The Journal of Pelita Nusa

23
The Journal of Pelita Nusa PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA Sally Badriya Hisniati STEI LPPM Padalarang Bandung Barat Email: [email protected] ABSTRAK Secara universal mahasiswa adalah seorang yang memiliki kedudukan dan fungsi sangat mulia, sebagai agent of change, moral force, social control dan self efficacy. Karena memiliki tanggung jawab secara intelektual, maka program bimbingan sangat menentukan keberhasilan mahasiswa menjadi masyarakat yang siap berkontribusi terhadap keberlangsungan kesejahteraan dan kemajuan bangsa dalam berbagai sektor. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji hipotesis dan mengetahui 1) program bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya pada mahasiswa, 2) upaya meningkatkan akhlak positif mahasiswa, dan 3) pengaruh bimbingan Ajaran TQN Suryalaya pada mahasiswa di Institut Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Pengambilan sampel dari populasi mahasiswa tingkat akhir yang melibatkan sampel sebanyak 183 mahasiswa dari total mahasiswa tingkat akhir sebanyak 338 orang, 136 mahasiswa Institut Agama Islam dan 47 mahasiswa Sekolah Tinggi Latifah Mubarokiyah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket berskala Likert. Teknik analisis data menggunakan korelasi pearson product moment, uji determinasi, uji signifikansi, dan uji regresi. Ajaran TQN Suryalaya memiliki beberapa pengamalan ajaran pokok yaitu melakukan amalan dzikir, khataman, manaqib, qiyamul lail dan ziarah. Selain itu terdapat pengamalan dari segi prilaku (akhlak) seperti akhlak kepada Allah, akhlak kepada mursyid, akhlak kepada sesama, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada lingkungan serta bagaimana menanamkan sikap muraqabah. Adapun pengaruh Ajaran TQN Suryalaya dapat memberi pengaruh positif terhadap kehidupan sosial dimasyarakat, yang meliputi dua aspek yaitu dalam kehidupan keagamaan dan kehidupan sosial. Dengan memunculkan prilaku dan sikap yang baik,

Transcript of The Journal of Pelita Nusa

Page 1: The Journal of Pelita Nusa

The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH

NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP

AKHLAK MAHASISWA

Sally Badriya Hisniati

STEI LPPM Padalarang Bandung Barat

Email: [email protected]

ABSTRAK

Secara universal mahasiswa adalah seorang yang memiliki kedudukan dan

fungsi sangat mulia, sebagai agent of change, moral force, social control dan

self efficacy. Karena memiliki tanggung jawab secara intelektual, maka

program bimbingan sangat menentukan keberhasilan mahasiswa menjadi

masyarakat yang siap berkontribusi terhadap keberlangsungan

kesejahteraan dan kemajuan bangsa dalam berbagai sektor. Adapun tujuan

penelitian ini yaitu untuk menguji hipotesis dan mengetahui 1) program

bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya pada

mahasiswa, 2) upaya meningkatkan akhlak positif mahasiswa, dan 3)

pengaruh bimbingan Ajaran TQN Suryalaya pada mahasiswa di Institut

Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok

Pesantren Suryalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode korelatif. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Pengambilan sampel

dari populasi mahasiswa tingkat akhir yang melibatkan sampel sebanyak

183 mahasiswa dari total mahasiswa tingkat akhir sebanyak 338 orang, 136

mahasiswa Institut Agama Islam dan 47 mahasiswa Sekolah Tinggi Latifah

Mubarokiyah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket berskala

Likert. Teknik analisis data menggunakan korelasi pearson product moment,

uji determinasi, uji signifikansi, dan uji regresi. Ajaran TQN Suryalaya

memiliki beberapa pengamalan ajaran pokok yaitu melakukan amalan dzikir,

khataman, manaqib, qiyamul lail dan ziarah. Selain itu terdapat pengamalan

dari segi prilaku (akhlak) seperti akhlak kepada Allah, akhlak kepada mursyid,

akhlak kepada sesama, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada lingkungan

serta bagaimana menanamkan sikap muraqabah. Adapun pengaruh Ajaran

TQN Suryalaya dapat memberi pengaruh positif terhadap kehidupan sosial

dimasyarakat, yang meliputi dua aspek yaitu dalam kehidupan keagamaan

dan kehidupan sosial. Dengan memunculkan prilaku dan sikap yang baik,

Page 2: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 2 of 23

mentaati norma-norma yang ada, menjalin hubungan yang harmonis dalam

bermasyarakat dan berkebangsaan. Hasil penelitian menunjukkan deskripsi

bimbingan Ajaran TQN Suryalaya berkategori baik sebesar 75,69 %.

Deskripsi akhlak mahasiswa di Institut Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya

berkategori baik sebesar 74,30 %. Bimbingan ajaran TQN Suryalaya

berkorelasi kuat dan positif terhadap akhlak mahasiswa dengan koefiisien

korelasi 0,652 dan koefisien determinasi 0,452. Artinya, peningkatan kualitas

bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya akan diikuti

dengan akhlak mahasiswa. Dan sebaliknya penurunan kualitas bimbingan

Ajaran TQN Suryalaya akan diikuti dengan akhlak mahasiswa sebesar 45,2%.

Kata Kunci: Bimbingan, Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah, Akhlak

ABSTRACT

Universally a student is someone who has a very noble position and function,

as an agent of change, moral force, social control and self-efficacy. Since

they have an intellectual responsibility, the guidance program will determine

the success of the student be in a society that is ready to contribute to the

sustainability of the nation's welfare and progress in various sectors. The

purpose of this study is to test the hypothesis and find out 1) the guidance

program on the teachings of the Suryalaya Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN)

Order to students, 2) efforts to improve the positive character of students

and 3) the influence of TQN Suryalaya Teaching guidance to students at the

Institute of Islamic Religion and Institute of Economic Science of Latifah

Mubarokiyah at the Islamic Boarding School Suryalaya. This study uses a

quantitative approach with the correlative method. The sampling technique

used in this study is a simple random sampling technique. Sampling is taken

from a population of final semester students which involved a sample of 183

students from a total of 338 final semester students, 136 Islamic Institute

students and 47 Latifah Mubarokiyah Institute of Economic Science students.

The technique of data collection uses a Likert scale questionnaire; while the

technique for data analysis uses Pearson products of moment correlation,

determination test, significance test, and regression test. The TQN Suryalaya

teachings have some basic teachings, namely the practice of dhikr,

completion (khatam), virtues (manaqib), night prayer (qiyamul lail) and

pilgrimage. In addition there are practices in terms of behavior (morals) such

as morality to God, morality to teachers (morshed), morality to others,

morality to oneself, morality to the environment and how to instil the

attitudes of taking care of (muraqabah) conditions. The influence of the TQN

Suryalaya Teachings can have a positive influence on social life in the

Page 3: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 3 of 23

community, which includes two aspects, namely in the religious life and

social life by bringing out good behaviour and attitudes, adhering to the

existing norms, establishing harmonious relationships in society and

nationality. The results of the study showed that the guidance of Suryalaya's

TQN Teaching was in the good category at 75.69%. The moral description of

students at the Islamic Institute of Religion and the Institute of Economic

Science of Latifah Mubarokiyah in Suryalaya Tasikmalaya Islamic Boarding

School is in good category at 74.30%. Guidance on the teachings of TQN

Suryalaya is strongly and positively correlated with the morals of students

with a correlation coefficient of 0.652 and a coefficient of determination of

0.452, which means that improving the quality of guidance in the Teaching

of the Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya Order will be followed by

positive student morals. And conversely, the decline in the quality of

guidance in Suryalaya's TQN Teaching will be followed by the student's

morality of 45.2%.

Keywords: Guidance, Tarëqat Qodiriyah Naqsyabandiyah, Morals.

PENDAHULUAN

Mahasiswa merupakan objek yang tidak dapat terpisahkan dalam

pengembangan potensi lembaga pendidikan tinggi. Ajaran Tarekat

Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya (TQNS), dijadikan sebagai muatan

lokal dalam kurikulum Akademik Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah

(IAILM) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah (STIELM)

Pondok Pesantren Suryalaya. Dalam hal tersebut, mahasiswa IAILM dan

STIELM, pada khususnya diberi bimbingan dan praktek-praktek amaliah.

Secara spesifik praktek-praktek amaliah merupakan implementasi

bimbingan mahasiswa (dengan ajaran TQNS), sebagai cara memupuk akhlak

positif mahasiswa. Tentunya agar mahasiswa memiliki tanggung jawab

sebagai generasi penerus bangsa dan negara sesuai dengan kedudukan

mahasiswa, yang memiliki intelektual dan fungsi yang sangat mulia, yaitu

sebagai agent of change (orang-orang yang mampu membawa dampak

positif), moral force (memiliki moral yang baik), social control (pengontrol

kehidupan social) dan self efficacy ( jiwa yg memiliki potensi secara kognitif).

Terutama secara filosofis bimbingan akhlak merupakan suatu upaya

untuk dapat memupuk manusia dalam hal ini mahasiswa IAILM dan STIELM

memiliki integrasi jasmani, rohani dan kalbu demi tercapainya hakikat

Page 4: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 4 of 23

memanusiakan manusia (Ahmad Tafsir, 2010: 3). Sesuai dengan pendapat

Socrates dalam buku Ahmad Tafsir (2010: 3), bahwa ada dua macam tingkah

laku, yaitu tingkah laku mekanis yang ada pada binatang dan tingkah laku

rasional yang ada pada manusia.

Secara universal mahasiswa adalah seseorang yang memiliki

kedudukan yang baik dikalangan masyarakat karena intelektual dan

tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Namun

sangat disayangkan mahasiswa IAILM dan STIELM pada masa ini

peranannya sudah jauh dari hal tersebut diatas. Pada kenyataannya, walau

telah dibekali ajaran TQNS dalam Mata Kuliah Tasawuf, masih banyak

mahasiswa yang tidak menjalankan fungsinya baik secara hakikat (filosofis)

maupun secara syariat (undang-undang dan norma). Banyak diantaranya

bersikap apatis, bahkan lebih jauh melakukan tindakan-tindakan yang tidak

terpuji. Seperti berpakaian tidak islami, merokok, menggunakan narkotika

dan barang-barang terlarang (narkoba), kurang berdisiplin dalam beribadah,

bertutur kata tidak sopan, kurang memiliki kepedulian terhadap sesama,

bahkan ada yang pergi ke tempat hiburan malam dan sebagainya, yang

cenderung bersifat negatif.

Sementara dalam buku KHA. Shohibul Wafa Tajul Arifin, Tanbih dan

Azas dan Tujuan (1975: 37) implikasi implementasi akhlak positif menurut

pengamal (mahasiswa) Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok

Pesantren Suryalaya dapat dikatakan baik ketika dapat mengamalkan wasiat

Syeik Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) Mursyid TQN Suryalaya,

dalam TANBIH (quote) yang intinya memiliki sikap dan tindakan positif

terhadap, perintah Agama dan Negara, orang yang lebih tinggi dari kita,

sesama yang sederajat dengan kita, odan rang yang keadaannya dibawah

kita (fakir miskin).

Sedangkan idealnya, implikasi akhlak melalui pendidikan yang

bermuatan nilai afektif. Pendidikan merupakan media paling efektif dalam

mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai termasuk nilai agama, nilai

pendidikan dan nilai budaya sebagai pengetahuan dan tuntunan hidup, baik

di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan

memiliki implikasi dan kontribusi positif bagi manusia dalam menemukan

hakikat dirinya sehingga bagi mahasiswa khususnya sebagai agent of

change (orang-orang yang mampu membawa dampak positif), moral force

Page 5: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 5 of 23

(memiliki moral yang baik), social control (pengontrol kehidupan social) dan

self efficacy ( jiwa yg memiliki potensi secara kognitif), dapat menjadikan

kehidupannya lebih bermakna (Fadnil Al-Djamali, 1992: 19).

Implikasi akhlak yang diharapkan telah diamanatkan oleh Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 BAB II Pasal 3 (2003), yang

tertuang dalam tujuan pendidikan nasional, adalah “terbentuknya manusia

Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

dan bertanggung jawab”.

Tentunya dalam mewujudkan mahasiswa yang memiliki akhlak yang

positif (terpuji) perlu didukung oleh semua pihak, baik pimpinan perguruan

tinggi, dosen, staf administrasi dan masyarakat. Tanpa adanya kerjasama

yang baik dalam sistem terpadu tersebut maka tentu saja hasilnya tidak akan

baik lebih jauh mengecewakan semua pihak. Baik pihak yang terlibat secara

langsung maupun pihak pengguna sumber daya lulusan. Tanpa

mengabaikan berbagai faktor yang mempengaruhi dalam upaya

implementasi bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

Suryalaya terhadap akhlak mahasiswa dimana secara focus melakukan

penelitian di Institut Agama Islam dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah

Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Secara rinci

formulasi problemnya tergambar dalam bagan berikut ini:

Gambar 1

Formulasi Problem Dasar Penelitian

Page 6: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 6 of 23

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan penambahan responden dari satu lembaga

tinggi pendidikan menjadi dua lembaga yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Latifah Mubarokiyah dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah. Berada

dalam satu kawasan lingkungan kampus dan berada dalam naungan

yayasan yang sama yaitu Yayasan Serba Bhakti Suryalaya dengan judul

“Pengaruh Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya

Terhadap Akhlak Mahasiswa (Penelitian Di Institut Agama Islam dan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Pondok Pesantren Suryalaya

Tasikmalaya)".

METODOLOGI

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Penelitian

deskriptif bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan

atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah

untuk menjawab masalah secara aktual. Sukmadinata dalam Alhadi (2016:

Page 7: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 7 of 23

57) menyatakan bahwa “metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode

yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya

kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang

sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang

kecenderungan yang sedang berlangsung”.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan metode korelatif. Sugiyono (2016: 11) menjelaskan

bahwa “penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu” (Sugiyono, 2016: 11). Penelitian kuantitatif dimaksudkan

untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik

yang dalam analisisnya menggunakan statistik untuk meringkas sejumlah

besar data. Maka dalam penelitian kuantitatif sejak awal harus sudah jelas

bagaimana mengkualifikasi (mengangkakan) data-data yang akan

dikumpulkan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan analisis dengan

menggunakan statistik.

Selanjutnya metode korelatif merupakan metode penelitian yang

meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini

adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab

akibat yang langsung bisa dilihat. Penelitian dirancang untuk menentukan

tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.

Penelitian ditujukan untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor

berkaitan dengan variabel pada faktor lainnya..

Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh bimbingan Ajran Tarekat

Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya terhadap

akhlak mahasiswa. Dalam penelitian ini desain penelitian menggunakan

model ganda dengan satu variabel independen. Dalam model ini terdapat

satu variabel independen dan satu variabel dependen.

Gambar 2

Desain Penelitian

Keterangan:

X = Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

X Y

Page 8: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 8 of 23

Y = Akhlak Mahasiswa

Variabel bebas (independen) penelitian yaitu bimbingan Ajaran

Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya. Sedangkan

variabel terikat (dependen) yaitu akhlak mahasiswa. Melalui penelitian ini

diharapkan dapat menjawab hipotesis mengenai pengaruh bimbingan

Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya

terhadap akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya.

B. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh

mahasiswa tingkat akhir di IAILM dan STIELM. Populasi penelitian

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 1

Mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya

Sumber: Data Biro IAILM dan STIELM

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat ukur yang diperlukan

dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat

berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta

yang berhubungan dengan fokus yang diteliti (Yayan Sumaryana, 2016: 77).

Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua teknik utama pengumpulan

data yaitu teknik angket (kusioner) dan studi dokumentasi.

Jumlah Mahasiswa

Tingkat Akhir

1 Akhlak Dan Tasawuf S2 20

I 2 Ekonomi Syariah S1 16

A 3 Hukum ekonomi Syariah (Muamalah) S1 12

I 4 Komunikasi Penyiaran Islam S1 7

5 Ilmu Tasawuf S1 7

6 PGMI S1 132

7 PAI S1 57

STIE 8 Manajemen S1 70

9 Keuangan Perbankan D3 17

Jumlah 338

PT No Jurusan Jenjang

Page 9: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 9 of 23

1. Teknik Angket atau Kuesioner

Angket disebarkan pada responden yakni mahasiswa IAILM dan

STIELM sebanyak 183 orang. Penggunaan angket sebagai alat

pengumpulan data didasarkan atas beberapa alasan bahwa: (a)

responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan

dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan atau pernyataan yang

diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, (d)

angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan

dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat.

Dalam rangka pengumpulan data dengan teknik angket ini

digunakan skala Likert dengan 5 skala, yaitu Tidak Pernah = 5, Jarang =

4, Kadang-kadang = 3, Hampir Tidak Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1.

Dalam penelitian ini digunakan 3 buah instrumen berbentu angket untuk

mengukur variabel bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

(TQN) Pondok Pesantren Suryalaya terhadap akhlak. Setiap variabel

penelitian diuraikan dalam indikator yang kemudian dikembangkan

menjadi beberapa pernyataan, (a) variabel Bimbingan Ajaran TQN (X)

sebanyak 20 pernyataan, (a) variabel Akhlak Mahasiswa (Y) sebanyak 10

pernyataan.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

dari seseorang (Sugiono, 2013: 329). Dokumen yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah: (a) Data profil IAILM dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya, (b) Data Kegiatan Bimbingan Mahasiswa IAILM dan

STIELM Pondok Pesantren Suryalaya , (c) Arsip-arsip lainnya yang

berkaitan dan diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data ini

dipilih oleh peneliti untuk melengkapi pengumpulan data seperti foto-

foto atau data-data yang lainnya.

D. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif atau (statistik deskriptif) merupakan teknik

untuk pendeskripsian dan penyimpulan data secara ringkas dalam

Page 10: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 10 of 23

bentuk tabel dan simbol sehingga mudah dipahami dalam upaya

menjelaskan sejumlah data (Sumanto, 2002: 231). Termasuk dalam

statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel/grafik,

perhiungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil,

perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar

deviasi, dan prosentase (Sugiono, 2013: 200).

Setelah angket dinyatakan valid dan reliable, maka instrument

yang telah dinyatakan layak digunakan sebagai pengumpul data

disebarkan kepada responden kemudian dikumpulkan kembali untuk

dianalisis. Data yang dianalisis kemudian dijadikan data kuantitatif

dengan rentang skor (1 sampai 5). Setelah itu data yang telah diskor

diinterprestasikan sesuai dengan tabel kriteria penilaian persentase skor

sebagai berikut:

Tabel 2

Kriteria Penilaian Skor Penelitian

No Rentang Nilai/Skor Kriteria

1. 1,00 – 1,80 Tidak Baik

2. 1,81 – 2,60 Kurang Baik

3. 2,61 – 3,40 Cukup Baik

4. 3,41 – 4,20 Baik

5. 4,21 – 5,00 Sangat Baik

Diadopsi dari Sugiyono dalam Sumaryana (2013: 92).

2. Uji Prasyarat Analisis (Uji Asumsi Klasik)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memastikan bahwa

data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan melakukan analisis Normality Test

menggunakan software SPSS versi 20.0 Windows.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk menguji hubungan yang searah

atau hubungan yang berbentuk pengaruh pada satu variabel bebas

dengan variabel terikat lainnya. Uji linearitas data dilakukan dengan

melakukan analisis Compare Mean Linearity Test menggunakan

software SPSS versi 20.0 Windows.

Page 11: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 11 of 23

3. Uji Korelasi dan Uji Determinasi

a. Koefisien Korelasi

Analisis korelasi menyatakan derajat keeratan hubungan antar

variabel. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah korelasi

bivariate yang merupakan analisis yang digunakan untuk mencari

derajat keeratan hubungan dan arah hubungan. Semakin tinggi nilai

korelasi, semakin tinggi keeratan hubungan kedua variabel. Nilai

korelasi memiliki rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif

dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif

menunjukkan arah hubungan searah. Jika satu variabel naik, variabel

yang lain naik. Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan.

Jika satu variabel naik, variabel yang lain malah turun (Sugiono, 2013:

129).

Adapun menurut Sugiono (2013: 257) interprestasi dari

besarnya nilai korelasi antar variabel dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

0,00 – 1,99 : Hubungan korelasi sangat rendah

0,20 – 0,399 : Hubungan korelasi rendah

0,40 – 0,599 : Hubungan korelasi sedang

0,60 – 0,799 : Hubungan korelasi kuat

0,80 – 01,00 : Hubungan korelasi sangat kuat.

Dalam analisis koefisien korelasi, jika kedua variabel

berdistribusi normal dan regresinya linier, maka rumusnya adalah

rumus korelasi product moment. Akan tetapi jika salah satu atau

kedua variabel berdistribusi tidak normal atau tidak linier, maka

rumus korelasi yang digunakan adalah rumus rank dari Spearman.

Analisis korelasi dilakukan dengan melakukan analisis Correlation

Bivariate menggunakan software SPSS versi 20.0 Windows.

b. Koefesien Determinasi

Koefesien determinasi adalah kuadrat dari koefesien korelasi

yang dikalikan dengan 100%. Koefesien determinasi mengandung

arti bahwa besarnya prosentase varians variabel yang satu ditentukan

oleh varians variabel lain.

Page 12: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 12 of 23

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang

diajukan yakni ada atau tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di awal

bahwa terdapat 2 variabel bebas dan satu variabel terikat.

Apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan

dengan analisis parametris. Analisis uji hipotesis dengan analisis

parametris dilakukan dengan melakukan analisis Independent sample

Test menggunakan software SPSS versi 20.0 Windows.

Sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka uji

hipotesis dilakukan dengan analisis nonparametris. Analisis uji hipotesis

dengan analisis nonparametris dilakukan dengan melakukan analisis

Two Independent sample Test menggunakan software SPSS versi 20.0

Windows.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda maka

perlu dicari Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Apabila nilai

Fhitung lebih besar dari Ftabel maka terdapat korelasi atau pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

5. Persamaan Regresi Linear

Uji regresi digunakan untuk memastikan suatu variabel dependen

berdasarkan satu atau dua variabel independen dalam suatu persamaan

linear. Analisis uji regersi linear dilakukan dengan melakukan analisis

Regresion menggunakan software SPSS versi 20.0 Window.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Data Variabel X (Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya)

Pengumpulan data variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) diukur

melalui 5 indikator yaitu dzikir, khataman, manakib, qiyamul lail, dan

ziarah. Ke-lima indikator tersebut dijabarkan dalam 20 item pernyataan

yang harus dijawab oleh 183 mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya. Hasil analisis deskriptif variabel X dapat dilihat pada

Page 13: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 13 of 23

tabel berikut ini:

Tabel 3

Hasil Kategorisasi Skor Variabel X

No Indikator Rerata %

1 Dzikir 3,76 75,2 Baik

2 Khataman 3,86 77,3 Baik

3 Manakib 3,85 77,0 Baik

4 Qiamul Lail 3,74 74,9 Baik

5 Ziarah 3,68 73,6 Baik

a. Deskripsi Data Dzikir

Deskripsi data indikator dzikir diukur dengan 5 (lima) item

berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,76 dengan rata-

rata kecenderungan sebesar 0,752 atau 75,2 %. Dengan demikian

pada aspek atau indikator dzikir telah terlaksana dengan baik.

b. Deskripsi Data Khataman

Deskripsi data indikator khataman diukur dengan 5 (lima) item

berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,86 dengan rata-

rata kecenderungan sebesar 0,773 atau 77,3 %. Dengan demikian

pada aspek atau indikator khataman telah terlaksana dengan baik.

c. Deskripsi Data Manaqib

Deskripsi data indikator manaqib diukur dengan 3 (tiga) item

berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,85 dengan rata-

rata kecenderungan sebesar 0,770 atau 77 %. Dengan demikian pada

aspek atau indikator manaqib telah terlaksana dengan baik.

d. Deskripsi Data Qiyamul Lail

Deskripsi data indikator qiyamul lail diukur dengan 4 (empat)

item berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,74 dengan

rata-rata kecenderungan sebesar 0,749 atau 74,9 %. Dengan

demikian pada aspek atau indikator qiyamul lail telah terlaksana

dengan baik.

e. Deskripsi Data Ziarah

Deskripsi data indikator ziarah diukur dengan 3 (tiga) item

berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,68 dengan rata-

rata kecenderungan sebesar 0,736 atau 73,6 %. Dengan demikian

Page 14: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 14 of 23

pada aspek atau indikator ziarah telah terlaksana dengan baik.

Dari 5 indikator, perolehan rerata skor tertinggi diperoleh pada

aspek khataman. Sedangkan skor terendan diperoleh pada aspek ziarah.

Namun secara keseluruhan, ke-lima indikator dzikir, khataman, manakib,

qiyamul lail, dan ziarah) telah terlaksana dengan baik. Gambaran

mengenai bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah IAILM

dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya dapat dideskripsikan melalui

gambar berikut:

Gambar 3

Gambaran Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

Berdasarkan hasil pengolahan data skor 20 item pernyataan

terkait variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya), diperoleh rata-rata

sebesar 3,78 dengan rata-rata kecenderungan sebesar 0,757 atau 75,7 %.

Dengan demikian secara umum bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya telah

terlaksana dengan baik.

2. Deskripsi Data Variabel Y (Akhlak Mahasiswa IAILM dan STIELM

Pondok Pesantren Suryalaya)

Pengumpulan data variabel Y (akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM

Pondok Pesantren Suryalaya) diukur melalui 4 indikator yaitu sikap, watak,

kepribadian, dan tabiat. Ke-empat indikator tersebut dijabarkan dalam 10

item pernyataan yang harus dijawab oleh 183 mahasiswa IAILM dan STIELM

3,003,103,203,303,403,503,603,703,803,904,00

Dzikir Khataman Manakib Qiamul Lail Ziarah

3,76

3,86 3,85

3,743,68

Bimbingan Ajaran TQN

Page 15: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 15 of 23

Pondok Pesantren Suryalaya. Hasil analisis deskriptif variabel Y dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Hasil Kategorisasi Skor Variabel X

No Indikator rerata % Kategori

1 Sikap 3,54 70,7 Baik

2 Watak 3,77 75,3 Baik

3 Kepribadian 3,90 78,1 Baik

4 Tabiat 3,66 73,2 Baik

a. Deskripsi Data Sikap

Deskripsi data indikator sikap diukur dengan 2 (lima) item berupa

pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,54 dengan rata-rata

kecenderungan sebesar 0,707atau 70,7 %. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya

memiliki sikap yang baik.

b. Deskripsi Data watak

Deskripsi data indikator watak diukur dengan 3 (tiga) item berupa

pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,77 dengan rata-rata

kecenderungan sebesar 0,753atau 75,3 %. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya

memiliki watak yang baik.

c. Deskripsi Data Kepribadian

Deskripsi data indikator kepribadian diukur dengan 2 (dua) item

berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,90 dengan rata-rata

kecenderungan sebesar 0,7813atau 78,1 %. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya

memiliki kepribadian yang baik.

d. Deskripsi Data Tabiat

Deskripsi data indikator kepribadian diukur dengan 3 (tiga)

item berupa pernyataan, diperoleh rata-rata sebesar 3,66 dengan rata-

rata kecenderungan sebesar 0,732 atau 73,2 %. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya memiliki tabiat yang baik.

Page 16: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 16 of 23

Menelaah dari 4 indikator, perolehan rerata skor tertinggi diperoleh

pada aspek kepribadian. Sedangkan skor terendah diperoleh pada aspek

sikap. Namun secara keseluruhan, ke-empat indikator akhlak yang terdiri

dari sikap, watak, kepribadian, dan tabiat berkategori baik. Gambaran

mengenai akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya

dapat dideskripsikan melalui gambar berikut:

Gambar 4

Gambaran Akhlak

Berdasarkan hasil pengolahan data skor 10 item pernyataan

terkait variabel Y (akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya), diperoleh rata-rata sebesar 3,71 dengan rata-

rata kecenderungan sebesar 0,743 atau 74,3 %. Dengan demikian

secara umum mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren

Suryalaya memiliki akhlak yang baik.

3. Pengaruh Bimbingan Ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

Terhadap Akhlak Mahasiswa IAILM Dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya

Hasil analisa korelasi dengan menggunakan Correlations Product

Moment Pearson menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel X

(bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah IAILM dan

STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) dengan variabel Y (akhlak

mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya).

Hasil penghitungan analisa koefesien korelasi sebesar 0,652

3,003,103,203,303,403,503,603,703,803,904,00

Sikap Watak Kepribadian Tabiat

3,54

3,77

3,90

3,66

Akhlak

Page 17: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 17 of 23

dengan korelasi kuat/tinggi. Selain itu hasil koefisien korelasi

menunjukkan arah korelasi positf artinya apabila tingkat bimbingan

ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah dalam kategori baik, maka

akhlak mahasiswa pun akan baik pula, dan apabila bimbingan ajaran

Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah buruk/rendah, maka akhlak

mahasiswa pun akan buruk/rendah.

Hasil analisis determinasi memperlihatkan besarnya koefisien

determinasi sebesar 0,425. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Y

(akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya)

ditentukan oleh variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya)

sebesar 42,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 57,5 % ditentukan oleh

variabel lain yang perlu diteliti lebih lanjut karena keterbatasan penelitian

ini.

Temuan penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian

Fatmawati (2013: 13) bahwa pelaksanaan kegiatan tasawuf dengan

berzikir menggunakan metode pengucapan zikir sebanyak-banyak dan

dilakukan berulangulang secara konsisten sehingga mencapai kesucian

rohani dan ditunjukkan akhlak yang baik di masyarakat. Apabila telah

mencapai tingkatan tertentu para ikhsan berhak mendapat ijazah dari

gurunya yang dianggap layak untuk menjadi ikhsan/murid.Ajaran

tasawuf ini berlandaskan perilaku para ikhsan yakni landasan taqwa

kepada Allahdan meneladani perilaku Nabi Muhammad Saw yang

mempunyai akhlak terpuji, karenanya perilaku para ikhsan akhlaknya

senantiasa terjaga.

Hasil penelitian Salahudin (2016: 65) mengungkapkan bahwa

amalan tarekat merupakan bagian dari bentuk proses pendidikan jiwa,

karena berisi bacaan bacaan zikir yang mengesakan dan mengagungkan

Allah sebagai Tuhan alam semesta. Amalan tarekat dilakukan dengan

metode yang menyentuh jiwa manusia yang paling dalam, yakni: bai’at,

rabitah, muraqqabah dan suluk. Melakukan amalan tarekat berarti

melakukan proses pendidikan jiwa. Langkah-langkah yang dilalui dalam

mengamalkan tarekat adalah tazkiyatu al nafs, taqarrub ilallah dan

ma’rifat bi Allah. Terbukti bahwa jama’ah anggota Tarekat Qadiriyah dan

Naqsabandiyah jiwanya menjadi tenang, terhindar dari sifat iri dan

Page 18: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 18 of 23

dengki serta mampu mengontrol diri dari perbuatan negative.

Peningkatan akhlak melalui pengamalan dzikir yang di lakukan

secara kontinyu (istiqomah). Dengan cara pengamalan dzikir dalam

tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyyah dilakukan dengan keras dan

pelan yaitu membaca La Ilaha illallah, yang di baca secara istiqomah

setiap selesai sholat maktubah sebanyak 165 kali. Pengaruh yang di

dapatkan ketika seseorang mengamalkan dzikir secara istiqomah yaitu

menjadikan orang tersebut khusyu’ dalam sholatnya. Santri/mahasiswa

akan lebih mengetahui bagimana harus melakukan hubungan baik

dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya

ataupun dengan Allah SWT sebagai penciptanya.

Peningkatan akhlak dalam TQN dapat diimplementasikan melalui

Takhalliyah, Tahalliyah, dan Tajalliyah. Dengan munculnya sifat tajalli

tersebut berarti mahasiswa telah menumbuhkan potensi ESQ

(Emotional-Spiritual Quotient) dalam dirinya secara sempurna.

Peningkatan ESQ (Emotional-Spiritual Quotient) melalui ritul-ritual

keagamaan yang lainnya. Pada tingakatn ini dilakukan dengan cara

ritual- ritual yang di lakukan dalam tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiya

antara lain: dzikir, mujahadah / Istighatsah, khotaman dan pembacaan

manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani. Dengan adanya kegiatan tersebut

akan menambah hubungan dan kedekatan antar jama’ah tarekat,

sehingga apabila salah satu dari mereka ada yang mempunyai

permasalahan hidup maka yang lain dapat membantunya.

Hasil penelitian havid Alfiani (2017:115) menjelaskan bahwa

ajaran Tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah memiliki beberapa

pengamalan ajaran tarekat dalam kehidupan social yaitu melakukan

amalan dzikir, pengamalan dari segi prilaku (akhlak) seperti akhlak

kepada Allah, akhlak kepada mueryid, akhlak kepada sesama, akhlak

kepada diri sendiri, akhlak kepada lingkungan serta bagaimana

menanamkan sikap muraqabah. Ajaran TQN ini di Implementasikan

dalam kegiatan beribadah dan muamalah oleh para pengikut tarekat

maupun masyarakat yang tidak mengikuti tarekat. Adapun pengaruh

ajaran TQN dapat memberi pengaruh positif terhadap kehidupan sosial

dimasyarakat, yang meliputi tiga aspek yaitu dalam kehidupan

keagamaan, kehidupan bersosial dan ekonomi. Dengan memunculkan

Page 19: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 19 of 23

prilaku dan sikap yang baik, mentaati norma-norma yang ada, menjalin

hubungan yang harmonis dari segi apapun baik dari segi sosial,

perekonomian dan kemaslahatan lainnya. Aktif dalam bidang

keagamaan dan semakin menambah ketaqwaan diri kepada Allah.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aisyah (2010: 89)

menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,430 yang berarti terdapat

korelasi yang positif antara pengaruh amalan Tarekat Qadiriyah wa

Naqabandiyah terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Suryalaya,

yang mana korelasi tersebut tergolong sedang atau cukup. Temuan

penulis menunjukkan terdapat korelasi sebesar 0,652 dengan

determinasi 0,425 atau sebesar 42,5%. Artinya, bimbingan ajaran Tarekat

Qodiriyah Naqsyabandiyah secara signifikan berpengaruh terhadap

akhlak mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya.

Dengan demikian bimbingan pengamalan TQN tersebut dapat di jadikan

sebagai upaya dalam meningkatkan akhlak masyarakat muslim

khususnya mahasiswa yang hal tersebut memang sangat di butuhkan,

karena mereka saat ini sedang berada di zaman modern dalam

menghadapi perkembangan dan persaingan global.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan setlah melakukan

penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh bimbingan Ajaran Tarekat

Qodiriyah Naqsyabandiyh (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya terhadap

akhlak mahasiswa, menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diterima, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran program bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah Suryalaya pada mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya berdasarkan hasil pengolahan data skor 20 item,

diperoleh rata-rata sebesar 3,78 dengan rata-rata kecenderungan

sebesar 0,757 atau 75,7 %. Dengan demikian secara umum menunjukan

kedalam kategori baik. Dimana dalam mengimplementasikan

Page 20: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 20 of 23

bimbingan Ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya, mahasiswa

mengamalkan dzikir, khataman, manaqib, qiamul lail, ziarah, yang secara

garis besar merupakan sebuah amalan yang intinya mengingat norma

dalam bentuk pengulangan kalimat yang dianggap suci, mengagungkan

sang pencipta (Allah SWT).

2. Gambaran upaya meningkatkan akhlak positif mahasiswa IAILM dan

STIELM Pondok Pesantren Suryalaya, berdasarkan hasil pengolahan data

skor 10 item diperoleh rata-rata 3,71 dengan rata-rata kecenderungan

sebesar 0,743 atau 74,3 %. Dengan demikian secara umum menunjukan

kedalam kategori baik. Mahasiswa di beri bimbingan mendekati Allah

secara benar, dengan menggunakan Ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah. Apabila lisan, hati, dan seluruh anggota badannya

dipergunakan untuk ketaatan dan mencari keridhaan Allah, berhenti dari

maksiat serta hal-hal yang diharamkan Allah, maka ia memperoleh

keutamaan dan kelebihan, juga berarti bahwa ia telah memulai

perjalanan yang diberkahi menuju Allah. Hal tersebut juga yang dapat

dijadikan faktor pendukung memupuk akhlak positif mahasiswa, dimana

sikap, watak, kepribadian dan tabiat, agar mahasiswa memiliki tanggung

jawab sebagai generasi penerus bangsa dan negara sesuai dengan

kedudukan mahasiswa, yang memiliki intelektual dan fungsi yang sangat

mulia, yaitu sebagai agent of change (orang-orang yang mampu

membawa dampak positif), moral force (memiliki moral yang baik), social

control (pengontrol kehidupan social) dan self efficacy ( jiwa yg memiliki

potensi secara kognitif).

3. Gambaran pengaruh bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah

Naqsyabandiyah Suryalaya pada mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok

Pesantren Suryalaya terhadap akhlak, hasil penghitungan analisa

Page 21: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 21 of 23

koefesien korelasi sebesar 0,652 dengan korelasi kuat/tinggi. Dan hasil

analisis determinasi memperlihatkan besarnya koefisien determinasi

sebesar 0,425. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Y (akhlak

mahasiswa IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) ditentukan

oleh variabel X (bimbingan ajaran Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah

IAILM dan STIELM Pondok Pesantren Suryalaya) sebesar 42,5 %.

Sedangkan sisanya sebesar 57,5 % ditentukan oleh variabel lain yang

perlu diteliti lebih lanjut. Salah satunya yaitu mahasiswa yang telah

memiliki prinsif ajaran lain selain Ajaran TQN Pondok Pesantren

Suryalaya namun mengikuti bimbingan dikarenakan tuntutan akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. (2010). Pengaruh Amalam Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah

Terhadap Akhlak Santri Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Alfiani, Havid. (2017). Implementasi Ajaran Ntarekat Qadiriah Wa

Naqsyabandiyah Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat (Studi Di Desa

Depok Rejo Kecamatantrimurjo Kabupaten Lampung Tengah).

Lampung: Skripsi UIN Raden Intan.

Alhadi, Ibnu S. (2016). Pengaruh Jabatan Dalam Struktur Organisasi Sekolah

dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Ketua Program Keahlian

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Wilayah 04 Kota Bekasi. Tesis

sarjana Administrasi Pendidikan (Bandung: Perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia.

Arifin, Shohibul Wafa Tajul. (2014). Ibadah. Tasikmalaya: Mudawwamah

Warohmah.

____________ (2014). Miftah as-Sudur. Tasikmalaya: Mudawwamah Warohmah.

Page 22: The Journal of Pelita Nusa

Volume : 1, Nomor: 1, 27/05/2021 ISSN : 0000-0000

Sally Badriya Hisniati Page 22 of 23

____________ (1975). Tanbih dan Azas dan Tujuan. Sukabumi: Mudawamah.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Bandung: Alfabeta.

Athailah, Ibn. (2012). Mutu Manikam Dari Kitab Al Hikam. Surabaya: Mutiara

Ilmu.

Habibah, Aina Noor. (2013) Pemikiran Tasawuf Akhlaqi K.H. Asyhari Marzuqi

Dan Implikasinya Dalam Kehidupan Modern, Jurnal Tasawuf dan

Pemikiran Islam, Volume 3, Nomor 2.

Hasanah, Aan. (2012). Pendidikan Karakter Berperspektif Islam. Bandung:

Insan Komunika.

Kasman, Rusdi. (2013). Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk

Meningkatkan Kecerdasan Moral Siswa (Studi Pengembangan Di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Setu Bekasi, Jurnal Bimbingan dan

Konseling. Vol,2 No. 1, No. 1.

Kurniawan, Sofyan Yamin Heri. (2009). SPSS Complete Teknik Analisis

Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

Madjid, Nurcholish. (1997). Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina.

Marzuki. Pembentukan Kultur Akhlak Mulia Di Kalangan Mahasiswa UNY

Melalui Pembelajaran PAI. PKn&H–FISE–UNY Karangmalang

Yogyakarta.

Masyuri, Aziz. (2014). Permasalahan Thariqoh Hasil Kesepakatan Muktamar

dan Musyawarah Besar Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah

Nahdlatul Ulama (1957-2012 M). Jombang: Al-Aziziyyah.

Muthahhari, Murtadha. (2008). Falfasatul Akhlaq. (Terjemahan) Quantum

Akhlak. Yogyakarta: Arti.

Siswoyo, Dwi dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press; TIM

Dosen PPB FIP UNY.

Page 23: The Journal of Pelita Nusa

PENGARUH BIMBINGAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA TERHADAP AKHLAK MAHASISWA.

Sally Badriya Hisniati

Page 23 of 23

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi Mix Methode. Bandung:

Alfabeta.

_____________ (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan

Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sumanto. (2002). Statistika Terapan. Jakarta: CAPS.

Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad. (2010). Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani,

Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja

Rosdakarya,

Turkamani, Husain ‘Ali. (1992). Family: The Centre of Stavility, terj. M.S.

Nasrullah dan Ahsin M, Model model bimbingan Keluarga dan Wanita

Islam Mengagungkan Rahasia Isu Emansipasi. Jakarta: Pustaka Hidayah.

Undang-Undang Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen. (2007) Jakarta:

Visimedia.

Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan

Tinggi.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) No.20 Tahun 2003

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. (2012). Landasan Model model

bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.