TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

146
TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN BESERTA BALASANNYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP PGRI 371 PONDOK AREN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh DEVI ARISTIYANI NIM: 1111013000074 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Page 1: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT

H.B. JASSIN BESERTA BALASANNYA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA DI SMP PGRI 371 PONDOK AREN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

DEVI ARISTIYANI

NIM: 1111013000074

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

LEMBAR PENGESAHAN

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT

H.B. JASSIN BESERTA BALASAI{NYA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA DI SMP PGru 371 PONDOK AREN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh:

Devi Aristiyani

1 1 1 1013000074

Mcngetahui,wDosen Pembimbing

Dr. Darsita Suparno, Nl[.Hum.

t{IP. 1 96108071993032001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS IL]UU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20ts

Page 3: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul "Tindak Tutur Ilokusi pada Surat-surat H.B. Jassin besefiaBalasannya dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesiadi sMP PGRI 371 Pondok Aren" disusun oleh Devi Aristiyani, Nomor IndukMahasiswa: 1111013000074, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 8 Desember 2015, dihadapan dervan penguji. oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa clan SastraIndonesia.

Jakarta. 8 Desember 2015Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/ Prodi)

Maklrun Subuki. M. Hum.NIP. 19800305 200901 1 0ls

S ekretaris (S ekretaris Jurusary'Prodi)

Dona Aii Karunia Putra. M. Hum.NIP. 1 9840409201 I 01 1 01 5

Penguji I

Drs. Jamal D. Rahman. M. Hum.

Penguji II

Dr. Elvi Susanti. M. Pd.NIP. 19600801 200801 2016

Tanggal Tanda Tangan

)1- i2 - 2olg

t2 - E- auf

2/ - 12- Zorl-

71 ',!',:l'w

JAKARTA

Mengetahui,mu Tarbiyah da

Page 4: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

roRM GR)

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKAR'TAFITKJl. lr. H. Juuda No 95 Ciplral 15412 lndo$id

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

Tgl. Terbit

No. Revisi:

SI]RAT PERNYATAAN KARYA SENDIRT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

Tanpat/Tgl.Lahir

NIM

Jurusan / Prodi

Judul Skripsi

Devi Aristiyani

Tegal, 19 Desember 1993

1 1 I 1013000040

Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia

Tindak f'utur Ilokusi pada Surat-surat H-B. Jassin

Dosen Pembimbing

beserta Balasannya dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP

PGRI371 Pondok Aren

: Dr. Darsita Suparno, M.Hum

Dengan ini menyatakan bahrva skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

clan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menem.puh Ujian Munaqasah'

Jakarta, 30 Oktober 2015

Mahasisw Ybs.

NIM.1 1 1 1013000074

7 ADF44747

Page 5: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

ii

ABSTRAK

Devi Aristiyani (NIM. 1111013000074): Tindak Tutur Ilokusi pada

Surat-Surat H.B. Jassin beserta Balasannya dan Implikasinya

terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, di bawah bimbingan Dr. Darsita Suparno, M. Hum.

Tindak tutur ilokusi merupakan aktivitas mengujarkan kata-kata

yang disertai dengan maksud dan fungsi tertentu. Menurut Searle, tindak

tutur terbagi menjadi tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur

ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklarasi. Surat pribadi

merupakan salah satu media komunikasi yang mengandung tindak tutur

ilokusi, untuk itu peneliti merasa tertarik mengadakan penelitian mengenai

tindak tutur ilokusi dalam surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

ini memfokuskan pada penggunaan tindak tutur ilokusi dalam surat pribadi

H.B. Jassin beserta balasannya. Penelitian ini bertujuan untuk

menjabarkan wujud tindak tutur ilokusi dalam surat pribadi H.B. Jassin

beserta balasannya dan implikasi terhadap pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia di SMP.

Adapun metode yang digunakan adalah metode simak dan teknik

yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik dokumentasi,

teknik simak bebas cakap, dan teknik catat, sedangkan dalam identifikasi

data menggunakan metode simak dengan acuan F.X. Nandar dan analisis

data menggunakan metode padan ektralingual dengan teori Searle.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat 59 tuturan dengan

berbagai kategori dan kata kunci, implikasi terhadap pembelajaran adalah

surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya dapat dijadikan

alternatif media pembelajaran dalam materi menulis surat pribadi.

Kata kunci: pragmatik, tindak tutur ilokusi, surat pribadi

Page 6: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

iii

ABSTRACT

Devi Aristiyani (NIM, 11110130000747): Illocutionary Speech Acts In H. B.

Jassin Letters Along With Its Replies And Implications On Indonesian

Language And Literature Learning At SMP PGRI 371 Pondok Aren. Major

of Indonesian Language and literature Education.Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, under the guidance of Dr. DarsitaSuparno, M. Hum.

Illocutionary speech acts is an activity of uttering words that along with

the specific intention and functions. According to Searle, speech acts are divided

into assertive, directive, expressive, commissive, and declaration. Personal letter

is one of the communications media which is containing illocutionary speech acts,

therefore researchers are interested in conducting research on the illocutionary

speech acts in H. B. Jassin personal letter along with its replies.

The study is qualitative descriptive. It is focused on the use of

illocutionary speech acts in the H. B. Jassin’s personal letters with its replies. The

aim of study is to elaborate the form of illocutionary speechs in the H. B. Jassin

personal letters along with its replies and implications on Indonesian language and

literature at SMP PGRI 371 Pondok Aren.

The study method is listening method and the techniques for data

collecting are documentation, listening and free conversation, note taking, while

in the method analysis is extralingual equivalent with Scarle theory.

The study result obtained, there are 59 utterances with many categories

and keywords, implications on learning is the H. B. Jassin’s personal letters and

its replies that can be used as an learning media alternative in the material to write

a personal letter.

Keywords: Pragmatic, Illocutionary Speech Acts, Personal Letter.

Page 7: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta karunia lahir dan

batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi pada Surat-surat H.B.

Jassin beserta Balasannya dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia di SMP PGRI 371 Pondok Aren” merupakan tugas akhir

dan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi

ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai

pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sebagai

ungkapan rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, M. Hum. dan Dona Aji Karunia, M. Hum. selaku

ketua dan sekretaris serta segenap dosen dan staff Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membina dan memberikan

ilmunya selama proses perkuliahan.

3. Dr. Darsita Suparno, M. Hum. selaku dosen pembimbing yang dengan

ikhlas membimbing dan memberikan wawasan serta waktunya dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Keluarga tercinta atas motivasi yang luar biasa: Mama (Surati), Bapak

(Takzul Arifin), Adik (Dwi Afni Ariyanti) atas limpahan kasih sayang,

kesabaran, kepercayaan, motivasi, dan doa sehingga memacu saya

untuk memberikan yang terbaik.

Page 8: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

v

5. Sahabat seperjuangan Indah Wardah, Ai Suaibah, Selviana Dewi,

Yayah Fauziah, dan Ali Fahmi serta seluruh mahasiswa PBSI 2011

yang telah bersama-sama berjuang demi meraih cita-cita.

6. Ibu Rita Jassin beserta staff Perpustakaan H.B. Jassin yang turut

membantu dalam proses pencarian data.

7. Guru dan siswa SMP PGRI 371 Pondok Aren yang telah memberikan

dukungan yang luar biasa.

8. Semua pihak yang berjasa dalam proses pembuatan skripsi ini, semoga

Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang jauh dari kata sempurna

ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi penulis maupun pembaca, serta bagi

kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Ciputat, Oktober 2015

Page 9: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ................................................................................ 3

C. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Kajian Teori .............................................................................................. 7

1. Tindak Tutur ................................................................................ 7

2. Jenis-jenis Tindak Tutur .............................................................. 10

3. Tindak Tutur Ilokusi .................................................................... 13

4. Surat Pribadi ................................................................................ 17

5. Pembelajaran Menulis Surat Pribadi ........................................... 21

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ............................................................................... 28

B. Metodologi Penelitian .............................................................................. 28

C. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 30

D. Objek Penelitian ....................................................................................... 30

E. Pengumpulan Data ................................................................................... 31

F. Jenis Data ................................................................................................. 33

G. Analisis Data ............................................................................................ 33

H. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 36

I. Relevansi Penelitian ................................................................................. 36

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Biografi H.B. Jassin .................................................................................. 39

B. Analisis Identifikasi dan Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi ...................... 40

C. Pembahasan Analisis Tindak Tutur Ilokusi .............................................. 73

D. Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............. 78

Page 10: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

vii

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................... 80

B. Saran ......................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Lampiran I : Surat-surat pribadi H.B. Jassin dan balasannya

B. Lampiran 2 : Surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya yang sudah

siap baca

C. Lampiran 3 : Data tindak tutur ilokusi

D. Lampiran 4 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

implementasi pembelajaran

E. Lampiran 5: Lembar Uji Referensi

F. Lampiran 6 : Biografi penulis

Page 11: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

viii

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman

1. Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 25

Page 12: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan: Halaman

1. Metodologi penelitian ......................................................................................... 28

2. Kegiatan menganalisis data ................................................................................. 38

Page 13: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

1. Lampiran I : Surat-surat pribadi H.B. Jassin dan balasannya

2. Lampiran 2 : Surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya yang sudah

siap baca

3. Lampiran 3 : Data tindak tutur ilokusi

4. Lampiran 4 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

implementasi pembelajaran

5. Lampiran 5: Lembar Uji Referensi

6. Lampiran 6 : Biografi penulis

Page 14: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada kehidupan sehari-hari, manusia pasti saling berkomunikasi.

Komunikasi tersebut berupa adanya proses interaksi kepada sesamanya. Proses

komunikasi tersebut dilakukan melalui berbahasa. Untuk dapat berbahasa yang

baik dan benar, manusia harus menguasai berbagai keterampilan dalam berbahasa.

Terdapat dua ragam berbahasa, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan

berupa ujaran secara langsung oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya ceramah, pidato, dan obrolan. Sedangkan bahasa tulis adalah meliputi

komunikasi yang menggunakan bantuan (alat) komunikasi seperti surat, karangan,

dan pamflet.

Ragam bahasa tulis memiliki kelebihan, yaitu dapat mengatasi komunikasi

jarak jauh dan hasil komunikasi yang telah dilakukan dapat disimpan untuk waktu

lama dan dijadikan arsip. Salah satu ragam bahasa yang kerap digunakan adalah

melalui surat. Sebelum adanya alat komunikasi modern seperti telepon genggam,

surat adalah alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang. Melalui surat,

seseorang dapat memberikan pengumuman, keterangan, dan pendapat. Surat

terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya adalah surat berdasarkan isinya, surat

berdasarkan keamanan isinya, surat berdasarkan derajat penyelesainnya, surat

berdasarkan jangkauan penggunaannya, dan surat berdasarkan jumlah penerima

yang dituju.1

Salah satu jenis surat berdasarkan keamanan isinya adalah surat pribadi.

Surat pribadi adalah surat yang ditulis oleh seseorang yang banyak berisi

mengenai hal-hal yang bersifat pribadi untuk teman, keluarga, dan sahabat. Alat

komunikasi yang belum berkembang pada jaman dahulu membuat surat menjadi

alat komunikasi yang penting. Seseorang yang tinggal jauh dapat saling

berkorespondensi dengan sanak keluarga, teman, dan sahabat melalui media surat.

1Soedjito, dan Solchan TW, Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia, (PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2004), h. 14

Page 15: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

2

Selain itu, dibandingkan dengan alat komunikasi modern seperti telepon, teleks,

telegraf, radio, dan televisi, surat tetap mempunyai kelebihan tersendiri karena

merupakan sarana yang dapat merekam informasi secara panjang lebar, terperinci,

tetapi tetap ekonomis. Kelebihan lainnya adalah surat bersifat praktis karena dapat

menyimpan rahasia, efektif karena informasi yang disampaikan itu asli sesuai

degan sumbernya, ekomonis karena biaya pembuatan dan pengirimannya sangat

murah.2

Salah satu seseorang yang aktif berkomunikasi melalui surat adalah H.B.

Jassin. Beliau dikenal sebagai sastrawan, kritikus, dan redaktur majalah. Sosok

H.B. Jassin yang dianggap penting dalam dunia kesusastraan di Indonesia

membuatnya banyak mengenal dan berhubungan dengan banyak orang. Beliau

juga tidak membatasi pergaulannya, hal tersebut dapat dilihat pada berbagai surat-

suratnya yang tidak saja dikirimkan kepada keluarga, melainkan juga kepada para

sastrawan. H. B. Jassin juga dikenal sebagai dokumentator, ia banyak mengoleksi

berbagai tulisan-tulisan bukan hanya karya sastra tetapi yang bersifat pribadi

seperti surat-surat pribadi. Surat-surat pribadi miliknya selalu disimpan rapi.

Pembahasan yang terdapat dalam surat tersebut bervariasi, terkadang H.B. Jassin

membahas mengenai karya sastra atau terkadang membahas hal-hal yang sifatnya

sederhana. H.B. Jassin tidak hanya menyimpan surat-surat yang dikirimnya

kepada keluarga, sahabat, dan rekan kerja tetapi sebisa mungkin ia juga

menyimpan surat-surat balasan dari sahabat, keluarga, dan rekan kerjanya.

Menulis surat pribadi dianggap penting, hal tersebut terbukti dengan

adanya pembelajaran menulis surat pribadi pada Sekolah Menengah Pertama.

Namun pembelajaran menulis surat pribadi terkadang dianggap sepele sehingga

pembelajarannya cederung monoton. Para guru memberikan contoh-contoh

sederhana yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, dan peserta didik pun

akhirnya ketika membuat surat pribadi hanya mengambil tema atau membahas

sesuatu yang sederhana. Dalam menulis surat pribadi SMP kelas VII terdapat

kompetensi dasar yaitu, menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi,

2Adlan Ali & Tanzil, Pedoman Lengkap Menulis Surat, (Tangerang: PT. Kawan Pustaka,

2006), h.1.

Page 16: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

3

isi, dan bahasa. Dengan menganalisis surat-surat H.B. Jassin peserta didik

diharapkan mampu mencapai indikator yang telah ditetapkan, di antaranya adalah:

1. Mampu menentukan perbedaan komposisi surat pribadi dengan surat resmi

2. Mampu menulis surat pribadi dengan bahasa yang komunikatif

3. Mampu menyunting surat pribadi

Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai tidak tutur yang terdapat dalam surat pribadi serta

mengkaitkan dengan pembelajaran menulis surat pribadi. Diharapkan dengan

adanya penelitian ini paling tidak peneliti memberikan referensi contoh-contoh

penulisan surat pribadi yang lebih bervariasi dan dapat diterapkan dalam

pembelajaran menulis surat pribadi di sekolah sehingga pembelajaran menulis

surat pribadi dapat dikembangkan. Dengan melihat contoh-contoh berbagai surat

menyurat H.B. Jassin dengan beberapa orang, diharapkan peserta didik bukan

hanya mengetahui tata cara dalam menulis surat pribadi, tetapi peserta didik juga

belajar menggunakan kata-kata atau kalimat yang baik agar surat pribadi maksud

yang disampaikan dalam surat tersebut dapat dimengerti dengan baik oleh lawan

tutur.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan lebih

terfokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin dilaksanakan, selain itu

pembatasan masalah dilakukan agar penulis tidak terlalu luas menjabarkan objek

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, ruang lingkup yang menjadi fokus

penelitian ini adalah pemakaian tindak tutur ilokusi pada surat-surat H.B. Jassin

beserta balasannya. Setelah menjabarkan mengenai tidak tutur ilokusi, selanjutnya

mengaitkannya dengan pembelajaran menulis surat pribadi yang terdapat pada

Sekolah Menengah Pertama.

Page 17: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

4

Analisis surat yang dilakukan berdasarkan pada tinjauan pragmatik, dari

teori-teori dalam pragmatik, menentukan teori yang akan dijadikan acuan dalam

penelitian, kemudian surat tersebut dideskripsikan dan ditentukan jenis tindak

tuturnya.

C. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat identifikasi masalah, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1. Surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya dapat dianalisis

berdasarkan tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam tuturan.

2. Analisis tindak tutur ilokusi surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta

balasannya juga dikaitkan dengan konteks yang terkait dalam isi surat

tersebut.

3. Analisis tindak tutur ilokusi surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta

balasannya dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis surat pribadi di

SMP PGRI 371 Pondok Aren.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,

maka terdapat beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, perumusan

tersebut di antaranya, yaitu:

1. Bagaimanakah wujud tindak tutur ilokusi pada surat-surat H.B. Jassin

beserta balasannya?

2. Apa saja implikasi yang didapat dari tindak tutur ilokusi pada surat-surat

H.B. Jassin beserta balasannya dalam pembelajaran menulis surat pribadi

di SMP PGRI 371 Pondok Aren kelas VII?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah maka penelitian ini yang

akan dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menjabarkan wujud tindak tutur ilokusi yang terdapat pada surat-surat

H.B. Jassin beserta balasannya.

Page 18: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

5

2. Menjabarkan implikasi yang didapat dari tindak tutur ilokusi pada surat-

surat H.B. Jassin beserta balasannya dalam pembelajaran menulis surat

pribadi di SMP PGRI 371 Pondok Aren kelas VII.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu linguistik serta pengajarannya, terutama pada kajian pragmatik mengenai

tindak tutur.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mengenai tindak

tutur, khususnya tindak tutur ilokusi. Selain itu, memperkaya pengetahuan

mengenai pembelajaran menulis surat pribadi terutama pada pembelajaran

menulis surat pribadi di SMP PGRI 371 Pondok Aren kelas VII.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan wujud aplikasi pembelajaran pragmatik,

khususnya mengenai tindak tutur.

b. Bagi guru, penelitian ini bisa dijadikan alternatif dalam menentukan metode

dan bahan ajar dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis surat

pribadi.

c. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami

mengenai tuturan terkait dalam pembelajaran menulis surat pribadi.

d. Bagi masyarakat, penelitian ini juga bermanfaat sebagai upaya pelestarian

terhadap surat-surat H.B. Jassin beserta balasannya, karena peneliti bukan

hanya meneliti surat-surat H.B. Jassin tetapi juga ikut melakukan inventarisasi

dengan cara melakukan pengetikan ulang terhadap surat-surat H.B. Jassin agar

dapat terbaca.

Page 19: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

6

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan agar penelitian lebih terarah, jelas, dan

sistematis. Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 merupakan pendahuluan. Pada bab ini, dijabarkan mengenai latar

belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 merupakan kajian teoretis. Kajian teoretis dimaksudkan untuk

menjabarkan teori-teori yang dapat menunjang dalam analisis. Selain kajian

teoretis terdapat pula tinjauan pustaka yang dimaksudkan untuk melihat

penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dengan tema yang sama.

Bab 3 berisi metodologi penelitian. Pada bab ini menjelaskan bagaimana

penelitian ini akan dilakukan. Metode apa yang akan digunakan, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, dan klasifikasi data.

Bab 4 berisi analisis data. Setelah menetapkan metode penelitian, peneliti

mulai menganalisis data yang diperoleh.

Bab 5 berisi simpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti

memberikan simpulan dan saran.

Page 20: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

7

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Kajian Teoretis

1. Tindak Tutur

Tindak ujar (speect act) adalah fungsi bahasa sebagai sarana penindak.

Semua kalimat atau ujaran yang diucapkan oleh penutur sebenarnya mengandung

fungsi komunikasi tertentu. Tuturan dari seseorang (penutur) tentu saja tidak

semata-mata hanya asal bicara, tetapi mengandung maksud tertentu. Fungsi inilah

yang menjadi semangat para penutur untuk „menindakkan‟ sesuatu.1

Didalam mengatakan sesuatu, seseorang tidak semata-mata mengatakan

sesuatu dengan pengucapan kalimat. Di dalam pengucapan kalimat, ia juga

“menindakkan” sesuatu. Pengucapan kalimat “Mau minum apa?‖ si pembicara

tidak semata-mata menanyakan atau meminta jawaban tertentu; ia juga

menindakkan sesuatu, yakni menawakan minuman. Seorang ibu pondokan putri

ketika mengatakan ―Sudah jam sembilan‖ tidak semata-mata memberitahu

keadaan jam pada waktu itu; ia juga menindakkan sesuatu, yakni memerintahkan

si lawan bicara supaya pergi meninggalkan rumah pondokannya.2

Ujaran (bahasa) tidak hanya berfungsi untuk mengungkapkan unsur

kognitif, unsur sikap pun ada dalam setiap bahasa, yaitu unsur yang

memperlihatkan maksud penutur, pikiran, kegiatan, dan sebab penuturannya.

Unsur sikap ini mungkin tidak secara eksplisit dinyatakan, tapi bisa dimengerti.

Tidak semua ujaran didahului “Saya...,‖ tapi segala ujaran bisa diawali oleh kata-

kata seperti Saya menginginkan, saya berharap, saya perintahkan, saya menolak,

atau kata kerja lain yang mengungkapkan maksud, harapan, dugaan, dan

sebagainya tanpa merubah arti kalimat dalam konteksnya.3

Tindak tutur dalam ujaran suatu kalimat merupakan penentu maksud

kalimat itu. Namun, makna suatu kalimat tidak ditentukan oleh satu-satunya

tindak seperti yang berlaku dalam kalimat yang sedang diujarkan itu, tetapi selalu

1Mulyana, Kajian Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 80.

2Bambang Kaswanti Purwo,Pragmatik dan Pengajaran Bahasa,(Yogyakarta: Kanisius,

1990), h.19-20. 3A. Chaidar Alwasilah, Sosiologi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 20.

Page 21: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

8

dalam prinsip adanya kemungkinan untuk menyatakan secara tepat apa yang

dimaksud oleh penuturnya. Oleh sebab itu, mungkin sekali, dalam setiap tindak

tutur, penutur menuturkan kalimat yang unik karena dia berusaha menyesuaikan

ujaran dengan konteksnya.4

Istilah dan teori tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J.L. Austin,

seorang guru besar di Universitas Harvard, pada tahun 1956. Teori yang berasal

dari materi kuliah itu kemudian dibukukan oleh J.O. Urmson (1965) dengan judul

How to do Thing with Word?tetapi teori tersebut baru menjadi terkenal dalam

studi linguistik setelah Searle (1969) yang menerbitkan buku berjudul Speech Act

and Essay in The Philosophy of Language.5

Austin dalam buku Fatimah Djajasudarja, menyebutkan bahwa pada

dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu.

Pada saat seseorang menggunakan kata-kata kerja, seperti promise „berjanji‟,

apologize „meminta maaf‟, pronounce „menyatakan‟ misalnya dalam tuturan I

promise I will come on time („saya berjanji saya akan datang tepat waktu‟) maka

yang bersangkutan tidak hanya mengucapkan tetapi juga melakukan tindakan

berjanji. Tuturan tersebut dinamakan tuturan performatif, sedangkan kata kerjanya

disebut kata kerja performatif.6

Let us assign names to these under the general heading of speech acts:7

a. Uttering word (morphemes, sentences) = performing utterance acts.

b. Referring and predicating = performating propositional acts.

c. Stating, questioning, commanding, promising, etc = performing ilocutionary

acts.

Searle menjabarkan mengenai tindak tutur sebagai berikut:8

a. Tindak ujar adalah kegiatan mengujarkan kata-kata (mulai dari morfem

hingga kalimat).

b. Tindak preposisi adalah merujuk dan memprediksi.

4Abdul Rani, Analisis Wacana,(Malang: Bayumedia Publishing, 2004), h. 159.

5Abdul Chaer, dan Leonie Agustina,Sosiolinguistik Perkenalan Awal,(Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2010), h. 50. 6 Fatimah Djajasudarja,Wacana dan Pragmatik, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012),h.

60. 7John R. Searle,Speech ActAn Essay In The Philosophy Of Language, (London: Cambrige

University Press), h. 23. 8 Ibid, h. 23.

Page 22: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

9

c. Menyatakan, menanyakan, memerintah, berjanji, dll merupakan tindak

tutur ilokusi.

Tindak tutur adalah aktivitas mengujarkan atau menuturkan kalimat

dengan maksud tertentu. Pendapat lain mengungkapkan bahwa tindak tutur adalah

“apa-apa yang bisa dilakukan oleh manusia dalam bertutur”. Dari definisi ini,

maka penuturlah yang sesungguhnya bertindak dengan memaksimalkan

tuturannya untuk mencapai tujuan tertentu dan tujuan dari tindak tutur dinyatakan

sukses jika apa yang diinginkan oleh penutur tercapai.9

Tindak ujar merupakan aksi (tindakan) dengan menggunakan bahasa pada

hampir semua aktivitas. Bahasa digunakan dalam kesempatan yang lebih luas,

hampir pada semua kegiatan sampai pada mimpi pun menggunakan bahasa.

Penggunaan bahasa untuk menyatakan informasi (permohonan informasi,

memerintah, mengajukan, permohonan, mengancam, mengingatkan, bertaruh,

menasihati, dsb.)10

Searle dalam Aslinda mengemukakan, bahwa dalam semua interaksi

lingual terdapat tindak tutur. Interaksi lingual bukan hanya lambang, kata, atau

kalimat, melainkan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil lambang, kata,

atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur (the performance of speech act).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tindak tutur adalah produk atau hasil dari

suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan kecil dalam

interaksi lingual. Tindak tutur dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan

perintah. Teori tindak tutur adalah teori yang lebih cenderung meneliti makna dan

maksud kalimat, bukan teori yang berusaha meneliti struktur kalimat.11

Tindak

tutur terjadi oleh karena adanya partisipan minimal dua dalam komunikasi, yang

keduanya merupakan pembicara dan pendengar yang perannya bergantian.12

9Hindun,Pragmatik untuk Perguruan Tinggi, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2012),h. 9-10.

10Fatimah Djajasudarma,Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur,(Bandung:

Refika Aditama, 2010), h. 60. 11

Aslinda, dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik,(Bandung: PT. Refika Aditama,

2007), h. 33-34. 12

Diemroh Ihsan, Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa, (Palembang: Universitas

Sriwijaya, 2011), h. 103.

Page 23: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

10

Searle dalam buku Tagor,mengutarakan bahwa suatu tindak tutur memiliki

makna di dalam konteks, dan makna itu dapat dikategorikan ke dalam makna

lokusi, ilokusi, dan perlokusi.13

2. Jenis-Jenis Tindak Tutur

Austin dalam buku Tagor, membedakan antara ujaran yang mengatakan

(pernyataan, pemerian, dan sebagainya) dan ujaran yang melakukan sesuatu

(misalnya berjanji, memperingatkan, minta maaf, dan sebagainya). Perbedaan ini

dimaksudkan untuk membedakan ujaran yang tidak berupa tindakan (konstantif)

dan ujaran yang berupa tindakan (performatif). Namun, dalam artikelnya How to

do thing with word , ia mengubah teori asliya itu. Ia mengemukakan bahwa dalam

artikel itu, ujaran konstantif juga terbukti bisa menjadi tindak tutur (speect act),

yaitu melakukan tindak (seperti performatif); membuat suatu pernyataan atau

memerikan sesuatu sama-sama membentuk tindak tutur.14

Austin dalam buku Ibrahim, mengembangkan teori tindak tuturnya secara

lebih umum. Ujaran bisa melakukan tiga jenis tindak. Tindak ilokusi (locutionary

acts) merupakan tindak mengatakan sesuatu; menghasilkan serangkaian bunyi

yang berarti sesuatu. Ini merupakan aspek bahasa yang merupakan pokok

penekanan linguistik tradisional. Tindak perlokusi menghasilkan efek tertentu

pada pendengar. Persuasi merupakan tindak perlokusi: orang tidak dapat

mempersuasi seseorang tentang sesuatu hanya dengan mengatakan Saya

mempersuasi anda. Contoh-contoh yang sesuai adalah meyakinkan, melukai,

menakut-nakuti, dan membuat tertawa. Tindak ilokusi dilakukan dengan

mengatakan sesuatu, dan mencakup tindak-tindak seperti bertaruh, berjanji,

menolak, dan memesan.15

John R. Searle dalam buku Alwasilah, menyatakan bahwa dalam pratik

penggunaan bahasa terdapat setidaknya tiga macam tindak tutur. Ketiga macam

tindak tindak tutur itu berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut: (1) tindak

lokusioner (locutionary acts), (2) tindak ilokusioner (illocutionary acts),(3) tindak

perlokusioner (perlocutionary acts).

13

Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 117. 14

Sumarsono,Filsafat Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 2004), h. 38-39. 15

Abd. Syukur Ibrahim, Kajian Tindak Tutur,(Surabaya: Usaha Nasional, 1993), h. 115.

Page 24: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

11

Tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat

sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak

tutur ini dapat disebut sebagai the act af saying something.Dalam tindak

ilokusioner tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan

oleh si penutur.Jadi, tuturan tanganku gatal misalnya, semata-mata hanya

dimaksudkan untuk memberitahu si mitra tutur bahwa pada saat dimunculkannya

tuturan itu tangan penutur sedang dalam keadaan gatal.

Tindak ilokusioner adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan

fungsi tertentu pula. Tindak tutur ini dapat dikatakan sebagai the act of doing

something.Tuturan tanganku gatal yang diucapkan penutur bukan semata-mata

dimaksudkan untuk memberitahu si mitra tutur bahwa pada saat dituturkannya

tuturan itu rasa gatal sedang bersarang pada tangan penutur, namun lebih dari itu

bahwa penutur menginginkan mitra tutur melakukan tindakan tertentu berkaitan

dengan rasa sakit gatal pada tangannya itu.

Tindak ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada

waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji,

meminta maaf, mengancam, meramalkan, dan sebagainya.16

Tindak perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada

mitra tutur. Tindak tutur ini dapat disebut dengan the act af affecting someone.

Tuturan tanganku gatal, misalnya dapat digunakan untuk menumbuhkan

pengaruh (effect) rasa takut kepada mitra tutur. Rasa takut itu muncul, misalnya,

karena yang menuturkan tuturan itu berprofesi sebagai seorang tukang pukul yang

pada kesehariannya sangat erat dengan kegiatan memukul dan melukai orang

lain.17

Setiap kali mengucapkan sesuatu, ada tiga tindak yang langsungdilakukan

secara bersamaan. Pertama adalah tindak lokusioner, yaitu menghasilkan ucapan

yang tertata baik menurut tata bahasa yang sedang digunakan. Kedua adalah

tindak ilokusioner, yaitu menyampaikan makna tertentu. Ilokusi yangdisampaikan

16

F.X Nandar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),h.

14. 17

Kunjana Rahardi,Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 2005). h. 35-36.

Page 25: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

12

lewat lokusi adalah makna ingindisampaikan. Ketiga adalah tindak perlokusi,

yaitu efek dari kata-kata yang diucapkan.18

Dalam bertutur, seseorang melakukan tindak lokusi, tindak ilokusi, dan

mungkin bahkan tindak perlokusi. Menurut Austin dalam buku Louise

Cummings, tindak lokusi „kira-kira sama dengan pengujaran kalimat tertentu

dengan pengertian dan acuan tertentu, yang sekali lagi kira-kira sama dengan

„makna‟ dalam pengertian tradisional. Selama penutur berkata „Anjing galak itu

ada di kebun‟ sedang berusaha memproduksi kalimat yang maknanya didasarkan

pada acuan pada anjing dan kebun tertentu dalam dunia luar, maka penutur ini

sedang memproduksi tindak tutur lokusi Austin. Namun demikian, dalam

memproduksi tindak ilokusi kita „juga melakukan berbagai tindak ilokusi seperti

memberitahu, memerintah, mengingatkan, melaksanakan, dan sebagainya, yakni,

ujaran-ujaran yang memiliki daya (konvensional) tertentu‟. Bagi Austin, tujuan

penutur dalam bertutur bukan hanya untuk memproduksi kalimat-kalimat yang

memiliki pengertian dan acuan tertentu. Bahkan, tujuannya adalah untuk

menghasilkan kalimat-kalimat semacam ini dengan pandangan untuk memberikan

kontribusi jenis gerakan interaksional tertentu pada komunikasi.19

Wijana dalam buku Kunjana Rahardi telah menguraikan adanya dua

macam jenis tindak tutur di dalam praktik berbahasa, yakni (1) tindak tutur

langsung dan tindak tutur tidak langsung, (2) tindak tutur literal dan tindak tutur

tidak literal. Adapun yang dimaksud dengan tindak tutur langsung adalah tindak

tutur yang dinyatakan sesuai dengan modus kalimatnya. Kalimat berita atau

deklaratif adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

Kalimat tanya digunakan untuk menanyakan sesuatu, sedangkan kalimat perintah

digunakan untuk menyatakan perintah. Jadi tindak tutur itu sesungguhnya

merefleksikan fungsi konvensional dari sebuah kalimat.

Sedangkan yang dimaksud dengan tindak tutur tidak langsung adalah

tindakan yang tidak dinyatakan langsung oleh modus kalimatnya. Ada kalanya,

untuk menyampaikan maksud „memerintah‟, orang akan menggunakan kalimat

18

Elizabeth Black,Stilistika Pragmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 38. 19

Louise Cummings,Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 9.

Page 26: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

13

berita, atau bahkan mungkin menggunakan tanya. Ada kalanya pula, sebuah

pertanyaan harus dinyatakan secara tidak konvensional dengan sebuah kalimat

berita.Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa kalimat perintah mustahil dapat

digunakan secara tidak langsung untuk menyatakan maksud yang bukan perintah.

Jadi, hanya kalimat yang bermodus berita dan bermodus tanya sajalah yang bisa

digunakan untuk menyatakan tindak tutur yang tidak langsung itu.Selanjutnya,

tindak tutur literal dapat dimaknai sebagai tindak tutur yang maksudnya sama

persis dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur nonliteral adalah

tindak tutur yang maksudnya tidak sama, atau bahkan berlawanan dengan makna

kata-kata yang menyusunnya itu.20

3. Tindak Tutur Ilokusi

Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan

sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi,

tindak tutur yang terbentuk adalah tindak ilokusi.21

Tindak tutur ilokusi adalah suatu tindak yang dilakukan dalam

mengatakan sesuatu seperti berbuat janji, membuat pernyataan, mengeluarkan

perintah atau permintaan, menasbihkan nama kapal, dan lain-lain. Austin dalam

buku Wijana, mengatakan bahwa tindak mengatakan sesuatu (of saying) berbeda

dengan tindak dalam mengatakan sesuatu (in saying). Tindak mengatakan sesuatu

hanyalah bersifat mengungkapkan sesuatu sedangkan tindak dalam mengatakan

sesuatu mengadung tanggung jawab si penutur untuk melaksanakan sesuatu

sehubungan dengan isi ujarannya. Tindak dalam mengatakan sesuatu inilah yang

oleh Austin disebut tindak ilokusi sedangkan tindak mengatakan sesuatu lebih

dekat hubungannya dengan tindak lokusi. 22

Searle dalam buku Louise Cummings, menggunakan kaidah-kaidah

konstitutif untuk menetapkan klasifikasi tindak ilokusi berikut- asertif, direktif,

komisif, ungkapan, dan deklarasi. Tindak-tindak ini lebih luas daripada kata kerja

ilokusi yang bisa mewakilinya. Misalnya, tindak ilokusi komisif „berjanji‟ dapat

20

Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik,(Jakarta: Erlangga, 2009),h. 19-20. 21

I. Dewa Putu Wijana,Dasar-Dasar Pragmatik,(Yogyakarta: Percetakan ANDI, 1996),

h. 18. 22

Abdul Rani, dkk,Analisis Wacana,(Malang: Bayumedia Pusblishing, 2004), h. 161.

Page 27: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

14

berbentuk „Saya berjanji‟. Meskipun begitu, tindak ilokusi yang sama ini dapat

dilakukan melalui ujaran „Saya akan tiba di sana tepat waktu‟. Menurut Searle,

dalam hal ini, kata kerja ilokusi hanya merupakan satu jenis alat yang

menunjukkan daya ilokusi (IFID ilokusi atau illocutionary force indicating device

atau piranti penunjuk daya ilokusi). Demikian juga IFID yang berkaitan dengan

satu tindak ilokusi dapat digunakan untuk melakukan tindak ilokusi yang kedua.23

Situasi-situasi yang berbeda menuntut adanya jenis-jenis dan derajat sopan

santun yang berbeda juga.Pada tingkatan yang paling umum, fungsi-fungsi ilokusi

dapat diklasifikasi menjadi empat jenis, sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi

tersebut dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan

terhormat.24

a) Kompetiti (competitive): tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial; misalnya,

memerintah, meminta, menuntut, mengemis.

b) Menyenangkan (convivial): tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial; misalnya

menawarkan, menyapa, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat.

c) Bekerja sama (collaborative) : tujuan ilokusi tidak menghiraukan tujuan sosial,

misalnya menyatakan, melapor, mengumumkan, mengajarkan.

d) Bertentangan (conflictive) : Tujuan ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial;

misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi, memarahi.

I call then these classes of uttarance, classified according to their

illocutionary force, by the following more- or – less rebarbative names:25

1. Verdictives

2. Exercitivies

3. Commissives

4. Behabitivies (a shocker this)

5. Expositives

We shall take them in order, but first I will give a rough idea of each. The

first, verdictives, are typified by the giving of verdict, as the name implies, by a

jury, arbitrator, or umpire. But they need be final; they may be, for example, an

astimate, reckoning, or apparaisal. It is essentially giving a finding as to

something—fact, or value –which is for different reasons hard to be certain

about.

23

Louise Cummings,Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), h. 11. 24

Geoffrey Leech, penerjemah M.D.D. Oka, Prinsip-Prinsip Pragmatik, (Jakarta: UI

Press, 2011),h. 162. 25

J.L. Austin,How to do Things with Words,(Cambrige: Harvard University Press, ), h.

150-163.

Page 28: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

15

The second, exercitives, are the exerciting of powers rights, or influence.

Examples are appointing, voting, ordering, urging, advising, warning, &c.

The third, commissives, are typified by promising or otherwise undertaking;

they commit you to doing something, but include also declarations or

announcements ogintention, which are not promises, and also rather vague

things which we may call espousals, as for example, siding with. They have

obvious connexions with verdictives and exercitives.

The fourth, behabitivies, are a very miscellaneous group, and have to do with

attitudes and social behaviour. Example are apologizing, congratulating,

commending, condoling, curcing, and challenging

The fifth, expositivies are difficult to define. They make plain how our

utterances fit into the course of an argument or conversation, how we are using

word, or in general, are expository. Example are ‗I reply‘, ‗I argue‘, ‗I

concede‘, ‗I illustrate‘, ‗I assume‘, ‗I postulate‘. We should be clear from the

start that there are still wide possibilities of marginal or awkward cases, or of

overlaps.

Austin mengungkapkan ilokusi dapat dibagi menjadi lima:26

A. Verdictives, yaitu tindakan sebuah bahasa yang ditandai dengan adanya suatu

keputusan seperti yang dilakukan oleh wasit atau juri. Berikut ini contoh

tindakan bahasa yang termasuk verdictives: membebaskan, menghukum,

memutuskan, menyangka, menafsirkan, memahami, mengirakan, memerintah,

menghitung, memperkirakan, menempatkan, menetapkan tempat, menentukan

tanggal, mengukur, menilai, melukiskan, menganalisa.

B. Exercitivis, jenis ini adalah tindakan bahasa yang merupakan akibat adanya

kekuasaan, hak, atau pengaruh. Contohnya: menunjuk, memberi suara,

memerintahkan, memaksakan, menasehati, memperingati, menamai,

mengarahkan, menghukum, mewariskan, memproklamirkan.

C. Commisives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang ditandai dengan adanya

perjanjian atau perbuatan. Tindakan bahasa ini membuat si pembicara

melakukan sesuatu. Tindakan ini berhubungan erat dengan verdictives dan

exercitivis. Contohnya: berjanji, melaksanakan, bersumpah, menyetujui,

melibatkan/memperjuangkan, mengumumkan, melawan, bertaruh,

mempertahankan, mengawinkan.

D. Behabitives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang merupakan kelompok

campuran dan harus dilaksanakan dengan sikap dan tingkah laku sosial.

26

Ibid,. h, 150-163.

Page 29: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

16

Contohnya: memaafkan, memberi selamat, menghargai, memberi salam duka,

mengutuk, menantang.

E. Expositives, jenis ini adalah tindakan bahasa yang sulit didefinisikan, karena

tindakan bahasa ini menyederhanakan ucapan-ucapan serta penggunaan kata-

kata agar selaras dengan suatu argumentasi atau percakapan. Dengan kata

lain, tindakan bahasa ini digunakan dalam memberi keterangan yang

menyangkut pengurai pendapat, pengarahan, dan penjelasan mengenai adat

istiadat. Contoh: „aku menjawab‟, „aku membantah‟, „aku mengizinkan‟, „aku

menggambarkan‟, „aku mengasumsikan‟, „aku mendalilkan‟.

Selanjutnya Searle dalam buku Kunjana Rahardi, menggolongkan tindak

tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur ke dalam lima macam bentuk tuturan, yakni

(1) asertif, (2) direktif, (3) ekspresif, (4) komisif, dan (5) deklarasi.Tindak tutur

ilokusi tersebut sebenarnya sama dengan tindak tutur ilokusi yang diungkapkan

oleh Austin, Searle hanya melengkapi atau menyempurnakan teori Austin.Setiap

bentuk tuturan yang disampaikan oleh Searle seperti disebutkan di atas itu dapat

dijelaskan sebagai berikut:27

a. Bentuk tutur asertif (assertive). Adapun yang dimaksud dengan bentuk tutur

asertif adalah bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi

yang sedang diungkapkannya dalam tuturan itu. Bentuk tutur asertif itu

dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : (a) menyatakan (stating), (b)

menyarankan (suggesting), (c) membual (boasting), (d) mengeluh

(complaining), dan (e) mengklaim (claiming).

b. Bentuk tuturan direktif (directive), yang dimaksud dengan bentuk tutur

direktif adalah bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh si penuturnya untuk

membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan-tindakan yang

dikehendakinya seperti berikut ini : (a) memesan (ordering), (b) memerintah

(commanding), (c) memohon (requesting), (d) menasihati (advising), dan (e)

merekomendasi (recommending).

c. Bentuk tutur ekspresif (expressive),yang dimaksud dengan bentuk tuturan

ekspresif ini adalah bentuk tutur yang berfungsi menyatakan atau

27

Kunjana Rahardi,Sosiopragmatik,(Jakarta: Erlangga, 2009),h. 17-18.

Page 30: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

17

menunjukkan sikap psikologis si penutur terhadap keadaan tertentu seperti

yang dapat disebutkan berikut ini: (a) berterima kasih (thaking), (b)

memberi selamat (congratulating), (c) meminta maaf (pardoning), (d)

menyalahkan (blaming), (e) memuji (praising), dan (f) berbela sungkawa

(condoling).

d. Bentuk tutur komisif (commissive), yang dimaksud dengan bentuk tutur

komisif adalah bentuk tutur yang digunakan untuk menyatakan janji atau

penawaran tertentu seperti berikut ini: (a) berjanji (promising), (b)

bersumpah, dan (c) menawarkan sesuatu (offering).

e. Bentuk tutur deklarasi (declaration). Adapun yang dimaksud dengan bentuk

tutur deklarasi adalah bentuk tutur yang menghubungankan antara isi

tuturan dengan kenyataannya seperti (a) berpasrah (resigning), (b) memecat

(dismissing). (c) membabtis(christening), (d) memberi nama (naming), (e)

mengangkat (appointing), (f) mengucilkan (excommunicating), dan (g)

menghukum (sentencing).

Satu hal sangat mendasar yang dapat dicatat dari penggolongan tindak

tutur ilokusi atau illocunary acts ini ke dalam bentuk-bentuk tuturan menurut

filsuf bahasa yang sangat ternama ini adalah bahwa satu tindak tutur, yakni tindak

tutur ilokusi, ternyata dapat memiliki bentuk-bentuk tuturan yang mencerminkan

maksud dan fungsi komunikatif yang bermacam-macam.

4. Surat Pribadi

A. Pengertian Surat

Apabila berbicara arti surat maka akan ditemukan berbagai macam cara

pengungkapan rumusan surat tersebut. Di bawah ini disajikan beberapa arti surat

menurut para ahli.28

a. Samsoeri Effendi mengemukakan arti surat dapat disamakan dengan

mengutarakan pembicaraan tertulis kepada seseorang yang tidak dihadapi.

28

Asyraf Suryadi,Menulis Berkomunikasi dengan Surat, (Pangkal Pinang: UBB Press,

2010),h.1-2.

Page 31: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

18

b. Adapun menurut Thomas Wiyasa, surat adalah satu sarana untuk

menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu

ke pihak yang lain.

c. Menurut TJ. Rahma M.A. Gani, surat adalah hubungan komunikasi yang

berbentuk tulisan serta berisi pernyataan sebagai bahan informasi untuk

disampaikan kepada pihak lain.

d. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, surat

adalah kertas yang tertulis (berbagai-bagai isi dan maksudnya).

Surat adalah sehelai kertas atau lebih yang digunakan sebagai alat

komunikasi untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis

dari pihak satu kepada pihak lain. Informasi tersebut bisa berupa pemberitahuan,

pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan lain

sebagainya.29

Surat pribadi adalah surat yang berisi masalah pribadi yang ditujukan

kepada keluarga, teman, atau kenalan karena sifatnya akrab dan santai, dalam

surat pribadi biasa digunakan bahasa ragam akrab dan ragam santai.30

Ditinjau dari sifat isinya, surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan.

Di dalam paparan pengarang mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan

apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Ditinjau dari peraturannya, surat adalah

percakapan yang tertulis. Jadi, sejenis dengan ragam percakapan (dialog) seperti

yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari fungsinya, surat

adalah suatu alat atau sarana komunikasi tulis, surat dipandang sebagai alat

komunikasi tulis yang paling efisien, efektif, ekonomis, dan praktis.31

Dalam penulisan surat pribadi, berkaitan juga dengan penggunaan ragam

bahasa. Ragam bahasa yang paling berkaitan dengan situasi berbahasa atau

pragmatik adalah ragam fungsional. Martin Joos, linguis berkebangsaan Amerika,

29

Adlan Ali & Tanzil,Pedoman Lengkap Menulis Surat, (Tangerang: PT. Kawan Pustaka,

2006), h. 1. 30

Soedjito, dan Solchan TW,Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia, (PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2004), h. 14. 31

Soedjito, dan Solchan TW,Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia, (PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2004), h. 1.

Page 32: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

19

membagi ragam fungsional menjadi lima sub-ragam, yakni baku, resmi, usaha,

santai, dan akrab.32

Jadi dapat disimpulkan bahwa surat adalah salah satu media atau alat yang

dapat digunakan oleh manusia ketika tidak dapat bertatap muka secara langsung

dalam menjalin sebuah komunikasi dengan berbagai tujuan.

B. Dasar-dasar Komunikasi dengan Surat

Dasar-dasar komunikasi dengan surat yang meliputi surat sebagai media

komunikasi, surat sebagai dokumen tertulis, dan surat sebagai wakil atau duta.33

1. Surat sebagai Media Komunikasi

Komunikasi tidak hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan materil,

melainkan juga untuk pengoperan ilmu pengetahuan, baik secara horizontal

maupun secara vertikal, yakni penyampaian informasi dari yang mengetahui

kepada yang tidak mengetahui, sehingga informasi itu pada akhirnya menjadi

milik bersama.34

Di dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang sangat berperan aktif.

Pertama: komunikator yang berdiri dan memainkan model atau media komunikasi

verbal maupun non-verbal. Kedua: komunikasi (pribadi atau kelompok) adalah

pihak yang menerima hubungan dari komunikator. Ketiga: message (pesan)

adalah unsur terpenting dan inti dalam interaksi antara komunikator dengan

komunikan.35

Berkomunikasi berarti mengemukakan buah pikiran melalui media

tertentu dengan maksud untuk mendapat tanggapan sehingga diharapkan tujuan

berkomunikasi berhasil dengan sebaik-baiknya.Berkirim surat pada hakikatnya,

melakukan komunikasi sehingga tujuan utama si penulis surat yaitu, memperoleh

tanggapan dari si penerima surat. Oleh karena itu, surat merupakan media

komunikasi yang banyak dipergunakan baik oleh badan usaha maupun

perseorangan.

32

Djago Tarigan,Proses Belajar Mengajar Pragmatik,(Bandung: Angkasa, 1990), h. 33. 33

Asyraf Suryadi,Menulis Berkomunikasi dengan Surat, (Pangkal Pinang: UBB Press,

2010), h. 4-5. 34

S.M. Siahaan,Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya, (Jakarta: PT.BPK Gunung

Mulia, 1990), h. 10. 35

Ibid, h. 11.

Page 33: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

20

Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya

komunikasi hanya bisa terjadi, kalau didukung adanya sumber, pesan, media,

penerima, dan efek.36

a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat

atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri

dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok.

b. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,

hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

c. Media

Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat

mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-

macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, pancaindra dianggap

sebagai media komunikasi.Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi

seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komuniasi

antarpribadi.

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok, partai, atau negara.

e. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang terjadi dipikir,

dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang.

36

Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2012), h. 24-28.

Page 34: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

21

f. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya salah satu bentuk

daripada pengaruh yang berasal dari penerima.

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat

mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat

macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis,

dan dimensi waktu.

2. Surat sebagai Dokumen Tertulis

Surat merupakan dokumen tertulis yang memiliki kegunaan sesuai dengan

isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, surat berharga harus disimpan

sebaik-baiknya oleh si pemilik surat tersebut. Memang sesungguhnya surat

merupakan salah satu dokumen tertulis, bagi si penerima surat. Hal ini dikatakan

karena dokumen itu sendiri mengandung makna warkat asli yang dipergunakan

untuk alat pembuktian suatu keterangan.

3. Surat sebagai Wakil atau Duta

Salah satu contoh surat sebagai duta adalah surat kepercayaan yang

diterima kepada kepala negara tempat ia diangkat menjadi duta besar. Surat

kepercayaan ditandatangani oleh kepala negara untuk diserahkan kepada kepala

negara dengan upacara penyambutan sesuai dengan upacara kenegaraan yang

berlaku. Lebih jauh lagi peranan surat dapat menambah lebih banyak kawan,

bahkan dengan surat dapat diperoleh dan diutarakan kehangatan cinta.

5. Pembelajaran Menulis Surat Pribadi

Menulis surat pribadi menjadi salah satu materi yang terdapat dalam

pelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Pembelajaran menulis surat pribadi terdapat

dalam kurikulum KTSP 2006, sedangkan dalam Kurikulum 2013 pembelajaran

menulis puisi memang ditiadakan. Namun karena banyak sekolah yang masih

menerapkan kurikulum KTSP 2006 dan pemerintah juga sempat menghentikan

penggunaan kurikulum 2013 maka pembelajaran menulis surat pribadi pada kelas

VII pun masih diajarkan.

Page 35: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

22

Menulis surat dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama secara terpimpin.

Dalam hal ini siswa menulis berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Kedua

secara bebas. Siswa menulis secara bebas, tanpa ada patokan yang harus diikuti. 37

Guru: Bacalah surat berikut baik-baik, kemudian balaslah surat tersebut.

Bogor, 21 Mei 1986

Cucunda tersayang,

Nenenda baru kelar dari RSU PMI Bogor. Penyakit maag Nenenda kumat

lagi. Rupanya Nenenda salah makan. Syukurlah sudah sembuh lagi.

Bagaimana keadaanmu di sini? Pelajarammu majukah? Tentu saja maju,

bukan? Rajin-rajinlah belajar agar engkau naik kelas.

Nenenda sangat rindu padamu. Bila sekolah libur datanglah ke Bogor.

Nenenda menantikan kedatanganmu.

Sekianlah isi surat Nenenda sekali ini. Sampaikan salamku bagi kedua orang

tuamu.

Peluk cium Nenenda bagimu dan adikmu.

Nenenda,

(R. Salim)

Siswa : Membaca surat tersebut. Mereka membayangkan surat itu dari

Neneknya, kemudian mereka membalas surat itu

Guru : Kini mari kita dengarkan jawaban surat itu. Hasan, silahkan maju ke

depan!

Hasan : Maju ke depan dengan sigap. Membacakan balasan surat Nenenda.

Hasil rekaman suara Hasan adalah sebagai berikut.

Nenenda tersayang,

Surat Nenenda telah saya terima. Saya senang karena Nenenda sehat kembali.

Saya ucapkan selamat! Jaga makanan baik-baik Nek agar penyakit Nenenda tidak

kambuh kembali.

37

Djago Tarigan, dan H. G. Tarigan,Teknik Pengajaran Keterampilan Bahasa,(Bandung:

Angkasa), h. 221-222.

Page 36: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

23

Minggu depan sekolah kami bertamasya ke Kebun Raya, Bogor. Saya akan

menjenguk Nenenda.

Sekian surat saya sekali ini Nek, lain kali disambung lagi.

Peluk cium

Cucunda,

(Hasan)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai tindak tutur dengan menggunakan analisis secara

pragmatik memang sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian mengenai tindak

tutur ilokusi yang terfokus pada surat pribadi tidak ditemukan. Di bawah ini

terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terkait dengan

tindak tutur:

Skripsi Kenfitria Diah Wijayati (2009) dengan judul “Tindak Tutur

Direktif dalam Pertunjukan Wayang Lakon Dewaruci oleh Dalang Ki Manteb

Soedharsono” mendeskripsikan analisisnya sebagai berikut: (1) bentuk tindak

tutur direktif yang ditemukan sebanyak 22 macam, yaitu tindak tutur menyuruh,

menasihati, meminta izin, menguji, meminta restu, mengingatkan, memaksa,

merayu, menantang, menyarankan, memohon, memperingatkan, menganjurkan,

mengharap, mengajak, menyela/interupsi, menegur, memarahi, menagih janji,

mempersilahkan, menginterogasi, dan melarang; (2) ditemukan 22 fungsi dan

makna tuturan, hal ini bisa diketahui setelah tuturan itu digunakan dalam konteks

pemakaian tuturan dalam peristiwa tutur; (3) faktor yang menentukan sebuah jenis

tindak tutur sangat dipengaruhi oleh faktor penutur/mitra tutur, isi tuturan, tujuan

pertuturan, situasi, status sosial, jarak sosial, dan intonasi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kenfitria Diah Wijayati dengan

penulis terletak pada objek penelitiannya, apabila dalam skripsi Kenfitria yang

menjadi objek penelitiannya adalah tindak tutur dalam sebuah pertunjukkan

wayang, sedangkan dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah

tindak tutur pada surat-surat H.B. Jassin. Selain itu, dalam penelitian Kenfitria

yang menjadi fokus penelitian adalah terbatas pada tindak tutur direktif,

Page 37: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

24

sedangkan dalam penelitian ini, fokus penelitian bukan hanya pada tindak tutur

direktif tetapi semua tindak tutur ilokusi.

Skripsi Jamilatun (2011) dengan judul “Tindak Tutur Direktif dan

Ekspresif Pada Rubrik Kriing Solopos (Sebuah Tinjauan Pragmatik) dengan hasil

analisis sebagai berikut: terdapat wujud tindak tutur direktif yang terdapat dalam

RKS sebanyak 12 jenis tindak tutur. Tindak tutur direktif itu meliputi tindak tutur

mengajak, mengingatkan, melarang, menasihati, meminta, memohon,

menyarankan, menyuruh, mengharap, mengusulkan, memperingatkan, dan

mempertanyakan. Wujud tindak tutur direktif yang paling banyak ditemui adalah

tindak tutur meminta dan memohon

Wujud tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam RKS sebanyak 43 jenis

tindak tutur. Tindak tutur ekspresif itu meliputi tindak tutur memprotes,

mengkritik, mendukung, menyetujui, menyindir, menyayangkan, berterima kasih,

mengeluh, membenarkan, memuji, mencurigai,meminta maaf, mengklarifikasi,

mengungkapkan rasa iba, mengungkapkan rasa bangga, mengungkapkan rasa

salut, mengungkapkan rasa malu, mengungkapkan rasa kecewa, mengungkapkan

rasa jengkel, mengungkapkan rasa prihatin, mengungkapkan ketidaksetujuan,

mengungkapkan rasa heran, mengungkapkan rasa khawatir, mengungkapkan rasa

ketidakpedulian, mengungkapkan rasa yakin, mengungkapkan rasa bingung,

mengungkapkan rasa sakit hati, mengungkapkan rasa senang, mengungkapkan

rasa simpati, mengungkapkan rasa marah, mengungkapkan rasa muak,

mengungkapkan rasa resah, mengungkapkan rasa ngeri, mengungkapkan rasa

sedih, mengungkapkan rasa syukur, mengucapkan selamat, mengejek,menghina,

menyesal, menolak, mengevaluasi, mengungkapkan rasa berduka cita, dan

mengumpat. Wujud tindak tutur ekspresif yang paling banyak ditemui adalah

tindak tutur berterima kasih dan mengkritik.

Penelitian yang dilakukan oleh Jamilatun terfokus pada analisis tindak

tutur direktif dan ekspresif dalam rubrik Kriiing Solopos, sedangkan penulis

melakukan penelitian yang terfokus pada tindak tutur H.B. Jassin yang mengacu

pada teori tindak tutur ilokusi Searle. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, ternyata tidak ditemukan penelitian mengenai tindak tutur ilokusi

Page 38: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

25

dengan analisis yang terfokus pada surat pribadi H.B. Jassin. Untuk itu, pada

penelitian ini, yang menjadi titik fokus penelitian, yaitu analisis tindak tutur

ilokusi pada surat-menyurat H.B. Jassin serta implementasinya terhadap

pembelajaran menulis surat pribadi pada SMP PGRI 371 Pondok Aren kelas VII.

Skripsi Edah Ajizah dengan judul “Ilokusi dalam Dialog Drama RT NOL

RW NOL Karya Iwan Simatupang dan Implikasinya terhadap Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP”. Hasil analisis dalam skripsi tersebut adalah

terdapat 289 dialog, ilokusi yang muncul, yakni ilokusi asertif sebanyak 179

tuturan, ilokusi direktif sebanyak 76 tuturan, ilokusi ekspresif sebanyak 14

tuturan, ilokusi komisif sebanyak sembilan tuturan, ilokusi deklarasi sebanyak 17

tuturan.

Terdapat perbedaan antara penelitian Enda Ajizah dengan penelitian yang

penulis lakukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi objek penelitiannya.

Apabila Enda meneliti tindak tutur ilokusi dalam naskah drama, sedangkan

penulis melakukan penelitian terhadap surat-surat H.B. Jassin beserta balasannya.

Berdasarkan penjabaran penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

menyimpulkan penelitian terdahulu ke dalam bentuk tabel sebagai berikut:

1.1 Tabel penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis

Hasil

Penelitian

1. Kenfitria

Dian

Wijayati

(2009)

“Tindak Tutur

Direktif dalam

Pertunjukan

Wayang

Lakon

Dewaruci oleh

Dalang Ki

Manteb

Soedharsono”

Independen:

1. Pragmatik

2. Tindak tutur

3. Situasi tutur

4. Kesantunan

berbahasa

5. Implikatur

6. Wayang

Dependent

Tindak Tutur

Direktif

Metode

kontekstual

dan metode

padan

Bentuk

tindak tutur

direktif

dalam

Pertunjuk

an Wayang

Dewaruci

oleh Ki

Dalang

Manteb

Soedarsono

adalah

tindak tutur

menyuruh,

menasihati,

meminta

izin,

menguji,

meminta

Page 39: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

26

restu,

mengingat

kan,

memaksa,

merayu,

menantang,

menyarank

an,

memohon,

mem

peringati,

menganjur

kan,

mengharap

kan,

mengajak,

menyela,

menegur,

memarahi,

menangih

janji,

mempersila

kan,

mengintero

gasi dan

melarang.

2. Jamilatun

(2011)

“Tindak Tutur

Direktif dan

Ekspresif pada

Rubrik

KRIING

SOLOPOS

(sebuah

tinjauan

pragmatik)”

Independent:

1. Pragmatik

2. Situasi tutur

3. Tindak tutur

4. Rubrik

Dependent:

Tindak Tutur

Direktif

Metode

padan

Wujud

tindak tutur

direktif

yang

terdapat

dalam RKS

sebanyak

12 jenis

tindak

tutur,

wujud

tindak tutur

ekspresif

yang

terdapat

dalam RKS

sebanyak

43 jenis.

3. Edah

Ajizah

(2014)

“Ilokusi dalam

Dialog Drama

RT Nol RW

Nol Karya

Independent:

1. Pragmatik

2. Tindak tutur

3. Ilokusi

Model

penelitian

Miles dan

Huberman

Dalam

drama

tersebut

terdapat

Page 40: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

27

Iwan

Simatupang

dan

Implikasinya

Terhadap

Pembelajaran

Bahasa dan

Sastra di

SMP”

4. Drama

Dependen:

Tindak Tutur Ilokusi

dalam Drama

dengan

tahapan

reduksi data,

penyajian

data, dan

kesimpulan/

verifikasi.

179 yang

termasuk

ke dalam

ilokusi

asertif, 76

ilokusi

komisif,

dan 17

buah

ilokusi

deklarasi.

Page 41: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan hal yang penting dalam melakukan sebuah

penelitian, melalui metodologi penelitian, dapat dilihat proses mendapatkan

sebuah data hingga proses mengolah data tersebut.

Skema konseptual (1)

Sumber Mahsun dan Meleong, yang telah dimodifikasi peneliti

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan skema konseptual di atas, rancangan penelitian tersebut

berpijak pada tiga aspek, yaitu ancangan penelitian, metode penelitian, dan teknik

penelitian. Ancangan penelitian yang digunakan adalah ancangan pragmatik, hal

tersebut dikarenakan teori tindak tutur ilokusi merupakan salah satu materi yang

dibahas dalam ruang lingkup pragmatik. Metode penelitian yang digunakan

adalah kualitatif deskriptif dan menggunakan beberapa teknik dalam penelitian.

B. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan

simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

keadaan. Melalui metode yang tepat, seorang peneliti tidak hanya mampu melihat

Metodologi Penelitian

Ancangan

pragmatik

Metode

kualitatif

Metode simak

Teknik

Teknik dokumentasi

Teknik simak

Teknik Simak bebas cakap

Teknik Catat

Page 42: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

29

fakta sebagai kenyataan, tetapi juga mampu memperkirakan kemungkinan-

kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu.1 Di dalam sebuah penelitian

terdapat dua metode penelitian, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri

tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus

mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamatan mulai

mencatat dan menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya. Berdasarkan

pertimbangan demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian

kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan

persentase, rata-rata, chi-kuadrat, dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata

lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau

kuantitas.2

Pendapat Bogma dan Guba dalam buku Uhar Suharsaputra, Penelitian

kualitatif atau naturalistic inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku

yang dapat diamati, sementara itu Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya.3

Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan

dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,

persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.4 Penelitian ini termasuk

jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif sifatnya

deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak

hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis berupa deskripsi dari gejala-gejala

1Syamsuddin AR,danVismaia S. Damaianti, MetodePenelitianPendidikanBahasa,

(Bandung: RemajaRosdakarya, 2011), h. 14. 2Lexy J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011),h.

3. 3Uhar Suharsaputra,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2012), h. 181. 4Lexy J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011),

h. 6.

Page 43: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

30

yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien

antarvariabel.5

Skripsi ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, hal tersebut

dikarenakan data-data yang diperoleh kemudian diolah dengan mendeskripsikan

hasil temuan. Selain termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, skripsi ini juga

menggunakan metode simak dalam penyediaan datanya.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah tindak tutur ilokusi dalam surat-

surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya. Tindak tutur ilokusi yang menjadi

acuan dalam menganalisis adalah kategori tindak tutur ilokusi yang

dikelompokkan oleh Searle.

D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan dalam surat-surat H.B.

Jassin beserta balasannya yang telah ditemukan oleh peneliti sebanyak delapan

surat, di antaranya adalah surat Maade kepada H.B. Jassin (data satu), surat H.B.

Jassin kepada Maade (data dua), surat H.B. Jassin kepada Arsyad (data tiga), surat

Arsyad kepada H.B. Jassin (data empat), surat Mak Soleha kepada H.B. Jassin

(data lima), surat H.B. Jassin kepada Mak Soleha (data enam), surat H.B. Jassin

kepada Yock Fang (data tujuh), dan surat Yock Fang kepada H.B. Jassin (data

delapan).

Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel, yaitu menggunakan

teknik Purposive Sampling, yaitu menentukan sampel atas dasar beberapa

pertimbangan. Pertimbangan peneliti dalam memilih sampel tersebut atas dasar

karena surat-surat tersebut belum dibukukan oleh pihak H.B. Jassin atau pihak

lain, selain itu peneliti hanya memilih surat yang masih ada balasannya. Peneliti

hanya memilih delapan surat yang ada balasannya agar peneliti lebih mudah untuk

menafsirkan maksud dan tujuan dari tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat

tersebut karena tuturan yang terdapat dalam surat balasan dapat dijadikan sebagai

informasi tambahan dalam menentukan maksud dan tujuan isi surat.

5 M. Subana,Dasar-DasarPenelitianIlmiah, (Bandung: CV. PustakaSetia, 2001),h. 17.

Page 44: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

31

E. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan berbagai metode dan

teknik yang sesuai dengan objek penelitian. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode simak, sedangkan untuk teknik yang digunakan

adalah teknik dokumentasi, teknik simak bebas cakap, dan teknik catat. Aplikasi

dari teknik dokumentasi yang diterapkan oleh peneliti, yaitu peneliti mencari

secara langsung data primer berupa surat-surat yang masih tersimpan di

Perpustakaan H.B. Jassin, selanjutnya penggunaan teknik simak bebas cakap

dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan data primer kemudian peneliti

membaca dengan cermat surat-surat pribadi yang telah ditemukan, dan

selanjutnya menerapkan teknik catat dengan mencatat tuturan-tuturan dan

mengklasifikasikan sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Adapun

penjabaran dari pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Simak

Peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap

penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan. Perlu

ditekankan bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimaksudkan menyangkut

penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis. Terkait hal ini, peneliti

melakukan proses menyimak, membaca surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta

balasannya yang telah diperoleh.

a. Teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu menggunakan teknik

dokumentasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber nonmanusia.

Page 45: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

32

1. Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi di sini adalah catatan atau karangan seseorang secara

tertulis mengenai tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.6 Beberapa

dokumen yang merupakan dokumen pribadi adalah buku harian, surat pribadi, dan

otobiografi.

Surat pribadi antara seseorang dengan anggota keluarganya dapat

dimanfaatkan pula oleh peneliti. Hal itu bermanfaat untuk mengungkapkan

hubungan sosial seseorang. Jika surat itu berisi masalah atau pengalaman yang

berkesan dari penulisnya, maka surat pribadi itu akan bermanfaat bagi upaya

menggambarkan latar belakang pengalaman seseorang.7Dalam penelitian ini,

peneliti terlebih dahulu mencari sumber data di Perpustakaan H.B. Jassin

kemudian memilih surat-surat yang belum dibukukan dan surat tersebut masih asli

tulisan tangan H.B. Jassin, peneliti juga berusaha mencari surat-surat balasan yang

diterima oleh H.B. Jassin. Pemerolehan data dalam penelitian ini, yaitu

menggunakan sumber data tertulis berupa surat pribadi H.B. Jassin beserta

balasannya. Sumber data tersebut didapat dari Perpustakaan H.B. Jassin.

b. Teknik Simak Bebas Cakap

Setelah mendapatkan surat-surat H.B. Jassin beserta balasan, langkah

selanjutnya yaitu menggunakan teknik simak dan catat. Istilah menyimak di sini

tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga

penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang

berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode

simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan.

Penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis, jika penulis berhadapat dengan

penggunaan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara atau bercakap-

cakap, tetapi berupa bahasa tulis, misalnya naskah-naskah kuno, teks narasi,

bahasa-bahasa pada massmedia dan lain-lain.8

6SyamsuddinAR ,danVismaia S.Damaianti,MetodePenelitianPendidikanBahasa, (Bandung:

RemajaRosdakarya, 2011), h. 109. 7Lexy J. Moleong,MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011), h.

218. 8Mahsun,Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya, (PT. Raja

Grafindo Persada: Jakarta), h. 92-93.

Page 46: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

33

c. Teknik Catat

Selain penggunaan metode simak dalam menganalisis data, selanjutnya

peneliti menggunakan teknik catat. Teknik catat adalah teknik lanjutan yang

dilakukan ketika menerapkan metode simak.9 Teknik cacat dalam penelitian ini

mengarah pada pencatatan kembali surat-surat H.B. Jassin beserta balasannya. Hal

tersebut dilakukan agar surat tersebut agar lebih jelas terbaca dan memudahkan

dalam proses analisis. Selain proses pencatatan kembali surat-surat yang menjadi

objek penelitian, teknik catat juga dilakukan pada tahap pengklasifikasian data.

F. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa

surat-surat H.B. Jassin beserta balasannya yang berhasil ditemukan di

perpustakaan H.B. Jassin. Surat-surat yang berhasil ditemukan sebanyak delapan

surat, empat surat merupakan surat H.B. Jassin dan empat surat merupakan

balasannya.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasikan,

mengelompokkan data. Pada tahap ini dilakukan upaya mengelompokkan,

menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang memang berbeda, serta

menyisihkan pada kelompok data yang serupa, tetapi tak sama.10

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah

mengolah data tersebut dengan cara menganalisis sesuai dengan acuan teori yang

digunakan. Dalam analisis data, penulis menggunakan metode padan ekstralingual

untuk mengidentifikasi data, penulis juga menggunakan teori identifikasi data

F.X. Nandar yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Pragmatik & Penelitian

Pragmatik.Selanjutnya, peneliti menganalisis bentuk-bentuk tuturan dalam surat-

surat pribadi dengan acuan teori tindak tutur ilokusi Searle.

9Ibid,. h. 93.

10Mahsun,Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya,(Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h. 253.

Page 47: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

34

1. Metode Padan Ekstralingual

Metode padan ektralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang

bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang

berada di luar bahasa.11

a. Analisis Identifikasi dan Klasifikasi Data

Analisis yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu tindak tutur ilokusi

dalam surat-surat H.B. Jassin beserta balasannya. Kegiatan analisis yang

dilakukan, yaitu melakukan penyusunan data dengan cara mengidentifikasikan

data, bentuk identifikasi data berdasarkan metode simak yang telah dicontohkan

oleh F.X. Nandar dalam bukunya Pragmatik dan Penelitian Pragmatik contoh:12

DATA 1

1. Lokasi percakapan : ruang keluarga

2. Suasana percakapan : informal, santai

3. Keadaan emosi percakapan : normal.

4. Identitas penutur

a. Gender : wanita

b. Umur : 47 tahun

c. Pekerjaan : pedagang

d. Domisili : Sleman Timur, Yogyakarta

e. Daerah asal : Cikalan, Boyolali

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Jawa

5. Identitas lawan tutur

a. Gender : wanita

b. Umur : 13 tahun

c. Pekerjaan : pelajar

d. Domisili : Klaten

e. Daerah asal : Klaten

11

Mahsun,Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya,(Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 120. 12

F.X. Nandar,Pragmatik & Penelitian Pragmatik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.147-

148.

Page 48: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

35

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Jawa dan Bahasa

Indonesia

6. Hubungan penutur dengan lawan tutur: Budhe (kakak dari ayah atau ibu

lawan tutur) dengan keponakannya.

b. Analisis Tindak Tutur Ilokusi

Setelah melakukan pengidentifikasian data, selanjutnya mengklasifikasikan

bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam surat-surat H.B. Jassin beserta

balasannya, dalam mengklasifikasikan tindak tutur ini, alat analisis yang menjadi

patokan adalah teori tindak tutur Searle. Adapun tindak tutur tersebut

diklasifikasikan berdasarkan bentuk tindak tutur ilokusi Searle, yaitu bentuk

tuturan asertif, bentuk tuturan direktif, bentuk tuturan ekspresif, bentuk tuturan

komisif, dan bentuk tuturan dekralasi. Selanjutnya, bentuk tuturan tersebut

diperjelas lagi dalam bentuk tabel.

Keterangan kategori dan kata kunci yang mengacu pada tindak tutur Searle dalam

buku Kunjana Rahardi:

1. Kategori asertif: menyatakan (stating), menyarankan (suggesting),

membual (boasting), mengeluh (comlaining), mengklaim (climing).

2. Kategori direktif: memesan (ordering), memerintah (commanding),

memohon (requesting), menasihati (advising), merekomendasi

(recommending).

3. Kategori ekspresif: berterima kasih (thanking), memberi selamat

(congratulating), meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blaming),

memuji (praising), berbela sungkawa (condoling).

4. Kategori komisif: berjanji (promising), bersumpah, menawarkan sesuatu

(offering).

5. Kategori deklarasi: berpasrah (resigning), memecat (dismissing),

membaptis (christing), memberi nama (naming), mengangkat

(appointing), mengucilkan (excommunicating), menghukum (sentencing).

Page 49: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

36

H. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat langkah-langkah yang ditempuh

penulis dalam melakukan penelitian, adapun langkah-langkah penelitian tersebut

adalah:

1. Membaca dengan cermat surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya.

2. Mengetik ulang surat-surat pribadi dengan tujuan agar lebih mudah dalam

proses menganalisis.

3. Mengidentifikasi surat-surat pribadi dengan metode dan teori yang sesuai.

4. Mencermati dan mengamati tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat-surat

pribadi.

5. Menandai tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat pribadi

6. Mengklasifikasikan tuturan tersebut dengan acuan teori Searle.

7. Menganalisis dengan menjabarkan konteks dan juga maksud dari tuturan

tersebut dengan kata-kata.

I. Relenvansi Penelitian dengan Kehidupan Masa Kini

Setiap penelitian yang dilakukan akan lebih menarik apabila terdapat

relevansi dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan masa kini. Terkait dengan

relevansi, penelitian yang dilakukan pada surat-surat H.B. Jassin memiliki

relevansi dengan kehidupan masa kini. Perkembangan teknologi turut mengubah

cara berkomunikasi antar orang, surat yang dahulu merupakan salah satu media

dalam menjalin komunikasi kini sudah tidak banyak dilakukan oleh masyarakat.

Namun, walaupun komunikasi antar surat sudah jarang dilakukan, masyarakat

tetap menjalin komunikasi jarak jauh melalui media yang lebih canggih. Untuk

itu, penelitian terhadap surat-surat pribadi H.B. Jassin dapat dijadikan sebagai

contoh mengenai cara bertutur sapa atau berkomunikasi secara tidak langsung

melalui media yang lebih canggih, yaitu email, dan media sosial lainnya.

Tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat-surat pribadi H.B. Jassin

beserta balasannya dapat dijadikan contoh berkomunikasi yang baik dan sesuai

dengan konteksnya sehingga masyarakat juga dapat belajar cara berkomunikasi

yang baik melalui media (surat, email, media sosial). Selain itu dari segi

pendidikan dan dunia kesusastraan di Indonesia, penelitian ini memiliki relevansi

Page 50: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

37

dengan pembelajaran menulis surat pribadi pada SMP kelas VII yang memang

pada jenjang tersebut terdapat materi mengenai menulis surat pribadi.

Pada dunia kesusastraan dengan adanya penelitian ini, menambah

khazanah pengetahuan mengenai sosok pribadi H.B. Jassin karena melalui surat

pribadi hal-hal yang tidak mungkin diungkapkan di media massa ataupun dalam

forum diskusi, dapat dijumpai dalam surat seseorang. Kedua, dengan membaca

surat seseorang dapat menyelami “dunia dalam” orang itu; perasaannya,

pemikirannya, sikap/pandangan hidupnya, serta hal lain yang sifatnya amat

pribadi.13

13

H.B. Jassin, diedit oleh Pamusuk Eneste, H.B. Jassin Surat-Surat 1943-1983, (Jakarta:

PT. Gramedia, 1984), h, 1.

Page 51: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

38

Kegiatan Meneliti Tindak Tutur Ilokusi dalam Surat-surat Pribadi H.B.

Jassin beserta Balasannya

Skema konseptual (2)

Sumber Mahsun (2007) dan Meleong yang telah dimodifikasi peneliti

Data tindak tutur ilokusi

Klasifikasi data sesuai kategori

Analisis data dan

pembahasan

Identifikasi data dengan

teori F.X. Nandar

Hasil data tindak tutur

ilokusi dengan kategori

asertif, kategori direktif,

kategori ekspresif, kategori

komisif, dan kategori

deklarasi.

Metode

pengumpulan

data; metode

simak

Teknik

dokumentasi,

teknik simak bebas

cakap, dan teknik

catat

Metodedan teknik

analisis data

Metode padan

ekstralingual

Teori Searle

teori

Metode Penelitian Kualitatif

Page 52: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

39

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam analisis data, hal pertama yang dilakukan setelah menyusun data,

yaitu, melakukan identifikasi data dari si penutur dan lawan tutur. Identifikasi

data dilakukan agar terlihat bagaimana hubungan dan situasi antara penutur dan

lawan tutur. Hubungan dan situasi antara penutur dengan lawan tutur sangat

mempengaruhi si penutur melakukan tindak tutur dalam sebuah percakapan.

Setelah melakukan identifikasi data langkah analisis selanjutnya adalah

memfokuskan analisis pada tindak tutur ilokusinya.

A. Biografi H.B. Jassin

H.B. Jassin lahir di Gorontalo, Sulawesi Utara, 31 Juli 1917, meninggal di

Jakarta, 11 Maret 2000. Lulus HIS di Gorontalo (1932), HBS-B (lima tahun),

Medan (1939), Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1957), kemudian

memperdalam pengetahuannya di Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-1959)

dan mendapat Doctor Honoris Causa (Dr. HC.) dari Universitas Indonesia (1975).

Ia pernah bekerja di Kantor Asisten Residen Gorontalo (1939), redaktur Balai

Pustaka (1940-1942), dosen Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1953-1959;

sejak 1973 menjadi dosen tetap hingga pensiun), pegawai Lembaga Bahasa

Nasional (sekarang Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen P

dan K 1954-1973).1

H.B. Jassin pernah menjadi redaktur majalah-majalah: Pandji Pustaka,

Pantja Raja, Mimbar Indonesia, Zenith, Kisah, Bahasa dan Budaja, Seni, Buku

Kita, Medan Ilmu Pengetahuan, Sastra, Bahasa dan Sastra, dan Horison.

Sedangkan karya-karyanya adalah Angkatan 45 (1952), Tifa dan Daerahnya

(1952), Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (I-IV, 1954-1967),

Heboh Sastra (1968), Suatu Pertanggungjawab (1970), Sastra Indonesia sebagai

Warga Sastra Dunia (1983), Pengarang Indonesia dan Dunianya (1983), Surat-

surat H.B. Jassin (1984). Ia juga menyusun buku-buku: Pantjaran Tjita (1946),

1 Korrie Layun Rampan, Leksikon Susastra Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000),

h. 188-189.

Page 53: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

40

Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (1948), Gema Tanah Air (1948), Chairil

Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956), Amir Hamzah Radja Penjair Pujangga Baru

(1962), Pujangga Baru, Prosa dan Puisi (1963), Angkatan 66, Prosa dan Puisi

(1968).2

B. Analisis Identifikasi dan Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang menekankan pada maksud

dari ujaran yang disampaikan. Pada dasarnya setiap ujaran seseorang memiliki

maksud dan tujuan tertentu, untuk dapat mengetahui tujuan tuturan dapat

dianalisis berdasarkan kategori-kategori tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi

menurut Searle terbagi menjadi bentuk tuturan asertif, bentuk tuturan direktif,

bentuk tuturan ekspresif, bentuk tuturan komisif, dan bentuk tuturan deklarasi.3

Asertif merupakan bentuk tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran

proposisi yang sedang diungkapkannya dalam tuturan itu.

Direktif, yakni bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh si penuturnya untuk

membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan-tindakan yang

dikehendakinya.

Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi menyatakan atau

menunjukkan sikap psikologis si penutur terhadap keadaan tertentu.

Komisif, yakni bentuk tuturan yang digunakan untuk menyatakan janji atau

penawaran tertentu.

Deklarasi, yakni bentuk tuturan yang menghubungkan antara isi tuturan

dengan kenyataannya. Dari bentuk-bentuk tuturan tersebut, Searle kemudian

menjabarkan ke dalam kata kunci-kata kunci yang lebih khusus lagi.

Berdasarkan penemuan data, peneliti berhasil memperoleh empat buah surat

pribadi H.B. Jassin dan empat surat balasannya. Dari sejumlah surat-surat yang

telah ditemukan, peneliti melakukan penelitian terhadap delapan surat tersebut.

Adapun analisis dan pemaparannya adalah sebagai berikut:

2 Korrie Layun Rampan, Jejak Langkah Sastra Indonesia, (Flores: Nusa Indah, 1986), h.

61-62. 3Kunjana Rahardi,Sosiopragmatik,(Jakarta: Erlangga, 2009),h. 17-18.

Page 54: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

41

1. Data 1

a. Identifikasi Data 1

1. Penutur : Maade (P1)

2. Lawan tutur : H.B. Jassin (P2)

3. Lokasi percakapan : ruang kerja (percakapan tidak

langsung)

4. Suasana percakapan : informal

5. Topik pembicaraan : Maade meminta kepada HB. Jassin

untuk mengirimkan sejumlah uang sebagai biaya berobat.

6. Keadaan emosi percakapan : sedih

7. Identitas penutur

a. Gender : perempuan

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : guru

d. Domisili : Surabaya

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari: Bahasa Indonesia

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : laki-laki

b. Umur : 38 tahun

c. Pekerjaan : sastrawan/ penulis

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Keluarga

b. Konteks pada Data 1

Pada surat yang dikirimkan P1 kepada P2 dapat diketahui bahwa isi surat

P1 banyak bercerita mengenai penyakit yang menyerangnya. P1 yang sedang sakit

memerlukan biaya untuk berobat, untuk itu P1 mengharapkan agar P2 dapat

mengiriminya sejumlah uang untuk biaya berobat. P1 meminta tolong kepada P2

Page 55: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

42

karena P2 merupakan saudara dekat dari P1, P2 yang sudah bekerja di Jakarta

diharapkan dapat membantu P1 yang sedang kesulitan dalam biaya pengobatan.

c. Analisis Ilokusi Data 1

Pada data satu terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tindak tutur ilokusi asertif

Dalam surat yang dikirimkan P1 kepada P2 terdapat sejumlah tindak tutur ilokusi

yang dikategorikan asertif, di antaranya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi asertif

menyatakan (menyatakan informasi, menjelaskan)

a. “Bagaimana dengan keadaan Hanny, adiknya, dan Hans, suami

istri? Moga-moga dalam keadaan selamat.”

b. “Maade telah 10 hari di SG, dalam keadaan sakit, yaitu penyakit

yang dulu kumat lagi. Tapi di sini Maade hanya modok di rumah

bekas murid Maade yang dulu”.

Berdasarkan teori Searle tuturan (1.a) merupakan tuturan yang termasuk

dalam tindak tutur ilokusi asertif dengan kata kunci menyatakan. Makna dasar

dari tuturan tersebut adalah P1 memberikan pertanyaan kepada P2 mengenai

kondisi P2. Namun makna ilokusi dari tuturan yang disampaikan P1 kepada P2

merupakan kalimat yang mengandung maksud P1 yang mengharapkan P2 beserta

keluarganya dalam keadaan yang sehat. Tuturan tersebut juga mengandung

maksud menunjukkan perhatian P1 kepada keluarga P2. Tuturan tersebut

diujarkan oleh PI kepada P2 karena memang mereka tinggal berjauhan dan

mereka jarang bertemu sehingga ketika berkoresponden mereka tidak lupa untuk

saling memberi kabar. Tuturan tersebut bukan hanya tuturan yang menanyakan

kabar, melainkan juga sebagai bentuk pengharapan agar keluarga P2 dalam

keadaan yang sehat.

Berdasarkan teori Searle tuturan (1.b) merupakan tuturan yang termasuk

dalam tindak tutur ilokusi asertif menyatakan. Makna dasar dari tuturan tersebut

adalah bentuk pernyataan yang dapat diketahui kebenarannya.Tuturan tersebut

disampaikan P1 dengan maksud untuk memberitahukan kepada P2 mengenai

Page 56: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

43

keadaannya yang jatuh sakit, namun tidak memiliki biaya untuk dirawat di rumah

sakit sehingga terpaksa mondok pada bekas muridnya. Selain bermaksud untuk

memberitahukan mengenai keadaannya, P1 juga mengharapkan agar P2 dapat

mengerti sehingga melakukan sesuatu untuk membantunya.

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur asertif mengeluh

(menyatakan keluh-kesan mengenai sesuatu)

“Harusnya Maade terus ke Jakarta berobat dan juga untuk pensiun adikmu

Arief, tapi ongkosnya Maade tidak punya.”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif mengeluh. Dalam tuturan tersebut, memang tidak secara gamblang

P1 mengeluh kepada P2 namun ketika P1 mengatakan “tidak punya ongkos”

merupakan keluhan P1 mengenai keadaannya yang menyebabkan ia tidak bisa ke

Jakarta untuk melakukan pengobatan dan juga mengurus pensiunan. Pemilihan

kota Jakarta untuk pengobatan mengandung maksud bahwa Jakarta adalah kota

yang perkembangannya lebih maju dibanding dengan kota lain sehingga apabila

ingin melakukan pengobatan di sanalah tempat yang tepat.

2. Tindak tutur ilokusi ekspresif

Dalam surat yang dikirim P1 kepada P2 tidak saja mengandung tindak

tutur ilokusi asertif, terdapat pula tindak tutur ilokusi ekspresif.

(1) Tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif memuji

(menyatakan sanjungan)

“Anakanda Hans yang terkasih”

Makna dasar dari tuturan tersebut adalah sebuah pernyataan yang

diujarkan P1 kepada P2, namun berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk

dalam tindak tutur ilokusi ekspresif memuji. Dalam tuturan tersebut, P1 membuka

percakapan dalam suratnya dengan tuturan memuji P2. Melalui tuturan tersebut

terlihat hubungan yang akrab antara P1 dengan P2, dan karena surat yang

dikirimkan P1 merupakan surat pribadi yang tergolong nonformal dan

ditunjukkan kepada keluarga maka hal tersebut wajar dilakukan oleh P1.

Page 57: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

44

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif memberi

selamat (mengungkapkan perasaan senang atas sesuatu yang

didapat atau diraih)

“Merdeka!”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif memberi selamat. Tuturan (2) ini dipengaruhi oleh kondisi dan

situasi yang ada pada zaman itu, tuturan tersebut disampaikan untuk

mengekspresikan perasaan P1 yang masih gembira dan bersemangat karena belum

lama Indonesia meraih kemerdekaan. Kegembiraan itu banyak dirasakan oleh

semua rakyat Indonesia sehingga dalam menulis surat pun kata-kata Merdeka

tetap berkumandang. Selain sebagai ungkapan ekspresi, tuturan tersebut juga

merupakan bentuk ungkapan pembuka dalam surat yang dikirimnya.

(3) Tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif berterima

kasih (mengutarakan rasa terima kasih)

“Sekianlah terima kasih”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif berterima kasih. Tuturan tersebut diungkapkan oleh P1 kepada

P2 dengan tujuan untuk menunjukkan rasa senangnya karena bisa terus berkirim

kabar dengan P2. Selain itu, sehubung dengan isi surat yang ditulis oleh P1

menunjukkan bahwa ia meminta tolong kepada P2 maka surat tersebut pun

diakhiri oleh ungkapan terima kasih dengan tujuan agar P1 menghargai bantuan

yang akan diberikan oleh P2.

3. Tindak tutur ilokusi Deklarasi

Dalam surat tersebut, terdapat pula tindak tutur ilokusi deklarasi.

(1) Tuturan mengandung tindak tutur ilokusi deklarasi memohon

(menyatakan permohonan mengenai sesuatu)

“Maka Maade minta tolong kiranya belas kasihan Hans, Maade minta

kirimi uang untuk ongkos dari Surabaya ke Jakarta.Harap ditolong

karena berulang-ulang Maade minta Harjono tapi tak ada, barangkali

dia tak punya.”

Page 58: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

45

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklarasi memohon. Tuturan (1) tersebut diujarkan P1 dengan tujuan agar

P2 dapat menolong P1 yang sedang membutuhkan biaya pengobatan. Dalam

tuturan tersebut P1 memaparkan alasannya meminta tolong kepada P2, yaitu

dikarenakan ia sudah meminta tolong kepada saudara yang lain namun yang lain

tidak bisa membantu sehingga ia pun meminta pertolongan kepada P2. Tuturan

yang dikemukakan oleh P1 kepada P2 diujarkan dengan gamblang atau secara

langsung, hal tersebut terkait dengan pembicaraan yang diutarakan termasuk

pembicaraan serius, maka maksud P1 mengujarkan secara langsung agar lebih

cepat mendapat respon oleh P2.

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi deklarasi

memesan (menyatakan permintaan mengenai sesuatu)

“Kalau kirim uang tolong adress kan ke Kinto, yaitu anak tempat saya

menumpang supaya tidak rewel, jangan nama Maade asal tulis dihocknya,

untuk itu addreskan kedia sebab anak ini dapat dipercaya.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklarasi memesan. Maksud dari tuturan (2) yang diujarkan P1 kepada P2

yaitu, menyatakan permintaan agar P2 dapat mengirimkan uang kepadanya ke

alamat yang tepat. Adapun alamat yang diberikan oleh P1 adalah kepada anak

tempat ia tinggal, P1 memesan P2 untuk mengirimkan sejumlah uang kepada anak

tersebut karena menurutnya anak tersebut dapat dipercaya.

DATA 2

a. Identifikasi Data 2

1. Penutur : HB. Jassin (P1)

2. Lawan tutur : Maade (P2)

3. Lokasi percakapan : ruang kerja (percakapan

tidak langsung)

4. Suasana percakapan : informal

5. Topik pembicaraan : Maade yang meminta HB.

Jassin untuk mengirimkan uang.

6. Keadaan emosi percakapan : normal

7. Identitas penutur

Page 59: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

46

a. Gender : laki-laki

b. Umur : 35 tahun

c. Pekerjaan : Penulis (sastrawan)

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Perempuan

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : guru

d. Domisili : Surabaya

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Keluarga

b. Konteks pada Data 2

Pada data dua, dapat dilihat bahwa konteks yang terdapat dalam surat

tersebut P1 memiliki hubungan kekeluargaan dengan P2, data dua merupakan

balasan dari data satu, P1 menanggapi surat yang diterimanya dari P2 yang berisi

mengenai permintaan P2 kepada P1 untuk mengirimkan sejumlah uang yang akan

digunakan untuk biaya pengobatan. Dalam surat balasannya P1 menjelaskan

mengenai keadaannya yang belum bisa mengirimkan sejumlah uang, ia pun

menjelaskan alasan tidak dapat mengirimkan uang.

c. Analisis Ilokusi Data 2

Pada data satu terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1. Tindak tutur ilokusi asertif

Tindak tutur asertif pada data satu terdapat dua tuturan dengan kategori mengeluh,

dan menyatakan.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan

(memberitahukan dan menyampaikan):

a. “surat Maade sudah saya terima”

b. “lain tiada lain mudah-mudahan Maade lekas baik.”

Page 60: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

47

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) disampaikan oleh P1 yang

memberitahukan kepada P2 bahwa surat yang dikirimkan oleh P2 telah diterima

oleh P1, selain untuk menyatakan hal tersebut tujuan tuturan ini secara tidak

langsung memberi tahu kepada P2 bahwa surat yang ia terima telah ia baca.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) disampaikan P1 kepada P2 dengan

tujuan mengharap agar keadaan saudaranya yang sedang jatuh sakit agar lekas

pulih, tuturan tersebut disampaikan sebagai bentuk perhatian P1 kepada P2. Pada

kata “lain tiada lain” dimaksudkan untuk menekankan bahwa bagi P2 yang bisa ia

berikan adalah doa bagi kesembuhan Maade, hal tersebut terkait dengan dirinya

yang belum bisa mengirimkan bantuan berupa uang kepada P2, maka ia hanya

bisa mendoakan kesembuhan Maade.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif mengeluh (menyatakan

kondisi yang sedang dialami):

“sampai sekarang masih saja tidak berkecukupan dan harus usaha kiri

kanan buat bikin klop bergroting rumah tangga- pun si Harjono begitu juga

dengan keadaan saya lihat”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif mengeluh. Tuturan (2) menjelaskan keadaan P1 yang tidak bisa

mengirimkan uang kepada P2 dikarenakan ia pun sedang mengalami kesulitan

dalam hal ekonomi, tuturan yang diujarkan bukan sekedar menjelaskan kepada P2

tetapi juga bentuk keluhan P1 mengenai kondisi hidupnya. Bentuk keluhan yang

diujarkan oleh P1 dengan tujuan agar P2 dapat mengerti kondisinya sehingga

tidak perlu lagi mengharapkan bantuan dari P1.

2. Tindak tutur ilokusi ekspresif

Tindak tutur ilokusi ekspresif pada data dua berjumlah dua tuturan dengan kata

kunci memuji dan meminta maaf.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekpresif memuji (menyatakan

sesuatu sebagai bentuk penghargaan):

“Maade yang baik”

Page 61: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

48

Makna dasar dari tuturan tersebut adalah sebuah pernyataan yang diujarkan

oleh P1 namun, berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak

tutur ilokusi ekspresif memuji. Tuturan (1) disampaikan P1 kepada P2, bentuk

tuturan ilokusi tersebut digunakan P1 sebagai ucapan salam pembuka, hal tersebut

dilakukan karena surat yang dikirimnya merupakan surat pribadi yang tergolong

nonformal dan ditunjukkan kepada keluarga. Tuturan yang disampaikan juga

mempunyai maksud untuk memberikan penghargaan kepada P2.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekpresif meminta maaf

(menyatakan penyesalan):

“tapi maafkan saya tidak bisa kirim uang, karena tidak punya”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif meminta maaf. Tuturan (2) disampaikan P1 kepada P2 selain

sebagai ungkapan maaf juga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa bersalah P1

karena belum bisa mengirimkan uang kepada saudaranya yang sedang sakit.

Tuturan tersebut diujarkan secara langsung oleh P1 dengan maksud agar P2

mengerti kondisi keuangan yang dihadapi oleh P1.

3. Tindak tutur ilokusi deklarasi

Tindak tutur ilokusi deklarasi pada data dua berjumlah satu tuturan dengan kata

kunci berpasrah.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi deklarasi berpasrah (berserah

diri):

“jadi harap dipahami saja dan dimaafkan”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklarasi berpasrah. Tuturan (1) disampaikan P1 yang menyatakan

kepasrahan mengenai dirinya yang tidak dapat mengirimkan sejumlah uang, ia

berharap P2 dapat memahami keadaannya dan memaafkan karena tidak bisa

menuruti keinginan P2. Bentuk tuturan ini dimaksudkan agar lawan tutur tidak

lagi mengharapkan bantuan dari P1.

Page 62: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

49

C. DATA 3

a. Identifikasi Data 3

1. Penutur : HB. Jassin (P1)

2. Lawan tutur : Arsyad (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan tidak

langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Pembicaraan mengenai keadaan

rumah H.B. Jassin semenjak ayah dan keluarganya datang ke Jakarta.

6. Keadaan emosi percakapan : Normal

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 38 tahun

c. Pekerjaan : Penulis, Sastrawan

d. Domisili : Jakarta

f. Daerah asal : Gorontalo

g. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : Mahasiswa

d. Domisili : Gorotalo

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur: Saudara

b. Konteks Data 3

Pada data tiga, P1 menulis surat yang ditujukan kepada adiknya yang

bernama Arsyad. Dalam surat tersebut P1 mengungkapkan permintaan maaf

kepada P2 mengenai suratnya yang terlambat ia balas. Dalam surat tersebut P1

pun menjelaskan mengenai kabar ayah dan keluarganya yang datang ke Jakarta

Page 63: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

50

untuk melakukan pengobatan, menceritakan keadaan rumah yang ramai dengan

kehadiran keluarga.

c. Analisis Ilokusi Data 3

Pada data tiga terdapat tindak tutur ilokusi, tindak tutur ilokusi tersebut tergolong

ke dalam berbagai macam kategori dan kata kunci, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1. Tuturan yang mengandung ilokusi asertif

Dalam data tiga terdapat tuturan ilokusi asertif sebanyak dua tuturan

dengan kata kunci yang berbeda, diantaranya adalah ilokusi asertif menyatakan

dan ilokusi asertif mengeluh. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan (menjelaskan)

“Sejak bulan Maret lalu ayah dari Gorontalo datang di Jakarta untuk

berobat. Bersama beliau ikut ibu, adinda Bimo dengan anaknya baru satu,

Toneng anaknya Arif dan dua orang pembantu diajak dalam perjalanan.

Jadi adik bisa bayangkan bagaimana padat dan ramainya di rumah sewaan

yang kecil, selama berobat di Jakarta ada jugalah keringanan dalam

penyakit ayah dan berdoa kita mudah-mudahan kesehatan beliau kembali

seperti sediakala.”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1) disampaikan oleh P1 dengan maksud

untuk menjelaskan mengenai Ayah dan keluarganya yang datang ke Jakarta,

selain itu P1 juga menjelaskan mengenai kondisi rumahnya selama keluarga

besarnya datang. Tujuan P1 menjelaskan hal tersebut karena P2 merupakan salah

satu anggota keluarga, namun ia tidak bisa ikut ke Jakarta maka dari itu P1

berusaha memberitahukan mengenai perkembangan Ayahnya yang sedang jatuh

sakit. Selain untuk memberikan informasi, tuturan tersebut juga dimaksudkan agar

P2 selalu mendoakan kesembuhan Ayahnya.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif mengeluh (merasa susah)

“Kami baik semua, hanya Hani malas belajar, raportnya kurang bagus.

Mastinah InsyaAllah tahun depan akan disekolahkan”.

Page 64: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

51

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif mengeluh. Makna dasar dari tuturan ini adalah sebagai bentuk

pernyataan dari pertanyaan yang diajukan P2 kepadanya melalui surat yang

dikirim oleh P2. Tuturan (2) disampaikan oleh P1 dengan maksud menyatakan

keluhan kepada P2. Keluhan tersebut terkait anaknya yang malas belajar sehingga

raportnya kurang bagus. Tuturan tersebut disampaikan oleh P2 karena P2

merupakan saudara P1 yang tinggal jauh dari keluarga sehingga ketika berkirim

surat P2 menanyakan mengenai keadaan anak-anak P1. Selain sebagai bentuk

keluhan, tuturan tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan infomasi terkait

dengan perkembangan Mastinah yang merupakan anak ke dua P1.

2. Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif

Dalam data tiga terdapat tuturan ilokusi ekspresif sebanyak dua tuturan dengan

kata kunci yang berbeda, di antaranya adalah ilokusi ekspresif memuji dan ilokusi

ekspresif meminta maaf. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif memuji (menyatakan

sanjungan)

“Adinda Arsyad yang baik”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif memuji. Tuturan (1) disampaikan P1 kepada P2, bentuk tuturan

ilokusi tersebut digunakan P1 sebagai ucapan salam pembuka, hal tersebut

dilakukan karena surat yang dikirimnya merupakan surat pribadi yang tergolong

nonformal dan ditunjukkan kepada keluarga. Tuturan yang disampaikan

menggambarkan hubungan yang akrab yang antara P1 dengan P2.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif meminta maaf

(menyatakan penyesalan)

“Surat-surat abang terima, maaf terlambat membalas, banyak sekali

urusan”.

Page 65: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

52

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif meminta maaf. Tuturan (2) disampaikan P1 selain

memberitahukan mengenai surat yang telah diterima dan dibaca, P1 juga

menyampaikan tuturan tersebut dengan maksud untuk meminta maaf kepada P2

mengenai suratnya yang belum dibalas. Selain meminta maaf, P1 pun mencoba

menjelaskan alasan mengenai keterlambatan membalas surat. Selain sebagi

bentuk permintaan maaf, dari tuturan tersebut P1 mengharapkan pemakluman dari

P2 mengenai suratnya yang baru sempat dibalas.

3. Tuturan yang mengandung ilokusi komisif

Dalam data tiga selain mengandung tindak tutur ilokusi asertif dan ekspresif

terdapat pula tuturan yang mengandung ilokusi komisif sebanyak satu tuturan.

Penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi komisif menawarkan sesuatu

(menyatakan suatu bantuan)

“Seiring dengan ini abang kirimkan poswasel sebesar Rp. 100,- harap

sampai pada waktunya dan adinda terima dengan senang hati”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi komisif menawarkan sesuatu. Tuturan (1) disampaikan oleh P1 dengan

maksud untuk menawarkan sejumlah uang kepada P2 yang merupakan

saudaranya, dalam tuturan tersebut memang P1 tidak secara langsung

menawarkan uang tersebut, namun P1 langsung mengirimkannya tanpa menunggu

jawaban dari P2. Hal tersebut dilakukan karena P1 memang sering mengirimkan

uang kepada P2 dan P1 merasa bahwa ia berkewajiban mengirimi uang. Adapun

uang tersebut akan digunakan oleh P2 dalam memenuhi kebutuhannya karena

pada saat itu P2 sedang bersekolah di luar daerah.

Page 66: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

53

D. DATA 4

a. Identifikasi Data 4

1. Penutur : Arsyad (P1)

2. Lawan tutur : H.B. Jassin (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan

tidak langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Pembicaraan mengenai

keadaan rumah H.B. Jassin semenjak ayah dan keluarganya datang ke

Jakarta.

6. Keadaan emosi percakapan : Normal

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : Mahasiswa

d. Domisili : Gorontalo

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 38 tahun

c. Pekerjaan : Sastrawan

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Saudara

b. Konteks Data 4

Pada data ke empat merupakan surat balasan yang dikirim oleh Aryad, yaitu

adik dari H.B. Jassin. Dalam surat tersebut, ia mengabarkan mengenai keadaan

dirinya. Ia juga menanggapi cerita H.B. Jassin mengenai kedatangan keluarga

Page 67: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

54

besarnya dan keadaan rumah yang semakin ramai. Pada akhir suratnya, P1

mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri kepada P2.

c. Analisis Ilokusi Data 4

Pada data empat terdapat tindak tutur ilokusi, tindak tutur ilokusi tersebut

tergolong ke dalam berbagai macam kategori dan kata kunci, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tuturan yang mengandung ilokusi asertif

Pada data empat terdapat empat tindak tutur ilokusi yang termasuk ke dalam

kategori asertif, dari ke empat tuturan tersebut, tiga tuturan merupakan ilokusi

asertif dengan kata kunci menyatakan sedangkan satu tuturan dengan kata kunci

membual. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan

(menyatakan informasi, menjelaskan)

d. “Yth. Kak Hans berdua!”

e. “Dengan jalan surat ini dinda kabarkan, bahwa keadaan dinda dalam hal

yang nyaman. Semoga hal ini berlaku atas kakak serta keluarga di sini,

tentu rumah kakak sekarang menjadi ribut serta ramai, terutama dengan

anakanda Bambang yang nakal berada di sini. Barangkali sudah berkelahi

dan berampasan permainan dengan anakanda Hanny dan Marsinah.

Bagaimana dengan keadaan ayahanda? Semoga penyakit beliau lekas

sembuh dan kembali seperti sediakala”.

f. “Kajian dinda berlaku nanti pada tanggal 13 Juni yang akan datang

bersama-sama dengan pelajaran-pelajaran S.G.A pagi”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) disampaikan oleh P1 dengan maksud

sebagai pembuka percakapan dalam suratnya. Dari tuturan tersebut, dapat

diketahui bahwa penutur tidak hanya mengajak berbicara pada P2 saja namun

juga kepada istrinya. Tuturan “Yth ...” yang digunakan oleh P1 dengan maksud

sebagai penghormatan kepada P2 yang diketahui merupakan kakaknya.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) disampaikan oleh P1 dengan maksud

untuk merespon surat yang kirim oleh P2 beberapa waktu lalu, dari respon

tersebut dapat diketahui bahwa P1 sangat antusias mendengar kabar yang

Page 68: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

55

disampaikan oleh P2 beberapa waktu lalu. Selain itu tuturan yang disampaikan

oleh P1 yang menanyakan mengenai keadaan ayahnya merupakan bentuk tuturan

yang mengkhawatirkan keadaan ayahnya. Tuturan tersebut juga bermaksud untuk

mengharapkan kesembuhan ayahnya. Selain antusias terhadap kabar mengenai

ayahnya, P2 pun antusias dengan kabar mengenai keluarganya yang berkumpul,

hal tersebut menggambarkan bahwa P2 juga merupakan sosok yang cukup dekat

dengan keluarga.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.c) disampaikan oleh P1 dengan maksud

untuk memberitahukan mengenai perkembangan pendidikan yang dijalani oleh P1

kepada P2. Walaupun dalam surat yang diterimanya, P2 tidak menanyakan

mengenai perkembangan pelajarannya, namun P1 berusaha memberitahu, hal

tersebut dilakukan agar P2 mengetahui perkembangan pelajaran dan juga P1

berharap agar P2 selalu memberi dukungan terhadap proses pendidikan yang

dijalani oleh P1.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif membual(menyatakan

sesuatu yang tidak terjadi)

“Cukup sekian dahulu, peluk cium dinda untuk anakanda Hans”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif membual. Tuturan (2) disampaikan oleh P1 Tuturan tersebut

diungkapkan sebagai bentuk kasih sayang dan rasa rindu P1 kepada P2 selain itu

juga dengan maksud untuk menutup percakapan dalam suratnya, tuturan tersebut

dikatakan membual karena P1 tidak benar-benar melakukan hal tersebut dan

tuturan tersebut hanya sebagai penanda bahwa hubungan yang dijalin P1 dengan

P2 cukup harmonis walaupun jarak mereka berjauhan.

5. Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif

Dalam data empat terdapat dua tindak tutur ilokusi yang tergolong dalam kategori

ekspresif, adapun dua tuturan tersebut memiliki kata kunci meminta maaf dan

memberi selamat.

Page 69: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

56

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif meminta maaf

(menyatakan penyesalan)

“Maaf lebih dahulu, karena dinda telah lama tiada menyurat”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif meminta maaf. Tuturan (1) disampaikan oleh P1 dengan maksud

untuk menyampaikan permintaan maaf atas rasa bersalahnya yang sudah lama

tidak berkirim surat dengan P2. Ungkapan maaf diutarakannya pada awal

pembicaraan dimaksudkan untuk menyatakan penyesalan dan ungkapan yang

sungguh-sungguh.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif memberi selamat

(mengungkapkan perasaan senang atas sesuatu yang didapat

atau diraih)

“Lain daripada itu, berhubung dengan Hari Raya Idul Fitri, maka dengan

jalan surat ini dinda mengucapkan “Selamat Hari Raya” semoga

kekhilafan serta kesalahan-kesalahan dinda baik yang disengaja maupun

yang tidak, harap kakak berdua sudi memaafkannya”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif memberi selamat. Tuturan (2) disampaikan oleh P1 dengan

maksud untuk menyatakan ucapan selamat atas perayaan Hari Raya Idul Fitri,

selain untuk mengucapkan selamat, tuturan tersebut dimaksudkan untuk

mengungkapkan permintaan maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan oleh P1

kepada P2.

D. DATA 5

a. Identifikasi Data 5

1. Penutur : Mak Soleha (P1)

2. Lawan tutur : H.B. Jassin (P2)

3. Lokasi percakapan : Rumah (percakapan tidak

langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Kekawatiran Mak terhadap

keadaan H.B. Jassin dan keluarga sepeninggalan istrinya.

6. Keadaan emosi percakapan : Berduka

Page 70: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

57

7. Identitas penutur

a. Gender : Perempuan

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : tidak diketahui

d. Domisili : Medan

e. Daerah asal : Medan

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 45 tahun

c. Pekerjaan : Penulis (sastrawan)

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Keluarga

b. Konteks pada Data 5

Dalam surat yang dikirimkan P1 kepada P2 , P1 yang tinggal jauh dari P2

terkejut ketika mendengar berita meninggalnya istri dari P2. Ia pun

mengungkapkan kekawatiran mengenai keadaan keluarga P2 yang baru saja

ditinggalkan. Atas dasar kekhawatiran itu P1 mengirim surat untuk

mengungkapkan pemikirannya mengenai kelanjutan kehidupan P2 dan keluarga.

c. Analisis Ilokusi Data 5

Pada data lima ditemukan beberapa tindak tutur ilokusi, di antaranya sebagai

berikut ini:

1. Tindak Tutur Ilokusi Asertif

Dalam data lima terdapat empat bentuk tuturan ilokusi dengan kata kunci

menyatakan dan menyarankan.

Page 71: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

58

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan (menyampaikan

harapan, dan memberitahukan sesuatu):

a. “Anakkanda Hans, Sepeninggalan surat ini mudah-mudahan kami seisi

rumah berada di dalam keadaan sehat-sehat saja, demikian juga

anakanda dan anak-anak semuanya di sini”.

b. “Pada waktu Mak menulis surat ini, bapak Ngasa sedang berada di

Medan, dan kami juga telah mendapat berita dari bapakmu Ngasa”.

c. “Surat ini Mak titipkan kepada bapakmu Ngasa, kabar lain baik-baik

saja dan sekianlah surat ini”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Pada tuturan (1.a) P1 membuka percakapan dalam

surat dengan pernyataan singkat berupa panggilan “anakanda Hans”, walaupun

kalimat tersebut sangat singkat namun dari tuturan tersebut dapat diketahui

hubungan P1 dengan P2 yang terjalin dengan baik dan akrab. Selain itu maksud

penutur mengujarkan kalimat tersebut adalah untuk menyampaikan bahwa

keadaan dirinya baik-baik saja dan berharap agar keluarganya berada dalam

keadaan yang sehat.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) diujarkan oleh P1 dengan maksud untuk

memberitahukan P2 mengenai bapak Ngasa yang sedang berada di Medan, berita

yang diterima oleh P1 mengenai kabar duka meninggalnya istri P2 didapat dari

bapak Ngasa.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Pada tuturan (1.c) P1 menyatakan bahwa surat yang ia

kirimkan dititipkan melalui bapak Ngasa, hal tersebut dilakukan karena bapak

Ngasa dapat mengantarkannya kepada P2, ia pun menjelaskan mengenai

kondisinya yang baik-baik saja.

(2) Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi asertif menyarankan

(menyampaikan pendapat):

“Barangkali anakanda akan mendapatkannya di Jakarta atau di Gorontalo

ataupun di Medan. Supaya anak-anak jangan terlalu kesunyian dan

anakanda juga tidak akan bersusah payah melihat anak-anak”.

Page 72: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

59

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyarankan. Tuturan (2) diujarkan oleh P1 dengan maksud untuk

memberikan saran kepada P2 terkait dengan kondisi yang dialami oleh P2. Atas

dasar kekhawatiran yang rasakan oleh P1, maka P1 pun menyarankan agar P2

untuk tidak terlalu lama dalam keadaan berkabung dan secepatnya mendapatkan

pengganti istrinya agar anak-anaknya dapat terurus dengan baik.

(3) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif mengeluh (menyatakan

sesuatu atas dasar keprihatinan)

“Apakah ada kabar dari Mak kita di sana tentang maksud untuk mencari

dan mengasuh anak-anak. Mak kasihan melihat anak-anak begitu

ditinggalkan, juga anakkanda Hans tentunya merasa sedih juga”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif mengeluh. Tuturan (3) diujarkan oleh penutur dengan maksud

menyatakan keluhan terhadap apa yang terjadi pada keluarganya, walaupun bukan

ia yang mengalami kehilangan seseorang tetapi ia juga ikut merasakan cobaan

yang sedang dihadapi saudaranya. Pada tuturan “apakah ada kabar dari Mak kita

di sana tentang maksud untuk mencari dan mengasuh anak-anak” bukan hanya

dimaksudkan menanyakan mengenai pengasuh, tetapi secara tidak langsung

dimaksudkan untuk mencari pengganti ibu dari anak-anak P1.

2. Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif

Dalam data lima hanya terdapat satu tuturan dengan kategori ekspresif, adapun

kalimat tersebut merupakan kata kunci berbela sungkawa (ikut merasakan

berduka cita).

(1) Tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi ekspresif berbela

sungkawa (menyatakan perasaan duka cita)

“Sepulangnya Om mu Josua kami telah mendengar kabar tentang penyakit

menantu Alm. Sitti dan Mak sedih melihat gambar-gambar yang anakkanda

kirim itu, semoga Allah menempatkan Alm. menantu Sitti kepada tempat

sebaik-baiknya”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif berbela sungkawa. Tuturan ini disampaikan P1 kepada P2

sebagai bentuk keprihatinan dan rasa duka citanya kepada keluarga P2 yang baru

saja kehilangan istri. Tuturan ini tidak hanya mengandung kalimat bela sungkawa

Page 73: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

60

tetapi juga bertujuan untuk mendoakan agar istri P2 dapat diterima dan

ditempatkan sebaik-baiknya di sisi Tuhan.

F. DATA 6

a. Identifikasi Data 6

1. Penutur : H.B. Jassin (P1)

2. Lawan tutur : Mak Ganda (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan

tidak langsung)

4. Suasana percakapan : Informal, santai

5. Topik pembicaraan : Menceritakan keadaan HB.

Jassin beserta anaknya selepas ditinggal oleh istri.

6. Keadaan emosi percakapan : sedih

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 45 tahun

c. Pekerjaan : Penulis (sastrawan)

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : perempuan

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : tidak diketahui

d. Domisili : Medan

e. Daerah asal : Medan

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Keluarga

b. Konteks pada Data 6:

Data ke enam ini merupakan balasan surat yang dikirimkan oleh Mak

Soleha kepada H.B. Jassin. P1 banyak menceritakan kehidupan dirinya dan anak-

anaknya selepas kepergian istrinya, dalam surat ini P1 juga menanggapi isi surat

Page 74: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

61

yang dikirimkan kepadanya. Isi surat tersebut mengenai pemikiran P1 yang

mengusulkan agar P2 mencari pengganti istrinya yang telah meninggal agar ada

yang mengurus rumah tangganya.

c. Analisis Ilokusi Data 6:

Pada data enam mengandung tindak tutur ilokusi sebagai berikut:

1. Tindak Tutur Ilokusi Asertif

Dalam data enam terdapat lima tindak tutur ilokusi asertif, namun semua tindak

tutur tersebut masuk dalam kata kunci tindak ilokusi asertif menyatakan. Berikut

ini penjabarannya:

(1) Tuturan yang mengadung asertif menyatakan (memberitahukan,

menanggapi pernyataan, dan menceritakan)

a. “surat pada Om Ngasa sudah saya terima beberapa waktu lalu”

b. “usul yang Mak kemukakan di dalamnya, saya sendiri belum sampai

ke sana memikirkannya. Meskipun dari beberapa pihak pun telah ada

memasukkan pikiran-pikiran demikian”.

c. “sementara menulis surat ini saya sedang perlop tahunan di Bandung,

Hani tidak ikut hanya Mastinah.Hani berkali-kali saya ajak dia

menjawab: “nggak ada mami sih” dia sudah ada dua bulan ini

menggambar dan ingin menggambar ibunya dari foto kalau ia sudah

pandai sekali. Kalau dulu dia bercita-cita mau jadi pilot, kemudian

insinyur, maka sekarang dia mau jadi dokter, supaya bisa menolong

orang sakit, katanya.Dia baru saja naik kelas 3 SMP dengan angka-

angka yang baik, Mastinah tinggal kelas di kelas 5”.

d. “Arsyad mampir di rumah dalam perjalanan ke Bali dan berjanji akan

mampir juga sekembalinya, mungkin sudah pulang di Medan”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) diujarkan oleh P1 dengan maksud

bukan hanya sebagai pernyataan namun juga menginformasikan kepada P2

mengenai suratnya yang diterima dalam beberapa waktu yang lalu melalui Pak

Ngasa. Selain itu maksud dari tuturan tersebut adalah apabila surat tersebut telah

diterima maka ia pun secara tidak langsung menyatakan bahwa surat tersebut telah

dibaca.

Page 75: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

62

Berdasarkan teori Searle, tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) diujarkan oleh P1 dengan tujuan untuk

merespon dari usulan yang dikemukakan oleh P2, dari ujaran tersebut P1

menjelaskan bahwa ia belum ada pikiran terhadap usulan P2 untuk mencari istri.

Selain itu tuturan tersebut bermaksud untuk memberitahukan bahwa beberapa

orang telah berusaha membujuk P1 untuk mencari pengganti istrinya yang telah

meninggal.

Berdasarkan teori Searle, tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.c) diujarkan oleh P1 dengan maksud untuk

menceritakan mengenai perkembangan anaknya, baik dari segi cita-cita hingga

perkembangan sekolah anaknya setelah ditinggalkan ibunya. Ia menceritakan

kondisi tersebut dengan maksud untuk memberikan informasi kepada P2 karena

mereka berada di daerah yang berbeda dan P2 ingin sekali mengetahui

perkembangan anak dari P1.

Berdasarkan teori Searle, tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.d) diujarkan oleh P1 dengan maksud

memberikan informasi kepada P2 mengenai keberadaan saudaranya yang bernama

Arsyad. Arsyad memang tidak tinggal dengannya, Arsyad tinggal di luar kota

untuk menyelesaikan pendidikannya.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif membual

(mengungkapkan sesuatu yang tidak nyata)

“saya cium tangan Mak”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif membual. Tuturan (2) merupakan tuturan yang disampaikan oleh

P1 dengan maksud ungkapan menghargai, kerinduan kepada P2 namun

sebenarnya ungkapan tersebut tidaklah dilakukan secara nyata, ungkapan tersebut

hanya mewakili rasa penghormatan dan kerinduan P1 kepada P2”.

2. Tuturan yang mengadung ilokusi ekspresif

Tindak tutur ilokusi ekspresif dalam data enam terdapat beberapa tuturan dengan

kata kunci yang berbeda-beda, diantaranya adalah memuji, berbela sungkawa, dan

memberi selamat. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

Page 76: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

63

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif memuji

(menyampaikan sesuatu sebagai bentuk penghargaan)

“Mak Ganda yang baik”

Berdasarkan teori Searletuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi

ekspresif memuji. Dalam tuturan tersebut, P1 membuka percakapan dalam

suratnya dengan tuturan memuji P2. Melalui tuturan tersebut terlihat hubungan

yang akrab antara P1 dengan P2 dan karena surat yang dikirimkan P1 merupakan

surat pribadi yang tergolong nonformal dan ditunjukan kepada keluarga maka hal

tersebut wajar dilakukan oleh P1. Tuturan tersebut mengandung maksud sebagai

suatu bentuk penghargaan kepada Mak.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif berbela sungkawa

(mengemukakan perasaan yang masih berduka)

a. “pada perasaan saya, ibu anak-anak yang meninggal masih hadir sekitar

saya dan saya tak sampai hati meninggalkannya atau menggantikannya

dengan yang lain. Kenangan padanya masih amat segar sehingga dia

seolah-olah masih hidup mendampingi saya.”

b. “anak-anak pun masih sangat ingat pada ibunya, terutama Hani. Mereka

selalu mengajak melihat kuburan ibunya yang sekarang sudah didirikan

bangunan yang bagus diatasnya. Perasaan ini pun harus saya ikut

timbangkan dalam mengambil langkah-langkah berikutnya”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif berbela sungkawa. Tuturan (2.a) diujarkan oleh P1 kepada P2

dengan maksud untuk menceritakan dukanya yang mengenai istrinya yang telah

meninggal dunia. Ia juga menceritakan bahwa ia masih merasakan keberadaan

istrinya sehingga belum mampu untuk mencari penggantinya. Selain itu tuturan

ini juga bertujuan untuk memberikan penegasan kepada P2 bahwa ia belum mau

mencari pengganti istrinya.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif berbela sungkawa. Tuturan (2.b) diujarkan oleh P1 kepada P2

dengan maksud memberitahukan bahwa suasana duka dalam keluarganya masih

sangat dalam, begitu pun yang terjadi pada anak-anaknya yang selalu ingat pada

ibunya, sehingga ia pun harus memperhitungkan segala sesuatu yang akan

dilakukannya. Dalam tuturan tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya baik P1

Page 77: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

64

maupun anak-anaknya belumlah membutuhkan pengganti istri atau ibu baru bagi

anak-anaknya. Untuk itu P1 mempertimbangkan kembali apabila ingin mencari

istri dan ibu baru bagi anak-anaknya.

(3) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif memberi selamat

(mengucapkan selamat disertai dengan doa)

“Salam saya pada Humalo dan semoga perkawinannya berbahagia. Juga

salam saya pada Om Josua dan Tante Josua”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif memberi selamat. Tuturan ini diujarkan P1 dengan tujuan

memberikan ucapan selamat kepada Humalo dan istri yang telah melangsungkan

pernikahan, selain itu dalam ujaran tersebut bertujuan untuk mengungkapkan doa

agar perkawinannya bahagia.

G. DATA 7

a. Identifikasi Data 7

1. Penutur : H.B. Jassin (P1)

2. Lawan tutur : Yock Fang (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan tidak

langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Pembicaraan mengenai pencetakan

buku, kontroversi seputar ABP, dan penerimaan hadiah dari Prof. Dr.

Teuku Iskandar.

6. Keadaan emosi percakapan : Normal

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 79 tahun

c. Pekerjaan : Penulis (sastrawan)

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

Page 78: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

65

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : Dosen, akademisi

d. Domisili : Singapore

e. Daerah asal : Singapore

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Inggris

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur: Rekan kerja, teman.

b. Konteks pada Data 7

Data tujuh merupakan surat yang dikirimkan H.B. Jassin kepada Yock

Fang, apabila dilihat secara seksama sebenarnya surat ini bukanlah surat pertama

yang dikirimkan P1 kepada P2 namun karena penulis tidak dapat menemukan

surat-surat sebelumnya maka penulis hanya dapat meneliti surat ini. Surat ini

membahas mengenai berbagai macam hal. Dalam penulisan suratnya, P1 menulis

surat dalam bentuk poin-poin, dalam surat ini terdapat beberapa poin diantaranya

membahas proses mencetak buku, rencana pembuatan fragmen, hingga mengenai

penerimaan hadiah dari Prof. Dr. Teuku Iskandar.

c. Analisis Ilokusi Data 7

Data ke tujuh merupakan surat yang ditulis dengan bentuk poin-poin, dalam surat

tersebut terdapat tindak tutur ilokusi sebagai berikut ini:

1. Tuturan yang mengandung ilokusi asertif

Tuturan yang mengandung ilokusi dalam data tujuh teridentifikasi sebanyak tiga

tuturan dengan kata kunci menyarankan dan menyatakan.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan

(memberitahukan, mengutarakan)

a. “baru-baru ini datang ke Jakarta Prof. Dr. Teuku Iskandar

menghadiahkan saya bukunya yang terakhir, Sejarah Melayu Klasik

Sepanjang Abad, sudahkah Saudara lihat?”

b. “sekian dulu Saudara Yock Fang. Saya harap Saudara sekeluarga

baik-baik saja. Bagaimana keadaan kesehatan Saudara? Saya selalu

mendoakan Saudara Yock Fang sekeluarga baik-baik saja. Salam saya

sekeluarga kepada Saudara Yock Fang sekeluarga”.

Page 79: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

66

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) disampaikan P1 dengan maksud

memberitahukan kepada P2 mengenai dirinya yang baru saja memperoleh hadiah

buku dari Prof. Dr. Teuku Iskandar, tuturan itu pun diujarkan dengan maksud

untuk mengetahui apakah P2 sudah membaca buku tersebut atau belum.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) disampaikan P1 dengan maksud untuk

mengutarakan harapannya kepada P2 agar keadaan P2 selalu baik-baik saja,

maksud dari tuturan tersebut juga sebagai menutup pembicaraan dengan P2.

Dalam tuturan tersebut terlihat hubungan yang baik bukan hanya terjalin antara P1

dengan P2 melainkan antara keluarga mereka pun sudah sangat dekat.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyarankan (memberikan

pendapat)

“Apakah Saudara Yock Fang tidak membuat rampai dari fragmen-

fragmen Sastra Melayu Klasik? Saya kira akan menarik”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyarankan. Tuturan (2) disampaikan oleh P1 dengan maksud

untuk memberikan pendapat kepada P2 untuk membuat rampai dari fragmen.

Tuturan tersebut diutarakan dengan maksud agar P2 dapat mempertimbangkan

pendapat yang dikemukakan oleh P1. Walaupun tuturan tersebut dalam bentuk

pertanyaan namun sebenarnya secara tidak langsung P1 menyarankan kepada P2

untuk membuat Fragmen Sastra Melayu Klasik.

2. Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif

Dalam data tujuh, terdapat pula beberapa tindak tutur ilokusi ekpresif dengan kata

kunci, yaitu berterima kasih dan meminta maaf, penjabarannya sebagai berikut

ini:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif berterima kasih

(mengutarakan rasa terima kasih)

“Pertama-tama terima kasih atas kiriman cek $ Singapore 500,-“.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif berterima kasih. Tuturan (1) disampaikan P1 dengan maksud

Page 80: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

67

untuk menyatakan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh P2.

Tuturan ini disampaikan oleh P1 di awal penulisan surat dengan maksud

menunjukkan bahwa P1 bersungguh-sungguh mengutarakan terima kasihnya

kepada P2. Adapun ucapan terima kasih yang dituturkan dikarenakan P2 yang

telah mengirim sejumlah uang kepada P1. P2 memang kerap mengirim beberapa

uang hal tersebut dikarenakan P1 dan P2 bekerja sama dalam memproduksi buku

selain itu P2 sering mengirim uang terkadang untuk keperluan berobat P1.

(2) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif meminta maaf

(mengutarakan kesalahan)

“sampai hari ini Erlangga belum selesai mencetak SMK II tak jelas,

maaf”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif meminta maaf. Tuturan (2) tidak hanya dimaksudkan untuk

memberitahukan mengenai proses percetakan buku Sastra Melayu Klasik II tetapi

juga sebagai bentuk penyesalan P1 kepada P2 yang belum bisa memberikan

kepastian mengenai kapan proses percetakan buku tersebut akan selesai. Terkait

dengan ketidakjelasan proses cetakan buku SMK maka P1 pun meminta maaf

dengan sungguh-sungguh pada P2.

3. Tuturan yang mengandung ilokusi direktif

Dalam data ini, hanya terdapat satu buah bentuk ilokusi direktif dengan kata kunci

memesan. Tuturan tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi direktif memesan

“Beberapa waktu yang lalu kepada saudara ABP (Al-Quran Berwajah

Puisi), dan kontroversi ABP apakah sudah saudara terima? Tolong

tawarkan kepada Pustaka Nasional. Barangkali Bapak Semait berminat

mengadakan di Singapore, Malaysia, dan Brunai Darussalam? Saya kira di

sana mereka juga berminat”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur ilokusi

direktif memesan. Dalam tuturan (1) P1 mengajukan beberapa pertanyaan dengan

maksud untuk memesan kepada P2 mengenai buku Al-Quran Berwajah Puisi. P1

memesan kepada P2 untuk menawarkan buku ABP kepada seorang bernama

Bapak Semait. Tuturan tersebut diungkapkan kepada P2 dengan maksud karena

Page 81: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

68

P2 mengenal bapak Semait dan kerap bertemu sehingga P1 pun memohon

padanya. Dalam tuturan tersebut P1 berharap agar bukunya yang merupakan

terjemahan Al-Quran yang diberi judul “Al-Quran Berwajah Puisi” dapat dijual

hingga ke negeri tetangga. Saat itu buku tersebut memang menimbulkan

kontroversi bagi banyak orang hal tersebut dikarenakan apakah Al-Quran yang

sifatnya sakral atau suci dapat diterjemahkan dengan memadukan antara ayat suci

dengan unsur-unsur kepuitisan.

I. DATA 8

a. Identifikasi Data 8

1. Penutur : Yock Fang (P1)

2. Lawan tutur : HB. Jassin (P2)

3. Lokasi percakapan : Ruang kerja (percakapan

tidak langsung)

4. Suasana percakapan : Informal

5. Topik pembicaraan : Pembicaraan mengenai

pencetakan buku, kontroversi seputar ABP, dan penerimaan hadiah dari

Prof. Dr. Teuku Iskandar.

6. Keadaan emosi percakapan : Normal

7. Identitas penutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : tidak diketahui

c. Pekerjaan : Dosen, akademisi

d. Domisili : Singapore

e. Daerah asal : Singapore

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Inggris

8. Identitas lawan tutur

a. Gender : Laki-laki

b. Umur : 79 tahun

c. Pekerjaan : Sastrawan/ penulis

d. Domisili : Jakarta

e. Daerah asal : Gorontalo

Page 82: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

69

f. Bahasa yang dipakai sehari-hari : Bahasa Indonesia

9. Hubungan penutur dengan lawan tutur : Rekan kerja, teman.

b. Konteks Data 8

Data delapan merupakan surat balasan yang dikirimkan oleh Yock Fang

kepada HB. Jassin sebagai balasan dari surat yang menjadi data tujuh. Dalam

surat ini, P1 menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh P1, diantaranaya

adalah mengenai buku yang dikirimkan oleh P2, ia juga menjawab pertanyaan

mengenai pengurus Pustaka Nasional, mengenai bunga Rampai yang sempat

dikerjakan, dan ia juga menceritakan proyek-proyek yang akan digarap apabila ia

telah pensiun.

c. Analisis Ilokusi Data 8

Pada data delapan terdapat tindak tutur ilokusi, tindak tutur ilokusi tersebut

tergolong ke dalam berbagai macam kategori dan kata kunci, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Tuturan yang mengandung ilokusi asertif

Ilokusi asertif dalam tuturan data enam terdapat lima tuturan dengan kata kunci

menyatakan, penjabarannya adalah sebagai berikut:

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi asertif menyatakan

(mengungkapkan, memberitahukan, menjelaskan)

a. “Pak Jassin yang diingati, saya gembira sekali menerima surat dari

Bapak. Demikian juga sudah diterima ABP dan kontroversi ABP.”

b. “Pak Semait tidak menjadi pengurus Pustaka Nasional lagi. Beliau

lebih banyak menerjemahkan buku-buku Arab daripada mengurus

PN.”

c. “Bunga Rampai Sastra Lama pernah saya usahakan atau anjuran

Bapak, tapi usaha itu terbengkalai karena berbagai hal. Apakah di

Indonesia ada penerbit yang bersedia menerbitkannya? Terjemahan

sajak-sajak Chairil Anwar juga tidak ada kesempatan mengulang

cetak.”

d. “bulan April tahun lalu operasi by pass, i. e. sakit jantung. Sekarang

sudah agak sembuh tapi masih sakit-sakitan saja, dan pada bulan

September ini saya akan pensiun kalau kesehatan mengizinkan saya

akan terus berkarya. Diantara proyek yang akan dikerjakan ialah...”

Page 83: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

70

e. “saya belum meluhat buku Prof. Teuku Iskandar dimanakah buku itu

diterbitkan?”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.a) disampaikan P1 dengan maksud

membuka percakapan kepada P2. Selain itu tuturan ini sebagai maksud untuk

mengungkapkan perasaan P1 yang merasa senang dapat berkomunikasi dengan

P2, dari hal tersebut dapat diketahui bahwa antara P1 dan P2 memiliki hubungan

yang baik walapun mereka tinggal berjauhan.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.b) disampaikan P1 merupakan tanggapan

dari P2 yang menanyakan mengenai pengurus PN, selain sebagai tanggapan

tuturan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada P2 mengenai

pengurus PN. Informasi tersebut disampaikan kepada P2 terkait dengan urusan

buku P2 yang rencananya ingin ditawarkan kepada pihak PN, merasa bahwa

informasi tersebut dibutuhkan oleh P2 maka P1 pun mengujarkan informasi

tersebut.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.c) disampaikan P1 dengan maksud

menanggapi saran yang disampaikan oleh P2, dalam tuturan tersebut P1

menjelaskan bahwa sebenarnya ia pernah mengerjakan namun terbengkalai

dikarenakan berbagai hal. Selain itu maksud dari tuturan tersebut diujarkan untuk

memberikan informasi terkait penjualan buku Chairil Anwar yang tidak begitu

baik.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.d) disampaikan P1 dengan maksud

memberitahukan kepada P2 mengenai kondisinya yang belum lama menjalani

operasi, selain itu ia pun menjelaskan mengenai rencana yang akan dilakukannya

setelah pensiun. Tuturan ini sangat berkaitan dengan tuturan-tuturan sebelumnya

yang menyatakan bahwa banyak yang pekerjaannya terbengkalai karena salah satu

penyebab pekerjaannya banyak terbengkalai karena ia sakit.

Page 84: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

71

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi asertif menyatakan. Tuturan (1.e) disampaikan P1 merupakan tanggapan

pernyataan P2, tuturan ini bermaksud untuk memberitahukan bahwa ia belum

pernah membaca buku tersebut dan ingin mengetahui mengenai buku tersebut.

Secara tidak langsung, P1 berharap P2 memberitahukan mengenai buku yang

diperolehnya.

2. Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif

Dalam data delapan hanya terdapat satu buah tuturan yang termasuk ke dalam

ilokusi ekspresif, tuturan tersebut merupakan tuturan ilokusi ekspresif dengan kata

kunci berterima kasih.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi ekspresif berterima kasih

(mengungkapkan rasa terima kasih setelah menerima perhatian)

“akhir sekali saya ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada Bapak

yang senantiasa memberi perhatian kepada kegiatan berkarya saya, dari

masa saya menjadi mahasiswa sampai kepada masa saya menjadi Profesor

Madya dan pensiun. Saya juga senantiasa berdoa agar bapak dan keluarga

senantiasa dalam keadaan sehat walafiat.”

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi ekspresif berterima kasih. Tuturan (1) disampaikan dengan tujuan

mengungkapkan rasa terima kasih kepada P2 atas dukungan yang ia dapatkan

selama ini. Rasa terima kasih yang diujarkan oleh P1 menunjukkan bahwa P2

dianggap memiliki peran besar dalam kehidupan P1. Melalui tuturan tersebut

dapat diketahui bahwa hubungan natara P1 dengan P2 sudah terjalin sejak lama,

P2 dianggap sebagai seseorang yang selalu memberikan dukungan. Selain sebagai

tuturan dengan maksud mengungkapkan rasa terima kasih, tuturan tersebut juga

bertujuan untuk mendoakan lawan tutur.

3. Tuturan yang mengandung ilokusi direktif

Dalam data delapan terdapat beberapa tutur yang termasuk ke dalam ilokusi

direktif, tuturan tersebut merupakan tuturan ilokusi direktif dengan kata kunci

memesan, dan merekomendasikan.

Page 85: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

72

(1) Tuturan yang mengadung ilokusi direktif memesan (meminta sesuatu)

a. “... hanya saja ABP yang saya terima itu di dalamnya ada beberapa

halaman yang kosong. Bisa saya kirimi satu eksemplar lagi? dan ABP

dan Kontroversi ABP yang dikirim beberapa waktu lalu sampai

sekarang masih belum saya terima. Mungkin sudah hilang

diperjalanan”.

b. “siapakah yang menjadi penerbit ABP? Apakah Bapak sendiri yang

menerbitkannya? Kalau Bapak sendiri yang menjadi penerbitnya,

kirimlah 10 eksemplar kepada saya dan saya akan menjualnya kepada

orang yang berminat. Uangnya akan dimasukkan ke dalam rekening

bank Bapak di Jakarta”.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi direktif memesan. Tuturan (1.a) disampaikan oleh P1 dengan maksud

untuk memesan buku kepada P2. Ia juga menjelaskan alasannya meminta untuk

dikirimkan buku kembali karena buku yang pernahdikirimkan hilang diperjalanan.

Permintaan yang diajukan oleh P1 adalah hal yang wajar karena memang antara

P1 dengan P2 sering berdiskusi mengenai buku.

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi direktif memesan. Tuturan (1.b) disampaikan oleh P1 mempunyai tujuan

yang hampir sama, yaitu untuk memesan buku kepada P2, bedanya adalah dalam

tuturan ini, P1 bermaksud untuk bantu menjual buku tersebut agar P2

mendapatkan sejumlah uang. Selain bentuk tuturan untuk memesan, tuturan ini

juga bertujuan untuk memberikan bantuan kepada P2. P1 berinisiatif untuk

membantu P2 terkait dengan bukunya yang baru saja diterbitkan.

4. Tuturan yang mengandung ilokusi komisif

Dalam data delapan tuturan yang mengandung ilokusi komisif hanya terdapat satu

tuturan dengan kata kunci menawarkan sesuatu.

(1) Tuturan yang mengandung ilokusi komisif menawarkan sesuatu

(menyatakan bantuan)

“... kalau bapak anggap perlu, saya akan menghubungi pengurus

barunya hanya saja saya khawatir bapak mungkin sulit untuk

mendapatkan uang kembali”.

Page 86: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

73

Berdasarkan teori Searle tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

ilokusi komisif menawarkan sesuatu. Tuturan (1) disampaikan oleh P1 dengan

maksud menawarkan pertolongan kepada P2, bantuan yang dapat dilakukan oleh

P1 adalah menghubungi pengurus Pustaka Nasional yang baru. P1 bersedia

menolong P2 karena P1 mengenal pengurus PN yang baru, selain itu lokasi

tempatnya dekat dengan lokasi rumah P1. Pertolongan yang ditawarkan oleh P1

berkaitan dengan buku yang diterbitkan oleh P2.

C. Pembahasan Analisis Tindak Tutur Ilokusi

Berdasarkan delapan surat pribadi yang telah ditemukan, empat surat

pribadi dari H.B. Jassin dan empat surat balasannya ditemukan banyak tuturan-

tuturan ilokusi. Pada data satu, tuturan ilokusi yang paling banyak muncul adalah

tuturan asertif sebanyak tiga tuturan dan ekspresif sebanyak tiga tuturan,

sedangkan untuk tuturan direktif hanya satu tuturan. Tuturan asertif banyak

muncul dalam surat pribadi tersebut dengan tujuan untuk menyatakan informasi,

menanyakan mengenai sesuatu, dan untuk mengeluh mengenai sesuatu kepada

lawan tutur. Tuturan ekspresif muncul dalam surat tersebut dengan tujuan untuk

membuka percakapan dalam surat pribadi, dan ungkapan rasa terima kasih kepada

lawan tutur. Kata-kata pembuka dalam surat pribadi dan ungkapan terima kasih

yang dituturkan oleh penutur menyatakan kondisi psikologis penutur yang sudah

lama tidak bertemu dengan lawan tutur dan merasa berhutang budi pada lawan

tutur.

Sedangkan untuk tuturan direktif sebanyak dua tuturan dengan tujuan

penutur mengharapkan bantuan dari lawan tutur, tuturan direktif dalam surat

tersebut sangat berkaitan dengan tuturan asertif dan tuturan ekpresif. Sebelum

penutur menyampaikan tuturan direktif, penutur membuka percakapan yang

mengandung tuturan ekspresif dan mengungkapkan keadaannnya yang termasuk

dalam tuturan asertif, kemudian menyatakan permohonannya yang termasuk ke

dalam tuturan direktif. Penggunaan tuturan dalam surat yang dikirimkan penutur

kepada lawan tutur cukup singkat dan tidak bertele-tele, hal tersebut terbukti dari

sedikitnya tuturan yang diungkapkan karena penutur langsung mengungkapkan

Page 87: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

74

maksud dan tujuannnya mengirimkan surat pribadi kepada lawan tutur.

Penggunaan tuturan yang tidak bertele-tele juga dipengaruhi oleh status penutur

yang merupakan saudara (yang dianggap lebih tua) dari lawan tutur.

Data dua terdapat tuturan asertif sebanyak tiga tuturan, tuturan ekspresif

sebanyak dua tuturan, dan deklarasi sebanyak satu tuturan. Tuturan asertif

diungkapkan oleh penutur dengan tujuan penutur memberitahukan mengenai

keadaannya, dan mengeluhkan keadaan ekonominya. Tuturan ekspresif

diungkapkan dengan tujuan untuk membuka percakapan, membuka percakapan

dengan sopan dimaksudkan karena status penutur yang lebih muda daripada lawan

tutur dan tuturan ekspresif merupakan tuturan yang menyatakan kondisi

psikologis penutur.

Tuturan ekspresif diungkapkan untuk menyatakan penyesalan penutur

karena tidak dapat menolong lawan tutur yang sedang membutuhkan sejumlah

uang, sedangkan tuturan deklarasi diungkapkan oleh lawan tutur agar lawan tutur

dapat memahami kondisi yang dialami oleh penutur. Penggunaan tuturan yang

diungkapkan oleh penutur sesuai dengan kondisi dan situasi, kondisi yang

dimaksudkan yaitu sesuai dengan status penutur sebagai keluarga dan statusnya

yang lebih muda sehingga tuturan yang disampaikan dengan santun dan tuturan

diungkapkan dengan situasi yang sebenarnya terjadi.

Data tiga terdapat tuturan asertif sebanyak dua tuturan, ekspresif sebanyak

dua tuturan, dan komisif sebanyak satu tuturan. Tuturan ekspresif diungkapkan

dengan tujuan sebagai salam pembuka dalam surat, dan sebagai ungkapan

permintaan maaf, permintaan maaf dimaksudkan karena penutur terlambat untuk

mengirimkan surat balasan kepada lawan tutur. Tuturan asertif diungkapkan oleh

penutur dengan tujuan untuk menginformasikan mengenai perkembangan

kesehatan ayahnya dan juga untuk menceritakan keluhan mengenai masalah

anaknya. Tuturan komisif diutarakan dengan tujuan untuk menawarkan sejumlah

uang kepada lawan tutur. Penggunaan tuturan dalam surat tersebut sesuai dengan

status penutur yang merupakan kakak dari lawan tutur dan juga sesuai dengan

tujuan tuturan.

Page 88: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

75

Data empat terdapat empat tuturan asertif dan dua tuturan ekspresif. Tuturan

asertif bertujuan untuk mengungkapkan rasa hormat penutur kepada lawan tutur.

Hal tersebut dilakukan karena penutur merupakan adik dari lawan tutur sehingga

dalam mengirim surat pun harus menggunakan bahasa yang menunjukkan rasa

hormat, rasa hormat si penutur terlihat pada saat penutur mengungkapakan “Yth.

Kak Hans berdua!”. Selain itu tuturan asertif juga dimaksudkan untuk menyatakan

keadaan dan memberikan informasi mengenai kelanjutan studinya, sedangkan

untuk tuturan ekspresif diujarkan oleh penutur dengan maksud untuk

mengungkapkan kondisi psikologis si penutur yang bahagia menyambut

datangnya hari Raya Idul Fitri, kebahagiaan tersebut diungkapkan dengan

memberikan selamat dan juga meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah

diperbuat.

Penggunaan tuturan dalam surat tersebut dianggap cukup sesuai dengan

konteks dan tujuan, penutur yang statusnya merupakan adik dari lawan tutur

mengirim surat dengan menggunakan tuturan yang sopan, dan penutur juga

banyak mengekspresikan perasaannya melalui tuturan-tuturan tersebut, hal

tersebut terkait dengan suratnya yang bercerita tentang keluarga, dan

menggambarkan kedekatan antara penutur dan lawan tutur yang merupakan kakak

beradik.

Data lima terdapat empat tuturan asertif, satu tuturan ekspresif, dan satu

tuturan direktif. Surat diawali dengan tuturan asertif dengan tujuan penutur

menyatakan harapan agar lawan tutur dalam keadaan sehat, kemudian tuturan

selanjutnya bertujuan untuk menyatakan informasi yang didapat penutur, tuturan

asertif berkaitan dengan tuturan ekspresif yang diujarkan oleh penutur. Tuturan

ekspresif yang diutarakan bertujuan untuk menyatakan kondisi psikologis penutur

yang kala itu mendapatkan kabar duka atas kematian istri dari lawan tutur.

Kemudian tuturan direktif dimaksudkan untuk memberikan masukan dan nasihat

kepada lawan tutur yang sedang dalam keadaan duka untuk selalu bersabar atas

apa yang sedang dihadapinya.

Page 89: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

76

Pada surat tersebut, tuturan yang digunakan oleh penutur berkaitan erat

dengan konteks yang sedang terjadi. Penutur berusaha menggunakan tuturan-

tuturan yang ekspresif karena memang pada saat itu kondisi penutur dan lawan

tutur sedang berduka, selain itu penggunaan tuturan direktif untuk membuat lawan

tutur merasa bahwa ia tidak sendirian ketika tertimpa musibah karena ada saudara

yang selalu memberikan masukan-masukan dan saran. Selain itu penggunaan

tuturan tersebut juga dipengaruhi oleh status penutur dan lawan tutur. Penutur

yang merupakan orang tua dari lawan tutur menggunakan tuturan-tuturan yang

berfungsi untuk memberikan saran, nasihat, dan masukan bagi lawan tutur.

Data enam terdapat tuturan asertif sebanyak empat tuturan, ekspresif

sebanyak empat tuturan, dan direktif sebanyak satu tuturan. Penggunaan tuturan

asertif dimaksudkan untuk menanggapi pernyataan yang telah dituturkan oleh

lawan tutur pada suratnya, selain untuk menanggapi pernyataan tuturan asertif

dimaksudkan untuk memberitahukan kesibukannya. Sedangkan tuturan ekspresif

dituturkan dengan tujuan untuk menyatakan rasa hormatnya kepada lawan tutur

dalam bentuk ungkapan salam pembuka sebagai rasa hormat.

Tuturan ekspresif juga bertujuan untuk mengungkapkan kondisi

psikologisnya yang sangat sedih setelah kematian istrinya. Sedangkan untuk

tuturan direktif dimaksudkan untuk menanggapi pernyataan yang diungkapkan

oleh lawan tutur pada surat yang dikirimkannya berkaitan untuk mencarikan istri

baru. Penggunaan tuturan-tuturan dalam surat tersebut sesuai dengan konteks

yang sedang diungkapkan dan sesuai dengan status penutur yang merupakan anak

dari lawan tutur. Penggunaan bahasa tersebut menunjukkan rasa hormat, dan

perilaku sopan penutur, seperti saat ia menolak untuk mencari istri baru dalam

waktu dekat, hal tersebut diungkapkan secara santun dengan tuturan direktif oleh

penutur sehingga tuturan tersebut dapat diterima oleh lawan tutur tanpa merasa

tersinggung.

Data tujuh terdapat tuturan ekspresif sebanyak dua tuturan, asertif sebanyak

tiga tuturan, dan direktif satu tuturan. Tuturan ekspresif diutarakan dengan tujuan

untuk menyampaikan rasa terima kasih penutur kepada lawan tutur dengan

demikian secara tidak langsung mencerminkan kondisi psikologis penutur yang

Page 90: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

77

senang atas kiriman uang yang diterima oleh penutur dari lawan tutur. Selain itu

tuturan ekspresif juga dimaksudkan untuk tindakan permohonan maaf kepada

lawan tutur mengenai proses pencetakan buku SMK II yang tidak jelas.

Permohonan maaf tersebut menggambarkan kondisi psikologis penutur yang

sangat menyesal dengan hal tersebut.

Penggunaan tuturan asertif dimaksudkan untuk menyatakan dan

memberikan informasi mengenai keadaan penutur kepada lawan tutur, dan

penggunaan tuturan asertif dimaksudkan sebagai tuturan dengan tujuan

memberikan saran kepada lawan tutur. Penutur selain dianggap sebagai teman,

sahabat, juga telah dianggap sebagai guru bagi lawan tutur untuk itu penutur

dalam berbagai kesempatan kerap kali memberikan masukan atau saran-saran

terkait dengan kesibukan lawan tutur dalam dunia kesusastraan. Sedangkan untuk

penggunaan tuturan direktif dengan tujuan penutur memberikan rekomendasi

mengenai penjualan sebuah buku.

Data delapan terdapat tuturan asertif sebanyak enam, direktif sebanyak tiga

tuturan, komisif sebanyak satu tuturan, dan deklarasi sebanyak satu tuturan.

Penggunaan tuturan asertif bertujuan untuk menyatakan, dan memberitahukan

informasi kepada lawan tutur. Tuturan direktif digunakan dengan tujuan untuk

memesan sebuah buku kepada lawan tutur. Penggunaan tuturan tersebut sangat

berkaitan dengan profesi lawan tutur yang merupakan seorang sastrawan yang

aktif menulis buku, serta hubungan lawan tutur dan penutur adalah sepasang

sahabat yang selalu berdiskusi mengenai buku-buku yang dihasilkan baik oleh

penutur maupun lawan tutur.

Sedangkan untuk penggunaan tuturan komisif dimaksudkan untuk

menawarkan sesuatu kepada lawan tutur. Dalam hal ini, penutur yang merupakan

sahabat dari lawan tutur ingin memberikan bantuan kepada lawan tutur, dan

penggunaan tuturan deklarasi dimaksudkan untuk mengungkapkan kepasrahannya

mengenai penjualan buku SMK II yang pada saat itu mengecewakan.

Dari delapan surat yang telah dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat-surat pribadi tersebut digunakan

sesuai dengan konteks dan tujuannya. Masing-masing penutur dalam surat

Page 91: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

78

tersebut menggunakan tuturan dengan menyesuaikan tema apa yang sedang

dibahas, dan siapa yang menjadi lawan tutur. Seperti pada data satu hingga data

enam yang merupakan surat yang ditujukan antar anggota keluarga lebih banyak

menggunakan tuturan asertif karena penggunaan tuturan asertif untuk menyatakan

informasi terkait dengan keadaan penutur, kegiatan, dan kehidupan sehari-hari,

selain penggunaan tuturan asertif yang banyak digunakan adalah tindak tutur

ekspresif. Penggunaan tindak tutur ekspresif dimaksudkan untuk megekspresikan

kondisi penutur, karena surat tersebut ditujukan kepada keluarga maka tuturan

ekspresif pun lebih banyak dijumpai, karena tuturan tersebut menggambarkan

kedekatan penutur dengan lawan tutur.

Sedangkan pada data tujuh dan delapan merupakan surat-surat yang

ditujukan untuk antar sahabat. Tindak tutur yang digunakan lebih bervariasi, hal

tersebut dikarenakan tujuan dari mengirim surat sudah lebih kompleks bukan

hanya sekedar untuk menyampaikan kerindu tetapi juga ada tujuan-tujuan lain

yang ingin dicapai oleh penutur, sehingga penggunaan tindak tutur lainnya sangat

dibutuhkan dalam mencapai tujuan tuturan. Tuturan yang lebih variasi di

antaranya adalah penggunaan tuturan direktif, yang digunakan dengan tujuan

untuk menyatakan keinginan, komisif dengan tujuan untuk bekerja sama, dan

deklarasi sebagai ungkapan yang menghubungkan tuturan dengan kebenaran.

Penggunaan tindak tutur- tindak tutur tersebut berkaitan dengan pokok-pokok

pembicaraan yang lebih berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih serius.

D. Implikasi Terhadap Pembelajaran

Pada kurikulum KTSP pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP

kelas VII semester ganjil terdapat meteri mengenai menulis surat pribadi dengan

standar kompetensi, yaitu mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku

harian dan surat pribadi dengan kompetensi dasar, yaitu menulis surat pribadi

dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa.

Penulis mencoba untuk mengimplementasikan pembelajaran menulis surat

pribadi dengan menggunakan media surat H.B. Jassin pada SMP PGRI 371

Pondok Aren. Dalam penggunaan surat H.B. Jassin beserta balasannya, pertama-

Page 92: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

79

tama siswa disajikan sebuah surat H.B. Jassin dan juga balasannya, kemudian

siswa ditugaskan untuk mencermati dan membaca secara seksama pada surat

tersebut. Setelah itu melalui tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat, siswa

menentukan topik, isi, dan bahasa yang komunikatif yang terdapat dalam surat.

Penggunaan media surat tersebut memiliki banyak manfaat, selain siswa

dapat secara langsung melihat bagaimana surat menyurat, siswa juga dapat

menambah pengetahuannya mengenai tokoh H.B. Jassin yang memang tidak

asing dalam dunia kesusastraan di Indonesia. Melalui surat-surat H.B. Jassin dan

balasannya, dapat terlihat percakapan-percakapan secara tidak langsung yang

dituturkan oleh H.B. Jassin dengan seseorang, baik itu keluarga, maupun

temannya. Selain itu, dapat juga melihat respon dari surat-surat tersebut berupa

balasan suratnya. Surat yang memang merupakan salah satu media komunikasi

mengandung berbagai tuturan-tuturan yang dapat dianalisis ke dalam tindak tutur

ilokusi.

Dalam percakapan pada surat, penutur berusaha menyampaikan informasi

kepada lawan tutur, namun untuk menyampaikan sebuah tuturan tanpa disadari

terkadang penutur sering menggunakan kalimat yang tersirat dalam

menyampaikan tuturannya. Terkadang antara bentuk kalimat tidak sesuai dengan

fungsi kalimat. Misalnya kalimat pernyataan memiliki fungsi tidak sekedar untuk

menyampaikan informasi melainkan juga untuk menjelaskan, atau bahkan

menyuruh.

Apabila siswa mengetahui berbagai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam

surat tersebut, akan memudahkan siswa untuk mengetahui topik yang dibicarakan

dalam surat tersebut karena dalam pembelajaran menulis surat pribadi siswa

dituntut untuk dapat mencermati surat pribadi, menentukan komposisi dalam surat

pribadi, menentukan topik pada surat pribadi, menulis surat pribadi, hingga

menyunting surat pribadi.

Penelitian ini bertolak pada teori Searle yang menyatakan bahwa tindak

tutur ilokusi dibagi menjadi lima kategori, yaitu asertif, ekspresif, komisif,

direktif, dan deklarasi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengklasifikasikan

tuturan dalam surat H.B. Jassin ke dalam kategori dan kata kuncinya. Untuk itu,

Page 93: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

80

peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat diterapkan dalam pembelajaran

menulis surat pribadi dengan menampilkan surat pribadi H.B. Jassin beserta

balasannya sebagai sebuah media penunjang yang dapat menarik minat siswa

dalam mempelajari surat pribadi sehingga pembelajaran lebih bervariasi.

Page 94: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

81

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penulis berhasil menemukan empat surat yang dikirim H.B. Jassin dan juga

empat surat balasan. Dari surat-surat tersebut penulis menganalisis dengan

menggunakan teori tindak tutur Searle, setelah diteliti terdapat wujud tindak tutur

ilokusi sebanyak 59 tuturan dengan berbagai kategori dan kata kunci. Untuk kategori

asertif berjumlah 30 tuturan dengan rincian pada data satu sebanyak tiga tuturan

(menyatakan sebanyak dua, dan mengeluh), data dua sebanyak tiga tuturan

(mengeluh dan menyatakan sebanyak dua tuturan), data tiga sebanyak dua tuturan

(meyatakan dan mengeluh), data empat sebanyak empat tuturan (menyatakan

sebanyak tiga tuturan dan membual), data lima sebanyak empat tuturan (menyatakan

sebanyak tiga tuturan dan menyarankan), data enam sebanyak lima tuturan

(menyatakan sebanyak empat tuturan dan membual), data tujuh sebanyak tiga tuturan

(menyatakan sebanyak dua tuturan dan meyarankan), data delapan sebanyak enam

tuturan dengan kategori menyatakan.

Untuk kategori ekspresif berjumlah 17 tuturan dengan rincian pada data satu

sebanyak tiga tuturan (memuji, memberi selamat, dan berterima kasih), data dua

sebanyak dua tuturan (memuji dan meminta maaf), data tiga sebanyak dua tuturan

(memuji, dan meminta maaf), data empat sebanyak dua (meminta maaf dan memberi

selamat), data lima sebanyak satu tuturan (berbela sungkawa), data enam sebanyak

empat tuturan (memuji, berbela sungkawa sebanyak dua tuturan dan memberi

selamat), data tujuh sebanyak dua tuturan (berterima kasih dan meminta maaf), data

delapan sebanyak satu tuturan (berterima kasih).

Page 95: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

82

Sedangkan untuk kategori direktif berjumlah delapan tuturan dengan rincian

pada data satu sebanyak dua tuturan (memohon dan memesan), data lima sebanyak

satu tuturan (menasihati), data enam sebanyak satu tuturan (memohon), data tujuh

sebanyak satu tuturan (merekomendasikan), dan data delapan sebanyak tiga tuturan

(memesan sebanyak dua tuturan dan merekomendasikan). Pada kategori deklarasi

berjumlah dua tuturan dengan rincian pada data dua sebanyak satu tuturan

(berpasrah), dan pada data delapan sebanyak satu tuturan (berpasrah). Pada kategori

komisif terdapat dua tuturan di antaranya pada data tiga sebanyak satu tuturan

(menawarkan sesuatu), dan pada data delapan sebanyak satu tuturan (menawarkan

sesuatu).

Dari delapan surat yang telah dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

tuturan-tuturan yang terdapat dalam surat-surat pribadi tersebut digunakan sesuai

dengan konteks dan tujuannya. Masing-masing penutur dalam surat tersebut

menggunakan tuturan dengan menyesuaikan tema apa yang sedang dibahas, dan siapa

yang menjadi lawan tutur

Berdasarkan penelitian surat-surat H.B. Jassin beserta balasannya dapat

dijadikan sebagai alternatif bahan ajar dalam pembelajaran menulis surat pribadi di

SMP PGRI 371 Pondok Aren, melalui surat-surat pribadi tersebut siswa dapat melihat

sosok H.B. Jassin berkomunikasi dengan keluarga dan rekannya melalui media surat,

dan dari tindak tutur yang terdapat dalam surat tersebut siswa mampu mengetahui

topik dan maksud dari penulis dalam menulis surat pribadi.

Page 96: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

83

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran

yang berkaitan dengan penelitian ini, saran tersebut mencakup untuk guru, siswa,

maupun untuk mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

1. Bagi Siswa dan Guru

Penelitian ini dapat membantu siswa dan guru untuk mengadakan proses

pembelajaran yang lebih variatif dengan menggunakan media surat-surat

pribadi H.B. Jassin. Melalui pembelajaran tersebut, selain menguasai

pembelajaran menulis surat pribadi siswa juga dapat mengenal salah satu tokoh

besar dalam dunia sastra di Indonesia.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian bahasa dengan objek surat-surat H.B. Jassin belumlah banyak

dilakukan, untuk itu peneliti berharap akan ada penelitian-penelitian

selanjutnya yang akan menyempurnakan atau mengembangkan penelitian ini.

3. Bagi Masyarakat

Melalui penelitian ini, diharapkan masyarakat semakin peduli akan surat-surat

H.B. Jassin agar surat tersebut dapat dikumpulkan dan dibukukan sehingga

masyarakat dapat lebih mudah untuk membaca.

Page 97: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, Edah. Ilokusi dalam Dialog Drama RT Nol RW Nol Karya Iwan

Simatupang dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan

Sastra di SMP. Skripsi SI FITK. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

2014.

Ali, Adlan & Tanzil. Pedoman Lengkap Menulis Surat.Tangerang: PT. Kawan

Pustaka. 2006.

Alwasilah , A. Chaidar. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. 1993.

Aslinda, dan Leni Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika

Aditama. 2007.

Austin, J.L. How to do Things with Words. Cambrige: Harvard University Press.

1962.

Black, Elizabeth. Stilistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 2012.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. 2010.

Cummings, Louise. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2007.

Djajasudarja, Fatimah. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.

Bandung: Refika Aditama. 2010.

_____________________. Wacana dan Pragmatik. Bandung: PT. RefikaAditama.

2012.

Hindun. Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok: Nufa Citra Mandiri. 2012.

Ibrahim, Abd Syukur. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. 1993.

Ihsan, Diemroh. Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa. Palembang:

Universitas Sriwijaya. 2011.

Jamilatun. Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Rubrik KRIING SOLOPOS

(sebuah tinjauan pragmatik). Skripsi SI Fakultas Sastra dan Seni

Rupa. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2011.

Page 98: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Jassin, H.B. diedit oleh Pamusuk Eneste. H.B. Jassin Surat-Surat 1943-1983.

Jakarta: PT. Gramedia. 1984.

Leech, Geoffrey, penerjemah M.D.D. Oka. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta:

UI Press. 2011.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.

(PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 2005.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2011.

Mulyana. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2005.

Nandar, F.X. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2009.

Pangaribuan, Tagor. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.

Purwo, Bambang Kaswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:

Kanisius. 1990.

R. Searle, John. Speech Act An Essay In The Philosophy Of Language. London:

Cambrige University Press. 1969.

Rahardi, Kunjana. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga. 2005.

_______________. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga. 2009.

Rampan, Korrie Layun. Jejak Langkah Sastra Indonesia. Flores: Nusa Indah.

1986.

____________________. Leksikon Susastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

2000.

Rani, Abdul, dkk. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Pusblishing. 2004.

Siahaan, S.M. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: PT.BPK

Gunung Mulia. 1990.

Soedjito, dan Solchan TW. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung. 2004.

Subana, M. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia. 2001.

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: PT. Refika Aditama. 2014.

Sumarsono. Filsafat Bahasa. Jakarta: Gramedia. 2004.

Page 99: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Suryadi, Asyraf. Menulis Berkomunikasi dengan Surat. Pangkal Pinang: UBB

Press. 2010.

Syamsuddin, dan Vismaian S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

Tarigan, Djago, dan H. G. Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan Bahasa.

Bandung: Angkasa. 1987.

Tarigan, Djago. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. 1990.

Wijana, I Dewa Putu. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Percetakan ANDI.

1996.

Wijayati, Keyfitria Diah. Tindak Tutur Direktif dalam Pertunjukan Wayang

Lakon Dewaruci oleh Dalang Ki Manteb Soedharsono. Skripsi SI

Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

2009.

Page 100: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

1. Lampiran I : Surat-surat pribadi H.B. Jassin dan balasannya

Data 1

Page 101: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 2

Page 102: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 3

Page 103: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 4

Page 104: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...
Page 105: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 5

Page 106: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 6

Page 107: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...
Page 108: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 7

Page 109: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...
Page 110: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Data 8

Page 111: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...
Page 112: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...
Page 113: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

2. Lampiran 2 : Surat-surat pribadi H.B. Jassin beserta balasannya yang sudah siap baca

DATA 1

Surabaya, 11-12-1952

Anakanda Hans yang terkasih

Merdeka!

Bagaimana dengan keadaan Hanny, adiknya, dan Hans suami istri? Moga-moga dalam

keadaan selamat. Maade telah 10 hari di SB, dalam keadaan sakit yaitu penyakit yang dulu

kumat lagi. Tapi di sini maade hanya mondok di rumah seorang bekas murid maade yang

dulu harusnya

Maade terus ke Jakarta untuk berobat dan juga untuk pensiun adikmu tapi ongkosnya maade

tidak punya. Maka dari itu maade minta tolong kiranya ada belas kasihan Hans, Maade

minta kirimi uang untuk ongkos dari Surabaya ke Jakarta. Harap ditolong karena berulang-

ulang maade minta dari abang tapi tak ada. Barangkali dia tak punya.

Kalau kirim uang tolong adress kan ke Kinto, yaitu anak tempat saya menumpang supaya

tidak rewel, jangan nama maade asal tulis dihocknya, untuk itu addreskan kedia sebab anak

ini dapat dipercaya.

Sekianlah terima kasih.

Adress:

K. Wijono

Krambangan besar 22

SB

Page 114: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 2

Jakarta, 14-12-1952

Maade yang baik,

Surat Maade sudah saya terima.Tapi maafkan saya tidak bisa kirim uang, karena

tidak punya.Sampai sekarang masih saja tidak berkecukupan dan harus usaha kiri kanan

buat bikin klop berbegroting rumah tangga- pun si Harjono begitu juga dengan keadaannya

saya lihat.Jadi harap dipahami saja dan dimaafkan.

Lain tiada lain mudah-mudahan Maade lekas baik

Salam dari Hans

Page 115: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 3

Medan, 14 Mei 1955

Adinda Arsyad yang baik

Surat-surat abang terima.Maaf terlambat membalas.Banyak sekali urusan.

Sejak bulan Maret lalu ayah dari Gorontalo datang di Jakarta untuk

berobat.Bersama beliau ikut ibu, adinda Bimo dengan anaknya baru satu, Toneng anaknya

Arif dan dua orang pembantu diajak dalam perjalanan. Jadi adik bisa bayangkan bagaimana

padat dan ramainya di rumah sewaan yang kecil, selama berobat di Jakarta ada jugalah

keringanan dalam penyakit ayah dan berdoa kita mudah-mudahan kesehatan beliau kembali

seperti sediakala.

Kami semua baik. Hanya Hani saja malas belajar, raportnya kurang bagus. Mastinah

insyaAllah tahun depan akan disekolahkan.

Seiring dengan ini abang kirimkan poswasel sebesar Rp. 100,- harap sampai pada

waktunya dan adinda terima dengan senang hati.

Salam dari Mak kita dan yang lain-lain dari abang

Page 116: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 4

Gorontalo, 17 Mei 1955

Yth. Kak Hans berdua!

Maaf lebih dahulu, karena dinda telah lama tiada menyurat. Dengan jalan surat ini dinda

kabarkan, bahwa keadaan dinda dalam hal yang nyaman. Semoga hal ini berlaku atas diri

kakak serta keluarga di sini.

Tentu rumah kakak sekarang menjadi ribut serta ramai, terutama dengan anakkanda

Bambang yang nakal berada di sini. Barangkali sudah berkelahi dan berampasan permainan

dengan anakanda Hanny dan Marsinah.

Bagaimana dengan keadaan ayahanda?

Semoga penyakit beliau lekas sembuh dan kembali seperti sediakala.

Lain dari pada itu, berhubung dengan Hari Raya Idul Fitri, maka dengan jalan surat ini

dinda mengucapkan “Selamat Hari Raya” semoga kekhilafan serta kesalahan-kesalahan

dinda baik yang disengaja maupun yang tidak, harap kakak berdua sudi memaafkannya.

Kajian dinda berlaku nanti pada tanggal: 13 juni yang akan datang bersama-sama dengan

pelajaran-pelajaran S.G.A Pagi.

Cukup sekian dahulu, peluk cium dinda untuk anakanda Hans.

Salam hormat dinda

Page 117: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 5

Medan, 25 Mei 1962

Anakkanda Hans,

Sepeninggalan surat ini mudah-mudahan kami seisi rumah berada di dalam keadaan sehat-

sehat saja, demikian juga anakkanda dan anak-anak semuanya di sini.

Sepulangnya Oom mu Josua kami telah mendengar kabar tentang penyakit menantu Alm.

Sitti dan Mak sangat sedih melihat gambar-gambar yang anakkanda kirim itu, semoga Allah

menempatkan alm. Menantu Sitti kepada tempat sebaik-baiknya.

Pada waktu Mak menulis surat ini, bapak Ngasa sedang berada di Medan, dan kami juga

telah mendapat berita dari bapakmu Ngasa.

Bagaimana kabar dari anak-anak kita adakah sehat-sehat saja dan bagaimana kabar dari

Gorontalo?

Apakah ada kabar dari Mak kita di sana tentang maksud untuk mencari dan mengasuh anak-

anak. Mak kasihan melihat anak-anak begitu ditinggalkan, jua anakkanda Hans tentunya

merasa sedih juga.

Barangkali anakkanda akan mendapatkannya di Jakarta ini atau di Gorontalo ataupun di

Medan. Supaya anak-anak jangan terlalu kesunyian dan anakkanda juga tidak akan bersusah

payah melihat anak-anak.

Surat ini Mak titipkan kepada bapakmu Ngasa, kabar lain baik-baik saja dan sekianlah surat

ini.

Dari Makmu

Soleha

Page 118: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 6

Bandung, 16 Juli 1962

Mak Ganda yang baik

Surat pada Om Ngasa sudah saya terima beberapa waktu yang lalu.

Usul yang Mak kemukakan di dalamnya, saya sendiri belum sampai ke sana

memikirkannya, meskipun dari beberapa pihak pun telah ada memasukkan pikiran-pikiran

demikian. Pada perasaan saya ibu anak-anak yang meninggal masih hadir sekitar saya dan

saya tak sampai hati meninggalkannya atau menggantikannya dengan yang lain. Kenangan

padanya masih amat segar sehingga dia seolah-olah masih hidup mendampingi saya. Saya

tahu keadaan ini lambat laun akan hilang, tapi hendaknya hal ini terjadi dengan sewajarnya,

tidak dengan dipaksa-paksa.

Anak-anak pun masih sangat ingat pada ibunya, terutama Anibal mereka selalu

mengajak melihat kuburan ibunya yang sekarang sudah didirikan bangunan yang bagus

diatasnya. Perasaan ini pun harus saya ikut timbangkan dalam mengambil langkah-langkah

berikutnya.

Sementara menulis surat ini saya sedang perlop tahunan di Bandung. Hani tidak ikut

hanya Mastinah. Hani berkali-kali saya ajak dia menjawab: “nggak ada mami sih” ria

sudah ada dua bulan ini menggambar dan ingin menggambar ibunya dari foto kalau ia

sudah pandai sekali. Kalau dulu dia bercita-cita mau jadi pilot, kemudian insinyur, maka

sekarang dia mau jadi dokter, supaya bisa menolong orang sakit, katanya.Dia baru saja naik

kelas 3 SMP dengan angka-angka yang baik.Mastinah tinggal kelas dikelas 5.

Arsyad mampir di rumah dalam perjalanan ke Bali dan berjanji akan mampir juga

sekembalinya. Mungkin sudah pulang di Medan.

Salam saya pada Humalo dan semoga perkawinannya berbahagia.

Juga salam saya pada Om Josua dan Tante Josua.

Saya cium tangan Mak

Page 119: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 7

Kepada Ytc Prof. Dr. Liaw Yock Fang

Singapore

Saudara Yock Fang,

I. Pertama-tama terima kasih atas kiriman cek $ Singapore 500,-

II. Sampai hari ini Erlangga belum selesai mencetak SMK II tak jelas, maaf.

III. Apakah saudara Yock Fang tidak membuat rampai dari fragmen-fragmen Sastra

Melayu Klasik? Saya kira akan menarik.

IV. Pembicaraan sajak Chairil Anwar tidak dicetak ulang?

V. Beberapa waktu yang lalu kepada saudara ABP (Al-Qur’an Berwajah Puisi), dan

kontroversi ABP apakah sudah Saudara terima? Tolong tawarkan kepada Pustaka

Nasional.Barangkali Bapak Semait berminat mengadakan di Singapore, Malaysia,

Brunai Darussalam? Saya kira di sana mereka juga berminat.

VI. Baru-baru ini datang ke Jakarta Prof. Dr. Teuku Iskandar menghadiahkan saya

bukunya yang terakhir, Sejarah Melayu Klasik Sepanjang Abad, sudahkan Saudara

lihat?

VII. Sekian dulu Saudara Yock Fang. Saya harap Saudara sekeluarga baik-baik saja.

Bagaimana keadaan kesehatan Saudara? Saya selalu mendoakan Saudara Yock

Fang sekeluarga baik-baik saja. Salam saya sekeluarga kepada Saudara Yock Fang

sekeluarga.

Wassalam

HB. Jassin

Page 120: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

DATA 8

26 watten close

Singapore 287748

11 Maret 1996

Pak Jassin yang diingati,

Saya gembira sekali menerima surat dari bapak. Demikian juga sudah diterima ABP dan

Kontroversi ABP. Hanya saja ABP yang saya terima itu di dalamnya ada beberapa halaman

yang kosong. Bisa saya kirim satu eksemplar lagi? Dan ABP dan Kontroversi ABP yang

dikirim beberapa waktu lalu sampai sekarang masih belum saya terima. Mungkin sudah

hilang diperjalanan.

Pak Semait tidak menjadi pengurus pustaka nasional lagi. Beliau lebih banyak

menerjemahkan buku-buku arab daripada mengurus PN. Kalau bapak anggap perlu, saya

akan menghubungi pengurus barunya hanya saja saya khawatir bapak mungkin sulit untuk

mendapat uang kembali. Siapakah yang menjadi penerbit ABP? Apakah bapak sendiri yang

menerbitkannya? Kalau bapak sendiri yang menjadi penerbitnya, kirimlah 10 eksemplar

kepada saya dan saya akan menjualnya kepada orang yang berminat. Uangnya akan

dimasukkan ke dalam rekening bank bapak di Jakarta. Bapak perlu memberi tahu saya no

rekening bank bapak di Jakarta. Kalau dikirim cek, resikonya besar. i.e. ceknya bisa hilang.

Bunga rampai sastra lama pernah saya usahakan atau anjuran bapak, tapi usaha itu

terbengkalai karena berbagai hal. Apakah di Indonesia ada penerbit yang bersedia

menerbitkannya? Terjemahan sajak-sajak Chairil Anwar juga tidak ada kesempatan

mengulang cetak. Penjualan SKMK juga mengecewakan, terutama SKMK 1. Saya tidak tahu

apakah kedua buku ini ada kemungkinan dicetak ulang.

Bulan April tahun lalu operasi by pass, i.e. sakit jantung. Sekarang sudah agak sembuh tapi

masih sakit-sakitan saja. Dan pada bulan september ini saya akan pensiun kalau kesehatan

mengizinkan saya akan terus berkarya. Diantara proyek yang akan dikerjakan ialah

1. Undang-undang Laut, edisi Teks dan Terjemahan dalam Bahasa Inggris

2. Kompendiaum Undang-Undang Malaka,

3. yaitu kumpulan semua naskah versi Undang-undang Malaka.

4. Kompendium Undang-undang Laut, kumpulan semua versi Undang-undang laut.

Page 121: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Saya belum melihat buku prof. Teuku Iskandar dimanakah buku itu diterbitkan?

Akhir sekali saya ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada bapak yang senantiasa

memberi perhatian kepada kegiatan berkarya saya, dari masa saya menjadi mahasiswa

sampai kepada masa saya menjadi profesor Madya dan pensiun. Saya juga senantiasa

berdoa agar bapak dan keluarga senantiasa dalam keadaan sehat walafiat.

Wasalam

Page 122: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

3. Data Tindak Tutur Ilokusi

Tabel Penyajian Data Tindak Tutur Ilokusi

a. Tindak Tutur Ilokusi pada Data 1

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata Kunci

1. Anakanda Hans yang

terkasih

Ekspresif Penutur membuka

percakapan dalam suratnya

dengan memuji lawan tutur

Memuji

2. Merdeka! Ekspresif Penutur mengungkapkan

semangatnya melalui kata-

kata tersebut.

Memberi

selamat

3. Bagaimana dengan keadaan

Hanny, adiknya, dan Hans

suami istri? Moga-moga

dalam keadaan selamat.

Asertif Penutur menanyakan

keadaan lawan tutur dan

keluarga, dan berharap

dalam keadaan selamat.

Menyatakan

4. Maade telah telah 10 hari di

SB, dalam keadaan sakit,

yaitu penyakit yang dulu

kumat lagi. Tapi di sini

maade hanya modok di

rumah bekas murid maade

yang dulu.

Asertif Penutur mengungkapkan

keadaan yang sedang

dialaminya seputar dengan

kesehatannya kepada lawan

tutur dan Penutur

menceritakan keadaannya

selama sakit.

Menyatakan

5. Harusnya maade terus ke

Jakarta berobat dan juga

untuk pensiun adikmu, tapi

ongkosnya maade tidak

punya.

Asertif Penutur mengeluh tidak

memiliki uang untuk

berobat.

Mengeluh

6. Maka maade minta tolong

kiranya belas kasihan Hans,

maare minta kirimi uang

untuk ongkos dari Surabaya

ke Jakarta. Harap ditolong

karena berulang-ulang

maade minta Harjono tapi

tak ada, barangkali dia tak

punya.

Direktif Penutur meminta tolong agar

lawan tutur dapat

mengirimkan sejumlah uang

karena ia sedang

membutuhkannya.

Memohon

7. Kalau kirim uang tolong

adress kan ke Kinto, yaitu

Direktif Penutur meminta tolong Memesan

Page 123: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

anak tempat saya

menumpang supaya tidak

rewel, jangan nama maade

asal tulis dihocknya, untuk

itu addreskan kedia sebab

anak ini dapat dipercaya.

kepada lawan tutur agar

mengirimkan uang ke alamat

yang telah dituliskan.

8. Sekianlah terima kasih Ekspresif Penutur mengucapkan rasa

terima kasihnya kepada

lawan tutur.

Berterima kasih

b. Tindak Tutur Ilokusi pada Data 2

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata kunci

1. “Maade yang baik” Ekspresif Penutur memberikan salam

dalam bentuk pujian kepada

lawan tutur.

Memuji

2. “Surat Maade sudah saya

terima”

Asertif Penutur memberitahukan

mengenai surat yang

diterimanya dari lawan

tutur.

Menyatakan

3. “Tapi maafkan saya tidak

bisa kirim uang, karena

tidak punya.”

Ekspresif Penutur meminta maaf

karena tidak bisa menuruti

keinginan lawan tutur.

Meminta maaf

4. “Sampai sekarang masih

saja tidak berkecukupan dan

harus usaha kiri kanan buat

bikin klop bergroting rumah

tangga- pun si Harjono

begitu juga dengan keadaan

saya lihat.”

Asertif Penutur mengeluhkan

keadaan yang terjadi pada

dirinya yang menyebabkan

penutur tidak bisa

menolong lawan tutur.

Mengeluh

5. “Jadi harap dipahami saja

dan dimaafkan.”

Deklarasi Penutur berpasrah atas

keadaan yang dialami dan

berharap lawan tutur dapat

mengerti dan memaafkan.

Berpasrah

6. “Lain tiada lain mudah-

mudahan Maade lekas

baik.”

Asertif Penutur mendoakan agar

lawan tutur mendapatkan

kesehatan.

Menyatakan

c. Tindak Tutur Ilokusi pada Data 3

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata kunci

1. “Adinda Arsyad yang baik”

Ekspresif Penutur membuka

percakapan dalam surat

dengan memuji lawan tutur.

Memuji

Page 124: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

2. “Surat-surat abang terima,

Maaf terlambat membalas,

banyak sekali urusan.”

Ekspresif Penutur meminta maaf atas

keterlambatannya

membalas surat-surat dari

lawan tutur.

Meminta maaf

3. “Sejak bulan Maret lalu

ayah dari Gorontalo datang

di Jakarta untuk berobat.

Bersama beliau ikut ibu,

adinda Bimo dengan

anaknya baru satu, Toneng

anaknya Arif dan dua orang

pembantu diajak dalam

perjalanan. Jadi adik bisa

bayangkan bagaimana padat

dan ramainya di rumah

sewaan kecil, selama

berobat di Jakarta, ada

jugalah keringanan dalam

penyakit ayah dan berdoa

kita mudah-mudahan

kesehatan beliau kembali

seperti sediakala.”

Asertif Penutur memberitahukan

mengenai kedatangan

ayahnya dan keluarga

bersarnya ke Jakarta kepada

lawan tutur. Selain itu

penutur menjelaskan kepada

lawan tutur mengenai

keadaan di Jakarta ketika

keluarga besarnya datang

dan penutur mengharapkan

kesembuhan ayahnya.

Menyatakan

4. “Kami semua baik, hanya

Hani saja malas belajar,

raportnya kurang bagus”.

Asertif Penutur mengeluh karena

anaknya yang malas belajar.

Mengeluh

5. “Seiring dengan ini abang

kirimkan poswasel sebesar

Rp. 100.- harap sampai

pada waktunya dan adinda

terima dengan senang hati.”

Komisif Penutur berniat

mengirimkan uang kepada

lawan tutur.

Menawarkan

sesuatu

d. Tindak Tutur Ilokusi pada Data 4

No.

Tuturan

Kategori

Penjelas

Kata Kunci

1. Yth. Kak Hans berdua!

Asertif Kalimat tersebut diujarkan

penutur sebagai kalimat

pembuka dalam suratnya

Menyatakan

2. Maaf lebih dahulu, karena

dinda telah lama tiada

menyurat

Ekspresif Penutur memberikan

pernyataan maaf kepada

lawan tutur

Meminta maaf

3. Dengan jalan surat ini

dinda kabarkan, bahwa

keadaan dinda dalam hal

yang nyaman. Semoga hal

ini berlaku atas kakak

serta keluarga di sini,

Tentu rumah kakak

sekarang menjadi ribut

serta ramai, terutama

Asertif Penutur menyatakan

keadaannya kepada lawan

tutur, Penutur juga

menyatakan harapannya

mengenai kondisi lawan

tutur,

serta Penutur menyatakan

pendapatnya mengenai

kondisi rumah lawan tutur,

Menyatakan

Page 125: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

dengan anakkanda

Bambang yang nakal

berada di sini. Barangkali

sudah berkelahi dan

berampasan permainan

dengan anakanda Hanny

dan Marsinah. Bagaimana

dengan keadaan

ayahanda? Semoga

penyakit beliau lekas

sembuh dan kembali

seperti sediakala

dengan memperkirakan

kondisi rumah dan keluarga

lawan tutur ketika sedang

berkumpul

4. Lain daripada itu,

berhubung dengan Hari

Raya Idul Fitri, maka

dengan jalan surat ini

dinda mengucapkan

“Selamat Hari Raya”

semoga kekhilafan serta

kesalahan-kesalahan

dinda baik yang disengaja

maupun yang tidak, harap

kakak berdua sudi

memaafkannya

Ekspresif Penutur mengucapkan

selamat hari raya idul fitri

dan memohon maaf kepada

lawan tutur

Memberi

selamat

5. Kajian dinda berlaku

nanti pada tanggal 13 Juni

yang akan datang

bersama-sama dengan

pelajaran-pelajaran S.G.A

pagi

Asertif Penutur memberitahukan

mengenai kajiannya yang

akan dilaksankan pada

tanggal 13 Juni

Menyatakan

6. Cukup sekian dahulu,

peluk cium dinda untuk

anakanda Hans

Asertif Penutur menyatakan sesuatu

yang sebenarnya tidak

dilakukan.

Membual

e. Tindak Tutur Ilokusi pada Data 5

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata Kunci

1. Anakkanda Hans.

Sepeninggalan surat ini

mudah-mudahan kami

seisi rumah berada di

dalam keadaan sehat-

sehat saja, demikian juga

anakkanda dan anak-anak

semuanya di sini.

Asertif Penutur mengungkapkan

harapannya mengenai

keadaan keluarga lawan

tutur.

Menyatakan

Page 126: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

2. Sepulangnya oom mu

Josua kami telah

mendengar kabar tentang

penyakit menantu alm.

Sitti dan mak sedih

melihat gambar-gambar

yang anakkanda kirim itu,

semoga Allah

menempatkan alm.

Menantu Sitti kepada

temoat sebaik-baiknya.

Ekspresif Penutur mengungkapkan

rasa duka citanya

sehubungan dengan

meninggalnya istri lawan

tutur

Berbela

sungkawa

3. Pada waktu mak menulis

surat ini, bapak Ngasa

sedang berada di Medan,

dan kami juga telah

mendapat berita dari

bapakmu Ngasa.

Asertif Penutur memberitahukan

kepada lawan tutur

mengenai berita yang

didapatnya dari bapak

Ngasa.

Menyatakan

4. Bagaimana kabar dari

anak-anak kita adakah

sehat-sehat saja dan

bagaimana kabar dari

Gorontalo?

Apakah ada kabar dari

Mak kita di sana tentang

maksud untuk mencari

dan mengasuh anak-anak.

Mak kasihan melihat

anak-anak begitu

ditinggalkan, jua

anakkanda Hans tentunya.

Direktif Penutur menanyakan

kepada lawan tutur

mengenai keadaan lawan

tutur, selain itu penutur

menyatakan dirinya yang

merasa sedih dengan

keadaan yang sedang

dihadapi oleh lawan tutur

dan anak-anaknya.

Menasihati

5. Barangkali anakkanda

akan mendapatkannya di

Jakarta ini atau di

Gorontalo ataupun di

Medan. Supaya anak-anak

jangan terlalu kesunyian

dan anakkanda juga tidak

akan bersusah payah

melihat anak-anak.

Asertif Penutur memberikan

perkiraan bahwa lawan

tutur akan mendapatkan

istri di Jakarta, Gorontalo,

atau di Medan. Penutur juga

menyarankan lawan tutur

mencari istri agar ada yang

mengurus rumah tangga.

Menyarankan

Page 127: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

6. Surat ini Mak titipkan

kepada bapakmu Ngasa,

kabar lain baik-baik saja

dan sekianlah surat ini.

Asertif Penutur memberitahukan

mengenai suratnya yang

dititipkan kepada Ngasa

Menyatakan

f. Tindak Tutur Ilokusi pada Data 6

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata kunci

1. “Mak Ganda yang baik”

Ekspresif Penutur memberikan salam

pembuka dengan memuji

lawan tutur.

Memuji

2. “Surat pada Om Ngasa

sudah saya terima

beberapa waktu yang

lalu.”

Asertif Penutur memberitahukan

kepada lawan tutur

mengenai surat dari lawan

tutur yang telah

diterimanya.

Menyatakan

3. “Usul yang Mak

kemukakan di dalamnya,

saya sendiri belum sampai

ke sana memikirkannya,

meskipun dari beberapa

pihak pun telah ada

memasukkan pikiran-

pikiran demikian”.

Asertif Penutur menanggapi

pembicaraan lawan tutur

mengenai ide yang

dikemukakan lawan tutur.

Menyatakan

4. “Pada perasaan saya, ibu

anak-anak yang

meninggal masih hadir

sekitar saya dan saya tak

sampai hati

meninggalkannya atau

menggantikannya dengan

yang lain. Kenangan

padanya masih amat segar

sehingga dia seolah-olah

masih hidup

mendampingi saya.”

Ekspresif Penutur mengemukakan

perasaannnya yang masih

berkabung sepeninggalan

istrinya.

Berbela

sungkawa

5. “Saya tahu keadaan ini

lambat laun akan hilang,

tapi hendaknya hal ini

terjadi dengan sewajarnya

tidak dengan dipaksa-

paksa.”

Direktif Penutur menanggapi usulan

yang dikemukakan oleh

lawan tutur.

Memohon

6. “Anak-anak pun masih

sangat ingat ibunya,

mereka selalu mengajak

melihat kuburan ibunya

yang sekarang sudah

Ekspresif Penutur mengemukakan

perasaan anak-anaknya

terkait peristiwa duka yang

Berbela

sungkawa

Page 128: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

didirikan bangunan yang

bagus diatasnya. Perasaan

ini pun harus saya ikut

timbangkan dalam

mengambil langkah-

langkah berikutnya.”

melanda keluarganya.

7. “Sementara menulis surat

ini saya sedang perlop

tahunan di Bandung, Hani

tidak ikut hanya

Mastinah. “Hani berkali-

kali saya ajak dia

menjawab: “nggak ada

mami sih” dia sudah ada

dua bulan ini

menggambar dan ingin

menggambar ibunya dari

foto kalau ia sudah pandai

sekali. Kalau dulu dia

bercita-cita mau jadi pilot,

kemudian insunyur, maka

sekarang dia mau jadi

dokter, supaya bisa

menolong orang sakit,

katanya. Dia baru saja

naik kelas 3 SMP dengan

angka-angka yang baik,

Mastinah tinggal kelas di

kelas 5.”

Asertif Penutur memberitahukan

kesibukkannya kepada

lawan tutur.dan

menceritakan mengenai

cita-cita anaknya selepas

kepergian ibunya serta

menceritakan

perkembangan anaknya di

sekolah.

Menyatakan

8. “Arsyad mampir di rumah

dalam perjalanan ke Bali

dan berjanji akan mampir

juga sekembalinya,

mungkin sudah pulag di

Medan.”

Asertif Penutur memberitahukan

kepada lawan tutur

mengenai adiknya yang

datang ke rumah.

Menyatakan

9. “Salam saya pada Humalo

dan semoga

perkawinannya

berbahagia. Juga salam

saya pada Om Josua dan

tante Josua.”

Ekspresif Penutur memberikan

ucapan selamat dan

mendoakan keluarganya.

Memberi

selamat

10. Saya cium tangan Mak Asertif Penutur menyatakan sesuatu

yang sebenarnya tidak

dilakukan.

Membual

Page 129: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

g. Tindak Tutur Ilokusi pada Data ke 7

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata kunci

1. “Pertama-tama terima

kasih atas kiriman cek $

Singapore 500,-“

Ekspresif Penutur mengucapkan rasa

terima kasih kepada lawan

tutur atas uang yang

diterimanya.

Berterima kasih

2. “Sampai hari ini Erlangga

belum selesai mencetak

SMK II tak jelas, maaf.”

Ekspresif Penutur memberitahukan

mengenai penerbitan, selain

itu penutur menyatakan

permohonan maafnya.

Meminta maaf

3. “Apakah saudara Yock

Fang tidak membuat

rampai dari fragmen-

fragmen Sastra Melayu

Klasik? Saya kira akan

menarik.”

Asertif Lewat pertanyaan, secara

tidak langsung penutur

menyarankan kepada lawan

tutur untuk membuat

sebuah karya fragmen.

Menyarankan

4. “Beberapa waktu yang

lalu kepada saudara ABP

(Al-Qur’an Berwajah

Puisi), dan kontroversi

ABP apakah sudah

Saudara terima? Tolong

tawarkan kepada Pustaka

Nasional. Barangkali

Bapak Semait berminat

mengadakan di

Singapore, Malaysia,

Brunai Darussalam? Saya

kira di sana mereka juga

berminat.”

Direktif Penutur meminta lawan

tutur untuk menawarkan

dan merekomendasikan

seseorang yang dapat

menerima bukunya.

Merekomendasi

kan

5. Baru-baru ini datang ke

Jakarta Prof. Dr. Teuku

Iskandar yang

menghadiahkan saya

bukunya yang terakhir,

Sejarah Melayu Klasik

Sepanjang Abad,

sudahkah Saudara lihat?

Asertif Penutur memberitahukan

kepada lawan tutur

mengenai hadiah yang

diterimanya.

Menyatakan

6. Sekian dulu saudara Yock

Fang. Saya harap saudara

sekeluarga baik-baik saja.

Bagaimana keadaan

kesehatan saudara? Saya

Asertif Penutur berharap keadaan

lawan tutur beserta keluaga

baik-baik saja, penutur pun

mendoakan kesehatan

Menyatakan

Page 130: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

selalu mendoakan saudara

Yock Fang sekeluarga

baik-bak saja. Salam saya

sekeluarga kepada

saudara Yock Fang

sekeluarga.

lawan tutur.

H. Tindak Tutur Ilokusi pada Data ke 8

No. Tuturan Kategori Penjelas Kata Kunci

1. Pak Jassin yang diingati,

Saya gembira menerima

surat dari bapak,

Demikian juga sudah

diterima ABP dan

Kontroversi ABP.

Asertif Kalimat tersebut diujarkan

penutur sebagai pembuka

pembicaraan dan Penutur

menyatakan perasaannya

yang senang saat menerima

surat, selain itu Penutur

juga memberitahukan

mengenai buku yang telah

diterimanya

Menyatakan

2. Hanya saja ABP yang

saya terima itu di

dalamnya ada beberapa

halaman yang kosong,

bisa saya kirim satu

eksemplar lagi? Dan ABP

dan kontroversi ABP

yang dikirim beberapa

waktu llau sampai

sekarang masih belum

saya terima. Mungkin

sudah hilang di

perjalanan.

Direktif Penutur memesan kepada

lawan tutur untuk

mengirimi sebuah buku

Memesan

3. Pak Semait tidak menjadi

pengurus Pustaka

Nasional lagi, Beliau

lebih banyak

menerjemahkan buku-

buku Arab daripada

mengurus PN.

Asertif Penutur menjelaskan

mengenai pengurus Pustaka

Nasional, Penutur juga

menjelaskan kegiatan Pak

Semait kepada lawan tutur

Menyatakan

4. Kalau bapak anggap

perlu, saya akan

menghubungi pengurus

barunya, hanya saja saya

khawatir bapak mungkin

sulit untuk mendapatkan

uang kembali

Komisif Penutur menawarkan lawan

tutur untuk menghubungi

Pak Semait

Menawarkan

sesuatu

5. Siapakah yang menjadi Direktif Penutur memesan kepada Memesan

Page 131: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

penerbit ABP? Apakah

bapak sendiri yang

menerbitkannya? Kalau

bapak sendiri yang

menjadi penerbitnya,

kirimlah 10 eksemplar

kepada saya dan saya

akan menjualnya kepada

orang yang berminat.

Uangnya akan

dimasukkan ke dalam

rekening bank bapak di

Jakarta

lawan tutr untuk

mengirimkan beberapa

eksemplar buku apabila

lawan tutur menerbitkannya

6. Bapak perlu memberi no

rekening bank bapak di

Jakarta. Kalau dikirim

cek, resikonya besar .i.e.

ceknya.

Direktif

Penutur merekomendasikan

kepada lawan tutur

mengenai pengiriman

sejumlah uang

Merekomendasi

kan

7. Bunga Rampai sastra

lama pernah saya

usahakan atau anjurkan ke

bapak. Tapi terbengkalai

karena berbagai hal.

Apakah di Indonesia ada

penerbit yang bersedia

menerbitkannya? Sajak-

sajak Chairil Anwar juga

tidak ada kesempatan

mengulang cetak

Asertif Penutur menceritakan

usahanya mengerjakan

Bunga Rampai, selain itu

Penutur menyatakan kepada

lawan tutur mengenai sajak-

sajak Chairil Anwar

Menyatakan

8. Penjualan SKMK juga

mengecewakan, terutama

SKMK 1, saya tidak tahu

apakah kedua buku ini

ada kemungkinan dicetak

ulang.

Deklarasi Penutur berpasrah mengenai

penjualan buku

Berpasrah

9. Bulan April tahun lalu

operasi by pass, i.e. sakit

jantung. Sekarang sudah

agak sembuh tapi masih

sakit-sakitan saja. Dan

pada bulan September ini

saya akan pensiun kalau

kesehatan mengizinkan

saya akan terus berkarya,

diantara proyek yang

dikerjakan ialah ...

Asertif Penutur memberitahukan

mengenai peristiwa operasi

yang dijalaninya dan

menjelaskan mengenai

rencananya yang akan

pensiun

Menyatakan

10. Saya belum melihat buku Asertif Penutur menggapi Menyatakan

Page 132: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

prof. Teuku Iskandar

dimanakah buku itu

diterbitkan?

pernyataan yang

disampaikan oleh lawan

tutur dengan menyatakan

belum membaca buku dari

Prof. Teuku Iskandar dan

mempertanyakan di mana

buku tersebut diterbitkan.

11. Akhir sekali saya ingin

sekali mengucapkan

terima kasih kepada

bapak yang senantiasa

memberi perhatian

kepada kegiatan berkarya

saya, dari masa saya

menjadi mahasiswa

sampai kepada masa saya

menjadi Profesor Madya

dan pensiun.

Ekspresif Penutur mengungkapkan

rasa terima kasihnya kepada

lawan tutur

Berterima kasih

12. Saya juga senantiasa

berdoa agar bapak dan

keluarga senantiasa dalam

keadaan sehat walafiat.

Asertif Penutur mendoakan

keselamatan lawan tutur

dan keluarga

Menyatakan

Page 133: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Lampiran 4: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah

SMP PGRI 371 Pondok Aren

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas/semester

VII/1

Standar Kompetensi

4.Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan

surat pribadi.

Kompetensi Dasar 4.1 Menuliskan surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa.

Indikator 1. Mampu menentukan perbedaan komposisi surat pribadi

dengan surat resmi.

2. Mampu menulis surat pribadi dengan bahasa yang

komunikatif.

3. Mampu menyunting surat pribadi.

Alokasi waktu 4 X 30 menit

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menentukan perbedaan komposisi surat pribadi dengan surat resmi.

2. Siswa mampu menulis surat pribadi dengan bahasa yang komunikatif.

3. Siswa mampu menyunting surat pribadi.

4. Materi Pembelajaran

Komposisi surat pribadi dan surat resmi, penulisan surat pribadi, penyuntingan surat pribadi.

Page 134: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

5. Metode Pembelajaran

Pemodelan, tanya jawab, inkuiri, responsi karya mandiri

6. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode

A. Kegiatan Awal

1. Siswa dengan bimbingan guru mengawali pembelajaran

dengan membaca doa.

2. Siswa memahami indikator yang akan dicapai melalui

pembelajaran.

3. Siswa memahami manfaat kemampuan menulis surat

pribadi.

4. Siswa dengan bimbingan guru bertanya jawab tentang

pengalaman menulis surat pribadi.

10 Tanya jawab

B. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan mengenai surat pribadi.

2. Siswa membaca dan mencermati contoh penulisan surat

pribadi.

3. Guru memberikan siswa sebuah surat pribadi milik H.B.

Jassin.

4. Siswa mencermati surat pribadi H.B. Jassin

5. Guru menjelaskan mengenai tokoh H.B. Jassin

6. Guru mengkondisikan siswa yang seakan-akan menjadi

orang yang dikirimi surat oleh H.B. Jassin

7. Siswa ditugaskan untuk mengidentifikasi surat tersebut

8. Siswa ditugaskan untuk membalas surat tersebut.

9. Setiap siswa membacakan surat yang telah dibuat di

40

Inkuiri

Penugasan

Page 135: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

depan kelas.

C. Kegiatan Penutup

1. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran.

2. Guru memberikan tugas pada siswa untuk

menyempurnakan kembali surat pribadi.

3. Siswa dengan bimbingan guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan hamdallah.

10

Refleksi

7. Sumber belajar 1. LKS Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII semester 1 2. Buku bahasa dan sastra Indonesia

8. Penilaian a) Teknik : Tes unjuk kerja b) Bentuk instrumen : Uji petik kerja c) Instrumen penilaian

Soal

1) Baca secara cermat surat pribadi H.B. Jassin! 2) Idetifikasikan surat tersebut berdasarkan tabel dibawah ini!

Nama pengirim surat

Nama penerima surat

Tanggal penulisan surat

Lokasi pengirim surat

Topik yang dibicarakan dalam surat

Simpulan surat

3) Buatlah balasan surat yang dikirim oleh H.B. Jassin! Pedoman pensekoran uji petik kerja: Skor Maksimal 24

Page 136: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

No. Aspek Diskripsi Skor

1 Kelengkapan unsur a. Sangat lengkap

b. Lengkap

c. Kurang lengkap

d. Tidak lengkap

4

3

2

1

2 Ketepatan komposisi a. Sangat tepat

b. Tepat

c. Kurang tepat

d. Tidak tepat

4

3

2

1

3 Kejelasan pengantar, isi, dan

penutup

a. Sangat jelas

b. Jelas

c. Kurang jelas

d. Tidak jelas a.

4

3

2

1

4 Ketepatan pemilihan kata a. Sangat tepat

b. Tepat

c. Kurang tepat

d. Tidak tepat

4

3

2

1

5 Ketepatan penggunaan kalimat a. Sangat tepat

b. Tepat

c. Kurang tepat

d. Tidak tepat

4

3

2

1

6 Ketepatan penataan paragraf a. Sangat tepat

b. Tepat

c. Kurang tepat

d. Tidak tepat

4

3

2

1

Page 137: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Format penilaian

No. Nama Siswa Nomor Aspek dan Skor JML Nilai

1 2 3 4 5 6

1

2

3

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor

Nilai akhir = X skor (100) Ideal = ............................

Skor maksimum

Pondok Aren, 07 September 2015

Mengetahui,

Kepala SMP PGRI 371 Pd. Aren Guru Mapel B.Indonesia

Sardi, S.Ag, MM Devi Aristiyani

Page 138: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

%ffi!B

ffi

*"*gtrtreag

t:1:

I'

I.

3.

4.

i-j'

unt{k< cdtndq _ arylad _ _

rnocon,rcnJ rgi;

iF e(!-1o6 '[fu.rctoo st/o qo. -ngo! eglqt (z-[rcts

eem\ru(r, (ku okon Se/afu hrenennuni her(99-,

dcnpn omktgcr o<rPl(c, hqru sctk\.

Sqllryo tq4g dan 0 (f F hagk" -ctt flrr{-oQnafl -, - --. . -

;/" o,

2otE ALU/

'lhk,rs, ",tffffiq

t

,-

eiln{q|, 3y rhertutts {ttta( ferszhu t ?

4

q.

-).

,rr,, [\ \tl7tre*1w

Txrc t'F

Qmaeu, Sumf (erseb,.rc Cr bLrct ?

Stq2o qenQ d[ktrPr1 Euryf (ersehu t 1.

,UJ,

g?" (cr gcra / €crs ebut ?

faa 1pt" (pu t.rn clan' Cqtq/ r<trv(fu1 )

',Jaruotron "

H Ib F,s;nfi-&dqn, /4 wi tgr.r

ootnoq aq1qc( y,y hait< .gumr [lsbar tfrYk Ft.rZ . \ocs?n

l[pq a?r

,UE*g t.'. Bu fos$n $,ny W(k.

N{ ctvrro,

Vt\aE

geko\at^

14agrl

Aryel

: Vtl

(Mr

balv*ar6H 3Vl

\nAo tvsrc^

Page 139: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

. t;..' :: I t: ::: : :: a::

I 9ptnoqa

t Sttnlaut,

dt'(<shUrkln WL fitlgh tutT _tto,hu C r{otdan seha S e-(aU .

''L' l.L-- -

l

_. -!- -<!qh- 1guoroh_@ httran

- : ; W Kant' |pr, fruezko(oh (qt\-/

-tl i-_'=-

_]_=J tosth a@g* s4dot" (nenqi, .- _l__jtfr.o kosih a@q eirdcyA (Tlenai rt(nkan

=--t & -'I

I S-c}1q40 .

t-I

I

EyrttoLaw qafthdq arlU q(

rl,.-. ,

.-_lI

!-,: rij-

,.'iI

Page 140: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

Effis.i€s,F*.sE.

$:{!

$i!?,.,

t:: _

1

:t-

5rn\"F\J,*'I,

S*rap<r Sqnq feenol is sorot+

DtmonqEo t1 Suro t l tu dt lruq(

Stoy iq c,{rcrrrrn S,t.o/ ?

OFCa h (S r S <t rol {<.sebqf ?

(xfann OE 99 okqn D(boras ?

t, )

).:: ,..

\et se bu F

I1

&*l,tflatr-ro V, n

H B . g"si,n

yrengc nq(-.)q)/

t,/V

cp'e:,ktto,73

\cru _f@11a

l(@tein\"(r \t

bqsqt__setu(u so.n .

_i- , I _1 _ Q,eXae b.:tc^n tr\crteL Lcrt., ,{qol^ ke- fUuortrl-in

_-,.,,,,,_1,_ _ i1tlg_ qI. _qg_ berobct+'l- hremcrvrS n).^ agah Scrxit.- "'

I

*i , -. qg*: !!1g_r5*q crncrEnts ,1ri5 ./"r., 2 erong

-----.1--i P"*r:o$!-4!ex!L_-- aoc,r dqrg1l_k11.r1g_lg ) \1,a .

!_ ) ie/if br- mernbalcrng Fan \to Sernuo. \ '

,4clf u-l::------rr--- :] --f creo'" -trdga---!gl9&-linqq_ #^ beriqo . Su?o\c(

-q2 "l]a:Sgg- biso gehcrt Seperdi geotia^ \.o\a.[-i I

-Yl---a---) i %lg -!As__ B"b"r obsnq_dil1_)Lct)a;n?- __,i--.--- __1".-'-' '

I , -- ---'-:- --. ",h-tgrypqry

ke- l-loll Jgngan _ t"\uq::_ gn_\9E___b.*1al

!--f -i -9v-Ls'v* - nr\(y i 6)tg PoLn),(^ hU;-..l-- -.:-----i.g=]__L__ _ _ Yq___?qSyg:rt _ g-ebssgL-Pp, to_o_; adttdlq

il )

,L',(9')

({'

(.,

,lt

,,1

,5.Yl' ,S

(tl rfer bS-fU,Ao aiilyl"d-nenangat hob,or (cnkong t

V>ersorng

ftclrnao ,&s1aot

Page 141: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

H

E,€

***E

i:i:t

LEMBAR UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul "Tindak

Tutur Ilokusi pada Surat-surat H.B. Jassin beserta Balasannya dan Implikasinya

terhadap Pernbelajaran Bahasa clan Sastra Indonesia di SMP PCRI 371 Pondok

Aren" yang disusun oleh DEVI ARISTIYANI, NIM 1111013000074, Jurusan

pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta, telah disetujui

kebenarannya olehl8osen pembimbing skripsi pada Kamis, 01 Oktober 2015'

Ciputat, 01 Oktober 2015

Dosen PembimbingwDr. Darsita Suparno, M.Hum

NrP. 196108071993032001

Page 142: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama :Devi Aristiyani

NIM : 1111013000074

Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Tindak Tutur Ilokusi pada Surat-Surat H.B. Jassin beserta Balasannya dan

Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP

PGRI371 Pondok Aren

No. Referensi Paraf

I Ajizah, Edah. Ilokusi dalam Dialog Drama RT Nol RW Nol

Karya lwan Simatupang dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SMP. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah. 2014.

q

2. Ali, Adlan &, Tanzll. Pedoman Lengkap Menulis Surat.

Tangerang: PT. Kawan Pustaka. 2006. 8J. Alwasilah , A. Chaidar. Sosiologi Bahasa. Ban<iung: Angkasa.

1993. u4 Aslinda, dan Leni Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistih.

Bandung: PT. Refika Aditama. 2007. v5 Austin, J.L. How to do Things with Words. Cambrige: Harvard

University Press. 1 962. q

6 Black, Elizabeth. Stilistika. Pragmatis. Yogyakarla: PustakaPelaiar. 2011. ry

7. Cangara, Hafied. Pengantar llmu Komunikasi. Jakarla: PT. Raja

Grafindo Persada. 2012.

'I8. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan

Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2010. W

9. Cummings, Louise. Pragmatik Sebuah PerspektifMultidis ipliner. Y o gyakarta: Pustaka Pelai ar. 2007 . a

10. Djajasudarja, Fatimah. Wacana Pemahaman dan Hubungan

Antarunsur. Bandung:Refika Aditama. 201 0. ej11 Djajasudarja, Fatimah. Wacana dan Pragmatik. Bandung: PT.

Refika Aditama. 2012. 8

Page 143: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

12. Hindun. Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok: Nufa Citra

Mandiri.2012. 9t

13. Ibrahim, Abd Syukur. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha

Nasional. 1993. 814. Ihsan, Diemroh. Pragmatik, Analisis Wacana, dan Guru Bahasa.

Palembang: Universitas Sriwijaya . 201 l. a15. Jamilatun. Tindak Tutur Direktif dan

KRIING SOLOPOS (sebuah tinjauan

Universitas Sebelas Maret. 2011.

Elrspresif pada Rubrik

pragmatik). Surakarta:W

16. Jassin, H.B. diedit oleh Pamusuk Eneste. H.B. Jassin Surat-Surat

1943-198i. Jakarta; PT. Gramedia. 1984. v17. Leech, Geoffrey, penerjemah M.D.D. Oka. Prinsip-Prinsip

Pragmatik. Jakarta: UI Press. 2011. v18. lvlahsun. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode,

dan Teloihrya. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada. 2005. el

19. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatzf, Bandung:

Remaja Rosdakarya. 201 l. g

20. Mulyana. Kajian lilacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2005.a

21. Nandar, F.X. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta:

Graha Ilmu. 2009. eJ

22. Pangaribuan, Tagor. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha

Ilmu.2008. b23. Put-wo, Bambang Kaswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa.

Yogyakarla: Kanisius. 1 990. I24. R. Searle, John. Speech Act An Essay In The Philosophy Of

Language. London: Cambrige University Press. 1969. v25. Rahardi, Kunjana. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2005. g

26. Rahardi, Kunj ana. S o s i op r a gm atik. J akarta: Erlangga . 2009 .

\27. Rampan, Korrie Layun. Jejak Langkah Sastra Indonesia. Flores:

Nusa Indah. 1986. fr28. Rampan, Korrie Layun. Leksikon Susastra Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka. 2000. U

Page 144: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

29. Rani, Abdul, dkk. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia

Pusblishing. 2004.9\

30. Siahaan, S.M. Komunikasi Pentalxaman dan Penerapanr4ta.

Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. 1990. ,r

31 Soedjito, dan Solchan TW. Surat Menyurat Resmi Bahasa

Indonesia. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2004. q

32 Subana, M. Dasar-Dasar Penelitian llmiah. Bandung: CV.

Pustaka Setia. 2001. v-)J. Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama. 2014. vt

34. Sumarsono. Filsafat Bahasa. Jakarta: Gramedia. 2004.el

35. Suryadi, Asyraf. Menulis Berkomunikasi dengan Surat. Pangkal

Pinang: UBB Press. 2010.,t

36. Syamsuddin, dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian

Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011. U

7t. Tarigan, Djago, dan H. G. Tarigan. Telodk Pengajaran

Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa. 1987. \38. Tarigan, Djago. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung:

Angkasa. 1990. ry39. Wijana , I Dewa Putu. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta:

Percetakan ANDI. 1996. ry

40. Wijayati, Keyfitria Diah. Tindak Tutur Direktif dalam

Pertunjukan Wayang Lakon Dewaruci oleh Dalang Ki Manteb

Soedharsono. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2009.ry

Page 145: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

FORM (FR)

KEMENTER]AN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciplnil 15412 lndonesia

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

No. Dokumen FITK-FR-AK

Tgl. Terbit : 1 Maret 20No. Revisi:

: 111

Jakarta, 2 Desember 2014

Hal

Nomor : Un.0l/F. 1iKM.0l .ttil.6.BnotqLamp. : -

Hal : Bimbingan Skripsi

Nanra

NIM

Jurusar.r

Selnester

Judul Skripsi

Ternbusan: -L Dekan FITK2. Mahasisrva ybs

Kepada Ytli.Dre. Darsita, Nl.HLrrrr.

Pembirnbing SkripsiFakultas Ilrnu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif I{idayatu I laliJakarta.

Ass al a mu' al aikunt wr.wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembirnbing Il(materi/teknis) penulisan skripsi rnahasiswa:

Devi Aristiyani

1 1 I 1013000074

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

VII (TLrjuh)

Tindak Tutur Ilol<usi 1,lda Surat-Surat H.B. Jassin da

Inrplikasinva terhaclap Pernbelajaran cli SNII'

Judul tersebut telah disetujui oleh Jr-rr-usan yang bersangkutan pada tanggal I Desentber 2014abstraksi/oztline terlanpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebr-rt

Apabila pembahan substansial dianggap perlu, rnohon pembirnbing rnenghubungi Junrsar

terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalanr rvaktir 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjanlselama 6 (enam) bulan berikr-rtnya tanpa surat perilanJangan.

Atas perhatian dan kerja

LYcrs.s a I a r t ru' a I a i ktrnt v, r.w b.

ucapkan terima kasih

Indonesia

Si ariultcti9..r(t."r1e600)p4 I 99002

Page 146: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA SURAT-SURAT H.B. JASSIN ...

BIODATA PENULIS

Devi Aristiyani lahir di Tegal, 19 Desember 1993, anak pertama dari

pasangan Takzul Arifin dan Surati. Ia memulai pendidikannya di SDN

Jurang Mangu Barat 02, Tangerang Selatan selama enam tahun dan

lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 2

Pondok Aren dan lulus pada tahun 2008. Setelah itu melanjutkan

pendidikan di SMAN 10 Tangerang Selatan dan lulus pada tahun 2011.

Selanjutnya ia tercatat sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia pada tahun 2011. Kini ia menjadi guru Bahasa dan

Sastra Indonesia di SMP PGRI 371 Pondok Aren.