T.(II).Adm.pembangunan (Teori Modernisas)i

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori modernisasi lahir sebagai produk sejarah tiga peristiwa penting di dunia setelah perang dunia ke dua. Yaitu: Pertama, Munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan dunia. Kedua, sebelum Soviet runtuh, pada saat yang bersamaan terjadi perluasan pergerakan komunis ke beberapa negara. Ketiga, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin di mana sebelumnya mereka merupakan negara- negara jajahan Eropa. Akibat dari ketiga hal tersebut, khususnya terhadap munculnya negara-negara merdeka baru, mereka (negara baru) secara serempak mencari model-model pembangunan yang akan dipakainya sebagai contoh untuk membanguan negaranya. Sementara itu di sisi lain, negara adidaya memiliki banyak kepentingan dari negara baru tersebut yang disebut dengan negara dunia ke tiga. Negara adidaya berkepentingan untuk membantu negara ketioga sebagai upaya stabilitas ekonomi dan juga stabilitas politik. Sebelum Soviet runtuh, upaya mempengaruhi negara dunia ke tiga diperuntukan untuk membuat blok (jaringan) ideologi politik negara. Oleh karena adanya kepentingan tersebut, maka negara adidaya, khususnya Amerika Serikat mendorong kepada ilmuwan sosial untuk mempelajari permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara dunia ke tiga tersebut. Maka muncullah beberapa teori-teori pembangunan dengan berbagai istilahnya dan berbagai alirannya dalam perspektif beberapa ahli yang mengemukakannnya. Permasalahan di dunia ketiga tersebut salah satunya di kaji melalui Teori Modernisasi. 1.2 Perumusan Masalah Teori modernisasi yang penulis bahas disini yakni dua ahli sosiolog dengan perspektif yang berbeda-berbeda, yaitu David Mc.Clelland dan Alex Inkeles. Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh 1

description

Tugas Administrasi Pembangunan

Transcript of T.(II).Adm.pembangunan (Teori Modernisas)i

Manusia dan Perubahan Sosial Teori Modernisasi Klasik

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Teori modernisasi lahir sebagai produk sejarah tiga peristiwa penting di dunia setelah perang dunia ke dua. Yaitu: Pertama, Munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan dunia. Kedua, sebelum Soviet runtuh, pada saat yang bersamaan terjadi perluasan pergerakan komunis ke beberapa negara. Ketiga, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin di mana sebelumnya mereka merupakan negara-negara jajahan Eropa.

Akibat dari ketiga hal tersebut, khususnya terhadap munculnya negara-negara merdeka baru, mereka (negara baru) secara serempak mencari model-model pembangunan yang akan dipakainya sebagai contoh untuk membanguan negaranya. Sementara itu di sisi lain, negara adidaya memiliki banyak kepentingan dari negara baru tersebut yang disebut dengan negara dunia ke tiga. Negara adidaya berkepentingan untuk membantu negara ketioga sebagai upaya stabilitas ekonomi dan juga stabilitas politik. Sebelum Soviet runtuh, upaya mempengaruhi negara dunia ke tiga diperuntukan untuk membuat blok (jaringan) ideologi politik negara.

Oleh karena adanya kepentingan tersebut, maka negara adidaya, khususnya Amerika Serikat mendorong kepada ilmuwan sosial untuk mempelajari permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara dunia ke tiga tersebut. Maka muncullah beberapa teori-teori pembangunan dengan berbagai istilahnya dan berbagai alirannya dalam perspektif beberapa ahli yang mengemukakannnya. Permasalahan di dunia ketiga tersebut salah satunya di kaji melalui Teori Modernisasi.1.2 Perumusan Masalah

Teori modernisasi yang penulis bahas disini yakni dua ahli sosiolog dengan perspektif yang berbeda-berbeda, yaitu David Mc.Clelland dan Alex Inkeles. Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:

1. Pengertian dari Modernisasi itu sendiri2. Warisan Pemikiran3. Implikasi Kebijakan Pembangunan4. Hasil Kajian Teori Modernisasi Klasik5. Kritik terhadap Teori Modernisasi6. Hasil Kajian Baru Teori Modernisasi7. Modernisasi di Indonesia1.3 Sistematika Penulisan1.3.1 Jenis dan Sumber DataJenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan media internet mengenai teori-teori yang berkaitan dengan Modernisasi.1.3.2 Analisis Data

Data diperoleh dari hasil studi pustaka mengenai teori-teori yang berkaitan dengan Modernisasi dan kutipan dari berbagai media internet sejak pertama kali penyusunan makalah ini sampai makalah ini selesai. Kemudian setelah data terkumpul dilakukan suatu proses pemilihan, pemusatan, serta penyederhanaan data kasar untuk dibuat kesimpulan berdasarkan sub tema yang kami angkat. Dengan proses tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu outline makalah akhir yang dapat memudahkan penulis untuk menyelesaikan makalah Administrasi pembangunan secara terstruktur.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Administrasi Pembangunan

2. Memahami pengertian Teori Modernisai3. Memahami Warisan Pemikiran Modernisasi4. Mengetahui Implikasi Kebijakan Pembangunan

5. Melihat Hasil Kajian Teori Modernisasi Klasik6. Melihat Kritikan terhadap Teori Modernisasi7. Melihat Hasil Kajian Baru Teori Modernisasi

8. Memahami Modernisasi di Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modernisasi- Astrid S Susanto: (1977) modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan.

- Widjojo Nitisastro: modernisasi mencangkup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis

- Soerjono Soekanto: modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial, yan bisanya perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan Sosial Planing Syarat-syarat Modernisasi: Cara berfikir ilmiah ( Scientific thinking) yang institutionalized dalam the ruling class maupun masyarakat.

Sistem administrasi negera yang baik, yang benar-benar mewujudkan bureaucracy (birokrasi).

Adanya system pengumpula data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.

Penciptaan iklim yang favoureble dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara pengunaan alat-alat komunikasi masa.

Tingkat organisasi yang tinggi, yang disatu pihak berarti disiplin, sedangkan dilain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

Sentrasi wewenang dalam social planning.

2.2 Warisan pemikiran

Sejak awal perumusan, aliran pemikiran modernisasi secara sadar mencari suatu bentuk teori. Dalam usahanya menjelaskan persoalan pembangunan negara-negara Dunia Ketiga, perpektif ini banyak menerima warisan pemikiran dari teori evolusi dan teori fungsionalisme. Ini terjadi kerena pengaruh teori evolusi telah terbukti mampu membantu menjelaskan proses masa peralihan dari masayarakat tradisional ke masyarakat modern negara-negara Eropa Barat, selain juga mampu menjelaskan arah yang perlu ditempuh negara Dunia Ketiga dalam proses modernisasinya.

Pewarisan pemikiran struktural-fungsionalisme ke dalam teori modernisasi terjadi lebih disebabkan oleh kenyataan, bahwa sebagian besar pendukung utama teori modernisasi seperti: Daniel Larner, Marion Levy, Neil Smelser, Samuel Eisenstadt, dan Gabriel Almond, lebih banyak terdidik dalam aliran pemikiran struktural-fungsionalisme, sewaktu mereka tengah berada dalam bangku kuliah dahulu. Oleh karena itu, kan bermanfaat apabila sebelum menyampaikan secara detail konsep-konsep pokok teori modernisasi, disampaikan terlebih dahulu secara singkat pola pikir teori evolusi dan teori fungsionalisme. 2.3 Implikasi Kebijaksanaan pembangunan

Pertama, teori modernisasi membantu memberikan secara implisit pembenaran hubungan kekuatan yang bertolak-belakang antara masyarakat tradisional dan modern. Kerena Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat disebut sebagai negara maju dan negara Dunia Ketiga dikatakan sebagai tradisional dan terbelakang, maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan.

Kedua, teori modernisasi menilai idiologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga, jika negara Dunia Ketiga hendak melakukan modernisasi, mereka perlu menempuh arah yang telah dijalani oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat, dan oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari pahan komunisme. Untuk mencapai tujuan itu, teori modernisasi menyarankan agar negara Dunia Ketiga melakukan pembangunan ekonomi, meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan melembagakan demokrasi politik.

Ketiga, teori modernisasi mampu memberikan legitimasi tentang perlunya bantuan asing, khususnya dari Amerika Serikat. Jika dan kerena yang diperlukan negara Dunia Ketiga adalah kebutuhan investasi produktif dan pengenalan nilai-nilai modern, maka Amerika dan megara maju lainnya dapat membantu dengan mengirimkan tenaga ahli, mendorong para pengusaha untuk melakukan investasi di luar negeri dan memberikan bantuan untuk negara Dunia Ketiga.

2.4 Hasil Kajian Teori Modernisasi Klasik

David Mc. Clelland (Motivasi Berprestasi / Nedd for Acheavement )

Penelitian yang dilakukan oleh Mc.Clelland menemukan bahwa suatu Negara yang memiliki kebutuhan berprestasi yang lebih tinggi maka akan mempunyai kesempatan untuk lebih mencapai kemajuan dalam pembangunan, dengan kata lain sebuah masyarakat yang maju ke arah modern jika masyarakat tersebut memiliki wiraswasta yang banyak, karena orang-orang wiraswasta memiliki motivasi lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang bukan wiraswasta. Kesimpulan :

Dengan teori kebutuhan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kebutuhan untuk berprestasi tinggi dalam arti orang yang tergolong pada high achiever harus diberikan pekerjaan yang menantang dengan sasaran akhir yang masih dapat dicapai. Bagi mereka uang bukanlah suatu motivator yang penting, yang lebih efektif adalah upan balik atas apa yang telah mereka lakukan.Kekurangan dari Teori ini :

1). Teori ini tidak memberikan penjelasan bagaimana cara seseorang atau orang-orang di suatu Negara memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi. Kita semua juga mungkin dapat juga mempunyai anggapan justru kebutuhan untuk berprestasi itu bukanlah merupakan prasyarat dari kemajuan tetapi juga merupakan hasil dari kemajuan suatu masyarakat atau Negara. Hal tersebut didasarkan paa kenyataan di masyarakat yang masih subsisten, dijumpai kenyataan mereka tidak mempunyai kebutuhan untuk berprestasi.2).Teori ini tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang seringkali dihadapi oleh masyarakat / Negara yang meskipun sudah memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi tetapi tidak maju karena hambatan-hambatan struktural yang sering membelit mereka. Hambatan-hambatan struktural tersebut sering kita lihat misalnya pada hambatan geografis, topografis, bahkan idiologis. Orang-orang dengan kondisi struktural yang ekstrim memiliki keinginan yang tinggi untuk berprestasi dan melakukan banyak hal untuk menopang kemajuan.Kelebihan dari Teori ini :

1). Memberikan kesadaran pada pengambil kebijakan Negara bahwa seseorang di suatu Negara berpengaruh pada kemajuan. Oleh karena itu, Negara akan membuat kebijakan agar para pribadi di Negara tersebut didorong untuk memiliki keinginan yang tinggi untuk berprestasi demi tercapainya kemajuan suatu Negara. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Negara misalnya melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan. Alex Inkeles ( Manusia Modern )

Teori ini menekankan tentang lingkungan material dalam hal ini lingkungan pekerjaan. Teori pada dasarnya berbicara tentang pentingnya faktor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan dalam hal ini manusia modern. Inkeles beranggapan bahwa bagaimanapu juga manusia bisa diubah secara mendasar setelah di menjadi dewasa, dan karena itu tidak ada manusia yang tetap menjadi tradisional dalam pandangan dan kepribadiannya hanya karena dia dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tradisional. Artinya, dengan memberikan lingkungan yang tepat , setiap orang bisa diubah menjadi manusi modern setelah dia menjadi dewasa.Menurut Inkeles, mausia modern akan memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini:

Terbuka terhadap pengalaman baru. Ini berarti, bahwa manusia modern selalu berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru.

Manusia modern akan memilki sikap untuk semakin independen. Dalam hal ini terhadap berbagai bentuk otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku dan raja.

Manusia modern percaya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk percaya akan kemampuannya untuk menundukkan alam semesta

Manusia modern memiliki orientasi mobilitas dan ambisi hidup yang tinggi. Mereka berkehendak untuk meniti tangga jenjang pekerjaannya.

Manusia modern memilki rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan sesuatu jauh didepan dan mengetahui apa yang kan mereka capai dalam waktu lima tahun kedepan.

Manusia modern aktif terlibat dalam percaturan politik. Mereka bergabung dengan berbagai organisasi kekeluargaan dan berpartisipasi aktif dalam urusan masyarakat lokal.

2.5 Kritik Terhadap Teori Modernisasi

Kritik terhadap Teori Modernisasi dilihat dari beberapa aspek :

1. Nilai Tradisional.

Pertama, menanyakan tentang apakah sesungguhnya nilai tradisional dan nilai modern selalu bertolak belakang? Disatu pihak, menut pengkritik, dalam masyarakat tradisional juga terdapat nilai-nilai modern. Sebagai contoh, didalam masyarakat tradisisonal Cina yang memberikan nilai penting pada status warisan dan bawaan, disaat yang sama juga memberikan nilai penting pada sistem ujian yang tidak mengenal hubungan pribadi dan juga menekankan pentingnya kebutuhan berprostasi. Di pihak lain, nilai-nilai tradisional juga dijumpai dan hadir dengan tagar ditengah-tengah masyarakjat modern. Nilai-nilai khusus, seperti usia, suku, jenis kelamin, tidak mungkin dapat dihilangkan sama sekali dalam, misalnya, proses penarikan dan promosi tenaga kerja pada birokrasi modern. Oleh karena itu, menurut pengkritik ini, nilai tradisional dan nilai modern akan selalu hidup berdampingan.

Kedua, menyatakan tentang apakah sesungguhnya nilai-nilai tradisional selalu menghambat modernisasi? Apakah selalu diperkirakan untuk menghilanghkan nilai-nilai tradisional jika hendak mencapai modernisasi?. Bagi pengritik, terkadang nilai-nilai tradisional sangat membantu dalam upaya modernisasi. Sekadar contoh, dalam proses modernsasi Jepang. Nilai-nilai tradisional seperti loyalitas tanpa batas pada kaisar akan dengan mudah untuk diubah menjadi loyalitas pada perusahaan, yang akan membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi perputaran dan perpindahan tenaga kerja antarperusahaan.

Ketiga., pengritik meragukan tentang kemampuan proses modernisasi untuk secara total menghapuskan niali tradisional. Untuk pengkritik dengan jelas menyatakan, bahwa nilai tradisisonal memang masih akan selalu hadir ditangah proses modernsasi. Ini seperti yang telah dijelaskan oleh teori kelambatan budaya (cultural lag theory), bahwa nilai tradisional masih akan tetap hidup untuk jangka waktu yang panjang, sekalipun faktor situasi awal yang menumbuhkan nilai tradisional tersebut telah tiada.

2. Gerak Pembangunan

Aspek ini mengenai konsep linier atau secara garis lurus mengikuti arah perkembangan negara-negara eropanisasi dan amerikanisasi yang dianggap sebagai suatu yang etnosentris, dan juga sesuatu yang optimis karena tidak slamanya suatu proses bergerak maju, tapi terkadang juga mengalami hambatan.3. Dominasi Asing.

Teori modernisasi sebetulnya terlalu fokus pada masalah-maslah internal. Sebenarnya mereka telah mengabaikan kerangka berpikir negara-negara berkembang terhadap negara-negara dunia ketiga dalam arti negara yang baru berkembang, dengan kata lain kurangnya memperhatikan aspek-aspek atau masalah-masalah eksternal.2.6 Hasil Kajian Baru Teori Modernisasi

Dengan adanya berbagai pengritik tentang teori modernisasi klasik, maka teori ini menguji kembali berbagai asumsi dasarnya. Jika demikian halnya, maka hasil kajian baru ini, dalam batas-batas tertentu yang berarti, berbeda dengan teori modernisasi klasik dalam beberapa landas pijak berikut ini.

Pertama, hasil kajian baru teori modernsasi ini sengaja menghindar untuk memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern sebagai dua pengkat sistem nilai yang secara total bertolak belakang. Dalam hasil kajian baru ini, dua perangkat sistem nilai tersebut bukan saja dapat saling mewujud saling berdampingan, tetapi bahkan dapat saling mempengaruhi dan bercampur satu sama lain. Disamping itu, hasil kajian batu ini tidak lagi melihat bahwa nilai tradisional merupakan faktor penghambat pembangunan, bahkan sebaliknya, kajian baru ini secara sungguh-sungguh hendak berusaha menunjukkan sumbangan positif yang dapat diberikan oleh sistem nilai tradisional. Konsepsi ini telah banyak membukua pintu dan merumuskan agenda penelitian baru, yang oleh karenanya, peneliti teori modernisasi, kemudian lebih banyak memberikan perhatian kepada pengkajian nilai-nilai tradisonal (seperti: familisme, agama rakyat, budaya lokal), dibanding pada masa-masa sebelumnya.

Kedua, secara metodologis, kajian baru ini juga berbeda. Hasil harya baru ini tidak lagi berstandar teguh pada pada analisa yang abstrak dan tipologi, tatapi lebih cenderung untuk menberikan perharian yang seksama pada kasus-kasus nyata. Hasil kajian baru ini tidak lagi merupakan unsur keunikan sejarah. Sejarah sering dibggap sebagai faktor yang signifikan untuk menjelaskan pole perkembangan dari satu negara tertentu. Bahkan dalam kajian kasus-kasus yang mendalam sering di jumapi dibantui dengan analisa dari perspektif studi bandingnya. Karya baru ini secar jernih menanyakan berbagai kemungkinan dan sebab mengapa seperangkat pranarta sosial yang sama memainkan pern yang berbeda di negara yang berbeda.

Ketiga, sebagai akibat dari perhatiannya terhadap sejarah dan analisa anggapan tentang gerak satu arah pembangunan yang menjadikan barat sebagi satu-satunya model. Sebagai gantinya, karya-karya penelitian ini kemudian begitu saja menerima kenyataan bahwa negara Dunia Ketiga dapat memilki kesermpatan untuk menempuh arah dan menentukan model pembangunannya sendiri.

Terakhir, hasil kajian baru teori moderinsasi ini lebih memberikan perhatian pada faktor eksternal (lingkungan internasional) dibanding pada masa sebelumnya. Sekalipun perhatian utamanya masih pada faktor internal, perana faktor internasional dalam mempengaruhi proses pembangunan Negar Dunia Ketiga ini juga menaruh perhatian pada faktor konflik. Bahkan dalam analisanya, karya baeru ini sering berhasil mengintegrasikan dengan baik faktor konflik kelas, dominasi idiologi dan peranan agama.

Tabel persamaan dan perbedaan antara teori modernisasi klasik dengan teori modernisasi baruTeori Modernisasi KlasikTeori Modernisasi Baru

Persamaaan

Keprihatinan Negara Dunia KetigaSama

Tingkat analisaNasional Sama

Variable pokokFaktor internal:

Nilai-nilai budaya pranata sosialSama

Konsep pokokTradisional dan modernSama

Implikasi kebijaksanaanModernisasi memberi muatan positifSama

Perbedaan

Tradisi Sebagaipenghalang pembangunanFaktor positif pembangunan

Metode kajian Abstrak dan kontruksi tipologiStudi kasus dan analisa sejarah

Arah pembangunanGaris lurus dan menggunakan USA dan negara-negara Eropa Barat sebagai modelBerarah dan mermodel banyak

Faktor ekstern dan konflikTidak memperhatikanLebih memperhatikan

2.7. Modernisasi Di Indonesia

Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang yang sedang berupaya membangun masyarakatnya dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Hal itu dilakukan dengan adanya pembangunan masyarakat secara keseluruhan dalam bidang modernisasi.

Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia agar setara dengan masyarakat modern bangsa lain. Oleh sebab itu modernisasi di Indonesia dapat dikatakan terbuka, artinya bahwa dalam proses modernisasi tidak tertutup kemungkinan untuk menerima unsur-unsur dari luar. Namun tentunya harus ada filterisasi (penyaringan) terhadap unsur-unsur dari luar.

Gejala-gejala yang tampak dari proses modernisasi di Indonesia meliputi segala bidang, baik teknologi, politik, sosial, ekonomi, agama dan kepercayaan.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

Perbedaan yang ada pada macam-macam teori yang ada diatas hanya merupakan perbedaan penekanan aspek yang dianggap penting, baik dalam menciptakan manusia yang akan membangun maupun dalam mempersiapkan sarana material untuk pembangunan itu sendiri. Tetapi pada dasarnya, inti dari teori-teori ini adalah sama.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari persoalan mengenai mengapa ada Negara-negara yang tertinggal (miskin). Bagi teori modernisasi cukup jelas, bahwa negara-negara tersebut belum maju atau masih bersifat tradisional atau belum berhasil lepas landas karena baik orang-orangnya maupun nilai-nilai yang hidup di masyarakat tersebut belum modern sehingga tidak menopang pembangunan. Maka dari itu, untuk menanggulangi permasalahan ini perlu diperkenalkan nilai-nilai yang rasional dan sarana atau lembaga modern untuk menopang proses pembangunan. Demi maksud ini maka perlu campur tangan dan dukungan dari Negara-negara yang sudah maju atau modern.

3.2 Saran

Modernisasi adalah kehendak zaman yang tidak bisa kita hindari, selagi modernisasi tidak bertabrakan dengan nilai agama yang dianut seseorang, nilai masyarakat dan adat isitiadat di mana kita tinggal, modernisasi sangat positif. Modernisasi sebenarnya bagus, yang tidak bisa diterima adalah westernisasi, karena westernisasi berupa kebiasaan bangsa barat yang dipaksakan penerapannya di negara lain. Maka dari itu kita harus benar-benar menyikapi suatu budaya yang masuk kenegara kita, apakah itu memang modernisasi atau westernisasi. Rasanya kita sudah maklum semua, tapi kalau kita tutup mata tidak mau tahu, itu artinya apatisisasi atau dengan kata lain ikut-ikut saja.DAFTAR PUSTAKAHettne, Bjorn. 2001. Teori Pembangunan dan Tiga Dunia. Terjemahan Tim Gramedia. Jakarta: Gramedia.

Schoorl, JW. 1988. Modernisasi. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta: Gramedia.

So, Alvin dan Suwarsono. 2000. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LP3S.Sumber lain :http://www.p4tkipa.org/lihat.php?id=ARTIKEL&hari=UMUM&%20tanggal=5&%20bulan=Desemver%20&%20oleh=Irmanhttp://www.Manusia-dan-Perubahan-Sosial-Teori-Modernisasi-Klasik-My-Weblog.htm

8