timah

23
MAKALAH PENGANTAR ILMU METALURGI TIMAH Disusun Oleh : Abdul Wafa Abrar Muharman Cikeu Nurislam M M. Kidam Hadi Reisha Diany S FAKULTAS TEKNIK SULTAN AGENG TIRTAYASA

description

Metalurgical EngineeringFT-UNTIRTA

Transcript of timah

Page 1: timah

MAKALAH PENGANTAR ILMU METALURGI

TIMAH

Disusun Oleh :

Abdul Wafa

Abrar Muharman

Cikeu Nurislam M

M. Kidam Hadi

Reisha Diany S

FAKULTAS TEKNIK SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN

2013

Page 2: timah

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

mata kuliajh “Pengantar Ilmu Metalurgi’. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan

kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-

Quran danb sunnah untuk keselamatan umat manusia

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Metalurgi di

rogram studi Teknik Metalurgi Fakultas Teknik UNTIRTA. Selanjutnya kami selaku penulis

mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung kami dalam pembuatan

makalah ini.

Akhirnya kami selaku penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang kosntruktif

dari demi kesempurnaan makalah ini

Cilegon, November 2013

Penulis

Page 3: timah

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumussan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Timah

2.2 Sifat dan Bentuk Timah

2.3 Keberadaan Timah di Alam

2.4 Senyawa Timah

2.5 Reaks-Reaksi Timah

2.6 Proses Pengolahan Timah

2.7 Kegunaan Timah

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: timah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk

sumber daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya mineral logam ini mendorong

bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam t ersebut secara efisien.

Dalam pemanfaatanya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga

dapat diperoleh hasil yang optimal dengan hasil yang optimal dengan keuntungan yang

besar, biaya produksi yang seminim mungkin serta ramah lingkungan. Pengolahan timah

menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari peran reaksi kimia fisika.

Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan bagian dari proses yang melibatkan

reaksi-reaksi kimia fisika.Oleh karena itu proses pemurnian timah untuk memperoleh hasil

yang ekonomis perlu di kaji dan dipelajari dari segi kimia fisika.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan

1. Penjelasan dasar mengenai timah ?

2. Bagaimana cara pengolahan timah ?

3. Apakah kegunaan timah ?

4. Apakah bahaya timah bagi kesehatan manusia ?

5. Bagaimana penanggulan dari bahaya timah ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui cara pengolahan timah,

bahaya timah bagi manusia dan lingkungan, dan cara penanggulangan terhadap bahaya timah.

Page 5: timah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Timah

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn

(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan,

dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat,

ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah

karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.

Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis

7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan

normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.

Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan

endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta

sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan

koluvium.

2.2. Sifat dan Bentuk Timah

2.2.1. Sifat Timah

1. Timah termasuk golongan IV B dan mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.

2. Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik.

3. Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan

terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh.

Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang

oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan

meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan.

4. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.

5. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut

timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen

seperti diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil

pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.

Page 6: timah

6. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam

asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti

NaOH dan KOH.

7. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung

memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat

panas.

8. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.

9. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

2.2.2. Bentuk Timah

Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan timah

abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2°C menjadi timah putih (timah

beta) yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada suhu 13.2°C, ia pelan

pelan berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian

( impurities ) seperti alumunium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan

antimony atau bismut. Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit asam,

dan membentuk stannate salts dengan oksida.

2.3. Keberadaan Timah di Alam 

Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari

senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone.

Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar

78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada

cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral

kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan

mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya

ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak. Timah merupakan

unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki kandungan 2

ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal.

Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang

tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar

laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah

Page 7: timah

liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau

istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7

samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat

rendah.

Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi dimana

sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan

Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan

Zimbabwe.

2.4. Senyawa Timah

Timah, Senyawaan yang terpenting adalah SnF2 dan SnCl2, yang diperoleh dengan

pemanasan Sn dengan hf dan hcl gas. Fluoridanya cukup larut dalam air dan digunakan

dalam pasta gigi yang mengandung fluorida. Air menghidrolisis SnCl2 menjadi klorida yang

bersifat basa, tetapi dari larutan asam encer SnCl2.2H2O dapat terkristalisasi. Kedua

halidanya larut dalam larutan yang mengandung ion halida berlebihan, jadi:

SnF2 + F- = SnF3- pK1

SnCl2 + Cl- = SnCl3- pK1

Dalam larutan akua fluorida, SnF3- adalah spesies yang utama, tetapi ion-ion

SnF+ dan Sn2F5 dapat dideteksi. Halida larutan dalam pelarut donor seperti aseton, piridin,

atau DMSO, menghasilkan adduct peramidal, SnCl2OC(CH3)2. Ion Sn2+ yang sangat peka

terhadap udara, terjadi dalam larutan asam perklorat, yang dapat diperoleh dengan reaksi

Cu(ClO4)2 + Sn Hg Cu + Sn2+ + 2 ClO4-.

2.5. Reaksi-reaksi Timah

Timah putih adalah timah yang mudah dibentuk. ada suhu 13,2°C, secara perlahan,

timah putih berubah menjadi tepung yang bewarna abu-abu yang disebut timah abu-abu. Bila

timah putih yang dipanaskan akan menjadi sangat rapuh yang disebut timah rapuh. Timah

putih dipakai sebagai pelapis kaleng agar mengkilap dan tahan korosi. Timah juga dipakai

sebagai logam campuran dalam perunggu (tembaga dan timah) dan sebagai logam solder

Page 8: timah

(campuran timah dengan timbal). Timah lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi, sehingga

tidak dapat dipakai sebagai pelindung besi.

1. Bilangan oksidasi timah dalam senyawa adalah +2 dan +4. Logam ini dapat

teroksidasi oleh asam yang bukan pengoksidasi menjadi +2.

Sn + 2HCl SnCl2 + H¬2

2. Akan tetapi dengan pengoksidasi kuat, logam timah teroksidasi, menjdi +4.

Sn + 4 HNO3 SnO2 + 4NO2 + 2 H2O.

3. Reaksi timah dengan Cl2 menghasilkan SnCl2. Sn + Cl2 SnCl2

4. Logam Sn larut dalam basa membentuk ion stannit, Sn(OH)42-

Sn + 2OH + 2H2O Sn(OH)42- + H2(Senyawa timah, seperti SnF2 dipakai

dalam bahan pasta gigi. Senyawa (C4H9)3SnO dipakai sebagai fungisida,

yaitu zat pembasmi fungi (jamur).

2.6. Proses Pengolahan Timah

Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah

( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan serangkaian proses

yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral ( peningkatan kadar timah/proses fisik dan

disebut juga upgrading ), persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses

refining dan proses pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk

paduan timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11 %

antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih ini terutama dipakai

untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam industri kimia, industri bahan makanan dan

untuk menyimpan bahan makanan. Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan

namanya yaitu meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam

laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan

dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil dari

pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 % timah. Setelah dilakukan proses pengolahan

mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil

penambangan darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.

Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :

Page 9: timah

1. Washing atau Pencucian

Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin

yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton

bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air

tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.

2. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar

Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan

pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah

itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian.

Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop

dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki

karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah

kandungan timah pada bijih.

3. Pemisahan berdasarkan berat jenis

Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah

yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti

kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar

rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti

quarsa , zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke

dalam trapezium Jig Yuba.

4. Pengolahan tailing

Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang

mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan

gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan

karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.

5. Proses Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah

dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer

dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan

menggunakan solar.

Page 10: timah

6. Klasifikasi

Bijih – bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses – proses

pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:

klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening

klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension separator.

klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.

Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking

table , air table dan multi gravity separator(untuk pengolahan terak/tailing).

7. Pemisahan Mineral Ikutan

Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang

tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan diambil dengan

mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula –

mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan

disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa

cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut

kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya

dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat

penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension

separator –pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya atau

sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite.

Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon dan Xenotime. Lalu

masing – masing dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitanya dengan

magnetic separation sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.

8. Proses pre-smelting

Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting

yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya

preparasi material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses

pengolahan timah akan efisien.

9. Proses Peleburan ( Smelting )

Ada dua tahap dalam proses peleburan :

- Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.

- Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead

dan slag II.

Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna menghindari

Page 11: timah

kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat tujuh buah tanur dalam

peleburan. Pada tiap tanur terdapat bagian – bagian yang berfungsi sebagai

panel kontrol: single point temperature recorder, fuel oil controller, pressure

recorder, O2 analyzer,multipoint temperature recorder dan combustion air

controller. Udara panas yang dihembuskan ke dalam mfurnace atau tanur

berasal dari udara luar / atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang

selanjutnya dilewatkan ke dalam regenerator yang mengubahnya menjadi

panas.

Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging yakni

bahan baku –bijih timah atau slagI dimasukkan kedalam tanur melalui hopper

furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu 1100 –

15000C.unsure – unsure pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida

seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua

menjadi logam timah murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga

dalam bentuk debu bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan

selesai maka hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses

tapping. Sn yang berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float

untuk dilakukan pendinginan /penurunan temperatur hingga 4000C sebelum

dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm flame

oven untuk diambil Sn dan timah besinya.

10. Proses Refining ( Pemurnian )

- Pyrorefining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur

sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain yang

dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal

ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang

amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor

lebih besar dibanding Sn. Contoh material lain yang ditambahkan untuk

mengikat pengotor: serbuk gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium

untuk untuk mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan

sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS.

Hasil proses refining ini menghasilkan logam timah dengan kadar hingga

99,92% (pada PT.Timah). Analisa kandungan impurities yang tersisa juga

diperlukan guina melihat apakah kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak

Page 12: timah

dapat dilakukan proses refining ulang.

- Eutectic Refining

Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan bantuan

agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas produk

yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb

yang terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya

adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic

temperature lead pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun

bersamaan dengan kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya.

Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati

titik solidifikasi timah.

- Electrolitic Refining

Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih

tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ).

Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining.Proses

elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang menyediakan logam

dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama

yaitu dua buah elektroda –anoda dan katoda –yang tercelup ke dalam bak

elektrolisis.Proses elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan

bangka four nine (timah berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter

sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot

timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4. proses

pengendapan timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda

menuju katoda yang disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan

voltase tertentu dan tidak terlalu besar.

11. Pencetakan

Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan

pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton,

pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton,

dimana temperatur timah cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan

otomatis menggunakan casting machine, pompa cetak, dan melting

kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang memakan waktu hingga 1

jam/60 ton.

Langkah – langkah pencetakan:

Page 13: timah

a. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.

b. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan pertama

pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada piapa penyalur.

c. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan

berikutnyadan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya

dan segera dipasang capa pada permukaan timah cair.

d. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan

akan merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus

atau sesuai standar.

e. Ingot timah ynag telah dingin disusun dan ditimbang.

2.7. Kegunaan Timah

Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk

solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu

(5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%). Akibat dari

petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah lingkungan,

keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang

dilakukan di Internatioanal Tin Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri,

banyak pasar baru untuk timah sedang dikembangkan. Timah dalam kimia

Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan sangat

kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan tanpa belerang

yang digunakan industri teknik (tembaga, perunggu dan fosfor perunggu diantara yang

lainnya). Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan

pembuatan bentuk-bentuk timah tempa.

2.8       Bahaya Timah

2.8.1    Bahaya pada Kesehatan

1. Efek akut adalah:

–     Mata dan kulit iritasi

–     Headaches

Page 14: timah

–     Sakit perut 

–     Penyakit dan pusing 

–     Berat berkeringat

–     Sesak napas 

–     Masalah buang air kecil 

2. Efek jangka panjang adalah: 

–     Depresi 

–     Kerusakan hati

–     Gangguan fungsi sistem kekebalan 

–     Kerusakan kromosom 

–     Kekurangan sel darah merah 

–     Kerusakan otak (menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit kepala)

2.8.2 Bahaya pada Lingkungan

Kaleng sebagai atom tunggal atau molekul tidak sangat beracun terhadap beberapa jenis

organisme, bentuk racun adalah bentuk organik. Ada berbagai jenis timah organik yang

dapat sangat bervariasi di toksisitas. Tributyltins merupakan komponen timah paling

beracun untuk ikan dan jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun bagi fitoplankton.

2.9     Penanggulangan dari Bahaya Timah

Jumlah timah yang sedikit dalam makanan tidak berbahaya. Limit dalam makanan di

Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah triakil dan triaril digunakan sebagai racun

biologi (biocides) dan perlu ditangani secara hati-hati. Jumlah kecil timah

dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Senyawa timah trialkil dan

triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara hati-hati. Timah juga

digunakan dalam pembuatan grenjeng rokok (timah putih), pada longsongan peluru (timah

hitam).

Page 15: timah

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn

(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin

keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara

sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi

logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral

cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.

2. Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :

o Proses Pengolahan Mineral Timah

o Proses pre-smelting

o Proses Peleburan ( Smelting )

o Proses Refining ( Pemurnian )

o Pencetakan

3. Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan sebagai pelapis

dalam kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan bola lampu, sampai

pada penggunaan pada alat-alat olah raga.

4. Bahaya Timah bagi kesehatan manusia antara lain

Efek akut adalah: Mata dan kulit iritasi, Headaches, Sakit perut, Penyakit dan pusing,

Berat berkeringat, Sesak napas, Masalah buang air kecil 

Efek jangka panjang adalah: Depresi, Kerusakan hati, Gangguan fungsi sistem

kekebalan, Kerusakan kromosom, Kekurangan sel darah merah, Kerusakan otak

(menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit kepala)

5. Bahaya pada Lingkungan

• Kaleng sebagai atom tunggal atau molekul tidak sangat beracun terhadap beberapa

jenis organisme, bentuk racun adalah bentuk organik

• Ada berbagai jenis timah organik yang dapat sangat bervariasi di

toksisitas. Tributyltins merupakan komponen timah paling beracun untuk ikan dan

jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun bagi fitoplankton.

Page 16: timah

DAFTAR PUSTAKA

http://revival44.wordpress.com/2010/03/02/logam-besi/

http://metal-hamzah.blog.friendster.com/2008/04/pengolahan-bijih-timah/

http://moslemchemistry.blogspot.com/2011/04/besi.html

http://www.encangirul.com/2011/04/proses-ekstraksi-timah-dari-ore.html

http://www.chem-is-try.org/

http://rimayantisihite.blogspot.com/2011/03/timah.html

http://www.ypb97.com/2010/02/proses-pemurnian-mineral.html