TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II...
i
TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II
TENTANG ASUPAN NUTRISI ANAK PADA GOLDEN AGE
PERIODE DI RUMAH BERSALIN MEDIKA
JUWANGI BOYOLALI
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Desi Andriyani
NIM B11 010
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang
Asupan Nutrisi Anak pada Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika
Juwangi Boyolali tahun 2014”. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Yunia Renny Andhikatias, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Sumarni, Amd.Keb, selaku Pimpinan Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini
8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Imiaha ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Desi Andriyani
B11 010
TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II
TENTANG ASUPAN NUTRISI ANAK PADA GOLDEN AGE
PERIODE DI RB MEDIKA JUWANGI BOYOLALI
TAHUN 2014
xiii + 49 halaman + 20 lampiran + 5 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Prevalensi Balita Kurang Gizi pada tahun 2010 sebesar 17,9%
yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13% gizi kurang. AKB menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan salah satunya
status gizi ibu hamil. Semua calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup
sebelum hamil atau setelah hamil. Golden age periode merupakan periode rawan
karena pertumbuhan dan perkembangan di usia ini menentukan kondisinya
dikemudian hari. Studi pendahuluan 12 bumil di RB Medika Juwangi Boyolali
didapatkan hasil 8 bumil belum mengetahui dan 4 bumil sudah mengetahui tentang
nutrisi anak pada golden age periode.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada Golden Age Periode di rumah bersalin Medika Juwangi
Boyolali Tahun 2014 pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di RB Medika Juwangi Boyolali pada bulan
Maret-April 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 34 ibu hamil, pengambilan
sampel yaitu dengan teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah
kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari data primer dan data sekunder.
Variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan primigravida trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada golden age periode. Analisa menggunakan analisa
univariat.
Hasil Penelitian : dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (17,6%),
pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (67,6%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (14,8%)
Kesimpulan : Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada golden age periode di RB Medika Juangi Boyolali Tahun
2014 pada tingkat cukup
Kata Kunci : Pengetahuan, hamil, nutisi, golden age periode
Kepustakaan : 25 literatur (tahun 2006 – 2013)
vii
MOTTO
1. Sesunggunya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS. Al-Insyiroh : 6)
2. . . . dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir
(QS. Yusuf : 87)
3. Bukan tidak mungkin bagi Allah SWT, segala sesuatu bisa saja terjadi atas
izinNya. Maka, janganlah takut bermimpi. (penulis)
PERSEMBAHAN
1. Terimakasih dan sujud syukur kepada Allah
SWT atas kebesaranNya menunjukkan jalan
hidup bahwa saya dari bukan siapa siapa
mampu mengenyam pendidikan diploma III
kebidanan.
2. Terimakasih untuk ibuku tercinta, atas doamu
yang tiada henti untukku, tanpamu aku
bukanlah apa apa.
3. Hapsoro Nanung Nugroho, terimakasih atas
suport, kasih sayang dan perhatian yang tiada
tara.
4. Sahabatku Anna Laila, Ayu, Candra Suci, Desi
Maria, Amik Kusuma terimakasih atas bantuan,
do'a, nasehat, hiburan, tlaktiran, ojekan dan
semangat yang kalian berikan, tertawa dan
menangis bersama kalian, yang selalu mengisi
hari hariku
5. Teman-teman BEM, terimakasih sudah
mengajariku untuk menjadi pemimpin.
6. Teman-teman seperjuangan STIKes Kusuma
Husada Surakarta tahun 2011
7. Almamater tercinta, STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Desi Andriyani
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 14 Desember 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Klaruan Rt 01/16 Palur, Mojolaban Sukoharjo
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Palur 1 Sukoharjo Lulus tahun 2005
2. SMP Negeri 13 Kab. Tebo, Jambi Lulus tahun 2008
3. SMA Negeri 2 Kab. Tebo, Jambi Lulus tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian
1. Umum ................................................................................. 3
2. Khusus ................................................................................ 4
1. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
2. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5
3. Sistematika Penulisan .................................................................. 5
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 7
1. Pengetahuan ........................................................................... 7
2. Kehamilan ............................................................................. 17
3. Bayi Balita .............................................................................. 20
4. Nutrisi Anak Golden Age Periode…..................................... 21
B. Kerangka Teori............................................................................. 28
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 31
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 32
E. Definisi Operasional .................................................................... 32
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 36
I. Etika Penelitian ............................................................................ 39
J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................ 41
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 42
C. Pembahasan .................................................................................. 44
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 47
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 48
B. Saran ............................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 28
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 29
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Pengetahuan ..................................................... 44
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis dan Frekuensi bayi usia 0 – 2 tahun .................................... 26
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian .................................................... 33
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ............. 42
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang asupan
nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika
Juwangi Boyolali tahun 2014........................................... .............. 43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian
Lampiran 13. Kunci Jawaban Penelitian
Lampiran 14. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 15. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 16. Tabel Nilai r Product Moment
Lampiran 17. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 18. Data Tabulasi Penelitian
Lampiran 19. Perhitungan Manual Hasil Penelitian
Lampiran 20. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang konsen terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Dilihat dari hasil SDKI tahun 2012 Angka Kematian
Bayi (AKB) mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 36 per 1.000
kelahiran hidup menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan target MDGs
pada tahun 2015 adalah 32 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. Indikator
lainnya adalah status gizi anak, dimana berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi Balita Kurang Gizi (BKG) pada tahun
2010 adalah sebesar 17,9 persen yang terdiri dari 4,9 persen gizi buruk dan 13
persen gizi kurang (SDKI, 2012).
Angka Kematian Bayi AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar
10,75 per 1.000 kelahiran hidup, AKB merupakan jumlah kematian bayi (0-11
bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi
ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan
dan sosial ekonomi (Profil Kesehatan Prop. Jawa Tengah, 2012).
Kehamilan adalah suatu hal yang dapat membuat keluarga bahagia dalam
kehidupan. Saat kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat
alami. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum hamil
2
dan setelah hamil. Mempunyai kebiasan makan yang teratur dan bergizi,
berolah raga teratur dan tidak meorokok. Jika ibu tidak mendapat gizi yang
cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita
kekurangan gizi. Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan sebagian
oleh faktor keturunan, akan tetapi lingkungan mempunyai peranan yang besar.
Faktor-lingkungan yang yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah
masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan
jasmani keadaan kesehatan. Bagi pertumbuhan bayi yang penting tentunya
pemberian makanan yang kualitas maupun kuantitasnya baik hingga bayi dapat
tumbuh normal (Paath, dkk, 2005).
Masa kanak-kanak terutama usia balita yang sering disebut golden age
periode merupakan periode yang “rawan” karena pertumbuhan dan
perkembangan di usia ini menentukan kondisinya di kemudian hari. Terkait hal
tersebut, asupan makanan bergizi sangat penting diperhatikan karena
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel otak sebagai dasar kecerdasan setiap
individu. Sejak janin dalam kandungan dan usia bayi hingga usia sekitar dua
tahun, pertumbuhan sel otak begitu cepat. Oleh sebab itulah sejak dini
orangtua dianjurkan dapat memberikan makanan yang baik dan sehat yang
notabene mengandung zat-zat gizi penting untuk si kecil. Orangtua perlu
mengatur pola makan buah hati dengan asupan gizi seimbang dan bervariasi.
Dalam menu sehari misalnya terdapat sayuran, buah-buahan, biji-bijian,
produk susu dan sebagainya (Kompas, 2013).
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RB Medika
Juwangi Boyolali jumlah kunjungan ibu hamil pada bulan Oktober yaitu
sebanyak 37 ibu hamil. Setelah penulis melakukan wawancara dengan
memberikan pertanyaan tentang nutrisi anak pada golden age periode terhadap
12 ibu hamil didapatkan 8 ibu hamil belum mengetahui tentang nutrisi anak
pada golden age periode dan 4 ibu hamil sudah mengetahui tentang nutrisi
anak pada Masa kanak-kanak-- terutama usia balita yang sering disebut golden
age periode merupakan periode yang “rawan” karena pertumbuhan dan
perkembangan di usia ini menentukan kondisinya di kemudian hari. Terkait hal
tersebut, asupan makanan bergizi sangat penting diperhatikan
Karena pertumbuhan dan perkembangan pada golden age period
menentukan kondisinya di kemudian hari, asupan makanan bergizi sangat
penting diperhatikan untuk itu penulis tertarik mengambil judul “Tingkat
Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang Asupan Nutrisi Anak pada
Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2013
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan primigravida Trimester
II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
Medika Juwangi Boyolali tahun 2014?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
4
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II
tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
Medika Juwangi Boyolali.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
Medika Juwangi Boyolali pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
Medika Juwangi Boyolali pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
Medika Juwangi Boyolali pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan pengetahuan
dan penelitian selanjutnya.
2. Peneliti
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,
khususnya tingkat pengetahuan asupan nutrisi anak pada golden age
periode.
5
3. Institusi
a. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya
atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan
kebidanan khususnya tentang asupan nutrisi anak pada golden age
periode.
b. Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali
Sebagai bahan masukan dan peningkatan pelayanan khususnya dalam
upaya mempersiapkan pada ibu hamil untuk menjadi seorang orang tua
yang seutuhnya.
E. Keaslian Penelitian
Peneliti belum menemukan penelitian yang sejenis.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan, konsep dasar
kehamilan, nutrisi anak golden age periode, kerangka teori dan
kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta
etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran umum penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik
atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha
manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). Sedangkan menurut
Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu
dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-
barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang
dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan
masalah kejiwaan.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai
dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa
8
seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi
ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
9
5) Sintesa (Syntesis)
Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
b. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
10
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
11
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman
merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan
manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali
melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
12
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat
manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini
manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-
pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus
kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
13
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian
ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini
dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode
berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen
yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-
pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
14
1) Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
2) Media masa atau informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
15
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
16
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan
hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
d. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau
responden. Dari hasil wawanar tersebut menurut Riwidikdo (2009),
dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Kehamilan
a. Pengertian
Menurut Wiknjosastro (2010), kehamilan adalah suatu proses yang
dimulai dari konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel sperma) sampai
lahirnya janin dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
17
b. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenore
Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya
konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi.
b) Mual dan mutah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama
pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
d) Sinkope (pingsan)
Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
18
Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini
sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma
gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra,
linea alba makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi
areola mamae, puting susu semakin menonjol).
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)
d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
tampak lebih merah dan kelam)
e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan).
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.
19
g) Teraba ballotement
h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif)
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat
diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin
dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler
pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -
umur kehamilan 17 – 22 minggu.
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16
minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka
janin dapat dilihat.
c. Klasifikasi kehamilan
Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga
triwulan:
1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu
2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu
3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu
Menurut Wiknjosastro (2010), gravida dapat dibedakan menjadi 3
yaitu primigravida, multigravida, dan grandemultigravida:
a. Primigravida
20
Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
b. Multigravida
Multigravida adalah wanita yang telah hamil dua sampai 4 kali.
c. Grandemultigravida
Grandemultigravida adalah wanita yang telah hamil lebih dari 5 kali.
3. Bayi balita
Masa bayi berlansung selama 2 tahun pertama kehidupan setelah
periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap
sebagai keadaan tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar untuk
semakin mandiri, masa bayi adalah masa yang sesungguhnya meskipun
seluruh anak merupakan masa dasar. Beberapa tugas perkembangan masa
bayi dan awal masa kanak-kanak, yaitu: belajar makan-makanan, belajar
berjalan, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan kotoran,
mempelajari perbedaan seks, belajar membedakan benar dan salah, mulai
mengembangkan hati nurani, masa perkembangan anak sampai usia 3
tahun adalah masa kritis atau yang disebut dengan golden age atau golden
periode.
Masa bayi berlangsung selama 2 tahun pertama kehidupan setelah
periode bayi baru lahir, selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap
sebagai keadaan tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar untuk
semakin mandiri. Masa bayi adalah masa dasr yang sesungguhnya,
meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar
(Marimbi, 2009).
21
Sedangkan menurut Proverawati dan Asfuah (2009), Balita atau
anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga
bayi di baah satu tahu juga termasuk dalam golongan balita. Balita usia 1 –
5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: anak usia lebih dari 1 tahun
sampai 3 tahun (Batita) dan anak usia antara 4 – 5 tahun (Balita).
4. Nutrisi anak Golden Age Periode
a. Pengertian Nutrisi
Nutrisi (gizi)merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan
serta hubungannya dengan kesehatan. Nutrisi membahas sifat-sifat
nutrien. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat
nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh
metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan
(ketidakcukupan) zat gizi (Paath, dkk, 2005). Nutrisi atau gizi adalah
makanan dan zat gizi dalam makanan yang berguna bagi kesehatan
(Purwitasari dan Maryanti, 2009).
b. Tujuan pemberian nutrisi
Menurut Purwitasari dan Maryanti (2009), tujuan pemberian nutrisi
pada bayi yaitu: mencapai, memperbaiki dan mempertahankan
kesehatan tubuh melalui konsumsi makanan. Makanan harus memenuhi
kebutuhan fisik yaitu memberi rasa kenyang, kebutuhan kimia yaitu
memenuhi kebutuhan nutrisi dan kebutuhan biologis yaitu memberi rasa
puas.
c. Tahapan pemberian nutrisi pada bayi Golden Age Periode
22
1) Bayi baru lahir – 6 bulan
Makanan paling bagus pada usia ini adalah ASI. Maka
berikanlah ASI pada bayi sedini mungkin. Waktu dan lama
menyusui disesuaikan kondisi serta kebutuhan bayi
(Riyadi dan Ratnaningsih, 2012).
ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna
bagi bayi 0 – 6 bulan. Untuk itu ibu harus menerapkan pola makan
yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui
ASI. Word Health Organiasi (WHO) ASI eksklusif adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula,
air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain (Marimbi,
2010).
Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu ASI
sebagai nutrisi dikarenakan ASI merupakan sumber gizi yang sangat
ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI meningkatkan
daya tahan tubuh bayi. Bayi yang baru lahir secara alamiah
mendapat immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun,
kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir.
Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang
dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau
23
berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang
mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.
Menurut Arini (2012), komposisi yang terkandung dalam
ASI, yaitu :
a) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak
dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam
ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida
dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan
gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI.
b) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadarnya
paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah
dipecah menjadi glukosa dan galaktrose dengan bantuan enzim
laktosa sejak lahir. Lakstosa mempunyai manfaat lain yang
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
lactobacilus bifidus.
c) Protein
Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein
ASI sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang
lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi).
Selain mudah di cenan, dalam ASI terdapat dua macam asam
24
amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin.
Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin
untuk pertumbuhan otak.
d) Garam dan mineral
Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan
baik sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral
yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah
dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu
formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi
dibanding ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap.
Walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi
sampai berumur 6 bulan.
e) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K
yang befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah
terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap.
Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam
kolostrum.
2) Usia 6 – 12 bulan
Menurut Sutomo (2013), sejalan dengan bertambahnya usia
bayi, maka kebutuhan nutrisinya juga bertambah. Gizi untuk bayi
25
tidak akan mencukupi lagi dengan ASI, sehingga diperlukan
makanan pendamping ASI (MPASI).
Tujuan pemberian MPASI yaitu melengkapi zat gizi ASI yang
sudah berkurang, mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan
bentuk, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan
menelan, mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung
energi tinggi (Marimbi, 2010).
3) Usia 12 – 18 Bulan
Menurut Marimbi (2009), asupan zat gizi yang lengkap masih
terus dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang. Zat gizi yan
dibutuhkan anak usia 12 – 18 bulan ini porsi makanan yang
dikonsumsi bertambah sesuai denan pertambahan berat badan
tubuhnya. Makanan memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya pola
makan yang baik dan teratur perlu dikenalkan sejak dini, antara lain
dengan pengenalkan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi
seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanaan sehari-hari
pada saat:
Pagi : sarapan
Pukul 10.00 WIB : sebagai selingan yaitu tambahan susu
Pukul 12.00 WIB : pada waktu makan siang
Pukul 18.00 WIB : pada waktu makan malam
26
Menurut Paath, dkk (2005), setelah anak berumur satu tahun
menuna harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi
susu, daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang
diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya
anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Ada
kalanya ana tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu memberikan
susu. Anak di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang
menunjukkan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat yang
tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi.
Tabel 2.1 Jenis dan Frekuensi bayi usia 0 – 2 tahun
Umur Jenis dan Frekuensi
0 – 2 bulan ASI sekehendak
2 – 4 bulan ASI Sekehendak
4 – 6 bulan ASI Sekehendak
6 – 9 bulan ASI sekehendak
Buah 1 – 2 kali
Makanan lumat 2 kali
Makanan lembek 1 kali
9 – 12 bulan ASI/ PASI 2 kali
Buah 1 – 2 kali
Makanan lumat 1 kali
Makanan lembek 2 kali
Telur 1 kali
12 – 24 bulan ASI 2 – 3 kali
Buah 1 kali
Bubur susu 3 kali
Makanan kecil 1 kali
Sumber: Purwitasari (2009)
27
4) Anak usia 3 – 4 tahun
Anak usia 3 – 4 tahun mulai fase negatifisik yaitu menolak
makanan karena menunjukkan keakuannya. Makanan selalu ditolak,
maka ibu harus menyajikan makanan semenarik mungkin. Kadang
bisa jadi anak tidak lapar karena sudah terlalu banyak makan
makanan selingan. Anak usia 3 – 4 atau sekitar 4 tahun sering kali
susah untuk makan karena mereka lebih asik untuk bermain
(Waryana, 2010).
d. Penyebab kekurangan gizi
Menurut Waryana (2010) penyebab kekurangan gizi , yaitu
1) Penyebab langsung
Penyebab tak langsung yaitu makanan anak dan infeksi yang
mungkin diderita anak. Penyebab gizi anak tidak hanya disebabkan
oleh makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit anak yang
mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau
demam dapat menderita kurang gizi. Dengan demikian anak yang
makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah
dan mudah terserang penyakit.
2) Penyebab tak langsung
Penyebab tak langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola
pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan anggota keluarga
28
untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam
jumlah yang cukup dan baik mutunya.
29
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Waryana (2010)
Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
3. Cara memperoleh
pengetahuan
4. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
5. Cara pengukuran
pengetahuan
Kehamilan
Nutrisi Anak
Golden Age
Periode
Primigravida
Multigravida
Grandemultigravida
1. Pengertian Nutrisi
2. Tujuan pemberian
nutrisi
3. Tahapan pemberian
nutrisi pada bayi
Golden Age Period
4. Penyebab
kekurangan gizi
30
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Baik
Cukup
Kurang
Nutrisi Anak
Golden Age
Periode
Pengetahuan
ibu hamil
31
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut
Susetyo (2012), penelitian deskriptif hanya mereduksi, menguraikan atau
memberikan keterangan suatu data, fenomena atau keadaan ke dalam beberapa
besaran untuk disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti. Penelitian
kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk
angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo,
2010). Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan primigravida
Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah
Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret dan 15 April 2014.
33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti
tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,
masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
(Silalahi, 2012). Rata – rata kunjungan ANC ibu hamil primigravida
trimester II di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada bulan
Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014 yaitu 37 orang. Populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah ibu primigravida trimester II yang
melakukan kunjungan ANC pada tanggal 15 Maret 2014 dan 15 April
2014 di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali yaitu ada 34 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi,
2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat
diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil primigravida Trimester II di Rumah Bersalin Medika
Juwangi Boyolali pada saat penelitian berlangsung berjumlah 34 sampel.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Dalam penelitian
ini teknik sampling dengan menggunakan sampling jenuh yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel
34
(Sugiyono, 2010). Jumlah sampling yang dilakukan pada penelitian ini ada
34 responden.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan
primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Pengetahuan
ibu hamil
tentang
asupan
nutrisi anak
golden age
periode
Kemampuan Ibu
hamil menjawab
dengan benar
kuesioner tentang
asupan nutrisi
anak golden age
periode
1. Baik : Bila nilai
responden yang diperoleh
(x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai
responden mean -1 SD ≤ x
≤ mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai
responden yang diperoleh
(x) < mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal
35
yang di ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Kuesioner
diambil dari sumber teori tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode.
Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif (favorable) dengan skor
1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah, pernyataan negatif
(unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan dengan skor 1 untuk
jawaban salah, jumlah pernyataan ada 35 pernyataaan.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pernyataan Penelitian
Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah
Soal Favourable Unfavourable
Tingkat
pengetahuan Ibu primigravida
trimester II
tentang tentang
asupan nutrisi
anak pada
golden age
periode
1. Pengertian nutrisi 1,2,4 3 4
2. Tujuan pemberian
nutrisi 5,6,8,9 7, 5
3. Tahapan pemberian
pada bayi golden age
periode
11,13,14,16,
17,18,19,21,
22,23,26,27,
29
12,15,20,24,
30 18
4. Penyebab kekurangan
gizi 31,32,33,34 35 5
Jumlah 32
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji
validitas dan reliabilitas dilakukan di RB Barokah Juwangi Boyolali pada
tanggal 16 Januari 2014 dengan 30 responden, dengan hasil 32 pernyataan
valid dan 3 pernyataan tidak valid.
1. Uji Validitas
36
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment. Menurut Hidayat (2011), rumus product moment yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 0,05, begitu pula
sebaliknya jika nilai rhitung < rtabel berarti tidak valid. Setelah dilakukan uji
validitas didapatkan 3 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 25
dan nomor 28, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan
dalam kuesioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
Nrxy
37
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Σ−
−
=t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005). Setelah dilakukan uji reliabilitas dari 32 pernyataan valid
didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,913 > 0,60, sehingga
instrument dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner tentang asupan nutrisi anak
pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali,
kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi
kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
Data yang diperoleh terdiri dari:
38
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner oleh
ibu primigravida trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age
periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali yang berjumlah 34
responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data
berdasarkan buku registrasi kunjungan ANC di Rumah Bersalin Medika
Juwangi Boyolali pada tahun 2014, yaitu ada 38 primigravida trimester II
yang melakukan kunjungan ANC pada bulan Januari 2014 dan Februari
2014.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)
adalah:
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa
data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada
responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab
39
dengan lengkap. Pada saat Editing tidak ada kuesioner yang kurang
lengkap.
b. Coding
Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Setelah editing selesai, kegiatan
selanjutnya ialah memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan selanjutnya ialah menghitung data dari jawaban kuesioner
responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam
table atau disebut tabulating.
d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Setelah tabulasi data selesai, kegiatan selanjutnya memasukkan data
yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode
(angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau soffware
komputer.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian
di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut pembersihan
data (data cleaning).
40
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya
mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan
primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age
periode.
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
x∑
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
∑ x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai
untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-
ratanya.
41
Rumus :
SD = 1
)( 2
2
−
− ∑∑n
n
xixi
Keterangan:
x : nilai responden
n : jumlah responden
Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan Ibu hamil tentang
asupan nutrisi anak golden age periode digunakan rumus persentase.
Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:
fi
Persentase = ––– x 100%
n
fi = Frekuensi
n = total kasus
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
42
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali
dipimpin oleh Ibu Sumarni, Amd. Keb dengan dibantu 1 Dokter dan 9 bidan.
Secara umum jenis pelayanan yang diberikan Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali antara lain meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB,
Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), cek darah dan penyakit umum.
Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali melayani selama 24 jam.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan
sudah cukup memadai terdiri dari Kelas 1 terdapat 2 kamar dengan masing-
masing 1 tempat tidur, Kelas 2 terdiri dari 4 kamar masing-masing 2 tempat
tidur, kelas 3 terdiri dari 2 kamar masing-masing 2 tempat tidur, 1 ruang
bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar mandi untuk pasien.
Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali menerapkan ibu dan bayi dirawat
dengan sistem rawat gabung (rooming in) dan buka 24 jam. Selain itu Rumah
Bersalin Medika Juwangi Boyolali juga melayani sakit umum, medikasi atau
jahit luka, gangguan reproduksi dan USG (Ultra Sonografi).
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan primigravida Trimester II
tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
44
Medika Juwangi Boyolali tahun 2014 dengan jumlah responden sebanyak 34
orang.
1. Hasil perhitungan
Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age
periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014 pada
kategori baik, cukup dan kurang.
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
Variabel N Min Max Mean Std. Deviation
pengetahuan
primigravida
Trimester II tentang
asupan nutrisi anak
pada golden age
periode di Rumah
Bersalin Medika
Juwangi Boyolali
tahun 2014
34 11,00 29.00 22,7 5,2
Sumber : data primer, April 2014
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 22,7 dan
nilai standar deviasi sebesar 5,2.
2. Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan hasil perhitungan mean dan standar deviasi digunakan untuk
perhitungan tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan
nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali tahun 2014 yaitu :
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD
(x) > 22,7+ 1 x 5,2
(x) > 27,9
45
Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 27,9
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD
22,7 – 1 x 5,2 ≤ x ≤ 22,7+ 1 x 5,2
(x) 17,5 ≤ x ≤ 27,9
Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 17,5 ≤ x ≤ 27,9
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD
(x) < 22,7 – 1 x 5,2
(x) < 17,5
Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 17,5
Hasil penelitian tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang
asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika
Juwangi Boyolali tahun 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang asupan
nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin
Medika Juwangi Boyolali tahun 2014
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
6
23
5
17,6
67,6
14,8
Total 34 100
Sumber : data primer, Mei 2013
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan baik sebanyak 6 responden (17,6%), tingkat pengetahuan
dalam kategori cukup sebanyak 23 responden (67,6%), tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,8%), sehingga mayoritas
responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup.
Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi
anak pada golden age periode
Boyolali tahun 2014 dapat digambarkan pada diagram pie di bawah ini,
sebagai berikut:
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden
menunjukkan hasil bahwa
responden (17,6%),
responden (67,6%), tingkat p
(14,8%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan
primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada
di Rumah Bersalin
Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang hampir 90 %
Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi
golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi
tahun 2014 dapat digambarkan pada diagram pie di bawah ini,
sebagai berikut:
Gambar 4.1
Diagram Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden
menunjukkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 6
responden (17,6%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 23
responden (67,6%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(14,8%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan
primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode
di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada tingkat pengetahuan c
Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang hampir 90 %
Cukup
67,6%
Kurang
14,8%
Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II
tentang asupan nutrisi anak pada golden age
periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali
46
Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi
Medika Juwangi
tahun 2014 dapat digambarkan pada diagram pie di bawah ini,
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden
responden dengan pengetahuan baik sebanyak 6
pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 23
engetahuan kurang sebanyak 5 responden
(14,8%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan
golden age periode
pada tingkat pengetahuan cukup.
Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang hampir 90 %
Baik
17,6%
Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II
golden age
di Rumah Bersalin Medika Juwangi
47
berpendidikan SMP, usia, dan pengalaman yang kurang. Responden yang
tingkat pengetahuannya baik hal ini dipengaruhi oleh pendidikan responden
yang sudah sampai jenjang SLTA sederajat, sedangkan responden yang
tingkat pengetahuannya kurang, dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia yang
masih belia, dan pengalaman yang kurang.
Menurut Nashrulloh (2009), pengetahuan adalah apa yang diketahui
oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu
merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses
usaha manusia untuk tahu. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), pada
dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu,
atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat
akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang
bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Berdasarkan analisa kuesioner mayoritas responden kurang tepat pada
pernyataan tahapan pemberian nutrisi pada bayi golden age periode. Menurut
Riyadi dan Ratnaningsih (2012), makanan paling bagus pada usia ini adalah
ASI. Maka berikanlah ASI pada bayi sedini mungkin. Waktu dan lama
menyusui disesuaikan kondisi serta kebutuhan bayi. Sedangkan menurut
Sutomo (2013), sejalan dengan bertambahnya usia bayi, maka kebutuhan
nutrisinya juga bertambah. Gizi untuk bayi tidak akan mencukupi lagi dengan
ASI, sehingga diperlukan makanan pendamping ASI (MPASI).
48
Menurut Marimbi (2009), asupan zat gizi yang lengkap masih terus
dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang. Zat gizi yan dibutuhkan
anak usia 12 – 18 bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi bertambah sesuai
denan pertambahan berat badan tubuhnya. Makanan memegang peranan
penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan
oleh setiap individu.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian responden sering bertanya kepada peneliti
hal ini dikarenakan ibu juga kurang mengetahui maksud dari kuesioner
sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu menjawab
pertanyaan tersebut.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup
sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden,
49
selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab
benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan,
b. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan
sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Primigravida
Trimester II tentang Asupan Nutrisi Anak pada Golden Age Periode di Rumah
Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014. Responden dalam penelitian ini
terdiri dari 34 Responden, kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:.
1. Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang Asupan Nutrisi
Anak pada Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 responden (17,6%),
2. Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang Asupan Nutrisi
Anak pada Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali tingkat pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (67,6%),
3. Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang Asupan Nutrisi
Anak pada Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi
Boyolali tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,8%).
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan dengan mencari
informasi tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan dengan banyak
membaca dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan.
51
2. Bagi Rumah Bersalin (RB)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
usaha meningkatkan.kesehatan ibu dan anak
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya mengenai kebutuhan nutrisi pada ibu hamil selama kehamilan
dan dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatkan hasil
yang lebih baik.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arini, H. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?. Yogyakarta: Flashbook
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,
http://wwww.forbetterhealth.wordpress.com. Diakses tanggal 23 Oktober
2012
Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika
Kompas, 2013. Gizi Berkualitas Pengaruhi “Masa Emas” Anak. Diakses tanggal
29 November 2013
Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit KAndungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada
Anak. Yogyakarta: PT. Nuha Medika
Nasrulloh, A. 2009. Perbedaan Antara Ilmu dan Pengetahuan. melalui
http://www.filsafatindonesia1001.wordpress.com. Diakses 23 November
2013
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
–––––––––––––––––––. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Paath, dkk. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Purwitasari dan Maryanti, 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi
Teori dan Praktek. Yogyakarta: PT. Nuha Medika
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia
Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Proverawati dan Asfuah, 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: PT.
Nuhamedika
Riwidikdo, H. 2006. Statistik Peneitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
53
–––––––––––––––. 2009. Statistik Peneitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan
SPSS.. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Riyadi dan Ratnaningsih. 2012. Tumbang. Cara Praktis Orang Tua untuk
Memanta Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sekarsari, B. A. 2013. Gizi untuk Otak. Jakarta: PT Aspirasi Pemuda
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi
Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Sutomo, B. 2013. Kumpulan Resep MPASI Harian untuk Bayi (6 – 24 bulan)
Dilengkapi Nilai Kandungan Gizi. Jakarta: PT. Tranmedia
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama