TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT...

124
TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT DITINJAUAN DARI HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM (Analisis Putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.RAP) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat PengajuanSkripsi Oleh: Elah Hayati NIM: 11140450000043 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H/2018M

Transcript of TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT...

Page 1: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU

PRAPAT DITINJAUAN DARI HUKUM PIDANA POSITIF

DAN HUKUM PIDANA ISLAM

(Analisis Putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.RAP)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat PengajuanSkripsi

Oleh:

Elah Hayati

NIM: 11140450000043

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440H/2018M

Page 2: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

TINDAK PIDANA PEMABAKARAN HUTAN DI RANTAU

PARAPAT DITINJAU DARI HUKUM PIDANA POSITIF DAN

HUKUM PIDANA ISLAM

(Analisis Putusan Nomor 680/pid.Sus/2016/PN.Rap)

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Elah Hayati

NIM. 11140450000043

Pembimbing

Dr. Burhanudin, SH, M.Hum.

NIP. 195903191979121001

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM (JINAYAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1440 H i

Page 3: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji
Page 4: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji
Page 5: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

ABSTRAK

Elah Hayati, NIM 11140450000043, TINDAK PIDANA PEMABAKARAN HUTAN DI RANTAU PERAPAT DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM (ANALISIS PUTUSAN NOMOR 680/PID.SUS/2016/PN.RAP), Program Setudi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Masalah utama dalam skripsi ini mengenai tindak pidana pemabakaran hutan yang terdapat dalam putusan nomor 680/Pis.Sus/2016/PN.Rap yang memvonis Ododogo dan Fikana dengan pidana penjara masing-masing 6 (enam) bulan dan dena Rp.1.000.000.00 (satu milyar rupiah). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab kebakaran hutan dan bagaimanakah penerapan hukum dan pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Rantau Perapat terhadap pelaku tindak pidana pembakaran hutan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualtitatif normatif. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer, sekunder dan tersier. dan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pustaka (Library Research), dengan melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, buku-buku dan yang berkaitan dengan judul skripsi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang menjadi penyebab kebakaran hutan ialah faktor alam, faktor manusia dan faktor lainya yang mengakibatkan timbulnya pembakaran hutan. Penerapan hukum dan pertimbangan hakim pada putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap. Hukum yang diterapkan adalah Pasal 50 ayat (3) huruf d Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan dan pertimbangan yang dilakukan hakim telah sesuai dengan rasa keadila. Kata Kunci : Pembakaran Hutan di Rantau Perapat, Ododogo dan Fikan, Pembimbing : Dr. Burhanudin, SH, M.Hum

iv

Page 6: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tindak Pidana

Pembakaran Hutan Di Rantau Parapat Ditinjau dari Hukum Pidana Positif dan

Pidana Islam”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi

besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya kelak di hari

kebangkitan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari akan pentingnya orang-

orang yang telah memberikan pemikiran dan dukungan secara moril maupun

spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Untuk itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Nurul Irfan, M,Ag., Ketua Program Studi Hukum Pidana Islam

terima kasih banyak telah memberikan petunjuk, nasehat yang bermanfaat

bagi penulis selama perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi Strata I dengan sebaik-baiknya.

3. Bapak Mohamad Mujibur Rohman, MA Sekretaris Program Studi Hukum

Pidana Islam terima kasih banyak telah banyak membantu penulis untuk

melengkapi berbagai macam keperluan, dan berkas-berkas persyaratan

untuk menggapai studi Strata I dengan sebaik-sebaiknya.

4. Bapak Dr. Burhanudin, SH, M.Hum., Dosen Pembimbing terima kasih

banyak telah memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan waktunya

untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Strata I dengan

sebaik-baiknya.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah ikhlas

memberikan ilmu-ilmunya dan motivasi dalam menyelesaikan studi di

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

v

Page 7: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

6. Kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda H. Ratim Abdulkarim, dan

HJ.Marwiyah yang dengan ikhlas dan sabar tanpa henti mendo’akan

anaknya supaya sukses dalam menuntut ilmu. Almarhum Kakek tercinta

H. Syuhada walaupun ragamu tidak hadir saya yakin do’amu selalu hadir

untukku. Kepada kakak-kakak penulis Kosasih, Hasim Ashari, Umi Rifda

yang memberikan motivasi, bantuan dan dukungan penuh untuk

menyelesaikan studi sampai bisa menyelesaikan penelitian ini dengan

baik. Kepada ponakan penulis Rosmiyati, Muhamad Ridwan yang Selalu

menjadi penyemangat.

7. Segenap rekan-rekan Hukum Pidana Islam angkatan 2014 Ika, Dewi, Rere,

Khumairoh, Rita, Eva, Lilah, Anizah, Aini, Angga Praja, Defal, Murhadi,

Fikqih, Andika dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

kalian luar biasa. Seluruh rekan-rekan KKN 052 SELAPAK MEMORI

Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang dan keluarga

disana yang telah berbagi pengalaman mengisi hari-hari selama 30 hari

disana. Terima kasih atas semua doa dan motivasi dari rekan-rekan semua.

8. Kepada sahabat-sahabat tercinta Alliyya Magfuroh, Irna Purwati,

Nurfebyyanti, Nur Azizah. Terima kasih telah banyak memberikan cerita,

motivasi, dorongan, dan do’anya untuk penulis. Dan teman rasa saudara

Ivana Devi Kumalasari, yang memberikan semangat dan doanya. Wish u

success all...

9. Kepada Yang Trkasih Muhamad Vicky Fazriyansyah terimaksih telah

memberikan banyak cerita, pengalaman, semangat dan dorongan untuk

penulis.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah

SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas kebaikan

kalian semua.

vi

Page 8: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Penulis menyadari ketidak sempurnaan dalam penyusunan skripsi ini,

maka dari itu kritik dan saran yang membangun diperlukan dalam penyempurnaan

penulisan skripsi ini, dan semoga ini mampu menginspirasi dan memberikan

manfaat kepada pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 Agustus 2018

Penulis,

Elah Hayati

vii

Page 9: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................iii

ABSTRAK ........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................vii

DAFTAR ISI .....................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah .....................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................................7

D. Tinjauan Kajian Terdahulu .....................................................................8

E. Kerangka Teori dan Konseptual..............................................................10

F. Metode Penelitian....................................................................................10

G. Sistematika Penelitian .............................................................................13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA HUTAN

A. Tindak Pidana.........................................................................................14

1. Pengertian Tindak Pidana ...........................................................14

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana ........................................................16

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana ...........................................................17

viii

Page 10: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

B. Sanksi Pidana .........................................................................................18

1. Pidana Pokok ...............................................................................19

2. Pidana Tambahan ........................................................................19

C. Teori Pemidanaan...................................................................................19

1. Teori Absolut (Teori Pembalasan) ..............................................19

2. Teori Relatif (Teori Tujuan) ........................................................21

3. Teori Gabungan ...........................................................................22

D. Hutan

1. Pengertian Hutan .........................................................................24

2. Jenis-Jenis Hutan .........................................................................25

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana Hutan .................................................27

BAB III TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN MENURUT HUKUM

POSITIF DAN HUKUM ISLAM

A. Tindak Pidana Pembakaran Hutan Persepektif Hukum Positif ......31

1. Pengertian Pembakaran Hutan ....................................................31

2. Dasar Hukum Tindak Pidana Pembakaran Hutan .......................32

3. Jenis-Jenis Pembakaran Hutan ....................................................35

4. Dampak Dari Pembakaran Hutan ................................................36

5. Sanksi Tindak Pidana Pembakaran Hutan ...................................38

B. Tindak Pidana Pembakaran Hutan Persepektif Hukum Islam ........41

1. Perlindungan Hutan .....................................................................42

2. Jenis-Jenis Jarimah ......................................................................47

ix

Page 11: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

3. Sanksi Pembakaran Hutan dalam Islam ......................................48

4. Penerapan Hukum Hakim ...........................................................49

5. Pertimbangan Hakim ...................................................................51

6. Posisi Kasus ................................................................................55

BAB IV ANALISIS PUTUSAN NOMOR 680/PID.SUS/2016/PN.RAP

A. Faktor-Faktor Terjadinya Pembakaran Hutan .........................................60

1. Faktor Alam ................................................................................60

2. Faktor Manusia ...........................................................................60

B. Penerapan Hukum dan Pertimbangan Hakim dalam Putusan

Nomor680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap ditinjau dari hukum pidana positif

dan hukum pidana Islam .........................................................................63

1. Pertimbangan Hakim ...................................................................63

2. Analisis Penulis Terhadap Penerapan Hukum Terhadap Putusan

Nomor680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap` ...............................................67

3. Analisis Penulis Terhadap Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan

Nomor680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap ................................................68

4. Analisis Penerapan Hukum dan Pertibangan Hakim Terhadap

Putusan Nomor680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap ...................................70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................73

B. Saran .......................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................76

x

Page 12: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hutan merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

dianugrahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai

oleh negara yang memberikan manfaat serba guna bagi umat manusia,

karenanya wajib disyukuri, dijaga kelestarianya dan dimanfaatkan secara

optimal untuk kemakmuran rakyat bagi generasi sekarang maupun yang akan

datang. Keberadan hutan ini tentunya merupakan berkah tersendiri, hutan

merupakan ekosistem alamiyah yang keanekaragaman hayatinya sangat

tinggi. Keberadan hutan di Indonesia sangat penting tak hanya untuk bangsa

Indonesia tetapi juga untuk semua makhluk hidup di bumi. Hal ini wajar

mengingat jumlah pepohonan yang ada di kawasan hutan ini bisa mendaur

ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkunganya yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya”.1

Indonesia mempunyai daratan seluas 187,78 juta Ha dan lebih dari 70%

atau 137,09 Ha dinyatakan sebagai kawasan hutan oleh pemerintahan. Dari

peta padu serasi, diketahui bahwa kawasan hutan adalah 120,36 Juta Ha

(Kemenhut 2010). Kawasan hutan tersebut terdiri dari 43,8 juta Ha hutan

primer, 48,5 juta Ha hutan bekas tebang dan sisanya 40,1 juta Ha bukan

berupa hutan.2 Sedangkan luas hutan di Indonesia pada tahun 2017 seluas

93,6 juta Ha.3 Hutan mempunyai fungsi utama sebagai paru-paru dunia serta

penyeimbang iklim global. Dalam tatanan global, keanekaragaman hayati

1 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. 2 Didik Suharjito, Haryanto R. Putro, et.al, eds., Pembangunan Kehutanan Indonesia

Baru Refleksi dan Inovasi Pemikiran, Bogor, Fakultas Kehutanan Institusi Pertanian Bogor, 2013, h. 92.

3http://www.menlhk.go.id/siaran-81-pencegahan-karhutla-berhasil-tekan-angka-deforestasi.html. Diakses pada 27 April 2018, Pukul 13.08.

1

Page 13: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

2

Indonesia menduduki posisi kedua di dunia setelah Colombia sehingga

keberadaannya harus dipertahankan. Hutan di Indonesia memiliki peranan

penting, tidak hanya sebagai pembangunan ekonomi dan sumber kehidupn

masyarakat, tetepi juga sebagai pemelihara lingkungan global.4

Nilai penting yang dimiliki hutan semakin bertambah dikarenakan hutan

merupakan hajat hidup orang banyak yang dijadikan sebagai modal dasar

dalam melakukan pembangunan nasional, baik di tinjau dari aspek ekonomi,

sosial budaya, maupun ekologi guna kemakmuran rakyat. Hal ini sesui

dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945,”Bumi, air, dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya di kuasai Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat.

Akhir-akhir ini hutan di Indonesia mengalami kemunduran juga

deforestasi atau penghilangan hutan akibat dari pembukaan lahan yang cukup

besar, dan bahkan Indonesia merupakan Negara dengan tingkat deforestasi

paling parah di dunia. Salah satu kemunduran dan deforestasi hutan adalah

kebakaran hutan. Pembakaran hutan terus saja terjadi yang mengakibatkan

besarnya dampak yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan tersebut. Negara

tetangga terusik dengan akibat dari kebakaran hutan yang menyebabkan

adanya kabut asap. Kondisi lingkungan negeri ini sudah sangat

memprihatinkan. Pencemaran air, udara, tanah dan kerusakan pembakaran

hutan telah sampai pada tahap melebihi batas-batas toleransi ekologi bangsa

dalam kontek pembangunan berkelanjutan.5

Lembaga swadaya wahana lingkungan hidup (WALHI) telah melakukan

perhitungan kerugian multidimensi dampak kebakaran hutan dan lahan serta

kabut asap, salah satu contoh yang terjadi pembakran hutan dan melakukan

perhitungan kerugian dari kebakaran hutan yaitu di provinsi Jambi. Kerugian

finensial dari indikasi kerugian lingkungan saja di Jambi di perkirakan telah

mencapai Rp. 7 Triliun samapai September 2015. Pada awal Maret tahun

2014, kebakaran hutan dan lahan gambut di provinsi Riau, melonjak hingga

4 Joni, Hukum Lingkungan Kehutanan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 28. 5Suparto Wijaya, Hukum Lingkungan di antara Pemalas, (Surabaya: Airlangga Universiti

Press, 2012), h.12.

Page 14: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

3

titik yang tidak pernah ditemukan sejak krisis kabut asap asia tenggara pada

tahun 2013. Hampir 50.000 orang mengalami masalah pernapasan akibat

kabut asap tersebut, menurut Badan Penanggulangan Bencana Indonesia

(BPBI). Pembukaan lahan untuk tujuan agrikultur menjadi pendorong utama

dari terjadinya kebakaran hutan. Seperti kebakaran-kebakran hutan yang sebe

lumnya, sekitar setengah dari kebakaran tersebut berlangsunga di lahan yang

dikelola oleh perusahaan tanaman industri, kelapa sawit, serta tanaman kayu.6

Lembaga swadaya wahana lingkungan hidup (WALHI) menyebutkan

bahwa penyebabnya adalah proses land clearing yaitu kebakaran hutan

karena pembukaan lahan untuk perkebunan sawit, pembangunan industri

kayu yang tidak diikuti dengan pembangunan hutan tanaman, besarnya

kesempatan yang diberikan pemerintah kepada pengusaha untuk melakukan

konvensi lahan menjadi perkebunan monokultur sekala besar seperti

perkebunan kayu, dan perkebunan sawit serta penegakan hukum yang lamban

untuk menyikapi tindakan konvensi dan pembakaran yang dilakukan oleh

perusahaan.

Di dalam Pasal 69 Ayat 1 huruf h Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup melarang

seseorang untuk membuka lahan dengan cara dibakar. Akan tetapi penegakan

hukum di Indonesia masihlah terbilang lemah.7Aturan itu misalnya tentang

hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan penggunaan api sebagai

senjata dalam konflik kepemilikan lahan.

Dari segi kebijakan, sebenarnya sudah banyak peraturan-peraturan yang

dibuat, namun sulit sekali dilaksanakan. Sikap pemerintahan terhadap

perusahan hak pengusahaan hutan tanaman industri (HPHTI) maupun

perkebunan yang melakukan pembakaran secara sembarangan, yang

dilaksanakan secara tegas di kala terjadi kebakran besar, belakangan, hampir

6 Nigel Sizer, James Anderson, dkk, Kebakaran Hutan di Indonesia Mencapai Tingkat Tertinggi Sejak Kondisi Darurat Kabtut Asap Juni 2013, http://www.wri.org/blog/2014/03/kebakaran-hutan-di-indonesia-mencapai-tingkat-tertinggi-sejak-kondisi-darurar-kabut. Diakses pada Kamis 20 September 2018, Pukul 10.4.

7 Joni, Hukum Lingkungan Kehutanan…, h.160.

Page 15: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

4

tidak terdengar lagi padahal satelit sering menunjukan sejumlah titik api di

kawasan perusahaan.

Kebakaran hutan dilakukan secara sengaja dan menjadi salah satu bagian

penting dari masalah kehutanan dan perkebunan Indonesia. Hutan di

Indonesia sebenarnya masuk dalam kategori hutan hujan basah yang

sebenarnya kecil kemungkinn terjadi kebakaran dengan sendirinya atau yang

disebabkan karena faktor alam. Faktanya kawasan yang terbakar adalah

kawasan yang telah dibersihkan melalui proses land clearing sebagai salah

satu persiapan pembangunan kawasan perkebunan. Artinya kebakaran secara

nyata di picu oleh api yang sengaja dimunculkan.

Dilihat dari faktor penyebab kebakaran hutan di Indonesia, faktor alam

nampaknya hanya memegang peran yang sangat kecil, semisal disebabkan

petir, letusan gunung merapi, atau batu bara yang terbakar. Sedangkan faktor

manusia menyebabkan hampir 100% dari kejadian kebakaran hutan, baik

disengaja maupun tidak disengaja.8

Dalam penegakan hukum pembakaran hutan terdapat praktek

diskriminasi di lapangan. Pada prakteknya UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang

kehutanan dan undang-undang lainya seperti Undang-undang Nomor 05

Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

dan pasal 55 ayat (1) kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) hanya

mampu menjerat pelaku pembakaran hutan tingkat bawah, sementara

pemodal dan perusahan yang mempunyai andil besar dalam praktik

pembakaran hutan tidak tersentuh oleh hukum, dan jika tersentuh itu hanya

sekedar pelanggaran administrasi. Seperti yang diuraikan di bawah ini:

Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) Komisaris Jenderal Syafrudin

(masa jabatan Tahun 2016-2018) membantah kepolisian diskriminatif

melakukan penegakan hukum atas kasus pembakaran hutan dan lahan

(karhutla) di Sumatera dan Kalimantan pada 2016. Penilaian itu muncul

karena Kepolisian dianggap tidak bertindak tegas terhadap pelaku kebakaran

8 Lailan Syaufina, Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, (Malang: Banumedia Publishing, 2008), h. 63.

Page 16: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

5

hutan dan lahan yang melibatkan perusahaan tertentu. Terkait penerbitan

Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) tidak berkaitan dengan adanya

foto pertemuan sejumlah anggota kepolisian dengan pimpinan PT. Andika

Permata Sawit Lestari (APSL). Menurut Syafrudin, hasil investigasi Divisi

Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, pengusaha dalam foto tersebut tidak

terlibat dalam kasus kebakaran hutan.

Komisi nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyesalkan

bahwa penegakan hukum terkait kasus pembakaran hutan yang cenderung

diskriminatif. Komisioner Komnas HAM Siti Noor Laila (masa jabatan tahun

2012-2017) mengatakan kondisi tersebut dinilai telah mengabaikan hak atas

keadilan. Menurut Siti Noor Laila pada 08 september 2016 penegakan hukum

masih diskriminatif. Banyak masyarakat lokal yang menjadi tersangka yang

sebenarnya hanya pelaku di lapangan.

Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan di Sumatra dan Kalimantan,

Komnas HAM memperoleh fakta tindakan tegas hanya diberikan oleh aparat

penegak hukum kepada masyarakat lokal. Meskipun ada kemungkinan

masyarakat yang melakukan pembakaran hutan itu disuruh oleh pihak

perusahaan yang memegang hak konsesi pengelolaan lahan menjadi

perkebunan kelapa sawit yang mana terdapat fakta yang menegaskan bahwa

PT. Andika Permata Sawit Lestari adalah perusahan yang memeganga hak

konsesi pengelolaan lahan menjadi perkebunan kepala sawit yang terdapat

poto bersama pimpinan perusahan dan anggota kepolisian. Kemungkinan

lain, orang yang dijadikan tersangka oleh aparat merupakan masyarakat lokal

yang ingin membuka lahan pertanian tanaman lokal untuk memenuhi

kebutuhan pangan sehari-hari. Selain itu, tindakan tegas terhadap pihak

perusahaan yang terlibat pembakaran hutan sudah pernah diinstruksikan oleh

presiden Joko Widodo.9

Presiden Jokowi sebelumnya telah mengeluarkan Intruksi Presiden No.

11 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan

9 Nasionalkompas.com, Wakapolri Bantah Polisi Diskriminasi Tangani Kasus Kebakaran Hutan, http://nasional.kompas.com>2016/09/13. Diakses pada 18 April 2018. Pukul 19.45.

Page 17: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

6

Lahan. Dalam Inpres tersebut secara tegas Presiden memerintahkan kepada

seluruh Kepala Daerah dan aparat penegak hukum untuk memberikan sanksi

tegas terhadap pelaku usaha pertanian yang tidak melaksanakan pengadilan

kebakaran lahan yang menjadi tanggung jawabnya.10

Masalah pemidanaan kehutanan penting sekali untuk dibahas mengingat

berbagai langkah yang telah ditempuh selama ini tidak membawa banyak

perubahan, dimana masalah degradasi kehutanan di Negara kita tetap saja

berlangsung. Faktor degradasi demikian lebih banyak bersumber dari faktor

manusia.

Semula undang-undang mengenai kehutanan diatur dalam Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan,

yang ternyata semakin lama dirasakan tidak banyak memuat prinsip-prinsip

yang mendorong pembinaan hutan secara baik. Sementara dalam faktor lain

diketahui bahwa faktor kehutanan menjadi wawasan global. Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan (UUK) dan UU Nomor 32 Tahun

2009 telah mencoba mengabsorbsi dan mengadopsi berbagai sitem yang

dinilai baik dan tepat dilakukan di Negara kita, termasuk elemen-elemen

mengeni penegakan hukum kehutanan.11

Dalam pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor. 45 Tahun 2004

tentang perlindungan hutan. merumuskan dari pengertian perlindungan hutan

yaitu: “usaha untuk memberantas kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil

hutan yang disebabkan oleh manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam,

hama, dan penyakit”. Kebakaran hutan telah menimbulkan dampak yang luar

biasa yang tentunya merugikan kehidupan kita sebagai bangsa,

Pertanggungjawaban pelaku pembakaran hutan harus di lakukan secara tegas.

Terkait dengan masalah pidana pembakaran hutan di Rantau parapat ini

terdapat sebuah putusan pengadilan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri

Rantau Prapat Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap. bahwa dalam putusan ini

10 Nasionalkompas.com, Wakapolri Bantah Polisi Diskriminasi Tangani Kasus Kebakaran Hutan, http://nasional.kompas.com>2016/09/13. Diakses pada 18 April 2018. Pukul 19.45.

11 N. H. T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 373-374.

Page 18: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

7

pengadilan negeri Rantau Prapat menjatuhkan hukuman pidana penjara dan

hukuman denda kepada terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli dan

terdakwa II. Fikana Laia alias Fikana atas tindak pidana “Secara bersama-

sama dengan sengaja membakar hutan”. Keadaan ini membuat peneliti ingin

mengkaji hal tersebut dan dituangkan dalam bentu skripsi yang berjudul “

Tindak Pidana Pembakaran Hutan di Rantau Prapat Dalam Tinjauan

Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam (Analisis Putusan

Nomor 680/PID.SUS/2016/PN.RAP).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. identifkas Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah hanya pada

bagaimana penerapan hukum dan pertimbangan hakim dalam memberikan

putusan. Pembatasan ini dilakukan untuk lebih fokus atau mempermudah

peneliti dan juga untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak ada

sangkut pautnya dengan masalah yang akan diteliti.

2. Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dirumuskan dengan pertanyaan penelitian

(research question) yaitu:

a. Apa faktor-faktor penyebab pembakaran hutan?

b. Bagaimana penerapan hukum dan pertimbangan hakim dalam

putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap ditinjau dari hokum pidana

positif dan hukum pidana Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dipaparkan diatas, dapat

diketahui bahwa tujuan umum dari peneliti ini adalah:

a. Untuk mengetahui faktor penyebab pembakaran hutan.

b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum dan pertimbangan

hakim dalam putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap

Page 19: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

8

2. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi, kontribusi

pemikiran dalam menambah wawasan pengetahuan dalam lingkup

pertanggung jawaban pidana terhadap pembakaran hutan. Sehingga skripsi ini

menjadi bahan literature dalam kajian ilmiah bagi para mahasiswa hukum

maupun praktisi hukum di Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Dapat menjadi bahan pengetahuan yang dapat berguna untuk

pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi wadah pengetahuan baru

yang berguna untuk mahasiswa, praktisi hukum, maupun masyarakat secara

luas.

c. Manfaat Akademisi

Penelitian ini merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana hukum

dalam program studi Hukum Pidana Islam di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

tinjauan pustaka (atau juga disebut literature riview) merupakan sebuah

proses mencari literature, hasil kajian atau studi yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan.12 Adapun yang dapat dijadikan sumber

rujukan telaah pustaka tersebut adalah buku teks, disertasu, tesis, jurnal,

skripsi dan lain sebagainya yang dapat dijadikan telaah pustaka atau tinjauan

pustaka. Dalam hal ini penulis mengambil beberapa telaah pustaka yang dapat

dijadikan bahan perundingan;

No Identitas

Penulis

Judul Substansi Pembeda

1. Jeni Fitria

Mahasiswa

Sanksi

Tindak

Penulis

menjabarkan

Penulis menjabarkan

mengenai faktor

12 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis Isi dan Analisis Sekunder, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.42.

Page 20: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

9

Universitas

Islam Negeri

Raden Intan

Lampung

Pidana

Pembakaran

Hutan

Dalam

Undang-

Undang

Nomor 41

Tahun 1999

tentang

Kehutanan

Persepektif

Hukum

Islam

mengenai

sanksi tindak

pidana

pembakaran

hutan

menurut

Undang-

Undang

Nomor 41

Tahun 1999

tentang

Kehutanan

menurut

persepektif

hukum Islam.

penyebab kebaran

hutan dan bagaiamana

penerapan hukum dan

pertimbangan hakim

dalam putusan nomor

680/pid.sus/2016/pn.rap

2. Tirza Sisilia

Mukau

Jurnal

Crimen Vol.

V/No.

4/Apr-

Jun/2016

Penerapan

Sanksi

Pidana

Terhadap

Pelaku

Pembakaran

Hutan atu

Lahan

Menurut

Undang-

Undang

Nomor 32

Tahun 2009.

Penulis

menjabarkan

mengenai

sanki bagi

pelaku

Pembakaran

hutan atau

lahan

menurut

Undang-

Undang

Nomor 32

Tahun 2009.

Penulis menjabarkan

mengenai faktor

penyebab kebaran

hutan dan bagaiamana

penerapan hukum dan

pertimbangan hakim

dalam putusan nomor

680/pid.sus/2016/pn.rap

Page 21: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

10

E. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

a. Teori Tindak Pidana

Pidana berasal dari bahasa belanda yaitu straf, yang kadang-

kadang disebut dengan istilah hukuman. Walaupun istilah pidana

lebih tepat dari istilah hukuman, karena hukumna sudah lazim

merupakan terjemahan dari recht.13 Pidana dapat dikatakan sebgai

suatu balasan akibat atas perbuatan yang telah melanggar larangan

pidana.

b. Teori pemidanaan

Pemidanan dapat diartikan dengan penghukuman. Penghukuman

yang dimaksud berkaitan dengan penjatuhan pidana dan dijatuhkan

pidana terhadap seseorang yang telah berkuatan hukum tetap dan

secara sah dan meyakinkan terbukti melakukan tindak pidana.

2. Kerangka Konseptual

Konseptual dalam penelitian ini adalah pemidana. Konsep ini

menitik beratkan pemidanan yang mana stiap orang yang berbuat

kejahatan harus dipidana.

Pelanggaran yang dilakukan di dalam putusan nomor

680/pid.susu/2016/pn.rap dengan konsep pemidanan ini diharapkan agar

penegak hukum memberikan hukuman yang setimpal.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah satu teknik pemikiran yang dipergunakan

dalam penelitian tertentu untuk menggali dan mengembangkan pengetahuan

dari sember-sumber primer maupun sekunder.14 Metode penelitian ini adalah

metode kepustakaan (Library Riseacrh), yaitu penelitan yang dilakukan

dengan cara menghimpun atau mengumpulkan data dari berbagai literature

13 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, (Jakarta: Grafindo Persadam, 2008), h.24.

14 Handari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta, Gadjah Mada Univercity Press, 2017), h.27

Page 22: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

11

baik data yang ada di perpustakaan atau media informasi lainya. Agar

tercapai maksud dan tujuan pembahasan pokok-pokok masalah diatas maka

penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif disebut juga dengan

penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

meneliti bahan pustaka yang disebut juga penelitian hukum kepustakaan

(library research)yang di gunakan ialah buku-buku yaitu (Joni) hukum

lingkungan kehutanan, (Lailan Syaufina) kebakaran hutan dan lahan di

Indonesia, (N.H.T. siahaan) hukum lingkungan dan ekologi pembangunan.15

Penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan suatu

aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk

menjawab permasalahn hukum yang dihadapi. Penelitian hukum normatif

dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai

preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.16

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pendekatan Putusan Pengadilan Negeri

Rantau Perapat Nomor 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap dan perundang-undangan

(Statutory Approach). Pembahsan masalah pembakaran hutan UU No. 41

Tahun 1999, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

3. Bahan Hukum Penelitian

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang isinya mempunyai

kekuatan hukum mengikat, dalam hal ini adalah norma atau kaidah

dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan hukum

primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1) Putusan Pengadilan Negeri Rantau Perapat Nomor

680/Pid.Sus/2016/PN.Rap.

15 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta, Rajawali Press: 2014), h.14

16 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010), h.34

Page 23: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

12

2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

3) Peraturan Pemerintahan Nomor 45 Tahun 2004 Perlindungan

Hutan.

4) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

5) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

6) Undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat kaitanya

dengan bahan hukum primer yang dapat membantu menganalisis

serta memahami bahan hukum primer, yaitu berupa buku-buku dan

bahan pustaka lainya yang berkaitan erat dengan penelitian ini dan

putusan pengadilan.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang mendukung

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan

memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainya,

seperti kamus hukum, kamus bahasa Indonesia dan ensiklopedia.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi

kepustakaan (library research), yakni studi dokumen dengan mengumpulkan

dan mempelajari buku-buku hukum, literature, karya-karya ilmiyah, peraturan

perundang-undangan. Dan dokumen yang diteliti adalah Putusan Pengadilan

Negeri Rantau Perapat Nomor 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Tujuan penelitian

studi kepustakaan (library research) ini adalah untuk memperoleh data

sekunder yang meliputi peraturan, buku, majalah, surat kabar, situs internet.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara

normatif kualitatif. Yaitu dengan menganalisis ketentuan dalam Putusan

Pengadilan Negeri Rantau Perapat Nomor 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap dan

perundang-undangan serta buku-buku yang berkaitan secara komprehensip.17

17 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2010), h.10.

Page 24: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

13

G. Sistematika penulisan

Untuk menjelaskan permasalahan tersebut dalam bagian yang lebih

lengkap, agar lebih memperjelas penelitian ini, maka peneliti memberikan

sistematika penulisan dalam suatu kaidah garis-garis besar penulisan melalui

beberpa bab, disertai sub-sub dalam menjelaskan berbagai hal yang lebih

terperici dan membutuhkan pengetahuan yang mendalam. Adapun deskripsi

dari sistematika penulisan ini dijabarkan dalam 5 bab sebagai berikut:

Bab I Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, tinjauan pustaka

dan sistematika penulisan.

Bab II Membahas tentang landasan teori mengenai Pengertian Tindak

Pidana, Sanksi Pidana, Teori Pemidanaan dan Hutan.

Bab III Membahas tentang Tindak Pidana Pembakaran Hutan dalam

Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam, Penerapan Hukum Hakim,

Pertimbangan Hakim, Posisi Kasus.

Bab IV Membahas tentang Faktor-faktor Pembakaran hutan dan analisis

putusan Nomor 680/Pid.sus/2016/PN.Rap.

Bab V Meliputi Kesimpulan dari pembahasan serta beberapa saran-saran

berdasarkan analisis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

masukan dari pihak-pihak yang terkait.

Page 25: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA HUTAN

A. Tindak Pidana

1. Pengertian tindak pidana

Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum

pidana Belanda yaitu strabaar feit. Walaupun istilah ini terdapat dalan wt

book van strafecht voor nederlan indie, akan tetapi tidak ada penjelasan

resmi tentang apa yang dimaksud dengan straftbaar feit tersebut. Karena

itu para ahli hukum memberi arti dari istilah tersebut walaupun sampai

saat ini belum ada keseragaman pendapat.18

Istilah-iatilah yang pernah dipergunakan baik dalam perundang-

undangan maupun dalam beberapa literatur hukum sebgai terjemahan

dari istilah strafbaar feit adalah: tindak pidana, peristiw a pidana, delik,

pelanggaran pidana, perbuatan yang boleh dihukum, perbuatan yang

dapat dihukum, perbuatan pidana. Dari tujuh istilah yang digunakan

sebagai terjemahan dari strafbaar feit, arti kata straf diterjemahkan

dengan pidana dan hukum. Pada baar diterjemahkan dengan kata dapat

atau boleh sedangkan untuk kata feit diterjemahkan dengan tindak,

peristiwa, pelanggaran dan perbuatan.19

Telah banyak dirumuskan oleh para ahli hukum pidana perumusan

atau definisi tentang tindak pidana tersebut, dan disamping adanya

persamaan, terdapat juga perbedaannya. Beberapa pendapat para ahli

mengenai perumusan atau definisi terhadap tindak pidana atau strafbaar

feit,:

Prof. Moeljatno memakai istilah perbuatan pidana yaitu perbuatan

yang dilarang oleh suatu aturan hukum dan disertai ancaman (sanksi)

yang berupa pidana tertentu, barang siapa yang melanggar larangan

18 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, (Jakarta: Grafindo Persadam, 2007), h. 67.

19 M Sudrajat Bassar, Tindak-tindak Pidana Tertentu di dalam Kitab Undang-USndang Hukum Pidana, (Bandung: Remaja Krtya, 1986), h. 1.

14

Page 26: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

15

tersebut. Beliau mengemukakan bahwa menurut tujudnya dan sifatnya

perbuatan-perbuatan ini adalah perbuatan-perbuatan yang melawan

hukum. Perbuatan-perbuatan yang merugikan masyarakat.20

Menurut Simons strafbaar feit adalah suatu tindakan melanggar

hukum yang telah dilakukan dengan sengaja maupun tidak dengan

sengaja oleh seeorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas

tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu

tindakan yang dapat dihukum.

Dalam rumusan diatas terdapat tiga alasan mengapa pengertian

strafbaar feit dirumuskan seperti di atas:

1. Untuk adanya suatu strafbaar feit harus terdapat suatu tindakan

yang dilarang atau diwajibkan oleh undang-undang, dimana

pelanggaran terhadap larangan da kewajiban semacam itu telah

disyaratkan sebgai suatu tindakannya melawan hukum.

2. Agar suatu tindakan itu dapat dihukum, maka tindakan tersebut

harus memenuhi semua unsur dari delik-delik seperti yang

dirumuskan dalam undang-undang.

3. Setiap strafbaar feit sebagai pelanggaran terhadap larangan atau

kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya

merupakan suatu tindakan yang melawan hukum.21

Ruslan Saleh mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian

strafbaar feit yaitu sebgai perbuatan pidana yang oleh aturan hukum

pidana dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang.

Wirjono Projodikoro mengartikan strafbaar feit ssebagai suatu

perbuatan yang pelakunya dapat dikenai hukum pidana.

Sutan Remy Sjahdeini mendefinisikan strafbaar feit yakni sebagai

perilaku yang oleh undang-undang pidana yang berlaku (hukum pidana

20 M Sudrajat Bassar, Tindak-tindak Pidana Tertentu di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana..., h. 2.

21 Mahrus Ali, Asas-asas Hukum Pidana Korporasi, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), h. 52-53.

Page 27: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

16

positif) telah diskriminalisasi dan oleh karena itu dapat dijatuhi sanksi

sebgai pelaku.22

Pompe merumuskan strafbaar feit telah dirumuskan sebagai suatu

pelanggaran norma (gangguan terhadap tartib hukum) dengan sengaja

atau tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh pelaku, dimana

penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut perlu demi terpeliharanya

tartib hukum dan terjaminnya kepentingan umum.23

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa diketahui tindak

pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang

memiliki unsur kesalahan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam

dengan pidana, dimana penjatuhan pidana terhadap pelaku adalah demi

terpeliharanya tertib dan terjaminya kepentingan umum.

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Untuk mengenakan pidana itu harus dipenuhi dengan unsur-unsur

tindak pidana. Jadi sesorang dapat dikenakan pidana apabila perbuatan

tersebut memenuhi unsur-unsur tindak pidana (strafbaar feit). Menurut

Lamintang, bahwa setiap tindak pidana dalam KUHP pada umumnya

dapat dijabarkan unsur-unsur menjadi dua macam: yaitu unsur subjektif

dan unsur objektif. Yang dimaksud unsur subjektif adalah unsur-unsur

yang melekat pada diri sipelaku atau yang berhubungan dengan sipelaku.

Sedangakn yang dimaksud dengan unsur objektif itu adalah unsur-unsur

yang ada hubungan dengan keadaan-keadaan dimana tindakan dari

sipelaku itu harus dilakukan.24

Unsur-unsur tindak pidana menurut Moeljatno adalah:

a. Unsur-unsur formil

1) Perbuatan manusi.

22 Sutan Remy Sjahdeini, Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer, (Jakarta: Grafiti Press, 2009), h. 34.

23 Mahrus Ali, Asas-asas Hukum Pidana Korporasi..., h. 52-53. 24 P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Huku Pidana di Indonesia, (Bandung: Citra Aditiya

Bakti, 1997), h. 191.

Page 28: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

17

2) Perbuatan itu dilarang oleh suatu aturan hukum.

3) Larangn itu disertai ancaman yang berupa pidana tertentu.

4) Larangan itu dilanggar oleh manusi.

b. Unsur-unsur materil

1) Perbuatan itu harus bersifat melawan hukum.

2) Dirasan oleh masyarakat.

3) Perbuatannya yang tidak boleh atau patut dilakukan.25

Menurut Simons menjelaskan beberapa unsur tindak pidana sebagai

berikut:

a. Perbuatan manusia

b. Diancam dengan pidana

c. Melawan hokum

d. Dilakukan dengan kesalahan

e. Oleh orang yang mampu bertanggung jawab

Simon membedakan unsur-unsur tindak pidana menjadi dua yaitu

unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur subjektif orang yang mampu

bertanggung jawab, adanya kesalahan (dolud/culpa). Sedangkan unsur

objektif perbuatan orang dan akibat yang kelihatan dari perbuatannya.26

3. Jenis-Jenis Tindak pidana

Tindak pidana memiliki beberapa jenis, yakni dikelompokkan

berdasarkan jenis dan sifatnya, yaitu:

a. Kejahatan dan Pelanggaran

Kejahatan (rechtsdelicten) ialah perbuatan yang bertentangan

dengan pengadilan, diatur dalam buku ke-II KUHP tentang

kejahatan. Sedangkan pelanggaran (wetsdelictan) ialah suatu delik

yang melanggar yang diatur dalam undang-undang, dan dalam Buku

ke-III KUHP.27

25 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 165. 26 Sudarto, Hukum Pidana, (Purwokerto Universitas Sudiman, 1990), h.50. 27 Ismu Gunandi dan Jonaedi Efendi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana,

(Jakarta: Permadmedia Grup, 2014), h. 44.

Page 29: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

18

b. Delik Fornil dan Delik Materil

Delik formil adalah delik yang perumusannya dititik beratkan

kepada perbuatan yang dilarang. Misalnya: Penghasutan, Penyuapan.

Sedangkan delik materil adalah delik yang rumusannya dititik

beratkan kepada apa yang tidak dikehendaki (dilarang). Delik ini

baru selesai apabila akibat yang tidak dikehendaki itu telah terjdai.

Misalnya: pembunuhan, penipuan.28

c. Delik Dolus (kesengajaan) dan Delik Culpa (kealpaan)

Delik dolus (kealpaan) adalah delik yang memuat unsur

kesengajaan. Misalnya pada Pasal 310 KUHP tentang Penghinaan.

Sedangkan delik culpa (kealpaan) delik yang mempunyai unsur

kealpaan atau kesalahan. Misalnya pada Pasal 338 KUHP tentang

Pembunuhan.29

d. Delik Aduan dan Delik Murni

Delik aduan adalah delik yang penuntutannya hanya dilakukan

apabila ada pengaduan dari pihak yang terkena. Sedangkan delik

Murni adalah delik yang penuntutannya tidak perlu melakukan

pengaduan dari pihak korban.

e. Delik tunggal dan Berganda

Delik tunggal adalah delik yang dilakukan dengan perbuatan

satu kali. Sedangkan delik berganda adalah delik dengan melakukan

perbuatan dua atau lebih.30

B. Sanksi Pidana

Sanksi pidana adalah suatu hukuman sebab akibat, sebab adalah

kasusnya dan akibat adalah hukumanya. Orang yang terkena akibat akan

memperoleh sanksi baik hukuman penjara atau hukuman kurungan dan

hukuman lainnya. Sanksi pidana merupakan suatu jenis sanksi yang bersifat

28 R. Soedarto, Ilmu Hukum, (Semarang: UNDIP, 1989), H. 35. 29 Wirjono Projodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana, (Bulan Bintang Jakarta 1993), cet 5,

h. 20. 30 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 165.

Page 30: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

19

nestapa yang diancamkan atau yang dikenakan terhadap perbuatan atau

pelaku perbuatan pidana atau tindak pidana yang dapat mengganggu atau

membahayakan kepentingan hukum. Sanksi pidana pada dasarnya untuk

membuat jera pelaku kejahatan.

Pidana adalah penderitaan atau nestapa atau sengaja dibebankan kepada

orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi unsur-unsur pidana.31

Jenis-jenis pidana sebagaimana telah diatur dalam Pasal 10 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP):

1. Pidana Pokok

a. Pidana mati

b. Pidana kurungan

c. Pidana denda

d. Pidana tutupan

2. Pidana Tambahan

a. Pencabutan hak-hak tertentu

b. Perampasan barang-barang tertentu

c. Pengumuman putusan hakim32

C. Teori Pemidanaan

Mengenai teori pemidanaan pada umunya dapat dikelompokkan dalam

tiga golongan besar, yaitu teori absolut ( teori pembalasan), teori relatif (teori

tujuan), dan teori gabungan.33

1. Teori Absolut (pembalasan)

Menurut teori ini pidana dijatuhkan karena orang telah melakukan

kejahatan. Pidana sebagai akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu

pembalasan kepada orang yang melakukan kejahatan. Tindak pidana

tidak pernah dilaksanakan semata-mata sebagai sarana untuk

mempromosikan tujuan lain, baik bagi pelaku itu sendiri maupun dari

31 Tri Andrisma, Asas-Asas dan Dasar aturan Hukum Pidana Indonesia, (Bandar Lmpung Unila, 2009), h. 8.

32 Andi Hamzah, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014). 33 E. Utrecht, Hukum Pidana I, (Jakarta: Universitas Jakarta, 1958), h. 157.

Page 31: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

20

masyarakat. Tapi dalam semua hal harus dikenakan karena orang yang

bersangkutan telah melakukan tindak kejahatan. Setiap orang harus

menerima ganjaran seperti perbuatannya.34

Mengenai teori pembalasan ini, Andi Hamzah mengemukakan

sebagai berikut:

Teori pembalasan menyatakan bahwa pidana tidaklah bertujuan

untuk yang praktis, seperti memperbaiki penjahat. Kejahatan itu

sendirilah yang mengandung unsur-unsur untuk dijatuhkan pidana,

pidana secara mutlak ada karena dilakukan suatu kejahatan.35

Teori pembalasan atau absolut ini terbagi atas pembalasan subjektif

dan pembalasan objektif. Pembalasan subjektif ialah pembalasan

terhadap kesalahan pelaku. Pembalasan objektif ialah pembalasan

terhadap apa yang telah diciptakan pelaku.36

Ada beberapa ciri teori absolut atau bisa disebut juga dengan

retributif yang diungkapkan oleh Karl O. Cristiansen, yaitu:

1) Tujuan pidana semata-mata untuk pembalasan;

2) Pembalasan merupakan tujuan utama, tanpa mengandung sarana-

sarana untuk tujuan lain;

3) Kesalahan merupakan salah satu syarat bagi adanya pidana;

4) Pidana harus disesuaikan dengan kesalahan pembuat;

5) Pidana melihat kembali kebelakang yang merupakan pencelaan yang

murni dan tujuanya tidakn untuk memperbaiki, mendidik, atau

memasyarakatkan kembali pelanggar.37

Dalam konteks sistem hukum pidana Indonesia, karakteristik teori

pembalasan jelas tidak sesuai (bertentangan) dengan filosofi pemidanaan

berdasarkan sistem pemasyarakatan yang dianut di indonesia (UU No.12

34 Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: Alumni, 1992), h. 11.

35 Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1993), h. 26.

36 Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana Mati Terhadap Pembunuh Berencana,…h. 149.

37 Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 17.

Page 32: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

21

Tahun 1995). Begitu juga dengan konsep yang dibandingkan dalam RUU

KUHP, yang secar tegas dalam hal tujuan pemidanaan disebutkan

“pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan manusia dan

merendahkan martabat manusia.38

2. Teori Relatif (Teori Tujuan)

Teori relatif atau teori tujuan juga disebut teori utilitarian, lahir

sebagai teori reaksi terhadap reaksi absolut. Tujuan pidana menurut teori

relatif bukanlah sekedar pembalasan, akan tetapi untuk mewujudkan

ketertiban di dalam masyarakat.

Tentang teori relatif ini Muladi dan Barda Nawawi Arif Menjelaskan

bahwa:

Pidana bukan sekedar untuk melakukan pembalasan atau

pengimbalan kepada orang yang telah melakukan suatu tindakan pidana,

tetapi memiliki tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat. Jadi dasar

pembenaran adanya pidana menurut teori relatif adalah terletak pada

tujuannya. Pidana dijatuhkan bukan orang membuat kejahatan melainkan

supaya orang jangan melakukan kejahatan.39

Dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, teori relatif ini dibagi dua

yaitu:

1) Prevensi umum

2) Prevensi Khusus

Mengenai prevensi umum dan prevensi khusus, E. Utrecht

menjelaskan sebagai berikut: prevensi umum bertujuan untuk

menghindari untuk tidak melanggar. Prevensi khusu bertujuan untuk

menghindari agar pembuat tidak melanggar.40

Prevensi umum menekankan bahwa tujuan pidana adalah untuk

mempertahankan ketertiban masyarakat dari gangguan penjahat. Dengan

38 Rancangan Undang-Undang Republik Indoensaia. Direktorat Jendral Peraturan Perundang-Undangan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Tahun 2018.

39 Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 16. 40 E. Utrecht, Hukum Pidana I..., h. 157.

Page 33: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

22

adanya pemidanaan terhadap pelaku kejahatan, masyarakat lain tidak

melakukan kejahatan. Sedangkan prevensi khusus menekankan bahwa

tujuan pidana itu dimaksudkan agar pelaku pidana tidak mengulangi lagi

perbuatannya. Dalam hal ini pidana itu perfungsi untuk mendidik dan

memperbaiki pelaku pidana agar menjdai lebih baik.

Karakteristik dari teori relatif atau teori tujan adalah:

a. Tujuan pidana adalah pencegahan;

b. Pencegahan bukanlah pidana akhir, tetapi merupakan sarana untuk

mencapai ketertiban umum;

c. Pelanggaran-pelanggaran hukum yang memenuhu syarat untuk

adanya pidana;

d. Pidana harus ditetapkan berdasarkan tujuannya sebagai alat untuk

pecegahan kejahatan.41

3. Teori Gabungan

Menurut teori gabungan bahwa tujuan pidana itu selain membalas

kesalahan penjahat juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat,

dengan mewujudkan ketertiban. Teori ini menggunakan kedua teori

tersebut di atas (teori absolut dan teori relatif) sebagai dasar

pemidanaan.42

Walaupun terdapat perbedaan pendapat di kalangan para sarjana

mengenai tujuan pemidanaan itu, namaun ada satu hal yang tidak dapat

dibantahkan, yaitu bahwa pidana itu merupakan salah satu sarana untuk

mencegah kejahatan serta memperbaiki pelaku tindak pidana.

Teori integratif dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Teori integratif yang menitik beratkan pembalasan, akan tetapi

tidak boleh melampai batas apa yang perlu dan cukup untuk dapat

mempertahankan tertib masyarakat.

41 Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 17. 42 Koeswaji, Perkembangan Macam-Macam Pidana dalam Rangka Perkembangan

Hukum Pidana, Cet, I, (Bandung: Citra Aditiya Bakti, 1995), h. 11-12.

Page 34: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

23

2. Teori integratif yang menitik beratkan pada pertahanan tata tertib

masyarakat, tetapi tidak boleh lebih berat dari suatu penderitaan

yang beratnya sesuai dengan beratnya perbuatan yang dilakukan

oleh pelaku tindak pidana.

3. Teori integratif yang menganggap harus ada keseimbangan antara

kedua hal di atas.43

Dengan demikian pada hakikatnya pidana adalah merupakan

perlindungan terhadap masyarakat dan pembalasan terhadap perbuatan

melanggar hukum. Di samping iti Ruslan Saleh juga mengemukakan

bahwa pidana mengandung hal-hal lain, yaitu bahwa pidana adalah suatu

proses pendidikan untuk menjadikan orang dapat diterima kembali dalam

masyarakat.44

Dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum

pidana tahun 2018, tujuan pemidanaan diatur dalam pasal 58, yaitu:

a. Pemidanaan bertujuan

1) Mencegah dilakukanya tindak pidana dengan menegakkan norma

hokum demi perlindungan dan pengayoman masyarakat.

2) Mememasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan dan

pembimbingan agar menjadi orang yang baik dan berguna.

3) Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan akibat tindak pidana,

memulihkan keseimbangan, serta mendatangkan rasa aman dan

damai dalam masyarakat. dan

4) Menumbuhkan rasa penyesalan dan membebaskan rasa bersalah

pada terpidana.

b. Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan manusia dan

merendahkan martabat manusia.

Andi Hamzah mengemukakan tujuan pidana kedalam Reformation,

Restrain, dan Restribution serta deterrence. Reformation berarti

memperbaiki atau merehabilitasi penjahat menjadi orang baik dan

43 Prakoso, Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-pendapat Mengenai Efektifitas Pidana Mati di Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), h. 24.

44 Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 14.

Page 35: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

24

berguna bagi masyarakat. Restrain mengasingkan pelanggar dari

masyarakat. Restribution ialah pembalasan terhadap pelanggar hukum

karena telah melakukan kejahatan. Deterrence berarti menjera atau

mencegah sehingga penjahat jera dan menjadi pelajaran dan takut

melakukan kejahatan kembali.45

Teori gabungan pada hakikatnya lahir dari ketidak puasan gagasan

teori pembalasan maupun unsur-unsur yang positif dari kedua teori

tersebut yang kemudian menjadi titik tolak dari teori gabungan. Teori ini

berusaha menciptakan keseimbangan anatar unsur pembalasan dengan

tujuan memperbaikiti pelaku kejahatan

D. Hutan

1. Pengertian Hutan

Hutan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan

hutan adalah tanah luas yang ditumbuhi pepohonan dan tidak dipelihara

oleh orang. Hutan merupakan terjemahan dari kata bos dalam bahasa

Belanda dan Forrest dalam bahasa Inggris. Forrest merupakan dataran

tanah yang bergelombang, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan

diluar kehutanan, seperti pariwisata. Di dalam hukum Inggris kuno

forrest (hutan) adalah suatu daerah tertentu yang lahannya ditumbuhi

pepohonan, tempat hidup flora dan fauna.

Menurut Dangler, yang diartikan dengan hutan, adalah: “sejumlah

pepohonan yang tumbuh pada lapangan yang cukup luas, sehingga suhu,

kelembapan, cahaya, angin, dan sebgainya tidak lagi menetukan lingkun

gannya, akan tetapi dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan/pepohonan baru,

tumbuh pada tempat yang cukup luas dan tumbuh cukup rapat”.

Menurut Dangler yang menjadi ciri hutan adalah adanya pepohonan

yang tumbuh pada tanah yang luas, dan pepohonan tumbuh secara

berkelompok.46

45 Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesiah..., h. 28. 46 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 40.

Page 36: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

25

Pengertian hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

dijelaskan dalam Pasa 1 ayat (2) tentang Kehutanan ialah “suatu kesatuan

ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang

didominasi pempohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang

tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya”.47

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 “hutan adalah suatu lapangan

pertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan

persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungan dan yang

ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan”.48

Menurut pendapat Bambang Pamudi, dengan merujuk kepada

Undang-Undang Kehutanan 1967 tersebut, pengertian hutan tidak dianut

pemisahan secara horizontal antar suatu lapangan (tanah) dengan yang

diatasnya. Antara suatu lapangan (tanah), tumbuh-tumbuhan alam hayati

dan lingkunganya merupakan satu kesatuan yang utuh.49

2. Jenis-Jenis Hutan

Hutan berdasarkan fungsinya adalah penggolongan hutan yang

berdasarkan kegunaannya. Hutan ini dapat digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu hutan konservasi, hutan produksi, hutan lindung.

a. Hutan koservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu

yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman

tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdisri

atas kawasan suaka alam berupa cagar alam, dan suka marga satwa.

b. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari hutan

produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan produksin yang

dapat dikonservasi.

47 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan 48 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967. 49 Bambang Pramudi, Hukum Kehutan dan Pembangunan Bidang Kehutanan, ( Jakarta:

Raja Grfindo, 1995), h. 34.

Page 37: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

26

c. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai pungsi pokok

sebagai pelindung sistem penyanggah kehidupan untuk mengatur

tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi

laut, dan memelihara kesuburan tanah.50

Berdasarkan ekosistemnya hutan dibagai dalam beberapa kategori,

sebagai berikut:

d. Hutan hujan dataran rendang: jenis hutan ini banyak ditemukan

dibagian barat indonesia, sumatra, dan kalimantan yang dicirikan

dengan curah hujan tinggi dan dataran rendah.

e. Hutan rawa: dijumpai dekat muara sungai sering tergenang air dan

kaya bahan organik.

f. Hutan rawa gambu: jenis tanah-tanah gambut yang kaya bahan

organik.

g. Hutan mangrove atau bakau: ditemukan pada tanah aluval berpasir

ditepi pantai dan dipengaruhi oleh air laut/ payau.

h. Hutan hujan dataran tinggi; hutan yang berada di ketinggian 500-

1000 m di atas permukaan laut.51

Hutan menurut pemilikannya. Hutan ini dapat digolongkan menjadi dua,

yaitu:

a. Hutan negara yang merupakan kawasan hutan dan hutan alam yang

tumbuh di atas tanah yang bukan hak milik. Hutan negara adalah

hutan alam atau hutan tanam di atas tanah yang diberikan kepada

Daerah Tingkat II, dan diberikan dengan hak pakai atau hak

pengelolaan.

b. Hutan milik, yaitu hutan yang tumbuh di atas tanah hak milik.

Hutan jenis ini disebut hutan rakyat. 52

50 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan…, h. 43. 51 Ari Wibowo, dan A. Ngakolen Gintings, Degradasi dan Upaya Pelestarian Hutan

(Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan), h. 69. 52 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan…, h. 42.

Page 38: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

27

Hutan menurut peruntukanya, hutan digolongkan menjadi tiga jenis,

yaitu:

a. Hutan tetap, yaitu hutan, baik yang sudah ada, yang akan

ditanamni, maupun yang tumbuh secara alami di dalam kawasan

hutan.

b. Hutan cadangan, yaitu hutan yang berada dalam kawasan hutan

yang peruntukanya belum ditetapkan, dan bukan hak milik apabila

diperlukan hutan sadangan ini dapat dijadikan hutan tetap.

c. Hutan lainya, yaitu hutan yang berada di luar kawasan hutan dan

hutan cadangan, misalnya hutan yang terdapat pada tnaha milik,

atau tanah dibebani hak lainya.53

3. Jenis-jenis Tindak Pidana Hutan

Jenis tindak pidana bidang kehutanan sebagai suatu kejahatan yang

diancam hukuman penjara dan denda meliputi perbuatan sebagai

berikut:54

a. Merusak sarana dan prasarana perlindungan hutan dan kerusakan

hutan.

tindak pidana ini diatur dalam Pasal 50 ayat 1 Undang-undang

No. 41 Tahun 1999, yaitu barang siapa dengan sengaja merusak

sarana dan prasarana perlindungan hutan, dan dengan sengaja

menimbulkan kerusakan hutan. Barangsiapa dengan sengaja

melakukan perbuatan pidana tersebut maka dapat dikenakan

hukuman penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling

bayak Rp.10.000.000.00,00 (sepuluh milyar). Untuk merusak sarana

dan prasarana hutan hanya dikenakan kepada orang perorangan,

sedang terhadap perbuatan yang menimbulkan kerusakan hutan

dikenakan pada orang atau badan hukum korporasi.

53 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan…,h. 43. 54 Suriyansyah Murihaini, Hukum Kehutana, (Yogyakarta: Laksbang Frafika, 2012), h.

26.

Page 39: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

28

b. Membakar hutan

Mebakaran hutan ini merupakan bentuk perbuatan kerusakan

hutan yang paling sering kita temui. Tindak pidana membakar hutan

ini dapat terjadi karena kelalaian yang mengakibatkan kebakaran

hutan. Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 50 ayat 3 huruf d

Undang-undang No. 41 Tahun 1999, diancam hukuman penjara

paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak

Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah). Sedangkan jika

kebakran hutan terjadi akibat kelalaian maka diancam hukuman

penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak

Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

c. Menebang pohon dan memiliki hasil hutan secara ilegal.

Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 50 ayat 3 huruf e Undang-

undang No. 41 Tahun 1999, barangsiapa melakukan perbuatan

menebang pohon, memanen atau memungut hasil hutan di dalam

hutan tanpa hak dan ijin dari pejabat yang berwenang diancam

pidana penjara 15 (lima belas tahun) tahun dan denda

Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). Termasuk yang diancam

dalam pasal ini adalah barang siapa menerima, membeli atau

menjual, menerima tukar atau menerima titipan atau memiliki hasil

hutan, yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan

yang diambil atau dipungut secara tidak sah.

d. Melakukan penambangan dan eksploitasi bahan tambang tanpa ijin.

Perbuatan yang tercantum dalam Pasal 50 ayat 3 huruf g

Undang-undang No.41 Tahun 1999 adalah barangsiapa melakukan

penambagan dengan pola terbuka di kawasan hutan lindung dalam

bentuk kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi

barang tambang tanpa ijin dari mentri, diancam pidana paling lama

10 (sepuluh) tahun dan denda paling bayak Rp.5.000.000.000,00

(lima milyar rupiah).

Page 40: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

29

e. Memiliki hasil hutan tanpa keterangan.

Perbuatan yang diancam dalam pasal 50 ayat 3 huruf h Undang-

undang No. 41 Tahun 1999 ini adalah barang siapa dengan sengaja

mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak

dilengkapi dengan bersama-sama dengan suarat keterangan sahnya

hasil hutan, diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan

denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar).

f. Mengembala ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk

secara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang.

Perbuatan yang diancam dengan ketentuan ini adalah

barangsiapa dengan sengaja mengembala ternak di kawasan hutan

yang tidak ditunjuj secara khusus oleh pejabat yang berwe nang

diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan dan denda

paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Pasal 50 ayat

3 huruf i Undang-undang No.41 tahun 1999.

g. Membawa alat-alat berat tanpa ijin.

Perbuatan yang diancam dalam ketentuan Pasal 50 ayat 3 huruf j

Undanag-undang No. 41 Tahun 1999 ini adalah barangsiapa dengan

sengaja membawa alat-alat berat atau alat-alat yang lainnya yang tak

lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil

hutan dalam kawasan hutan tanpa ijin pejabat yang berwenang,

diancam pidana penjara paling lama 5 (lima ) tahundan denda paling

banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliyar rupiah).

h. Membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan

kerusakan serta membahayakan keadaan atau kelangsungan fungsi

hutan ke dalam kawasan hutan.

Perbuatan ini diatur dalam Pasal 50 ayat 3 huruf l Undang-

undang No.41 Tahun 1999 adalah barangsiapa dengan sengaja

membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran,

kerusakan, atau membahayakan keberadan atau kelangsungan fungsi

Page 41: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

30

hutan, diancam dengan hukuman penjara paling laman 3 (tiga) bulan

dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

i. Membawa satwa liar atau tumbuhan yang dilindungi.

Perbuatan pidana menurut ketentuan Pasal 50 ayat 3 huruf n

Undang-undang No.41 Tahun 1999 ini yaitu barangsiapa dengan

sengaja mengeluarkan, membawa dan mengangkut tumbuh-

tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi undang-undang tanpa ijin

pejabat yang berwenang, diancam dengan hukuman penjara paling

lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00

(tiga milyar rupiah).

Page 42: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

BAB III

TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN MENURUT HUKUM

POSITIF DAN HUKUM ISLAM

A. Tindak Pidana Pembakaran Hutan dalam Hukum Positif

1. Pengertian Pembakaran Hutan

Pembakaran menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) ialah

suatu proses atau cara perbuatan membakar.

Pembakaran hutan menurut Bambang Hero Saharjo:

Di lingkup ilmu kehutanan sedikit perbedaan istilah kebakaran hutan

dan pembakaran hutan. Pembakaran hutan identik dengan kejadian yang

disengaja pada satu lokasi dan luasnya telah ditentukan. Guna untuk

membuka lahan, meremajakan hutan atau mengendalikan hama.

Sedangkan kebakaran hutan lebih kepada kejadian yang tidak disengaja

atau tidak terkendali. Pada praktiknya pembakaran hutan bisa menjadi

tidak terkendali dan memicu kebakaran.55 kebakaran hutan telah menjadi

masalah seriusa yang sampa saat ini masaih belum dapat diatasi dengan

baik. Statistik menunjukan bahwa masalah kebakaran hutan setiap tahun

semakin meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh meningginya

kegiatan penyimpanan lahan dalam sekala kecil maupun besar mulai dari

perladangan hingga konservasi hutan untuk pertanian dan perkebunan,

pembangunan hutan tanaman yang lebih rawan terbakar, pertambahan

jumlah penduduk dan kondisi iklim yang tidak menetu dengan

kecenderungan semakin panas.56

Kebakaran hutan menjadi penyumbang terbesar laju deforestasi.

Bahkan lebih besar dari konservasi lahan untuk petanian dan ilegal

loging.

55 https://jurnalbumi.com>Enslikopedi. Diakses tanggal 15 Aapril 2018. 56 Ari Wibowo, dan A. Ngakolen Gintings, Degradasi dan Upaya Pelestarian Hutan

(Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan), h. 73.

31

Page 43: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

32

2. Dasar Hukum Tindak Pidana Pembakaran Hutan

a. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 50 ayat (3) Huruf d: “Setiap orang dilarang membakar hutan”

Pasal 78 ayat (3) :

“Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan oidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahu dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00; (lima milyar rupiah).

Pasal 78 ayat (4) :

“Barang siapa karena kelalaiannya melanggar ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling bayak Rp.1.500.000.000,00; (satu milyar lima ratus juta rupiah).

Kebakaran hutan dapat menibulkan kerusakan hutan dan pelakunya tidak hanya orang perorangan tetapi bisa juga dilakukan oleh korporasi.

b. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukanya

mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakaan lingkungan hidup.

Kebakaran hutan atau kebakaran lahan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup dan kerusakaan lingkungan hidup sehingga dapat dikenai sanksi berdasarkan UUPPLH sebagai berikut: Pasal 69 ayat (1) huruf h UUPPLH:

“Setiap orang dilarang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar”

Pasal 108 UUPPLH :

“Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana degan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.3.000.000.000,00; (tiga milyar rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00; (sepuluh milyar rupiah).

Pasal 69 ayat (2) UUPPLH:

“Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h memperhatikan dengan sungguh sungguh kearifan lokal di daerah masing-masing”

Page 44: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

33

Penjelasan pasal 69 ayat (2):

“Kearifan lokal yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektar per kepala keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegahan penjalaran api ke wilayah sekeliling”.

Pasal 98 ayat (1) :

“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakaan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah) paling bayak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah). Pasal 98 ayat (2) UUPPLH:

“Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 98 ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp.4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah) dan paling banyak Rp.12.000.000.000,00 (dua belas milyar rupiah)”.

Pasal 98 ayat (3) UUPPLH:

“Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada yata (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dengan denda paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan paling banyak Rp.15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah)”.

Pasal 99 ayat (1) UUPPLH:

“Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara a,niem, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku mutu kerusakaan lingkungan hidup, dipidana degan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp.3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah)”.

Pasal 99 ayat (2) UUPPLH:

“Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 99 ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit Rp.2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) dan paling banyak Rp.6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah)”.

Page 45: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

34

Pasal 99 ayat (3) UUPPLH: “Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada pasal 99 ayat (1)

mengakibatkan luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp.3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah) dan paling banyak Rp.9.000.000.000,00 (sembilan milyar rupiah)”.

Pasal 119 UUPPLH:

“Selain pidana yang dimaksud dalam Undang-undang ini, terhadap badan usaha yang dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib berupa: a. Perampasaan keuntungan yang diperoleh b. Penutupan seluruh atau sebagian usaha dan/atau kegiatan c. Perbaikaan akibat tindak pidana d. Wajib dikerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak dan/atau e. Penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga)

tahun.

c. Undang-undang No. 39 Tehun 2014 tentang Perkebunan Pasal 56 ayat (1):

“setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau mengelola lahan dengan cara membakar”. Pasal 108:

“Setiap pelaku usaha perkebunan yang membuka dan/atau mengelola dengan cara membakar sebagian dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)”.

d. Kitab Undang-Undang Hukum pidana (KUHP) Pasal 187 KUHP

Barang siapa dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam: a. Dengan pidana penjara paling dua belas tahun, jika karena perbuatan

tersebut di atas timbul bahaya umum bagi barang; b. Dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena

perbuatan tersebut di atas timbul bahaya bagi nyawa orang lain; c. Dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu

paling lama dua puluh tahun, jika karena perbuatan tersebut di atas timbul bahay bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang lain.

Pasal 189 KUHP

“Barang siapa pada waktut ada atau akan ada kebakaran, dengan sengaja dan melawan hukum menyembunyikan atau membikin tak dapat dipakai perkakas-perkakas atau alat-alat pemadam api atau dengan cara apa pun merintangi atau menghalang-halang pekerjaan memadamkan api, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”.

Page 46: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

35

3. Jenis-jenis Pembakaran Hutan

Dilihat dari jenisnya, kebakaran hutan dibedakan kedalam tiga macam:

a. Kebakaran permukaan (surface fire)

Kebakaran permukaan yaitu kebakaran yang membakar bahan-bahan

yang tersebar pada permukaan lantai hutan, seperti: serasah, cabang

dan ranting mati yang gugur dan tumbuhan bawah.

Bentuk api dalam kebakaran hutan ini seperti api unggun, yang mana

angin yang memainkan peran dalam penyebaran api yang

menimbulkan kebakaran hutan.

b. Kebakaran bawah ( gound fire)

Kebakarn bawah yaitu kebakaran yang terjadi pada jenis tanah yang

mempunyai lapisan bahan organik tebal. Proses kebakaran bergerak

sangat lamban sehingga membakar seluruh bahan organik yang ada

diatasnya. Pengaruh angin dan faktor luar adalah relative kecil.

Terutama pengaruh angin terhadap penjara. Bentuk penjalaran pada

kebakaran bawah adalah berupa lingkaran yang berjalar sangat

lamban.

c. Kebakaran tajuk (crown fire)

Kebakaran tajuk yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan

dengan lapisan tumbuhan bawah yang tebal dan kering, seringkali

ditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau bahan mati lainya.

Peristiwa kebakaran tajuk merupakan peristiwa kebakaran yang

besar dan biasanya merupakan akibat dari penjalaran kebakaran

permukaan. Pengaruh angin pada kebakaran tajuk sangat berarti

dalam menentukan dalam penyebaran api. 57

57 https://www.suduthukum.com/2017/04/jenis-jenis-kebakaran-hutan.html. Di akses pada 20 April 2018. Pukul 19.20.

Page 47: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

36

4. Dampak dari Pembakaran Hutan

Kebakaran hutan merupakan masalah kebijakan. Dampak kebkaran

hutan merupakan rangkaian berbagai masalah. Tanpa mengakui bahwa

masalah sebenarnya menimbulkan dua implikasi penting:

a. Ada resiko bahwa semua kebakaran hutan dianggap sebagai masalah

daripada memikirkan bagaimana api bisa menjadi alat pengelolaan

lahan yang sesuai.

b. Kebakaran hutan memiliki dampak-dampak yang berbeda sesuai

dengan lokasi dan kawasan yang terkena dampak.

Dampak yang ditimbulkan kebakaran hutan ternyata sangat

kompleks. Kebakaran hutan tidak hanya berdampak terhadap ekologi dan

mengakibatkan kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari

kebakran hutan ternyata mencakup bidang-bidang lain. Emapat dampak

yang terindikasi sebagai dampak dari kebakaran hutan dampak terhadap

Sosial, Budaya, Ekonomi dan Ekologi dan kerusakan lingkungan.

Kebakaran hutan memberikan dampak yang signifikan terhadap

kehidupan sosial, budaya dan ekonomi yang meliputi diantaranya

meliputi:

a. Terganggunya aktivitas sehari-hari, asap yang diakibatkan oleh

kebakaran hutan secara otomatis mengganggu aktivitas sehari-hari di

dalam maupun di luar ruangan.

b. Menurunya produktivitas, terganggunya aktivitas manusia akibata

kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.

c. Hilanggnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan.

Selain itu, bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari

mengelola hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula

areka kerja.

d. Meningkatkan hama, kebakaran hutan akan memusnahkan sebagain

sepesies dan merusak keseimbangan alam sehingga sepesies-sepesies

yang berpotensi menjadi hama tidak terkontrol. Selain itu,

Page 48: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

37

terbakarnya hutan akan membuat sebagain binatang kehilangan

habitatnya.

e. Terganggunya kesehatan, kebakaran hutan berakibat pada

pencemaran udara oleh abu yang menimbulkan dampak negatif

terhadap kesehatan manusia, anata lain infeksi saluran pernafasan,

iritasi kult, iritasi mata, dan lain-lain.

f. Menghabiskan anggaran negara, setiap tahunnya diperlukan biaya

yang besar untuk menangani (menghentikan) kebakaran hutan.

Merehabilitasi hutan yang terbakar serta dampak lain seperti

kesehatan masyarakat.

g. Menurunya devisa negara. Hutan menjadi salah satu sumber debisa

negara baik dari kayu maupun produk-produk non kayu lainya,

termasuk pariwisata.58

Dampak terhadap ekologis kerusakan lingkungan. Kebakaran

memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang

diantaranya:

b. Hilangnya sejumlah sepesies, kebakaran hutan juga mengancam

kelangsungan hidup sejumlah binatang. Berbagai sepesies

(tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan.

c. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (tanah dan batuan dan

pertikel lainya), hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai

penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan

menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi.

d. Alih fungsi hutan, kawasan hutan yang terbakar membutuhkan

waktu yang lama untuk menjadi hutan.

e. Penurunan kualitas air, salah satu fungsi ekologis hutan adalh dalam

daur hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya

kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air.

58 https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/dampak-kebakaran-hutan. Di akses pada 20 April 2018.

Page 49: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

38

f. Pemanasan global, kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas

lainya. Dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan

hutan sebagai penyimpan karbon. Kedunya berpengaruh terhadap

perubahan iklim dan pemanasan global.

g. Sendimentasi sungai, debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi

akan mengendap disungai dan menimbulkan pendangkalan.

h. Meningkatnya bencana alam.

Dampak terhadap hubungan anatar negara. Asap hasil kebakaran

hutan menjadi masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan saja

bahkan mencapai berbagai negara tetangga seperti Singapura, Malasiya,

Brunei Darussalam. Dan Dampak terhadap perhubungan dan pariwisata,

kebakaran hutan pun berdampak pada pariwisata baik secara langsung

ataupun tidak langsung. 59

5. Sanksi Tindak Pidana Pembakaran Hutan

Di dalam berbagai peraturan pelaksanaa tersebut hanya memuat dua

macam sanksi: sanksi pidana dan sanksi administratif, sedangkan yang

berkaitan dengan tanggung jawab perdata belum diatur secara khusus

dalam peraturan diatas. Tetapi dalam UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan telah diatur tiga jenis sanksi yang dapat diterapkan kepada

pelaku yang melakukan tindak pidana atau perbuatan melawan hukum.

Ketiga jenis sanksi yang diatur dalam UU Nomor 41 Tahun 1999,

yaitu:

1. Sanksi administratif (Pasal 80 ayat 2 UU No 41 Tahun 1999)

2. Sanksi pidana ( Pasal 79 UU Nomor 41 Tahun 1999)

3. Tanggung jawab perdata dan ganti rugi ( Pasal 80 ayat 1 UU Nomor

41 Tahun 1999)60

59 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 117. 60 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Cet. 1…, h. 147.

Page 50: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

39

a. Sanksi Administrasi

Penerapan sanksi administrasi merupakan salah satu cara

penegakan hukum di bidang kehutanan yang paling efektif. Karena

dalam penerapanya sanksi ini tidak melalui proses yang panjang dan

berbelit-belit, sebagimana menggunakan prosedur biasa. Pejabat

yang berwenang, seperti mentri kehutanan atau kantor wilayar

departemen kehutanan dapat menjatuhkan sanksi secara sepihak

terhadap:

1) Pemegang izin usaha pemanfaatan kawasan (HPH/.HPHTI)

2) Pemegang izin usaha pemanfaatan jasa lngkungan.

3) Pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan atau izin

pemungutan.

Pasal 80 ayat (2) UU Nomor 41 Tahun 1999

Ada tiga unsur yang harus ada, supaya pelanggar dapat

dikenakan sanksi administratif, yaitu (1) adanya perbuatan yang

menyimpang dari ketentuan yang berlaku, (2) tidak dipenuhinya

kewajiban yang ditentukan, dan (3) adanya unsur kesengajaan atau

kelalaian dari pemegan izin hph atau pemegang izin eksploitasi

hutan lainya ( Pasal 1 Keputusan Kementrian Kehutanan, omor

493/Kpts-II/1989 tentang sanksi atas pelanggaran dibidang

kehutanan).

Ada lima golongan sanksi yang dapat dikenakan kepada

pemegang izin yang melakukan pelanggaran di bidang eksploitasi

hutan:

1. Penghentian pelayanan administartif

2. Menghentikan penebangan untuk jangka waktu tertentu

3. Pengurangan target produktif

4. Pengenaan denda

Page 51: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

40

5. Pencabutan hak penusahan hutan (PHP) atau izin eksploitasi

hutan lainya ( Pasal 2 Keputusan Mentri Kehutanan nomor

493/Ktps-II/1989).61

b. Sanksi pidana

Sanksi pidana diatur dalam Pasal 18 Peraturan Pemerintahan

nomor 28 1989 dan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 5 Tahaun

1990.

Ada dua macam perbuatan pidana yang diatur dalam Pasal 18

Peraturan Pemerintahan Nomor 28 Tahun 1985, yaitu kejahatan dan

pelanggaran.

Perbedan anatar kejahatan dan pelaggaran dapat dapat dianalisi

dari dua segi: kaulitatif da kuantitati.

Dari segi kualitatif, kejahatan merupakan delik hukum yaitu

perbuatan yang bertentangan dengan keadilan, sedangkan

pelanggaran merupakan delik undang-undang, yaitu perbuata yang

oleh umum baru disadari dapat dipidana karena udanag-undang

mengancamnya degan pidana.

Dari segi kuantitatif, didasarkan pada segi

hukumannya/ancaman pidananya. Kejahatan hukumanya lebih berat

sedangkan pelaggaran hukumannya lebih ringan.

Perbuatan pidana yang termasuk dalam kategori kejahatan diatur

dalam Pasal 28 ayat 1 ayat 2 ayat 3 Peraturan Pemerintahan Nomor

28 Tahun 1985, sedangkan pelanggaran diatur dalam Pasal 18 ayat 4

ayat 5 Peraturan Pemerintahan Nomor 28 Tahun 1985.

Ada empat macam hukuman yang diatur dalam Pasal 78 UU

omor 41 Tahun 1999 dan Pasal 18 PP Nomor 28 Tahun 1985, yaitu

(1) hukuman penjara, (2) hukuman kurungan, (3) hukuman denda,

dan (4) perampasan benda yang digunakan untuk melakukan

perbuatan pidana. 62

61 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Cet, 1…, h. 147-148. 62 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Cet, 1…, h. 155-156.

Page 52: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

41

c. Tanggungjawab Perdata

Tanggung jawab perdata/hukuman denda atau tanggung jawab

gugatan perdata tidak diatur secara khusus dalam Peraturan

Pemerintahan Nomor 28 Tahaun 1985. Namun, tanggung jawab

perdata kini telah diatur dalam Pasal 80 ayat (1) UU Nomor 41

Tahun 1999 tentang kehutanan, ialah “setiap perbuatan melanggar

hukum yang diatur dalam undang-undang ini, dengan tidak

mengurangi sanksi pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal 78,

mewajibkan kepada penanggungjawab untuk membayar ganti rugi

sesuai dengan tingkat kerusakan atau akibat yang ditimbulkan

terhadap Negara, untuk biaya rehabilitasi, pemulihan kondisi hutan,

atau tindakan lain yang diperlukan”. Pasal 1365 KUH Perdata dan

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 4 Tahaun 1982 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup jo. Pasal 34 samapi dengan

Pasal 35 UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan

hidup.63

B. Tindak Pidana Pembakaran Hutan Perspektif Hukum Islam

Hutan salah satu bagian dari lingkungan hidup merupakan karunia Allah

SWT dan merupak salah satu kekayaan alam yang sangat penting bagi umat

manusia. Allah menciptakan hutan bukan sekedar melengkapi keindahan

buminya. Untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, hutan harus

dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan dilindung.

Manusia diperbolehkan memanfaatkan apa yang merupakan karunia

Allah, namun dalam memanfaatkannya ada aturan main yang harus dipegang

oleh manusia, di antaranya adalah tidak boleh memanfaatkan dengan tanpa

batas dan tanpa aturan. Karena kerusakan lingkungan salah satunya

63 Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Cet, 1…, h. 165-167.

Page 53: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

42

disebabkan oleh gaya hidup manusia konsumtif dan eksploitatif.64 Oleh

karena itu manusia harus senantiasa menjaga dan melindungi hutan dan

lingkungan hidupnya. Beberapa cara untuk melidungi hutan menurut syariah.

1. Perlindungan hutan

a. Pengelolaan hutan hanya dilakukan oleh negara saja, bukan oleh

pihak lain (swasta atau asing)

Hutan menurut syariah hanya boleh dilakukan oleh negara, sebab

pemanfaatan atau pengelolaan hutan tidak mudah dilakukan secara

langsung oleh orang perorangan. Serta membutuhkan keahlian,

sarana, atau dana yang besar.

b. Pengelolaan hutan dari segi kebijakan politik dan keuangan bersifat

sentralilas, sedangkan dari segi administrasi (ditangani pemerintahan

propinsi/wilayah).

c. Negara memasukkan segala pendapat hasil hutan kedalam Baitul

Mal (Kas negara) dan mendistribusikan dananya sesuai

kemaslahatan rakyat dalam koridor hukum-hukum syariah.

d. Negara boleh melakukan kebijakan hima atas hutan tertentu untuk

suatu kepentingan khusus.

Hima artinya kebijakan negara memanfaatkan suatu kepemilikan

umum untuk suatu keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan

jihad fi sabililah.

Dalil bolehnya negara melakukan hima adalah hadits bahwa

Rosullah SAW telah melakukan hima atas Naqii (nama padang

gembalaan dekat Madinah) untuk kuda-kuda milik kaum muslimin

(HR Ahmad bin Ibnu Hibba).

e. Negara wajib melakukan pengawasan terhadap hutan dan

pengelolaan hutan.

fungsi pengawasan operasional lapangan ini dijalankan oleh lembaga

peradilan yaitu Muhtasib (Qadhi Hisbah) yang tugas pokoknya

64 Aziz Gufron dan Sabarudin, Islam dan Konservasi Lingkungan (Telaah Pemikiran Fiqih Lingkungn Yusuf Al-Qaradhawi), Milah Vol. VI. No.2. h. 63. Februari 2007. Diakases pada 10 Februari 2018. Pukul 10.31.

Page 54: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

43

menjaga terpeliharanya hak-hak masyarakat secara umum (termasuk

pengelolaan hutan). Muhtasib misalnya mengenai pencurian kayu

hutan, atau pembakaran dan perusakaan hutan.

f. Negara wajib mencegah segala bahaya (dharar) atau kerusakan

hutan.65

Dalam kaidah fikih dikatakan “adh-dlarar yuzal”, artinya segala

bentuk kemudharatan atau bahaya itu wajib dihilangkan.

Ketentuan pokok ini banyak sekali cabang-cabang peraturan teknis

yang penting. Antara lain, negara wajib mengadopsi sains dan teknologi

yang penting yang dapat menjaga kelestarian hutan. Misalnya, tebang

pilih tanam Indonesia. Negara juga wajib melakukan koservasi hutan,

menjaga keanekaragaman hayati, melakukan penelitian hutan.

Namun dalam prakteknya pengelolaan hutan kebanyakan manusia

selalu mengabaikan kelestarian lingkungan dan selalu mengedepankan

ekonomi tanpa mempertimbangkan dampak ekologis yang akan terjadi.

Keserakahan manusia yang dapat mendatangkan banyak kemudaratan

bagi manusia lainya. Illegal loging, pembakaran hutan dan pengalihan

fungsi yang mengakibatkan kerusakan bumi. Banjir dan kebakaran hutan

dari ulah manusia, banjir terjadi karena air hujan yang tercurah di muka

bumi tidak bisa ditampung oleh tajuk pohon. Perbuatan merusak hutan

merupakan pebuatan maksiat, yang dapat menimbulkan banyak

kemudaratan kepada orang lain.66

Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah ayat 205:

65 Jeni Fitria, Sanksi Tindak Pidana Pembakaran Hutan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutan Persepektif Hukum Islam, (Skripsi S1 Fakultas hukum, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,2017), h. 62-64.

66 www.KMNU.or.id/Konten-181-larangan-merusak-hutan-dalam-islam. Diakes pada 18 Mei 2018. Pukul 13.02.

Page 55: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

44

Artinya:”Dan apabila iya berpaling (dari mukamu), ia berjalan dibumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah SWT tidak menyukai kebinasaan”. (Qs. Al-Baqarah: 205).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwasanya jika orang munafik ini pergi

dari hadapan Muhammad dalam keadaan marah, berbuat dimuka bumi

dengan apa yang Allah haramkan padanya. Dan berusaha berbuat

maksiat kepada Allah., merampok dan merusak jalan hamba Allah. Dari

perbuatan Al Akhnas bin Syuraiq Ats-Tsaqafi, sebagaimana yang

diriwayatkan As-Suddi bahwasanya ayat ini diturunkan kepadanya

ketika membakar tanaman kaum muslim dan menyembelih binatang

ternak mereka.

Abu Ja’far berkata: ahli tafsir berbeda pendapat tentang bentuk

kehancuran yang dilakukan oleh orang munafik ini, sebagaimana yang

disifatkan oleh Allah bahwasanya mereka menghancurkan tanaman dan

binatang ternak. Dan sebagaiman berkata bahwa ayat ini turun terhadap

perbuatan mereka membunuh ternak dan membakar tanaman kaum

muslimin.67

Firman Allah SWT Surat Al-Qashas ayat 77 :

s

Artinya” Dan cari pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepada mu (kebehagian) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (nikmat) duniawi atau berbuat baik lah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jangan lah kamu

67 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir At-Thabari, (Jakarta, PUSTAKA AZAM, 2008), H. 497-501

Page 56: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

45

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukaiorang-orang yang berbuat kerusakan”. ( Qs. Al-Qashas: 77).

Dan firman Allah SWT Surat Ar-Ruum ayat 41:

Artinya:”Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. (Qs. Ar-Ruum: ayat 41)

Manusia yang mempersekutukan Allah, dan mengabaikan tuntunan-

tuntunan agama, berdampak buruk terhadap diri mereka, masyarakat dan

lingkungan. Ini dijelaskan oleh ayat di atas denga menyatakan: telah

nampak kerusakan di daratan seperti kekeringan, paceklik, hilangnya rasa

aman, dan kerusakan di lautan seperti kekurangan hasil laut da sungai,

dikarenakan perbuatan tangan manusia yang durhaka, sehingga akibatnya

Allah menciptakan yakni merasakan sedikit kepada mereka sebagian dari

akibat perbuatan dosa dan pelanggaran mereka, agar mereka kembali ke

jalan yang benar.

Ayat di atas menyebutkan daratan dan laut sebagai tempat terjadinya

Fasad itu. Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan,

misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua

tempat itu, dan dapat juga berarti bahwa daratan dan lautan sendiri telah

mengalami kerusakan, ketidakseimbangan serta kekurangan manfaat.

Laut telah tercemar sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan

semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil keseimbangan

lingkungan menjadi kacau.68

Islam melarang seseorang melakukan kerusakan di muka bumi tidak

lain karena sesungguhnya bumi dan seisinya diciptakan oleh Allah SWT

68 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 76-77.

Page 57: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

46

untuk dikelola dengan baik oleh manusia. Di dalam Surat Al-Araf ayat

56 Allah telah melarang manusia untuk berbuat kerusakan.

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S Al-Araf : 56). Kaidah Fiqiyah menjelaskan tidak boleh membuat kemudharatan kepada

orang lain yakni:

رارَ ضِ الَ وَ رَ رَ ضَ الَ Artinya” Tidak diperbolekan membuat kemudharatan pada diri sendiri dan kemudharatan kepada orang lain”.69

Kaidah ini menjelaskan bahwa kita mestilah menolak kerusakan, dan

sebaliknya kita mesti memelihara kelestarian umum. Demikian juga

syari’at diciptakan melainkan untuk menjaga kemaslahatan manusia

sekarang dan yang akan datang. Seandainya hutan-hutan itu ditebang dan

dibakar dengan semena-mena, dirusak dengan semaunya, maka pada

dasarnya perlakuan itu adalah pelanggaran, yaitu pelanggaran berupa

perampasan hak orang-orang lain dan generasi yang akan datang.70

69 Muchlis Usman, Kidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 132.

70Hasbi Umar, Nalar Fiqih Konteforer, (Jakarta: Gunung Persada Press, 20070, H. 215.

Page 58: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

47

2. Jenis-jenis jarimah

Jarimah dapat dibagi beberapa macam. Berdasarkan berat ringannya

hukuman, tindak pidana terbagi menjadi tiga macam.

a. Jarimah hudud adalah semua jenis tindak pidana yang telah

ditetapkan jenis, bentuk, dan sanksinya oleh Allah SWT dalam Al-

qur’an dan oleh Nabi dalam hadis, yaitu hukuman had (hak Allah),

yang tidak bisa ditawar dengan alasan apapun, meliputi zina, qadzaf

(menuduh zina), pencurian, perampokan, pemberontakan, meminum

minuman keras, riddah (murtad).

b. Jarimah QisasDiyat adalah hukuman pembalasan yang setimpal,

sama, dan sepadan dengan perbuatan pelaku terhadap korban.

Hukumannya ditentukan oleh perorangan yaitu korban dan walinya.

Meliputi pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja,

pembunuhan keliru, penganiayaan sengaja dan penganiayaan salah.

c. Jarimah Tak’zir adalah hukuman yang bersifat mendidik atas

perbuatan dosa yang tidak disebutkan secara tegas di dalam Al-

qur’an dan Hadits, hukumannya yang ditetapkan kepada otoritas

pemerintahan di suatu instansi atau negara. Untuk menentukan jenis

dan ukuranya menjadi wewenang hakim atau penguasa setempat.

Dalam memutuskan suatu jenis dan ukuran sanksi tak’zir ini harus

tetap memperhatikan nash keagaman secara teliti, baik, dan

mendalam sebab hal ini menyangkut kemaslahatan umum.71

Berdasarkan ketentuan tindak pidana jarimah tindak pidana

pemabakaran hutan termasuk kedalam tak’zir karena perbuatan yang

tidak disebutkan secara tegas oleh Al-qur’an dan hadits, dan hukuman

diserahkan kepada hakim.

71 M Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Amzah, 2016), h. 30.

Page 59: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

48

3. Sanksi pembakaran hutan dalam Islam

Perbuatan melakukan pembakaran hutan merupakan ssesuatu yang

dilarang dalam Islam. Islam melarang seseorang berbuat kerusakan di

muka bumi tidak lain karena sesungguhnya bumi dan seisinya diciptakan

oleh Allah SWT untuk dikelola dengan baik oleh manusia. Hukum

pembakaran hutan di dalam Islam belum ditetapkan secara terperinci.

Pembakaran hutan berdasarkan ketentuan tindak pidana jarimah termasuk

kedalam tak’zir karena perbuatan tersebut tidak dijelaskan dalam Al-

qur’an dan hadits. Menurut Abd Qadir Audah, jarimah tak’zir terbagi

menjadi tiga:

Pertama, jarimah hudud dan qisas diyat yang dijelaskan dalam

Al’qur’an dan hadits akan tetapi mengandung unsur subhat atau tidak

memenuhi syarat untuk dijatuhi hukuman had dan qisas, seperti

percobaan pencurian,percobaan perampokan, percobaan pembunuhan,

percobaan perzinaan.

Kedua, jarimah tak’zir yang jenisnya telah ditentukan oleh nas, tapi

sanksinya diserahkan kepada penguasa atau hakim. Seperti sumpah

palsu, saksi palsu, mengingkari janji, penipuan.

Ketiga, jarimah takzir dan jenis sanksi secara penuh menjadi

wewenang penguasa demi terealisasinya kemaslahatan umum. Misalnya

pelanggaran terhadap peraturan lingkungan hidup, pelanggaran lalulintas,

dan pelanggaran terhadap peraturan pemerintahan lainya.72

Berdasarkan pembagian tindak pidana tak’zir, maka pembakaran

hutan termasuk kepada kategori tindak pidana tak’zir yang ketiga yang

jenis kejahatan-kejahatanan dan sanksinya menjadi wewenang penuh

penguasa demi terealisainya kemaslahatan umum. Hukumannya yang

tertuang dalam Pasal 50 dan Pasal 78 dalam Undang-Undgn Nomor 41

Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Yang mana sanksinya bisa membuat

jera para pelaku tindak pidana pembakaran hutan, degan sanksi denda

72http://asrofiblog.blog.com/2015/04/jarimah-takzir-dalam-persepektif-hukum.html?m=1. Diakses 18 juli 2018.

Page 60: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

49

Rp. 5.000.000.000.00 (lima milyar rupiah) atau dengan sanksi penjara 15

tahun. Sanksi tak’zir yang terberat adalah hukuman mati dan sanksi

tak’zir yang ringan adalah berupa peringatan. Berat ringannya hukuman

ditentukan kemaslahatan. Dalam hal ini penguasa harus

mempertimbangkan perbuatan yang telah dilakukan dan akibat terhadap

korban yang terkena dampak dari tindak pidana pembakaran hutan.

C. Penerapan Hukum Hakim

Penerapan hukum terhadap suatu pola tindak atau peristiwa yang terjadi

dalam kehidupan manusia bertujuan untuk menciptakan keamanan dan

ketertiban serta mewujudkan keadilan bagi manusia dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Akan tetapi untuk mewujudkan

keadilan dalam kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dari pemikiran

hukum yang diterapkan dan institusi yang diberikan kewenangan untuk

melakukan penegakan hukum.73

Penerapan dan Penegakan hukum merupakan dua istilah yang

sesungguhnya tidaklah sama. Pengertian penerapan hukum adalah suatu

peraturan atau perundang-undangan yang telah disahkan selanjutnya

diundangkan dilembaran negara, posisi ini undang-undang atau peraturan

tersebut telah diterapkan. Sedangkan pengertian penegakan hukum baru

dimulai pada saat hukum yang diterpkan tersebut dilanggar, maka hukum

tersebut ditegakkan.74

Menurut Muladi (1995: 41) sebagai suatu proses yang sistematik, maka

penegakan hukum pidana menampakan diri sebagai penerapan hukum pidana

(criminal law application) penerapan hukum haruslah dipandang dari 3 (tiga)

dimensi, yaitu:

73 Achmad Ali, Keterpurukan Hukum Di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2001), h.v 10.

74 http://hendriesipahutar.blogspot.com/2012/10/penegakan-hukum.html . Diakses pada 21 september 2018. Pukul 09.20.

Page 61: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

50

1. Penerapan hukum dipandang sebagai system normative (normative

system) yaitu penerapan keseluruhan aturan hukum yang

menggambarkan nilai-nilai social yang didukung oleh sanksi pidana.

2. Penerapan hukum dipandang sebagai system adminitratif

(administrative system) yang mencakup interaksi antara berbagai

aparatur penegak hukum yang merupakan sub-sistem peradilan

diatas.

3. Penerapan hukum pidana merupakan system social (social system)

dalam arti bahwa dalam mendefinisikan tindak pidana harus pula

diperhitungkan berbagai persepektif pemikiran yang ada dalam

lapisan masyarakat. Sehubungan dengan berbagai dimensi di atas

dapat dikatakan bahwa sebenarnya hasil penerapan hukum pidana

harus menggambarkan keseluruhan hasil interaksi antara hukum,

paraktek administratif dan pelaku social.75

Penegakan hukum dalam arti luas mencakup kegiatan untuk

melaksanakan dan menerapkan hukum serta melakukan tindakkan hukum

terhadap setiap pelnggaran atau penyimpangan hukum yang dilakukan oleh

subjek hukum, baik melalui prosedur peradilan ataupun prosedur arbitrase.

Dan dalam pengertian yang lebih luas lagi, kegiatan penegakkan hukum

mencakup pula segala aktifitas yang dimaksudkan agar hukum sebagai

perangkat kaidah normatif yang mengatur dan mengikat para subjek hukum

dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara benar-benar taat

terhadap hukum. Dalam arti sempit, penegakan hukum itu menyangkut

kegiatan penindakaan terhadap setiap pelanggaran atau penyimpangan

terhadap peraturan perundang-undangan, khususnya yang lebih sempit lagi

melalui peradilan pidana yang melibatkan peran aparat kepolisian, kejaksaan,

advokat, atau pengacara dan badan-badan peradilan.

75 M. Husein Maruapey, Penegakan Hukum dan Perlindungan Negara (Analisis Krisis Terhadap Penistaan Agama oleh Gubernur DKI Jakarta), Jurnal Hukum Politik, Volume VII No.1/Juni 2017, h. 24-25. Diakases pada 21 september 2018. Pukul 09.20.

Page 62: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

51

Penegakan hukum merupakan rangkaian proses penjabaran ide dan citra

hukum yang memuat nilai-nilai moral seperti keadilan dan kebenaran

kedalam bentuk-bentuk konkrit, dalam mewujudkannya membutuhkan suatu

organisasi seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga

pemasyarakatan sebagai unsur kelasik penegakaan hukum yang dibentuk oleh

Negara, dengan kata lain penegakan hukum pada hakikatnya mengandung

supermasi nilai substansial yaitu keadilan.76

Josep Golstein (Muladi 1995: 40), membedakan penegakan hukum

pidana menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Total enforcement, penegakan hukum pidana secara total ini tidak

mungkin dilakukan sebab para penegak hukum dibatasi secara ketat

oleh hukum acara pidana yang anatar lain mencakup aturan-aturan

penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan dan

pemeriksaan pendahuluan. Disamping itu, mungkin terjadi hukum

pidana subtantif sendiri memberikan batasan-batasan.

2. Full enforcement, setelah ruang lingkup penegakan hukum pidana

yang bersifat total tersebut dikurangi dalam penegakan hukum ini

para penegak hukum diharapkan penegakan hukum secara maksimal.

3. Actual enforcement, dianggap not a realistic expectation, sebab

adanya keterbatasan-keterbatasan dalam bentuk waktu, personil,

alat-alat investigasi, dana dan sebagainya.77

D. Pertimbangan Hakim

Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpentingan dalam

menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung

keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, disamping itu

76 M. Husein Maruapey, Penegakan Hukum dan Perlindungan Negara (Analisis Krisis Terhadap Penistaan Agama oleh Gubernur DKI Jakarta), Jurnal Hukum Politik, Volume VII No.1/Juni 2017, h. 24-25. Diakases pada 21 september 2018. Pukul 09.20.

77 M. Husein Maruapey, Penegakan Hukum dan Perlindungan Negara (Analisis Krisis Terhadap Penistaan Agama oleh Gubernur DKI Jakarta), Jurnal Hukum Politik, Volume VII No.1/Juni 2017, h. 24-25. Diakases pada 21 september 2018. Pukul 09.20.

Page 63: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

52

juga mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga

pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat.

Apabila pertimbangan hakim tidak teliti, baik dan cermat, maka putusan

hakim yang berasal dari pertimbangan hakim tersebut akan dibatalkan oleh

Pengadilan Tinggi/Mahkamah Agung.78

Hakim dalam pemeriksaan suatu perkara juga memerlukan adanya

pembuktian, dimana hasil dari pembuktian itu akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memutus perkara. Pembuktian merupakan tahap yang

paling penting dalam pemeriksaan persidangan. Pembuktian bertujuan untuk

memperoleh kepastian bahwa suatu peristiwa yang diajukan itu benar-benar

terjadi, guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Hakim tidak

dapat menjatuhkan suatu putusan sebelum nyata baginya bahwa peristiwa itu

benar-benar terjadi, yakni dibuktikan kebenarannya, sehingga napak adanya

hubungan hukum antara para pihak.79

Pertimbangan hakim adalah argument atau alasan yang dipakai oleh

hakim sebagai pertimbangan hukum yang menjadi dasar sebelum memutus

kasus. Menurut Rusli Muhammad dalam melakukan pertimbangan hakim ada

dua macam yaitu perimbangan secara yuridis dan non-yuridis:

a. Pertimbangan Yuridis

Pertimbangan yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan

pada fakta-fakta yuridis yang terungkap dalam persidangan dan oleh

Undang-Undang ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam

putusan. Hal-hal yang dimaksud tersebut anata lain:

1) Dakwaan Penuntut umum

Dakwaan merupakan dasar hukum secara pidana karena

berdasarkan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan. Dakwaan

selain berisikan identitas terdakwa, juga memuat uraian tindak

78 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Cet V, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h.140.

79 79 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Cet V, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h.141.

Page 64: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

53

pidana itu dilakukan. Dakwaan yang dijadika pertimbanga hakim

adalah dakwaan yangtelah dibacakan di depan sidang pengadilan.

2) Keterangan terdakwa menurut Pasal 184 butir e KUHAP,

digolongkan sebagai alat bukti. Keterangan terdakwa adalah apa

yang dinyatakan terdakwa di sidang tentang perbuatan yang ia

lakukan atau yang ia ketahuai sendiri atau dialami sendiri.

Keterangan terdakwa sekaligus juga merupakan jawaban atas

pertanyaan hakim, penuntut umum ataupun dari penasihat hukum.

3) Keterangan saksi

Keterangan saksi dikategorikan sebagai alat bukti sepanjang

keterangan itu mengenai suatu peristiwa pidana yang didengar,

dilihat, dalami sendiri, dan harus disampaikan di dalam sidang

pengadilan dengan mengangkat sumpah. Keretangan saksi menjadi

pertimbangan utama oleh hakim dalam putusan.

4) Barang-barang bukti

Pengertian barang bukti adalah semua benda yang dapat

dikenakan penyitaan dan diajukan oleh penuntut umum di depan

sidang pengadilan.

5) Pasal-pasal dalam peraturan hukum pidana

Dalam peraktek persidangan, pasal peraturan hukum pidana itu

selalu dihubungkan dengan perbuatan terdakwwa. Dalam hal ini,

penuntut umum dan hakim berusaha untuk membuktikan dan

memeriksa melalui alat-alat bukti tentang apakah perbuatan

terdakwa telah atau tidak memenuhi unsur-unsur yang dirumuskan

dalam pasal peraturan hukum pidana.80

b. Pertimbangan non-yuridis

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pertimbangan sosiologis

adalah sebagai berikut:

80 Nurhafifah dan Rahmiati, Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Pidana Terkait Hal Yang Memberatkan dan menringankan putusan, Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 66, Th, XVII(Agustus 2015), PP,341-362. Diakses Pada Selasa 18 September 2018. Pukul 15.38.

Page 65: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

54

1) Latar belakang terdakwa

Latar belakang terdakwa adalah setiap keadan yang

menyebabkan timbulnya keinginan serta dorongan keras pada diri

terdakwa dalam melakukan tindak pidana criminal.

2) Akibat perbuatan terdakwa

Perbuatan pidana yag dilakukan terdakwa sudah pasti membawa

korban ataupun kerugian pada pihak lainya. Bahkan akibat dari

perbuatan terdakwa dari kejahatan yang dilakukan tersebut dapat

pula berpengaruh buruk kepada masyarakat luas, paling tidak

keamanan dan ketentraman mereka senantiasa terancam.

3) Kondisi diri terdakwa

Pengertian kondisis terdakwa sebelum melakukan kejahata,

termasuk pula setatus sosial yang melekat pada terdakwa, keadaan

fisik dimaksudkan adalah usia dan tingkat kedewasaa, sementara

keadaan psikis diamksudkan adalah berkaitan dengan perasaan yang

dapat berupa: tekanan dari orang lain, pikiran sedang kacau, keadaan

marah dan lain-lain. Adapun yang dimaksud setatus sosial adalah

predikat yang dimiliki dalam masyarakat.

4) Agama terdakwa

Keterikatan para hakim terhadap ajaran agama tidak cukup bila

harus meletakaan ukuraan dari setiap tindakkan baik tindakkan para

hakim itu sendiri maupun dan terutama terhadap tindak pidana

pembuat kejahatan

Pertimbangan hakim secara non-yuridis juga disebut dengan

sosiologis. Pertimbangan hakim secara sosiologis diatur dalam Pasal

5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tantang kekuasaan

kehakiman menyataka bahwa hakim wajib menggali, mengikuti dan

memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam

masyarakat. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan secara

Page 66: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

55

sosiologis oleh hakim dalam menjatuhkan putusaan terhadap suatu

kasus, antara lain:

a) Memperhatikan sumber hukum yang tidak tertulis dan nilai-nilai

yang hidup dalam masyarakat.

b) Memperhatikan sifat baik dan buruk dari terdakwa serta nilai-

nilai yang meringankan maupun hal-hal yang memberatkan

terdakwa.

c) Memperhatikan ada atau tidaknya perdamaian kesalahan,

peranan korban

d) Faktor masyarakat yakini lingkungan di mana hukum tersebut

berlaku dan ditetapkan.81

E. Posisi Kasus

Terdakwa dalam kasus tindak pidana pembakaran hutan di Sumatra

adalah terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI. Lahir di Idanogawa

(Nias) umur 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan bertempat tinggal Barak K-

057BSBI Dusun Bagan Toreh Desa Sei meranti Kecamatan Torgamba,

Kabupaten Labuanbatu Selatan Provinsi Sumatra Utara, beragama Kristen

Protestan, kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan tenaga kerja kontruksi di

PT.SBI. Dan terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA. Lahir di Kaendafo

(Nias) umur 18 tahun 3 bulan, jenia kelamin laki-laki, dan bertempat tinggal

Barak K-057BSBI Dusun Bagan Toreh Desa Sei meranti Kecamatan

Torgamba, Kabupaten Labuanbatu Selatan Provinsi Sumatra Utara, beragama

Kristen Protestan, kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan tenaga kerja

kontruksi di PT.SBI. 82

Terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI dan terdakwa II.

FIKANA LAIA alias FIKANA pada hari selasa tanggal 14 Juni 2016 sekitar

81 Nurhafifah dan Rahmiati, Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Pidana Terkait Hal Yang Memberatkan dan menringankan putusan, Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 66, Th, XVII(Agustus 2015), PP,341-362. Diakses Pada Selasa 18 September 2018. Pukul 15.38.

82 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 1.

Page 67: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

56

pukul 19.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Juni

2016 bertempat di Blok K-057 area! Hutan Tanaman Industri Konsesi

PT.SINAR BELANTAR INDAH di Dusun Bagan Toreh Desa Sei meranti

Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuanbatu Selatan Provinsi Sumatra

Utara atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Rantau prapat, mereka telah

melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan

dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50

ayat (3) huruf d yang berbunyi “setiap orang dilrang membakar hutan”.

Perbuatan mana dilakukan oleh para terdakwa dengan cara sebagai berikut:

Bahwa pada awalnya PT. Sinar belantara indah (PT.SBI), yang mendapat

ijin dari Kementrian kehutanan dengan Surat Keputusan Mentri kehutanan

Republik Indonesia nomor: 194/Kpts-i 1/1997 tanggal 4 April 1997 tentang

pemberian hak Pengusahan Hutan Tanaman Industri Pola transmigrasi atas

Areal hutan Seluas ± 6.200 (enam ribu dua ratus) Hektar di Provinsi daerah

Tingakt I Sumatra Utara PT. Sinar Belantara Indah dan Surat Keputusan

Menteri kehutanan Republik Indonesia nomor: SK/170/menhum/I/2010,

tentang penetapan batas areal batas hak pengusaha hutan tanaman industri

pola transmigrasi (HPHTI-TRANS) PT. Sinar Blantra Indah seluas 5.197,36

(limar ribu seratus sembilan puluh tujuh, tiga puluh enam perseratus) hektar

di Provinsi Sumatra Utara.

Bahwa pada hari minggu tanggal 12 Juni 2016 sekitar pukul 05.00 Wib,

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama jeli dan terdakwa II. Fikana Laia alias

Fikana pagi mencari Damar di daerah Dusun Bagan Toreh Desa Sei meranti

Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuanbatu Selatan dan selanjutnya pada

saat terdakwa I dan terdakwa II melintas di pondokan Dusun Bagan Toreh

Desa Sei meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuanbatu Selatan,

kemudian Selamat (Dpo) memanggil terdakwa I dan terdakwa II untuk

singgah kepondoknya, kemudian Selamat bertanya kepada terdakwa I dan

terdakwa II “kalian tinggal di Barak K-057”, dan dijawab terdakwa I dan

Page 68: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

57

terdakwa II “ia”, lalu Selamat bertanya “berani kalian membakar lokasi

tanaman kayu Eucaliptus yang berberada di belakang barak kalian itu, kalu

berani membakarnya akan saya berikan uang sebesar Rp. 500.000.-(lima ratus

ribu rupiah) per orang”, dan terdakwa I dan terdakwa II menyetujui dan

menjawab “ia”, lalu Selamat mengatakan “apabila kalian berani dan sudah

selesai membakarnya nanti, jumpai saya dan saya berikan uang tersebut”, dan

terdakwa I dan terdakwa II menyetujuinya, kemudian terdakwa I dan

terdakwa II pergi melanjutkan mencari damar.

Selanjutnya pada hari selasa tanggal 14 Juni 2016 sekira pukul 19.00

Wib terdakwa I dan terdakwa II berada di dalam barak dan merencanakan

pembakaran hutan tersebut, selanjutnya terdakwa I dan terdakwa II berangkat

dari barak dengan berjalan kaki ke arah belakang barak, dan terdakwa I dan

terdakwa II sudah mempersiapkan dengan membawa 1 buah mancis warna

putih dan gas warna hijau, dan sekitar ± 50 meter dari belakang barak

terdakwa I dan terdakwa II berhenti di sebuah rumah atau pondok yang

dilokasi ada tanaman kayu Eucaliptus dan selanjutnya terdakwa II meminta

mancis kepada terdakwa I untuk membakar daun kering yang

dikumpulkannya, dan setelah menyala terdakwa II memberikan mancis

kepada terdakwa I dan terdakwa I membakar daun kering yang sudah di

kumpulkan, kemudian mancis tersebut diberikan kepada terdakwa II,

selanjutnya terdakwa I dan terdakwa II melihat api ada 2 (dua) titik lalu

terdakwa I dan terdakwa II pulang ke pondok atau barak tempat tinggalnya.

Dan setelah tiba di barak terdakwa I dan terdakwa II melihat kobaran api di

lokasi yang dibakar sudah marak terbakar.

Pengambilan titik koordinat pada areal konsesi hutan tanaman industri

PT. Sinar Belantara Indah yang terdapat kebakarn di Dusun Bagan Toreh

Desa Sei meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuanbatu Selatan

terdapat 4 (empat) titi koordinat yaitu:

Page 69: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

58

1. LU (N): 01º 28’ 01,8” dan BT (E): 100º 21’ 41,8” (Lokasi lahan

terbakar).

2. LU (N): 01º 28’ 01,2” dan BT (E): 100º 21’ 40,9” (Lokasi lahan

terbakar).

3. LU (N): 01º 28’ 02,1” dan BT (E): 100º 21’ 41,8” (Lokasi lahan

terbakar).

4. LU (N): 01º 28’ 01,4” dan BT (E): 100º 21’ 41,1” (Lokasi lahan

terbakar).

Dan hasil ploting terhadap peta kawasan hutan Provinsi Sumatra Utara

(Lampiran SK Menhut Nomor: 579/II-Menhut/2014 tanggal 24 juni 2014

bahwa lokasi yang terbakar tersebut seluas lebih kurang 4 rante dan

keseluruhan berada pada kawasan hutan produksi tetap (HP) dan dalam arel

kerja HTI PT. Sinar Belantara Indah.83

Akibat dari perbuatan terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI

da terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA, jaksa penuntut umum

menuntut perbuatan terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI da

terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA dengan:

1. Menyatakan terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI da

terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA telah terbukti bersalah

melakukan tindak pidana “secara bersama-sama dengan sengaja

membakar hutan” sebagaimana di atur dan diancam pidana dengan

dakwaan Pasal 78 ayat (3) jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan yang sudah diubah dan ditambah dengan UU

No. 19 Tahun 2004 tentang penetapan peraturan pengganti UU No. 1

Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Perusakan

Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1 KUHPidana.

83 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 4-7.

Page 70: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

59

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I. ODODOGO HURA alias

AMA JELI da terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA dengan

pidana penjara masing-masing selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan

dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp.

1.000.000.000 (satu milyar rupiah) subsidair 6(enam) bulan kurungan.

3. Menyatakan barang bukti berupa:

a. 1 (satu) buah mancis warna putih dengan gas warna hijau;

dimusnahkan.

b. 3 (tiga potong kayu hutan jenis Eucaliptus yang sudah terbakar.

Dikembalikan kepada pihak PT. Sinar Belantara Indah Bagan Toreh

melalui saksi Robin Roni Pardede.

4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara masing-

masing sebesar Rp. 5000,- (lima ribu rupiah).84

84 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 3.

Page 71: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN NOMOR: 680/PID.SUS/2016/PT.RAP

A. Faktor-Faktor Terjadinya Pembakaran Hutan

Penyebab kebakaran hutan pada umumnya diklasifikasikan menjadi

dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.

1. Faktor alam

Adapun ada beberapa kejadian alam yang bisa menyebabkan

kebakaran hutan terjadi. Kebakaran hutan oleh faktor alam biasanya

tidak menimbulkan dampak luas. Dan tidak menimbulkan kerugian

besar kebakaran hutan yang disebabkan oleh kesengajaan manusia.

Berikut ini beberpa kejadian alam yang memicu kebakaran hutan.

a. Musim kemarau panjang. Musim kemarau yang berkepanjangan

dapat berakibat naiknya suhu diberbagai wilayah termasuk

hutan. Suhu yang tinggi tersebut dapat memicu kebakaran hutan.

b. Sambaran petir. Sambaran petir juga dapat berpotensi

menyebabkan kebakaran hutan.

c. Grownd fire (tanah api) merupakan kebakaran yang terjadi di

dalam lapisan tanah. Biasanya, kebakaran ini terjadi di daerah

yang memiliki lahan gambut sehingga lahan gambut tersebut

terbakar ketika suhu udara seiring kemarau panjang yang terjadi.

2. Faktor Manusia

Kebakaran yang disebabkan kesengajaan manusia. Bencana

kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan merupakan

bencana tahunan yang telah terjadi di indonesia sejak lama. Faktor

kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia.

60

Page 72: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

61

a. Pembakaran lahan tidak terkendali akan memberikan dampak

akibat hutan gundul. Penyebab kebakaran hutan yang terjadi

akibat kesengajan manusia. Pembukaan lahan perkebunan

biasanya merupakan latar belakang dilakukan pembakaran

lahan.

b. Konflik antara perusahan dan pemilik lahan. Perusahan yang

ingin mengambil alih lahan dari masyarakat pemilik lahan

biasanya melakukan pembakaran terhadap lahan yang

disengketakan.

c. Faktor ekonomi masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang ingin

membuka lahan dan hanya memiliki sedikit biayanya melakukan

cara instan untuk pembukaan lahan. Membakar hutan untuk

membuka lahan baru. Metode pembakaran ini merupakan

metode yang paling murah, mudah dan efesien. Namun akibat

tindak terkendalinya pembakaran tersebut, api merambat

kemana-mana dan menimbulkan kebakaran.

d. Kurangnya penegakan hukum. Meskipun aturan mengenai

pembakaran hutan jelas-jelas dilarang, namun aturan yang

melanggar masih lemah, akibatnya banyak oknum yang

melanggar aturan dan membakar hutan secara besar-besaran.85

Faktor lain yang mempengaruhi kebakaran hutan.

Kejadian kebakaran hutan tidak luput dari faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prilaku api. Faktor tersebut dapat mempengaruhi

kebakaran hutan secara langsung dan tidak langsung, sehingga lebih sulit

dipadamkan dan bahkan dapat terjadinya kebakran hutan kedua. Faktor

lainnya:

85 Jeni Fitria. “Sanksi Pidana Pembakaran Hutan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 19999 Tentang Kehutanan Persefektif Hukum Islam.” (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).

Page 73: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

62

1. Jenis bahan bakar

Jenis tanaman rerumputan dan semak belukar merupakan jenis bahan

bakar permukaan.

2. Topografi lahan

Kondisi topografi lahan di desa yang terjadi kebakaran, berpengaruh

besar terhadap efektifitas kegiatan pemadaman kebakaran hutan.

Factor topografi yang mempengaruhi kebakaran hutan dan lahan

mencakup tiga hal yaitu kemiringan, arah lereng dan medan.

3. Faktor hidrologi

Keberadan mata air (sumber air) yang terbilang jauh dari tempat

kebakarn hutan.

4. Faktor cuaca

Cuaca sangat mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan. Meliputi

angina, suhu, curah hujan, keadaan air tanah dan kelembaban relatif.

5. Faktor iklim

Musim kemarau yang mempengaruhi tingkat kekeringan bahan

bakar secara signifikasikan yang menyebabkan proses kebakaran

hutan semakin mudah terjadi.86

Factor lain yang mempengaruhi kerentanan terhadap bencana

kebakaran hutan yaitu,

1. Ketersedian pasokan air

Banyaknya gambut di dalam hutan yang mengalami pengeringan

yang berlebihan di musim kemarau dan mudah terbakar. Kurang nya

ketersedian pemasokan air di daerah hutan yang gambutnya

mengalami pengeringan sangat dibutuhkan dalam kegiatan

pemadaman api akibat terbakarnya gambut tersebut.

86 Irwandi, Jumandi, Ismail B, Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur, Jurnal AGRIFOR, Vol, XV Nomor 2, 13 Aspril 2018

Page 74: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

63

2. Vegetasi gambut

Penyebab semkin hebatnya kebakaran hutan dan lahan gambut yang

menyimpan panas, dengan mudah terjadinya kebakaran hutan.

3. Vegetasi kayu

Pembalakan kayu memicu meningkatnya kerawanan kebakaran htan

dan lahan. Kegiatan memanen kayu yang tidak menerapkan asas

kelestarian juga dapat menjadi bencana kebakaran hutan dan lahan .

4. Jejaring jalan

Dengan jaringan jalan yang memadai akan memudahkan mobilisasi

peralatan dan juga tenaga untuk penanggulangan kebakaran yang

terjadi.87

B. Penerapan Hukum dan Pertimbangan Hakim dalam Putusan Nomor:

680/PID.SUS/2016/PN.RAP

1. Pertimbangan Hakim

Dalam putusan Pengadilan Negeri Rantauprapat dengan Nomor:

680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA

JELI. Lahir di Idanogawa (Nias) umur 30 tahun, jenis kelamin laki-laki,

dan bertempat tinggal Barak K-057BSBI Dusun Bagan Toreh Desa Sei

meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuanbatu Selatan Provinsi

Sumatra Utara, beragama Kristen Protestan, kewarganegaraan Inonesia,

pekerjaan tenaga kerja kontruksi di PT.SBI. Dan terdakwa II. FIKANA

LAIA alias FIKANA. Lahir di Kaendafo (Nias) umur 18 tahun 3 bulan,

jenia kelamin laki-laki, dan bertempat tinggal Barak K-057BSBI Dusun

Bagan Toreh Desa Sei meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Labuanbatu Selatan Provinsi Sumatra Utara, beragama Kristen Protestan,

kewarganegaraan Inonesia, pekerjaan tenaga kerja kontruksi di PT.SBI.

87 Rosmayanai Noor Latifah dan Adjie Pamungkas, Identifikasi Faktor-Faktor Kerentanan Terhadap Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjar, Jurnal Teknik Pomits, h. 3. Diakases pada 22 september 2018. Pukul 14.40.

Page 75: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

64

telah terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pidana “

secara bersama-sama dengan sengaja membakar hutan” dengan hal

tersebut selanjutnya Majlis Hakim akan mempertimbangkan fakta-fakta

yang terdapat di dalam persidangan yang melanggar Pasal 78 ayat (3) jo

Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

yang sudah diubah dan ditambah dengan UU No. 19 Tahun 2004 tentang

penetapan peraturan pengganti UU No. 1 Tahun 2004 tentang perubahan

atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun

2013 tentang Pencegahan dan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1

KUHPidana yangberbunyi: “setiap orang dilarang membakar hutan”.

Unsur-unsur pasal tersebut yaitu: pertama, setiap orang; maksud dari

unsur setiap orang adalah siapa saja tanpa terkecuali termasuk terdakwa

selaku subjek hukum pendukung hak dan kewajiban yang kepadanya

tidak terdapat hal tentang pengecualian dalam pertanggungjawaban suatu

perbuatan pidana yang dilakukan yang dalam hal ini terdakwa dalam

keadaan sehat jasmani dan rohani serta terdakwa identitas para terdakwa

mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Majlis Hakim dan

Jaksa Penuntut Umum. Kedua, dengan sengaja melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (3) huruf d yang berbunyi

“setiap orang dilarang membakar hutan” terdakwa I dan terdakwa II

selaku pekerja di PT. Sinar Belantara Indah sadar akan perbuatnya yang

melakukan perbuatan membakar hutan dalam areal PT. Sinar Belantara

Indah yang diberikan hak pengusahaan hutan industri pola transmigrasi

atas areal hutan seluas ±6.200 hektar oleh Kementrian Kehutanan yang

terdapat kayu eucaliptus yang terdapat di belakang baraknya (pondok)

dengan 1 buah mancis berwarna putih dan gas berwarna hijau. Ketiga,

mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta

melakukan perbuatan; yang dimaksud dengan unsur mereka yang

melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan

perbuatan adalah seorang yang telah mewujudkan segala perbuatan

pidana tersebuat, dan orang yang menyuruh melakukan setidaknya

Page 76: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

65

terdapat dua orang yang menyuruh dan disuruh, peran terdakwa I dan

terdakwa II dalam perbuatanya yang dengan sengaja/dikehendaki telah

membakar hutan tanaman industri areal lokasi PT. Sinar Belantara Indah

tersebuat adalah suruhan dan karena janji akan diupah oleh yang

bernaman Selamat. 88

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari dakwaan Pasal 78

ayat (3) jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan yang sudah diubah dan ditambah dengan UU No. 19 Tahun

2004 tentang penetapan peraturan pengganti UU No. 1 Tahun 2004

tentang perubahan atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU

No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Perusakan Hutan Jo Pasal 55

Ayat (1) ke1 KUHPidana tersebut telah terpenuhi dan terbukti, maka

terdakwa Ododogo Hura alias Ama Jeli dan terdakwa Fikana Laia alias

Fikana harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja melakukan kegiatan

perkebunan tanpa ijin dalam kawasan hutan” oleh karena para terdakwa

harus dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatanya.

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman pada terdakwa

Majlis Hakim akan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan hal-hal yang meringankan;

Hal-hal yang memberatkan:

1. Perbuatan para terdakwa merugikan PT. Sinar Belantara Indah;

2. Perbuatan para terdakwa akan membahayakan lahan yag lainya;

Hal-hal yang meringankan;

1. Para terdakwa mengakui dan menyesali perbuatanya;

2. Para terdakwa bersifat sopan di persidangan;

3. Para terdakwa memiliki keterbatasan pengetahuan untuk mengetahui

arel PT. Sinar Belanatar Indah;

88 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 24-30.

Page 77: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

66

4. Para terdakwa belum menikmati hasil kejahatanya dan belum pernah

dihukum;89

Maka berdasarkan pada keputusan Pengadilan Negeri Rantauprapat

dengan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap hakaim menyatakan:

1. Menyatakan terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI dan

terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA telah terbukti bersalah

melakukan tindak pidana “ secara bersama-sama membakar hutan”

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan Pasal 78

ayat (3) jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan yang sudah diubah dan ditambah dengan UU No. 19

Tahun 2004 tentang penetapan peraturan pengganti UU No. 1 Tahun

2004 tentang perubahan atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan

Perusakan Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1 KUHPidana;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I. ODODOGO HURA alias

AMA JELI dan terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA oleh

karenanya dengan pidana penjara masing-masing selama 6 (enam)

bulan dan dihukum untuk membayar denda sebesar Rp.

1.000.000.000;- (satu milyar rupiah), dengan ketentuan apabila

denda tidak dibayar dapat diganti dengan 3 (tiga) bulan kurungan;

3. Menetapkan penahanan yang telah dijalani para terdakwa akan

dikurangkan seluruhnya hukuman pidana yang yang dijatuhkan;

4. Memerintahkan afar terdakwa tetap berada dalam tahanan;

5. Menyatakan barang bukti berupa:

1. 1 (satu) buah mancis warna putih dengan gas warna hijau;

dimusnajkan;

2. 3(tiga) potong kayu jenis Eucaliptus yang sudah terbakar;

Dikembalikan kepada pihak PT. Sinar Belantara Indah Bagan Toreh

melalui saksi Roni Pardede.

89 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 30-31.

Page 78: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

67

6. Menetapkan agar para terdakwa dibebani membayar perkara masing-

masingsebesar Rp. 5000;- (lima ribu rupiah);.90

2. Analisis Penulis Terhadap Penerapan Hukum terhadap Putusan

Nomor: 680/PID.SUS/2016/PN.RAP

Penerapan hukum dalam putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap

didasarkan hasil pemeriksaan. Dalam putusan ini jaksa penuntut umum

mendakwa dengan dakwaan tungggal yaitu melanggar Pasal 78 ayat (3)

jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

yang sudah diubah dan ditambah dengan UU No. 19 Tahun 2004 tentang

penetapan peraturan pengganti UU No. 1 Tahun 2004 tentang perubahan

atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun

2013 tentang Pencegahan dan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1

KUHPidana; yang berbunyi: “secara bersama-sama membakar hutan”.

Dengan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Setiap orang

2. dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 50 ayat (3) huruf d yang berbunyi “setiap orang

dilarang membakar hutan”

3. unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan

turut serta melakukan perbuatan

Menurut analisis penulis penerapan hukum terhadap putusan Nomor:

680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap sudah tepat karena terdakwa I ODODOGO

HURA alias AMA JELI dan terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA

didakwa dengan menggunakan Pasal 78 ayat (3) jo Pasal 50 ayat (3)

huruf d UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang sudah diubah

dan ditambah dengan UU No. 19 Tahun 2004 tentang penetapan

peraturan pengganti UU No. 1 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU

No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun 2013

90 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 31-33.

Page 79: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

68

tentang Pencegahan dan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1

KUHPidana dan diancam hukuman penjara masing-masing 3 (tiga) tahun

6 (bulan) dan denda sebesar Rp. 1.000.000.000, (satu milyar rupiah).

3. Analisis Penulis Terhadap Pertimbangan Hakim terhadap Putusan

Nomor: 680/PID.SUS/2016/PN.RAP

Bila meninjau dari putusan Nomor 680/Pid.Sus/2018/PN.Rap

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa hakim menyatakan

terdakwa I dan terdakwa II (SAH) telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “secara bersama-sama

membakar hutan” vonis hukuman di jatuhkan dengan memperhatikan

berbagai pertimbangan, mulai dari tuntutan, pemeriksaan di persidangan,

dan barang bukti.

Melihat kepada besarnya hukuman yang dijatuhkan yaitu 6 (enam)

bulan penjara, menurut penulis hukuman yang dijatuhkan oleh hakim

sangat ringan untuk terdakwa, menurut ketentuan pidana kehutanan

diatur dalam Pasal 78 ayat (3) jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan yang sudah diubah dan ditambah dengan

UU No. 19 Tahun 2004 tentang penetapan peraturan pengganti UU No. 1

Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Perusakan

Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1 KUHPidana; yang menyebutkan

“barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d, diancam pidana penjara

palinglama 15 (lima belas) Tahun penjara dan denda paling banyak Rp.

5000.000.000;- (lima milyar rupiah)”. Demikian pula hukuman yang di

tuntutan oleh penuntut umum 3 (tiga) tahun penjara lebih ringan dari

tuntutan maksimal dari Pasal 50 ayat (3) huruf d Undang-Undang Nomor

41 Tahun 1999.

Page 80: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

69

Putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap atas nama Ododogo Hura

alias Ama Jeli dan Fikana Laia alias Fikana, merumuskan unsur-unsusr

dalam Pasal ini, yakni:

1. Setiap orang

2. Dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 50 ayat (3) huruf d yang berbunyi “setiap orang dilarang

membakar hutan

3. Unsur yang mereka melakukan, menyuruh melakukan, dan turut serta

melakukan perbuatanya.

Terpenuhinya unsur-unsur di atas maka bagi pelaku patut dimintakan

pertanggungjawaban. Menurut pertimbangan Majlis Hakim tindakan

pelaku tersebut telah memenuhi unsur-unsurnya sehingga bagi pelaku

patut untuk dimintakan pertanggungjawabannya berupa sanksi pidana

yang diatur dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d UU Nomor 41 Tahun 1999

tentang kehutanan.

Bila dilihat dari ketentuan yang diatur dalam pasal, pembuat undang-

undang membuat sanksi yang cukup berat bagi siapa saja yang

melanggarnya. Yakni berupa penjara maksimal 15 (lima belas) tahun

penjara dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000;-(lima milyar

rupiah).

Dalam putusan Nomor 680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap Majlis Hakim

menjatuhan hukuman masing-masing selama 6 (enam) bulan dan denda

masing-masing Rp.1.000.000.00;- (satu milyar rupiah) tersebut

didasarkan pada pertimbangan hal-hal yang dapat memberatkan dan

meringankan hukuman. Dalam putusannya, hakim menyebutkan hal atau

keadaan yang dapat memberatkan terdakwa yaitu bahwa “perbuatan

terdakwa mengakibatkan kerugian terhadap PT. Sinar Belantara Indah

dan membahayakan lahan yang lain yang dapat mengakibatkan

meluasnya kebakaran hutan” dan hal-hal yang meringankan terdakwa

yaitu bahwa “terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya, bersikap

sopan di depan persidangan, kurangnya pengetahun atas batasan wilayat

Page 81: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

70

PT. Sinar Belantara Indah, belum menikmati hasil dari kejahatannya dan

belum pernah dihukum.

Padahal kalau kita melihat kepada akibat yang ditimbulkan dari

perbuatan terdakwa bukan hanya saja kerugian yang akibat terjadi

kebakaran di areal PT. Sinar Belanatara Indah akan tetapai akan

terjadinya peluasan kebakaran hutan dan kabut asap yang menimbulkan

pencemaran udara yang mengganggu aktifitas masyarakat dan timbulnya

penyakit akibat asap yang dihasilkan oleh kabakaran hutan tersebut.

Kebakaran hutan bukan hanya akan menimbulkan kabut asap akan tetapi

terjadinya kerusakan alam yang lainya yaitu terjadinya banjir, longsor

yang terjadi akibat dari pohon yang terbakar tidak bisa menampung air

hujan yang turun dan terjadinya kerusakan ekosistem dan lingkungan

merupak suatu kejahatan. Demikian Analisis Putusan Nomor

680/Pid.Sus/2016/PN.Rap dalam hukum positif.

4. Analisis putusan hakim dalam persepetif hukum Islam

Perbuatan melakukan pembakaran hutan merupakan sesuatu yang

dilarang oleh Islam. Islam melarang seseorang membuat kerusakan di

muka bumi tidak lain karena sesungguhnya bumi dan seisinya di ciptakan

oleh Allah SWT untuk dikelola dengan baik oleh manusia. Di dalam Al-

Qur’an Surat Al-Araf ayat 56 Allah telah melarang manusia untuk

berbuat kerusakan.

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,

sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S Al-Araf : 56).

Page 82: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

71

Dalam hukum Islam membuat kerusakan pada satu bagian

lingkungan di muka bumi semakna dengan merusak lingkungan hidup

keseluruhan. Karena sebagian kerusakan di muka bumi membuat

kerusakan yang lain dengan perbutan pembakaran hutan bukan hanya

kerusakan hutan saja akan tetapi membuat kabut asap yang berakibat

terjadinya pencemaran udara yang akan menimbulkan penyakit terhadap

masyarakat.

Dalam hukum Islam tindak pidana terbagi menjadi tiga macam yaitu:

Qishash, Hudud, Tak’zir. Jarimah Qishash merupakan hukuman bagi

tindak pidana yang berhubungan dengan badan yang bentuk hukumanya

sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana. Sedangkan

jarimah Hudud hukuman yang sudah ditentukan besarnya oleh Allah

SWT sehingga tidak bias di kurangkan dan dilebihkan. Sedangkan

jarimah Tak’zir merupakan hukuman yang diterapkan di luar dari konteks

Qishash, Hudud, yang mana besar hukumannya tergantung dari putusan

Hakim yang menangani dan memutus perkara tersebut.91

Perbuatan membakar hutan dikategorikan sebagai tindak pidana

(Jarimah). Di dalam tindak pidana Islam (Fiqih Jinayah) suatu perbuatan

tindak pidana (Jarimah) terdapat beberapa hukum yang menyertainya.

Berkaitan dengan hukuman, sanksi, ketentuan sanksi terhadap perbuatan

pembakaran hutan dalam syariat Islam memang tidak dijelskan secara

jelas dan terperinci baik dalam Al-Qur’san dan Hadits, namun bukan

berarti pelaku pembakaran hutan lebas dari yang namanya hukuman.

Menurut penulis perbuatan membakar hutan termasuk kepada kategori

Jrimah Tak’zir karena jelas perbuatan tersebut dilarang oleh syara’.

Hukuman tak’zir dapat berupa hukuman badan (hukuman mati dan

cambuk), hukuan tak’zir yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang

(hukuman penjara dan hukuman pengasingan), hukuman tak’zir

berkaitan dengan harta (denda, penyitaan, penghancuran benda), sanksi

91 M Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Amzah, 2016), h. 30.

Page 83: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

72

lain yang ditentukan Ulil Amri atau Hakim dalam kemaslahatan umum

(peringatan keras, dihadirkan di hadapan sidang, nasihat, celaan,

pengucilan, pemecatan dan pengumuman kesalahan secara terbuka

seperti diberitakan di media cetak atau elektronik. Akan tetapi perbuatan

pembakaran hutan tersebut tidak ditentukan sanksinya dalam Al-Qur’an

dan Hadits.92

Dalam perbuatan pembakaran hutan, untuk mentukan jenis dan

ukurannya menjadi wewenang penuh Hakim atau Penguasa. Baik yang di

jatuhkan berat atau ringanya hukuman, dan Hakim memutuskan

hukuman dengan pertimbangan yang memberatkan dan meringankan.

Dan tentunya Hakim dalam mengambil keputusan juga berpedoman

pada asas-asa hukum pidana Islam. Sehingga akan menciptakan keadilan

dalam memutuskan sebuah hukuman. Dalam hukum Islam terdapat

kesamaan dengan Hukum Positif yang bertujuan untuk memberikan efek

jera terhadap terdakwa yang melakukan tindak pidana pembakarn hutan

agar tidak melakukan kembali perbuatanya tersebut.

Demikian gambaran sanksinya yang diberikan. Terlepas dari

hukuman diserahkan sepenuhnya kepada hakim. Dan pemberlakukan

hukum Islam tergantung kepada wilayah yang memberlakukan hukum

Islam.

92 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: AMZAH 2016) Cet. 1, h. 95-110.

Page 84: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

73

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas mengenai tindak pidana

pembakaran hutan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan:

1. Pembakaran hutan yaitu suatu kejadian yang disengaja pada satu lokasi

dan luasnya ditentukan guna untuk membuka lahan atau mengendalikan

hama. Akan tetapi pembakaran hutan yang tidak sesuai dengan aturan

akan mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan. Faktor-faktor yang

mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan pada umunya diklasifikasikan

menjadi dua yaitu:

a. Faktor alam Kebakaran hutan oleh faktor alam biasanya tidak

menimbulkan dampak luas. Dan tidak menimbulkan kerugian besar.

Faktor alam yang mengakibatkan kebakaran hutan yaitu: musim

kemarau panjang, sambaran petir, Grownd fire (tanah api).

b. Faktor manusia, faktor kebakaran hutan oleh manusia yaitu

pembakaran yang dilakukan dengan sengaja dan mengakibatkan

kerugian yang sangat besar. Faktor-faktor yang di sebabkan oleh

manusia yaitu: pembakaran lahan tidak terkendali akan memberikan

akibat hutan gundul, konflik antara perusahan dan pemilik lahan.

Perusahan yang ingin mengambil alih lahan dari masyarakat

biasanya melakukan pembakaran lahan yang disengketakan faktor

ekonomi masyarakat, kurangnya penegakan hukum.

Faktor lain yang mempengaruhi kebakaran hutan yaitu: jenis bahan

bakar, topografi lahan, faktor hidrologi, faktor iklim, faktor cuaca,

ketersedian pasokan air, vegetasi gambut, vegetasi kayu, jejaring jalan.

2. Penerapan hukum dan pertimbangan hakim pada Putusan Nomor

680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap penulis sependapat dengan dakwaan yang

diberikan oleh jaksa penuntut umum yang menggunakan dakwaan

Page 85: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

74

tunggal dengan Pasal 78 ayat (3) jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU No. 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan yang sudah diubah dan ditambah dengan

UU No. 19 Tahun 2004 tentang penetapan peraturan pengganti UU No. 1

Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan Jo UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Perusakan

Hutan Jo Pasal 55 Ayat (1) ke1 KUHPidana;. Akan tetapi penulis tidak

sependapat dengan tuntutan yang diberikan kepada terdakwa yang hanya

masing-masing di tuntut dengan tuntutan 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan

penjara dan denda Rp. 1.000.000.000, (satu milyar rupiah) karena

tuntutan yang diberika oleh jaksa penuntut umum sangat ringan dari

ketentuan pasal yaitu 15 (lima belas) tahun penjara dan denda Rp.

5.000.000.000 (lima milyar rupiah). Dan dalam putusan hakim dalam

persidangkan memutus terdakwa dengan hukuman masing-masing 6

(enam) bulan penjara dan denda Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah).

Di dalam putusan hakim terkait Putusan Nomor

680/Pid.Sus/2016/Pn.Rap penulis sependapat dengan hakim karena

putusan itu telah memenuhi rasa keadilan, dalam memutus hakim

menggunakan alat-alat bukti dan keyakinan.

Dalam hukum pidana Islam erbuatan membakar hutan dikategorikan

sebagai tindak pidana (Jarimah). Ketentuan sanksi terhadap perbuatan

pembakaran hutan dalam syariat Islam memang tidak dijelskan secara

jelas dan terperinci baik dalam Al-Qur’san dan Hadits, namun bukan

berarti pelaku pembakaran hutan lebas dari yang namanya hukuman.

Menurut penulis perbuatan membakar hutan termasuk kepada kategori

Jrimah Tak’zir karena jelas perbuatan tersebut dilarang oleh syara’.

Page 86: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

75

D. Saran

Untuk mengambil manfaat dari skripsi ini, maka beberapa saran yang dapat

penyusun berikan bagi pemerintahan dan masayarakat, adalah sebagai

berikut:

1. memperbaiki kembali kinerja aparat penegak hukum di Indonesia karena

mereka adalah penegak hukum dalam menjaga keamana Negara.

2. Memberikan sanksi yang berat bagi pelaku pembakaran hutan. Maksud

dan tujuan dari pemebrian sanksi pidana yang berat adalah untuk

memberikan efek jera kepada pelanggar hukum dibidang kehutanan. Efek

jera yang dimaksud bukan hanya terhadap pelaku yang telah melakukan

tindak pidana kehutanan akan tetapai kepada seluruh masyarakat menjadi

enggan melakukan perbuatan tersebut.

3. Ditumbuhkan kesadaran dalam diri masyarakat bahwa lingkungan hidup

secara umum dan keadaan hutan secara khusus harus senantiasa di

slindungi dan dijaga dan tidak melakukan hal-hal yang merusaknya.

Page 87: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

76

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana 1. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007.

Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Hamzah, Andi, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia. Jakarta:

Pradnya Paramita, 1993.

Wibowo, Ari, dan A. Ngakolen Gintings, Degradasi dan Upaya

Pelestarian Hutan (Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan).

Muhammad, Abu Ja’far bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir At-Thabari. Jakarta,

PUSTAKA AZAM, 2008.

Qurtubi, Al, Syaikh Imam, Tafsir Al Qurthubi, Jakarta. PUSTAKA

AZAM, 2009.

Ali, Achmad, Keterpurukan Hukum Di Indonesia. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2001.

Pramudi, Bambang, Hukum Kehutan dan Pembangunan Bidang

Kehutanan. Jakarta: Raja Grfindo, 1995.

Suharjito, Didik, Haryanto R. Putro, et.al, eds., Pembangunan Kehutanan

Indonesia Baru Refleksi dan Inovasi Pemikiran, Bogor, Fakultas

Kehutanan Institusi Pertanian Bogor, 2013.

Utrecht, E., Hukum Pidana I. Jakarta: Universitas Jakarta, 1958.

Umar, Hasbi, Nalar Fiqih Konteforer, Jakarta: Gunung Persada Press,

2007.

Nawawi, Handari, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta, Gadjah

Mada Univercity Press, 2017.

Gunandi, Ismu dan Jonaedi Efendi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum

Pidana. Jakarta: Permadmedia Grup, 2014.

Joni, Hukum Lingkungan Kehutanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Page 88: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

77

Koeswaji, Perkembangan Macam-Macam Pidana dalam Rangka

Perkembangan Hukum Pidana. Cet, I. Bandung: Citra Aditiya

Bakti, 1995.

Syaufina, Lailan, Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Malang:

Banumedia Publishing, 2008.

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010.

Bassar, M Sudrajat, Tindak-tindak Pidana Tertentu di dalam Kitab

Undang-USndang Hukum Pidana. Bandung: Remaja Krtya, 1986.

Ali, Mahrus, Asas-asas Hukum Pidana Korporasi Jakarta: Rajawali Pres,

2013

Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana, Bandung:

Alumni, 1992.

Usman, Muchlis, Kidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2002.

Irfan, M Nurul, Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah, 2016.

Arto, Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Cet V,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Siahaan, N. H. T., Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan.

Jakarta: Erlangga, 2004.

Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis Isi dan Analisis

Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010

Lamintang, P.A.F, Dasar-Dasar Huku Pidana di Indonesia. Bandung:

Citra Aditiya Bakti, 1997.

Prakoso, Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-pendapat Mengenai

Efektifitas Pidana Mati di Indonesia Dewasa Ini. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1984.

Soedarto, R, Ilmu Hukum. Semarang: UNDIP, 1989.

Wijaya, Suparto, Hukum Lingkungan di antara Pemalas. Surabaya:

Airlangga Universiti Press, 2012.

Page 89: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

78

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif .

Jakarta, Rajawali Press: 2014.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta, UI Press, 2010.

Sjahdeini, Sutan Remy, Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer. Jakarta:

Grafiti Press, 2009.

Sudarto, Hukum Pidana. Purwokerto: Universitas Sudiman, 1990.

Salim, Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Cet, I. Jakarta: Sinar Grafika,

2013.

Murihaini, Suriyansyah, Hukum Kehutana. Yogyakarta: Laksbang Frafika,

2012.

Andrisma, Tri, Asas-Asas dan Dasar aturan Hukum Pidana Indonesia.

Bandar Lmpung Unila, 2009.

Projodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana. Bulan Bintang Jakarta

1993.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah : Pesan Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Jurnal:

Irwandi, Jumandi, Ismail B, Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan

dan Lahan di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan

Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur, Jurnal

AGRIFOR, Vol, XV Nomor 2, 13 Aspril 2018.

Maruapey, M. Husein, Penegakan Hukum dan Perlindungan Negara

(Analisis Krisis Terhadap Penistaan Agama oleh Gubernur DKI

Jakarta), Jurnal Hukum Politik, Volume VII No.1/Juni 2017, h.

24-25. Diakases pada 21 september 2018. Pukul 09.20.

Nurhafifah dan Rahmiati, Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan

Pidana Terkait Hal Yang Memberatkan dan menringankan

putusan, Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 66, Th, XVII(Agustus

Page 90: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

79

2015), PP,341-362. Diakses Pada Selasa 18 September 2018.

Pukul 15.38.

Latifah, Rosmayanai Noor dan Adjie Pamungkas, Identifikasi Faktor-

Faktor Kerentanan Terhadap Bencana Kebakaran Hutan dan

Lahan di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjar, Jurnal

Teknik Pomits, h. 3. Diakases pada 22 september 2018. Pukul

14.40.

Aziz Gufron dan Sabarudin, Islam dan Konservasi Lingkungan (Telaah

Pemikiran Fiqih Lingkungn Yusuf Al-Qaradhawi), Milah Vol.

VI. No.2. h. 63. Februari 2007. Diakases pada 10 Februari 2018.

Pukul 10.31.

Internet:

http://www.menlhk.go.id/siaran-81-pencegahan-karhutla-berhasil-tekan-

angka-deforestasi.html. Diakses pada 27 April 2018, Pukul

13.08.

Nasionalkompas.com, Wakapolri Bantah Polisi Diskriminasi Tangani

Kasus Kebakaran

Hutan, http://nasional.kompas.com>2016/09/13. Diakses pada

18 April 2018. Pukul 19.45.

https://jurnalbumi.com>Enslikopedi. Diakses tanggal 15 Aapril 2018.

https://www.suduthukum.com/2017/04/jenis-jenis-kebakaran-hutan.html.

Di akses pada 20 April 2018.

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/dampak-kebakaran-hutan. Di akses

pada 20 April 2018.

http://asrofiblog.blog.com/2015/04/jarimah-takzir-dalam-persepektif-

hukum.html?m=1. Diakses 18 juli 2018.

http://hendriesipahutar.blogspot.com/2012/10/penegakan-hukum.html .

Diakses pada 21 september 2018. Pukul 09.20.

Page 91: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

80

Nigel Sizer, James Anderson, dkk, Kebakaran Hutan di Indonesia

Mencapai Tingkat Tertinggi Sejak Kondisi Darurat Kabtut Asap

Juni 2013. Dari http://www.wri.org/blog/2014/03/kebakaran-

hutan-di-indonesia-mencapai-tingkat-tertinggi-sejak-kondisi-

darurar-kabut. Diakses pada Kamis 20 September 2018, Pukul

10.04.

www.KMNU.or.id/Konten-181-larangan-merusak-hutan-dalam-islam.

Diakes pada 18 Mei 2018. Pukul 13.02.

Skripsi/Tesis:

Fitria, Jeni. “Sanksi Pidana Pembakaran Hutan dalam Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 19999 Tentang Kehutanan Persefektif Hukum

Islam.” Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung, 2017.

Undang-Undang:

Rancangan Undang-Undang Republik Indoensaia. Direktorat Jendral

Peraturan Perundang-Undangan Departemen Hukum dan Hak

Asasi Manusia, Tahun 2018.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967.

Direktori Putusan, Putusan Nomor: 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap, diakses

pada tanggal 1 Agustus 2018, dari

putusan.mahkamahagung.go.id,

Page 92: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 1

P U T U S A N

Nomor 680/Pid.Sus/2016/PN.Rap

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Rantau Prapat yang mengadili perkara pidana dengan

acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama menjatuhkan Putusan sebagai

berikut dalam perkara Terdakwa :

1. Nama lengkap : ODODOGO HURA alias AMA JELl.

Tempat lahir : Idanogawo (Nias).

Umur/tanggal lahir : 30 Tahun /07 Agustus 1986.

Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Barak K-057BSBI Dusun Bagan Toreh Desa Sei

Meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Labuhanbatu Selatan .

Agama : Kristen Protestan.

Pekerjaan : Tenaga Kerja Kontraktor di PT.SBI.

Pendidikan : Tidak Sekolah.

2. Nama lengkap : FIKANA LAIA Als. FIKANA

Tempat lahir : Kaendafo (Nias).

Umur/tanggal lahir : 18 Tahun 3 bulan/ 09 Maret 1998.

Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Barak K-057BSBI Dusun Bagan Toreh Desa Sei

Meranti Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Labuhanbatu Selatan .

Agama : Kristen Protestan.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 93: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 2

Pekerjaan : Tenaga Kerja Kontraktor di PT.SBI.

Pendidikan : Kelas 1 SD (Tidak Tamat).

Penahanan Para Terdakwa:

- Penyidik : sejak 20 Juni 2016 s/d 09 Juli 2016;.

- Perpanjangan Penuntut Umum : sejak 10 Juli 2016 s/d 18 Agustus 2016.

- Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri : sejak 19 Agustus 2016 s/d 17

September 2016;

- Penuntut Umum : sejak 30 Agustus 2016 s/d 18 September 2016;

- Majelis Hakim : sejak 15 September 2016 s/d 14 Oktober 2016.

- Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Rantau Prapat : sejak

15 Oktober 2016 s/d 13 Desember 2016.

Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Rantau Prapat

tanggal 15 September 2016, nomor 680/Pen.Pid/2016/PN.Rap tentang

penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini ;

Setelah membaca Penetapan Mejelis Hakim tanggal 15 September 2016,

nomor 680/Pen.Pid/ 2016/ PN.Rap tentang Penetapan hari sidang ;

Setelah memberitahukan kepada Terdakwa akan haknya untuk didampingi

oleh Penasehat hukum, yang kemudian Terdakwa menyatakan tidak akan

didampingi oleh Penasehat Hukum, namun dengan demikian, berdasarkan Pasal

56 ayat 2 KUHAP Majelis Hakim tetap menunjuk Sdr.GUHFRON HARAHAP,

SH,Dkk Advokat / Penasehat Hukum dari Kantor Lebaga Bantuan Hukum Medan

Pos Labuhan Batu yang beralamat di Jln. A.Yani No.62 (Gedung Nasional)

Rantau Prapat ;

- Telah membaca berkas/ surat-surat yang berhubungan dengan perkara

ini;

- Telah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa ;

- Telah memperhatikan barang bukti yang diajukan dipersidangan ;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 94: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 3

- Telah pula mendengar tuntutan Penuntut Umum yang dibacakan di

depan persidangan pada tanggal 17 Oktober 2016 yang pada pokoknya

menuntut agar Majelis Hakim menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Menyatakan terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI dan Terdakwa II.

FIKANA LAIA alias FIKANA telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana

"secara bersama-sama dengan sengaja membakar hutan" sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam dakwaan Pasal 78 ayat (3) Jo Pasal 50 ayat

(3) huruf d UU Rl No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang sudah diubah

dan ditambah dengan UU Rl No. 19 tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pengganti UU Rl No. 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Rl No. 41

tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU Rl No. 18 Tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHPidana.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI

dan Terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA dengan pidana penjara masing-

masing selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangi selama terdakwa

berada dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 1.000.000.000.-(satu milyard

rupiah) Subsidiair 6 (enam) bulan kurungan;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) buah mancis warna putih dengan gas warna hijau; dimusnahkan.

- 3 (tiga) potong kayu hutan jenis Eucaliptus yang sudah terbakar;

Dikembalikan kepada pihak PT. Sinar Belantara Indah Bagan Toreh melalui

saksi Robin Roni Pardede.

4. Menetapkan agar para terdakwa dibebani membayar biaya perkara masing-

masing sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).

Menimbang, bahwa setelah mendengar pembelaan (pleidoi) dari

Terdakwa yang disampaikan secara lisan di persidangan yang pada pokoknya

memohon agar dihukum seringan-ringannya ;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 95: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 4

Menimbang, bahwa terhadap pembelaan (pleidoi) Terdakwa tersebut

Penuntut Umum menyatakan secara lisan tetap pada tuntutannya ;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum

sebagaimana dalam surat dakwaannya tertanggal 30 Agustus 2016 nomor

register Perkara: PDM-315/N.2.16/RP-RAP/Euh.2/08/2016 yang pada pokoknya

sebagai berikut :

Dakwaan .

Bahwa mereka terdakwa I ODODOGO HURA alias AMA JELl dan

terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA pada hari Selasa tanggal 14 Juni 2016

sekira pukul 19.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Juni

2016 bertempat di Blok K-057 area! Hutan Tanaman Industri Konsesi PT. SINAR

BELANTARA INDAH di Dusun Bagan Toreh Desa Sei Meranti Kecamatan

Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan atau setidak-tidaknya pada suatu

tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Rantauprapat "mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut

serta melakukan perbuatan dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d yang berbunyi "setiap orang membakar

hutan", Perbuatan mana dilakukan oleh para terdakwa dengan cara sebagai

berikut:

- Bahwa pada awalnya PT, Sinar Beiantara Indah (PT. SBI), yang mendapat ijin

dari Kementerian Kehutanan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Republtk Indonesia Nomor: 194/Kpts-i 1/1997 tanggal 4 April 1997 tentang

Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi Atas

Areal Hutan Seluas + 6.200 (enam ribu dua ratus) Hektar di Propinsi Daerah

Tingkat I Sumatera Utara Kepada PT. Sinar Belantara Indah dan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

SK.170/Menhum/I/2010 tanggal 1 April 2010, tentang Penetapan Batas Areal

Kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Poia Transmigrasi (HPHTI-

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 96: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 5

TRANS) PT. Sinar Belantara Indah seluas 5.197,36 (Lima ribu seratus sembilan

puluh tujuh, tiga puluh enam perseratus) Hektar di Propinsi Sumatera Utara.

- Bahwa pada hari Minggu tanggal 12 Juni 2016 sekira Pukul OS.00 Wib,

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana pergi mencari Damar di daerah Perambahan Dusun Jadi Mulia Desa Sei

Meranti Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dan

selanjutnya pada saat terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana melintas dari Pondok Perambahan Dusun

Jadi Mulia Desa Sei Meranti Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu

Selatan, kemudian Selamat (Dpo) memanggil terdakwa I. Ododogo Hura alias

Ama Jeli bersama terdakwa. II Fikana Laia alias Fikana untuk singgah ke

pondoknya, selanjutnya Selamat bertanya kepada terdakwa I. Ododogo Hura

alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana " Kalian tinggal di

Barak K-057 ", dan dijawab terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana "ia", lalu Selamat berkata "Beraninya kalian

membakar lokasi tanaman kayu Eucaliptus yang berada dibelakang barak

kalian itu, kalau kalian berani membakarnya akan saya berikan uang sebesar

Rp. 500,000.- (lima ratus ribu rupiah) per orang ", dan terdakwa I. Ododogo

Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

menyetujuinya dan menjawab "ia", Ialu Selamat mengatakan "apabila kalian

berani dan sudah selesai membakarnya nanti, jumpai saya dan akan saya

berikan uang tersebut", dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia aiias Fikana menyetujuinya, kemudian terdakwa I.

Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

pergi melanjutkan mencari Damar. Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 14

Juni 2016 sekira pukul 19.00 Wib terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana berada didalam pondok dan

merencakan pembakaran hutan tersebut dan akan mendapatkan uang yang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 97: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 6

dijanjikan oleh Selamat, selanjutnya terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana berangkat dari pondok (Barak)

dengan berjalan kaki kearah betakang pondok (Barak), dan terdakwa I.

Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

sudah mempersiapkan dengan membawa 1 (satu) buah Mancis warna putih

dan Gas warna Hijau, dan sekitar + 50 (lebih kurang lima puluh) meter dari

belakang Pondok (Barak) terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana berhenti disebuah rumah atau pondok

yang dilokasi ada tanaman Kayu Hutan Jenis Eucaliptus milik PT. Sinar

Belantara Indah Bagan Toreh yang akan dibakar, selanjutnya terdakwa I.

Ododogo Hura aiias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

mengumpulkan daun kering yang berserakan di dibawah Kayu Hutan jenis

Eucaliptus tersebut dan selanjutnya terdakwa II. Fikana Laia alias Fikana

meminta Mancis kepada terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli untuk

membakar daun kering yang dikumpulkannya, dan seteiah menyala terdakwa II.

Fikani Lia alias Fikani memberikan mancis tersebut kepada terdakwa I.

Ododogo Hura alias Ama Jeli dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

membakar daun kering yang sudah di kumpulkan, kemudian mancis tersebut

diserahkan kepada terdakwa II Fikana Laia alias Fikana, selanjutnya terdakwa

I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

melihat api ada 2 (dua) titik ialu terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana pulang ke Pondok atau Barak

tempat tinggal terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II

Fikana Laia alias Fikana, dan setelah tiba di Pondok atau Barak terdakwa I.

Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

melihat kobaran api di lokasi yang dibakar terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama

Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana sudah marak terbakar.

- Selanjutnya keesokan harinya terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 98: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 7

bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana dijemput dari tempat kerja

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana oleh saksi Sugianto, saksi Rudi dan saksi M. Aii Sulaiman Manap

Munthe, kemudian terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa

II Fikana Laia alias Fikana dibawa ke Kantor PT. Sinar Belantara Indah untuk

dilakukan pemeriksaan, dan setelah diinterogasi terdakwa I. Ododogo Hura

alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana mengakui bahwa

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana yang melakukan pembakaran kawasan hutan tersebut, selanjutnya

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana dibawa ke Polres Labuhanbatu guna proses hukum lebih lanjut.

- Bahwa berdasarkan Surat Perintah Tugss dari Kepala BPKH Wilayah I Medan

dengan Nomor : PT.186/III/BPKH i-t/6/2016 tanggal 16 Juni 2016 untuk

melaksanakan Tugas Pengambilan Titik Koordinat Pada Areal Konsesi Hutan

Tanaman Industri PT. Sinar Belantara Indah di Desa Sei Meranti Kec.

Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan Propinsi Sumatera Utara, yang dibuat

dan ditanda tangani oleh M. !RPAN LUBIS dan RIDWAN pada pokoknya

menerangkan :

> Bahwa pada saat melakukan Pemeriksaan Lapangan terdapat dan

penentuan Titik Koordinat yang kami lakukan dengan mempergunakan alat

GPS Map 76 CSx Garmin dimana alat GPS tersebut merupakan Standarisasi

Departemen Kehutanan Repubik Indonesia dengan cara GPS dihidupkan

dan menghasiikan Titik Koordinat North (Utara) dan East (Timur) pada layar

GPS yang kami ambil 4 (empat) titik koordinat, dengan hasil sebagai berikut:

a. LU (N): 01D 28' 01,8" dan BT (E) : 100° 21' 41,8" (Lokasi lahan terbakar).

b. LU (N): 01° 28' 01,2" dan BT (E) : 100° 21' 40,9" (Lokasi lahan terbakar).

c. LU (N): 01° 28' 02,1" dan BT (E) : 100° 21' 41,8" (Lokasi lahan terbakar).

d. LU (N): 01° 28' 01,4" dan BT (E): 100° 21' 41,1" (Lokasi lahan terbakar).

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 99: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 8

Dan hasil ploting terhadap peta kawasan hutan propinsi Sumatera Utara

(Lampiran SK Menhut Nomor : 579/ll-Menhut/2014 tanggal 24 Juni 2014 bahwa

lokasi yang terbakar tersebut seluas lebih kurang 4 rante dan keseluruhan berada

pada kawasan hutan produksi tetap (HP) dan didalam areak kerja HTI PT. Sinar

Belantara Indah (SBI)

Perbuatan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeii bersama terdakwa II

Fikana Laia alias Fikana tersebut diatas sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 78 ayat (3) Jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU Rl No. 41 tahun 1999

tentang Kehutanan yang sudah diubah dan ditambah dengan UU RI No. 19 tahun

2004 tentang Penetapan Peraturan Pengganti UU Rl No. 1 tentang Perubahan

atas UU Rl No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU Rl No. 18 Tahun 2013

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ayat (1)

ke-1 KUHPidana.

Menimbang, bahwa terhadap surat dakwaan tersebut, Terdakwa

menyatakan telah mengerti dan memahami isi surat dakwaan dan karenanya

Terdakwa tidak ada mengajukan keberatan (eksepsi);

Menimbang, bahwa untuk menguatkan hal-hal yang didalilkan dalam surat

dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan para saksi ke muka persidangan

yang telah didengar keterangannya sebagai berikut;

1. Saksi Robin Roni Pardede, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut:

- Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan saksi membenarkan

keterangannya tersebut;

- Bahwa saksi menjabat sebagai Humas pada Hutan Tanaman Industri PT.

Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh dan telah mendapat Surat Kuasa

Nomor : 007 Mgr / SBJ - BT / VI / 2016 tanggal 15 Juni 2016 dan dapat saksi

perlihatkan dan berikan kepada pemeriksa saat sekarang ini.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 100: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 9

- Bahwa pembakaran kawasan hutan tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal

14 Juni 2016 sekira Puku! 21.00 Wib di Blok K- 057 areal Hutan Tanaman

Industri konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh Desa Sei

Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan.

- Bahwa yang melakukan adalah terdakwa Ododogo Hura alias Ama Jeli dan

terdakwa Fikana Laia alias Fikana.

- Bahwa pada waktu terjadinya kebakaran hutan tersebut saksi melihat dan

mengetahuinya langsung dilapangan dari anggota saksi yang berada

dilapangan

- Bahwa setelah diselidiki bersama Pam BKO, barulah saksi mengetahui pelaku

pembakaran hutan tersebut ada 2 (dua) orang yang mengaku bernama

ODODOGE HURA Als AMA JELI dan FIKANA LAIA Als FIKANA, sehingga

saksi mengamankan kedua orang terdakwa dan menyerahkannya ke Polres

Labuhanbatu ini sekaligus membuat Laporan Pengaduan untuk diproses

sesuai dengan Hukum yang berlaku di Negara Rl.

- Bahwa lokasi areal yang dibakar tersebut masuk dalam areal kerja Hak

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT. Sinar Belantara Indah yang

terletak di Dusun Bagan Toreh Desa Sei Meranti Kec. Torgamba Kab.

Labuhanbatu Selatan sesuai dengan : Keputusan Menteri Kehutanan RI.

Nomor: SK.170 / Menhut - II / 2D10 Tanggal 1 April 2010, Tentang :

Penetapan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola

Transmigrasi (HPHTI - TRANS) PT. Sinar Belantara Indah seluas 5. 197,36

(Lima Ribu Seratus Sembilan Puluh Tujuh, Tiga Puluh Enam Perseratus

Hektar) Di Propinsi Sumatera Utara.

- Bahwa luas kawasan hutan yang dibakar tersebut seluas + 4 ( empat) Rante

dan jenis tanaman hutan milik PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh

yang terbakar adalah : Kayu Hutan Jenis Eucaliptus tanaman tahun 2011

(sudah mau di panen tahun 2016 ini),

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 101: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 10

- Bahwa alat yang mereka pergunakan membakar kawasan hutan areal konsesi

PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut adalah : 1 (satu) buah

Mancis warna putih dengan Gas warna Hijau.

- Bahwa cara para terdakwa melakukan pembakaran tersebut adalah :

membakar kawasan hutan Tanaman Industri areal Konsesi PT. Sinar

Belantara Indah yang sudah ada tanaman hutannya berupa Kayu Hutan Jenis

EucaSiptus tanaman tahun 2011 ( sudah siap mau di panen ), dimana mereka

terlebih dahulu mengumpulkan daun-daun kering dari kayu yang berserakan

dibawah kayu tersebut, dan setelah meiakukan pembakaran, bahwa mereka

meninggalkan kebakaran tersebut dan kembali ke Barat (Pondok), dimana

lokasi kawasan hutan yang mereka bakar tersebut berada dibelakang Barak

(pondok ) mereka yang jaraknya berkisar + 50 (lima puluh) meter.

- Bahwa para terdakwa ini tidak ada meminta ijin dan atau mendapat ijin dari

pihak PT. Sinar Belantara Indah selaku yang mendapat Hak Pengusahaan

Hutan Tanaman Industri dan atau dari Pemerintah Negara Rl dalam Hal ini

Menteri Kehutanan, sehingga mereka melakukan pembakaran kawasan hutan

konsesi PT. Sinar Belantara Indah tersebut.

- Bahwa para terdakwa melakukan pembakaran tersebut dengan sengaja,

dimana sewaktu para terdakwa tanyai, bahwa mereka mengakui sengaja

membakar kawasan hutan Tanaman Industri areal konsesi PT. Sinar

Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut atas suruhan dan yang diupah

oleh yang bernama SELAMAT, Lk, Umur + 45 tahun, Pekerjaan Petani,

Alamat : Dusun Jadi Mulia Desa Sei Meranti Kec. Torgamba Kab.

Labuhanbatu, dan juga menurut mereka bahwa mereka disuruh melakukan

pembakaran tersebut dengan imbalan Rp. 500.000.- (lima ratus ribu rupiah)

per orang.

- Bahwa akibat kejadian pembakaran tersebut, bahwa pihak PT. Sinar

Belantara Indah Bagan Toreh selaku pemegang hak Pengusahaan Hutan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 102: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 11

Tanaman Industri PT. Sinar Belantara Indah mengalami kerugian sebesar Rp.

75.000.000.- (tujuh puiuh lima juta rupiah ).

- Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa tidak keberatan dan membenarkan

semua keterangan saksi.

2. Saksi Rudi, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa saksi bekerja sebagai Pam Swakarsa di PT. SINAR BELANTARA

INDAH Dusun Bagan Toreh sejak tahun 2012 sampai saat sekarang ini.

- Bahwa pembakaran kawasan hutan tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal

14 Juni 2016 sekira Pukul 21.00 Wib di Blok K- 057 areal Hutan Tanaman

Industri konsesi PT. SINAR BELANTARA INDAH Dusun Bagan Toreh Desa Sei

Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan.

- Bahwa pada waktu terjadinya kebakaran hutan tersebut saksi melihat dan

mengetahuinya langsung dilapangan karena para terdakwa langsung bergerak

bersama karyawan lainnya untuk memadamkan api tersebut, namun terdakwa

yang melakukan pembakaran tersebut tidak para terdakwa temukan lagi

dilapangan pada waktu itu, dan setelah para terdakwa selidiki bersama Pam

BKO, barulah para terdakwa mengetahui peiaku pembakaran hutan tersebut

ada 2 (dua) orang yang mengaku bernama ODEDEGE HURA Als AMA JELi

dan FIKANA LAIA Als FIKANA, sehingga para terdakwa mengamankan kedua

orang terdakwa dan selanjutnya ikut menyerahkannya ke Polres Labuhanbatu;

- Bahwa sepengetahuan saksi selaku Pam Swakarsa, bahwa lokasi areal yang

dibakar tersebut masuk dalam areal kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

Industri PT. Sinar Belantara Indah yang terletak di Dusun Bagan Toreh Desa

Sei Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan sesuat dengan :

Keputusan Menteri Kehutanan RI. Nomor: SK.170 / Menhut - II / 2D10 Tanggal

1 April 2010, Tentang : Penetapan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan

Tanaman Industri Pola Transmigrasi (HPHTI - TRANS) PT. Sinar Belantara

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 103: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 12

Indah seluas 5. 197,36 (Lima Ribu Seratus Sembilan Puluh Tujuh, Tiga Puluh

Enam Perseratus Hektar) Di Propinsi Sumatera Utara.

- Bahwa luas kawasan hutan yang dibakar tersebut seluas + 4 ( empat) Rante

dan jenis tanaman hutan miiik PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh

yang terbakar adalah : Kayu Hutan Jenis Eucaliptus tanaman tahun 2011

(sudah mau siap mau di panen ).

- Bahwa alat yang mereka pergunakan membakar kawasan hutan areal konsesi

PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut adalah : 1 ( satu ) buah

Mancis warna putih dengan Gas warna Hijau.

- Bahwa para terdakwa sengaja membakar kawasan hutan Tanaman Industri

areal konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut atas

suruhan dan yang diupah oleh yang bernama SELAMAT, Lk, Umur + 45 tahun,

pekerjaan petani, alamat: Dusun Jadi Mulia Desa Sei Meranti Kec. Torgamba

Kab. Labuhanbatu, dan juga menurut mereka bahwa mereka disuruh

melakukan pembakaran tersebut dengan imbalan Rp. 500.000.- (lima ratus ribu

rupiah) per orang;

- Bahwa saksi kenal dengan yang bernama Selamat tersebut, dan

sepengetahuan saksi selaku Pam Swakarsa bahwa saudara Selamat ada

menguasai dan mengerjakan kawasan hutan Tanaman Industri areal konsesi

PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh dan membuat serta

membangun Pondok dilokasi areal dekat lokasi yang dibakar tersebut

- Bahwa akibat kejadian pembakaran tersebut pihak PT. Sinar Belantara Indah

Bagan Toreh selaku pemegang hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT.

Sinar Belantara Indah mengalami kerugian sebesar Rp.75.000.000.- (tujuh

puluh lima juta rupiah ).

- Bahwa yang melihat dan mengetahui kejadian pembakaran kawasan hutan

tersebut selain saksi adalah Pam Swakarsa di PT. Sinar Belantara indah yang

bernama : SUG1ANTO, ROBIN RONI PARDEDE ( selaku Humas ) dan Pam

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 104: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 13

BKO dari Anggota TNI - AU yang bernama : M. AU SULAIMAN MANAP

MUNTHE.

- Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa tidak keberatan dan membenarkan

semua keterangan saksi.

3. Saksi Sugianto, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

- Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa saksi bekerja sebagai Pam Swakarsa di PT. SINAR BELANTARA

INDAH Dusun Bagan Toreh sejak tahun 2012 sampai saat sekarang ini.

- Bahwa pembakaran kawasan hutan tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal

14 Juni 2016 sekira Pukul 21.00 Wib di Blok K- 057 areal Hutan Tanaman

Industri konsesi PT. SINAR BELANTARA INDAH Dusun Bagan Toreh Desa Sei

Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Sefatan.

- Bahwa pada waktu terjadinya kebakaran hutan tersebut saksi melihat dan

mengetahuinya langsung dilapangan karena para terdakwa langsung bergerak

bersama karyawan lainnya untuk memadamkan api tersebut, namun terdakwa

yang melakukan pembakaran tersebut tidak para terdakwa temukan lagi

dilapangan pada waktu itu, dan setelah para terdakwa selidiki bersama Pam

BKO, barulah para terdakwa mengetahui pelaku pembakaran hutan tersebut

ada 2 ( dua ) orang yang mengaku bernama ODODOGE HURA Als AMA JELI

dan FIKANA LAIA Als FIKANA, sehingga para terdakwa mengamankan kedua

orang terdakwa dan sefanjutnya ikut menyerahkannya ke Polres Labuhanbatu;

- Bahwa sepengetahuan saksi selaku Pam Swakarsa, bahwa lokasi area! yang

dibakar tersebut masuk dalam areal kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

Industri PT. Sinar Belantara Indah yang terletak di Dusun Bagan Toreh Desa

Sei Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan sesuai dengan :

Keputusan Menteri Kehutanan RI. Nomor: SK.170 / Menhut - II / 2D10 Tanggal

1 April 2010, Tentang : Penetapan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 105: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 14

Tanaman Industri Pola Transmigrasi (HPHTI - TRANS) PT. Sinar Belantara

Indah seluas 5. 197,36 (Lima Ribu Seratus Sembilan Puluh Tujuh, Tiga Puluh

Enam Perseratus Hektar) Di Propinsi Sumatera Utara;

- Bahwa luas kawasan hutan yang dibakar tersebut seiuas + 4 ( empat ) Rante

dan jenis tanaman hutan milik PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh

yang terbakar adalah : Kayu Hutan Jenis Eucaliptus tanaman tahun 2011

(sudah mau siap mau di panen )

- Bahwa alat yang mereka pergunakan membakar kawasan hutan areal konsesi

PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut adalah : 1 (satu) buah

Mancis warna putih dengan Gas warna Hijau.

- Bahwa para terdakwa sengaja membakar kawasan hutan Tanaman Industri

area! konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut atas

suruhan dan yang diupah oleh yang bernama SELAMAT, Lk, Umur + 45 tahun,

pekerjaan petani, alamat: Dusun Jadi Mulia Desa Sei Meranti Kec. Torgamba

Kab. Labuhanbatu, dan juga menurut mereka bahwa mereka disuruh

melakukan pembakaran tersebut dengan imbalan Rp. 500.000.- (lima ratus ribu

rupiah) per orang

- Bahwa saksi kenal dengan yang bernama SELAMAT tersebut, dan

sepengetahuan saksi selaku Pam Swakarsa bahwa saudara SELAMAT ada

menguasai dan mengerjakan kawasan hutan Tanaman Industri areal konsesi

PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh dan membuat serta

membangun Pondok dilokasi areal dekat lokasi yang dibakar tersebut

- Bahwa akibat kejadian pembakaran tersebut pihak PT. Sinar Belantara Indah

Bagan Toreh selaku pemegang hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT.

Sinar Belantara Indah mengalami kerugian sebesar Rp. 75.000.000.- {tujuh

putuh lima juta rupiah ).

- Bahwa yang melihat dan mengetahui kejadian pembakaran kawasan hutan

tersebut selain saksi adalah Pam Swakarsa di PT. Sinar Belantara Indah yang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 106: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 15

bernama : SUGIANTO, ROBIN RONI PARDEDE (selaku Humas) dan Pam

BKO dari Anggota TNI - AU yang bernama : M. ALI SULAIMAN MANAP

MUNTHE.

- Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa tidak keberatan dan membenarkan

semua keterangan saksi.

Ahli M. IRPAN LUBIS, SH, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- selaku Ahli dari Dinas Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I

Medan telah melaksanakan Peninjauan Lapangan dan menentukan titik

Kordinat Geografis dengan menggunakan Alat GPS Map 76 CSx Garmin atas

Lokasi yang terbakar tersebut, yaitu pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2016

sejak Pukul 13.00 Wib sampai dengan Pukul 15.00 Wib dan juga didampingi

oleh Penyidik / Penyidik Pembantu dari Polres Labuhanbatu dan dari Pihak

Humas HTI. PT. Sinar Belantara Indah yang terletak di Kec. Torgamba Kab.

Labuhanbatu Selatan Propinsi Sumatera Utara yang bernama ROBIN RONI

PARDEDE.

- Bahwa pada saat Pemeriksaan Lapangan dan penentuan Titik Koordinat yang

dilakukan dengan mempergunakan Alat GPS Map 76 CSx Garmin dimana alat

GPS tersebut merupakan Standarisasi Departemen Kehutanan Republik

Indonesia dengan cara GPS dihidupkan dan menghasilkan Titik Koordinat

North (Utara) dan East (Timur) pada layar GPS yang di ambil pada 4 (empat)

Titik Koordinat, dengan hasil sebagai berikut:

- LU (N): 01° 28' 01,8" dan BT (E) : 100° 21' 41,8" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N): 01° 28' 01,2" dan BT (E) : 100° 21' 40,9" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N): 01° 28' 02,1" dan BT (E): 100° 21' 40,8" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N) : 01° 28' 01,4" dan BT (E): 100° 21' 41,1" (Lokasi lahan terbakar).

Dan hasil Plotting terhadap Peta Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Utara

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 107: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 16

(Lampiran SK. Menhut Nomor : 579 / II -Menhut / 2014 tanggal 24 Juni 2014 ), ,

bahwa Lokasi yang terbakar tersebut seluas + 4 (empat) Rante dan

keseluruhannya berada pada Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) dan didalam

Areal Kerja HTI PT. Sinar Belantara Indah (SBI) dan Peta Hasil Pengambilan

Titik Koordinat sudah para terdakwa serahkan kepada Penyidik Sat Reskrim

Polres Labuhanbatu.

- Bahwa pihak PT. Sinar Belantara Indah mempunyai Hak / izin yang Sah

sehingga mengusahai areal kawasan Hutan Tanaman Industri yang terletak di

Kec. Torgamba Kab. Labuhan Batu yang fuasnya + 5.197,36 Ha (lima ribu

seratus sembilan puluh tujuh, tiga puluh enam perseratus hektar), sesuai

dengan : Keputusan Menteri Kehutanan RI. Nomor: SK.170 / Menhut - II / 2D10

Tanggal 1 April 2010, Tentang : Penetapan Batas Areal Kerja Hak

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi (HPHTI - TRANS)

PT. Sinar Belantara Indah seluas 5. 197,36 (Lima Ribu Seratus Sembilan Puluh

Tujuh, Tiga Puluh Enam Perseratus Hektar) Di Propinsi Sumatera Utara;

- Bahwa Jenis tanaman Pokok yang diusahai oleh pihak PT. Sinar Belantara

Indah seiaku Pemegang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Po!a

Transmigrasi diareal hutan sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan RI.

Nomor: SK.170 / Menhut - II / 2D10 Tanggal 1 April 2010, Tentang : Penetapan

Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola

Transmigrasi (HPHTI - TRANS) PT. Sinar Belantara Indah seluas 5. 197,36

(Lima Ribu Seratus Sembilan Puluh Tujuh, Tiga Puluh Enam Perseratus

Hektar) Di Propinsi Sumatera Utara, adalah : Tanaman pohon Ecaliptus, Karet

dan Tanaman Kehidupan untuk Hak Pungut warga Transmigrasi berupa

Tanaman Kefapa Sawit, dimana setiap kegiatan berupa Penanaman dan

Pemanenan seluruh yang diusahai oleh PT. Sinar Belantara Indah ini harus

mendapat izin dari Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara dan mendapat

Rekomendasi dari Dinas Kehutanan Kab. Labuhanbatu Selatan - Apabila

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 108: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 17

seseorang atau Kelompok ada yang melakukan pembakaran di kawasan hutan

sedangkan areal hutan tersebut Hak Pengusahaannya sudah dimiliki oleh PT.

Sinar Belantara Indah sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan RI. Nomor:

SK.170 / Menhut - II / 2D10 Tanggal 1 April 2010, Tentang : Penetapan Batas

Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi

(HPHTI - TRANS) PT. Sinar Belantara Indah seluas 5. 197,36 (Lima Ribu

Seratus Sembilan Puluh Tujuh, Tiga Puluh Enam Perseratus Hektar) Di

Propinsi Sumatera Utara, maka perbuatan seseorang atau kelompok tersebut

termasuk tidak diperbolehkan, karena Setiap orang dilarang melakukan

Pembakaran Hutan, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 78 Ayat ( 4 ) Jo

Pasal 50 Ayat ( 3 ) huruf d UU Rl No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, karena

yang dibakar tersebut adalah Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) milik Negara

Repubfik Indonesia, dimana pihak PT. Sinar Belantara Indah (SBI) bukanlah

pemilik kawasan hutan tersebut melainkan hanya Pemegang Hak

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi dan areal hutan

tersebut tetap milik Negara Republik Indonesia

Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula diperlihatkan oleh Jaksa

Penuntut Umum alat bukti surat, antara lain:

1. 1 (satu) lembar foto copy yang telah dilegalisir Peta Areal Kerja Lampiran

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 194/Kpts-ll/1997

tanggal 04 April 1997.

2. 1 (satu) lembar foto copy yang telah dilegalisir Peta Penetapan Areal Kerja

Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:

SK,170/Menhut-ll/2010 tanggal 01 April 2010.

Menimbang, bahwa Terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMAJELI, telah

memberikan keterangan yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

Bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

Bahwa saat ini terdakwa ada melakukan pembakaran hutan pada hari Selasa

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 109: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 18

tanggal 14 Juni 2016 sekira Pukul 19,00 Wib di Blok K- 057 areal Hutan

Tanaman Industri konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh Desa

Sei Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan;

Bahwa terdakwa bekerja sebagai tenaga kerja untuk Kontraktor di PT. Sinar

Belantara Indah Bagan Toreh dan tinggal di Barak Kontraktor yang terletak di

lokasi PT. Sinar Belantara Indah tersebut, dan dilokasi yang para terdakwa

bakar tersebut juga ada tanaman kayu hutan milik PT. Sinar Belantara Indah

Bagan Toreh;

Bahwa luas kawasan hutan yang para terdakwa bakar tersebut setelah

dipadamkan pihak Karyawan PT. Sinar Belantara Indah adalah seluas + 4

(empat) Rante dan jenis tanaman hutan milik PT. Sinar Belantara Indah Dusun

Bagan Toreh yang berada dilokasi yang para terdakwa bakar adalah : Kayu

Hutan Jenis Eucaliptus;

Bahwa alat yang para terdakwa pergunakan membakar kawasan hutan areal

konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut adalah : 1

(satu) buah Mancis warna putih dan Gas warna Hijau milik terdakwa sendiri

yang terdakwa bawa dari rumah terdakwa sendiri.

Bahwa terdakwa tidak ada meminta ijin dan atau mendapat ijin dari pihak PT.

Sinar Belantara Indah sehingga para terdakwa melakukan pembakaran

kawasan hutan tersebut, dimana para terdakwa hanyalah yang disuruh dan

diupah oleh Selamat daiam melakukan pembakaran kawasan hutan tersebut;

Bahwa yang menyuruh terdakwa membakar kayu hutan milik PT. Sinar

Belantara Indah adalah Selamat (Dpo) namun belum diberikan uangnya;

Bahwa Selamat menjanjikan uang kepada terdakwa sebesar Rp. 500.000,-

(lima ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa dipersidangan juga telah didengar keterangan

Terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA, pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 110: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 19

Bahwa terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

Bahwa saat ini terdakwa ada melakukan pembekaran hutan pada hari Selasa

tanggal 14 Juni 2016 sekira Pukul 19.00 Wib di Blok K- 057 areal Hutan

Tanaman Industri konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh Desa

Sei Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan;

Bahwa terdakwa bekerja sebagai tenaga kerja untuk Kontraktor di PT. Sinar

Belantara Indah Bagan Toreh dan tinggal di Barak Kontraktor yang terletak di

lokasi PT. Sinar Belantara Indah tersebut, dan dilokasi yang para terdakwa

bakar tersebut juga ada tanaman kayu hutan milik PT. Sinar Belantara Indah

BaganToreh;

Bahwa luas kawasan hutan yang para terdakwa bakar tersebut seteiah

dipadamkan pihak Karyawan PT. Sinar Belantara Indah adalah seluas + 4

(empat) Rante dan jenis tanaman hutan milik PT. Sinar Belantara Indah Dusun

Bagan Toreh yang berada dilokasi yang para terdakwa bakar adalah : Kayu

Hutan Jenis Eucaliptus;

Bahwa alat yang para terdakwa pergunakan membakar kawasan hutan area)

konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh tersebut adalah : 1

(satu) buah Mancis warna putih dan Gas warna Hijau milik terdakwa sendiri

yang terdakwa bawa dari rumah terdakwa sendiri.

Bahwa terdakwa tidak ada meminta ijin dan atau mendapat ijin dari pihak PT.

Sinar Belantara Indah sehingga para terdakwa melakukan pembakaran

kawasan hutan tersebut, dimana para terdakwa hanyalah yang disuruh dan

diupah dalam melakukan pembakaran kawasan hutan tersebut;

Bahwa yang menyuruh terdakwa membakar kayu hutan milik PT. Sinar

Belantara Indah adalah Selamat (Dpo) namun belum diberikan uangnya;

Bahwa Selamat menjanjikan uang kepada terdakwa sebesar Rp.500.000,- (lima

ratus ribu rupiah};

Menimbang, bahwa barang bukti yang diajukan di dalam persidangan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 111: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 20

yaitu :

- 1 (satu) buah mancis warna putih dengan gas warna hijau.

- 3 (tiga) potong kayu hutan jenis Eucaliptus yang sudah terbakar.

Menimbang, bahwa barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut

hukum, dan setelah diperlihatkan kepada saksi-saksi dan terdakwa kesemuanya

telah membenarkannya, sehingga akan dipertimbangkan dalam perkara ini ;

Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan persidangan berdasarkan

keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan barang bukti yang diajukan

didepan persidangan maka, Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum

sebagai berikut:

Bahwa pada awalnya PT. Sinar Belantara Indah (PT. SBI), yang mendapat ijin

dari Kementerian Kehutanan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor : 194/Kpts-11/1997 tanggal 4 April 1997 tentang

Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi Atas

Areal Hutan Seluas + 6,200 (enam ribu dua ratus) Hektar di Propinsi Daerah

Tingkat I Sumatera Utara Kepada PT. Sinar Belantara Indah dan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Repubiik Indonesia Nomor : SK.170/Menhut-

ll/2010 tanggal 1 April 2010, tentang Penetapan Batas Area! Kerja Hak

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi (HPHTI-TRANS) PT.

Sinar Belantara Indah seluas 5.197,36 (Lima ribu seratus sembilan puluh tujuh,

tiga puluh enam perseratus) Hektar di Propinsi Sumatera Utara.

Bahwa pada hari Minggu tanggal 12Juni 2016 sekira Pukul 08.00 Wib,

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana pergi mencari Damar di daerah Perambahan Dusun Jadi Mulia Desa Sei

Meranti Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu, dan selanjutnya pada

saat terdakwa I, Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia

alias Fikana melintas dari Pondok Perambahan Dusun Jadi Mulia Desa Sei

Meranti Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu, kemudian Selamat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 112: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 21

(Dpo) memanggil terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa.

II Fikana Laia alias Fikana untuk singgah ke Pondoknya, selanjutnya Selamat

bertanya kepada terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II

Fikana Laia alias Fikana " Kalian tinggal di Barak K-057 ", dan dijawab

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana "ia", la!u Selamat berlata "Beraninya kalian membakar Lokasi tanaman

Kayu Eucaliptus yang berada dibelakang barak kalian itu, kalau kalian berani

membakarnya akan saya berikan uang sebesar Rp. 500.000.- (lima ratus ribu

rupiah) per orang ", dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana menyetujuinya dan menjawab "ia", laiu

Selamat mengatakan "apabila kalian berani dan sudah selesai membakarnya

nanti, jumpai saya dan akan saya berikan uang tersebut ", dan terdakwa I.

Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

menyetujuinya, kemudian terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana pergi melanjutkan mencari Damar.

Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 14 Juni 2016 sekira pukul A 19,00 Wib

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana berada didalam pondok dan merencakan pembakaran hutan tersebut

dan akan mendapatkan uang yang dijanjikan oleh Selamat, selanjutnya

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana berangkat dari pondok (Barak) dengan berjalan kaki kearah belakang

pondok (Barak), dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana sudah mempersiapkan dengan membawa

1 (satu) buah Mancis warna putih dan Gas warna Htjau, dan sekitar + 50 (lebih

kurang lima puluh) meter dari belakang Pondok (Barak) terdakwa I. Ododogo

Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana berhenti

disebuah rumah atau pondok yang dilokasi ada tanaman Kayu Hutan Jenis

Eucaliptus milik PT. Sinar Belantara Indah Bagan Toreh yang akan dibakar,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 113: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 22

selanjutnya terdakwa i. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II

Fikana Laia alias Fikana mengumpulkan daun kering yang berserakan di

dibawah Kayu Hutan Jenis Eucaliptus tersebut dan selanjutnya terdakwa il.

Fikana Laia alias Fikana meminta Mancis kepada terdakwa I, Ododogo Hura

alias Ama Jeli untuk membakar daun kering yang dikumpulkannya, dan setelah

menyala terdakwa II. Fikani Lia alias Fikani memberikan mancis tersebut

kepada terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli dan terdakwa I. Ododogo

Hura alias Ama Jeii membakar daun kering yang sudah di kumpulkan,

kemduian mancis tersebut diserahkan kepada terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana, selanjutnya terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana A melihat api ada 2 (dua) titik lalu terdakwa

I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa Il Fikana Laia alias Fikana

puiang ke Pondok atau Barak tempat tinggai terdakwa I. Ododogo Hura alias

Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana, dan setelah tiba di

Pondok atau Barak terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana melihat kobaran api di lokasi yang dibakar

terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias

Fikana sudah marak terbakar.

Bahwa berdasarkan Surat Perintah Tugas dari Kepala BPKH Wilayah I Medan

dengan Nomor : PT.186/III/BPKH 1-1/6/2016 tanggal 16 Juni 2016 untuk

melaksanakan Tugas Pengambilan Titik Koordinat Pada Areal Konsesi Hutan

Tanaman Industri PT. Sinar Belantara Indah di Desa Sei Meranti Kec.

Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan Propinsi Sumatera Utara, yang dibuat

dan ditanda tangani oleh M. IRPAN LUBIS dan RIDWAN pada pokoknya

menerangkan :

- Bahwa pada saat melakukan Pemeriksaan Lapangan terdapat dan

penentuan Titik Koordinat yang kami lakukan dengan mempergunakan alat

GPS Map 76 CSx Garmin dimana alat GPS tersebut merupakan Standarisasi

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 114: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 23

Departemen Kehutanan Republik Indonesia dengan cara GPS dihidupkan

dan menghasilkan Titik Koordinat North (Utara) dan East (Timur) pada layar

GPS yang kami ambil 4 (empat) titik koordinat, dengan hasil sebagai berikut:

- LU (N) : 010 28" 01,8" dan BT (E): 1000 21" 41,8" (Lokasi Jahan terbakar).

- LU (N) : 010 28" 01,2" dan BT (E): 1000 21" 40,9" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N) : 010 28" 02,1" dan BT (E): 1000 21" 41,8" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N) : 010 28" 01,4" dan BT (E) : 1000 21" 41,1" (Lokasi lahan terbakar).

Bahwa adapun areal PT. Sinar Belantara Indah (PT. SBI) yang terbakar akibat

perbuatan para terdakwa adalah seluas + 4 (empat) rante atau seluas + 1.600

M2 (seribu enam ratus meter persegi) dari areal lahan seluas + 6.200 (enam

ribu dua ratus) Hektar + 62.000.000 M2 (enam puluh dua juta meter persegi);

Bahwa melihat status sosial kehidupan dan status Sumber Daya Manusia

(SDM) para terdakwa (terdakwa I.Ododogo Hura alias Ama Jeli yang tidak

berpendidikan / tidak pernah bersekolah, demikian juga terdakwa II Fikana Laia

alias Fikana Kelas 1 SD (Tidak Tamat), sebagaimana dipersidangan Majelis

Hakim dapat menilai kondisi keberadaan para terdakwa tersebut.

Bahwa dengan kondisi para terdakwa yang sedemikian telah dimanfaatkan oleh

sdr.Selamat (DPO) untuk melakukan kejahatan, dengan diiming-imingi akan

dibayar masing-masing Rp.500.000.-(lima ratus ribu rupiah), yang ternyata sdr.

Selamat (DPO) tidak memberikan sesuatu apapun kepada terdakwa tersebut;

Bahwa namun demikian PT.Sinar Belantara Indonesia telah dirugikan akibat

perbuatan para terdakwa tersebut;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan meneliti dan

mempertimbangkan apakah dari fakta-fakta hukum tersebut apa yang didakwakan

kepada terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan

Penuntut Umum ataukah bukan tindak pidana;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 115: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 24

Menimbang, bahwa untuk dapat mempersalahkan seseorang telah

melakukan tindak pidana yang didakwakan haruslah terbukti secara sah dan

meyakinkan menurut hukum ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akanmempertimbangkan

dakwaan yang disusun secara Tunggal, yaitu Pasal 78 ayat (3) Jo Pasal 50 ayat

(3) huruf d UU Rl No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang sudah diubah dan

ditambah dengan UU RI No. 19 tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pengganti UU RI No. 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU RI No. 41 tahun

1999 tentang Kehutanan jo UU Rl No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHPidana dengan

unsur-unsur sebagai berikut:

1. Setiap Orang;

2. Dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50

ayat (3) huruf d yang berbunyi "setiap orang dilarang membakar hutan";

3. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta

melakukan perbuatan;

Ad. 1. Setiap Orang;

Menimbang, bahwa unsur setiap orang maksudnya adalah siapa saja tanpa

terkecuali termasuk terdakwa selaku subyek hukum pendukung hak dan

kewajiban yang kepadanya tidak terdapat hal tentang pengecualian dalam

pertanggungjawaban suatu perbuatan pidana yang dilakukannya, yang dalam hal

ini terdakwa berada dalam keadaan sehat jasmaniah dan rohani, dan

sebagaimana dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang memuat identitas

para terdakwa yaitu terdakwa I Ododogo Hura alias Ama Jeli dan Terdakwa II

Fikana Laia alias Fikana, serta ternyata terdakwa adalah mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim maupun Jaksa Penuntut Umum dan

identitas terdakwa telah pula dibenarkan oleh saksi-saksi didalam persidangan ini,

sehingga unsur setiap orang telah terbukti secara sah menurut hukum ;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 116: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 25

Ad.2 Dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 50 ayat (3) huruf d yang berbunyi "setiap orang membakar

hutan";

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Hutan menurut Pasal 1 ayat

(2) UU No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, adalah suatu kesatuan ekosistem

berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya

tidak dapat dipisahkan;

Menimbang, bahwa yang dimaksud kawasan hutan menurut ayat (3)

adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk

dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;

Menimbang, bahwa pengertian hutan tanaman industri adalah hutan

tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan

produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan

bahan baku industri hasil hutan.

Menimbang, bahwa PT. Sinar Belantara Indah (PT. SBI), yang mendapat

ijin dari Kementerian Kehutanan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor : 194/Kpts-II/1997 tanggal 4 April 1997 tentang

Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi Atas

Areal Hutan Seluas + 6.200 (enam ribu dua ratus) Hektar di Propinsi Daerah

Tingkat I Sumatera Utara Kepada PT. Sinar Belantara Indah dan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.170/Menhut-ll/2010 tanggal 1

April 2010, tentang Penetapan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan

Tanaman Industri Pola Transmigrasi (HPHTI-TRANS) PT. Sinar Belantara Indah

seluas 5.197,36 (Lima ribu seratus sembilan puluh tujuh, tiga puluh enam

perseratus) Hektar di Propinsi Sumatera Utara.

Menimbang, bahwa pada hari Minggu tanggai 12 Juni 2016 sekira pukul

08.00 Wib, terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 117: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 26

Laia alias Fikana pergi mencari Damar di daerah Perambahan Dusun Jadi Mulia

Desa Sei Meranti Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu, dan

selanjutnya pada saat terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana melintas dari Pondok Perambahan Dusun

Jadi Muiia Desa Sei Meranti Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu,

kemudian Selamat (Dpo) memanggil terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

bersama terdakwa. II Fikana Laia alias Fikana untuk singgah ke pondoknya,

selanjutnya Selamat bertanya kepada terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana " Kalian tinggal di Barak K-057 ",

dan dijawab terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa lI Fikana

Laia alias Fikana "ia", lalu Selamat berkata "Beraninya kalian membakar lokasi

tanaman Kayu Eucaliptus yang berada dibelakang barak kalian itu, kalau kalian

berani membakarnya akan saya berikan uang sebesar Rp. 500.000.-(lima ratus

ribu rupiah) per orang ", dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa Il Fikana Laia alias Fikana menyetujuinya dan menjawab "ia", lalu

Selamat mengatakan "apabila kalian berani dan sudah selesai membakarnya

nanti, jumpai saya dan akan saya berikan uang tersebut ", dan terdakwa I

Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

menyetujuinya, kemudian terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa Il Fikana Laia alias Fikana pergi melanjutkan mencari Damar;

Menimbang, bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Juni 2016 sekira pukul

19.00 Wib terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana

Laia alias Fikana berada didalam pondok dan merencanakan pembakaran hutan

tersebut dan akan mendapatkan uang yang dijanjikan oleh Selamat (DPO),

selanjutnya terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeii bersama terdakwa II Fikana

Laia alias Fikana berangkat dari pondok (Barak) dengan berjalan kaki kearah

belakang pondok (Barak), dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana sudah mempersiapkan dengan membawa 1

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 118: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 27

(satu) buah Mancis warna putih dan Gas warna Hijau, dan sekitar + 50 (lebih

kurang lima puluh) meter dari belakang Pondok (Barak) terdakwa I. Ododogo Hura

alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana berhenti disebuah

rumah atau pondok yang dilokasi ada tanaman Kayu Hutan Jenis Eucaliptus milik

PT. Sinar Belantara Indah Bagan Toreh yang akan dibakar, selanjutnya terdakwa

I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana

mengumpulkan daun kering yang berserakan di dibawah Kayu Hutan Jenis

Eucaliptus tersebut dan selanjutnya terdakwa lI. Fikana Laia alias FikanaA

meminta Mancis kepada terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli untuk

membakar daun kering yang dikumpulkannya, dan setelah menyala terdakwa II.

Fikani Lia alias Fikani memberikan mancis tersebut kepada terdakwa I. Ododogo

Hura alias Ama Jeli dan terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli membakar daun

kering yang sudah di kumpulkan, kemudian mancis tersebut diserahkan kepada

terdakwa II Fikana Laia alias Fikana, selanjutnya terdakwa I. Ododogo Hura alias

Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana A melihat api ada 2 (dua)

titik lalu terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana

Lata alias Fikana pulang ke Pondok atau Barak tempat tinggal terdakwa I.

Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana, dan

setelah tiba di pondok atau barak terdakwa I. Ododogo Hura alias Ama Jeli

bersama terdakwa II Fikana Laia alias Fikana melihat kobaran api di lokasi yang

dibakar terdakwa l. Ododogo Hura alias Ama Jeli bersama terdakwa II Fikana Laia

alias Fikana sudah marak terbakar.

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas, maka unsur ini telah

terbukti dan terpenuhi secara hukum;

Ad.3. Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut

serta melakukan perbuatan;

Menimbang, bahwa orang yang melakukan (pleger), orang ini ialah

seorang yang sendirian telah berbuat mewujudkan segala anasir elemen dari

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 119: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 28

peristiwa pidana;

Menimbang, bahwa orang yang menyuruh melakukan (doen plegen),

disini sedikitnya ada dua orang yang menyuruh (doen plegen) dan yang disuruh

(plegen), jadi bukan orang itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana akan tetapi

ia menyuruh orang lain;

Menimbang, bahwa orang yang turut melakukan (medepleger), turut

melakukan dalam arti kata bersama-sama melakukan, sedikit-dikitnya harus ada

orang, ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan

(medepleger) peristiwa pidana itu.

Menimbang, bahwa adapun peranan para terdakwa dalam perbuatannya

yang dengan kesengajaan / dikehendaki telah membakar kawasan hutan

Tanaman Industri areal konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan Toreh

tersebut adalah atas suruhan dan karena janji akan diupah oleh yang bernama

SELAMAT, Lk, Umur + 45 tahun, pekerjaan petani, alamat: Dusun Jadi Mulia

Desa Sei Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu, dimana para terdakwa telah

disuruh melakukan pembakaran tersebut dengan imbalan Rp. 500.000.- (lima

ratus ribu rupiah) per orang;

Menimbang, bahwa dari fakta hukum diatas ternyata seseorang yang

bernama Selamat (DPO) telah memiliki permasalahan dengan PT.Sinar Belantara

Indonesia yaitu permasalahan atas penguasaan dan pengerjaan areal kawasan

hutan Tanaman Industri areal konsesi PT. Sinar Belantara Indah Dusun Bagan

Toreh dan membuat serta membangun Pondok dilokasi areal dekat lokasi yang

dibakar tersebut, lalu Selamat (DPO) telah memanfaatkan para terdakwa yang

keberadaannya tidak memiliki pendidikan yang memadai, serta para terdakwa

tidak mengetahui telah dimanfaatkan oleh orang yang bernama Selamat (DPO)

tersebut;

Menimbang, bahwa terlepas bahwa para terdakwa pada faktanya selain

tidak memahami areal yang dibakar masuk penguasaan Selamat (DPO) atau

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 120: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 29

areal PT.SBI, dan para terdakwa hingga tertangkap sama sekali belum mendapat

pembayaran sebagaimana yang dijanjikan orang yang bernama Selamat (DPO);

Menimbang, bahwa dengan seluruh uraian pertimbangan hukum diatas,

maka unsur inipun telah terbukti dan terpenuhi menurut hukum;

Menimbang, bahwa namun demikian Majelis Hakim tetap harus menaruh

empati kepada para terdakwa (karena keberadaannya tidak memiliki pendidikan

yang memadai atau tidak memiliki pendidikan dan atau hanya pernah duduk

dikelas 1 SD), sementara dilain pihak sangatlah ironis bahwa sebuah perusahaan

PT.Sinar Belantara Indonesia yang memiliki personil Security bahkan merekrut

personil keamanan dari BKO, tidak mampu menyeret / menjerat pelaku yang

bernama Selamat (DPO) tersebut;

Menimbang, bahwa oleh karena berdasarkan Surat Perintah Tugas dari

Kepala BPKH Wilayah I Medan dengan Nomor : PT.186/IH/BPKH 1-1/6/2016

tanggal 16 Juni 2016 untuk melaksanakan Tugas Pengambilan Titik Koordinat

Pada Areal Konsesi Hutan Tanaman Industri PT. Sinar Belantara lndah di Desa

Sei Meranti Kec. Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan Propinsi Sumatera Utara,

yang dibuat dan ditanda tangani oleh M. JARPAN LUBIS dan RIDWAN pada

pokoknya menerangkan :

Bahwa pada saat melakukan Pemeriksaan Lapangan terdapat dan penentuan

Titik Koordinat yang kami lakukan dengan mempergunakan alat GPS Map 76

CSx Garmin dimana alat GPS tersebut merupakan Standarisasi Departemen

Kehutanan Republik Indonesia dengan cara GPS dihidupkan dan menghastlkan

Titik Koordinat North (Utara) dan East (Timur) pada layar GPS yang kami ambil

4 (empat) titik koordinat, dengan hasil sebagai berikut:

- LU (N): 01° 28' 01,8" dan BT (E) : 100° 21' 41,8" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N): 01° 28' 01,2" dan BT (E) : 100° 21' 40,9" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N) : 01° 28' 02,1" dan BT (E): 100° 21' 40,8" (Lokasi lahan terbakar).

- LU (N) : 01° 28' 01,4" dan BT (E): 100° 21' 41,1" (Lokasi lahan terbakar).

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 121: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 30

Dan hasil ploting terhadap peta kawasan hutan propinsi Sumatera Utara

(Lampiran SK Menhut Nomor : 579/ll-Menhut/2014 tanggal 24 Juni 2014 bahwa

lokasi yang terbakar tersebut seluar lebih kurang 4 rante dan keseluruhan berada

pada kawasan hutan produksi tetap (HP) dan didaiam areal kerja HTI PT. Sinar

Belantara lndah (SBI).

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari dakwaan Pasal 78 ayat

(3) Jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU RI No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang

sudah diubah dan ditambah dengan UU RI No. 19 tahun 2004 tentang Penetapan

Peraturan Pengganti UU RI No. 1 tentang Perubahan atas UU RI No. 41 tahun

1999 tentang Kehutanan Jo UU RI No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHPidana tersebut

telah terpenuhi dan terbukti, maka terdakwa ODODOGO HURA alias AMA JELI

dan Terdakwa FIKANA LAIA alias FIKANA harus dinyatakan telah terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "dengan sengaja

melakukan kegiatan perkebunan tanpa izin menteri di dalam kawasan hutan" oleh

karena para terdakwa harus dijatuhi hukuman yang setimpal dengan

perbuatannya.

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman kepada para terdakwa,

Majelis Hakim akan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan hal-hal yang meringankan;

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Para terdakwa merugikan PT. Sinar Belantara lndah;

- Perbuatan Para terdakwa akan membahayakan lahan yang lainnya;

Hal-hal yang meringankan :

- Para terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya;

- Para terdakwa bersikap sopan dipersidangan;

- Para terdakwa memiliki keterbatasan pengetahuan untuk mengetahui areal PT

SBI;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 122: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 31

- Para terdakwa belum menikmati hasil kejahatannya belum pernah dihukum ;

Mengingat, dan memperhatikan ketentuan hukum yaitu Pasal 78 ayat (3)

Jo Pasal 50 ayat (3) huruf d UU Rl No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang

sudah diubah dan ditambah dengan UU RI No. 19 tahun 2004 tentang Penetapan

Peraturan Pengganti UU Rl No. 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Rl No.

41 tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU Rl No. 18 Tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHPidana dalam perkara ini, dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang

yang bersangkutan :

MENGADILI :

1. Menyatakan terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI dan Terdakwa

II. FIKANA LAIA alias FIKANA telah terbukti bersalah melakukan tindak

pidana "secara bersama-sama dengan sengaja membakar hutan"

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan Pasal 78 ayat (3) Jo

Pasal 50 ayat (3) huruf d UU Rl No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang

sudah diubah dan ditambah dengan UU Rl No. 19 tahun 2004 tentang

Penetapan Peraturan Pengganti UU Rl No. 1 tentang Perubahan atas UU Rl

No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan Jo UU Rl No. 18 Tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1

KUHPidana.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I. ODODOGO HURA alias AMA JELI

dan Terdakwa II. FIKANA LAIA alias FIKANA oleh karenanya dengan pidana

penjara masing-masing selama 6 (enam) bulan dan dihukum untuk membayar

denda sebesar Rp. 1.000.000.000.-(satu milyard rupiah), dengan ketentuan

apabila denda tidak dibayar dapat diganti dengan 3 (tiga) bulan kurungan;

3. Menetapkan penahanan yang telah dijalani para terdakwa akan dikurangkan

seluruhnya dari hukuman pidana yang dijatuhkan;

4. Memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 123: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 32

5. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) buah mancis warna putih dengan gas warna hijau; Dimusnahkan.

- 3 (tiga) potong kayu hutan jenis Eucaliptus yang sudah terbakar;

Dikembalikan kepada pihak PT. Sinar Belantara Indah Bagan Toreh melalui

saksi Robin Roni Pardede.

6. Menetapkan agar para terdakwa dibebani membayar biaya perkara masing-

masing sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Rantauprapat pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2016 oleh

kami DOMINGGUS SILABAN, SH.MH., sebagai Hakim Ketua, dengan

T.ALMADYAN, SH.MH., dan MINCE S.GINTING, SH.MKn., masing-masing

sebagai Hakim Anggota, Putusan mana diucapkan pada hari itu juga dalam

sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut dengan didampingi

para Hakim Anggota, dibantu oleh MEGAWATI SIMBOLON, sebagai Panitera

pada Pengadilan Negeri Rantauprapat serta dihadiri oleh SUSI SIHOMBING,

SH., Jaksa Penuntut Umum Pada Kejaksaaan Negeri Rantauprapat serta di

hadapan Terdakwa tanpa di hadiri oleh Penasihat Hukumnya tersebut.

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,

-dto- -dto-

T.ALMADYAN, SH.MH DOMINGGUS SILABAN, SH.,M.H.

-dto- MINCE S.GINTING, SH.MKn.

Panitera,

-dto-

MEGAWATI SIMBOLON.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 124: TINDAK PIDANA PEMBAKARAN HUTAN DI RANTAU PRAPAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44728/1/ELAH HAYATI... · KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Putusan perkara pidana No.680/Pid.Sus/2016/PN.Rap. Page 33

Catatan :

Dicatat disini bahwa Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permohonan

Banding terhadap putusan Pengadilan Negeri rantau Prapat tanggal 19 Oktober

2016 Nomor 680/Pid.Sus/2016/PN-Rap, sesuai dengan Akta Pernyataan Banding

tanggal 25 Oktober 2016 Nomor 78/Akta.Pid/2016/PN Rap.

Panitera

Pengadilan Negeri Rantau Prapat,

-dto-

MEGAWATI SIMBOLON, S.H.

NIP. 19650521989032002

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33