TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU...

91
TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN ANISA FATHIR RAHMAN MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Transcript of TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU...

Page 1: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING

KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT

UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA,

SULAWESI SELATAN

ANISA FATHIR RAHMAN

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Page 2: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL

KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA

TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Adapun semua sumber

data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

sebelumnya maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Anisa Fathir Rahman

Page 3: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

ABSTRAK

ANISA FATHIR RAHMAN, C44050715. Tingkat Keakuratan Konstruksi

Gading-Gading Kapal Kayu Galangan Kapal UD. Semangat Untung di Desa

Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh YOPI NOVITA dan

VITA RUMANTI KURNIAWATI.

Di Sulawesi Selatan, kapal perikanan umumnya dibuat di pusat industri

galangan kapal rakyat yang berlokasi di Kabupaten Bulukumba. Para pengrajin

kapal di daerah ini terkenal hingga ke mancanegara sebagai ahli pembuat kapal.

Kapal perikanan tersebut dibuat secara tradisional. Keahlian dan teknik

pembuatannya hanya mengandalkan pengetahuan yang diperoleh secara turun-

temurun semata tanpa didasari oleh perhitungan arsitektur perkapalan ataupun

dilengkapi oleh gambar rancangan detail seperti yang berlaku di negara-negara

maju. Pembuatan kapal yang tidak dilengkapi dengan gambar rancangan detail

terkadang menyebabkan terjadinya perbedaan konstruksi dengan perencanaan.

Hal seperti ini biasanya terjadi pada bagian konstruksi yang sulit dan memerlukan

efisiensi penggunaan material yang tinggi seperti gading-gading. Oleh karena itu,

perlu dilakukan suatu penelitian mengenai seberapa besar tingkat keakuratan

konstruksi gading-gading pada pembangunan kapal di suatu galangan. Penelitian

ini dimaksudkan agar kemungkinan terjadinya perbedaan ukuran konstruksi

gading-gading yang terpasang dengan gading-gading yang direncanakan lebih

kecil. Tingkat keakuratan yang tinggi akan berpengaruh pada efisiensi

penggunaan material dan lama waktu pengerjaan khususnya pada bagian gading-

gading. Penelitian ini berlokasi di galangan kapal UD. Semangat Untung,

Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini menggunakan

metode survei. Analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif numerik

untuk mengetahui tingkat keakuratan pembangunan gading-gading di galangan

kapal tersebut. Koreksi kesalahan konstruksi gading-gading di galangan ini terdiri

dari dua cara yaitu menambah dan mengurangi ukuran jika tidak sesuai dengan

yang direncanakan. Adapun tingkat keakuratan dimensi gading-gading cenderung

tidak akurat (mengacu pada grafik galat relatif dimensi gading-gading yang

dominan berada di zona B).

Kata kunci : kapal perikanan, tingkat keakuratan, gading-gading kapal.

Page 4: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING

KAPAL KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT

UNTUNG DI DESA TANAH BERU, BULUKUMBA,

SULAWESI SELATAN

ANISA FATHIR RAHMAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

Page 5: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

Judul Skripsi : Tingkat Keakuratan Konstruksi Gading-Gading

Kapal Kayu Galangan Kapal UD. Semangat

Untung di Desa Tanah Beru, Bulukumba,

Sulawesi Selatan

Nama : Anisa Fathir Rahman

NRP : C44050715

Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yopi Novita, S. Pi, M. Si. Vita Rumanti K, S. Pi, M.T.

NIP: 19710916 200003 2 001 NIP: 19820911 200501 2 001

Diketahui:

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M. Sc.

NIP: 19610410 198601 1 002

Tanggal Lulus: 27 Agustus 2009

Page 6: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

KATA PENGANTAR

Skripsi berjudul ”Tingkat Keakuratan Konstruksi Gading-gading

Kapal Kayu Galangan Kapal UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru,

Bulukumba, Sulawesi Selatan ” ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar sarjana pada Departemen Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini menjelaskan tentang

pembangunan kapal di galangan kapal rakyat UD. Semangat Untung di desa

Tanah Beru, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan khususnya untuk pembangunan

gading-gading kapal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober

2008. Secara rinci skripsi ini menjelaskan mengenai tingkat keakuratan

konstruksi gading-gading kapal dan cara koreksi yang digunakan pada

pemasangan gading-gading yang dilakukan oleh pengrajin kapal di desa Tanah

Beru, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Yopi Novita, S. Pi, M. Si. dan Vita Rumanti K, S. Pi, MT. selaku dosen

pembimbing atas segala saran, arahan, bimbingan, perhatian, doa dan semangat

selama membimbing penulis hingga skripsi ini selesai;

2. Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. dan Dr. Eko Sri Wiyono S.Pi, M. Si.

selaku dosen penguji tamu;

3. Prof. Dr. Ir. Mulyono S Baskoro, M. Sc. selaku Ketua Departemen PSP dan Dr.

Ir. Mohammad Imron, M. Si. selaku komisi pendidikan Departemen PSP;

4. Bapak H. Muh. Yusuf sebagai pemilik Galangan Kapal Rakyat UD. Semangat

Untung atas kesediaan memberikan informasi, penjelasan dan bantuan bagi

penelitian ini;

5. Saudara dan teman-teman seperjuangan PSP 42 atas kebersamaannya; dan

6. Pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Agustus 2009

Anisa Fathir Rahman

Page 7: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

UCAPAN TERIMA KASIH

Banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini, baik bantuan secara moril maupun materiil yang sangat

berguna bagi penulis.

Penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak-

pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, antara lain:

1) Orang tua tercinta Abdul Rahman Rahim, SE dan Hj. Faridah Kasim, SH,

M. Si atas segala doa, motivasi dan dukungannya;

2) Adik-adik tersayang Bemba, Tika, dan Ucok yang tiada hentinya berdoa

dan memberikan dukungan untuk penulis;

3) Bagus Guntur Wibowo yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang,

dan semangat baru kepada penulis;

4) Teman-teman ABY: Ima Kusumanti, Achmad Fauzan, dan Muh. Anggi

Natapraja atas perjuangan dan kebersamaannya dalam bimbingan;

5) Teman-teman seperjuangan PSP 42 (Gina, Intan, Fati, Reny, Didin, Bepe,

Eko, Bram, Noer, Haryo, Leo, Nano, Yuli, Ema, Winy, Budi, Pakde, Arif.

Anja, Dhenis, Hendri, Ziah, Ummi, Septa, Irna, Puput, Yiyi, Mira, Kim,

Dika, Hanno, Vera, Imam, Asep, Dian, Kily, Ferty, Adi, Oce, Dilla, Hafid,

Zasuli, Feri, Sahat, Meida, Hendro, Rio, Novel, Mery, Mirza, Fifi, dan

Nia).

6) Mba Ika yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis;

7) Rekan-rekan PSP 39, PSP 40, PSP 41, PSP 43, dan PSP 44; dan

8) Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Anisa Fathir Rahman

Page 8: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 9

Agustus 1987. Penulis adalah anak pertama dari empat

bersaudara dari pasangan Abdul Rahman Rahim, SE dan Hj.

Faridah Kasim, SH, M. Si. Pada tahun 2002 penulis lulus dari

SMU Negeri 1 Takalar.

Pada tahun 2005 penulis di terima di Institut Pertanian

Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai

mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada Program Studi

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan hingga sekarang. Selama menjadi

mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Penulis pernah

menjabat sebagai anggota divisi eksternal Himpunan Mahasiswa Perikanan

Tangkap Indonesia tahun 2006-2007dan Sekretaris 1 Himpunan Mahasiswa

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) tahun 2007-2008. Selain

itu, penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Rekayasa Tingkah Laku Ikan

tahun 2008 dan 2009, asisten mata kuliah Manajemen Operasi Penangkapan Ikan

tahun 2008-2009, dan asisten mata kuliah Navigasi Kapal Perikanan tahun 2009.

Pada tahun 2008, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi

dengan judul “ Tingkat Keakuratan Konstruksi Gading-gading Kapal Kayu

Galangan Kapal UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru, Bulukumba,

Sulawesi Selatan”.

Page 9: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................................. 2

1.3 Manfaat............................................................................................... 3

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal Perikanan.................................................................................. 4

2.2 Konstruksi Kapal................................................................................ 6

2.3 Kayu................................................................................................... 9

2.4 Gading-gading Kapal......................................................................... 12

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................. 15

3.2 Alat…………..…………………………………………………....... 15

3.3 Jenis Data…………………………………………………………… 16

3.4 Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 18

3.5 Metode Pengolahan Data…………………………………………… 18

3.6 Analisis Data………………………………………………………... 18

4 KONDISI UMUM

4.1 Kondisi Umum Galangan Kapal UD. Semangat…...…..................... 20

4.2 Keadaan SDM.................................................................................... 23

4.3 Produktivitas Galangan...................................................................... 23

4.4 Pekerja dan Lama Pengerjaan Pembangunan Kapal.......................... 24

4.5 Jenis dan Asal Kayu........................................................................... 25

4.6 Pembangunan Kapal di Galangan UD. Semangat Untung................ 27

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Konstruksi Gading-gading................................................................ 29

5.2 Proses Pembuatan Gading-gading.................................................... 33

5.2.1 Pembuatan gading-gading bentuk V bottom......................... 33

5.2.2 Pembuatan gading-gading bentuk round bottom.................. 34

5.2.3 Pembuatan gading-gading bentuk U bottom........................ 35

5.3 Tingkat Keakuratan dan Teknik Pengkoreksian dalam

Pembuatan Gading-gading................................................................. 36

5.3.1 Tingkat keakuratan dan galat relatif lebar penampang

gading-gading…………………………………………….. 37

5.3.2 Tingkat keakuratan dan galat relatif tebal penampang

gading-gading…………………………………………….. 41

Page 10: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

ix

5.3.3 Tingkat keakuratan dan galat relatif jarak antar gading-

gading…………………………………………………….. 44

5.3.3.1 Jarak antar gading-gading bersisian…………….. 44

5.3.3.2 Jarak antar gading-gading berhadapan…………. 48

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan....................................................................................... 53

6.2 Saran................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 54

LAMPIRAN.................................................................................................... 56

Page 11: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jenis, sifat, kegunaan dan daerah penyebaran beberapa

kayu untuk industri perkapalan di Indonesia............................................. 9

2 Peralatan yang digunakan pada galangan kapal di Bulukumba................. 22

3 Keadaan sumberdaya manusia di galangan kapal

UD. Semangat Untung…………………………………………….......... 23

4 Produktivitas galangan dari Tahun 2005 – 2008…………………........... 24

5 Jumlah pekerja dan lama waktu pengerjaan kapal

berdasarkan ukuran kapal………………………………………….......... 24

6 Jenis kayu dan asal kayu yang digunakan dalam

pembangunan kapal di galangan kapal UD. Semangat Untung………... 25

7 Dimensi utama obyek penelitian................................................................ 29

8 Tingkat keakuratan lebar penampang gading-gading………………….. 37

9 Tingkat keakuratan lebar penampang gading-gading per

bentuk gading-gading……........................................................................ 38

10 Persentase selisih lebar penampang gading-gading…………………….. 39

11 Tingkat keakuratan tebal penampang gading-gading…………………. 41

12 Tingkat keakuratan tebal penampang gading-gading per bentuk

gading-gading…………………………………………………………... 42

13 Persentase selisih tebal penampang gading-gading…………………...... 43

14 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading bersisian……………….. 45

15 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading bersisian

per bentuk gading-gading………………………………………………. 46

16 Persentase selisih jarak antar gading-gading bersisian………………..... 47

17 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading berhadapan…………… 49

18 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading per bentuk

gading-gading…………………………………………........................... 50

19 Persentase selisih jarak antar gading-gading berhadapan………………. 50

Page 12: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Bentuk kasko kapal tipe ”V” bottom......................................................... 7

2 Bentuk kasko kapal tipe round bottom...................................................... 8

3 Bentuk kasko kapal tipe round flat bottom............................................... 8

4 Bentuk kasko kapal tipe ”U” bottom......................................................... 8

5 Bentuk kasko kapal tipe akatsuki bottom.................................................. 8

6 Bentuk kasko kapal tipe hard chin bottom................................................ 8

7 Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu.................................... 13

8 Konstruksi gading-gading....................................................................... 14

a) haluan; b) midship; c) buritan.

9 Dimensi tebal penampang gading-gading……………………………… 16

10 Dimensi lebar penampang gading-gading……………………………… 16

11 Jarak antar gading-gading bersisian……………………………………. 17

12 Jarak antar gading-gading berhadapan…………………………............. 17

13 Peta lokasi Kabupaten Bulukumba………………………………........... 20

14 Peta lokasi penelitian................................................................................ 21

15 Tahapan pembangunan kapal di galangan kapal

UD. Semangat Untung............................................................................. 28

16 Profil konstruksi gading-gading kapal posisi 1-29 (Tampak samping).... 30

17 Bentuk gading-gading U bottom:

a) U bottom dari dua batang kayu yang tidak disambung (U1)............. 31

b) U bottom dari tiga batang kayu yang disambung (U2)..................... 31

18 Bentuk gading-gading round bottom:

a) Round bottom dari dua batang kayu yang tidak disambung (R1)…. 31

b) Round bottom dari tiga batang kayu yang disambung (R2)……….. 31

19 Bentuk gading-gading V bottom:

a) V bottom dari tiga batang kayu (V1)................................................. 32

b) V bottom dari dua batang kayu (V2)................................................. 32

c) V bottom dari satu batang kayu (V3)................................................ 32

20 Bentuk gading-gading bagian atas dan bawah………………………….. 32

21 Penyambungan gading-gading bentuk U2……………………………… 34

22 Penyambungan gading-gading bentuk R2……………………………… 35

23 Penyambungan gading-gading bentuk V1……………………………… 36

Page 13: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

xii

24 Penyambungan gading-gading bentuk V2……………………………… 36

25 Grafik galat relatif lebar penampang gading-gading…………………… 40

26 Grafik galat relatif tebal penampang gading-gading…………………… 44

27 Grafik galat relatif jarak antar gading-gading bersisian……………....... 48

28 Grafik galat relatif jarak antar gading-gading berhadapan…………….. 52

Page 14: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Jenis, sifat, kegunaan dan daerah penyebaran beberapa kayu

untuk industri perkapalan di Indonesia................................................... 57

2 Kuisioner penelitian…………………………………………………… 60

3 Alat yang digunakan dalam pembangunan kapal di

UD. Semangat Untung............................................................................. 69

4 Kayu yang digunakan untuk membuat gading-gading di galangan

yang diteliti.............................................................................................. 71

5 Pengertian dari dimensi-dimensi kapal.................................................... 72

6 Foto pencetakan mal besi ke batang kayu lengkung pada proses

pembuatan gading-gading........................................................................ 73

7 Foto-foto konstruksi gading-gading.......................................................... 74

8 Kulit kayu (barru) yang digunakan sebahai bahan pakal pada kapal

yang dibuat di galangan UD. Semangat Untung...................................... 76

9 Contoh perhitungan tingkat keakuratan dan persentase selisih lebar

penampang gading-gading........................................................................ 77

Page 15: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kapal perikanan merupakan salah satu unit penangkap ikan yang penting

dalam operasi penangkapan ikan. Menurut Nomura dan Yamazaki (1975), kapal

perikanan adalah kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang mencakup

penggunaan atau aktivitas penangkapan atau pengumpulan sumberdaya perairan,

serta penggunaan dalam beberapa aktivitas seperti riset, training, dan inspeksi

sumberdaya perairan. Nomura dan Yamazaki (1975) juga menyatakan bahwa

kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang paling penting dan

memiliki investasi modal yang paling besar dalam usaha perikanan.

Kapal perikanan yang ada di Indonesia sebagian besar dibuat di galangan

kapal tradisional. Pada umumnya galangan kapal tradisional membangun kapal

perikanan dari bahan kayu. Hal ini dilakukan karena bahan kayu dianggap

sebagai material pembuatan kapal yang paling ekonomis dan pengerjaannya dapat

menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, pembangunan kapal kayu tidak

memerlukan teknologi mutakhir sehingga dianggap mudah dalam pengerjaannya.

Pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan kapal perikanan yang ada

digalangan tradisional diperoleh secara turun temurun berdasarkan pengalaman

generasi sebelumnya. Pembangunan kapal tidak dilengkapi perencanaan berupa

gambar rancangan detail maupun perhitungan naval architec. Prosedur yang

dilakukan pun masih belum menerapkan standar yang ditetapkan oleh BKI (Biro

Klasifikasi Indonesia). Galangan tradisional masih lemah dalam hal pemodalan,

manajemen, dan penguasaan teknologi. Walaupun dihadapkan pada kenyataan

seperti di atas, keberadaan dan kemampuan kapal perikanan dari galangan

tradisional tidak diragukan lagi. Hal ini terlihat dari kemampuan kapal-kapal ini

berlayar dan menjalankan fungsinya dengan baik sebagai kapal perikanan yang

membantu operasi penangkapan ikan.

Gading-gading merupakan salah satu bagian konstruksi yang penting.

Menurut Soegiono (2006) dalam Ayuningsari (2007), gading-gading merupakan

salah satu anggota kerangka kapal melintang yang dipasang pada sisi kapal mulai

dari bilge sampai geladak atau dari geladak sampai geladak diatasnya. Secara

Page 16: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

2

keseluruhan bentuk kapal ditentukan oleh kerangka kapalnya. Kerangka yang

dimaksud adalah gading-gading yang juga merupakan tempat melekatnya kulit

atau lambung kapal agar bentuknya tidak berubah. Selain itu, gading-gading

merupakan bagian yang paling sulit konstruksinya dan memerlukan efisiensi

material yang tinggi. Perbedaan ukuran baik kelebihan atau kekurangan ukuran

gading-gading yang dibangun dari yang direncanakan memiliki pengaruh yang

besar terhadap kekuatan konstruksi kapal maupun efisiensi dalam penggunaan

bahan-bahan, salah satunya adalah kayu. Kajian keakuratan dalam penelitian ini

dilakukan pada empat komponen ukuran yaitu lebar penampang gading-gading,

tebal penampang gading-gading, jarak antar gading-gading bersisian dan jarak

antar gading-gading berhadapan.

Kabupaten Bulukumba dipilih sebagai daerah penelitian karena Bulukumba

merupakan pusat galangan tradisional di Sulawesi Selatan. Di Indonesia, para

pengrajin kapal di Bulukumba sudah terkenal kemahiran dan kepandaiannya

sebagai tukang perahu alam yang cekatan atau ahli perahu. Hal ini diketahui dari

banyaknya pengrajin kapal di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan yang berasal dari

Kabupaten Bulukumba. Kemahiran para pengrajin kapal yang ada di Bulukumba

tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi hingga ke mancanegara antara lain:

Jerman, Prancis, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Pentingnya konstruksi gading-gading yang benar dalam pembangunan kapal

membuat penelitian ini perlu dilakukan guna mengetahui seberapa besar tingkat

keakuratan konstruksi gading-gading yang dibuat oleh galangan kapal yang ada di

Bulukumba dan mengetahui teknik yang digunakan oleh pembuat kapal untuk

menutupi ketidaksesuaian ukuran tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1) Memperoleh tingkat keakuratan konstruksi gading-gading pada

pembangunan kapal kayu di galangan kapal UD. Semangat Untung,

Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan; dan

Page 17: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

3

2) Memperoleh teknik pengkoreksian kontruksi gading-gading yang dilakukan

pada pembangunan kapal kayu di galangan kapal UD. Semangat Untung,

Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan

untuk menghindari kesalahan-kesalahan konstruksi dan ketidakefisienan dalam

membangun gading-gading kapal di galangan tersebut untuk kedepannya.

Penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai pembangunan kapal yang

dilakukan di industri galangan kapal rakyat Kabupaten Bulukumba, Sulawesi

Selatan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

Page 18: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal Perikanan

Kapal merupakan suatu bangunan apung yang digunakan sebagai sarana

melakukan kegiatan di perairan, baik sebagai alat transportasi maupun unit dalam

usaha penangkapan ikan. Fyson (1985), memberikan pengertian kapal perikanan

adalah kapal yang dibangun untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan,

menyimpan ikan, dan lain sebagainya yang didesain dengan ukuran, rancangan

bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin, serta berbagai perlengkapan yang

secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi. Sementara

itu, menurut Nomura dan Yamazaki (1977), kapal perikanan adalah kapal yang

digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau

mengumpulkan sumberdaya perairan, pengelolaan usaha budidaya sumberdaya

perairan, serta penggunaan dalam beberapa aktivitas seperti riset, training, dan

inspeksi sumberdaya perairan. Sebagian besar modal diinvestasikan untuk kapal,

sehingga perencanaan dalam pembangunan kapal perikanan sangat penting dalam

memulai suatu usaha perikanan.

Di Indonesia, sebagian besar kapal-kapal penangkap ikan dibangun dengan

cara yang masih tradisional. Para pembangun kapal hanya mengandalkan

pengetahuan dan keahlian yang diwariskan secara turun-temurun. Materialnya

pun dari bahan yang cukup mudah yaitu dari bahan kayu. Kapal-kapal kayu

tersebut dibangun tanpa menggunakan gambar rencana, perhitungan hidrostastik,

stabilitas, trim, dan sebagainya. Selain itu, pembangunan kapal juga tidak

dilengkapi dengan gambar-gambar desain seperti general arrangement, lines plan,

deck profile, dan profile construction (Iskandar dan Pujiati, 1995).

Kapal perikanan memiliki bentuk dan jenis yang berbeda-beda sesuai

dengan tujuan pembangunannya. Oleh karena itu bentuk desain maupun

konstruksinya berbeda-beda agar dapat digunakan sesuai dengan tujuan

pembangunannya.

Page 19: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

5

Menurut Nomura dan Yamazaki (1977), kapal perikanan memiliki

karakteristik dan keistimewaan yang membedakan dengan kapal lainnya, yaitu:

1) Kecepatan kapal

Kapal perikanan memiliki kecepatan yang bervariasi disesuaikan dengan

kebutuhan penangkapan, biasanya memiliki kecepatan yang tinggi untuk

mengejar kelompok ikan serta dapat membawa hasil tangkapan yang segar

dalam waktu relatif singkat;

2) Olah gerak kapal

Kapal perikanan memiliki olah gerak yang baik pada saat dioperasikan,

seperti kemampuan steerability yang baik, radius putaran kecil dan daya

dorong mesin (propulsive engine) yang dapat dengan mudah bergerak maju

ataupun mundur;

3) Kelaiklautan (Seaworthiness)

Laik laut digunakan dalam operasi penangkapan ikan dan cukup tahan untuk

melawan angin, gelombang, stabilitas yang tinggi, serta daya apung yang

cukup untuk menjamin keamanan dalam pelayaran;

4) Lingkup area pelayaran

Kapal perikanan memiliki lingkup area pelayaran yang luas karena ditentukan

oleh pergerakan kelompok ikan, daerah musim ikan dan migrasi ikan;

5) Konstruksi badan kapal kuat

Konstruksi kapal perikanan harus kuat karena dalam operasi penangkapan

ikan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah. Selain itu,

konstruksi kapal juga harus mampu menahan getaran mesin;

6) Mesin penggerak

Daya dorong mesin yang dibutuhkan oleh kapal perikanan cukup besar,

sedangkan volume mesin dan getaran mesin yang ditimbulkan harus sekecil

mungkin;

7) Fasilitas penyimpanan dan pengelolaan ikan

Kapal perikanan dilengkapi dengan fasilitas untuk menyimpan hasil

tangkapan seperti palkah berpendingin, terutama jika membutuhkan waktu

penangkapan yang cukup lama. Selain itu, terkadang dilengkapi juga dengan

cool room, freezing room, dan processing machine; dan

Page 20: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

6

8) Fishing equipment

Kapal perikanan memiliki fishing equipment yang berbeda tergantung jenis

alat tangkap yang dioperasikan, ada yang memiliki mesin-mesin bantu

seperti: winch, power block, line hauler, dan sebagainya.

Menurut Iskandar dan Pujiati (1995), kapal dikelompokkan menjadi 4

kelompok berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap yang dioperasikan,

yaitu:

1) Kapal yang mengoperasikan alat tangkap statik (static gear) seperti gillnet,

longline, lift net, dan pole and line;

2) Kapal yang mengopersikan alat tangkap dengan ditarik (towed gear) seperti:

trawl, dan pancing tonda;

3) Kapal yang mengoperasikan alat tangkap dengan dilingkarkan (encircling

gear). Seperti purse seine, payang, dan dogol; dan

4) Kapal yang mengoperasikan lebih dari satu alat tangkap yang berbeda (multi

purpose).

Nomura dan Yamazaki (1977) mengemukakan beberapa syarat yang harus

dipenuhi sebuah kapal perikanan untuk dibangun, yaitu:

1) Memiliki kekuatan struktur badan kapal;

2) Menunjang keberhasilan operasi penangkapan ikan;

3) Memiliki stabilitas yang tinggi; dan

4) Memiliki fasilitas penyimpanan yang lengkap.

2.2 Konstruksi Kapal

Sebelum membangun kapal, lebih dahulu dibuat gambar rencana

konstruksi, kemudian dilakukan pemilihan material yang berkualitas baik. Setelah

itu, dilakukan pemilihan balok-balok konstruksi yang tepat ukurannya. Jika tiga

hal ini terpenuhi barulah proses pembuatan kapal dimulai. Menurut Pasaribu

(1985) dalam Sinaga (1998), syarat-syarat konstruksi badan kapal adalah sebagai

berikut):

1) Laik laut dan laik tangkap dalam segala kondisi yang sesuai dengan daerah

pelayaran dan fungsi kapal yang diinginkan;

Page 21: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

7

2) Ukuran balok konstruksi lambung kapal harus memenuhi ketentuan pihak

berwenang yang berlaku untuk jenis, tipe, ukuran dan kekuatan kapal;

3) Konstruksi kapal perikanan sebaiknya memakai sistem konstruksi melintang;

4) Konstruksi melintang kapal menggunakan sistem gading tunggal; dan

5) Konstruksi kapal perikanan harus sesuai dengan jenis kapal perikanan,

peralatan perikanan, basis perikanan, dan daerah penangkapan.

Bentuk kasko kapal (badan kapal) sangat berpengaruh terhadap stabilitas

kapal ketika berlayar. Rouf (2004) menjelaskan bahwa bentuk kasko kapal

perikanan pada bagian haluan berbentuk ”V” bottom (Gambar 1), sedangkan pada

bagian tengah hingga buritan terdapat lima variasi bentuk kasko kapal perikanan,

yaitu:

1) Round bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat hampir setengah

lingkaran (Gambar 2);

2) Round flat bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat yang rata pada

bagian bawahnya (Gambar 3);

3) ”U” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf ”U”

(Gambar 4);

4) Akatsuki bottom, yaitu tipe kasko kapal yang berbentuk hampir menyerupai

huruf ”U”, tetapi setiap lekukannya membentuk suatu sudut dan rata pada

bagian bawahnya (Gambar 5); dan

5) Hard chin bottom, yaitu tipe kasko kapal yang berbentuk hampir sama dengan

Akatsuki bottom, tetapi pertemuan antara lambung kiri dan kanan kapal pada

bagian lunas membentuk suatu sudut seperti dagu (Gambar 6).

Gambar 1 Bentuk kasko kapal tipe ”V” bottom.

Page 22: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

8

Gambar 2 Bentuk kasko kapal tipe round bottom.

Gambar 3 Bentuk kasko kapal tipe round flat bottom.

Gambar 4 Bentuk kasko kapal tipe ”U” bottom.

Gambar 5 Bentuk kasko kapal tipe akatsuki bottom.

Gambar 6 Bentuk kasko kapal tipe hard chin bottom.

Page 23: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

9

2.3 Kayu

Pemilihan material kapal merupakan salah satu tahapan penting yang perlu

diperhatikan dalam pembangunan kapal karena sangat menentukan umur teknis

sebuah kapal dalam menjalankan fungsinya. Oleh karena itu, pemilihan material

yang tepat akan dapat memberikan suatu kekuatan struktur badan kapal sehingga

dalam pengoperasiannya dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Material kapal yang umum digunakan di Indonesia adalah kayu. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kayu adalah pohon yang batangnya keras;

bagian batang (cabang, dahan, dsb) pokok yang keras (yang biasa dipakai untuk

bahan bangunan, dsb). Kayu yang digunakan biasanya memiliki umur teknis

antara 10-15 tahun. Kayu banyak digunakan sebagai material kapal karena

merupakan material yang cukup mudah diperoleh, persediaannya banyak, cukup

mudah untuk dikerjakan, serta harganya relatif murah dibanding material lainnya

seperti bahan baja, besi, dan FRP. Selain itu, pembangunan kapal dengan kayu

juga tidak memerlukan teknologi yang tinggi (Pasaribu, 1985 dalam Purba, 2004).

Jenis-jenis kayu yang banyak digunakan untuk industri perkapalan di

Indonesia beserta sifat dan kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis kayu

lainnya beserta sifat dan kegunaannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 1 Jenis, sifat, kegunaan dan daerah penyebaran beberapa kayu untuk

industri perkapalan di Indonesia

No Jenis kayu Sifat kayu Kegunaan Daerah penyebaran

1 Balau (Shorea spp)

KA I-II, KK I-II, BJ 0.88-

1.13, sangat keras, mudah

retak pada permukaan,

umumnya tidak sukar

digergaji

Kemudi,

dayung, tiang

layar, lunas,

gading

Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sumatera

Selatan (Palembang), Jambi,

Lampung, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara

2 Giam

(Cotylelobium spp)

KA I, KK I, BJ 0.97-1.02,

keras, mudah retak, sukar

digergaji

Lunas,

gading,

dayung,

badan kapal

Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Riau, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Seluruh

Sulawesi

3 Gofasa (Vitax

cofassus Reinw)

KA II-III, KK II-III, BJ

0.74 (0.57-0.93), keras,

agak sukar digergaji

Gading, lunas Seluruh Sulawesi, Maluku dan

Irian Jaya

4 Jati (Tectona

grandis L.f)

KA II, KK II, BJ 0.67

(0.62-0.75), agak keras,

mudah dikerjakan

Semua bagian

kapal

Seluruh Jawa, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara,

Nusa Tenggara Barat,

(Sumbawa), Maluku, Lampung

Page 24: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

10

Tabel 1 Lanjutan

No Jenis kayu Sifat kayu Kegunaan Daerah penyebaran

5 Kempas (Koompasia

malaccensis Maing)

KA III-IV, KK I-III, J

0.95 (0.68-1.29), sangat

keras, sukar dikerjakan

Bagian-bagian

keras utama

kapal setelah

diawetkan

Seluruh Sumatera kecuali

Bengkulu, seluruh Kalimantan

6

Kulim

(Scorodocarpus

boornensis Becc)

KA I-II, KK I, BJ 0.94

(0.73-1.08), keras, agak

mudah dikerjakan

Lunas

Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Riau, Jami, Sumatera

Selatan (Palembang),

Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur

7 Merbau (Instia spp)

KA I-II, KK I-III, BJ

0.79-0.84, agak keras

sampai keras, agak

mudah dikerjakan

Lunas, gading

dek

Seluruh Sumatera, Kalimantan

dan Sulawesi, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Maluku, Nusa

Tenggara Timur, Irian Jaya

8 Ulin (Eusidiroxylon

zwagari T.et)

KA I, KK I, BJ 1.04

(0.88-1.19), sangat keras,

agak sukar dikerjakan

Dek, lunas,

gading

Jambi, Sumatera selatan,

seluruh Kalimantan

Keterangan: KA=Kelas Awet; KK=Kelas Kuat; BJ=Berat Jenis

(Sumber : Pasaribu, 1985 dalam Ayuningsari, 2007)

Biro Klasifikasi Indonesia (1989) menjelaskan bahwa pemilihan jenis kayu

untuk keperluan bahan bangunan struktural didasarkan pada sifat-sifatnya.

Umumnya, sifat-sifat yang diperhatikan adalah keawetan, kekuatan, massa jenis,

dan kelembapan kayu. Kapal memiliki bagian yang terus-menerus terendam air,

kadang-kadang terendam kadang-kadang tidak dan terus-menerus terkena panas

matahari dengan sekali-kali terkena hujan. Oleh karena itu, dibutuhkan kayu yang

kuat, liat, tidak mudah pecah, tidak cacat dan tahan terhadap gangguan organisme

laut. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan juga cacat-cacat yang ada serta

mudah atau tidaknya jenis kayu tersebut dikerjakan dan dibentuk.

Mandang dan Pandit (1997) dalam Kalyana (2008) meneliti dan

mendeskripsikan beberapa jenis kayu yang dapat digunakan sebagai bahan

konstruksi kapal terutama untuk linggi dan lunas kapal, yaitu:

1) Kayu balau (Shorea roxb)

Ciri utama jenis kayu ini warna kayu kuning kecoklatan, memiliki corak

polos atau berjalur-jalur, warna agak gelap dan terang bergantian pada

bidang radialnya. Jenis kayu ini memiliki tekstur dari halus sampai kasar

dan umumnya agak halus. Kekerasan dari keras sampai sangat keras. Kayu

ini memiliki berat jenis antara 0,88-1,13. Kayu ini digunakan untuk lunas

dan gading-gading kapal;

Page 25: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

11

2) Kayu giam (Colylelobium pierre)

Jenis kayu ini memiliki warna kuning kecoklatan, lambat laun akan berubah

menjadi coklat gelap sampai coklat kemerah-merahan. Tekstur halus dan

merata. Jenis kayu ini memiliki kekerasan sangat keras. Berat jenis rata-

rata antara 0,83-1,15. Kayu ini digunakan sebagai lunas;

3) Kayu gofasa (Vitex cofassus)

Ciri utama jenis kayu ini berwarna putih agak kelabu, kuning kelabu,

kelabu ungu sampai kemerah-merahan. Bertekstur halus sampai agak kasar.

Berat jenis rata-rata 0,74 dalam kisaran 0,57-0,93. Kayu ini dinilai sebagai

bahan bangunan yang bermutu tinggi dan digunakan sebagai konstruksi

lunas, dinding, dan balok-balok rangka;

4) Kayu jati (Tectona grandis)

Jenis kayu ini berwarna kuning emas kecoklatan sampai coklat kemerahan,

memiliki corak dekoratif yang indah. Teksturnya agak kasar sampai kasar

dan tidak rata. Memiliki kekerasan agak keras. Berat jenis rata-rata 0,67

dalam kisaran 0,62-0,75. Kayu ini digunakan untuk semua bagian dari

kapal, termasuk konstruksi lunas dan linggi kapal;

5) Kayu kereta (Swintonia griffith)

Ciri utama jenis kayu ini berwarna coklat-kuning atau coklat merah pucat.

Bercorak keras dan bertekstur agak keras. Permukaan mengkilap, berkesan

raba licin. Kekerasan agak keras sampai keras. Berat jenis antara 0,67-0,79.

Terutama digunakan untuk lunas dan badan kapal.

6) Kayu kempas (Koompassia malaccensis)

Kayu ini memiliki ciri berwarna merah seperti bata, bercorak garis-garis

kekuningan. Bertekstur kasar sampai sangat kasar. Berat jenis rata-rata

0,95 dalam kisaran 0,68-1,29. Berguna sebagai bahan konstruksi berat,

dalam bidang perkapalan digunakan sebagai konstruksi lunas; dan

7) Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri)

Ciri umum, teras berwarna kuning kecoklatan bila segar dan lambat laun

berubah menjadi coklat tua kehitaman. Bercorak polos dan bertekstur agak

kasar. Kayunya sangat keras dan termasuk kayu berat dengan rata-rata berat

Page 26: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

12

jenis 1,04 dengan kisaran 0,88-1,19. Digunakan sebagai bahan konstruksi

berat dan bahan konstruksi di bawah laut seperti lunas.

Fyson (1985) menjelaskan bahwa pemilihan material kapal perikanan sangat

dipengaruhi oleh:

1) Keahlian galangan kapal, termasuk kemampuan sumberdaya manusia dan

teknologi atau peralatan yang tersedia di galangan;

2) Kemudahan dalam memperoleh bahan;

3) Keuntungan teknis dari tiap material; dan

4) Biaya pembelian bahan material.

Pasaribu (1987) menyatakan beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan

guna memperoleh umur pakai yang lama dari kapal penangkap ikan berbahan

kayu adalah:

1) Sifat fisik dan mekanis dari jenis kayu yang digunakan;

2) Kelayakan desain dan metode konstruksi kapal; dan

3) Pengelolaan dan perawatan kapal.

Pemilihan jenis material yang digunakan dalam pembangunan kapal juga

dipengaruhi oleh keadaan setempat (jenis material yang tersedia dan kemudahan

didapatkan di daerah tersebut) serta kebiasaan para pembuat kapal setempat.

Untuk itu, perlu dilakukan pengaturan menyangkut ketentuan konstruksi kapal

yang sesuai dengan keadaan setempat (Chindhambaram, 1960 dalam Askabul,

1984).

Ketentuan konstruksi kapal di Indonesia telah ditetapkan oleh Biro

Klasifikasi Indonesia (BKI). Badan ini berwewenang untuk menetapkan ukuran

berbagai kerangka kapal, cara-cara penyambungan dan jenis pengikat atau

penyambung yang diperbolehkan untuk konstruksi kapal. Oleh karena itu, ukuran

berbagai bagian konstruksi kapal, cara-cara penyambungan dan jenis pengikat

atau penyambung yang digunakan dalam pembangunan kapal di Indonesia harus

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh badan tersebut.

2.4 Gading-gading Kapal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), gading-gading adalah

rangka atau penguat kontruksi kapal secara melintang sekaligus tempat

Page 27: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

13

melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuk kapal tidak berubah. Gading-

gading berfungsi untuk menghubungkan papan kulit luar satu dengan lainnya dan

juga memperkuat kulit luar pada arah melintang. Bersama papan kulit, gading-

gading menahan tekanan air dan muatan di palka.

Pada umumnya, galangan kapal di Indonesia membangun kapal dengan

pemasangan papan kulit luar terlebih dahulu. Pemasangan gading-gading

dilaksanakan setelah papan kulit terluar dipasang. Hal ini mengakibatkan

ketidaksimetrisan kapal karena gading-gadinglah yang dibuat mengikuti papan

kulit kapal. Konstruksi gading-gading lengkung dibuat dari kayu yang arah

seratnya sejalan dengan bentuk gading-gading. Apabila kayu tersebut tidak cukup

panjang, maka gading-gading dapat disambung.

Gading-gading dapat berupa gading tunggal atau gading ganda. Gading

tunggal adalah gading-gading yang terdiri dari satu bagian dan gading-gading

ganda adalah gading-gading yang terdiri dari dua bagian yang menempel.

Gading-gading ganda terdiri atas gading-gading kiri dan kanan yang disatukan di

bagian bawah dengan menggunakan wrang (floor). Wrang disambung dengan

gading-gading dan lunas kapal menggunakan baut. Selain itu wrang juga

dihubungkan dengan lunas menggunakan baut-baut. Wrang di bawah pondasi

mesin harus diperkuat dengan menambah tinggi dan tebal wrang (Soekarsono,

1994 dalam Ayuningsari, 2007). Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu

seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Konstruksi gading-gading bagian haluan,

midship dan buritan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 7 Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu

(Sumber: Soekarsono 1994).

Page 28: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

14

Gambar 8 Konstruksi gading-gading; a) haluan; b) midship; dan c) buritan

(Sumber: Yatnaningsih 1998).

Page 29: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut

Consuelo (1988) yang dikutip oleh Umar (2005), metode survei digunakan untuk

mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala

tersebut ada. Oleh karena itu, tidak perlu memperhitungkan hubungan antara

variabel-variabel karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan

masalah bukan menguji hipotesis. Metode survei dapat memberikan manfaat

untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu membandingkan kondisi-kondisi yang

ada berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan untuk pelaksanaan evaluasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, metode survei yang digunakan dalam

penelitian ini untuk menggambarkan kondisi objek penelitian dengan kriteria atau

ketentuan yang telah ditetapkan.

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I adalah tahap

persiapan dan survei yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2008.

Tahap II adalah tahap pengambilan data yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai

Agustus 2008 dan tahap III adalah tahap pelengkapan data yang dilaksanakan

pada bulan Oktober 2008. Penelitian dilaksanakan di pusat industri galangan

kapal UD. Semangat Untung, Desa Tanah Beru, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat ukur, kuisioner

(Lampiran 2), kamera digital, dan alat tulis. Obyek kajian dalam penelitian ini

adalah kapal ikan yang dibangun di galangan kapal rakyat UD. Semangat Untung

yang berlokasi di Desa Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten

Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Page 30: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

16

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung selama proses

penelitian, yaitu:

1) Data jumlah gading-gading yang digunakan dalam pembangunan kapal;

2) Data tahapan pembangunan gading-gading yang dilakukan di galangan

tersebut;

3) Data ukuran dimensi tebal penampang gading-gading satu sampai ke- n

dari yang direncanakan dan hasil yang sebenarnya (Gambar 9);

Gambar 9 Dimensi tebal penampang gading-gading (Gambar non skala).

4) Data ukuran dimensi lebar penampang gading-gading satu sampai ke- n

dari yang direncanakan dan hasil yang sebenarnya (Gambar 10);

Gambar 10 Dimensi lebar penampang gading-gading (Gambar non skala).

t

Ket : t = tebal gading-gading

l Ket : l = lebar gading-gading

Page 31: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

17

5) Data letak pemasangan antar gading-gading;

a. Jarak antar gading-gading bersisian (Gambar 11).

Gambar 11 Jarak antar gading-gading bersisian (Gambar non skala).

b. Jarak antar gading-gading berhadapan (Gambar 12).

Gambar 12 Jarak antar gading-gading berhadapan (Gambar non skala).

6) Data gambar hasil pengamatan bentuk gading-gading dan cara

penyambungannya; dan

7) Teknik untuk meminimalisir kesalahan ukuran konstruksi gading-gading.

Pada penelitian ini, ukuran keempat dimensi gading-gading yang direncanakan

ditentukan oleh pihak galangan atau pembuat kapal berdasarkan kebiasaan yang

dilakukan dalam membangun kapal.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung selama

penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

x

Ket: x = jarak antar gading-gading

bersisian

Ket: y = jarak antar gading-gading berhadapan

y

Page 32: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

18

atau keterangan-keterangan mengenai hal yang berhubungan dengan konstruksi

gading-gading berdasarkan literatur.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan dua cara, yang pertama

pengumpulan data dengan mengukur langsung dimensi gading-gading kapal.

Dimensi gading-gading yang di ukur adalah lebar, tinggi, jarak antar gading-

gading bersisian dan jarak antar gading-gading berhadapan. Metode yang kedua

adalah melalui wawancara dengan responden yaitu para pembuat kapal.

Wawancara dilakukan berdasarkan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya

terkait dengan tujuan penelitian. Sedangkan pengumpulan data sekunder

dilakukan dengan cara studi literatur.

3.5 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan cara mengelompokkan

data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber dalam bentuk

gambar, diagram alir, dan tabel (tabulasi) berdasarkan jenis data yang dibutuhkan

untuk kemudian diolah dan dianalisis.

3.6 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif

dan analisis komparatif numerik. Analisis deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan mengenai teknik-teknik yang dilakukan oleh para pembangun

kapal dalam meminimalisir kesalahan ukuran konstruksi. Sedangkan analisis

komparatif numerik digunakan untuk menghitung tingkat keakuratan gading-

gading dengan membandingkan ukuran konstruksi gading-gading berdasarkan

hasil nyata di lapangan dan perencanaan pada pembangunan kapal. Rumus yang

digunakan adalah:

Dimensi gading-gading terpasang

Tingkat keakuratan = x 100% …… (1)

Dimensi gading-gading rencana

Page 33: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

19

Selanjutnya nilai tingkat keakuratan yang diperoleh akan dikelompokkan

berdasarkan pengelompokan tingkat keakuratan sebagai berikut:

a) Tingkat keakuratan = 100%, menunjukkan bahwa konstruksi gading-gading

terpasang sama dengan yang direncanakan (akurat).

b) Tingkat keakuratan > 100%, menunjukkan bahwa dimensi gading-gading

terpasang memiliki kelebihan ukuran dari yang direncanakan (tidak akurat).

c) Tingkat keakuratan < 100%, menunjukkan bahwa dimensi gading-gading

terpasang memiliki kekurangan ukuran dari yang direncanakan (tidak

akurat).

Setelah memperoleh tingkat keakuratan dimensi gading-gading, dilakukan

analisis galat. Analisis galat sangat penting di dalam perhitungan yang

menggunakan metode numerik. Galat dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

dekat solusi hampiran terhadap solusi sejatinya (Munir, 2003). Galat yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah selisih antara ukuran dimensi gading-gading

yang direncanakan dan ukuran dimensi gading-gading yang terpasang. Analisis

galat yang digunakan adalah analisis galat relatif, dimana galat tersebut

dinormalkan terhadap ukuran dimensi gading-gading yang direncanakan. Galat

relatif dalam bentuk persentase diperoleh dari rumus berikut:

Gading-gading rencana – Gading-gading terpasang

Persentase selisih = x 100%

Gading-gading rencana ……….(2)

Persentase selisih yang diperoleh dibagi ke dalam zona-zona berikut (Zona

A dan B ) dengan masing-masing selang kelas sebagai berikut:

a) Zona A = 0% ≤ x ≤ 1% (zona akurat);dan

b) Zona B = x > 1% (zona tidak akurat);

Penentuan batas akurat sebesar 1% didasarkan pada kebiasaan di galangan

Semangat Untung. Biasanya koreksi dilakukan terhadap nilai keakuratan > 1%

dari dimensi yang direncanakan.

Page 34: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

4 KONDISI UMUM

4.1 Kondisi Umum Galangan Kapal UD. Semangat Untung

Galangan kapal UD. Semangat Untung terletak di Desa Tanah Beru,

Kelurahan Tanah Lemo, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Kapal

yang diproduksi bermacam-macam, seperti kapal perikanan dan kapal

penumpang. Sewaktu penelitian ini dilakukan terdapat tiga buah kapal yang

diproduksi, dua diantaranya adalah kapal perikanan dengan alat tangkap gillnet

dan purse seine.

Secara geografis, Kabupaten Bulukumba adalah wilayah di bagian selatan

jazirah Sulawesi Selatan yang berjarak 153 km dari Makassar (Ibukota Propinsi

Sulawesi Selatan). Kabupaten Bulukumba terletak diantara 05°20° – 05°40° LS

dan 119°58° - 120°28° BT, berbatasan dengan Kabupaten Sinjai di sebelah utara,

Teluk Bone di sebelah timur, Laut Flores di sebelah selatan, dan Kabupaten

Bantaeng di sebelah barat (Gambar 13). Luas wilayah Kabupaten Bulukumba

sekitar 1.154,67 km² atau 1,85% dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi,

yakni dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran

rendah, pantai dan laut lepas.

Gambar 13 Peta lokasi Kabupaten Bulukumba.

Peta lokasi

Kabupaten Bulukumba

Page 35: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

21

Kabupaten Bulukumba terkenal dengan industri galangan kapal rakyatnya

yang berpusat di Kecamatan Bontobahari. Kecamatan Bontobahari adalah lokasi

dimana penelitian ini dilakukan (Gambar 14). Industri galangan kapal rakyat

inilah yang menjadi ciri khas Kecamatan Bontobahari dan membedakannya

dengan kecamatan lainnya. Banyaknya galangan kapal di Bontobahari,

menjadikan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pembuat kapal

dan nelayan. Mereka umumnya memiliki kemahiran dalam membuat kapal-kapal

tradisional, seperti kapal perikanan dari kayu. Namun tidak sedikit juga yang

membuat kapal perikanan dari bahan yang modern. Para pengrajin kapal di

Bulukumba terkenal sebagai ahli perahu, hal ini dapat dibuktikan dengan

banyaknya pengrajin yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan yang

berasal dari Bulukumba. Bahkan terkenal hingga ke mancanegara terbukti dengan

banyaknya kapal-kapal milik asing yang dipesan dari galangan kapal di

Bulukumba.

Gambar 14 Peta lokasi penelitian.

Galangan kapal UD. Semangat Untung mampu memproduksi 3 – 6 kapal

baru per tahun dengan waktu pembangunan kapal yang berbeda-beda. Galangan

ini termasuk galangan yang produktif karena selalu memproduksi kapal meskipun

tidak ada pemesanan. Menurut pemilik galangan, harga penjualan kapal tanpa

pemesanan terlebih dahulu dan tanpa dilengkapi dengan gambar rencana detail

memiliki harga yang relatif lebih rendah dari pada kapal yang dipesan terlebih

dahulu.

Lokasi

Penelitian

Page 36: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

22

Berdasarkan tingkat teknologinya, pembangunan kapal di galangan UD.

Semangat Untung masih relatif rendah. Pembangunan kapal hanya berdasarkan

pengalaman turun temurun dan kebiasaan para pengrajin. Pada umumnya

galangan kapal membuat kapal tanpa disertai dengan gambar rancangan detail.

Pembuatan kapal hanya dilengkapi dengan gambar sketsa kapal yang akan

dibangun. Akan tetapi, galangan tersebut juga dapat menerima pesanan

pembuatan kapal yang telah dilengkapi dengan gambar detail seperti general

arrangement dan profile construction yang berasal dari pihak pemesan. Biasanya

pemesan kapal yang dilengkapi dengan gambar detail dan perhitungan arsitek

perkapalan berasal dari dinas-dinas pemerintahan atau pihak asing.

Peralatan yang digunakan untuk membuat kapal juga masih sederhana dan

didominasi oleh peralatan non elektronik. Hal ini dikarenakan galangan kapal

masih tradisional dan penggunaan peralatan tersebut sudah merupakan kebiasaan

turun temurun. Jarang sekali ditemukan alat-alat modern berupa alat-alat

elektronik yang mampu memberikan kemudahan bagi para pengrajin kapal dalam

proses pengerjaan kapal. Meskipun demikian, kapal yang diproduksi di daerah ini

sudah terbukti kemampuan dan kekuatannya. Beberapa peralatan yang digunakan

di galangan kapal yang ada di Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 2 dan

Lampiran 3.

Tabel 2 Peralatan yang digunakan pada galangan kapal di Bulukumba

No. Peralatan yang digunakan

galangan kapal

Jenis peralatan

(elektronik/non elektronik)

1. Kapak Non elektronik

2. Gergaji Non elektronik

3. Pahat Non elektronik

4. Catok Non elektronik

5. Pasak Non elektronik

6. Palu Non elektronik

7. Mal besi Non elektronik

8. Golok Non elektronik

9. Alat ukur Non elektronik

10. Obeng Non elektronik

11. Singkolo Non elektronik

12. Bacci Non elektronik

13. Bor listrik Elektronik

14. Ketam listrik Elektronik

Page 37: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

23

4.2 Keadaan SDM

Jumlah tenaga kerja yang ada di galangan kapal UD. Semangat Untung

sebanyak 8 orang, dengan tenaga kerja tetap sebanyak 5 orang dan sisanya 3

orang adalah tenaga kerja tidak tetap. Di galangan kapal ini tidak ada pembagian

kerja secara khusus dan jumlah tenaga kerja yang ada juga masih terbatas.

Keadaan sumberdaya manusia yang terdapat di UD. Semangat Untung

jumlahnya masih terbatas dan pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang

masih rendah. Keadaan sumberdaya manusia di UD. Semangat Untung dapat

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Keadaan sumberdaya manusia di galangan kapal UD. Semangat

Untung

No. Jabatan Pendidikan

terakhir

Jumlah

(orang) Status

Pengalaman

bekerja

(tahun)

1 Pemilik

galangan SD 1 orang Pekerja tetap 40 tahun

2 Bagian analisis

usaha Sarjana S-1 1 orang Pekerja tetap 10 tahun

3 Pekerja/Pembuat

kapal

SD 1 orang Pekerja tetap 25 tahun

SMP 2 orang

1 orang

Pekerja tidak tetap

Pekerja tetap

14 tahun

20 tahun

SMA 1 orang

1 orang

Pekerja tidak tetap

Pekerja tetap

12 tahun

15 tahun

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa sumberdaya manusia yang ada

di galangan kapal UD. Semangat Untung rata-rata memiliki pendidikan yang

masih rendah. Sumberdaya manusia di galangan tersebut tidak memiliki latar

belakang pendidikan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan kecuali

seorang sarjana ekonomi yang memiliki tugas sebagai analisis usaha. Tetapi

pengalaman sumberdaya manusia yang ada tidak diragukan lagi karena mereka

sudah berpuluh-puluh tahun lamanya bekerja sebagai pembuat kapal.

4.3 Produktivitas Galangan

Data produksi kapal tiga tahun terakhir di UD. Semangat Untung dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 38: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

24

Tabel 4 Produktivitas galangan dari Tahun 2006 - 2008

No. Ukuran kapal Tahun

2006 2007 2008

1. < 50 GT 2 3 3

2. 50 – 150 GT 3 2 2

3. 150 – 300 GT 1 - 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi kapal di galangan UD.

Semangat Untung rata-rata adalah 6 unit setiap tahun. Sebenarnya galangan kapal

ini mendapat pesanan kapal lebih dari 6 unit setiap tahun. Tetapi, karena galangan

memiliki sumberdaya manusia dan tingkat teknologi terbatas, maka kapal yang

diproduksi hanya sampai 6 unit per tahun.

4.4 Pekerja dan Lama Pengerjaan Pembangunan Kapal

Waktu pengerjaan satu unit kapal ditentukan oleh ukuran kapal dan jumlah

pekerja yang mengerjakan. Jumlah pekerja dan waktu pengerjaan kapal

berdasarkan ukuran kapal dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah pekerja dan lama waktu pengerjaan kapal berdasarkan

ukuran kapal

No. Ukuran kapal

(GT)

Jumlah pekerja

(orang)

Waktu pengerjaan

(bulan)

1. < 50 GT 1 – 2 orang 1 bulan

2. 50 – 150 GT 3 – 4 orang 1 – 2.5 bulan

3. 150 – 300 GT 4 – 5 orang 3 – 5 bulan

Lama pengerjaan per unit kapal berbeda-beda tergantung ukuran kapal dan

jumlah pekerja yang membuat kapal tersebut. Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa ukuran kapal yang besar membutuhkan jumlah pekerja yang lebih

banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Begitu pula sebaliknya ukuran

kapal yang kecil membutuhkan jumlah pekerja lebih sedikit saja dan waktu

pengerjaannya juga lebih cepat. Pemesanan kapal tidak saja berasal dari lokal

atau luar Pulau Sulawesi, akan tetapi juga terdapat pemesanan yang berasal dari

luar negeri seperti Amerika, Inggris, Prancis, dan Kanada. Sedangkan untuk

Page 39: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

25

pemesanan dari luar Pulau Sulawesi diantaranya berasal dari Jawa, Kalimantan,

Irian, dan Sumatera.

Sistem pemberian upah di galangan kapal ini terdiri dari beberapa cara,

yaitu sistem upah harian, borongan, dan berdasarkan ukuran meter yang

dikerjakan. Dalam sistem upah harian, pekerja tetap mendapatkan upah

Rp 50.000,00/hari sedangkan pekerja tidak tetap Rp 40.000,00/hari. Dalam

sistem upah borongan biasanya pekerja dibayar 10-15 juta per kapal sampai

selesai tergantung dari ukuran kapalnya untuk 4-5 orang pekerja. Sedangkan

untuk sistem ukuran meter yang dikerjakan, pekerja dibayar Rp 5000-7000/

batang gading-gading dan Rp 7000/3-5 meter bagian kapal lainnya. Sistem

pemberian upah di galangan tersebut diberikan berdasarkan ukuran kapal dan

waktu pengerjaan yang ditetapkan oleh pihak pemesan. Waktu kerja di galangan

kapal UD. Semangat Untung adalah setiap hari dimulai pada pukul 08.30-17.00

WITA.

4.5 Jenis dan Asal Kayu

Jenis kayu yang digunakan di galangan kapal UD. Semangat Untung

berbeda-beda tergantung untuk bagian konstruksi sebelah mana kayu tersebut

akan digunakan. Kayu tersebut didatangkan dari berbagai daerah. Jenis, asal

kayu, dan peruntukan dari masing-masing jenis kayu yang digunakan di UD.

Semangat Untung dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jenis kayu dan asal kayu yang digunakan dalam pembangunan

kapal di galangan kapal UD. Semangat Untung

No. Jenis kayu Asal kayu Bagian

konstruksi

1. Kayu besi atau merbau

(Intsia bijuga O)

Sulawesi Selatan

(Bulukumba) , Sulawesi

Tenggara (Kendari),

Maluku dan Nusa

Tenggara Timur

Lunas, linggi

haluan dan

buritan

2. Kayu jati

(Tectona grandis j. f)

Sulawesi Selatan

(Bulukumba dan Selayar),

Sulawesi Tenggara

(Kendari),

Maluku, dan Jayapura

Gading-gading,

linggi haluan dan

buritan

Page 40: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

26

Tabel 6 Lanjutan

No. Jenis kayu Asal kayu Bagian

konstruksi

3. Kayu biti atau gofasa

(Vitex cofassus)

Sulawesi, Maluku, dan

Jayapura

Gading-gading,

linggi haluan, dan

lambung atau

badan kapal.

4. Kayu meranti

(Shorea spp.)

Sulawesi Selatan

(Bulukumba), Sulawesi

Tenggara (Kendari)

Lambung atau

badan kapal

5.

Kayu kulim

(Scorodocarpus

borneonsis Becc.)

Kalimantan, Sulawesi

Tenggara (Kendari) Lunas

Hampir semua jenis kayu tersebut terdapat di Kabupaten Bulukumba, tetapi

karena kebutuhan kayu yang besar maka ketersediaan kayu lokal tidak

mencukupi. Oleh karena itu, perlu didatangkan kayu tambahan dari luar daerah

Bulukumba seperti dari Sulawesi Tenggara (Kendari), bahkan ada yang

didatangkan dari Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Jayapura.

Kayu yang digunakan untuk pembuatan gading-gading adalah jenis kayu jati

(Tectona grandis j. f) dan kayu biti atau gofasa (Vitex cofassus). Penggunaan

kayu tersebut tergantung dari bentuk gading-gading yang akan dibuat. Bentuk

gading-gading di galangan UD. Semangat Untung ada tiga, yaitu bentuk V bottom,

round bottom, dan U bottom. Kayu biti atau gofasa biasanya sudah berbentuk V

sehingga biasa digunakan untuk bagian gading-gading bentuk V bottom yang

terletak di dekat linggi haluan. Hal ini dilakukan agar konstruksi gading-gading

lebih kuat bila dibuat dari satu batang kayu. Beberapa gading-gading berbentuk V

bottom ada yang dibuat dari kayu jati. Namun, konstruksi seperti ini tidak sekuat

konstruksi gading-gading yang menggunakan kayu utuh, sehingga konstruksi itu

dipakai untuk bagian V bottom yang tidak terlalu dekat dengan linggi haluan.

Selanjutnya, gading-gading bentuk round bottom dan U bottom menggunakan

kayu jati (Lampiran 4).

Kayu jati memiliki ciri-ciri berwarna kuning emas kecoklatan sampai coklat

kemerahan, memiliki corak dekoratif yang indah, bertekstur agak kasar sampai

kasar dan tidak rata. Kayu jati memiliki kekerasan agak keras, berat jenis rata-

rata 0,70 dalam kisaran 0,58-0,82, termasuk dalam Kriteria Kelas Awet II dan

Page 41: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

27

Kelas Kuat II, serta mudah dikerjakan. Sedangkan kayu biti atau gofasa memiliki

ciri-ciri keras dan agak sukar digergaji, termasuk dalam Kriteria Kelas Awet II-III

dan Kelas Kuat II-III serta memiliki berat jenis 0.74 dalam kisaran 0.57-0.93.

Berdasarkan ketentuan Biro Klasifikasi Indonesia (1989), kayu untuk bagian

gading-gading harus mempunyai berat jenis minimal 0,7 dan dengan mutu

minimum KK III dan KA III. Maka kayu jati dan kayu biti yang digunakan untuk

bagian gading-gading di Galangan Kapal UD. Semangat Untung dinilai sudah

tepat karena sudah memenuhi ketentuan BKI tersebut.

4.6 Pembangunan Kapal di Galangan UD. Semangat Untung

Proses pembangunan kapal perikanan di galangan kapal U.D Semangat

Untung diawali dengan penentuan dimensi dan sketsa kapal yang akan dibuat

oleh pemilik galangan. Dimensi dan sketsa kapal tersebut dapat berasal dari dua

sumber, yaitu dari pihak pemesan dan pemilik galangan itu sendiri. Jika dari

pihak pemesan disertai dengan gambar general arrangement, lines plan, deck

profile, dan profile construction, maka pemilik galangan membuat kapal

berdasarkan gambar detail tersebut. Tetapi jika tidak disertai dengan gambar

detail, maka pemilik galangan yang akan menentukan dimensi dan sketsanya.

Setelah itu dilakukan pemilihan material atau balok-balok kayu berkualitas sesuai

dengan bagian-bagian kapal yang akan dibangun. Hal ini dilakukan karena

masing-masing bagian kapal dibangun dari jenis kayu yang berbeda. Penggunaan

kayu untuk konstruksi kapal di suatu tempat bergantung pada kebiasaan pengrajin

kapal di tempat tersebut.

Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, maka proses pembangunan kapal

segera dilakukan. Pembangunan kapal dimulai dengan peletakan lunas dan

pemasangan linggi. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kulit kapal hingga

setengah tinggi terlebih dahulu lalu pemasangan kerangka utama atau gading-

gading. Setelah itu, dilanjutkan lagi dengan pemasangan kulit kapal keseluruhan

hingga ke sheer. Tahap akhir dari proses pembangunan kapal adalah pengecatan.

Secara berurutan tahapan pembangunan kapal di galangan kapal rakyat UD.

Semangat Untung dapat dilihat pada Gambar 15. Pada umumnya tahapan

Page 42: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

28

pembangunan kapal di Bulukumba sama dengan pembangunan kapal daerah lain

di Indonesia.

Gambar 15 Tahapan pembangunan kapal di galangan kapal UD. Semangat

Untung.

Mulai

Peletakan lunas;

Pemasangan linggi haluan;

Pemasangan linggi buritan;

Pemasangan kulit kapal setengah tinggi kapal;

Pemasangan gading-gading;

Pemasangan galar (geladak);

Pembuatan pondasi mesin;

Pemasangan kulit kapal seluruhnya hingga ke sheer;

Pemasangan golak (sheer);

Pemasangan lantai dek;

Pemasangan tiang layar;

Pembuatan palka

Pemakalan

Pengecatan dan pemberian anti fouling

Selesai

Page 43: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Konstruksi Gading-gading

Gading-gading adalah kerangka utama dalam pembangunan sebuah kapal.

Pembangunan konstruksi gading-gading sebuah kapal harus dipastikan kuat dan

kokoh agar dalam pengoperasiannya kapal tersebut mampu bertahan dalam

berbagai kondisi di laut. Kapal yang diteliti adalah jenis kapal perikanan dengan

alat tangkap jaring. Oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan kapal

jaring. Dimensi utama kapal dapat diihat pada Tabel 7. Pengertian dari dimensi

utama kapal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 7 Dimensi utama obyek penelitian

No. Dimensi Ukuran

1. LOA (Length Over All) 12 meter

2. LPP (Length Per Pendicular) 7,7 meter

3. LWL (Length Water Line) 9,9 meter

4. B (Breadth) 1,825 meter

5. D (Depth) 0,74 meter

6. d (Draught) 0,44 meter

7. Mesin TS Shanghai (inboard)

8. Kekuatan mesin 16 PK

9. Kapasitas 2,3 GT

Kapal yang menjadi obyek penelitian memiliki 29 gading-gading. Pada

umumnya gading-gading kapal yang dibangun di galangan kapal UD. Semangat

Untung terdiri dari tiga bentuk yang berbeda, yaitu bentuk U bottom, round

bottom, dan V bottom. Ketiga bentuk gading-gading tersebut dibuat untuk posisi

gading-gading yang berbeda, untuk gading-gading posisi 1 – 10 menggunakan

bentuk U bottom, gading-gading posisi 11 – 22 menggunakan bentuk round

bottom, dan gading-gading posisi 23 – 29 menggunakan bentuk V bottom

(Gambar 16). Setiap gading-gading, konstruksinya dapat dibuat dari satu hingga

tiga batang kayu dengan teknik pemotongan searah serat agar lebih kuat dan lebih

efisien penggunaannya.

Page 44: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

30

Gambar 16 Profil konstruksi gading-gading kapal posisi 1-29 (Tampak

samping).

Setiap gading-gading terdiri dari bentuk yang berbeda-beda. Bentuk gading-

gading U bottom terdiri atas: bentuk U dari dua bagian konstruksi yang tidak

disambung dan bentuk U dari tiga bagian konstruksi yang disambung (Gambar 17

a dan b). Bentuk gading-gading round bottom terdiri atas: bentuk round dari dua

bagian konstruksi yang tidak disambung dan bentuk round dari tiga bagian

konstruksi yang disambung (Gambar 18 a dan b). Sedangkan bentuk gading-

gading V bottom terdiri atas: bentuk V dari tiga bagian konstruksi yang disambung

(Gambar 19a), bentuk V dari dua bagian konstruksi yang disambung dengan tipe

sambungan seperti Gambar 19b, dan bentuk V dari satu bagian konstruksi

(Gambar 19c).

1 10;11 22;23 29

Gading-gading

Page 45: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

31

a)

b)

Gambar 17 Bentuk gading-gading U bottom (Gambar non skala):

a) U bottom dari dua bagian konstruksi yang tidak

disambung (U1).

b) U bottom dari tiga bagian konstruksi yang disambung

(U2).

a) b)

Gambar 18 Bentuk gading-gading round bottom (Gambar non skala):

a) Round bottom dari dua bagian konstruksi yang tidak

disambung (R1).

b) Round bottom dari tiga bagian konstruksi yang

disambung (R2).

Page 46: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

32

a)

b)

c)

Gambar 19 Bentuk gading-gading V bottom (Gambar non skala):

a) V bottom dari tiga bagian konstruksi yu (V1).

b) V bottom dari dua bagian konstruksi (V2).

c) V bottom dari satu bagian konstruksi (V3).

Bentuk gading-gading dari tiga bagian konstruksi yang disambung (U2 dan

R2) memiliki sambungan dibagian tertentu sehingga gading-gading tersebut

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu dua bagian atas dan satu bagian bawah. Contoh

bentuk bagian gading-gading atas dan bawah dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20 bentuk gading-gading bagian atas dan bawah (Gambar non skala).

b

a

Ket : a = bagian gading-gading

atas

b = bagian gading-gading

bawah

Page 47: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

33

5.2 Proses Pembuatan Gading-gading

Pembuatan gading-gading di galangan kapal UD. Semangat Untung

umumnya menggunakan kayu jati (Tectona grandis L) dan kayu biti atau gofasa

(Vitex cofassus). Hal ini dikarenakan ketersediaan kedua jenis kayu ini lebih

banyak dibanding jenis kayu lainnya. Selain itu, hal ini juga merupakan

kebiasaan turun temurun di galangan tersebut. Menurut standar yang disyaratkan

oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), kayu jati dan kayu biti sudah sesuai apabila

digunakan untuk membuat gading-gading. Hal ini disebabkan karena kedua jenis

kayu tersebut termasuk dalam kelas awet II-III dan kelas kuat II-III. Sampai saat

ini, kayu jati menjadi kayu yang paling utama digunakan untuk pembangunan

kapal khususnya bagian gading-gading atau rangka utama kapal.

Pembuatan gading-gading diawali dengan pemilihan batang kayu yang

sudah lengkung. Kelengkungan kayu diperlukan agar mempermudah dalam

proses pembentukan gading-gading. Batang kayu tersebut kemudian diukur

sesuai kebutuhan. Pengukuran dilakukan sebelum kayu dipotong untuk

mengefisienkan penggunaan material, pengukuran kelengkungan dibuat dengan

mencetak gambar lengkung dari mal besi ke batang kayu. Penentuan ukuran

dilakukan berdasarkan kebiasaan turun-temurun pembuat kapal sesuai dengan

ukuran besar kecilnya kapal. Kayu-kayu tersebut diukur dan dipotong menjadi

bentuk gading-gading yang akan dibuat. Batang kayu yang membentuk bagian

konstruksi gading-gading disambung dengan menggunakan pasak kayu. Setelah

gading-gading terbentuk dilakukan pemasangan pada kulit kapal.

5.2.1 Pembuatan gading-gading bentuk U bottom

Gading-gading bentuk U bottom dipasang pada posisi 1-10. Gading-gading

ini terdiri atas dua bentuk, yaitu bentuk U dari dua bagian konstruksi yang tidak

disambung (U1) dan bentuk U dari tiga bagian konstruksi yang disambung (U2).

Pembuatan gading-gading bentuk U1 lebih mudah dilakukan karena gading-

gading bagian kiri dan kanan dibuat secara terpisah. Gading-gading dibuat

dengan mencetak mal besi ke batang kayu lengkung (Lampiran 6), ukurannya

dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan kemudian batang kayu tersebut dipotong.

Page 48: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

34

Pembuatan gading-gading bentuk U2 lebih sulit dilakukan karena memiliki

sambungan. Gading-gading ini dibuat dengan cara mencetak mal besi ke batang

kayu lengkung sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian dipotong untuk

konstruksi bagian bawah gading-gading. Setelah itu, konstruksi bagian atas

gading-gading dibuat disesuaikan dengan konstruksi gading-gading bagian bawah

(Gambar 21). Cara penyambungan gading-gading ini juga menggunakan pasak

kayu. Jika sambungan tidak rapat maka dilakukan koreksi dengan memotong

kelebihan ukuran gading-gading tersebut kemudian dipasang lagi hingga benar-

benar sesuai ukurannya.

Gambar 21 Penyambungan gading-gading bentuk U2.

5.2.2 Pembuatan gading-gading bentuk round bottom

Gading-gading bentuk round bottom dipasang pada posisi 11-22. Gading-

gading ini terdiri atas bentuk round dari dua bagian konstruksi yang tidak

disambung (R1) dan bentuk round dari tiga bagian konstruksi yang disambung

(R2). Kedua gading-gading ini dibuat dengan cara yang berbeda. Gading-gading

bentuk R1 konstruksinya lebih mudah karena gading-gading bagian kiri dan kanan

dibuat secara terpisah sehingga tidak perlu sambungan. Proses pembuatan

gading-gading bentuk ini sama seperti pembuatan gading-gading bentuk U1.

Page 49: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

35

Gading-gading bentuk R2 dibuat dengan mengukur batang kayu yang sudah

lengkung kemudian dipotong untuk konstruksi gading-gading bagian dasar atau

bagian bawah, kemudian batang kayu yang lain diukur dan dipotong untuk

konstruksi gading-gading bagian atas. Setelah itu, ketiga bagian konstruksi

gading-gading ini disambung dan dirapatkan dengan pasak kayu. Jika ada bagian

sambungan yang tidak rapat maka dirapatkan dengan cara sama seperti gading-

gading bentuk U2. Pembuatan gading-gading bentuk R2 dapat dilihat pada

Gambar 22.

Gambar 22 Penyambungan gading-gading bentuk R2.

5.2.3 Pembuatan gading-gading bentuk V bottom

Bentuk V bottom dipasang pada posisi 23-29, yaitu V1, V2 dan V3. Bentuk

V1 posisi pada dibuat dari kayu biti dengan tiga bagian konstruksi. Batang kayu

biti diukur sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian hasil pengukurannya

dipotong dan dibentuk menjadi gading-gading bentuk V1. Gading-gading bentuk

V1 konstruksinya lebih sulit karena ada tiga bagian konstruksi yang dibuat, yaitu

dua bagian atas dan satu bagian bawah (Gambar 23). Bentuk V2 konstruksinya

dibuat satu per satu bagian kiri dan kanan, kemudian masing-masing bagian

tersebut disambung lalu di pasang pada kulit kapal (Gambar 24). Bentuk ini tidak

begitu sulit karena konstruksinya dibuat secara terpisah kemudian disambungkan.

Page 50: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

36

Jika ada sambungan dari dua bagian gading-gading yang ukurannya tidak sama

persis, biasanya dibiarkan begitu saja dan tidak dilakukan koreksi. Koreksi hanya

dilakukan pada pemasangan gading-gading bentuk V bottom ke kulit kapal.

Bentuk V3 dibuat dari satu bagian konstruksi, yaitu dari satu batang kayu biti

yang bentuknya sudah lengkung menyerupai huruf V. Batang kayu tersebut

langsung diukur sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian hasil pengukuran

dipotong dan dihaluskan dengan ketam listrik. Panjang gading-gading bentuk V3

ini cenderung dibuat lebih pendek dari kulit atau badan kapal. Hal ini dilakukan

agar tidak terjadi kesalahan pada pembuatan gading-gading tersebut sehingga

tidak perlu dilakukan koreksi.

Gambar 23 Penyambungan gading-gading bentuk V1.

Gambar 24 Penyambungan gading-gading bentuk V2.

5.3 Tingkat Keakuratan Pembuatan Gading-gading

Objek penelitian yang dikaji pada penelitian ini memiliki ketidaksesuaian

konstruksi gading-gading yang direncanakan dan yang terpasang. Hal ini

disebabkan karena pengukuran konstruksi gading-gading dilakukan secara

perkiraan saja oleh pembuat kapal. Pembuat kapal membuat konstruksi gading-

Page 51: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

37

gading tanpa menggunakan pola ukuran, tetapi hanya didasarkan pada

pengalaman dan kebiasaan dalam membangun kapal sehingga memungkinkan

terjadinya kesalahan pemotongan konstruksi gading-gading. Adanya perbedaan

ukuran tersebut menyebabkan konstruksi gading-gading dianggap tidak akurat.

Ketidakakuratan tersebut antara lain terdapat kelebihan atau kekurangan ukuran

gading-gading yang terpasang dari yang direncanakan. Berdasarkan hasil

pengukuran, tingkat keakuratan dan galat relatif masing-masing dimensi gading-

gading yang diperoleh dijelaskan pada sub-subbab di bawah ini.

5.3.1 Tingkat keakuratan dan galat relatif lebar penampang gading-gading

Berdasarkan data yang ada dilakukan perhitungan tingkat keakuratan dan

persentase selisih terhadap lebar penampang gading-gading (contoh perhitungan

dapat dilihat pada Lampiran 9). Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui

bahwa lebar penampang gading-gading memiliki tingkat kekurasian yang

berbeda-beda berdasarkan bentuk gading-gading. Tingkat keakuratan dimensi

lebar gading-gading dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Tingkat keakuratan lebar penampang gading-gading

Posisi

gading-

gading

Bentuk gading-

gading Lebar penampang

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Tingkat keakuratan

(%)

1 U 8 8 100.00

2 U 8 7.5 93.75

3 U 8 8 100.00

4 U 8 7.5 93.75

5 U 8 8 100.00

6 U 7 7 100.00

7 U 7 6.5 92.86

8 U 7 6 85.71

9 U 7 8 114.29

10 U 8 8 100.00

11 Round 8 7 87.50

12 Round 8 7.5 93.75

13 Round 8 6.5 81.25

14 Round 7 6 85.71

15 Round 7 5.5 78.57

16 Round 7 8 114.29

17 Round 7 6 85.71

Page 52: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

38

Tabel 8 Lanjutan

Tabel di atas menunjukkan besarnya tingkat keakuratan lebar penampang

gading-gading. Dapat dilihat bahwa masing-masing bentuk gading-gading

memiliki kelebihan dan kekurangan ukuran. Untuk mengetahui besarnya

persentase keakuratan gading-gading dilakukan pengelompokan berdasarkan

bentuk. Pengelompokan besarnya tingkat keakuratan lebar gading-gading baik

ketepatan, kelebihan , maupun kekurangan ukuran dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Tingkat keakuratan lebar penampang gading-gading per bentuk

gading-gading

Posisi

gading

-

gading

Bentuk

gading

-

gading

Range tingkat

keakuratan

Tingkat

keakuratan

> 100%

Tingkat

keakuratan

< 100%

Tingkat

keakuratan

100%

Total

1-10 U

Bottom 85.71% - 114.29% 3.45% 13.79% 17.24% 34.48%

11-22 Round

Bottom 78.57% - 114.29% 17.24% 20.68% 3.45% 41.37%

23-29 V

Bottom 78.57% - 114.29% 20.68% 3.45% - 24.13%

Total 41.37% 37.92% 20.69% 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dimensi lebar dari 29 gading-

gading memiliki tingkat keakuratan >100% sebanyak 41.37%, tingkat keakuratan

<100% sebayak 37.92%, dan tingkat keakuratan 100% sebanyak 20.69%. Tingkat

Posisi

gading-

gading

Bentuk gading-

gading Lebar penampang

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Tingkat keakuratan

(%)

18 Round 7 7 100.00

19 Round 7 8 114.29

20 Round 7 7.5 107.14

21 Round 7 8 114.29

22 Round 7 8 114.29

23 V 7 5.5 78.57

24 V 7 7.5 107.14

25 V 7 8 114.29

26 V 7 8 114.29

27 V 7 8 114.29

28 V 7 7.5 107.14

29 V 7 8 114.29

Page 53: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

39

keakuratan >100% didominasi oleh gading-gading bentuk V bottom, yaitu

sebanyak 20.68% dan tingkat keakuratan <100% didominasi oleh bentuk round

bottom, yaitu sebanyak 20.68% . Hal ini berarti kelebihan lebar penampang

gading-gading paling banyak terjadi pada bentuk V bottom dan kekurangan lebar

penampang gading-gading paling banyak terjadi pada bentuk round bottom.

Selanjutnya dilakukan analisis galat relatif dari persentase selisih gading-gading.

Persentase selisih lebar penampang gading-gading dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Persentase selisih lebar penampang gading-gading

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Lebar penampang

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Selisih

(cm)

Persentase

selisih (%)

Zona

selisih

1 U 8 8 0 0.00 A

2 U 8 7.5 -0.5 6.25 B

3 U 8 8 0 0.00 A

4 U 8 7.5 -0.5 6.25 B

5 U 8 8 0 0.00 A

6 U 7 7 0 0.00 A

7 U 7 6.5 -0.5 7.14 B

8 U 7 6 -1 14.29 B

9 U 7 8 1 14.29 B

10 U 8 8 0 0.00 A

11 Round 8 7 -1 12.50 B

12 Round 8 7.5 -0.5 6.25 B

13 Round 8 6.5 -1.5 18.75 B

14 Round 7 6 -1 14.29 B

15 Round 7 5.5 -1.5 21.43 B

16 Round 7 8 1 14.29 B

17 Round 7 6 -1 14.29 B

18 Round 7 7 0 0.00 A

19 Round 7 8 1 14.29 B

20 Round 7 7.5 0.5 7.14 B

21 Round 7 8 1 14.29 B

22 Round 7 8 1 14.29 B

23 V 7 5.5 -1.5 21.43 B

24 V 7 7.5 0.5 7.14 B

25 V 7 8 1 14.29 B

26 V 7 8 1 14.29 B

Page 54: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

40

Tabel 10 Lanjutan

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Lebar penampang

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Selisih

(cm)

Persentase

selisih (%)

Zona

selisih

27 V 7 8 1 14.29 B

28 V 7 7.5 0.5 7.14 B

29 V 7 8 1 14.29 B

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai selisih dan persentase selisih

dimensi lebar penampang masing-masing bentuk gading-gading. Nilai min (-)

pada tabel di atas menunjukkan bahwa lebar penampang gading-gading terpasang

memiliki kekurangan ukuran konstruksi dan nilai plus (+) menunjukkan bahwa

lebar penampang gading-gading terpasang memiliki kelebihan konstruksi dari

gading-gading yang direncanakan. Persentase selisih lebar penampang gading-

gading bentuk U bottom adalah 0.00% - 14.29%, gading-gading bentuk round

bottom adalah 0.00% – 21.43%, dan gading-gading bentuk V bottom adalah -

7.14% - 21.43%. Lebar penampang gading-gading cenderung tidak akurat karena

persentase selisihnya dominan beradadi zona B (Gambar 25). Akan tetapi,

walaupun terdapat selisih antara ukuran lebar penampang gading-gading rencana

dan yang terpasang, pembuat kapal tidak melakukan koreksi terhadap kekurangan

atau kelebihan ukuran lebar penampang gading-gading tersebut.

Gambar 25 Grafik galat relatif lebar penampang gading-gading.

Page 55: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

41

5.3.2 Tingkat keakuratan dan galat relatif tebal penampang gading-gading

Berdasarkan hasil perhitungan, dimensi tebal gading-gading memiliki

tingkat kekurasian yang berbeda-beda. Tingkat keakuratan dimensi tebal

penampang gading-gading dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Tingkat keakuratan tebal penampang gading-gading

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Tebal penampang

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Tingkat keakuratan

(%)

1 U 10 10 100.00

2 U 10 9 90.00

3 U 10 9 90.00

4 U 10 10 100.00

5 U 10 10 100.00

6 U 9 9 100.00

7 U 9 9 100.00

8 U 9 10 111.11

9 U 9 9 100.00

10 U 10 9 90.00

11 Round 10 9 90.00

12 Round 10 9 90.00

13 Round 10 9.5 95.00

14 Round 9 9 100.00

15 Round 9 9 100.00

16 Round 9 9.5 105.56

17 Round 9 9 100.00

18 Round 9 9.5 105.56

19 Round 9 9 100.00

20 Round 9 9 100.00

21 Round 9 9 100.00

22 Round 9 9 100.00

23 V 9 9 100.00

24 V 9 9 100.00

25 V 9 9.5 105.56

26 V 9 9 100.00

27 V 9 8.5 94.44

28 V 9 10 111.11

29 V 9 9 100.00

Page 56: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

42

Tabel di atas menunjukkan besarnya tingkat keakuratan tebal penampang

gading-gading. Dapat dilihat bahwa masing-masing bentuk gading-gading

memiliki kelebihan dan kekurangan ukuran. Pengelompokan besarnya tingkat

keakuratan tebal gading-gading baik ketepatan, kelebihan , maupun kekurangan

ukuran dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Tingkat keakuratan tebal penampang gading-gading per bentuk

gading-gading

Posisi

gading

-

gading

Bentuk

gading

-

gading

Range tingkat

keakuratan

Tingkat

keakuratan

> 100%

Tingkat

keakuratan

< 100%

Tingkat

keakuratan

100%

Total

1-10 U

Bottom 90.00% - 111.11% 3.45% 10.34% 20.68% 34.47%

11-22 Round

Bottom 90.00% - 105.56% 6.89% 10.34% 24.13% 41.17%

23-29 V

Bottom 94.44% - 111.11% 6.89% 3.45% 13.79% 23.94%

Total 17.23% 24.13% 58.60% 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tebal penampang dari 29

gading-gading yang memiliki tingkat keakuratan >100% sebanyak 17.23% ,

tingkat keakuratan <100% sebanyak 24.13%, dan tingkat keakuratan 100%

sebanyak 58.60%. Pada pengukuran tebal penampang gading-gading didominasi

tingkat keakuratan 100%, yaitu sebanyak 24.13% oleh gading-gading bentuk

round bottom. Sedangkan tingkat keakuratan <100% paling banyak pada bentuk

U bottom, yaitu sebanyak 10.34%. Hal ini berarti, pada tebal penampang gading-

gading ketepatan ukuran paling banyak terjadi pada gading-gading bentuk round

bottom. Kesimpulan ini diperkuat lagi oleh hasil perhitungan persentase selisih

dan grafik galat relatif tebal penampang gading-gading yang dapat dilihat pada

Tabel 13 dan Gambar 26.

Page 57: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

43

Tabel 13 Persentase selisih tebal penampang gading-gading

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Tebal penampang

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Selisih

(cm)

Persentase

selisih (%)

Zona

selisih

1 U 10 10 0 0.00 A

2 U 10 9 -1 10.00 B

3 U 10 9 -1 10.00 B

4 U 10 10 0 0.00 A

5 U 10 10 0 0.00 A

6 U 9 9 0 0.00 A

7 U 9 9 0 0.00 A

8 U 9 10 1 11.11 B

9 U 9 9 0 0.00 A

10 U 10 9 -1 10.00 B

11 Round 10 9 -1 10.00 B

12 Round 10 9 -1 10.00 B

13 Round 10 9.5 -0.5 5.00 B

14 Round 9 9 0 0.00 A

15 Round 9 9 0 0.00 A

16 Round 9 9.5 0.5 5.56 B

17 Round 9 9 0 0.00 A

18 Round 9 9.5 0.5 5.56 B

19 Round 9 9 0 0.00 A

20 Round 9 9 0 0.00 A

21 Round 9 9 0 0.00 A

22 Round 9 9 0 0.00 A

23 V 9 9 0 0.00 A

24 V 9 9 0 0.00 A

25 V 9 9.5 0.5 5.56 B

26 V 9 9 0 0.00 A

27 V 9 8.5 -0.5 5.56 B

28 V 9 10 1 11.11 B

29 V 9 9 0 0.00 A

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase selisih tebal penampang

gading-gading bentuk U bottom adalah 0.00% - 11.11%, gading-gading bentuk

round bottom adalah 0.00% – 10.00%, dan gading-gading bentuk V bottom adalah

0.00% – 11.11%. Persentase selisih tebal penampang gading-gading dominan

berada di zona A (akurat) karena persentase selisih tebal penampang ketiga bentuk

Page 58: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

44

gading-gading dominan ≤ 1%. Akan tetapi, walaupun terdapat selisih antara

ukuran tebal penampang gading-gading rencana dan yang terpasang, pembuat

kapal tidak melakukan koreksi terhadap kekurangan atau kelebihan ukuran tebal

penampang gading-gading tersebut.

Gambar 26 Grafik galat relatif tebal penampang gading-gading.

Berdasarkan grafik galat relatif di atas dapat diketahui bahwa persentase

selisih tebal penampang gading-gading dominan berada tepat di 0% (didominasi

oleh bentuk round bottom). Hal ini berarti, tebal penampang gading-gading

konstruksinya cenderung akurat.

5.3.3 Tingkat keakuratan dan galat relatif jarak antar gading-gading

Pengukuran tingkat keakuratan dan galat relatif dimensi jarak antar gading-

gading dilakukan terhadap dua hal, yaitu jarak antar gading-gading bersisian dan

jarak antar gading-gading berhadapan.

5.3.3.1 Jarak antar gading-gading bersisian

Hasil penelitian yang dilakukan pada jarak antar gading-gading bersisian

menunjukkan bahwa jarak antar gading-gading bersisian memiliki tingkat

Page 59: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

45

kekurasian yang berbeda-beda pada setiap bentuk gading-gading. Tingkat

keakuratan jarak antar gading-gading bersisian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading bersisian

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Jarak antar gading-gading bersisisan

Rencana (cm) Terpasang

(cm) Tingkat keakuratan (%)

1 U

100.00

2 U 25 25

106.00 3 U 25 26.5

100.00 4 U 25 25

96.00 5 U 25 24

100.00 6 U 25 25

106.67 7 U 30 32

93.33 8 U 30 28

96.67 9 U 30 29

100.00 10 U 30 30

93.33 11 Round 30 28

100.00 12 Round 30 30

96.67 13 Round 30 29

96.67 14 Round 30 29

96.67 15 Round 30 29

98.33 16 Round 30 29.5

98.33 17 Round 30 29.5

95.00 18 Round 30 28.5

95.00 19 Round 30 28.5

112.00 20 Round 25 28

94.00 21 Round 25 23.5

98.00 22 Round 25 24.5

108.00 23 V 25 27

108.00 24 V 25 27

112.00 25 V 25 28

104.00 26 V 25 26

105.00 27 V 20 21

100.00 28 V 20 20

100.00 29 V 20 20

Page 60: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

46

Tabel di atas menunjukkan besarnya tingkat keakuratan jarak antar gading-

gading bersisian. Pengelompokan besarnya tingkat keakuratan jarak antar gading-

gading bersisian pada setiap bentuk gading-gading baik ketepatan, kelebihan ,

maupun kekurangan ukuran dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading bersisian per

bentuk gading-gading

Posisi

gading

-

gading

Bentuk

gading-

gading

Range tingkat

keakuratan

Tingkat

keakuratan

> 100%

Tingkat

keakuratan

< 100%

Tingkat

keakuratan

100%

Total

1-10 U

Bottom 93.33% - 106.67% 6.89% 13.79% 13.79% 34.47%

11-22 Round

Bottom 94.00% - 112.00% 6.89% 31.03% 3.45% 41.37%

23-29 V

Bottom 100.00% - 112.00% 17.24% - 6.89% 24.14 %

Total 31.02% 44.82% 24.13% 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jarak antar gading-gading

bersisian dari 29 gading-gading memiliki tingkat keakuratan >100% sebanyak

31.02% , tingkat keakuratan <100% sebanyak 44.82%, dan tingkat keakuratan

100% sebanyak 24.13%. Tingkat keakuratan <100% didominasi oleh gading-

gading bentuk round bottom dan tingkat keakuratan >100% paling banyak pada

gading-gading bentuk V bottom. Hal ini berarti, antar gading-gading bersisian

kelebihan jarak paling banyak terjadi pada gading-gading bentuk V bottom dan

kekurangan jarak paling banyak terjadi pada gading-gading bentuk round bottom.

Persentase selisih dan grafik galat relatif jarak antar gading-gading bersisian dapat

dilihat pada Tabel 16 dan Gambar 27.

Page 61: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

47

Tabel 16 Persentase selisih jarak antar gading-gading bersisian gading-

gading

Posisi

gading

-

gading

Bentuk

gading-

gading

Jarak antar gading-gading bersisian

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Selisih

(cm)

Persentase

selisih (%)

Zona

selisih

1 U 0 0.00

6.00

A

B 2 U 25 25 0

0.00

A 3 U 25 26.5 1.5

4 U 25 25 0

0.00

5 U 25 24 -1

6.67

A

B 6 U 25 25 0

6.67

B 7 U 30 32 2

3.33

B 8 U 30 28 -2

0.00

A 9 U 30 29 -1

6.67

B 10 U 30 30 0

0.00

A 11 Round 30 28 -2

3.33

B 12 Round 30 30 0

3.33

B 13 Round 30 29 -1

3.33

B 14 Round 30 29 -1

1.67

B 15 Round 30 29 -1

1.67

B 16 Round 30 29.5 -0.5

5.00

B 17 Round 30 29.5 -0.5

5.00

B 18 Round 30 28.5 -1.5

12.00

B 19 Round 30 28.5 -1.5

6.00

B 20 Round 25 28 3

2.00

B 21 Round 25 23.5 -1.5

8.00

B 22 Round 25 24.5 -0.5

8.00

B 23 V 25 27 2

12.00

B 24 V 25 27 2

4.00

B 25 V 25 28 3

5.00

B 26 V 25 26 1

27 V 20 21 1 0.00 A

28 V 20 20 0 0.00 A

29 V 20 20 0

Page 62: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

48

Dari tabel di atas dapat diketahui persentase selisih jarak antar gading-

gading bersisian bentuk U bottom adalah 0.00% – 6.67%, gading-gading bentuk

round bottom adalah 0.00% - 12.00%, dan gading-gading bentuk V bottom adalah

0.00% – 12.00%. Hal ini berarti, jarak antar gading-gading bersisian tidak akurat

karena persentase selisih dominan berada di zona B (x > 1%). Kondisi ini

diperjelas pada grafik galat yang disajikan pada Gambar 27. Akan tetapi,

walaupun terdapat selisih antara ukuran jarak antar gading-gading bersisian

rencana dan yang terpasang, pembuat kapal tidak melakukan koreksi terhadap

kekurangan atau kelebihan ukuran jarak antar gading-gading bersisian tersebut.

Gambar 27 Grafik galat relatif jarak antar gading-gading bersisian.

5.3.3.2 Jarak antar gading-gading berhadapan

Hasil penelitian menunjukkan jarak antar gading-gading berhadapan

memiliki tingkat kekurasian yang berbeda-beda berdasarkan bentuk gading-

gading. Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading berhadapan dapat dilihat

pada Tabel 17.

Page 63: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

49

Tabel 17 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading berhadapan

gading-gading

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Jarak antar gading-gading berhadapan

Rencana (cm) Terpasang

(cm)

Tingkat keakuratan

(%)

1 U 125 126 100.80

2 U 130 130 100.00

3 U 135 130 96.30

4 U 145 145 100.00

5 U 150 150 100.00

6 U 155 160 103.23

7 U 160 160 100.00

8 U 170 165 97.06

9 U 170 170 100.00

10 U 175 174 99.43

11 Round 175 175 100.00

12 Round 178 178 100.00

13 Round 175 175 100.00

14 Round 170 169 99.41

15 Round 170 167 98.24

16 Round 160 160 100.00

17 Round 160 162 101.25

18 Round 160 160 100.00

19 Round 160 160 100.00

20 Round 155 153 98.71

21 Round 150 147 98.00

22 Round 145 148 102.07

23 V 135 138 102.22

24 V 130 135 103.85

25 V 125 120 96.00

26 V 100 100 100.00

27 V 75 77 102.67

28 V 45 44 97.78

29 V 35 37 105.71

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besarnya tingkat keakuratan jarak

antar gading-gading berhadapan. Pengelompokan besarnya tingkat keakuratan

Page 64: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

50

jarak antar gading-gading berhadapan pada setiap bentuk gading-gading baik

ketepatan, kelebihan, maupun kekurangan ukuran dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Tingkat keakuratan jarak antar gading-gading berhadapan

gading-gading per bentuk gading-gading

Posisi

gading

-

gading

Bentuk

gading

-

gading

Range tingkat

Keakuratan

Tingkat

keakuratan

> 100%

Tingkat

keakuratan

< 100%

Tingkat

keakuratan

100%

Total

1-10 U

Bottom 96.30% - 103.23% 6.89% 10.34% 17.24% 34.47%

11-22 Round

Bottom 98.00% - 102.07% 6.89% 13.79% 20.68% 41.36%

23-29 V

Bottom 96.00% - 105.71% 13.79% 6.89% 3.45% 24.13%

Total 27.57% 31.02% 41.37% 100%

Secara keseluruhan jarak antar gading-gading berhadapan dari 29 buah

gading-gading terdapat tingkat keakuratan >100% sebanyak 27.57% dan tingkat

keakuratan <100% sebanyak 31.02%, serta tingkat keakuratan 100% sebanyak

41.37%. Pada konstruksi jarak antar gading-gading berhadapan didominasi oleh

tingkat keakuratan tepat 100% pada bentuk gading-gading round bottom, yaitu

sebanyak 20.68%. Sedangkan tingkat keakuratan >100% paling banyak pada

bentuk V bottom, yaitu sebanyak 13.79%. Hal ini berarti, jarak antar gading-

gading berhadapan yang tidak sesuai dengan yang direncanakan paling banyak

terdapat pada bentuk V bottom. Sementara itu, kesesuaian jarak antar gading-

gading berhadapan dengan yang direncanakan paling banyak terdapat pada

bentuk round bottom. Persentase selisih jarak antar gading-gading berhadapan

dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Persentase selisih jarak antar gading-gading berhadapan gading-

gading

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Jarak antar gading-gading berhadapan

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Selisih

(cm)

Persentase

selisih (%)

Zona

selisih

1 U 125 126 1 0.80 A

2 U 130 130 0 0.00 A

3 U 135 130 -5 3.70 B

4 U 145 145 0 0.00 A

Page 65: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

51

Tabel 19 Lanjutan

Posisi

gading-

gading

Bentuk

gading-

gading

Jarak antar gading-gading berhadapan

Rencana

(cm)

Terpasang

(cm)

Selisih

(cm)

Persentase

selisih (%)

Zona

selisih

5 U 150 150 0 0.00 A

6 U 155 160 5 3.23 B

7 U 160 160 0 0.00 A

8 U 170 165 -5 2.94 B

9 U 170 170 0 0.00 A

10 U 175 174 -1 0.57 A

11 Round 175 175 0 0.00 A

12 Round 178 178 0 0.00 A

13 Round 175 175 0 0.00 A

14 Round 170 169 -1 0.59 A

15 Round 170 167 -3 1.76 B

16 Round 160 160 0 0.00 A

17 Round 160 162 2 1.25 B

18 Round 160 160 0 0.00 A

19 Round 160 160 0 0.00 A

20 Round 155 153 -2 1.29 B

21 Round 150 147 -3 2.00 B

22 Round 145 148 3 2.07 B

23 V 135 138 3 2.22 B

24 V 130 135 5 3.85 B

25 V 125 120 -5 4.00 B

26 V 100 100 0 0.00 A

27 V 75 77 2 2.67 B

28 V 45 44 -1 2.22 B

29 V 35 37 2 5.71 B

Berdasarkan tabel di atas, persentase selisih jarak antar gading-gading

berhadapan bentuk U bottom adalah 0.00% - 3.70%, gading-gading bentuk round

bottom adalah 0.00% – 2.07%, dan gading-gading bentuk V bottom adalah

0.00% - 5.71%. Persentase selisih jarak antar gading-gading berhadapan dominan

berada di zona A, yang berarti cenderung akurat. Kondisi ini lebih diperjelas pada

grafik galat relatif pada Gambar 28. Akan tetapi, walaupun terdapat selisih antara

ukuran jarak antar gading-gading berhadapan rencana dan yang terpasang,

Page 66: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

52

pembuat kapal tidak melakukan koreksi terhadap kekurangan atau kelebihan

ukuran jarak antar gading-gading berhadapan tersebut.

Gambar 28 Grafik galat relatif jarak antar gading-gading berhadapan.

Berdasarkan tingkat keakuratan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

keempat dimensi gading-gading cenderung tidak akurat. Hal ini dibuktikan

dengan persentasi selisih keempat dimensi tersebut dominan berada di zona B.

Dimensi gading-gading yang paling akurat adalah dimensi tebal penampang

gading-gading. Dari 29 gading-gading, terdapat 56,80% gading-gading yang

ketebalannya akurat 100%. Selain itu, berdasarkan analisis galat relatif persentase

selisih pada dimensi tebal penampang dominan berada di zona A.

Page 67: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1) Ukuran dimensi lebar penampang, tebal penampang, jarak antar gading-

gading bersisian dan jarak antar gading-gading berhadapan cenderung tidak

akurat. Ketidakakuratan antara ukuran yang direncanakan dengan yang

terpasang sebesar 79.31% untuk lebar penampang, 41.37% untuk tebal

penampang, 72,41% untuk jarak antar gading-gading bersisian, dan 48.27%

untuk jarak antar gading-gading berhadapan.

2) Meskipun terdapat perbedaan antara ukuran yang direncanakan dengan

ukuran yang terpasang pada keempat dimensi gading-gading, tidak pernah

dilakukan pengkoreksian oleh pembuat kapal.

6.2 Saran

Sebaiknya industri galangan kapal rakyat UD. Semangat Untung didukung

dengan kemampuan manajerial yang baik sehingga dapat mempermudah galangan

tersebut untuk memperoleh bantuan dan dukungan dari pemerintah baik dari segi

permodalan maupun teknologi.

Page 68: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

DAFTAR PUSTAKA

Askabul. 1984. Konstruksi Kapal Ikan Serba Guna di Galangan Kapal Kayu

CV. Tarsis Bagansiapiapi, Riau [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor:

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 5-12.

Ayuningsari, D. 2007. Tekno Ekonomi Pembangunan Kapal Kayu Galangan

Kapal Rakyat di Desa Gebang, Cirebon, Jawa Barat [Skripsi] (tidak

dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

[BKI] Biro Klasifikasi Indonesia. 1989. Peraturan Konstruksi Kapal Kayu.

Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia. 112 hal.

Chindhambaram, K. 1960. Topographical Factors in Fishing Boat Design.

Fishing Boat of The World II. London: Fishing News Books. Ltd.

Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. Farnham, Surrey, England:

Fishing News Books Ltd. Hal 21-118.

Iskandar, BH. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillnet

di Indramayu. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 153 hal.

Iskandar, BH. dan Pujiati, S. 1995. Keragaan Teknis Kapal Perikanan di Beberapa

Wilayah Indonesia [Laporan Penelitian]. Bogor : Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 11-42

Kalyana, LA. 2008. Tekno Ekonomi Kapal Gillnet di Kalibaru dan Muara Angke

Jakarta Utara [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 6-10.

Mandang, IY dan pandit, IKN. 1997. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di

Lapangan. Bogor: Yayasan Prosea dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM

Kelautan. 62 hal.

Munir, R. 2003. Metode Numerik. Bandung: Penerbit Informatika Bandung.

Nomura, M and Yamazaki, T. 1977. Fishing Techniques I. Tokyo: Japan

International Cooperation Agency. Hal 175-206

Pasaribu, BP. 1985. Keadaan Umum Kapal Ikan di Indonesia. Prosiding Seminar

Kapal Ikan di Indonesia dalam Rangka Implementasi Wawasan Nusantara.

Institut Pertanian Bogor. 106 hal.

Pasaribu, BP. 1987. Material Kayu Utuh dan Kayu Sambungan untuk Konstruksi

Kapal Penangkap Ikan. Buletin PSP Volume I No.2. Bogor: Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 30-46.

Page 69: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

55

Purba, RFB. 2004. Kajian Tekno-ekonomi Kapal Gillnet Material Kayu

di Karangantu, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. [Skripsi] (tidak

dipublikasikan). Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 9-10.

Rouf, ARA. 2004. Bentuk Kasko Kapal dan Pengaruhnya Terhadap Tahanan

Kasko Kapal Ikan [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 3-9.

Sinaga, T. 1998. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine di

Bancar, Jawa Timur [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 5-9.

Soegiono. 2006. Kamus Teknik Perkapalan Edisi Keempat. Surabaya: Airlangga

University Press.

Soekarsono, N.A. 1994. Pengantar Bangunan Kapal dan Ilmu Kemaritiman.

Jakarta: Pamator Pressindo. Hal 99-136.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Edisi Baru. Cetakan ke-10. Jakarta: Balai Pustaka.

1208 hal.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian: untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 7.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yatnaningsih. 1998. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Dogol di

Bancar, Kab. Tuban, Jawa Timur [Skripsi]. (tidak dipublikasikan). Bogor:

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 34.

Page 70: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

56

LAMPIRAN

Page 71: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

57

Lampiran 1 Jenis, sifat, kegunaan dan daerah penyebaran beberapa kayu

untuk industri perkapalan di Indonesia

No Jenis kayu Sifat kayu Kegunaan Daerah penyebaran

1 Balam seminai

(Palaquium ridleyi K)

KA II, KK I, BJ 1.04

(0.90-1.12), keras, sukar

digergaji

Dek

Sumatera Utara, Riau,

Sumatera Barat, Jambi,

Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur

3 Bangkirai (Shorea

laevifolia Endert)

KA I-III, KK I-II, BJ 0.91

(0.60-1.16), sangat keras,

sukar digergaji

Bagian-

bagian keras

(utama) kapal

Seluruh Kalimantan

4 Bayur (Pterospermun

spp)

KA IV-V, KK III-IV, BJ

0.44-0.53, lunak sampai

agak keras, mudah

dikerjakan

Kano

Seluruh Sumatera, Jawa dan

Sulawesi, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Maluku,

Nusa Tenggara

5 Bedaru (Cantleya

carniculata Howard)

KA I, KK I, BJ 1.04

(0.84-1.15), keras, mudah

retak

Bagian-

bagian keras

(utama) kapal

Aceh, Sumatera Utara, Jambi,

Sumatera Selatan, Riau,

Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan

6 Belangeran (Shorea

balangeran Burck)

KA II-(I-III), KK II-(I),

BJ 0.86 (0.73-0.98),

keras, mudah retak

Lunas

Sumatera Selatan (Bangka dan

Belitung), Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan,

Kalimantan Tenggara

7 Benuang (Octomeles

sumatrana Mig)

KA V, KK IV-V, BJ 0.33

(0.16-0.48), lunak dan

rapuh, mudah dikerjakan

Perahu, kano

Aceh, Sumatera Barat,

Bengkulu, Sumatera Selatan

(Palembang), Kalimantan

Barat, Kalimantan Timur,

Sulawesi, Maluku

8 Bintangur

(Calophyllum spp)

KA II-IV, KK II-III, BJ

0.54-0.77, agak keras

sampai keras,

Calophyllum inophyllum

sukar dikerjakan, tetapi

jenis yang lain umumnya

mudah

Gading, tiang

layar, dayung

Sumatera Barat, Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Palembang,

Lampung, Jawa, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah,

Sulawesi, Maluku, Nusa

Tenggara Timur

9

Bungur

(Lagerstroemia

speciosa Pers)

KA II-III, KK II-III, BJ

0.69 (0.58-0.81), agak

keras, mudah dikerjakan

Gading,

badan kapal

Jambi, Sumatera Selatan

(Palembang), Lampung, Jawa,

Kalimantan Selatan, Sulawesi,

Maluku, Nusa Tenggara Timur

10 Cengal (Hopea sangal

Korth)

KA II-III, KK II-III, BJ

0.84 (0.51-0.89), agak

keras, mudah dikerjakan

Perahu

Seluruh Sumatera, Jawa Barat,

Jawa Timur, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur

11 Dungun (Heritiera

littoralis Dryand)

KA I-II, KK I, BJ 0.98

(0.88-1.23), keras, sukar

dikerjakan

Bagian-

bagian keras

(utama) kapal

Hampir di seluruh Indonesia

terutama di daerah pantai yang

berawa

12 Durian (Durio spp)

KA IV-V, KK II-III, BJ

0.57-0.61, lunak atau

agak lunak, mudah

dikerjakan

Konstruksi

ringan setelah

diawetkan

Seluruh Indonesia

13

Gerunggang

(Cratoxylon

arborescens Bl)

KA IV, KK III-IV, BJ

0.47 (0.36-0.71), lunak,

mudah dikerjakan

Konstruksi

ringan

Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Riau,

Jambi, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur

Page 72: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

58

Lampiran 1 Lanjutan

No Jenis kayu Sifat kayu Kegunaan Daerah penyebaran

14 Gia (Homalium

foetidum Renth)

KA I-II, KK I-II, BJ 0.91

(0.77-1.06), keras, sukar

dikerjakan

Bagian-

bagian

(utama) kapal

Seluruh Sulawesi, Maluku dan

Irian Jaya

16 Gisok (Shorea guiso

Bl)

KA II-III, KK I-II, BJ

0.83 (0.73-0.97), keras,

mudah dikerjakan

Kerangka

kapal, tiang

layar

Sumatera Utara, Sumatera

Selatan (Palembang),

Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur

19 Kapur (Dryobalanops

spp)

KA II-IV, KK I-III, BJ

0.59-0.84, keras, sukar

dikerjakan

Semua bagian

kapal

Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, seluruh

Kalimantan

21 Keruing

(Dipterocarpus spp)

KA III-IV, KK I-III, BJ

0.66-0.92, keras sampai

sangat keras, sifat

pengerjaan tegantung

pada kadar silika dan

damar yang dikandung

Dek, badan

kapal

Seluruh Sumatera, Jawa dan

Kalimantan

22 Kuku (Pericopsis

mooniana Thw)

KA II, KKI II, BJ 0.87,

sangat keras, agak sukar

dikerjakan

Dek

Sumatera Selatan (Palembang),

Kalimantan Selatan, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tenggara,

Maluku, Irian Jaya

24 Lara (Metrosideros

spp)

KA I, KK I, BJ 1.15-1.20,

sangat keras, sukar

dikerjakan

Tiang kemudi

jangkar

Seluruh Sulawesi, Maluku,

Irian Jaya

25 Mahoni (Swietenia

spp)

KA III, KK II-III, BJ

1.15-1.20, agak keras,

mudah dikerjakan

Bagunan

tambahan,

dek, lapisan

kedap air,

badan kapal

Seluruh Jawa

26 Matoa (Pametia spp)

KA III-IV, KK I-III, BJ

0.77-0.80, agak keras

sampai keras, mudah

dikerjakan

Dek, badan

kapal

Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Bengkulu,

Lampung, Jawa Barat, Jawa

Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, seluruh

Sulawesi, Nusa Tenggara

Timur

27 Melur (Dacrydium

spp, Podocarpus spp,

Phyllocaldus spp)

KA IV, KK II-IV, BJ

0.52-0.62, agak lunak

sampai agak keras,

mudah dikerjakan

Dek, dayung

Seluruh Sumatera kecuali

Lampung, seluruh Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, Maluku,

Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur dan Irian Jaya

28 Mentibu

(Dactylocladus

stenestachys Oliv)

KA IV-V, KK III, BJ

0.53 (0.41-0.57), lunak

sampai agak keras,

mudah dikerjakan

Dek, dayung Seluruh Kalimantan

29 Merawan (Hopen spp)

KA II-III, KK II-III, BJ

0.66-0.72, agak keras,

mudah dikerjakan

Semua bagian

kapal

Seluruh Sumatera, Jawa Barat,

seluruh Kalimantan, Maluku,

Irian Jaya

31 Mersawa (Anisoptera

spp)

KA IV, KK II-III, BJ

0.61-0.73, agak keras,

sukar dikerjakan

Dayung,

badan kapal

Seluruh Sumatera kecuali

Bengkulu, Jawa Barat, seluruh

Kalimantan, Sulawesi, Maluku,

Irian Jaya

Page 73: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

59

Lampiran 1 Lanjutan

No Jenis kayu Sifat kayu Kegunaan Daerah penyebaran

32

Nyateh (Ganua spp,

Palaquium spp,

Payane spp)

KA II-IV, KK II-III, BJ

0.56-0.87, lunak sampai

agak keras, umumnya

mudah dikerjakan

Dayung kano,

dek kapal Seluruh Indonesia

33 Palapi (Heritiera spp)

KA II-IV, KK I-IV, BJ

0.74-0.75, agak keras,

agak sukar dikerjakan

Badan kapal

Seluruh Sumatera kecuali

Jambi, Jawa Barat, seluruh

Kalimantan dan Sulawesi,

Maluku, Irian Jaya

34

Petanang

(Dryobalanors

oblongitolia Oyer)

KA III, KK II, BJ 0.75

(0.62-0.91), agak keras

sampai keras, sukar

dikerjakan

Dek, gading,

badan kapal

Riau, Jambi, Sumatera Selatan

(Palembang)

35 Puspa (Schima

wallichii Korth)

KA III, KK II, J 0.67

(0.56-0.82), agak keras,

mudah dikerjakan

Dek, gading

Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sumatera

Selatan, Bengkulu, Lampung,

seluruh Jawa, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur

36 Rengas (Gluta spp,

Mellanorrhoea spp)

KA II, KK II, BJ 0.66-

0.69, agak keras sampai

sangat keras, agak mudah

dikerjakan

Lunas Seluruh Sumatera kecuali

Bengkulu, Jawa, Kalimantan

37 Resak (Vatica spp)

KA II-III, KK I-III, BJ

0.60-0.86, keras sampai

sangat keras, agak sukar

dikerjakan

Lunas,

gading

Seluruh Sumatera kecuali

Lampung, seluruh Kalimantan

dan Sulawesi, Jawa Barat,

Maluku, Irian Jaya

38 Tembesu (Fargraea

spp)

KA I-III, KK I-III, BJ

0.66-0.81, agak keras

sampai keras, mudah

dikerjakan

Semua bagian

kapal

Seluruh Sumatera, Kalimantan

dan Sulawesi, Jawa Barat,

Maluku, Irian Jaya

39 Tempinis (Sloetia

elongate Kds)

KA I, KK I, BJ 1.10

(0.92-1.20), sangat keras,

sukar dikerjakan

Lunas,

gading

Aceh, Sumatera Utara, Riau,

Sumatera Barat, Bengkulu,

Jambi

Keterangan: KA=Kelas Awet; KK=Kelas Kuat; BJ=Berat Jenis

(Sumber : Pasaribu, 1985 dalam Ayuningsari, 2007)

Page 74: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

60

Lampiran 2 Kuesioner penelitian

KUESIONER

TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL

KAYU GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG DI DESA

TANAH BERU, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

Nama Responden: Tanggal : ……………………

……………………..

Pekerjaan: Pewawancara : .…………………..

…………………….

Lokasi : ……………………

Page 75: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

61

1. IDENTITAS RESPONDEN

1.1 Nama Responden : ……………………….

1.2 Jenis Kelamin : Pria/ Wanita

1.3 Umur : ……. tahun

1.4 Pendidikan Terakhir : SD/ SLTP/ SLTA/ SM/ S1 ; Tamat/ Tidak

1.5 Asal Daerah : ……………………….

1.6 Status Nelayan : 1). Pemilik Galangan

2). Pembuat Kapal

1.7 Status Pekerjaan : Penuh/ Sambilan Utama/ Sambilan Tambahan

2. GALANGAN KAPAL

2.1 Keadaan Umum Lokasi

1). Letak:

2). Kelurahan:

3). Kecamatan:

4). Kota:

5). Kondisi:

2.2 Identitas Galangan

1). Nama usaha/ Nama galangan:

2). Tahun berdiri:

3). Jenis usaha:

4). Kondisi galangan:

5). Kepemilikan lahan:

6). Ukuran kapal yang dibuat:

7). Jenis kapal yang dibuat berdasarkan mesin:

8). Jenis kapal berdasarkan bahan atau material:

9). Bentuk/ Status Usaha : 1). Perseorangan

2). Badan Hukum Usaha (CV, PT, BUMN)

3). Koperasi

4). Yayasan

Page 76: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

62

2.3 Tenaga kerja

1). Jumlah tenaga kerja:

Tenaga kerja tetap:

Tenaga kerja tidak tetap:

2). Pendidikan terakhir tenaga kerja:

Tenaga kerja tetap:

Tenaga kerja tidak tetap:

3). Apakah ada pembagian kerja secara khusus kepada setiap tenaga kerja :

(Ya/ Tidak). Jika Ya, sebutkan:

4). Apakah ada keahlian lain atau pekerjaan lain selain pembuat kapal :

(Ya/ Tidak). Jika Ya, sebutkan:

5). Bagaimana prosedur pemberian upah kepada tenaga kerja

(perhari/ perminggu):

Tenaga kerja tetap:

Tenaga kerja tidak tetap:

6). Berapa upah yang diterima tenaga kerja:

Tenaga kerja tetap:

Tenaga kerja tidak tetap:

7). Kesejahteraan tenaga kerja:

Tenaga kerja tetap:

Tenaga kerja tidak tetap:

Page 77: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

63

2.4 Teknologi

1). Berdasarkan apa ukuran dimensi utama kapal ditetapkan:

Perhitungan pengrajin kapal/ kepala tukang:

Permintaan pemesanan:

Lainnya, sebutkan:

2). Dimensi utama kapal:

GT :

LOA :

LPP :

LWL :

B :

D :

d :

Jenis mesin (inboard/ outboard):

Kekuatan mesin:

3). Apakah pembangunan kapal dilengkapi dengan gambar perencanaan

(Ya/Tidak):

Rancangan umum (Ya/Tidak)

Lines plan (Ya/Tidak)

Detail konstruksi (Ya/Tidak)

Perhitungan kapal (Ya/Tidak)

Data fisik (gambar dan dokumentasi) perencanaan pembangunan

kapal (Blue print lines plan)

4). Jika dilengkapi perencanaan, siapa yang membuat:

5). Jika tidak dilengkapi, pembuatan kapal berdasarkan apa:

Page 78: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

64

6). Bagaimana tahapan pembangunan kapal tersebut:

7). Ukuran konstruksi kapal ditetapkan berdasarkan apa:

Peraturan

Kebiasaan/pengalaman

Lainnya, sebutkan:

8). Berapa jumlah gading-gading kapal:

9). Bagaimana cara pembuatan setiap gading-gading:

Dari satu kayu

Dari dua kayu

Lainnya:

10). Bagaimana teknik pemotongan setiap gading-gading:

Searah serat

Memotong arah serat

Tidak ada aturan

11). Bagaimana cara membuat lengkungan gading-gading:

Gambar lengkung gading-gading dicetak ke batang kayu

kemudian di potong

Batang kayu langsung dipotong sesuai ukuran yang diinginkan

Lainnya:

12). Alat-alat apa saja yang digunakan dalam pembangunan kapal secara

keseluruhan:

Page 79: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

65

13). Alat-alat apa yang digunakan untuk membuat gading-gading:

14). Cara penyambungan bagian gading-gading, apakah menggunakan:

Lem :

Baut :

Paku :

Pasak :

Lainnya, sebutkan:

(Jawaban dapat lebih dari satu)

15). Metode yang digunakan untuk membengkokkan/ melengkungkan kayu pada

pembuatan gading-gading kapal:

Pemanasan:

Penjepitan dengan klep besi atau clamp:

Lainnya, sebutkan:

16). Apakah pernah terjadi kesalahan ketika pemotongan gading-gading

dilakukan : (Ya/Tidak). Jika Ya, sebutkan jenis kesalahannya:

Potongan terlalu lengkung

Potongan terlalu pendek

Lainnya:

17). Jika terjadi kesalahan seperti pada no. 12, tindakan apa yang dilakukan:

Mengganti dengan kayu yang baru

Menambah potongan dengan potongan kayu lainnya

Lainnya:

Page 80: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

66

18). Cara membuat kelengkungan gading-gading baik menggunakan busur,

klep, pemanasan, atau alat bantu lainnya:

19). Berapa panjang lunas kapal:

20). Cara penyambungan gading-gading ke lunas yang dilakukan, apakah

menggunakan:

Lem :

Baut :

Paku :

Pasak :

Lainnya, sebutkan:

(Jawa dapat lebih dari satu)

21). Apakah terdapat perbedaan ukuran antara konstruksi gading-gading yang

direncanakan dengan yang telah dibuat (Ya/Tidak):

Jika Ya, sebutkan bagian yang mana saja :

Lebar gading-gading

Tinggi gading-gading

22). Perbedaan apa yang terjadi antara konstruksi jadi dengan yang konstruksi

direncanakan (lebih besar/kecil), berapa cm perbedaannya:

Lebar:

Tinggi:

Lainnya:

23). Jika terjadi ketidaksesuaian ukuran gading-gading, apa yang dilakukan:

Pemakalan

Page 81: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

67

Penambalan atau penyusupan

Lainnya, sebutkan:

24). Jika terjadi kelebihan ukuran pada gading-gading terhadap gading-gading

lainnya, tindakan apa yang dilakukan:

25). Jika terjadi kekurangan atau ukuran gading-gading lebih kecil dari yang

sebenarnya, tindakan apa yang dilakukan:

26). Apakah pernah terjadi kesalahan pada saat pemasangan gading-gading pada

lunas: (Ya/tidak). Jika Ya, sebutkan jenis kesalahannya:

27). Apa tindakan yang dilakukan ketika terjadi kesalahan seperti pada no. 26:

Membongkar gading-gading kemudian memasang kembali

Gading-gading dipaksa miring sesuai yang dikehendaki

Gading-gading bawah tetap, hanya gading-gaing atas yang

dibongkar lalu dipasang kembali

Lainnya:

28). Bagaimana pengaruh perbedaan ukuran konstruksi gading-gading

berdasarkan gambar rencana dengan bentuk jadinya terhadap kekuatan

konstruksi kapal:

Page 82: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

68

29). Data konstruksi gading-gading:

No. Posisi gading-

gading

Dimensi utama

Lebar Tebal Jarak antar gading-gading

Rencana Terpasang Rencana Terpasang Jarak antar gading-

gading bersisian

Jarak antar gading-gading

berhadapan

Rencana Terpasang Rencana Terpasang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Dst.

68

Page 83: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

69

Lampiran 3 Alat yang digunakan dalam pembangunan kapal di UD.

Semangat Untung

a) Kapak

b) Gergaji kayu

c) Gergaji besi d) Pahat

e) Palu Besi f) Palu Kayu

Page 84: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

70

Lampiran 3 Lanjutan

g) P

h) Golok i) Alat ukur

i) G

j) Singkolo k) Bacci

l) Kapak duduk

Page 85: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

75

Lampiran 4 Kayu yang digunakan untuk membuat gading-gading di

galangan yang diteliti

a) Kayu untuk gading-gading bentuk V

b) Kayu untuk gading-gading bentuk V, round dan U

71

Page 86: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

76

Lampiran 5 Pengertian dari dimensi-dimensi kapal

1) LOA (length over all).

LOA adalah panjang kapal yang diukur dari ujung haluan sampai ujung

buritan.

2) LWL (length water line)

LWL adalah panjang garis air yang diukur antara titik perpotongan Lwl pada

badan kapal bagian haluan dan buritan

3) LPP (length between perpendicular)

LPP adalah panjang kapal yang diukur dari fore perpendicular (FP) sampai

after perpendicular (AP). FP adalah garis tegak lurus pada perpotongan

antara Lwl dan badan kapal pada bagian haluan. AP adalah garis tegak lurus

pada perpotongan antara Lwl pada bagian buritan kapal

4) B (breadth)

Breadth adalah lebar maksimum kapal yang diukur antara sisi lambung kapal

pada bagian terlebar.

5) D (depth)

Depth adalah dalam kapal yang diukur secara vertikal dari dasar (base line)

sampai deck freeboard pada penampang melintang tengah kapal.

6) d (draugth)

Draugth adalah dalam benam kapal (sarat) yang diukur dari base line sampai

load water line.

72

Page 87: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

76

Lampiran 6 Foto pencetakan mal besi ke batang kayu lengkung pada proses

pembuatan gading-gading

73

Page 88: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

Lampiran 7 Foto-foto konstruksi gading-gading

a) Konstuksi gading-gading bagian haluan kapal

b) Konstruksi gading-gading bagian tengah kapal

Gading-gading

Gading-gading

74

Page 89: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

Lampiran 7 Lanjutan

c) Konstruksi gading-gading bagian buritan kapal

Gading-gading

75

Page 90: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

Lampiran 8 Kulit kayu (barru) yang digunakan sebahai bahan pakal pada

kapal yang dibuat di galangan UD. Semangat Untung

76

Page 91: TINGKAT KEAKURATAN KONSTRUKSI GADING-GADING KAPAL KAYU ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11280/C09afr.pdf · tingkat keakuratan konstruksi gading-gading kapal kayu

Lampiran 9 Contoh perhitungan tingkat keakuratan dan persentase selisih

a) Tingkat keakuratan lebar penampang gading-gading

Posisi gading-gading 1, bentuk U bottom

Lebar rencana = 8 cm ; lebar terpasang = 8 cm

Dimensi gading-gading terpasang

Tingkat keakuratan = x 100%

Dimensi gading-gading rencana

8 cm

= x 100%

8 cm

= 100% (Tingkat keakuraian = 100%).

b) Persentase selisih lebar penampang gading-gading

Posisi gading-gading 1, bentuk U bottom

Lebar rencana = 8 cm ; lebar terpasang = 8 cm

Gading-gading rencana – Gading-gading terpasang

Persentase selisih = x 100%

Gading-gading rencana

8 cm – 8 cm

= x 100%

8 cm

= 0%

(Persentase selisih akurat, berada pada zona A (0% < x < 25%).

77