Threshold

4
Nama : Fitria Meilia Fatah Nim : 12520 Penentuan threshold digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang masih dapat dideteksi (absolute treshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang masih dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin, manis atau asam (Afrianto, 2008). Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Di samping itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulusnya (recognition threshold), misalnya rasa asin, manis dan lain-lain. Recognition threshold umumnya lebih tinggi daripada absolute threshold (Kartika, 1988). Metode threshold juga digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya. Sisanya substansi yang mau dikaji dilarutkan dalam air murni. Panelis diminta untuk menilai sampel mana yang berbeda dengan air, dalam hal ini air murni juga disajikan sebagai pembanding (Kartika, dkk., 1987). Menentukan absolute threshold (AT) diberika kepada panelis, satu seri larutan mulai dengan konsentrasi 0 (pelarut murni) sampai dengan konsentrasi tertentu dan air pelarut yang

Transcript of Threshold

Page 1: Threshold

Nama : Fitria Meilia FatahNim : 12520

Penentuan threshold digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu

substansi yang masih dapat dideteksi (absolute treshold) atau perubahan konsentrasi terkecil

suatu substansi yang masih dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Metode ini

juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin,

manis atau asam (Afrianto, 2008).

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi

yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi

yang dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Di samping itu, metode ini juga

dapat digunakan untuk mengenal macam stimulusnya (recognition threshold), misalnya rasa

asin, manis dan lain-lain. Recognition threshold umumnya lebih tinggi daripada absolute

threshold (Kartika, 1988).

Metode threshold juga digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah

suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil

suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya. Sisanya substansi yang mau dikaji

dilarutkan dalam air murni. Panelis diminta untuk menilai sampel mana yang berbeda dengan

air, dalam hal ini air murni juga disajikan sebagai pembanding (Kartika, dkk., 1987).

Menentukan absolute threshold (AT) diberika kepada panelis, satu seri larutan mulai

dengan konsentrasi 0 (pelarut murni) sampai dengan konsentrasi tertentu dan air pelarut yang

diberitahukan menjadi standar. Panelis diminta untuk menilai sampel-sampel mana yang

berbeda dengan larutan standar. Konsentrasi yang dapat dideteksi oleh 50 % panelis

merupakan absolute threshold (Kartika, dkk, 1988).

Menentukan difference threshold (RT), digunakan standar lebih dari satu, dimana

masing-masing standar akan dibandingkan dengan sampel-sampel pada interval konsentrasi

tertentu. Perbedaan konsentrasi yang dapat dideteksi oleh 75 % panelis merupakan difference

threshold (Kartika, dkk., 1988).

Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam-macam

stimulusnya (recognition threshold), misalnya asin, manis, dan lain-

lain. Recognition threshold umumnya lebih tinggi dari pada absolute threshold. Metode ini

kadang-kadang juga digunakan untuk seleksi panelis, namun beberapa peneliti menganggap

cara ini kurang tepat dipakai, karena keberhasilan dalam menguji larutan murni tidak dapat

dipakai sebagai kriteria keberhasilan dalam menguji sampel yang mengandung bermacam-

Page 2: Threshold

Nama : Fitria Meilia FatahNim : 12520

macam zat dengan konsentrasi yang berbeda, selain itu ada kelemahannya, yaitu  pada

penentuan threshold biasanya yang disajikan adalah larutan satu macam substansi, sedangkan

dalam makanan, rasa makanan merupakan campuran berbagai rasa (Kartika dkk., 1988)

Uji sensitivitas terdiri atas uji threshold, yang menuaskan para panelis untuk

mendeteksi level threshold suatu zat atau untuk mengenali suatu zat pada level tresholdnya.

Uji lainnya adalah uji pelarutan (dilution test) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah

terkecil suatu zat dapat terdeteksi. Kedua jenis uji di atas dapat menggunakan uji pembedaan

untuk menentukan threshold atau batas deteksi (Anonim, 2006).

Hubungan antara rangsangan fisik dan kesan atau tanggapan psikologis tidak selalu

mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan oleh karena besaran tanggapan psikologis tidak

selamanya mudah diukur. Tanggapan psikologis dihasilkan dari kemampuan fisio-psikologis

seorang panelis. Kemampuan-kemampuan inilah yang menjadi andalan seseorang untuk

menjadi seorang panelis. Kemampuan psikologis dapat dikelompokkan menjadi lima tipe,

yaitu kemampuan mendeteksi, kemampuan mengenal (recognition), kemampuan

membedakan (discrimination), kemampuan membandingkan (scalling) dan kemampuan

hedonik (Soekarto, 1985).

Aplikasi uji treshold dalam industri pangan adalah untuk menseleksi panelis atau

karyawan yang akan ditempatkan di bagian quality control ataupun research and

development. Aplikasi lainnya adalah apabila kita akan mebuat formulasi baru untuk suatu

produk dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda maka dapat dilakukan uji treshold untuk

dapat mengetahui sejauh mana konsumen mengetahui perubahan pengenalan rangsangan

yang berasal dari produk baru yang akan kita buat (Soekarto, 1985).

Page 3: Threshold

Nama : Fitria Meilia FatahNim : 12520

Daftar Pustaka

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan Jilid 2. Jakarta.

Anonim. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri

Pangan.www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2014 pukul 18.35

WIB

Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi

UGM. Yogyakarta.

Soekarto, S. T. 1985.  Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil  Pertanian.

Bharata Karya Aksara: Jakarta.