TIK - Sejarah Internet Di Indonesia

10
Ramadhani Sardiman XI IPA 3 SMAN 3 Padang

Transcript of TIK - Sejarah Internet Di Indonesia

Ramadhani Sardiman

XI IPA 3

SMAN 3 Padang

Kegiatan amatir radio di Amatir Radio Club ITB dengan menggunakan pesawat radio pemancar SSB (Single Side Band) milik Harya Sudirapratama dan komputer Apple II milik Onno W. Purbo.

Mulai mendiskusikan teknik membangun jaringan komputer dengan teknologi radio paket.

1986

Perkembangan internet di Indonesia sesungguhnya mulai dirintis oleh komunitas pengguna amatir radio yang disebut PaguyubanNet (Paguyuban Network).

Antara lain terdiri dari :

M. Samik-Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, Onno W. Purbo .

1990-an

Gateway radio paket mulai dikembangkan di ITB.

ITB bergabung ke dalam jaringan PaguyubanNet.

1992

Muhammad Ihsan dan Andrianti (LAPAN) menjalin kerjasama dengan DLR (Lembaga Antariksa Jerman) mengembangkan teknologi radio paket pada pita 70cm dan 2m.

LAPAN mengembangkan satelit Indonesia yang dikenal sebagai LAPAN TUBSAT dan INASAT.

IPTEKNET masih dalam pengembangan.

1992 - 1993

Teknologi radio paket TCP/IP untuk Internet mulai diadopsi di BPPT, LAPAN, UI dan ITB.

Lembaga-lembaga tersebut kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet.

Robby Soebiakto membangun gateway amatir satelit menggunakan PC/XT dan walkie talkie.

Hal ini membuat komunikasi antara Robby Soebiakto dan Onno W. Purbo (yang saat itu berada di Kanada) menjadi semakin cepat.

1992 - 1994

Randy Bush (Portland, Oregon US) melakukan ping ke IPTEKNET yang hasilnya dilaporkan ke National Science Foundation (NSF).

Waktu yang dibutuhkan untuk ping tersebut adalah 750 m/s pada kecepatan 64 kbps menggunakan jaringan leased line.

Email mulai populer digunakan di Indonesia.

Menteri Perindustrian (saat itu) Tungki Ariwibowo adalah menteri pertama yang menggunakan email untuk berkomunikasi.

7 Juni 1994

ITB terlibat ke dalam jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3).

1996

ITB menjadi bagian penting dari AI3 Indonesia yang berhasil menghubungkan lebih dari 25 lembaga pendidikan di Indonesia.

1997 - 1998

Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) mengoperasikan JARDIKNAS dan INHEREN yang menghubungkan lebih dari 15.000 sekolah ke Internet.

2009