THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS...

14

Transcript of THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS...

Page 1: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,
Page 2: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGAN

THYMOMA TIPE AB

LAPORAN SEBUAH KASUS

oleh :Ni Putu Ekawati

BAGIAN/SMF PATOLOGI ANATOMIFK. UNUD/RSUP SANGLAH DENPASAR

TAHUN 2016

Page 3: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

1

ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGAN THYMOMA TIPE AB

Ni Putu Ekawati

Bagian/SMF Patologi Anatomi FK Unud/RSUP Sanglah

Tumor pada timus jarang sekali dijumpai, hanya sekitar kurang dari 1% dari

seluruh kanker pada orang dewasa. Angka insidennya 1-5 per 1000 penduduk per

tahun. Thymoma adalah tumor dari epitel timus disertai omponen limfosit non

neoplastik. Oleh WHO, thymoma diklasifikasikan menjadi tipe A, AB, B dan C.

Thymoma B lebih jauh lagi dibedakan menjadi B1, B2, dan B3.

Adenokarsinoma dari timus adalah karsinoma timus yang termasuk ke dalam

adenokarsinoma non papiler. Adenokarsinoma dari timus yang ditemukan bersamaan

dengan salah satu tipe thymoma disebut sebagai combined thymoma, sangat jarang

ditemukan.

Dilaporkan satu kasus adenokarsinoma dari timus dengan thymoma tipe AB

pada seorang laki-laki usia 51 tahun, ditinjau dari segi klinik, gambaran sitologi dan

histopatologi rutin.

Kasus adalah seorang laki-laki, 51 tahun, petani, suku Sasak, asal Lombok,

Nusa Tenggara Barat, dengan keluhan batuk, sesak nafas, dada terasa panas dan nyeri

sampai ke punggung yang timbul perlahan dan menetap, tanpa perbaikan. suara

pasien menjadi parau dan batuk setiap makan atau minum. Tidak dijumpai kelemahan

otot-otot mata. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan tumor di mediastinum

anterior kiri dengan dd/ thymoma dan thyroid intra thorakal. Bronkokoskopi

diagnostik menunjukkan suspek thymoma dengan dd/ ca paru. Pemeriksaan

Neurologi dan EMG menunjukkan myastenia gravis. Kadar CEA, T3, T4 dan TSH

dari darah adalah normal. Bagian THT menemukan paralisa nervus laryngeus.

Pemeriksaan sitologi dari hasil TTB dengan tuntunan CT Scan. menunjukkan adanya

karsinoma dari timus. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adenokarsinoma timus

dengan thymoma tipe AB.

Berdasarkan keterangan klinis, pemeriksaan penunjang radiologi, sitologi dan

histopatologi, maka disimpulkan kasus ini adalah suatu adenokarsinoma dari timus

dengan thymoma tipe AB. Untuk lebih memastikan diagnosis maka dapat diusulkan

untuk dilakukan pemeriksaan imunohstokimia CD5 dan CD70.

Kata kunci : Adenokarsinoma, Thymoma tipe AB, histopatologi

Page 4: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

1

ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGAN THYMOMA TIPE AB

LAPORAN SEBUAH KASUS

Abstrak

Tumor pada timus jarang sekali dijumpai, hanya sekitar kurang dari 1% dari seluruh

kanker pada orang dewasa. Angka insidennya 1-5 per 1000 penduduk per tahun.

Thymoma adalah tumor dari epitel timus disertai omponen limfosit non

neoplastik. Oleh WHO, thymoma diklasifikasikan menjadi tipe A, AB, B dan C.

Thymoma B lebih jauh lagi dibedakan menjadi B1, B2, dan B3.

Adenokarsinoma dari timus adalah karsinoma timus yang termasuk ke dalam

adenokarsinoma non papiler. Adenokarsinoma dari timus yang ditemukan bersamaan

dengan salah satu tipe thymoma disebut sebagai combined thymoma, sangat jarang

ditemukan.

Dilaporkan satu kasus adenokarsinoma dari timus dengan thymoma tipe AB

pada seorang laki-laki usia 51 tahun, ditinjau dari segi klinik, gambaran sitologi dan

histopatologi rutin.

Kasus adalah seorang laki-laki, 51 tahun, petani, suku Sasak, asal Lombok,

Nusa Tenggara Barat, dengan keluhan batuk, sesak nafas, dada terasa panas dan nyeri

sampai ke punggung yang timbul perlahan dan menetap, tanpa perbaikan. suara

pasien menjadi parau dan batuk setiap makan atau minum. Tidak dijumpai kelemahan

otot-otot mata. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan tumor di mediastinum

anterior kiri dengan dd/ thymoma dan thyroid intra thorakal. Bronkokoskopi

diagnostik menunjukkan suspek thymoma dengan dd/ ca paru. Pemeriksaan

Neurologi dan EMG menunjukkan myastenia gravis. Kadar CEA, T3, T4 dan TSH

dari darah adalah normal. Bagian THT menemukan paralisa nervus laryngeus.

Pemeriksaan sitologi dari hasil TTB dengan tuntunan CT Scan. menunjukkan adanya

karsinoma dari timus. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adenokarsinoma timus

dengan thymoma tipe AB.

Berdasarkan keterangan klinis, pemeriksaan penunjang radiologi, sitologi dan

histopatologi, maka disimpulkan kasus ini adalah suatu adenokarsinoma dari timus

dengan thymoma tipe AB. Untuk lebih memastikan diagnosis maka dapat diusulkan

untuk dilakukan pemeriksaan imunohstokimia CD5 dan CD70.

Kata kunci : Adenokarsinoma, Thymoma tipe AB, histopatologi

Page 5: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

2

Pendahuluan

Tumor pada timus merupakan jenis tumor yang jarang sekali dijumpai, hanya

merupakan sekitar kurang dari 1% dari seluruh kanker pada orang dewasa dengan

angka insiden 1-5 per 1000 penduduk per tahun. Tumor pada timus dapat dibedakan

menjadi thymoma, karsinoma dari timus, tumor neuroendokrin, germ cell tumor,

tumor limfoid dan hematopoetik serta tumor mesenkim (WHO, 2004; Rosai, 2004).

Thymoma merupakan neoplasma yang berasal dari epitel timus disertai adanya

komponen limfosit non neoplastik. Oleh WHO, thymoma diklasifikasikan menjadi

tipe A, AB, B dan C. Thymoma B lebih jauh lagi dibedakan menjadi B1, B2, dan B3.

Thymoma jenis A, AB dan B bersifat jinak dengan potensi keganasan rendah sampai

sedang. Sedangkan thymoma tipe C disebut juga sebagai karsinoma dari timus.

Thymoma tipe AB merupakan neoplasma epitelial timus yang terdiri dari campuran

tipe A dan tipe B dengan proporsi yang sama banyak (WHO, 2004; Suster, 2006).

Adenokarsinoma dari timus adalah salah satu bentuk karsinoma dari timus

yang termasuk ke dalam adenokarsinoma non papiler. Adenokarsinoma dari timus

yang ditemukan bersamaan dengan salah satu tipe thymoma disebut sebagai combined

thymoma, dan hal ini merupakan kasus yang sangat jarang ditemukan (WHO, 2004).

Berikut ini dilaporkan satu kasus adenokarsinoma dari timus dengan thymoma

tipe AB pada seorang laki-laki usia 51 tahun, ditinjau dari segi klinik, gambaran

sitologi dan histopatologi rutin.

Kasus

Seorang laki-laki berusia 51 tahun, petani, suku Sasak, asal Lombok, Nusa

Tenggara Barat, datang ke RS Sanglah, dengan keluhan batuk, sesak nafas, dada

terasa panas dan nyeri sampai ke punggung. Keluhan ini dirasakansejak sekitar tiga

bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tersebut timbul perlahan dan menetap,

tanpa perbaikan. Selain itu, pasien juga menderita suara parau dan setiap kali makan

dan minum, timbul batuk. Tidak dijumpai kelemahan otot-otot mata. Rangkaian

pemeriksaan penunjang menunjukkan kesan tumor di mediastinum anterior kiri

dengan dd/ thymoma dan thyroid intra thorakal, disertai kolaps paru kiri bawah dan

efusi pleura, kecenderungan massa di mediastinum anterior superior, suspek thymoma

dengan dd/ ca paru (bronkoskopi diagnostik), dan gabungan restriksi dan obstruksi

saluran nafas (spirometri) serta anemia ringan dan hipoalbuminemia (laboratorium,).

Hasil pemeriksaan Neurologi dan EMG menunjukkan adanya myastenia gravis.

Page 6: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

3

Pemeriksan CEA dari darah adalah 3,44 (dalam batas normal). Kadar T3, T4 dan

TSH juga dalam batas normal. Hasil pemeriksaan di bagian THT menunjukkan

adanya paralisa pita suara tanpa hiperemia maupun edema (paralisa nervus

laryngeus).

Pasien dikonsulkan ke bagian Patologi Anatomi untuk menjalani pemeriksaan

sitologi dari hasil TTB dengan tuntunan CT Scan. Hasil pemeriksaan tersebut

menunjukkan adanya karsinoma dari timus. Pasien kemudian menjalani sternotomy

dengan diagnosis pra bedah : malignant thymoma. Pada saat itu, diambil sedikit

jaringan tumor dan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi swasta, kemudian

didiagnosis adenokarsinoma timus dengan thymoma tipe AB (M.2939.08).

Hasil pemeriksaan sitologi dari tindakan TTB dengan tuntunan CT scan

lanjutan menunjukkan sediaan apus terdiri kelompok-kelompok sel-sel epitelial

anaplastik berbentuk bulat oval, dengan N/C ratio meningkat, inti pleomorfik,

kromatin masih halus, sebagian anak inti prominen, kohesi buruk, dengan latar

belakang eritrosit dan sebaran limfosit matur. Sediaan apus tersebut kemudian

didiagnosis sebagai suatu karsinoma dari timus.

Gb. 1 Hasil pemeriksaan CT scan menunjukkan massatumor di mediastinum anterior kiri..

Page 7: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

4

Pemeriksaan histopatologi dari biopsi pertama (jaringan tumor primer) pada

saat dilakukan sternotomy menunjukkan bangunan kelenjar dengan bentuk tak teratur

dilapisi sel-sel epitelial berinti pleomorfik, dengan kromatin vesikuler, sebagian anak

inti prominen, dengan lumen terisi bahan amorf basofilik. Sebagian sel-sel epitel

tersebut menunjukkan bahan musin intra sitoplasmik. Bentukan kelenjar tersebut

tampak invasif ke jaringan ikat dan lemak sekitarnya.

Pemeriksaan histopatologi dari biopsi kedua (kelenjar timus) menunjukkan

gambaran jaringan timus dengan fokus-fokus agregat limfosit, sebagian masih

mennjukkan germinal center, tanpa gambaran badan Hassall, dipisah-pisahkan oleh

jaringan ikat longgar dan lemak matur. Pada bagian lain, jaringan juga menunjukkan

adanya sel-sel epitel berbentuk bulat oval, sebagian spindel, dengan inti bulat,

kromatin halus, di antara agregat limfosit.

Gb. 2 Pemeriksaan sitologi menunjukkan kelompok sel-sel epitel anaplastik denganlatar belakang eritrosit dan sebaran limfosit matur (A, B, C, D).

A B

C D

Page 8: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

5

Secara keseluruhan, berdasarkan keterangan klinis, hasil pemeriksaan

radiologi, pemeriksaan sitologi dan histopatologi, maka kasus ini disimpulkan sebagai

suatu adenokarsinoma dari timus dengan thymoma tipe AB.

Diskusi

Tumor pada timus merupakan salah satu jenis tumor yang jarang sekali

ditemukan, hanya merupakan sekitar 1% dari seluruh keganasan yang mengenai orang

dewasa dengan insiden sekitar 1-5 per seribu populasi. Di antara tumor yang timbul

pada timus, thymoma merupakan jenis tumor yang paling sering dijumpai. Thymoma

merupakan neoplasma epitel timus yang disertai dengan adanya limfosit non

neoplastik (WHO, 2004; Rosai, 2004) Sedangkan karsinoma dari timus merupakan

neoplasma epitel timus yang jelas menunjukkan gambaran sitologi ganas (Rosai,

Gb.3. Gambaran bangunan kelenjar tak teratur dilapisi sel epitel anaplastik, dan lumenterisi bahan amorf basofilik (A.B). Komponen epitelial neoplastik sebagian berbentukbulat oval, sebagian spindel disertai agregat limfosit pada jaringan dengan komposisiyang sama (C, D).

A B

DC

Page 9: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

6

2004). Thymoma lebih banyak ditemukan di daerah mediastinum anterior atas.

Thymoma dan karsinoma dari timus terjadi pada rentang usia antara 7 sampai 89

tahun dengan puncak insiden antara usia 55 – 65 tahun, dalam hal ini tidak dijumpai

predileksi jenis kelamin tertentu (WHO, 2004). Santana, et al melaporkan 70%

thymoma ditemukan pada usia dekade lima dan enam. Sebagian kecil thymoma

dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda (Santana, et al, 2002). Data epidemiologi

ini sesuai dengan penderita pada kasus ini yang berusia 51 tahun.

Dua puluh sampai lima puluh persen thymoma bersifat asimptomatis. Gejala

yang timbul biasanya diakibatkan oleh penekanan massa tumor maupun invasi ke

struktur mediastinum terdekat seperti trakea, nervus laryngeal recurrent maupun

esofagus. Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah batuk berdahak, sesak

nafas, nyeri dada, suara serak sampai kesulitan menelan (Santana, et al, 2002). Pasien

pada kasus juga mengalami keluhan yang serupa yaitu batuk, sesak nafas, dan nyeri

dada.

Etiologi thymoma sampai saat ini masih belum sepenuhnya diketahui.

Beberapa laporan mencatat kasus thymoma pada pasien dengan sindroma MEN1

(multiple endocrine neoplasia 1). Laporan lain bahkan memperkirakan adanya

peranan virus Epstein-Barr pada neoplasma ini (WHO, 2004).

Klasifikasi thymoma dibuat berdasarkan gambaran histopatologi selnya. WHO

mengklasifikasikan thymoma menjadi tipe A (medullary-spindel-cell thymoma), tipe

AB (mixed thymoma), tipe B yang kemudian dibedakan menjadi B1 (lymphocyte-rich

thymoma, predominantly cortical thymoma atau organoid thymoma), B2 (cortical

thymoma), B3 (epithelial, atypical atau squamoid thymoma atau well differentiated

thymic carcinoma) dan tipe C (thymic carcinoma) (Sumiyama Y, Yoshida Y, 2004).

Secara makroskopis, thymoma yang khas memberikan gambaran makroskopis

berupa massa lobular padat berwarna kuning abu-abu, dipisahkan oleh septa-septa

jaringan ikat fibrus dan 80% tumor berkapsel. Thymoma berukuran besar bisa

mengandung degenerasi kistik, fokus nekrosis dan perdarahan (Rosai J, 2004).

Sedangkan karsinoma dari timus cenderung tidak menunjukkan adanya kapsel

maupun septa jaringan ikat fibrus seperti yang dijumpai pada thymoma. Pada irisan,

kosistensi tumor umumnya padat sampai keras dengan warna putih abu-abu. Sering

kali dijumpai adanya nekrosis dan perdarahan (Wick, M.R, 2004). Jaringan yang

diperiksa pada kasus ini menunjukkan gambaran makroskopis berupa potongan-

Page 10: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

7

potongan jaringan tak teratur dengan konsistensi lunak dengan bagian-bagian yang

padat.

Thymoma di bawah mikroskop menunjukkan massa tumor yang terdiri dari

campuran antara sel-sel epitel neoplastik dengan limfosit non neoplastik dengan

proporsi yang bervariasi sesuai dengan tipenya. Sel-sel epitel tersebut berbentuk bulat

– poligonal, spindel ataupun oval dengan inti vesikuler, kromatin halus dan anak inti

yang inconspicuous. Limfosit di sekitarnya terdiri dari limfosit matur yang juga bisa

memberikan gambaran reaktif. Thymoma bisa mengandung gambaran diferensiasi

organoid yang berkaitan dengan beberapa sub tipe. Gambaran tersebut meliputi

perivascular spaces yang mengandung limfosit, bahan proteinaseous, eritrosit, foamy

macrophages, roset tanpa lumen sentral, bentukan kelenjar bahkan badan Hassall.

Gambaran khas lainnya adalah adanya kapsel jaringan ikat fibrus yang meliputi masa

tumor, susunan massa tumor yang lobular, dipisah-pisahkan oleh septa jaringan ikat

fibrus, dan vaskularisasi yang prominen. Dapat diumpai pula adanya bentukan

mikrokistik, pseudopapiler dan sklerosis luas (Rosai J, 2004).

Gambaran histopatologi yang dijumpai pada karsinoma dari timus adalah

masa tumor yang terdiri dari sel-sel epitel dengan tanda ganas disertai komponen

limfosit non neoplastik. Sel-sel epitel ganas pada karsinoma dari timus biasanya

menunjukkan gambaran yang tidak seganas karsinoma jenis lain (Riedel R.F,

Burfeind W.J, 2006).

Adenokarsinoma dari timus merupakan bagian dari thymic carcinoma yang

termasuk ke dalam kelompok adenokarsinoma non papiler. Gambaran histopatologi

dari neoplasma jenis ini adalah berupa proliferasi kelenjar yang dilapisi sel-sel kuboid

sampai kolumner yang tersusun selapis maupun berlapis. Sel-sel ini memiliki

sitoplasma eosinofilik ataupun jernih, berinti bulat sampai bulat oval, kromatin

nampak kasar dengan anak inti yang kecil dan prominent. Bisa juga dijumpai adanya

badan psamoma. Mitosis berkisar antara 1-7 per 10 lapangan pandang. Pada beberapa

kasus dilaporkan adanya komponen thymoma tipe A pada adenokarsinoma tipe papiler

(WHO, 2004). Shimosato dan Mukai pernah melaporkan adanya dua kasus thymoma

yang timbul bersamaan dengan adenokarsinoma berupa tumor dengan komponen

epitelial predominan dan di bagian lain menunjukkan pola pertumbuhan kelenjar

papiler dengan fokus kalsifikasi psamomatosa. Pada kasus lain mereka juga

menggambarkan thymoma dengan fokus pertumbuhan solid dan mikro papiler oleh

karena itu kedua gambaran kasus ini dikatakan sebagai combined predominantly

Page 11: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

8

epithelial thymoma and papillary adenocarcinoma (Shimosato Y, Mukai K, 1997;

Wick, M.R, 2004). Pada kasus ini, pada biopsi pertama ditemukan gambaran

bangunan kelenjar dengan bentuk tak teratur, dilapisi sel-sel epitelial berinti

pleomorfik, dengan kromatin vesikuler, anak inti prominen, dengan lumen terisi

bahan amorf basofilik. Sebagian sel-sel epitel tersebut menunjukkan bahan musin

intra sitoplasmik. Bentukan kelenjar tersebut tampak invasif ke jaringan ikat dan

lemak sekitarnya. Gambaran histopatologis ini nampaknya sesuai untuk suatu

adenokarsinoma. Pada bagian biopsi kedua didapatkan gambaran jaringan timus yang

sudah mengalami involusi yang ditandai oleh penggantian parenkim timus oleh lemak

dan jaringan ikat. Di antaranya, tampak agregat limfosit yang sebagian masih

menunjukkan germinal center. Agregat limfosit terdiri dari limfosit matur dengan

komponen epitel di antaranya yang berbentuk bulat oval sampai spindel, berinti bulat,

kromatin halus, dengan anak inti inconspicuous. Proporsi komponen epitel dan

limfosit pada sediaan ini tampaknya sama, karena itu gambaran histopatologi ini

sesuai untuk thymoma tipe AB.

Pada satu literatur dilaporkan adanya karsinoma dari timus yang menunjukkan

gambaran thymoma tipe A. Hal ini diperkirakan oleh karena secara histogenesis

adenokarsinoma timus tersebut berasal dari transformasi ganas thymoma tipe A

(WHO, 2004). Namun sampai saat ini belum ditemukan literaur yang menyebutkan

maupun menjelaskan adanya adenokarsinoma yang timbul bersamaan dengan

thymoma tipe AB.

Pada pemeriksaan sitologi, karsinoma dari timus menunjukkan kriteria inti

yang borderline ganas dengan sel-sel menunjukkan kohesi buruk, bentuk bulat oval,

kromatin halus, dan anak inti yang kecil dan prominen. Namun diagnosis secara

morfologi saja tidaklah cukup, karena banyak neoplasma lain yang memberikan

gambaran sitologi yang serupa dengan karsinoma dari timus. Untuk itu pemeriksaan

histopatologi dari jaringan biopsi tumor sangat diperlukan (Geisinger K.R, 2005).

Hasil pemeriksaam sitologi pada kasus ini (yang dilakukan pra bedah) menunjukkan

gambaran kelompok-kelompok sel-sel epitelial anaplastik berbentuk bulat oval

dengan N/C ratio meningkat, inti pleomorfik, kromatin masih halus, anak inti

prominen, kohesi buruk dengan latar belakang eritrosit dan sebaran limfosit matur.

Hal ini sesuai dengan kriterria sitologi karsinoma dari timus, namun belum dapat

ditentukan tipe histologinya.

Page 12: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

9

Thymoma sering kali berkaitan dengan sejumlah penyakit autoimun seperti

seperti gangguan neuromuskular, hematopoetik, dermatologi dan rematologi. Rosai J.

mengatakan sekitar 30-45% pasien thymoma mengalami myastenia gravis. Myastenia

gravis paling sering berhubungan dengan thymoma tipe AB, B2 serta B3. Pure red

cells aplasia juga merupakan salah satu komplikasi yang dapat ditemukan pada

thymoma tipe A, namun lebih jarang terjadi. Pada literatur disebutkan bahwa

myastenia gravis tidak ditemukan pada karsinoma dari timus (Rosai J. 2004; WHO,

2004). Hal ini tidak sesuai pada kasus, karena dari hasil konsultasi dengan bagian

Neurologi, ternyata penderita didiagnosis mengalami myastenia gravis.

Pengecatan imunohistokimia pada thymoma menunjukkan sel - sel epitel pada

thymoma reaktif terhadap keratin, EMA (epihelial embryogenic carcinoma) dan CEA

(carcinoembryogenic antigen). Petanda yang hanya dijumpai pada karsinoma dari

timus adalah CD5 dan CD70. CD5 merupakan reseptor molekul terhadap sinyal

pertumbuhan sel pada sel T yang terdapat pada sebagian besar karsinoma dari timus

namun tidak ditemukan pada thymoma maupun pada karsinoma yang bukan berasal

dari timus. CD70 merupakan bagian dari tumor necrotic factor yang berfungsi sebagai

mediator interaksi sel B dan limfosit T. Petanda ini hanya dijumpai pada karsinoma

dari timus, namun tidak pada thymoma. Satu literatur juga menyebutkan bahwa p53

terekspresi lebih kuat pada karsnoma dari timus dibandingkan dengan pada thymoma,

demikian pula halnya dengan bcl2 (Rosai, J, 2004).

Berdasarkan data klinis, penunjang radiologi dan neurologi serta berdasarkan

gambaran morfologi pada pemeriksaan sitologi dan histopatologi maka disimpulkan

kasus ini cenderung merupakan suatu adenokarsinoma dari timus dengan thymoma

tipe AB, dengan diagnosis diferensial suatu primer adenokarsinoma dari timus dengan

thymoma tipe AB dan metastase adenokarsinoma dari organ lain ke timus.

Oleh karena itu, untuk lebih memastikan apakah kasus ini merupakan suatu

karsinoma yang memang primer berasal dari timus ataukah merupakan suatu

metastase keganasan dari tempat lain maka dapat diusulkan untuk dilakukan

pemeriksaan imunohistokimia CD5 dan CD70.

Page 13: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

10

Simpulan

Berdasarkan keterangan klinis, pemeriksaan penunjang radiologi, sitologi dan

histopatologi, maka disimpulkan kasus ini adalah suatu adenokarsinoma dari timus

dengan thymoma tipe AB. Untuk lebih memastikan diagnosis maka dapat diusulkan

untuk dilakukan pemeriksaan imunohstokimia CD5 dan CD70.

Daftar Pustaka

Geisinger, K.R. Mediastinum. In: Fine Needle Aspiration Cytology. Elsevier.

Philadelphia. 4th ed. 2005: 280-283.

Riedel R.F, Burfeind W.R, Thymoma : Benign Appearance, Malignant Potential. The

Oncologist. Vol 11. 2006: 887-894.

Rosai J. Mediastinum. In: Rosai and Ackermann’s Surgical Pathology. Mosby.

Edinburgh. Ninth ed. 2004:459-513.

Santana L, Givica A, Camacho C. Best Cases from AFI. Thymoma. Radiographic.Vol

22.2002

Shimosato Y, Mukai K, Tumor of the Mediastinum. In: Atlas of Tumor Pathology.

AFIP. Washington. 3rd ed. 1997.

Sumiyama Y, Yoshida Y. Thymoma. In: Ann Thorac Cardiovasc Surg Vol. 10 No. 6.

2004: 321-323.

Suster S. Diagnosis of Thymoma. In:J.Clin.Pathol.2006;1238-1244.

Travis W.D, et al. Tumours of the Timus. In: Pathology and Genetics of Tumours of

the Lung, Pleura, Timus and Heart. WHO Classification of Tumours. IARCPress.

Lyon. 2004: 145-193.

Wick M.R. The Mediastinum. In: Sterberg’s Diagnostic Surgical Pathology.

Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 4th ed. 2004: 1253-1351.

Page 14: THYMOMA TIPE AB ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGANerepo.unud.ac.id/id/eprint/5205/1/a531d616fc3ce2887a6f1c1ecc4af80d.pdfLAPORAN SEBUAH KASUS Abstrak Tumor pada timus jarang sekali dijumpai,

11