Tidak_berjudul[1]

10
Perkembangan situasi Kuba makin memburuk setelah diketahui oleh Amerika Serikat (melalui pemotretan udara dalam bulan-bulan September— Oktober 1962 ) bahwa Uni Soviet mempunyai pangkalan-pangkalan peluru kendali yang dapat dipergunakan untuk langsung menyerang Amerika Serikat. Kennedy langsung memerintahkan Angkatan Laut dan Korp Marinirnya untuk memblokade Kuba dalam keadaan siap-tempur. Perdana Menteri Krushchev memprotesnya. Keadaan menjadi sangat genting dan dikhawatirkan bila Rusia berkeras kepala, sewaktu-waktu dapat mencetus perang baru. Sekretaris Jenderal PBB diminta ikut campur tangan untuk melerai sengketa mereka. Untung bahwa peperangan tidak jadi mencetus karena Uni Soviet mundur selang'kah. Semua pangkalan peluru kendali dibongkar dan diangkut kembali ke Uni Soviet. Sebaliknya Amerika Serikat berjanji untuk tidak akan menyerang Kuba dan juga tidak membantu gerakan anti-Castro menyerang Kuba. Kuba sama sekali di- tinggalkan dalam perundingan ini, karena dipandang sebagai bidak Rusia yang tidak berarti. Hal ini menyakitkan hati Castro sehingga menyebabkan kerenggangan hubungan Havana-Moskwa untuk sementara waktu. Castro minta bantuan pertahanan kepada Uni Soviet karena ia merasa ditodong dari belakang oleh Amerika Serikat, dengan adanya Pangkalan Angkatan Laut Guantanamo. Inilah sebabnya mengapa baik Uni Soviet maupun Kuba tidak bersedia menandatangani Perjanjian Tlatelolco tentang Denuklirisasi Wilayah Amerika Latin. 53) Juga Kuba tidak ikut menandatangani Nuclear Test Ban Treaty yang telah ditandatangani di Moskwa pada tanggal 5 Agustus 1963. Perjuangan mengisolasikan Kuba pindah ke arena politik, terutama melalui negara—negara OAS. Mula-mula Amerika Serikat mengajak negara-negara Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba. Hal ini dipenuhi oleh beberapa negara Amerika Tengah, Karibia dan Amerika Selatan. Bahkan dengan pemu- tusan hubungan diplomatik itu terjadi pergolakan dalam negeri dan coup di Argentina, Ecuador, dan Brasil. Atas saran Venezuela, diadakan pertemuan Menteri Luar Negeni negara- negara OAS di Washington yang memutuskan agar negara-negara Amerika latin memutuskan hubungan ekonomi - perdagangan dan diplomatik terhadap Kuba, yang diikuti oleh 15 negara, kecuali Meksiko,ChiIi,Bolivia, dan Uruguay. Alasan Venezuela (di sammng besarnya pengaruh tekanan Amerika Serikat) adalah bahwa Castro telah membantu gerakan subversif di Venezuela yang ingin menumbangkan

description

KUBA

Transcript of Tidak_berjudul[1]

Page 1: Tidak_berjudul[1]

Perkembangan situasi Kuba makin memburuk setelah diketahui oleh Amerika Serikat (melalui pemotretan udara dalam bulan-bulan September— Oktober 1962 ) bahwa Uni Soviet mempunyai pangkalan-pangkalan peluru kendali yang dapat dipergunakan untuk langsung menyerang Amerika Serikat. Kennedy langsung memerintahkan Angkatan Laut dan Korp Marinirnya untuk memblokade Kuba dalam keadaan siap-tempur. Perdana Menteri Krushchev memprotesnya. Keadaan menjadi sangat genting dan dikhawatirkan bila Rusia berkeras kepala, sewaktu-waktu dapat mencetus perang baru. Sekretaris Jenderal PBB diminta ikut campur tangan untuk melerai sengketa mereka. Untung bahwa peperangan tidak jadi mencetus karena Uni Soviet mundur selang'kah. Semua pangkalan peluru kendali dibongkar dan diangkut kembali ke Uni Soviet. Sebaliknya Amerika Serikat berjanji untuk tidak akan menyerang Kuba dan juga tidak membantu gerakan anti-Castro menyerang Kuba. Kuba sama sekali di- tinggalkan dalam perundingan ini, karena dipandang sebagai bidak Rusia yang tidak berarti. Hal ini menyakitkan hati Castro sehingga menyebabkan kerenggangan hubungan Havana-Moskwa untuk sementara waktu. Castro minta bantuan pertahanan kepada Uni Soviet karena ia merasa ditodong dari belakang oleh Amerika Serikat, dengan adanya Pangkalan Angkatan Laut Guantanamo. Inilah sebabnya mengapa baik Uni Soviet maupun Kuba tidak bersedia menandatangani Perjanjian Tlatelolco tentang Denuklirisasi Wilayah Amerika Latin. 53) Juga Kuba tidak ikut menandatangani Nuclear Test Ban Treaty yang telah ditandatangani di Moskwa pada tanggal 5 Agustus 1963. Perjuangan mengisolasikan Kuba pindah ke arena politik, terutama melalui negara—negara OAS. Mula-mula Amerika Serikat mengajak negara-negara Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba. Hal ini dipenuhi oleh beberapa negara Amerika Tengah, Karibia dan Amerika Selatan. Bahkan dengan pemu- tusan hubungan diplomatik itu terjadi pergolakan dalam negeri dan coup di Argentina, Ecuador, dan Brasil.

Atas saran Venezuela, diadakan pertemuan Menteri Luar Negeni negara-negara OAS di Washington yang memutuskan agar negara-negara Amerika latin memutuskan hubungan ekonomi - perdagangan dan diplomatik terhadap Kuba, yang diikuti oleh 15 negara, kecuali Meksiko,ChiIi,Bolivia, dan Uruguay. Alasan Venezuela (di sammng besarnya pengaruh tekanan Amerika Serikat) adalah bahwa Castro telah membantu gerakan subversif di Venezuela yang ingin menumbangkan pemerintahan sah. Tetapi dengan desakan keras Amerika Serikat, kemudian juga Chili memutuskan hubungan dengan Kuba (11 Agustus 1964), Bolivia (22 Agustus 1964), dan Uruguay (8 September 1964).

Tinggallah Meksiko merupakan satu-satunya negara Amerika Latin yang tidak memutuskan hubungan diplomatiknya, karena alasan—alasan yuridis (ingin agar Mahkamah Internasional yang memutuskan hal ini), dan alasan—alasan politis (ingin bebas dari tekanan-tekanan Amerika Serikat dan sebagai konsekuensi lebih lanjut perlunya terus mendukung Fidel Castro sebagai imbangan perjuangan melawan atau setidak-tidaknya mengurangi tekanan Amerika Serikat). Dengan demikian Kuba diisolasikan dari hubungan dengan Amerika Serikat sejak tahun 1961 dan negara-negara Amerika Latin sejak tahun 1964.

Reaksi Kuba tidak dapat lain daripada bersekutu dengan negara-negara Komunis, Uni Soviet dan Eropah Timur, karena untuk bersahabat dengan Republik Rakyat Cina sangat mustahil, berhubung dengan buruknya hubungan Moskwa—Peking. Kuba makin hari makin jatuh dalam tangan Uni Soviet, terutama setelah meninggalnya Che Guevara di Bolivia (1967). Di samping itu terjadi perubahan yang menyolok di mana Revolusi Kuba menjadi makin terlembagakan dan Angkatan Perang Kuba menjurus untuk menjadi

Page 2: Tidak_berjudul[1]

bagian dari pada Angkatan Perang Uni Soviet. Pola ekonomi dan perdagangan berubah menjadi sepenuhnya mengikuti pola Uni Soviet dan Eropa Timur.

Sebelum tahun 1961, Amerika Serikat mengimpor 3,3 juta ton gula dari Kuba, yang berarti 1/3 dari konsumsi dalam negerinya setiap tahun. Di samping itu juga mengimpor tembakau Kuba sejumlah 30,5 juta pounds dan cerutu sejumlah 23,5 juta batang setiap tahunnya. Sebaliknya Kuba mengimpor dari Amerika Serikat melalui Florida, barang-barang kebutuhan sehari-hari sebesar US $ 500 juta. Peranan ini kemudian ganti dioper oleh Uni Soviet. Walaupun Rusia merupakan negara nomor 2 dalam produksi gula, ia mengimpor sebagian terbesar produksi gula Kuba, untuk selanjutnya diteruskan ke Eropa Timur. Dari Rusia diimpor bahan baku, minyak bumi dan barang-barang keperluan mdustri.

Uni Soviet membantu perekonomian Kuba sebesar US 58 1,5 juta setiap harinya. Beban ini tentunya dirasakan sangat berat. Sejak sekitar tahun 1970 diadakan perluasan pemasaran hasil produksi Kuba dan diversifikasi dalam perdagangannya. Pasaran diperluas hingga Eropa Barat dan juga ke Jepang, antara lain ke Inggris, Prancis, Spanyol.

Dalam tahun 1973, Kuba telah sanggup mengekspor US$ 1.302 juta barang-barang (antaranya US$ 566 juta ke Rusia), diimbangi dengan impor seharga US$ 1.497 juta (termasuk US$ 938 juta dari Rusia). Kanada mempunyai proyek-proyek di bidang pertanian, peternakan dan kehutanan. Mulai tahun 1974 ditembuslah blokade ekonomi terhadap Kuba, mula-mula oleh Argentina, yang kemudian diikuti oleh negara-negara Amerika Latin lainnya. semula Castro adalah seorang Nasionalis dan bukan seorang Komunis. Baru setelah terjepit ia menjadi seorang Marxis-Leninis. Gerakan Sosialis/Komunis di Kuba dilandasi oleh Nasionalisme yang cukup kuat, terutama karena rasa kebanggaan Kuba bahwa ia mencapai kemerdekaan itu tanpa bantuan negara-negara Komunis. Sebelum membaca buku-buku Marxisme-Leninisme, warga-negara Kuba harus membaca dan mengenal dulu buku-buku Jose Marti. Dengan demikian seorang revolusioner Kuba pertama-tama adalah seorang Martiis dan baru kemudian seorang Marxis-Leninis.

Ketahanan nasional dan kemajuan Kuba terutama terletak pada organisasi dan disiplin yang membaca serta kesadaran rakyatnya untuk mau menderita demi kepentingan negara. Walaupun bahan makanan dibeli melalui sistem jatah sejak tahun 1962, dan relatif masih belum cukup, ataupun harganya tinggi, semua kesulitan hidup telah menjadi ”way of life” rakyat. Di Kuba kesehatan rakyat adalah gratis dan setiap tahun dibangun 160 buah gedung sekolah baru, untuk rakyat yang dalam tahun 1974 berjumlah 9 juta (di Havana hidup 1 juta penduduk).

Fidel Castro (berlainan dengan kebanyakan berita yang tendensius) adalah benar-benar tokoh rakyat dan tokoh nasional yang populer, lebih populer daripada adiknya, Raul Castro, yang menjabat Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan dan kakaknya, Ramon Castro, yang ditugaskan untuk memimpin usaha peternakan. Fidel mempunyai sifat- sifat spontan, hangat, bersahabat dan revolusioner. Tokoh yang suka berjaket hijau dengan dasi ini kurang lazim disebut Premier atau Comrade Castro, tetapi lebih suka disebut

Page 3: Tidak_berjudul[1]

Fidel, Chief atau Commander. Ia mempunyai pola yang merupakan kombinasi dari seorang revolusioner retoris khas Amerika Latin (seorang Nasionalis dan seorang Komunis).

Di bawah pimpinannya, Kuba tidak hanya bertahan dalam mengalami tekanan-tekanan isolasi, tetapi juga sedikit demi sedikit tumbuh menjadi negara Sosialis pola Uni Soviet yang kuat. Namun, Sosialisme ini belum sepenuhnya melembaga di Kuba. Dalam salah satu upacara memperingati Hari 1 Mei, Fidel pernah berkata bahwa Sosialisme ini masih memerlukan koreksi, baik dalam falsafah maupun penterapannya karena ”rakyat Kuba belum seluruhnya telah siap menerimanya”. Sosialisme masih harus disesuaikan dengan kondisi dasar dan keadaan masyarakat Kuba sendiri, walaupun diakui sendiri oleh Castro bahwa ia tidak akan meninggalkan jalan Sosialisme, karena ini adalah satu-satunya jalan untuk memajukan Kuba.

Walaupun pola Sosialisme Kuba mengikuti pola Rusia dan Eropa Timur, Kuba (karena tuntutan keadaan setempat) mengadakan penyesuaian-penyesuaian baru antara doktrin dengan kenyataan. Di Kuba mulai diintroduksikan sistem hak milik pribadi secara terbatas, seperti sistem Yugoslavia. Juga dari salah satu pernyatan Raul Castro terlintas adanya kemunduran dalam bidang kepemudaan.

Pemuda Kuba kini mulai realistis, non-dogmatis dan lebih pragmatis Jumlah mereka yang masuk Pemuda Komunis atau Partai nampak menurun. Raul memperingatkan mereka agar tidak tergoda oleh gagasan-gagasan dekaden dari Kapitalisme dan hanya mementingkan diri sendiri.

Dari para peninjau Kuba yang kini mulai banyak berdatangan, diperoleh keterangan-keterangan bahwa pemuda Kuba mulai tertarik akan segala sesuatu yang serba ”asing” dan “modern”. Mungkin bahaya bagi Kuba justru datang apabila blokade dibuka dan Kuba harus menerima pariwisa- tawan serta komunikasi dengan dunia lain. Itulah sebabnya mengapa Kuba sangat khawatir akan usaha-usaha seperti halnya gagasan Meksiko untuk membuka hubungan turisme Meksiko-Kuba-negara-negara Karibia, karena ini dapat berarti masuknya penetrasi sosial-budaya asing, yang dapat membahayakan kehidupan rakyat, justru pada saat-saat di mana Sosialisme sedang berada dalam bentuk dasar.

Usaha-usaha untuk menembus atau sama sekali melenyapkan blokade terhadap Kuba, sudah terjadi sejak tahun 1974, walaupun Amerika Serikat bersitegang untuk tetap pada pendirian semula, tidak mau menghapuskan blokade itu. Argentina telah merintisnya dengan penjualan mobil- mobil buatan Amerika Serikat sebanyak 44.000 (seharga US$ 150 juta) dan truk buatan pabrik-pabrik Chrysler, Ford, General Motors, sebagai bagian dari suatu kontrak meliputi harga US$ 1,2 billion.

Amerika Serikat mula-mula menentangnya, tetapi dalam Sidang para Menteri Luar Negeri ‘ OAS di Atlanta (18 April 1974) sikap Argentina ini disetujui oleh mayoritas Diputuskan pula agar Kuba diundang pada Konperensi Menlu Amerika Latin di Buenos Aires 1975. Di samping Argentina, juga Kanada mulai mengadakan hubungan dagang langsung dengan Kuba. Kanada mengadakan kontrak perbaikan 9 buah lokomotif lama dan menjual 24 buah lokomotif diesel baru, Kemudian, satu per satu negara-negara Amerika Latin mulai mengadakan hubungan kembali dengan Kuba, ada yang masih bersifat penjajagan dengan mengadakan hubungan dagang, ada yang langsung memulihkan hubungan diplomatiknya. Di samping Meksiko yang tetap mempunyai hubungan diplomatik dengan Kuba, dan Guyana yang bukan anggota OAS, maka Jamaica, Barbados, Panama, Peru, Trinidad Tobago, Colombia, Ecuador, Venezuela

Page 4: Tidak_berjudul[1]

telah memulihkan kembali hubungan diplomatiknya dengan Kuba. Masalah ini kemudian ingin diajukan ke OAS tetapi terbentur dengan prosedur bahwa keputusan-keputusan penting harus diambil dengan mayoritas 2/3 suara, sebagaimana disyaratkan oleh Tratado Interamericano de Asistencia Reciproca (TIAR). Karena itulah Sidang ke-15 OAS di Quito Ecuador (Nopember 1974) gagal dalam masalah tersebut.

Castro sendiri sudah tidak ingin lagi masuk O A S karena organisasi ini pulalah yang dahulu telah memutus- kan isolasi terhadap Kuba. Di samping itu Meksiko secara gigih selalu memperjuangkan adanya organisasi baru yang dapat menampung aspirasi-aspirasi baru dari negara-negara Amerika Latin (termasuk di dalamnya Kuba sebagai anggo- tanya) apabila ternyata OAS tidak dapat dirombak secara total. Salah satu wadah kerja sama baru di antara negara- negara Amerika Latin itu adalah' SELA.

Perjuangan menghapuskan blokade terhadap Kuba memperoleh kemajuan besar dalam Sidang ke-16 para Menteri Luar Negeri OAS di kota San Jose Costa Rica (29 Juli 1975). Di sini diputuskan penghapusan blokade politik dan ekonomi terhadap Kuba yang dijatuhkan oleh OAS dalam tahun 1964 dahulu. Perumusannya adalah : ”Memberikan kebebasan. bertindak kepada negara-negara anggota TIAR Untuk menormalisasikan atau mengadakan hubungan dengan Republik Kuba, dalam tingkat yang sesuai dengan anggapan yang baik dari masing-masing negara anggota”. Keputusan diambil dengan perbandingan suara 16 Pro(Meksiko, Vene` zuela, Argentina, Ecuador, Colombia, Panama, Amerika Serikat, Honduras, El Salvador, Trinidad Tobago, Costa Rica, Peru, Guatemala, Republik Dominika, Haiti dan Bolivia); 3 Kontra (Chili, Paraguay, Uruguay) dan 2 Abstain (Brasil dan Nicaragua). Di Amerika Serikat sendiri, politik H. Kissinger terhadap Kuba memperoleh tanggapan pro dan kontra, namun secara resmi posisi pemerintah adalah kontra penghapusan blokade itu. Juga keputusan Amerika Serikat untuk menyetujui penghapusan blokade dalam Konferensi 'CAS di Costa Rica itu belumlah berarti bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Kuba. Posisi Amerika Serikat waktu itu terjepit hingga untuk menghindari makin mendalamnya rasa kebencian negara negara Amerika Latin terhadap Amerika Serikat, dipandang lebih bijaksana untuk memberikan suara pro penghapusan blokade.

Suatu kejadian penting berlangsung dalam bulan November 1974, ketika Senator Jacob K. Javits (Republik, New York) dan Senator Clairborne Pell (Demokrat, Phode Island) datang ke Kuba. Mereka merupakan pejabat-pejabat tinggi Amerika Serikat yang pertama-tama datang di Kuba, setelah putusnya hubungan antara kedua negara itu dalam tahun 1961. Di tengah-tengah kritik oleh beberapa kalangan di Amerika Serikat dan di tengah-tengah kecaman dalam pidato Fidel Castro terhadap politik Amerika Serikat di Chili, serta tuduhan bahwa Amerika Serikat menyebabkan inflasi ekonomi dunia, kedua Senator itu dengan tenang mendengarkan pidato Castro. Maksud mereka adalah untuk mempelajari kemungkinan normalisasi hubungan Amerika Serikat - Kuba, Sebagai akibat' kunjungan ini Castro tangannya dengan membebaskan 4 orang ( di antara 8 orang) tahanan kriminil Warga Negara Amerika Serikat di Havana.

Dari kunjungan kedua Senator itu diketahui bahwa Kuba menuntut sebagai syarat normalisasi kembali hubungan dengan Amerika Serikat, yakni penghapusan blokade ekonomi dan politik serta penghapusan Pangkalan Guantanamo. Amerika Serikat sebaliknya ingin minta ganti-kerugian Kuba atas perusahaan-

Page 5: Tidak_berjudul[1]

perusahaannya yang dinasionalisasikan. Pemulihan hubungan diplomatik antara kedua negara ini tentunya juga akan disambut dengan baik oleh Uni Soviet, karena ini berarti akan membantu Uni Soviet meringankan beban tanggungannya. Sebelumnya Uni Soviet telah memasukan Kuba ke dalam kerja sama COMECON sehingga negara-negara Eropah Timur lain dapat ikut membantu perekonomian Kuba.

Perlu ditambahkan bahwa dalam masa isolasi Kuba itu, hubungan Kuba dengan Yugoslavia adalah baik, walaupun pernah retak sementara (karena lepasnya Yugoslavia dari pengaruh Kremlin) dan kemudian diperbaiki dalam tahun 1973 dengan kunjungan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Yugoslavia ke Havana. Hubungan Kuba dengan Republik Rakyat Cina tetap buruk, sebagai refleksi dari jeleknya hubungan Moskwa-Peking. Pemimpin-pemimpin RRC selalu mendakwa Kuba sebagai antek Moskwa.

Belum sampai penghapusan blokade ini memperoleh bentuk yang nyata, dunia pada umumnya, negara-negara Amerika Latin khususnya, telah dikejutkan oleh tindakan Kuba dengan terang-terangan mengirimkan pasukan resminya ke Angola, untuk membantu Movimiento Popular de Liberacion de Angola (MPLA). Sebagai diketahui Kuba telah mengirimkan pasukan resmi dan dengan biaya Kuba ke Angola, sebesar 12.000 orang, yang semula ditaksir hanya berjumlah sekitar 6000 - 8000 orang. Mereka bertempur di pihak M P L A melawan UNITA (National Union for the Total Independence of Angola) dan National Front for the Liberation of Angola, yang didukung oleh Amerika Serikat, Afrika Selatan dan beberapa negara Barat. Pengiriman pasukan oleh Kuba ini dilakukan secara bertahap. mum-mills pada 1 Nopember 1975, dengan melalui beberapa macam route perjalanan.

Kini Kuba memiliki Angkatan Perang yang modern. (dengan nama Fuerzas Armadas Revolucionarias = FAR). Hampir keseluruhannya diperlengkapi oleh Angkaran Perang Uni Soviet. Persenjataan dari Rusia ditaksir seharga US$ 3 billion, yang umumnya diperoleh secara gratis. Angkatan Daratnya dititikberatkan kepada Komando-komando Gerak Cepat dan Pasukan Lapis Baja. Kuba mempunyai lebih dari 1000 tank Rusia. Mereka membuat suatu kombinasi yang seimbang antara sistem perang modern dan perang gerilya. Angkatan Udaranya diperlengkapi dengan pesawat-pesawat MIG—21 dan MIG-23. Pangkalan peluru kendali SAM--3 bertebar di seluruh pelosok Kuba.

Janji Soviet setelah krisis peluru kendali 1962 nampak telah dilanggar, karena menurut pengintaian udara Amerika Serikat, kini Kuba kembali telah memiliki 11 pangkalan peluru kendali, yang dibangun oleh Rusia. Angkatan Laut- nya diperlengkapi dengan kapal-kapal selam Soviet. Sejak tahun 1970 telah kembali muncul di perairan Kuba. Kapal- kapal selam nuklir Klas Nopember dengan bender di Cien., fuegos, kapal-kapal selam Klas Golf Uni Soviet dan juga kapal-kapal selam nuklir strategis, namun tidak terjadi prom dari Amerika Serikat. Jumlah Angkatan Perang Reguler kini adalah 115.000 orang (sebelum tahun 1970 1" 300.000 orang) dengan kemampuan Cadangan Nasional sebesar 2.7 juta orang yang dapat dimobilisasikan secara kilat. 5“)

Reaksi luar negeri terhadap pengiriman pasukan Kuba ke Angola ini berbeda-beda. Negara-negara Sosialis tentunya pro Kuba, Yugoslavia memberikan dua tanggapan yang berbeda. Pada waktu Fidel Castro mengunjungi Yugoslavia. dalam salah satu pidato Presiden Tito pada tangal 8 Maret 1976, Tito menamakan Castro sebagai pemimpin dari gerakan Non-aligned dan Yugoslavia memberikan dukungan

Page 6: Tidak_berjudul[1]

penuh atas intervensi Kuba di Angola. Tetapi pada waktu mengunjungi Meksiko, dalam suatu pernyataan pada tanggal 10 Maret 1976 Tito mengharapkan agar semua pasukan asing (termasuk pasukan-pasukan Rusia dan Kuba) segera ditarik dari Angola.

Sikap Meksiko tidak jauh berbeda dengan sikap Yugoslavia. Dalam salah satu acara pertemuan Pers pada tanggal 21 Januari 1976, Menteri Luar Negeri Alfonso Garcia Robles antara lain menyatakan : "Mengenai Angola, dari Afrika Selatanlah yang mula-mula mengadakan intervensi. Saya kira harus diadakan perbedaan yang jelas antara suatu invasi atas dasar inisiatif sendiri, terutama sekali suatu negara seperti Afrika Selatan, dan suatu pengiriman pasukan atas peminta» an atau petisi dari salah satu kelompok yang sedang bersengketa”. Dengan pernyataan ini secara tersembunyi Robles menyetujui intervensi Kuba. Sebaliknya Presiden Luis Echev verria, dalam kesempatan jumpa Pers bersama-sama Perdana Menteri Trudeau dari Kanada yang pada waktu itu mengunjungi Meksiko, ketika ditanyakan pendapatnya mengenai masalah Angola, dikatakan bahwa : ”Seperti halnya di Vietnam, Korea dan Timur Tengah, juga di Angola terdapat konfrontasi antara negara-negara besar, baik dengan cara bersenjata atau dengan cara lain. Meksiko ingin berjalan bebas, tidak masuk di antara dua. kepentingan. Bilamana kita berikan kesempatan adanya intervensi, bagaimana juga dan dengan alasan apa pun, kita akan menderita akibatnya, seperti pengalaman kita sendiri sepanjang sejarah. Meksiko ingin agar tidak ada satu negara pun campur tangan di Angola.” Tentunya Echeverria sudah mengerti bahwa tamunya bersikap kontra Fi del Castro dalam masalah Angola.

Dari kalangan negara-negara Amerika Latin sendiri banyak timbul kekecewaan. Belum sampai pemulihan hubungan diplomatik dengan Kuba dilaksanakan penuh, nampak Kuba telah memberikan suatu persoalan lain yang gawat, dari persoalan mana negara-negara Amerika Latin mulai kurang percaya akan itikad baik Fidel Castro. Mereka pun menanyakan, apakah hal yang sama suatu ketika tidak juga dapat diterapkan kepada negara-negara Amerika Latin sendiri, bila telah diketahui bahwa menurut pengalaman pun Fidel Castro telah membantu gerakan-gerakan gerilya yang anti pemerintah-pemerintah Amerika Latin ? Walaupun Fidel Castro telah menandaskan bahwa vang pernah mencaplok wilayah Meksiko dan melakukan intervensi ekonomi ter- hadap Amerika Latin bukanlah Kuba, melainkan Amerika Serikat, pernyataan Castro ini belum dapat mengurangi rasa kekhawatiran beberapa negara Amerika Latin, terhadap kemampuan ancaman Kuba.

Di kalangan Amerika Serikat, peristiwa Angola ini kembali menguatkan pandangan aliran yang menyatakan bahwa ”belum waktunya dipulihkan hubungan diplomatik dengan Kuba”. Dalam keterangannya pada Pers di Gedung Putih, Presiden Ford antaranya menyatakan bahwa pengiriman sen- jata-senjata Uni Soviet ke Angola yang ditaksir seharga lebih dari US$ 100 juta akan dapat merusak detente yang ada, dan pengiriman tentara Kuba ke Angola memperkecil harapan perbaikan hubungan Amerika Serikat dan Kuba. Lebih lanjut pada akhir bulan Februari 1976, di depan 1.161 orang Kuba yang baru memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat, Ford menamakan Castro sebagai seorang “bandit” dan memperingatkan Castro bahwa intervensi lebih lanjut dari Kuba di kawasan Barat akan dihadapi oleh Amerika Serikat secara tegas.

Page 7: Tidak_berjudul[1]

Sebenarnya dengan tindakan mengirimkan pasukan resmi ke Angola ini Kuba telah melakukan suatu kesalahan taktis. Castro menafsirkan hasil-hasil Konperensi OAS di Costa Rica sebagai kemenangannya yang mutlak. Sebenarnya.ini baru berarti diputuskannya pencabutan blokade terhadap Kuba dan bukan pemulihan hubungan diplomatik. Pemulihan hubungan diplomatik adalah soal lain, yang bergantung pada urgensi dan untung-ruginya menurut kepentingan nasional masing-masing bangsa. Dalam saat di mana kini belum ada separuh dari negara-negara Amerika Latin yang melakukan hubungan diplomatik dengan Kuba, Castro telah mengirimkan pasukannya ke Angola. Ini adalah pasukan resmi (bukan sukarelawan) dan secara resmi pula diakui bahwa ia mengirimkan pasukan itu. Ia telah membuat suatu preseden jelek dan menanamkan rasa kekhawatiran baru terhadap negara-negara Amerika Latin khususnya.

Bila suatu waktu timbul persengketaan di dalam negeri salah satu negara Amerika Latin, dan salah satu pihak seng-keta minta bantuan Fidel Castro untuk mengirimkan pasukannya, apakah Castro juga tidak akan mengirimkan pasukan dengan alasan ”untuk membantu gerakan rakyat revolusioner menumbangkan suatu pemerintahan yang reaksioner dan didukung oleh imperialisme Amerika Serikat ?”. Pada aspeknya yang lain, Castro telah menanamkan kesan bahwa ia tidak bebas dalam menjalankan politik luar negerinya, tetapi sekedar didikte oleh Rusia. Juga Castro lupa bahwa dalam imbangan kekuatan senjata yang sekarang ini ada antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, Uni Soviet belum berani meresikokan pecahnya perang baru hanya karena persoalan Kuba. Sedang dalam menangani masalah seperti Puerto Rico atau yang setaraf, nampak bahwa Amerika Serikat berani dan sanggup bertindak keras.