Tingkat dan untuk - jdih.sumutprov.go.id

17
GUBERNUR SUMATERA UTARA INSTRUKSI GUBERNUR SUMATtrRA UTARA NOMOR 188.54 / 26 / INST / 2021 TENTANG PERPANJANGAN PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT BERBASIS MIKRO DAN MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANAN COROI{A WRUSDISEASE2O19 DI TiNGKAT DESA DAN KELURAHAN UNTUK PtrNGENDALIAN PENYEBAR,qN CORO]VA WRUS DISEASE 20 1 S Menindaklanjuti Instruksi Menteri Daiam Negeri Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyareil<at Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Diseose 2019 serta untuk lebih mengoptimalkan Posko Penanganan CoronaVirus Dises.se 2019 di ringkat Desa dan Kelurahan, dengan ini menginstruksikan : Kepada : 1. Wali Kota Medan 2. Wali Kota Binjai 3. Wali Kota Tebing Tinggi 4. Wali Kota Pematang Siantar 5. Wali Kota Sibolga 6. WaIi Kota Padang Sidempuan 7. Bupati Deli Serdang 8. Bupati Serdang Bedagai 9. Bupati Simalungun 10. Bupati Langkat 11. Bupati Karo 12. Bupati Dairi : Untuk KtrSATU Bupati/Wali Kota: a. Mengatur pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro yang selanjutnya disebut PPKM Mikro di seluruh Desa dan Kelurahan sampai dengan tingkat Rukun Tetangga {RT)/Rukun Warga (RW) yang berpotensi menimbulkan penularan COVID- L9;

Transcript of Tingkat dan untuk - jdih.sumutprov.go.id

GUBERNUR SUMATERA UTARA

INSTRUKSI GUBERNUR SUMATtrRA UTARANOMOR 188.54 / 26 / INST / 2021

TENTANG

PERPANJANGANPEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT

BERBASIS MIKRO DAN MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANANCOROI{A WRUSDISEASE2O19 DI TiNGKAT DESA DAN KELURAHAN

UNTUK PtrNGENDALIAN PENYEBAR,qN CORO]VA WRUS DISEASE 20 1 S

Menindaklanjuti Instruksi Menteri Daiam Negeri Nomor 14 Tahun 2021tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyareil<at BerbasisMikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 diTingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona VirusDiseose 2019 serta untuk lebih mengoptimalkan Posko Penanganan CoronaVirusDises.se 2019 di ringkat Desa dan Kelurahan, dengan ini menginstruksikan :

Kepada : 1. Wali Kota Medan2. Wali Kota Binjai3. Wali Kota Tebing Tinggi4. Wali Kota Pematang Siantar5. Wali Kota Sibolga6. WaIi Kota Padang Sidempuan7. Bupati Deli Serdang8. Bupati Serdang Bedagai9. Bupati Simalungun10. Bupati Langkat11. Bupati Karo12. Bupati Dairi

:Untuk

KtrSATU Bupati/Wali Kota:a. Mengatur pemberlakuan pembatasan kegiatan

masyarakat berbasis mikro yang selanjutnya disebutPPKM Mikro di seluruh Desa dan Kelurahan sampaidengan tingkat Rukun Tetangga {RT)/Rukun Warga(RW) yang berpotensi menimbulkan penularan COVID-L9;

KEDUA

KETIGA

b. Khusus kepada Bupati/Wali Kota yang wilayahnyaditetapkan sesuai kriteria level situasi pandemi

berdasarkan assesmen, dengan kriteria level 4 (empat)

yaitu Kota Medan dan Kota Sibolga;c. Bupati/Wali kota sepanjang tidak termasuk pada

hurrrf b menetapkan dan mengatur PPKM Mikro dl

masing masing wilayahnya pada tingkat Kecamatan,

Desa dan Kelurahan sampai dengan Tingkat RukunWarga (RW)/Rukun Tetangga (RT) yang menimbulkandan/atau berpotensi menimbulkan penularan COVID-

19 sesuai kondisi wilayah dengan memperhatikancakupan pemberiakuan pembatasan.

PPKM Mikro sebagaimana dimaksud pada DiktumKESATU huruf a dan huruf c dilakukan denganmempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian wi1a5"ah

hingga tingkat RT dan kriteria ievel sebagaimanadimaksud pada huruf b ditetapkan oleh KementerianKesehatan.

PPKM Mikro sebagairnana dimaksud pada DiktumKEDUA dilakukan dengan mempertimbangkan kriteriazonasi pengendalian wi.layah hingga tingkat RT dengankriteria sebagai berikut:a. Zona Hijau dengan kriteria tidak ada kasus COVID-19

di satu RT, maka skenario pengendalian dilakukandengan surueilans aktif, seluruh suspek di tes danpemantauan kasus tetap dilakukan secara rutin danberkala;

b.Zona Kuning dengan kriteria jika terdapat 1 (satu)

sampai dengan 2 (dua) rumah dengan kasuskonfirmasi positif dalam satu RT selama 7 (tujuh) hariterakhir, maka skenario pengendalian adalahmenemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat,

ialu melakukan isolasi mandiri untuk pasien positifdan kontak erat dengan pengawasan ketat;

c. Zona Oranye dengan kriteria jika terdapat 3 (tiga)

sampai dengan 5 (lima) rumah dengan kasuskonfirmasi positif dalam satu RT selama 7 (tujuh) hariterakhir, maka skenario pengendalian adalahmenemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat,

lalu meiakukan isolasi mandiri untuk pasien positifdan kontak erat dengan pengawasan ketat, sertapembatasan rumah ibadah, tempat bermain anak dantempat umu.m lainnya kecuali sektor esensial; dan

d. Zona Merah dengan kriteria jika terdapat lebih dari 5

{lirna) rr.rnah dengan kasr.rs konJirrnasi positif dalarn

satu RT selama 7 (tujuh) hari terakhir, maka skenariopengendalial adalah pemberiakuan PPKM tingkat RT

yang mencakup:

KEEMPAT

KELIMA

3

1. rnenemukan kasus suspek dan pelacakan kontakerat;

2. melakukan isolasi mandiri/terpusat denganpengawasan ketat;

3. kegiatan keagamaan ditempat ibadah ditiadakanuntuk sementara waktu sampai dengan wilayahdimaksud tidak lagr dinyatakan sebagai ZonaMerah berdasarkan penetapan Femerintah Daerah;

4. menutup tempat bermain anak dan tempat umumlainnya secara proporsional sesuai dengandinamika perkembangan penyebaran COVID-l9,namlrn hal ini dikecualikan bagi sektor esensial;

5. melarang kerumunan lebih dari 3 {tiga) orang;6. membatasi keluar masuk wilayah RT maksimal

hingga Fukul 20.00; dan7. meniadakan kegiatan sosial masyarakat di

lingkungan RT yang menimbulkan kerumunan danberpotensi menimbulkan penuiaran.

PPKM Mikro diiakukan melalui koordinasi antara seluruhunsur yang terlibat, mulai dari Ketua RT/RW, KepaiaDesa/Lurah, Satuan Perlindungan Masyarakat(Satlinmasi, Bintara Pembina Desa (Babinsa),Bhayangkara Pembina Keamanan dan KetertibanMasyarakat (Bhabinkamtibmas), Satuan Polisi PamongPraja (Satpol PP), Tim Penggerak PemberdayaanKesejahteraan Keiuarga (TP PKK), Pos Pelayarran Terpadu{Posyandu), Dasawisma, Tokoh Masyarakat, TokohAgama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Peny-uluh.Pendamping, Tenaga Kesehatan, dan Karang Tarunaserta relawan lainnya.

Mekanisme koordinasi, pengawasan dan evaluasipelaksanaan PPKM Mikro dilakukan dengan:a. membentuk Posko tingkat Desa dan Kelurahan bagi

wilayah yang belum membentuk Posko dan terhadapwilayah yang telah membentuk Posko dimaksud agariebih mengoptimaikan peran dan fungsinya sertamemastikan pelaksanaan pengendalian pada tingkatmikro di skala rukun tetangga (RT);

b. untuk supervisi dan pelaporan Posko tingkat Ilesa danKelurahan membentuk Posko Kecamatan Lragi wilayahyang belum mernbentuk Posko Kecamatan danterhadap wilayah yang telah membentuk PoskoKecamatan agar lebih mengoptimalkan peran danfungsinya; dan

c. pelaksanaan sebagaimana dirnaksud dalam huruf a,khusus untr-rk Posko tingkat Desa dapat menetapkanatau melakukan perubahan reguiasi da-1am bentuk

KEENAM

KETUJUH

KEDEI.APAN

KESEMBII,AN

4

peraturan d'esa' peraturan kepala desa dan keputusan

kePala desa'

Posko tingkat Desa dan Keiurahan sebagaimana

dimaksud pada Diktum KELIMA adalah lembaga yang

dibentuk untuk menjadi Posko penanganan COVID-19 di

tingkat lfesa dan xelu'ahan yang memiliki empat

fungsi, Yaitu:a. pencegahan;b. penanganan;c. pembinaan; dan

d. pendukung pelaksanaan penanganan COVID-19 di

tingkat Desa dan Kelurahan'

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud

pada Diktum KELIMA, Posko tingkat Desa dan

kelurahan berkoordinasi dengan Satgas CO\rID-iS

tingkat Kecamatan' Kabupaten/Kota, Provinsi' Tentara

Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia (POLRI), dan disampaikan kepada Satgas

COVID-19 Nasional, Kementerian Kesehatan dan

Kementerian Ilalam Negeri.

: Kebutuhan pembiayaan dalam pelaksanaan Posko

tingkat Desa dan Kelurahan dibebankan pada anggaran

masing-masing unsur Pemerintah sesuai dengan pokok

kebutuhan sebagai berikut:a. kebutuhan di tingkat Desa dibebankan pada Dana

Desa dan dapat didukung dari sumber pendapatatrdesa lainnya melalui Anggaran Pendapatan danBelanja Desa (APB Desa);

b. kebutuhan di tingkat Kelurahan dibebankan padaAnggaran Pendapatan Beianja Daerah (APBD)

Kabupaten /Kota;c. kebutuhan terkait Babinsa/Bhabinkamtibmas

dibebankan kepada Anggaran TNI/POLRI;d" kebutuhan terkait penguatan testing, tracing dan

treatment dibebankan kepada Anggaran KementerianKesehatan atau Badan Nasiona-1 PenanggulanganBencana, APBD Provinsi/ Kabupaten/Kota: dan

e. kebutuhan terkait dengan bantuan kebutuhau hidupdasar dibebankan kepada Anggaran Badan UrusanLogistik (BULOG)/Kementerian BUMN, KementerianSosial, Kementerian Perindustrian, dan KementerianKeuangan serta APBD Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

: Posko tingkat Desa diketuai oleh Kepala Desa yangdalam pelaksanaannya dibantu oleh perangkat Desa,Lembaga Pemasyarakatan Desa (LKD), Lembaga AdatDesa (LAD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LpM)dan Mitra l)esa lainnya dan Posko tingkat Kelurahan

KESEPULUH

5

diketuai oleh Lurah yang dalam pelaksanaannya dibantuoleh Aparat Kelurahan, dan kepada masing-masingPosko baik Posko tingkat Desa maupun Posko tingkatKelurahan juga dibantu oieh Satlinmas, Babinsa,Bhabinkamtibmas, dan Tokoh Masyarakat.

Pengaturanuntuk wilayah yang ditetapkan sebagai 1evel4 (empat) sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATUhuruf Lr dilaksanakan dengan ketentuan sebagaimanasebagai berikut:a. pelaksanaan kegiatan trelajar mengajar (Sekolah,

Perguruan Tinggi, Akademi, TempatPendidikanf Pelatihan) dilakukan secaradaring/online,pelaksanaan kegiatan di tempat kerja/perkantorandiberlakukan 75k (tujuh puluh lima persen) WFHdan 25'h (dua puiuh lima persen) WFO denganmenerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat,pelaksanaan kegiatan pada sektor esensial seperti,kesehatan, bahan pangan, makanan, minuman,energi, komunikasi dan teknologi informasi,keuangan, perbankan, sistem pembayaran, pasarmodal, logistik, perhotelan, konstruksi, industristrategis, pelayanan dasar, utilitas publik, proyekvital nasional dan industri yang ditetapkan sebagaiobjek vital nasional serta objek tertentu., tempat yangmenyediakan kebutuhan sehari-hari yang berkaitandengan kebutuhan pokok masyarakat (pasar, toko,swalaysn dan supermarket) baik yang berada padalokasi tersendiri maupun yang berlokasi pacla pusatperbelanjaan/ma1i tetap dapat beroperasi l,AAyo

{seratus persen) dengan pengaturan jam operasional.,kapasitas, dan penerapan protokol kesehatan secaralebih ketat;pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempatumum (warung makan, rumah makan, kafe,pedagang kaki lima, lapak jajanan) baik yang beradapada lokasi tersendiri maupun yalg beriokasi padapusat perbelanjaan/mall:1) makan/minum di tempat sebesar 25*h (dua

puluh iima persen) dari kapasitas;2\ jam operasional dibatasi sampai dengan Pukul

17.0O waktu setempat;3) untuk layanan makanan mela-1ui

pesan-antar/dibawa pulang tetap diizinkanseimpai dengan jam 2O.OO waktu setempat;

4l untuk restoran yang hanya melayanipesanantarldibawa pulang dapat beroperasiselama 24 (dwa puluh empat)jam; dan

b.

c.

d.

6

5) pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksudpada angka 1) sampai dengzur angka 4)dilakukan dengan penerapan protokol kesehatansecara lebih ketat,

e. peiaksanaan kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall / pusat perdagangan:1) pembatasan jam operasional sampai dengan

Pukul 17.OO waktu setempat; dan2) pembatasan kapasitas pengunjung sebesar 25'A

(dua puluh lima persen) dengan penerapanprotokol kesehatan secara lebih ketat,

f. pelaksanaan kegiatan konstruksi (tempat konstruksidan lokasi proyek) dapat beroperasi IAU% (seratuspersen) dengan penerapan protokol kesehatan secaralebih ketat;

g. pelaksanaan kegiatan i.badah (pada tempat ibadah diMesjid, Mushola, Gereja, Pura dan Vihara sertatempat ibadah lainnya) ditiadakan untuk sementarawaktu, sampai dengan wilayah dimaksud dinyatakanarnall berdasarkan penetapan Pemerintah Daerahsetempat dan lebih mengoptimalkan ibadah dirumah,

h. pelaksanaan kegiatan pada area publik (fasilitasumum, taman umum, tempat urisata umum atauarea publik lainnya) ditutup untuk sementara waktu,sampai dengan wilayah dimaksud dinyatakan arnanberdasarkan penetapan Pemerintah Daerah setempat;

i. pelaksanaan kegiatan seni, budaya dan sosia-i

kemasyarakatan (lokasi seni, budaya dan sosial yangdapat menimbulkan keramaian dan kerumunaniditutup untuk sementara waktu, sampai denganwilayah dimaksud dinyatakan affran berdasar-kanpenetapan Pemerintah Daerah setempat;

j untuk kegiatan resepsi pernikahan dihadiri paiingbanyak 3O (tiga puluh) orang dan tidak ada hidanganmakanan ditempat;

k. untuk kegiatan hajatan (kemasyarakatan paiingbanyak 25D1" ld:ua puluh lima persen) dari kapasitasdan tidak ada hidangan makanan ditempat;

l. pelaksanaan kegiatan rapat, seminar dan pertemuanluring (lokasi rapat/seminar/pertemuan ditempatumum yang dapat menimbulkan keramaian dankerumunan) ditutup untuk sementara waktu, sampaidengan wilayah dimaksud dinyatakan ainanberdasarkan penetapar: Pemerintah Daerah setempat,dan

m. penggunaan transportasi Llmum (kendaraan rlmnm,angkutan massal, taksi (konvensional dan on line),ojek (pangkalan dan oft line), dan kendaraan

KESEBEIA.S

7

sewa/rental), dapat beroperasi dengan melakukanpengaturan kapasitas, jam operasional danpenerapan protokoi kesehatan secara lebih ketat 1'angpengaturan lebih lanjut diatur oleh pemerintahdaerah.

Pelaksanaan pengetatan aktivitas dan edukasi untukleve1 4 {empat) sebagaimana dimaksud pada ilitr'rtum

KEStrPULUH dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup,

pertemuan pertemuan panjang (lebih dari 15 menit),interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas dengan

bernapas kuat misainya bernyanyi, berbiceira dantertanva dan tidak memakai masker seperti pada saat

makan bersama;b. penggunaan masker dengan benar dan konsisten

adalah protokol kesehatan paling minimal yang harusditerapkan setiap orang;

c. mencuci tangan dengan sabun alaw hand saruitizet

secala berr-rlang terutama setelah menyentuh bendayang disentuh orang lain {seperti gagang pintu ataupegangan tangga), menyentuh daerah wajah dengantangan perlu dihindari;

d. jenis masker yang lebih baik, akan lebih melindungi(sebagai contoh masker tredah sekali pakai lebih baikdari masker kain. dan masker N95 iebih baik darimasker bedah). Saat ini, penggunaan maskerseban3rak 2 (dua) lapis merupakan pilihan yang baik.Masker sebai.knya perlu diganti setelah digunakan(>4 (lebih dari empat)jarn);

e. penerapan protokol kesehatan dilakukan denganmempertimbangkan faktor ventilasi udara, durasi,dan jarak interaksi, untuk meminimalisir risikopenularan dalam beraktivitas;

f, pertimkrangan jarak dapat diterapkan sebagai berikut:1) beraktivitas dari rumah saja dan berinteraksi

hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah;

2\ jika harus meninggalkan rumah, maka har-us

selalu mengupayakan jarak minimal 2 {dua)meter dalam berinteraksi dengan orang 1ain.

Mengurangi/menghindari kontak dengan oranglain yang tidak tinggal serumah; dan

3) mensoslalisasikan berbagai petunjuk visuai ditempat umum terkait pencegahan danpenanganan COVID-19

g. pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai

berikut:1) jika harus berinteraksi dengan orang lain atau

menghadiri suatu kegiatan, dilakukan dengal

L

8

durasi yang singkat untuk mengurangi risikopenularan; dan

2) dalam perkantoran dan situasi berkegiatanlainnya, penjadwalan dan rotasi dapatmembantu untuk mengurangi durasi interaksi,

pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagaiberikut:1) berkegiatan di luar ruangan memiliki risiko

penularan yang jauh lebih rendah dibandingkandi luar ruangan; dan

2) ruangan harus selalu diupayakan untukmemiliki rrentilasi udara yang baik. Membukapintu, jendela dapat dilakukan untukmengurangi risiko penularan. Dalam kondisipintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka airpuifier dengan High Efficiencg Particulate Air(HEPA) filter dapat digunakan di dalam ruangan,

dalam kondisi penularan sudah meluas dikomunitas, maka intervensi yang lebih ketat denganmembatasi nobilitas mas),arakat secara signiflkanperlu dilakukan;penguatan 3T \testing, tracirtg, treatment) perlu teri.rsditerapkan:1) testtng perlu ditingkatkan sesuai dengan tingkat

positiuitg rate mengguan, dengan ketentuansebagai berikut:Positivity ratemingguan

Jumiah tes {per 1OOO

penduduk per minggu)<57o 1

>Srh-t50/o 5>l5o/o-<25o/n 10

>25.,/" 15Testing perlu ten-rs ditingkatkan dengan targetpositiuity rate <l}yo (sepuluh persen); testingperlu terus ditingkatkan terhadap suspek, yaitumereka yang bergejala dan juga kontak erat.Target orang dites per hari untuk setiapKabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebihdari 15 kontak erat per kasus konhrmasi.Karantina periu dilakukan pada yangdiidentifikasi sebagai kontak erat. Setelahdiidentifikasi kontak erat harus segera diperiksa{entrg-tesQ dan karantina perlu dijalankan. Jika

j.

2)

Kabupaten /Kota Target jumlahtes/hari

Kota Medan 406Kota Siboiga 129

KEDUABELAS

9

hasil pemeriksaan positif maka perlu dilakukanisolasi. Jika hasil pemeriksaan negatif makaperlu dilanjutkan karantina. Pada hari ke-Skarantina, perlu diial<ukan pemeriksaan kembali(exit-tesfi untuk melihat apakah virus terdeteksisetelah/selama masa inkubasi. Jika negatif,maka pasien dianggap selesai karantina; dan

3l treatmenf perlu dilakukan dengan komprehensifsesuai dengan berat gejaia" Hanya pasienbergejala sedang, berat, dan kritis yang perludirawat di rumah sakit. Isolasi perlu dilakukandengan ketat untuk mencegah penularan.

k. upaya upaya percepatan vaksinasi harus terusdilakukan untuk melindungi sebanyak mungkinorang dan upaya ini dilakukan untuk menurunkanlaju penularan serta mengutamakan keselamatanmereka yang rentan untuk meninggal (seperti lansia,orang dengan komorbid) mengingat kapasitaskesehatan yang terbatas dan dampakjangka panjangdari infeksi COVID-19.

Pengaturan PPKM Mikro dengan kriteria zonasidilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pelaksanaan kegiatan beiajar mengajar (Sekolah,

Perguruan Tinggi, Akademi, Tempat Pendidikan/Pelatihan);1. untuk kabupatenlkota selain pada Zana Merah

dan Zona Oranye melaksanakan kegiatan belajarmengajar sesuai sesuai dengan pengaturan teknisdari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Risetdan Teknologi dengan penerapan protokolkesehatan secara lebih ketat; dan

2. untuk kabupaten lkota yang berada daTarn ZonaMerah d.an Zana Oranye melaksanakan kegiatanbelajar mengajar secara daring (online); dan

b.pelaksanaan kegiatan perkantoran/tempat kerja(Perkantoran Pemerintah / Kementerian I Lembaga/Pemerintah Daerah, Perkantoran BUMN/BUMD/Swasta) :

1. untuk Kabupaten/Kota selain pada Zona Merahdan Zona Oranye pembatasan dilakukan denganmenerapkan Work From Home (WFH) sebanyak5O% {iima puiuh persen} dan Work From Office(WFO) sebesar 5O% {lima puluh persen);

2. untuk Kabupaten /Kota yang berada dalam ZonaMerah dan Zona Oranye pembatasan dilakukandengan menerapkan WFH sebesar 75% (tujuhpuluh lima persen) dan WFO sebesar 257u (duapuluh lima persen); dan

10

3. pelaksanaan WFH clan WFO sebagaimanadimaksud pada angka 1) dan angka 2) diatas,dilakukan dengar :

a) menerapkan protokol kesehatan secara lebihketat;

b) pengaturan waktu kerja seceira bergantian;c) pada saat WFH tidak melakukan mobilisasi ke

daerah lain; dand) pemberlakuan WFH dan WFO disesuaikan

dengan pengaturan dari Pemerintah Daerahmasing-masing,

c. untuk sektor esensial seperti, kesehatan, bahanpangan, makanan, minuman, energi, komunikasi danteknologi informasi, keuangan, perbankan, sistempembayaran, pasar modai, logistik, perhotelan,konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar,utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagaiobjek vital nasional dan objek tertentu, kebutuhansehari-hari yang berkaitan dengan kebutuhan pokokmasyarakat {pasar, toko, srvalayan dan supermarket)tetap dapat Lreroperasi 100 7o (seratus persen) denganpengaturan jam operasional, kapasitas, danpenerapan protokol kesehatan secara lebih ketat;

d. pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempatumum (warung makan, rumah makan, kafe, pedagangkaki lima, lapak jajanan) baik yang berada pada lokasitersendiri maupun yang berlokasi pada pusatperbelanjaan/mall :

1. makan/minum di tempat) sebesar 25'h {dua puluhlima persen) dari kapasitasl

2.jam operasional dibatasi sampai dengan Pukul17.00 waktu setempat;

3. untuk layanan makanan melalui pesan-antar/dibawa pulang tetap diizinkan sampaidengan jam 20.00 waktu setempat;

4. untuk restoran yang hanya melayanipesanantarl dibawa pulang dapat beroperasi selama24 (dua puluh empat)jam; dan

5.pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksudpada angka 1) sampai dengan angka 4) diiakukandengan penerapan protokol kesehatan secara lebihketat;

e. pelaksanaan kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/ pusat perdagangan;1. pembatasan jam operasional sampai dengan

Pukul 17.00 waktu setempat; dan2. pembatasan kapasitas pengunjung sebesar 257,

(dua puluh lima persen) dengan penerapanprotokoi kesehatan secara lebih ketat;

11

f. pelaksanaan kegiatan konstruksi (tempat konstruksidan lokasi proyek) dapat beroperasi IOOV, (saratuspersen) dengan penerapan protokol kesehatan secafalebih ketat;

g. pelaksanaan kegiatan ibadah (pada tempat ibadah diMasjid, Mushola, Gereja, Pura dan Vihara sertatempat ibadah lainnya):1- untuk kabupaten/kota selain pada Zona Merah

dan Zorra Oranye, kegiatan peribadatan padatempat ibadah dapat dilakukan, sesuai denganpengaturan teknis dari Kementerian Agamadengan penerapan protokol kesehatan secaralebih ketat; dan

2. untuk kabupaten lkata pada Zona Merah danZona Oranye kegiatan peril-radatal pada tempatibadah ditiadakan untuk sementara waktu,sampai dengan u,ilayah dimaksud dinyatakanaman berdasarkan penetapan Pemerintah Daerahsetempat dan lebih mengoptimaikan ibadah dirumah-

h. pelaksanaan kegiatan pada area publik {fasilitasumum, taman umum, tempat wisata umum atau areapublik lainnya):1. untuk kabupaten/kota selain pada Zana Merah

dan Zona Oranye diizinkan dibuka, denganpembatasan kapasitas maksimal 25% (dua puluhlima persen) dengan penerapan protokolkesehatan secara leLrih ketat yang pengaturannyaditetapkan oleh Pemerintah

2. untuk kabupaten lkota pad.a Zona Oranye danZona Merah ditutup untuk sementara u'aktu,sampai dengan wilayah dimaksud dinyatakanaman berdasarkan penetapan Pemerintah Daerahsetempat,

i. pelaksanaan kegiatan seni, budaya dan sosialkemasyarakatan (lokasi seni, budaya dan sosial yangdapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) :

1. untuk kabupaten/kota selain pada Zrs*a Merahdan Zona Oranye diizinkan dibuka, denganpembatasan kapasitas maksimal 25% (dua puluhlima persen) dan penerapan protokol kesehatansecara lebih ketat dimana pengaturannya lebihlanjut dilakukan oleh Pemerintah Daerah;

2. untuk kabupaten lkota pada Zona Merah danZona Oranye ditutup untuk sernentara waklu,sampai dengan wiiayah dirnaksud dinyatakanalrran berdasarkan penetapan Pemerintah Daerahsetempat; dan

KETIGABELAS

t2

3. untuk kegiatan hajatan (kemasyarakatan palingbanyak 25o/o (dua puluh lima persen) darikapasitas dan tidak ada hidangan makananditempat,

j. pelaksanaan kegiatan rapat, serrrinar dan pertemr:.anluring (lokasi rapat/seminar/pertemuan ditempatumum yang dapat menimbulkan keramaian dankerumunan) :

1. untuk kabupaten/kola selain pada Zona Merahdan Zana Oranye diizinkan dibuka, denganpembatasan kapasitas maksimal 25% (dua puluhlima persen) dan penerapan protokol kesehatansecara lebih ketat yang pengaturannya ditetapkanoleh Pemerintah Daerah setempaU dan

2. untuk kabupaten lkota pada Zona Merah danZona Oranye ditutup untuk sementara waktu,sampai dengan wiiayah dirnaksud dinyatakanaman berdasarkan penetapan Pemerintah Daerahsetempat.

k. kegratan operasional untuk tempat hiburan lainnya(klab malam, diskotik, pub/musik hidup, karaokeumum dan keiuarga, bar/rumah minum, griya pijat,spa (sante par aqua), bola gelinding, bola sodok,mandi uap, seluncur dan area permainanketangkasan dan lain-lain) :

1. pembatasan jam operasional sampai denganPukui 17.00 waktu setempat; dan

2. pembatasan kapasitas pengunjung sebesar S0yo(lima puluh persen) dengan penerapan protokolkesehatan secara lebih ketat;

L penggunaan transportasi umum ftendaraan umum,angkutan massal, taksi (konvensional dan on line),ojek {pangka-lan dan on lirue), dan kendaraansewa/rental), dapat beroperasi dengan melakukanpengaturan kapasitas, jam operasional dan penerapaRprotokol kesehatan secara lebih ketat yangpengaturan lebih lanjut diatur oleh pemerintahdaerah.

Cakupan pengaturan pemberlakuan pembatasanKabupaten lKota yang memenuhi Llnsur:a. tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian

nasional;b. tingkat kesembuhan di bawah rata-rata tingkat

kesembuhan nasional;c. tingkat kasus aktif di atas rata-rata tingkat kasus

aktif nasional;d. tingkat keterisian tempat tidur Rumah Sakit {Bed

Occupancg Ratio/ BOR) untuk Intensiue Care thtit {lCrJ)

KEEMPATBELAS

KELIMABtrI,AS

KEENAMBELAS

,-IJ

dan ruang isolasi di atas 7O % {tujuh puluh persen);dan

e. positiuity rate (proparsi tes positif) di atas 5 % (1imapersen).

BupatilWali Kota dalam menetapkan pemberlakuanpernbatasan di wilayahnya dengan mempertimbangkansalah satu atau lebih unsur dari 5 (iima) parameter yangtersebut pada Diktum KETIGABELAS sertapertimbangan lain untuk memperkuat upayapengendalian COVID- 19.

Selain pengaturan PPKM Mikro, agar PemerintahKatrupatenlKota sampai dengan Pemerintah Desamaupun Keiurahan lebih mengintensifkan disiplinprotokol kesehatan dan upaya penanganan kesehatan{membagikan masker dan menggunakan masker yangbaik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabunatau hand sanitber, menjaga jarak dan menghindarikerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan),disamping itu memperkuat kemampuan tracking, sistemdan manajemen tracing, perbaikan treatment termasukmeningkatkan fasilitas kesehatan (tempat tidur, ruangICU, maupun tempat isolasi/ karantina), koordinasiantar daerah yang berdekatal melalui SistemPenanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) untukredistribusi pasien dan tenaga kesehatan sesuai dengankewe nan gan masin g-masi n g.

Untuk mencengah terjadinya peningkatan penularanCOVID- 19 pada Hari Libur Tahun 2021 , maka dilakukankegiatan pemantauan, pengendalian dan evalusi sertadilaksanakan hal-hal sebagai berikut;a. Bupati/Wali Kota;

l. untuk melakukan sosia-lisasi terkait dengan PPKMMikro kepada warga masyarakat yang berada diwrlayahnya dan apabila terdapat pelanggaran makadilakukan pemberian sanksi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan ;

2. agar lebih mengintensifkan penegakan 5 M:a. menggunakan masker;b. mencuci tangan;c. menjagajarak;d. menghindari kerumunan; dane. mengurangi mobilitas,serta melakukan penguatan terhadap 3 T:a- testing;b. tracking; danc. treatment, {menyiapkan dan memantau

ketersediaan tempat isolasi dan karantina);

1+

3. mengoptimalkan pusat kesehatan masyarakat{Puskesmas) dalam penanganan Covid-19khususnya dalam pencegahan, testing dan tracing;

4. agar mengantisipasi potensi kerumunal yangmungkin terjadi selama PPKM di daerah masing-masing, baik yang berhubungan dengan kegiatanekonomi, pasar, pusat perbelanjaan {mall) sertakegiatan yang berhubungan dengan keagamaanyang dapat melanggar protokol kesehatan COVID-19 untuk selanjutnya dilakukan upayamengantisipasi dan melakukan pencegahanterhadap kerumunan serta apabila diperlukandilakukan penegakan hukum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

5. pembatasan dan pengetatan kegiatan masyarakatdi fasilitas umum/tempat wisata/taman denganmenerapkan kewajiban:a. penerapan screening test antigen/ genose untuk

fasilitas berbayar/lokasi wisata indoo\b. penerapan protokol kesehatan secara ketat

untuk fasilitasi umum/lokasi wisata outdoo4 danc. untuk daerah Zona Merah:

1) kegiatan masyarakat di fasilitas umum/tempat wisata/taman dilarang danpengaturan lebih lanjut diserahkan kepadaPemerintah Daerah berkoordinasi denganSatgas Penanganan COVID-19 Daerah; dan

2) apabila terdapat pelanggaran, dilakukanpenegakan hukum dalam bentuk penutupanlokasi sesuai ketentuan peratr-rran perundang-undangan;

6. Bupati/Wali Kota didukung Komando DistrikMiliter (Dandimi dan Kepala Kepolisian Resor(Kapolres) mengkoordinasikan PPKM Mikro dalamZona Merah;

b. dalam hal terdapat masyarakat yang melakukanperjalanan iintas Kabupaten /Kota tanpa memilikidokumen administrasi perjalanan tertentusebagaimana telah diatur oleh Pemerintah, makaKepala Desa/Lurah melaui Posko Desa/poskoKeiurahan menyiapkan tempat karantina mandiriselama 5 x 24 Jam dengan penerapan protokolkesehatan yang lebih ketat dan biaya karantinadibebankan kepada masyarakat yang melakukanperjalanan lintas Kabupaten / Kota;

c. dalam hal masyarakat yang akan melakukanperjalanan tertentu sebagaimana dimaksud padahuruf b, maka harus menunjukkan dokumenadministrasi perjalanan tertentu/surat uin yang

KETUJUHBELAS

KEDELAPANBELAS :

KESEMBILANBELAS :

15

dikeluarkan oleh Kepala Desa/Lurah dengan tandatangan basah/tanda tangan elektronik dan identitasdiri calon pelaku perjalanan;

d. Instansi pelaksana bidang Perhubungan dan SatuanPolisi Pamong Praja untuk meiakukan penguatan,pengendalian, penga\^rasan terhadap perjalanan orangpada Pos check point di daerah masing-masingbersama dengan TNI dan POLRI pasca HariLibur/Hari Libur Nasional Tahun 2027;

e. seluruh Satpol PP, Satlinmas, dan BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sertaPemaderm Kebakaran untuk meningkatkankesiapsiagaan dan keterlibatan aktif dalammencengah dan mengatasi aktivitas publik yang dapatmenganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat,berkumpul/kerumunan massa di tempat fasilitasLr.mum, fasilitas hiburan (pusat perbelanjaan danrestoran), tempat wisata, dan fasilitas ibadah, sertamelakukan antisipasi terhadap kondisi cuaca yangberpotensi terjadinya bencana atam (banjir, gempa,tanah longsor, dan gunung meletus); dan

f. bidang pertanian dan perdagangan melakukan upayayang lebih intensif untuk menjaga stabilitas harga(terutama harga bahan pangan), dan memastikankelancaran distribusi pangan dari dan ke lokasipenjualan/pasa-r.

Bagr Pemerintah Kabupten/Kota yang akanmengeluarkan kebijakan dalam pemberlakuan kriteriadan persyaratan khusus pasca Hari Libur lHari LiburNasional Tahun 2O2L dapat menindaklanjutinyasepanjang tidak trertentangan dengan peraturan/pedoman yang telah dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga terkait dan Satgas COVID-19.

Penyediaan anggaran untuk pelaksanaan kebijakanPPKM Mikro dapat dilaksanakan melalui perubahanPeraturan Kepala Daerah tentang penjatraran furggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TahunAnggaran 2021 dan dilaporkan kepada pimpinan DewanPerwakiler-n Rakyat Daerah (DPRD), untuk selanjutnyadianggarkan dalam Peraturan Daerah tentangPerubahan APBD Tahun Anggaran 2021 atau ditampungdalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bagiPemerintah Daerah yang tidak meiakukan perubahanAPED Tahrrn Anggarar: 2021.

Pemberlakuan PPKM Mikro diperpanjang sejak tanggal 5Juli 2A2L sampai dengan tanggal 2O Juli 2O21, danmempertimbangkan berakhirnya masa berlaku

KBDUAPULUH

KEDUAPULUHSATU :

16

pembatasan berdasarkan pencapaian target pada kelimaparameter selama 23 (dua puluh tiga) minggu berturut-turut, untuk itu para kepala daerah agar melakukanmonitori.ng dan rapat koordinasi dengan seluruhpemangku kepentingan (stakeholder) terkait secaraberkala.

Kepada :

a. Bupati/Wa1i Kota berdasarkan sistem pencatatandan pelaporan terintegrasi COVID-19 SatgasPenanganan COVID-19 Provinsi Sumatera Utaramemberikan laporan paling sedikit memuat hai-halsebagai berikut:1. Pemberlakuan PPKM Mikro;2. Pembentukan Posko tingkat Desa dan Kelurahan

untuk pengendalian penyebaran COVID- 1 9;3. Pelaksanaan fungsi Posko tingkat Desa dan

Kelurahan untuk pengendalian penyebaranCOVID-19;

4. Dala Tracing; dan5. Kegiatan Vaksinasi.

b. Bupati/Wali Kota pada daerah yang tidak termasukpemberlakuan pengaturan pembatasan, tetapmemperkuat dan meningkatkan sosialisasi danpenegakan hukum terhadap pelanggaran protokolkesehatan COUD-19

a. dalam hal Bupati dan Wali kota tidak melaksanakanketentuan sebagaimana dimaksud dalam InstruksiMenteri Dalam Negeri ini, dikenakan sanksisebagaimana diatur dalam Pasal 57 sampai denganPasal 78 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah;

b. untuk pelaku usaha, restoran, pusat perbelanjaan,transportasi umum yang tidak melaksanakanketentuan sebagaimana dimaksud dalam InstruksiMenteri Dnlam Negeri ini, dikenakan sanksiadministratif sampai dengan penutupan usaha sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. setiap orang dapat dikenakan sanksi bagr yangmelakukan pelanggaran dalam ra:rgka pengendalianwabah penyakit menular berdasarkan:1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasai 212

sampai dengan Pasal 218;2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang

Wabah Penyakit Menular;3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Kekarantinaan Kesehatan; dan4. Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah;

serta5. Ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya yang terkait.

KEDUAPULUHDUA :

12LI

Instruksi Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 6 Juii2027 sampai dengan 20 Juli 2021 dan pada saatInstruksi Gubernur ini mulai berlaku, InstruksiGubernur Sumatera Utara Nomor LBB.S4/25/INSTI2027 tanggal 2l Juni 2O2I tenrang PerpanjanganPemberlakuan Pembatasan Kegiatan MasyarakatBerbasis Mikro Dan Mengoptimalkan Posko PenangananCorona Virus Diseo-se 2019 (COVID-l9) di Tingkat Desadan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyeba;rant CoronaVirus Drcease 2019, dicabut dan dinyatakan tidakherlaku.

5 Juli 2021

SU},,TATERA UTARA,

Y RAHMAYADI

Tembusan Yth. :

1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian R.I.2. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan3. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebr-rdayaan R.L4. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi R.L5. Menteri Dalam Negeri R.I.6. Menteri Kesehatan R.I.7. Menteri Badan Usaha Milik Negara R.i.8. Kepala Badan Nasioneil Penanggulangan Bencana R.I.9. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provsu.10. Pangdam I/BB.1 1. Kapolda Sumatera Utara.12. Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.13. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten /Kota.

Dikeluarkan di Medan