TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG ...

110
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA TAHUN 2013 (PENELITIAN DESKIRIPTIF) OLEH: YUERNY UTAMY NIM:2010.A.01.0049 i

description

TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA TAHUN 2013

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG ...

Page 1: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG

PALANGKA RAYA TAHUN 2013

(PENELITIAN DESKIRIPTIF)

OLEH:YUERNY UTAMY

NIM:2010.A.01.0049

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANTAHUN 2013

i

Page 2: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG

PALANGKA RAYA TAHUN 2013

(PENELITIAN DESKIRIPTIF)

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Pada ProgramStudi DIII Kebidanan diSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Eka Harap Palangka Raya

OLEH:YUERNY UTAMY

NIM:2010.A.01.0049

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANTAHUN 2013

i

Page 3: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah/ berjanji bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri

dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Palangka Raya, Agustus 2013

Yang Menyatakan,

YUERNY UTAMY

ii

Page 4: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Ini telah disetujui untuk di uji

Tanggal, Agustus 2013

Oleh:

PEMBIMBING

AMALIA MUSTIKAWATI, SST

iii

Page 5: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

PENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi

Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2013.

Nama : Yuerny Utamy

NIM : 2010. A. 01. 0049

Karya Tulis Ilmiah Ini telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal, Agustus 2013

PANITIA PENGUJI

Ketua : Winarti Tri Wijayanti, SSi. T (.....................................)

Anggota : Amalia Mustikawati, SST (.....................................)

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

(Sarah H. Rintuh S.Pd)

iv

Page 6: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB implant Tentang Alat Kontrasepsi

Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya Tahun 2013.

Nama : Yuerny Utamy

NIM : 2010. A. 01. 0049

Karya Tulis Ilmiah Ini Ini telah Di Uji dan Disetujui Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal, Agustus 2013

PANITIA PENGUJI

Ketua : Winarti Tri Wijayanti, SSi. T (.....................................)

Anggota Amalia Mustikawati, SST (.....................................)

Ketua STIKES Ketua Prodi DIII Kebidanan

(Dra. Mariaty Darmawan, MM ) (Sarah. H. Rintuh, S.Pd)

v

Page 7: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

MOTTO

vi

MOTTO

Janganlah terus menyesali

kegagalan, yang terpenting

bukan seberapa banyak

kegagalan itu, tetapi seberapa

banyak kita mampu bangkit

kembali…

Karena

Di balik kesulitan itu ada

kemudahan

Esok akan merekah bunga yang

harum mengusir kesedihan

menjadi penghibur hati…

Page 8: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi

Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah tahun

2013 tepat pada waktunya.

Dalam penulisan laporan Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Mariaty Darmawan, MM selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka

Raya.

2. Ibu Sarah H. Rintuh, S.Pd selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

3. Amalia Mustikawati, SST selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran dengan penuh kesabaran

selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar Jurusan prodi DIII-Kebidanan yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu pengetahuan selama ini.

5. Kedua Orang tua dan Adik – adik Saya yang selama ini telah memberikan

dukungan, kasih sayang serta doa.

6. Teman – teman jurusan DIII-Kebidanan Angkatan I dan semua pihak yang telah

banyak memberikan dukungan semangat pada penulis dalam penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini.

vii

Page 9: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

7. Tempat penelitian yaitu Puskesmas Panarung Kelurahan Pahandut Kota Palangka

Raya yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada saya untuk untuk

melakukan penelitian.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Kebidanan.

.

Palangka Raya, Agustus 2013

Peneliti

viii

Page 10: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

LEMBAR PERSEMBAHAN

ix

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan segenap ketulusan kupersembahkan ucapan

terima kasih dengan cinta dan kasih sayang yang tiada

terkira bagimu:

Tuhan Yesus dengan berkat dan karuniaMu serta

pernyataanMu di sepanjang hidupku dan Tidak

pernah meninggalkan Ku walau dalam keadaan

apapun.

Kepada Papah dan Mamah atas kasih sayang,

dukungan dan do’anya. Kalian adalah orang yang

sempurna bagiku dari kecil hingga sampai saat ini

yang selalu sabar dan tiada lelah mendidik dan

membimbing ku dengan setia.

Kedua adik – adik ku yaitu Dicky dan Vegy terima

kasih atas supportnya aku sayang sama kalian

semua, aku sayang kalian.

Sahabatku Bocor Dika dan Bocor Yomi, Eping,

Widari, Nia, Ririn, Yuyun, Iin, Novia (Inyong) yang

selalu menemaniku dalam suka duka, dan yang

Page 11: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

INTISARI

Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya

Oleh: Yuerny Utamy

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel pserma. Kontrasepsi Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah PUS yang paling terbanyak adalah di Puskesmas Panarung yaitu dengan jumlah PUS 10.214 pasangan dari jumlah PUS Kota Palangka Raya 40.914 pasangan, dengan jumlah peserta KB baru 1.489 peserta (14,6%), dan KB Aktif 5.268 peserta (51,6%). Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsinya di puskesmas Panarung yaitu KB pil 49,3%, suntik 42,7%, implan 3,1%, IUD 2,3%, MOP 0,0%, dan MOW 2,8%. Dari data proporsi peserta KB aktif kontrasepsi implant tersebut, puskesmas Panarung menduduki urutan nomor tiga paling rendah perserta KB implant yaitu dengan jumlah peserta 165 (3,1%) peserta. Sehingga peneliti mengambil kesimpulan dimana untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan atau komunikasi secara langsung dengan sekelompok ibu Aseptor KB Implant dengan tujuan memberikan informasi serta edukasi tentang Alat Kontrasepsi Implant. Dengan adanya perencanaan tersebut diharapkan ibu Aseptor KB Implant dapat lebih mengetahui dan mengerti tentang Alat Kontrasepsi Implant. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu 165 akseptor KB Implant dengan jumlah sampel 30 responden, tekhnik sampling yang digunakan non probability sampling (accidental sampling). Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penyajian hasil menggunakan diagram dan presentase. Data di analisis menggunakan editing, coding, scoring, dan tabulating.

Hasil penelitian dapat disimpulkan dari 30 reapondens sebagian besar responden tingkat pengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%) sebagian kecil dari responden berpengetahuan kurang yaitu 10 responden (33%) sedangkan responden yang berpengetahuan baik yaitu 5 responden (17 %). Respondens rata – rata berpendidikan SMA.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, PUS dan Alat Kontrasepsi Implant

Literatur : 13 Buku, dari tahun 2002 – 2010

x

Page 12: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

ABSTRACT

Knowledge level Acceptor KB Implant Contraceptive Implants On The Health Clinic Panarung Palangkaraya

By: Yuerny Utamy

Contraception is to avoid or prevent the occurrence of pregnancy as a result of a meeting between the egg and cell pserma. Implant contraception is a contraceptive device that contains levonorgetrel silastik capsules wrapped in silicon and silicon polidymetri disusukan under the skin. PUS is the most highest amount is in Puskesmas Panarung ie the number of total PUS 10,214 couples Palangkaraya City 40 914 pairs, the number of new family planning acceptors 1,489 participants (14.6%), and KB Active 5,268 participants (51.6%). KB active participants in health centers by type of contraceptive pill KB Panarung ie 49.3%, 42.7% injectable, implantable 3.1%, 2.3% IUD, MOP 0.0%, and 2.8% MOW. From the data the proportion of active participants KB contraceptive implant, the clinic Panarung three ranks lowest number of participants KB implant with the number of participants is 165 (3.1%) participants. So the researchers concluded that to solve the problem is by approach or communicate directly with a group of mothers with the aim acceptor KB Implants provide information and education about Contraceptive Implant. With the expected mother is planning acceptors KB Implants can better know and understand about the Contraceptive Implant. To find out the level of knowledge of family planning acceptors mother of Implant Contraceptive Implants in district health centers Pahandut Panarung Palangkaraya.

This study uses descriptive. The population in this study is 165 implant acceptors with a sample of 30 respondents, the sampling technique used non-probability sampling (accidental sampling). Collecting data using questionnaires. Presentation of the results using charts and percentages. Data were analyzed using the editing, coding, scoring, and tabulating.

It can be concluded from the 30 most respondents reapondens enough knowledge level that is 14 respondents (50%) fraction of the less knowledgeable respondents ie 10 respondents (33%), while respondents were knowledgeable both the 5 respondents (17%). Respondens average - average high school educated.

Keywords: Knowledge Level, PUS and Contraceptive Implant

xi

Page 13: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL LUARHALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................................iSURAT PERNYATAAN............................................................................................iiLEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH...........................ivPENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH..............................................................vMOTTO.......................................................................................................................viKATA PENGANTAR..............................................................................................viiLEMBAR PERSEMBAHAN......................................................................................ixINTISARI.....................................................................................................................xDAFTAR ISI..............................................................................................................xiiDAFTAR BAGAN....................................................................................................xiiiDAFTAR TABEL......................................................................................................xivDAFTAR DIAGRAM................................................................................................xvDAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xviBAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................11.1 Latar Belakang..................................................................................................11.2 Rumusan Masalah.............................................................................................41.3 Tujuan...............................................................................................................51.3.1 Tujuan umum....................................................................................................51.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................51.4 Manfaat Penelitian............................................................................................51.4.1 Teoritis..............................................................................................................51.4.2 Praktis................................................................................................................5BAB II TINJAUAN PUSAKA.....................................................................................72.1 Tinjauan Konsep Dasar Pengetahuan................................................................72.1.1 Pengertian Pengetahuan....................................................................................72.1.2 Tingkat Pengetahuan.........................................................................................72.2 Tinjauan Konsep Dasar Keluarga berencana..................................................112.2.1 Pengertian keluarga Berencana.......................................................................112.2.2 Tujuan Keluarga Berencana............................................................................122.2.3 Sasaran Program KB.......................................................................................122.2.4 Ruang lingkup Program KB............................................................................132.2.5 Manfaat Usaha KB di Pandang dari Segi Kesehatan......................................132.2.6 Aseptor KB......................................................................................................132.3 Tinjauan Konsep Dasar Kontrasepsi...............................................................142.3.2 Pengertian kontrasepsi....................................................................................142.3.2 Metode Kontrasepsi Implant...........................................................................15BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................19

xii

Page 14: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

3.1 Desain Penelitian.............................................................................................193.2 Kerangka kerja................................................................................................193.3 Identifikasi Variabel........................................................................................213.4 Definisi Operasional........................................................................................213.5 Populasi, Sampel, dan Sampling.....................................................................303.5.1 Populasi...........................................................................................................303.5.1 Sampel.............................................................................................................303.5.2 Sampling.........................................................................................................313.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data..............................................................323.6.1 Pengumpulan Data..........................................................................................323.6.2 Analisa Data....................................................................................................333.7 Keterbatasan....................................................................................................353.8 Etika Penelitian...............................................................................................353.8.1 Informed consent.............................................................................................353.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)................................................................................353.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality).........................................................................36BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................374.1 Hasil Penelitian...............................................................................................374.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian.......................................................................374.1.1 Data Umum.....................................................................................................384.1.2 Data Khusus....................................................................................................404.2.1 Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Pengertian Implant Di

Puskesmas Panarung Palangka Raya..............................................................444.2.2 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Keuntungan

Atau Manfaat Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya.....................454.2.3 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau

Efek Samping Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya...................464.2.4 Tingkat Pengetahuan Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi

Implant............................................................................................................46BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................485.1 Kesimpulan.....................................................................................................485.2 Saran................................................................................................................495.2.1 Bagi Aseptor KB Implant................................................................................495.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya................................................................................49

xiii

Page 15: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.4.1 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013.........................................................................................18

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KBImplant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Kecamatan Pahandut Palangka Raya.................................20

xiv

Page 16: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya..................................29

xv

Page 17: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Identifikasi Responden Berdasarkan Umur Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.............................................................................38

Diagram 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.............................................................................39

Diagram 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.............................................................39

Diagram 4.4. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant tentang Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.........40

Diagram 4.5 Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant Tentang Pengertian Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya Agustus 2013......................................................................................41

Diagram 4.6 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden keuntungan atau manfaat Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013......................................................................................41

Diagram 4.7 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden kerugian atau efek samping Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013......................................................................................42

xvi

Page 18: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

DAFTAR LAMPIRAN

1 Permohonan Menjadi Responden

2 Formulir Persetujuan Responden

3 Kuesioner

4 Lembar Konsultasi

xvii

Page 19: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kontrasepsi berasal dari bahasa kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan”

atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan

antara sel telur dan sel pserma.

Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya Metode kontrasepsi implant

yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia pada saat ini, nampaknya mulai

diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur meskipun banyak perempuan

mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak

hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan

mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai

faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial,

konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang

direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya dan lingkungan serta

orang tua namun dengan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan program

KB diharapkan kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi (Prawirohardjo , 2010)

Pada tahun 2011 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kalimantan Tengah

sebanyak 429.953 pasangan, dengan peserta KB baru 92.803 peserta (21,6%) dan

peserta KB aktif 340.982 peserta (79,3%). Sebagian besar peserta KB aktif tersebut

menggunakan alat kontrasepsi hormonal suntik dan pil dan alat kontrasepsi terendah

adalah kondom, implan, dan IUD, berdasarkan presentasi jumlah akseptor KB yaitu

1

Page 20: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

2

KB pil 38,1%, suntik 41,8%, implan 9,8%, IUD 2,1%, MOP 0,2%, dan MOW 1,1%

dari data stastistik proporsi peserta KB menurut jenis kontrasepsinya. (sumber :

BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah 2011).

Peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi berdasarkan jumlah hasil pendataan

tingkat puskesmas Kabupaten atau Kota Palangka Raya, yaitu KB pil 43,8%, suntik

42,7%, implan 5,4%, IUD 3,8%, MOP 0,1%, dan MOW 1,7%, dari jumlah PUS

40.914 pasangan. 66,0%). (sumber : BPP dan KB)

Jumlah peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Kecamatan dan Puskesmas di

Kota Palangka Raya tahun 2011 yaitu di Kecamatan Pahandut ada dua Puskesmas

yakni Puskesmas Pahandut dengan jumlah PUS 5.947 pasang, jumlah peserta KB

baru 904 peserta (15,2%), dan KB Aktif 5.569 peserta (93,6%). Sedangkan di

puskesmas Panarung dengan jumlah PUS 10.214 pasang, jumlah peserta KB baru

1.489 peserta (14,6%), dan KB Aktif 5.268 peserta (51,6%). Di Kecamatan Jekan

Raya ada empat Puskesmas yakni Puskesmas Menteng dengan jumlah PUS 7.550

pasangan, jumlah peserta KB baru 1.435 peserta (19,0%), dan KB Aktif 2.860 peserta

(37,9%). Di Puskesmas Bukit Hindu jumlah PUS 4.865 pasangan, jumlah peserta KB

baru 296 peserta (6,1%), dan KB Aktif 3.464 peserta (71,2%). Di Puskesmas Kayon

jumlah PUS 4.071 pasangan, jumlah peserta KB baru 438 peserta (10,8%), dan KB

Aktif 3.095 peserta (76,0%). Sedangkan di Puskesmas Jekan Raya jumlah PUS 2.062

pasangan, jumlah peserta KB baru 726 peserta (35,2%), dan KB Aktif 2.062 peserta

(100%). Dikecamatan Sebangau ada dua puskesmas yakni Puskesmas Kalampangan

dengan jumlah PUS 1.123 pasangan, jumlah peserta KB baru 399 peserta (35,5%),

dan KB Aktif 1.365 peserta (121,5%). Sedangkan di Puskesmas Kereng Bangkirai

jumlah PUS 1.885 pasangan, jumlah peserta KB baru 431 peserta (22,9%), dan KB

Page 21: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

3

Aktif 842 peserta (44,7%). Di kecamatan Bukit Batu puskesmas Tangkiling jumlah

PUS 2.584 pasangan, jumlah peserta KB baru 513 peserta (19,9%), dan KB Aktif

1.979 peserta (76,6%). Dan dikecamatan Rakumpit di Puskesmas Rakumpit jumlah

PUS 613 pasangan, jumlah peserta KB baru 176 peserta (28,7%), dan KB Aktif 502

peserta (81,9%). (sumber : BPP dan KB)

Dari data tersebut jumlah PUS yang paling terbanyak adalah di Puskesmas

Panarung yaitu dengan jumlah PUS 10.214 pasangan dari jumlah PUS Kota Palangka

Raya 40.914 pasangan, dengan jumlah peserta KB baru 1.489 peserta (14,6%), dan

KB Aktif 5.268 peserta (51,6%). Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsinya di

puskesamas Panarung yaitu KB pil 49,3%, suntik 42,7%, implan 3,1%, IUD 2,3%,

MOP 0,0%, dan MOW 2,8%.

Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi implant di puskesmas kota

Palangka Raya yaitu Puskesmas Pahandut perserta aktif KB implant 212 (3,8%)

peserta, Puskesmas Panarung perserta akrif KB implant165 (3,1%) peserta,

Puskesmas Menteng perserta aktif KB implant 112 (3,9%) peserta, Puskesmas Bukit

Hindu perserta akif KB implant 221 (6,4%) peserta, Puskesmas Kayon perserta aktif

KB implant Kalampangan 133 (9,7%) peserta, Puskesmas Kereng Pangi perserta akif

KB implant 134 (15,9%) peserta, Puskesmas Tangkiling perserta aktif KB implant

298 (15,1%) peserta, dan Puskesmas Rakumpit perserta aktif KB implant 132

(26,3%) peserta. Dari data proporsi peserta KB aktif kontrasepsi implant tersebut,

puskesmas Panarung menduduki urutan nomor tiga paling rendah perserta KB

implant yaitu dengan jumlah peserta 165 (3,1%) peserta. (sumber : BPP dan KB)

Page 22: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

4

Dilihat dari masalah tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa Tingkat

Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant masih

kurang. Sehingga peneliti mengambil kesimpulan dimana untuk memecahkan

masalah tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan atau komunikasi secara

langsung dengan sekelompok ibu Aseptor KB Implant dengan tujuan memberikan

informasi serta edukasi tentang Alat Kontrasepsi Implant. Dengan adanya

perencanaan tersebut diharapkan ibu Aseptor KB Implant dapat lebih mengetahui dan

mengerti tentang Alat Kontrasepsi Implant. Karena secara umum (KB) dapat

diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa

sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah, serta keluarganya yang bersangkutan

tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan

suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan

untuk mengakhiri kehamilan.

Sehingga dari data yang diperoleh diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Bagaimana tingkat pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi

Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya Provinsi

Kalimantan Tengah tahun 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian yakni Bagaimana tingkat pengetahuanibu Aseptor KB

Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan

Pahandut Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.

Page 23: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

5

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat

Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka

RayaProvinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengindentifikasi Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang

Pengertian Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya.

2. Mengindentifikasi Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang manfaat

atau keuntungan Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Palangka

Raya.

3. Mengindentifikasi Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang efek

samping atau kerugian Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung

Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memperkuat teori-teori yang

sudah ada,serta menemukan adanya teori baru.

1.4.2 Praktis

1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan tambahan kepustakaan dalam

penelitian selanjutnya dan dapat di gunakan sebagai bahan menambah wawasan dan

pengetahuan bagi pembaca.

Page 24: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

6

1.4.2.2 Tempat Penelitian

Sebagai masukan dan sumber informasi serta wawasan untuk meningkatkan

pelayanan kepada Akseptor KB Implant yang berada di Puskesmas Panarung

Palangka Raya serta untuk lebih berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan

Akseptor KB tentang Implant.

1.4.2.3 Responden

Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya

ibu untuk mengetahui tentang Alat kontrasepsi Implant.

1.4.2.4 Penelitian

Meningkatkan ilmu pengetahuan dan memperoleh pengalaman untuk

melakukan penelitian lapangan, dan sebagai motifasi peneliti untuk lebih baik lagi

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Page 25: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1 Tinjauan Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Usaha manusia memperoleh pengetahuan dengan beberapa cara antara lain

ialah bertanya kepada orang lain yang dianggap lebih tahu terhadap permasalahan

tersebut. Jika dengan cara tersebut belum ditemukan suatu jawaban yang memuaskan,

maka jawaban atas pertanyaan dan permasalahannya diusahakan melalui akal sehat,

intuisi, prasangka atau coba-coba. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh

pengetahuan sebagaimana diatas belum disebut sebagai cara ilmiah, mengingat dalam

proses memperoleh pengetahuan tidak melalui aplikasi logika yang disebut penalaran

(Hassan, 2003 ; 3).

Berdasarkan prosedur berpikir secara ilmiah, penalaran dapat dilakukan dengan

dua macam prosedur logika, yaitu prosedur dedukasi dan prosedur induksi. Prosedur

deduksi berpangkal dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diyakini dan

berakhir pada suatu kesimpulan pengetahuan baru yang lebih khusus. Sedangkan

pada prosedur induksi penalaran berpangkal pada proposisi khusus sebagai suatu

hasil pengamatan empirik yang berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan

baru yang bersifat umum. (Kartono, 2001 ; 35).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

2.1.2.1 Tahu (know)

Tahu (know) merupakan pemahaman subyek atas ilmu pengetahuan yang telah

dipelajari sebelumnya.

7

Page 26: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

8

2.1.2.2 Memahami (comprehension)

Memahami (comprehension) merupakan pemahaman terhadap obyek ilmu

pengetahuan yang ditunjukkan dengan kemampuan menjelaskan dan menerangkan

tentang ilmu pengetahuan yang diperoleh.

2.1.2.3 2.1.2.3 Aplikasi ( application)

Aplikasi (application) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu

pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan menggunakan (mengaplikasikan)

dalam kehidupan sehari – hari.

2.1.2.4 Analisis (analysis)

Analisis (analysis) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu

pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan mengklasifikasikan atau membeda

– bedakan, unsur – unsur yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dimaksud.

2.1.2.5 Sintesis (sintesis)

Sintesis (sintesis) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu

pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap

pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari – hari.

2.1.2.6 Evaluasi (evaluasion)

Evaluasi (evaluasion) merupakan tahapan pemahaman terhadap obyek ilmu

pengetahuan yang ditunjukan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap

pengetahuan yang dimaksud dalam kehidupan sehari – hari.

Dalam menilai tingkat pengetahuan ada beberapa pengukuran dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dan

subjek penelitian atau responden dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan

Page 27: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

9

rumusan kalimat pertanyaan tahapan pengetahuan seseorang mamiliki tiga tingkatan

yang berdasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai berikut (Nursalam, 2008 : 5).

1. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilai ≥ 75%

2. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya ≥56 – 74%

3. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≥55

Cara menentukan kategori dari tingkat pengetahuan yaitu dengan menentukan

perolehan nilai seperti :

Benar 1 : 25

Benar 2 : 50

Benar 3 : 75

Benar 4 : 100

Kemudian skor yang didapat dibagi skor total dikali 100 sehingga dapat ditentukan

tingkat pengetahuan asetor KB implant tentang KB Implant dengan rumus :

N= SpSm

×100

Keterangan :

Sp = skor yang didapat

Sm = skor yang tertinggi/total

N = nilai pengetahuan

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

2.1.3.1 Usia

Usia adalah lama seseorang hidup yang dapat dikelompokan menjadi tiga

umur < 20 tahun, 20 – 35 tahun. Dimana umur adalah waktu hidup sejak dilahirkan

(Notoatmodjo, 2003 : 36).

Page 28: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

10

2.1.3.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan jenjang dari tingkat pengetahuan seseorang agar

dapat ,menangkap berbagai ilmu mulai dari memahami, mengetahui, mengerti, dan

memahami berdasarkan tingkat atas SMA dan perguruan tinggi pendidikan seseorang

semakin baik pula tingkat pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2003 : 26).

2.3.3.3 Pekerjaan

Pekerjaan adalah profesi yang dijalani sekarang ada 2 kategori yaitu bekerja

dan tidak bekerja, dimana bekerja meliputi PNS, swasta, wiraswasta, dan tidak

bekerja seperti IRT sebagai sumber dari penghasilan dan merupakan pengelolaan

pendapatan sebagai penggolongan masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi.

(Notoatmodjo, 2003 : 26).

2.3.3.4 Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. (Notoatmodjo,

2003 : 26).

2.3.3.5 Kebudayaan dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa melalui penalaran

apakah yang harus dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang

juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. (Notoatmodjo, 2003 : 26).

Page 29: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

11

2.3.3.6 Media Massa atau informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun informal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

(Notoatmodjo, 2003 : 26).

2.3.3.7 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbale balik ataupun tidak yang akan direspon

sebagai pengetahuan oleh setiap individu. (Notoatmodjo, 2003 : 26).

2.2 Tinjauan Konsep Dasar Keluarga berencana

2.2.1 Pengertian keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto,

2004; 27). Keluarga Berencana adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk

memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Dan meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk

Indonesia.

1. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.

Page 30: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

12

3. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan.

4. Mengatur interval diantara kehamilan.

5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri.

6. Menentukan jumlah anakdalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26)

Salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan

nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI,

1999; 1).

2.2.2 Tujuan Keluarga Berencana

1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian

pertumbuhan penduduk Indonesia.

2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2.2.3 Sasaran Program KB

1. Sasaran langsung

Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan

cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.

2. Sasaran tidak langsung

Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui

pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai

keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera(Handayani,2010; 29).

Page 31: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

13

2.2.4 Ruang lingkup Program KB

Menurut Handayani (2010:29) ruang lingkup program KB, meliputi:

1. Komunikasi informasi dan edukasi.

2. Konseling.

3. Pelayanan infertilitas.

4. Pendidikan seks.

5. Konsultasi praperkawinan dan konsultasi perkawinan.

6. Konsultasi genetik

2.2.5 Manfaat Usaha KB di Pandang dari Segi Kesehatan

Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan

yang dialami wanita.

2.2.6 Aseptor KB

Aseptor KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang salah seorang dari padanya

menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk mencegah

kehamilan baik melalui program atau nonprogram, sedangkan aseptor adalah orang

yang menerima serta mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana

proses disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak waktu

kelahiran. (Sarwono, 2003 : 511).

2.2.6.1 Fase menunda kehamilan

Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang

istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia

yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan. Kriteria

kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang

Page 32: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

14

tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena

pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi.

2.2.6.2 Fase mengatur / menjarangkan kehamilan

Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk

melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 - 4

tahun. Ktiteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi

karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3 -

4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.

2.2.6.3 Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamillagi

Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30

tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang

mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat

menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak.Di

samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi.

2.3 Tinjauan Konsep Dasar Kontrasepsi

2.3.2 Pengertian kontrasepsi

1. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha

usaha itu dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanent. (wiknjosastro

hanifa : 2008)

2. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan

kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual

(Saifuddin, 2010 : U-46)

3. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan

kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).

Page 33: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

15

4. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan

sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)

5. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dapat

bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 :

905).

6. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai

akibat pertemuanantaraseltelur yang matangdenganspermatersebut (BKKN, 1996

: 21).

2.3.2 Metode Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004).

Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang

dibungkus dalam kapsul silastik silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah

kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing

masing kapsul panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg

levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul

levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil

atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009)

2.3.2.1 Jenis Implant

1. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan

diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama kerjanya 5

tahun.

Page 34: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

16

2. Implanon dan Sinoplant

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan

diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3

tahun.

3. Jadena dan Indoplant

Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama

kerjanya 3 tahun.

2.3.2.2 Cara Kerja

1. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma

2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok

untuk implantasi zygote.

3. Mengurangi transportasi sperma.

4. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

2.3.2.3 Keuntungan Kontrasepsi Implant

1. Dipasang selama 5 tahun

2. Dapat dilayani di daerah pedesaan

3. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

4. Tidak mengganggu kegiatan senggama

5. Tidak mengganggu ASI

6. Kembalinya kesuburan cepat setelah pencabutan.

7. Penyulit medis tidak terlalu tinggi

8. Biaya ringan

9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Page 35: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

17

2.3.2.4 Kerugian metode kontrasepsi implant

1. Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi

pendarahan yang tidak teratur

2. Berat badan bertambah

3. Ketegangan payudara

2.3.2.5 Yang boleh menggunakan implant :

1. Usia reproduksi.

2. Setelah 6 minggu melahirkan dan telah haid

3. Telah memiliki anak ataupun yang belum.

4. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki

pencegahan kehamilan jangka panjang

5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

6. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

7. Sering lupa minum pil

8. Pasca persalinan dan tidak menyusui

9. Pasca keguguran

2.3.2.5 Yang tidak boleh menggunakan implant

1. Hamil atau diduga hamil.

2. Penderita penyakit hati.

3. Kelainan jiwa.

4. Diabetes mellitus.

5. Kelainan kardiovaskular.

6. Mioma uterus

7. Riwayat kanker payudara

8. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya

Page 36: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

18

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan danmemberikan landasan kuat terhadap topik yag dipilih sesuai dengan

identifikasi masalah(Hidayat, 2009)

Keterangan :: Berpengaruh

: Tidak diteliti

: Diteliti

: Berhubungan

Bagan 2.4.1 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan :1. Usia2. Pendidikan3. Pekerjaan4. Pengalaman5. Kebudayaan dan

ekonomi6. Mass media/

informasi7. lingkungan

1. Tahu 2. Memahami

1. Baik 2. Cukup3. kurang

Pengetahuan tentang :1. Pegertian Alat

kontrasepsi implant2. Keuntungan atau

Manfaat alat kontrasepsi implant

3. Efek samping atau kerugian alat kontrasepsi implant

Pengetahuan Ibu Aseptor KB

Implant tentang alat kontrasepsi

implant

3. Aplikasi4. Analisa5. Sintesis

Page 37: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau

membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005). Metode

pendekatan yang digunakan adalah metode survei, yaitu suatu metode penelitian dengan

cara mengambil sampel daripopulasi tertentu (Wasis, 2008).Desain penelitian deskriptif

merupakan merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat.

Studi formulatif dan eksploratif termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini. Selain

itu, studi untuk melukiskan secara akurat berbagai sifat dari fenomena, dan penentuan

frekuensi terjadinya suatu keadaan juga termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini.

3.2 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan teknik dalam penyusunan dalam pengumpulan data hal

ini merupakan cara pengumpulan data untuk mempermudah penyusunan penelitian.

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan

populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian

(Hidayat,2008). Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini adalah:

19

Page 38: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

20

PopulasiSemua Ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung Kecamatan Pahandut Palangka

Raya Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.

Sampel Ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013.Dengan Sampel 30 orang.

Tekhnik Sampling

Accidental Sampling

Desain PenelitianDeskriptif

Pengumpulan data Kuesioner

Analisa dataCoding, Scoring, Dan Tabulating

Penyajian hasilDisajikan dalam bentuk gambar dan presentase

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KBImplant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung Kecamatan Pahandut Palangka Raya.

Page 39: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

21

3.3 Identifikasi Variabel

Menurut Hidayat, 2009, variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan

menjadi dua yakni bersifat kuantitatif dan kualitatif. Menurut Nursalam, 2008, variabel

juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

fasilitas untuk pengukuran dan atau memanipulasi suatu penelitian. Variabel bebas

(independen) adalah faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi variabel dependen

(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini variabel penelitian adalah Tingkat Pengetahuan

ibu Aseptor KB tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan

Pahandut Palangka Raya.

3.4 Definisi Operasional

Menurut Hidayat (2008), didefinisikan operasional mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. (Hidayat, 2011:87). Definisi operasional adalah definisi berdasarkan

karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2011:101).

Adapun definisi operasional penelitian seperti dalam tabel berikut:

Page 40: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

22

Tabel 3.4.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya.

No Variabel Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Skor1. Tingkat Pengetahuan

ibu Aseptor KB Implant tentang Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya.

Pengetahuan ibu Aseptor

KB Implant Tentang

Kontasepsi Implant adalah

cara pandan Aseptor KB

yang akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan yang

dibagi menjadi baik, cukup,

kurang.

Tingkat pengetahuanIbu Aseptor KB Implant Tentang Kontasepsi Implant yang meliputi:

1. Pengertian Alat Kontasepsi Implant.

2. Manfaat atau keuntungan Alat Kontasepsi Implant.

3. Efek samping atau kerugian Alat Kontasepsi Implant.

Kuesioner Ordinal 1. PenilaianBenar1 Nilai:25Benar 2 Nilai: 50Benar 3 Nilai: 75Benar 4 Nilai: 100

2. Rumus Perhitungan:

NSpSm

×100 %

Keterangan:N : NilaiSp : Skor yang didapatSm: Skor tertinggi

maksimum

3. Kategori Penilaian:Baik: 76%-100%Cukup: 56%-75%Kurang: ≤55%

Page 41: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

23

3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis, 2002).

Populasi dalam penelitian subjek (misalnya manusia: klien) yang memiliki kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung kecamatan Pahandut Palangka Raya.

3.5.1 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau jumlah sebagian dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Nursalam, 2009). Sampel

penelitian ini yaitu ibu Aseptor KB Implant di Puskesmas Panarung kecamatan

Pahandut Palangka Raya.

Menurut Nursalam (2009), kriteria sampel dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

3.5.1.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2007). Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah ibu Aseptor KB implant di Puskesmas Panarung

kecamatan Pahandut Palangka Raya.

3.5.1.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang dari

penelitian karena berbagai sebab dengan atau kata lain tidak layak untuk diteliti atau

tidak memenuhi kriteria inkulsi pada saat penelitian berlangsung penyebabnya antara

lain adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau berada pada suatu

keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Hidayat, 2007).

Page 42: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

24

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Tidak bersedia untuk diteliti.

2) Ibu Aseptor KB Implant yang tidak kooperatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria sampel inklusi dan eksklusi.

Besar sampel terbersar ditentukan dengan rumus : n= N1+N (d) ²

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

D : Tingkat signifikan (d = 0,05)

Diketahui : N : 165 dan d : 0,05

n= N1+N (d) ²

n= 165

1+165 (0,05 )2

n= 1651+165 (0,0025)

n= 1651+0,4125

n= 1651,4125

= 116,8 = 117 sampel

3.5.2 Sampling

Sampling merupakan proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian

dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi

yang ada.

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability

sampling dengan menggunakan Accidental sampling adalah cara pengambilan sampel

Page 43: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

25

dengan cara memilih siapa saja yang dapat diraih penelitian dijadikan sebagai

respondennya. Dalam penelitian bisa saja terjadi di perolehnya sampel yang tidak di

rencanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek

tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data di lakukan. Proses di peroleh sampel

semacam ini di sebut penarikan sampel secara kebetulan (Nursalam, 2009:94).

3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data,

sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar

dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat, 2011: 98). Alat ukur pengumpulan data

yang digunakan peneliti antara lain:

3.6.1.1 Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner

dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar

dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

koesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini

mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan. Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara

formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.

Instrumen yang diambil untuk pengumpulan data penelitian adalah kuesioner

dengan jenis daftar pertanyaan kuesioner untuk menggali fakta dengan bentuk

pertanyaan tertutup untuk memudahkan mentabulasi data atau pengolahan data,

dengan menggunakan pertanyaan dichotomy choice hasil jawaban kuesioner lalu

diberi kode (Notoatmodjo, 2010: 159-160).

Page 44: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

26

3.6.2 Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran

tentang kondisi objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang digunakan

analisa deskriptif yang data dengan menggambarkan dan meringkas data secara

ilmiah dalam bentuk tabel dan grafik. Kegiatan dalam menganalisa data yaitu:

3.6.2.1 Coding (Pengkodean)

Data yang telah dikumpulkan diberi kode dalam bentuk angka untuk

mempermudah memasukkan ke dalam tabel.

1. Kode Umur

Kode 1 :≤ 15 tahun.

Kode 2 : 16-20 tahun.

Kode 3 : 21-25 tahun.

Kode 4 : ≥ 26 tahun.

2. Kode Pekerjaan

Kode 1 : Tidak Bekerja (IRT)

Kode 2 : swasta

Kode 3 : honorer

Kode 4 : PNS

3. Kode pendidikan

Kode 1 : SD

Kode 2 : SMP

Kode 3 : SMA

Kode 4 : Sarjana (perguruan tinggi)

Page 45: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

27

3.6.2.2 Scoring

Menentukan scor/nilai untuk tiap pertanyaan, menentukan nilai tertinggi dan

termudah, tetapkan jumlah kuesioner dan bobot masing-masing koesioner.

Penentuan jumlah skore. Pada kuesioner dalam penelitian penilaian digunakan

sebagai berikut :

Benar 1 Nilai:25

Benar 2 Nilai: 50

Benar 3 Nilai: 75

Benar 4 Nilai: 100

Dari hasil prosentase di atas selanjutnya ditentukan kriteria sebagai berikut :

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang : ≤ 55%

(Nursalam, 2009:120)

3.6.2.3 Tabulating

Yaitu usaha untuk menyajikan data yang akan disajikan, untuk memperoleh

memperoleh analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data

dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan memberikan scor terhadap

soal-soal yang diberikan kepada responden.

3.6.2.4 Analisis

Pengelolaan dan analisa data dilakukan secara manual, selanjutnya hasil analisis

dikategorikan atas baik, cukup, dan kurang berdasarkan (Nursalam, 2011: 120). Cara

penyajian dan penelitian melalui bentuk tabel data yang berisi frekuensi dan

kemudian dihitung presentasinya.

Page 46: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

28

Caranya yaitu dengan menggunakan rumus:

N= SpSm

×100 %

Keterangan:

N: Nilai

Sp: Skor yang didapat

Sn: Skor tertinggi maksimum

Kategori Penilaian:

Baik: 76%-100%

Cukup: 56%-75%

Kurang: ≤55%

3.7 Keterbatasan

Dalam penelitian ini yang menjadi keterbatasan peneliti adalah:

1. Keterbatasan waktu dalam mengisi kuesioner.

3.8 Etika Penelitian

3.8.1 Informed consent

Sebelum melakukan penelitian maka akan disebarkan lembar persetujuan untuk

menjadi responden, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti

serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka responden harus

mendatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2011: 93).

3.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama

responden pada lembar pengumpulan data, dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data (Hidayat, 2011: 94).

Page 47: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

29

3.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian

(Hidayat, 2011: 95).

Page 48: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini akan di sajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data

yang di lakukan di Ruang KIA/KB Puskesmas Panarung Palangka Raya pada tanggal

19 - 23 Agustus 2013 mengenai tingkat pengetahuan akseptor KB Implant tentang

Alat Kontrasepsi Implant. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner untuk

mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB Impalant tentang Implant, dimana

jumlah respondennya sebanyak 30 orang responden. Dalam bab ini data yang

disajikan terdiri dari dua macam data yaitu data yaitu data umum dan data khusus.

Adapun data umum merupakan karakteristik dari subjek penelitian meliputi umur,

pekerjaan dan pendidikan terakhir responden. Sedangkan yang termasuk dalam data

khusus adalah tingkat pengetahuan dari subjek peneliti.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Puskesmas panarung merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kota

Palangka Raya. Puskesmas ini membina 3 (tiga) kelurahan, yakni : Kelurahan

Panarung, Kelurahan Langkai dan Kelurahan Tanjung Pinang, Lokasi Puskesmas

Panarung terletak di jalan Keruing no 25 Kota Palangka Raya, dengan batas - batas

wilayah yaitu: Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Pahandut, sebelah Selatan

berbatasan dengan kelurahan Kereng Bangkirai, sebelah barat berbatasan dengan

kelurahan Menteng, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Bereng Bengkel, dan

Sebelah Tenggara berbatasan dengan kelurahan Kalampangan.

Page 49: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

31

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah

kerja puskesmas panarung di bantu oleh 8 (delapan) Puskesmas (pustu) dan 1 (satu)

Poskesdes, yang tersebar di wilayah Kecamatan Panarung.

Pada saat ini ditetapkan juga Visi Puskesmas Panarung adalah: “Mewujudkan

Puskesmas Panarung yang mandiri dengan wilayah kerja sehat”.

Sedangkan misinya adalah: Mewujudkan lingkungkan dan perilaku yang sehat

diwilayah kerjanya. Meningkat perbedayaan masyarakat dan keluarga dalam

pembangunan kesehatan dengan menjalin kemitraan, dan melaksanakan pelayanan

kesehatan dasar yang bermutu oleh tenaga kesehatan yang profesional dan terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat.

4.1.1 Data Umum

4.1.1.1 Distribusi Umur Responden

7%

27%

67%

<=1516-2021-25> 26

Diagram 4.1 Identifikasi Responden Berdasarkan Umur Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan sebagian kecil responden yang

berusia < 15 tahun yaitu 0 responden (0%) dan responden yang berusia 16 – 20 tahun

yaitu 2 responden (6%), responden yang berusia 21 – 25 tahun sebanyak 8

responden (27%) dan hampir sebagian besar responden yang berusia >26 tahun yaitu

20 responden (67%).

Page 50: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

32

4.1.1.2 Distribusi Pendidikan Responden

30%

53%

17%

SD

SMP

SMA

SARJANA/PERGURUAN TINGGI

Diagram 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden yang berpendidikan SMA yaitu 16 responden (53%). Hampir setengah dari

responden yang berpendidikan SMP yaitu responden (30%). Sebagian kecil dari

responden yang berpendidikan perguruan tinggi atau sarjana yaitu 5 responden (17%)

dan yang berpendidikan SD yaitu 0 responden (0%).

4.1.2.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Responden

27%

57%

10%

7%

IRT

SWASTA

HONORER

PNS

Diagram 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Akseptor KB Implant yang Berkunjung di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.

Page 51: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

33

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan

responden adalah swasta yaitu 17 responden (56%). Hampir setengah dari responden

yang bekerja sebagai Ibu rumah Tangga (IRT) yaitu 8 responden (27%).Sebagian

kecil dari responden yang berkerja sebagai honorer yaitu 3 responden (10%), dan

responden yang bekerja sebagai PNS yaitu 2 responden (7%).

4.1.2 Data Khusus

4.1.2.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Alat Kontrasepsi Implant

di Puskesmas Panarung Palangka Raya.

33%

50%

17%

kurang cukup

baik

Diagram 4.4. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant tentang Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan hampir seluruhnya dari responden

berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%), sebagian kecil dari responden

berpengetahuan kurang yaitu 10 responden (33%) sedangkan responden yang

berpengetahuan baik yaitu 5 responden (17 %).

Page 52: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

34

4.1.3.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant tentang Pengertian

Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya

33%

47%

20%

kurang cukup

baik

Diagram 4.5 Identifikasi Tingkat Pengetahuan Responden Implant Tentang Pengertian Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya Agustus 2013.

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar dari responden

mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 14 responden (47%), dan sebagian

kecil dari responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 10 responden (33%)

sedangkan responden yang berpengetahuan baik 6 responden (20%).

4.1.3.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant tentang keuntungan

atau manfaat KB Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya.

33%

60%

7%

kurang cukup

baik

Diagram 4.6 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden keuntungan atau manfaat Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.

Page 53: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

35

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar dari responden

mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 18 responden (60%), dan sebagian

kecil dari responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 8 responden (33%)

sedangkan responden yang berpengetahuan baik yaitu 2 responden (7%).

4.1.3.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implant tentang kerugian atau

efek samping KB Implant di Puskesmas Panarung palangka Raya.

60%

36%

4%

kurang cukup

baik

Diagram 4.7 Identifikasi Tingkat pengetahuan responden kerugian atau efek samping Implant di Puskesmas Panarung Palangka Raya Agustus 2013.

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar dari responden

mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang 20 responden (60%), dan sebagian

kecil dari responden mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 9 responden (36%)

sedangkan responden yang berpengetahuan baik yaitu 1 responden (4%).

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini jumlah responden ada sebanyak 30 responden di ambil dari

akseptor KB Implant yang berkunjung ke Puskesmas Panarung Palangka Raya. Ada

pun tingkat pengetahuan Ibu aseptor KB Implant tentang Alat kontrasepsi Implant

berdasarkan Umur responden yaitu terbanyak yaitu 20 responden yang berusia >26

tahun (67%). Berdasarkan pendidikan sebagian besar ibu yang menggunakan KB

implant berpendidikan SMA yaitu 16 responden (53%). Dan berdasarkan Pekerjaan

Page 54: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

36

yang terbanyak adalah swasta yaitu 17 responden (56%). Dari hasil penelitian

Tingkat pengetahuan Ibu aseptor implant tentang alat kontrasepsi implant secara

umum di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30 responden, responden

berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%), sebagian kecil dari responden

berpengetahuan kurang yaitu 10 responden (33%) sedangkan responden yang

berpengetahuan baik yaitu 5 responden (17 %).

Berdasarkan teori metode kontrasepsi implant adalah suatu alat kontrasepsi

yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon

polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. (Prawirohardjo, 2009) .Sehingga

jika dihubungkan dengan pengetahuan yaitu usaha manusia memperoleh pengetahuan

dengan beberapa cara antara lain ialah bertanya kepada orang lain yang dianggap

lebih tahu terhadap permasalahan tersebut. Jika dengan cara tersebut belum

ditemukan suatu jawaban yang memuaskan, maka jawaban atas pertanyaan dan

permasalahannya diusahakan melalui akal sehat, intuisi, prasangka atau coba-coba.

Langkah yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan sebagaimana diatas belum

disebut sebagai cara ilmiah, mengingat dalam proses memperoleh pengetahuan tidak

melalui aplikasi logika yang disebut penalaran (Hassan, 2003 ; 3).

Dengan demikian menurut peneliti untuk tingkat pengetahuan ibu aseptor

implant tentang alat kontrasepsi implant adalah cukup, dan sebagian besar ibu hanya

tahu tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan metode implant yang

digunakannya, hal ini jika dikaitkan dengan pengetahuan beberapa faktor yang

mempengaruhi ibu tentang KB implant yaitu faktor usia, pendidikan, dan pekerjaan

dimana seharusnya semakin bertambah usia, maka pengalaman semakin banyak,

kemudian dilihat dari pendidikan ibu merupakan lulusan SMA, dan dari pekerjaan ibu

Page 55: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

37

yaitu swasta. Lebih banyak waktu luang dan memiliki daya nalar yang berkembang

dan jika dikaitkan tidak hanya dari segi pengetahuan saja perlu dipertimbangankan

dari faktor lain yang mempengaruhi ibu ber-KB dapat saja dipengaruhi oleh

pengalaman, kemudian media massa sebagai mesdia informasi, dari cara

penyampaian atau bahasa yang digunakan dalam pemberian informasi mungkin dapat

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi juga dalam tingkat pengetahuan ibu

tentang kontrasepsi implant, sehingga bagi tenaga kesehatan perlu meningkatkan

pengetahuan dengan memberikan informasi yang jelas dan tidak hanya sekedar

memberikan informasi tetapi memberikan pemahaman yang baik untuk

meningkatkan pengetahuan yang baik kepada ibu yang menggunakan KB implant.

4.2.1 Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Pengertian Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mempunyai tingkat

pengetahuan yang cukup yaitu 14 responden (47%), dan sebagian kecil dari

responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 10 responden (33%)

sedangkan responden yang berpengetahuan baik 6 responden (20%).

Pendidikan merupakan jenjang dari tingkat pengetahuan seseorang agar

dapat ,menangkap berbagai ilmu mulai dari memahami, mengetahui, mengerti, dan

memahami berdasarkan tingkat atas SMA dan perguruan tinggi pendidikan seseorang

semakin baik pula tingkat pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2003 : 26).

Dengan demikian , berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa tidak

ada kesenjangan karena mayoritas Akseptor KB implant mempunyai tingkat

pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 14 responden (47%). Sebagian besar ibu

hanya tahu tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan metode implant yang

digunakannya, hal ini jika dikaitkan dengan pengetahuan beberapa faktor yang

Page 56: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

38

mempengaruhi ibu tentang KB implant yaitu faktor usia, pendidikan, dan pekerjaan

dimana seharusnya semakin bertambah usia, maka pengalaman semakin banyak,

kemudian dilihat dari pendidikan ibu merupakan lulusan SMA, dan dari pekerjaan ibu

yaitu swasta.

4.2.2 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Keuntungan Atau Manfaat Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mempunyai tingkat

pengetahuan yang cukup yaitu 18 responden (60%), dan sebagian kecil dari

responden mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 8 responden (33%) sedangkan

responden yang berpengetahuan baik yaitu 2 responden (7%).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan

fisik, biologis, maupun sosial.lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut, jika

lingkungan baik maka baik pula pengetahuan yang di peroleh seorang individu.

Dengan demikian ,berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa

terdapat kesenjangan antara teori dan fakta karena mayoritas Akseptor KB implant

mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18 responden (60%), tetapi

sebagian besar ibu hanya tahu tetapi tidak memahami apa yang dimaksud dengan

metode implant yang digunakannya, hal ini dikarenakan lingkungan dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang karena informasi yang didapatkan seseorang

pertama kali adalah dari lingkungan sekitarnya. Untuk itu supaya akseptor KB dapat

memahami informasi yang di dapat dengan baik maka hendaknya petugas kesehatan

memberikan informasi yang jelas tentang keuntungan Implant untuk memperjelas

informasi yang mereka dapat baik dari lingkungan ataupun dari sumber lainnya, agar

mereka dapat memahami apa-apa saja keuntungan Implant.

Page 57: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

39

4.2.3 Identifikasi Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau Efek Samping Implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari responden mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang 20 responden (60%), dan sebagian kecil dari responden

mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 9 responden (36%) sedangkan responden

yang berpengetahuan baik yaitu 1 responden (4%).

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun informal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

(Notoatmodjo, 2003 : 26).

Dengan demikian , berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa ada

kesenjangan antara teori dan fakta karena mayoritas Akseptor KB implant

mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 20 responden (60%), hal ini di

sebabkan sebagian besar Akseptor KB implant kurang mendapatkan informasi

tentang Implant baik dari tenaga kesehatan, kurang memperhatikan alat media massa

(televisi, radio, koran, majalah kesehatan dan lain-lain). Oleh Karena itu informasi

yang mereka dapatkan belum jelas, untuk itu sebaiknya petugas kesehatan dapat

membantu dalam memberikan informasi yang jelas tentang kerugian Implant supaya

Akseptor KB implant dapat mengetahui apa-apa saja kerugian Implant.

4.2.4 Tingkat Pengetahuan Aseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant

Tingkat pengetahuan Ibu aseptor implant tentang alat kontrasepsi implant

secara umum di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30 responden, responden

berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (50%), Tingkat Pengetahuan Akseptor KB

implant Tentang Pengertian implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30

Page 58: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

40

responden, mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 14 responden

(47% ), Tingkat Pengetahuan Akseptor KB implant Tentang keuntungan atau

manfaat implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu 30 responden,

Akseptor KB implant mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18

responden (60%). Sedangkan Tingkat Pengetahuan Akseptor KB implant Tentang

Kerugian atau Efek samping implant Di Puskesmas Panarung Palangka Raya yaitu

30 responden, Akseptor KB implant mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu

sebanyak 20 responden (60%).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Tentang

Pengertian Dan Keuntungan Atau Manfaat Alat Kontrasepsi Implant yaitu cukup,

tetapi Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau Efek

Samping Kontrasepsi Implant masih kurang. Hal ini di sebabkan karena sebagian

besar Akseptor KB implant masih kurang mendapatkan informasi tentang alat

kontrasepsi implant secara dalam terutama tentang efek samping alat kontrasepsi

implant.

Page 59: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan proses pengolahan data pada penelitian yang

dilaksanakan dari tanggal 19 – 23 Agustus 2013 mengenai Tingkat Pengetahuan

Akseptor KB Implant Tentang Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Panarung

Palangka Raya Dari 30 responden dapat di simpulkan sebagai berikut :

5.1.1 Tingkat Pengetahuan Ibu aseptor KB implant Tentang Alat Kontrasepsi

Implant yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 14

responden (50%).

5.1.2 Tingkat pengetahuan Akseptor KB implant Tentang Pengertian Alat

Kontrasepsi Implant yaitu responden yang mempunyai tingkat pengetahuan

yang cukup yaitu 14 responden (47%).

5.1.3 Tingkat pengetahuan Akseptor KB implant Tentang Keuntugan atau Manfaat

Alat Kontrasepsi Implant yaitu responden yang mempunyai tingkat

pengetahuan yang cukup yaitu 18 responden (60%).

5.1.4 Tingkat pengetahuan Akseptor KB implant Tentang kerugian atau Efek

samping Alat Kontrasepsi Implant yaitu responden yamg mempunyai tingkat

pengetahuan yang kurang 20 responden (60%).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Tentang

Pengertian Dan Keuntungan Atau Manfaat Alat Kontrasepsi Implant yaitu cukup,

tetapi Tingkat Pengetahuan Ibu Aseptor KB Implant Tentang Kerugian Atau Efek

Samping Kontrasepsi Implant masih kurang. Hal ini di sebabkan karena sebagian

besar Akseptor KB implant masih kurang mendapatkan informasi tentang alat

Page 60: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

42

kontrasepsi implant secara dalam terutama tentang efek samping alat kontrasepsi

implant.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Aseptor KB Implant

Diharapkan bagi Aseptor KB implant khususnya dapat menambah pengetahuan

tentang alat kontrasepsi Implant terutama tentang efek samping implant.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk Penelitian selanjutnya hendaknya meningkatkan lagi ilmu pengetahuan

dan pengalaman untuk melakukan penelitian lapangan, seperti Tingkat Pengetahuan

Aseptor KB implant tentang alat konrasepsi Implant, terutama tentang efek samping

atau kerugian implant karena tingkat pengetahuan Aseptor Implant masih kurang.

Page 61: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

43

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan.

Hidayat Alimul Aziz.2008.Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Salemba medika:Jakarta

Manuaba, IBG, 2010. ilmu kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga berencana. EGC :Jakarta

Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Media.

Saifuddin, Abdul Bari, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, dkk.(2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifudin, Abdul bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi

Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.

Saifudin, Abdul bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi

Kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarwono, Prawirohardjo, 2009. Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono, Prawirohardjo, 2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-Prawirohardjo

Page 62: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

44

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

“TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG

ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG WILAYAH

KECAMATAN PAHANDUT KELURAHAN PAHANDUT KOTA PALANGKA

RAYA TAHUN 2013”

No responden :Umur :Pendidikan : No. telp : Alamat :Tgl pengisian :PETUNJUK :

1. Isilah data identitas anda sesuai dengan nomor keterangan.

2. Berilah tanda chek list (√) pada alternatif jawaban yang anda anggap benar dan

jawaban dapat lebih dari satu.

3. Isilah kuesioner ini dengan jujur dan tidak dipengaruhi oleh orang lain.

4. Diisi sendiri oleh responden dan tidak boleh diwakilkan.

Identitas

A. Nama (Inisial) :

B. Umur : ≤ 15 tahun

16-20 tahun

21-25 tahun.

≥ 26 tahun.

C. Pekerjaan : Tidak bekerja (IRT)

Swasta

Honorer

PNS

D. Pendidikan Terakhir : SD

SMP

SMA

Page 63: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

45

Sarjana (Perguruan Tinggi)

1. Menurut anda Keluarga berencana (KB) merupakan ?

Untuk mencegah terjadinya pembuahan dengan menggunakanm

kontrasepsi.

Usaha untuk menjarangkan kehamilan dengan memakai kontrasepsi

Untuk mengatur tingkat kelahiran pertahunnya.

Suatu program untuk menghindari lajunya pertumbuhan penduduk.

2. Menurut anda untuk apa diadakan program keluarga berencana ?

Untuk mengatur jaraknya kelahiran anak

Untuk menjadi keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Untuk mengatur tingkat ekonomi dalam keluarga.

Untukmenghindaripengeluarankeuangan yang berlebih\

3. Menurut anda Kontrasepsi adalah ?

Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha usaha itu

dapatbersifat sementara dapat juga bersifat permanent

Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau

menjarangkan kehamilan

Untuk menghindari terjadinya kehamilan

Metode untuk menghambat terjadinya kontrasepsi dalam rahim.

4. Menurut anda alat kontrasepsi Implant adalah ?

Alat kontrasepsi yang ditanamkan dibawah kulit bagian lengan atas.

Terdiridari 6 batang, 2 batang, dan 1 batang.

Norplant, Implanon, Jadena dan Indoplant.

Kontrasepsi dengan Perlindungan jangka panjang (5 tahun).

5. Menurut anda mengapa Gerakan keluarga berencana didirikan ?

Untuk menghindari lajunya pertumbuhan penduduk

Untuk mengatur tingkat kelahiran pertahunnya

Untuk mengatur tingkat ekonomi dalam keluarga

Untuk menghindari pengeluaran keuangan yang berlebih

Page 64: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

46

6. Jika ibu yang menggunakan KB mengalami pusing, mual, dan keluhan lainnya,

maka sebaiknya ibu ?

Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.

Mengajak suami untuk mengkonsultasikan dengan bidan untuk

menggantikan kontrasepsi yang lain.

Konseling dengan bidan.

Tidak segera minum obat.

7. Menurut anda keuntungan menggunakan alat kontrasepsi implant adalah ?

Perlindungan jangka panjang (5 tahun)

Kembalinya kesuburan cepat setelah pencabutan

Tidak mengganggu ASI

Tidak mengganggu kegiatan senggama

8. Syarat yang boleh menggunakan metode kontrasepsi implant adalah ?

Setelah 6 minggu melahirkan dan telah haid

Usia reproduksi

Telah memiliki anak ataupun yang belum

Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang

9. Menurut anda dalam pemilihan alat kontrasepsi hendaknya yaitu?

Aman dalam pemakaiannya

Efek samping yang tidak merugikan

Penggunaan dapat diatur menurut keinginan

Tidak menggangu hubungan seks

10. Menurut ibu yang termasuk jenis alat kontrasepsi implant adalah ?

Norplant

Implanon

Sinoplant

Jadena dan Indoplant

Page 65: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

47

11. Menurut ibu keuntungan Implant adalah ?

Perlindungan jangka panjang (5 tahun)

Bias dilepas kapan saja.

Cepat kembalinya masa subur

Tidak mengganggu ASI

12. Menurut anda dengan pemberian kontrasepsi yang sederhana keuntungan yang di

dapat oleh penggunanya adalah ?

Tidak menganggu hubungan seks

Tidak menganggu proses pemberian ASI

Efektifitasnya tinggi

Pemberian yang sederhana.

13. Menurut anda KB implant memiliki keuntungan yaitu ?

Tidak menganggu hubungan seks

Tidak menganggu proses pemberian ASI

Efektifitasnya tinggi

Pemberian yang sederhana.

14. Jika ibu yang menggunakan KB implant dan ingin melepaskan kontrasepsi

tersebut, maka yang harus dilakukan adalah ?

Konsultasi dengan suami.

Melakukan konseling dengan bidan.

Dipikirkan secara matang.

Membicarakan dengan sebaik mungkin dengan suami dan bidan.

15. Menurut anda dalam pemberian KB implant yang dapat menggunakan kotrasepsi

ini adalah ?

Pasangan usia subur

Ibu yang menyusui

Ibu pasca persalinan

Ibu pasca keguguran

Page 66: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

48

16. Menurut anda KB implant dapat di berikan kepada ?

Pasangan usia subur

Ibu yang menyusui

Ibu pasca persalinan

Ibu pasca keguguran

17. Menurut anda kerugian menggunakan metode kontrasepsi implant adalah ?

Perubahan pola haid

Nyeri payudara atau Ketegangan payudara

Peningkatan/ penurunan berat badan

Perasaan mual, pening/ pusing kepala

18. Yang tidak boleh menggunakan KB implant adalah ?

Hamil atau diduga hamil

Penderita penyakit hati.

Riwayat kanker payudara

Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya

19. Menurut anda dalam KB implant keluhan yang sering muncul adalah ?

Pusing

Kegemukan

Terjadi amenorea (tidak dalang haid)

Haid tidak tertartur

20. Dibawah ini adalah salah satu kerugian alat kontrasepsi implant adalah ?

Kontrasepsi untuk janngka waktu yang lama tetapi tidak bersedia

menjalani kontap seperti AKDR

Sering terjadi Badan mengalami kegemukan

Sering terjadi Haid menjadi tidak teratur

Sering terjadi kepala terasa pusing

21. Menurut ibu, Yang tidak boleh menggunakan KB Implant adalah ?

Ibu yang hamil

Ibu yang di duga hamil

Ibu yang ingin mendapatkan anak

Ibu yang ingin mendapatkan kontrasepsidengan efektifitas tinggi

Page 67: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

49

22. Keadaan payudara yang tegang adalah salah satu dari ?

Efek samping menggunakan KB implant

Kerugian dari KB impant

Keterbatasan KB implant

Ibu yang menggunakan implant.

23. Menurut anda KB implant sering kali memiliki keluhan seperti ?

Haid yang tidak teratur

Terjadi amenorea (tidak datang haid)

Biaya bisa mahal.

Takut susah dalam melakukan aktivitas dan pekerjaan.

24. Menurut anda kontradiksi atau yang tidak dibolehkan menggunakan KB implant,

yang bagaimana yang pernah anda dengar?

Ibu yang sedang hamil

Ibu yang diduga hamil

Ibu yang menderita penyakit diabetes mellitus

Ibu yang menggalami gangguan jiwa.

25. Menurut anda dengan pemberian kontrasepsi yang sederhana keuntungan yang di

dapat oleh penggunanya adalah ?

Tidak menganggu hubungan seks

Pemberian Jangka waktu yang panjang

Efektifitasnya tinggi

Tidak menganggu proses pemberian ASI.

Page 68: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

50

II. Kunci jawaban :Benar semua

III. Kisi-kisi kuesioner:

Variabel Indikator Nomor soal Jumlah Soal

Tingkat

Pengetahuan

Akseptor KB

Implant tentang

Implant

Pengetahuan tentang

:

1).Pengertian Implant

2).Keuntungan Atau

Manfaat Implant

3).Kerugian Atau Efek

Samping Implant

1, 2, 3,4, 5,6

7, 8, 9,10,11, 12,13,14, 15, 16

17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25

6

10

9

Page 69: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

51

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu

Di Palangkaraya

Saya Yuerny Utamy, mahasiswi program studi DIII Kebidanan Yayasan

Eka Harap Palangka Raya bermaksud mengadakan penelitian untuk memperoleh

gambaran tentang “TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB

IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS

PANARUNG”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Amd. Keb (DIII Kebidanan).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan ibu untuk

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner.

Keikutsertaan saudara dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela dan tidak

berpengaruh pada nilai apapun. Jawaban yang telah ibu berikan akan dijamin

kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Semoga

amal ibadah saudara dibalas dengan kebaikan. Amin.

Palangka Raya, Agustus 2013

Pemohon

YUERNY UTAMY

NIM: 2010.A.01.0049

Page 70: TINGKAT  PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG ALAT KONTRASEPSI  IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG   PALANGKA RAYA TAHUN 2013

52

LEMBAR PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Inisial Nama :

Usia :

Alamat :

Pekerjaan :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian mahasiswi

program studi DIII Kebidanan Yayasan Eka Harap Palangka Raya atas nama

Yuerny Utamy dengan judul:

“TINGKAT PENGETAHUAN IBU ASEPTOR KB IMPLANT TENTANG

ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PANARUNG”.

Saya sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi sebagai

responden pada penelitian ini secara sukarela.

Palangka Raya, Agustus 2013

Responden

( )