TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas...

129
TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN MENURUT HUKUM ISLAM (Analisis Putusan Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Arinda Yefa Pratiwi NIM: 11150450000007 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

Transcript of TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas...

Page 1: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING)

YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

MENURUT HUKUM ISLAM

(Analisis Putusan Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Arinda Yefa Pratiwi

NIM: 11150450000007

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 2: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu
Page 3: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu
Page 4: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu
Page 5: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

v

ABSTRAK

Arinda Yefa Pratiwi, NIM 11150450000007, Tindak Pidana Main Hakim

Sendiri (Eigenrichting) Yang Menyebabkan Kematian Menurut Hukum Islam

(Analisis Putusan Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb), Strata Satu (S1), Program Studi

Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tahun 1440 H/ 2019 M, xi + 82 halaman + 1 lampiran.

Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak pidana

main hakim sendiri (eigenrichting) yang terdapat dalam Putusan Nomor: 235/ Pid.B/

2017/ PN.Brb yang memvonis Rudiansyah dengan 1 tahun 4 bulan penjara. Skripsi ini

bertujuan untuk mengetahui tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

yang menyebabkan kematian menurut hukum Islam, serta analisis putusan hakim

terkait Putusan Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb.

Adapun penelitian ini bersifat normatif yang memuat deskripsi tentang masalah

yang diteliti berdasarkan bahan-bahan hukum tertulis. Pendekatan yang dilakukan

menggunakan pendekatan analisis kualitatif dengan mencari data baik dalam buku,

jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun sumber

data yang digunakan adalah bahan hukum primer berupa putusan Pengadilan Negeri

Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb, KUHP, KUHAP, serta dalil dalam al-Qur’an dan

hadis. Serta sumber data sekunder berupa buku atau jurnal hukum yang berkaitan

tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum Islam memandang tindak

pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan kematian sebagai suatu

bentuk kejahatan terhadap nyawa manusia. Perspektif hukum Islam terhadap Putusan

Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb tersebut menyatakan bahwasanya hukuman yang

dijatuhkan oleh hakim tidak sesuai dengan hukum Islam, karena hanya menjatuhkan

hukuman 1 tahun 4 bulan penjara. Sedangkan hukuman yang dijatuhkan oleh Islam

yaitu perbuatan tersebut termasuk pembunuhan semi sengaja yang sanksi hukumnya

adalah qishash, atau apabila dimaafkan oleh keluarga korban maka pelaku wajib

membayar diyat mughallazah kepada keluarga korban.

Page 6: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

vi

Kata kunci : Tindak pidana, main hakim sendiri, yang menyebabkan kematian,

hukum Islam.

Pembimbing : Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag.

Daftar Pustaka : Tahun 1959 sampai Tahun 2018.

Page 7: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

vii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرمحن الرحيم

Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang telah memudahkan dalam segala

urusan bagi hamba-Nya yang selalu berusaha dan berdoa untuk mencapai keberhasilan.

Dengan nikmat-Nya penulis masih bisa merasakan berbagai ilmu pengetahuan

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “TINDAK PIDANA

MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) YANG MENGAKIBATKAN

KEMATIAN MENURUT HUKUM ISLAM (Analisis Putusan Nomor: 235/

Pid.B/ 2017/ PN.Brb)”. Shalawat dan salam patut dicurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang mana telah membimbing umatnya sampai mengenal peradaban

manusia.

Penulis sangat bahagia dan bersyukur dapat menyelesaikan tugas akhir dalam

jenjang pendidikan Strata Satu (S1) yang ditempuh telah selesai. Serta, penulis tak lupa

untuk meminta maaf jika memang skripsi ini jauh dari kata sempurna, karena manusia

tak luput dari kesalahan dan kealpaan.

Selanjutnya dapat disadari maupun tidak, bahwa skripsi ini tidak mungkin

rampung tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai ungkapan rasa

hormat, penulis ucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Ahmad Tholabi Karlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A., Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Qosim Arsadani, M.A., dan Mohamad Mujibur Rohman, M.A., Kepala dan

Sekretaris Program Studi Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

Page 8: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

viii

5. Dosen pembimbing akademik Dr. H. Abd. Rahman, M.A., dan dosen pembimbing

skripsi Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag., yang telah membimbing, mengarahkan dan

meluangkan waktunya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Pimpinan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas yang telah memberikan

fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan berupa buku dan literatur lainnya

sehingga penulis memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi.

7. Kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai, Ayahanda Faisal Arifin dan

Ibunda Yendra Elita, S.Pd., yang tak pernah henti memberikan do’a nasihat dan

dukungan. Atas segala pengorbanannya impian penulis bisa terwujud dan dapat

menyelesaikan perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Kepada saudara kandung penulis Alfredo Yefa Pratama, S.Hum., dan kakak ipar

Resti Faradila, S.Hum., yang telah memberikan dukungan kepada penulis dan

tentunya sebagai panutan bagi diri penulis.

9. Kepada saudara sepupu penulis Dian Putri Utami, S.Psi, Yulina Wahyuningrum,

Tesi Febriani, Yustika Afrilia, Rosita Sri Rahayu, Nabila Sakinah, Ikhlasul Amal,

yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

10. Kepada kawan-kawan Hukum Pidana Islam angkatan 2015, Milati Azka, Rasifah,

Ike Nurmala Sari, Mila Istiqomah, Halimah Nurmayanti, Harist Rizwan, Achmad

Mansyur, Achmad Wasila Amin, Putra Kurnia Pratama, dan tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan kepada penulis dan berjuang

bersama dalam menyelesaikan perkuliahan.

11. Kepada kawan-kawan KKN UIN kelompok 24, Ahmad Nawawi, Indah Safitri,

Raden Setyo Hadi Prabowo, Sinta Felisia Agnes, Siti Ramadhan, M Abdullah

Zahiyyan, Susi Suswanti, Yasyifani Rachmah Dini, Citra Ayu Lestari, Dini Tri

Hastuti, Muhammad Falurrahman Amari, Aldi Maulana, Bilqist Khoiriyyah.

Page 9: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

ix

12. Kepada HMI Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

ruang untuk berproses selama berkuliah di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

13. Kepada KMM Ciputat terkhusus angkatan 2015 yang telah mengajarkan arti

persaudaraan bagi penulis dan memberi kesempatan untuk mengembangkan diri

penulis selama berkuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga amal baik mereka semua dibalas oleh Allah SWT. Sungguh hanya

Allah SWT. yang dapat membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat

ganda.

Jakarta, 25 Juni 2019

Arinda Yefa Pratiwi

Page 10: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................................ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI..........................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................iv

ABSTRAK....................................................................................................................v

KATA PENGANTAR...............................................................................................vii

DAFTAR ISI................................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah............................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................7

D. Tinjauan (review) Penelitian Terdahulu............................................8

E. Metode Penelitian............................................................................10

F. Sistematika Penulisan......................................................................12

BAB II TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING)

DALAM HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA

ISLAM

A. Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Perspektif

Hukum Pidana Positif......................................................................14

B. Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Perspektif

Hukum Pidana Islam........................................................................20

C. Sanksi Perbuatan Tindak Pidana Main Hakim Sendiri

(Eigenrichting) dalam Perspektif Hukum Pidana Positif................24

D. Sanksi Perbuatan Tindak Pidana Main Hakim Sendiri

(Eigenrichting) dalam Perspektif Hukum Pidana Islam..................27

Page 11: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

xi

BAB III TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING)

YANG MENYEBABKAN KEMATIAN

A. Deskripsi Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) Yang

Menyebabkan Kematian Terhadap Bahtiar.....................................40

B. Faktor Penyebab Tindak Pidana Main Hakim Sendiri

(Eigenrichting)................................................................................43

C. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Main Hakim Sendiri

(Eigenrichting)................................................................................49

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO.235/ Pid.B/

2017/ PN. BRB DALAM TINDAK PIDANA MAIN HAKIM

SENDIRI (EIGENRICHTING)

A. Putusan Hakim Pengadilan Negeri No.235/ Pid.B/ 2017/PN.Brb

Tentang Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)........54

B. Analisis Hukum Pidana Positif Terhadap Putusan Hakim Tentang

Tindak Pidana Main Hakim Sendiri Yang Menyebabkan Kematian

.........................................................................................................61

C. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang

Tindak Pidana Main Hakim Sendiri Yang Menyebabkan Kematian

.........................................................................................................68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................77

B. Saran...............................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................79

LAMPIRAN

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO.235/ Pid.B/ 2017/ PN. BRB................83

Page 12: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam hukum pidana para ahli menyebutkan secara umum sasaran yang hendak

dituju oleh hukum pidana adalah melindungi kepentingan masyarakat dan

perseorangan dari tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan akibat adanya suatu

pelanggaran oleh seseorang.1

Dalam suatu perbuatan pidana hanya menunjuk kepada dilarang dan

diancamnya perbuatan dengan suatu ancaman pidana. Apakah orang yang melakukan

perbuatan kemudian dijatuhi pidana, tergantung kepada apakah dalam perbuatan itu

orang tersebut memiliki kesalahan.2

Seseorang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban pidana tanpa terlebih

dahulu ia melakukan perbuatan pidana. Adalah dirasa tidak adil jika tiba-tiba seseorang

harus bertanggung jawab atas suatu tindakan, sedang ia sendiri tidak melakukan

tindakan tersebut.3

Sudarto mengatakan bahwa dipidananya seseorang tidaklah cukup apabila

orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat

melawan hukum. Jadi meskipun perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik dalam

undang-undang dan tidak dibenarkan, namun hal tersebut belum memenuhi syarat

dalam penjatuhan pidana. Untuk pemidanaan masih perlu adanya syarat untuk

penjatuhan pidana yaitu orang tersebut telah bersalah atau memiliki kesalahan. Orang

tersebut harus dipertanggungjawabkan atas perbuatannya atau jika dilihat dari sudut

perbuatannya, perbuatannya baru dapat dipertanggungjawabkan kepada orang

tersebut.4

1 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012, Cetakan Kedua), h. 13 2 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cetakan Kedelapan), h.

165 3 Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, (Jakarta: Aksara Baru,

1983, Cetakan Ketiga), h. 20-23 4 Sudarto, Hukum Pidana I, (Semarang: Bahan Penyedia Bahan-Bahan Kuliah Fakultas Hukum

Undip, 1988), h. 85

Page 13: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

2

Kesalahan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memidana

seseorang. Tanpa itu, pertanggungjawaban pidana tidak akan pernah ada. Makanya

tidak heran jika dalam hukum pidana dikenal asas “tiada pidana tanpa kesalahan” (geen

straf zonder schuld). Asas kesalahan ini merupakan asas yang fundamental dalam

hukum pidana, demikian fundamentalnya asas tersebut, sehingga meresap dan

menggema dalam hampir semua ajaran penting dalam hukum pidana.5

Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh

melakukan suatu kejahatan harus dianggap tidak bersalah sebelum hakim dengan

bukti-bukti yang meyakinkan dan tidak ada unsur keraguan sedikitpun menyatakan

dengan tegas kesalahannya itu. Ini sejalan dengan kaidah ushul fiqh yaitu al-ashl

bara’ah al-dzimmah (pada dasarnya setiap orang terbebas dari berbagai tuntutan

hukum. Dalam hal ini, tampak asas praduga tak bersalah lebih dekat dengan aturan

dalam Islam bahwa seseorang tidak dibenarkan meneliti kesalahan orang lain kecuali

memang ia ditugaskan untuk melakukannya, seperti polisi, jaksa, atau hakim yang

bertugas menegakkan keadilan.6

Hukuman hanya dapat diberlakukan bagi orang yang telah terbukti bersalah dan

keputusan tersebut ditetapkan oleh hakim melalui proses pembuktian terlebih dahulu.

Sebelum proses pembuktian memberikan kejelasan status orang yang dituduh

melakukan pelanggaran, maka tetap berlaku prinsip praduga tak bersalah. Hal ini juga

tetap berlaku pada pelaku yang telah terbukti tertangkap tangan melakukan suatu tindak

pidana.7

5 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, h. 157 6 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 18 7 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 11-14

Page 14: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

3

Dalam Al-Qur’an disebutkan larangan berlaku dzalim kepada sesama manusia

yaitu QS. asy-Syūrā ayat 39-43:

ؤا سي ئة سي ئة م ث لها فمن عفا وٱلذين إذا أصاب هم ٱلب غى هم ينتصرون جر على ٱل و وجز ف إنه ل أصلولئك ما عليهم م ن سبيل يب ٱلظلمي ا ٱلس ولمن ٱنتصر ب عد ظلمهۦ ف بيل على ٱلذين يظلمنن إن

غنن ف ٱلرض بغي ٱلق لك لمن عزم ٱلمنر صب ر وغفر ولمن أولئك لم عذاب أليم ٱلناس وي ب إن ذ Artinya: “dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan

zalim, mereka membela diri. Dan balasan suatu kejadian yang setimpal, tetapi

barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka

pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. Tetapi orang-

orang yang membela diri setelah dizalimi tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka.

Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada

manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran, mereka itu

mendapat siksa yang pedih. Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh

yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.”8

Pada kenyataannya pemberlakuan hukum tak selamanya berjalan sebagaimana

yang diharapkan. Tidak jarang sekelompok orang atau masyarakat melakukan tindakan

main hakim sendiri (eigenrichting) yang belum tentu dilakukan oleh terduga tindak

pidana. Hal ini dapat terjadi karena faktor emosional masyarakat terhadap tindak

pidana yang terjadi yang meresahkan masyarakat. Banyaknya tindakan kejahatan yang

mengancam harta benda bahkan jiwa seseorang sehingga menjadikan masyarakat dapat

berperilaku mengabaikan hukum.

Tindak pidana main hakim sendiri adalah tindakan untuk melaksanakan hak

menurut kehendaknya sendiri yang bersifat sewenang-wenang, tanpa persetujuan dari

pihak lain yang berkepentingan, pelaksanaan sanksi oleh perorangan/ kelompok

sehingga akan menimbulkan kerugian. Hanya saja sanksi yang dilakukan oleh

perorangan atau kelompok sulit diukur berat ringannya, karena massa terkadang dapat

bertindak kalap dan tidak terkendali.9

8 Departemen Agama RI, al-Qur’ān dan Terjemahannya, (Jakarta: Pustaka Al Fatih, 2009) 9 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 2010), h. 3

Page 15: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

4

Sebagaimana diketahui tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) sangat

sering terjadi di lingkungan masyarakat. Masyarakat dengan mudah terpancing emosi

apabila terjadi suatu tindak pidana. Salah satu kasus yang terjadi pada tahun 2017 lalu

yang menimpa Bahtiar, ia menjadi korban dalam tindakan main hakim sendiri di

Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kota Kalimantan Selatan. Ia dituduh

mencuri oleh penjaga keamanan pasar dan kemudian Bahtiar menjadi sasaran

kekerasan sampai akhirnya ia meninggal dunia.

Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa tindakan masyarakat yang melakukan

tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) sampai menghilangkan nyawa orang lain

sudah di luar batas tindakan yang sewajarnya. Tindakan tersebut telah melanggar pasal

28 A Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi: “Setiap orang berhak untuk hidup

serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”10 Kemudian juga Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 4 yang berbunyi,

“hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani,

hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan

persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang

berlaku surut adalah hak hak manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan

keadaan apapun dan oleh siapapun.”

Dan pasal 33 Undang-Undang tersebut yang berbunyi, ayat 1 “Setiap orang bebas dari

penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan yang kejam dan tidak manusiawi,

merendahkan derajat dan martabat kemanusiaannya. Ayat 2 “Setiap orang berhak

untuk bebas dari penghilangan paksa atau penghilangan nyawa”11

Pelaku main hakim sendiri (eigenrichting) dapat dikenakan hukuman yang

terdapat dalam KUHP Pasal 170 ayat (1) yang menyebutkan, “Barang siapa dengan

terang-terangan dan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau

barang diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.” Kemudian

pada ayat (2) Yang bersalah diancam butir ke-1 “dengan pidana penjara paling lama

10 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 11 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Page 16: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

5

tujuh tahun, jika ia dengan sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang

digunakan mengakibatkan luka-luka.” Butir ke-2 “dengan pidana penjara paling lama

sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat.” Butir ke-3 “dengan pidana

penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.” 12

Menurut hukum Islam apabila beberapa orang bersama-sama melakukan tindak

pidana maka perbuatannya disebut turut serta dalam tindak pidana atau dikenal dengan

istilah “al-isytirak”. Islam membagi dua dalam turut serta yaitu turut serta secara

langsung, orang yang turut serta disebut peserta langsung (al-syarik al-mubasyir).

Kedua turut serta secara tidak langsung (al-syarik al-mutasabbib).13

Turut serta secara langsung terjadi apabila orang yang melakukan tindak pidana

dengan nyata lebih beberapa orang. Melakukan tindak pidana tersebut bisa karena

kebetulan atau terjadi dengan tiba-tiba (tawafuq), atau tindak pidana terjadi karena

telah direncanakan bersama-sama (tamalu’).14

Upaya penanggulangan tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) harus

diupayakan dengan sungguh-sungguh. Karena tindakan main hakim sendiri

(eigenrichting) dianggap sebagai kecerobohan masyarakat dalam menghadapi suatu

tindak pidana yang terjadi. Apalagi sekedar memberikan efek jera kepada pelaku,

sedangkan sudah ada aparat penegak hukum yang bertugas menindaklanjuti hal

tersebut dan bertugas menegakkan keadilan.

Berkaitan dengan hal itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul: “TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING)

YANG MENYEBABKAN KEMATIAN MENURUT HUKUM ISLAM (Analisis

Putusan Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb)”.

12 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 70 13 Ahmad Mawardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 68 14 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 91

Page 17: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

6

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas, masalah tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) di Indonesia dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Apa unsur-unsur dari tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang

menyebabkan kematian menurut pandangan hukum pidana positif?

b. Apa unsur-unsur dari tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang

menyebabkan kematian menurut pandangan hukum pidana Islam?

c. Bagaimana upaya hakim dalam memutuskan kasus tindak pidana main hakim

sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan kematian?

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang dijadikan pokok permasalahan

adalah pandangan hukum pidana positif dan hukum pidana Islam terhadap tindak

pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan kematian. Untuk

mempermudah penelitian pokok bahasan dalam penelitian ini adalah analisis

putusan hakim Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pandangan hukum pidana positif terhadap putusan hakim

Pengadilan Negeri Barabai tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian?

b. Bagaimana pandangan hukum pidana Islam terhadap putusan hakim

Pengadilan Negeri Barabai tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian?

c. Bagaimana analisis hukum pidana positif dan hukum pidana Islam terhadap

putusan hakim Pengadilan Negeri Barabai dalam perkara Nomor: 235/ Pid.B/

2017/ PN.Brb tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang

menyebabkan kematian?

Page 18: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Untuk menjelaskan pandangan hukum pidana positif terhadap putusan

hakim Pengadilan Negeri Barabai tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian.

b. Untuk menjelaskan pandangan hukum pidana Islam terhadap putusan hakim

Pengadilan Negeri Barabai tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian.

c. Untuk mengetahui putusan hakim Pengadilan Negeri Barabai dalam perkara

Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara akademis

Sebagai suatu sarana menambah ilmu pengetahuan tentang tindak pidana

main hakim sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan kematian menurut

hukum pidana positif dan hukum pidana Islam.

b. Secara praktis

Manfaat secara praktis untuk penulis, pembaca, serta masyarakat adalah

untuk membangun kesadaran tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian sehingga penegakan hukum

tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) dapat terwujud.

Serta menjadi pertimbangan bagi penegak hukum dalam memberikan

sanksi hukum bagi pelaku tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

yang menyebabkan kematian.

Page 19: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

8

D. Tinjauan (review) Penelitian Terdahulu

Penulis telah menemukan beberapa judul penelitian yang sebelumnya pernah

ditulis dan berkaitan dengan skripsi yang akan diteliti saat ini. Dari beberapa penelitian

yang telah ada sebelumnya penelitian tersebut memiliki berbagai perbedaan dari segi

judul, pokok permasalahan, serta sudut pandang dengan skripsi yang akan diteliti saat

ini. Sehingga tidak ada unsur-unsur kesamaan dalam penyusunan skripsi ini. Berikut

beberapa karya ilmiah tersebut diantaranya:

- Skripsi yang berjudul “Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Main Hakim Sendiri

Terhadap Pelaku Pencurian Ditinjau dari Perspektif Hukum Pidana di Indonesia

(Studi Kasus Muhammad Al Zahra Yang dituduh Mencuri Amplifier Musalla di

Babelan Bekasi)” oleh Yuniar Dwi Resty mahasiswi program S1 Fakultas Hukum

Universitas Pasundan Bandung. Dalam tulisannya ia berusaha mengkaji penyebab

perbuatan main hakim sendiri yang terjadi pada kasus Muhammad Al Zahara yang

dituduh mencuri amplifier musalla di Bekasi. Pada tulisannya hanya membahas

pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku main hakim sendiri terhadap

Muhammad Al Zahra di Bekasi yang dikaji dari segi hukum pidana positif belum

ada menyinggung sama sekali pada hukum pidana Islam yang dapat dikenakan

pada pelaku tindakan main hakim sendiri.

- Jurnal yang berjudul “Penyebab Terjadinya Tindakan Main Hakim Sendiri

(Eigenrichting) Yang Mengakibatkan Kematian (Contoh Kasus Pembakaran

Pelaku Pencurian Motor Dengan Kekerasan di Pondok Aren Tangerang)” yang

ditulis oleh Chandro Panjaitan mahasiswa program S1 Fakultas Hukum

Universitas Tarumanegara. Dalam tulisannya ia berusaha menjelaskan mengenai

faktor penyebab tindakan main hakim sendiri yang menyebabkan kematian dari

kasus pembakaran pencurian motor dengan kekerasan di Pondok Aren Tangerang.

Akan tetapi belum menjelaskan secara terperinci sanksi pidana terhadap pelaku

tindakan main hakim sendiri perspektif hukum pidana positif dan hukum pidana

Islam.

Page 20: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

9

- Skripsi yang berjudul “Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindakan Main Hakim

Sendiri Studi Kasus di Kota Makassar”, skripsi Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin Makassar tahun 2015 oleh Febry Nur Naim, yang membahas tinjauan

kriminologis terhadap tindakan main hakim sendiri di Kota Makassar. Pada

tulisannya beliau menyimpulkan bahwa penyebab main hakim sendiri di Kota

Makassar bersumber dari faktor internal pada diri pelaku dan faktor eksternal yaitu

lambatnya penanganan dari penegak hukum di Kota Makassar. Namun pada

tulisannya tidak ada sama sekali menyinggung tentang sanksi hukum bagi pelaku

tindak pidana main hakim sendiri dari segi hukum positif maupun pidana Islam.

- Skripsi “Tindak Pidana Pengeroyokan Yang Mengakibatkan Luka Berat dalam

Pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif”, yang ditulis oleh Achmad Jaelani

yaitu skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2011, yang membahas tentang kasus tindak pidana

pengeroyokan yang mengakibatkan luka berat dalam pandangan hukum Islam dan

hukum positif. Pada tulisannya pembahasan yang diteliti adalah tentang tindak

pidana pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar yang

mengakibatkan korbannya luka-luka dan sanksi hukuman kekerasan bagi tindak

pidana pengeroyokan yaitu pidana penjara paling lama 9 tahun. Sedangkan pada

penelitian yang penulis lakukan yaitu menitikberatkan pada kasus tindakan main

hakim sendiri yang mengakibatkan kematian kepada terduga pelaku tindak pidana

pencurian disertai sanksi ancaman hukuman bagi pelaku dari sisi hukum pidana

positif dan hukum pidana Islam.

Dari tinjauan studi pustaka yang dilakukan penulis, belum ada tulisan yang

membahas secara terperinci tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

yang mengakibatkan kematian perspektif hukum pidana positif dan hukum pidana

Islam. Walaupun ada beberapa pembahasan suatu kasus tindakan main hakim sendiri,

namun hal tersebut belum menyentuh pada pemaparan sebuah perbandingan hukum

lintas perspektif, yaitu perspektif hukum pidana positif dan hukum pidana Islam.

Page 21: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

10

E. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian dalam yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

penelitian hukum normatif. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro mengemukakan bahwa

penelitian hukum normatif yang juga bisa disebut dengan penelitian hukum doktrinal

biasanya hanya dipergunakan sumber-sumber data sekunder saja, yaitu peraturan

perundang-undangan, keputusan-keputusan pengadian, teori hukum, dan pendapat para

sarjana terkemuka.15

2. Sumber Data.

Penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu menggunakan

data yang mengacu pada sumber-sumber tertulis dan literatur yang berkaitan dengan

penelitan ini. Maka untuk penelitian ini menggunakan studi pustaka sebagai upaya

dalam menemukan korelasi atau relevansi teori hukum Islam dan problematika terkait

penelitian ini.

a. Sumber primer dalam penelitian ini adalah Putusan Hakim Pengadilan Negeri

Barabai Nomor 235/Pid.B/2017/PN.Brb, Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP), dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),

serta dalil-dalil yang terdapat di dalam al-Qur’an dan hadis.

b. Sumber sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku, jurnal, majalah,

surat kabar, hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan tindak pidana dalam

bidang pendidikan, dan pendapat para sarjana hukum.

15 Soejono, Abdurrahman, Metodologi Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1999), h. 56

Page 22: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

11

3. Teknik Pengumpulan Data.

a. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum (penelitian kepustakaan atau

library research).

Baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder dikumpulkan

berdasarkan topik permasalahan yang telah dirumuskan dan diklasifikasi

menurut sumber dan hierarkinya untuk dikaji secara komprehensif.

Secara deskriptif dilakukan mulai dari penelitian terhadap ketentuan

dalam UUD 1945 dan peraturan perundangan yang berkaitan, antara lain

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

b. Penelitian Lapangan (field research).

Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data primer sebagai

data pendukung atau penjelas melengkapi studi kepustakaan. Studi

lapangan ini diperlukan untuk mendapatkan data tentang perspektif

masyarakat mengenai tindak pidana main hakim sendiri yang

menyebabkan kematian.

4. Teknik Analisis Data.

Dalam menganalisa data yang diperoleh baik bahan hukum primer maupun

sekunder dan membahas permasalahannya yang menggunakan metode kualitatif.

Analisis kualitatif ini dilakukan secara deskriptif karena penelitian ini tidak hanya

bermaksud mengungkapkan atau menggambarkan data kebijakan hukum pidana

sebagaimana adanya, tetapi juga bermaksud menggambarkan data kebijakan hukum

pidana yang diharapkan dalam undang-undang yang akan datang. Karena itu untuk

pengolahan data menyatu dengan proses pengumpulan data dalam suatu siklus, artinya

bahwa hubungan data yang satu dengan yang lain senantiasa dipertahankan baik pada

studi kepustakaan, analisis bahan kepustakaan, maupun penyusunan hasil penelitian.

Page 23: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

12

5. Teknik Penulisan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sepenuhnya menggunakan buku pedoman

skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka dalam penulisan skripsi ini penulis tidak melenceng

dari aturan teknik penulisan yang ada.16

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun berdasarkan buku petunjuk penulisan skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

sistematika yang terbagi ke dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa

sub-bab yang sesuai dengan pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun perinciannya

sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan pokok-pokok pikiran

yang melatar belakangi penelitian ini, yang berisikan latar belakang masalah,

identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

(review) penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan tinjauan tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam, yang

menguraikan tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) dalam hukum

pidana positif, dan tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) dalam hukum

pidana Islam. Kemudian sanksi tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

dalam hukum pidana positif, dan sanksi tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) dalam hukum pidana Islam.

16 Tim Penulis dari Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017)

Page 24: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

13

Bab III merupakan tinjauan tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian, yang memuat tentang deskripsi tindak

pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan kematian terhadap

Bahtiar, faktor penyebab tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting), dan upaya

penanggulangan tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting).

Bab IV merupakan analisis putusan hakim Pengadilan Negeri Barabai perkara

Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb tentang tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) yang menyebabkan kematian, yang berisikan tentang putusan hakim

Pengadilan Negeri Barabai pada perkara Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN. Brb

tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting), analisis hukum pidana positif

terhadap putusan hakim tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang

menyebabkan kematian, dan analisis hukum pidana Islam terhadap putusan hakim

tentang tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan kematian.

Bab V yang merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Dalam

bab ini disajikan pokok-pokok hasil penelitian dalam suatu kesimpulan dan saran

terkait kegunaan penelitian untuk kedepannya.

Page 25: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

14

BAB II

TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) DALAM

HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

A. Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Perspektif Hukum

Pidana Positif

Terlebih dahulu penulis akan mengemukakan definisi tindak pidana menurut

beberapa ahli sebagai berikut:

1. Vos mengatakan tindak pidana adalah suatu kelakuan manusia yang oleh

peraturan undang-undang diberi pidana, jadi kelakuan manusia yang pada

umumnya dilarang dan diancam dengan pidana.1

2. R. Tresna mengatakan tindak pidana adalah suatu perbuatan atau rangkaian

perbuatan manusia yang bertentangan dengan undang-undang atau aturan

undang-undang lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindakan hukum.2

3. Moeljatno mengatakan tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu

aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana

tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut.3

4. Simons mengatakan tindak pidana adalah suatu perbuatan:4

a. Oleh hukum diancam dengan pidana.

b. Bertentangan dengan hukum.

c. Dilakukan oleh seseorang yang bersalah.

d. Orang itu boleh dianggap bertanggungjawab atas perbuatannya.

5. Roeslan Saleh mengatakan perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh aturan

hukum pidana dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang.5

1 E. Utrecht, Hukum Pidana I: Suatu Pengantar Hukum Pidana untuk Tingkat Pelajaran Sarjana

Muda Hukum, Suatu Pelajaran Umum, (Bandung: PT Penerbit Universitas, 1965), h. 253 2 R. Tresna, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT Tiara, 1959), h. 27 3 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cetakan Kedelapan), h. 59 4 E. Utrecht, Hukum Pidana I: Suatu Pengantar Hukum Pidana untuk Tingkat Pelajaran Sarjana

Muda Hukum, Suatu Pelajaran Umum, h. 255 5 Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana: Dua Dasar dalam Hukum

Pidana, (Jakarta: Aksara Baru, 1981), h. 13

Page 26: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

15

6. Marshall mengatakan perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh

hukum untuk melindungi masyarakat, dan dapat dipidana berdasarkan prosedur

hukum yang berlaku.6

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang

dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang

berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. Dapat juga

dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum

dilarang dan diancam pidana.7

Unsur-unsur perbuatan pidana, pertama perbuatan itu berwujud suatu kelakuan,

baik aktif maupun pasif yang berakibat pada timbulnya suatu hal atau keadaan yang

dilarang oleh hukum. Kedua, kelakuan dan akibat yang timbul tersebut harus bersifat

melawan hukum baik dalam pengertiannya yang formil maupun yang materiil.8

Menurut Simons, menyebutkan adanya unsur objektif dan unsur subjektif dari

tindak pidana yaitu 1) unsur objektif yaitu adanya perbuatan, 2) unsur subjektif yaitu

orang yang mampu bertanggung jawab, adanya kesalahan. Perbuatan tersebut harus

memiliki kesalahan, kesalahan ini dapat berhubungan dengan akibat dari perbuatan

atau dengan keadaan mana perbuatan itu dilakukan.9

Dalam hal ini unsur-unsur dalam tindak pidana tersebut disesuaikan dan jika

ternyata sudah cocok maka dapat ditentukan bahwa “peristiwa” itu merupakan suatu

tindak pidana yang telah terjadi yang (dapat) dipertanggungjawabkan pidananya,

kepada subjeknya. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada atau lebih tegas tidak

terbukti, maka harus disimpulkan bahwa tindak pidana belum atau tidak terjadi.10

6 Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 89 7 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 76 8 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 100 9 Ismu Gunadi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2014), h. 40 10 Leden Marpaung, Asas, Teori, dan Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 7

Page 27: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

16

Sedangkan pengertian Hakim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

orang yang mengadili perkara, dan main hakim sendiri adalah perbuatan sewenang-

wenang terhadap orang yang dianggap bersalah.11

Tindak pidana main hakim sendiri merupakan terjemahan dari istilah Belanda

yaitu “Eigenrichting” yang mempunyai arti tindakan main hakim sendiri, mengambil

hak tanpa mengindahkan hukum, tanpa sepengetahuan pemerintah dan tanpa

penggunaan alat kekuasaan pemerintah. Perbuatan main hakim sendiri berkaitan

dengan pelanggaran hak-hak orang lain dan tidak diperbolehkan perbuatan ini karena

mengindikasikan rendahnya kesadaran terhadap hukum.12

Menurut Sudikno Mertokusumo tindak pidana main hakim sendiri adalah

tindakan untuk melaksanakan hak menurut kehendaknya sendiri yang bersifat

sewenang-wenang, tanpa persetujuan dari pihak lain yang berkepentingan, pelaksanaan

sanksi oleh perorangan/ kelompok sehingga akan menimbulkan kerugian. Hanya saja

sanksi yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok sulit diukur berat ringannya,

karena massa terkadang dapat bertindak kalap dan tidak terkendali.13

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa main hakim sendiri adalah perbuatan

yang dilakukan seseorang atau kelompok secara sewenang-wenang terhadap orang

yang dianggap bersalah sebagai perbuatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Di

samping itu, tindakan main hakim sendiri dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang

atau kelompok yang mempermainkan hukum dengan cara melakukan kekerasan

kepada orang lain yang bertentangan dengan tatanan hukum yang berlaku.

11 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.99 12 Andi Hamzah, Kamus Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h. 167 13 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 2010), h. 3

Page 28: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

17

Jika melihat pada unsur-unsur perbuatan main hakim sendiri (eigenrichting)

yang dilakukan secara sengaja, mengakibatkan luka atau cidera pada badan orang lain,

bahkan sampai menyebabkan kematian atau hilangnya nyawa seseorang. Maka

perbuatan tindak pidana main hakim sendiri terdapat dalam KUHP sebagai berikut:

- Pasal 170 ayat (1) dan ayat (2) butir ke-2 dan butir ke-3 KUHP.

Pada ayat (1) “Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama

menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan”.

Pada ayat (2) butir 2 “dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika

kekerasan mengakibatkan luka berat” dan butir 3 “dengan pidana penjara paling

lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut”.

- Pasal 338 KUHP yaitu kejahatan terhadap nyawa.

“Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

Kemudian dalam KUHP Bab XX Tentang Penganiayaan. Klasifikasi tindakan

penganiayaan dalam KUHP sebagai berikut: 14

- Penganiayaan biasa (Pasal 351 KUHP).

Pada ayat (1) menjelaskan tentang penganiayaan biasa yang tidak dapat

menimbulkan luka berat atau kematian.

Pada ayat (2) menjelaskan tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka berat.

Pada ayat (3) menjelaskan tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

Pada ayat (4) menjelaskan tentang penganiayaan dengan sengaja merusak

kesehatan orang lain.

Pada ayat (5) percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

14 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 137-139

Page 29: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

18

- Penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHP).

Pada ayat (1) dijelaskan penganiayaan ringan yaitu penganiayaan yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

pencaharian. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan

kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.

Unsur-unsur yang terkandung dalam penganiayaan ini adalah bukan berupa

penganiayaan berencana, bukan penganiayaan yang dilakukan kepada

ibu/bapaknya yang sah, istri atau anaknya, terhadap pegawai negeri yang sedang

menjalankan tugasnya, dengan memasukkan bahan berbahaya bagi nyawa atau

kesehatan untuk dimakan atau diminum, tidak menimbulkan penyakit, halangan

untuk melakukan pekerjaan.

- Penganiayaan berencana (Pasal 353 KUHP).

Pada ayat (1) penganiayaan berencana yang tidak mengakibatkan luka berat atau

kematian.

Pada ayat (2) penganiayaan berencana yang mengakibatkan luka-luka berat.

Pada ayat (3) penganiayaan berencana yang mengakibatkan kematian.

Pada penganiayaan berencana sudah direncanakan terlebih dahulu sebelum

perbuatan tersebut dilakukan.

- Penganiayaan berat (Pasal 354 KUHP).

Unsur-unsur dalam penganiayaan berat adalah kesalahan yang disengaja,

perbuatan melukai berat, objeknya adalah tubuh orang lain, akibat yang

ditimbulkan berupa luka berat atau kematian.

- Penganiayaan berat berencana (Pasal 355 KUHP).

Pada ayat (1) penganiayaan berat direncanakan terlebih dahulu.

Pada ayat (2) perbuatan itu mengakibatkan kematian.

- Penganiayaan memberatkan hukuman (Pasal 356 KUHP).

Pidana Pasal 351, 353, 354, dan 355 dapat ditambah sepertiga yaitu bagi yang

melakukan kejahatan itu terhadap ibu/bapaknya, istrinya atau anaknya, jika

kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pegawai negeri ketika atau karena

Page 30: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

19

menjalankan tugasnya yang sah, jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan

bahan yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.

- Penganiayaan dengan hukuman tambahan (Pasal 357 KUHP).

Pada waktu menjatuhkan hukuman terdapat kejahatan yang diterangkan dalam

Pasal 353 dan 355 KUHP dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasar pasal 35 yaitu

hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu, hak memasuki

Angkatan Bersenjata, hak memilih dan dipilih dalam pemilihan berdasarkan

aturan-aturan umum, hak menjadi penasihat hukum atau pengurus penetapan

pengadilan, hak menjadi wali, wali pengawas, pengampu atau pengampu

pengawas, atas orang yang bukan anak sendiri.

- Pasal turut serta dalam penyerangan atau perkelahian (Pasal 358 KUHP).

Unsur-unsur yang terdapat dalam penyerangan atau perkelahian yaitu unsur

objektif berupa perbuatan penyerangan atau perkelahian, dimana melibatkan

beberapa orang, dan akibat luka berat dalam ayat (1) atau mengakibatkan kematian

dalam ayat (2) sedangkan unsur subjektif adalah perbuatan dilakukan dengan

sengaja.15

Kemudian tindak pidana main hakim sendiri yang mengakibatkan kematian

telah melanggar hak hidup seseorang yang mana terdapat dalam pasal 4 Undang-

Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi dan pasal 33 ayat (1) Undang-

Undang tersebut yang berbunyi: “Setiap orang bebas dari penyiksaan, penghukuman,

atau perlakuan yang kejam dan tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat

kemanusiaannya”16

15 Ismu Gunadi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group,

2009), h. 97-103 16 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Page 31: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

20

B. Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Perspektif Hukum

Pidana Islam

Dalam hukum pidana Islam istilah tindak pidana biasa disebut dengan kata

jarimah, yang berarti tindak pidana. Kata lain yang digunakan untuk tindak pidana

istilah jarimah ialah jinayah. Hanya di kalangan fuqaha istilah jarimah pada

umumnya digunakan untuk semua pelanggaran terhadap perbuatan-perbuatan yang

dilarang oleh syara’ baik mengenai jiwa ataupun lainnya. Sedangkan jinayah pada

umumnya digunakan untuk menyebutkan perbuatan pelanggaran mengenai jiwa atau

anggota badan, seperti membunuh dan melukai anggota badan tertentu.17

Dalam bukunya Imaning Yusuf, al-Jurjani mendefinisikan jinayah sebagai berikut:

ا كل فعل محظور ي حتحضحمن ضحرحرا عحلحى الن فس أحو غحيهح “Semua perbuatan yang dilarang yang mengandung mudharat terhadap nyawa atau

selain nyawa.”18

Abdul Qadir Audah, jinayah adalah sebagai berikut:

ر ذحالك اسم لفعل محرم شحرعا,سحوحاء وحقحعح الفعل عحلحى ن حفس أحو محال احو غحي “Nama bagi sebuah tindakan yang diharamkan secara syara’, baik tindakan itu

terjadi pada nyawa, harta, maupun hal-hal lain.”19

Sedangkan menurut Wahbah al-Zuhaili, jinayah adalah kejahatan secara

mutlak berupa pelanggaran yang ditujukan atas nyawa atau tubuh manusia, yaitu

pembunuhan, pelukaan, dan pemukulan.20 Kemudian Sayyid Sabiq, jinayah adalah

setiap tindakan yang diharamkan, tindakan yang diharamkan ini adalah setiap

tindakan yang diancam dan dilarang oleh syar’i atau Allah dan Rasulullah karena di

dalamnya terdapat aspek kemudharatan yang mengancam agama, nyawa, akal,

kehormatan, dan harta.21

17 Imaning Yusuf, Fiqh Jinayah Hukum Pidana Islam, (Palembang: Rafah Press, 2009), h. 26 18 Ali bin Muhammad al-Jurjani, al-Ta’rῑfāt, (Beirut: Dār al-Kutub al-Arabi, 1999), h. 79 19 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jina’ῑ al-Islāmῑ, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1994), h.

67 20 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, (Beirut: Dār al-Fikri, 1997), h. 5611 21 Al-Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut: Dār al-Fikri, 1980), h. 422

Page 32: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

21

Maka dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah tindakan atau

perbuatan seseorang yang mengancam keselamatan fisik manusia serta berpotensi

menimbulkan kerugian pada harga diri atau harga kekayaan maka perbuatan tersebut

diharamkan untuk dilakukan, bahkan pelakunya harus dikenai sanksi hukum di dunia

dan di akhirat sebagai hukuman Tuhan.22

Dalam hukum Islam setiap tindak pidana memiliki unsur-unsur tertentu

apabila seseorang telah memenuhi syarat yang dimaksud dalam perbuatan (tindak)

pidana, maka seseorang tersebut telah dianggap melakukan tindak pidana dan wajib

mendapatkan perlakuan hukum sesuai dengan jenis tindak pidana yang

dilakukannya.23

Dilihat dari unsur-unsur tindak pidana terbagi atas tiga yaitu unsur formil (al-

rukn al-syar’ῑ), unsur materiil (al-rukn al-mādῑ), dan unsur moril (al-rukn al-adabῑ).

1. Unsur formil (al-rukn al-syar’ῑ) ialah unsur yang menyatakan bahwa

seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku tindak pidana jika ada undang-

undang yang secara tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada pelaku

tindak pidana.

2. Unsur materiil (al-rukn al-mādῑ) ialah unsur yang menyatakan bahwa

seseorang dapat dijatuhkan pidana jika ia benar-benar terbukti melakukan

suatu tindak pidana.

3. Unsur moril (al-rukn al-adabῑ) ialah unsur yang menyatakan bahwa seseorang

dapat dipersalahkan jika ia bukan orang gila, anak di bawah umur, atau sedang

berada di bawah ancaman.24

22 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 2-3 23 Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 527 24 Muhammad Abu Zahrah, al-Jarῑmah wa al-Uqūbah fi Fiqh al-Islāmῑ, (Kairo: Dār al-Fikri al-

Arabi, 1998), h. 111

Page 33: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

22

Tindak pidana memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1. Sasaran dari tindak pidana adalah jiwa atau integritas tubuh manusia, baik

sengaja maupun tidak sengaja.

2. Jenisnya telah ditentukan, yaitu pembunuhan dalam segala bentuknya dan

penganiayaan dalam segala tipenya, baik sengaja maupun tidak sengaja.

3. Tidak diperkenankan adanya keraguan dalam menjatuhkan sanksi.

4. Hukumannya berupa memberikan penderitaan yang seimbang dari bahaya

jiwa atau tubuh terhadap orang yang melakukan oleh korban atau keluarganya.

5. Hukuman telah ditetapkan, yaitu qishash dan diyat.25

Secara garis besar tindak pidana terbagi menjadi dua kategori:

1. Tindak pidana terhadap jiwa, yaitu pelanggaran terhadap seseorang dengan

menghilangkan nyawa, baik sengaja maupun tidak sengaja.

2. Tindak pidana terhadap organ tubuh, yaitu pelanggaran terhadap seseorang

dengan merusak salah satu organ tubuhnya, atau melukai salah satu badannya,

baik sengaja maupun tidak sengaja.26

Tindak pidana dalam perspektif fiqh jinayah dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Tindak pidana pembunuhan yang disengaja manakala memenuhi syarat tindak

pidana pembunuhan yang disengaja. Syarat dari pembunuhan yang disengaja

adalah korban yang dibunuh merupakan manusia yang hidup. Kematian

adalah hasil dari perbuatan pelaku dan pelaku menghendaki terjadinya

kematian.

2. Tindak pidana pembunuhan yang tidak sengaja manakala memenuhi syarat

tindak pidana pembunuhan yang tidak sengaja adalah korban manusia, adanya

perbuatan, dan kematian adalah akibat perbuatannya.

25 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2009), h. 45-46 26 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 45

Page 34: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

23

3. Tindak pidana pembunuhan karena kesalahan manakala pembunuhan tersebut

tidak ada unsur kesengajaan perbuatan dan semata-mata karena faktor

kelalaian dari pelaku. Unsur-unsur dari tindak pidana pembunuhan karena

kesalahan adalah adanya korban manusia, adanya perbuatan yang

mengakibatkan matinya korban, perbuatan tersebut terjadi karena kekeliruan,

dan ada hubungan sebab akibat antara kekeliruan dengan kematian.

4. Tindak pidana atas selain jiwa atau penganiayaan yang disengaja manakala

tindak pidana ini dilakukan dan ditunjukkan dengan sengaja dan dimaksudkan

untuk mengakibatkan luka pada tubuh korban.

5. Tindak pidana atas selain jiwa atau penganiayaan yang tidak disengaja

manakala tindak pidana ini dilakukan dan ditunjukkan dengan sengaja namun

tidak dimaksudkan untuk mengakibatkan luka pada tubuh korban.

Tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang menyebabkan

kematian dalam hukum Islam sama halnya dengan pembunuhan semi sengaja dan

penganiayaan. Masalah sengaja dan tidak sengaja berkaitan erat dengan niat pelaku.

Ciri khusus dalam pembunuhan semi sengaja adalah adanya unsur kesengajaan dan

ketidaksengajaan. Unsur sengaja dapat ditemui pada kesengajaan tindakan pelakunya

untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang ditujukan pada orang lain atau

korbannya, tetapi tidak berniat membunuh. Sedangkan unsur ketidaksengajaan dapat

dilihat dari tidak adanya niat atau kehendak pelaku untuk membunuh orang lain atau

korbannya, tetapi orang itu meninggal dunia.27 Dan hukuman yang pantas bagi pelaku

dalam hukum Islam adalah berupa qishash dan diyat.28

27 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 48-49 28 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2004), h. 135

Page 35: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

24

C. Sanksi Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Perspektif

Hukum Pidana Positif

Perilaku tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) bisa terjadi karena

berbagai alasan. Budaya ini timbul karena masyarakat merasa benar dan berhak

menghukum siapa saja yang melakukan pelanggaran yang terjadi di sekitarnya.

Dengan itu masyarakat juga merasa berhak mengadili dan memperlakukan pihak

yang bersalah dengan perlakuan tak sewajarnya.

Hukuman hanya dapat diberlakukan bagi orang yang telah terbukti bersalah

dan keputusan tersebut ditetapkan oleh hakim melalui proses pembuktian terlebih

dahulu. Sebelum proses memberikan kejelasan status orang yang dituduh melakukan

pelanggaran, maka tetap berlaku prinsip praduga tak bersalah. Hal ini juga tetap

berlaku pada pelaku yang telah terbukti tertangkap tangan melakukan suatu tindak

pidana.29

Perilaku ini juga bisa timbul karena ketakutan masyarakat terhadap perangkat

hukum. Masyarakat merasa bahwa hukuman para penegak hukum tidak sesuai

dengan apa yang diperbuat pelaku. Atau bisa jadi perangkat hukum dinilai terlalu

lamban dalam memproses suatu tindak kejahatan. Lalu akibatnya, masyarakat

memilih main hakim sendiri dan memberikan kepada pelaku hukuman yang setara

terhadap pelaku sesuai pandangan mereka.

Di samping itu, perlakuan ini juga bisa timbul karena seseorang merasa

haknya ditekan atau diambil sehingga ia harus melakukan pembalasan kepada pelaku,

setimpal dengan hak yang diambil darinya. Pelaku bisa diperlakukan lebih buruk dari

yang sewajarnya dilakukan, bahkan sampai terjadinya pembunuhan.

Sepantasnya kita sebagai manusia menghargai hak hidup orang lain sebagai

mana Pasal Undang-Undang 1945 yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk hidup

dan berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Negara kita adalah

negara hukum, budaya main hakim sendiri tidak pantas dilakukan bahkan sampai

29 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 11

Page 36: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

25

mnghilangkan nyawa orang lain. Tidak hanya korban yang dirugikan, pelaku main

hakim sendiri pun dapat terjerat pasal pidana.

Tindakan main hakim sendiri tidak dibenarkan di mata hukum, korban dapat

melaporkan kepada kepolisian apabila terjadi tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) pada dirinya berkaitan dengan Pasal 170 KUHP tentang kekerasan,

Pasal 351 tentang penganiayaan, dan Pasal 406 tentang pengrusakan apabila ada

benda yang dirusak akibat tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting).

Namun jika pelaku sudah menyadari kesalahannya dan korban tidak

mempermasalahkannya, maka bisa dilakukan secara kekeluargaan atau berdamai.

Penyelesaian secara kekeluargaan bisa dilakukan jika kasusnya memang tidak sampai

mencuat, apalagi korbannya sampai terluka parah atau meninggal dunia. Oleh karena

korban atau keluarga korban memaafkan pelaku tersebut, sehingga pelaku tidak

sampai dilaporkan kepada kepolisian dan kedua pihak sepakat untuk berdamai.

Banyak orang menempuh jalur hukum untuk memberikan efek jera kepada pelaku

kejahatan.

Sebagai warga masyarakat yang dilindungi hukum, sudah sepatutnya segala

permasalahan yang melanggar hukum kita serahkan kepada aparat penegak keadilan

sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Seseorang tidak mempunyai hak melakukan

main hakim sendiri apalagi hingga menimbulkan hilangnya nyawa secara tidak

manusiawi.

Bilamana melihat kepada fakta hukum atas tindak pidana main hakim

sendiri (eigenrichting) yang mengakibatkan kematian, maka perbuatan tersebut

diklasifikasi sebagai suatu tindak pidana yang ancaman hukumannya sebagai

berikut:

1. Pasal 170 ayat (1) KUHP

Pada ayat (1) “Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama

menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan.”

Page 37: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

26

Pada ayat (2) butir 2 “dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika

kekerasan mengakibatkan luka berat” dan butir 3 “dengan pidana penjara paling

lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut”. 30

Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal tersebut:

a. Barang siapa, menunjukkan pelaku.

b. Dengan terang-terangan, berarti di muka khalayak ramai atau publik.

c. Dan dengan tenaga bersama, berarti menggunakan kekuatan fisik yang

dilakukan lebih dari dua orang.

d. Menggunakan kekerasan, berarti mempergunakan tenaga, kekuatan fisik

secara tidak sah (memukul, menendang, menginjak, dan sebagainya).

e. Terhadap orang atau barang, dalam hal ini terhadap korban.

f. Terdapat ancaman pidana.

2. Pasal 338 KUHP

“Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. 31

Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal tersebut:

a. Barang siapa (pelaku).

b. Sengaja (dolus), mengetahui dan menghendaki akibat perbuatannya.

c. Merampas nyawa orang lain (berupa menusuk, membakar, memukul).

d. Mengakibatkan kematian.

e. Adanya ancaman pidana.

3. Pasal 351 KUHP yaitu Bab XX Tentang Penganiayaan

Pada ayat (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah

diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Pada ayat (3) Jika mengakibatkan maut, diancam dengan pidana penjara paling

lama tujuh tahun. 32

30 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 70 31 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, h. 134 32 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, h. 137

Page 38: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

27

4. Pasal 354 KUHP

Pada ayat (1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena

melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

Pada ayat (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam

dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun. 33

Ketentuan pidana sebagaimana termuat dalam pasal di atas kita cermati

penjelasan mengenai tindakan apa saja yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok di

luar aturan undang-undang/ main hakim sendiri, maka dapat dikenakan pasal tentang

kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, namun hal yang harus

dicermati lagi kekerasan yang dilakukan oleh massa tidak mungkin untuk

menghukum seluruh peserta dalam tindakan anarkis tersebut, tetapi paling tidak

bagaimana upaya yang ditempuh untuk menemukan siapa yang menjadi otak

penggerak dari suatu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh massa.34

D. Sanksi Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) dalam Perspektif

Hukum Pidana Islam

Tujuan hukum dibuat untuk dapat mengatur pergaulan hidup manusia secara

damai. Perdamaian di antara manusia oleh hukum yakni dengan melindungi

kepentingan-kepentingan manusia seperti kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta

denda dan sebagainya terhadap yang merugikannya.35 Islam mengajarkan kepada

umatnya untuk berperilaku sesuai dengan tatanan moral yang mana sesuai dengan

yang diajarkan oleh al-Qur’an dan hadis. Manusia memerlukan tatanan hidup demi

33 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, h. 138 34 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek

Hukum Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, (Jakarta:

Ikatan Hakim Indonesia, 2011), h. 66 35 L.J. Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pranindya Paramita, 1990), h. 10-11

Page 39: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

28

kesejahteraan kehidupannya. Apabila penataan itu tidak ada atau tidak berjalan

maksimal maka akan terjadi kerusakan yang tentu merugikan manusia itu sendiri.36

Islam sangat menghormati Hak Asasi Manusia, hal tersebut terlihat dari

adanya hukum dalam lingkup Islam yang mengatur mengenai hukuman bagi orang

yang melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain. Ketika melaksanakan

hukuman, tidak serta merta pelaku tindak pidana dihukum di tempat ia tertangkap,

hukum pidana Islam mempunyai ketentuan yang menegaskan adanya penghormatan

terhadap hak keadilan bagi pelaku tindak pidana. Ketentuan tersebut merupakan

kewenangan pengadilan atau qadli yang dilakukan oleh keputusan seorang hakim.

Dengan adanya proses yang sesuai dengan ketentuan syara’ diharapkan akan

diperoleh hukum yang benar-benar adil bagi pelaku tindak pidana maupun korban.

Hukum dalam ajaran Islam memiliki dua tujuan, yakni tujuan pencegahan dan

tujuan pendidikan. Maksud dari tujuan pencegahan adalah bahwa hukuman

diberlakukan untuk menjadi pelajaran bagi orang lain agar tidak meniru melakukan

tindakan melanggar hukum setelah melihat bentuk dari hukuman tersebut. Sedangkan

maksud dari tujuan pendidikan adalah bahwa hukuman yang diberikan ditujukan agar

orang yang telah terbukti melakukan pelanggaran menjadi jera dan mau menjadi baik

setelah adanya hukuman yang dijalani.37

Dari penjelasan tujuan penjatuhan hukuman di atas, tidak berarti hukuman

dapat diberlakukan secara sembarangan, baik bentuk maupun pihak yang

memutuskan hukuman. Sebagaimana dijelaskan, hukuman hanya dapat diberlakukan

bagi orang yang telah terbukti bersalah dan keputusan tersebut ditetapkan oleh hakim

melalui proses pembuktian terlebih dahulu. Sebelum proses pembuktian memberikan

kejelasan status orang yang dituduh melakukan pelanggaran, maka tetap berlaku

36 Achmad Jaelani, “Tindak Pidana Pengeroyokan Yang Mengakibatkan Luka Berat Dalam

Pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif”, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 2 37 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), h. 255

Page 40: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

29

prinsip praduga tak bersalah. Hal ini juga tetap berlaku pada pelaku yang telah

terbukti tertangkap tangan melakukan suatu tindak pidana.38

Tindak pidana terhadap jiwa atau pelanggaran terhadap seseorang dengan

menghilangkan nyawa merupakan hal yang sangat dilarang oleh Allah SWT. Apalagi

tindakan tersebut dilakukan secara sadar dan sengaja, serta yang dibunuh adalah

seorang mukmin, maka Allah memberi ancaman berupa azab yang besar, yaitu siksa

api neraka jahannam bagi pelakunya.

Allah SWT berfirman dalam QS. an-Nisā’ ayat 93:

عحلحيه وحلحعحنحه وحاحعحد الدا في هحا وحغحضبح الله دا فحجحزحاؤه جحهح نم خح عحظيماوحمحن ي قتل مؤمنا مت حعحم ا ح لحه عحArtinya: “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka

balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan

mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”

Dikutip dari bukunya M. Nurul Irfan, didefinisikan oleh Wahbah Zuhaili

tindak pidana merupakan kejahatan secara mutlak berupa pelanggaran yang ditujukan

atas nyawa atau tubuh manusia yaitu pembunuhan, pelukaan, dan pemukulan, maka

hukuman yang sesuai dalam hukum Islam yaitu hukuman qishash atau diyat.39

Qishash secara bahasa berasal dari kata qasha-yaqushu-qishashan yang

berarti mengikuti dan menelusuri jejak kaki.40 Secara terminologi dikemukakan oleh

al-Jurjani, yaitu mengenakan sebuah tindakan (sanksi hukum) kepada pelaku persis

seperti tindakan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.41

Sedangkan menurut Muhammad Abu Zahrah, qishash adalah memberikan

hukuman kepada pelaku perbuatan persis seperti apa yang dilakukan terhadap

korban.42

38 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 14 39 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, (Beirut: Dār al-Fikri, 1997), h. 5611 40 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 4 41 Ali bin Muhammad al-Jurjani, al-Ta’rῑfāt, (Jakarta: Dār Al-Hikmah, 1999), h. 176 42 Muhammad Abu Zahrah, al-Jarῑmah wa al-Uqūbah fi Fiqh al-Islāmῑ, (Kairo: Dār al-Fikri al-

Arabi, 1998), h. 106

Page 41: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

30

Ketentuan qishash terdapat dalam QS. al-Baqarah ayat 178-179:

ينح آمحنوا كتبح عحلحيكم ا ال لعحبد وحالنثح يح أحي هح لر وحالعحبد لحى الر لنثحىه فحمحن عف القصحاص ف القحت ىه لكح تحفيف من ربكم وحرححح عروف وحأحدحاء إلحيه بحسحان ذحه لمح ن اعتحدح لحه من أحخيه شح ء فحاتبحاع ىه ب حعدح ة فحمح

يحاة اب أحليم وحلحكم ف القصحاص حح ح لكح ف حلحه عح الحلبحاب لحعحلكم ت حت قونح يح هأول ذحه Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu (melaksanakan)

qishash berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang

merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan.

Tetapi barang siapa yang memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia

mengikutinya dengan baik, dan membayar diyat kepadanya dengan baik pula. Yang

demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barang siapa melampaui

batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih. Dan dalam qishash

itu ada jaminan kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu

bertakwa.”

Dan dalam QS. al-Maidah ayat 45

لذ لحنف وحالذنح لعحي وحالحنفح لن فس وحالعحيح نحا عحلحيهم فيهحا أحن الن فسح ت حب ن ن وحكح لس ن وحالسفحأولحهئكح هم الظالمونح لح الل وحالروحح قصحاص فحمحن تحصحدقح به ف حهوح كحفارحة له وحمحن ل يحكم بحا أحنزح

“Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas)

dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga,

gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qishashnya (balasan yang sama).

Barangsiapa melepaskan (hak qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa baginya.

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka

mereka itulah orang-orang zalim.”

Turunnya ayat tentang qishash dilatarbelakangi oleh perintah Allah untuk

menghormati nyawa manusia. Atau larangan untuk tindakan yang tidak menghormati

nyawa manusia. Karena memelihara nyawa manusia merupakan salah satu tujuan

utama dari lima tujuan syari’at yang diturunkan oleh Allah SWT. Bahkan memelihara

nyawa menempati tempat kedua dari kelima hal itu, yakni:

1. Memelihara agama.

2. Memelihara nyawa.

3. Memelihara akal.

4. Memelihara keturunan dan kehormatan.

Page 42: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

31

5. Memelihara harta benda.43

Dalam pelaksanaan hukuman qishash bagi pelaku tindak pidana digolongkan

kepada lima macam, pertama pembunuhan dengan sengaja (al-qatl bi al-‘amd), kedua

pembunuhan semi sengaja (al-qatl bi shibh al-‘amd), ketiga pembunuhan karena

kesalahan (al-qatl bi al-khata’), keempat tindak pidana atas selain jiwa dengan

sengaja atau disebut juga pelukaan dengan sengaja (al-qatl alā mādun an-nafs bi al-

‘amd), dan kelima tindak pidana kepada selain jiwa atau pelukaan secara tidak

sengaja (al-qatl ‘alā mādun an-nafs bi al-khatā’).44

a. Pembunuhan sengaja, yaitu dimana pelaku perbuatan tersebut sengaja

melakukan suatu perbuatan dan ia menghendaki akibat dari perbuatannya,

yaitu matinya orang yang menjadi korban. Sebagai indikator dari kesengajaan

untuk membunuh tersebut dapat dilihat dari alat yang digunakan. Dalam hal

ini alat yang digunakan untuk membunuh korban adalah alat yang lumrahnya

dapat mematikan korban, seperti senjata api, senjata tajam, dan lain

sebagainya.45

b. Kedua, pembunuhan menyerupai sengaja, menurut Hanafiyah, adalah suatu

pembunuhan dimana pelaku sengaja memukul korban dengan tongkat, batu,

cambuk, tangan, atau benda lain yang mengakibatkan kematian. Akan tetapi

dalam pembunuhan menyerupai sengaja ada kekeliruan terlihat dari ketiadaan

niat untuk membunuh. 46 Sementara itu Imam Syafi’i berpendapat bahwa

pembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan dalam

pemukulannya, dan keliru dalam pembunuhannya. Artinya pemukulan yang

dilakukan terhadap seseorang (korban) tidak untuk membunuhnya, akan tetapi

pukulan pelaku tersebut dapat mematikan korban. 47 Perbedaan hukum

43 Muhammad Amin Suma, Pidana Islam di Indonesia: Peluang, Prospek, dan Tantangan

dalam Menepis Citra Negatif Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), h. 90 44 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, h. 79 45 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, h. 405 46 Ahmad Mawardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 77 47 Ibnu Rusyd, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtasid, (Mesir: Dār al-Ihya al-Kutub al-

Arabiyyah, 2012), h. 510

Page 43: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

32

konvensional dengan hukum Islam, jika pada hukum konvensional tidak

mengenal adanya pembunuhan semi sengaja. Maka dalam hukum pidana

Islam, pemukulan atau kekerasan yang mengakibatkan kematian tersebut

dikategorikan sebagai pembunuhan seperti disengaja atau semi sengaja.

Karena istilah pembunuhan semi sengaja termasuk di dalamnya kematian

yang diakibatkan oleh memukul, melukai, meracuni, menenggelamkan,

membakar, dan semua pembunuhan dimana pelaku tidak berniat untuk

membunuh tapi bermaksud menyakiti.48

c. Ketiga, pembunuhan karena kesalahan, menurut Sayyid Sabiq, pembunuhan

karena kesalahan apabila seorang mukallaf melakukan perbuatan yang

diperbolehkan untuk dikerjakan seperti menembak binatang buruan atau

membidik suatu sasaran, tetapi kemudian mengenai orang yang dijamin

keselamatannya dan membunuhnya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan

pembunuhan karena kesalahan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan untuk

melakukan perbuatan yang dilarang, dan tindak pidana terjadi karena kurang

kehati-hatian atau karena kelalaian dari pelaku.49 Menurut Abdurrahman Al

Maliki, pembunuhan tidak sengaja terdapat dua bentuk. Pertama, pelaku

melakukan perbuatan yang ia sendiri tidak bermaksud menimpakan perbuatan

itu kepada pihak yang terbunuh, tetapi menimpa orang tersebut dan

membunuhnya. Misalnya, seseorang memundurkan mobil dan ternyata

menabrak orang lain yang ada di belakang mobil, kemudian orang yang

tertabrak itu mati. Kedua, pelaku membunuh seseorang di negeri kafir yang ia

menyangka orang yang dibunuhnya adalah seorang kafir harby (orang kafir

yang terang-terangan memusuhi kaum muslimin maka diperbolehkan

48 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, h. 255 49 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, ( Beirut: Daar Al-Fikri, 1980), h. 438

Page 44: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

33

membunuhnya), tetapi ternyata orang yang ia bunuh adalah seorang muslim,

tetapi menyembunyikan keIslamannya.50

d. Keempat, kejahatan tindak pidana atas selain jiwa atau penganiayaan atau

pelukaan terhadap anggota tubuh (al-jirah) tetapi tidak sampai mengakibatkan

kematian51 Jirah merupakan luka yang terjadi di selain wajah atau kepala

misalnya luka yang menembus perut, luka yang membuat tulang rusuk patah,

lengan, betis, tulang pergelangan tangan.

Sedangkan pada penganiayaan disengaja, para fuqaha membaginya menjadi

lima macam:52

1) memisahkan anggota badan atau yang sejenisnya. Yang dimaksud

memisahkan anggota badan adalah memotong anggota badan dan sesuatu

yang mempunyai manfaat serupa. Termasuk dalam bagian ini adalah

memotong tangan, kaki, jari, hidung, penis, dua buah pelir (testis),

telinga, bibir, mencungkil mata, memotong pelupuk mata, mencabut gigi

dan memecahkannya.

2) menghilangkan manfaat anggota badan tetapi anggota badannya tetap

ada. Artinya menghilangkan manfaat anggota badan dengan masih tetap

ada anggota badannya. Contohnya menghilangkan pendengaran,

penglihatan, penciuman, perasa, kemampuan berbicara.

3) melukai kepala dan muka atau syijjaj adalah melukai kepala dan muka

secara khusus dan Abu Hanifah membaginya kepada sebelas jenis:53

a. Al-khārisah yaitu luka yang merobek kulit dan tidak menimbulkan

pendarahan

50 Abdurrahman al-Malik, Sistem Sanksi dalam Islam, (Bogor, Pustaka Thariqul Izzah, 2002),

h. 159 51 Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, A’lam al-Muwaqqi’ῑn Min Rabb al‘Ālamῑn, (Beirut: Dār al-Fikri,

1985), h. 85 52 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, h. 205 53 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 11-12

Page 45: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

34

b. Al-dāmi’ah yaitu luka yang menimbulkan pendarahan tetapi tidak

sampai mengalir seperti air mata

c. Al-dāmiyyah yaitu luka yang mengalirkan darah

d. Al-bāḏi’ah yaitu luka yang memotong daging

e. Al-mutalāhamah yaitu luka yang menghilangkan daging lebih

banyak daripada daging yang hilang pada al badi’ah

f. Al-samẖāq yaitu luka yang memotong daging dan menampakkan

lapisan tipis antara daging dan tulang

g. Al-muḏiẖah yaitu luka yang memotong kulit yang melindungi tulang

dan menampakkan tulang walaupun hanya seujung jarum.

h. Al-hasyimah yaitu luka yang memecahkan tulang

i. Al-manqalah yaitu luka dengan pindahnya tulang setelah pecah

j. Al-Āmah yaitu luka yang menembus tulang (tempurung) kepala, yaitu

lapisan kepala tulang dan di atas otak.

k. Al-dāmighah yaitu luka yang menembus lapisan (di bawah tulang)

sampai ke otak.

4) melukai selain kepala dan muka. Yang dimaksud disini yaitu luka pada

badan misalnya dada, perut, punggung, lambung.

5) melukai yang tidak termasuk kedalam empat jenis sebelumnya, termasuk

kedalamnya semua bentuk penganiayaan yang tidak meninggalkan bekas

maupun meninggalkan bekas.

Ketentuan dalam pelaksanaan qishash bahwa tidak semua perkara

pembunuhan dapat dijatuhi qishash. Qishash hanya bisa dilaksanakan apabila

memenuhi syarat-syarat berikut ini:54

54 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, Cetakan Keenam,

2003), h. 677-678

Page 46: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

35

1. Pihak yang dibunuh adalah orang yang darahnya terlindungi. Jika korban

pembunuhan adalah pezina muhshan (telah menikah), atau orang murtad, atau

orang kafir, maka tidak ada qishash di dalamnya.

2. Pembunuh adalah orang mukallaf (telah balig dan berakal). Jika anak kecil

atau orang gila, maka tidak ada qishash baginya.

3. Orang yang dibunuh dan pembunuhnya adalah setara dalam agama,

kemerdekaan, dan perbudakan, karena orang muslim tidak boleh dibunuh

dengan alasan telah membunuh orang kafir, dan orang merdeka tidak boleh

dibunuh dengan alasan telah membunuh budak.

4. Pembunuh itu bukan ayah dari orang yang terbunuh, atau bukan ibunya, atau

bukan kakek/neneknya.

Kemudian pemilik hak qishash tidak dapat memperoleh haknya dalam

qishash kecuali setelah terpenuhinya syarat-syarat berikut ini:55

1. Pemilik qishash tersebut mukallaf. Jika ia anak kecil, maka pembunuh ditahan

sampai anak kecil pemilik hak qishash tersebut mencapai usia baligh. Jika ia

orang gila, maka pembunuh ditahan sampai ia sembuh dari gilanya.

2. Semua pemilik darah sepakat meminta qishash. Jika ada sebagian dari mereka

yang memaafkan pembunuh, maka qishash tidak dapat dilakukan, dan

sebagian lain yang tidak memaafkan pembunuh berhak mendapatkan diyat.

3. Tidak ada tindakan yang berlebihan dalam pelaksanaan qishash. Orang yang

diqishash adalah pembunuhnya, tidak termasuk keluarganya. Jika pelakunya

wanita hamil, maka qishash dilaksanakan setelah ia melahirkan dan menyapih

anaknya.

4. Pelaksanaan qishash dilakukan di depan sultan atau wakilnya agar aman dan

tidak ada tindakan berlebihan di dalamnya.

5. Qishash dilakukan dengan alat tajam. Akan tetapi sebagian ulama

berpendapat bahwa pembunuh diqishash dengan alat ia membunuh. Jika ia

55 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, h. 678-679

Page 47: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

36

membunuh dengan batu, maka ia dibunuh dengan batu, dan jika dengan

pedang, maka ia dibunuh juga dengan pedang.

Pelaksanaan qishash terhadap anggota tubuh juga disyaratkan beberapa hal

berikut:56

1. Harus aman dari ketidakadilan. Jika terjadi ketidakadilan di dalamnya,

qishash tidak boleh dilaksanakan.

2. Qishash dapat dilaksanakan, dan jika tidak, tetap diganti diyat.

3. Organ tubuh yang akan dipotong harus sesuai dengan nama dan tempat organ

tubuh yang telah dirusak pelaku. Jadi, pelaku merusak tangan kiri korban,

maka ia tidak boleh diqishash dengan memotong tangan kanannya. Atau

sebaliknya.

4. Adanya kesamaan dalam kesehatan dan kesempurnaan antara organ tubuh

yang dirusak dengan organ tubuh yang hendak diqishash. Jadi, tangan yang

lumpuh tidak boleh diqishash dengan tangan yang sehat.

5. Jika luka terjadi di kepala atau wajah, di dalamnya tidak ada qishash. Semua

luka yang tidak dapat diqishash karena vitalitasnya.

Dalam pelaksanaan hukuman apapun keputusan tentu sudah melalui

pertimbangan yang paling memuaskan dan adil bagi keluarga terbunuh. Dalam

hukum Islam kemungkinan besar dilaksanakannya hukuman qishash kecuali bila

ada pertimbangan yang sangat khusus. Oleh karena itu hukuman qishash sangat

ditakuti oleh pelaku tindak kejahatan dan dinilai akan sangat efektif untuk mencegah

terulang atau terjadi lagi kejahatan pembunuhan yang disengaja.57

Baik qishash maupun diyat, keduanya merupakan hukuman yang telah

ditentukan oleh syara’. Perbedaannya dengan hukuman hadd adalah bahwa hadd

merupakan hak Allah misalnya dalam kasus perzinahan, pencurian, minum khamr,

56 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, h. 680-681 57 Muhammad Amin Suma, Pidana Islam di Indonesia, h. 94

Page 48: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

37

sedangkan qishash dan diyat merupakan hak manusia.58 Dalam hubungannya dengan

hukuman qishash dan diyat, maka pengertian hak manusia disini adalah bahwa

hukuman tersebut bisa dihapuskan atau dimaafkan oleh korban atau keluarganya.

Sedangkan tindak pidana yang diancam dengan hukuman hadd tidak

mengandung di dalamnya sanksi hukuman denda. Sanksi hukum tindak pidana ini

cukup dengan hukuman sesuai yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.59

Pengertian diyat adalah uang tebusan sebagai ganti rugi akibat tindak pidana

pembunuhan dan atau penganiayaan yang mendapatkan pemaafan dari keluarga

korban.60 Dalam hukum pidana Islam diyat terbagi menjadi dua macam, yaitu diyat

mughallazah (berat) dan diyat mukhaffafah (ringan). Diyat mukhaffafah berlaku pada

pembunuhan tersalah, sedangkan diyat mughallazah berlaku pada kasus pembunuhan

semi sengaja. Adapun dalam kasus pembunuhan sengaja yang mendapat pemaafan

dari keluarga korban, menurut ulama dari kalangan mazhab Syafi’i dan Hanbali,

berlaku diyat mughallazah. Akan tetapi, menurut ulama dari kalangan mazhab

Hanafi, pembunuhan sengaja tidak berlaku diyat.61

Dalam bukunya M. Nurul Irfan, masalah diyat yang diperberat dan diperingan

ini dijelaskan oleh Syekh Nawawi bin Umar Al-Bantani. Ia berpendapat bahwa ada

lima sebab status diyat ditingkatkan dari mukhaffafah (ringan) menjadi mughallazah

(berat), yaitu pada 1) pembunuhan sengaja, 2) pembunuhan semi sengaja, 3) terjadi

di tanah haram, 4) terjadi pada bulan haram, 5) terjadi dalam lingkup keluarga.

Sementara itu, ada empat sebab status diyat diturunkan dari mughallazah (berat)

menjadi mukhaffafah (ringan), yaitu 1) korban seorang wanita, 2) korban seorang

budak, 3) korbannya berupa janin (aborsi), dan 4) korbannya seorang kafir. Dalam

58 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,

2006), h. 18 59 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2009), h. 18 60 Ahmad Muhammad Assaf, al-Ahkam al-Fiqhῑyyah fi Madzahῑb al-Islāmῑyyah al-Arba’ah,

(Beirut: Dār Ihya al-Ulum, 1988), h. 551 61 Ahmad Muhammad Assaf, al-Ahkam al-Fiqhῑyyah fi Madzahῑb al-Islāmῑyyah al-Arba’ah, h.

553

Page 49: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

38

kasus pertama, diyatnya ½ (50 ekor unta), kasus kedua ¼ (25 ekor unta), kasus ketiga

5 ekor unta, dan kasus keempat 1/3 (33 ekor unta).62

Perbedaan mendasar antara diyat ringan dan diyat berat terletak pada jenis dan

umur unta. Dari segi jumlah unta, antara diyat ringan dan diyat berat sama-sama

berjumlah 100 ekor. Akan tetapi, diyat ringan hanya terdiri dari 20 ekor unta umur 0-

1 tahun, 20 ekor yang lain umur 1-2 tahun, 20 ekor yang lain umur 2-3 tahun, 20 ekor

yang lain umur 3-4 tahun, 20 ekor yang lain umur 4-5 tahun.63

Sedangkan diyat yang ditanggung bagi pelaku pembunuhan sengaja yang dimaafkan

oleh keluarga korban (diyat berat) adalah:

ي: من طحريق عحمرو بن شعحيب, عحن أحبيه, عحن جحده رحف حعحه: ) اح م ثونح حقة, لوحأحخرحجحه أحبو دحاودح, وحاحلت ديحة ثحلحلفحة ف ب عحة, وحأحرب حعونح خح ح ثونح جح ا وحثحلح دهح )طونحا أحولح

Artinya: “Abu Dawud dan Tidmidzi meriwayatkan dari jalan Amar dan Ibnu Syu’aib,

dari ayahnya, dari kakeknya radiallahuanhu dalam hadist marfu’: “Diriwayatkan 30

ekor hiqqah (yang telah berumur 3 tahun), 30 ekor jadz’ah (yang telah berumur 4

tahun), dan 40 ekor khalifah (unta bunting yang di perutnya ada anaknya).”

Dan dasar bagi diyat ringan dalam pembunuhan seperti sengaja atau semi-sengaja

dan pembunuhan karena kekeliruan yang dimaafkan keluarga korban adalah:

: ) ديحة احلحطحأح أحخحاسا: عش وحعحن ابن رونح حقة, محسعود رض هللا عنه عحن احلنب صلى هللا عليه وسلم قحالحعحة, وحعشرونح ب حنحات مححاض, وحعشرونح ب حنحات لحبون, وحعشرونح بحن لحبون ( ح ارحقطن وحعشرونح جح ه احلد أحخرحجح

ه احلحرب حعحة, بلحفظ: ) وحعشرونح بن مححاض ( : ) بنح لحبون ( وحإس وحأحخرحجح ه ابن , بحدحلح نحاد احلحول أحق وحى وحأحخرحجحرفوع بحةح من وحجه آخحرح محوقوفا, وحهوح أحصحح من احلمح ي أحب شح

Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Denda bagi yang membunuh karena kekeliruannya seperlima-seperlima dari 20

ekor hiqqah (unta yang memasuki tahun keempat), 20 ekor jadz’ah (unta yang

memasuki tahun kelima), 20 ekor bintu labun (unta betina yang memasuki tahun

ketiga), dan 20 ekor ibnu labun (unta jantan yang memasuki tahun ketiga). Riwayat

Daruquthni. Imam empat juga meriwayatkan hadist tersebut dengan lafadz: 20 ibnu

makhod menggantikan lafadz labun. Sanad hadist pertama lebih kuat. Ibnu Abu

62 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 39 63 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 7

Page 50: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

39

Syaibah meriwayatkan dari jalan lain secara mauquf. Ia lebih shahih daripada

marfu’.”

Mengenai pembunuhan semi-sengaja dan tersalah telah ditentukan sanksi

hukumnya berupa diyat mukhaffafah (diyat ringan), bukan diyat mughallazah (diyat

berat). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa diyat mughallazah diberlakukan

pada pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh pihak keluarga korban.64

Dapat disimpulkan bahwa persamaan dari tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) dalam perspektif hukum pidana positif dan hukum pidana Islam

adalah baik hukum pidana positif maupun hukum pidana Islam sama-sama melarang

tindakan main hakim sendiri karena bertentangan dengan aturan yang ada dan sama-

sama memberikan sanksi hukum untuk semua pelaku tindak pidana main hakim

sendiri (eigenrichting) tersebut. Dalam hukum pidana positif sumber hukum yang

digunakan adalah KUHP dengan ancaman hukuman yang telah dijelaskan

sebelumnya, sedangkan dalam hukum Islam sumber hukum yang digunakan adalah

al-Qur’an dan hadis yaitu sanksi berupa qishash dan diyat.

Namun perlu disadari, dalam hal ini Indonesia sebagai salah satu negara

hukum, yang dipastikan memiliki hukum acara baik perdata maupun pidana, hanya

saja dalam bidang pidana Islam hingga kini belum bisa dilaksanakan sebagaimana

yang diterapkan oleh al-Qur’an dan hadis. Meskipun mayoritas penduduknya

beragama Islam, akan tetapi Indonesia bukanlah negara Islam, melainkan negara

hukum yang masih menggunakan KUHP warisan penjajahan Belanda. Padahal

banyak hal yang perlu mendapat perhatian khusus karena dinilai sudah tidak sesuai

dengan perkembangan zaman.65

64 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 7 65 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 34

Page 51: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

40

BAB III

TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRICHTING) YANG

MENYEBABKAN KEMATIAN

A. Deskripsi Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) Yang

Menyebabkan Kematian Terhadap Bahtiar

Tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) merupakan tindakan

kesewenang-wenangan dimana perbuatan tersebut telah mencelakakan seseorang yang

masih diduga melakukan suatu tindak pidana. Tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) telah melanggar undang-undang yang berlaku dan telah berkembang di

masyarakat. Pada tahun 2017 lalu kasus yang menimpa Bahtiar, yang terjadi di Barabai,

Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, telah diduga melakukan pencurian dan

menjadi korban tindakan main hakim sendiri yang menyebabkan kematian.

Adapun kronologi kejadian tersebut berawal pada hari Kamis tanggal 27 Juli

2017 sekitar pukul 02.00 WITA, bertempat di Pasar Keramat Barabai, Kecamatan

Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang

masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Barabai, Terdakwa Rudiansyah

bersama-sama dengan Aspiani, Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil, adalah penjaga

keamanan pasar Barabai. Pada malam itu Hermansyah mendengar adanya informasi

terkait pencurian yang dilakukan oleh Bahtiar. Untuk menanyakan terkait informasi

tersebut para Terdakwa datang menemui Bahtiar namun akibat pernyataan dari Bahtiar

yang berbelit-belit membuat Terdakwa emosi dan memukuli korban, pada saat itu

tangan korban langsung diborgol dan tubuh korban disandarkan pada tiang listrik.

Kemudian Terdakwa secara bergantian memukuli korban dengan tangan kosong

hingga muka korban babak belur dan mulut korban mengeluarkan darah.

Berdasarkan pengakuan saksi Arifin bin Tuhalus menerangkan di bawah

sumpah, bahwa sesungguhnya saksi tidak mengetahui kapan kejadiannya Bahtiar

dipukuli, pada tanggal 27 Juli 2019 sekitar pukul 07.00 WITA ada datang Terdakwa,

Page 52: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

41

bersama Aspiani, Rahmadhan, Hermansyah dan Hairil kerumahnya dan menanyakan

mengenai laptop yang berada di rumah saksi, dan korban Bahtiar masuk ke dalam

rumah untuk mencari laptop yang diduga ada di rumah saksi, namun laptop yang dicari

tidak ada kemudian Terdakwa langsung memukul korban Bahtiar pada wajah bagian

dagu sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan pada saat itu saksi melihat

mulut korban ada mengeluarkan darah. Pada saat itu saksi menyuruh Terdakwa untuk

membawa korban ke Polres namun tidak ada tanggapan.

Dan berdasarkan keterangan saksi berikutnya Melyda Kartini di bawah sumpah

menerangkan, bahwa pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 09.00 WITA

saksi sedang berada di pasar keramat Barabai mendengar kabar ada maling yang

tertangkap, karena penasaran kemudian ia menanyakan siapa maling yang tertangkap

tersebut yang ternyata adalah paman saksi sendiri. Pada saat saksi mendatangi tempat

kejadian Bahtiar sudah diamankan dan saat itu saksi melihat Bahtiar wajahnya sudah

dalam keadaan babak belur habis dipukuli dan mulutnya ada mengeluarkan darah serta

kedua tangannya diborgol di belakang. Setelah itu saksi langsung pulang dan

menceritakan kepada bibi saksi, setelah kembali saksi mendapati informasi bahwa

Bahtiar sudah dibawa ke kantor polisi. Lalu saksi pun mendatangi kantor polisi untuk

melihat keadaan paman Bahtiar kemudian sekitar jam 11.30 WITA paman Bahtiar

dipulangkan ke rumah karena permasalahannya diselesaikan secara kekeluargaan.

Saksi menanyakan sebelumnya kepada korban siapa yang melakukan pengeroyokan

tersebut kepada korban dan Bahtiar menjawab Terdakwa dan beberapa orang

temannya. Pada jam 23.00 WITA saksi kembali mendatangi rumah korban dengan

maksud mengantarkan makanan tetapi mendapati korban Bahtiar yang saat itu sedang

berada di kamar dalam keadaan tertidur dengan posisi tertelungkup kemudian saksi

bangunkan dengan cara digerakkan tubuhnya tetapi korban Bahtiar tidak bangun

kemudian saksi meminta tolong kepada warga sekitar untuk membawa korban ke

RSUD H. Damanhuri Barabai dan pada saat di rumah sakit, korban dinyatakan sudah

meninggal dunia.

Page 53: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

42

Hasil visum et repertum nomor 370/ 47/ Katib/ 2017 tanggal 2 Agustus 2017

yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Eko Budiyono dokter pada rumah sakit umum

H.Damanhuri Barabai di Barabai atas nama Bahtiar, dengan hasil pemeriksaan sebagai

berikut:

- Pasien datang sudah dalam keadaan meninggal dunia.

- Ditemukan luka memar kebiruan di kelopak mata, bibir, dan empat gigi atas

patah.

- Ditemukan memar di dada kanan.

- Bahwa berdasar surat keterangan kematian nomor 440/ 497/ SKM/ RSUD-

BRB/ 2017 tanggal 2 Agustus 2017 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr.

Eko Budiyono dokter pada rumah sakit umum H. Damanhuri Barabai di

Barabai atas nama Bahtiar pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 pukul 23.30

WITA sudah dalam keadaan meninggal dunia.1

Dalam penjelasan kasus di atas dapat dilihat bahwa orang yang melakukan

tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) semata-mata untuk memberikan

pelajaran kepada pelaku pencurian. Akan tetapi tindakan main hakim sendiri

(eigenrichting) yang dilakukannya sampai mengakibatkan kematian menjadi suatu

tindak pidana baru yang telah melanggar hukum.

Persoalan tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang marak terjadi

di masyarakat memunculkan anggapan masyarakat bahwa lembaga penegak hukum

tidak berhasil sepenuhnya menanggulangi kejahatan dan dianggap lambat dalam

menjalankan tugas serta ketidakpuasan masyarakat dalam penegakan hukum yang

tidak berjalan semestinya. Lembaga penegak hukum belum bisa memenuhi apa yang

diinginkan masyarakat sehingga masyarakat menjalankan hukumnya sendiri.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia:

1 Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb

Page 54: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

43

a. Bahwa keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung

terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelengaraan

fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia

selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak

Asasi Manusia (HAM).

Kemudian pada pasal 1 sub 5 Undang-Undang tersebut menyebutkan:

“Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat

sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam

rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan dan

tegaknya hukum, serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam

menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan

bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat”.2

B. Faktor Penyebab Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Dalam sistem demokrasi di Indonesia, masyarakat berhak, bahkan wajib

berpolitik untuk menentukan haluan negara, membuat undang-undang, dan mengawasi

pelaksanaan kekuasaan negara. Hukum dibentuk sesuai dengan hasil proses politik di

dalam masyarakat. Setelah hukum terbentuk dalam wujud undang-undang atau

peraturan perundang-undangan yang lain maka setiap orang yang mendiami wilayah

Republik Indonesia harus tunduk padanya, tidak terkecuali organisasi-organisasi dan

tokoh-tokoh politik yang semula menyusun hukum.3

Para penegak hukum, selama mereka itu bersikap jujur dan objektif, di dalam

melaksanakan tugasnya harus berpegang pada hukum positif yang berlaku. Namun dari

sudut politik, orang tidak hanya melihat pada pelaksanaan hukum, akan tetapi juga

2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia 3 Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 34

Page 55: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

44

mempertimbangkan akibat-akibat suatu keputusan yang berlandaskan hukum pada

kepentingan bangsa dan negara.

Setiap kelompok masyarakat selalu memiliki problem sebagai akibat adanya

perbedaan antara yang ideal dan yang aktual, antara yang standar dan yang praktis,

antara yang seharusnya atau yang diharapkan untuk dilakukan dan apa yang ada dalam

kenyataan dilakukan. Standar dan nilai-nilai kelompok dalam masyarakat mempunyai

variasi sebagai faktor yang menentukan tingkah laku individu, penyimpangan dalam

bentuk apapun yang terjadi di dalam masyarakat baik itu kasus pencurian, perzinahan,

ketidakmampuan membayar utang, melukai orang lain, pembunuhan, mencemarkan

nama baik, dan semacamnya. Di dalam situasi yang demikian, kelompok itu

berhadapan dengan problem untuk menjamin ketertiban bila kelompok itu

menginginkan mempertahankan eksistensinya.4

Dalam majalah hukum varia peradilan, Prof. Donal Black merumuskan bahwa

ketika pengendalian sosial oleh pemerintah yang sering dinamakan hukum tidak jalan,

maka bentuk lain dari pengendalian sosial secara otomatis akan muncul. Suka atau

tidak suka, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu dan kelompok dapat

digolongkan sebagai tindakan main hakim sendiri (eigenrichting), pada hakikatnya

merupakan wujud pengendalian sosial yang dilakukan.5

Disadari bahwa berbagai tindakan anarkis yang terjadi merupakan perwujudan

dari apa yang diistilahkan oleh Smelser sebagai a hostile outburst (ledakan kemarahan)

atau a hostile frustration (ledakan tumpukan kekecewaan).6

Tingkat kepercayaan warga masyarakat terhadap pranata formal, termasuk

terhadap law enforcement, sudah teramat buruk. Dan ketika tingkat kepercayaan warga

4 Ronny Hanitijo Soemitro, Beberapa Masalah dalam Studi Hukum dan Masyarakat, (Bandung:

Remaja Karya, 1985), h. 53 5 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek Hukum

Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, (Jakarta: Ikatan Hakim

Indonesia, 2011), h. 56 6 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek Hukum

Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, h. 56

Page 56: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

45

terhadap penegakan hukum itu memburuk, otomatis tingkat main hakim sendiri akan

meningkat, demikian sebaliknya.

Salah satu sumber utama konflik dan kekerasan di berbagai daerah adalah

kondisi penegakan hukum di Indonesia yang sangat lemah. Ditambah lagi dengan

berbagai bentuk diskriminasi dan marginalisasi dalam pengaturan sosial-ekonomi,

politik, dan pemanfaatan sumber daya alam, bahkan kehidupan budaya. Berbagai

perasaan ketidakadilan dan ketidakpuasan umum pun berkecamuk dan meledak

menjadi tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan dan mengerikan.7

Melalui berbagai produk perundang-undangan maupun praktik hukum yang

dilakukan oleh birokrasi, aparat keamanan, dan pengadilan, dapat diketahui bagaimana

kekerasan beroperasi serta mereproduksi diri dalam berbagai sikap dan perilaku sosial

masyarakat secara menyeluruh sehingga menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial-

ekonomi, diskriminalisasi, dan perilaku kekerasan terhadap masyarakat yang rentan

terhadap pelaksanaan hukum di negeri ini.8

Pada kenyataan ketentuan dalam hukum tidak selamanya dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diinginkan. Banyak tindakan main hakim sendiri yang terjadi di

masyarakat disebabkan faktor emosional masyarakat terhadap tindak kejahatan yang

terjadi di di lingkungan mereka. Banyak tindakan kriminal yang mengancam keamanan

harta benda bahkan jiwa menjadikan masyarakat meminggirkan keberadaan aturan

hukum yang berlaku.9

Pada hakikatnya tindakan menghakimi sendiri ini merupakan pelaksanaan

sanksi/ kelompok. Hanya saja sanksi yang dilakukan oleh perorangan maupun

kelompok sulit diukur berat ringannya, karena massa terkadang dapat bertindak kalap

dan tidak terkendali.10

7 Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 73 8 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek Hukum

Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, (Jakarta: Ikatan Hakim

Indonesia, 2011), h. 56 9 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 105 10 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty, 2003), h.

23

Page 57: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

46

Dalam jurnal Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011,

Smelser merinci enam faktor yang menentukan terjadinya perilaku/ kekerasan kolektif,

enam faktor tersebut adalah:

1. Adanya pendorong struktural (structural condusiveness)

2. Ketegangan stuktural (structural strain)

3. Tumbuh dan menyebarnya suatu kepercayaan yang digeneralisasikan (growth

and spread of generalized belief)

4. Faktor-faktor pencetus (precipitating factors)

5. Mobilitas para pemeran serta pada tindakan (mobilization of partisipants for

action)

6. Bekerjanya pengendalian sosial (the operation of social control)11

Pertama, structural condusiveness, ialah segi-segi struktural dari situasi sosial

yang memungkinkan terjadinya perilaku kolektif tertentu. Hal ini terlihat misalnya

dengan adanya kejadian penyerangan, perusakan, dan pembakaran terhadap aset-aset

milik perseorangan/ kelompok dengan tanpa adanya reaksi aparat terkait.

Kedua, structural strain, menurut Smelser mengacu pada berbagai tipe

ketegangan struktural yang tidak memungkinkan terjadinya perilaku kolektif. Namun

agar perilaku kolektif dapat berlangsung perlu ada kesepadanan antara ketegangan

struktural ini dengan dorongan struktural yang mendahuluinya.

Ketiga, growth and spread of generalized belief, adalah tumbuh dan

berkembang kepercayaan/ keyakinan bersama, misalnya cap atau klaim terhadap suatu

aliran sebagai sesat. Keadaan ini mengacu pada ketika situasi menjadi bermakna bagi

orang-orang yang berpotensi menjadi pelaku-pelaku kolektif.

Keempat, precipitating factors, merupakan faktor situasional yaitu adanya

suatu peristiwa yang menegaskan pendorong stuktural, ketegangan struktural dan

11 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek

Hukum Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, h. 59

Page 58: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

47

kepercayaan umum tentang sumber ketegangan yang memicu timbulnya tingkah laku

kolektif.

Kelima, mobilization of partisipants for action, peranan figur dapat memberi

simpati kepada masyarakat untuk melakukan tindakan kolektif.

Keenam, the operation of social control, memegang peranan penting bagi

terjadinya tingkah laku kolektif. Dalam setiap tahap proses tersebut di atas, bila pranata

pengendalian sosial dapat mengintervensi tahapan-tahapan faktor penentu tingkah laku

kolektif di atas, maka timbulnya tingkah laku kolektif dapat dihindarkan.12

Dalam Jurnal Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Karanganyar

tahun 2015, menurut Athalia Sunaryo, tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

tidak terlepas dari pengaruh kondisi psikologis seseorang dalam kelompok tertentu,

sehingga cenderung melakukan hal yang tidak dikehendaki:

Pertama adalah konformitas yaitu merupakan proses tingkah laku seseorang

dipengaruhi orang lain dalam suatu kelompok. Adapun kelompok ini dapat merupakan

kelompok orang yang saling mengenal maupun tidak mengenal. Hal ini sering terjadi

dalam situasi main hakim sendiri (eigenrichting). Orang-orang yang saling mengenal

maupun tidak saling mengenal berkumpul, kemudian mempunyai kesamaan

pandangan bahwa orang yang melakukan kejahatan harus dihukum.

Kedua adalah by stander effect yaitu suatu keadaan seseorang tidak akan

melakukan suatu tindakan apapun untuk menolong, sekalipun terdapat situasi kritis jika

ada orang lain yang hadir disana. Dalam situasi main hakim sendiri (eigenrichting)

biasanya tidak semua orang yang berkerumun melakukan tindakan penyerangan,

pemukulan, ataupun tindakan lain. Rasa takut menerima dampak negatif menghalangi

seseorang untuk tidak melakukan perbuatan tersebut.

Ketiga adalah deindividuation yaitu terbentuk akibat penyebab/ kejadian sesaat

dan merugikan bersama, memungkinkan seseorang atau kelompok melakukan

12 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek

Hukum Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, h. 60

Page 59: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

48

tindakan-tindakan destruktif dan sadis di luar kemanusiaan pelakunya, karena ada

dorongan keberanian. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang-orang dalam

kesehariannya memegang nilai baik maupun tidak, mereka mempunyai kemungkinan

yang sama untuk melakukan kekerasan pada orang lain.

Keempat adalah frustasion- aggression principle yaitu suatu kondisi frustasi

yang terjadi akibat adanya halangan dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan,

menyebabkan kemarahan yang menghasilkan sikap agresif.13

Kasus tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) perlu diupayakan

secara serius dan penanganan yang sungguh-sungguh agar tidak menjadi budaya dalam

masyarakat dan noda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila masyarakat lebih

dominan menggunakan hukum rimba ketimbang hukum normatif yang legal formal

maka masyarakat tersebut akan cenderung tunduk pada kelompok-kelompok atau

perorangan yang mempunyai kekuatan fisik, seperti kelompok premanisme yang

menunjukkan bahwa kelompok masyarakat cenderung menyiapkan pembalasan fisik

sebagai solusi dalam menyelesaikan setiap permasalahan.14

“ Faktor penyebab tindakan main hakim sendiri dipicu karena kasus kejahatan yang

terjadi di tengah masyarakat, pada saat itu pelaku main hakim sendiri tidak dapat

mengontrol dirinya sehingga melakukan aksi kekerasan terhadap pelaku kejahatan,

adanya dorongan massa secara beramai-ramai untuk menghakimi pelaku, tidak jarang

ada yang dipukuli massa habis-habisan bahkan sampai mengakibatkan kematian,

padahal jelas tindakan tersebut telah melanggar hukum yang berlaku di negara kita dan

dapat dikenai hukuman pidana.”15

Oleh karena itu dapat disimpulkan ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) adalah sebagai berikut:

13Athalia Sunaryo (Jurnal Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Karanganyar,

2015) 14 Susi Anita, “Tindakan Main Hakim Sendiri di Kota Makassar”, (Skripsi S-1 Universitas Negeri

Makassar, 2017), h. 3 15 Hendrizal Fira, Anggota Kepolisian Sawahlunto, Interview Pribadi, pada tanggal 8 Juni 2019

pukul 13.10

Page 60: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

49

1. Faktor emosional pelaku tindakan main hakim sendiri (eigenrichting) yang sulit

dikendalikan.

2. Ikut-ikutan atau dorongan orang lain yang pada saat itu melakukan tindakan main

hakim sendiri (eigenrichting).

3. Rendahnya kesadaran terhadap hukum.

4. Menganggap tindakan menghakimi pelaku kejahatan adalah sesuatu yang biasa

terjadi di masyarakat.

C. Faktor Penanggulangan Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Salah satu upaya agar hukum dapat efektif berlaku di masyarakat adalah dengan

adanya penegakan hukum. Yang dimaksud dengan penegakan hukum adalah proses

dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara

nyata sebagai pedoman perilaku manusia dalam melakukan kontak sosial.16

Penggunaan upaya hukum, termasuk hukum pidana, sebagai salah satu upaya

untuk mengatasi masalah sosial termasuk dalam bidang kebijakan penegakan hukum.

Kejahatan atau tindak pidana selain merupakan masalah kemanusiaan juga

permasalahan sosial. Menanggapi masalah ini telah banyak upaya dilakukan untuk

menanggulanginya. Upaya menanggulangi kejahatan dimasukkan dalam kerangka

kebijakan kriminal (criminal policy). Kebijakan kriminal adalah upaya rasional dari

suatu negara untuk menanggulangi kejahatan. Upaya ini pada hakikatnya perlindungan

masyarakat (social defence planning atau protection of society) yang tujuannya untuk

mencapai kesejahteraan.17

Sesuai dengan sifat sanksi pidana sebagai sanksi terberat atau paling keras

dibandingkan dengan jenis-jenis sanksi dalam berbagai bidang hukum yang lain,

idealnya fungsionalisasi hukum pidana haruslah ditempatkan sebagai upaya terakhir

(ultimum remidium). Penggunaan hukum pidana dalam praktik penegakan hukum

16 Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung: PT Alumni, 2006), h. 112 17 Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, (Bandung: Nusa Media, 2010), h. 20

Page 61: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

50

seharusnya dilakukan setelah berbagai bidang hukum yang lain itu untuk

mengkondisikan masyarakat agar kembali kepada sikap tunduk dan patuh terhadap

hukum.18

Dalam bukunya Muladi dan Barda Nawawi menguraikan makna penggunaan

hukum pidana sebagai berikut: 19

1. Jangan menggunakan hukum pidana secara emosional untuk melakukan

pembalasan semata.

2. Hukum pidana hendaknya jangan digunakan untuk memidana perbuatan yang

tidak jelas korban dan kerugiannya.

3. Hukum pidana jangan pula dipakai hanya untuk suatu tujuan yang pada

dasarnya dapat dicapai dengan cara lain yang sama efektifnya dengan

penggunaan hukum pidana tersebut.

4. Jangan menggunakan hukum pidana apabila hasil sampingan (by product) yang

ditimbulkan lebih merugikan dibanding dengan perbuatan yang akan

dikriminalisasi.

5. Jangan pula menggunakan hukum pidana apabila tidak didukung oleh

masyarakat secara kuat, dan kemudian janganlah menggunakan hukum pidana

apabila penggunaannya diperkirakan tidak akan efektif (unforceable).

6. Penggunaan hukum pidana juga hendaknya harus menjaga keserasian antara

moralis komunal, moralis kelembagaan dan moralis sipil, serta memperhatikan

pula korban kejahatan.

7. Dalam hal-hal tertentu, hukum pidana harus mempertimbangkan secara khusus

skala prioritas kepentingan pengaturan.

8. Penggunaan hukum pidana sebagai sarana represif harus didayagunakan secara

serentak dengan sarana pencegahan yang bersifat non penal (prevention without

punishment).

18 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 11 19 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung: PT Alumni, 1992),

h. 102

Page 62: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

51

Sesungguhnya penggunaan hukum pidana bukan merupakan satu-satunya cara

untuk menanggulangi kejahatan yang terjadi dalam masyarakat, lebih-lebih

penggunaan hukum pidana dipakai sebagai senjata pamungkas dalam menanggulangi

kejahatan. Namun apabila hukum pidana dipilih sebagai sarana penanggulangan

kejahatan, maka harus dibuat secara terencana dan sistematis. Ini berarti bahwa

memilih dan menetapkan hukum pidana sebagai sarana penanggulangan kejahatan

harus memperhitungkan faktor yang dapat mendukung berfungsi dan bekerjanya

hukum pidana dalam kenyataannya.20

Dalam bukunya Sarjono Soekanto ada beberapa faktor yang sangat menentukan

dalam penegakan hukum yang berguna bagi masalah penegakan hukum dalam

masyarakat yaitu:21

1. Faktor Hukumnya Sendiri

2. Fator Penegak Hukum

3. Faktor Sarana atau Fasilitas

4. Faktor Masyarakat

5. Faktor Kebudayaan

Kelima faktor tersebut sangat berkaitan dengan erat karena merupakan esensi

dari penegakan hukum dan tolak ukur dari efektivitas penegak hukum. Mengenai tugas

dan peranan Kepolisian Republik Indonesia memang sepantasnya dibicarakan terus-

menerus karena pada keberhasilan di bidang penegakan hukum inilah dipertaruhkan

makna dari “negara berdasarkan hukum” dengan memperhatikan perincian tugas

yuridiksi Kepolisian Republik Indonesia yang pada intinya yaitu penegakan hukum di

bidang peradilan pidana.22

20 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, (Bandung: Citra Aditya Bakti,

1996), h. 37 21 Sarjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta, Rajawali

Pers, 1983), h. 8 22 Barda Nawawi, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana,

(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2005), h. 4

Page 63: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

52

Dalam kaitan dengan pertanyaan sejauhmana pidana perlu diberikan kepada

pelaku kejahatan, yang pertama, teori absolut menjelaskan: 23

1. Dengan pidana tersebut akan memuaskan perasaan balas dendam si korban,

baik perasaan adil bagi dirinya, temannya dan keluarganya serta masyarakat.

Perasaan tersebut tidak dapat dihindari dan tidak dapat dijadikan alasan untuk

menuduh tidak menghargai hukum. Tipe seperti ini disebut vindicative.

2. Pidana dimaksudkan untuk memberikan peringatan pada pelaku kejahatan dan

anggota masyarakat yang lain bahwa setiap ancaman yang merugikan orang

lain atau memperoleh keuntungan dari orang lain secara tidak wajar, akan

menerima ganjarannya. Tipe seperti ini disebut fairness.

3. Pidana dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kesebandingan antara apa

yang disebut dengan the grafity of the offence dengan pidana yang dijatuhkan.

Tipe ini disebut dengan proporsionality.

Kedua adalah teori relatif. Secara prinsip teori ini mengajarkan bahwa

penjatuhan pidana dan pelaksanaannya setidaknya harus berorientasi pada upaya

mencegah terpidana (special prevention) dari kemungkinan mengulangi kejahatan lagi

di masa mendatang, serta mencegah masyarakat luas pada umumnya (general

prevention) dari kemungkinan melakukan kejahatan baik seperti kejahatan yang telah

dilakukan terpidana maupun lainnya. Semua orientasi pemidanaan tersebut adalah

dalam rangka menciptakan dan mempertahankan tata tertib hukum dalam kehidupan

masyarakat.24

Ketiga adalah teori gabungan. Secara teoritis, teori gabungan berusaha untuk

menggabungkan pemikiran yang terdapat di dalam teori absolut dan teori relatif. Di

samping mengakui bahwa penjatuhan sanksi pidana diadakan untuk membalas

perbuatan pelaku, juga dimaksudkan agar pelaku dapat diperbaiki sehingga bisa

23 Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, (Bandung: Mandar Maju,

1995), h. 83-84 24 E. Utrecht, Hukum Pidana I: Suatu Pengantar Hukum Pidana untuk Tingkat Pelajaran Sarjana

Muda Hukum, Suatu Pelajaran Umum, (Bandung: Penerbit Universitas, 1960), h. 185

Page 64: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

53

kembali ke masyarakat. Munculnya teori gabungan pada dasarnya merupakan respon

terhadap kritik yang dilancarkan baik terhadap teori absolut maupun teori relatif.

Penjatuhan suatu pidana kepada seorang tidak hanya berorientasi pada upaya untuk

membalas tindakan orang itu, tetapi juga agar ada upaya untuk mendidik atau

memperbaiki orang itu sehingga tidak melakukan kejahatan lagi yang merugikan dan

meresahkan masyarakat.

Dapat dipertegas bahwa pengaruh pidana atau hukum pidana bukan semata-

mata ditujukan kepada pelaku kejahatan saja, tetapi juga untuk warga masyarakat agar

lebih mentaati norma-norma dalam masyarakat.25

“Upaya yang ditempuh kepolisian dalam menangani tindakan main hakim sendiri

adalah menangkap semua oknum pelaku tindak pidana main hakim sendiri. Dan kami

menghimbau kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran terhadap hukum

dan melapor apabila terjadi suatu tindak pidana kejahatan.”26

Perbuatan main hakim sendiri (eigenrichting) harus segera ditanggulangi

karena mengakibatkan korban luka ringan, luka berat, bahkan meninggal dunia. Aparat

penegak hukum sebagai aparat yang berwenang menegakkan hukum dan keadilan juga

berperan mencegah tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting). Upaya

pencegahan yang dapat dilakukan berupa sosialisasi kepada masyarakat mengenai

pentingnya hukum untuk dipatuhi, menjelaskan kepada masyarakat bahwa kekerasan

bukan cara terbaik untuk menegakkan hukum karena kekerasan termasuk tindak pidana

dan orang yang melakukan tindak pidana dapat dihukum, serta menumbuhkan

kepercayaan kepada aparat penegak hukum untuk menjalankan tugas dan fungsinya,

dan melakukan pendekatan kepada masyarakat bahwa aparat penegak hukum dapat

diajak bekerjasama untuk menindak tindakan yang dianggap meresahkan oleh

masyarakat.

25 Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, (Bandung: Nusa Media, 2010), h. 23 26 Hendrizal Fira, Anggota Kepolisian Sawahlunto, Interview Pribadi, pada tanggal 8 Juni 2019

pukul 13.30

Page 65: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

54

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 235/ Pid.B/ 2017/ PN. Brb

DALAM TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI

(EIGENRICHTING)

A. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Terhadap Putusan No. 235/ Pid.B/ 2017/

PN. Brb dalam Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Kasus yang diambil dalam bahan penelitian ini adalah kasus perkara tindak

pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang diputuskan oleh Mahkamah Agung

dengan putusan Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb, menyebutkan terdakwa bernama

Rudiansyah, tempat dan tanggal lahir Barabai 6 Juni 1980, berjenis kelamin laki-laki,

beragama Islam, bertempat tinggal di Jalan Brigjen H. Baseri RT. 10/ 004 Desa Bukat

Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.

Berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum Pengadilan Negeri Barabai, bahwa

terdakwa didakwa:

Pertama:

Dalam dakwaan Penuntut Umum menyebutkan: Bahwa Terdakwa Rudiansyah

bersama-sama dengan saksi Aspiani, saksi Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil pada

hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar pukul 02.00 WITA bertempat di Pasar Keramat

Barabai, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan terang-terangan

dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang

mengakibatkan korban Bahtiar meninggal dunia.

Kedua:

Bahwa Terdakwa Rudiansyah bersama-sama dengan saksi Aspiani, saksi

Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar

pukul 02.00 WITA bertempat di Pasar Keramat Barabai, Kecamatan Barabai,

Kabupaten Hulu Sungai Tengah, secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sebagai

orang yang melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan, telah

melakukan penganiayaan yang mengakibatkan korban Bahtiar meninggal dunia.

Page 66: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

55

Ketiga:

Bahwa Terdakwa Rudiansyah bersama-sama dengan saksi Aspiani, saksi

Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar

pukul 02.00 WITA bertempat di Pasar Keramat Barabai, Kecamatan Barabai,

Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan sengaja melakukan penganiayaan.

Berdasarkan putusan hakim pada Pengadilan Negeri Barabai menyatakan

bahwa Terdakwa Rudiansyah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak pidana melakukan kekerasan terhadap orang menyebabkan kematian dan

diancam dengan pidana penjara selama 1 tahun 4 bulan.

Majelis Hakim mempertimbangkan berdasarkan fakta-fakta hukum Terdakwa

dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan

Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang disusun dalam bentuk

dakwaan alternatif Kesatu diatur dan diancam pidana sesuai Pasal 170 ayat (2) ke-3

KUHP, yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa dalam hal ini adalah siapa

saja yang merupakan subjek hukum yang diajukan di persidangan karena didakwa

melakukan suatu tindak pidana.

2. Menimbang, bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah mengajukan seorang

sebagai Terdakwa yang mengaku bernama Rudiansyah, yang identitasnya seperti

tersebut di atas, cocok dengan yang disebutkan dalam Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) maupun surat dakwaan Penuntut Umum, sehat fisik dan mentalnya terlihat

dari sikap dan jawaban-jawaban atau pertanyataan-pernyataan yang

disampaikannya selama persidangan dan didakwa telah melakukan tindak pidana

sebagaimana diuraikan di atas maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan “barang siapa” tidak lain Rudiansyah, sehingga oleh karenanya

dalam perkara ini tidak ditemukan adanya error in persona.

Page 67: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

56

3. Menimbang, bahwa yang dimaksud “di muka umum” adalah dilakukannya suatu

perbuatan tanpa sembunyi-sembunyi atau dapat dilihat oleh orang banyak dan

dilakukan di tempat dimana khalayak ramai dapat dengan mudah melihatnya.

4. Menimbang, bahwa “kekerasan terhadap orang atau barang” yang dimaksud dalam

pasal ini haruslah dilakukan secara bersama-sama dengan kata lain perbuatan

tersebut dilakukan 2 (dua) orang atau lebih dengan mempergunakan tenaga atau

kekuatan jasmani yang besar atau tidak kecil hingga membuat orang pingsan atau

tidak berdaya lagi dan perbuatan tersebut dilakukan pada waktu yang tidak lama

antara perbuatan pelaku yang satu dengan perbuatan pelaku lainnya.

5. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di depan

persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa bersama-

sama dengan saksi Aspiani, saksi Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil, terhadap

korban Bahtiar berupa memukul dengan tangan kosong (terbuka) berkali-kali dan

dilakukan di halaman rumah saudari Hairil ketika Hermansyah dan Hairil

menanyakan kepada Bahtiar dimana barang hasil curian namun korban berbelit-

belit, kemudian Hermansyah dan Hairil langsung memukuli korban Bahtiar.

Selanjutnya pemukulan terjadi kembali di Pasar Keramat Barabai Kabupaten Hulu

Sungai Tengah, ketika korban Bahtiar disandarkan di tiang listrik dan kedua

tangan korban diborgol di tiang listrik tersebut, setelah itu saksi Aspiani bertanya

kepada korban mengenai kejadian pencurian yang dilakukan korban Bahtiar

namun pada saat itu Bahtiar menjawab berbelit-belit dan berubah-ubah, sehingga

membuat Aspiani menjadi emosi lalu Aspiani langsung memukul Bahtiar dengan

tangan kosong mengenai wajah korban, kemudian Rahmadhan ikut memukul

dengan tangan kosong, dilanjutkan Hermansyah dan Hairil ikut memukul korban

secara bergantian.

Page 68: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

57

6. Menimbang, bahwa adanya pemukulan yang dilakukan Terdakwa bersama-sama

Aspiani, Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil, wajah korban dalam keadaan

babak belur, mulut korban ada mengeluarkan darah dan berdasarkan hasil visum

et repertum No. KH. 370/ 47/ Katib/ 2017 tanggal 02 Agustus 2017 yang

ditandangani oleh dr. Eko Budiyono dokter jaga pada Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Umum H.Damanhuri Barabai, pada korban ditemukan luka memar

kebiruan di kelopak mata, bibir, empat gigi atas patah, ditemukan memar di dada

kanan. Pada akhirnya korban yaitu Bahtiar ditemukan meninggal dunia sekitar

jam 23.30 WITA.

7. Menimbang, bahwa Penasihat Terdakwa meragukan penyebab kematian Bahtiar.

Keraguan Penasihat Hukum Terdakwa dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Ada jeda waktu antara korban Bahtiar dipulangkan dari kantor Polres Hulu

Sungai Tengah sampai pada korban Bahtiar ditemukan meninggal dunia,

tidak diketahui apa saja yang dilakukan korban Bahtiar sampai akhirnya

meninggal dunia.

- Hasil visum et revertum dan keterangan ahli dr. Eko Budiyono bin

Pardjandjianto tidak memberikan ketegasan apa yang menyebabkan

kematian korban Bahtiar.

- Menurut Penasihat Hukum Terdakwa seharusnya untuk pasien yang datang

dalam keadaan meninggal dunia maka dokter menggunakan outopsi atau

bedah mayat forensik bukan hanya dengan melihat dan memperhatikan

dengan seksama keadaan fisik si pasien yang meninggal tersebut.

8. Menimbang, bahwa terhadap pembelaan (pledoi) Penasihat Hukum Terdakwa,

Majelis Hakim berpendapat bahwa dari fakta hukum yang terungkap di

persidangan bahwa benar Bahtiar telah dipukul dengan tangan kosong berkali-

kali oleh Terdakwa bersama-sama dengan Aspiani, Rahmadhan, Hermansyah,

dan Hairil, akibat pemukulan tersebut benar wajah korban dalam keadaan babak

belur, mulut korban ada mengeluarkan darah. Korban Bahtiar sempat dilakukan

perawatan pertama oleh pihak Polres Hulu Sungai Tengah dengan dibawa ke

Page 69: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

58

urusan kesehatan Polres dan oleh karena tidak ada pihak yang melaporkan

mengenai dugaan pencurian yang dilakukan oleh korban maka pihak Polres

memulangkan korban Bahtiar. Korban Bahtiar hanya dilakukan perawatan

pertama sekedar membersihkan luka yang ada pada wajah korban saja. Menurut

keterangan ahli di persidangan bahwa luka pada korban terdapat memar di kedua

kelopak mata, bibir/ mulutnya mengeluarkan darah, empat gigi depan bagian atas

korban patah dan memar di bagian dada yang mana keseluruhan luka tersebut

akibat trauma benda tumpul, kematian korban dapat timbul akibat trauma

pukulan benda tumpul, kematian korban dapat timbul akibat trauma pukulan

benda tumpul di organ atau daerah vital (kepala, leher, dada/ jantung), penyebab

kematian korban yang paling logis adalah adanya rembesan cairan darah di otak

sehingga menyebabkan kematian korban secara perlahan-lahan.

9. Menimbang, bahwa luka pada korban didasarkan pada keterangan saksi Arifin

bin Tuhalus, saksi Melyda Kartini binti Syarifuddin, saksi Riri Herlianto bin

Soetirto, saksi Rusma Herdiyanto bin Samsi serta pendapat ahli dr. Eko

Budiyono bin Pardjandjianto di persidangan. Dari keterangan empat saksi dan

ditambah dengan pendapat ahli tersebut di atas maka Majelis Hakim

berkeyakinan bahwa kematian korban Bahtiar disebabkan oleh luka yang dialami

korban akibat dipukul dengan tangan kosong berkali-kali oleh Terdakwa

bersama-sama dengan saksi Aspiani, saksi Rahmadhan, serta Hermansyah dan

Hairil.

10. Menimbang, bahwa walaupun dalam hasil visum et repertum tidak disebutkan

penyebab kematian korban namun tidak menjadi halangan bagi hakim untuk

menarik kesimpulan bahwa korban telah meninggal dunia akibat luka-luka

tersebut dalam visum et repertum.

Page 70: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

59

11. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim

berpendapat bahwa perbuatan kekerasan yang dilakukan Terdakwa bersama-

sama dengan saksi Aspiani, saksi Rahmadhan, serta Hermansyah dan Hairil

menyebabkan korban Bahtiar meninggal dunia. Dengan demikian maka unsur

kekerasan yang menyebabkan matinya orang telah terpenuhi.

12. Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 170 ayat (2) butir ke 3

KUHP telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana MELAKUKAN KEKERASAN

TERHADAP ORANG YANG MENYEBABKAN KEMATIAN sebagaimana

didakwakan dalam dakwaan Penuntut Umum.

13. Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal

yang dapat menghapus pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan

pembenar dan pemaaf, maka Terdakwa harus mempertanggungjawabkan

perbuatannya.

14. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggungjawab maka

harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana.

15. Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan

penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan

tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

16. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap

Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa

tetap berada dalam tahanan.

17. Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa satu lembar kaos lengan

panjang merk CRS warna abu-abu yang ada noda darahnya: satu lembar celana

panjang Levis warna biru yang ada noda darahnya, adalah barang bukti milik

korban Bahtiar dan sudah tidak diperlukan lagi dalam pemeriksaan perkara serta

kondisi barang bukti yang telah rusak maka sepatutnya dirampas untuk

dimusnahkan.

Page 71: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

60

18. Menimbang, bahwa pemidanaan yang berlaku dalam sistem hukum di Indonesia

sekarang ini bukan semata-mata memberikan pembalasan terhadap kesalahan

seseorang akan tetapi bertujuan memberikan pendidikan dan pembinaan bagi

Terdakwa menyadari perbuatannya sehingga dapat memperbaiki sikap dan

perilakunya yang keliru tersebut di masa mendatang dan dapat kembali menjadi

anggota masyarakat yang baik dan berguna.

19. Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa maka perlu

dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang

meringankan Terdakwa.

Keadaan yang memberatkan:

- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat.

- Terdakwa pernah dihukum dalam perkara perjudian.

Keadaan yang meringankan:

- Terdakwa di persidangan berterus terang dan mengakui perbuatannya.

20. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah

dibebani pula untuk membayar biaya perkara.

Setelah menimbang dan memperhatikan Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHP dan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan

perundang-undangan lain yang bersangkutan, Majelis Hakim kemudian mengeluarkan

putusan, yaitu:

1. Menyatakan Terdakwa Rudiansyah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG MENYEBABKAN

KEMATIAN sebagaimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum.

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara

selama 1 (satu) Tahun 4 (empat) Bulan

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan.

5. Menetapkan barang bukti berupa:

Page 72: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

61

- 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna abu-abu yang ada

noda darahnya.

- 1 (satu) lembar celana panjang Levis warna biru yang ada noda darahnya.

- Dirampas untuk dimusnahkan.

6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp 5.000,-

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Barabai pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018 ZIYAD, S.H., sebagai Hakim

Ketua, NOVITA WITRI, S.H., M.Kn., dan ARIANSYAH, S.H., M.Kn., masing-

masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang

terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2018 oleh Hakim Ketua

tersebut di atas didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota yang sama, dibantu oleh

MASDIANA Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Barabai, dengan dihadiri

oleh TRI MARGONO BUDISUSILO, S.H., Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Hulu Sungai Tengah serta dihadiri pula oleh Terdakwa dan Penasihat Hukum

Terdakwa.

B. Analisis Hukum Pidana Positif Terhadap Putusan Hakim Tentang Tindak

Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Barabai ini berpijak pada hukum

formil sekaligus materiil. Dalam artian, aturan Undang-Undang tersebut merupakan

produk dari badan legislatif bersama eksekutif, dan isi dari undang-undang tersebut

mengikat bagi pelaku tindak pidana apabila unsur-unsurnya terpenuhi. Pijakan Majelis

Hakim dalam Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN. Brb, Pasal 170 ayat (2) butir ke 3

KUHP yang berisikan: “Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama

menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara

paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.”

Page 73: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

62

a. Unsur “barang siapa”

Menimbang, bahwa dalam KUHP yang sekarang berlaku, hanya dikenal

sebagai subjek hukum adalah “orang”, sehingga yang dimaksud dari “setiap orang”

adalah setiap manusia sebagai subjek hukum, pendukung hak dan kewajiban, yang

telah diajukan ke persidangan sebagai terdakwa oleh Jaksa Penuntut Umum karena

didakwa telah melakukan tindak pidana dan dituntut untuk mempertanggungjawabkan

menurut hukum atas tindak pidana yang didakwa telah dilakukannya.

Dan pengertian bahwa orang sebagai subjek hukum yang telah diajukan oleh

Jaksa Penuntut Umum sebagai terdakwa dalam perkara ini adalah Rudiansyah dan

berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa sendiri di persidangan,

telah mengakui dan membenarkan bahwa identitas terdakwa sebagaimana termuat

dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah benar identitas diri terdakwa.

Selama di persidangan, terdakwa terlihat dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani

sebagaimana halnya orang yang mampu membedakan mana perbuatan yang baik atau

buruk dan mampu untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya.

Dengan demikian unsur “barang siapa” telah terpenuhi.

b. Unsur “dengan terang-terangan dan tenaga bersama melalukan kekerasan

terhadap orang atau barang”

Dalam kejadian ini bahwa terdakwa dengan terang-terangan dan tenaga

bersama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang menunjukan bahwa

terdakwa Rudiansyah telah melakukan kekerasan bersama dengan Aspiani,

Rahmadhan, Hermansyah dan Hairil. Terdakwa bersama Aspiani, Rahmadhan,

Hermansyah dan Hairil dengan tangan terbuka melakukan kekerasan terhadap korban

Bahtiar sehingga melukai wajah korban. Dengan demikian unsur “dengan terang-

terangan dan tenaga bersama melalukan kekerasan terhadap orang atau barang” telah

terpenuhi.

Page 74: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

63

c. Unsur “yang menyebabkan kematian”

Dalam kronologi perkara dijelaskan bahwa korban Bahtiar tangannya diborgol

dan disandarkan pada tiang listrik, kemudian terdakwa Rudiansyah, Aspiani,

Rahmadhan, Hermansyah, Hairil secara bergantian memukuli korban sehingga

mengeluarkan darah pada tubuh korban. Dengan demikian unsur “yang menyebabkan

kematian” telah terpenuhi.

Dari semua unsur dari Pasal 170 ayat (2) butir ke-3 KUHP telah terpenuhi,

maka terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan

tindak pidana “MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAP ORANG YANG

MENYEBABKAN KEMATIAN” sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Penuntut

Umum.

Sebagai perbuatan negatif, kejahatan yang terjadi dalam masyarakat tentunya

mendapat reaksi dari masyarakat tempat kejahatan itu terjadi. Reaksi ini bisa berupa

reaksi formal maupun reaksi informal. Dalam reaksi yang formal akan menjadi studi

bagaimana bekerjanya hukum dalam masyarakat, artinya dalam masalah ini akan

ditelaah proses bekerjanya hukum pidana manakala terjadi pelanggaran terhadap

hukum pidana tersebut. Proses ini berjalan sesuai dengan mekanisme sistem peradilan

pidana, yakni proses dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan sampai pelaksanaan

putusan di pengadilan.1

Hukum melindungi hak-hak atau kepentingan manusia sehingga ia tidak dapat

diperlakukan secara semena-mena oleh orang lain. Setiap manusia mendapat

perlindungan dari segi hukum baik orang itu adalah orang yang bebas atau bahkan

seseorang yang diduga melakukan tindak pidana. Maka tidak berhak seseorang

melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap orang lain karena sudah ada aparat

yang berwenang dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

1 Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, (Bandung, Nusa Media, 2010), h. 13

Page 75: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

64

Pada tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) dilakukan oleh dua

orang bahkan lebih, tidak jarang tindak pidana ini terjadi karena orang yang turut serta

melakukan tindak pidana main hakim sendiri.2 Adapun dalam rumusan Pasal 55 KUHP

dan Pasal 56 KUHP terdapat 5 peranan pelaku tindak pidana yaitu:

1. Orang yang melakukan (dader or doer).

Yang dimaksud pelaku (dader/doer) adalah orang yang melakukan suatu

perbuatan, pemeran/ pemain, orang tersebut telah memenuhi semua unsur delik

sebagaimana dirumuskan oleh undang-undang, baik unsur subjektif maupun

unsur objektif. Umumnya “pelaku” dapat diketahui dari jenis delik yakni delik

formil (pelakunya adalah barang siapa yang telah memenuhi perumusan delik

dalam undang-undang), delik materiil (pelakunya adalah barang siapa yang

menimbulkan akibat yang dilarang dalam perumusan delik), delik yang memuat

unsur kualitas atau kedudukan (pelakunya adalah barang siapa yang memiliki

unsur kualitas atau kedudukan sebagaimana dirumuskan).

2. Orang yang menyuruh melakukan (doenpleger).

Makna dari “menyuruh melakukan” (doenpleger) suatu tindak pidana

sebagaimana dimaksud oleh Pasal 55 ayat (1) sub.1 KUHP, syaratnya menurut

ilmu hukum pidana adalah bahwa orang yang disuruh itu tidak dapat

dipertanggung- jawabkan terhadap perbuatannya dan oleh karena itu orang

yang disuruh tidak dapat dihukum.

3. Orang yang turut melakukan (mededader).

Yang membedakan orang yang turut melakukan (mededader) dan orang yang

membantu melakukan (medeplichtige) adalah bahwa orang yang disebut

mededader itu secara langsung telah ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan

suatu tindak pidana yang telah diancam dengan hukuman oleh undang-undang,

atau telah secara langsung turut melakukan perbuatan atau turut melakukan

2 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika Aditama,

2003), h. 117

Page 76: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

65

perbuatan yang menyelesaikan tindak pidana yang bersangkutan. Sedang orang

yang disebut medeplichtige itu hanyalah memberi bantuan untuk melakukan

perbuatan seperti dimaksud di atas. 3

4. Orang yang sengaja membujuk (uitlokker).

Orang yang sengaja membujuk (uitlokker) dan orang yang menyuruh memiliki

persamaan yakni sama-sama menggerakkan orang lain. Adapun perbedaannya,

pada pertanggungjawaban orang yang menyuruh (doenpleger) si pelaku tidak

dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan orang yang sengaja membujuk si

pelaku dapat dipertanggungjawabkan.

5. Orang yang membantu melakukan (medeplichtige).

Orang yang membantu (medeplichtige) dapat disebut memenuhi unsur yang

bersifat subjektif apabila si pembantu memang mengetahui bahwa

perbuatannya dapat mempermudah atau dapat mendukung dilakukannnya suatu

kejahatan. Dan dijelaskan dalam Pasal 57 KUHP pertanggungjawaban pidana

orang yang membantu kejahatan adalah maksimum hukuman pokok yang

diancamkan atas kejahatan, dikurangi sepertiga bagi si pembantu.4

Pada perkara di atas perbuatan Terdakwa termasuk ke dalam turut serta dalam

melakukan tindak pidana, dan sebagai orang yang turut melakukan disebut mededader

yakni secara langsung ikut mengambil bagian dalam tindak pidana, dan dapat diancam

dengan pidana untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya pelaku dikenakan Pasal

dalam KUHP Pasal 170 ayat (2) butir ke-3 secara sengaja dan dengan tenaga bersama

melakukan kekerasan terhadap Bahtiar sampai pada akhirnya meninggal dunia.

Peristiwa main hakim sendiri sering kali terjadi di tengah-tengah masyarakat,

hal tersebut seakan-akan hal yang lumrah tanpa disadari perbuatan tersebut dapat

bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku. Akibatnya sistem penegakan hukum

tidak berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu keterlibatan dan kesadaran

3 Leden Marpaung, Asas, Teori, dan Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 78 4 Leden Marpaung, Asas, Teori, dan Praktik Hukum Pidana, h. 78-91

Page 77: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

66

masyarakat dalam penegakan hukum sangatlah penting, inisiatif anggota masyarakat

dapat melaporkan apabila terjadi kejahatan, sehingga dapat menggerakkan roda hukum

pidana.5

Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai praktik peradilan massa yang sering

terjadi merupakan perwujudan dari tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pranata

formal, termasuk proses penegakan hukum yang dinilai jauh dari dambaan rasa

keadilan yang diharapkan.6

Peradilan pidana selama ini lebih mengutamakan untuk mengadili tersangka

bukan untuk melayani kepentingan korban. Pandangan tersebut mendominasi praktik

peradilan pidana, akibatnya orang yang dilanggar haknya menderita akibat kejahatan

dan diabaikan oleh sistem peradilan pidana. Pengabaian kepentingan korban tersebut

tidak sesuai dengan prinsip penyelenggaraan negara hukum, dimana negara

berkewajiban untuk mengayomi semua pihak, baik pelaku kejahatan maupun korban

dari suatu tindak kejahatan.7

Kondisi keterpurukan hukum di Indonesia saat ini hanya mungkin diatasi jika

para penegak hukum lebih bertindak tegas, sehingga apa yang disebut benar dan adil

oleh masyarakat mampu diimplementasikan oleh para penegak hukum melalui

putusan-putusan hukum di pengadilan.8

Pada putusan pemidanaan hakim juga harus bisa memulihkan atau

mengembalikan hak-hak atau kepentingan korban yang terlangkahi oleh pelaku tindak

pidana. Sehingga penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana merupakan suatu

“ultimum remedium” yang mana hakim menjatuhkan pemidanaan kepada pelaku

membawa perubahan positif bagi pelaku dan bagi korban untuk mengembalikan hak-

5 Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum Perkembangan, Metode, dan Pilihan Masalah, (Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2002), h. 178 6 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang menyebabkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek

Hukum Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, (Jakarta: Ikatan

Hakim Indonesia, 2011), h. 65 7 Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, (Bandung: Nusa Media, 2010), h. 117 8 Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2008), h. 61

Page 78: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

67

hak atau kepentingan yang telah dilanggar oleh pelaku, dan dapat merubah pelaku

untuk tidak melakukan tindak pidana lagi.9

Meningkatnya praktik-praktik peradilan massa di Indonesia tentunya tidak

dapat ditinjau hanya dari satu sisi saja. Meskipun demikian, paling tidak ada upaya

untuk mencegah terjadinya berbagai tindakan anarkis lainnya yang bakal terjadi.

Pelanggaran hukum yang dilakukan oleh massa yang telah berwujud dalam bentuk

tindakan main hakim sendiri diperlukan penanganan yang lebih serius, karena jumlah

kekuatan massa biasanya jauh lebih besar daripada kekuatan penegak hukum sehingga

menjadi hambatan untuk menegakkan hukum yang seharusnya.

Ketentuan pidana sebagaimana termuat dalam Pasal 170 KUHP kita cermati

penjelasan mengenai tindakan apa saja yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok di

luar aturan undang-undang atau tindakan main hakim sendiri, maka dapat dikenakan

pasal tentang kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, namun hal

yang harus dicermati lagi kekerasan yang dilakukan oleh massa tidak mungkin untuk

menghukum seluruh peserta dalam tindakan anarkis tersebut, tetapi paling tidak

bagaimana upaya yang ditempuh untuk menemukan siapa yang menjadi otak

penggerak suatu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh massa.10

9 Noor Ichwan Ichlas Ria Adha, “Restorasi Peradilan Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan

Tahun XXV No. 295 Juni 2010, (Jakarta: Ikatan Hakim Indonesia, 2010), h. 56 10 Hodio Potimbang, “Faktor-Faktor yang melahirkan Peradilan Massa ditinjau dari Aspek

Hukum Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302 Januari 2011, h. 66

Page 79: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

68

C. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Tindak

Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Dalam deskripsi kasus perkara di atas, dapat diterapkan hukuman yang sesuai

menurut hukum Islam terhadap tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

adalah tergolong kepada sanksi qishash dan diyat.

Dalam hukum pidana Islam, bila terjadi tindak pidana, sanksi yang akan

dijatuhkan kepada pelaku akan melihat terlebih dahulu kepentingan korbannya dan

juga pelakunya kenapa sampai melakukan tindak pidana. Dengan adanya pembayaran

diyat atau denda yang dibayarkan oleh pelaku tindak pidana kepada korban, diharapkan

mampu memulihkan keharmonisan dalam masyarakat yang telah terganggu. 11

Pada ayat tentang qishash pembunuhan, tampak jelas bahwa Allah

memerintahkan secara umum kepada orang-orang yang beriman. Ini berarti dalam

pelaksanaannya perlu melibatkan otoritas berwenang, yaitu ulil umri atau pemerintah.

Dengan demikian pelaksanaan eksekusi qishash baik penganiayaan maupun

pembunuhan harus melibatkan pemerintah melalui mekanisme persidangan majelis

hakim di pengadilan.12

Dalam bukunya Asadulloh al-Faruq, suatu tindak pidana dalam hukum Islam

dapat dibuktikan secara meyakinkan tanpa ada keraguan sedikitpun, kemudian tindak

pidana tersebut baru dapat dibuktikan dengan pengakuan pelaku atau kesaksian dua

orang yang adil.13

Unsur-unsur yang mengakibatkan tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) berdasarkan kasus perkara di atas adalah sebagai berikut:

a. Unsur formil (al-rukn al-syar’i) yaitu unsur yang menyatakan bahwa seseorang

dapat dinyatakan sebagai pelaku jarimah, al-jani, atau dader kalau sebelumnya

telah ada nash atau undang-undang yang secara tegas melarang dan

11 Noor Ichwan Ichlas Ria Adha, “Restorasi Peradilan Pidana”, Majalah Hukum Varia Peradilan

Tahun XXV No. 295 Juni 2010, (Jakarta: Ikatan Hakim Indonesia, 2010), h. 52 12 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 33 13 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2009), h. 53

Page 80: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

69

menjatuhkan sanksi kepada pelaku. Pada perkara tersebut jelas bahwa pelaku

bernama Rudiansyah telah mengakui dan membenarkan identitas terdakwa di

persidangan dan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan kekerasan

terhadap korban Bahtiar yang menyebabkan kematian.

b. Unsur materiil (al-rukn al-madi) yaitu unsur yang menyatakan bahwa untuk

bisa dipidananya pelaku jarimah, pelaku harus benar-benar telah terbukti

melakukan baik bersifat positif (aktif melakukan sesuatu), maupun yang

bersifat negatif (pasif melakukan sesuatu). Pada kronologi perkara dijelaskan

bahwa terdakwa Rudiansyah turut secara langsung mengambil bagian dalam

tindak pidana dalam hal ini melakukan kekerasan yang mengakibatkan maut

terhadap Bahtiar.

c. Unsur moriil (al-rukn al-adabi) yaitu unsur yang menyatakan bahwa seorang

pelaku tindak pidana harus sebagai subjek yang bisa dimintai

pertanggungjawaban atau harus bisa dipersalahkan. Artinya, pelaku bukan

orang gila, anak di bawah umur, atau berada di bawah ancaman dan

keterpaksaan. Pada perkara di atas, pelaku secara sadar dan tidak ada unsur

paksaan dalam melakukan perbuatan kekerasan terhadap korban Bahtiar

sampai akhirnya ia meninggal dunia.14

Dalam tindak pidana dapat dilakukan oleh satu orang, atau jika tindak pidana

dilakukan lebih dari satu orang dinamakan turut serta dalam tindak pidana. Dalam

hukum Islam apabila beberapa orang secara bersama-sama melakukan suatu tindak

pidana maka perbuatannya itu disebut turut serta dalam melakukan tindak pidana atau

disebut al-isytirak.15 Turut serta dalam melakukan tindak pidana terbagi kepada turut

serta secara langsung, orang yang turut serta disebut peserta langsung (al-syarik al-

mubasyir). Dan turut serta secara tidak langsung (al-syarik al-mutasabbib).16

14 Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb 15 Ahmad Mawardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,

2006), h. 67 16 Ahmad Mawardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 68

Page 81: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

70

Turut serta secara langsung terjadi apabila orang yang melakukan tindak pidana

dengan nyata lebih beberapa orang. Melakukan tindak pidana tersebut bisa karena

kebetulan atau terjadi dengan tiba-tiba tanpa adanya kesepakatan sebelumnya

(tawafuq), atau tindak pidana terjadi karena telah direncanakan bersama-sama

(tamalu’). 17 Pengertian melakukan tindak pidana dengan nyata yaitu bahwa setiap

orang yang turut serta ikut masing-masing mengambil bagian secara langsung,

walaupun tidak sampai selesai. Jadi cukup dianggap sebagai turut serta secara langsung

apabila seseorang telah melakukan suatu perbuatan yang dipandang sebagai permulaan

pelaksanaan tindak pidana. 18 Dalam deskripsi perkara diketahui bahwa Rudiansyah

bersama-sama dengan Aspiani, Rahmadhan, Hermansyah dan Hairil melakukan

pemukulan secara bergantian terhadap korbannya Bahtiar. Tidak diketahui secara pasti

pukulan mana yang mengakibatkan korban meninggal dunia akan tetapi Rudiansyah

telah melakukan yang merupakan permulaan pelaksanaan tindak pidana pembunuhan.

Sehingga Rudiansyah dianggap sebagai orang yang turut serta secara langsung (al-

syarik al-mubasyir).19

Berbagai pandangan ulama fiqh, ulama Hanafiah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah

mengatakan bahwa dalam tamalu’ ada kesamaan keinginan para pelaku dalam suatu

tindakan meskipun tidak didahului dengan adanya kesepakatan di antara mereka

sebelumnya, sekiranya mereka bersama-sama melakukan tindak pidana itu secara

spontan meski tanpa didahului dengan adanya rencana atau kesepakatan sebelumnya.

Jadi tamalu’ memiliki makna lebih luas mencakup tindak pidana pengeroyokan yang

berarti tidak ada kesepakatan atau perencanaan sebelumnya dan mencakup

perkomplotan yang berarti sebelumnya sudah ada kesepakatan.20

Sementara itu, ulama Malikiyah mengatakan tamalu’ adalah bersepakat atau

berkomplot yaitu dua orang atau lebih yang bermaksud membunuh seseorang dan

17 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 90 18 Ahmad Mawardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 68 19 Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb 20 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, (Beirut: Dār al-Fikri, 1997), h. 564

Page 82: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

71

memukulinya. Jadi tamalu’ menghendaki kesepakatan yang dilakukan sebelumnya

untuk melakukan suatu tindak pidana, sedangkan tawafuq (terjadi secara spontan dan

kebetulan) dalam suatu aksi pelanggaran tidak dianggap sebagai tamalu’. Akan tetapi,

mereka semua tetap dihukum bunuh apabila mereka memiliki maksud dan niat untuk

melakukan serta hadir dalam tindak pidana tersebut, meskipun akhirnya yang

melakukan hanya seorang dari mereka sedangkan yang lain melihat atau mengawasi,

namun dengan syarat jika memang seandainya mereka dimintai untuk membantu

tindak pidana tersebut, maka mereka akan membantu. Menurut ulama Malikiyah,

orang-orang yang terlibat dalam suatu tindak pidana pembunuhan sebelumnya tidak

ada kesepakatan dan perkomplotan di antara mereka, maka mereka semua tetap

dihukum bunuh jika memang mereka ikut memukul secara sengaja atau menganiaya

sehingga korbannya mati di tempat itu juga, sementara pukulan-pukulan yang mereka

lakukan tidak bisa terbedakan antara yang satu dengan yang lainnya, atau bisa

terbedakan akan tetapi tidak diketahui mana pukulan yang mematikan dan yang

membunuh.21

Pada dasarnya banyaknya pelaku tindak pidana tidak mempengaruhi besarnya

hukuman yang pantas dijatuhkan atas mereka, yakni sama seperti melakukan tindak

pidana sendirian. Karena itu hukuman yang dijatuhkan atas orang yang turut serta

melakukan tindak pidana adalah sama seperti hukuman atas orang yang melakukan

tindak pidana sendirian meskipun ketika sedang bersama dengan lainnya, mereka tidak

melakukan seluruh perbuatan yang membentuk tindak pidana itu.22

Dalam kasus pembunuhan, berdasarkan kesepakatan para imam madzhab yang

empat, secara syara’ wajib menghukum qishash sekelompok orang karena membunuh

satu orang. Hal ini dalam rangka sadd al-dzari’ah (menutup celah yang bisa berpotensi

dijadikan sebagai pintu masuk kepada sesuatu yang dilarang). Karena jikalau tidak

dikenakan qishash semuanya, tentu itu akan berdampak pada pelaksanaan hukuman

21 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, h. 564 22 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jina’ῑ al-Islāmῑ, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1994), h.

363

Page 83: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

72

qishash tidak bisa dilakukan. Sebab jika demikian, tindakan pembunuhan dengan cara

dilakukan secara bersama-sama akan dijadikan sebagai trik dan rekayasa untuk

terhindar dari jeratan hukuman qishash.23

Kasus yang terjadi pada masa Umar bin Khattab radiallāhu ‘anhu dapat dipakai

sebagai dasar hukum mengenai penghukuman turut serta secara langsung untuk

menjatuhkan hukuman qishash kepada seluruh pelaku tindak pidana. 24 Yaitu ada

seorang suami meninggalkan istrinya di Kota Shan’a bersama dengan seorang anak

dari istrinya yang lain. Lalu si istri memiliki pria idaman lain dan diketahui oleh si anak

tersebut. Si istri tersebut kemudian berkata kepada pria idaman lain itu bahwa si anak

telah mengetahui perbuatan mereka karena itu bunuhlah anak itu. Namun si laki-laki

menolak sehingga menyebabkan wanita itu tidak mau lagi berhubungan dengan laki-

laki itu, sehingga laki-laki itu memenuhi permintaan untuk membunuh anak itu. Lalu

ia pun melakukan pembunuhan secara bersama-sama, yaitu laki-laki itu beserta wanita

itu dan yang membantunya dengan cara memutilasi anak itu dan menceburkannya ke

dalam sumur. Kemudian kejadian itu tersebar luas. Setelah itu amir Yaman menangkap

laki-laki itu dan ia pun mengakui perbuatannya kemudian para pelaku lain juga

mengakui perbuatan mereka. Amir Yaman mengirim sepucuk surat kepada Umar bin

Khattab, lalu Umar bin Khattab mengirim surat balasan yang berisikan agar mereka

semua dihukum qishash. Umar bin Khattab radiallāhu ‘anhu berkata,

ي هللا عنه ع يقال الشاف ر سع ي عن عن يي بن سع يد ، أخب رن مال ك، :ت عال رض ، أ ع ي د بن الي هللا عنه ق تل ن فرا خ عة ب ر بن الطاب رض ة أو سب لة، وق ج د ق ت لوه غ ي ر:لو ا ل واح ها ال ع شت رك ف ي

عا ي عاء لقت لت هم ج أهل صن Artinya: “Dari Imam Syafi’i berkata: “Telah menceritakan kepadaku Malik dari Yahya

bin Sa’id dari Sa’id bin al-Muassab bahwa Umar bin Khattab ra telah membunuh lima

atau tujuh orang sebab membunuh seorang laki-laki dengan cara tipu muslihat, dan

Umar bin Khattab ra berkata: Seandainya penduduk San’a ikut bersama-sama

membunuh anak itu, sungguh aku pasti akan menghukum bunuh mereka semua”.25

23 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, h. 560 24 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, h. 561 25 Diriwayatkan oleh Imam bin Malik dalam al-Muwatha’ dan aslinya dalam Hadis Shahih

Bukhari. Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 90

Page 84: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

73

Disamping itu, turut serta secara tidak langsung dikutip dalam bukunya Ahmad

Mawardi Muslich menurut Ahmad Hanafi adalah setiap orang yang melakukan

kesepakatan dengan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan tindak pidana atau

menyuruh orang lain atau memberikan bantuan dengan disertai kesengajaan.26 Orang

yang dianggap terlibat secara tidak langsung adalah siapa saja yang terlibat secara

sengaja dengan mengadakan perjanjian dengan orang lain untuk melakukan suatu

tindak pidana, atau karena ia memaksa, atau menyuruh, atau menghasut, atau memberi

bantuan, atau menjanjikan hadiah tertentu, atau karena alasan apapun yang bisa

menyebabkan terjadinya suatu tindak pidana.27

Menurut Jumhur selain ulama, dalam perkara pembunuhan pelaku langsung

dan tidak langsung dapat bersama-sama dijatuhkan hukuman. Walaupun dalam

paksaan untuk melakukan pembunuhan, baik pihak yang memaksa maupun pihak yang

menyelenggarakan pembunuhan keduanya sama-sama dijatuhi hukuman qishash

karena pada faktanya ia telah menyelenggarakan pembunuhan itu dan pihak yang

memaksa adalah pihak yang menyebabkan terjadinya pembunuhan itu (mutasabbib).

Menurut ulama Malikiyah menyatakan dengan tegas hukuman qishash, karena pelaku

yang memegangi korban adalah sebagai mutasabbib dan rekannya yang bertugas

membunuh adalah sebagai pelaku langsung.28

Sedangkan menurut Imam Malik, turut serta tidak langsung, bagaimanapun

cara dan bentuk keturutsertaannya dianggap sebagai pelaku langsung, yakni bila ia

hadir dan menyaksikan terjadinya tindak pidana, apabila pelaku langsung tidak

sanggup melaksanakan tugas yang ia suruh, pasti ia (pelaku tidak langsung) akan

melaksanakan atau turut serta dalam melaksanakan tindak pidana itu. Berdasarkan teori

Imam Malik, pelaku dijatuhi hukum qishash seketika dirinya dianggap sebagai pelaku

langsung.29

26 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, (Beirut: Mu’assasah al-Risalah, 1994), h.

62 27 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 91 28 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū, h. 575 29 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, h. 372-373

Page 85: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

74

Pada perkara tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) perbuatan

pelaku termasuk ke dalam pembunuhan semi sengaja berdasarkan unsur-unsur

pembunuhan semi sengaja bahwa perbuatan pelaku tersebut disertai niat kesengajaan

untuk memberikan pelajaran atau melukai atau memberi pukulan dengan tangan pada

umumnya tindakan tersebut tidak bisa membunuh seseorang, tetapi ternyata korban

yang menjadi sasarannya yaitu Bahtiar meninggal dunia.30

Pelaku pembunuhan dalam jenis ini memiliki kesengajaan untuk melakukan

tindakan tertentu yaitu memberi pelajaran kepada korban, tetapi dia tidak memiliki niat

atau kehendak untuk membunuh. Pada kronologi perkara jelas dikatakan bahwa pelaku

memukul korban dengan tangan kosong (terbuka) secara bergantian sehingga

menimbulkan luka pada tubuh korban. Dan tidak diketahui luka mana yang

mengakibatkan matinya korban.31

Ciri khusus dalam pembunuhan semi sengaja adalah adanya unsur kesengajaan

dan ketidaksengajaan. Unsur sengaja dapat ditemui pada kesengajaan tindakan

pelakunya untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang ditujukan pada orang lain

atau korbannya, tetapi tidak berniat membunuh. Sedangkan unsur ketidaksengajaan

dapat dilihat dari tidak adanya niat atau kehendak pelaku untuk membunuh orang lain

atau korbannya, tetapi orang itu meninggal dunia.32

Dikutip dalam bukunya M. Nurul Irfan, dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah

bahwa jika pelaku tidak sengaja membunuh tetapi ia hanya bermaksud menganiaya,

tindakannya tidak termasuk pembunuhan sengaja walaupun tindakan pelaku itu

mengakibatkan kematian korban. Dalam kondisi demikian, pembunuhan tersebut

termasuk ke dalam kategori pembunuhan semi sengaja sebagaimana dikemukakan oleh

ulama fiqh.33

30 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 48 31 Putusan Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb 32 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 48-49 33 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 38

Page 86: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

75

Pendapat ulama fiqh mengenai pembunuhan semi sengaja, menurut Hanafiyah

merupakan pembunuhan dimana pelaku sengaja memukul korban dengan tongkat,

batu, cambuk, tangan, atau benda lain yang mengakibatkan kematian. Akan tetapi

dalam pembunuhan semi sengaja adanya kekeliruan terlihat dari ketiadaan untuk

membunuh.34 Sedangkan menurut Imam Syafi’i pembunuhan semi sengaja merupakan

perbuatan yang sengaja dilakukan dalam pemukulannya, dan keliru dalam

pembunuhannya. Artinya pemukulan yang dilakukan terhadap seseorang (korban)

tidak untuk membunuhnya, akan tetapi pukulan tersebut dapat mematikan korban.35

Sisi perbedaan bahwa dalam hukum positif tidak mengenal istilah pembunuhan

semi sengaja sedangkan pada hukum pidana Islam, pemukulan atau kekerasan yang

mengakibatkan kematian tersebut dikategorikan sebagai pembunuhan seperti disengaja

atau semi sengaja.36

Dapat disimpulkan bahwa hukuman yang pantas bagi terdakwa Rudiansyah,

Aspiani, Rahmadhan, Hermansyah, dan Hairil menurut hukum Islam adalah sanksi

qishash sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Jika dibandingkan Putusan

Nomor 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb menyatakan bahwa hukuman yang dijatuhkan

kepada terdakwa hanya hukuman penjara selama 1 tahun 4 bulan. Sedangkan hukuman

yang dijatuhkan menurut hukum Islam adalah sanksi qishash, atau apabila dimaafkan

oleh keluarga korban maka pelaku wajib membayar diyat mughallazah kepada

keluarga korban.

Beberapa aspek keadilan yang dapat diraih jika menerapkan hukum pidana

Islam sebagai berikut:

1. Dari sisi pelaku kejahatan, hukum pidana Islam memberikan ketentuan yang

jelas dan syarat yang ketat terhadap pemberlakuan sanksi agar diperoleh

keadilan bagi keluarga korban, sehingga mereka tidak menaruh dendam atau

34 Ahmad Mawardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 77 35 Ibnu Rusyd, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtasid, (Mesir: Dār al-Ihya al-Kutub al-

Arabiyyah, 2012), h. 510 36 Abdul Qadir Audah, al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ, h. 255

Page 87: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

76

membalas dengan balasan yang lebih kejam kepada pelaku. Hukuman qishash

dan diyat dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh masyarakat sehingga tidak

mudah menumpahkan darah orang lain.

2. Dari sisi keluarga korban, keluarga korban bisa memilih antara qishash atau

diyat atau memaafkan pelaku. Dalam hal ini kepentingan korban atau keluarga

korban sangat diperhatikan. Sedangkan dalam hukum pidana positif hanya

fokus dalam menangani pelaku dan tidak ada upaya untuk meringankan

penderitaan korban atau keluarga korban.

3. Dari sisi penegak hukum. Hukum Islam memiliki landasan yang kuat, jelas, dan

tidak dapat diubah oleh siapapun yaitu al-Qur’an dan hadis. Dengan demikian

tidak ada upaya untuk mengubah aturan atau mengenyampingkannya. Jika

seorang penegak hukum berpaling dari ketentuan hukum Islam akan dengan

sangat mudah mengetahuinya, sehingga tertutup kemungkinan aparat penegak

hukum berbuat sewenang-wenang.

4. Dari sisi masyarakat, masyarakat tentu menginginkan suatu keadaan yang jauh

dari berbagai ketidakadilan, baik yang ditimbulkan oleh pelaku tindak pidana

berupa kejahatan-kejahatan, maupun akibat dari terjadinya tindak pidana.

Hukum pidana Islam memberikan solusi bagi masyarakat yaitu dengan adanya

ancaman hukuman yang berat, maka berpengaruh kejahatan akan berkurang.

Pelaku kejahatan diberikan sanksi hukuman yang berat sehingga akan

menimbulkan efek jera, sedangkan bagi orang lain dapat dijadikan pelajaran

untuk tidak melakukan tindak pidana di kemudian hari.37

37 Asadulloh al-Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 100-101

Page 88: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) merupakan perbuatan

sewenang-wenang terhadap orang lain, mengambil hak tanpa mengindahkan hukum,

dengan kehendaknya sendiri melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan luka

atau cidera pada orang lain bahkan sampai menyebabkan kematian. Dalam kasus ini

tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang mengakibatkan kematian

merupakan sebuah tindak pidana kejahatan terhadap jiwa, sehingga haruslah ada sanksi

bagi pelakunya. Sanksi bagi pelaku tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting)

menurut hukum pidana positif adalah Pasal 170 ayat (2) butir ke-3 KUHP yaitu

kekerasan terhadap orang atau barang yang mengakibatkan kematian diancam dengan

pidana penjara paling lama 12 tahun. Kemudian menurut Pasal 351 ayat (3) KUHP

yaitu mengenai perbuatan penganiayaan yang mengakibatkan kematian diancam

dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.

Sedangkan dalam hukum pidana Islam, tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) termasuk ke dalam jarimah qishash dan diyat. Perbuatan tersebut

termasuk ke dalam tindak pidana terhadap jiwa dan tindak pidana atas selain jiwa atau

penganiayaan. Tindak pidana terhadap jiwa yaitu pembunuhan (al-qatl) yang

digolongkan kepada tiga macam, yaitu pembunuhan yang disengaja (qatl al-‘amd),

pembunuhan semi sengaja (qatl sibhu al-‘amd), dan pembunuhan karena kesalahan

(qatl al-khata’). Pada tindak pidana main hakim sendiri (eigenrichting) yang

menyebabkan kematian, perbuatan pelaku termasuk ke dalam pembunuhan semi

sengaja (qatl sibhu al-‘amd). Karena adanya unsur kesengajaan untuk memberikan

pelajaran atau melukai atau memberi pukulan dengan tangan yang pada umumnya tidak

bisa membunuh seseorang, sedangkan ketidaksengajaan bahwa dari perbuatan tersebut

korbannya meninggal dunia.

Page 89: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

78

Pada Putusan Pengadilan Negeri Barabai Nomor: 235/ Pid.B/ 2017/ PN.Brb,

hakim memvonis pelaku dengan hukuman 1 tahun 4 bulan penjara. Sedangkan dalam

hukum pidana positif pada Pasal 170 ayat (2) butir ke-3 KUHP, hukuman maksimum

adalah 12 tahun penjara. Tetapi dalam putusannya hakim hanya menjatuhkan vonis 1

tahun 4 bulan berdasarkan pertimbangan hakim. Begitu juga bahwa hukuman yang

dijatuhkan oleh hakim tidak sesuai dengan hukum Islam yang mewajibkan qishash

kepada pelaku, atau apabila dimaafkan oleh keluarga korban maka pelaku wajib

membayar diyat mughallazah kepada keluarga korban.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan beberapa

buah pikiran sebagai saran, yang semoga bermanfaat kedepannya bagi masyarakat atau

aparat penegak hukum dalam menghadapi tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat agar tidak terjadi lagi kasus tindak pidana main hakim sendiri

(eigenrichting) dan meningkatkan kepercayaan kepada aparat penegak hukum

untuk menindaklanjuti apabila terjadi tindak pidana.

2. Bagi kepolisian agar bertindak cepat dalam menangkap pelaku tindak pidana yang

meresahkan masyarakat.

3. Bagi Majelis Hakim dalam menjatuhkan hukuman memperhatikan aspek keadilan

bagi korban, tidak hanya menghukumi tersangka dalam rangka memberikan

pelajaran kepada tersangka, maupun masyarakat agar tidak melakukan tindak

pidana main hakim sendiri.

Page 90: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

79

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia

Ali, Mahrus. 2012. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Cet. Ke-2. Jakarta: Sinar Grafika

Ali, Zainuddin. 2008. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Al-Faruq, Asadulloh. 2009. Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam. Jakarta: Ghalia

Indonesia

Al-Jauziyyah, Ibn al-Qayyim. 1985. ‘Alām al-Muwāqqi’ῑn Min Rabb al‘Ālamῑn.

Beirut: Dār Al-Fikri

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 2003. Ensiklopedi Muslim. Cet. Ke-4. Jakarta: Dārul Falah

Al-Jurjani, Ali bin Muhammad. 1999. Al-Ta’rῑfāt. Beirut: Dār al-Kutub al-Arabi

Al-Khasani, Alauddin. 1996. Bada’ῑ Al-Sanna’ῑ fi Tartibi Al-Syara’ῑ. Beirut: Dār al-

Kitab al-‘Arabi

Al-Malik, Abdurrahman. 2002. Sistem Sanksi dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul

Izzah

Al-Qurthubi, Imam. 2008. Tafsir al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam

Al-Zuhaili, Wahbah. 1997. Al-Fiqh al-Islāmῑ wa adillātuhū. Beirut: Dār Al-Fikri

Apeldoorn, LJ. 1990. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Pranindya Paramita

Anita, Susi. 2017. Tindakan Main Hakim Sendiri di Kota Makassar. Makassar:

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Arief, Barda Nawawi. 1996. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: Citra

Aditya Bakti

_________________2005. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan

Hukum Pidana. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Assaf, Ahmad Muhammad. 1988. Al-Ahkam al-Fiqhῑyyah fi Madzahῑb al-Islāmῑyyah

al-Arba’ah. Beirut: Dār Ihya al-Ulum

Atmasasmita, Romli. 1995. Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi. Bandung:

Mandar Maju

Audah, Abdul Qadir. 1994. Al-Tasyrῑ’ al-Jinā’i al-Islāmῑ. Beirut: Muassasah al-

Risalah

Page 91: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

80

Gunadi, Ismu. 2014. Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana. Jakarta: Prenada

Media Group

Hanafi, Ahmad.1967. Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang

Hamzah, Andi. 1986. Kamus Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia

____________. 1994. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: PT Rineka Cipta

____________. 2014. KUHP dan KUHAP. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ikatan Hakim Indonesia. 2010. Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXV No. 295

Juni 2010. Jakarta: Ikatan Hakim Indonesia

Ikatan Hakim Indonesia. 2011. Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVII No. 302

Januari 2011. Jakarta: Ikatan Hakim Indonesia

Ikram, Febry Nur. 2015. Tinjauan Kriminologis Tindakan Main Hakim Sendiri di Kota

Makassar. Makassar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Irfan, M. Nurul, Masyrofah. 2015. Fiqh Jinayah. Jakarta: Amzah

_____________. 2016. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah

Jaelani, Achmad. 2011. Tindak Pidana Pengeroyokan Yang Mengakibatkan Luka

Berat dalam Pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif. Jakarta: Fakultas

Syariah Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Khallaf, Abdul Wahab. 1993. Ilmu Ushul Fikih. Jakarta: Rineka Cipta

Lamintang, P.A.F., Theo Lamintang. 2012. Kejahatan terhadap Nyawa Tubuh dan

Kesehatan. Cet. Ke-2. Jakarta: Sinar Grafika

Marpaung, Leden. 2008. Asas, Teori, dan Praktik Hukum Pidana. Jakarta: Sinar

Grafika

Mertokusumo, Sudikno. 2010. Hukum Acara Perdata di Indonesia. Yogyakarta:

Liberty

___________________. 2003. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta:

Liberty

Moeljatno. 2008. Asas-Asas Hukum Pidana. Cet. Ke-8. Jakarta: Rineka Cipta

Muladi, dan Barda Nawawi Arief. 1992. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: PT.

Alumni

Page 92: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

81

Muslich, Ahmad Mawardi. 2006. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta:

Sinar Grafika

Panjaitan, Chandro. 2017. Penyebab Terjadinya Tindakan Main Hakim Sendiri

(Eigenrichting) Yang Mengakibatkan Kematian. Jakarta: Universitas

Tarumanegara

Prasetyo, Teguh. 2010. Kriminalisasi dalam Hukum Pidana. Bandung: Nusa Media

Rahardjo, Satjipto. 2002. Sosiologi Hukum Perkembangan, Metode, dan Pilihan

Masalah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Resty, Yuniar Dwi. 2018. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Main Hakim Sendiri

Terhadap Pelaku Pencurian Ditinjau dari Perspektif Hukum Pidana di

Indonesia. Bandung: Fakultas Hukum Universitas Pasundan

Rusyd, Ibnu. 2012. Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtasid. Mesir: Dār al-Ihya

al-Kutub al-Arabiyyah

Sabiq, Sayyid. 1980. Fikih Sunnah. Beirut: Dār al-Fikri

Saleh, Roeslan. 1983. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana: Dua

Dasar dalam Hukum Pidana. Cet. Ke-3. Jakarta: Aksara Baru

Santoso, Topo. 2003. Membumikan Hukum Pidana Islam. Cet. Ke-1. Jakarta: Gema

Insani

Soejono. 1999. Metodologi Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Soemitro, Ronny Hanitijo. 1985. Beberapa Masalah dalam Studi Hukum dan

Masyarakat. Bandung: Remaja Karya

Sudarsono. 2011. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika

Sudarto. 1998. Hukum Pidana I. Semarang: Bahan Penyedia Bahan-Bahan Kuliah

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

______. 2006. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: PT Alumni

Suma, Muhammad Amin. 2001. Pidana Islam di Indonesia: Peluang, Prospek, dan

Tantangan dalam Menepis Citra Negatif Hukum Pidana Islam. Jakarta: Pustaka

Firdaus

Page 93: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

82

Syaltut, Mahmud. 1966. Al-Islām al-Aqidāh wa al-Shariāh. Beirut: Dār al-Qolam

Tresna, R. 1959. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: PT Tiara

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Hak Asasi Manusia

Utrecht, E. 1960. Hukum Pidana I: Suatu Pengantar Hukum Pidana untuk Tingkat

Pelajaran Sarjana Muda Hukum, Suatu Pelajaran Umum. Bandung: Penerbit

Universitas

Yusuf, Imaning. 2009. Fiqh Jinayah Hukum Pidana Islam. Palembang: Rafah Press

Zahrah, Muhammad Abu. 1998. Al-Jarῑmah wa al-Uqūbah fi Fiqh al-Islāmῑ. Kairo:

Dār al-Fikri al-Arabi

Page 94: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

P U T U S A N

Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Barabai yang mengadili perkara pidana dengan acara

pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut

dalam perkara Terdakwa :

1. Nama lengkap : RUDIANSYAH Als RUDI Bin JUHRIANSYAH;

2. Tempat lahir : Barabai;

3. Umur/tanggal lahir : 37 tahun / 06 Juni 1980;

4. Jenis kelamin : Laki-laki;

5. Kebangsaan : Indonesia;

6. Tempat tinggal : Jl. Brigjen H. Baseri Rt.010/004 Desa Bukat

Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

7. Agama : Islam;

8. Pekerjaan : Wakar;

9. Pendidikan : SD kelas V (tidak tamat);

Terdakwa ditangkap pada tanggal 4 September 2017;

Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh :

1. Penyidik sejak tanggal 5 September 2017 sampai dengan tanggal 24

September 2017;

2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 25 September 2017 sampai

dengan tanggal 3 November 2017;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 30 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 18

November 2017;

4. Majelis Hakim sejak tanggal 14 November 2017 sampai dengan tanggal 13

Desember 2017;

5. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Barabai sejak tanggal 14

Desember 2017 sampai dengan tanggal 11 Februari 2018;

Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum yang bernama H. FUAD

SYAKIR, S.H. Advokat-Pengacara-Penasihat Hukum dari Kantor Hukum H. FUAD

SYAKIR, S.H. & Rekan yang berkantor di Jalan Putera Harapan Rt.03/II No.45

Matang Ginalon Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Propinsi

Kalimantan Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 19 November 2017

yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Barabai Nomor

8/SKK/Pid/2017/PN Brb tanggal 21 November 2017;

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca :

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 95: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Barabai Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

tanggal 14 November 2017 tentang penunjukan Majelis Hakim;

- Penetapan Majelis Hakim Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb tanggal 14 November

2017 tentang penetapan hari sidang;

- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa serta

memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh

Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa RUDIANSYAH Alias RUDI Bin JUHRIANSYAH terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan

terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan

terhadap orang atau barang mengakibatkan maut” sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 170 Ayat (2) Ke-3 KUHP dalam dakwaan Kesatu;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RUDIANSYAH Alias RUDI Bin

JUHRIANSYAH berupa pidana penjara selama 1 (satu) Tahun dan 8

(delapan ) Bulan dikurangi selama terdakwa dalam tahanan dengan perintah

agar terdakwa tetap ditahan;

3. Menetapkan barang bukti berupa :

1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna abu-abu yang ada

noda darahnya;

1 (satu) lembar celana panjang Levis warna biru yang ada noda darahnya;

Dipergunakan dalam perkara lain an. Terdakwa RAHMADHAN Alias MADAN

Bin JUHRIANSYAH;

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima

ribu rupiah);

Setelah mendengar Pembelaan (pledoi) melalui Penasihat Hukum

Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa Penasihat Hukum terdakwa akan melihat dari beberapa hal yang

menjadi fakta di persidangan, dengan diberitahukannya bahwa kompor gas

milik saksi MINTO yang hilang dan ternyata ditemukan telah dicuri oleh korban

BAHTIAR, seharusnya pihak polisi memproses ditemukannya barang bukti

yang hilang tersebut, dan ditemukannya barang bukti kompor gas milik saksi

MINTO tersebut, bukannya kepada saksi MINTO yang diminta mengadu atau

melaporkan kasusnya tersebut, karena kasus hilangnya dan ditemukannya

kompor gas tersebut bukan delik aduan, dalam artian saksi MINTO harus

mengadu dulu baru perkaranya jalan, karena dicarinya barang bukti kompor

gas itu bukan delik aduan maka Pihak Polisi harus memproses perkara

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 96: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

tersebut setelah dilihat dan dipelajari dengan seksama ternyata telah

memenuhi unsur pasal yang dituduhkan kepada tersangka tersebut. Dan

dengan diketemukannya korban BAHTIAR dengan barang bukti berupa 1

(satu) buah kompor gas (dalam hal ini korban BAHTIAR memang mengakui

bahwa dialah yang mencuri kompor gas milik saksi MINTO tersebut) sudah

sepatutnya berdasarkan hukum yang berlaku maka korban BAHTIAR

seharusnya di tangkap dan dijebloskan ke sel tahanan, bukannya dilepaskan

dari pertanggungj awaban pidana sebagai pencuri kompor gas milik MINTO;

- Bahwa dengan ditahannya Tersangka atau korban BAHTIAR oleh Penyidik

secara pasti pihak Penyidik akan melakukan tindakan hukum, yaitu melakukan

pembantaran atau membawa Tersangka BAHTIAR dalam rangka melakukan

pengobatan terhadap luka-luka yang telah diderita oleh Tersangka BAHTIAR,

tapi yang jelas luka-luka dari Tersangka BAHTIAR secara pasti akan terobati

dan tertangani dengan segera oleh Pihak Penyidik Polres Hulu Sungai

Tengah, dan setelah itu dalam jeda waktu setelah dipulangkannya Korban

BAHTIAR dari Polres Hulu Sungai Tengah sampai Korban BAHTIAR

meninggal dunia itu tidak termonitor dalam pembuktian saudara JPU ini, apa

saja perbuatan hukum yang dilakukan oleh Korban BAHTIAR, sampai korban

BAHTIAR meninggal dunia;

- Bahwa berdasarkan keterangan saksi ahli dr. EKO BUDIYONO Bin

PARDJANDJIANTO dipersidangan, bahwa korban BAHTIAR alias IY AR pada

saat dibawa dan tiba di Rumah Sakit Barabai sudah dalam keadaan

meninggal dunia. Untuk pasien yang datang dalam keadaan meninggal dunia,

maka yang seharusnya dilakukan oleh dokter adalah menggunakan Outopsi

atau Bedah Mayat Forensik, bukan hanya dengan melihat dan memperhatikan

dengan seksama keadaan lisik si pasien yang meninggal dunia tersebut;

- Bahwa dalam perkara ini karena keterangan saksi ahli tidak dapat

memberikan ketegasan apa yang menyebabkan kematian korban BAHTIAR

alias IY AR Bin TUHALUS adalah akibat apa ? apakah akibat perbuatan

terdakwa sehingga korban meninggal dunia, hal ini tidak dapat dibuktikan

secara pasti;

- Bahwa dengan demikian unsur mengakibatkan maut/mati tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan;

- Bahwa berdasarkan semua uraian Nota Pembelaan kami sebagai Penasihat

Hukum Terdakwa, maka kami memohon kepada Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili Terdakwa untuk menjatuhkan putusan yang tepat

dan yang seadil-adilnya kepada diri Terdakwa;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 97: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum (replik) secara lisan

terhadap Pembelaan/Pledoi Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya

Penuntut Umum tetap pada tuntutannya semula;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut

Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut :

KESATU:

Bahwa terdakwa RUDIANSYAH Alias RUDI Bin JUHRIANSYAH bersama-

sama dengan saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI (dilakukan dalam

penuntutan terpisah), saksi RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH

(dilakukan dalam penuntutan terpisah), HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) dan H.

HAIRIL Alias IRIL (DPO) pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar pukul 02.00

Wita atau setidak tidaknya pada waktu lain dalam bulan Juli 2017, bertempat di

Pasar Keramat Barabai, Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah

atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Barabai yang berwenang untuk memeriksa dan

mengadili perkara, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama

menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang mengakibatkan korban

BAHTIAR Alias IYAR meninggal dunia. Perbuatan tersebut dilakukan oleh

terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

- Bermula pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 01.00 Wita terdakwa

bersama- sama saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH (dilakukan penuntutan

terpisah), HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) sedang bertugas sebagai penjaga

malam di Pasar Keramat Barabai, sekitar jam 02.00 Wita terdakwa terbangun

lalu melihat saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN

Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH, HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) dan H.

HAIRIL Alias IRIL (DPO) membawa korban BAHTIAR Alias IYAR yang mana

kedua tangan sudah terborgol dibelakang, lalu H. HAIRIL Alias IRIL (DPO)

menyandarkan korban BAHTIAR Alias IYAR ditiang listrik selanjutnya kedua

tangan korban BAHTIAR Alias IYAR diborgol di tiang listrik tersebut, karena

korban BAHTIAR Alias IYAR berbelit- belit menjawab yang sebelumnya dituduh

mencuri, sehingga terdakwa menjadi emosi, tiba- tiba terdakwa langsung

memukul korban dengan tangan kosong yang mengenai wajah korban dan

pada saat itu juga saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH, HERMANSYAH Alias IHIR

(DPO) dan H. HAIRIL Alias IRIL (DPO) langsung ikut memukuli korban secara

bergantian dengan menggunakan tangan kosong hingga muka korban babak

belur dan mulut korban mengeluarkan darah;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 98: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

- Bahwa sesuai dengan hasil Visum Et Repertum No. KH. 370/47/Katib/2017

tanggal 02 Agustus 2017 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. EKO

BUDIYONO dokter pada Rumah Sakit Umum H. Damanhuri Barabai di Barabai

atas nama BAHTIAR Alias IYAR, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Kesimpulan :

Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal dunia;

Ditemukan luka memar kebiruan dikelopak mata koma bibir koma empat gigi

atas patah;

Ditemukan memar di dada kanan;

- Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor :

440/497/SKM/RSUD-BRB/2017 tanggal 02 Agustus 2017 yang dibuat dan

ditandatangani oleh dr. EKO BUDIYONO dokter pada Rumah Sakit Umum H.

Damanhuri Barabai yang menerangkan korban yang bernama BAHTIAR Alias

IYAR pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 pukul 23.30 Wita sudah dalam

keadaan meninggal dunia;

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 170 ayat (2) ke- 3

KUHP;

ATAU

KEDUA :

Bahwa terdakwa RUDIANSYAH Alias RUDI Bin JUHRIANSYAH bersama-

sama dengan saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI (dilakukan dalam

penuntutan terpisah), saksi RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH

(dilakukan dalam penuntutan terpisah), HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) dan H.

HAIRIL Alias IRIL (DPO) pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar pukul 02.00

Wita atau setidak tidaknya pada waktu lain dalam bulan Juli 2017, bertempat di

Pasar Keramat Barabai, Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah

atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Barabai yang berwenang untuk memeriksa dan

mengadili perkara, baik secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sebagai orang

yang melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan, telah

melakukan penganiayaan yang mengakibatkan korban BAHTIAR Alias IYAR

meninggal dunia. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara antara

lain sebagai berikut :

- Bermula pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 01.00 Wita terdakwa

bersama- sama saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH (dilakukan penuntutan

terpisah), HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) sedang bertugas sebagai penjaga

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 99: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

malam di Pasar Keramat Barabai, sekitar jam 02.00 Wita terdakwa terbangun

lalu melihat saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN

Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH, HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) dan H.

HAIRIL Alias IRIL (DPO) membawa korban BAHTIAR Alias IYAR yang mana

kedua tangan sudah terborgol dibelakang, lalu H. HAIRIL Alias IRIL (DPO)

menyandarkan korban BAHTIAR Alias IYAR ditiang listrik selanjutnya kedua

tangan korban BAHTIAR Alias IYAR diborgol di tiang listrik tersebut, karena

korban BAHTIAR Alias IYAR berbelit- belit menjawab yang sebelumnya dituduh

mencuri, sehingga terdakwa menjadi emosi, tiba- tiba terdakwa langsung

memukul korban dengan tangan kosong yang mengenai wajah korban dan

pada saat itu juga saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH, HERMANSYAH Alias IHIR

(DPO) dan H. HAIRIL Alias IRIL (DPO) langsung ikut memukuli korban secara

bergantian dengan menggunakan tangan kosong hingga muka korban babak

belur dan mulut korban mengeluarkan darah.

- Bahwa sesuai dengan hasil Visum Et Repertum No. KH. 370/47/Katib/2017

tanggal 02 Agustus 2017 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. EKO

BUDIYONO dokter pada Rumah Sakit Umum H. Damanhuri Barabai di Barabai

atas nama BAHTIAR Alias IYAR, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Kesimpulan :

Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal dunia;

Ditemukan luka memar kebiruan dikelopak mata koma bibir koma empat gigi

atas patah;

Ditemukan memar di dada kanan;

- Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor :

440/497/SKM/RSUD-BRB/2017 tanggal 02 Agustus 2017 yang dibuat dan

ditandatangani oleh dr. EKO BUDIYONO dokter pada Rumah Sakit Umum H.

Damanhuri Barabai yang menerangkan korban yang bernama BAHTIAR Alias

IYAR pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 pukul 23.30 Wita sudah dalam

keadaan meninggal dunia.

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 351 ayat (3) jo.

Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP;

ATAU

KETIGA:

Bahwa terdakwa RUDIANSYAH Alias RUDI Bin JUHRIANSYAH pada hari

Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar pukul 02.00 Wita atau setidak tidaknya pada

waktu lain dalam bulan Juli 2017, bertempat di Pasar Keramat Barabai,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 100: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah atau setidak-tidaknya pada

suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Barabai yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara, dengan

sengaja melakukan penganiayaan. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa

dengan cara antara lain sebagai berikut :

- Bermula pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 01.00 Wita terdakwa

bersama- sama saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH (dilakukan penuntutan

terpisah), HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) sedang bertugas sebagai penjaga

malam di Pasar Keramat Barabai, sekitar jam 02.00 Wita terdakwa terbangun

lalu melihat saksi ASPIANI Alias ASPI Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN

Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH, HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) dan H.

HAIRIL Alias IRIL (DPO) membawa korban BAHTIAR Alias IYAR yang mana

kedua tangan sudah terborgol dibelakang, lalu H. HAIRIL Alias IRIL

menyandarkan korban BAHTIAR Alias IYAR ditiang listrik selanjutnya kedua

tangan korban BAHTIAR Alias IYAR diborgol di tiang listrik tersebut, karena

korban BAHTIAR Alias IYAR berbelit- belit menjawab yang sebelumnya dituduh

mencuri, sehingga terdakwa menjadi emosi, tiba- tiba terdakwa langsung

memukul korban dengan tangan kosong yang mengenai wajah korban hingga

muka korban babak belur dan mulut korban mengeluarkan darah.

- Bahwa sekitar jam 06.00 Wita terdakwa bersama dengan saksi ASPIANI Alias

ASPI Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN Alias MADAN Bin JUHRIANSYAH,

HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) dan H. HAIRIL Alias IRIL (DPO) membawa

korban menuju rumah saksi ARIFIN Bin TUHALUS di Desa Banua Rantau,

Kecamatan Batang Alai Selatan dengan menggunakan 1 (satu) unit mobil merk

FEROZA warna hijau milik H. HAIRIL Alias IRIL, sesampainya di rumah saksi

ARIFIN Bin TUHALUS, korban diturunkan ke dalam rumah untuk menunjukkan

tempat menyimpan barang curian berupa laptop, setelah mencari laptop

tersebut dan tidak menemukan di rumah saksi ARIFIN Bin TUHALUS, terdakwa

memukul dengan tangan kosong kepada korban BAHTIAR Alias IYAR dan

mengenai wajah korban BAHTIAR Alias IYAR.

- Bahwa sesuai dengan hasil Visum Et Repertum No. KH. 370/47/Katib/2017

tanggal 02 Agustus 2017 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. EKO

BUDIYONO dokter pada Rumah Sakit Umum H. Damanhuri Barabai di Barabai

atas nama BAHTIAR Alias IYAR, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Kesimpulan :

Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal dunia;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 101: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Ditemukan luka memar kebiruan dikelopak mata koma bibir koma empat gigi

atas patah;

Ditemukan memar di dada kanan;

- Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor :

440/497/SKM/RSUD-BRB/2017 tanggal 02 Agustus 2017 yang dibuat dan

ditandatangani oleh dr. EKO BUDIYONO dokter pada Rumah Sakit Umum H.

Damanhuri Barabai yang menerangkan korban yang bernama BAHTIAR Alias

IYAR pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 pukul 23.30 Wita sudah dalam

keadaan meninggal dunia;

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 351 ayat (1) KUHP;

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa tidak

mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum

telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut :

1. ARIFIN Bin TUHALUS dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut :

Bahwa saksi diperiksa sehubungan korban Bahtiar Als Iyar yang dipukul

orang;

Bahwa saksi tidak mengetahui kapan dan dimana kejadiannya;

Bahwa yang saksi tahu, pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam

07.00 Wita ada datang Terdakwa, sdr. IRIL, sdr. IHIR, saksi RAHMADHAN

dan saksi ASPI ke rumah saksi di Jl. Merdeka Rt.006/003 Desa Banua

Rantau Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

waktu itu Terdakwa dan sdr. IRIL masuk ke dalam rumah saksi, mereka

datang dengan menggunakan 1 (satu) buah mobil feroza warna hijau;

Bahwa saat itu mereka berada di luar rumah belum masuk ke dalam,

kemudian kalau tidak salah, Terdakwa atau sdr. IRIL menanyakan kepada

saksi mengenai laptop yang berada dirumah saksi dan saat itu saksi

menjawab “laptop apa” dan kemudian dijawab “laptop ada dirumah kamu”

kemudian saksi menjawab lagi “laptop apa cari saja laptopnya dirumah”

setelah itu mereka kembali ke mobil lalu menjemput korban Bahtiar Als Iyar

yang merupakan adik kandung saksi dari dalam mobil tersebut;

Bahwa kondisi korban saat itu dalam keadaan terborgol di belakang

kemudian Terdakwa dan korban nama Bahtiar masuk ke dalam rumah

saksi dan mencari laptop yang diduga ada dirumah saksi namun laptop

yang dicari tidak ada kemudian Terdakwa langsung memukul korban di

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 102: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

wajah bagian dagu sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan

dan saat itu saksi melihat mulut korban ada mengeluarkan darah;

Bahwa setelah itu Terdakwa bersama teman-temannya dan korban Bahtiar

langsung meninggalkan rumah saksi;

Bahwa pada waktu itu, saksi ada menyuruh Terdakwa untuk membawa

korban ke Polres HST namun tidak ada tanggapan;

Bahwa pada hari yang sama sekitar jam 18.00 Wita saksi ada menjenguk

korban di rumahnya dan saat itu saksi melihat korban dalam posisi tidur di

kamarnya sambil menahan sakit dan wajah korban dalam keadaan babak

belur, ada memar di mata dan di dadanya ada luka lebam serta gigi dalam

keadaan patah, setelah itu saksi pulang ke rumah, kemudian sekitar jam

23.30 wita saksi mendapat kabar kalau korban meninggal dunia;

Bahwa korban merupakan adik saksi dan perbuatan korban memang

pernah mengambil barang milik orang lain namun untuk masalah laptop

saksi tidak tahu dan tidak pernah melihatnya;

Bahwa saksi mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis

warna biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh

korban pada waktu kejadian;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

2. MELYDA KARTINI Binti SYARIFUDDIN dibawah sumpah pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi diperiksa sehubungan korban Bahtiar Als Iyar yang dipukul

orang;

Bahwa pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 09.00 wita saksi

saat itu sedang berada di Pasar Keramat Barabai Kec. Barabai Kab. Hulu

Sungai Tengah mendengar kabar ada maling yang tertangkap, karena

merasa penasaran siapa yang menjadi maling tersebut lalu saksi

menanyakan kepada orang yang ada di sana siapa maling yang telah

tertangkap tersebut kemudian ada yang menjawab kalau maling yang

tertangkap adalah Sdr. lYAR warga Gang Said Idrus Jalan Sarigading Rt.

005 / 002 Kec. Barabai Kab. Hulu Sungai Tengah;

Bahwa mendengar jawaban tersebut saksi langsung terkejut karena sdr.

lYAR adalah paman saksi sendiri kemudian saksi mendatangi tempat sdr.

IYAR di amankan dan saat itu saksi melihat korban BAHTlAR Als IYAR

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 103: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 10 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

wajahnya dalam keadaan babak belur habis dipukuli dan mulutnya ada

mengeluarkan darah serta kedua tangannya diborgol dibelakang;

Bahwa setelah itu saksi langsung pulang ke rumah dan menceritakan

kejadian tersebut kepada bibi saksi, setelah itu saksi kembali mendapat

kabar kalau paman BAHTlAR dibawa ke kantor polisi oleh warga dengan

keadaan muka babak belur lalu saksi pun mendatangi korban ke kantor

polisi untuk melihat keadaan paman BAHTlAR kemudian sekitar jam 11.30

wita paman BAHTlAR dipulangkan ke rumah karena permasalahannya

diselesaikan secara kekeluargaan;

Bahwa korban BAHTIAR ketika sudah di rumahnya, saksi ada menanyakan

siapa yang telah melakukan pengeroyokan terhadap dirinya, saat itu korban

BAHTIAR menjawab Terdakwa dan beberapa orang temannya yang

menjadi wakar di pasar;

Bahwa pada sekitar jam 23.00 wita saksi kembali ada mendatangi rumah

korban BAHTlAR dengan maksud untuk mengantarkan makanan tetapi

saat itu pintu rumah tidak dibuka lalu saksi membuka pintu sendiri dan

langsung masuk ke dalam rumah lalu saksi mencari korban BAHTIAR yang

saat itu sedang berada di kamar dalam keadaan tertidur dengan posisi

tertelungkup kemudian saksi bangunkan dengan cara digerakkan tubuhnya

tetapi korban BAHTIAR tidak bangun kemudian saksi meminta tolong

kepada warga sekitar untuk membawa korban ke RSUD H. Damanhuri

Barabai;

Bahwa pada saat di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal

dunia;

Bahwa saksi saat di Pasar sedang berjualan, saat itu saksi mendengar ada

maling yang tertangkap dan ternyata adalah paman saksi sendiri;

Bahwa saksi sempat melihat keadaan korban dari kejauhan sekitar jarak 10

(sepuluh) meter yang mana pada saat itu korban dalam keadaan wajahnya

babak belur dan mulutnya ada mengeluarkan darah;

Bahwa pada saat itu saksi tidak ada melihat Terdakwa di Pasar dan saksi

tidak ada melihat Terdakwa memukul korban;

Bahwa saksi mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis

warna biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh

korban pada waktu kejadian;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 104: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

3. RIRI HERLIANTO Bin SOETIRTO dibawah sumpah pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi diperiksa sehubungan pemukulan korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa kejadiannya pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 09.00

Wita di Pasar Terminal Keramat Barabai tepatnya di Blok Seng Kecamatan

Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa awalnya saksi mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa di

Pasar Terminal Keramat Barabai ada seorang laki-laki yang diamankan

oleh wakar/penjaga malam pasar dan sempat dipukuli, setelah mendengar

informasi tersebut lalu saksi menghubungi rekan anggota Buser yaitu saksi

RUSMA HERDIYANTO dan mengajaknya pergi menuju ke tempat kejadian;

Bahwa saksi datang di tempat kejadian lebih dulu dari saksi RUSMA dan

sesampainya di Pasar Terminal Keramat Barabai tepatnya di blok seng,

saksi melihat korban BAHTIAR Als IYAR dengan posisi kedua tangannya

terborgol dibelakang dan mukanya babak belur habis dipukuli serta

mulutnya ada mengeluarkan darah sedang duduk ditempat tersebut;

Bahwa korban saat itu sedang di jaga oleh sdr. IRIL dan saksi ASPI,

kemudian datang saksi RUSMA ke tempat kejadian kemudian saksi

menyuruh sdr. IRIL untuk melepaskan borgol tersebut dan setelah itu

korban langsung kami bawa ke Mapolres HST;

Bahwa setibanya di Mapolres HST korban langsung kami bawa ke bagian

urusan kesehatan (urkes) Polrest untuk mendapatkan perawatan pertama

karena saat itu kondisi wajah korban dalam keadaan babak belur dan

mulutnya ada mengeluarkan darah dan setelah itu korban kami serahkan

kepada petugas piket saat itu;

Bahwa korban BAHTIAR Als IYAR hanya dilakukan perawatan pertama

sekedar membersihkan luka yang ada pada wajah korban;

Bahwa peristiwa pencurian yang diduga dilakukan korban tidak ditindak

lanjuti karena tidak ada korban kehilangan yang melapor sehingga korban

BAHTIAR kami pulangkan;

Bahwa ketika ditanyakan kepada korban BAHTIAR Als IYAR mengenai

pelaku yang memukul korban, saat itu korban bercerita telah dipukul oleh

para wakar / penjaga malam pasar terminal keramat Barabai yaitu

Terdakwa, sdr. SYAHRIL, sdr. IRIL, saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin

JUHRIANSYAH dan saksi ASPI;

Bahwa pada saat itu saksi tidak ada melihat Terdakwa di Pasar dan saksi

tidak ada melihat Terdakwa memukul korban karena pada saat saksi

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 105: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 12 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

berada di tempat kejadian sudah banyak warga yang berdatangan, saksi

tidak memperhatikan orang disekitar karena hanya fokus pada korban

BAHTIAR;

Bahwa saksi mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis

warna biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh

korban pada waktu kejadian;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

4. RUSMA HERDIYANTO Bin SAMSI dibawah sumpah pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi diperiksa sehubungan pemukulan korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa kejadiannya pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 09.00

Wita di Pasar Terminal Keramat Barabai tepatnya di Blok Seng Kecamatan

Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa saksi mendapatkan informasi dari RIRI HERLIANTO bahwa ada

seorang laki-laki yang diamankan oleh wakar/penjaga malam pasar dan

sempat dipukuli, setelah mendengar informasi tersebut lalu saksi menuju ke

tempat kejadian di Pasar Terminal Keramat Barabai tepatnya di blok seng,

ketika saksi tiba, saksi melihat korban BAHTIAR Als IYAR dengan posisi

kedua tangannya terborgol dibelakang dan mukanya babak belur habis

dipukuli serta mulutnya ada mengeluarkan darah sedang duduk ditempat

tersebut kemudian saksi RIRI menyuruh sdr. IRIL untuk melepaskan borgol

tersebut dan setelah itu korban langsung kami bawa ke Mapolres HST;

Bahwa setibanya di Mapolres HST korban langsung kami bawa ke bagian

urusan kesehatan Polrest untuk mendapatkan perawatan pertama karena

saat itu kondisi wajah korban dalam keadaan babak belur dan mulutnya

ada mengeluarkan darah dan setelah itu korban kami serahkan kepada

petugas piket saat itu;

Bahwa peristiwa pencurian yang diduga dilakukan korban tidak ditindak

lanjuti karena tidak ada korban kehilangan yang melapor sehingga korban

BAHTIAR kami pulangkan;

Bahwa ketika ditanyakan kepada korban BAHTIAR Als IYAR mengenai

pelaku yang memukul korban, saat itu korban bercerita telah dipukul oleh

para wakar / penjaga malam pasar terminal keramat Barabai yaitu

Terdakwa, sdr. SYAHRIL, sdr. IRIL, saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin

JUHRIANSYAH, saksi ASPI;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 106: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 13 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Bahwa saksi mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis

warna biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh

korban pada waktu kejadian;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

5. ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI dibawah sumpah pada pokoknya

menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi diperiksa sehubungan pemukulan korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa kejadiannya pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 01.00

WITA di Pasar Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa saksi bersama saksi RAHMADHAN Als MADAN dan Terdakwa

adalah penjaga malam (wakar) di Pasar Keramat Barabai, begitu pula Sdr.

HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) juga

merupakan penjaga malam (wakar) di Pasar Keramat Barabai;

Bahwa sebelum kejadian pemukulan pada malam itu saksi mendapat

informasi dari Sdr. HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) kalau korban

BAHTIAR Als IYAR yang sebelumnya melakukan pencurian di blok seng

Pasar Keramat Barabai sedang berada di daerah Bukat, setelah mendapat

informasi tersebut lalu Sdr. HERMANSYAH Als IHIR mengajak saksi dan

saksi RAHMADHAN Als MADAN untuk mencari korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa Terdakwa tidak ikut mencari korban BAHTIAR karena sedang tidur,

sehingga hanya saksi bersama Sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan saksi

RAHMADHAN Als MADAN mencari korban BAHTIAR di Desa Bukat,

sesampainya di Desa BUKAT kami menemukan korban BAHTIAR sedang

bersembunyi di sebuah rumah milik warga setelah itu kami langsung

membawa korban BAHTIAR Als IY AR ke rumah milik sdr. H. HAIRIL Als

IRIL (DPO) dengan maksud untuk menanyakan kepada korban BAHTIAR

mengenai kejadian pencurian tersebut;

Bahwa ketika sudah berada di depan rumah sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO),

korban BAHTIAR Als IYAR di dudukkan di bawah pohon di halaman depan

rumah milik sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) sedangkan saksi dan saksi

RAHMADHAN Als MADAN duduk di pinggir jalan, setelah itu sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL menanyakan kepada

korban BAHTIAR dimana barang hasil curian namun korban berbelit-belit,

lalu sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL

langsung memukuli korban BAHTIAR Als IYAR secara bergantian

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 107: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 14 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

kemudian oleh sdr. H. HAIRIL Als IRIL kami disuruh untuk membawa

korban BAHTIAR ke Pasar Keramat Barabai sekitar jam 02.00 Wita kami

membawa korban BAHTIAR ke Pasar Keramat Barabai namun sebelum

berangkat kedua tangan korban BAHTIAR Als IYAR diborgol dengan posisi

kedua tangan dibelakang oleh sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO);

Bahwa saksi membawa korban BAHTIAR ke Pasar dengan menggunakan

sepeda motor yang kemudikan dan korban BAHTIAR diapit oleh sdr.

HERMANSYAH Als IHIR, sedangkan saksi RAHMADHAN Als MADAN dan

sdr. H. HAIRIL Als IRIL naik sepeda motor sendiri-sendiri;

Bahwa sesampainya di Pasar Keramat Barabai korban BAHTIAR kami

sandarkan di tiang listrik dan kedua tangan korban diborgol di tiang listrik

tersebut, setelah itu saksi ada bertanya kepada korban mengenai kejadian

pencurian yang dilakukan korban BAHTIAR namun pada saat itu korban

BAHTIAR Alias IYAR menjawab dengan berbelit-belit atau berubah-ubah,

sehingga membuat saksi menjadi emosi lalu saksi langsung memukul

korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan tangan kosong (terbuka)

mengenai bagian wajah korban BAHTIAR, kemudian saksi RAHMADHAN

Als MADAN ikut memukul juga dengan tangan kosong, kemudian sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL ikut memukuli korban

BAHTIAR Als IYAR secara bergantian dengan menggunakan tangan

kosong, setelah itu saksi pergi untuk memantau keamanan pasar pada

malam itu dan korban tetap berada di tiang listrik tersebut dalam keadaan

terborgol;

Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa ada memukul korban BAHTIAR

karena saat itu saksi sudah jalan keliling memantau lokasi pasar;

Bahwa saksi tidak ingat berapa kali jumlah pukulan terhadap korban baik itu

yang dilakukan saksi maupun saksi RAHMADHAN Als MADAN dan sdr.

HERMANSYAH Als IHIR atau sdr. H. HAIRIL Als IRIL;

Bahwa terakhir kali saksi melihat korban BAHTIAR pada pagi harinya,

bagian wajahnya sudah dalam keadaan babak belur dan ada mengeluarkan

darah;

Bahwa setelah korban BAHTIAR dipukuli, lalu korban BAHTIAR Als IYAR

memberitahukan tempat menyimpan barang hasil curian tersebut yaitu di

rumah kakaknya di Desa Banua Rantau Kecamatan batang Alai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa mendengar hal tersebut lalu sdr. H. HAIRIL Als IRIL pulang

kerumahnya untuk mengambil 1 (satu) unit mobil merk Feroza warna hijau

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 108: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 15 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

miliknya, kemudian sekitar jam 06.00 Wita, korban BAHTIAR Alias IYAR

langsung dimasukkan ke dalam mobil tersebut masih dalam keadaan

terborgol, lalu saksi, Terdakwa, saksi RAHMADHAN Als MADAN, sdr.

HERMANSYAH Als IHIR ikut masuk ke dalam mobil tersebut dan sdr. H.

HAIRIL Als IRIL yang mengemudikan mobil tersebut langsung berangkat

menuju rumah kakak korban yang bernama ARIFIN di Desa Banua Rantau;

Bahwa sesampainya di rumah saksi ARIFIN, saksi dan saksi RAHMADHAN

Als MADAN tidak turun dari mobil, yang turun dari mobil hanya korban

BAHTIAR Als IYAR bersama Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan

sdr. H. HAIRIL Als IRIL, mereka masuk ke dalam rumah saksi ARIFIN untuk

mencari barang curian yang disimpan;

Bahwa saksi bersama saksi RAHMADHAN Als MADAN hanya di dalam

mobil tidak ikut turun dan tidak ikut mencari barang curian tersebut dan

saksi tidak melihat kejadian pemukulan di depan rumah saksi ARIFIN;

Bahwa saksi tidak membenarkan keterangan saksi yang ada dalam BAP

nomor 5 (lima) mengenai pemukulan di depan rumah saksi ARIFIN;

Bahwa oleh karena barang yang dicari tidak ditemukan di rumah saksi

ARIFIN lalu korban dibawa masuk ke dalam mobil lagi kemudian kami

langsung membawa menuju ke arah Jalan Lingkar (tol) Desa Matang Birik

Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan maksud

untuk menunggu terang sambil beristirahat;

Bahwa ketika tiba di Jalan Lingkar tersebut, korban BAHTIAR Als IYAR

diturunkan dari dalam mobil oleh Terdakwa, HERMANSYAH Als IHIR saksi

H. HAIRIL Als IRIL sedangkan saksi dan saksi RAHMADHAN Als MADAN

tetap berada di dalam mobil;

Bahwa saksi tidak ada melihat pemukulan terhadap korban BAHTIAR yang

dilakukan oleh Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR, sdr. H. HAIRIL Als

IRIL maupun saksi RAHMADHAN Als MADAN di lokasi Jalan Lingkar (tol)

Desa Matang Birik Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa saksi tidak membenarkan keterangan saksi yang ada dalam BAP

nomor 5 (lima) mengenai pemukulan di Jalan Lingkar (tol) tersebut;

Bahwa setelah dari Jalan Lingkar (tol), lalu korban BAHTIAR Als IYAR

dimasukkan kembali ke dalam mobil dan langsung dibawa menuju ke Pasar

Keramat Barabai, setekah sampai di Pasar Keramat Barabai sekitar jam

08.30 Wita, korban BAHTIAR Als IYAR kami dudukkan di depan sebuah

toko dengan posisi kedua tangan masih dalam keadaan terborgol

dibelakang, setelah itu saksi RAHMADHAN Als MADAN bersama saksi

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 109: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 16 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

RUDIANSYAH Als RUDI langsung pulang ke rumahnya, sedangkan saksi

bersama-sama dengan sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL

Als IRIL menjaga korban di tempat tersebut;

Bahwa beberapa saat kemudian datang 2 (dua) orang petugas kepolisian

lalu saksi melihat sdr. H. HAIRIL Als IRIL langsung membuka/melepas

borgol dari tangan korban BAHTIAR Als IYAR kemudian anggota polisi

tersebut membawa korban BAHTIAR ke kantor polisi, setelah itu saksi

langsung pulang ke rumah;

Bahwa sebelum petugas kepolisian datang, saksi ada melihat sdr.

MISRANSYAH Als IMIS melakukan pemukulan terhadap korban BAHTIAR

Als IYAR dengan menggunakan tangan kosong;

Bahwa korban BAHTIAR Als IYAR sudah meninggal dunia dan saksi

mengetahui kabar tersebut dari sdr. H. HAIRIL Als IRIL pada malam

harinya, kemudian saksi diminta untuk mengamankan diri sehingga saksi

bersama saksi RAHMADHAN Als MADAN dan saksi RUDIANSYAH Als

RUDI langsung pergi ke Kandangan untuk bersembunyi agar dapat

menghindari dari masalah kematian korban, akan tetapi saksi akhirnya

dapat ditangkap oleh petugas kepolisian pada tanggal 04 September 2017;

Bahwa saksi melakukan pemukulan terhadap korban BAHTIAR Als IYAR

karena kesal dengan jawabannya yang berbelit-belit dan korban sudah

sering melakukan pencurian;

Bahwa saksi tidak tahu siapa yang menghubungi kepolisian sehingga bisa

datang ke pasar untuk menjemput korban;

Bahwa saksi mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis

warna biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh

korban pada waktu kejadian;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

6. RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH dibawah sumpah pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut :

Bahwa saksi diperiksa sehubungan pemukulan korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa kejadiannya pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 01.00

WITA di Pasar Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa saksi bersama saksi ASPIANI dan Terdakwa adalah penjaga malam

(wakar) di Pasar Keramat Barabai, begitu pula Sdr. HERMANSYAH Als

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 110: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 17 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) juga merupakan penjaga

malam (wakar) di Pasar Keramat Barabai;

Bahwa sebelum kejadian pemukulan pada malam itu saksi mendapat

informasi dari Sdr. HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) kalau korban

BAHTIAR Als IYAR yang sebelumnya melakukan pencurian di blok seng

Pasar Keramat Barabai sedang berada di daerah Bukat, setelah mendapat

informasi tersebut lalu Sdr. HERMANSYAH Als IHIR mengajak saksi dan

saksi ASPIANI untuk mencari korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa Terdakwa tidak ikut mencari korban BAHTIAR karena sedang tidur,

sehingga hanya saksi bersama Sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan saksi

ASPIANI mencari korban BAHTIAR di Desa Bukat, sesampainya di Desa

BUKAT kami menemukan korban BAHTIAR sedang bersembunyi di sebuah

rumah milik warga setelah itu kami langsung membawa korban BAHTIAR

Als IYAR ke rumah milik sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) dengan maksud

untuk menanyakan kepada korban BAHTIAR mengenai kejadian pencurian

tersebut;

Bahwa ketika sudah berada di depan rumah sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO),

korban BAHTIAR Als IYAR di dudukkan di bawah pohon di halaman depan

rumah milik sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) sedangkan saksi dan saksi

ASPIANI duduk di pinggir jalan, setelah itu sdr. HERMANSYAH Als IHIR

dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL menanyakan kepada korban BAHTIAR dimana

barang hasil curian namun korban berbelit-belit, lalu sdr. HERMANSYAH

Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL langsung memukuli korban

BAHTIAR Als IYAR secara bergantian kemudian oleh sdr. H. HAIRIL Als

IRIL kami disuruh untuk membawa korban BAHTIAR ke Pasar Keramat

Barabai sekitar jam 02.00 Wita kami membawa korban BAHTIAR ke Pasar

Keramat Barabai namun sebelum berangkat kedua tangan korban

BAHTIAR Als IYAR diborgol dengan posisi kedua tangan dibelakang oleh

sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO);

Bahwa saksi ASPIANI membawa korban BAHTIAR ke Pasar dengan

menggunakan sepeda motor yang kemudikan dan korban BAHTIAR diapit

oleh sdr. HERMANSYAH Als IHIR, sedangkan saksi dan sdr. H. HAIRIL Als

IRIL naik sepeda motor sendiri-sendiri;

Bahwa sesampainya di Pasar Keramat Barabai korban BAHTIAR kami

sandarkan di tiang listrik dan kedua tangan korban diborgol di tiang listrik

tersebut, setelah itu saksi ASPIANI ada bertanya kepada korban mengenai

kejadian pencurian yang dilakukan korban BAHTIAR namun pada saat itu

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 111: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 18 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

korban BAHTIAR Als IYAR menjawab dengan berbelit-belit dan berubah-

ubah, sehingga membuat saksi ASPIANI menjadi emosi lalu saksi ASPIANI

langsung memukul korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan

tangan kosong (terbuka) mengenai bagian wajah korban BAHTIAR,

kemudian saksi ikut memukul juga dengan tangan kosong, dilanjutkan sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL ikut memukuli korban

BAHTIAR Als IYAR secara bergantian dengan menggunakan tangan

kosong, setelah itu saksi pergi untuk memantau keamanan pasar pada

malam itu dan korban tetap berada di tiang listrik tersebut dalam keadaan

terborgol;

Bahwa saksi tidak melihat Terdakwa ada memukul korban BAHTIAR

karena saat itu saksi sudah jalan keliling memantau lokasi pasar;

Bahwa pada saat saksi ASPIANI, saksi dan Terdakwa kembali bekerja

menjaga pasar, posisi korban BAHTIAR Als IYAR tetap di tiang listrik dalam

keadaan terborgol dan pada malam itu banyak orang pasar (penjual sayur)

yang datang melihat korban BAHTIAR ketika masih di tiang listrik;

Bahwa saksi tidak ingat berapa kali jumlah pukulan terhadap korban baik itu

yang dilakukan saksi maupun Terdakwa dan sdr. HERMANSYAH Als IHIR

atau sdr. H. HAIRIL Als IRIL;

Bahwa terakhir kali saksi melihat korban BAHTIAR pada pagi harinya,

bagian wajahnya sudah dalam keadaan babak belur dan ada mengeluarkan

darah;

Bahwa setelah korban BAHTIAR dipukuli, lalu korban BAHTIAR Als IYAR

memberitahukan tempat menyimpan barang hasil curian tersebut yaitu di

rumah kakaknya di Desa Banua Rantau Kecamatan Batang Alai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa mendengar hal tersebut lalu sdr. H. HAIRIL Als IRIL pulang ke

rumahnya untuk mengambil 1 (satu) unit mobil merk Feroza warna hijau

miliknya, kemudian sekitar jam 06.00 Wita, korban BAHTIAR Als IYAR

langsung dimasukkan ke dalam mobil tersebut masih dalam keadaan

terborgol, lalu saksi, Terdakwa, saksi ASPIANI, sdr. HERMANSYAH Als

IHIR ikut masuk ke dalam mobil tersebut dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL yang

mengemudikan mobil tersebut langsung berangkat menuju rumah kakak

korban yang bernama ARIFIN di Desa Banua Rantau;

Bahwa sesampainya di rumah saksi ARIFIN, saksi melihat korban

BAHTIAR Als IYAR bersama Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan

sdr. H. HAIRIL Als IRIL, masuk ke dalam rumah saksi ARIFIN untuk

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 112: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 19 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

mencari barang curian yang disimpan, namun karena tidak ada ditemukan

barang curian tersebut lalu Terdakwa ada memukul korban BAHTIAR Als

IYAR di daerah perut dan wajah korban;

Bahwa oleh karena barang yang dicari tidak ditemukan di rumah saksi

ARIFIN lalu korban dibawa masuk ke dalam mobil lagi kemudian kami

langsung membawa menuju ke arah Jalan Lingkar (tol) Desa Matang Birik

Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan maksud

untuk menunggu terang sambil beristirahat;

Bahwa ketika tiba di Jalan Lingkar tersebut, korban BAHTIAR Als IYAR

diturunkan dari dalam mobil oleh Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR,

sdr. H. HAIRIL Als IRIL dan tidak ada pemukulan terhadap korban

BAHTIAR yang dilakukan oleh Terdakwa maupun sdr. HERMANSYAH Als

IHIR, sdr. H. HAIRIL Als IRIL dan saksi ASPIANI di lokasi Jalan Lingkar (tol)

Desa Matang Birik Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

tersebut, kami hanya bersantai saja;

Bahwa saksi tidak membenarkan keterangan saksi yang ada dalam BAP

nomor 5 (lima) mengenai pemukulan di Jalan Lingkar (tol) tersebut;

Bahwa setelah dari Jalan Lingkar (tol), lalu korban BAHTIAR Als IYAR

dimasukkan kembali ke dalam mobil dan langsung dibawa menuju ke Pasar

Keramat Barabai, setelah sampai di Pasar Keramat Barabai sekitar jam

08.30 Wita, korban BAHTIAR Als IYAR di dudukkan di depan sebuah toko

dengan posisi kedua tangan masih dalam keadaan terborgol dibelakang,

setelah itu saksi bersama Terdakwa langsung pulang ke rumahnya,

sedangkan saksi ASPIANI bersama-sama dengan sdr. HERMANSYAH Als

IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL menjaga korban di tempat tersebut;

Bahwa setelah pulang dari pasar, saksi tidak tahu ada kejadian apa lagi

dan pada malam harinya saksi diberitahu oleh sdr. H. HAIRIL Als IRIL kalau

korban BAHTIAR Als IYAR telah meninggal dunia, kemudian saksi diminta

untuk mengamankan diri sehingga saksi ASPIANI bersama Terdakwa dan

saksi langsung pergi ke Kandangan untuk bersembunyi agar dapat

menghindar dari masalah kematian korban, akan tetapi saksi akhirnya

dapat ditangkap oleh petugas kepolisian pada tanggal 04 September 2017;

Bahwa saksi melakukan pemukulan terhadap korban BAHTIAR Als IYAR

karena kesal dengan jawabannya yang berbelit-belit dan korban sudah

sering melakukan pencurian;

Bahwa saksi mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 113: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 20 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis

warna biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh

korban pada waktu kejadian;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

7. Ahli dr. EKO BUDIYONO Bin PARDJANDJIANTO dibawah sumpah pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut :

Bahwa Ahli diperiksa sehubungan telah memeriksa korban yang bernama

BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa ahli bekerja di RSUD H. Damanhuri Barabai sejak bulan Desember

2012 dan ahli menjabat sebagai Dokter Umum RSUD H. Damanhuri

Barabai;

Bahwa ahli memeriksa korban pada tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 23.30

Wita, korban tiba di rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia;

Bahwa kematian korban diperkirakan 1 atau 2 jam sebelum pemeriksaan

tubuh korban;

Bahwa penyebab kematian korban tidak jelas dan kematian dapat timbul

akibat trauma pukulan benda tumpul di organ atau daerah vital (kepala,

leher, dada/jantung), penyebab kematian korban yang paling logis adalah

adanya rembesan cairan darah di otak sehingga menyebabkan kematian

korban secara perlahan-lahan;

Bahwa pada saat pemeriksaan tubuh korban, terdapat luka-luka yaitu : luka

memar di kedua kelopak mata, bibir/mulutnya mengeluarkan darah, 4

(empat) gigi depan bagian atas korban patah dan memar di bagian dada

yang mana keseluruhan luka tersebut akibat trauma benda tumpul;

Bahwa seseorang bisa saja meninggal dunia jika dipukul dengan

menggunakan tangan yang dikepal, apabila pukulan tersebut mengenai

daerah vital;

Bahwa kematian korban ada kemungkinan luka dalam (bisa di kepala atau

di dada) dan saat visum tidak nampak/terlihat luka tersebut, sehingga Ahli

dalam surat hasil visum tidak mencantumkan penyebab kematian atau

penyebab luka yang ada ditubuh korban;

Bahwa terhadap jenazah korban tidak dilakukan autopsi karena pihak

keluarga menolak untuk dilakukan autopsi;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan dan tidak keberatan;

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan

keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 114: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 21 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Bahwa Terdakwa diperiksa sehubungan pemukulan korban BAHTIAR Als

IYAR;

Bahwa kejadiannya pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 02.00

WITA di Pasar Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

Bahwa Terdakwa bersama saksi ASPIANI Als ASPI dan saksi RAHMADHAN

Als MADAN adalah penjaga malam (wakar) di Pasar Keramat Barabai, begitu

pula Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO)

juga merupakan penjaga malam (wakar) di Pasar Keramat Barabai;

Bahwa sebelum kejadian pemukulan pada malam itu Terdakwa mendapat

informasi dari Sdr. HERMANSYAH Alias IHIR (DPO) kalau korban BAHTIAR

Als IYAR yang sebelumnya melakukan pencurian di blok seng Pasar Keramat

Barabai sedang berada di daerah Bukat, setelah mendapat informasi tersebut

lalu Sdr. HERMANSYAH Als IHIR mengajak saksi ASPIANI dan saksi

RAHMADHAN untuk mencari korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa Terdakwa tidak ikut mencari korban BAHTIAR karena Terdakwa sedang

tidur, Terdakwa baru bangun setelah korban BAHTIAR Als IYAR sudah ada

ditiang listrik dengan kedua tangan korban diborgol di tiang listrik tersebut;

Bahwa Terdakwa ada bertanya kepada korban dengan cara yang baik-baik

mengenai kejadian pencurian yang dilakukan korban BAHTIAR namun pada

saat itu korban BAHTIAR Als IYAR menjawab dengan berubah-ubah, sehingga

Terdakwa memukul korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan tangan

kosong (terbuka) mengenai bagian wajah korban BAHTIAR;

Bahwa selain Terdakwa, ada saksi RAHMADHAN, saksi ASPIANI, sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als ikut memukul korban dengan

tangan kosong secara bergantian, setelah pemukulan tersebut saksi

RAHMADHAN, saksi ASPIANI dan Terdakwa kembali bekerja dengan cara

jalan keliling memantau lokasi pasar secara bergantian;

Bahwa Terdakwa tidak ingat berapa kali jumlah pukulan terhadap korban baik

itu yang dilakukan Terdakwa maupun saksi RAHMADHAN, saksi ASPIANI, sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL;

Bahwa pada saat Terdakwa, saksi ASPIANI dan saksi RAHMADHAN kembali

bekerja menjaga pasar, posisi korban BAHTIAR Als IYAR tetap ditiang listrik

dalam keadaan terborgol dan pada malam itu banyak orang pasar (penjual

sayur) yang datang melihat korban BAHTIAR ketika masih di tiang listrik;

Bahwa terakhir kali saksi melihat korban BAHTIAR pada pagi harinya, bagian

wajahnya sudah dalam keadaan babak belur dan ada mengeluarkan darah;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 115: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 22 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Bahwa setelah korban BAHTIAR dipukuli, lalu korban BAHTIAR Als IYAR

memberitahukan tempat menyimpan barang hasil curian tersebut yaitu di rumah

kakaknya di Desa Banua Rantau Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten

Hulu Sungai Tengah;

Bahwa mendengar hal tersebut lalu sdr. H. HAIRIL Als IRIL pulang ke

rumahnya untuk mengambil 1 (satu) unit mobil merk Feroza warna hijau

miliknya, kemudian sekitar jam 06.00 Wita, korban BAHTIAR Als IYAR

langsung dimasukkan ke dalam mobil tersebut masih dalam keadaan terborgol,

lalu saksi RAHMADHAN, Terdakwa, saksi ASPIANI, sdr. HERMANSYAH Als

IHIR ikut masuk ke dalam mobil tersebut dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL yang

mengemudikan mobil tersebut langsung berangkat menuju rumah kakak korban

yang bernama ARIFIN di Desa Banua Rantau;

Bahwa sesampainya di rumah saksi ARIFIN, korban BAHTIAR Als IYAR

diturunkan dari mobil bersama Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan

sdr. H. HAIRIL Als IRIL, kami masuk ke dalam rumah saksi ARIFIN untuk

mencari barang curian yang disimpan, ketika ditanyakan kepada saksi ARIFIN

mengenai laptop yang berada dirumah, saat itu saksi ARIFIN menjawab “laptop

apa” dan kemudian dijawab “laptop ada dirumah kamu” kemudian saksi ARIFIN

menjawab lagi “laptop apa cari saja laptopnya dirumah”, kemudian setelah

laptop yang dicari tidak ditemukan di dalam rumah saksi ARIFIN lalu Terdakwa

langsung memukul korban BAHTIAR di bagian wajah mengenai dagu sebanyak

1 (satu) kali dengan menggunakan tangan kosong dan mulut korban ada

mengeluarkan darah;

Bahwa saat itu kakak dari BAHTIAR Als IYAR yang bernama ARIFIN ada

meminta kepada kami untuk menyerahkan adiknya tersebut ke kantor polisi;

Bahwa oleh karena barang yang dicari tidak ditemukan di rumah saksi ARIFIN

lalu korban dibawa masuk ke dalam mobil lagi kemudian kami langsung

membawa menuju ke arah Jalan Lingkar (tol) Desa Matang Birik Kecamatan

Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan maksud untuk menunggu

terang sambil beristirahat;

Bahwa ketika tiba di Jalan Lingkar tersebut, korban BAHTIAR Als IYAR

diturunkan dari dalam mobil oleh Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR, sdr.

H. HAIRIL Als IRIL dan tidak ada pemukulan terhadap korban BAHTIAR yang

dilakukan oleh Terdakwa maupun sdr. HERMANSYAH Als IHIR, sdr. H. HAIRIL

Als IRIL maupun saksi RAHMADHAN di lokasi Jalan Lingkar (tol) Desa Matang

Birik Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut, kami

hanya bersantai saja;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 116: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 23 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Bahwa saksi tidak membenarkan keterangan saksi yang ada dalam BAP nomor

5 (lima) mengenai pemukulan di Jalan Lingkar (tol) tersebut;

Bahwa setelah dari Jalan Lingkar (tol), lalu korban BAHTIAR Als IYAR

dimasukkan kembali ke dalam mobil dan langsung dibawa menuju ke Pasar

Keramat Barabai, setelah sampai di Pasar Keramat Barabai sekitar jam 08.30

Wita, korban BAHTIAR Als IYAR di dudukkan di depan sebuah toko dengan

posisi kedua tangan masih dalam keadaan terborgol dibelakang, setelah itu

Terdakwa bersama saksi RAHMADHAN langsung pulang ke rumahnya,

sedangkan saksi ASPIANI bersama-sama dengan sdr. HERMANSYAH Als

IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL menjaga korban di tempat tersebut;

Bahwa setelah pulang dari pasar Terdakwa tidak tahu ada kejadian apa lagi

dan pada malam harinya Terdakwa diberitahu oleh sdr. H. HAIRIL Als IRIL

kalau korban BAHTIAR Als IYAR telah meninggal dunia, kemudian Terdakwa

diminta untuk mengamankan diri sehingga saksi RAHMADHAN bersama

Terdakwa dan saksi ASPIANI langsung pergi ke Kandangan untuk bersembunyi

agar dapat menghindar dari masalah kematian korban, akan tetapi Terdakwa

akhirnya dapat ditangkap oleh petugas kepolisian pada tanggal 04 September

2017;

Bahwa Terdakwa melakukan pemukulan terhadap korban BAHTIAR Als IYAR

karena kesal dengan jawabannya yang berbelit-belit dan korban sudah sering

melakukan pencurian;

Bahwa Terdakwa mengenali dan membenarkan barang bukti yang dihadirkan di

persidangan berupa 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna

abu-abu yang ada noda darahnya, 1 (satu) lembar celana panjang Levis warna

biru yang ada noda darahnya adalah milik korban yang dipakai oleh korban

pada waktu kejadian;

Menimbang, Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya mengajukan Saksi

yang meringankan (a de charge), yaitu sebagai berikut:

1. MINTO Bin SIADI dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut :

Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan

keluarga maupun pekerjaan dengan Terdakwa;

Bahwa saksi hanya kenal dengan sdr. H. HAIRIL Als IRIL sebagai penjaga

malam atau wakar Pasar Keramat Barabai;

Bahwa saksi pernah kehilangan 1 (satu) buah kompor gas namun sudah

ditemukan;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 117: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 24 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Bahwa pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017, sdr. H. HAIRIL mendatangi

rumah saksi dengan membawa kompor milik saksi yang hilang lalu H.

HAIRIL memaksa saksi untuk melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian;

Bahwa awalnya saksi tidak mau melaporkan kejadian tersebut karena

harga dan kondisi barang yang sudah bekas namun sdr. H. HAIRIL

memaksa saksi untuk melaporkan ke polisi;

Bahwa pada siang harinya, saksi datang ke kantor Polrest Hulu Sungai

Tengah untuk menyelesaikan permasalahan hilangnya kompor miliknya

dan sesampainya dikantor Polrest, saksi melihat korban BAHTIAR Als IYAR

sudah babak belur serta mulutnya mengelurkan darah;

Bahwa menurut informasi dari sdr. H. HAIRIL, yang mengambil kompor

milik saksi adalah korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa setelah di kantor Polrest HST, saksi diberitahu petugas kalau

korban BAHTIAR Als IYAR di duga yang mengambil kompor milik saksi;

Bahwa melihat kondisi korban BAHTIAR Als IYAR dalam keadaan babak

belur, saksi tidak melaporkan kejadian kehilangan kompor tersebut ke

Polrest HST, sehingga kejadian tersebut di selesaikan secara kekeluargaan

antara saksi dengan korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa saksi tidak tahu dna tidak melihat kejadian mengenai pemukulan

terhadap korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa setelah saksi kehilangan kompor, saksi tidak ada melaporkan

kejadian tersebut dan saksi tidak ada melapor kepada sdr. H. HAIRIL

mengenai kejadian kehilangan kompor;

Bahwa saksi hanya bercerita kepada teman saksi sesama penjual di pasar

kalau saksi telah kehilangan kompor dan sepertinya H. HAIRIL mengetahui

kabar hilangnya kompor milik saksi dari orang lain bukan dari saksi;

Bahwa saksi di pasar berjualan makanan seafood atau lamongan,

lokasinya di samping Bank BNI;

Terhadap keterangan saksi, Terdakwa tidak keberatan;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa :

- 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna abu-abu yang ada noda

darahnya;

- 1 (satu) lembar celana panjang Levis warna biru yang ada noda darahnya;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat pembuktian maka Penuntut Umum

mengajukan bukti surat berupa:

- Hasil Visum Et Repertum No. KH.370/47/Katib/2017 tanggal 02 Agustus 2017

yang ditandatangani oleh dr. EKO BUDIYONO dokter jaga pada Instalasi

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 118: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 25 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Gawat Darurat Rumah Sakit Umum H. Damanhuri Barabai, telah melakukan

pemeriksaan atas nama BAHTIAR Als IYAR, dengan kesimpulan hasil

pemeriksaan bahwa Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal dunia;

Ditemukan luka memar kebiruan dikelopak mata koma bibir koma empat gigi

atas patah; Ditemukan memar di dada kanan;

- Surat Keterangan Kematian Nomor 440/497/SKM/RSUD-BRB/2017 tanggal 02

Agustus 2017 yang ditandatangani oleh Dokter yang memeriksa dr. EKO

BUDIYONO;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan

diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :

Bahwa benar Terdakwa, saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta Sdr. HERMANSYAH Als

IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) adalah para penjaga malam

(wakar) di Pasar Keramat Barabai;

Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 sekitar jam 01.00 WITA di

Pasar Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, saksi RAHMADHAN

Als MADAN Bin JUHRIANSYAH dan saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI

mendapatkan informasi dari Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) kalau korban

BAHTIAR Als IYAR yang sebelumnya melakukan pencurian di blok seng Pasar

Keramat Barabai sedang berada di daerah Bukat, setelah mendapat informasi

tersebut lalu Sdr. HERMANSYAH Als IHIR mengajak saksi ASPIANI dan saksi

RAHMADHAN Als MADAN untuk mencari korban BAHTIAR Als IYAR.

Sesampainya di daerah Bukat saksi RAHMADHAN Als MADAN dan saksi

ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI serta Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO)

menemukan korban BAHTIAR sedang bersembunyi di sebuah rumah milik

warga setelah itu korban BAHTIAR Als IYAR langsung di bawa ke rumah Sdr.

H. HAIRIL Als IRIL (DPO) dengan maksud untuk menanyakan kepada korban

BAHTIAR mengenai kejadian pencurian tersebut;

Bahwa benar ketika sudah berada di depan rumah sdr. H. HAIRIL Als IRIL

(DPO), korban BAHTIAR Als IYAR didudukkan di bawah pohon depan rumah

milik sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) sedangkan saksi ASPIANI dan saksi

RAHMADHAN Als MADAN duduk di pinggir jalan, setelah itu sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL menanyakan kepada

korban BAHTIAR dimana barang hasil curian namun korban berbelit-belit,

kemudian sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL

langsung memukuli korban BAHTIAR Als IYAR secara bergantian selanjutnya

sdr. H. HAIRIL Als IRIL menyuruh saksi ASPIANI dan saksi RAHMADHAN Als

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 119: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 26 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

MADAN untuk membawa korban BAHTIAR ke Pasar Keramat Barabai, sekitar

jam 02.00 Wita saksi RAHMADHAN Als MADAN dan saksi ASPIANI Als ASPI

Bin MASERANI serta Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) membawa korban

BAHTIAR ke Pasar Keramat Barabai namun sebelum berangkat kedua tangan

korban BAHTIAR Als IYAR diborgol dengan posisi kedua tangan dibelakang

oleh sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO). Korban BAHTIAR dibawa ke Pasar

Keramat. Sesampainya di Pasar Keramat Barabai korban BAHTIAR

disandarkan di tiang listrik dan kedua tangan korban diborgol di tiang listrik

tersebut, setelah itu saksi ASPIANI ada bertanya kepada korban mengenai

kejadian pencurian yang dilakukan korban BAHTIAR namun pada saat itu

korban BAHTIAR Als IYAR menjawab dengan berbelit-belit dan berubah-ubah,

sehingga membuat saksi ASPIANI menjadi emosi lalu saksi ASPIANI langsung

memukul korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan tangan kosong

(terbuka) mengenai bagian wajah korban BAHTIAR, kemudian saksi

RAHMADHAN Als MADAN ikut memukul dengan tangan kosong (terbuka),

dilanjutkan sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL ikut

memukuli korban BAHTIAR Als IYAR secara bergantian dengan menggunakan

tangan kosong, Terdakwa yang saat itu sudah berada di Pasar Keramat ikut

pula memukul korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan tangan

kosong (terbuka) mengenai bagian wajah korban BAHTIAR, setelah pemukulan

tersebut lalu saksi RAHMADHAN Als MADAN, saksi ASPIANI dan Terdakwa

kembali bekerja menjaga pasar dengan cara jalan keliling pasar memantau

lokasi pasar secara bergantian, adapun korban BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa benar ketika saksi RAHMADHAN Als MADAN, saksi ASPIANI dan

Terdakwa kembali bekerja menjaga pasar, posisi korban BAHTIAR Als IYAR

tetap ditiang listrik dalam keadaan terborgol dan pada malam itu banyak orang

pasar (penjual sayur) yang datang melihat korban BAHTIAR ketika masih di

tiang listrik;

Bahwa benar setelah korban BAHTIAR Als IYAR dipukul oleh Terdakwa, saksi

ASPIANI, saksi RAHMADHAN Als MADAN dan sdr. HERMANSYAH Als IHIR

serta sdr. H. HAIRIL Als IRIL, korban BAHTIAR Als IYAR memberitahukan

tempat menyimpan barang hasil curian tersebut yaitu di rumah kakaknya di

Desa Banua Rantau Kecamatan batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah, selanjutnya sdr. H. HAIRIL Als IRIL pulang ke rumahnya untuk

mengambil 1 (satu) unit mobil merk Feroza warna hijau miliknya, kemudian

sekitar jam 06.00 Wita, korban BAHTIAR Als IYAR langsung dimasukkan ke

dalam mobil tersebut dalam keadaan terborgol, lalu saksi ASPIANI, Terdakwa,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 120: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 27 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

saksi RAHMADHAN Als MADAN, sdr. HERMANSYAH Als IHIR ikut masuk ke

dalam mobil tersebut dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL yang mengemudikan mobil

tersebut langsung berangkat menuju rumah kakak korban yang bernama

ARIFIN di Desa Banua Rantau. Sesampainya di rumah saksi ARIFIN sekitar

jam 07.00 Wita, korban BAHTIAR Als IYAR diturunkan dari mobil bersama

Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL lalu

menemui saksi ARIFIN dan ketika ditanyakan kepada saksi ARIFIN mengenai

laptop yang berada dirumah, saat itu saksi ARIFIN menjawab “laptop apa” dan

kemudian dijawab “laptop ada dirumah kamu” kemudian saksi ARIFIN

menjawab lagi “laptop apa cari saja laptopnya dirumah”, kemudian setelah

laptop yang dicari dan tidak ditemukan di dalam rumah saksi ARIFIN lalu

Terdakwa langsung memukul korban BAHTIAR di bagian wajah mengenai dagu

sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan kosong dan saat itu saksi

ARIFIN melihat mulut korban ada mengeluarkan darah;

Bahwa oleh karena barang yang dicari tidak ditemukan di rumah saksi ARIFIN

lalu korban dibawa masuk ke dalam mobil lagi kemudian korban BAHTIAR Als

IYAR dibawa menuju ke arah Jalan Lingkar (tol) Desa Matang Birik Kecamatan

Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Setelah dari Jalan Lingkar (tol),

lalu korban BAHTIAR Als IYAR dimasukkan kembali dibawa menuju ke Pasar

Keramat Barabai, setelah sampai di Pasar Keramat Barabai sekitar jam 08.30

Wita, korban BAHTIAR Als IYAR di dudukkan di depan sebuah toko dengan

posisi kedua tangan masih dalam keadaan terborgol dibelakang, setelah itu

Terdakwa bersama saksi RAHMADHAN Als MADAN langsung pulang ke

rumahnya, sedangkan saksi ASPIANI bersama-sama dengan sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL menjaga korban di tempat

tersebut;

Bahwa benar korban akhirnya diamankan oleh 2 (dua) orang petugas

kepolisian Polrest HST yaitu saksi RIRI HERLIANTO Bin SOETIRTO dan saksi

RUSMA HERDIYANTO Bin SAMSI, saksi RIRI HERLIANTO meminta sdr. H.

HAIRIL Als IRIL (DPO) untuk membuka/melepas borgol dari tangan korban

BAHTIAR Als IYAR kemudian anggota polisi tersebut membawa korban

BAHTIAR ke kantor polisi;

Bahwa benar pada malam harinya Terdakwa diberitahu oleh sdr. H. HAIRIL Als

IRIL kalau korban BAHTIAR Als IYAR telah meninggal dunia, kemudian

Terdakwa diminta untuk mengamankan diri sehingga saksi RAHMADHAN Als

MADAN bersama Terdakwa dan saksi ASPIANI langsung pergi ke Kandangan

untuk bersembunyi agar dapat menghindar dari masalah kematian korban,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 121: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 28 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

akan tetapi Terdakwa akhirnya dapat ditangkap oleh petugas kepolisian pada

tanggal 04 September 2017;

Bahwa benar Terdakwa melakukan pemukulan terhadap korban BAHTIAR Als

IYAR karena kesal dengan jawabannya yang berbelit-belit dan korban sudah

sering melakukan pencurian. Terdakwa tidak ada upaya untuk menyerahkan

korban BAHTIAR Als IYAR kepada pihak yang berwajib (Polrest HST) atau

setidak-tidaknya melaporkan adanya dugaan pencurian yang dilakukan korban

BAHTIAR Als IYAR;

Bahwa akibat pemukulan dilakukan Terdakwa bersama-sama saksi ASPIANI

Als ASPI Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH

serta Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO),

wajah korban BAHTIAR Als IYAR dalam keadaan babak belur, mulut korban

ada mengeluarkan darah dan berdasarkan hasil Visum Et Repertum No.

KH.370/47/Katib/2017 tanggal 02 Agustus 2017 yang ditandatangani oleh dr.

EKO BUDIYONO dokter jaga pada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum

H. Damanhuri Barabai, pada korban BAHTIAR Als IYAR ditemukan luka memar

kebiruan dikelopak mata koma bibir koma empat gigi atas patah, ditemukan

memar di dada kanan, namun penyebab kematian tidak dapat diketahui;

Bahwa benar korban BAHTIAR Als IYAR ditemukan meninggal dunia ketika

saksi MELYDA KARTINI Binti SYARIFUDDIN mendatangi rumah korban

BAHTIAR Als IYAR sekitar jam 23.30 wita, dengan maksud untuk

mengantarkan makanan, saksi MELYDA KARTINI membuka pintu sendiri dan

langsung masuk ke dalam rumah lalu saksi MELYDA KARTINI mencari korban

BAHTIAR Als IYAR yang saat itu sedang berada di kamar dengan posisi

tertelungkup kemudian saksi MELYDA KARTINI membangunkan dengan cara

digerakkan tubuhnya tetapi korban BAHTIAR Als IYAR tidak bangun kemudian

saksi MELYDA KARTINI meminta tolong kepada warga sekitar untuk membawa

korban ke RSUD H. Damanhuri Barabai, sesampainya di rumah sakit korban

BAHTIAR Als IYAR dinyatakan sudah meninggal dunia, sesuai Surat

Keterangan Kematian Nomor 440/497/SKM/RSUD-BRB/2017 tanggal 02

Agustus 2017 yang ditandatangani oleh Dokter yang memeriksa dr. EKO

BUDIYONO. Menurut Ahli dr. EKO BUDIYONO Bin PARDJANDJIANTO yang

memeriksa tubuh korban BAHTIAR Als IYAR, bahwa korban tiba di rumah sakit

sudah dalam keadaan meninggal dunia dan kematian korban diperkirakan 1

(satu) atau 2 (dua) jam sebelum pemeriksaan tubuh korban, adapun penyebab

kematian korban tidak jelas dan kematian dapat timbul akibat trauma pukulan

benda tumpul di organ atau daerah vital (kepala, leher, dada/jantung),

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 122: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 29 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

penyebab kematian korban yang paling logis adalah adanya rembesan cairan

darah di otak sehingga menyebabkan kematian korban secara perlahan-lahan;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan

apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat

dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan

dakwaan yang disusun dalam bentuk dakwaan Alternatif, sehingga Majelis Hakim

dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung

dakwaan alternatif Kesatu sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai Pasal

Pasal 170 Ayat (2) ke-3 KUHP, yang unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur Barang Siapa ;

2. Unsur Dimuka Umum Bersama-sama Melakukan Kekerasan Terhadap Orang

atau Barang;

3. Unsur Kalau Kekerasan Itu Menyebabkan Matinya Orang;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan

mempertimbangkannya sebagai berikut :

Ad.1. Unsur Barang Siapa;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan barang siapa dalam hal

ini adalah siapa saja yang merupakan subjek hukum yang diajukan

dipersidangan karena didakwa melakukan suatu tindak pidana;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah

mengajukan seorang sebagai Terdakwa yang mengaku bernama

RUDIANSYAH Als RUDI Bin JUHRIANSYAH H, yang identitasnya seperti

tersebut di atas, cocok dengan yang disebutkan dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) maupun surat dakwaan Penuntut Umum, sehat fisik

dan mentalnya terlihat dari sikap dan jawaban-jawaban atau pernyataan-

pernyataan yang disampaikannya selama persidangan dan didakwa telah

melakukan tindak pidana sebagaimana diuraikan di atas maka Majelis

Hakim berkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” tidak

lain adalah RUDIANSYAH Als RUDI Bin JUHRIANSYAH, sehingga oleh

karenanya dalam perkara ini tidak ditemukan adanya error in persona;

Menimbang, bahwa berdasarkan atas pertimbangan tersebut

Majelis Hakim berpendapat unsur Barang Siapa telah terpenuhi;

Ad.2. Unsur Dimuka Umum Bersama-sama Melakukan Kekerasan Terhadap

Orang atau Barang ;

Menimbang, bahwa yang dimaksud “Dimuka Umum” adalah

dilakukannya suatu perbuatan tanpa sembunyi-sembunyi atau dapat dilihat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 123: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 30 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

oleh orang banyak dan dilakukan di tempat dimana khalayak ramai dapat

dengan mudah melihatnya;

Menimbang, bahwa “Kekerasan Terhadap Orang atau Barang”

yang dimaksud dalam Pasal ini haruslah dilakukan secara bersama-sama

dengan kata lain perbuatan tersebut dilakukan 2 (dua) orang atau lebih

dengan mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani yang besar atau

tidak kecil hingga membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya lagi dan

perbuatan tersebut dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan dalam

tenggang waktu yang tidak lama antara perbuatan pelaku yang satu

dengan perbuatan pelaku lainnya;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap

didepan persidangan, benar tenyata pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017

dari sekitar jam 01.00 WITA sampai dengan jam 07.00 wita, telah terjadi

suatu bentuk kekerasan kepada orang yaitu terhadap korban BAHTIAR Als

IYAR berupa pukulan dengan tangan kosong (terbuka) berkali-kali yang

dilakukan oleh Terdakwa bersama-sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI

Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH Bin

JUHRIANSYAH serta Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H.

HAIRIL Als IRIL (DPO). Pada saat korban BAHTIAR sudah berada di Pasar

Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, korban BAHTIAR lalu

disandarkan di tiang listrik dan kedua tangan korban diborgol di tiang listrik

tersebut, setelah itu saksi ASPIANI ada bertanya kepada korban mengenai

kejadian pencurian yang dilakukan korban BAHTIAR namun pada saat itu

korban BAHTIAR Als IYAR menjawab dengan berbelit-belit dan berubah-

ubah, sehingga membuat saksi ASPIANI menjadi emosi lalu saksi ASPIANI

langsung memukul korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan

tangan kosong (terbuka) mengenai bagian wajah korban BAHTIAR,

kemudian RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH ikut memukul

dengan tangan kosong (terbuka), dilanjutkan sdr. HERMANSYAH Als IHIR

dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL ikut memukuli korban BAHTIAR Als IYAR

secara bergantian dengan menggunakan tangan kosong, Terdakwa yang

saat itu sudah berada di Pasar Keramat ikut pula memukul korban

BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan tangan kosong (terbuka)

mengenai bagian wajah korban BAHTIAR. Kemudian ketika Terdakwa, sdr.

HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL lalu menemui saksi

ARIFIN di rumah saksi ARIFIN untuk mencari barang curian namun tidak

ditemukan kemudian Terdakwa memukul korban BAHTIAR Als IYAR di

bagian wajah mengenai dagu sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 124: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 31 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

tangan kosong dan saat itu saksi ARIFIN melihat mulut korban ada

mengeluarkan darah;

Menimbang, bahwa tempat kejadian ketika Terdakwa bersama-

sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta Sdr. HERMANSYAH

Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO) melakukan pemukulan

terhadap korban BAHTIAR Als IYAR, terjadi di 2 (dua) tempat pula yaitu di

Pasar Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan di rumah saksi

ARIFIN yang berada di Desa Banua Rantau Kecamatan batang Alai

Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ketika di Pasar Keramat Barabai,

posisi korban BAHTIAR Als IYAR tetap berada ditiang listrik dalam keadaan

terborgol dan pada malam itu banyak orang pasar (penjual sayur) yang

datang melihat korban BAHTIAR ketika masih di tiang listrik. Melihat fakta

hukum yang demkian maka ketiga tempat tersebut merupakan tempat

umum yang dapat dilihat langsung oleh masyarakat umum yang melewati

tempat tersebut. Maka perbuatan Terdakwa dapat dikualifikasikan sebagai

perbuatan yang bersama-sama telah melakukan kekerasan terhadap

korban BAHTIAR Als IYAR dimuka umum. Dengan demikian maka unsur

“Dimuka Umum Bersama-sama Melakukan Kekerasan Terhadap Orang

atau Barang“ telah terpenuhi;

Ad.3. Unsur Kalau Kekerasan Itu Menyebabkan Matinya Orang;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap

dipersidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa

bersama-sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta Sdr. HERMANSYAH

Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO), terhadap korban

BAHTIAR Als IYAR berupa memukul dengan tangan kosong (terbuka)

berkali-kali dan dilakukan di halaman rumah sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO),

ketika sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL

(DPO) menanyakan kepada korban BAHTIAR Als IYAR dimana barang

hasil curian namun korban berbelit-belit, kemudian sdr. HERMANSYAH Als

IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL langsung memukuli korban

BAHTIAR Als IYAR. Selanjutnya pemukulan terjadi kembali di Pasar

Keramat Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ketika korban BAHTIAR

disandarkan di tiang listrik dan kedua tangan korban diborgol di tiang listrik

tersebut, setelah itu saksi ASPIANI ada bertanya kepada korban mengenai

kejadian pencurian yang dilakukan korban BAHTIAR namun pada saat itu

korban BAHTIAR Als IYAR menjawab dengan berbelit-belit dan berubah-

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 125: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 32 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

ubah, sehingga membuat saksi ASPIANI menjadi emosi lalu saksi ASPIANI

langsung memukul korban BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan

tangan kosong (terbuka) mengenai bagian wajah korban BAHTIAR,

kemudian saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH ikut

memukul dengan tangan kosong (terbuka), dilanjutkan sdr. HERMANSYAH

Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL ikut memukuli korban BAHTIAR Als

IYAR secara bergantian dengan menggunakan tangan kosong, Terdakwa

yang saat itu sudah berada di Pasar Keramat ikut pula memukul korban

BAHTIAR Als IYAR dengan menggunakan tangan kosong (terbuka)

mengenai bagian wajah korban BAHTIAR. Pemukulan kembali terjadi

ketika Terdakwa, sdr. HERMANSYAH Als IHIR dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL

lalu menemui saksi ARIFIN di rumah saksi ARIFIN untuk mencari barang

curian namun tidak ditemukan kemudian Terdakwa memukul korban

BAHTIAR Als IYAR di bagian wajah mengenai dagu sebanyak 1 (satu) kali

dengan menggunakan tangan kosong dan saat itu saksi ARIFIN melihat

mulut korban ada mengeluarkan darah;

Menimbang, bahwa akibat adanya pemukulan yang dilakukan

Terdakwa bersama-sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI,

saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta Sdr.

HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO), wajah

korban BAHTIAR Als IYAR dalam keadaan babak belur, mulut korban ada

mengeluarkan darah dan berdasarkan hasil Visum Et Repertum No.

KH.370/47/Katib/2017 tanggal 02 Agustus 2017 yang ditandatangani oleh

dr. EKO BUDIYONO dokter jaga pada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

Umum H. Damanhuri Barabai, pada korban BAHTIAR Als IYAR ditemukan

luka memar kebiruan dikelopak mata koma bibir koma empat gigi atas

patah, ditemukan memar di dada kanan. Pada akhirnya korban BAHTIAR

Als IYAR ditemukan meninggal dunia sekitar jam 23.30 wita, sesuai Surat

Keterangan Kematian Nomor 440/497/SKM/RSUD-BRB/2017 tanggal 02

Agustus 2017 yang ditandatangani oleh Dokter yang memeriksa dr. EKO

BUDIYONO;

Menimbang, bahwa terhadap kematian korban BAHTIAR Als IYAR

tersebut, Penasihat Hukum Terdakwa meragukan kematian korban akibat

perbuatan Terdakwa bersama-sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI Bin

MASERANI, saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta

Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO).

Keraguan Penasihat Hukum Terdakwa dapat disimpulkan sebagai berikut:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 126: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 33 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

- Ada jeda waktu antara korban BAHTIAR Als IYAR dipulangkan dari

kantor Polrest Hulu Sungai Tengah sampai pada korban BAHTIAR Als

IYAR ditemukan meninggal dunia, tidak diketahui (termonitor) apa saja

yang dilakukan korban BAHTIAR ALs IYAR sampai akhirnya meninggal

dunia;

- Hasil Visum et Revertum dana keterangan Ahli dr. EKO BUDIYONO Bin

PARDJANDJIANTO tidak memberikan ketegasan apa yang

menyebabkan kematian korban BAHTIAR Als IYAR;

- Menurut Penasihat Hukum Terdakwa seharusnya untuk pasein yang

datang dalam keadaan meninggal dunia maka dokter menggunakan

outopsi atau bedah mayat forensik bukan hanya dengan melihat dan

memperhatikan dengan seksama keadaan fisik si pasien yang meninggal

tersebut;

Menimbang, bahwa terhadap pembelaan (pledoi) Pensihat Hukum

Terdakwa tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa dari fakta hukum

yang terungkap dipersidangan bahwa benar korban BAHTIAR Als IYAR

telah dipukul dengan tangan kosong (terbuka) berkali-kali oleh Terdakwa

bersama-sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI, saksi

RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta Sdr. HERMANSYAH

Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO), akibat pemukulan

tersebut benar ternyata wajah korban BAHTIAR Als IYAR dalam keadaan

babak belur, mulut korban ada mengeluarkan darah. Korban BAHTIAR

sempat dilakukan perawatan pertama oleh pihak Polrest Hulu Sungai

Tengah dengan dibawa ke urusan kesehatan (urkes) Polrest dan oleh

karena tidak ada pihak yang melaporkan mengenai dugaan pencurian yang

dilakukan oleh korban maka pihak Polrest HST memulangkan korban

BAHTIAR Als IYAR. Korban BAHTIAR Als IYAR hanya dilakukan

perawatan pertama sekedar membersihkan luka yang ada pada wajah

korban saja. Menurut keterangan Ahli dipersidangan bahwa luka pada

korban terdapat pada memar di kedua kelopak mata, bibir/mulutnya

mengeluarkan darah, 4 (empat) gigi depan bagian atas korban patah dan

memar di bagian dada yang mana keseluruhan luka tersebut akibat trauma

benda tumpul, kematian korban dapat timbul akibat trauma pukulan benda

tumpul di organ atau daerah vital (kepala, leher, dada/jantung), penyebab

kematian korban yang paling logis adalah adanya rembesan cairan darah di

otak sehingga menyebabkan kematian korban secara perlahan-lahan;

Menimbang, bahwa luka pada korban di dasarkan pada keterangan

saksi ARIFIN Bin TUHALUS, saksi MELYDA KARTINI Binti SYARIFUDDIN,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 127: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 34 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

saksi RIRI HERLIANTO Bin SOETIRTO, saski RUSMA HERDIYANTO Bin

SAMSI serta pendapat Ahli dr. EKO BUDIYONO Bin PARDJANDJIANTO

dipersidangan (lihat Yursiprudensi Putusan Mahkamah Agung tanggal 5-11-

1969 Nomor 10 K/Kr/1969, yang menyebutkan “sebagai pengganti visum et

repertum dapat juga didengar keterangan Ahli”). Dari keterangan empat

saksi dan ditambah dengan pendapat Ahli tersebut diatas maka Majelis

Hakim berkeyakinan bahwa kematian korban BAHTIAR Als IYAR

disebabkan oleh luka yang di alami korban akibat dipukul dengan tangan

kosong (terbuka) berkali-kali oleh Terdakwa bersama-sama dengan saksi

ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI, saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin

JUHRIANSYAH serta Sdr. HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H.

HAIRIL Als IRIL (DPO);

Menimbang, bahwa walaupun dalam hasil visum et repertum tidak

disebutkan penyebab kematian korban namun tidak menjadi halangan bagi

Hakim untuk menarik kesimpulan bahwa korban telah meninggal dunia

akibat luka-luka tersebut dalam visum et repertum, hal ini sesuai dengan

Yursiprudensi Putusan Mahkamah Agung tanggal 10-11-1959 Nomor 182

K/Kr/1959 (lihat buku Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

cet.ketiga 1993, hal.66);

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas

Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan kekerasan yang dilakukan

Terdakwa bersama-sama dengan saksi ASPIANI Als ASPI Bin MASERANI,

saksi RAHMADHAN Als MADAN Bin JUHRIANSYAH serta Sdr.

HERMANSYAH Als IHIR (DPO) dan sdr. H. HAIRIL Als IRIL (DPO)

menyebabkan korban BAHTIAR Als IYAR meninggal dunia (mati). Dengan

demikian maka unsur “Kalau Kekerasan Itu Menyebabkan Matinya Orang“

telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 170 Ayat (2) ke-3

KUHP telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana MELAKUKAN KEKERASAN

TERHADAP ORANG MENYEBABKAN KEMATIAN sebagaimana didakwakan

dalam dakwaan Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan

hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai

alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab,

maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 128: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 35 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan

penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan

penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan

terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar

Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa 1 (satu) lembar kaos

lengan panjang merk CRS warna abu-abu yang ada noda darahnya; 1 (satu)

lembar celana panjang Levis warna biru yang ada noda darahnya, adalah barang

bukti milik korban BAHTIAR Als IYAR dan sudah tidak diperlukan lagi dalam

pemeriksaan perkara serta kondisi barang bukti yang telah rusak maka sepatutnya

dirampas untuk dimusnahkan;

Menimbang, bahwa pemidanaan yang berlaku dalam sistem hukum di

Indonesia sekarang ini bukan semata-mata memberikan pembalasan terhadap

kesalahan seseorang akan tetapi bertujuan memberikan pendidikan dan

pembinaan bagi Terdakwa sehingga dengan pembinaan tersebut Terdakwa

menyadari perbuatannya sehingga dapat memperbaiki sikap dan perilakunya yang

keliru tersebut di masa mendatang dan dapat kembali menjadi anggota

masyarakat yang baik dan berguna;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka

perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang

meringankan Terdakwa ;

Keadaan yang memberatkan :

Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;

Terdakwa pernah dihukum dalam perkara perjudian;

Keadaan yang meringankan :

Terdakwa dipersidangan berterus terang dan mengakui perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah

dibebani pula untuk membayar biaya perkara;

Memperhatikan, Pasal 170 Ayat (2) ke-3 KUHP dan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI :

1. Menyatakan Terdakwa RUDIANSYAH Als RUDI Bin JUHRIANSYAH terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana MELAKUKAN

KEKERASAN TERHADAP ORANG MENYEBABKAN KEMATIAN

sebagaimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 129: TINDAK PIDANA MAIN HAKIM SENDIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46885...Asas praduga tak bersalah memiliki arti bahwa seseorang yang dituduh melakukan suatu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 36 dari 36 Putusan Nomor 235/Pid.B/2017/PN Brb

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara

selama 1 (satu) Tahun 4 (empat) Bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;

5. Menetapkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) lembar kaos lengan panjang merk CRS warna abu-abu yang ada

noda darahnya;

- 1 (satu) lembar celana panjang Levis warna biru yang ada noda darahnya.;

Dirampas untuk dimusnahkan;

6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah

Rp5.000,- (lima ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Barabai pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018 ZIYAD, S.H.

sebagai Hakim Ketua, NOVITA WITRI, S.H.,M.Kn. dan ARIANSYAH, S.H.,M.Kn.

masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam

sidang yang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2018 oleh

Hakim Ketua tersebut diatas di dampingi oleh Hakim-Hakim Anggota yang sama,

dibantu oleh MASDIANA Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Barabai,

dengan dihadiri oleh TRI MARGONO BUDISUSILO, S.H. Penuntut Umum pada

Kejaksaan Negeri Hulu Sungai Tengah serta dihadiri pula oleh Terdakwa dan

Penasihat Hukum Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua,

NOVITA WITRI, S.H.,M.Kn ZIYAD, S.H.

ARIANSYAH, S.H., M.Kn

Panitera Pengganti,

MASDIANA

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36