TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

100
TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN MENGAJI SANTRIWAN DAN SANTRIWATI DI MASJID JAMI RAPPOKALLINGSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : Razuni Rima Dwi Purwati binti Muhammad Ramli 10533789915 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2020

Transcript of TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

Page 1: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

“TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN MENGAJI

SANTRIWAN DAN SANTRIWATI DI MASJID JAMI RAPPOKALLING”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

Razuni Rima Dwi Purwati binti Muhammad Ramli

10533789915

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2020

Page 2: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …
Page 3: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …
Page 4: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Razuni Rima Dwi Purwati R.

NIM : 105 33 7899 15

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Tindak Tutur Ilokusi dan Perlokusi pada Kegiatan Mengaji

Santriwan dan Santriwati di Masjid Jami Rappokalling

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2020

Yang membuat pernyataan

Razuni Rima Dwi Purwati R.

Page 5: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Razuni Rima Dwi Purwati R.

NIM : 105 33 7899 15

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2, dan 3 saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Februari 2020

Yang Membuat Perjanjian

Razuni Rima Dwi Purwati R.

Page 6: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

جهاده حق الل في وجاهدوا

Terjemahannya :

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang

sebenar-benarnya” (Al-Hajj, 22:78)

Hidup adalah pembelajaran

Belajar untuk bersabar

Belajar untuk bersyukur

Belajar untuk ikhlas

Kupersembahkan karya ini :

Kepada Ayah dan Mama tercinta, serta saudara-

saudaraku tersayang dan semua orang yang kusayangi

dan menyayangiku, atas keikhlasan dan doanya

dalam mendukung penulis mewujudkan harapan

menjadi kenyataan.

Page 7: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

Vii

ABSTRAK

Razuni Rima Dwi Purwati. 2020. Tindak Tutur ilokusi dan Perlokusi pada

Kegiatan Mengaji Santriwan dan Santriwati di Masjid Jami Rappokalling. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Suwadah Rimang dan Pembimbing

II Akram Budiman Yusuf.

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi pada kegiatan

mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling dan untuk

mendeskripsikan tindak tutur ilokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di

Masjid Jami Rappokalling. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, dalam penelitian

yang menjadi objek adalah santriwan, santriwati, dan tenaga pengajar di Masjid Jami

Rappokalling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

rekam, simak, dan catat. Instrumen penelitian adalah media audio visual berupa kamera.

Teknik analisis data adalah teknik deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tindak tutur ilokusi dan perlokusi

pada kegiatan mengaji. Tindak tutur ilokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan

santriwati di Masjid Jami Rappokalling, meliputi (1) tindak representatif terdapat tiga

data tuturan, (2) tindak komisif terdapat dua data tuturan, (3) tindak direktif empat belas

data tuturan, dan (4) tindak ekspresif terdapat tiga data tuturan. Tindak tutur perlokusi

pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling, meliputi

(1) tindak perlokusi efek disengaja terdapat dua data tuturan dan (2) tindak perlokusi efek

tidak disengaja terdapat dua data tuturan.

Kata kunci: tindak tutur, ilokusi, dan perlokusi

Page 8: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Waramatullahiwabarakatu.

Puji syukur ke hadirat Allah Subahanahu Wata’Ala karena hanya dengan

taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul: Tindak Tutur Ilokusi dan Perlokusi pada Kegiatan Mengaji Santriwan dan

Santriwati di Masjid Jami Rappokalling. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami tantangan dan hambatan

mulai dari perencanaan sampai selesai penyusunan skripsi ini, namun berkat

petunjuk, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, yang ikhlas meluangkan

waktunya untuk membantu dalam penyusunan penulisan skripsi ini. Maka

sepantasnya bila penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Allah Subhanahu Wata’ala, Dr. Siti Suwadah Rimang, M.Hum., Pembimbing I

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Akram Budiman Yusuf, S.Pd., M.Pd.

Selanjutnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak

lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE,

MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,

Page 9: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

ix

Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Muhammad Akhir, M.Pd.,

Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar, seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmunya secara ikhlas

dan tulus kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Perguruan Tinggi, teman-

teman Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar yang membantu dan memberi semangat serta memberikan

dukungan, ibu dan bapak, kakak dan adik-adikku serta keluarga besarku yang selalu

mendoakanku agar sehat selalu, mendukung langkah kemajuan dalam mencapai cita-

citaku.

Akhirnya, semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah Subhanahu

Wata’ala. Oleh karena itu, kita serahkan kepada-Nya, semoga segala bantuan dari

berbagai pihak benilai ibadah di sisi-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca yang budiman, Aamiin.

Makassar, Februari 2020

Penulis

Razuni Rima Dwi Purwati R.

Page 10: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

x

Page 11: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

xi

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6

A. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 6

B. Pengertian Pragmatik .................................................................................. 7

Page 12: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

xii

C. Peristiwa Tutur ............................................................................................ 9

D. Tindak Tutur................................................................................................ 10

1. Pengertian Tindak Tutur....................................................................... 10

2. Jenis-Jenis Tindak Tutur ...................................................................... 11

a. Tindak Tutur Lokusi ..................................................................... 11

b. Tindak Tutur Ilokusi ..................................................................... 12

c. Tindak Tutur Perlokusi ................................................................. 17

3. Jenis Tindak Tutur Berdasarkan Penyampaiannya .............................. 19

4. Interseksii Berbagai Tindak Tutur........................................................ 21

E. Aspek-Aspek Situasi Ujar ........................................................................... 23

F. Kerangka Pikir ............................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 31

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 31

C. Definisi Istilah ............................................................................................. 31

D. Data dan Sumber Data ................................................................................ 32

E. Instrumen Penelitian.................................................................................... 32

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 34

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 34

B. Pembahasan ................................................................................................. 56

Page 13: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

xiii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 59

A. Simpulan ..................................................................................................... 59

B. Saran ............................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 61

LAMPIRAN ........................................................................................................... 62

RIWAYAT HIDUP

Page 14: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penggunaan Modus Kalimat ............................................................................ 20

Page 15: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 29

Page 16: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Mentah dan Korpus Data ......................................................................... 61

2. Dokumentasi Gambar Penelitian .................................................................... 78

Page 17: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa sebagai alat yang digunakan dalam berkomunikasi dan memiliki

peranan penting guna menuangkan ide ataupun gagasan kepada masyarakat luas.

Saat seseorang mengeluarkan gagasannya, tidak hanya sebuah kebahasaan yang

dibutuhkan tetapi juga perlu ada pemahaman. Dengan adanya pemahaman maka

hubungan komunikasi akan jelas dan lancar. Secara sederhana komunikasi dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan pertukaran informasi antara penutur dengan

lawan tutur melalui suatu sistem simbol, lambang atau tanda maupun tingkah

laku.

Berdasarkan definisi tersebut, proses komunikasi dibangun oleh tiga

komponen, yakni : (1) partisipan, (2) hal yang akan diinformasikan, dan (3) alat.

Pada partisipan terdapat penutur dan lawan tutur, dalam hal yang diinformasikan,

tentunya banyak ide, gagasan atau pemikiran mengenai sesuatu hal. Sedangkan

komponen ketiga, yakni alat, adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan

informasi itu. Sarana yang dibicarakan adalah kode atau lambang (bahasa)

menurut (Purba 2011). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa

penutur dan lawan tutur yang saling mengirim kode atau pesan perlu adanya

lambang (bahasa) yang mendukung dalam proses komunikasi. Dengan kata lain,

fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat dituturkan dengan berbagai

bentuk atau jenis tuturan. sehubungan dengan hal tersebut terdapat suatu konteks

Page 18: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

2

analisis yang membahas mengenai bentuk atau jenis tuturan yang mengaitkan

hubungan bahasa dengan kegiatan sosial, yakni analisis sosiolinguistik.

Dalam analisis sosiolinguistik terdiri dari situasi tutur (speech situation),

peristiwa tutur (speech event), dan tindak tutur (speech act). Ketiga aspek tuturan

terebut saling berhubungan karena tindak tutur menjadi bagian dari peristiwa

tutur, dan masyarakat tutur merupakan konteks analisis yang terluas. Sehingga

penting bagi penelitian ini dilakukan dengan mengambil masyarakat sebagai

subjek penelitiannya.

Lebih lanjut, konsep mengenai syarat-syarat keserasian pemakaian bahasa

dalam komunikasi (pragmatik) terdapat tiga jenis tindak tutur, yakni: tindak tutur

lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada tindak tutur ilokusi dan perlokusi.

Dalam kajian pragmatik ketiga bentuk tindak tutur tersebut yakni, lokusi,

ilokusi, dan perlokusi merupakan peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan

sehari-hari. Tindak tutur tersebut telah menjadi bagian dalam setiap komunikasi.

Tindak tutur merupakan bentuk dari peristiwa komunikasi yang mempunyai

fungsi, maksud, dan tujuan tertentu serta menimbulkan pengaruh atau efek pada

lawan tutur. Hal tersebut tidak terjadi dengan sendirinya karena terdapat aspek-

aspek yang menghubungkan hal tersebut, yakni adanya konteks, penutur dan

lawan tutur, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan

tuturan sebagai produk tindak verbal.

Sehubungan dengan penjelasan sebelumnya mengenai bahasa sebagai

sarana komunikasi yang menghubungkan adanya interaksi terhadap masyarakat

Page 19: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

3

bahasa membuat setiap orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya. Dengan bahasa pula orang dapat mempelajari karakter, kebiasaan, adat

istiadat, kebudayaan dan latar belakang bagi para penutur bahasa.

Melihat peristiwa sekarang ini, telah banyak pengguna bahasa baik dari

kalangan remaja hingga kalangan dewasa dalam berkomunikasi sering kali

memasukkan unsur pragmatik baik itu dalam bentuk tutur lokusi, ilokusi, maupun

perlokusi yang mewarnai suatu pertuturan setiap kalangan tersebut. Selain itu,

mereka menggunakan unsur pragmatik dalam peristiwa tindak tutur karena

adanya hubungan saling pengertian antara satu sama lain. Berbicara mengenai

peristiwa tutur ada pun tempat terjadinya peristiwa tutur tersebut dapat terjadi di

mana saja dan kapan saja si penutur berada dan mampu memanfaatkan situasi dan

kondisi yang dialami. Dengan kata lain situasi tutur dapat terjadi di mana saja,

sehingga peristiwa tutur bisa terjadi di sana yang berarti tindak tutur pun ada di

dalamnya. Adapun tempat terjadinya peristiwa tutur yakni di sekolah, kampus,

perpustakaan, pasar, masjid, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti fokus pada satu objek peristiwa tutur yakni di

Masjid. Subjeknya ialah santriwan, santriwati, dan tenaga pengajar atau Ustadz.

Masjid merupakan tempat beribadah masyarakat muslim. Banyaknya masyarakat

muslim yang pada hakikatnya memiliki hubungan yang harmonis tanpa adanya

kebisingan dan memiliki hubungan komunikasi yang akrab dan menyertakan adab

atau sopan santun dalam berbicara sehingga rasa peduli dan pengertian ada antara

satu sama lain. Selain itu, kalimat yang digunakan Ustadz terhadap santrinya tidak

panjang dan mudah dipahami. Dengan adanya peristiwa tersebut maka tindak

Page 20: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

4

tutur ilokusi dan perlokusi sering kali terjadi. Oleh karena itu, dengan alasan

tersebut peneliti ingin meneliti lebih jauh mengenai tindak tutur ilokusi dan

perlokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami

Rappokalling.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam latar belakang mengenai

tindak tutur ilokusi dan perlokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati

di Masjid Jami Rappokalling. Adapun rumusan masalah secara rinci yang akan

diteliti pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah tindak tutur ilokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan

santriwati di Masjid Jami Rappokalling?

2. Bagaimanakah tindak tutur perlokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan

santriwati di Masjid Jami Rappokalling?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

pada bagian sebelumnya. Adapun tujuan penelitian, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi pada kegiatan mengaji santriwan

dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling.

2. Untuk mendeskripsikan tindak tutur perlokusi pada kegiatan mengaji

santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling.

Page 21: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis.

1. Manfaat teoritis dalam penelitian ini secara praktis dapat menambah ilmu

pengetahuan dalam bidang linguistik atau bahasa dan dapat menyumbangkan

pengetahuan dalam kajian pragmatik khususnya dalam tindak tutur ilokusi

dan perlokusi.

2. Manfaat praktis dalam penelitian ini, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan untuk melakukan penelitian yang sejenis yakni penelitian mengenai

tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Bagi para pembaca, penelitian ini dapat

memberikan pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang kajian tindak

tutur sebagai bagian dari bidang pragmatik.

Page 22: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini yang sudah

dilakukan sebelumnya, di antaranya:

Penelitian Aziz (2012), Tindak Tutur Lokusi dan Perlokusi dalam

Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar. Hasil penelitian ini

berupa tindak tutur lokusi, tindak tutur perlokusi efek disengaja, dan tindak tutur

perlokusi efek tidak disengaja yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk

Tuhan Karya Agnes Davonar. Penelitian yang dilakukan Aziz memiliki

persamaan dengan penelitian ini, yakni pada salah satu objek kajiannya tindak

tutur perlokusi. Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan Aziz dengan

penelitian ini, yaitu pada analisis penelitian. Penelitian Aziz menganalisis sebuah

karya sastra berupa tulisan yakni novel, sedangkan penelitian ini menganalisis

deskripsi ujaran atau lisan santriwan, santriwati, dan tenaga pengajarnya.

Penelitian Mulyanto (2012), Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklan

Radio di Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam iklan radio yang ada

di Jember tindak tutur ilokusi verba asertif merupakan tindak tutur yang paling

sering digunakan, hal tersebut cukup wajar mengingat tujuan iklan adalah untuk

menginformasikan produk barang atau jasa dari produsen ke konsumen yang

dalam hal ini adalah lawan tutur radio. Penelitian yang dilakukan Didik

Mulyanto memiliki persamaan dengan penelitian ini, yakni pada aspek kajiannya

tindak tutur ilokusi. Adapun perbedaan antara penelitian Didik Mulyanto dengan

Page 23: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

7

penelitian ini, yakni pada objek penelitian. Penelitian Didik Mulyanto

mendeskripsikan tuturan ilokusi dalam iklan radio di Jember. Sedangkan

penelitian ini mendeskripsikan tuturan ilokusi dan perlokusi pada kegiatan

mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling.

Penelitian Megawati (2016), Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual

Beli di Pasar Induk Kramat Jati. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki

tindak tutur ilokusi apa yang sering digunakan serta tujuannya. Hasil penelitian

ini menunjukkan adanya tindak tutur ilokusi berupa asertif, direktif, komisif, dan

ekspresif pada interaksi jual beli di pasar induk Kramat Jati. Penelitian Erna

Megawati memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu pada objek kajiannya

tindak tutur ilokusi. Adapun perbedaan antara penelitian Erna Megawati dengan

penelitian ini, yaitu pada lokasi penelitiannya. Penelitian Erna Megawati

mendeskripsikan tuturan ilokusi pada interaksi jual beli di Pasar Induk Kramat

Jati. Sedangkan penelitian ini mendeskripsikan tuturan ilokusi dan perlokusi

pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling.

B. Pengertian Pragmatik

Dalam sebuah percakapan, bahasa yang dituturkan oleh seseorang tidak

hanya mencoba memahami makna sebuah tuturan atau ujaran tersebut, tetapi juga

berusaha untuk memaknai tuturan yang diinginkan si penutur. Dengan demikian

untuk memahami makna tersebut, penutur perlu memperhatikan konteks yang ada

sehingga hubungan komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan

hal tersebut maka diperlukan bidang ilmu yang mengkaji makna ujaran menurut

konteksnya.

Page 24: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

8

Menurut Yule (dalam Tajuddin, 2017:7), mengatakan bahwa pragmatik

adalah studi makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan

oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnya, studi ini lebih banyak

berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan

tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang

digunakan dalam tuturan itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut pragmatik

merupakan ilmu yang mempelajari tentang makna yang dikomunikasikan oleh

penutur dan diinterpretasikan oleh lawan tutur. Sedangkan menurut Putrayasa

(2015:14) dalam bukunya yang berjudul Pragmatik, menyatakan bahwa

pragmatik merupakan telaah penggunaan bahasa untuk menuangkan maksud

dalam tindak komunikasi sesuai dengan dengan konteks dan keadaan

pembicaraan. Pragmatik menelaah bentuk bahasa dengan mempertimbangkan

satuan-satuan yang ‘menyertai’ sebuah ujaran: konteks lingual (co-text) maupun

konteks ekstralingual: tujuan, situasi, partisipan, dan lain sebagainya. Berdasarkan

pendapat ahli dapat dikatakan bahwa pragmatik merupakan bidang kajian ilmu

yang mempelajari tentang makna pembicara dan makna menurut konteksnya.

Berbicara tentang pragmatik yang berhubungan dengan konteks. Menurut

Megawati (2016), berpendapat bahwa konteks dari sebuah ujaran memberikan

bantuan bagi si pendengar dalam menganalisis apa yang coba disampaikan oleh si

pembicara melalui sebuah ujaran. Dengan demikian, jelas bahwa konteks

memegang peranan penting baik bagi penutur maupun lawan tutur dalam

memahami sebuah ujaran. Seorang pendengar haruslah memahami konteks dari

sebuah ujaran terlebih dahulu guna memahami maksud dari ujaran penutur.

Page 25: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

9

C. Peristiwa Tutur

Dalam setiap peristiwa komunikasi, manusia saling menyampaikan

informasi yang berupa pikiran, ide, gagasan, maksud perasaan maupun emosi

secara langsung. Dengan demikian setiap proses komunikasi inilah terjadi

peristiwa tutur. Menurut pendapat ahli mengenai hal tersebut untuk mengetahui

maksud dan tujuan berkomunikasi peristiwa tutur diwujudkan dalam sebuah

kalimat. Dari kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur dapat diketahui apa

yang dibicarakan dan diinginkan penutur sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur

atau lawan tutur. Kemudian lawan tutur akan menanggapi kalimat yang

dibicarakan oleh penutur. Misalnya, ada kalimat yang mempunyai tujuan untuk

memberitahukan saja, ada kalimat yang memerlukan jawaban, dan ada kalimat

yang meminta lawan tutur untuk melakuan suatu tindakan atau perbuatan,

menurut Aziz (2012). Dengan kata lain dalam sebuah komunikasi, penutur

memberikan sebuah pesan kepada lawan tutur yang kemudian menanggapi atau

memaknai pesan yang disampaikan kepadanya.

Menurut Chaer dan Agustina (2010:47), menyatakan bahwa peristiwa

tutur (Inggris: speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi

linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu

penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan

situasi tertentu. Berdasarkan pendapat ahli dapat dikatakan bahwa peritiwa tutur

adalah suatu peristiwa terjadinya komunikasi yang melibatkan penutur bahasa

dalam situasi dan kondisi tertentu.

Page 26: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

10

D. Tindak Tutur

1. Pengertian Tindak Tutur

Menurut Djajasudarma (dalam Suandi, 2014:85), mengatakan bahwa

Tindak tutur merupakan aksi (tindakan) dengan menggunakan bahasa. Bahasa

digunakan pada hampir semua aktivitas. Kita menggunakaan bahasa untuk

menyatakan informasi (permohonan informasi, memerintah, mengajukan,

permohonan, mengingatkan, bertaruh, menasihati, dan sebagainya). Dengan kata

lain bahwa tindak tutur merupakan tindakan yang memerlukan adanya bahasa

untuk menyampaikan segala bentuk informasi yang dilakukan oleh penutur

kepada mitra tutur atau lawan tutur. Penyampaian informasi tersebut terjadi

karena adanya dorongan atau pengaruh dari aktivitas yang dikerjakan.

Menurut Kridalaksana (dalam Suandi, 2014: 85), mengatakan bahwa

tindak tutur (istilah Kridalaksana penuturan speech act, speech event) adalah

pengajaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari penutur diketahui

oleh lawan tutur. Dengan kata lain bahwa tindak tutur merupakan suatu bentuk

peringatan atau pengajaran yang disampaikan melalui kalimat dengan tujuan agar

maksud penutur dapat dipahami oleh lawan tutur.

Berkaitan dengan tindak tutur secara jelas menurut Chaer dan Agustine

(dalam Suandi, 2014: 85), mengatakan bahwa tindak tutur merupakan gejala

individual, berhubungan dengan kejiwaan, dan berlangsungnya sebuah

komunikasi ditentukan oleh keterampilan berbahasa si penutur dalam menghadapi

situasi tertentu. Dalam tindak tutur sebuah makna atau arti tindakan dalam tuturan

sangat berpengaruh. Dengan kata lain bahwa tindak tutur merupakan suatu

Page 27: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

11

keadaan seseorang atau persona dalam menghadapi peristiwa komunikasi dengan

menciptakan situasi tertentu yang dapat diterima oleh berbagai pihak agar

hubungan komunikasi berjalan dengan lancar. Seseorang harus mampu berbahasa

dengan baik dan benar dalam arti ia harus mampu mengetahui dan melihat kapan

dan di mana situasi tutur terjadi dan dengan siapa ia berbicara. Ketika berbicara

tuturan dan tindakan harus sesuai sehingga memiliki makna yang dapat dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tindak tutur merupakan tindakan seseorang dalam menanggapi sesuatu hal dengan

menggunakan bahasa yang di dalamnya memerlukan sebuah makna atau arti

tindakan.

Dalam proses tindak tutur di dalamnya terdapat unsur kebahasaan yang

juga berhubungan dengan konteks tuturan. Sehubungan dengan hal tersebut

menurut Rahardi (2006: 100), mengatakan bahwa konteks tuturan adalah segala

situasi dan kondisi lingkungan yang muncul bersamaan dengan hadirnya tuturan.

Dia dapat berupa media atau saluran yang digunakan waktu dan lokasi terjadinya

tuturan, para penutur bahasa, komunikasi, maksud dan tujuan komunikasi, dan

lain-lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konteks tuturan merujuk pada

segala macam unsur yang memungkinkan terjadinya sebuah komunikasi yang

terlaksana.

Page 28: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

12

2. Jenis-Jenis Tindak Tutur

a. Tindak Tutur Lokusi

Menurut Putrayasa (2015:87), menyatakan bahwa tindak tutur lokusi

adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Biasanya dipandang karena

kurang penting dalam kajian tindak tutur. Rahardi dan Sumarsono (dalam

Putrayasa, 2015:87) tindak tutur itu disebut The Act of Saying Something .

sebagai contoh adalah sebagai berikut. Ikan paus adalah binatang mamalia

terbesar di samudra. Pada kalimat tersebut diutarakan semata-mata hanya

menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi

untuk memengaruhi lawan tuturnya. Kalimat tersebut hanya berupa informasi

yang tidak berdampak apa-apa terhadap mitra tuturnya.

Bila diamati secara saksama, konsep lokusi itu adalah konsep yang

berkaitan dengan proposisi kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini

dipandang sebagai satuan yang terdiri atas dua unsur, yakni subjek/topik dan

predikat/comment (Nababan dalam Putrayasa, 2015:87). Selanjutnya,

dikatakan bahwa tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah

untuk diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dilakukan

tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur.

b. Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk mengatakan atau

menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu.

Tindak ilokusi disebut juga sebagai The Act of Doing Something (Rahardi dan

Sumarsono dalam Putrayasa, 2015:87). Tindak ilokusi adalah apa yang ingin

Page 29: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

13

dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu dan dapat

merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam,

meramalkan, memerintah, meminta, dan lain sebagainya. Tindak ilokusi ini

dapat dikatakan sebagai tindak terpenting dalam kajian dan pemahaman

tindak tutur (Nadar dalam Putrayasa, 2015:87). Pada kalimat (1) sampai (4)

misalnya, cenderung tidak hanya digunakan untuk menginformasikan

sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya

dipertimbangkan secara saksama.

(1) Saya tidak bisa datang.

(2) Ada anjing galak.

(3) Ujian sudah dekat.

(4) Rambutmu sudah panjang.

Kalimat (1) jika diutarakan oleh seseorang kepada temannya yang

baru saja berulang tahun, kalimat (1) tidak hanya berfungsi menyatakan atau

menginformasikan sesuatu, tetapi juga untuk melakukan sesuatu, yakni

bermaksud untuk meminta maaf karena tidak bisa hadir dalam pesta ulang

tahun. Informasi ketidakhadiran penutur dalam hal ini kurang begitu penting

karena besar kemungkinan lawan tutur sudah mengetahui hal tersebut. Pada

kalimat (2) yang biasa ditemui di pintu pagar atau bagian depan rumah

pemilik anjing tidak hanya sekadar untuk menginformasikan kepada

seseorang, tetapi untuk memberikan peringatan. Akan tetapi, apabila bila

ditujukan kepada pencuri, tuturan itu mungkin digunakan untuk menakutinya.

Kalimat (3), bila diucapkan oleh seorang guru kepada muridnya, mungkin

Page 30: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

14

berfungsi untuk memberikan peringatan kepada siswanya untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian yang sudah dekat. Bila

diucapkan oleh seorang ayah kepada anaknya, mungkin dimaksudkan untuk

menasihati agar lawan tutur tidak hanya bepergian menghabiskan waktu

secara sia-sia. Wacana (4) jika diucapkan oleh seorang lelaki kepada

pacarnya, mungkin berfungsi untuk menyatakan kekagumannya atau

kegembiraan. Akan tetapi, bila diucapkan oleh seorang ibu kepada anak

lelakinya, atau boleh seorang istri kepada suaminya, mungkin dimaksudkan

untuk menyuruh atau memerintah agar anak tersebut atau sang suami

memotong rambutnya.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa tindak ilokusi sangat sukar

diidentifikasikan karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa

penutur atau lawan tuturnya, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi, dan

sebagainya. Dengan demikian, tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk

memahami tindak tutur.

Menurut Putrayasa (2015:92), menyatakan bahwa pembagian tindak

tutur berdasarkan maksud penutur ketika berbicara (ilokusi) dibagi dalam

lima jenis. Pembagian ini didasarkan atas asumsi “Berbicara menggunakan

suatu bahasa adalah mewujudkan perilaku dalam aturan yang tertentu”.

Kelima tindak tutur tersebut adalah:

1) Tindak tutur representatif yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

menetapkan atau menjelaskan sesuatu apa adanya. Tindak tutur ini,

seperti menyatakan, melaporkan, memberitahukan, menjelaskan,

Page 31: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

15

mempertahankan, menolak, dan lain-lain. Tindak menyatakan,

mempertahankan maksudnya adalah penutur mengucapkan sesuatu,

maka mitra tutur percaya terhadap ujaran penutur. Tindak

melaporkan, memberitahukan, maksudnya ketika penutur

mengujarkan sesuatu, maka penutur percaya bahwa telah terjadi

sesuatu. Tindak menolak, menyangkal, maksudnya penutur

mengucapkan sesuatu maka mitra tutur percaya bahwa terdapat

alasan untuk tidak percaya. Tindak menyetujui, mengakui,

maksudnya ketika penutur mengucapkan sesuatu, maka mitra tutur

percaya bahwa apa yang diujarkan oleh penutur berbeda dengan apa

yang ia inginkan dan berbeda dengan pendapat semula.

Contoh : “Pokok bahasan kita hari ini mengenai analisis wacana.”

Tuturan dosen di atas merupakan salah satu contoh tindak tutur yang

termasuk dalam tindak memberitahukan.

2) Tindak tutur komisif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

mendorong pembicaraan melakukan sesuatu, seperti berjanji,

bernazar, bersumpah, dan ancaman. Komisif terdiri atas 2 tipe, yaitu

promises (menjanjikan) dan offers (menawarkan) (Ibrahim dalam

Putrayasa, 2015). Tindak menjanjikan, mengutuk, dan bersumpah

maksudnya adalah penutur menjanjikan mitra tutur untuk melakukan

A, berdasarkan kondisi mitra tutur menunjukkan dia ingin penutur

melakukan A.

Contoh : “Saya berjanji akan datang besok.”

Page 32: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

16

Tuturan di atas, merupakan salah satu contoh tindak komisif yang

termasuk dalam menjanjikan.

3) Tindak tutur direktif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

mendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnya menyuruh,

perintah, meminta. Menurut Ibrahim dalam Putrayasa (2015),

megatakan bahwa direktif mengekspresikan sikap penutur terhadap

tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur, misalnya meminta,

memohon, mengajak, bertanya, memerintah, dan menyarankan.

Tindak meminta maksudnya ketika mengucapkan sesuatu, penutur

meminta mitra tutur untuk melakukan A, maksudnya mitra tutur

melakukan A, karena keinginan penutur. Tindak memerintah,

maksudnya ketika penutur mengekspresikan keinginannya pada

mitra tutur untuk melakukan A, mitra tutur harus melakukan A,

mitra tutur melakukan A, karena keinginan penutur. Tindak

bertanya, ketika mengucapkan sesuatu penutur bertanya,

mengekspresikan keinginan kepada mitra tutur, mitra tutur

menjawab apa yang ditanya oleh penutur.

Contoh :

Guru : “Siapa yang piket hari ini?”

Siswa : “Ani.” (siswa yang bersangkutan maju)

Tuturan di atas, merupakan suatu pertanyaan yang tujuannya

meminta informasi mitra tutur.

Guru : “Coba, ulangi jawabannya.”

Page 33: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

17

Tuturan ini juga termasuk tindak tutur direktif yang maksudnya

menyuruh atau meminta mitra tutur mengulangi kembali

jawabannya.

4) Tindak tutur ekspresif, yaitu tindak tutur ini berfungsi untuk

mengekspresikan perasaan dan sikap. Tindak tutur ini berupa tindak

meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat,

memuji, dan mengkritik. Penutur mengekspresikan perasaan tertentu

kepada mitra tutur baik yang berupa rutinitas maupun yang murni.

Perasaan dan pengekspresian penutur untuk jenis situasi tertentu

yang dapat berupa tindak penyampaian salam (greeting) yang

mengekspresikan rasa senang karena bertemu dan melihat seseorang,

tindak berterima kasih (thanking) yang mengekspresikan rasa syukur

karena telah menerima sesuatu. Tindak meminta maaf (apologizing)

mengekspresikan simpati karena penutur telah melukai atau

mengganggu mitra tutur.

Contoh : “Ya, bagus sekali nilai rapormu.”

Tuturan di atas, merupakan salah satu contoh tindak ekspresif yang

termasuk pujian.

5) Tindak tutur deklaratif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

memantapkan sesuatu yang dinyatakan, antara lain dengan setuju,

tidak setuju, benar-benar salah, dan sebagainya.

Page 34: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

18

c. Tindak Tutur Perlokusi

Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya

dimaksudkan untuk memengaruhi lawan tutur. Sebuah tuturan yang

diucapkan oleh seseorang sering mempunyai daya pengaruh (perlocutionary

force), atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini

dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak

perlokusi yaitu tindakan untuk memengaruhi lawan tutur seperti memalukan,

mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain. Tindak ini disebut sebagai The Act

of Affecting Something (Rahardi dan Sumarsono dalam Putrayasa, 2015:88).

Adapun contoh tindak tutur perlokusi sebagai berikut:

(1) Rumahnya jauh.

(2) Kemarin saya sangat sibuk.

(3) Televisinya 20 inci.

Seperti halnya dengan tindak tutur ilokusi, kalimat (1) sampai dengan

(3) tidak hanya mengandung tindak lokusi saja. Jika kalimat (1) diucapkan

oleh seseorang kepada ketua perkumpulannya, maka ilokusinya adalah secara

tidak langsung menginformasikan bahwa orang yang dibicarakan tidak dapat

terlalu aktif di dalam organisasinya. Adapun efek perlokusi yang mungkin

diharapkan adalah agar ketua tidak terlalu banyak memberikan tugas

kepadanya. Jika kalimat (2) diucapkan oleh seseorang yang tidak dapat

menghadiri undangan rapat kepada orang yang mengundangnya, kalimat ini

merupakan tindak ilokusi memohon maaf, dan efek perlokusi yang

diharapkan adalah orang yang mengundang dapat memakluminya. Bila

Page 35: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

19

kalimat (3) diucapkan oleh seseorang kepada temannya pada saat akan

diselenggarakannya siaran langsung sebuah ajang kompetisi bernyanyi

misalnya, kalimat ini tidak hanya mengandung tindak lokusi, tetapi juga

ilokusi yang berupa ajakan untuk menonton di tempat temannya, dengan efek

perlokusi lawan tutur menyetujui ajakannya.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa secara relatif mudah dapat

diketahui bahwa wacana (4) dan (5) di bawah ini tidak semata-mata

mengandung lokusi, tetapi juga ilokusi, bahkan perlokusi sebagai maksud

pengutaraannya yang utama.

(4) Baru-baru ini Walikota Denpasar telah membuka Wijaya Departement

Store yang terletak di pusat belanjaan dengan tempat parkir yang sangat

luas dan aman.

(5) Kartu pass tidak berlaku.

Wacana (4) disusun bukan semata-mata untuk memberikan sesuatu, tetapi

secara tidak langsung merupakan undangan atau ajakan untuk berbelanja ke

Departement Store bersangkutan. Letak Departement Store yang strategis

dengan tempat yang amat luat serta aman diharapkan memiliki efek untuk

membujuk para pembacanya. Pada wacana (5) lazimnya ditemui pada iklan

film yang akan atau sedang ditayangkan. Wacana (5) secara tidak langsung

mengutarakan ilokusi bahwa film yang diputar sangat bagus, dengan

perlokusi dapat membujuk para calon penontonnya.

Page 36: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

20

3. Jenis Tindak Tutur Berdasarkan Penyampaiannya

Menurut Najamuddin (2018:21-24), berpendapat bahwa berdasarkan cara

penyampaiannya, tuturan dapat dibedakan menjadi tuturan langsung dan tuturan

tidak langsung. Secara formal, berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi

kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah.

Secara konvensional kalimat berita digunakan untuk memberitakan sesuatu

(informasi), kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk

menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan. Bila kalimat itu

dituturkan secara konvensional maka tindak tutur yang terbentuk adalah tindak

tutur langsung (direct speech act).

Di samping itu untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan

dengan kalimat berita atau tanya agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya

dip]erintah. Bila hal ini terjadi maka terjadi tindak tutur tidak langsung (indirect

speech act). Untuk memperjelas pendapat di atas dapat diberikan contoh sebagai

berikut:

1. Ambilkan baju saya!

Kalimat di atas adalah kalimat langsung (direct speech act). Jika dijadikan

kalimat tidak langsung (indirect speech act) maka kalimatnya akan berubah

menjadi:

2. Di mana baju saya?

Kalimat 2) jika dituturkan oleh seorang kakak kepada adiknya tidak

semata-mata hanya untuk menanyakan letak bajunya, tetapi juga secara tidak

langsung memerintah agar sang adik untuk mengambil baju kakaknya.

Page 37: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

21

Dari uraian tersebut, Wijana (dalam Najamuddin, 2018) membuatkan

skema penggunaan modus kalimat dalam kaitannya dengan kelangsungan tindak

tutur dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penggunaan Modus Kalimat

Modus

Tindak Tutur

Langsung Tidak langsung

Berita Memberitahukan Menyuruh

Tanya Bertanya Menyuruh

Perintah Memerintah -

Skema di atas juga menunjukkan bahwa kalimat perintah tidak dapat

digunakan untuk mengutarakan tuturan secara tidak langsung. Selain ada tindak

tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung ada juga tindak tutur literal dan

tindak tutur tidak literal. Tindak tutur literal (literal speech act) adalah tindak

tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya,

sedangkan tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act) adalah tindak tutur

yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata

yang menyusunnya (Wijana dalam Najamuddin, 2018:22).

1) penyanyi itu suaranya bagus.

2) suaramu bagus, (tapi tak usah nyanyi saja).

Kalimat c), bila diutarakan untuk maksud memuji atau mengagumi

kemerduan suara penyanyi yang dibicarakan, merupakan tindak tutur literal,

sedangkan kalimat 4), karena penutur memaksudkan bahwa suara lawan tuturnya

Page 38: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

22

tidak bagus dengan mengatakan, “tak usah nyanyi saja” merupakan tindak tutur

tidak literal.

4. Interseksi Berbagai Tindak Tutur

Menurut Wijana dan Rosadi (dalam Najamuddin, 2018), menyatakan

bahwa tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung bila disinggungkan

(diinterseksikan) dengan tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal, akan

didapatkan tindak tutur tidak langsung sebagai berikut:

a. Tindak Tutur Langsung Literal

Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act) adalah tindak

tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan

maksud pengutaraannya. Maksudnya adalah memerintah dengan

menggunakan kalimat perintah, bertanya dengan menggunakan kalimat tanya,

dan memerintah menggunakan kalimat perintah.

b. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

Tindak tutur tidak langsung literal (indirech literal speech act) adalah

tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai

dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya

sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur, dengan kata lain memerintah

menggunakan kalimat berita atau memerintah menggunakan kalimat tanya.

Misalnya, seorang berkata, “Ruangan ini berantakan.” Kalimat ini adalah

kalimat berita tetapi dalam konteks seorang guru yang berkata kepada

siswanya. Kalimat ini tidak hanya memberikan informasi tetapi juga

memerintah siswanya agar membereskan ruangan kelasnya.

Page 39: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

23

c. Tindak Tutur Langsung Tidak Literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal (direct nonliteral speech act)

adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai

dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki

makna yang sama dengan maksud penuturnya. Maksudnya adalah

memerintah diutarakan dengan kalimat perintah dan maksudnya untuk

menginformasikan dengan kalimat berita. Contoh: “Kalau makan biar

kelihatan sopan, bersuaralah terus!”. Dalam kalimat ini penutur menyuruh

lawan tuturnya agar tidak berbicara ketika sedang makan. Dalam hal ini

kalimat tanya tidak dapat digunakan untuk mengutarakan tindak tutur

langsung tidak literal.

d. Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal (indirect nonliteral speech

act) adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna

kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan.

Maksudnya adalah jika ingin memerintah seseorang tidak harus

menggunakan kalimat perintah tetapi bisa menggunakan kalimat berita atau

menggunakan kalimat tanya. Misalnya, “Volume radionya pelan sekali, tidak

kedengaran.” Kalimat ini dituturkan oleh seorang tetangga agar mengecilkan

atau mematikan radionya agar tidak bising.

E. Aspek-Aspek Situasi Ujar

Menurut Wijana (dalam Najamuddin, 2018:18-20), menyatakan bahwa

aspek-aspek situasi ujar terdiri atas lima bagian, yaitu: 1) penutur dan lawan tutur;

Page 40: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

24

2) konteks tuturan; 3) tujuan tuturan; 4) tindak tutur sebagai bentuk tindakan; dan

5) tuturan sebagai produk tindak verbal. Aspek-aspek situasi tutur akan dijelaskan

sebagai berikut :

1. Penutur dan Lawan Tutur

Konsep penutut dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan pembaca

bila tuturan bersangkutan dikomunikasikan dengan media tulisan. Aspek-aspek

yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia, latar belakang

sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dan sebagainya.

2. Konteks Tuturan

Konteks tuturan penelitian linguistik adalah konteks dalam semua aspek

fisik atau setting sosial yang relevan dari tuturan bersangkutan. Konteks yang

bersifat fisik lazim disebut koteks (cotext), sedangkan konteks setting sosial

disebut konteks. Di dalam pragmatik konteks itu pada hakikatnya adalah semua

latar belakang pengetahuan (back ground knowledge) yang dipahami bersama

oleh penutur dan lawan tutur.

3. Tujuan Tuturan

Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi oleh

maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang

bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau

sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama.

4. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas

Bila gramatika menangani unsur-unsur kebahasaan sebagai entitas yang

abstrak, seperti kalimat dalam studi sintaksis, proposisi dalam studi semantik, dan

Page 41: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

25

sebagainya. Pragmatik berhubungan dengan tindak verbal (verbal act) yang

terjadi dalam situasi tertentu. Dalam hubungan ini pragmatik menangani bahasa

dalam tingkatannya yang lebih konkret dibanding dengan tata bahasa. Tuturan

sebagai entitas konkret jelas penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat

pertuturannya.

5. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal

Tuturan yang digunakan dalam pragmatik, seperti yang dikemukakan

dalam kriteria keenam merupakan bentuk tindak tutur. Oleh karena itu, tuturan

yang dihasilkan merupakan bentuk dari tindak verbal.

Adapun menurut Poedjosoedarmo (dalam Putrayasa, 2015:96),

menjelaskan bahwa aspek tutur atau komponen tutur juga diekplanasikan dengan

menggunakan memoteknik O, O, E MAU BICARA, memoteknik tersebut

diuraikan sebagai berikut.

O1 : Orang ke-1, yang dimaksudkan di sini adalah pribadi penutur karena

sedikit banyaknya ujaran memang ditentukan oleh pribadi penutur.

Seorang penutur yang pemalu akan memiliki kebiasaan kebahasaan yang

berbeda dengan seorang pemberani. Latar belakang penutur meliputi:

jenis kelamin, asal daerah, asal golongan masyarakat, umur, profesi,

kelompok etnik, dan aliran kepercayaannya.

O2 : Orang ke-2, yaitu lawan tutur orang ke-1. Faktor penting kedua yang

menentukan bentuk tutur keluar dari mulut seorang penutur ialah orang

kedua, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur itu. Yang perlu

diperhatikan antara lain anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

Page 42: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

26

sosial orang kedua (O2) dan seberapa akrab hubungan antara kedua

orang tersebut. Anggapan terhadap keintiman relasi antara O1 pada O2

akan menentukan corak bahasa yang dituturkannya.

E : Warna emosi O1, yaitu suasana emosi O1 pada waktu yang bersangkutan

hendak bertutur. Warna emosi O1 akan sangat memengaruhi bentuk

tuturannya, misalnya seorang penutur yang gugup akan mengeluarkan

tuturan-tuturan yang tidak teratur, kurang jelas, dan kurang beraturan.

M : Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan kehendak O1 juga sangat

menentukan bentuk tuturannya. Misalnya, orang yang ingin meminjam

uang kepada seseorang akan cenderung menggunakan wacana yang

strukturnya berbelit-belit.

A : Adanya O3 dan barang-barang lain di sekitar adegan percakapan. Suatu

tuturan dapat berganti bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila

seseorang tertentu kebetulan hadir pada suatu adegan tutur. Misalnya,

karena alasan mengikutsertakan O3 yang berasal dari luar Pulau Jawa,

O1 dan O2 yang semula menggunakan bahasa Jawa beralih

menggunakan bahasa Indonesia.

U : Urutan tutur. Orang pertama yang memulai suatu percakapan akan lebih

bebas menentukan bentuk tuturannya daripada lawan tuturnya. Misalnya,

apabila O1 menggunakan bahasa Indonesia, maka O2 akan menjawabnya

dengan bahasa Indonesia pula. Demikian pula apabila O1 menggunakan

bahasa Jawa halus, maka O2 juga akan menanggapi dengan bahasa Jawa

Page 43: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

27

halus, kecuali dalam situasi percakapan tersebut O2 yakin status

sosialnya lebih tinggi daripada O1.

B : Bab yang dibicarakan, pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan juga

akan memengaruhi warna suasana bicara. Beberapa orang yang sedang

membicarakan masalah ilmiah, seperti sejarah, atau psikologi dan mereka

berasal dari berbagai daerah di Indonesia akan menggunakan bahasa

Indonesia. Demikian juga misalnya percakapan mengenai kepercayaan,

agama, dan bab-bab yang serius akan dilaksanakan dengan menggunakan

bahasa formal.

I : Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur seperti telegram, walkie talkie,

telepon juga memengaruhi bentuk ujaran. Biasanya bahasa yang

digunakan harus ringkas, langsung pada pokok masalahnya.

C : Cita rasa tutur. Cita rasa bahasa juga memengaruhi bentuk ragam tutur

yang dilontarkan. Kapan akan digunakan ragam bahasa santai, ragam

bahasa formal, dan ragam bahasa indah tentu bergantung pada berbagai

faktor. Suasana perkawinan yang megah tentu akan diisi berbagai pidato

yang indah juga. Sebaliknya, ragam bahasa santai tidak akan digunakan

dalam situasi yang serba tergesa-gesa atau pada saat penuturnya diburu

waktu.

A : Adegan tutur, yaitu faktor-faktor yang terkait dengan tempat, waktu, dan

peristiwa tutur. Percakapan yang dilakukan di masjid, gereja, kelenteng,

Page 44: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

28

atau tempat ibadah lain akan berbeda dengan percakapan yang dilakukan

di pasar.

R : Register khusus atau bentuk wacana atau genre tutur. Bentuk wacana

seperti pidato yang akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang lazim,

misalnya dimulai dengan sapaan, salam, introduksi, isi pidato, dan

penutup.

A : Aturan atau norma kebahasaan lain. Aturan kebahasaan atau norma akan

memengaruhi bentuk tuturan. ada sejumlah norma yang harus dipenuhi,

misalnya kejelasan dalam bicara. Di samping itu juga, terdapat aturan

yang berisi anjuran untuk tidak menanyakan tentang gaji, umur, dan lain-

lain yang bersifat pribadi. Keberadaan norma dan aturan tersebut akan

menentukan bentuk ujaran.

F. Kerangka Pikir

Kajian pragmatik membahas mengenai tindak tutur. Tindak tutur

merupakan bentuk dari peristiwa komunikasi yang mempunyai fungsi, maksud,

dan tujuan tertentu serta menimbulkan pengaruh atau efek pada lawan tutur.

Tindak tutur juga dapat berarti sebuah tindakan seseorang dalam menanggapi

sesuatu hal dengan menggunakan bahasa yang di dalamnya memerlukan sebuah

makna atau arti tindakan. Adapun beberapa bentuk tindak tutur, yaitu: tindak tutur

lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada dua tindak tutur, yakni tindak tutur ilokusi dan tindak

tutur perlokusi. Pengertian dari tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang

Page 45: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

29

berfungsi menyampaikan atau menginformasikan sesuatu hal dengan adanya

tindakan, sedangkan tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berfungsi

menyampaikan atau menginformasikan sesuatu dengan adanya pengaruh atau efek

untuk ke depannya. Dalam tindak tutur ilokusi terdapat jenis-jenis tindak tutur,

yakni representatif, komisif, direktif, deklarasi, dan ekspresif. Pengertian dari

representative adalah tindak tutur yang memeriksa suatu keadaan atau peristiwa;

komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan sesuatu;

direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan agar pendengarnya melakukan

suatu tindakan; deklarasi adalah tindak tutur yang dapat mengubah atau

mendatangkan suatu keadaan; ekspresif adalah tindak tutur yang menunjukkan

keadaan psikologis atau sikap penuturnya.

Dari kedua tindak tutur yakni ilokusi dan perlokusi tersebut akan dianalisis

dan menghasilkan temuan yang berupa pendeskripsian tindak tutur ilokusi dan

perlokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami

Rappokalling.

Kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk skema

berikut:

Page 46: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

30

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

PRAGMATIK

TINDAK TUTUR

PERLOKUSI

ANALISIS

TUTURAN SANTRIWAN, SANTRIWATI, DAN

TENAGA PENGAJAR (USTADZ) YANG

MENGHASILKAN TINDAK TUTUR

TEMUAN

LOKUSI ILOKUSI

Page 47: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

tidak menggunakan perhitungan atau diistilahkan dengan penelitian ilmiah yang

menekankan pada karakter alamiah sumber data.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena tidak dituangkan dalam bentuk

bilangan. Dalam arti, berupa kata-kata yang diujarkan oleh santriwan, santriwati,

dan tenaga pengajar (ustadz).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis percakapan pada

kegiatan mengaji santriwan, santriwati, dan tenaga pengajar (ustadz) yang

bertempat di Masjid Jami Rappokalling. Adapun waktu penelitian yang

dilaksanakan yakni selama 3 minggu dimulai pada tanggal 16-03 Agustus 2019.

C. Defini Istilah

1. Tindak tutur : suatu aksi atau tindakan seseorang dalam menanggapi sesuatu

hal dengan menggunakan bahasa yang di dalamnya memerlukan sebuah

makna atau arti tindakan.

2. Tindak tutur lokusi : tindak tutur yang sekadar menyampaikan atau

menginformasikan tanpa ada timbal balik.

Page 48: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

32

3. Tindak tutur ilokusi : tindak tutur yang bersifat menyampaikan atau

menginformasikan dengan adanya tindakan bagi para pendengar atau lawan

tutur.

4. Tindak tutur perlokusi : tindak tutur yang bersifat menyampaikan atau

menginformasikan dengan adanya tindakan dan pengaruh atau efek bagi para

pendengar di masa depan.

D. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah ujaran dari santriwan, santriwati, dan

tenaga pengajar di Masjid Jami Rappokalling. Adapun sumber data yakni tenaga

pengajar berjumlah 4 orang, santriwan berjumlah 12 orang, dan santriwati

berjumlah 11 orang di Masjid Jami Rappokalling.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media

audio visual berupa kamera. Media audio visual adalah media yang mempunyai

unsur suara dan unsur gambar. Dalam penelitian ini, kamera yang digunakan

adalah kamera handphone. Kamera berfungsi sebagai alat yang dapat membantu

untuk merekam setiap peristiwa tutur dan tindak tutur pada kegiatan mengaji

santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik observasi non-partisipan, peneliti tidak terlibat aktif dalam kehidupan

informan, tetapi hanya menjadi pengamat independen. Kemudian menggunakan

teknik rekam yang dilakukan dengan menggunakan media audio visual yang

Page 49: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

33

merekam setiap peristiwa dan tindak tutur. Setelah memperoleh hasil rekaman

audio visual, diadakan teknik simak yang dilakukan dengan menyimak

penggunaan bahasa. Setelah itu, hasil simakan yang berupa data dimasukkan ke

dalam data mentah yang merupakan sebuah kondisi untuk sebuah data di dalam

sebuah sistem komputer yang dikoleksi langsung dari sebuah sumber langsung

tanpa perubahan apa pun. Kemudian data diklasifikasi ke dalam korpus data

dengan mengidentifikasi tindak tutur ilokusi dan perlokusi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah setelah data

terkumpul dari hasil rekaman audio visual yang kemudian dicatat dalam kartu

data dan sudah ditata secara sistematis sesuai dengan kepentingan penelitian.

Tahap ini data dianalisis sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Analisis yang

dilakukan dalam penelitian ini berupa mengindentifikasi jenis tindak tutur ilokusi

dan perlokusi pada tiap ujaran santriwan, santriwati, dan tenaga pengajar (ustadz)

di Masjid Jami Rappokalling.

Page 50: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian yang terdapat pada

kegiatan mengaji santriwan dan santriwati dengan pembahasan yaitu tindak tutur

ilokusi dan perlokusi yang dilakukan oleh santriwan, santriwati, dan tenaga

pengajar di Masjid Jami Rappokalling.

Hasil penelitian dalam penelitian ini mendeskripsikan tindak tutur ilokusi

dan perlokusi yang terdapat pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di

Masjid Jami Rappokalling. Deskripsi hasil penelitian ini disesuaikan dengan

tujuan penelitian, yaitu (1) mendeskripsikan tindak tutur ilokusi pada kegiatan

mengaji santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling dan (2)

mendeskripsikan tindak tutur perlokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan

santriwati di Masjid Jami Rappokalling. Deskripsi hasil penelitian dipaparkan

sebagai berikut.

1. Tindak Tutur Ilokusi pada Kegiatan Mengaji Santriwan dan

Santriwati di Masjid Jami Rappokalling

Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk mengatakan atau

menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu.

Tindak ilokusi adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu

menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji,

minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta, dan lain

sebagainya. Tindak tutur ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena dalam

Page 51: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

35

peristiwa tindak tutur ini terlebih dahulu perlu diketahui siapa penutur dan

lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi. Sehingga dikatakan

bahwa tindak tutur ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami

tindak tutur.

Pembagian tindak tutur berdasarkan maksud penutur ketika

berbicara (ilokusi) dibagi dalam lima jenis. Sehubungan dengan hal tersebut

bahwa berbicara merupakan bahasa yang digunakan dengan adanya

dorongan, tanggapan atau reaksi antara penutur dan mitra tutur ketika

dihadapkan pada situasi dan kondisi sekitarnya. Kelima tindak tutur

tersebut, yaitu tindak tutur representatif, tindak tutur komisif, tindak tutur

direktif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklaratif.

Tindak tutur representatif yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

menetapkan atau menjelaskan sesuatu apa adanya. Tindak tutur komisif,

yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk mendorong pembicaraan melakukan

sesuatu. Tindak tutur direktif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

mendorong pendengar melakukan sesuatu. Tindak tutur ekspresif, yaitu

tindak tutur ini berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap.

Tindak tutur deklaratif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

memantapkan sesuatu yang dinyatakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut tindak tutur ilokusi terdapat tindak

representatif, tindak komisif,tindak direktif, tindak ekspresif, dan tindak

deklaratif. Namun, dalam penelitian ini peneliti tidak menemukan semua

bentuk tindak tutur, yang ditemukan yaitu : tindak representatif, tindak

Page 52: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

36

komisif, tindak direktif, dan tindak ekspresif. Keempat bentuk tindak tutur

tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

a. Tindak Representatif

Tindak tutur representatif yaitu tindak tutur yang berfungsi

untuk menetapkan atau menjelaskan sesuatu apa adanya. Tindak tutur

ini, seperti menyatakan, melaporkan, memberitahukan, menjelaskan,

mempertahankan, menolak, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini, ditemukan ada tiga jenis tindak tutur

representatif, yaitu tindak melaporkan, tindak memberitahukan, dan

tindak menolak. Data mengenai tiga jenis tindak tutur tersebut

dipaparkan berikut ini.

1) Melaporkan

Tindak melaporkan merupakan salah satu tindak representatif

yang dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan

interaksi. Tuturan ini dilakukan penutur kepada mitra tutur dengan

maksud melaporkan suatu kejadian atau peristiwa. Data berupa tindak

melaporkan dipaparkan berikut ini.

(1) SA : “Kak Hilman, ada mi kak Anti!”

(1-003)

UH : “Kak Anti! Oh iya, ke sana mi pale.”

SA : (menuju ke Ust. Anti)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh santriwati A ketika ia melihat ustdza

yang akan mengajarinya mengaji telah datang.

Page 53: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

37

Data (1) mengandung makna tindak melaporkan. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh Santriwati (SA) ketika melaporkan hal yang

dilihatnya yakni melihat ustadza yang mengajarinya mengaji telah datang dan

ingin menghampirinya untuk belajar mengaji. Pernyataan tersebut ditunjukkan

dengan tuturan kak Hilman, ada mi kak Anti!, yang merupakan pelaporan.

2) Memberitahukan

Tindak memberitahukan merupakan salah satu tindak

representatif yang dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika

melakukan interaksi. Tuturan ini dilakukan dengan maksud

memberitahukan suatu kejadian atau peristiwa. Data berupa tindak

memberitahukan dipaparkan berikut ini.

(2) UH : “Nah, ... kalau mengajiki berlipat gandaki amalanta di

bulan Ramadan, kalau bikinki dosa toh, berlipat ganda

juga dosata.”

(2-028)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ustadz Hilman ketika membahas

mengenai kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadan yang

berkaitan dengan rukun islam yang salah satunya ialah berpuasa

dan memberitahukan santrinya perihal balasan yang diperolehnya

jika melakukan perbuatan baik atau buruk.

Data (2) mengandung makna tindak memberitahukan. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadz Hilman (UH) ketika membahas

mengenai kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadan yang telah berlalu berkaitan

dengan rukun islam yang salah satunya ialah berpuasa dan memberitahukan

perihal ganjaran atau balasan dari sebuah perbuatan yang dilakukan di bulan

Ramadan. Ustadz Hilman (UH) memberitahukan bahwa jika kita mengaji di bulan

Page 54: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

38

Ramadan maka amalan kita berlipat ganda tetapi jika kita berbuat dosa di bulan

Ramadan maka dosa kita pun berlipat ganda. Pernyataan tersebut ditunjukkan

dengan tuturan kalau mengajiki berlipat gandaki amalanta di bulan Ramadan,

kalau bikinki dosa toh, berlipat ganda juga dosata yang merupakan

pemberitahuan.

3) Menolak

Tindak menolak merupakan salah satu tindak representatif yang

dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan interaksi.

Tuturan ini dilakukan dengan maksud menolak sebuah permintaan atau

keinginan. Data berupa tindak menolak dipaparkan berikut ini.

(3) R : “Mauka main kak.”

F : “Ih, belum pi waktu nah.”

UY : “Belum pi waktu main nah. Di sini saja di bangkunya, asal

jangan jalan-jalan, di situ saja di bangkunya!”

(7-098)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ustadz Yuli ketika menolak permintaan

atau keinginan Reski untuk bermain dan berjalan-jalan di dalam

masjid.

Data (3) mengandung makna tindak menolak. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli yang menolak permintaan Reski yang

ingin bermain dengan mengatakan bahwa belum waktunya untuk beristirahat atau

bermain karena waktu kegiatan mengaji sedang berlangsung. Pernyataan tersebut

ditunjukkan dengan tuturan belum pi waktu main nah yang merupakan penolakan.

Realisasi dari tuturan ini adalah ustadza Yuli (UY) melarang santriwatinya

bermain dan berjalan atau berlarian di dalam masjid.

Page 55: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

39

b. Tindak Komisif

Tindak tutur komisif yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

mendorong pembicaraan melakukan sesuatu, seperti berjanji, bernazar,

bersumpah, dan ancaman.

Dalam penelitian ini ditemukan ada satu jenis tindak tutur

komisif, yaitu tindak ancaman. Data mengenai tindak ancaman

dipaparkan berikut ini.

1) Mengancam

Tindak mengancam merupakan salah satu tindak komisif yang

dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan interaksi.

Tuturan ini dilakukan dengan maksud penutur mengancam mitra tutur

untuk melakukan A, berdasarkan kondisi mitra tutur menunjukkan dia

ingin penutur melakukan A. Data berupa tindak mengancam dipaparkan

berikut ini.

(4) UY : “Balqis, janganki bobo deh! Eh, ku kasih masuk malam ini

Balqis e tidak maui menurut!”

(6-059)

B : (bangun dan duduk).

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli ketika mengancam santrinya

yang sedang berbaring atau tiduran di waktu kegiatan mengaji

berlangsung.

(5) UY : “Pasang itu bajumu, ndag mauko, masuk malamko. Pasang

bajumu! Masuk malamko itu, sudah pi isya baru pulangko.

Pakai bajumu!”

(7-074)

F : (segera memasang baju)

Page 56: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

40

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli ketika mengancam Fadel yang

tidak memakai baju kokonya.

Data (4) mengandung makna tindak mengancam. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) yang beberapa kali menegur

Balqis (B) untuk tidak tiduran saat kegiatan mengaji berlangsung namun ia tidak

menurut pada perkataan ustadza sehingga ustadza Yuli (UY) mengancam akan

memindahkan jadwal mengajinya di malam hari jika ia tidak menurut untuk

bangun dari posisi tidurnya. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan ku

kasih masuk malam ini Balqis e tidak maui menurut!, yang merupakan ancaman.

Realisasi dari tuturan ini adalah melarang Balqis (B) untuk tidur atau berbaring

saat kegiatan mengaji sedang berlangsung.

Data (5) mengandung makna tindak mengancam. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) ketika melihat Fadel (F) tidak

mengenakan baju kokonya hanya baju kaos dalam saja karena kepanasan ia tidak

ingin memakainya sehingga ustadza Yuli mengancam akan memindahkan jadwal

mengajinya di malam hari jika ia tidak memakai baju koko. Pernyataan tersebut

ditunjukkan dengan tuturan tegas masuk malamko dan mengulanginya dengan

tuturan yang lebih jelas masuk malamko itu, sudah pi isya baru pulangko yang

merupakan ancaman.

c. Tindak direktif

Tindak tutur direktif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

mendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnya menyuruh,

Page 57: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

41

meminta, memohon, mengajak, bertanya, memerintah, dan

menyarankan.

Dalam penelitian ini ditemukan ada empat jenis tindak tutur

direktif, yaitu tindak memerintah, tindak bertanya, tindak menyarankan,

dan tindak meminta. Data mengenai empat jenis tindak tutur tersebut

dipaparkan berikut ini.

1) Memerintah

Tindak memerintah merupakan salah satu tindak direktif yang

dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan interaksi.

Tuturan ini dilakukan dengan maksud ketika penutur mengekspresikan

keinginannya pada mitra tutur untuk melakukan A, mitra tutur harus

melakukan A, mitra tutur melakukan A, karena keinginan penutur. Data

berupa tindak memerintah dipaparkan berikut ini.

(6) UY : “Menulis A Ba Ta!”

(4-035)

R : “Mana tadi anu na ini?” (berbicara dengan teman yang

memegang pulpen ustadznya)

UY : “Iya, jangan mi ininya ini na mo saja na cantik!”

R : “Pulpennya Bu guru”

TR : (memperlihatkan pulpen ustadznya)

R : “Taruh mi di tasku!” (sambil memberikan tempat pensil

kepada temannya).

TR : (menaruh tempat pensil ke dalam tas Reski)

R : “Apa ini?” (menanyakan tentang buku yang baru dilihatnya)

TR : “Pres...” (tak meneruskan kata-katanya ia langsung

mengambil bukunya kemudian buku itu disimpan olehnya)

R : (sedang menulis)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan santrinya

untuk menulis tulisan arab yang terdapat pada buku iqra di bagian

yang berjudul A Ba Ta.

Page 58: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

42

(7) UY : “Bismillahirrahmanirrahim... mulai! Jari!” (sambil

menunjuk jari santriwan)

(5-046)

RE : “A” (menunjuk huruf yang dibacanya)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan santrinya

untuk memulai mengaji dan menunjuk huruf yang dibacanya

dengan menggunakan jari.

(8) UY : “Mila, duduk makan!”

(6-061)

M : (Segera duduk)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan santrinya

untuk duduk ketika makan.

(9) UY : “Asisa, kasi’ki kak Naya nak! mau menjual buku. Kasi’ki

kak Naya di belakang!”

(6-068)

AS : “Kak Naya, Kak!”

UY : “Iya.”

AS : (segera ke belakang memberi kunci Kak Naya)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan Asisa

untuk memberikan kunci kepada ust. Naya.

(10) UY : “Duduk di bawah!”

(7-072)

SL : (segera turun dari meja dan duduk di lantai)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan santrinya

untuk duduk di lantai.

(11) UY : “Alpa, di sini duduk!”

(8-103)

A : (segera duduk)

Page 59: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

43

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan Alpa

untuk duduk ditempat yang ditunjukkan.

(12) UY : “Duduk anak soleh!”

(8-105)

S : “Siap.”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Yuli yang memerintahkan santrinya

untuk duduk dengan baik layaknya anak yang soleh.

(13) UA : “Pasang tasnya!” (berbicara kepada Fadillah)

(9-127)

F : (memasang tasnya)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Anti yang memerintahkan santrinya

untuk memasang tasnya ketika hendak bersiap untuk pulang.

Data (6) mengandung makna tindak memerintah. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) saat mengajari seorang

santriawati dengan melatih keterampilan menulisnya dalam menulis tulisan arab.

Ia memerintahkan Reski (R) untuk menulis tulisan arab yang terdapat pada buku

iqra di bagian yang berjudul A Ba Ta. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan

tuturan menulis A Ba Ta!, yang merupakan perintah.

Data (7) mengandung makna tindak memerintah. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) saat akan memulai untuk

mengajar Reihan (RE) mengaji. Ustadza Yuli (UY) memerintahkan Reihan (RE)

untuk memulai mengajinya dan menyuruhnya menunjuk huruh hijaiyah yang akan

dibacanya dengan menggunakan jarinya agar diketahui huruf yang dibacanya.

Page 60: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

44

Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan mulai! Jari!, yang merupakan

perintah.

Data (8) mengandung makna tindak memerintah atau menyuruh. Hal ini

tergambar pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) ketika melihat

Mila (M) sedang berdiri sambil makan. Ustadza Yuli (UY) memerintahkan atau

menyuruh Mila (M) untuk duduk ketika makan. Pernyataan tersebut ditunjukkan

dengan tuturan Mila, duduk makan!, yang merupakan perintah.

Data (9) mengandung makna tindak memerintah. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) ketika ingin memberikan

kunci kepada ustadza Naya. Ustadza Yuli (UY) memerintahkan Asisa (AS) untuk

memberikan kunci kepada ustadza Naya yang sedang berada di ruang belakang

sedangkan ia sedang mengajar mengaji yang tempatnya terpisah dengan ruangan

ustadza Naya. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan kasi’ki kak Naya

nak!, dan mengulang pernyataannya dengan jelas kasi’ki kak Naya di belakang!,

yang merupakan perintah.

Data (10) mengandung makna tindak memerintah atau menyuruh. Hal

ini tergambar pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) ketika melihat

Salsabila (SL) sedang duduk di atas meja. Ustadza Yuli (UY) memerintahkan atau

menyuruh Salsabila (SL) untuk duduk di bawah lantai bukan di atas meja.

Realisasi dari tuturan ini adalah ustadza Yuli (UY) melarang Salsabila (SL) duduk

di atas meja. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan duduk di bawah!,

yang merupakan perintah.

Page 61: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

45

Data (11) mengandung makna tindak memerintah. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) saat menyiapkan santrinya

untuk pulang dengan memperbaiki posisi duduk santri dengan baik. Ustadza Yuli

(UY) memerintahkan atau menyuruh Alpa (A) untuk duduk di tempat yang

ditunjukkan oleh ustadza Yuli (UY). Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan

tuturan Alpa, di sini duduk!, yang merupakan perintah.

Data (12) mengandung makna tindak memerintah. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Yuli (UY) saat akan menyiapkan

santrinya untuk pulang. Sebelum pulang para santri sudah harus duduk dengan

rapi dan baik. Ustadza Yuli memerintahkan santrinya untuk duduk dengan baik

atau duduk seperti anak yang saleh dengan gaya menyilakan kak. Pernyataan

tersebut ditunjukkan dengan tuturan duduk anak soleh!, yang merupakan perintah.

Data (13) mengandung makna tindak memerintah. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Anti (UA) saat menyiapkan santrinya

untuk bersedia pulang dan memastikan keadaan santrinya sudah dalam keadaan

rapi dan siap. Ustadza Anti (UA) melihat santrinya belum siap karena Fadillah (F)

belum memasang tasnya sehingga ustadza Anti (UA) memerintahkan atau

menyuruh Fadillah (F) untuk memakai tasnya. Pernyataan tersebut ditunjukkan

dengan tuturan pasang tasnya!, yang merupakan perintah.

2) Menyarankan

Tindak menyarankan merupakan salah satu jenis tindak

direktif yang dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan

interaksi. Tindak tutur ini berfungsi menyarankan mitra tutur agar tidak

Page 62: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

46

melakukan perbuatan atau tindakan yang tidak diinginkan penutur. Data

berupa tindak menyarankan dipaparkan berikut ini.

(14) UH : “Kenapa loyo semua ini, kenapa nah? Ndag makanki? Besok

tidak mauka lihatki loyo-loyo semua nah, makanki sebelum

ke sini!”

(1-007)

SB : “Paham, baik!”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Hilman yang menyarankan

santrinya untuk makan sebelum pergi mengaji di masjid.

(15) UA : “Wa’alaikumussalam warohmatullahiwabarokatu. ingat!

Hari senin jangan lupakan apa yang kak Anti bilang.

Sebelum tidur itu ya harus mengaji dan menghafal.

Kalau tidak lakukan itu jangan tidur, bangun tidur itu lagi

lakukan. Pokoknya lakukan secara rutin. Hari ahad

besok, besok paling banyak waktu untuk menghafal. Kalau

tidak menghafal berdi...”

(9-170)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Anti yang menyarankan santrinya

untuk mengaji dan menghafal ayat suci al-Qur’an sebelum hendak

tidur dan dilakukan secara rutin.

Data (14) mengandung makna tindak menyarankan. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadz Hilman (UH) ketika melihat santrinya

yang tidak bersemangat mengikuti kegiatan mengaji. Ustadz Hilman (UH)

menyarankan kepada santrinya untuk makan sebelum berangkat ke masjid.

Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan makanki sebelum ke sini!, yang

merupakan saran.

Data (15) mengandung makna tindak menyarankan. Hal ini tergambar

pada tuturan yang dituturkan oleh ustadza Anti (UA) ketika memberikan

Page 63: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

47

penjelasan di akhir pertemuan terkait hal yang telah disampaikan sebelumnya

mengenai jadwal mengaji dan penjelasan pentingnya mengaji dan menghafal ayat

suci al-Qur’an. Ustadza Anti (UA) menyarankan kepada santrinya untuk

membaca al-Qur’an atau mengaji dan menghafal ayat suci al-Qur’an sebelum

hendak tidur dan dilakukan secara rutin. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan

tuturan sebelum tidur itu ya harus mengaji dan menghafal kemudian ia

menegaskan dengan tuturan pokoknya lakukan secara rutin yang merupakan

saran. Realisasi tuturan ini adalah ustadza Anti (UA) mengingatkan kembali

keutamaan atau pentingnya membaca al-Qur’an atau mengaji dan menghafal ayat

suci al-Qur’an.

3) Bertanya

Tindak bertanya merupakan salah satu jenis tindak direktif yang

dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan interaksi.

Tindak tuturan ini berfungsi ketika mengucapkan sesuatu penutur

bertanya, mengekspresikan keinginan kepada mitra tutur, mitra tutur

menjawab apa yang ditanya oleh penutur. Data berupa tindak bertanya

dipaparkan berikut ini.

(16) UA: “Bangun pagi, bangun subuh?”

FH : “Mengahafal.”

UA : “Mengaji, apa lagi?”

FH : “Menghafal.”

UA : “Apa?”

FH : “Menghafal, sudah itu main sepuasnya.”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh Ustadza Anti yang menanyakan

kembali mengenai kegiatan yang hendak dilakukan ketika bangun

subuh.

Page 64: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

48

(17) UA : “Jam berapa datang?”

S : “Lima.”

UA : “Ih...”

S : “Setengah lima.”

UA : “Jam?”

(9-158)

S : “Setengah lima.”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Anti yang menanyakan waktu

kedatangan santrinya.

Data (16) mengandung makna tindak bertanya. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Anti (UA) yang menanyakan kegiatan

pertama yang dilakukan ketika bangun subuh. Ketika mendengar jawaban dari

Fadillah (FH) salah ustadza Anti (UA) mengungkapkan jawaban yang benar

kemudian ia menanyakan kembali untuk memastikan bahwa santriwatinya

mengingat atau tidak kegiatan yang dilakukan selanjutnya yang ternyata jawaban

yang dituturkan oleh Fadillah sebelumnya ialah kegiatan selanjutnya. Tuturan

tersebut ditunjukkan dengan mengaji, apa lagi?, yang merupakan sebuah

pertanyaan. Realisasi dari tuturan ini adalah ustadza Anti (UA) ingin memastikan

bahwa santrinya mengingat semua kegiatan yang dilakukan ketika bangun subuh.

Data (17) mengandung makna tindak bertanya. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Anti (UA) yang menanyakan waktu

kedatangan santrinya untuk mengikuti kegiatan mengaji. Tuturan tersebut

ditunjukkan dengan tuturan Jam?, yang maksudnya ia bertanya. Realisasi dari

tuturan ini adalah ustadza Anti (UA) ingin memastikan waktu kedatangan

santrinya yang harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Page 65: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

49

4) Meminta

Tindak meminta merupakan salah satu jenis tindak direktif yang

dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan interaksi.

Tindak tutur yang dituturkan penutur kepada mitra tutur yang bertujuan

untuk meminta sesuatu. Data berupa tindak meminta dipaparkan berikut

ini.

(18) UA : “Perhatian!” (9-117)

S : “Allahuakbar.”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Anti yang meminta perhatian

kepada santrinya untuk memperhatikan ke depan.

(19) UA : “Oke. Salam!” (9-168)

S : “Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatu.”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Anti yang meminta kepada

santrinya untuk memberi ucapan salam mengakhiri kegiatan

mengaji.

Data (18) mengandung makna tindak meminta. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Anti (UA) ketika melihat santrinya yang

masih belum tenang dan memperhatikan ke depan. Ustadza Anti (UA) meminta

perhatian kepada santrinya (UA) karena ustadza Anti (UA) akan memberitahukan

beberapa hal sebelum pulang. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan

perhatian!, yang maksudnya meminta perhatian.

Data (19) mengandung makna tindak meminta. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadza Anti meminta santrinya untuk memberi

Page 66: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

50

salam sebagai tanda mengakhiri pertemuan pada kegiatan mengaji. Pernyataan

tersebut ditunjukkan dengan tuturan salam!, yang maksudnya meminta salam.

d. Tindak Ekspresif

Tindak tutur ekspresif, yaitu tindak tutur yang berfungsi untuk

mengekspresikan perasaan dan sikap. Tindak tutur ini berupa tindak

meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat,

memuji, dan mengkritik. Penutur mengekspresikan perasaan tertentu

kepada mitra tutur baik yang berupa rutinitas maupun yang murni.

Dalam penelitian ini ditemukan ada dua jenis tindak tutur

ekspresif, yaitu tindak memuji dan tindak mengkritik. Data mengenai

dua jenis tindak tutur tersebut dipaparkan berikut ini.

1) Memuji

Tindak memuji merupakan salah satu jenis tindak ekspresif yang

dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan interaksi.

Tindak tutur ini berfungsi ketika penutur mengekspresikan rasa senang

kepada mitra tutur. Dalam menuturkan sesuatu penutur memberikan

pujian kepada mitra tutur karena telah melakukan sesuatu yang baik.

Data berupa tindak memuji dipaparkan berikut ini.

(20) S : “Saya, waktu ta libur kak mengajika.”

UH : “Bagus, kalau mengajiki di rumahta! atau panggilki orang

yang pintar mengaji ajarki mengaji. Jangan cuman di

masjidki mengaji, di luar juga..., atau temanta yang pintar

mengaji ajariki toh, dapatki pahala temanta.”

(2-030)

Page 67: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

51

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ust. Hilman ketika mendengar

santriwatinya mengatakan bahwa ia mengaji di waktu libur

sehingga memberikannya apresiasi berupa pujian.

(21) UA : (tersenyum). “Ingat! An Nas, bukan wasil wasil. Was....”

S : “Waswasil.”

UA : “Pintar! Yang tenang boleh pulang.” (9-176)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ustadz Anti ketika mendengar

santrinya memperbaiki bacaannya dengan benar sehingga

memberikannya apresiasi berupa pujian.

Data (20) mengandung makna tindak memuji. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadz Hilman ketika menjelaskan mengenai balasan

yang diperoleh jika berbuat baik atau buruk di bulan puasa yakni di bulan

ramadan. Setelah mendengar pernyataan santrinya yang mengaji di bulan puasa,

ustadz Hilman memberikan apresiasi mengenai hal tersebut kepada santrinya

dengan pujian. Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan tuturan bagus yang

merupakan pujian.

Data (21) mengandung makna tindak memuji. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh ustadz Anti (UA) yang mencoba memperbaiki

bacaan santrinya (S) yang salah mengucapkan bacaan ayat suci al-Qur’an yakni

yang terdapat pada surah an-Nas. Ustadza Anti (UA) berharap saat mencontohkan

ucapan yang benar pada potongan ayat yang salah diucapkan oleh santrinya (S)

dapat dipahami santrinya (S) dan memperbaikinya. Ketika santrinya (S) dapat

memahami dan memperbaiki bacaan pada potongan ayat tersebut, ustadza Anti

Page 68: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

52

(UA) memberikan apreasi kepadanya dengan pujian. Pernyataan tersebut

ditunjukkan dengan tuturan pintar yang merupakan pujian.

2) Mengkritik

Tindak mengkritik merupakan salah satu jenis tindak ekspresif

yang dilakukan antara penutur dan mitra tutur ketika melakukan

interaksi. Tindak tutur ini berfungsi ketika penutur mengekspresikan

rasa tidak sesuai dengan keadaan yang terjadi. Dalam menuturkan

sesuatu penutur memberikan kritik kepada mitra tutur karena telah

melakukan sesuatu yang keliru. Data berupa tindak mengkritik

dipaparkan berikut ini.

(22) R : (menulis)

TR : “Eh kenapa lurus! (menegur temannya yang salah dalam

menuliskan huruf hijaiyah yakni huruf ba), kasi’ masuk mi

bee baru mau na hapus! Saya contohkanko nah, contoh

dulu!

(4-045)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh teman Reski ketika mengkritik Reski

yang terlalu cepat mengambil tindakan yakni meminta atau

meyuruh temannya memasukkan tempat pensil yang masih

diperlukan.

Data (22) mengandung makna tindak mengkritik. Hal ini tergambar pada

tuturan yang dituturkan oleh teman Reski (TR) ketika Reski melakukan kesalahan

dalam menulis huruf hijaiyah yakni huruf ba. Sebelum kejadian itu Reski

meminta atau menyuruh temannya untuk memasukkan tempat pensil ke dalam

tasnya padahal Reski belum selesai menulis. Jadi ketika ia salah dalam menulis ia

memerlukan penghapus, tetapi ia meminta temannya untuk memasukkan tempat

Page 69: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

53

pensilnya ke dalam tas. Teman Reski mengkritik tindakan Reski yang masih

sementara menulis sedangkan alat tulis tidak tersedia dengan lengkap. Pernyataan

tersebut ditunjukkan dengan tuturan kasi’ masuk mi bee baru mau na hapus!,

yang merupakan kritikan.

2. Tindak Tutur Perlokusi pada Kegiatan Mengaji Santriwan dan

Santriwati di Masjid Jami Rappokalling

Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya

dimaksudkan untuk memengaruhi lawan tutur. Sebuah tuturan yang

diucapkan oleh seseorang sering mempunyai daya pengaruh (perlocutionary

force), atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini

dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak

perlokusi yaitu tindakan untuk memengaruhi lawan tutur seperti

memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain.

a. Efek Disengaja

1) UH : “Tidak bisaki juga jajan sembarangan di sini, pernahki

dengar cerita ini, yang makan gorengan langsung sakit

perutnya, muntaberki, sakitki perutnya, sembarang dia

makan toh!

SB : (menaikkan keningnya, tanda bahwa ia mengetahui cerita

tersebut)

UH : “Mauki juga begitu?!”

SB : “Tidak mau.” (1-012)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ustadz Hilman ketika

memberitahukan atau menjelaskan kepada santrinya mengenai

pengaruh berbahaya jika jajan sembarangan. Efeknya santri

menjadi tidak ingin jajan sembarangan.

Page 70: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

54

2) UI : “Tiga orang ji yang dengar. Apa na bilang ka Mughi, dia

tidak mau, ndag mauki na terima, ndag mauki na terima

semua karena dia juga ada tanggung jawabnya, tanggung

jawab masing-masing. Janganki egois, mauki sama

ini...mauki sama itu...terima maki saja.”

S : (sedih)

(3-034)

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh ustadza Irma ketika menjelaskan

bahwa santrinya tidak boleh bersikap egois dan harus menerima

keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak TPA. Efeknya santri

merasa sedih dengan keputusan tersebut.

Data (1) mengandung makna tindak perlokusi yakni efek disengaja. Hal

ini tergambar pada tuturan yang dituturkan oleh ustadz Hilman (UY) yang dengan

sengaja memberitahukan atau menjelaskan sebuah peristiwa nyata yang terjadi

mengenai berbahanya pengaruh dari jajan sembarangan yang bisa menyebabkan

berbagai macam penyakit agar santrinya (SB) tidak jajan sembarangan. Efeknya

santri (SB) berpikir tidak ingin lagi jajan sembarangan. Efek atau pengaruh

tersebut ditunjukkan dengan tuturan tidak mau.

Data (2) mengandung makna tindak perlokusi efek disengaja. Hal ini

tergambar pada tuturan yang dituturkan oleh Ustadza Irma (UI) ketika mengetahui

bahwa santrinya (S) keberatan dan ingin pindah pengajar sehingga ustadza Irma

(UI) menjadi emosi (marah). Ustadza Irma (UI) menjelaskan bahwa santrinya (S)

tidak boleh bersikap egois hingga ingin pindah begitu saja karena kelompoknya

telah ditentukan sebelumnya. Efeknya santri merasa sedih dengan keputusan atau

ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak TPA. Efek tersebut ditunjukkan

dengan ekspresi wajah santriwan yang sedih.

Page 71: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

55

b. Efek Tidak Disengaja

3) UH : “Ataukah main-mainki, nontonki.”

SB : “Nonton.”

UH : “Hihi, nonton, nonton apa? Upin ipin?”

(2-026)

SB : “Iya.”

Konteks tuturan :

Tuturan ini dituturkan oleh santriwati ketika ditanya mengenai

kegiatan yang dilakukan saat libur. Ustadz Hilman tertawa setelah

mendengar jawaban spontan yang terdengar humor dari santrinya.

4) R : “Hii (tersenyum) banyak sekali bela, ku lupa semua mi.”

UY : (tersenyum) “ini ini, apa namanya ini?” (sambil menunjuk

jarinya yang menunjukkan bahwa benda tersebut berawal

dari suku kata ja)

(7-087)

Konteks tuturan :

Ustadza Yuli tersenyum setelah mendengar tuturan polos dari

santrinya yang mengatakan lupa karena terlalu banyak bacaan

sehingga ia tidak ingat semua.

Data (3) mengandung makna tindak perlokusi efek tidak disengaja. Hal ini

tergambar pada tuturan yang dituturkan oleh santriwati (SB) ketika ditanya oleh

ustadz Hilman (UH) mengenai kegiatan yang dilakukan saat ia libur. Ustadz

Hilman (UH) berharap santriwatinya melakukan kegiatan yang bermanfaat, tetapi

dengan spontan salah seorang santrinya (SB) menjawab nonton. Efeknya ustadz

Hilman tertawa kecil mendengar jawaban santrinya itu. Efek tersebut ditunjukkan

dengan tuturan hihi, nonton, nonton apa? Upin ipin?.

Data (4) mengandung makna tindak perlokusi efek tidak disengaja. Hal ini

tergambar pada tuturan yang dituturkan oleh Reski (R) yang tiba-tiba tampak

malu dengan mengekspresikannya dengan senyuman disertai dengan tuturan yang

mengatakan bahwa ia lupa dengan huruf hijaiyah yang terlalu banyak dibacanya.

Page 72: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

56

Efeknya ustadza Yuli (UY) tersenyum melihat tingkah Reski yang disertai dengan

tuturannya. Efek tersebut ditunjukkan dengan ekspresi wajah ustadza Yuli yang

tersenyum.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian yang dipaparkan dalam bab ini berdasarkan

pada fokus penelitian, yakni (1) deskripsi tindak tutur ilokusi pada kegiatan

mengaji santriwan dan santriwati dan (2) deskripsi tindak tutur perlokusi pada

kegiatan mengaji santriwan dan santriwati. Pembahasan lebih lanjut dari kedua

fokus penelitian tersebut dipaparkan sebagai berikut:

Deskripsi tindak tutur ilokusi dan perlokusi pada penelitian ini

mendeskripsikan realisasi maksud tuturan penutur ketika berbicara. Dalam

penelitian ini temuan tentang tindak tutur ilokusi pada kegiatan mengaji santriwan

dan santriwati di masjid terdapat empat jenis tindak tutur. Keempat jenis tindak

tutur tersebut, yakni (1) tindak representatif, (2) tindak komisif, (3) tindak direktif,

dan (4) tindak ekspresif.

Tindak representatif adalah tindak tutur yang menjelaskan suatu kejadian

dengan apa adanya. Tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat

tiga jenis tindak, yaitu tindak melaporkan, tindak memberitahukan, dan tindak

menolak. Temuan ini sesuai dengan pendapat Putrayasa (2015) yang menyatakan

bahwa tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang berfungsi untuk

menetapkan atau menjelaskan sesuatu apa adanya.

Tindak komisif adalah tindak tutur yang menganjurkan penuturnya

melakukan sesuatu yang dilihatnya. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang

Page 73: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

57

berfungsi untuk mendorong pembicaraan melakukan sesuatu. Tindak tutur yang

ditemukan dalam penelitian ini terdapat satu jenis tindak, yaitu tindak ancaman.

Tindak direktif adalah tindak tutur yang menganjurkan pendengar

melakukan sesuatu dengan tindakan. Tindak tutur direktif adalah

mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra

tutur. Tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat empat jenis

tindak, yaitu tindak memerintah, tindak menyarankan, tindak bertanya, dan tindak

meminta.

Tindak ekspresif adalah tindak tutur yang menggambarkan atau

memperlihatkan suatu rasa dalam diri terdahap sesuatu yang dilihatnya. Tindak

tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan

perasaan dan sikap. Penutur mengekspresikan perasaan tertentu kepada mitra tutur

baik yang berupa rutinitas maupun yang murni. Tindak tutur yang ditemukan

dalam penelitian ini terdapat dua jenis tindak, yaitu tindak memuji dan tindak

mengkritik.

Dalam penelitian ini juga terdapat temuan mengenai tindak tutur perlokusi

pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di masjid dengan tindak perlokusi

efek disengaja dan efek tidak disengaja. Tindak perlokusi efek disengaja adalah

tindak tutur memberitahukan atau menyatakan sesuatu dengan adanya efek atau

pengaruh secara disengaja. Sedangkan tindak perlokusi efek tidak disengaja

adalah tindak tutur memberitahukan atau menyatakan sesuatu dengan adanya efek

atau pengaruh tidak disengaja. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang

Page 74: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

58

pengutaraannya dimaksudkan untuk memengaruhi lawan tutur. Efek atau daya

pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya.

Page 75: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan

sebelumnya pada bab IV. Simpulan hasil penelitian tersebut disusun berdasarkan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan temuan penelitian, tindak tutur ilokusi pada kegiatan mengaji

santriwan dan santriwati di Masjid Jami Rappokalling, meliputi (1) tindak

representatif, (2) tindak komisif, (3) tindak direktif, dan (4) tindak ekspresif.

Peneliti menemukan 3 data merupakan tindak tutur ilokusi representatif, yaitu

tindak melaporkan, tindak memberitahukan, dan tindak menolak. 2 data yang

ditemukan dalam penelitian ini merupakan tindak tutur ilokusi komisif, yaitu

tindak ancaman. 14 data yang ditemukan dalam penelitian ini merupakan

tindak tutur ilokusi direktif, yaitu tindak memerintah, tindak menyarankan,

tindak bertanya, dan tindak meminta. 3 data yang ditemukan dalam penelitian

ini merupakan tindak tutur ilokusi ekspresif, yaitu tindak memuji dan tindak

mengkritik.

2. Tindak tutur perlokusi pada kegiatan mengaji santriwan dan santriwati di

Masjid Jami Rappokalling, meliputi (1) efek disengaja dan (2) efek tidak

disengaja. Peneliti menemukan 2 data merupakan tindak tutur perlokusi efek

disengaja dan 2 data merupakan tindak tutur perlokusi efek tidak disengaja.

Page 76: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

60

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan saran diperuntukkan

beberapa pihak.

1. Pemerhati pendidikan Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai acuan atau tolok ukur untuk pembelajaran bahasa di perguruan tinggi.

2. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengadakan penelitian terhadap tindak

tutur dengan ragam bahasa yang berbeda dengan penelitian ini dan konteks

yang lain pula. Saran ini dikemukakan berkaitan dengan realisasi pemakaian

bahasa disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.

Page 77: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

61

DAFTAR PUSTAKA

Aziz. 2012. Tindak Tutur Ilokusi dan Perlokusi dalam Novel Surat Kecil untuk

Tuhan Karya Agnes Davonar. Ph.D. Thesis. Tidak diterbitkan. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

https://scholar.google.co.id/scholar?start=40&q=tindak+tutur+ilokusi+da

n+perlokusi&hl=id&as_sdt=0,5. Diakses pada tanggal 07 Januari 2019.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djajasudarma. 2014. Sosiolinguistik. Singaraja: Graha Ilmu.

Ibrahim. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu.

Kridalaksana. 2014. Sosiolinguistik. Singaraja: Graha Ilmu.

Megawati. 2016. Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk

Kramat Jati. Deiksis. Tidak diterbitkan. 8(02): 157-171.

https://scholar.google.co.id/scholar?start=60&q=tindak+tutur+ilokusi+da

n+perlokusi&hl=id&as_sdt=0,5. Diakses pada tanggal 07 Januari 2019.

Mulyanto. 2012. Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Iklam Radio di Jember.

Skripsi. Tidak diterbitkan. Jember: Universitas Jember.

https://scholar.google.co.id/scholar?start=40&q=tindak+tutur+ilokusi&hl

=id&as_sdt=0,5. Diakses pada tanggal 07 Januari 2019.

Nababan. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu.

Nadar. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu.

Najamuddin. 2018. Analisis Tindak Tutur dalam Acara TV “Indonesia Lawyers”

Club. Skripsi. Diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Poedjosoedarmo. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu.

Purba. 2011. Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra. Universitas Jambi 1(1): 77-78.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ilokusi+da

n+perlokusi&btnG=. Diakses pada tanggal 07 Januari 2019.

Putrayasa. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu.

Rahardi. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan: Aneka Masalah Bahasa Indonesia

Terkini. Yogyakarta: Erlangga.

Rahardi dan Sumarsono. 2015. Pragmatik. Singaraja: Graha Ilmu.

Suandi. 2014. Sosiolingustik. Singaraja: Graha Ilmu.

Page 78: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

62

Tajuddin. 2017. Tindak Tutur dalam Dialog “5 CM” Karya Rizal Mantovani.

Skripsi. Diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Wijana dan Rosadi. 2018. Analisis Tindak Tutur dalam Acara TV “Indonesia

Lawyers” Club. Skripsi. Diterbitkan. Makassar: Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 79: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

74

KORPUS DATA

TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN

MENGAJI SANTRIWAN DAN SANTRIWATI

DI MASJID RAPPOKALLING

A. Tabel Tindak Tutur Ilokusi pada Kegitan Mengaji Santriwan dan

Santriwati di Masjid Jami Rappokalling

Data

A

Tindak Representatif

Melaporkan

1. SA : “Kak Hilman, adami kak Anti!”

(1-003)

UH : “Kak Anti! Oh iya, ke sana mi pale.”

SA : (menuju ke Ust. Anti)

Tuturan ini dituturkan oleh

Santriwati A ketika ia

melihat ustadza yang akan

mengajarinya mengaji

telah datang. Memberitahukan

2. UH : “Nah,... kalau mengajiki berlipat

gandaki amalanta di bulan

Ramadan, kalau bikinki dosa toh,

berlipat ganda juga dosata.” (2-028)

Tuturan ini dituturkan oleh

ustadz Hilman ketika

memberitahukan santrinya

perihal balasan yang

diperolehnya jika

melakukan perbuatan baik

atau buruk. Menolak

3. R : “Mauka main kak.”

F : “Ih, belum pi waktu nah.”

UY : “Belum pi waktu main nah. Di sini

saja di bangkunya, asal jangan jalan-

jalan, di situ saja di bangkunya!” (7-

098)

Tuturan ini dituturkan oleh

ustadza Yuli ketika

menolak permintaan atau

keinginan Reski untuk

bermain dan berjalan-jalan

di dalam masjid.

Data

B

Tindak Komisif

Ancaman

4. UY : “Balqis, janganki bobo deh! Eh, ku

kasih masuk malam ini Balqis e

tidak maui menurut!” (6-059)

B : (bangun dan duduk).

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli ketika

mengancam santrinya yang

sedang berbaring atau

tiduran di waktu kegiatan

mengaji berlangsung.

5. UY : “Pasang itu bajumu, ndag mauko,

masuk malamko. Pasang bajumu!

Masuk malamko itu, sudah pi isya

baru pulangko. Pakai bajumu!” (7-

074)

F : (segera memasang baju)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli ketika

mengancam Fadel yang

tidak memakai baju

kokonya hanya

mengenakan baju kaos

dalamnya saja.

Page 80: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

75

Data

C

Tindak Direktif

Memerintah

6. UY : “Menulis A Ba Ta!” (4-035)

R : “Mana tadi anu na ini?” (berbicara

dengan teman yang memegang pulpen

ustadznya)

UY : “Iya, jangan mi ininya ini na mo saja na

cantik!”

R : “Pulpennya Bu guru”

TR : (memperlihatkan pulpen ustadznya)

R : “Taruh mi di tasku!” (sambil

memberikan tempat pensil kepada

temannya).

TR : (menaruh tempat pensil ke dalam tas

Reski)

R : “Apa ini?” (menanyakan tentang buku

yang baru dilihatnya)

TR : “Pres...” (tak meneruskan kata-katanya

ia langsung mengambil bukunya

kemudian buku itu disimpan olehnya)

R : (sedang menulis)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

memerintahkan santrinya

untuk menulis tulisan arab

yang terdapat pada buku

iqra di bagian yang

berjudul A Ba Ta

7. UY : “Bismillahirrahmanirrahim... mulai!

Jari!” (sambil menunjuk jari

santriwan) (5-046)

RE : “A” (menunjuk huruf yang dibacanya)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

memerintahkan santrinya

untuk memulai mengaji

dan menunjuk huruf yang

dibacanya dengan

menggunakan jari.

8. UY : “Mila, duduk makan!” (6-061)

M : (Segera duduk)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

memerintahkan santrinya

untuk duduk ketika makan.

9. UY : “Asisa, kasihki kak Naya nak! mau

menjual buku. Kasihki kak Naya di

belakang!” (6-068)

AS : “Kak Naya, Kak!”

UY : “Iya.”

AS : (segera ke belakang memberi kunci

Kak Naya)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

memerintahkan Asisa

untuk memberikan kunci

kepada ust. Naya.

10. UY : “Duduk di bawah!” (7-072)

SL : (segera turun dari meja dan duduk di

lantai)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

memerintahkan santrinya

untuk duduk di lantai.

11. UY : “Alpa, di sini duduk!” (8-103)

A : (segera duduk)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

Page 81: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

76

Lanjutan

memerintahkan Alpa untuk

duduk ditempat yang

ditunjukkan.

12. UY : “Duduk anak soleh!” (8-105)

S : “Siap.”

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Yuli yang

memerintahkan santrinya

untuk duduk dengan rapi

dan baik layaknya anak

yang soleh.

13. UA : “Pasang tasnya!” (berbicara kepada

Fadillah) (9-127)

F : (memasang tasnya)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Anti yang

memerintahkan santrinya

untuk memasang tasnya

ketika hendak bersiap

untuk pulang. Menyarankan

14. UH : “Kenapa loyo semua ini, kenapa nah?

Ndag makanki? Besok tidak mauka

lihatki loyo-loyo semua nah, makanki

sebelum ke sini!” (1-007)

S : “Paham, baik!”

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Hilman yang

menyarankan santrinya

untuk makan sebelum pergi

mengaji di masjid.

15. UA : “Wa’alaikumussalam

warohmatullahiwabarokatu. ingat!

Hari senin jangan lupakan apa yang

kak Anti bilang. Sebelum tidur itu ya

harus mengaji dan menghafal. Kalau

tidak lakukan itu jangan tidur, bangun

tidur itu lagi lakukan. Pokoknya

lakukan secara rutin. Hari ahad

besok, besok paling banyak waktu

untuk menghafal. Kalau tidak

menghafal berdi...” (9-170)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Anti yang

menyarankan santrinya

untuk mengaji dan

menghafal ayat suci al-

Qur’an sebelum hendak

tidur dan dilakukan secara

rutin.

Bertanya

16. UA: “Bangun pagi, bangun subuh?”

FH : “Mengahafal.”

UA : “Mengaji, apa lagi?”

(9-144)

FH : “Menghafal.”

UA : “Apa?”

FH : “Menghafal, sudah itu main

sepuasnya.”

Tuturan ini dituturkan oleh

Ustadza Anti yang

menanyakan kembali

mengenai kegiatan pertama

yang dilakukan ketika

bangun subuh.

17. UA : “Jam berapa datang?”

S : “Lima.”

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Anti yang menanyakan

Page 82: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

77

Lanjutan

UA : “Ih...”

S : “Setengah lima.”

UA : “Jam?

(9-158)

S : “Setengah lima.”

waktu kedatangan

santrinya.

Meminta

18. UA : “Perhatian!” (9-117)

S : “Allahuakbar.”

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Anti yang meminta

perhatian kepada santrinya

untuk memperhatikan ke

depan.

19. UA : “Oke. Salam!” (9-168)

S : “Assalamu’alaikum

warahmatullahiwabarakatu.”

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Anti yang meminta

kepada santrinya untuk

memberi ucapan salam

mengakhiri kegiatan

mengaji.

Data

D

Tindak Ekspresif

Memuji

20. S : “Saya, waktu ta libur kak mengajika.”

UH : “Bagus, kalau mengajiki di rumahta!

atau panggilki orang yang pintar

mengaji ajarki mengaji. Jangan cuman

di masjidki mengaji, di luar juga...,

atau temanta yang pintar mengaji

ajariki toh, dapatki pahala temanta.”

(2-030)

Tuturan ini dituturkan oleh

ust. Hilman ketika

mendengar santriwatinya

mengatakan bahwa ia

mengaji di waktu libur

sehingga memberikannya

apresiasi berupa pujian.

21. UA : (tersenyum). “Ingat! An Nas, bukan

wasil wasil. Was....”

S : “Waswasil.”

UA : “Pintar! Yang tenang boleh pulang.”

(9-176)

Tuturan ini dituturkan oleh

ustadz Anti ketika

mendengar santrinya

memperbaiki bacaannya

dengan benar sehingga

memberikannya apresiasi

berupa pujian. Mengkritik

22. R : (menulis)

TR : “Eh kenapa lurus! (menegur temannya

yang salah dalam menuliskan huruf

hijaiyah yakni huruf ba), kasi’ masuk

mi bee baru mau na hapus! Saya

contohkanko nah, contoh dulu! (4-045)

Tuturan ini dituturkan oleh

teman Reski ketika

mengkritik Reski yang

terlalu cepat mengambil

tindakan yakni meminta

atau meyuruh temannya

memasukkan tempat pensil

yang masih diperlukan.

Page 83: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

78

B. Tabel Tindak Tutur Perlokusi pada Kegiatan Mengaji Santriwan dan

Santriwati di Masjid Jami Rappokalling

Data

A

Tindak Perlokusi

Efek Disengaja

1. UH : “Tidak bisaki juga jajan sembarangan

di sini, pernahki dengar cerita ini,

yang makan gorengan langsung sakit

perutnya, muntaberki, sakitki

perutnya, sembarang dia makan toh!

SB : (menaikkan keningnya, tanda bahwa

ia mengetahui cerita tersebut)

UH : “Mauki juga begitu?!”

SB : “Tidak mau.” (1-012)

Tuturan ini dituturkan oleh

ustadz Hilman ketika

memberitahukan atau

menjelaskan kepada

santrinya mengenai

pengaruh berbahaya jika

jajan sembarangan.

Efeknya santri menjadi

tidak ingin jajan

sembarangan.

2. UI : “Tiga orang ji yang dengar. Apa na

bilang ka Mughi, dia tidak mau, ndag

mauki na terima, ndag mauki na terima

semua karena dia juga ada tanggung

jawabnya, tanggung jawab masing-

masing. Janganki egois, mauki sama

ini...mauki sama itu...terima maki saja.”

(3-033)

S : (sedih)

Tuturan ini dituturkan oleh

ustadza Irma ketika

menjelaskan bahwa

santrinya tidak boleh

bersikap egois dan harus

menerima keputusan yang

telah ditetapkan oleh pihak

TPA. Efeknya santri

merasa sedih dengan

keputusan tersebut.

Data

B Efek Tidak Disengaja

3. UH : “Ataukah main-mainki, nontonki.”

SB : “Nonton.”

UH : “Hihi, nonton, nonton apa? Upin ipin?”

(2-026)

SB : “iya.”

Tuturan ini dituturkan oleh

santriwati ketika ditanya

mengenai kegiatan yang

dilakukan saat libur.

Ustadz Hilman tertawa

setelah mendengar jawaban

spontan yang terdengar humor dari santrinya.

4. R : “Hii (tersenyum) banyak sekali bela,

ku lupa semua mi.”

UY : (tersenyum) “ini ini, apa namanya ini?”

(sambil menunjuk jarinya yang

menunjukkan bahwa benda tersebut

berawal dari suku kata ja) (7-087)

Ustadza Yuli tersenyum

setelah mendengar tuturan

polos dari santrinya yang

mengatakan lupa karena

terlalu banyak bacaan

sehingga ia tidak ingat

semua.

Page 84: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

79

Page 85: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

62

LAMPIRAN

Page 86: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

63

Lampiran 1

DATA MENTAH

TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN MENGAJI SANTRIWAN DAN SANTRIWATI

DI MASJID RAPPOKALLING

DATA 1

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Hilman UH ...kalau menuliski itu haruski mengerti apa yang kita tulis! 1-001

Santriwati S (Mendengarkan) 1-002

Santriwati SA Kak Hilman, ada mi kak Anti! 1-003 1-003

Ust. Hilman UH Kak Anti! Oh iya, ke sanami pale. 1-004

Santriwati SA (Menuju ke Ust. Anti) 1-005

Ust. Hilman UH Coba, kita lanjut lagi hafalannya masih lama ji waktu istirahat. 1-006

Ust. Hilman UH Kenapa loyo semua ini, kenapa nah? Ndag makanki? Bsok tidak mauka lihatki

loyo-loyo semua nah, makanki sebelum ke sini.

1-007 1-007

Santriwati SB paham, baik! 1-008

Ust. Hilman UH Tidak bisaki juga jajan sembarangan di sini, pernahki dengar cerita ini, yang

makan gorengan langsung sakit perutnya, muntaberki, sakitki perutnya,

sembarang dia makan toh!

1-009 1-009

Santriwati SB (Menaikkan keningnya, tanda bahwa ia mengetahui cerita tersebut dan percaya) 1-010

Ust. Hilman UH Mauki juga begitu?! 1-011

Santriwati SB Tidak mau. 1-012 1-012

Ust. Hilman UH Makanya makan memangki di rumah, makanannya mama ta lebih sehatki.... 1-013

Page 87: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

64

DATA 2

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Hilman UH ...yang beragama! 2-014

Santriwati S Islam. 2-015

Ust. Hilman UH Islam, pasti mi itu orang beragama Islam toh, apalagi puasa. 2-016

Ust. Hilman UH Ok, apa lagi? Biasa kalau puasaki seringki mengaji? Kan selama bulan puasa toh

liburki mengaji toh?

2-017

Santriwati S Iya. 2-018

Ust. Hilman UH Berarti di rumahta apa dibaca?, mengaji atau tidak? 2-019

Santriwati SA Mengaji... 2-020

Santriwati SB Tidak... 2-021

Ust. Hilman UH Diulang-ulangi itu iqrata di rumah? 2-022

Santriwati SB Tidak. 2-023

Ust. Hilman UH Ataukah main-mainki, nontonki. 2-024

Santriwati SB Nonton. 2-025

Ust. Hilman UH (tertawa) Hihi, nonton, nonton apa? Upin ipin? 2-026 2-026

Santriwati SB Iya. 2-027

Ust. Hilman UH Nah, ... kalau mengajiki berlipat gandaki amalanta di bulan Ramadan, kalau

bikinki dosa toh, berlipat ganda juga dosata.

2-028 2-028

Santriwati SC Saya, waktu ta libur kak mengajika. 2-029

Ust. Hilman UH Bagus, kalau mengajiki di rumahta! atau panggilki orang yang pintar mengaji

ajarki mengaji. Jangan cuman di masjidki mengaji, di luar juga..., atau temanta

yang pintar mengaji ajariki toh, dapatki pahala temanta.

2-030 2-030

Santriwati SC Hehe, bapakku kuajar. 2-031

Ust. Hilman UH Ndag papa ji orang tua mengaji, kita ajarki, kita dapatki pahalanya.... 2-032

Page 88: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

65

DATA 3

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Irma UI Tiga orang ji yang dengar. Apa na bilang ka Mughi, dia tidak mau, ndag mauki

na terima, ndag mauki na terima semua karena dia juga ada tanggung jawabnya,

tanggung jawab masing-masing. Janganki egois, mauki sama ini...mauki sama

itu...terima maki saja.

3-033

Santriwan S (Sedih) 3-034 3-034

DATA 4

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Yuli UY Menulis A Ba Ta! 4-035 4-035

Reski R Mana tadi anu na ini? (berbicara dengan teman yang memegang pulpen

ustadznya)

4-036

Ust. Yuli UY Iya, jangan mi ininya ini na mo saja na cantik! 4-037

Reski R Pulpennya Bu guru. 4-038

Teman

Reski

TR (memperlihatkan pulpen ustadznya) 4-039

Reski R Taruh mi di tasku! (sambil memberikan tempat pensil kepada temannya) 4-040

Teman

Reski

TR (menaruh tempat pensil ke dalam tas Reski) 4-041

Reski R Apa ini? (menanyakan tentang buku yang baru dilihatnya) 4-042

Teman

Reski

TR Pres... (tak meneruskan kata-katanya ia langsung mengambil bukunya kemudian

buku itu disimpan olehnya)

4-043

Page 89: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

66

Lanjutan

Reski R (menulis) 4-044

Teman

Reski

TR eh kenapa lurus! (menegur temannya yang salah dalam menuliskan huruf

hijayyah yakni huruf ba), kasi’ masuk mi bee baru mau na hapus! Saya

contohkanko nah, contoh dulu!

4-045 4-045

DATA 5

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Yuli UY Bismillahirrahmaanirrahim... mulai! Jari! (sambil menunjuk jari santriwan) 5-046 5-046

Reihan RE A (menunjuk huruf yang dibacanya) 5-047

Ust. Yuli UY Ja! 5-048

Reihan RE Ja. 5-049

Ust. Yuli UY Ja!! Kalau na lupai reihan ingat ini jari-jari nah (sambil memperlihatkan jari-

jarinya menunjukkan bahwa benda tersebut berawal dari suku kata ja), jangan

lupa!

5-050 5-050

Reihan RE Ja A Tsa 5-051

DATA 6

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Yuli UY Balqis, kenapa bobo? Ngantuk ya?, balqis jangan tidur nak. 6-052

Reiihan RE Ja A Tsa, Ha A Ha, Tsa Ba A, Ta A Ha, A Ja Ja, A Ha Ha,.... 6-053

Ust. Yuli UY Balqis, jangan tidur nak. 6-054

Page 90: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

67

Lanjutan

Reihan RE ...Ja Ha. 6-055

Ust. Yuli UY Balqis! 6-056

Ust. Yuli UY Belajar apaki, bahasa, matematika? (berbicara dengan Reihan) 6-057

Reihan RE (tidak merespon) 6-058

Ust. Yuli UY Balqis, janganki bobo deh! Eh, ku kasih masuk malam ini Balqis e tidak maui

menurut!

6-059 6-059

Balqis B (bangun dan duduk). 6-060

Ust. Yuli UY Mila, duduk makan! 6-061 6-061

Mila M (Segera duduk) 6-062

Balqis B (menulis sambil tidur) 6-063

Ust. Yuli UY Balqis, masa’ orang tidur maunya begini (sambil memperagakan orang menulis

seperti yang dilakukan Balqis), pakai meja! (menyuruh balqis menulis atau

membaca di meja)

6-064

Balqis B (langsung bangun dan meletakkan buku di atas meja) 6-065

Ust. Yuli UY Tuliski begini nah, angka 1 begini bentuknya angka 2 begini bentuknya (sambil

menunjuk papan tulis) kalau penulisan angka Arab nah, contohi ini nah (sambil

menunjuk papan tulis) ulang! Tulis sayang! 1 sama dengan...

6-066

Reihan RE (menulis) 6-067

Ust. Yuli UY Asisa, kasi’ki kak Naya nak! mau menjual buku. Kasi’ki kak Naya di belakang. 6-068 6-068

Asisa AS Kak Naya, Kak! 6-069

Ust. Yuli UY Iya. 6-070

Asisa AS (segera ke belakang memberi kunci Kak Naya) 6-071

Page 91: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

68

DATA 7

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Yuli UY duduk di bawah! 7-072 7-072

Salsabila SL (segera turun dari meja dan duduk di lantai) 7-073

Ust. Yuli UY Pasang itu bajumu, ndag mauko, masuk malamko. Pasang bajumu! Masuk

malamko itu, sudah pi isya baru pulangko. Pakai bajumu!

7-074 7-074

Fadel F (segera memasang baju) 7-075

Ust. Yuli UY Eh Reski cantik. 7-076

Ust. Yuli UY Mana anu na Balqis? 7-077 7-077

Santriwati S Ini bukunya. (sambil memberikan buku Balqis kepada ust. Yuli) 7-078

Ust. Yuli UY (mengambil buku dari santriwati) 7-079

Ust. Yuli UY Iya. Bismillah dulu nak! 7-080

Reski dan

ust. Yuli

R, UY Bismillahirrahmaanirrahim. 7-081

Reski R da kha da da ha da kha. 7-082

Reski R Tsa 7-083

Ust. Yuli UY Iya. 7-084

Ust. Yuli UY (menunjuk huruf selanjutnya) 7-085

Reski R Hii (tersenyum) banyak sekali bela, ku lupa semua mi. 7-086

Ust. Yuli UY (tersenyum) ini ini, apa namanya ini? (sambil menunjuk jarinya yang

menunjukkan bahwa benda tersebut berawal dari suku kata ja)

7-087 7-087

Reski R Ja A Ta, Kha Ba Ta Da, Ha Ja Da, Ha Da ta, Tsa Ta Da. 7-088

Ust. Yuli UY Apa namanya ini? (sambil memegang bajunya) 7-089

Reski R Ba.... 7-090

Ust. Yuli UY Perbaiki duduknya, duduk anak soleh! 7-091

Fadel F (segera memperbaiki duduknya) 7-092

Page 92: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

69

Lanjutan

Ust. Yuli UY Buka halaman 10! 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (sambil membuka selembar demi

selembar halaman buku iqra) toh, bismillah dulu nak!

7-093

Fadel F Bismillahhirrahmaanirrahim, Ja Tsa (bingung) apa lagi kak? 7-094

Ust. Yuli UY Ta’ satu-satu, janganko lagi cepat! 7-095

Reski R Mauka main kak. 7-096

Fadel F Ih, belum pi waktu nah. 7-097

Ust. Yuli UY Belum pi waktu main nah. Di sini saja di bangkunya, asal jangan jalan-jalan, di

situ saja di bangkunya!

7-098 7-098

Ust. Yuli UY Pelan-pelan sebut satu-satu! (berbicara dengan Fadel) 7-099

DATA 8

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Yuli UY Perbaiki duduknya, menghadap ke saya ya ya. 8-100

Ust. Yuli UY Cepatko raihan, cepatko makan! 8-101

Reihan RE (segera menyelesaikan makanannya) 8-102

Ust. Yuli UY Alpa, di sini duduk! 8-103 8-103

Alpa A (segera duduk) 8-104

Ust. Yuli UY Duduk anak soleh! 8-105 8-105

Santri S Siap. 8-106

Ust. Yuli UY Qilah, duduk sini! 8-107

Ust. Yuli UY Tangannya... 8-108

Ust. Yuli

dan Santri

UY, S Dilipat matanya ke depan senyum dong. (para santri berkumpul) 8-109

Ust. Yuli UY Mana Raihan? 8-110

Page 93: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

70

Lanjutan

Ust. Yuli

dan Santri

UY, S Matanya ke depan senyum donk! Ayo, doa, doa harian ya, doa sebelum belajar! 8-111

Ust. Yuli

dan Santri

UY, S Bismillahirrahmaanirrahim rabbisidni ilmanwarsuqnifahman 8-112

Ust. Yuli UY Yang kedua, doa belajar yang kedua. 8-113

Ust. Yuli

dan santri

UY, S Allahumma.... 8-114

Ust. Yuli UY Eh (menegur santri yang sedang bertengkar) 8-115

Ust. Yuli

dan santri

UY, S Allahumma inni as’aluka (tiba-tiba muncul suara speaker masjid

bismillahirrohmanirrohim)....*

8-116

DATA 9

Subjek Penelitian Transkip

Kode

Data

Kode Data

Terpilih Nama Kode

Ust. Anti UA Perhatian! 9-117 9-117

Santri S Allahuakbar. 9-118

Ust. Anti UA Kenapa miring-miringi, kasih di sini-sini (sambil memperbaiki posisi meja) 9-119

Santri S (memperbaiki posisi meja) 9-120

Ust. Anti UA Iya, stop! 9-121

Ust. Anti UA Satrio, sini! Sendiri laki-laki. 9-122

Satrio ST (segera ke posisi yang ditunjukkan oleh ust. Anti) 9-123

Ust. Anti UA Jangan dikasih goyang-goyang bangkunya! 9-124

Ust. Anti UA Oke. Anak soleh! 9-125

Santri S Istaid nan. 9-126

Ust. Anti UA Pasang tasnya! (berbicara kepada Fadillah) 9-127 9-127

Page 94: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

71

Lanjutan

Fadillah FH (memasang tasnya) 9-128

Ust. Anti UA Aisyah, geser-geser! 9-129

Aisyah AI (bergeser) 9-130

Ust. Anti UA Fadillah, maju-maju! 9-131

Fadillah FH (bergerak maju) 9-132

Ust. Anti UA Sudah ada yang saya kasih toh? 9-133

Santri S Sudah. 9-134

Ust. Anti UA Apa yang saya sampaikan tadi? 9-135

Ust. Anti UA Sebelum... kalau tidak tahu ganti? (pandangan ke Satrio) 9-136

Satrio ST Iqra. 9-137

Ust. Anti UA Yang kedua saya sampaikan? (pandangan ke Putri) 9-138

Putri P Melaksanakan salat. 9-139

Ust. Anti UA Yang ketiga? (pandangan ke Fadillah) 9-140

Fadillah FH (tersenyum karena tak ingat) 9-141

Ust. Anti UA Bangun pagi, bangun subuh? 9-142

Fadillah FH Mengahafal. 9-143

Ust. Anti UA Mengaji, apa lagi? 9-144 9-144

Fadillah FH Menghafal. 9-145

Ust. Anti UA Apa? 9-146

Fadillah FH Menghafal, sudah itu main sepuasnya. 9-147

Ust. Anti UA Anak soleh! 9-148

Santri S istaid nan. 9-149

Ust. Anti UA Utamakan mengaji dan menghafal sudah itu main sepuasnya. Ya? 9-150

Santri S Iya. 9-151

Ust. Anti UA Baru pergi sekolah. Paham! 9-152

Santri S Paham. 9-153

Page 95: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

72

Lanjutan

Ust. Anti UA Jam berapa datang? 9-154

Santri S Lima. 9-155

Ust. Anti UA Ih... 9-156

Santri S Setengah lima. 9-157

Ust. Anti UA Jam? 9-158 9-158

Santri S Setengah lima. 9-159

Ust. Anti UA Setengah lima. Yang masuk jam satu pulang, pergi makan, mandi baru kembali

ke sini, ya! Bisa?

9-160

Santri S Bisa. 9-161

Ust. Anti UA Oke. Anak soleh! 9-162

Santri S Istaid nan. 9-163

Ust. Anti UA Hari senin kita mengaji mulai setengah lima sampai setelah i... 9-164

Santri S Isya. 9-165

Ust. Anti UA Sampaikan sama teman-temannya yang tidak datang hari ini nah. Baca doa akhir

pertemuan, A Ba Ta!

9-166

Santri S Subhanakallahumma rabbana wabihamdika asyhaduallah ilahaillaanta

astaghfiruka waatubuilaika.

9-167

Ust. Anti UA Oke. Salam! 9-168 9-168

Santri S Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatu. 9-169

Ust. Anti UA Wa’alaikumussalam warahmatullahiwabarakatu. ingat! Hari senin jangan

lupakan apa yang kak Anti bilang. Sebelum tidur itu ya harus mengaji dan

menghafal. Kalau tidak lakukan itu jangan tidur, bangun tidur itu lagi lakukan.

Pokoknya lakukan secara rutin. Hari ahad besok, besok paling banyak waktu

untuk menghafal. Kalau tidak menghafal berdi...

9-170 9-170

Santri S Berdiri. 9-171

Ust. Anti UA Kita sendiri yang bilang yah. 9-172

Page 96: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

73

Lanjutan

Putri PU Ih. 9-173

Ust. Anti UA (tersenyum). Ingat! An Nas, bukan wasil wasil. Was.... 9-174

Santri S Waswasil. 9-175

Ust. Anti UA Pintar! Yang tenang boleh pulang. 9-176 9-176

Santri S (duduk diam) 9-177

Ust. Anti UA Fadillah! 9-178

Fadillah FH (berdiri dan salim kepada ust. Anti) 9-179

Ust. Anti UA Kenapa kalau pulang tenang sekali. Satrio, Putri, Aisyah. 9-180

Page 97: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

79

Lampiran 2

GAMBAR KEGIATAN MENGAJI SANTRIWAN DAN SANTRIWATI DI

MASJID JAMI RAPPOKALLING

17 Juli 2019 17:45 Wita

(Saat kegiatan Mengaji berlangsung)

17 Juli 2019 18:47

(Saat ustadza Irma memberikan pemahaman kepada para santri)

Page 98: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

80

26 Juli 2019 16:35 Wita

(Saat kegiatan mengaji berlangsung)

31 Juli 2019 16:49 Wita

(Saat kegiatan mengaji berlangsung)

Page 99: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

81

31 Juli 2019 16:54 Wita

(Saat santri bersiap untuk pulang)

03 Agustus 2019 18:51

(Saat santri bersiap untuk pulang)

Page 100: TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA KEGIATAN …

RIWAYAT HIDUP

Razuni Rima Dwi Purwati R., lahir di Makassar tanggal

15 Juli 1992 anak kedua dari enam bersaudara dari

pasangan Ayahanda Muhammad Ramli dan Ibunda

Nurhaeni. Penulis menempuh pendidikan sebagai berikut:

Penulis masuk sekolah tingkat kanak-kanak (TK) Pembina Kota Makassar pada

tahun 2000 dan tamat tahun 2001, tamat sekolah dasar di SD. Buttatianang I Kota

Makassar tahun 2006, tamat sekolah tingkat menengah pertama di SMPN 22

Makassar tahun 2008, dan tamat sekolah menengah atas di SMKN 4 Makassar

tahun 2010. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan

Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.