musik,

    mempunyai urutan alur cerita tentang kondisi lingkungan berubah-ubah yang

    mempengaruhi suasana hati komposer.

    Komposer meninjau berdasarkan fokus karya musik ini yaitu berpijak pada

    harmoni, meliputi progres akord yang disusun membentuk beberapa nuansa sebagai

    penggambaran suasana pada alur cerita. Komposer terinspirasi oleh salah satu scene/

    adegan dalam sebuah film berjudul “Heart” dan beberapa karya musik dari komposer

    diantaranya Joe Hisaishi, Ennio Morricone, dan Nobou Uematsu. Karya musik ini

    mempunyai format orkestra yaitu jumlah pemain 43 orang dengan divisi instrumen

    string, woodwind, brass, dan perkusi.

    Karya musik “Stressor” menggunakan tangga nada yang beragam, pola melodi

    sederhana dan progress akor yang sederhana. Susunan nada, melodi, ritme serta harmoni

    dikemas dalam format orkestra. Karya seni musik ini menggunakan tangga nada

    diatonis, terdapat modulasi, altrasi, perubahan tempo, serta dinamika untuk

    menggambarkan situasi yang dimaksudkan oleh komposer. Keunggulan karya musik ini

    yaitu modulasi yang tidak terasa, penerapan progres akord VI-V-IV pada tangga nada

    yang berbeda termasuk altrasi, progres akord naik berkala dengan interval 1-11/2.

    Kata Kunci : Stressor, Komposer, Programatik, Harmoni.

    mailto:[email protected]

  • 2

    ABSTRACT

    The work of "Stressor" is written based on the background of the composer's

    personal experience that bad situation / environment causes the composer's mood to be

    disturbed, thus requiring the composer to adapt against troubling and confusing entities

    until at some point the circumstances change for the better. This work was created as a

    container of self-expression to express the atmosphere experienced composer at the time

    of writing process.

    The work of "Stressor" music is revealed through several theories such as Stress

    (interruption) as the main idea in the foundation of the content. Music theory also assists

    in the embodiment of notation formation so as to form the composition of the tone into

    chord harmony. This musical work is a kind of programmatic music work, has a

    sequence of story lines about changing environmental conditions that affect the mood of

    the composer.

    The composer reviews based on the focus of this musical work that is based on

    harmony, including chord progress that is composed to form several nuances as a

    depiction of the atmosphere in the story line. The composer was inspired by one scene /

    scene in a movie called "Heart" and some music composers including Joe Hisaishi, Ennio

    Morricone and Nobou Uematsu. This musical work has an orchestra format that is the

    number of players 43 people with string instrument division, woodwind, brass, and

    percussion.

    The musical "Stressor" uses a variety of scales, simple melody patterns and

    simple chord progress. The composition of tone, melody, rhythm and harmony is packed

    in orchestral format. These musical artworks use diatonic scales, there is modulation,

    altration, tempo changes, and dynamics to describe the situation intended by the

    composer. The excellence of this musical work is that modulation is not felt, the

    application of the progress of the VI-V-IV chord on different scales including altration,

    the chord progresses periodically with intervals of 1-11/2.

    The creation of this musical work is expected to inspire and motivate the readers more

    especially the composer will make the composition of music form harmony.

    Keywords : Stressor, Composer, Programatic, Harmony.

  • 3

    LATAR BELAKANG

    Komposer menulis karya musik

    dari latar belakang sebuah

    pengalaman pribadi yang dialami

    pada saat proses penulisan, komposer

    dalam keadaan bingung dan risau,

    sehingga komposer memanfaatkan

    situasi tersebut sebagai ide untuk

    menyusun nada dan harmoni. Situasi

    yang tidak baik tiba-tiba berubah

    menjadi baik, begitupun sebaliknya.

    Berawal dari kegiatan sehari-hari

    komposer yang jenuh, sehingga

    mencari kesibukan untuk melawan

    rasa jenuh tersebut dengan menonton

    beberapa scene film “Heart”, dan

    mendengarkan konser orchestra di

    sebuah channel Youtube, beberapa

    karya musik diantaranya yaitu karya

    musik dari Joe Hisaishi yang berjudul

    “Departure”, karya musik dari Ennio

    Morricone yang berjudul “Cinema

    Paradisso”, dan karya musik dari

    Nobou Uematsu yaitu “Soundtrack FF

    IV”, sehingga komposer terinspirasi

    untuk membuat karya musik ini.

    Karya musik ini menceritakan

    beberapa keadaan/ situasi yang

    membingungkan, merisaukan, dan

    berubah-ubah/tidak menentu, lebih

    mendominasi pada suasana yang

    tidak baik hingga akhirnya menjadi

    suasana baik.

    Karya musik ini dikemas dalam

    sebuah pertunjukan musik dengan

    format orkestra. Karya musik

    menggunakan tangga nada diatonis,

    terdapat modulasi, altrasi, serta

    perubahan tempo. Keunikan dari

    karya musik ini menggunakan tangga

    nada yang beragam dengan pola

    melodi, pemilihan akord serta

    progress akor yang sederhana.

    Susunan melodi, ritme serta harmoni

    dikemas dalam format orkestra yaitu

    meliputi instrumen Woodwinds (Flute,

    Clarinet, Alto Sax, Tenor Sax),

    Brasswinds (French Horn, Trumpet,

    Trombone), Perkusi (Bass Drum, Snare,

    Cymbals), Piano, Harpa, String Section

    (Violin, Viola, Violoncello, dan

    Contrabass) dalam sebuah komposisi

    musik yang berjudul “Stressor”.

    Melihat dari latar belakang diatas,

    fokus karya pada penulisan ini akan

    berpijak pada struktur Harmoni

    dalam karya musik “Stressor”.

    Musik pada dasarnya terdiri dari

    melodi, irama/pola ritme, harmoni

    horisontal maupun vertikal

    merupakan kesatuan yang

    membentuk sebuah komposisi musik.

    Suatu penciptaan karya musik diawali

    dengan sebuah tema/ide dasar

    musikal, yang kemudian dapat

  • 4

    diperluas dan dikembangkan lebih

    lanjut (Budi Dharmawan).

    Musik hampir selalu digubah

    berdasarkan satu atau lebih ide

    musikal yang disebut tema. Ide ini

    mempersatukan nada-nada musik

    serta terutama bagian-bagian

    komposisi yang dibunyikan satu

    persatu sebagai kerangka (Heri

    Murbiyantoro).

    Dengan metode analisa tiap paduan

    nada yang dibentuk melalui fullscore,

    komposer mampu menyebutkan akor-

    akor dalam tiap birama dan kadens

    dalam karya musik ini. Struktur

    kadens sempurna dan tidak sempurna

    menjadi dominan dalam karya musik

    ini (Sardjoko).

    PENCIPTAAN

    Dalam rangsang awal ini

    didefinisikan sebagai sesuatu yang

    dapat membangkitkan daya pikir,

    semangat, mendorong kegiatan. Selain

    itu rangsang merupakan dasar

    motivasi latar belakang penciptaan

    sebuah karya musik. Karya musik

    “Stresor” menggunakan metode

    penciptaan Programatik musik

    dimana karya ini menceritakan

    tentang keadaan komposer selama

    proses pembuatan karya. Pernyataan

    ini diperkuat oleh Banoe (2003:344),

    yang menyatakan bahwa musik

    programatik adalah musik yang

    menginterprestasikan sebuah cerita

    dongeng, lukisan, dikenal juga dengan

    musik ilustrasi. Adapun rangsangan

    tersebut ialah:

    a. Rangsang Visual

    Berawal dari komposer

    menonton sebuah film serial televisi

    berjudul “Heart”, pada beberapa

    scenes dari fim tersebut para aktor

    menjalankan perannya sebagai laki-

    laki yang sedang dalam situasi dan

    mood yang bingung dan risau, sesuai

    dengan situasi yang dialami komposer

    sehingga terinspirasi membuat

    komposisi musik menggambarkan

    situasi tersebut.

    b. Rangsang Auditif

    Dari rangsangan visual tersebut

    diatas, komposer mencoba mencari

    reverensi soundtrack musik film di

    beberapa channel youtube. Komposer

    menemukan beberapa video konser

    karya musik dari Joe Hisaishi, Ennio

    Morricone, dan Nobou Uematsu,

    dirasa menarik dan sesuai dengan

    suasana hati komposer pada waktu

    itu. Diantaranya yaitu karya Joe

    Hisaishi yang berjudul “Departure”,

    karya Ennio Morricone yang berjudul

  • 5

    “Cinema Paradisso”, dan karya Nobou

    Uematsu yaitu “Soundtrack FF IV”.

    Kedua rangsangan tersebut

    diatas, menjadi referensi komposer

    untuk membuat karya musik

    “Stressor”.

    Karya ini mempunyai konsep dan

    penataan instrumen yaitu format

    Orchestra yang sering digunakan pada

    umumnya, conductor tepat pada posisi

    centre depan, disusul instrumen string,

    kemudian instrumen tiup, dan deretan

    paling belakang yaitu instrumen

    perkusi, bertujuan agar secara visual

    dapat dinikmati oleh

    audience/penonton dan secara audio

    bermanfaat bagi para musisi agar

    dapat berinteraksi mudah dengan

    Conductor, akustik ruang dan balance

    mampu membantu kenyamanan

    musisi, akustik organologi pada

    masing-masing instrumen antara

    suara tinggi (high), tengah (middle),

    dan rendah (low) dapat tersampaikan

    oleh audience.

    Dibawah ini gambar tata panggung

    karya musik “Stressor”:

    A. Deskripsi Karya Musik “Stressor”

    Karya musik “Stressor”

    merupakan tugas akhir karya yang

    akan dipentaskan pada hari Selasa

    tanggal 22 Mei 2018 di Gedung

    Pertunjukan Sawunggaling

    Universitas Negeri Surabaya pukul

    21.45 WIB sampai selesai. Karya musik

    ini merupakan karya musik berjenis

    instrumental, karena hanya

    menggunakan instrumen woodwind

    (tiup kayu), brasswind (tiup logam),

    percussion (alat musik pukul), string

    section (gesek) tanpa choir/vokal di

    dalamnya. Format penyajian dari

    karya musik ini dikemas dalam

    bentuk orchestra dengan formasi

    pemain berjumlah 43 orang.

    Karya musik ini merupakan suatu

    ungkapan ekspresi dari pengalaman

    pribadi yang dialami pada saat proses

    penulisan, komposer dalam keadaan

    bingung dan risau

  • 6

    Karya “Stressor” ini terdapat 3 bentuk

    bagian diawali dengan introduksi:

    kalimat A, dan bentuk musik 3 bagian

    kompleks yaitu bagian 1k, 2k dan 3k.

    Bagian 1 memiliki kalimat B, C, D, E,

    dan F. Bagian 2 memiliki kalimat G, H,

    dan I. Bagian 3 memiliki kalimat J, K,

    L, M, dan N. Bagian-bagian tersebut

    disusun menurut alur cerita yang

    berubah-ubah seperti yang dialami

    oleh komposer selama proses

    penulisan karya musik “Stressor”.

    Dalam menganalisa bentuk karya

    musik “Stressor” digunakan simbol–

    simbol agar memudahkan para

    pembaca dalam memahami bagian-

    bagian serta maksudnya. Beberapa

    simbol yang digunakan adalah

    sebagai berikut:

    1k ( 1 kompleks ), 2k ( 2 kompleks ), 3k

    ( 3 kompleks ) : Bagian Besar.

    A: (kalimat A), B: (kalimat B), C:

    (kalimat C) dan seterusnya.

    Berikut penjelasan secara rinci tentang

    bagian kalimat pada karya musik

    “Stressor”:

    Introduksi (birama 1-14)

    Introduksi terdapat kalimat A,

    menggunakan tangga nada D Major,

    tempo Andante=65. Diawali dengan

    bass panjang dan iringan string yang

    membentuk akord, disusul melodi

    (French Horn) sebagai penggambaran

    matahari terbit dimaksudkan sebagai

    pembuka hari, bangun dari tidur;

    melodi (flute), pergantian akord dan

    susunan harmoni terbuka.

    Bagian 1k (1 Kompleks)

    Bagian 1k terdiri dari beberapa

    bagian kalimat diantaranya adalah

    kalimat B, C, D, E, dan F.

    Penjabaran isi daripada bagian-bagian

    dari bagian 1k tersebut, yaitu:

    Kalimat B (birama 15-26).

    Kalimat menceritakan suasana yang

    sunyi, terdapat melodi utama yang

    dimainkan oleh instrument flute dan

    clarinet sebagai kalimat tanya, dan

    melodi alto saxophone sebagai kalimat

    jawab dengan iringan piano.

    Kalimat C (Birama 27-43)

    Birama 27-34 berisi solo piano, dan

    dikembangkan dengan instriment

    string pada birama 35-43, yaitu

    penggambaran situasi komposer yang

    bingung tanpa sebab

    Kalimat D (Birama 44-52)

    Kalimat ini merupakan

    pengembangan variasi 2 dari tema

    inti, berisi kalimat tanya

    menggambarkan komposer mencari

    tau sebab; melodi (Flute, Clrarinet,

    French Horn, dan Alto Tenor Saxophone)

    pada birama 44-47, dan kalimat jawab

  • 7

    menggambarkan situasi yang

    mengharuskan komposer untuk

    beradaptasi dengan lingkungan;

    melodi (Terumpet), modulasi ke F

    Major sebagai kalimat jawab pada

    birama 48-52.

    Kalimat E (Birama 53-62)

    Merupakan kalimat tanya dan kalimat

    jawab. Kalimat ini merupakan

    pengembangan variasi 3 dari tema inti

    yaitu menceritakan situasi keseharian

    yang jenuh. Terdapat Altrasi pada

    birama 57-58 mempunyai maksud

    menemukan dorongan kuat untuk

    melakukan sesuatu.

    Kalimat F (birama 63-73)

    Merupakan kalimat tanya dan kalimat

    jawab. Kalimat ini merupakan

    pengulangan kalimat E dengan

    instrumentasi yang berbeda, yaitu

    menceritakan ditengah kesepian,

    komposer terdorong untuk

    melakukan sesuatu dan mencoba tetap

    tenang.

    Bagian 2k (2 Kompleks)

    Bagian 2k (birama 74-116) terdiri

    dari kalimat G, H, dan I. Penjabaran isi

    daripada bagian 2k tersebut, yaitu:

    Kalimat G (birama 74-101)

    Pada kalimat G terdapat solo

    violoncello dengan iringan tremolo

    (String) birama 74-78 menggambarkan

    susana hening.

    Solo french horn pada birama 79-86,

    menceritakan komposer meminta

    petunjuk kepada Tuhan.

    Kalimat dominan string pada birama

    87-93 dibentuk dengan beberapa

    susunan akord disonan

    menggambarkan situasi lingkungan

    yang tidak baik dan pada puncak

    keresahan.

    Kalimat H (birama 102-109)

    Merasa lebih tenang karena petunjuk

    dari Tuhan; penggambaran sifat

    Agung di terapkan pada susunan

    harmoni String yang terbuka,

    merupakan pengembangan variasi

    dari kalimat solo french horn.

    Kalimat I (birama 110-123)

    Kalimat ini menceritakan situasi jenuh

    kembali, diawali iringan yang pelan

    kemudian memuncak

    menggambarkan sikap kesal, belum

    menemukan jalan terang; penerapan

    staccato accent dan dinamika cresscendo

    pada keseluruhan Instrument, birama

    120-123.

    Bagian 3k (3 kompleks)

    Kalimat J (birama 124-135)

    Mulai merasakan positif; melodi

    dominan (French Horn), birama 124-

    128

  • 8

    Lebih meyakinkan lagi; melodi

    dominan (Tenor dan Alto Saxophone),

    birama 129-135

    Accel melambangkan situasi yang

    mulai membaik (bangkit); diperkuat

    accent pada instrumen Harpa, birama

    132-135

    Kalimat K (birama 136-145)

    Rutinitas masih dilakukan; ditandai

    dengan modulasi yang kembali lagi ke

    F Major. Rasa percaya diri mulai ada;

    ditandai dengan perkusi. Penguatan

    rasa percaya diri; Altrasi pada birama

    139-141. Dorongan untuk sabar

    “pikirkan lagi dan yakinkan lagi...”;

    Root kembali di F Major birama 142

    Kalimat L (birama 146-155)

    Merupakan pengembangan variasi I

    dari tema II: Mencari solusi; birama

    146-149. Tekanan datang semakin

    berat, modulasi ke G Major,birama

    150-153. Dorongan pikiran untuk tetap

    kuat; birama 154-155

    Kalimat M (birama 156-160)

    Merupakan pengembangan variasi I

    dari tema II: Berjuang melawan

    situasi, ditandai dengan progress

    akord yang terus naik,menuju

    klimaks, birama 156-157. Titik klimaks

    pada birama 158-160.

    Kalimat N (birama 161-163)

    Bertemu seseorang yang akhirnya

    mempengaruhi situasi/ keadaan

    sehingga menjadi baik, pemilihan

    tangga nada F# Major dimaksudkan

    sebagai situasi yang terang.

    B. Tinjauan Harmoni pada Karya Musik “Sressor”

    Dalam karya musik ini,

    harmonisasi mengacu pada progresi

    akord yang telah tersusun, banyak

    penggunaan akord disonan untuk

    mendapatkan hasil harmonisasi sesuai

    penggambaran nuansa yang

    dimaksudkan pada tiap kalimatnya.

    Pada pembahasan ilmu harmoni

    dalam karya ini, komposer akan

    menjelaskan suatu analisis teori yang

    lebih fokus lagi yaitu menggunakan

    teori nada dan akor disonan pada

    setiap kalimat, berikut hasil

    penciptaan dan pembahasan

    mengenai nada dan akor disonan.

    Pada penjabaran harmoni karya

    musik “Stressor” berikut ini, penulis

    menggunakan tanda kotak berwarna

    sebagai poin-poin penting pada

    gambar-gambar untuk mempermudah

    pemahaman pembaca.

    Kotak merah/ : susunan

    harmoni & progres akord

    Kotak hijau/ : melodi motif

    utama

    Kotak kuning/ : counter melodi

    Kotak biru/ : harmonisasi

    sebagai root

  • 9

    Kotak merah tua/ : poin nada-

    nada penting

    Harmoni Akord Bagian 1

    Komposisi Harmoni pada Kalimat A

    (Introduksi)

    Kalimat A merupakan kalimat

    pembuka yang terdapat pada birama

    1-14, progres akord (D - D7 - D - D9 -

    D) oleh iringan instrumen string,

    melodi pembuka oleh instrumen

    french horn pada birama 5 sebagai

    penggambarkan matahari terbit,

    dengan jarak oktaf nada dicocokkan

    dengan karakter instrumen french horn

    , kemudian disusul melodi flute pada

    birama 7 sebagai penggambaran

    suasana sejuk pagi. Bass panjang oleh

    instrumen contrabass dan susunan

    harmoni dengan nada-nada panjang

    antara viola dan violoncello

    melambangkan situasi yang tenang.

    Disusul progres akord (D – A6/C# – Bm

    – G13 – D), pada akord A6 mempunyai

    tekanan pada tert yaitu root sebagai

    penghubung akord I – VI, dan pada

    akord G13 terdapat nada E non chordal

    oleh instrumen violin I sebagai

    pergerakan menuju susunan akord

    terbuka pada birama 12 dengan

    iringan instrument tiup keseluruhan.

    Pada pada birama 12 ketukan keempat

    susunan akord F#m6, root jatuh pada

    nada C#, pergerakan harmoni

    semakin terbuka beberapa instrumen

    range low bergerak turun yaitu pada

    nada D – C#, dan beberapa instrument

    range mid-high bergerak

    keatas/membuka yaitu pada nada F#

    - A, kadens pada kalimat A

    menggunakan kadens lengkap yaitu

    akor I.

  • 10

    Komposisi Harmoni pada Kalimat B

    Merupakan tema I, motif melodi pada

    instumen flute dan clarinet sebagai

    kalimat tanya dengan progres akord

    (D – G – G9(#11) – F#m - Em) oleh

    iringan piano, dan melodi alto

    saxophone sebagai kalimat jawab pada

    progres akord (G – D/F# – Em – F#7).

    Kadens sempurna pada akord F#

    sebagai penghubung menuju tangga

    nada Bm.

    Komposisi Harmoni pada Kalimat C

    Menggunakan tangga nada B minor,

    kalimat ini berisi solo piano dengan

    progres akord kalimat tanya (Bm – A6

    – G – Bm – C#dim - D) birama 27-34

    dan kalimat jawab (Bm - A6 – Em – D –

    G – A), kemudian dikembangkan

    dengan tambahan harmoni string

    section pada birama 35-43 sebagai

    penggambaran situasi yang bingung

    tanpa sebab.

    Komposisi Harmoni pada Kalimat D

    Kalimat ini merupakan

    pengembangan variasi 2 dari tema

    inti, pada bagian ini motif melodi

    dimainkan oleh clrarinet, flute, french

    horn dan tenor saxophone memainkan

    counter melodi dan pecahan notasi

    dari melodi utama, kalimat ini

    merupakan kalimat tanya sebagai

    penggambaran situasi bertanya-tanya

    mencari tau sebab dengan progres

    akord (Em – D6 – C) (Am – G – F),

    komposer menggunakan progres

    akord VI – V – IV berulang dengan

    akord yang berbeda untuk menuju

    akord F major sebagai penghubung

    menuju akord Bb.

  • 11

    Notasi motif melodi pada birama 45

    berakhir pada nada E yang menjadi

    dominan pada progresi akord

    selanjutnya.

    Kalimat jawab oleh motif melodi

    terompet dengan progres akord (Bb –

    A7 – Dm – C6 – G7/B – Bb – A), kadens

    sempurna pada akord A major untuk

    penghubung menuju tangga nada D

    minor. Susunan harmoni lebih terbuka

    lebih mendominasi pada harmonisasi

    brass section pada birama 48-50.

    Kalimat ini menggambarkan situasi

    yang mengharuskan komposer untuk

    beradaptasi dengan lingkungan.

    Komposisi Harmoni pada Kalimat E

    Kalimat ini merupakan

    pengembangan variasi 3 dari tema inti

    yaitu menceritakan situasi keseharian

    yang jenuh dengan progres akord

    (Dm – C6 – Bb – Dm – C6 - G). Motif

    melodi dimankan oleh clarinet dan

    susunan harmoni lebih tertutup pada

    string section, brass section. Titik berat

    akord pada ketukan kedua pada

    birama 54 yaitu akord Bb9 dan 56

    akord G(sus4).

  • 12

    Terdapat Altrasi pada birama 57-58,

    modulasi hanya 2 birama yaitu

    pindah ke tangga nada Em dengan

    progres akord (Em - D6 – C9 – Am7 -

    Gm – A7), mempunyai maksud

    menemukan dorongan kuat untuk

    melakukan sesuatu. Berikut susunan

    instrumen piano dan string section pada

    gambar dibawah:

    Komposisi Harmoni pada Kalimat F

    Merupakan pengulangan dari kalimat

    E, tetapi berbeda susuan harmoni

    lebih terbuka pada string section dan

    wind section, motif melodi dimainkan

    oleh trombone dan clarinet, progres

    akord sama dengan kalimat E (Dm –

    C6 – Bb9 – Dm – C6 - G), unsur 9 pada

    akord Bb9 yaitu nada C dan tert dari G

    lebih ditekankan pada violin I untuk

    memperkat pembentukan suasana.

    Terdapat Altrasi, modulasi hanya 2

    birama yaitu pindah ke tangga nada

    Em dengan progres akord (Em - D6 –

    C9 – Am7 - Gm – A7), pergerakan

    harmoni string turun dan semakin

    tertutup, pada akhir kalimat terdapat

    bass drum dan cymbal untuk menandai

    transisi.

    Harmoni Akord Bagian 2

    Komposisi Harmoni pada Kalimat G

    Terdapat teknik tremolo pada violin 1

    untuk membentuk suasana hening

    dan abstrak (tidak fokus pada suatu

    pemikiran), pada kalimat ini susunan

    harmoni akord utuh tidak terlihat

    jelas, progres akord (A7 . . . – Dm – E7),

    pemilihan nada C dan D pada solo

    violoncello 1 yaitu nada dominan

    seventh dari akord. Nada D pizzicato

    contrabass terletak pada ketukan

    kedua sebagai root pada susunan

    harmoni akord sempurna. Berikut

  • 13

    susunan string section pada kalimat

    solo violoncello 1:

    Solo french horn pada birama 79-86,

    menceritakan komposer meminta

    petunjuk kepada Tuhan. Progres

    akord (Am9 – Bb9 – G/B – C – C7 - F – E7

    – Dm7 – C6 (sus4) - Bdim – E7)

    Selanjutnya kalimat pada birama 87-99

    ini dominan pada instrumen string

    dibentuk dengan beberapa susunan

    akord disonan dan banyak terjadi

    inversion akord, menggambarkan

    situasi lingkungan yang tidak baik

    dan pada puncak keresahan. Progres

    akord (E7 – A7/C# - Gm/D – F9 – Fm6/D

    - Fm6/E) (Gm – F6 – E7(b5) – Gm/Eb)

    (Em – D6 – C9(#11) – G13/B – B13(sus2) –

    Am9)

    Kalimat ini banyak inversion

    akord pada root pizzicato contrabass

    birama 88-93, suasana hambar.

    Penambahan divisi violin I sangat

    berperan di kalimat ini membantu

    susunan harmoni menjadi sangat

    rapat serta pembagian porsi

    instrumentasi tercukupi. Birama 92-93

    terdapat progres akord penghantar

    variasi motif birama 94.

    Komposisi Harmoni pada Kalimat H

    Kalimat ini mempunyai maksud:

    merasa lebih tenang karena petunjuk

    dari Tuhan, penggambaran sifat

    Agung di terapkan pada susunan

    harmoni String yang terbuka dan

    terasa lebar. Kalimat ini merupakan

    pengembangan variasi dari kalimat

    solo french horn. Progres akord yaitu

  • 14

    (E7(sus4) – E7) (Am9 – Bb9 – G/B – C(sus4) –

    C7/E - F – E7 – Dm7 – C6 (sus4) – E+ – E)

    Komposisi Harmoni pada Kalimat I

    Kalimat ini menceritakan situasi jenuh

    kembali, diawali iringan yang pelan

    kemudian memuncak

    menggambarkan sikap kesal, belum

    menemukan jalan terang; penerapan

    staccato accent dan dinamika cresscendo

    pada keseluruhan Instrument, birama

    120-123. Progres akord (Am9 . . . –

    Am11 – D6) (E7(b9) . . . – Dm13 – Bdim7 -

    E7(b9))

    Harmoni Akord Bagian 3

    Komposisi Harmoni pada Kalimat J

    Mulai merasakan positif; melodi

    dominan (French Horn), birama 124-

    128 dengan progres akord (Am9 – G6 –

    F – E7 – Dm – C6 – Bb7 – E7/B).

    Pengulangan kalimat (Am9 – G6 – F –

    E7 – Dm – C6 – Bb – Bdim – C – A7/C#)

    mempunyai maksud lebih

    meyakinkan lagi; melodi dominan

    instrumen tenor sax dan alto sax pada

    birama 129-135, accel menandakan

    mulai membaik (bangkit) dan

    menandai akan adanya transisi.

  • 15

    Komposisi Harmoni pada Kalimat K

    Merupakan motif dari pengembangan

    tema 1 dengan dikembangkan lagi

    dengan susunan harmoni dan

    instrumentasi yang berbeda, tangga

    nada F Major dengan progres akord

    yaitu (Dm – C6 – Bb – Dm – C6 - G) dan

    (Em - D6 – C9 – Am7 – Gm7. . . – A7).

    Kalimat ini mempunyai maksud rasa

    percaya diri mulai ada.

    Komposisi Harmoni pada Kalimat L

    Merupakan pengembangan variasi

    kalimat K dengan progres akord

    berbeda yaitu (Dm – C6 – Bb – Dm – C6

    - G)

    dan progres akord modulasi ke tangga

    nada G Major yaitu (Em - D6 – C9 – Em

    – D6 – G) (Am – Bm7 – C6 – D7/C).

    Kalimat ini mempunyai maksud:

    Tekanan datang semakin berat,

    dorongan pikiran untuk tetap tegar.

    Komposisi Harmoni pada Kalimat M

    Kalimat ini mempunyai progres akord

    yang unik, naik berkala jarak interval

    1 - ½ sampai 1 oktaf, yaitu (Cm – Ddim

    – Eb – F#dim/D – Gm – Adim/F – Bb – B11 –

    Bb). Maksud kalimat ini: berjuang

    melawan situasi. Titik klimaks pada

    birama 158-160.

  • 16

    Komposisi Harmoni pada Kalimat N

    (Ending)

    Kalimat ini merupakan kalimat

    penutup dari karya musik Stressor,

    menggunakan tangga nada F# major

    dengan progres akord (Ebm – C#13 –

    B#9 - C#7 – F#). Motif dominan pada

    piano dan ditutup dengan Kadens

    sempurna yaitu akord I. Kalimat ini

    menceritakan bertemu seseorang yang

    akhirnya mempengaruhi situasi/

    keadaan sehingga menjadi baik,

    pemilihan tangga nada F# Major

    dimaksudkan sebagai situasi yang

    terang.

    Penutup

    Karya musik “Stressor”

    merupakan jenis karya programatik

    yang mempunyai alur cerita tentang

    kondisi lingkungan berubah-ubah

    sehingga mempengaruhi suasana hati

    komposer. Penulisan karya ini

    berlangsung selama suasana hati yang

    berubah-ubah tersebut. Fokus karya

    musik ini berpijak pada harmoni,

    yaitu progres akord yang disusun

    membentuk beberapa nuansa sebagai

    penggambaran suasana pada alur

    cerita.

    Karya musik “Stressor” diungkap

    melalui beberapa teori diantaranya

    tentang Stress (gangguan) sebagai ide

    utama dalam landasan mengenai isi.

    Teori musik juga membantu dalam

    perwujudan penyusunan notasi

    sehingga membentuk susunan nada

    menjadi harmoni akord.

    Karya musik ini menggunakan

    tangga nada yang beragam, pola

    melodi sederhana dan progress akor

    yang sederhana. Susunan melodi,

    ritme serta harmoni dikemas dalam

    format orkestra. Karya seni musik ini

    menggunakan tangga nada diatonis,

    terdapat modulasi, altrasi, perubahan

    tempo, serta dinamika untuk

    menggambarkan situasi yang

    dimaksudkan oleh komposer.

  • 17

    Keunikan karya musik ini yaitu

    modulasi yang tidak terasa, penerapan

    progres akord VI-V-IV pada altrasi dan

    tangga nada yang berbeda, serta

    progres akord yang naik secara

    berkala dengan interval 1 – 11/2.

    Semoga penulisan yang

    disampaikan penulis ini dapat

    menjadi referensi yang baik,

    menambah wawasan dan

    pengetahuan serta dapat

    membawakan perubahan yang positif

    bagi penulis. Karya musik ini masih

    banyak kekurangan, baik dari segi

    penulisan maupun penggarapan dan

    penyajian karya. Teknis penyajian

    alangkah baiknya menggunakan

    pengeras suara/ sound system yang

    lebih layak untuk pementasan karya

    musik orkestra. Tetapi ssemua yang

    telah penulis kerjakan dari tahap

    penciptaan, latihan, pementasan tahap

    akhir dan penyusunan karya tulis ini

    merupakan sebuah proses

    pembelajaran bagi penulis.

    Oleh karena itu penulis menyadari

    sepenuhnya bahwa apa yang telah

    disajikan dalam karya musik

    “Stressor” tentunya masih

    mempunyai banyak kekurangan.

    Untuk itu penulis mengharapkan

    segenap kritik dan saran dari berbagai

    pihak agar dalam penulisan dan

    penciptaan karya ini selanjutnya akan

    lebih baik.

  • 18

    DAFTAR RUJUKAN

    Achdiat, Agus. 2003. Teori dan Manajemen stres: Kontemporer dan Islam. Malang: Taroda

    Agus, Iwan. 2006. Deteksi Dini Stres di Tempat Kerja dan Cara Penanggulanganya

    Agus M. Hardjana. 1994. Stres Tanpa Distres:seni Mengolah Stres. Yogyakarta:Kanisius

    Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

    Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius

    Farid Mashudi. 2012. Psikologi Konseling. Yogyakarta:IRC

    G W. Chadwick. 1922. Harmony: A Course of Study. London.: The B. F. Wood Music Company.

    Hendro. 2007. Memperindah Permainan Keyboard dengan Menggunakan Jembatan Akor. Jakarta: PT. Kawan Pustaka

    John M. Echols. 1976. Kamus Inggris Indonesia : PT Gramedia Pustaka Utama jakarta

    John W. Santrock. 2003. Adolescence:Perkembangan Remaja (Edisi 6). Jakarta:Erlangga J.P. Chaplin. 2006. Kamus Lengkap

    Psikologi, terj:Kartini kartono. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

    Kodijat, Latifah. 1983. Istilah–Istilah Musik. Jakarta: Djambatan

    Muttaqin, Moh. 2008. Seni Musik Klasik. Jakata: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

    Pertemuan Musik Surabaya. 2015. Conductor Budi Utomo Prabowo Bersama SOOS String Quartet dan Coro Semplice Indonesia: Surabaya: Staccato

    Prier, Karl-Edmund. 1993. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

    Prier, Karl-Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

    Prier, Karl-Edmund. 2009. Ilmu Harmoni-Edisi Baru. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

    Prier, Karl-Edmund. 2011. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

    Sukohardi, Drs. Al. 2011. Edisi Revisi - Teori Musik Umum. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

    Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

    Teguh, Wangsa. 2009. Menghadapi stres dan Depresi: Seni Menikmati Hidup Agar Selalu Bahagia. Yogyakarta:Tugu Publisher

    Tim Redaksi. 2005 .Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

    PUSTAKA MAYA

    Budi, Achmad Syawal Akbari. 2013. TINJAUAN HARMONI DALAM KARYA “FIRE SHYMPONI” (online), (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/13584 diakses 9 Juli 2018).

    Heri, Yonatan Wisnu Setyawan. 2013. TINJAUAN HARMONI MUSIK DALAM KARYA MUSIK “Finding”(online), (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/19574 diakses 9 Juli 2018).

    Med, Z. (2012, April 22). “Departure –

    Joe Hishaishi”. Pencarian teratas di YouTube: Agustus - November 2012[Berkas Video]. Diperoleh dari: https://www.youtube.com/watch?v=48eiXcYzvY4 (diakses: 3 Juli 2018)

    http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/13584http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/13584http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/13584http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/19574http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/19574http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/19574https://www.youtube.com/watch?v=48eiXcYzvY4https://www.youtube.com/watch?v=48eiXcYzvY4

  • 19

    Sardjoko, Andika Gutama. 2011. KARYA MUSIK HORE DALAM TUNJAUAN HARMONI DAN POLA RITME PERMAINAN PIANO (online), (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/11584 diakses 9 Juli 2018).

    YOUTUBE. (2011, DESEMBER 2011).

    “ENNIO MORRICONE – CINEMA

    PARADISSO (IN CONCERTO - VENEZIA

    10.11.07)”.

    HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH

    ?V=WSKYOYYVNAY (DIAKSES: 3

    JULI 2018)

    YOUTUBE. (2011, APRIL 19). “TOUR DE

    JAPON - 10 THEME OF LOVE(FINAL

    FANTASY IV)”.

    HTTPS://WWW.YOUTUBE.COM/WATCH

    ?V=IBL8ZYP7N4I (DIAKSES: 3 JULI

    2018)

    http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/11584http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/11584http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/21346/11584https://www.youtube.com/watch?v=WSkyoyyvnAYhttps://www.youtube.com/watch?v=WSkyoyyvnAYhttps://www.youtube.com/watch?v=IBL8Zyp7n4Ihttps://www.youtube.com/watch?v=IBL8Zyp7n4I