TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau...

13
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno) 103 *) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM WADUK DI JAWA BARAT (SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR) Sutrisno *) , Santosa Koesoemadinata *) , dan Imam Taufik *) ABSTRAK Ekosistem waduk di Jawa Barat (Saguling, Cirata, dan Jatiluhur) merupakan perairan yang sangat potensial bagi pengembangan usaha budi daya ikan air tawar dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Ekosistem tersebut menghadapi ancaman masuknya cemaran logam berat dari limbah pemukiman, perkotaan, dan industri di sekitarnya, yang dapat berpengaruh negatif terhadap produktivitas perikanan di perairan tersebut. Kegiatan penelitian telah dilakukan untuk menentukan tingkat pencemaran enam logam berat (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, dan Fe) di ekosistem waduk di atas, untuk mendapatkan data dasar sebagai acuan dalam manajemen perikanan budi daya ikan air tawar yang rasional dan lestari di perairan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat residu rata-rata keenam logam berat di ketiga waduk tersebut pada umumnya masih sesuai baku mutu air untuk perikanan budi daya air tawar (Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001). Tingkat residu logam berat di tiga waduk adalah sebagai berikut: Cirata > Saguling > Jatiluhur. Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn > Cr > Pb > Cu > Cd. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa residu logam berat dalam air < ikan < sedimen. ABSTRACT: Levels of heavy metal pollution in the reservoir ecosystems of West Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur). By: Sutrisno, Santosa Koesoemadinata, and Imam Taufik Reservoir ecosystems in West Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur) are potentially suitable waterbodies for the development of floating cage culture. However these aquatic ecosystems are increasingly endangered by heavy metal pollutants introduced from the neighboring rural development, cities and industrial establishments, which may eventually effects, quantatively as well as qualitatively, the productivity of fisheries in the system. Studies to determine the residu levels of highly toxic metals (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, and Fe) in water, sediment and fish were carried out in the reservoirs to obtain to define the extent of heavy metal pollution in the aquatic ecosystems. Results of this study revealed that the residue level of the six heavy metals measured in the three reservoirs were still within acceptable limits for fish culture according to the water quality standard issued by the government (Indonesian Government Regulation Number 82 Year 2001). The potential metal pollution in the three reservoirs was noted as follows: Cirata > Saguling > Jatiluhur. The amounts of heavy metal concentration detected in the reservoirs were as follows: Fe > Mn > Cr > Pb > Cu > Cd. The study also demonstrated that the increase sequent of heavy metal residues in the reservoirs was: water < fish < the sediment. KEYWORDS: heavy metal, reservoir, West Java, residu levels, pollution

Transcript of TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau...

Page 1: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

103

* ) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor

TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM WADUKDI JAWA BARAT (SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR)

Sutrisno*), Santosa Koesoemadinata*), dan Imam Taufik*)

ABSTRAK

Ekosistem waduk di Jawa Barat (Saguling, Cirata, dan Jatiluhur) merupakan perairanyang sangat potensial bagi pengembangan usaha budi daya ikan air tawar dengansistem keramba jaring apung (KJA). Ekosistem tersebut menghadapi ancaman masuknyacemaran logam berat dari limbah pemukiman, perkotaan, dan industri di sekitarnya,yang dapat berpengaruh negatif terhadap produktivitas perikanan di perairan tersebut.Kegiatan penelitian telah dilakukan untuk menentukan tingkat pencemaran enamlogam berat (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, dan Fe) di ekosistem waduk di atas, untuk mendapatkandata dasar sebagai acuan dalam manajemen perikanan budi daya ikan air tawar yangrasional dan lestari di perairan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkatresidu rata-rata keenam logam berat di ketiga waduk tersebut pada umumnya masihsesuai baku mutu air untuk perikanan budi daya air tawar (Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001). Tingkat residu logam berat di tiga waduk adalah sebagai berikut:Cirata > Saguling > Jatiluhur. Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn > Cr > Pb > Cu> Cd. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa residu logam berat dalam air < ikan <sedimen.

ABSTRACT: Levels of heavy metal pollution in the reservoir ecosystems ofWest Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur). By: Sutrisno,Santosa Koesoemadinata, and Imam Taufik

Reservoir ecosystems in West Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur) are potentiallysuitable waterbodies for the development of floating cage culture. However theseaquatic ecosystems are increasingly endangered by heavy metal pollutantsintroduced from the neighboring rural development, cities and industrialestablishments, which may eventually effects, quantatively as well as qualitatively,the productivity of fisheries in the system. Studies to determine the residu levels ofhighly toxic metals (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, and Fe) in water, sediment and fish werecarried out in the reservoirs to obtain to define the extent of heavy metal pollution inthe aquatic ecosystems. Results of this study revealed that the residue level of thesix heavy metals measured in the three reservoirs were still within acceptable limitsfor fish culture according to the water quality standard issued by the government(Indonesian Government Regulation Number 82 Year 2001). The potential metalpollution in the three reservoirs was noted as follows: Cirata > Saguling > Jatiluhur.The amounts of heavy metal concentration detected in the reservoirs were as follows:Fe > Mn > Cr > Pb > Cu > Cd. The study also demonstrated that the increase sequentof heavy metal residues in the reservoirs was: water < fish < the sediment.

KEYWORDS: heavy metal, reservoir, West Java, residu levels, pollution

Page 2: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

104

PENDAHULUANWaduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur adalah

lingkungan perairan yang rentan terhadappencemaran berbagai jenis bahan kimia atauyang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karenaekosistem ketiga waduk tersebut berdekatandengan lingkungan/komunitas pemukiman,pertanian, dan industri yang dalam melakukanaktivitasnya banyak menggunakan berbagaijenis bahan kimia. Introduksi limbah kimia kedalam waduk tidak dapat dihindari, karenasumber air waduk sebagian berasal dari aliransungai yang juga merupakan tempat pem-buangan limbah perkotaan, pertanian, danindustri yang berada di sepanjang DaerahAliran Sungai (DAS).

Ada berbagai jenis bahan cemaran yangtermasuk B3, di antaranya adalah golonganlogam berat seperti cadmium (Cd), tembaga(Cu), dan timbal (Pb) yang berdaya racun tinggidan mudah diperoleh pada lingkungan akuatik.Bahan-bahan tersebut merupakan senyawakimia yang digunakan dalam kegiatan industri,pertambangan, dan rumah tangga, sehinggatingkat pencemarannya dalam perairan akansemakin tinggi seiring dengan meningkatnyaaktivitas manusia.

Pencemaran ekosistem waduk oleh logamberat pada konsentrasi tertentu dapat me-nimbulkan berbagai gangguan ekologis dilingkungan perairan tersebut. Masalah pen-cemaran ini dapat menimbulkan dampakdestruktif terhadap keanekaragaman sumberhayati perikanan dan produktivitas perikanan(Kumar & Pant, 1994). Keracunan kadmium padaudang putih (Penaeus merguiensis) menyebab-kan degradasi dan nekrosa jaringan insang danhepatopankreas yang dapat menyebabkankematian (Darmono, 1990) dan pada konsen-trasi subletal (10 µg/L) akan menimbulkangangguan ionik pada ikan mujair (Oreochromismossambicus), yakni menurunkan plasma to-tal Ca, plasma osmolaritas, dan ion Na. Merkuridapat menyebabkan kerusakan pada insang,dan menghambat sistem kerja enzim (Darmono,1990), sedangkan keracunan timbal dapatmenimbulkan gejala penyakit Plumbism dansecara kronis dapat menyebabkan kerusakanpada ginjal/nephritis (Darmono, 2001).

Potensi bahaya residu logam berat ter-hadap kesehatan manusia telah banyakdiketahui (Suwarna et al., 1981), yakni antaralain sebagai penyebab gangguan ginjal danhati, penyakit anemia, dan kanker. Menurut

Sumekar (1999) dalam Sutamihardja (2001), didalam tubuh manusia logam berat akan meng-alami proses pemecahan/peruraian menjadiion-ion di dalam usus. Selanjutnya ion-iontersebut masuk ke dalam darah dan mencapaitarget organ sesuai dengan jenis logam berat.Yang menjadi organ target pada umumnyaadalah hati, otak, ginjal, dan sumsum yang didalam organ target tersebut ion logam beratakan berikatan dengan ion-ion sulfida yangterkandung dalam protein. Senyawa S-logaminilah yang dapat menimbulkan kerusakan atautidak berfungsinya organ target yang diserang.

Dengan dikembangkannya perairan WadukSaguling, Cirata, dan Jatiluhur sebagai pusatkegiatan budi daya ikan dengan sistemkeramba jaring apung masalah pencemaranlingkungan perairan oleh logam berat diperairan tersebut perlu dicermati lebih serius.

Penelitian pencemaran di perairan per-ikanan budi daya belum banyak dilakukan,meskipun kasus pencemaran air sungai, danau,dan waduk oleh bahan kimia, antara lain logamberat yang dapat menimbulkan kerugian padausaha budi daya perikanan, telah sering terjadidan dilaporkan. Oleh karena itu, data dasar daninformasi mengenai tingkat pencemaran logamberat di suatu perairan perikanan budi dayasangat diperlukan agar dapat dilakukan upaya-upaya pengelolaan perairan tersebut yangrasional dan efektif.BAHAN DAN METODELokasi Penelitian

Pengambilan sampel air, lumpur, dan ikandilakukan masing-masing pada 4 lokasi diWaduk Saguling, 5 lokasi di Cirata, dan 9 lokasidi Jatiluhur (Lampiran 1, 2, 3, dan Gambar 1, 2,3). Lokasi ini ditentukan berdasarkan per-timbangan bahwa daerah tersebut sebagaiareal sumber pencemaran, kegiatan akuakultur,dan kepentingan lainnya. Lokasi tersebut jugadigunakan oleh Instalasi Penelitian PerikananTangkap dan Perum Otorita Jatiluhur untukmelakukan pemantauan kualitas air secaraberkala, sehingga data yang diperoleh dapatdijadikan data tambahan dalam mengevaluasihasil pemantauan tersebut.Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel air, lumpur, dan ikandilakukan pada bulan Juli, Agustus, dan Novem-ber 2002. Kandungan logam berat yangdianalisis adalah Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, dan Fe.

Page 3: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

105

Sampel air diambil dari permukaan, ke-dalaman 4 m, 8 m, dan dasar waduk (padakedalaman 26—40 m) sebanyak masing-masing 500 mL. Sampel air permukaan dansampel air dari kedalaman 4 m disatukanmenjadi sampel komposit, hal yang samadilakukan terhadap sampel air dari kedalaman8 m dan dari dasar waduk. Sampel sedimendasar waduk diambil sebanyak 200 g, dansampel ikan diperoleh dari keramba jaringapung serta dari hasil penangkapan, masing-masing sebanyak 100 g.Analisis Sampel

Terhadap setiap sampel yang diperolehdilakukan ekstraksi, preparasi, dan identifikasidengan menggunakan alat SpektrometriSerapan Atom atau AAS (Atomic AdsorptionSpektrophotometer).

Preparasi sampel dilakukkan dengan caraoksidasi basah, yakni dengan menambahkan5 mL HNO3 dan 0,5 mL HClO4, kemudiandibiarkan satu malam, dan esoknya dipanaskandalam digestion blok dengan suhu 100°Cselama satu jam, yang kemudian ditingkatkanmenjadi 150oC dan 200oC. Sisa ekstrak (0,5mL) dibiarkan dingin, kemudian diencerkandengan air bebas ion hingga 50 mL. Ekstraksdigunakan untuk pengukuran residu logamberat dengan alat AAS yang menggunakannyala campuran udara-asetilen.HASIL DAN BAHASAN

Kandungan residu rata-rata logam beratdalam air, sedimen, dan ikan di perairan WadukSaguling, Cirata, dan Jatiluhur tertera padaTabel 1. Residu logam berat dalam air dipermukaan waduk umumnya lebih tinggi

Keterangan (Remark):Luas waduk 5.600 ha (Reservoir area is 5,600 ha)1. Bongas2. Dam3. Maroko4. Bunder→ Sungai Citarum (Citarum river)

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk SagulingFigure 1. Sampling locations of water, mud, dan fish at Saguling reservoir

Page 4: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

106

dibanding di bagian dasar. Akan tetapi ditempat-tempat tertentu di mana terjadi per-campuran air yang sempurna, karena ada arus,perbedaan ini tidak jelas. Hal sebaliknya jugadapat terjadi, di mana konsentrasi logam dipermukaan lebih tinggi dari dasar waduk, yangkemungkinan disebabkan adanya aliranumbalan (upwelling).

Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwakisaran konsentrasi logam berat Mn, Cd, Cr,

Cu, Pb, dan Fe dalam air di ketiga waduktersebut masih dalam kisaran baku mutu airuntuk perikanan budi daya air tawar sesuaidengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Airdan Pengendalian Pencemaran (Lampiran 1).Namun demikian dilihat dari batas toleransinyabagi biota air, tingkat konsentrasi beberapalogam berat antara lain Fe, Cu, Cd, dan Cr, perludiwaspadai (Lampiran 2).

Keterangan (Remark):Luas waduk 6.200 ha (Reservoir area is 6,200 ha)1. Jangari2. Cipicung3. Maleber4. Tegal datar5. Dam→ Sungai Citarum (Citarum river)

Gambar 2. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk CirataFigure 2. Sampling location of water, mud, and fish at Cirata reservoir

Page 5: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

107

Secara umum tingkat konsentrasi residulogam berat di Waduk Cirata lebih tinggidibandingkan dengan di Waduk Jatiluhur danSaguling. Tingkat konsentrasi residu masing-masing logam berat tersebut dalam tiap wadukjuga bervariasi, seperti berikut:

Mn : Saguling > Cirata > Jatiluhur

Cd : Jatiluhur > Cirata > SagulingCr : Cirata > Jatiluhur > SagulingCu : Cirata > Saguling > JatiluhurPb : Jatiluhur > Saguling > CirataFe : Cirata > Jatiluhur > SagulingKonsentrasi residu logam berat tertinggi

adalah Fe yang tercatat di Waduk Cirata (1,32—

Keterangan (Remark):Luas waduk 8.300 ha (Reservoir area is 8,300 ha)1. Parung Kalong2. Sodong3. Jamaras4. Baras Barat5. Dam Utama6. Keramba7. Taroko8. PDAM9. Cilalawi

Gambar 3. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk JatiluhurFigure 3. Sampling location of water, mud and fish at Jatiluhur reservoir

Page 6: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

108

MnCd

CrCu

PbSa

gulin

gAir W

ate

r0.4

6(0.

11-1.

21)

0.004

(0.00

1-0.00

9)0.0

08(0.

002-0

.014)

0.009

(0.00

-0.02

)0.0

16(0.

00-0.

06)

Tana

hSe

dim

ent

468

(338-5

21)

0.11

(0.07

-0.14

)1.4

6(0.

46-1.

99)

25.23

(34.0-

75.0)

7.55

(3.10

-10.80

)Ika

nFi

sh3.0

00.0

40.1

65.0

00.4

6

Cirat

aAir W

ate

r0.1

8(0.

02-0.

48)

0.006

(0.00

2-0.01

2)0.0

3(0.

01-0.

06)

0.006

(0.00

-0.03

)0.0

2(0.

01-0.

03)

Tana

hSe

dim

ent

620

(219-1

559)

0.13

(0.08

-0.18

)1.1

0(0.

77-1.

68)

39.40

(30.0-

45.0)

8.40

(4.00

-17.80

)Ika

nFi

sh10

.000.0

50.1

65.0

00.8

4

Jatilu

hur

Air Wate

r0.1

3(0.

01-0.

33)

0.006

(0.00

2-0.00

13)

0.02

(0.00

8-0.43

)0.0

03(0.

00-0.

01)

0.03

(0.02

-0.07

)Ta

nah

Sed

imen

t72

3(22

0-175

6)0.1

10.0

9-0.18

)7.5

8(0.

46-17

.15)

0.036

(0.00

4-0.04

4)0.0

16(0.

004-0

.037)

Ikan

Fish

22.00

(10.00

-39.00

)0.0

47(0.

03-0.

07)

0.21

(0.00

-0.63

)7.0

0(6.

00-9.

00)

0.646

(0.46

-1.02

)

Rata

-rata

dan

kisa

ran t

ingka

t res

idu (

Aver

age a

nd ra

nge o

f resi

due l

evel

Wadu

k Re

servo

irCo

ntoh

Sa

mple

Tabe

l 1.

Tingk

at res

idu lo

gam

berat

di lin

gkun

gan a

kuati

k Wad

uk Sa

gulin

g, Cir

ata, d

an Ja

tiluhu

rTable

1.

Hea

vy m

etals

res

idue

leve

ls in

the

aquati

c en

viro

nm

ent of

the

Saguling, C

irata

, and J

ati

luhur

rese

rvoi

rs

Page 7: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

109

7,11 mg/L), menyusul Mn di Waduk Saguling(0,11—1,21 mg/L). Tingginya konsentrasiresidu logam berat dapat disebabkan pula olehsifat fisika dan kimia senyawa unsur tersebut,antara lain kelarutannya dalam air. Kehadiranpersenyawaan tembaga (Cu) misalnya, ter-gantung pada pH dan kandungan garam dalamair. Dalam lingkungan akuatik senyawa logamberat ini dapat mengalami siklus biologis dalambiota air, khususnya ikan yang menimbulkanproses bioakumulasi (Ariesyadi & Slamet,2000).

Residu logam berat pada ikan dari ketigawaduk umumnya tercatat melebihi konsentrasiyang biasa terdeteksi dalam ikan, khususnyaresidu Mn dan Cu tercatat relatif kritis(Lampiran 6), akan tetapi masih dapat di-konsumsi dengan aman, karena masih ada dibawah ambang batas toleransi (Lampiran 5).Data residu pada ikan di Waduk Saguling danCirata hanya dilakukan pada sampel ikan hasilbudi daya karena tidak diperoleh sampel ikanhasil tangkapan, sedangkan di Jatiluhuranalisis residu dilakukan pada ikan budi dayadan hasil tangkapan.

Menurut Forstner & Whittmann (1981),sekuen konsentrasi Cd dan Pb dalam suatuekosistem sungai adalah sebagai berikut: Air> ikan > sedimen > invertebrata akuatik.

Residu logam berat dalam sedimen diketiga waduk umumnya tercatat dalam batas-batas komposisi yang umum terdapat dalamtanah dan sedimen (Lampiran 7). Konsentrasilogam dalam sedimen lebih tinggi diban-dingkan dalam air dan ikan, mengikuti sekuenyang telah disampaikan di atas. Residu logamberat yang dianalisis dalam sedimen waduktidak hanya berasal dari cemaran akan tetapijuga dari kandungan tanah dasar waduk.

Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhurterletak di Sungai Citarum yang berhulu diwilayah pertanian kaki Gunung Wayang (40 kmsebelah utara kota Bandung), dan mengalir kearah utara sepanjang 225 km untuk bermuaradi Laut Jawa. Sungai tersebut membelahdaerah aliran sungai yang terdiri atas berbagaiekosistem, wilayah pertanian, pemukimankampung, dan perkotaan (Djuangsih & Dalim,1994). Di sepanjang DAS Citarum tersebutpembangunan industri meningkat dengantajam sejak tahun 1975, khususnya industritekstil yang berjumlah sekitar 458. Jenisindustri lainnya adalah pengolahan kulit,kertas, cat, bahan kimia, farmasi, mesin, danlogam, yang berjumlah sekitar 490 unit

(Brotoisworo, 1990). Oleh karena itu, tidaklahmengherankan bila ketiga waduk tersebutmenerima beban polusi yang cukup tinggi dariareal sekitarnya. Sebagai contoh dari salahsatu tempat penyaringan limbah di KotaBandung saja, terdeteksi kandungan logamberat Fe, Mn, Cu, Cr, Pb, dan Cd, sebanyakmasing-masing 15,7 mg/L; 0,25 mg/L; 0,07 mg/L; 0,12 mg/L; 0,91 mg/L; dan 0,06 mg/L(Anonim, 1991). Waduk Saguling dan Cirataterletak tidak jauh dari wilayah perkotaan, olehkarena itu dapat diasumsikan bahwa tingkatpencemaran logam dalam air Waduk Saguling> Cirata > Jatiluhur. Hasil pemeriksaan pence-maran limbah kota, pencemaran logam beratdi perairan waduk juga tergantung padaberbagai faktor lainnya, seperti faktorgeofisika, fisika, kimia, dan sosial.

Menurut Brotoisworo (1990), sekitar 20%pupuk inorganik yang digunakan di sawahtercuci (terbawa) ke Waduk Cirata dan Saguling.Kandungan unsur nitrogen dan fosfor yangtinggi ini memacu pertumbuhan gulma airEichornia crassipes, Hydrilla verticillata, danSalvinia molesta di ketiga waduk tersebut. Halini dapat menyebabkan penurunan tingkatpencemaran logam berat di suatu ekosistemakuatik. Menurut Forstner & Wittmann (1984)tanaman tinggi melalui akarnya dapat menye-rap unsur-unsur logam yang terikat dalamsedimen lebih baik dari alga dan lumut.Penggunaan satu spesies tanaman air dibeberapa lokasi adalah cara yang baik untukmemonitor tingkat pencemaran logam berat.

Faktor-faktor lain yang mendukung sekuentingkat pencemaran logam berat di ketigawaduk tersebut adalah cara pelaksanaanpengelolaan perairan, intensitas budi dayaperikanan, dan tingkat aktivitas manusia disekitar ekosistem waduk.KESIMPULAN♦ Tingkat konsentrasi logam berat Mn, Cd, Cr,

Cu, Pb, dan Fe di tiga Waduk Saguling, Cirata,dan Jatiluhur masih sesuai dengan bakumutu air untuk perikanan budi daya air tawar(Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001).

♦ Secara potensial tingkat pencemaranresidu logam berat di tiga waduk adalahsebagai berikut: Cirata > Saguling >Jatiluhur.

♦ Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn >Cr > Pb > Cu > Cd.

♦ Jumlah residu logam berat dalam air < ikan <sedimen.

Page 8: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

110

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1991. Pengelolaan air limbah di Pusat

Pengelolaan Limbah di Pasir Impun. Uni-versitas Pajajaran, Bandung. 27 pp.

Ariesyadi, H.D. dan J.S. Slamet. 2000. Ekokinetikatembaga di perairan statis. JurnalToksikologi. 1(1): 1—12.

Brotoisworo, I. 1990. Country Experience inRiver/Lake Basin Management Focused onWater Quality. Institute of Ecology,Padjadjaran University, Bandung. 89 pp.

Darmono. 1990. “Uptake of Cadmium and Nickelin Banana Prawn merguiensis De Man”. Bull.Environmn. Contamin. Toxicol. 45(3): 320—328.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pence-maran, Hubungannya dengan ToksikologiSenyawa Logam. Penerbit UniversitasIndonesia (UI-Press). p. 86—93.

Djuangsih, N. and H. Dalim. 1994. Preliminarystudy on the environmental pollution in

the Citarum River basin, West Java, Indone-sia. Dalam: Environmetal Toxicology inSouth East Asia. Widianarko e. al. Eds. VUUniversity Press, Amsterdam. p. 277—288.

Forstner, U. and G.T.W. Wittmann. 1984. Metalpollution in The Aquatic Environment. 2nd

edition. Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg-New York. 1981. p. 271—318.

Kumar, S. and S.C. Pant. 1994. Comparativeeffects of sublethalpoisoning of Zn, Cu,and Pb on gonads of the teleost, Puntiusconchonius. Tox.Letters. 23: 189—194.

Sutamihardja, R.T.M. 2001. Kumpulan MakalahToksikologi Lingkungan, Angkatan XIX.Program Pasca Sarjana. Program Studi IlmuLingkungan. Universitas Indonesia. 241 pp.

Suwarna, S., S. Surtipanti, dan S. Yatim. 1981.Studi kandungan logam berat Hg, Pb, Cd,dan Cr dalam beberapa jenis hasil lautsegar. Majalah BATAN 1(April). p. 2—8.

Page 9: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

111

Lamp

iran 1

.Ha

sil pe

merik

saan

resid

u log

am be

rat di

stas

iun-s

tasiun

Wad

uk Sa

gulin

gA

ppen

dix

1.

Res

ult

of

hea

vy m

etal

resi

due

mea

sure

men

t in

the

stati

ons

of t

he

Saguling

rese

rvoi

r

MnCd

CrCu

PbFe

Air (W

ate

r)

0.89

(0.57

-1.21

)0.0

03(0.

57-1.

21)

0.005

(0.00

2-0.00

8)0.0

15(0.

01-0.

02)

0.015

(0.01

-0.02

)3.7

(3.74

-3Ta

nah (

Sedim

ent)

621

0.07

1.68

3410

.80.2

Air (W

ate

r)

0.19

(0.11

-0.27

)0.0

08(0.

007-0

.009)

0.003

(0.00

2-0.00

4)0.0

10.0

35(0.

01-0.

06)

0.13

(0.1-0

Tana

h (Se

dim

ent)

388

0.14

1.99

376.1

0.9Air

(Wate

r)

0.57

(0.52

-0.62

)0.0

04(0.

003-0

.005)

0.005

(0.00

8-0.12

)0.0

05(0.

00-0.

01)

0.005

(0.00

-0.01

)1.1

(0.62

-1Ta

nah (

Sedim

ent)

453

0.14

1.70

7510

.200.7

Air (W

ate

r)

0.19

(0.18

0-0.21

)0.0

010.0

13(0.

012-0

.014)

0.005

(0.00

-0.01

)0.0

10.1

(0.11

-0Ta

nah (

Sedim

ent)

463

0.11

0.46

503.1

0.5

Maro

ko

Dam

Ting

kat r

esid

u rat

a-rat

a dan

kisa

ran (

Aver

age a

nd ra

nge o

f resi

due l

evel

) (mg

Bong

as

Bund

er

Cont

oh

Sam

pleSt

asiun

St

ation

Page 10: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

112

Lamp

iran 2

.Ha

sil pe

merik

saan

resid

u log

am be

rat di

stas

iun-s

tasiun

Wad

uk Ci

rata

Appen

dix

2.

Res

ult

of

hea

vy m

etal r

esid

ue

mea

sure

men

t in

the

stati

ons

of t

he

Cir

ata

res

ervo

ir

MnCd

CrCu

PbAir

(Wate

r)

0.27

(0.06

-0.48

)0.0

09(0.

007-0

.012)

0.044

(0.02

5-030

63)

0.005

(0.00

-0.01

)0.0

15(0.

01-0.

02)

(0.0

Tana

h (Se

dim

ent)

698

0.08

1.22

4217

.8Air

(Wate

r)

0.21

(0.10

-0.33

)0.0

04(0.

002-0

.007)

0.022

(0.01

8-0.02

6)0.0

02(0.

01-0.

03)

0.025

(0.02

-0.03

)(0.

Tana

h (Se

dim

ent)

1559

0.12

0.77

355.2

Air (W

ate

r)

0.15

(0.04

-0.27

)0.0

05(0.

004-0

.007)

0.028

(0.01

2-0.04

5)0.0

05(0.

00-0.

01)

0.025

(0.02

-0.03

)(0.

0Ta

nah (

Sed

imen

t)29

00.1

81.0

730

5.4Air

(Wate

r)

0.12

(0.07

-0.17

)0.0

03(0.

002-0

.005)

0.026

(0.02

1-0.03

1)0

0.02

(0.01

-0.03

)(0.

0Ta

nah (

Sed

imen

t)21

90.1

30.7

745

4.0Air

(Wate

r)

0.12

(0.02

-0.23

)0.0

0(0.

003-0

.009)

0.03

(0.01

1-0.04

9)0.0

05(0.

00-0.

01)

0.02

(0.0

Tana

h (Se

dim

ent)

334

0.16

1.68

459.6

Stas

iun

Stat

ionCo

ntoh

Sa

mple

Ting

kat r

esid

u rat

a-rat

a dan

kisa

ran (

Aver

age a

nd ra

nge o

f resi

due l

evel

)

Cipic

ung

Janga

ri

Maleb

er

Tega

l Da

tar

Dam

Page 11: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

113

Lamp

iran 3

.Ha

sil pe

merik

saan

resid

u log

am be

rat di

stas

iun-s

tasiun

Wad

uk Ja

tiluhu

rA

ppen

dix

3.

Res

ult

of

hea

vy m

etal r

esid

ue

mea

sure

men

t in

the

stati

ons

of J

ati

luhur

rese

rvoi

r

MnCd

CrCu

PbAir

(Wate

r)0.1

90.0

080.0

210.0

050.0

5Ta

nah (

Sed

imen

t)17

560.1

10.4

638

4.5Air

(Wate

r)0.2

60.0

050.0

160.0

050.0

3Ta

nah (

Sed

imen

t)55

10.0

92.4

534

9.1Air

(Wate

r)0.0

90.0

070.0

090.0

050.0

3Ta

nah (

Sed

imen

t)82

20.0

90.6

133

10.3

Air (W

ate

r)0.0

60.0

060.0

080.0

050.2

Tana

h (Se

dim

ent)

493

0.18

11.79

4419

.6Air

(Wate

r)0.1

70.0

070.0

250.0

050.0

2Ta

nah (

Sed

imen

t)88

80.1

16.6

938

15.5

Air (W

ate

r)0.0

80.0

040.0

128

0.005

0.02

Tana

h (Se

dim

ent)

652

0.08

6.89

3713

.7Air

(Wate

r)0.1

00.0

090.0

30

0.02

Tana

h (Se

dim

ent)

220

0.11

12.4

3831

.7Air

(Wate

r)0.1

40.0

060.0

180.0

00.0

2Ta

nah (

Sed

imen

t)39

90.1

117

.1530

22.3

Air (W

ate

r)0.0

80.0

090.0

250

0.03

Tana

h (Se

dim

ent)

--

--

-

Stas

iun

Stat

ionCo

ntoh

Sa

mple

Ting

kat r

esid

u rat

a-rat

a dan

kisa

ran (

Aver

age a

nd ra

nge o

f resi

due l

e

Paru

ngka

long

Sodo

ng

Taro

ko

Baras

barat

Dam

Jamara

s

Karam

ba

Silala

wi

Instal

asi P

AM

Page 12: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

114

I II III IVCd mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01Cr mg/L 0.05 0.05 0.05 1Cu mg/L 0.02 0.02 0.02 0.2Fe mg/L 0.3 - - -Pb mg/L 0.03 0.03 0.03 1Mn mg/L 0.1 - - -

Kelas (Class)Parameter Parameter

Satuan Unit

Lampiran 4. Baku mutu air untuk beberapa logam beratAppendix 4. Water quality standards for some heavy metals

Sumber (Source):Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian PencemaranGovernment Regulation of the Republic of Indonesia, Number 82 Year2001 on The Management of Water Quality And Pollution Control

Unsur/Senyawa Krustase Ikan ManusiaElement/Compound Crustaceans (µg/L) Fish (µg/L) Man (mg/kg)

Cd++ [CdCl2] 0.03-0.4 3 50-500Cr++ [Cr2(SO4)3] 0.03-0.1 1.2-200 500-5,000Cu++ [CuSO4] 0.08-0.8 0.03-0.8 8,000 mgFe++ [FeSO4] 1.62-152 0.9-152 500-5,000Mn++ 500-1,000 50-1,200 500-5,000Pb++ [Pb(NO3)2] 3-170 0.33-200 2,000

Lampiran 5. Batas toleransi konsentrasi beberapa unsur dan senyawa logam beratAppendix 5. Toxicological tolerance levels of some heavy metals and compounds

Sumber (Source): Jung & Liebmann dalam Forstner & Wittmann (1981)

Lampiran 6. Kisaran umum konsentrasi logam dalam tubuh ikanAppendix 6. Common concentration ranges for heavy metals in fish

Sumber (Source): Forstner & Wittmann (1981)

Logam (Meta l ) Kisaran (Range) (µg/kg) Jaringan tubuh (Organ)Kadmium (Cadmium ) (Cd) - -Krom (Chromium ) (Cr) 0.02-1.60 Otot (Muscle )Tembaga (Copper ) (Cu) 0.07-1.28 Otot (Muscle )Besi (Iron ) (Fe) 0.1-1.78 Otot (Muscle )Timbal (Lead ) (Pb) 2.0 Total ikan (Whole fish )Mangan (Manganesa ) (Mn) 0.421-2.98 Otot (Muscle )

Page 13: TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM … · pencemaran berbagai jenis bahan kimia atau yang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karena

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)

115

Lampiran 7. Komposisi umum unsur logam dalam sedimen dan tanahAppendix 7. Common elemental composition of sediments and soils

Sumber (Source): Salomons & Forstner (1984)

Unsur (Element ) Kisaran (Range) (mg/kg)Kadmium (Cadmium ) (Cd) 0.05-0.22Krom (Chromium ) (Cr) 11.0-72.0Tembaga (Copper ) (Cu) 5.1-250Besi (Iron ) (Fe) 17,000-65,000Timbal (Lead ) (Pb) 5.7-150Mangan (Manganesa ) (Mn) 460-6,700