Timur Tengah

download Timur Tengah

of 57

Transcript of Timur Tengah

UNITED ARAB EMIRATES (Persatuan Emirat Arab/PEA)

KETERANGAN UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Negara : Al Imaarat Al `Arabiyah Al Muttahidah (Arab)/United Arab Emirates (Inggris)/Persatuan Emirat Arab (Indonesia). Ibukota : Abu Dhabi Bentuk Negara : Federasi Merdeka Tahun : 1971 Hari Nasional : 2 Desember Kepala Negara : Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan (Emir Abu Dhabi) Kepala Pemerintahan : Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (PM/Wapres/Emir Dubai) Ketua Parlemen/FNC : Abdulaziz Abdullah Al Ghurair Jumlah Penduduk : 5,6 juta (data statistik thn 2006), dengan komposisi WN PEA 21,9% dan selebihnya adalah warga negara asing (ekspatriat), terutama India, Pakistan, Iran, Bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Mesir, Palestina, Syria dll (78,1 %). 10. Etnis Suku : Arab 48.1% (Emirati:12.2%, Bedouin 9.4%; Mesir 6.2%, Oman 4.1%, Arab Saudi 4%) , Asia Selatan 35.7%, Iran 5%, Filipino 3.4%, Eropa dll 7.8 % 11. 12. 13. 14. 15. Bahasa : Arab (resmi) dan bahasa Inggris, Urdu, Hindi dan Parsi. Agama : Islam (Sunni 80 % dan Syi'ah 16 %), Kristen, Hindu dll sekitar 4 %. Lagu Kebangsaan : Tahiyyatul `Alam Bendera : Berbentuk persegi panjang terdiri dari 4 warna: merah, hijau, putih dan hitam. Warna merah terletak dekat tiang dengan panjang yang sama dengan tinggi bendera, sementara lebarnya dari lebar bendera. Tiga bagian warna lainnya menempati bagian dari sisa bendera yang terbagi menjadi 3 bh empat persegi panjang horizontal yang sama, paling atas warna hijau, putih dan hitam. 1

16.

Indikator ekonomi PEA tahun 2008 Sumber daya alam terdiri dari minyak bumi dan gas alam;o o o o o o

G.D.P. 2008 : US$ 254.5 milyar GDP per Capita Income : US$ 53.300 Tingkat Pertumbuhan : 7,4 % Total Ekspor : US$ 203.46 milyar Total Impor : US$ 153.29 milyar Satuan Mata Uang : Dirham Mata uang Dirham (AED/Dhs) secara resmi diperkenalkan pada tahun 1973. Mata uang terdiri dari uang logam dan kertas dengan pecahan sebagai berikut : Logam : 5,10, 25, 50 fils dan 1 dirham. Kertas : 5, 10, 20, 50, 100, 200, 500 dan 1000 dirham Kurs : US$ 1 = Dh. 3,67

17. 18. 19.

Waktu : -3 jam dari WIB atau +4 GMT Hari Libur : Jumat dan Sabtu Jam Kerja :o o

Pemerintah : 07.30-15.00 (Sabtu-Selasa) 07.30-13.00 (Rabu) Swasta : 08.00-13.00 dan 16.00-20.00 (Minggu-Rabu) 08.00.13.00 (Kamis) -Shopping Mall :09.00-13.00 dan 17.00 s/d 22.00. -Kantor dan Bank tutup pada hari Jumat

20.

Transportasi Sarana transportasi umum yang berlaku di PEA adalah taksi, selain terdapat juga bus angkutan antar emirat. Tarif taksi di Abu Dhabi adalah 2 dirham (min) dan 50 fils/km, Dubai: 3 dirham (min) dan Dh. 1.17/km.

KONDISI GEOGRAFIS 1. Luas : 83.600 km2 (lebih kurang seluas provinsi Maluku). 2. 3. Letak : 2250 26 LU dan 51 - 5625 BT, Wilayah : PEA terdiri dari 7 (tujuh) wilayah emirat yaitu Abu Dhabi: 67.340 km2 (86%), Dubai: 3.900km2 (5%), Sharjah 2.600 km2 (3.3%), Ajman 260 km2 (0.3%), Umm Al Quwain: 770 km2 (1%), Ras Al Khaimah: 1.700 (2.2%) dan Fujairah: 1.300 (1.5%). 4. Perbatasan : PEA berbatasan langsung dengan 4 (empat) negara lainnya dengan garis perbatasan sepanjang lk. 999 km. Di sebelah utara, dengan Teluk Arab dan Iran yang dibatasi oleh laut, sebelah Selatan dengan Arab Saudi (530 km) dan 2

Oman (450 km), di sebelah Timur dengan Teluk dan Kesultanan Oman, sebelah barat dengan Arab Saudi dan Qatar (19 km). 5. Iklim/Cuacao

Iklim : Musim panas berlangsung pada bulan (April-September) dengan suhu rata-rata 35-45 C dan puncaknya jatuh pada bulan Juli dan Agustus mencapai 47-52 C. Musim dingin berlangsung pada bulan November Maret dengan temperatur berkisar antara 120-260 C dan puncaknya di bulan Januari dan Pebruari (70 - 50 C). Kelembaban udara 70-90%. Curah hujan sangat tipis, 80 mm/tahun. Cuaca : Pada bulan September di PEA, matahari terbit pada pukul 06.14 dan terbenam pada pukul 18.11 (+5 menit untuk wilayah Dubai dan Sharjah) Suhu : Pada bulan September, suhu udara di PEA mulai peralihan musim panas ke musim dingin dengan suhu rata-rata diperkirakan berkisar antara 30 - 40 C

o

o

6.

Jarak : Jarak antara Abu Dhabi Internasional Airport ke pusat kota Abu Dhabi sepanjang 30 km, Bandara Internasional Dubai dengan kota Dubai: 5.5 km, Bandara Internasional Sharjah-Kota Sharjah= 11.7 km. Perjalanan antar kota di PEA dapat ditempuh dengan perjalanan darat dengan menggunakan jalur highway dengan dipagari oleh pepohonan. Jarak Abu Dhabi Dubai: 170 km dengan perjalanan darat dapat ditempuh selama 1,5 jam. Sementara jarak DubaiSharjah: 20 km dengan perjalanan darat dapat ditempuh selama : 10 menit

SEJARAH SINGKAT Sejarah kehidupan dan peradaban manusia telah tumbuh di Jebel Hafit, wilayah di kawasan Timur PEA sejak era Neolitikum, atau sekitar 5000 tahun yang lalu, sektor pertanian serta perikanan muncul sebagai sumber mata pencaharian utama. Pada era Helenistik, awal masa hubungan perdagangan dilakukan dengan bangsa-bangsa lain yang hidup di sebelah utara kawasan Teluk, dan bahkan sampai Lautan Tengah (Mediterranean). Kawasan Teluk mulai tumbuh menjadi sebuah kawasan penting, ketika mutiara mulai ditemukan. Rivalitas dan pertarungan antar suku bangsa mulai muncul, khususnya dalam rangka menanamkan dan memperluas pengaruhnya untuk tujuan kepentingan ekonomi dan perdagangan. Kabilah Qasimi, penguasa wilayah Ras Al Khaimah dan Sharjah merupakan kabilah yang mempunyai pengaruh kuat dan mendominasi pertarungan antar suku bangsa di tujuh keemiran.

3

Letak geografis semenanjung Arab menjadi kawasan strategis dalam dunia perdagangan. Mutiara menjadi komoditas penting bagi bangsa Portugis dan Inggris. Kelompok suku bangsa Qasimi yang mempunyai pengaruh besar melakukan pembatasan terhadap kapalkapal Portugal, Inggris dan Belanda. Dalam perkembangan sejarah, tercatat bahwa administratif Inggris yang mempelopori terjalinnya ikatan persetujuan dengan para pemimpin suku bangsa di kawasan Teluk. Upaya tersebut mulai berlangsung sejak tahun 1803, dan terus berkembang dengan tercapainya berbagai persetujuan, termasuk dengan suku bangsa di kawasan PEA pada tahun 1820. Tahap puncak persetujuan tersebut membawa suku bangsa di kawasan ke dalam sistem Trucial States dengan ditandatanganinya Maritime Treaty pada tahun 1853. Periode Trucial State ditandai dengan penerapan berbagai kebijakan untuk menciptakan perdamaian antar pihak bertikai, juga mulai memberlakukan peraturan mengenai perpajakan, pembagian tanah dan lain sebagainya. Pada periode ini pula, ditemukan ladang minyak di kawasan PEA pada tahun 1930. Fase ini berlangsung sampai dengan tahun 1971. Pada fase tersebut, Inggris melalui parlemennya yang secara resmi, mengumumkan penarikan diri dari kawasan Teluk, pada tanggal 16 Januari 1968 dengan proses penarikan secara keseluruhan selesai pada tahun 1971. Fase sejarah modern PEA, diawali dengan pembentukan negara federasi. Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, Emir Abu Dhabi memprakarsai dan melakukan perundingan dengan 8 (delapan) Emir lainnya, tetangga berdekatan dengan Abu Dhabi, yaitu Dubai, Sharjah, Ajman, Umm Al Quwain,Ras Al Khaimah, Fujairah, Bahrain dan Qatar untuk membentuk suatu negara federasi Persatuan Emirat Arab. Pembentukan negara federasi tersebut disetujui oleh 6 Emir (Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm Al Quwain dan Fujairah) dan diproklamirkan pada tanggal 2 Desember 1971. Hanya Qatar dan Bahrain yang menarik diri dari perundingan dan memproklamasikan negaranya masing-masing. Ras Al Khaimah bergabung pada bulan Pebruari 1972. Melalui sidang Federal Supreme Council, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan (Emir Abu Dhabi) terpilih sebagai Presiden Persatuan Emirat Arab untuk periode 5 tahun pertama. Dalam perkembangan stabilitas pemerintahan PEA, diikuti dengan pembentukan perangkat institusi kenegaraan federatif modern Persatuan Emirat Arab, termasuk Undang-Undang Dasar. Kekuasaan dibagi-bagi dalam fungsi-fungsi legislatif, eksekutif dan yudikatif, yang dimiliki oleh lembaga-lembaga sebagai berikut;

4

1. Federal Supreme Council, sebagai institusi kekuasaan tertinggi negara federal. 2. Presiden, sebagai pemegang kewenangan legislatif dan eksekutif. 3. Council of Minister atau Dewan Menteri, sebagai pemegang kekuasaan eksekutif yang dikontrol oleh Federal Supreme Council dan Presiden. 4. Federal National Council (FNC), sebagai lembaga legislatif, berfungsi sebagai badan konsultatif. 5. Federal Supreme Court (FSC), pemegang kekuasaan yudikatif. Aktifitas PEA dalam berbagai fora internasional antara lain sebagai berikut:y y y

Tanggal 6 Desember 1971, PEA resmi menjadi anggota negara-negara Liga Arab. Tanggal 9 Desember 1971 menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tahun 1981 menjadi tuan rumah pembentukan organisasi regional kawasan Teluk, Arab Gulf Cooperation Council (AGCC). Tercatat beberapa kali (tahun 1981, 1986, 1992, 1998) sebagai penyelenggara KTT Kepala Negara Teluk (AGCC) dan terakhir pada tanggal 18-19 Desember 2005 di Abu Dhabi.

PRESIDEN PEA N a m a : Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan Lahir : 1948 di Al Ain

LATAR BELAKANG/RIWAYAT HIDUP Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan adalah putra tertua dari Alm. Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan Prsiden PEA (1971-2004). Beliau selalu mendampingi orang tuanya sejak masa kanak-kanak dan mempelajari seni kepemimpinan, politik, kebijaksanaan, tradisi dan nilai luhur bangsa arab langsung dari Sheikh Zayed yang wafat pada tanggal 2 Nopember 2004, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan membuka kediamannya untuk menerima rakyat yang ingin bertemu untuk membicarakan masalah dan keperluan yang dibutuhkan oleh rakyat. RIWAYAT SINGKAT SHEIKH KHALIFA BIN ZAYED AL NAHYAN (Presiden PEA sejak 03 Nopember 2004)

5

y

1948 : Dilahirkan di kota Al Ain Emirat Abu Dhabi, merupakan putra tertua dari Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan ; 1966 : Diangkat sebagai Gubernur wilayah kawasan timur Emirat Abu Dhabi ; 1969 : Diangkat sebagai Putra Mahkota Emirat Abu Dhabi ; 1971 : Diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri PEA ; 1976 : Diangkat sebagai Wapangti AB PEA ; 03 /11/ 04 : Ditunjuk oleh Federal Supreme Council PEA, yang terdiri dari 7 (tujuh) Emir (Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm Al Quwain, Ras Al Khaimah, Fujairah) sebagai Presiden PEA.

y y y y y

PEMERINTAHAN PEA A. Kebijakan Pemerintah PEA Dalam Negeri : Mengutamakan stabilitas politik dan keamanan, menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan. Regional : Berorientasi kepada kepentingan persatuan/kesatuan negara Arab umumnya. Beliau merupakan salah seorang pemrakarsa kelompok regional Arabian Gulf Cooperation Coucil (AGCC) yang diresmikan di Abu Dhabi bulan Mei 1981. Luar Negeri : Mendukung penuh prinsip dan gagasan serta usaha negara Non-blok membangun kesejahteraan ekonomi negara Dunia Ketiga dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Dalam kebijakan politik luar negeri menyangkut Palestina, Indonesia dan PEA memiliki kesamaan pandangan dan sikap. Sebagaimana yang dilakukan Indonesia, PEA juga terus menyatakan dukungan bagi upaya pencapaian Negara Palestina yang merdeka

SISTEM PEMERINTAHAN Berdasarkan Konstitusi PEA pada Bab IV pasal 45 menyatakan bahwa lembaga tinggi negara federasi PEA terdiri dari: 1. Federal Supreme Council (FSC) FSC yakni institusi pemegang kekuasaan tertinggi negara federal PEA. FSC merupakan instrumen federal yang secara ekslusif memiliki kekuasan eksekutif, 6

ratifikasi, dan legislatif. Kekuasaan eksekutif FSC meliputi penerimaan anggota baru negara federal, memilih Presiden dan Wakil Presiden, memformulasi GBHN, melakukan fungsi kontrol. Kekuasaan meratifikasi mengenai persetujuan setiap keputusan yang diambil oleh dua atau lebih emirat, menentukan dan memutuskan langkah kebijaksanaan pertahanan dan keamanan negara, menyetujui atau menolak terhadap persetujuan yang diambil pemerintah dengan negara asing, kekuasaan memberikan persetujuan terhadap keputusan kabinet, penugasan dan pemberhentian Hakim Agung, persetujuan atas perjanjian internasional dan mendeklarasikan negara dalam keadaan bahaya. FSC dalam keadaan tertentu dapat mengeluarkan setiap peraturan hukum dan perundang-undangan. Apabila sedang tidak dalam keadaan "in session", kekuasaan tersebut dapat dijalankan oleh Presiden. Namun demikian menurut konstitusi, FSC tetap merupakan bentuk kepemimpinan kolektif PEA. Komposisi FSC sebagai berikut:o o o o o o o

HH Sheikh Khalifa Bin Sultan Al Nahyan (Emir Abu Dhabi). HH Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum( Emir Dubai). HH Dr. Sheikh Sultan Bin Mohammed Al Qassimi (Emir Sharjah). HH Sheikh Saqr bin Mohamed Al Qassimi (Emir Ras Al Khaimah). HH Sheikh Rashid bin Ahmed Al Mualla (Emir Umm Al Quwain). HH Sheikh Humaid bin Rashid Al Nuaimi (Emir Ajman). HH Sheikh Hamad bin Mohammed Al Shaqr (Emir Fujairah).

2. Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh FSC untuk masa jabatan 5 tahun. Apabila Presiden dalam keadaan berhalangan, Wakil Presiden berkewajiban mengambil alih tanggungjawabnya. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif dan legislatif yang luas. Presiden memiliki kewenangan menyelenggarakan dan memimpin sidang-sidang FSC dan Kabinet. Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata dan melakukan tugas mewakili negaranya dalam hubungan luar negeri, baik secara internal maupun eksternal. Presiden juga menandatangani setiap produk hukum dan perundangundangan, ketetapan, keputusan termasuk ratifikasi perjanjian internasional. Menetapkan (penugasan dan pemberhentian) Perdana Menteri serta Ketua Federal Supreme Court beserta Hakim Agung, dan mengangkat Duta Besar. Kekuasaan tradisional Presiden yang tetap berlangsung adalah memberikan amnesti dan pengampunan bagi terpidana.

7

3. Council of Ministers atau Dewan Menteri, merupakan pelaksana otoritas kewenangan eksekutif dalam segala urusan pemerintahan, yakni melakukan dan menindaklanjuti GBHN PEA, memiliki hak inisiatif menyusun rancangan perundangundangan dan mengkonsultasikannya kepada FNC, sebelum dimajukan kepada FSC, mengeluarkan regulasi untuk mengimplementasikan keputusan negara federal, memberikan supervisi terhadap Undang-undang, Peraturan Hukum Federal bagi tiap emirat. Dalam melaksanakan fungsi eksekutif tersebut di atas, Kabinet mendapat kontrol dari Presiden dan FSC. 4. Federal National Council (FNC) atau Parlemen, adalah badan legislatif/konsultatif PEA. Lembaga ini selalu ditugaskan untuk mewakili Parlemen PEA melakukan hubungan luar negeri dengan lembaga/Badan Parlemen negara-negara lain. FNC dibentuk pada tanggal 12 Pebruari 1972. Anggotanya berjumlah 40 orang, mewakili wilayah emiratnya, dengan komposisi sebagai berikut:o o o

Abu Dhabi dan Dubai , masing-masing 8 orang. Sharjah dan Ras Al Khaimah,masing-masing 6 orang. Ajman, Fujairah dan Umm Al Quwain masing-masing 4 orang. Berdasarkan keputusan Presiden PEA, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan pada bulan Desember 2005 bahwa penetapan anggota FNC PEA akan dilakukan melalui 2 (dua) mekanisme; pertama, 1/2 anggota FNC akan dipilih langsung melalui mekanisme pemilu. Kedua, 1/2 anggota FNC lainnya akan tetap ditunjuk langsung oleh emir (penguasa wilayah) di 7 wilayah keemiratan. Proses pemilu tersebut telah dilakukan untuk pertama kalinya pada tanggal 16, 18 dan 20 Desember 2006 dan telah menghasilkan 20 orang anggota baru FNC PEA (50% dari total anggota FNC). Sementara 1/2 anggota FNC lainnya akan ditunjuk langsung oleh para emir. FNC di antaranya bertugas memberikan rekomendasi penyusunan RAPBN, sebelum disyahkan oleh FSC menjadi Undang-undang. FNC juga merupakan lembaga yang lebih cenderung sebagai lembaga konsultatif dan memberikan masukan kepada lembaga negara lainnya. FNC memiliki instrumen 8 komisi yang mencakup aspek POLEKSOSBUDPEN. Fungsi legislatif yang melekat pada FNC terbatas pada tingkat proseduril (lembaga konsultasi) dalam pembentukan peraturan dan perundang-undangan Persatuan Emirat Arab, namun wakil lembaga Parlemen PEA dalam 8

hubungan dengan lembaga parlemen negara lain. Selebihnya kekuasaan legislatif terletak pada FSC.

5. Federal Judiciary Kekuasaan judikatif tertinggi negara federal, dipegang oleh SUPREME COURT (semacam Mahkamah Agung) memiliki kewenangan menyelesaikan berbagai permasalahan konflik juridis antar anggota emirat, termasuk permasalahan dengan negara federal, menguji aturan-aturan hukum anggota emirat dan pemberi interpretasi aturan-aturan hukum yang syah atas permintaan negara federal ataupun pihak emirat lainnya. PEMERINTAH FEDERAL Keseluruhan organ pemerintahan federal berkewajiban melaksanakan semua otoritas fungsi ketatanegaraan, baik urusan internal maupun eksternal. Dalam menjalankan fungsi tersebut pemerintah federal mempunyai kekuasaan legislatif dan eksekutif, khususnya dalam masalah hubungan luar negeri termasuk menandatangani perjanjian internasional dan pengawasan terhadap implementasi perjanjian tersebut. Untuk masalah internal, pemerintah federal memiliki kekuasaan memberlakukan hukum peraturan perundang-undangan, hal berhubungan dengan ancaman eksternal dan internal terhadap stabilitas politik dan keamanan, keuangan, pajak dan bea cukai, kesehatan, penerangan, pos dan telekomunikasi, listrik, lalulintas udara, imigrasi, kebudayaan, pembuatan/pemeliharaan jalan raya, dan kepolisian. PEMERINTAH LOKAL Dalam sistem pemerintah federal PEA, pada setiap emirat terdapat pemerintahan lokal yang memperoleh perlindungan atas kemerdekaan, kedaulatan, stabilitas dan keamanan dari Pemerintah Federal. Para emir dapat membentuk dan mengatur sistem hukum tersendiri sesuai dengan keperluan masyarakatnya. Termasuk yang paling penting adalah kewenangan para emir mengatur natural resources. Sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat setiap wilayah menjadi wewenang 9

pemerintah emirat lokal. Sementara itu, pemerintah lokal (keemiratan) berkewajiban untuk memberikan kontribusi finansial dalam rangka pembiayaan Pemerintah Federal (pusat). Sesuai semangat unitary dalam bentuk negara federal para emir dari 7 emirat secara voluntary memberikan kekuasaan hak prerogatifnya kepada pemerintahan federal. Konstitusi menjamin secara hukum untuk menjalankan hak (souvereignty) dan segala urusan (di luar jurisdiksi pemerintah federal) setiap emir di wilayah dan perairannya masing-masing. Setiap emirat berhak untuk memperoleh perlindungan atas kemerdekaan, kedaulatan, stabilitas dan keamanan dari pemerintahan Federal. Sementara itu berkewajiban untuk menghormati hak kemerdekaan dan kedaulatan emirat lainnya. Kewenangan emirat dalam mengatur masalah internalnya, lebih kuat dibanding dengan menjalankan kegiatan hubungan luar negerinya (eksternal). Status kekuasaan tradisional para emir atas masingmasing wilayahnya tetap mendapat pengakuan. Para emir dapat menunda atau tidak memberlakukan peraturan yang telah ditetapkan negara federal atas wilayahnya, apabila hal tersebut dipandang tidak sesuai dengan wilayahnya. Di masing-masing wilayahnya, para emir dapat membentuk dan mengatur sistem hukum tersendiri sesuai dengan keperluan masyarakatnya. Termasuk yang paling penting adalah kewenangan besar para emir mengatur natural resources. Sumberdaya alam dan kesejahteraan masyarakat setiap wilayah, merupakan kewenangan, emirat (lokal). Sementara itu, tiap-tiap emirat berkewajiban untuk memberikan kontribusi finansial dalam rangka pembiayaan tugas kewenangan pemerintah federal (pusat).

TRADISIONAL Meskipun PEA berbentuk negara federasi (modern) namun sistem pemerintahan yang yang berlangsung dalam kehidupan ketatanegaraan, terbilang unique, kombinasi antara pemerintahan tradisional dan administratif pemerintahan yang "modern. Para emir memiliki hak "privelege" secara tradisional telah berlangsung turun temurun. Pemerintahan tradisional tersebut dikenal dengan organ atau wadah yang disebut dengan Majelis. Para pemimpin suku/kabilah yang berada pada Emirat-Emirat, secara teratur selalu (terutama bulan Ramadhan) membuka majelis dan bertemu dengan masyarakat kabilahnya untuk mengadakan dialog memecahkan permasalahan serta menerima berbagai permintaan dari masyarakatnya yang dapat disampaikan secara langsung. 10

Masukan langsung dari masyarakatnya tersebut, ditindaklanjuti oleh institusi kenegaraan secara modern. Hak privilese para emir dan proses pengambilan keputusan langsung dari masyarakatnya tanpa melalui lembaga perwakilan telah berlangsung mewarnai kehidupan ketatanegaraan secara tradisional PEA.

SISTEM PERADILAN 1. Federal Supreme Court (FSC) FSC, Badan Federal tertinggi melaksanakan fungsi yudikatif negara federal, yakni mengawasi jalannya pemberlakuan perundang-undangan, menyelesaikan perkara menyangkut hubungan antar emirat, dan memberikan interpretasi juridis mengenai UUD. FSC adalah pengadilan banding tingkat tertinggi. Prinsip norma keadilan, dengan lembaga dan kewenangan administratif yang berlaku sesuai dengan prinsip hukum sebagaimana diterapkan di negara Barat. Namun dasar hukum yang menjadi keputusan adalah syariat Islam. Anggota Peradilan Federal diangkat oleh Presiden setelah mendapat persetujuan dari Supreme Council. Komposisi FSC terdiri dari seorang Ketua dan 5 orang Hakim Agung. 2. Primary Tribunals Primary Tribunal merupakan lembaga pengadilan dalam menyelesaikan masalah civil keperdataan, tindak pidana serta masalah-masalah konflik administratif. 3. Local Judicial Authorities Pengadilan Negeri memiliki yuridiksi yang terbatas pada wilayah hukum tiap emirat. Tugasnya menyelesaikan perkara yang tidak tercakup oleh kedua peradilan Federal di atas. Sistem hukum di PEA didasarkan pada syariah Islam.

KABINET PEAy y y y y y

Wapres/PM/Menhan : Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum Wkl PM/Mendagri : Sheikh Seif Bin Zayed Al Nahyan Wkl PM/Men. Urusan Kepresidenan : Sheikh Mansour Bin Zayed Al Nahyan Menkeu : Sheikh Hamdan Bin Rashid Al Maktoum Menlu : Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan Mendikti dan Riset : Sheikh Nahyan Bin Mubarak Al Nahyan 11

y y y y y y y y y

Men. P.U : Sheikh Hamdan Bin Mubarak Al Nahyan Men. Perdagangan LN : Sheikha Lubna Bint Khalid Al Qasimi Men.Urusan Kabinet : Mohammed Abdullah Al Gergawi Men. Energi : Mohammed Bin Dhaen Al Hameli Men. Ekonomi : Sultan bin Saeed Al Mansouri Mensos : Mariam Mohammed Khalfan Al Roumi Mendik : Humaid Mohammed Obeid Al Qattami Menkes : Dr. Hanif Hassan Ali Men. Kebudayaan, Pemuda & Pengemb. Masyarakat : Abdul Rahman Mohammed Al Owais Menaker : Saqr Ghobash Saeed Ghobash Menneglugri/Menneg Urusan FNC (Parlemen) : Dr. Mohammed Anwar Gargash Menkeh : Dr. Hadef bin Jaan Al Dhaheri Menteri Lingkungan Hidup & Air : Rashid Ahmed bin Fahd Menneg UrusanKeuangan : Obeid Humaid Al Tayer Menteri Negara : Dr. Maitha Salem Al Shamsi Menteri Negara : Reem Ibrahim Al Hashimi

y y y y y y y

12

PROFIL NEGARA REPUBLIK ISLAM IRAN

I. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

UMUM Nama Resmi: Islamic Republic of Iran (Jomhori-e Islami-e Iran) Ibukota: Tehran Berdiri Tahun: 1 April 1979 Hari Nasional: 10 Februari (Hari Revolusi Islam Iran tahun 1979) Lagu Kebangsaan: Sorud-e Melli-e Iran Bendera: Hijau-Putih-Merah dengan tulisan Allah berwarna merah dan berbentuk tulip ditengah-tengah. Tulisan Allahu Akbar berwarna putih, masing-masing sebanyak 11 kali di bagian bawah sepanjang warna hijau dan di bagian atas sepanjang warna merah 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kepala Negara/Pemimpin Tertinggi Agama (Supreme Leader): Ayatollah Seyed Ali Khamenei Kepala Pemerintahan: Presiden Mahmoud Ahmadinejad (sejak 2005); terpilih kembali melalui pemilu 12 Juni 2009 Ketua Parlemen: Ali Larijani Menteri Luar Negeri: Manouchehr Mottaki Bahasa Nasional: Farsi Agama: Islam 98% (Shiah 91%, Sunni 7%), Yahudi 0,7%, Kristen 0,7%, Zoroaster 0,1% serta Armenian dan Assyria Penduduk: 70,4 juta (sensus Maret 2007 dengan pertumbuhan 0.86%) Etnis/Suku: Persia 51%, Azeri 24%, Kurdi 7%, Mazandarani 8% dan 10% etnis lainnya Ekonomi a. Sumber daya alam: Minyak bumi, gas alam, batu bara, timah hitam, tembaga, biji besi, bahan baku semen, chrom, seng, marmer 13

b. c. d. e. f. g. h. i.

Ekspor Utama: Minyak mentah dan gas alam Mata Uang: Rials (US$ 1 = Rls. 9960) (Juli 2009) GDP (PPP): US$ 824 miliar (perkiraan 2008) GDP (Real Growth Rate): 6,5% (perkiraan 2008) GDP Per Kapita: US$ 12.800 (2008) Laju Inflasi: 28% (consumer price) Hutang luar negeri: US$. 21,77 milyar (2008) Mitra Dagang Utama: Ekspor: Cina 15%, Jepang 14,3%, Turki 7.4%, Korea Selatan 7,3%, Italia 6,4%. Impor: Cina 14,2%, Jerman 9,6%, UAE 9,1%, Korea Selatan 6.3%, Rusia 5,7%, Italia 5% , (2007)

16.

Geografi a. b. c. d. e. Luas Wilayah: 1.648.195 Km Topografi: Sebagian besar pegunungan/dataran tinggi Tehran terletak pada ketinggian 1100-1700 m Koordinat geografis: 25-40 LU dan 44-46 BT Iklim: 4 musim, perbedaan suhu sangat ekstrim. Musim panas 46C, musim dingin - 5C Kota Besar / Wisata: Isfahan (Ibukota lama, arsitektur Islam), Mashad (Makam Imam Reza, Imam ke-8 Shiah), Shiraz (Persepolis, sebelum Masehi)

II.

SEJARAH SINGKAT

Bangsa Iran berasal dari Ras Arya yang merupakan salah satu ras Indo-European. Migrasi bangsa Arya ke berbagai belahan bumi seperti ke Asia kecil dan India dimulai pada 2.500 Sebelum Masehi (SM). Peradaban di dataran tinggi Iran dimulai 600 tahun SM di mana saat itu terdapat 2 kerajaan yakni Parsa di sebelah Selatan dan Medes di Timur Laut Iran. Pada tahun 550 SM, Cyrus the Great berhasil merebut 2 kerajaan Persia tersebut, namun tidak berhasil memperpanjang kekuasaannya. Pada 521 SM Raja Darius mendirikan Dinasti Achaemenid hingga Darius III. Pada 323 SM, Alexander the Great berhasil menaklukan Dinasti Achaemenid. Di masa Dinasti Parthian (Raja Mirthridates II) berhasil menjalin hubungan dengan Cina dan Roma yang dikenal dengan perdagangan sutranya (Silk Road). Pada 220 SM, Dinasti Sassanid mengakhiri kejayaan Dinasti Parthian.

14

Setelah peperangan selama 4 abad, seiring memudarnya Kerajaan Romawi, Kerajaan Persia hancur dan diinvasi oleh Kerajaan Mesir dan Arab lainnya dan berhasil menyebarkan agama Islam. Dari abad 7 hingga abad 16 Masehi, berbagai Dinasti keturunan Arab, Turki dan Mongol saling berkuasa yakni Dinasti Abbasid, Dinasti Saffarian, Dinasti Samanid. Pada abad ke 16 khususnya pada masa Kerajaan Savafid, tercapai masa kejayaan dalam bidang kerajinan dan pembuatan karpet. Pada abad 17 Dinasti Afshar berkuasa, namun kemudian digantikan oleh Karim Khan Zand yang mendirikan Dinasti Zand di Selatan. Di sebelah Utara Suku Qajar berhasil mematahkan Dinasti Zand dan mendirikan Dinasti Qajar hingga abad 19 dengan Rajanya yang terakhir bernama Ahmad Shah. Pada tahun 1921, terjadi kudeta militer yang dipimpin oleh Reza Shah Pahlevi yang kemudian menjatuhkan Ahmad Shah dan mengangkat dirinya sebagai Raja Iran. Pada 1941, anaknya bernama Mohammad Reza Shah naik tahta hingga terjadi Revolusi Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Imam Khomeini pada 1979. Berbagai peristiwa menonjol sejak itu adalah pendudukan Kedubes Amerika Serikat, 19791981, Invasi Irak terhadap Iran pada 1980 yang menimbulkan perang selama 8 tahun (1980-1988) dan sanksi ekonomi (energi) Amerika sejak 1996. III. 1. SISTEM PEMERINTAHAN Ideologi Ideologi negara berdasarkan kepada Agama Islam Madzhab Shiah Imam 12 (Jafari). Untuk melaksanakan prinsip ini maka diciptakan sistem Velayat-e Faqih (Supremasi kaum ulama) di mana seorang pemimpin agama memiliki hak untuk memberikan fatwa keagamaan dan sekaligus memegang kekuasaan tertinggi dalam masalah ketatanegaraan. Marja-e Taqlid (ulama senior) memiliki wewenang untuk memberikan fatwa hukum kepada masa penganut ajarannya yang tersebar di berbagai wilayah. Jumlah Marja-e Taqlid di Iran sebanyak 8 orang. Tetapi Imam Khomeini yang merupakan Pemimpin Revolusi Islam Iran 1979 kemudian dikukuhkan dalam Konstitusi sebagai Ayatollah Uzma yang berkedudukan sebagai Rahbar yang berkuasa di bidang politik sekaligus bidang keagamaan (sebagai Marja-e Taqlid).

15

Agama resmi Negara adalah Islam beraliran Jafari (Shiah Imam ke 12). Aliran Islam lainnya yang bermadzhab SyafiI, Hambali, Hanafi dan Maliki serta Shiah Zaidiyah diakui dan pelaksanaan syariat-syariatnya dilindungi oleh UU. 2. Konstitusi Hukum tertinggi adalah Konstitusi Republik Islam Iran yang disahkan pertama kali oleh Majelis Ahli tanggal 15 November 1979 dan diamandemen pada Juli 1989. 3. Lembaga Eksekutif Kepala pemerintahan dijabat seorang Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 4 tahun, dapat dapat dipilih kembali maksimal satu kali. Presiden dibantu oleh 9 orang wakil presiden yang membidangi tugas masingmasing serta 21 menteri anggota kabinet. Sistem pemerintahan Iran menganut sistem presidensiil dan parlementer, di mana anggota kabinet ditunjuk/diangkat oleh Presiden tetapi harus mendapat persetujuan dari Majelis serta bertanggungjawab kepada Presiden dan Majelis. Presiden harus bertanggungjawab kepada rakyat, Leader dan Parlemen (Majelis). Jika Presiden berhalangan selama dua bulan lebih, maka Wakil Presiden I akan menjalankan fungsi pemerintahan atas persetujuan Leader. Secara administratif, Iran terbagi menjadi 28 Propinsi dan 114 tingkat kabupaten. Setiap Propinsi dipimpin seorang Gubernur Jenderal sedangkan kabupaten/kotamadya dipimpin Gubernur. Sejak terbentuknya Islamic Council tingkat Daerah (DPRD) hasil Pemilu Februari 1999 pengangkatan para Gubernur Jenderal dan Gubernur didilakukan oleh DPRD. 4. Lembaga Legislatif Parlemen Iran (Majelis-e Syura-e Islami) merupakan lembaga legislatif yang beranggotakan 290 orang. Anggota Majelis dipilih melalui Pemilu setiap 4 tahun sekali dengan sistem distrik. Setiap 10 tahun rasio anggota Majelis ditinjau kembali sesuai dengan jumlah penduduk. Parlemen saat ini merupakan hasil pemilu tahun 2008. Ketua Parlemen saat ini adalah Ali Larijani. Majelis secara tidak langsung dapat menjatuhkan Presiden dan menteri-menteri Kabinet melalui mosi tidak percaya. Hearing terhadap menteri diajukan sekurangnya oleh 10 anggota dan menteri yang bersangkutan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada Presiden, hasil sidang disampaikan kepada Leader untuk memecat Presiden. 16

17

5.

Lembaga Judikatif Kekuasaan tertinggi lembaga peradilan dijabat oleh Ketua Justisi yang diangkat langsung oleh Leader untuk masa jabatan 5 tahun. Ia haruslah seorang Ulama Ahli Fiqih (Mujtahid). Ketua Lembaga Judikatif (Chief of Judiciary) saat ini adalah Ayatollah Hashemi Shahroudi. Fungsi utamanya adalah mengangkat dan memberhentikan ketua dan anggota Mahkamah Agung dan Jaksa Agung serta menyusun RUU. Ia juga mengusulkan calon Menteri Kehakiman kepada Presiden. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan lembaga-lembaga Judikatif, sementara Kementerian Kehakiman mengatur koordinasi antara lembaga judikatif dan lembaga-lembaga Eksekutif dan Legislatif serta bertugas di bidang organisasi pemerintahan dan anggaran. Sistem peradilan Iran mempunyai dua bentuk yaitu peradilan umum dan khusus. Peradilan umum meliputi Pengadilan Tinggi Pidana, Pengadilan Rendah Pidana, Pengadilan Tinggi Perdata, Pengadilan Rendah Perdata dan Pengadilan Perdata Khusus. Sedangkan Pengadilan Khusus terdiri dari Pengadilan Revolusi Islam, Pengadilan Khusus Ulama dan Pengadilan Pers. Sesuai dengan Konstitusi terdapat beberapa institusi lain yang berada di bawah Lembaga Judikatif seperti Peradilan Militer yang merupakan bagian dari Lembaga Peradilan yang menangani kasus-kasus pidana yang melibatkan anggota Angkatan Bersenjata, Polisi dan Pasdaran; Peradilan Tinggi Administrasi yang menangani kasus-kasus yang terkait dengan administrasi pemerintah; dan Kepala Inspektur Negara yang bertugas mengawasi kinerja kementerian.

6.

Lembaga Tinggi Negara Lainnya Majelis Ahli Kedudukan Majelis Ahli diatur dalam Konstitusi dan keanggotaannya ditetapkan melalui Pemilu setiap 8 tahun. Majelis Ahli saat ini adalah hasil pemilihan pada bulan Desember 2006 dan diketuai oleh Hashemi Rafsanjani dengan 86 orang anggota. a. Fungsi Majelis Ahli adalah memilih Rahbar (Leader), mengawasi dan memberhentikannya. Leader berfungsi sebagai pemimpin politik sekaligus

18

pemimpin agama yang memang konsep Imam Khomeini. Di Iran masalah agama tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan politik. b. Sekalipun kewenangan Leader nampak absolut, namun sesuai Konstitusi, kedudukan Leader sama dengan warga negara biasa lainnya (tidak kebal hukum). Leader juga senantiasa menerima kunjungan semua kepala negara atau perdana menteri asing yang sedang berkunjung ke Tehran. Leader pertama adalah Ayatollah Khomeini yang merupakan Pemimpin Revolusi dan Pendiri Negara Republik Islam Iran dan konseptor Velayat-e Faqih. Setelah meninggalnya Khomeini pada 1989, Majelis Ahli memilih Ayatollah Seyyed Ali Khomenei. Dewan Pengawas Konstitusi Guna menjamin kesesuaian setiap RUU dengan Konstitusi (Shura-e Negahban-e Qanun-e Assassi) yang beranggotakan 12 orang (6 ahli hukum agama yang ditunjuk oleh Leader dan 6 ahli dari berbagai disiplin ilmu hukum umum yang dipilih oleh Majelis). Masa jabatan 6 tahun dan setiap 3 tahun diadakan pemilihan bagi 6 orang anggotanya. Kekuasaan Dewan Pengawas Konstitusi meliputi mengesahkan UU yang dibuat Majelis, menafsirkan Konstitusi dan bertindak sebagai badan yang melitsus semua calon anggota Majelis Ahli, Presiden, Majelis, dan referendum. Dewan Kebijaksanaan Nasional Dewan Kebijaksanaan Nasional (Majma-e Mashlahat-e Nezam) merupakan Dewan yang bertugas untuk menengahi perbedaan antara Majelis dengan Dewan Pengawasan. Namun dalam prakteknya, Dewan ini telah diberi tugas oleh Leader untuk membahas isu lainnya yang penting seperti RAPBN,Repelita dan Kawasan Perdagangan Bebas. Jumlah anggota Dewan ini sebanyak 25 orang yang dipilih oleh Leader. Dewan Keamanan Nasional Sesuai dengan Konstitusi, Presiden juga merangkap sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional. Dewan ini berwenang membuat kebijakan pertahanan nasional sesuai dengan yang telah digariskan oleh Leader, mengkoordinasikan kegiatan politik, intelijen, sosial budaya dan ekonomi yang terkait dengan kebijakan keamanan 19

nasional, serta mengkaji sumber-sumber materi dan non materi dalam menghadapi ancaman dari dalam maupun luar negeri. Anggota Dewan terdiri dari para pimpinan Legislatif, Eksekutif dan Judikatif, Kepala Staf AB, Pejabat Badan Perencanaan dan Anggaran Negara, dua Wakil yang ditunjuk Leader, Menlu, Mendagri, Menteri Intelijen dan sejumlah menteri terkait. 7. Partai Politik dan Interest Groups Konstitusi Iran memberikan kebebasan adanya partai-partai politik, namun dalam kenyataannya pernah dihapuskan pada masa Imam Khomeini pada 1989 dengan alasan telah menyebabkan perpecahan di kalangan keluarga besar Revolusi. Orsospol terbagi kedalam koalisi parpol right wing (garis keras), left wing (konservatif/reformis) dan independen. Adapun orsospol yang dikenal secara umum, yakni: a. The Coalition of Harmonious Croup yang dimotori Jame-e Ruhaniat-e Mubarez/JRM (the Society of Combatant Clergy), sebuah kelompok mullah garis keras (right wing) didirikan pada 1979. b. The Coordinating Council of the May 23 Front (tanggal kemenangan Khatami pada Pemilu Presiden 23 Mei 1997) yang dimotori Majma Ruhaniyat-e Mobarez/MRM (the Assembly of Combatant Clerics), sebuah kelompok mullah konservatif (left wing) yang didirikan pada 1988. c. Independence Group yang tidak mempunyai persamaan pandangan terhadap dua kelompok di atas yakni the Moderation & Development Front (MDF), Green Party (GP) dan perorangan. d. Selain kelompok-kelompok di atas, terdapat pula kelompok yang dikenal sebagai Ansar-e Hizbullah yang merupakan pembela setia Republik Islam. Sebaliknya, kelompok oposisi bersenjata yang pernah ada, seperti Mojahedin-e Khalq Organization (MKO), Peoples Fedayeen, dan Democratic Party of Iranian Kurdistan, kini sudah sangat lemah dan tidak lagi mempunyai kemampuan untuk mengganggu pemerintah.

20

II.

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - IRAN 1. Politik Hubungan diplomatik Indonesia-Iran dibuka tahun 1950 pada tingkat Kedutaan. Kepala Perwakilan RI yang pertama adalah Mayjen R.H. Abdul Kadir yang bergelar Duta Besar dan Menteri Berkuasa Penuh RI. Pada akhir tahun 1960. Kedutaan RI dinaikkan tingkatnya menjadi Kedutaan Besar RI. Pemerintah RI kemudian menunjuk M. Bachmid sebagai Duta Besar LBBP RI yang pertama. Hubungan politik kedua negara berjalan dengan baik yang antara lain ditandai dengan saling kunjung Kepala Negara/Pemerintahan. Presiden Mahmoud Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia pada tahun 2006, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan balasan ke Iran pada tahun 2008. Kedua Negara saling memberikan dukungan dalam pencalonan pada jabatan atau keanggotaan organisasi internasional. Guna mempererat kerjasama di bidang politik, pada tanggal 9 Mei 2003 di Tehran telah ditandatangani MoU pembentukan Komite Konsultasi Bilateral di Bidang Politik yang dipimpin pejabat setingkat Wakil Menlu (Dirjen). Sejak Februari 2006, kedua negara telah memiliki persetujuan bilateral yang membebaskan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas). Selain itu, sejak April 2006 kedua Pemerintah telah mengesahkan kebijakan pemberian visa on arrival bagi pemegang paspor biasa bagi kedua negara yang melakukan kunjungan singkat ke Indonesia (bagi WN Iran) dan Iran (bagi WNI). 2. Ekonomi dan Perdagangan Dalam beberapa tahun terakhir, volume perdagangan kedua negara terus menunjukkan trend peningkatan dengan surplus di pihak Indonesia. Ekspor utama Indonesia yaitu kertas dan produknya, benang, bahan baku tekstil, ban, suku cadang mobil, peralatan komputer dan elektronik, karet, peralatan rumah tangga, cocoa powder, coffee bean, karton, dan produk kayu. Sedangkan Iran melakukan ekspor besi baja setengah jadi, alumunium,

21

LPG, etilen, propilen, karpet dan gilim, lampu kerajinan tangan, dan kacangkacangan ke Indonesia.

Berbagai upaya terus dilakukan guna peningkatan volume perdagangan kedua negara seperti: kunjungan kerja ke Qeshm, Tabriz, menyelenggarakan pameran/promosi dan business meeting, menjawab inquiry serta melakukan pertemuan dengan pejabat bidang ekonomi. Sejauh ini KBRI Tehran juga melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak termasuk pengusaha Iran, agar dalam menjalin hubungan dagang hendaknya melalui KBRI Tehran. Hal ini mengingat seringkali diterima pengaduan sengketa dagang dari pengusaha yang menjajaki kerjasama melalui jaringan internet. Sektor Pariwisata Jumlah wisatawan Iran ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung tetap. Berdasarkan catatan KBRI, dalam 3 tahun terakhir rata-rata KBRI menerbitkan sekitar 500 visa berbagai jenis per tahun. Umumnya wisatawan Iran berkunjung ke Indonesia bukan semata untuk berlibur, namun juga untuk kegiatan dagang. Mereka datang berkunjung dan berbelanja di pusat-pusat perdagangan seperti Mangga Dua atau Tanah Abang di Jakarta untuk kemudian dikirim ke Iran.

22

Untuk meningkatkan kerjasama pariwisata, pada saat Pertemuan ke-6 Komisi Ekonomi Bersama bulan Desember 2002, telah ditandatangani MoU Kerjasama Pariwisata Indonesia-Iran. Kesepakatan ini menjadi dasar perluasan hubungan bilateral kedua negara di bidang pariwisata dan bidang lain yang terkait. Indonesia mempunyai peluang untuk menyediakan tempat pendidikan pariwisata yang banyak tersedia di Indonesia bagi institusi pariwisata di Iran. Usul ini juga pernah dilontarkan KADIN Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan pihakpihak terkait di Iran. 3. Sosial Budaya Hubungan Sosial Budaya kedua negara mulai berkembang. Di bidang penerangan kedua Pemerintah telah memiliki MoU yang ditandatangani Menteri Penerangan RI dan Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran pada 1991, hubungan Indonesia dan Iran di bidang ini juga didukung kesepakatan kerjasama dalam kerangka OKI dan GNB. Hubungan sosial budaya kedua Negara secara nyata terwujud dalam bentuk partisipasi di sejumlah kegiatan seperti MTQ Internasional,olimpiade matematika dan kimia yang diselenggarakan setiap tahun oleh Iran serta cabang olahraga seperti tinju, atletik, sepakbola, bola voli. Sejak Juli 2004, terdapat 4 orang pelatih Badminton asal Indonesia yang dikontrak pemerintah Iran untuk melatih pemain Iran. Mereka dikontrak selama 3 bulan dan kemudian diperpanjang lagi dengan menambah jumlah pelatih, sparing partner dan pelatih perempuan untuk jangka waktu yang lebih lama. Mengenai kegiatan promosi Indonesia, KBRI secara aktif mengikuti berbagai pameran yang menampilkan potensi ekonomi sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia secara sinergis seperti pada Pameran Dagang Tahunan, Pameran Pariwisata Internasional, pameran tunggal kebudayaan Indonesia, Bazar Amal dan sebagainya. Di bidang pendidikan agama, Iran secara gencar memberikan beasiswa kepada pelajar asing dari berbagai negara, termasuk Indonesia melalui organisasi sosial keagamaan Iran.

23

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Iran, jumlahnya tidak terlalu banyak dan sebagian besar awalnya adalah tenaga kerja yang bekerja di negara-negara seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait atau Timur tengah lainnya yang kemudian dibawa ke Iran oleh majikannya ke Iran. 4. Pertahanan dan Keamanan Hubungan bilateral Iran dan Indonesia di bidang pertahanan berjalan dengan cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya saling menempatkan Atase Pertahanan pada masing-masing Kedutaan Besar. Namun Kerjasama militer sejauh ini masih belum nampak nyata, tawaran kerjasama pendidikan setingkat Sesko oleh Indonesia telah disampaikan, tetapi belum menjadi prioritas bagi Iran karena masalah bahasa. Di sisi lain Iran merupakan negara yang memiliki potensi khusunya di bidang peroketan dan peluru kendali. Kesempatan ini akan sangat baik bagi Indonesia jika dilakukan kerjasama dalam meningkatkan kemampuan di bidang persenjataan maupun pengetahuan tentang persenjataan yang diawali dengan kunjungan ke DIO (Defence Industry Organization) dan AIO (Aerospace Industry Organization). SUSUNAN KABINET REPUBLIK ISLAM IRAN PERIODE 2009 2013 Presiden Kepala Kantor Presiden Wakil Presiden I : Mahmoud Ahmadinejad : Esfandiar Rahim Mashaie : Mohammad Reza Rahimi

Wapres/Kepala Lembaga Lingkungan Hidup : Mohammad Javad Mohammadizadeh Wapres/Kepala Badan Nasional Urusan Pemuda Wapres/Kepala Badan Energi Atom Wapres/Kepala Yayasan Pahlawan dan Veteran Perang Wapres/Kepala Badan Perencanaan dan Anggaran Belanja Wapres/Kepala Organisasi Kebudayaan dan : Hamid Baghaie Pariwisata 24 : Ebrahim Azizi : Ali Akbar Salehi : Masoud Zaribafan : Mehrdad Bazrpash

Wapres Urusan Hukum dan Parlementaria

: Hojatoleslam Seyed Mohammad Reza Mir Taj Al Diny

Wapres dan Kepala Lembaga Pendidikan Jasmani Wapres Urusan Sains dan Teknologi Sekretaris Kabinet Menteri Dalam Negeri Menteri Luar Negeri Menteri Sains, Riset dan Teknologi Menteri Ekonomi dan Keuangan Menteri Jihad Pertanian Menteri Jalan dan Transportasi Menteri Perminyakan Menteri Komunikasi & Teknologi Informasi Menteri Kesehatan dan Pendidikan Medis Menteri Pendidikan Menteri Industri dan Pertambangan Menteri Koperasi Menteri Perdagangan Menteri Perburuhan & Sosial Menteri Perumahan dan Perkembangan Kota Menteri Kehakiman Menteri Pertahanan dan Logistik Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Menteri Intelijen Menteri Energi Menteri Kesejahteraan & Jaminan Sosial

: Ali Saeed Lou

: Nasrin Soltankhah : Majid Doustali : Mostafa Mohammad Najar : Manouchehr Mottaki : Kamran Daneshjoo : Seyyed Shamseddin Hosseini : Sadeq Khalilian : Hamid Behbahani : Masoud Mirkazemi : Reza Taqipour : Marzieh Vahid Dastjerdi : Hamid Reza-Hajibabai : Ali Akbar Mehrabian : Mohammad Abbasi : Mehdi Ghazanfari : Abdolreza Sheikholeslami : Ali Nikzad

: Morteza Bakhtiari : Ahmad Vahidi : Seyyed Mohammad Hosseini : Heydar Moslehi : Majid Namjou : Sadeq Mahsouli

25

PROFIL NEGARA QATAR

1. Nama negara : Negara Qatar (Dawlat Qatar) 2. Bentuk negara : Keamiran 3. Ibukota : Doha 4. Luas wilayah : 11.437 Km2 (mencakup pulau-pulau terluar) 5. Batas Wilayahy y

Utara, Timur dan Barat : Teluk Parsia Selatan : Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab

A. Iklimy y

Musim panas : Juni - September (maksimal 50C) Musim dingin : Oktober - Mei (maksimal 30C, minimal 7C, dan curah hujan mencapai 70 mm pertahun).

B. Perbedaan Waktuy y

GMT

: + 3 jam

Indonesia : - 4 jam

C. Telepon Kode negara : 974 (tidak ada kode wilayah). D. Penduduk

Tahun 2008 diperkirakan mencapai 1,6 juta jiwa, 50% tinggal di ibukota Doha. Penduduk Qatar berdasarkan kelompok etnis terdiri dari Arab (40%), Pakistan (18%), India (18%), Iran (10%), dan lainnya (14%). Terdapat sekitar 27.000 jiwa masyarakat Indonesia di Qatar. Saat ini jumlah penduduk asli Qatar (Qatari) sekitar 350 ribu jiwa.

26

E. Kepala Negara Amir, Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani. F. Putera Mahkota / Wakil Amir Sheikh Tamim Bin Hamad Bin Khalifa Al-Thani. G. Kepala Pemerintahan Amir, Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani dengan dibantu oleh Perdana Menteri Sheikh Hamad Bin Jassim Bin Jabr Al-Thani merangkap Menteri Luar Negeri. H. Agama Islam sebagai agama resmi pemerintah, dan Hukum Islam (Shari'ah Islamia) merupakan sumber utama dari hukum yang berlaku. Mayoritas penduduk Qatar beragama Islam (90%) dengan Madzhab Sunni. I. Bahasa Arab (bahasa utama) dan Inggris (bahasa kedua). J. Lagu Kebangsaan Qasaman bi Man Rafa as Sama (Sumpah Demi yang Mengangkat Langit). K. Bendera Bendera berwarna putih dan maroon dengan sembilan zig-zag vertikal. L. Hari Nasional 18 Desember (kenaikan tahta pendiri Qatar/Amir Qatar pertama). M. Mata Uang Qatar Riyal (QR) QR 1 = 100 Dirham Qatar US$ 1.00 = QR 3,64 QR 1 = Rp. 3000.

27

N. Pendapatan Perkapita Sekitar US$ 74.000 - US$ 80.000 (IMF & CIA). GDP tahun 2007 US$ 71.04 milyar (Qrs. 258.60 milyar). GDP tahun 2008 US$ 102.10 milyar (Qrs. 372.38 milyar). O. Tingkat Inflasi 12% - 14% (sampai dengan 2008). Pertumbuhan ekonomi Qatar tahun 2008-2009 sebesar 9%. P. Ekspor Utama Gas alam dan minyak bumi. Qatar menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia setelah Rusia dan Iran. Produksi gas alam Qatar mencapai 36 juta ton per tahun (mtpa), sedangkan produksi minyak bumi rata-rata per harinya mencapai 1.1 juta barrel (bpd).

28

PROFIL NEGARA MESIR

Nama Resmi Bentuk Negara Ibukota Luas Wilayah Lagu Kebangsaan Populasi Agama Bahasa Resmi Mata Uang Hari Nasional Kepala Negara

: : : : : : : : : : :

Republik Arab Mesir (Jumhuriyat Misr al-Arabiyah) Republik Cairo 1.002.450 km2 Beladi Beladi 80,869,364 (2011) sumber: Central Agency for Public Mobilization and Statistics (CAPMAS) Mesir Islam (90%), Kristen Koptik (9%), lainnya (1%) Arab Pound Mesir, USD 1=LE 5.95 (September 2011) 23 Juli (Hari Revolusi) Ketua Dewan Tertinggi Angkatan Bersejata, Marsekal Hussein Tantawi (pemerintahan transisi). (semenjak mundurnya Hosni Mubarak pada 11 Februari 2011, Ketua Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir/Supreme Council of Armed Forces (SCAF), Marsekal Hussein Tantawi, memegang tampuk pimpinan pemerintahan transisi hingga terpilihnya Presiden yang baru) Perdana Menteri/PM Essam Sharaf (pemerintahan transisi) (Kabinet pemerintahan transisi saat ini dipimpin oleh PM Dr. Essam Sharaf, hingga terbentuknya pemerintahan yang baru) H.E. Amb. Mohamed Kamel Amr (Setelah mundurnya Mubarak, Mesir hingga saat ini tengah menjalani masa transisi pemerintahan dan mencari bentuk sistem politik yang baru. Berbagai pihak mengharapkan sistem politik yang demokratis. Baik kekuatan politik liberal/sekular maupun kekuatan politik berbasis agama kini mendapatkan ruang gerak yang jauh lebih luas. Hingga akhir Agustus 2011, setidaknya pemerintahan transisi telah mengesahkan sebanyak 19 partai politik) (Belum dapat ditentukan, hingga terlaksananya Pemilu Parlemen, yang direncanakan dilaksanakan pada November 2011) EGP 1.206,6 miliar/USD 202,7 miliar (2009-2010), EGP 1.228,3 miliar/USD 206,4 miliar (2010/2011) EGP 15.500/USD 2.605 (2009-2010) EGP 15.780/USD 2.652 (2010-2011) 5,1% (2009-2010) 1,8 % (2010-2011) USD 25,01 miliar (September 2011) 12% dari total angkatan kerja 29

Kepala Pemerintahan

:

Menteri Luar Negeri Sistem Politik

: :

Partai yang memerintah GDP GDP Per Kapita Pertumbuhan ekonomi Cadangan Devisa Angka pengangguran

: : : : : :

Komoditas Ekspor Utama

:

Komoditas Impor Utama : Keikutsertaan dalam Organisasi : Internasional

Website Resmi

:

Minyak mentah dan produk-produk petrolium, katun, tekstil, produkproduk metal, chemical, produk pertanian (buah-buahan) Mesin dan peralatan , makanan, bahan kimia, produk kayu, BBM ABEDA, ACCT, AFDB, AFESD, AMF, AU, BSEC (observer), CAEU, COMESA, EBRD, FAO, G-15, G-24, G-77, IAEA, IBRD, ICAO, ICC, ICCT (signatory), ICRM, IDA, IDB, IFAD, IFC, IFRCS, IHO, ILO, IMF, IMO, IMSO, Interpol, IOC, IOM, IPU, ISO, ITSO, ITU, LAS, MIGA, MINURCAT, MINURSO, MONUC, NAM, OAPEC, OAS (observer), OIC, OIF, OSCE (partner), PCA, UN, UNAMID, UNCTAD, UNESCO, UNHCR, UNIDO, UNMIL, UNMIS, UNOMIG, UNRWA, UNWTO, UPU, WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO, WTO www.egypt.gov.eg

HUBUNGAN BILATERAL RI MESIR Bidang Politik

Mesir merupakan salah satu negara terkemuka dan pertama yang memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia pada 18 November 1946. Kurang dari setahun kemudian, tepatnya pada 10 Juni 1947, secara resmi kedua negara membuka hubungan diplomatik melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan (Treaty of Friendship and Cordiality), yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan perwakilan RI di Cairo pada 1949. Sejak menjalin hubungan diplomatik, kedua negara senantiasa menjaga hubungan yang baik dan erat secara politis. Hubungan yang baik dan akrab tersebut ditandai antara lain dengan intensitas kunjungan pejabat antara kedua negara, kesamaan pandangan dalam berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, dan koordinasi serta saling dukung dalam pencalonan masing-masing di berbagai organisasi dan forum internasional. Dalam hal pertukaran kunjungan antarpejabat, hampir seluruh Presiden RI, pernah melakukan kunjungan kenegaraan atau kunjungan kerja ke Mesir. Sepanjang 2008-2010, terdapat sejumlah pejabat tinggi Indonesia yang berkunjung ke Mesir, antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud M.D.; Utusan Khusus Presiden RI, Sofyan Djalil; Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Abu Rizal Bakrie; Kepala Badan Standardisasi Nasional, Dr. Bambang Setiadi; Menlu RI (2009), N. Hassan Wirajuda; Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah, Dr. Alwi Shihab; dan Wakil Menteri Perhubungan/Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian, Bambang Susantono, Ketua DPR-RI, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, beberapa menteri dan anggota DPR, serta sejumlah misi kemanusiaan dari LSM Indonesia ke Jalur Gaza. Selain itu, Menlu RI Dr. R.Marty Natalegawa pada April 2011dan Presiden RI Periode 19981999 Prof. Dr. B.J.Habibie pada Juni 2011 juga melakukan kunjungan ke Cairo, Mesir. Sementara itu dari pihak Mesir, Presiden Hosni Mubarak terakhir kali berkunjung ke Indonesia pada tahun 1983. Adapun pejabat tinggi Mesir yang pernah berkunjung ke Indonesia antara lain Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheit, dalam rangka menghadiri KTT Asia-Afrika dan peringatan Golden Jubilee KAA di Jakarta dan Bandung pada April 2005; dan Menteri Kerja Sama Internasional, Faiza Aboul Naga, dalam rangka Pertemuan Puncak D-8 di Bali pada Mei 2006 dan Sidang Komisi Bersama (SKB) V Indonesia-Mesir di Jakarta pada tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2009, pejabat tinggi Mesir yang berkunjung ke Indonesia adalah Asisten Menteri Luar Negeri Urusan Asia, 30

Muhamed el-Zorkany, dalam rangkaian lawatannya ke beberapa negara Asia guna mendorong peningkatan hubungan Mesir dengan negara-negara di kawasan ini. Untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang, kedua negara telah menyepakati pembentukan forum Konsultasi Bilateral di tingkat Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri masing-masing sejak tahun 2001 dengan ditandatanganinya MoU on Consultation. Pertemuan Konsultasi Bilateral telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dua kali di Indonesia, (di Bali, 1920 Juli 2004 dan di Jakarta, 14 Agustus 2006) dan dua kali di Mesir (di Cairo, 9 10 Mei 2005 dan 29 Oktober 2008). Melalui forum tersebut, kedua negara membahas berbagai isu hubungan dan kerja sama bilateral serta melakukan pertukaran pandangan tentang berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama. Awal tahun 2011 merupakan momentum bersejarah dalam perkembangan politik di Timur Tengah, termasuk di Mesir. Revolusi yang digerakkan oleh rakyat Mesir berawal pada 25 Januari 2011, menuntut pengunduran diri Presiden Mubarak. Unjuk rasa yang berlangsung selama kurang lebih 18 hari, berakhir dengan pengunduran diri Mubarak pada 11 Februari 2011, dan Pemerintahan Transisi Mesir diambil alih oleh DewanTertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (Supreme Council of the Armed Forces/SCAF), dengan Ketua Dewan Tertinggi, Marsekal Hussein Tantawi, sebagai Pimpinan. Dalam kaitannya dengan perkembangan politik tersebut, dalam hal ini Mesir menilai bahwa proses reformasi dan demokratisasi Indonesia yang berawal pada tahun 1998 merupakan contoh nyata yang dapat menjadi rujukan Mesir dalam menjalani masa demokratisasi saat ini. Hal ini nampak pada upaya Mesir menggandeng Indonesia untuk melakukan sharing of experience proses transisi menuju demokrasi, yang dituangkan dalam berbagai bentuk dialog bilateral, seminar maupun workshop. Sejak Januari hingga September 2011, tercatat sejumlah permintaan sharing of experience dari berbagai kalangan di Mesir kepada Indonesia, antara lain dari kantor Information and Decision Support Centre (IDSC), Egyptian Council for Foreign Affairs (ECFA), United Nations Development Programs (UNDP), National Democratic Institute (NDI) Cairo, dan American University in Cairo (AUC). Tercatat pula sejumlah kunjungan pejabat/tokoh Indonesia ke Mesir dalam rangka dukungan terhadap proses demokratisasi di Mesir, diantaranya kunjungan Menlu RI Dr. R.M. Marty M. Natalegawa pada 14 April 2011; Ketua National Institute for Democratic Governance (NIDG) Letjen.(Purn.) Agus Widjojo pada 1721 April 2011; Deputi Sekretaris Wapres Bidang Politik Dr. Dewi Fortuna Anwar pada 9-10 Mei 2011; Ketua MPR RI periode 1999-2004 Prof.Dr. Amien Rais; serta Presiden RI periode 1998-1999 Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Selain itu, Indonesia dan Mesir juga bekerja sama dalam penyelenggaraan berbagai seminar dan workshop dalam rangka sharing of experience tersebut, antara lain:y y y

y

IPD Workshop on Egypt-Indonesia Dialogue on Democratic Transition,Jakarta, 25 26 Mei 2011; Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) mengenai Perubahan di Timur Tengah: Pengaruh dan Interdependensinya dalam Tatanan Global, Jakarta, 30 Mei 2011; partisipasi Indonesia pada Forum Internasional mengenai Pathways of Democratic Transitions: International Experiences, Lessons Learnt, and the Road Ahead, Cairo, 56 Juni 2011; IPD Workshop on Building Electoral Democracy in Egypt: Lessons Learned From the Indonesian Experience, Cairo, 25-26 Juli 2011.

Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Mesir dan kaitannya dengan isu Timur Tengah, pada prinsipnya Indonesia memiliki posisi yang sama dengan Mesir tentang perlunya penyelesaian konflik Arab-Israel sesuai dengan resolusi-resolusi PBB yang relevan dan kesepakatan-kesepakatan yang pernah dicapai oleh pihak-pihak yang bertikai. Dalam kaitan 31

ini, Indonesia mendukung tuntutan penarikan diri Israel dari seluruh tanah Arab yang didudukinya pada perang tahun 1967. Indonesia juga mengakui peran penting dan strategis Mesir dalam proses perdamaian Timur Tengah, khususnya dalam penyelesaian masalahmasalah Palestina-Israel, terlebih mengingat bahwa secara geografis Mesir berbatasan langsung dengan sebagian wilayah Palestina, yakni Jalur Gaza. Selain itu, Indonesia mendukung berbagai upaya dan peran Mesir dalam penyelesaian masalah Palestina, termasuk upaya rekonsiliasi antarfaksi Palestina dan pemulihan kembali perundingan damai Palestina-Israel. Lebih dari sekadar dukungan, Indonesia berkomitmen untuk ikut berperan aktif dan berkontribusi secara komplementer terhadap berbagai upaya pemajuan proses perdamaian Timur Tengah, termasuk upaya yang dilakukan Mesir.

Kerja sama Ekonomi, Investasi dan Perdagangan

Indonesia dan Mesir telah menyepakati sejumlah perjanjian di bidang ekonomi, di antaranyaAgreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the United Arab Republic for Air Services between and beyond their respective territories (11 Agustus 1964), Agreement on the Promotion and Protection of Investment (19 Januari 1994), Trade Agreement (23 Juni 1997), Agreement on the Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with Respect to Taxes on Income (13 Mei 1998), Memorandum of Understanding (MoU) between Central Bank of Egypt and Bank Indonesia (14 Mei 1998), MoU on Small and Medium Enterprises Cooperation (17 Juni 2000), MoU on Development of Syari'ah Financing Schemes for Small and Medium Enterprises in Indonesia (10 Agustus 2004), serta MoU on Veterinary Services and Quarantine Cooperation (18 Juni 2005). Untuk lebih meningkatkan kerjasama, kedua negara memiliki forum Sidang Komisi Bersama (SKB) atau Joint Commission pada tingkat Menteri, di mana sidang terakhir (kelima) komisi itu telah berlangsung di Jakarta, 3-4 April 2007. Pada SKB tersebut, kedua negara telah menandatangani beberapa kesepakatan antara lain, umbrella agreement, yaitu Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Arab Republic of Egypt on Economic and Technical Cooperation yang berlaku mulai 25 Agustus 2011. Selain agreement tersebut, ditandatangani pula tiga buah nota kesepahaman, yaitu Memorandum of Understanding Between the National Standardization Agency of the Republic of Indonesia and the Egyptian Organization for Standardization and Quality of the Arab Republic of Egypt on Standardization Cooperation. Memorandum of Understanding Between the National Agency for Export Development (NAFED) of the Republic of Indonesia and the General Organization for International Exhibition and Fairs (GOIEF) of the Arab Republic of Egypt on Cooperation in Exhibitions and Fairs. Memorandum of Understanding Between the Batam Industrial Development Authority (BIDA) of the Republic of Indonesia and the General Authority for Investment and Free Zones (GAFI) of the Arab Republic of Egypt on Free Zone Cooperation. Pasca pengelenggaraan SKB V tahun 2007, tercatat tiga perjanjian di bidang kerja sama ekonomi dan teknis yang ditandatangani antara RI-Mesir, yaitu Memorandum Of Understanding On Cooperation Research And Development Of Technology antara Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian RI dan Arrangement Between The Republic Of Indonesia And The Arab Republic Of Egypt On The Development Of Water Hyacinth Base Product Industry serta Memorandum of Understanding (MoU) Between Indonesian Furniture Industry & Handicraft Association (ASMINDO) and EgyptianIndonesian Business Council on Water Hyacinth Joint Venture. Dalam rangka realisasi kerja sama di bidang pengolahan eceng gondok, Kementerian Luar Negeri RI telah mengirim dua orang pengrajin/pelatih yang akan memberikan pelatihan 32

dasar pengolahan eceng gondok untuk 50 pengrajin Mesir yang diselenggarakan di Kota Mansoura, Provinsi Dakahlia pada tanggal 25-27 Juli 2011 melalui kerja sama dengan Social Fund for Development Mesir. Di samping bentuk-bentuk kerja sama di atas, RI-Mesir juga aktif menjalankan kerja sama teknis peningkatan kapasitas berupa pelatihan-pelatihan, terutama di bidang pertanian melalui pelatihan pertanian di Egyptian International Centre for Agriculture (EICA) Kementerian Pertanian dan Reklamasi Lahan Mesir yang rutin diikuti peserta dari Kemeneterian Pertanian RI setiap tahunnya. Sebaliknya Mesir juga secara rutin mengirimkan delegasinya dalam program KTNB Training of Trainers for Participatory Training Program on Agriculture Extension Methodology yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian RI, bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta. Selain itu Indonesia dalam kerangka Asia-Middle East Dialogue (AMED) juga menawarkan pihak Mesir untuk berpartisipasi dalam beberapa agenda, utamanya kursus Islamic Banking and Finance yang diselenggarakan di Jakarta. Di luar itu semua, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Mesir juga tidak hanya dilakukan melalui forum bilateral, tetapi juga melalui berbagai forum regional dan multilateral seperti WTO, G-15, D-8, AMED dan OKI. Di bidang investasi, berdasarkan data General Authority for Investment (GAFI), nilai kumulatif investasi non-migas Indonesia di Mesir pada kurun 1 Januari 1970 31 Mei 2006 hanya mencapai US$ 109,31 juta pada 7 sektor industri (tekstil/garmen, makanan, kimia dan teknik) serta 2 sektor jasa (pergudangan dan bahan bangunan). Adapun hingga tahun tahun 2011 nilai investasi Indonesia di Mesir diperkirakan meningkat menjadi sekitar USD 270 juta dengan didirikannya tiga perusahaan joint venture Indonesia di Mesir yaitu Indorama Shebin Co. pada tahun 2007, Pyramid Glass pada tahun 2008, Salim Wazaran Abu Alata (Indomie) pada tahun 2009. Sementara itu investasi Mesir di Indonesia, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI saat ini tercatat hanya ada 3 investasi dari Mesir di Indonesia, dengan nilai total US$ 450.000. Investor tersebut bergerak di bidang wholesale/distributor export-import dan biro perjalanan. Tabel Nilai Investasi RI-Mesir Nilai USD. 000 Uraian 2006 2007 2008 Investasi Mesir di 450 450 450 Indonesia Investasi Indonesia di 109.310 140.030 240.030 Mesir *Diolah oleh KBRI Cairo Tahun 2009 450 270.030 2006-2010* 2010 450 270.030

Di bidang perdagangan Indonesia selalu mencatat surplus perdagangan dalam beberapa tahun terakhir. Menutup 2010, sekalipun keadaan perekonomian Mesir belum pulih sepenuhnya dari krisis ekonomi global tahun 2008, ekspor Indonesia ke Mesir terus berlangsung dengan surplus yang cukup signifikan bagi Indonesia dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, total perdagangan non-migas Indonesia dengan Mesir pada tahun 2010 tercatat USD 1,07 miliar dan mengalami kenaikan sebesar 33,3% dibanding dengan periode tahun 2009, yang nilainya mencapai USD 802,56 juta. Meski terjadi Revolusi di Mesir, volume perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Januari-Juni 2011 tetap mengalami kenaikan sebanyak 49,51% dan mencapai USD 725,59 juta berbanding periode Januari-Maret 2010 yang mencapai USD 489,30 juta.

33

Beberapa produk Indonesia yang unggul di Mesir, antara lain produk pertanian dan olahan (kelapa, teh, kopi, tembakau, kayu manis, gula, CPO, gandum), produk buah-buahan dan buah-buahan olahan (nanas, jeruk), kertas dan alat tulis, plastik dan bahan baku plastik, yarn, katun dan pakaian jadi, ban, alat rumah tangga, furniture dari kayu dan rotan. Sebaliknya komoditi ekspor Mesir ke Indonesia antara lain fosfat, kapas, buah-buahan (terutama jeruk dan kurma) serta kristal. Dalam rangka meningkatkan hubungan investasi dan perdagangan Indonesia-Mesir, pada pertemuan Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mesir di Jakarta pada bulan Januari 2011 telah disepakati pembentukan Joint Study Group (JSG) yang terdiri dari praktisi bisnis, pemerintah, serta akademisi untuk bertugas mempelajari dan mengkaji hambatan perdagangan dan investasi, serta mengkaji kelayakan pembukaan perdagangan bebas antara Indonesia-Mesir. Sebagai langkah realiasasi, pada akhir tahun 2010 di Cairo telah dilakukan pertemuan awal pembentukan JSG oleh Delegasi Kementerian Perdagangan RI dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Luar Negeri Mesir pada akhir tahun 2010, namun demikian dengan terjadinya Revolusi 25 Januari di Mesir, kelanjutan pembentukan JSG tersebut belum dibicarakan kembali.Neraca Perdagangan Indonesia-Mesir [Periode 2006-2011] Nilai USD. 000 URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 Trend%) Jan-Jun 20062011 2010 2010 Perubaha n% 2011/2010

Total 514.421,0 638.893,6 1.000.759,3 802.564,3 perdagangan Migas 6,6 0,0 16,2 399,1 Non migas 514.414,3 638.893,6 1.000.743,1 802.165,2 Ekspor 464.243,4 589.556,3 790.745,5 708.813,9 Migas 0,0 0,0 0,0 0,0 Non migas 464.243,4 589.556,3 790.745,5 708.813,9 Impor 50.177,5 49.337,3 210.013,9 93.750,4 Migas 6,6 0,0 16,2 399,1 Non migas 50.170,9 49.337,3 209.997,6 93.351,3 Neraca 414.065,9 540.219,1 580.731,6 615.063,5 perdagangan Migas -6,6 0,0 -16,2 -399,1 Non migas 414.072,5 540.219,1 580.747,8 615.462,6 Sumber : Data Statistik Kementerian Perdagangan RI

1.070.049,2 18,45 65.002,4 1.005.046,8 879.350,4 23.583,4 855.767,0 190.698,8 41.419,0 149.279,8 688.651,6 -17.835,6 706.487,3 0,00 16,97 15,74 0,00 15,11 39,27 0,00 32,56 12,16 0,00 12,74

485.300,9 725.593,8 49,51 41.351,8 443.949,0 399.809,4 0,0 399.809,4 85.491,4 41.351,8 44.139,6 43,5 725.550,3 621.068,2 0,0 621.068,2 104.525,6 43,5 104.482,1 -99,89 63,43 55,34 0,00 55,34 22,26 -99,89 136,71

314.318,0 516.542,6 64,34 -41.351,8 -43,5 -99,89 355.669,8 516.586,1 45,24

Potensi dan Peluang

Meski Mesir mengalami tantangan berat di segala sendi kehidupan, secara umum rakyat Mesir memandang Revolusi merupakan titik balik kebangkitan Mesir menuju kehidupan yang lebih baik. Bagi para pelaku usaha, meski dalam jangka pendek Revolusi telah menimbulkan kerugian materil yang besar, namun dalam jangka panjang akan membuka pintu bagi persaingan yang sehat antar pelaku ekonomi. Seperti banyak disinyalir oleh media massa, di bawah kepemimpinan rezim Hosni Mubarak, telah terjadi kolusi dan nepotisme dalam bentuk pemberian keistimewaan (privilege) bagi keluarga dan/atau kalangan yang dekat dengan keluarga penguasa sehingga menutup peluang pelaku bisnis lain yang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Perubahan situasi politik, sosial dan ekonomi yang dialami Mesir pasca Revolusi adalah peluang yang cukup potensial bagi para pengusaha Indonesia yang berminat menjalin hubungan dagang dengan para pengusaha Mesir. Kebijakan Pemerintah Mesir untuk 34

mengamankan kebutuhan pokok rakyatnya selama krisis dapat menjadi peluang bagi eksportir komoditas primer seperti bahan pangan. Sampai saat ini, KBRI Cairo terus menerima inquiries dari para pengusaha Mesir yang berminat mencari penyedia produk dan komoditas dari Indonesia. Saat ini Pemerintah Mesir telah menerapkan mewajibkan adanya Certificate of Inspection Quality (CIQ) terhadap semua produk yang diimpor dari Cina. Kebijakan tersebut dinilai memberatkan dan akhirnya membuat para pengusaha Mesir mencari resource dari negara Asia selain Cina, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Hal tersebut membuka peluang produk Indonesia untuk bersaing di Mesir. Selama ini, produk-produk Indonesia mendapat sambutan positif dari para importir Mesir karena dinilai memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan detail pengerjaan. Beberapa produk unggulan Indonesia di Mesir a.l: produk pertanian dan olahan (kelapa, teh, kopi, tembakau, kayu manis, gula, CPO, gandum), produk buah-buahan dan buah-buahan olahan (nanas, jeruk), kertas dan alat tulis, plastik dan bahan baku plastik, yarn, katun dan pakaian jadi, ban, alat rumah tangga, furniture dari kayu dan rotan. Di bidang investasi, meski Pemerintah Mesir telah mengupayakan langkah-langkah pengamanan bagi investasi asing, namun untuk pembukaan investasi baru tampaknya investor perlu melakukan wait-and-see hingga terbentuknya pemerintahan hasil Pemilu yang diharapkan mampu menciptakan stabilitas bagi keberlangsungan investasi. Di sisi lain, kondisi Mesir saat ini dapat menjadi peluang untuk menarik investor Mesir menanamkan modalnya di luar negeri, termasuk Indonesia. Meski demikian, preferensi investor Mesir yang memilih negara-negara kawasan sekitar sebagai tujuan investasi menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah RI untuk menarik minat mereka. Untuk itu diperlukan upaya lebih guna meyakinkan para investor tersebut baik dari segi keamanan berinvestasi, kejelasan aturan-aturan terkait investasi serta prospek keuntungan yang diraih. Kerja sama Sosial Budaya dan Pendidikan Hubungan sosial budaya Indonesia-Mesir telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-19, dimana puluhan mahasiswa asal Nusantara yang dikenal dengan Ruwaq Jawi menuntut ilmu di Al Azhar Mesir. Al Azhar merupakan universitas utama tujuan pelajar Indonesia yang ingin lebih memperdalam ilmunya tentang agama Islam. Di masa kini, dalam pelaksanaan hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Mesir dalam bidang sosial budaya dan pendidikan, terdapat beberapa perjanjian kerja sama yang menjadi payung bagi terlaksananya kerja sama tersebut, di antaranya adalah:y y y y y y

y y

Perjanjian Kerja Sama Budaya antara Indonesia dan Mesir yang ditandatangai pada tanggal 10 Oktober 1955; Protokol Kerja Sama Penerangan Pemerintah RI dan Pemerintah Mesir ditandatangani tanggal 19 Oktober 1972; Persetujuan LKBN ANTARA-MENA yang ditandatangani di Cairo tanggal 12 Oktober 1977; Joint Communique antara Persatuan Wartawan Indonesia-Persatuan Wartawan Indonesia Mesir dan organisasi jurnalistik Indonesia pada tahun 1983; MoU bidang pariwisata yang ditandatangai pada tanggal 19 Januari 1984; Protocol of Cooperation in the Field of Information and Between the Department of Information of the Republic of Indonesia and the Ministry of State for Information of the Arab Republic of Egypt tahun 1984 ditandatangani di Cairo tanggal 18 Mei 1984; Protokol kerja sama bidang agama dan wakaf 11 Mei 1992; MoU on Youth and Sport ditandatangani pada tanggal 18 September 1994; 35

y y y y y

MoU bidang Iptek 7 September 1995; Perjanjian kerja sama keilmuan dan pendidikan antara Depag RI dengan Al-Azhar 19 Januari 1996; Perjanjian pembukaan SD dan Sekolah Menengah Al-Azhar di Jakarta 28 September 1999; Protokol kerja sama bidang informasi ditandatangani tanggal 19 Maret 2003; MoU antara berbagai universitas Indonesia dan Mesir.

Indonesia aktif dalam melaksanakan beragam kegiatan budaya baik yang bersifat promosi maupun melalui kerja sama dengan berbagai pusat-pusat kebudayaan di Mesir. Di 2011, terutama setelah Revolusi Mesir, kegiatan budaya yang telah dilakukan oleh KBRI di antaranya adalah pagelaran "Ramadhan Lifestyle in Indonesia" pada tanggal 10 Agustus 2011 di Cairo Opera House dan tanggal 12 Agustus 2011 di Opera Damenhur, peringatan hari anak nasional bekerja sama dengan Yayasan 6 Oktober pada 27 Juli 2011, keikutsertaan dalam Festival Music Sufi Internasional (15-25 Agustus 2011). Salah satu sarana utama dalam mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat Mesir adalah dengan menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia yang telah diefektifkan sejak tanggal 3 Agustus 2008 oleh Pusat Kebudayaan dan Informasi (PUSKIN). Tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kedua Negara dalam meningkatkan people to people contact untuk saling mengenalkan budaya kedua bangsa. Hingga bulan September 2011 jumlah alumni dan siswa PUSKIN sekitar 200 orang. Selain belajar bahasa, siswa PUSKIN juga diperkenalkan dengan budaya Indonesia, seperti music angklung, kecapi suling, seni Pencak Silat, nonton bersama (film Indonesia), mengenal kuliner Indonesia, dll. Sementara itu dalam rangka peningkatan kerja sama pemuda telah dilaksanakan Program Indonesia-Egypt Youth Exchange-IEYE 2007. Sebanyak 24 orang warga Negara Mesir, terdiri dari 20 mahasiswa/i, 2 wartawan travel writers (Al Ahram Al Araby dan Gazette), serta 2 pendamping dari National Council for Youth telah melakukan kunjungan ke Indonsia pada bulan Agustus 2007. Bentuk promosi kerja sama lainnya yaitu berupa pengiriman wartawan Mesir ke Indonesia. Pada tahun 2005, KBRI Cairo telah mensponsori pengiriman 2 (dua) orang wartawan Mesir masing-masing Mr. Sayed Hany (wartawan SK Al Gomhouria) dan Mr. Mounir El Fishawy (wartawan majalah Islamic Tourism) untuk mengikuti program "Fam-Trip" yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Program serupa dilaksanakan pada Agustus 2009 dengan mengikutsertakan Jurnalis al-Ahram, Mr. Mohamed Osman sebagai peserta Presidential Friends of Indonesia. Pada bulan Oktober 2011 mendatang, dua orang fotographer dan tiga orang kru televisi Mesir diundang oleh Indonesia dalam kegiatan Fam Trip yang dilaksanakan di Jakarta, Yogyakarta dan Bali. Untuk pengembangan diplomasi publik lainnya, Indonesia juga aktif melakukan diseminasi informasi melalui keikutsertaan dalam berbagai event internasional yang diselenggarakan di Mesir, antara lain Festival Film Internasional Cairo, mengisi berbagai acara TV dan radio dan lain-lain. Dalam bidang pendidikan, Indonesia dan Mesir terus meningkatkan hubungan yang intensif antara universitas-universitas di Indonesia dan Mesir. Sebagai perwujudan dari kerja sama itu, Universitas Al-Azhar Mesir memberikan beasiswa untuk pelajar asal Indonesia sebanyak 115 setiap tahun dengan perincian: 90 beasiswa program SI, 20 beasiswa program pasca sarjana dan 5 beasiswa pra perguruan tinggi. Pemerintah Mesir juga memberikan 5 beasiswa program S1 di Universitas Non-Al-Azhar untuk bidang Studi Ekonomi, Hukum dan 36

Bahasa Arab. Selain itu, Universitas Minia, memberikan beasiswa bagi 10 mahasiswa UNJ untuk mengikuti pendidikan bahasa Arab selama 1 tahun. Majelis tertinggi Urusan Agama Islam, di Kementrian Wakaf Mesir memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar, pada saat ini mencapai 100 orang. Selain itu, Al Azhar mengirimkan tenaga pengajar untuk madrasah dan pesantren di Indonesia sebanyak 50 orang yang ditempatkan di berbagai lembaga pendidikan Islam di seluruh pelosok Indonesia. Al Azhar juga memberikan kesempatan pelatihan Dai bagi muballigh Indonesia selama 3 bulan bersama imam dan muballigh dari berbagai negara. Pada tahun 2007-2008 empat orang mahasiswa asal Mesir mendapatkan beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia. Mereka mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai bahasa Indonesia, kesenian, musik maupun kerajinan tradisional Indonesia di salah satu universitas di Indonesia. Pada September 2011, 20 mahasiswa Mesir dikirim oleh KBRI Cairo untuk mendapatkan kesempatan Dharmasiswa dan beasiswa S2. Selain beasiswa, kegiatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Mesir juga dilaksanakan dalam bentuk Arabic in Country Programme, pertukaran dosen, mahasiswa, Joint Research, Sandwich programme hingga rintisan kerja sama dalam program Doubledegree antara beberapa Univeritas di Indonesia dan Mesir. Dari pengembangan kerja sama pendidikan dimaksud, jumlah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Mesir pada tahun 2011 ini tercatat mencapai lebih dari 4000 orang. Informasi lebih lanjut mengenai pendidikan dapat diakses di http://www.atdikcairo.org.

37

Profil Negara Lebanon

Republik Lebanon atau resminya disebut Lebanese Republic (Inggris), Al Jumhuriyah Al Lubnaniyah (Arab), Rpublique Libanaise (Perancis) adalah negeri dengan topografi daerahnya berbukit-bukit dengan pantai memanjang menyusur laut Mediteranea sejauh lk 210 km dari arah utara yang berbatasan denga Suriah hingga ke selatan yang berbatasan dengan Israel. Luas wilayah seluruhnya lk 10.452 km persegi. Total penduduk Lebanon lk. 4 juta jiwa. Meskipun demikian, masih terdapat penduduk keturunan Lebanon yang berdomisili diluar (diaspora) dalam jumlah yang cukup besar, misalnya di Brazil saja lk 12 juta, di Afrika dan beberapa negara lain. Lebanon yang masuk kategori negara Arab ini memiliki iklim empat musim; summer, fall, winter, dan spring. Di beberapa wilayah pegunungan terdapat salju dan di musim winter suhu bisa mencapai dibawah 0 derajat Celcius. Negara Lebanon terbagi atas 6 provinsi ; Beirut, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa. Dari segi agama, warga Lebanon menganut beberapa agama seperti Islam (Sunni, Syiah, dan Druze), agama Kristen (Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodox, dan Protestan).

POLSOSKAM Situasi politik, ekonomi dan sosial-budaya Lebanon sangat dipengaruhi oleh perkembangan situasi regional Timur Tengah pada umumnya. Sistem politik Lebanon yang masih menganut sistem sektarian yang disebut confessionalism mudah sekali dipengaruhi oleh situasi regional. Sistem confessionalism yang membagi kekuatan politik berdasarkan kelompok agama dan sekte sangat rentan menimbulkan perpecahan sosial-politik mengingat setiap kelompok politik berafiliasi pada kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi situasi regional, seperti kelompok pro-Suriah, pro-Iran, maupun pro-Barat (AS dan Uni Eropa).

MASYARAKAT Modern, Dinamis, Snobis, Konsumtif Pola kehidupan atau karakteristik masyarakat Lebanon dikenal cukup modern, dinamis, snobis dan konsumtif. Hal ini dapat dilihat dari pola berpakaian, jenis kendaraan yang umum terlihat di jalan raya, maraknya pusat-pusat perbelanjaan mewah.

38

Kehidupan malam, seperti halnya night club, caf-caf, serta restaurant dan hotel-hotel disepanjang pantai yang lengkap dengan fasilitas kapal mewah/yacht sampai tempat perjudian Casino du Liban menunjukkan kesan karakteristik masyarakat urban-state dengan penghasilan perkapita lk. $5,770 yang dominan cenderung konsumtif. 13 FAKTA TENTANG LEBANON Nama negara: Lebanese Republic (Inggris). Al-Jumhuriyah Republique de Libaneise (Prancis). Republik Lebanon. Ibukota: Beirut Letak: Berada di wilayah timur dekat (near east), di tepi timur laut mediterania/laut tengah Perbatasan: Sebelah utara dan timur: Suriah. Sebelah barat: Laut tengah/mediterania Sebelah selatan: Israel Wilayah: Luas 10.452 km2 dan panjang pesisir pantai 212 km. Iklim: Musim panas (sampai 39 C), musim gugur, musim dingin (hingga bawah nol derajat, sebagian daerah sampai turun salju) dan musim semi Propinsi: Beirut, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa Penduduk: 4 juta jiwa ditambah warga asing lainya 1.5 jiwa. Al-Lunaniyah (Arab).

Hari Nasional: 22 nopember 1943. Lambang Negara: Pohon Cedar / Araz. Bahasa: Arab, Perancis dan Inggris. Agama: Islam (Sunni, Syiah, Druze dan Alawit), Kristen (Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodok dan Protestan) Ekonomi: Sumber daya alam: Pertanian Mata Uang: Lira Liban (LL) Kurs: 1$ setara dengan 1500LL GDP 2005 : US$ 19.6 Milyar GNP 2005 : US$ 16.6 Milyar

39

SEJARAH SINGKAT LEBANON Era Pra- Sejarah Sekitar tahun 3000 sebelum Masehi, bangsa pertama kali yang bermukim di Lebanon adalah bangsa Semit Kanaan (the Kanaanites, a Smitic People) atau menurut Yunani disebut Phoenician. Karena berdiam diri di daerah pantai, bangsa Phoenician terkenal dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan. Pusat kekuasaannya berada di Byblos (+ 30 km utara Beirut). Sementara di Sidon (+ 25 km selatan Beirut) mereka mendirikan sebuah benteng kuat dan indah yang dibangun di atas pantai. Demikian pula dengan di Baalbek, dibangun candi dewa Yupiter yang kemegahannya tak kalah indah dengan candi-candi di kota Luxor dan Aswan, Mesir. Era Roman-Bizantium Pada tahun 332 SM bangsa Romawi menaklukkan Phoenicia dan memerintah Lebanon sebagai bagian dari Propinsi Suriah. Pada kekuasaan Romawi itu, kota Beirut (Beyrouth) mulai berkembang. Bahasa Aramaic yang dominan di timurpun menggeser bahasa Phoenicia dan manandai integrasi budaya di kawasan tersrebut dengan negara-negara tetangganya. Pada era kekaisaran Romawi inilah agama Kristen mulai berkembang di Lebanon. Era Pemerintahan Islam Islam masuk ke Suriah dan Lebanon pada tahun 632 Masehi. Di bawah kekuasaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah, Lebanon menunjukkan geliatnya sebagai masyarakat moderen. Pada era ini, bahasa arab menjadi bahasa resmi Lebanon dan kehidupannya menjadi bagian dari peradaban Islam yang gemilang. Hal ini berlangsung hingga 1099 ketika para penganut Kristen dari Eropa (Crusader) menaklukkan Lebanon dan negara-negara sekitar di kawasan tersebut. Selain memperluas ajaran Kristen, mereka juga berusaha membendung proses Arabisasi dan Islamisasi yang mengalir secara damai dalam masa pemerintahan Islam. Sehingga para Crusader dari Eropa tersebut berusaha sekuat mungkin menancapkan pengaruh Kristen dengan cara menghidupkan budaya Barat di tengah-tengah kehidupan Islam. Tetapi pada tahun 1187 Kesultanan Mamluk berhasil menggulingkan dinasti Crusader serta menguasai Lebanon dan Suriah hingga tahun 1500. Pemerintah Ottoman Pada tahun 1516 Imperium Ottoman mengambil alih penguasaan Lebanon dari Mamluk dan memerintah Lebanon melalui keluarga Maan (1516-1697) dan Shihab (1697-1842) keduanya dari golongan Druze. Saat itu persaingan antara kelompok Kristen Maronit dan muslim Druze memanas yang berakhir dengan perang saudara pada tahun 1841, 1845, dan 1860. Pada masa itu juga masa berakhirnya pemerintahan ala dinasti para Emir (Pangeran) dan munculnya Pemerintahan Mutasyarrifiyah (Gubernur) Pemerintahan Ottoman di bawah pengawasan (mandat) lima negara.

40

Era mandat Perancis Konperensi San Remo di Italia tahun 1920 memutuskan memberi mandat kepada Perancis untuk memegang pemerintahan di Lebanon dan Suriah. Selama memerintah di Lebanon, Perancis mempunyai niat baik terhadap negara ini dan menyerahkan kepemimpinan negara kepada masyarakat sehingga mayoritas rakyat Lebanon menerima Lebanon sebagai mandataris Perancis. Bahkan mereka menuntut agar Lebanon dipisahkan dari Suriah sehingga dapat berdiri sendiri. Kendati demikian, kebebasan penuh baru dapat dinikmati rakyat Lebanon setelah pasukan Perancis yang paling terakhir meninggalkan negeri ini pada tahun 1946 (walaupun secara resmi Lebanon merdeka tanggal 22 Nopember 1943). Perang Saudara (1975-1990) Insiden ini terjadi ketika seorang warga Lebanon dan kelompok orang Palestina di Ain arRummanah, Beirut pada bulan April 1975 adalah titik awal yang kemudian menjadi pemicu perang saudara ke seluruh wilayah Lebanon. Perang tersebut melibatkan kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga. Orang-orang Kristen Maronit, yang dipimpin oleh partai Phalangis dan milisi, mula-mula bersekutu dengan Suriah, dan kemudian dengan Israel, yang mendukung mereka dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina). Sementara itu fraksi-fraksi lainnya bersekutu dengan Suriah, Iran dan negara-negara lain di wilayah itu. Sejak 1978 Israel telah melatih, mempersenjatai, memasok dan menyediakan seragam bagi tentara Kristen Lebanon Selatan, yang dipimpin oleh Saad Haddad. Pertempuran dan pembantaian antara kelompok-kelompok ini mengakibatkan korban hingga ribuan orang. Beberapa pembantaian yang terjadi selama periode ini termasuk pembunuhan di Karantina Januari 1976 oleh pihak Palangis terhadap para pengungsi Palestinia, pembantaian Damour pada Januari 1976 oleh PLO terhadap orang-orang Maronit dan pembantaian oleh Tel el-Zaatar Agustus 1976 oleh Palangis terhadap orang-orang pengungsi-pengungsi Palestina. Dua penyerbuan besar atas Lebanon oleh Israel (1978 dan 1982) mengakibatkan tewasnya 20.000 orang, kebanyakan kaum sipil Lebanon dan Palestina. Jumlah korban keseluruhan selama masa perang saudara ini di perkirakan sampai 150.000 orang. Perang itu juga menambah jumlah imigran Lebanon yang eksodus ke luar negeri dimana hingga saat ini diperkirakan mencapai 14 juta jiwa. Pada tahun 1989 semua wakil kekuatan politik, partai dan sekte keagamaan sepakat mengadakan rekonsiliasi nasiaonal yang di kenal dengan Taif Agreement di bawah sponsor Saudi Arabia dan Suriah. Dengan Taif Agreement perang saudara berakhir. Kehidupan berpolitik dan bernegara diatur dengan formulasi baru berdasarkan konstitusi yang mengalami perubahan yang disepakati dalam rekonsiliasi nasional. HUBUNGAN LEBANON-INDONESIA Latar belakang Hubungan antara Indonesia dengan Lebanon bermula dengan diumumkannya pernyataan 41

pengakuan de-jure atas negara Republik Indonesia oleh Presiden Lebanon, Bechara ElKhoury pada tanggal 29 Juli 1947. Lebanon adalah negara yang ketiga mengakui Indonesia setelah Mesir dan Suriah. Sementara hubungan diplomatik kedua negara telah dirintis sejak dekade 50-an dengan mengakreditasikan Duta Besar Rl di Cairo untuk merangkap Lebanon, dan pada pertengahan dekade itu juga pemerintah Indonesia memutuskan untuk membuka Perwakilannya di Beirut meskipun masih berstatus Kuasa Usaha, sedangkan Duta Besarnya tetap dirangkap dari Cairo. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya ketika pecah perang saudara di Lebanon (19751990) Perwakilan Rl di Beirut pada tahun 1976 ditutup dengan alasan keamanan, tapi dirangkap oleh KBRI Damaskus. Lebanon membuka perwakilannya di Jakarta pada tahun 1995 dengan menempatkan seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh. Sedangkan Indonesia membuka kembali perwakilannya di Beirut pada tahun 1996 dan menempatkan seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh di Beirut. Untuk lebih mempererat hubungan bilateral tersebut, khususnya bidang ekonomi dan perdagangan, pada tahun 1997 Indonesiamengangkat seorang Konsul Kehormatan Rl di Tripoli, kota kedua terbesar di Lebanon utara. Politik Kendati kedua negara baru membuka kembali perwakilannya pada tahun 1996, namun hubungan dan kerjasama politik kedua Negara selama ini terjaga dengan cukup baik. Menyangkut isu-isu internal, kedua negara mampu menunjukkan respek dan saling pengertian dengan tidak saling mencampuri urusan internal. Berbagai krisis politik di Indonesia seperti isu Aceh, konflik SARA di Ambon, HAM dsb ditanggapi cukup bijak oleh Lebanon dengan menyerahkan sepenuhnya solusinya kepada pemerintah RI. Demikian pula sebaliknya, Pemerintah RI sangat mendukung posisi Lebanon dalam menghadapi berbagai isu terutama dalam konfliknya dengan Israel. Penempatan pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam UNIFIL sebanyak 861 personel di Lebanon Selatan, dan sebentar lagi akan meningkat menjadi 1136 pasukan TNI adalah wujud nyata dari dukungan RI kepada Lebanon. Sementara itu, di fora internasional, saling pengertian dan dukungan atas dasar resiprositas sangat menonjol. Selama ini setiap pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional didukung oleh Lebanon, demikian pula sebaliknya. Hubungan Ekonomi Indonesia dan Lebanon telah menandatangani Persetujuan mengenai Kerjasama Ekonomi, Teknik dan Ilmu Pengetahuan, pada tgl. 12 Agustus 1999. Persetujuan tersebut mulai berlaku sejak tgl. 28 September 2001 setelah kedua negara meratifikasi persetujuan tersebut. Persetujuan lain yang baru diparaf yaitu Persetujuan mengenai Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan Persetujuan mengenai Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P3M/IGA), yang diparaf pada tahun 1998. Adapun Persetujuan mengenai Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan Persetujuan mengenai Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P3M/IGA) yang diparaf pada tahun 1998 hingga saat ini belum ada rencana penandatanganan persetujuan tersebut. Dalam hal ini sesuai dengan hasil pertemuan Koordinasi Kepala Fungsi Ekonomi wilayah Timur Tengah di Jeddah dimana pihak BKPM memberikan masukan agar menunggu Peraturan Pemerintah yang baru perihal Investasi. 42

Masalah perdagangan, pariwisata dan investasi di Lebanon. Dicapainya kesepakatan antara elit politik pro-pemerintah dan oposisi Lebanon di Doha, Mei 2008, telah menyelesaikan krisis politik dan keamanan Lebanon dalam tiga tahun terakhir. Bahkan dapat dikatakan secara otomatis mengggeliatkan kembali perekonomian secara umum. Diakhirinya general strike oposisi yang melumpuhkan downtown sebagai pusat perdagangan telah menjanjikan pariwisata di musim panas yang menjadi salah satu andalan sumber devisa Lebanon akan menjadi booming. Pada prinsipnya Lebanon mempunyai aset fundament perekonomian yang cukup handal dibanding negara-negara Arab lain. Aset ini merupakan fundamental building blocks untuk menjadi pusat regional teknologi. Diantaranya; tenaga kerja berpendidikan tinggi dan multibahasa, sektor swasta yang kuat, adanya perusahaan-perusahaan iklan kelas dunia, media multi-bahasa termasuk provider portal internet. Aset lainnya adalah pasar bebas, dollarisasi ekonomi, tidak adanya kontrol terhadap pergerakan capital dan foreign exchange, disamping kualitas hidup yang cukup baik dan terbatasnya kendala-kendala investasi. Ada tiga sektor bisnis yang cukup prospektif di Lebanon: yaitu; teknologi informasi dan komunikasi; pharmaceuticals; dan asuransi. Diantara ketiga sektor diatas, pharmaceuticals adalah yang paling lemah. 92-95% sektor ini adalah produk impor, sementara volume pasar di kawasan ini berkisar $400 juta pertahun. Mengenai neraca perdagangan bilateral Indonesia Lebanon, Indonesia selalu diuntungkan seperti digambarkan dalam statistik di halaman berikut ini. Produk-produk ekspor Indonesia ke Lebanon cukup bervariasi dan masih membuka kemungkinan bagi produk-produk lain untuk ditawarkan, baik untuk dikonsumsi di Lebanon ataupun sebagai komoditi re-ekspor. Perlu dicatat bahwa tidak semua nilai ekspor Lebanon merupakan produk lokal, tetapi ada terdapat persentase antara 6 10 % dari produk re-ekspor semisal kendaraan bekas. Hal ini merupakan keistimewaan pengusaha Lebanon dibanding pengusaha Arab lainnya. Neraca perdagangan Ekspor Impor Indonesia Lebanon Hubungan bilateral perdagangan Indonesia dan Lebanon dari tahun 2004 sampai dengan 31/3/2008, Indonesia selalu berada di posisi surplus. Tingkat surplus tertinggi berada di tahun 2007, sedangkan di tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan. (sumber: customs Lebanon) Sosial Budaya dan Penerangan Hubungan bilateral RI-Lebanon di bidang Sosial Budaya dan Penerangan perlu mendapat perhatian untuk dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dengan dibukanya kembali KBRI Beirut pada tahun 1996 mulai terbuka kembali sarana untuk lebih memperkenalkan Indonesia pada masyarakat Lebanon walaupun sebenarnya Lebanon punya hubungan historis dengan Indonesia sejak tahu