"The They" menurut Martin Heidegger

3
Martin Heidegger Menurut Heidegger, disposisi mendasar eksistensi manusia adalah keterlemparan atau pasivitas. Apa maksudnya? Maksudnya adalah pertama bahwa sebelum manusia berada di sini, ia dulu berada di sana (da-sein). Kedua, bahwa keberadaan manusia di suatu tempat atau lingkungan tidaklah ditentukan oleh dirinya. Bagi Heidegger, disposisi ini sekaligus menentukan kemungkinan-kemungkinan pengetahuan kita. Maka, persoalan mendasar pengetahuan manusia tidak dicari dari diri manusia itu sendiri melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan pengalaman keseharian terhadap dunia yang ia hidupi. Manusia dan dunia adalah sesuatu yang sangat mendasar dan tak terpisahkan. Peristiwa keterlemparan ini merupakan peristiwa yang sangat mendasar sehingga manusia tidak pernah sepenuhnya Bagi saya, Heidegger merupakan tokoh filsafat revolusioner terbesa abad 20 ini. Ia bukan saja membalikkan gaya berpikir Descartes dengan memasukkan manusia dalam Dunianya, melainkan pula berusaha mengajak orang hidup otentik. Kita yang hidup di zaman sekarang mungkin akan kesulitan memahami gagasan Heidegger. Ia bahkan mengakui bahasa sehari-hari saja belum cukup untuk memuaskan pemahaman yang dimaksud. Maka, penggunaan bahasa dalam pemikiran Heidegger harus dipahami dengan baik The notion of language as an instrument of information urges nowadays to the extreme. The relation of human being(s) to language is undergoing a transformation the consequences of which we are not yet ready to face The ongoing of this process cannot be stopped by direct intervention. Besides, it is going on in the profoundest silence. Evidently, we have to state that language in everyday life appears as a vehicle for understanding and will be used as such a vehicle. But, there are other relations to language than the common ones. Goethe calls these other relations the 'deeper' ones and says of language: "In normal life, we make language work in a provisional way. Because we are signify just superficial relations. As soon as we speak of deeper relationships, there comes up suddenly another language, that of the poetical."

Transcript of "The They" menurut Martin Heidegger

Page 1: "The They" menurut Martin Heidegger

Martin Heidegger

Menurut Heidegger, disposisi mendasar eksistensi manusia adalah keterlemparan atau

pasivitas. Apa maksudnya? Maksudnya adalah pertama bahwa sebelum manusia berada di

sini, ia dulu berada di sana (da-sein). Kedua, bahwa keberadaan manusia di suatu tempat atau

lingkungan tidaklah ditentukan oleh dirinya. Bagi Heidegger, disposisi ini sekaligus

menentukan kemungkinan-kemungkinan pengetahuan kita. Maka, persoalan mendasar

pengetahuan manusia tidak dicari dari diri manusia itu sendiri melainkan selalu berada dalam

kaitannya dengan pengalaman keseharian terhadap dunia yang ia hidupi. Manusia dan dunia

adalah sesuatu yang sangat mendasar dan tak terpisahkan. Peristiwa keterlemparan ini

merupakan peristiwa yang sangat mendasar sehingga manusia tidak pernah sepenuhnya

Bagi saya, Heidegger merupakan tokoh filsafat revolusioner terbesa abad 20 ini. Ia bukan saja membalikkan gaya berpikir Descartes dengan memasukkan manusia dalam Dunianya, melainkan pula berusaha mengajak orang hidup

otentik. Kita yang hidup di zaman sekarang mungkin akan kesulitan memahami gagasan Heidegger. Ia bahkan mengakui bahasa sehari-hari saja belum cukup untuk memuaskan pemahaman yang dimaksud. Maka, penggunaan

bahasa dalam pemikiran Heidegger harus dipahami dengan baik

The notion of language as an instrument of informationurges nowadays to the extreme.

The relation of human being(s) to languageis undergoing a transformation

the consequences of which we are not yet ready to faceThe ongoing of this process cannot be stopped by

direct intervention.Besides, it is going on in the profoundest silence.

Evidently, we have to state that language in everyday lifeappears as a vehicle for understanding and will

be used as such a vehicle.But, there are other relations to language than the

common ones.Goethe calls these other relations the 'deeper'

ones and says of language: "In normal life, we makelanguage work in a provisional way. Because we are signify

just superficial relations. As soon as we speak of deeperrelationships, there comes up suddenly another language,

that of the poetical."

Page 2: "The They" menurut Martin Heidegger

menyadari artinya. Being-in-the-world, demikianlah istilah khas yang ditunjukkan Heidegger

untuk menunjukkan pemahamannya ini.1

Relasi Dasein dengan dunia bukan merupakan sebuah relasi objektif dalam pengertian

dengan menyelidiki dunia Dasein dapat menghasilkan pemahaman mengenai diri manusia itu

sendiri. Relasi dengan dunia merupakan relasi di mana Dasein dapat menyingkapkan makna

adanya. Tanpa dunia, pemahaman itu sendiri tidak akan pernah mungkin terjadi. Kesadaran

karena itu bukanlah melulu soal kesadaran akan (Husserl: intensionalitas kesadaran),

melainkan juga kesadaran dalam atau sebagai sesuatu. Pernyataan ini mau menegaskan

bahwa kita tidak sekedar menyadari sesuatu, melainkan sesuatu itu turut membentuk

kesadaran kita.

Dalam dunia ini manusia tidak hidup sendiri. Ia berada bersama ada-ada yang lain.

Pemahaman terhadap ada-ada yang lain tidak muncul dari pemeriksaan pikiran kita sendiri

melainkan sudah menjadi bagian dari ada-dalam-dunianya Dasein. Dengan kata lain, ada-

dalam-dunia sekaligus juga berarti berada bersama yang lain. Bagaimana hal ini dijelaskan?

Tapi, sebelum masuk ke dalam uraian Heidegger, perlu terlebih dahulu mengerti apa yang

dimaksudkan orang lain (the others) di sini.

Menurut Heidegger, perhatian Dasein pada segala sesuatu dalam dunia ini sebagai

ungkapan cara beradanya dalam ada-dalam-dunia mengikutsertakan pula perjumpaan dengan

orang lain. Ini tidak berarti Dasein menjumpai the others secara langsung. Dasein menjumpai

the others dalam dan melalui perhatian pada segala sesuatu atau dalam dunia yang

melingkupinya. Tapi, the others tidaklah dipahami dalam kehadiran objektif sebagaimana

terhadap benda-benda. The others, sebagaimana Dasein, memiliki struktur ada-dalam-dunia.

Pengertian dunia di sini (perhatian, keterlibatan di dalamnya) menjadi kunci pemahaman.

Perhatian atau keterlibatan dalam dunia menunjukkan bahwa the others adalah mitda-

sein (mit = bersama, da = di sana, sein = ada) yakni yang memiliki karakter ada-bersama

(being-with). ‘Bersama’ (With) merupakan karakter Dasein dan karakter ini harus dijelaskan

secara eksistensial. Keterbukaan (being-with) sebagai cara berada eksistensial dan struktur

ada-dalam-dunia memungkinkan pemahaman mengenai the others in their mitda-sein.2

1 Martin Heidegger. Being and Time. Bab II tentang Being-in-the-world in General as the Fundamental Constitution of Dasein.2 Idem. Bab IV, bag. 26.

Page 3: "The They" menurut Martin Heidegger

Dengan kata lain, The others sebelumnya juga berada di sana (being-there). Melalui

keterlibatannya dalam dunia, Dasein menjumpai the others.

Akan tetapi, karakter perjumpaan ini lebih bersifat apa (what) yang dikerjakan dan

dilakukan. Atau lebih tepatnya apa yang menjadi perhatian Dasein dan the others dalam

dunia ini. Pertanyaan utama Heidegger lantas adalah kapan atau bagaimana karakter

perjumpaan ini bersifat siapa (who).3 Menurut Heidegger, hal ini terjadi ketika kita

memahami secara eksistensial bahwa the others dijumpai sebagaimana apa adanya mereka,

they are what they do4. Berhadapan dengan ini, menurut Heidegger, Dasein memiliki struktur

distantiality yang membuat Dasein mampu berada bersama the others. Dalam pengertian ini,

the other bukan berada dalam pemahaman definite others. Semua orang adalah the others5.

Karena itu, Heidegger menunjuk the others sebagai das man, the they.

The they6 inilah yang memungkinkan pemahaman being-with-one-another. The they

dalam pengertian ini adalah subjek, the who dari keseharian Dasein. Apa artinya? Artinya

ketika kita membaca dan memutuskan sesuatu, kita melakukannya seperti yang the they

lakukan. Dengan kata lain, the they mempunyai fungsi normatif dalam menentukan

tingkah laku Dasein serta menunjukkan kemungkinan-kemungkinan perwujudan diri

Dasein. Inilah yang memberi makna pada setiap eksistensi Dasein. Dasein mengambil bagian

dalam konteks dunianya di mana nilai-nilai diungkapkan oleh the they tersebut. The they

bukanlah konsep universal yang mengatasi pluralitas subjek. The they justru merupakan

sebuah fenomena awali dari struktur Dasein sebagai ada-dalam-dunia.

3 Idem. Bab IV, bag. 25.4 Penggunaan tanda kapital pada ‘are’ berasal dari penulis.’Are’ dalam logika demikian menunjuk eksistensi dari subjek. Jadi di sini, terdapat kesatuan esensi dan eksistensi sebagaimana diterangkan Heidegger melalui pemahaman manusia secara ontologis dan ontis.5 “Every one is the other and no one is himself”. Idem. Bab IV, bag.27. Lebih lanjut ia mengatakan, “Initially, ’I’ ’am’ not in the sense of my own self, but I am the others in the mode of the they.” 6 Umumnya diterjemahkan sebagai ‘mereka’. Tapi, dalam bahasa Indonesia, mereka lebih merujuk kepada orang ketiga jamak. Penggunaaan demikian agak sulit ketika dikaitkan dengan pengertian ‘Yang Satu’ dari the they(pemberian tanda capital pada ‘the’ dari penulis). ‘Yang Satu’ di sini lebih mencakup saya, kamu, dan orang lain (I, You, The others). Itulah sebabnya penulis tetap mempertahankan terjemahan the they sebagai the they.